iii - repo.apmd.ac.id

68

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: iii - repo.apmd.ac.id
Page 2: iii - repo.apmd.ac.id
Page 3: iii - repo.apmd.ac.id

iii

MOTTO

“Perlu masa yang panjang untuk belajar apa artinya kehidupan.

Perlu tantangan yang panjang untuk memahami apa artinya kehidupan.

Perlu waktu yang panjang untuk bisa bersama dengan kehidupan.

Sebab kehidupan adalah hidup saya”.

(Khariza Laila)

Page 4: iii - repo.apmd.ac.id

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis mempersembahkan kepada:

1. Puji dan syukur kepada Allah Swt atas rahmatnya yang melimpah kepada

saya sehingga skripsi ini saya dapat menyelesaikan dengan tepat waktu.

2. Kedua orang tua saya Anwar Laila dan Kian Hony dan saudari tercinta

saya Siswanto Laila, Siskawati Laila, Aprilia Laila yang selalu

mendukung dan mendoakan saya.

3. Yang tercinta dan tersayang suami saya Kadri Umar yang selalu senantiasa

mendoakan saya dan sabar menunggu

4. Yang tercinta dan tersayang anak saya Khariza Abdul Rahim yang selalu

menemani saya selama masa perkuliahan, praktikum, KKN sampai skripsi.

5. Kepada teman terbaik saya Susi Karyati yang sudah menemani perjalanan

hidup saya selama berada di Yogyakarta bisa dibilang teman rasa saudara.

6. Kepada teman-teman seperjuangan sosiatri angkatan 2014 dan 2015 yang

sudah mendukung dan menyemangati saya dalam menyelesaikan skripsi

7. Kepada Dosen Pembimbing saya Dra. Widati, Lic. rer. reg yang sudah

membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi dan seluruh Dosen Prodi

ilmu Sosiatri yang pernah mengajarkan saya selama masa perkuliahan

8. Kepada seluruh Pengurus Kovenanza, Pihak Sekolah, Siswa-Siswi SMK

Negeri 7 Yogyakarta yang telah membantu saya dalam penelitian.

9. Kepada Bapak Andy selaku Staf BNN Kota Yogyakarta yang telah

membantu saya dalam penelitian.

Page 5: iii - repo.apmd.ac.id

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada ALLAH Swt atas seluruh rahmat dan hidayahnya

kepada saya sehingga, saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan sala

satu syarat untuk mendapatkan untuk mendapatkan gelar sarjana Ilmu Sosial

dalam Program Studi Sosiatri/Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”

Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penyusun telah mendapat bantuan dan

dorongan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak, sehingga dapat di

selesaikan oleh penyusun. Maka pada kesempatan ini penyusun hanya bisa

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku ketua Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

2. Bapak Dra. Oelin Marliyantoro, M,Si selaku ketua Program Studi Ilmu

Sosiatri/Pembangunan Sosial dan seluruh Bapak/Ibu dosen serta staf

karyawan yang selama ini telah banyak membantu dan memberikan

bekal ilmu dan dorongan pengetahuan dalam proses pendidikan di

Sekolah tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Widati, Lic.rer.reg selaku pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan tenaga serta kesabaran dan perhatian dalam

membimbing/mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh penguruh KOVENANZA SMK N 7 Yogyakarta beserta Pihak

sekolah, Siswa-siswi SMK N 7 Yogyakarta dan Staf BNN yang

membantu dalam penelitian.

5. Pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi.

Sebagai tanda terima kasih, penyusun tidak mempunyai sesuatu

yang berharga yang dapat di berikan sebagai ucapan rasa syukur atas

Page 6: iii - repo.apmd.ac.id

vi

semua budi baiknya. Namun doa dan harapan penyusun, semoga kebaikan

bapak/ibu di balas oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan senantiasa

memberikan anugerah yang melimpah di dalam kehidupan

bapak/ibu/sanak saudara dan saudari sekalian.

Yogyakarta, 28 Februari 2019

Penyusun

JUMIATI

Page 7: iii - repo.apmd.ac.id

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii

HALAMAN MOTTO............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... iv

KATA PENGANTAR.............................................................................. v

DAFTAR ISI............................................................................................ vii

DAFTAR TABEL.................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................... 8

D. Kerangka Teori............................................................................. 9

1. Peran......................................................................................... 9

2. Satuan Tugas Anti Narkoba...................................................... 12

3. Peran Satuan Tugas Anti Narkoba............................................. 13

4. Penyalahgunaan Narkoba........................................................ 16

5. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba............................ 18

E. METODE PENELITIAN.................................................................. 23

Page 8: iii - repo.apmd.ac.id

viii

1. Jenis Penelitian.......................................................................... 23

2. Ruang Lingkup Penelitian...................................................... 23

a. Obyek penelitian.............................................................. 23

b. Definisi konsepsional......................................................... 24

c. Definisi operasional.............................................................. 25

d. Subyek penelitian............................................................... 27

e. Lokasi penelitian.............................................................. 28

f. Teknik pengumpulan data................................................... 28

g. Teknik analisis data........................................................... 31

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN............................................. 34

A. SMK Negeri 7 Yogyakarta................................................................ 34

1. Sejarah SMK Negeri 7 Yogyakarta............................................ 34

2. Visi dan Misi SMK Negeri 7 Yogyakarta................................... 35

3. Struktur Kepengurusan SMK Negeri 7 Yogyakarta.................. 36

4. Fasilitas SMK Negeri 7 Yogyakarta........................................ 44

5. Data Siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta..................................... 45

B. Kovenanza SMK Negeri 7 Yogyakarta........................................... 47

1. Sejarah Kovenanza SMK Negeri 7 Yogyakarta........................ 47

2. Visi dan Misi Kovenanza SMK Negeri 7 Yogyakarta............... 49

3. Lambang Kovenanza SMK Negeri 7 Yogyakarta.................... 49

4. Tujuan Kovenanza SMK Negeri 7 Yogyakarta......................... 50

5. Struktur Kepengurusan Kovenanza.......................................... 51

Page 9: iii - repo.apmd.ac.id

ix

6. Program Kerja dan Kegiatan Kovenanza SMK Negeri 7

Yogyakarta.................................................................................. 55

7. Hubungan SMK Negeri 7 Yogyakarta dengan Kovenanza...... 56

BAB III ANALISIS DATA.......................................................................... 58

A. Identitas Informen.............................................................................. 58

B. Peran Satuan Tugas Anti Narkoba dalam Upaya Pencegahan

Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan SMK N 7 Yogyakarta..... 63

1. Perencanaan dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan

Narkoba di Lingkungan SMK N 7 Yogyakarta........................... 64

2. Pengorganisasian dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan

Narkoba di Lingkungan SMK N 7 Yogyakarta........................... 71

3. Pelaksanaan dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan

Narkoba di Lingkungan SMK N 7 Yogyakarta.......................... 75

4. Pengembangan dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan

Narkoba di Lingkungan SMK N 7 Yogyakarta..........................83

BAB IV PENUTUP................................................................................. 84

A. Kesimpulan.................................................................................. 84

B. Saran........................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: iii - repo.apmd.ac.id

x

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Fasilitas SMK Negeri 7 Yogyakarta............................................. 44

Tabel II.2 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Ajaran

2018/2019.......................................................................................... 45

Tabel II.3 Jumlah Siswa Berdasarkan Agama Tahun Ajaran 2018/2019...... 45

Tabel 11.4 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Kelas Tahun Ajaran

2018/2019.......................................................................................... 46

Tabel II.5 Jumlah Siswa Berdasarkan Jurusan Tahun Ajaran 2018/2019..... 47

Tabel II.6 Daftar Nama Pengurus dan Anggota Kovenanza..........................54

Tabel III.1 Deskripsi Informen Pengurus Kovenanza................................... 59

Tabel III.2 Deskripsi Siswa Diluar Kepengurusan Kovenanza......................61

Tabel III.3 Deskripsi Informen yang bekerjasama dengan Kovenanza..........62

Page 11: iii - repo.apmd.ac.id

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 11.1 Struktur Kepengurusan SMK Negeri 7 Yogyakarta................ 36

Gambar 11.2 Lambang Kovenanza SMK Negeri 7 Yokyakarta................... 49

Gambar 11.3 Struktur Kepengurusan Kovenanza......................................... 51

Page 12: iii - repo.apmd.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Studi ini secara umum menjelaskan peran satuan tugas (satgas) anti

narkoba dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa

SMA sederajat di Kota Yogyakarta. Lebih khusus studi ini

mendeskripsikan peran dari Komunitas Skaven Anti Napza (Kovenanza)

SMK N 7 Yogyakarta sebagai satgas anti narkoba. Kovenanza merupakan

satgas yang dibentuk pertama kali oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)

Kota Yogyakarta pada tahun 2015.

