biologi mekanisme gerak

47
FIRDAUSI AFIFAH 11 NUR ULFIATUS 19 NURUL FARIDAH 20 WINDA KHAIRANA 27 MEKANISME KONTRAKSI OTOT

Upload: reedha-williams

Post on 22-Jun-2015

3.820 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biologi mekanisme gerak

FIRDAUSI AFIFAH 11NUR ULFIATUS 19

NURUL FARIDAH 20WINDA KHAIRANA 27

MEKANISME KONTRAKSI OTOT

Page 2: Biologi mekanisme gerak

Tiap berkas otot merupakan kumpulan banyak sekali serabut otot

Setiap serabut otot mengandung ribuan serabut silindris yang lebih kecil.

Serabut kecil itu tersusun atas protein kontraktil yang dinamakan miofibril.

Miofibril itu terdapat di sepanjang serabut otot.Di dalam miofibril terdapat unit-unit kecil yang disebut

miofilamen atau sarkomer.Sarkomer terdiri atas filamen aktin yang tipis dan filamen

miosin yang tebal.Aktin dan miosin ini merupakan protein kontraktil yang bisa

berkontraksi dan relaksasi (kembali kesemula) karena didukung dengan ATP

Page 3: Biologi mekanisme gerak
Page 4: Biologi mekanisme gerak

Bagian-bagian Sarkomer

Page 5: Biologi mekanisme gerak

Sarkomer

Page 6: Biologi mekanisme gerak

Aktin dan Miosin

Page 7: Biologi mekanisme gerak

Aktin dan Miosin

AktinTerdiri dari dua untaian benang yang memilin satu sama lain. Di setiap simpul terdapat “binding site” untuk miosin. Dalam keadaan relaks, terdapat sebuah molekul yang menutupi/membungkusnya disebut tropomiosin

MiosinTiap filamen terdiri dari banyak molekul miosin. Setiap molekul mempunyai ekor dan 2 kepala globular. Kepala miosin akan menempel kepada “binding site” miosin di aktin. Penempelan tersebut disebut cross-bridges. Kepala miosin mengandung enzim ATPase yang akan membebaskan energi dari ATP untuk memberikan kekuatan saat oto berkontraksi

Page 8: Biologi mekanisme gerak

Aktomiosin

Aktomiosin adalah pertautan antara miofilamen tebal (myosin) dan miofilamen tipis (aktin) pada organisasi miofibriler otot (Modul Struktur Otot) dan mengakibatkan terjadinya kekakuan otot. 

Page 9: Biologi mekanisme gerak

Serabut Myofibril itu tersusun atas Protein kontraktil yang berupa protein Aktin dan Miosin yang bisa berubah rubah karena kemampuan kontraktilnya

Bisa membentuk Aktomiosin sehingga membuat serabut memendek dan sebaliknya membentuk protein masing masing aktin dan miosin sehingga serabutnya memanjang lagi

Protein kontraktil aktin dan miosin yang menyusun myofibril itu bisa terjadi perubahan karena diotot banyak terdapat Adenosin Tri Phosphat sebagai energi instan otot yang bisa dengan mudah teruarai sehingga menghasilkan energi

Tentu ATP terurai , protein aktomiosin terbentuk dan berkontraksi tidak begitu saja bisa terjadi serta merta pasti ada penggerak stimulator yang ada yaitu Rangsang . rangsang dari reseptor itu dilanjutkan ke syaraf kemudia ke efektor yaitu otot

Otot bisa menerima rangsang karena terdapat senyawa asetil kolin yang peka terhadap rangsang

Senyawa asetilkolin ini jika ada rangsangan kerja akan terurai menjadi asetil dan kolin yang merangsang Miogen untuk menyatukan protein aktin dan Miosin menjadi Aktomiosinketika terjadi Penguraian ATP menjadi ADP dan menghasilkan energi enrgi itu digunakan untuk menyatukan protein otot aktin pada myofibril menyatu dengan protein miosin menjadi protein kontraktil tunggal aktomiosin seehingga Myofibril otot memendek sehingga otot berkontraksi , sebaliknya jika energi ATP itu habis maka ikatan aktomiosin akan terurai lagi menjadi protein aktin dan miosin sehingga menjadi memanjang ( relaksasi)

Page 10: Biologi mekanisme gerak

Contraction occurs when an impulses from a motor neurone reaches the synapse at the junction with the muscle. If it is stronger than a threshold stimulus (see Nervous and Hormonal Control Learn It) contraction will occur.

