jaminan kelayakan usaha & mekanisme pkln-sjku

Upload: anonymous-wipmq5rh

Post on 08-Jul-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    1/16

    JAMINAN KELAYAKAN USAHA DANMEKANISME SERTA TATA

    CARA PERSETUJUAN KREDIT LUAR NEGERI

    UNTUK SEKTOR KETENAGALISTRIKAN

    Gran Melia Hotel

    Jakarta, 15 April 2015

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    2/16

    SURAT JAMINAN KELAYAKAN USAHA

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    3/16

    GOVERNMENT GUARANTEE IN INDONESIA

    No Guarantee Scheme Regulation

    1 Public Private Partnership (PPP) 1. Presidential Decree No.13/2010

    2. Presidential Decree No.78/2010

    3. Minister of Finance Regulation No. 260/2010

    2 Letter of Guarantee

    (1st crash program)

    1. Presidential Decree No. 71/2006

    2. Presidential Decree No. 91/2007

    3. Presidential Decree No. 59/2009

    4. Minister of Finance Regulation No. 44/2008

    3 Business Feasibility Guarantee

    (2nd crash program)

    1. Presidential Decree No.4/2010

    2. Minister of Energy and Mineral Resource

    Regulation No. 15/2010 jo. Minister of Energy

    and Mineral Resource Regulation No 01/2012

    (project list)

    3. Minister of Finance Regulation No 139/2011

    3

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    4/16

    According to the Presidential Decree Number 4/2010,

    Government through Ministry of Finance providesBusiness Feasibility Guarantee  to PT PLN (Persero) in

    developing the 2nd Crash Program.

    The guarantee contains a commitment from theGovernment of Indonesia to assure that PT PLN

    (Persero) will be able fulfill its obligation under PPA.

    The guarantee will be given to the projects as listed in

    the Ministry of Energy and Mineral Resource RegulationNo. 15/2010 jo. Ministry of Energy and Mineral Resource

    Regulation No. 01/2012

    4

    GOVERNMENT GUARANTEE – 2nd Crash Program

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    5/16

    PROCEDURE FOR ISUED NON GEOTHERMAL PROJECT

    BUSINESS FEASIBILITY GUARANTEE THAT HAS BEEN SIGNED PPA

    PPA Valid

    COD

    Construction

    of Project

    End ofcontract

    Financial Closing Date Issuance of NOID

    Performance Security II1. PPA

    2. Feasibility Operating Study

    3. Financial Model Proyek

    Usulan JKU

    EvaluasiBidding

    Penerbitan Surat JKU PPA efektif

    Signing

    PPA

    5.

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    6/16

      BKF

    DJPU

    Biro Hukum

    PLN

    Menteri

    Keuangan

    Pengembang

    Listrik Swasta

    (PLS)

    Usulan pemberian

    Jaminan

    Kelayakan Usaha

    Rekomendasi :

    •  Penerbitan JKU

    •  Jangka waktu JKU

    (2 hari)

    Disposisi

    (1 s.d 3 hari)

    Penandatanganan

    Surat Jaminan

    Kelayakan Usaha(1 hari)

    Mulai

    Penerbitan surat

    Jaminan Kelayakan

    Usaha(1 s.d 3 hari)

    Evaluasi

    Dokumen(7 hari)

    Lengkap

    Tidak lengkap

    Melengkapi dokumen

    Copy Surat JKU

    Surat JKU

    1

    2 3

    4

    5.

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    7/16

    TATA CARA PERSETUJUAN KREDIT LUAR NEGERIUNTUK SEKTOR KETENAGALISTRIKAN

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    8/16

    8

    Maksud dan Tujuan

    Dalam rangka untuk lebih memanfaatkan dan menertibkan

    penerimaan kredit luar negeri, dipandang perlu untuk mengeluarkan suatuKeputusan Presiden yang memuat ketentuan - ketentuan sebagai pedoman

    dalam penerimaan dan penggunaan kredit luar negeri. (Keppres 59/1972)

    Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional diperlukan kebijakan dan

    langkah-langkah yang terkoordinasi untuk mengelola PKLN. (Keppres 39/1991)

    Bahwa penggunaan PKLN sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunannasional perlu dikelola dengan kebijakan yang tidak menimbulkan tekanan

    terhadap neraca pembayaran internasional Indonesia, dan tidak mengakibatkan

    kesimpangsiuran dalam memasuki pasar modal internasional serta agar beban

    pembayaran pinjaman luar negeri tetap dalam batas kemampuan ekonomi

    Indonesia. (Keppres 39/1991)

    Untuk melaksanakan koordinasi pengelolaan PKLN perlu dibentuk tim koordinasi

    pengelolaan PKLN. (Keppres 39/1991) yang terdiri dari Kemenko Perekonomian,

    Kementerian Keuangan, Bappenas, Bank Indonesia, dan Kementerian Teknis.