Pembentukan satgas anti narkoba ini adalah salah satu bentuk

program dari kebijakan dan strategi nasional Pencegahan dan

Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

Keunggulan dari program kaderisasi siswa satgas anti narkoba

dibandingkan kegiatan penyuluhan/sosialisasi/ceramah, siswa tak hanya

sebagai obyek dari kebijakan P4GN melainkan juga sebagai subyek. Sebab

siswa akan berperan aktif, terlibat langsung dalam mencegah

penyalahgunaan narkoba di sesama kalangannya. Oleh karena itu,

Kovenanza SMK N 7 Yogyakarta sebagai satgas anti narkoba semestinya

berada di garda terdepan melawan narkoba.

Pada masa remaja, keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti

trend dan gaya hidup serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun

semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga

Page 13: iii - repo.apmd.ac.id

2

memudahkan para siswa untuk terdorong menyalahgunakan narkoba.

Berdasarkan riset yang dilakukan Universitas Indonesia (UI) dan BNN,

jumlah penyalahguna narkoba pada tahun 2017 sebanyak 3.376.115 orang

(kelompok usia 10-59 tahun). Dari jumlah penyalahguna itu, sebanyak

810.267 orang (24%) adalah pelajar (http://yogyakarta.bnn.go.id/media-

publikasi-unduh-dokumen/hasil-penelitian-data.pdf).

Namun bila melihat pada riset tahun 2016 yang juga dilakukan UI

dan BNN, angka prevelensi penyalahgunaan narkoba pada kelompok

pelajar dan mahasiswa cenderung semakin menurun dalam sepuluh tahun

ke belakang baik untuk yang pernah pakai dan setahun pakai. Angka

prevelensi penyalahgunaan narkoba diukur dengan murujuk pada 2

periode waktu, yaitu pernah pakai narkoba seumur hidupnya walaupun

hanya satu kali (ever used), dan setahun terakhir pakai (current users)

yaitu mereka yang pernah pakai narkoba dalam satu tahun terakhir dari

saat survei.

Angka prevelensi pernah pakai menurun dari 8,1% (2006) menjadi

3,8% (2016). Atau bisa diartikan, jika pada tahun 2006 ada 8 dari 100

orang pelajar/mahasiswa yang pakai narkoba maka pada tahun 2016 hanya

ada 4 orang yang pakai narkoba. Jadi dalam satu dekade, telah berhasil

dikurangi separuh pelajar/mahasiswa yang pernah pakai narkoba.

Riset tentang penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba itu

dilakukan di 18 provinsi. Meskipun angka prevelensi pernah pakai

narkoba menurun, tetapi suatu hasil yang mengejutkan bahwa DI

Page 14: iii - repo.apmd.ac.id

3

Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar berada diposisi tertinggi

angka pernah pakai (6,6%) artinya bahwa pada tahun 2016 ada 6 dari 100

orang pelajar/mahasiswa yang pakai narkoba. Sementara itu, angka

prevelensi setahun pakai, DIY (2,8%) menempati posisi kedua setelah

DKI Jakarta (3,6%).

Jika melihat data dalam lima tahun ke belakang, misalnya pada

tahun 2013 kasus penyalahgunaan narkoba sangat didominasi oleh pelajar.

Dari Januari sampai April di tahun itu, pengguna berpendidikan Sekolah

Menengah Atas (SMA) berjumlah 110 anak. Sedangkan usia 30 tahun ke

atas jumlahnya lebih kecil, yakni 32 orang saja

(http://old.solopos.com/2013/05/29/kasus-narkoba-kata-bnn-kasus-

narkoba-didominasi-pelajar-411172).

Sementara itu, di Kota Yogyakarta pada triwulan terakhir 2014

tercatat sebanyak 61 kasus peredaran narkoba dan 50 persen di antaranya

adalah pelajar dan mahasiswa (https://www.antaranews.com/berita/

474902/17-sekolah-yogyakarta-miliki-satgas-anti-narkoba). Masih di Kota

Yogyakarta, pada tahun 2016 kasus paling banyak penyalahgunaan

narkoba, berupa ganja, sabu dan pil ekstasi. Dan jumlah kasusnya

sebanyak 219 kasus (https://kumparan.com/tugujogja/penyalahgunaan-

obat-obatan-di-yogyakarta-didominasi-oleh-pelajar-dan-mahasiswa-153).

Data tersebut menunjukan bahwa pelajar di Kota Yogyakarta rentan

menyalahgunakan narkoba dan bahkan menjadi pengguna atau pemakai

narkoba.

Page 15: iii - repo.apmd.ac.id

4

Penelitian Dadang Hawari dalam Siswanto Sunarso (2004: 57)

membuktikan bahwa penyalahgunaan narkoba, menimbulkan dampak

antara lain merusak hubungan kekeluargaan, menurunkan kemampuan

belajar, ketidakmampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk,

perubahan perilaku menjadi antisosial, mempertinggi kecelakaan lalu-

lintas, kriminalitas dan tindak kekerasan lainnya. Di samping itu,

penyalahgunaan narkoba memiliki dimensi yang luas dan kompleks, baik

dari sudut medik, psikiatrik, kesehatan jiwa, maupun psikososial

(ekonomi, politik, sosial budaya dan sebagainya).

Salah satu bentuk penguatan sosial di kalangan siswa yang dapat

dilaksanakan oleh pihak BNN yaitu dengan membentuk kader anti

narkoba. Kader tersebut memiliki pengetahuan, kemampuan (skill), pola

berpikir yang kritis dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba (Chandra

Heldy, 2012:129)

Keberadaan satgas anti narkoba di lingkungan sekolah diharapkan

dapat membantu teman di lingkungannya agar tidak terjerumus dalam

penyalahgunaan narkoba. Selain kemudian setiap kader dalam satgas dapat

menjembatani antara siswa yang menyalahgunakan narkoba dengan pihak

sekolah yang nantinya akan menjalani rehabilitasi di Badan Narkotika

Nasional (BNN) tanpa adanya proses hukum. Oleh karena itu,

pembentukan satgas anti narkoba di SMKN 7 Yogyakarta memiliki nilai

strategis untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. Meskipun belum

terdapat kasus penyalahgunaan narkoba yang melibatkan pelajar di

Page 16: iii - repo.apmd.ac.id

5

sekolah tersebut sepanjang penelusuran penulis. Walaupun demikian,

keberadaan Kovenanza menjadi penting sebagai upaya pencegahan dari

penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar. Sebab sebagian besar

pecandu dan pelaku penyalahgunaan narkoba adalah pelajar dan

mahasiswa.

Setahun sebelum pembentukan satgas Kovenanza, seluruh pelajar

yang menjadi anggotanya telah menjalani pembekalan mengenai berbagai

hal menyangkut narkoba. Sebanyak 17 sekolah dari jenjang SMP dan

SMA/SMK di Kota Yogyakarta telah memiliki satuan tugas anti narkoba

(http://bnnkjogja.id/berita/baca/17-sekolah-kota-yogyakarta-miliki-satgas-

antinarkoba). Satgas tersebut dibentuk oleh BNN sebagai media dalam

pencegahan penyalahgunaan narkoba. BNN berperan sebagai rujukan

dalam implementasi penanggulangan masalah narkoba baik berupa

pemberian informasi yang didukung oleh partisipasi sekolah, keluarga dan

masyarakat.

Harapan dari adanya upaya pencegahan tersebut adalah dapat

terwujudnya generasi muda yang anti narkoba dan mereka dapat memiliki

pengetahuan tentang bahaya dan dampak buruk penggunaan narkoba.

Setiap anggota dalam satgas secara khusus dilatih dan dibina oleh lembaga

BNN menjadi seorang kader penyuluh anti narkoba.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memiliki ketertarikan

untuk meneliti lebih dalam terkait peran satgas anti narkoba dalam

mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa SMA sederajat di

Page 17: iii - repo.apmd.ac.id

6

Kota Yogyakarta. Adapun satgas anti narkoba yang akan diteliti adalah

satgas Kovenanza SMKN 7 Yogyakarta.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya

yang serupa. Misalnya dalam penelitian Devy Mulia Sari yang berjudul

“Peran Kader Anti Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Pelajar Oleh Badan

Narkotika Nasional” yang dimuat di Jurnal Promkes Universitas

Airlangga, Surabaya, Vol.5 Desember 2007(2007:135-136). Argumentasi

utama dari penelitian itu adalah peran kader anti penyalahgunaan narkoba

di lingkungan sekolah yaitu sebagai peer counselor, peer educator, dan

peer leadership.

Kader sebagai peer counselor maksudnya kader anti narkoba

berada pada posisi konselor, bersedia mendengarkan keluhan dari teman

sebayanya dan memberikan masukan atau jalan keluar terhadap

permasalahan narkoba yang dialami. Kader sebagai peer educator, seorang

kader anti narkoba bertindak sebagai pemberi informasi (edukasi) atau

pengetahuan faktual kepada teman sebaya mengenai bahaya narkoba

sehingga setiap pelajar mampu membentengi diri dari kasus baru.

Sedangkan kader sebagai peer leadership, kader dapat memimpin anggota

disekitarnya dan menjadi role model bagi sekelilingnya. Penelitian

tersebut melihat peran satgas anti narkoba dari perspektif promosi

kesehatan, bagaimana seorang kader dapat memberikan informasi

kesehatan kepada lingkungan sekitarnya, misalnya informasi mengenai

bahaya narkoba.