Page 11: Biologi mekanisme gerak

What follows is the Sliding Filament Hypothesis: Acetylcholine, a neurotransmitter substance, is released into

the synapse, diffuses across and attaches to specific receptors on the sarcolemma (the outer membrane of the muscle fibre).

The muscle sarcolemma is depolarised. Depolarisation spreads along the fibre. This causes calcium to be released from the sarcoplasmic

reticulum into the sarcoplasm. Calcium displaces tropomyosin, thus uncovering the myosin

binding sites on the actin filaments. ATP attached to the myosin heads cause them to flex and attach

to the actin in the overlapping areas. ATP is hydrolysed to ADP + P. The energy released causes the

heads to alter their angle to their tails. This pulls the actin filament past the myosin filament.

Page 12: Biologi mekanisme gerak

Jadi jika Otot berkontraksi dipastikan zona Z menjadi bertambah panjang karena yang posisi aktin dan miosin menjadi aktomiosin menjadi semakin banyak sehingga semakin panjang dan zona H nya semakin pendek karena miosin nya menyatu dengan aktin

Page 13: Biologi mekanisme gerak

ENERGI KONTRAKSI OTOT

Fase Anaerob

Fase Aerob

Page 14: Biologi mekanisme gerak

Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi dan oksigen. Oksigen diberikan oleh darah, sedangkan energi diperoleh dari penguraian

ATP ADP (adenosin difosfat) + Energi.

ADP AMP (adenosin monofosfat) + Energi.

Kreatinfosfat terurai menjadi kreatin + fosfat + energi.Energi ini semua digunakan untuk kontraksi otot.

Pemecahan zat-zat akan menghasilkan energi untuk kontraksi otot berlangsung dalam keadaan anaerob sehingga fase kontraksi disebut juga

fase anaerob.

Energi yang membentuk ATP berasal dari penguraian gula otot atau glikogen yang tidak larut. Glikogen dilarutkan menjadi laktasidogen (pembentuk asam laktat) dan diubah menjadi glukosa (gula darah) + asam laktat. Glukosa akan

dioksidasi menghasilkan energi dan melepaskan CO2 dan H2O

Page 15: Biologi mekanisme gerak
Page 16: Biologi mekanisme gerak

KELAINAN DAN GANGGUAN SISTEM GERAK

Page 17: Biologi mekanisme gerak

GANGGUAN PADA OTOT

Page 18: Biologi mekanisme gerak

a. Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.

Page 19: Biologi mekanisme gerak

b. Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis pada otot anak-anak.

Page 20: Biologi mekanisme gerak

c. Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.

Page 21: Biologi mekanisme gerak

d. Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.

Page 22: Biologi mekanisme gerak

e. Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram atau kejang.

Page 23: Biologi mekanisme gerak

f. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena bakteri tetanus.

Page 24: Biologi mekanisme gerak

Kelainan pada Tulang

Page 25: Biologi mekanisme gerak

1. Kiposis / Kyphosis

Kiposis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke depan yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bengkok.

Page 26: Biologi mekanisme gerak

2. Lordosis

Lordosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke belakang yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok ke belakang.

Page 27: Biologi mekanisme gerak

3. Skoliosis / Scoliosis / Skeliosis

Skoliosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke samping baik kiri atau kanan yang membuat penderita bungkuk ke samping.

Page 28: Biologi mekanisme gerak

4. Sublubrikasi

Sublubrikasi adalah kelainan pada tulang belakang pada bagian leher yang menyebabkan kepala penderita gangguan tersebut berubah arah ke kiri atau ke kanan.

Page 29: Biologi mekanisme gerak

Penyakit pada Tulang

Page 30: Biologi mekanisme gerak

1. Osteoporosis

Osteoporosis yaitu suatu penyakit yang menyebabkan tingkat kepadatan tulang menurun. Osteoporosis menggerogoti kekuatan tulang trabecular sehingga kekuatannya berkurang drastis, juga tulang cortical menipis dan secara keseluruhan tulang akan mudah patah.

Penyakit ini mengintai orang yang sudah lanjut dan wanita yang memasuki masa menopause.

Page 31: Biologi mekanisme gerak
Page 32: Biologi mekanisme gerak

2. Osteomalacia

Penyakit ini mengakibatkan tulang menjadi lunglai diakibatkan kekurangan vitamin D atau kesalahan metabolisme di dalam tubuh. Sama halnya dengan Osteoporosis, osteomalacia juga berpotensi membuat tulang cepat patah.