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    9/16

    9

    Dasar Hukum

    Keppres 59/1972 tentang Penerimaan Kredit Luar Negeri

    Penerimaan kredit luar negeri oleh Badan Usaha Negara dan Badan Usaha Daerahtanpa jaminan Pemerintah dan tidak menimbulkan kewajiban apapun bagi

    Pemerintah harus mendapatkan ijin dari Menteri Keuangan setelah mendengar

    pendapat Ketua Bappenas dan Gubernur Bank Indonesia. (pasal 4 ayat 1)

    Keppres 39/1991 tentang Koordinasi Pengelolaan Pinjaman Komersial Luar

    Negeri.Pembentukan tim untuk mengkoordinasi pengelolaan PKLN dimana Menko

    Perekonomian berperan sebagai Sekretaris tim PKLN dengan anggota Menteri

    Keuangan, Kepala Bappenas, Menteri BUMN, Gubernur BI dan Menteri Teknis.

    Keputusan Tim Koordinasi Pengelolaan Pinjaman Komersial Luar Negeri Nomor:

    Kep-02/K.TIM.PKLN/1992 tentang PKLN dalam Rangka Joint Venture.Penjelasan lebih lanjut dari Keppres 39/1991 dalam hal pengaturan PKLN

    perusahaan joint venture terkait batas minimal partisipasi modal

    Pemerintah dan/atau BUMN serta nilai pinjaman yang diharuskan

    memperoleh ijin tim PKLN.

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    10/16

    10

    Pinjaman Luar Negeri yang Wajib Memperoleh Persetujuan Tim

    PKLN

    1. Pinjaman oleh BUMN. (Keppres 59/1972 pasal 4 ayat 1)

    2. Pinjaman oleh Swasta sepanjang (Keppres 39/1991 pasal 6):a. Pinjaman yang berhubungan dengan proyek-proyek pembangunan yang pembiayaannya bersifat

    "nonrecourse", "limited-recourse" "advenced payment", "trustee borrowing", "leasing" dan

    sebagainya.

    b. Pinjaman yang berhubungan dengan proyek-proyek pembangunan yang pembiayaannya didasarkan

    kepada "BOT", "B&T" dan sebagainya.

    3. Pinjaman yang dilakukan oleh  joint venture dimana saham Pemerintah/BUMN lebih dari51% dan jumlah pinjaman lebih dari USD 20 juta (Kep-02/K.TIM.PKLN/1992 pasal 1) 

    4. Pinjaman yang dikecualikan dari persetujuan tim PKLN (Keppres 39/1991 pasal 7)

    a. PKLN untuk keperluan perdagangan yang bersifat jangka pendek.

    b. PKLN oleh Swasta untuk pembiayaan proyek pembangunan yang tidak ada kaitannya dengan

    Pemerintah atau BUMN (termasuk Bank Pemerintah dan Pertamina) dalam bentuk pengikutsertaan

    modal Pemerintah, jaminan penyediaan bahan baku, jaminan pembelian hasil produksi atau kaitan

    dalam bentuk apapun.

    c. PKLN lainnya yang ditetapkan oleh Tim Pinjaman Komersial Luar Negeri.

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    11/16

     Tim PKLN

    Rapat timTeknis tingkat

    Eselon I

    TanggapanTertulisEselon I

    SirkulerLembar

    Persetujuan

    Keputusan

    Ketua TimPKLN

    Mekanisme Pemberian Persetujuan PKLN (s.d 2014)

    Peminjam(BUMN/Swasta)

    11

    Terdiri dari:

    -Kemenko Perekonomian

    (Dep bid koordinasi fiskal

    & moneter)

    -Kemen Keuangan (BKF)

    -Kemen BUMN (sesuai bidang

    BUMN)

    -Bappenas (Dep Bid Ekonomi)

    -BI (Departemen Internasional)