Page 18: iii - repo.apmd.ac.id

7

Penelitian lain yang serupa yang dilakukan di Yogyakarta misalnya

oleh Sofia Anisatul Af’Idah dalam skripsinya yang berjudul Metode

Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Satuan Tugas Anti

Narkoba Sekolah, Studi Kasus di SMKN 2 Depok, Sleman, Yogyakarta

(2016). Argumentasi utama dalam penelitian itu adalah pencegahan

penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh satgas anti narkoba

dilakukan dengan tiga metode, pertama, metode pencegahan level individu

berupa konseling sebaya. Kedua, metode pencegahan level kelompok

berupa diskusi rutin dan insidental. Diskusi rutin terdiri dari diskusi rutin

mingguan dan tahunan. Ketiga, metode pencegahan level

masyarakat/komunitas. Kegiatan pencegahan pada level ini berupa

serangkaian peringatan hari anti narkoba internasional (HANI).

Penelitian tersebut lebih memfokuskan pada metode intevensi yang

digunakan satgas anti narkoba dalam pencegahan penyalahgunaan

narkoba, yang dilihat dari level mikro, mezzo dan makro. Sedangkan

dalam penelitian ini peran satgas anti narkoba akan dilihat dari perspektif

pemberdayaaan, bagaimana siswa yang tergabung dalam satgas anti

narkoba mampu memberdayakan dirinya secara mandiri dan lingkungan

sekitarnya di sekolah. Di samping itu, penelitian Devy Mulia Sari

dilakukan di Kota Surabaya, yang karakter siswanya berbeda dengan yang

ada di Kota Yogyakarta. Meskipun penelitian Sofia Anisatul Af’Idah

dilakukan di D.I Yogyakarta dan juga memiliki kesamaan sekolah yang

Page 19: iii - repo.apmd.ac.id

8

diteliti yakni sekolah kejuruan tetapi karakter siswanya berbeda dengan

yang ada di SMKN 7 Yogyakarta.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalan penelitian ini adalah “Bagaimana

peran satuan tugas Kovenanza SMK N 7 Yogyakarta dalam upaya

pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah?”

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan

penelitian ini adalah :

a. Untuk menjelaskan peran satuan tugas Kovenanza SMK N

7 Yogyakarta dalam upaya pencegahan penyalahgunaan

narkoba di lingkungan sekolah.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini dapat memperkaya kajian ilmu sosiatri di

bidang pemberdayaan, khususnya tentang peranan satgas

anti narkoba dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di

kalangan siswa SMA sederajat.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi

satuan tugas anti narkoba di SMK N 7 Yogyakarta dalam

upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan

sekolah.

Page 20: iii - repo.apmd.ac.id

9

D. KERANGKA TEORI

1. Peran

Memahami peran satgas anti narkoba dalam mencegah

peredaran narkoba di lingkungan sekolah dapat dimulai dengan

merujuk konsep peran dalam teori peran organisasi atau

organizational role of theory (ORT) dari Kartz dan Kahn. Dapat di

pahami peran di sini tidak bisa dipahami secara tunggal atau

didefinisikan sendiri. Sebab peran yang dimaksud adalah bukan

peran individu saja tetapi peran sebuah organisasi, dalam hal ini

adalah satgas anti narkoba Kovenanza SMK N 7 Yogyakarta.

Konsep peran dalam ORT lebih diartikan prinsip kerja yang

mewujud kesepakatan dari setiap anggota organisasi yang

kemudian diwujudkan dalam bentuk tindakan. Maka itu, tindakan

setiap anggota organisasi memperlihatkan juga tindakan

organisasinya. Oleh karena itu, pembagian prinsip kerja

membutuhkan anggota organisasi yang memiliki komitmen dan

kesadaran tinggi terhadap tujuan organisasi (Mark Wickham,

2007:5).

Dalam konteks ini, kesadaran terhadap tujuan organisasi

menjadi syarat mutlak yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi.

Sejauh mana pengetahuan anggota organisasi terhadap visi

organisasi akan mempengaruhi pada anggota ketika menjabarkan

setiap misinya dan melaksanakan tugasnya. Menurut penulis,

Page 21: iii - repo.apmd.ac.id

10

konsep peran organisasi dalam ORT dapat dipakai untuk

mengetahui bagaimana pengelolaan dalam sebuah organisasi agar

tujuannya dapat tercapai. Misalnya, seperti apa pengelolaan

organisasi Kovenanza sebagai satgas anti narkoba dalam mencapai

tujuannya untuk mencegah penyalahgunaan narkoba di lingkungan

sekolah.

Konsep peran ini ditempatkan mengenai apa sesungguhnya

yang menjadi prinsip kerja organisasi, kesepakatan-kesepakatan

yang dibangun dan melalui proses apa kesadaran akan

kewajiban/tugas anggota dibentuk. Peran lebih difokuskan pada

perilaku/tindakan anggota organisasi, yang apakah sejalan dengan

prinsip kerja organisasi, dengan kesepakatan-kesepakatan yang

dibangun dan sesuaikah sebagaimana kewajibannya. Oleh karena

itu peran dan peranan memiliki kaitan yang sangat erat.

Menurut Soejono Soekanto (2012:212), menjelaskan

pengertian peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status).

Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara

kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu

pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan karena yang

satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan

tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana

dengan kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti. Setiap orang

Page 22: iii - repo.apmd.ac.id

11

mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola

pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan

menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta

kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat

kepadanya.

Terkait tindakan yang dikategorikan sebagai tindakan

sosial, dapat merujuk pada prinsip pemikiran Talcott Parsons

bahwa pertama, tindakan selalu diarahkan pada tujuannya. Kedua,

tindakan terjadi dalam situasi atau kondisi yang unsur-unsurnya

sudah pasti, sedang unsur-unsur yang lainnya digunakan sebagai

alat untuk mencapai tujuan. Ketiga, secara normatif tindakan

tersebut diatur berkenaan dengan penentuan alat dan tujuan.

Dengan kata lain, tindakan atau perlaku itu dipandang sebagai

suatu kenyataan sosial yang terkecil dan mendasar dalam

organisasi. Adapun unsur-unsur yang bersifat dasar dari satuan

tindakan itu berupa alat, tujuan, situasi atau kondisi dan norma

(Syawaludin,2014:13).

Secara konteks, upaya yang dilakukan oleh Kovenanza

dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah

merupakan implementasi dari sebuah tindakan sosial. Dimana di

dalamnya terdapat aktor-aktor yang mempunyai tujuan yang ingin

dicapai bersama untuk mencegah penyalahgunaan narkoba.

Page 23: iii - repo.apmd.ac.id

12

2. Satuan Tugas Anti Narkoba

Satgas anti narkoba merupakan sebuah unit atau formasi

yang dibentuk oleh BNN guna melakukan pencegahan dan

penanggulangan terhadap penyalahgunaan narkoba. Secara lebih

sederhana, satgas anti narkoba dapat disebut sebagai agen atau

perpanjangan tangan BNN di masyarakat. Dalam hal ini, satgas

anti narkoba di lingkungan sekolah merupakan perwujudan

kehadiran BNN di lingkungan pendidikan.

Ada berbagai macam jenis satuan tugas anti narkoba

sebagaimana sesuai fungsi dan tujuannya yakni upaya pencegahan

dan upaya penanggulangan. Berdasarkan struktur keorganisasian

BNN Kota Yogyakarta, satgas anti narkoba terbagi ke dalam tiga

jenis, yakni (1) satgas promotif dan preventif, (2) satgas represif,

(3) satgas kuratif dan rehabilitative. Posisi satgas anti narkoba di

satuan pendidikan, termasuk dalam jenis satgas promotif dan

preventif.

Keberadaan satgas anti narkoba di sekolah diharapkan

dapat memutus mata rantai penyalahgunaan narkoba yang semakin

meningkat. Pembentukan satgas anti narkoba ini adalah salah satu

bentuk program dari kebijakan dan strategi nasional Pencegahan

dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba

(P4GN). Sebagai wujud dari implementasi P4GN, Pemerintah

Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan Peraturan Daerah DIY

Page 24: iii - repo.apmd.ac.id

13

Nomor 13 Tahun 2010 yang di dalamnya menyebutkan bahwa

satuan pendidikan wajib membentuk tim/kelompok kerja satuan

tugas anti narkoba.

3. Peran Satuan Tugas Anti Narkoba

Menurut Sukron Ahmad dalam penelitian Devy Mulia Sari

yang berjudul “Peran Kader Anti Penyalahgunaan Narkoba

Berbasis Pelajar Oleh Badan Narkotika Nasional” yang dimuat di

Jurnal Promkes Universitas Airlangga, Surabaya, Vol.5 Desember

2007 (2007: 131) sekolah memegang peranan penting dalam

menanggulangi permasalahan narkoba karena sekolah merupakan

tempat dalam melakukan proses pembelajaran serta menjadi faktor

lingkungan dalam mempengaruhi pergaulan. Maka itu, pencegahan

penyalahgunaan narkoba melalui pembentukan satgas anti narkoba

di lingkungan sekolah lebih mudah dikarenakan sekolah lebih

berstruktur sehingga dapat diadakan pengawasan meskipun

dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu.