Page 33: Biologi mekanisme gerak
Page 34: Biologi mekanisme gerak

3. Rickets

Rickets sering dialami oleh anak-anak yang sedang tumbuh. Formasi tulang pada penderita rickets abnormal, yaitu terjadi penumpukan kalsium di dalam tulang karena terlalu banyak mengonsumsi susu berkalsium atau akibat radiasi sinar matahari.

Page 35: Biologi mekanisme gerak
Page 36: Biologi mekanisme gerak

4. Osteomyelitis

Infeksi ini menyerang tulang dan diakibatkan oleh bacterimia, atau sepsis, yang menyebar dan mengurangi kekuatan tulang.

Page 37: Biologi mekanisme gerak
Page 38: Biologi mekanisme gerak

5. Kelainan / Gangguan Retak Tulang / Patah Tulang / Fraktura / Fracture

Fraktura tulang adalah retak tulang atau patah tulang yang umumnya terjadi akibat benturan, kelebihan beban, tekanan, dan lain sebagainya.Fraktura tulang sederhana yaitu keretakan tulang yang tidak melukai organ-organ yang ada di sekelilingnya. Fraktura kompleks adalah keretakan tulang yang menyebabkan luka pada organ di sekitarnya.

Page 39: Biologi mekanisme gerak
Page 40: Biologi mekanisme gerak

6. Mikrosefalus / Microcephalus

Mikrosefalus adalah kelainan pertumbuhan terkorak kepala yang menyebabkan kepala penderita terlihat lebih kecil dari normal.

Page 41: Biologi mekanisme gerak
Page 42: Biologi mekanisme gerak

GANGGUAN PADA PERSENDIAN

Page 43: Biologi mekanisme gerak

Gangguan persendian dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan normal. Jenis gangguan sendi dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai berikut : Dislokasi

Dislokasi merupakan gangguan yang terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi awal. Dislokasi disebabkan oleh jaringan ligamen yang sobek atau tertarik. Dislokasi menurut penyebab dikelompokkan menjadi :

1.   Dislokasi kongenital, yaitu dislokasi yang terjadi sejak lahir,akibat kesalahan pertumbuhan, paling sering terjadi pada sendi pinggul.

2.   Dislokasi spontan atau patologik, yaitu dislokasi akibat penyakit struktur sendi dan jaringan sekitar sendi.

3.   Dislokasi traumatik, yaitu dislokasi akibat cedera dimana sendi mengalami kerusakan akibat kekerasan atau trauma.

Page 44: Biologi mekanisme gerak

Terkilir (keseleo)Terkilir merupakan tertariknya ligamen sendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang tidak biasa dilakukan.Terkilir adalah cedera berupa peregangan (strain) dan/atau robekan (sprain) pada otot, tendon (jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang) atau ligamen (jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang lainnya).Terkilir menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai peradangan pada daerah sendi.AnkilosisAnkilosis merupakan gangguan yang terjadi karena tidak berfungsinya persendian.

Page 45: Biologi mekanisme gerak

Artritis adalah suatu bentuk penyakit yang menyerang sendi dan struktur atau jaringan penunjang di sekitar sendi. Artritis merupakan suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan atau kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Infeksi arthritis merupakan peradangan yang disebabkan oleh bakteri, virus, Pasien menunjukan gejala penyakit kronik yang hilang timbul, yang apabila tidak diobati akan menimbulkan terjadinya kerusakan persendian dan deformitas sendi yang progresif dan menyebabkan disabilitas bahkan kematian dini.

Page 46: Biologi mekanisme gerak

Penyakit ini biasanya muncul pada orang yang berusia 25-50 tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan penderitannya pada usia berapapun. Bagian tubuh yang biasa diserang oleh penyakit ini adalah pada persendian jari, lutut, pinggul, dan tulang punggung. Gangguan artritis dapat dibedakan menjadi rhematoid, osteoartritis dan gautartritis. Rhematoid merupakan proses peradangan atau pengapuran pada jaringan tulang rawan yang menghubungkan tulang di persendian. Osteoartritis merupakan penipisan tulang rawan yang menghubungkan persendian. Gautartritis merupakan gangguan gerak akibat kegagalan rnetabolisme asam urat sehingga terjadi penimbunan asam urat pada persendian.

Page 47: Biologi mekanisme gerak

PERTANYAAN

Miladina 29Osteoporosis pada bayi, bilamana hal tersebut

terjadi? Dan cara mengatasi?

Yolanda 28Lordosis lanjut pada orang hamil? Urai Sendi

dibagian mana? Dan dampak selanjutnya?

M. Ilham 16Ricket kelebihan kalsium, bukankah kalsium

baik untuk tulang?