    -Kemen Teknis

    Penandatangan lembar

    PKLN oleh

    - Menko Perekonomian

    - Kepala Bappenas

    - Menteri Keuangan

    - Menteri BUMN

    - Menteri Teknis

    - Gubernur BI

    Menko

    Perekonomian

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    12/16

     Tim PKLN

    Rapat timTeknis tingkat

    Eselon I

    Tanggapan TertulisEselon I

    Sirkuler LembarPersetujuan

    Keputusan KetuaTim PKLN

    Mekanisme Pemberian Persetujuan PKLN (Exist ing )

    Peminjam(BUMN/Swasta)

    12

    Terdiri dari:

    -Kemenko Perekonomian

    (Dep bid koordinasi fiskal

    & moneter)

    -Kemen Keuangan (DJPPR)

    -BI (Departemen Internasional)

    Penandatangan lembar

    PKLN oleh

    - Menko Perekonomian

    - Menteri Keuangan

    - Gubernur BI

    Menko

    Perekonomian

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    13/16

    13

    Persetujuan PKLN dan Perspektif Risiko Fiskal

    Terkait BUMN, potensi timbulnya risiko fiskal adalah dampak atas pinjaman

    terhadap kondisi dan kinerja keuangan BUMN yang dapat berakibat padakemungkinan gagal bayar atau menurunnya target dividen Pemerintah pada

    penerimaan APBN.

    Terkait Swasta, mengingat persetujuan PKLN ditujukan untuk kegiatan yang terkait

    dengan program Pemerintah, potensi risiko fiskal yang mungkin terjadi adalah risiko

    keterlambatan penyelesaian proyek (terutama target  financial close) yang dapatmenyebabkan timbulnya kewajiban Pemerintah berdasarkan risk sharing (jika ada)

    sesuai kesepakatan kerjasama yang diperjanjikan antara Pemerintah/BUMN dengan

    pihak swasta tersebut.

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    14/16

    14

    Update PKLN terkait Keppres 59/1972 (1) 

    Menunjuk Surat Menteri BUMN kepada Menko Perekonomian Nomor S-399/MBU/2011

    tanggal 8 Juli 2011, disampaikan bahwa keberadaan Keppres Nomor 59/1972 dirasakan:

    a. mempersulit BUMN dalam mengelola pembiayaan yang berasal dari pinjaman luar negeri;

    dan

    b. menghambat komitmen BUMN dalam mendukung pelaksanaan MP3EI 2011-2025,

    sebagaimana ditetapkan Perpres Nomor 32 Tahun 2011.

    Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh lintas Kementerian beserta BI, disimpulkan bahwaketentuan dalam Keppres 59/1972 sebagian besar sudah tidak sejalan dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Keppres 59/1972 tersebut juga dinilai tidak sesuai lagi dengan perkembangan ekonomi dewasa

    ini. Untuk itu, dipandang perlu melakukan pengaturan kembali terhadap ketentuan mengenai

    penerimaan kredit luar negeri oleh Badan Usaha.

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    15/16

    15

    Update PKLN terkait Keppres 59/1972 (2) 

    Menteri Keuangan telah menyusun Rancangan Peraturan Presiden pengganti Keppres 59/1972,

    yang memuat pokok-pokok materi sebagai berikut:

    a. ketentuan mengenai pelarangan kepada Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”),  Badan

    Usaha Milik Daerah, dan Badan Usaha Milik Swasta untuk menerima tawaran kredit luar

    negeri yang disertai dengan pemberian jaminan dari Pemerintah untuk pembayarannya

    kembali dan/atau tidak menimbulkan kewajiban suatu apapun bagi Pemerintah sebagai

    akibat dari penerimaan kredit luar negeri yang bersangkutan;

    b. ketentuan mengenai pengecualian larangan pemberian jaminan Pemerintah atas

    pemberian jaminan pemerintah kepada BUMN yang diberikan berdasarkan Peraturan

    Presiden tersendiri ataupun kepada BUMN yang sedang dalam program

    penyehatan/restrukturisasi;

    c. ketentuan yang menyatakan bahwa kewenangan memberikan jaminan Pemerintah ada

    pada Menteri Keuangan; dan

    d. Ketentuan mengenai pencabutan Keppres 59/1972.

    Status Rperpres dimaksud saat ini berada di Sekretaris Kabinet untuk dilakukan koordinasi

    kembali oleh Kementerian terkait.

  • 8/19/2019 Jaminan Kelayakan Usaha & Mekanisme PKLN-SJKU

    16/16

    TERIMA KASIH