Anggota satgas anti narkoba di lingkungan sekolah

berperan membantu teman di lingkungan sekolahnya agar tidak

terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. Selain itu diharapkan

juga setiap anggota mampu menjembatani antara pelajar yang

menyalahgunakan narkoba dengan pihak sekolah yang nantinya

akan menjalani rehabilitasi di BNN tanpa adanya proses hukum.

Oleh karena itu, anggota satgas harus terus dipantau oleh pihak

Page 25: iii - repo.apmd.ac.id

14

sekolah, sehingga sekolah sangat berperan penting dalam

memberikan bimbingan kepada pelajar dengan memberikan waktu

khusus baik di dalam sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.

Di samping itu juga harus ada sinergitas antara pihak sekolah

dengan BNN Kota Yogyakarta sebagai fasilitas penanganan utama

masalah narkoba.

Sebelum menjalankan perannya sebagai seorang anggota

satgas, BNN Kota Yogyakarta mengadakan kegiatan pendidikan

dan pelatihan kader/satgas anti narkoba. Kegiatan ini bertujuan

untuk mencetak anggota satgas penerus. Dengan diadakannya

pendidikan dan pelatihan diharapkan anggota satgas anti narkoba

berani melakukan aksi-aksi baik di lingkungan sekolah maupun

menyampaikan pesan-pesan di luar lingkungan sekolah bahkan

dilingkup yang lebih tinggi/luas.

Menurut Suwardi (2015:134) sebagai seorang anggota

satgas anti narkoba yang membantu BNN dalam memberikan

edukasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba di lingkungan

sekitar ) maka tugas yang harus dilakukan yaitu:

a. Perencanaan

Dalam hal perencanaan, seorang anggota satgas anti

narkoba diharapkan mampu menganalisis permasalahan

narkoba yang ada di lingkungan sekitar yang dimulai dari

pengumpulan data, pengelolaan, analisis, penentuan

Page 26: iii - repo.apmd.ac.id

15

sasaran, penyusunan rencana, dan jadwal kegiatan

pencegahan bahaya narkoba yang akan dilaksanakan.

b. Pengorganisasian

Dalam hal pengorganisasian, seorang anggota satgas

anti narkoba diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk

berpartisipasi aktif dalam memerangi penyalahgunaan

narkoba serta mampu menciptakan jejering untuk saling

bersinergi pada pihak terkait agar masyarakat berpotensi

dalam memberantas penyalahgunaan narkoba di lingkungan

tempat tinggalnya.

c. Pelaksanaan

Dalam mewujudkan masyarakat yang berpotensi

melawan narkoba, seorang anggota juga berperan dalam

melaksanakan berbagai kegiatan baik bersifat informasi,

advokasi dan edukasi terkait P4GN.

d. Pengembangan

Mengajak seluruh komponen masyarakat serta

lingkungan untuk mengembangkan kapabilitasnya dalam

memahami, menerapkan, menata kemampuannya dan

menggali potensi yang ada untuk diberdayakan sebagai

sarana memerangi penyalahgunaan narkoba.

Page 27: iii - repo.apmd.ac.id

16

4. Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba merupakan pemakain obat-obatan

seperti narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya dengan

tujuan bukan untuk pengobatan dan penelitian serta digunakan

tanpa mengikuti aturan atau dosis yang benar. Sebagian besar zat

yang terkandung dalam narkoba sebenarnya dapat digunakan untuk

pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai alasan seperti

“keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya, lambang status sosial

dan ingin melupakan persoalan”, maka narkoba disalahgunakan.

Penggunaan yang terus menerus akan mengakibatkan

ketergantungan. Adapun faktor, dampak dan upaya pencegahan

penyalahgunaan narkoba akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Faktor penyalahgunaan narkoba

Banyak penyebab remaja melakukan

penyalahgunaan narkoba, diantaranya yaitu faktor internal

berupa rasa ingin tahu para generasi muda untuk mencoba

hal baru seperti narkoba; ingin dianggap hebat oleh teman

sebayanya dengan memakai narkoba; rasa setia kawan jika

sama-sama melakukan apa yang dilakukan oleh teman

sebaya; dan rasa kecewa serta frustasi akibat masalah yang

dihadapi seperti masalah keluarga, teman dan sekolah.

Selain faktor internal dari individu itu sendiri, juga

ada faktor eksternal yaitu, lingkungan keluarga seperti

Page 28: iii - repo.apmd.ac.id

17

adanya keluarga yang tidak harmonis, komunikasi yang

buruk antara anak dan orang tua yang sibuk, selalu

mengatur, dan bahkan orang tua juga pengguna narkoba.

Selain lingkungan keluarga, juga adanya pengaruh dari

seseorang untuk menyalahgunakan narkoba seperti

pengaruh dari orang baru kenal atau teman yang berusaha

untuk membujuk dalam menggunakan narkoba karena

ketidaktahuan mereka tentang bahaya narkoba sehingga

mereka terjerumus oleh rayuan tersebut.

b. Dampak penyalahgunaan narkoba

Dampak yang ditimpulkan dari penyalahgunaan

narkoba bermacam-macam, diantaranya yaitu terganggunya

kesehatan dan mental pengguna narkoba. Pengguna

narkoba akan mudah terserang penyakit HIV, jantung dan

hepatitis. Selain kesehatan fisik, pengguna narkoba juga

akan terganggu kejiawaannya seperti mengamuk, stress dan

gila.

Selain mengganggu kesehatan, penyalahgunaan

narkoba juga mengganggu kehidupan sosial penggunanya.

Seperti terusiknya ketenangan warga dan keluarga,

timbulnya permasalahn keluarga seperti perceraian,

pemborosan, kehilangan pendidikan dan pekerjaan.

Penyalahgunaan narkoba juga mengakibatkan pengguna

Page 29: iii - repo.apmd.ac.id

18

melakukan pelanggaran hukum untuk mendapatkan uang

guna memenuhi kebutuhan narkobanya seperti mencuri,

judi, merampok dan lainnya.

5. Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba

Dalam pencegahan bahaya narkoba terdapat upaya yang

dapat dilakukan diantaranya yaitu, preventif yang ditujukan

kepada masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba sehingga

tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. Upaya preventif ini

selain dilakukan pemerintah juga efektif dilakukan oleh berbagai

kalangan seperti LSM, masyarakat, sekolah dan yang lainnya.

Usaha preventif dapat dilakukan pada semua level, baik

level individu, kelompok maupun masyarakat. Pada level individu

dapat dilakukan usaha pecegahan permasalahan sosial dengan

memberikan arah pada proses sosialisasi lingkungan interaksi

sosial serta diberi bekal untuk menghadapi berbagai tantangan

kehidupan seperti pendidikan, keterampilan dan motivasi. Pada

level kelompok. usaha pencegahan permasalahan sosial dapat

dilakukan pada kelompok-kelompok sosial yang rentan mengalami

masalah sosial, seperti kelompok remaja sebaya. Sedangkan pada

level masayrakat, usaha pencegahan masalah sosial dapat

dilakukan dengan mengefektifkan mekanisme kontrol sosial dan

mendorong suatu gerakan yang sesuai dengan nilai dan norma

seperti kampanye.

Page 30: iii - repo.apmd.ac.id

19

Usaha pencegahan (preventif) dilakukan melalui 3 (tiga)

tahap, yang pertama, tahap pencegahan primer yang dilakukan

dalam bentuk penyuluhan, penerangan dan pendidikan. Kedua,

tahap sekunder yaitu tahap pencegahan dimana dilakukan deteksi

dini terhadap anak yang menyalahgunakan narkoba, kemudian

melakukan konseling dan bimbingan sosial. Tahap yang terakhir

adalah tahap tersier yakni tahap pencegahan yang dilakukan

melalui penciptaan lingkungan social dan pengawasan sosial serta

pengembangan minat dan bakat.

Pencegahan primer ditujukan kepada pemberian informasi

dan pendidikan kepada individu, kelompok, komunitas atau

masyarakat luas yang belum Nampak tanda-tanda adanya kasus

penyalahgunaan narkoba. Kegiatan yang dilakukan meliputi

kegiatan alternative untuk menghindarkan individu, kelompok atau

komunitas dari penyalahgunaan narkoba serta memperkuat

kemampuannya untuk menolak narkoba (BNN, 2004: 20-21).

Pencegahan tersebut mempunyai sasaran khalayak, tujuan,

pendekatan dan metode khusus. Adapun pendekatan yang

dilakukan adalah dengan pengembangan taraf kesehatan jasmani

dan rohani masyarakat, pengembangan kehidupan keluarga yang

sehat dan harmonis dan menggugah kesadaran masyarakat akan

bahaya narkoba.

Page 31: iii - repo.apmd.ac.id

20

Pencegahan sekunder ditujukan kepada individu,

kelompok, komunitas atau masyarakat luas yang rentan terhadap

atau telah menunjukkan adanya gejala kasus penyalahgunaan

narkoba. Kegiatan yang dilakukan pada pencegahan ini melalui

pendidikan dan konseling kepada masyarakat yang sudah

mencoba-coba menggunakan narkoba agar menghentikannya dan

mengikuti perilaku yang lebih sehat.

Sementara pencegahan tersier ditujukan kepada mereka

yang sudah menjadi pengguna biasa atau yang telah menderita

ketergantungan, melalui pelayanan perawatan dan pemulihan serta

pelayanan untuk menjaga agar tidak kambuh. Pendekatan yang

dilakukan yaitu dengan menciptakan dan memelihara suasana

social dan gaya hidup yang sehat dan bebas narkoba.

Upaya preventif merupakan salah satu upaya dalam

penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Ada lima bentuk

penanggulangan masalah narkoba, yaitu promotif, preventif,

kuratif, rehabilitative dan represif. Lima bentuk penanggulangan

ini termasuk rancangan dari BNN sebagai program pencegahan

(BNN, 2008:37-46).

a. Promotif. Program ini ditujukan kepada masyarakat yang

belum memakai narkoba, atau bahkan belum mengenal

sama sekali. Prinsipnya dengan meningkatkan peranan atau

kegiatan agar kelompok ini secara nyata lebih sejahtera

Page 32: iii - repo.apmd.ac.id

21

sehingga tidak sempat berpikir untuk memakai narkoba.

Promotif disebut juga program pembinaan yang berupa

program seperti halnya pelatihan, dialog interaktif dan lain-

lain pada kelompok belajar, kelompok olahraga, seni

budaya atau kelompok usaha lainnya.

b. Preventif disebut juga program pencegahan yang sudah

dijelaskan di awal sub-bagian ini.

c. Kuratif disebut juga program pengobatan. Program kuratif

ditujukan kepada pemakai narkoba. Tujuannya adalah

untuk mengobati ketergantungan dan menyembuhkan

penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba.

d. Rehabilitatif, adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan

raga yang ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah

menjalani program kuratif. Tujuannya agar ia tidak

memakai lagi dan bebas dari penyakit ikutan yang

disebabkan oleh bekas pemakaian narkoba.

e. Represif adalah program penindakan terhadap produsen,

bandar, pengedar dan pemakai berdasarkan hukum.

Program ini merupakan program instansi yang

berkewajiban untuk mengawasi dan mengendalikan

produksi maupun distribusi semua zat yang tergolong

narkoba. Instansi yang bertanggungjawab terhadap

Page 33: iii - repo.apmd.ac.id

22

distribusi, produksi, penyimpanan dan penyalahgunaan

narkoba adalah:

1) Badan Narkotika Nasional (BNN);

2) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM);

3) Departemen Kesehatan;

4) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

5) Direktorat Jendral Imigrasi;

6) Kepolisian Republik Indonesia;

7) Kejaksaan Agung/Kejaksaan Tinggi/Kejaksaan

Negeri;

8) Mahkamah Agung/Pengadilan Tinggi/Pengadilan

Negeri.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mendapatkan

pemahaman bahwa pencegahan penyalahgunaan narkoba memiliki

model yang beragam. Salah satu modelnya adalah preventif. Upaya

preventif ditujukan kepada lingkungan yang belum tersentuh oleh

narkoba dan dimaksudkan agar mereka berdaya untuk menolak

memakai dan mengawasi penyalahgunaan narkoba. Sehubungan

dengan itu, lingkungan sekolah dalam hal ini SMK N 7 Yogyakarta

sejauh pengamatan penulis belum terdapat kasus penyalahgunaan

narkoba. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang dimaksud

dengan upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah usaha

preventif yang dilakukan oleh satgas Kovenanza.

Page 34: iii - repo.apmd.ac.id

23

E. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang akan digunakan peneliti dalam penelitian

ini, sebagai berikut.

1. Jenis penelitian

Sejalan dengan tujuan penelitian ini yakni menjelaskan

peran satgas anti narkoba dalam mencegah penyalahgunaan

narkoba di lingkungan sekolah, maka jenis penelitian ini adalah

penelitian kualitatif.

Alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena

peneliti akan meneliti informan sebagai subjek penelitian dalam

lingkungan hidup kesehariannya. Peneliti akan berinteraksi secara

dekat dengan informan, mengenal secara dekat dunia kehidupan

mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan secara apa

adanya. Sedangkan pendekatan yang dipakai adalah deskriptif.

Pada penelitian ini peneliti menggambarkan peran satuan tugas

anti narkoba Kovenanza dalam upaya pencegahan penyalahgunaan

narkoba di SMK N 7 Yogyakarta secara mendalam.

2. Ruang lingkup penelitian

a. Obyek penelitian

Obyek penelitian ini adalah peran satuan tugas anti narkoba

Kovenanza dalam upaya pencegahan penyalahgunaan

narkoba di lingkungan sekolah SMK N 7 Yogyakarta.

Page 35: iii - repo.apmd.ac.id

24

b. Definisi konsepsional

1) Peran dalam penelitian ini dimaknai prinsip kerja

yang mewujud kesepakatan dari setiap anggota

organisasi yang kemudian termanifeskan dalam

bentuk tindakan.

2) Satgas anti narkoba dalam penelitian ini diartikan

sebagai unit atau formasi yang dibentuk oleh BNN

guna mencegah penyalahgunaan narkoba di

kalangan pelajar.

3) Pencegahan, dimaknai sebagai suatu tindakan

antisipasi terhadap penyalahgunaan narkoba di

kalangan pelajar.

4) Penyalahgunaan narkoba, dimaknai pemakain obat-

obatan seperti narkotika, psikotropika dan bahan

adiktif lainnya dengan tujuan bukan untuk

pengobatan dan penelitian serta digunakan tanpa

mengikuti aturan atau dosis yang benar.

5) Lingkungan sekolah, dimaknai sebagai unit yang

terdapat dalam wilayah satuan pendidikan formal,

yaitu siswa, guru dan perangkat lainnya yang ada di

dalamnya.

Page 36: iii - repo.apmd.ac.id

25

c. Definisi operasional

Peran organisasi satgas anti narkoba untuk

mencegah penyalahgunaan narkoba dapat dilihat pada

tindakan penyadaran akan bahaya penyalahgunaan narkoba

yang diperkuat oleh pengetahuan siswa terhadap pengaruh

narkoba. Sebagaimana tahapan dalam upaya pencegahan

penyalahgunaan narkoba yang diuraikan di kerangka teori,

maka tindakan atau upaya yang dilakukan anggota satgas

anti narkoba yang pertama, pencegahan primer yaitu

penyuluhan, penerangan dan pendidikan tentang bahaya

narkoba dan dampak yang ditimbulkan dari

mengkonsumsinya. Sasaran yang ditujukan adalah individu,

kelompok, komunitas atau masyarakat luas yang belum

nampak tanda-tanda adanya kasus penyalahgunaan

narkoba. Bentuk kegiatan yang dilakukan, misalnya diskusi

rutin, seminar, atau lomba karya ilmiah tentang bahaya

narkoba bagi generasi muda. Kedua, pencegahan sekunder

yaitu pendidikan dan konseling. Di sini anggota satgas

Kovenanza memiliki kesempatan untuk mendengarkan

keluhan dari teman sebayanya dan memberikan masukan

atau jalan keluar terhadap permasalah narkoba yang

dialami. Sasaran yang ditujukan dari pencegahan ini adalah

individu, kelompok, komunitas atau masyarakat luas yang

Page 37: iii - repo.apmd.ac.id

26

rentan terhadap atau telah menunjukkan adanya gejala

kasus penyalahgunaan narkoba. Ketiga, pencegahan tersier

yaitu menciptakan dan memelihara suasana sosial dan gaya

hidup yang sehat dan bebas narkoba. Pencegahan ini

ditujukan kepada mereka yang sudah menjadi pengguna

biasa atau yang telah menderita ketergantungan, melalui

pelayanan perawatan dan pemulihan serta pelayanan untuk

menjaga agar tidak kambuh.

Setiap upaya pencegahan tersebut baik primer,

sekunder dan tersiar, peran satgas Kovenanza akan dilihat

dari sejauh mana anggota satgas dapat melakukan:

1) perencanaan program/kegiatan dalam upaya

pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan

SMK N 7 Yogyakarta

a) Mengidentifikasi masalah

b) Menyusun rencana dan jadwal kegiatan

c) Menentukan sasaran

2) Pengorganisasian dalam upaya pencegahan

penyalahgunaan narkoba di lingkungan SMK N 7

Yogyakarta

3) Pelaksanaan dalam upaya pencegahan

penyalahgunaan narkoba di lingkungan SMK N 7

Yogyakarta

Page 38: iii - repo.apmd.ac.id

27

4) Pengembangan dalam upaya pencegahan

penyalahgunaan narkoba di lingkungan SMK N 7

Yogyakarta

d. Subyek penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek

penelitian yaitu :

1) Pengurus Kovenanza SMK N 7 Yogyakarta terdiri

dari Pembina 1 orang , Ketua 1 orang , wakil ketua

1 orang, Koordinator devisi daya siswa 2 orang,

koordinator devisi konselor 2 orang, koordinator

devisi sosialisasi 2 orang. Jumlah keseluruhan

informan adalah 9 orang.

2) Siswa SMK N 7 Yogyakarta yang tidak tergabung

dalam kepengurusan kovenanza, sejumlah 15 orang

dari seluruh kelas dan jurusan yaitu kelas X

Akutansi dan Keuangan Lembaga, Otomatisasi dan

Tatakelola Perkantoran, Bisnis Daring dan

Pemasaran, Usaha Perjalanan Wisata, Multimedia

yang masing-masing 1 siswa. Kelas XI Akutansi

dan Keuangan Lembaga, Otomatisasi dan

Tatakelola Perkantoran, Bisnis Daring dan

Pemasaran, Usaha Perjalanan Wisata, Multimedia

yang masing-masing 1 siswa. Kelas XII Akutansi

Page 39: iii - repo.apmd.ac.id

28

dan Keuangan Lembaga, Otomatisasi dan

Tatakelola Perkantoran, Bisnis Daring dan

Pemasaran, Usaha Perjalanan Wisata, Multimedia

yang masing-masing 1 siswa.

3) Wakil Ketua bagian kesiswaan SMKN 7

Yogyakarta sejumlah 1 orang.

4) Ketua Osis SMK N 7 Yogyakarta sejumlah 1 orang.

5) Staf BNN Kota Yogyakarta sejumlah 1 orang.

e. Lokasi penelitian

Adapun lokasi penelitian ini yaitu di SMK Negeri 7

Yogyakarta.

f. Teknik pengumpulan data

Di dalam buku metode penelitian Sugiyono

(2015:62) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data

merupakan satu langkah yang paling strategis dalam

penelitian, sebab tujuan utama dalam penelitian adalah

mendapat data. Maka tanpa mengetahui teknik

pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data

yang dapat memenuhi standar yang di tetapkan. Para

peneliti kualitatif menggunakan metode mendasar untuk

mengumpulkan data berupa informasi yang partisipasi yaitu

observasi langsung, wawancara dan dokumentasi

1) Observasi

Page 40: iii - repo.apmd.ac.id

29

Dalam Sugiyono (2015:64) Nasution

menyatakan observasi merupakan dasar semua ilmu

pengetahuan.Ilmuan dapat bekerja berdasarkan pada

data dan fakta mengenai dunia nyata yang di

peroleh dari hasil observasi.

Dari itu, peneliti melakukan observasi

penelitian tentu sesuai dengan topik penelitian yaitu

satgas Kovenanza SMK N 7 Yogyakarta. Dari hasil

observasi di SMK N 7 Yogyakarta bahwa

Kovenanza berada pada lingkungan sekolah SMK N

7 Yogyakarta yang merupakan kegiatan

ekstrakulikuler bagi siswa . Dalam hal ini, peneliti

mengamati keadaan yang ada di lingkungan sekolah

SMKN 7 Yogyakarta, khususnya aktivitas satgas

anti narkoba Kovenanza.

2) Wawancara

Esterbeng mendefinisikan interview itu “a

meeting of two persons to exchange information and

idea through question and response resulting in

communication and joint contructionof meaning

abaut a particular topic” wawancara merupakan

pertemuan dua orang yang saling bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat di

Page 41: iii - repo.apmd.ac.id

30

kontribusikan makna dalam suatu topik tertentu.

Selain itu Esterbeng juga mengemukakan macam

wawancara yaitu wawancara terstruktur,

semistruktur dan tidak terstruktur (Sugiyono,

2015:72-73).

Dari itu peneliti memilih wawancara

terstruktur yang digunakan dalam teknik

pengumpulan data, peneliti telah menyiapkan

instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan

yang di ajukan kepada pengurus Kovenanza, Wakil

ketua Kesiswaan, Ketua Osis, Siswa yang tidak

tergabung dalam Kovenanza, Staf BNN kota

Yogyakarta.

Agar proses wawancara dapat berjalan

dengan lancar, maka peneliti membutuhkan

handphone yang dilengkapi dengan perekam suara

dan kamera. Dengan menggunakan handphone,

maka wawancara yang dilakukan bisa didengar oleh

peneliti berulang-ulang.

3) Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu dan dapat berupa tulisan, gambar-

gambar atau karya-karya monumental dari

Page 42: iii - repo.apmd.ac.id

31

seseorang. Dokumen dalam bentuk tulisan misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi

dan peraturan kebijakan.

Sedangkan dokumen berbentuk gambar

misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain

sebagainya. Bogda mengatakan hasil penelitian atau

wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya

kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan

dimasa kecil, sekolah di tempat kerja,di masyarakat

dan autobiografi. Untuk lebih kredibel lagi kalau

hasil penelitian di dukung oleh foto-foto atau karya

tulis akademik dan seni yang telah ada. Untuk itu

beberapa foto yang peneliti ambil saat wawancara

dan juga informasi bekerja (Sugiyono, 2015:82).

Metode dokumentasi yang dimaksud penulis

dalam hal ini adalah proses dari awal dengan

mengumpulkan dokumen, memilah-milah dokumen

sesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti mencatat

data berupa data tentang profil satgas Kovenanza

dan dokumentasi kegiatannya.

g. Teknik analisis data

Dalam buku Sugiyono (2015:88) Bogdan

menyatakan bahwa data itu adalah suatu proses dan

Page 43: iii - repo.apmd.ac.id

32

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain

sehingga mudah di pahami dan temuanya dapat di

informasikan kepada orang lain. Analisis data di lakukan

dengan mengorganisasikan data dan menjabarkan dalam

satu unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari serta

membuat kesimpulan yang dapat di ceritakan kepada orang

lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan

sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan

setelah selesai di lapangan. Oleh karena itu Nasution

mengatakan analisis telah mulai sejak merumuskan dan

menjelaskan masalah sebelum terjun ke lapangan sehingga

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian

(Sugiyono, 2015:89).

Penelitian kualitatif telah di lakukan analisis data

sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan

terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder

yang digunakan untuk menentukan fokus penelitian.

Selanjutnya dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung. Pada saat wawancra peneliti sudah melakukan

analisis data terhadap jawaban yang diwawancarai bila

Page 44: iii - repo.apmd.ac.id

33

jawaban yang diwawancarai terasa belum memuaskan

setelah dianalisis maka peneliti akan melanjutkan

pertanyaan lagi sehingga pada saat tertentu dapat diperoleh

data yang dianggap kredibel (Sugiyono, 2015:90-91).

Page 45: iii - repo.apmd.ac.id

34

BAB II

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

A. SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA

1. Sejarah SMK Negeri 7 Yogyakarta

SMK Negeri 7 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah

negeri yang berada di Kota Yogyakarta tepatnya di Jalan

Gowongan Kidul JT. III/416 Yogyakarta 55232. Semula SMK

Negeri 7 Yogyakarta bernama SMEA Negeri 3 Yogyakarta.

SMEA Negeri 3 Yogyakarta di dirikan pada tanggal 1 juli

1984 dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

No.0559/0/1964. Berdirinya SMEA Negeri 3 Yogyakarta ini

dilatarbelakangi dengan adanya pemindahan SMEA Negeri 1

Gowongan Yogyakarta yang berdiri sejak tahun 1952 ke

Maguwoharjo pada tanggal 23 juli 1984. SMEA Negeri 3

Yogyakarta mulai menerima siswa baru pada awal tahun ajaran

1985/1986, dengan membuka 4 jurusan yaitu Akutansi,

Kesekretarisan, ketatausahaan dan manajemen pemasaran.

Seiring dengan berjalannya waktu dan dengan

dikeluarkannya SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No

036/0/1997 SMEA 3 Yogyakarta berganti nama menjadi SMK

Negeri 7 Yogyakarta. Saat ini SMK Negeri 7 Yogyakarta telah

memiliki 5 jurusan yaitu Akutansi dan Keuangan Lembaga,

Page 46: iii - repo.apmd.ac.id

35

Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, Bisnis Daring dan

Pemasaran, Usaha Perjalanan Wisata, dan Multi Media.

2. Visi dan Misi SMK Negeri 7 Yogyakarta

Adapun visi dari SMK Negeri 7 Yogyakarta yaitu menjadi

SMK unggul, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berbudaya. Sedangkan misi dari SMK Negeri 7 Yogyakarta yaitu:

a. Mewujudkan tamatan yang cerdas, kompetitif dan berjiwa

nasional.

b. Mewujudkan tamatan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa

c. Mewujudkan dokumen KTSP

d. Menerapkan 8 standart nasional pendidikan

e. Mewujudkan budaya berprestasi, budaya 5 S dan budaya

jogja.

Page 47: iii - repo.apmd.ac.id

36

3. Struktur Kepengurusan SMK Negeri 7 Yogyakarta

Gam

bar

2.1

Str

uktu

r K

epen

guru

san S

MK

Neg

eri

7 Y

ogyak

arta

Sum

ber

: H

um

as

SM

K N

7 Y

ogya

kart

a,

2019.

Page 48: iii - repo.apmd.ac.id

37

Setiap unit dalam struktur kepengurusan SMK Negeri 7

Yogyakarta di atas memiliki tugas masing-masing, yaitu:

a. Kepala sekolah

Tugas dari kepala sekolah adalah:

1) Menyusun program kerja sekolah.

2) Mengawasi proses belajar mengajar, pelaksanaan dan

penilaian terhadap proses dan hasil belajar serta

bimbingan dan konseling ( BK ).

3) Sebagai pembina kesiswaan.

4) Pelaksanaan bimbingan dan penilaian bagi para guru

serta tenaga kependidikan lainnya.

5) Penyelenggaraan administrasi sekolah yaitu meliputi

administrasi ketenagaan, keuangan, kesiswaan,

perlengkapan dan kurikulum.

6) Pelaksanaan hubungan sekolah dengan lingkungan

sekitar dan atau masayarakat.

b. Komite sekolah

Adapun tugas dari komite sekolah yaitu :

1) Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan

pelaksanaan kebijakan sekolah.

2) Memberikan dukungan dalam bentuk finansial,

pemikiran, tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan

sekolah.

Page 49: iii - repo.apmd.ac.id

38

3) Mengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas

penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

c. Sekretaris kepala sekolah

Sekretaris kepala sekolah bertugas untuk membuat

kearsipan, merencanakan rapat dan pertemuan, serta membantu

kerja kepala sekolah lainnya.

d. Koordinator tata usaha

Tugas dari tata usaha adalah memimpin dan

menyelenggarakan ketatausahaan di sekolah menegah kejuruan

negeri 7 Yogyakarta meliputi pelaksanaan kearsipan, keuangan,

kepegawaian, kesiswaan, kerumahtanggaan, kehumasan,

pengelolaan barang, kepustakaan serta penyusunan program

dan laporan kinerja sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang

berlaku untu optimalisasi pelaksanaan tugas.

e. Wakil kepala sekolah urusan kurikulum

Tugas dari wakil kepala sekolah urusan kurikulum

adalah:

1) Menyusun pembagian tugas para guru.

2) Mengelola semua kegiatan belajar mengajar.

3) Menyusun jadwal evaluasi.

4) Menyusun kriteria untuk kenaikan kelas dan kurikulum.

5) Menyusun pelaksanaan UAS dan UAN.

6) Menyusun instrumen untuk kegiatan belajar mengajar.

Page 50: iii - repo.apmd.ac.id

39

7) Menyusun kegiatan ekstrakulikuler.

f. Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan

Tugas dari wakil kepala sekolah urusan kesiswaan

adalah:

1) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuker.

2) Perngadaan pengarahan dan pembina kegiatan OSIS.

3) Penginventarisasian absensi dan pelanggaran –

pelanggaran.

4) Pembina sekaligus pelaksana kegiatan 5-K.

5) Penilaian terhadap semua siswa yang mewakili sekolah

terhadap kegiatan diluar sekolah.

6) Perencanaan kegiatan setelah siswa lulus.

g. Wakil kepala sekolah urusan humas

Tugas dari wakil kepala sekolah humas adalah:

1) Membina kerjasama dengan masyarakat sekitar sekolah.

2) Membantu pelaksanaan tugas BP3.

h. Wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana

Tugas dari pengelola sarana dan prasarana adalah

menerima, memeriksa, memelihara secara rutin, dan

mempelajari karakteristik serta spesifikasi yang terbaik dengan

barang-barang sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan

prosedur dan ketentuan yang berlaku agar sarana dan prasarana

Page 51: iii - repo.apmd.ac.id

40

tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pelaksanaan

tugas dan fungsi.

i. Pengelola sarana dan prasarana pembelajaran akutansi

Tugas dari pengelola sarana dan prasarana

pembelajaran akutansi adalah melakukan kegiatan pengelolaan

yang meliputi penyiapan bahan, koordinasi dan penyusunan

laporan terkait sarana dan prasarana pembelajaran akutansi

sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku agar pelaksanaan

pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

j. Pengelola sarana dan prasarana pembelajaran administrasi

perkantoran

Tugas dari pengelola sarana dan prasarana

pembelajaran administrasi perkantoran adalah melakukan

kegiatan pengelolaan yang meliputi penyiapan bahan,

koordinasi dan penyusunan laporan terkait sarana dan

prasarana pembelajaran admistrasi perkantoran sesuai prosedur

dan ketentuan yang berlaku agar pelaksanaan pekerjaan dapat

berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

k. Pengelola sarana dan prasarana pembelajaran pemasaran

Tugas dari pengelola sarana dan prasarana

pembelajaran pemasaran adalah melakukan kegiatan

pengelolaan yang meliputi penyiapan bahan, koordinasi dan

penyusunan laporan terkait sarana dan prasarana pembelajaran

Page 52: iii - repo.apmd.ac.id

41

pemasaran sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku agar

pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan.

l. Pengelola sarana dan prasarana pembelajaran usaha perjalanan

wisata

Tugas dari pengelola sarana dan prasarana

pembelajaran usaha perjalanan wisata adalah melakukan

kegiatan pengelolaan yang meliputi penyiapan bahan,

koordinasi dan penyusunan laporan terkait sarana dan prsarana

pembelajaran usaha perjalanan wisata sesuai prosedur dan

ketentuan yang berlaku, agar pelaksanaan pekerjaan dapat

berjalan sesuai dengan yang diharapakan.

m. Kepala perpustakaan

Tugas dari kepala perpustakaan adalah melaksanakan

pengelolaan perpustakaan berdasarkan prosedur dan ketentuan

yang berlaku untuk menunjang kelancaran pelaksanaan

pelayanan perpustakaan.

n. Kepala laboratorium

Tugas dari kepala laboratorium adalah mengelola

laboratorium dengan cara menginventarisir, menyiapkan,

memelihara dan memperbaiki kerusakan ringan peralatan

laboratorium serta mendampingi siswa secara profesional untuk

Page 53: iii - repo.apmd.ac.id

42

menunjang kegiatan praktikum yang berkualitas dalam rangka

meningkatkan kompetensi siswa.

o. Guru

Adapun tugas guru yaitu:

1) Melaksanakan segala hal kegiatan pembelajaran.

2) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar,

ulangan (harian, umum, dan akhir).

3) Melaksanakan penilaian dan analisis hasil ulangan

harian.

4) Melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.

5) Mengisi daftar nilai siswa.

6) Membuat catatan tentang kemajuan dari hasil belajar.

7) Mengisi daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.

p. Wali kelas

Tugas dari wali kelas adalah:

1) Pengelolaan kelas.

2) Penyelenggaraan administrasi kelas.

3) Mengisi daftar kumpulan nilai (legger).

4) Membuat catatan khusus tentang siswa.

5) Pencatatan mutasi siswa.

6) Mengisi buku laporan penilaian hasil belajar.

7) Pembagian buku laporan hasil belajar.

q. Bimbingan konseling

Page 54: iii - repo.apmd.ac.id

43

Tugas dari bimbingan konseling adalah:

1) Menyusun program dan pelaksanaan bimbingan dan

konseling.

2) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka untuk

mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh para

siswa tentang kesulitan dalam belajar.

3) Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa

supaya lebih berprestasi dalam kegiatan belajar.

4) Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa

dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan

pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai.

Page 55: iii - repo.apmd.ac.id

44

4. Fasilitas SMK Negeri 7 Yogyakarta

Tabel II.1 Fasilitas SMK Negeri 7 Yogyakarta

No Fasilitas Jumlah (unit)

1 Ruang Kelas 29

2 WC 22

3 G7 Mart/BC 1

4 Ruang Ticeting/Praktik UPW 1

5 KPRI 1

6 Ruang LSP 1

7 Ruang Wakil Kepala Sekolah 1

8 Ruang Guru 2

9 Gudang G7 Mart 1

10 Ruang Admin 1

11 Ruang Kepala Sekolah 1

12 Ruang Tata Usaha 1

13 Ruang Tamu Kepala Sekolah 1

14 Aula 1

15 Ruang Sidang 2

16 Parkir 1

17 Ruang OSIS 1

18 Ruang Panitia 1

19 UKS 1

20 Bank Mini 1

21 Ruang BK 1

22 Ruang Agama Katholik 1

23 Ruang Studio Musik 1

24 Ruang Pramuka 1

25 Laboratorium Komputer Multi Media 1

26 Bengkel Akuntansi 1

27 Laboratorium Multimedia 1

28 Kantin 1

29 Dapur/CS 1

30 Gudang dan Inventaris 2

31 Bengkel Administrasi Perkantoran 1

32 Perpustakaan 1

33 Laboratorium Komputer Pemasran 1

34 Ruang ISO 1

35 Ruang PKG 1

36 Laboratorium Bahasa Inggris 1

37 Ruang Agama Islam 1

38 Lab Komputer Administrasi Perkantoran 1

39 Ruang Agama Kristen 1

40 Laboratorium Komputer UPW 1

Sumber: Tata Usaha SMK N 7 Yogyakarta, 2019.

Page 56: iii - repo.apmd.ac.id

45

5. Data Siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta

a. Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel II.2 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin

Tahun Ajaran 2018/2019

No Jenis Kelamin Jumlah

(Orang)

Presentase (%)

1 Perempuan 766 83,81

2 Laki-laki 148 16,19

Total 914 100

Sumber: Tata Usaha SMK N 7 Yogyakarta, 2019.

Berdasarkan tabel di atas bahwa, jumlah siswa

perempuan mencapai 83,81% dari jumlah keseluruhan siswa

pada tahun ajaran 2018/2019 yaitu sebanyak 766 orang

sedangkan jumlah siswa laki-laki hanya 16,19% atau sebanyak

146 orang. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa

SMK Negeri 7 Yogyakarta pada tahun ajaran 2018/2019 adalah

perempuan.

b. Jumlah Siswa Berdasarkan Agama

Tabel II.3 Jumlah Siswa Berdasarkan Agama

Tahun Ajaran 2018/2019

No Agama Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 Islam 817 89,39

2 Kristen 40 4,37

3 Katholik 57 6,24

Total 914 100

Sumber: Tata Usaha SMK N 7 Yogyakarta, 2019.

Page 57: iii - repo.apmd.ac.id

46

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa, jumlah

siswa yang beragama islam sebanyak 89,39% atau sebanyak

817 orang, yang beragama Katholik sebanyak 6,24% atau 57

orang sedangkan sisanya 4,37% lainnya beragama kristen

yaitu 38 orang . Jadi dapat di simpulkan bahwa sebagian besar

siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta pada tahun ajaran 2018/2019

adalah beragama islam.

c. Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Kelas

Tabel II.4 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Kelas

Tahun Ajaran 2018/2019

No Tingkat

Kelas

Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 Kelas 10 318 34,79

2 Kelas 11 314 34,36

3 Kelas 12 282 30,85

Total 914 100

Sumber: Tata Usaha SMK N 7 Yogyakarta, 2019.

Berdasarkan tabel di atas jumlah siswa kelas 10

sebanyak 318 orang atau 34,79%, kelas 11 sebanyak 313 orang

atau 34,36% sedangkan kelas 12 sebanyak 281 orang atau

30,85%. Jadi dapat di simpulkan bahwa sebagian besar siswa

SMK Negeri 7 Yogyakarta pada tahun ajaran 2018/2019 adalah

merupakan siswa kelas 10.

d. Jumlah Siswa Berdasarkan Jurusan

Page 58: iii - repo.apmd.ac.id

47

Tabel II.5 Jumlah Siswa Berdasarkan Jurusan

Tahun Ajaran 2018/2019

No Jurusan Jumlah

(Orang)

Presentasi

(%)

1 Akutansi dan Keuangan

Lembaga (AKL) 285 31,18

2

Otomatisasi dan Tata

Kelola Perkantoran

(OTKP)

190 20,79

3 Bisnis Daring dan

Pemasaran (BDP) 93 10,18

4 Multi Media (MM) 159 17,39

5 Usaha Perjalanan Wisata

(UPW) 187 20,46

Total 914 100

Sumber: Tata Usaha SMK N 7 Yogyakarta,2019.

Berdasarkan tabel di atas jumlah siswa kelas 10,11 dan

12 jurusan Akutansi dan keuangan lembaga (AKL) sebanyak

285 orang atau 31,18%, jurusan otomatisasi dan tata kelola

perkantoran (OTKP) sebanyak 190 orang atau 20,79%, jurusan

usaha perjalanan wisata (UPW) sebanyak 187 orang atau

20,46%, Jurusan Multimedia (MM) sebanyak 159 orang atau

17,39%, jurusan bisnis daring dan pemasaran (BDP) sebanyak

93 orang atau 10,18%. Jadi dapat di simpulkan bahwa jurusan

yang banyak peminatnya adalah Akutansi dan keuangan

lembaga (AKL).

B. KOVENANZA SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA

1. Sejarah Kovenanza SMK Negeri 7 Yogyakarta

Page 59: iii - repo.apmd.ac.id

48

Lahirnya Kovenanza dilatarbelakangi dengan adanya lomba

pemilihan duta anti narkoba yang diselenggarakan oleh Badan

Narkotika Nasional (BNN) pada 2011. Saat itu siswa yang menjadi

perwakilan dari SMK 7 Yogyakarta terpilih menjadi duta anti

narkoba dalam lomba tersebut. Siswa yang terpilih ini kemudian

mendapat tantangan dari BNN untuk membentuk suatu satuan

tugas atau Satgas anti narkoba di SMK N 7 Yogyakarta. Tujuannya

adalah untuk melakukan pencegahan melalui pendidikan atau

sosialisasi mengenai bahaya narkoba sejak dini.

Pada 26 oktober 2011 terbentuklah Satgas anti narkoba di

SMK N 7 Yogyakarta yang sekarang dikenal dengan nama

Kovenanza (Komunitas Skaven Anti Napza). Namun Kovenanza

baru di resmikan oleh BNN pada tahun 2015 sejak itulah BNN

resmi menaungi Kovenanza dan memberikan fasilitas berupa

anggaran kegiatan. Selain itu BNN juga memberikan kesempatan

kovenanza untuk bekerjasama dalam kegiatan sosialisasi dan

menindaklanjuti kasus-kasus yang ada di lingkungan SMK Negeri

7 Yogyakarta.

Sejak 2016 satgas kovenanza tidak lagi berada di bawah

naungan BNN tetapi diserahkan kepada sekolah dan menjadi salah

satu organisasi ekstrakulikuler di SMK N 7 Yogyakarta. Oleh

karena itu anggaran kegiatan kovenanza tidak lagi menjadi

Page 60: iii - repo.apmd.ac.id

49

tanggung jawab BNN melainkan sekolah akan tetapi untuk

kerjasama tetap masih dilakukan antara kovenanza dan BNN.

2. Visi Misi Kovenanza SMK Negeri 7 Yogyakarta

a. Visi

Mewujudkan generasi muda khususnya siswa siswi

SMK Negeri 7 Yogyakarta yang kreatif, mandiri dan berjiwa

sosial.

b. Misi

1) Mengajak seluruh siswa untuk berpartisipasi dan

berperan aktif dalam pencegahan, pemberantasan,

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

2) Mengajak seluruh siswa untuk berperan aktif dalam

meningkatkan kreatifitas, kemandirian dan

rasakesetiakawanan.

3. Lambang Kovenanza SMK Negeri 7 Yokyakarta

Gambar II.2 Lambang Kovenanza SMK Negeri 7 Yokyakarta

Sumber: Kovenanza, 2019.

Page 61: iii - repo.apmd.ac.id

50

Adapun makna dari lambang Kovenanza yaitu:

a. Tujuh helai sayap yang berarti bahwa Kovenanza berada di

SMK Negeri 7 Yogyakarta.

b. Lingkaran merah yang berati bahwa Kovenanza itu satu.

c. Lima helai ekor yang berati bahwa Kovenanza akan berpegang

teguh dengan pancasila.

4. Tujuan Kovenanza SMK Negeri 7 Yogyakarta

Adapun tujuan dari Kovenanza SMK Negeri 7 Yogyakarta

yaitu:

a. Memberikan pelayanan dalam penyelesaian masalah dan

membentuk kelompok pendukung pada siswa siswi yang

sedang mengalami sebuah masalah.

b. Mencegah adanya peningkatan jumlah remaja (pelajar)

yang melakukan tindak penyimpangan yang di sebabkan

karena kurangnya ilmu mengenai NAPZA.

c. Meningkatkan daya kreatifitas siswa dalam menciptkan

pergaulan yang positif dengan mengeksploitasi segala

imajinasinya untuk menjadikan pribadi siswa yang kreatif,

mandiri, dan berjiwa sosial.

Page 62: iii - repo.apmd.ac.id

51

5. Struktur Kepengurusan Kovenanza

Gambar II.3 Struktur Kepengurusan Kovenanza

Sumber: Kovenanza,2019.

Adapun tugas dari masing-masing unit kerja di atas yaitu

sebagai berikut:

a. Pembina

Pembina bertugas untuk melakukan pembinaan

organisasi agar program dan kegiatan organisasi sesuai

dengan visi dan misinya.

b. Ketua

Ketua memiliki tugas seperti berikut:

1) Mengarahkan program dan kegiatan operasional

organisasi.

Page 63: iii - repo.apmd.ac.id

52

2) Membina keutuhan organisasi dan mendorong

kemajuan organisasi melalui kerjasama dan

komunikasi antar anggota.

3) Membangun citra organisasi.

c. Wakil ketua

Adapun tugas dari wakil ketua yaitu:

1) Membantu ketua dalam membuat program kerja.

2) Mewakili ketua jika berhalangan.

3) Melaksanakan delegasi tugas dan wewenang dari

ketua.

d. Sekretaris

Tugas sekretaris yaitu:

1) Membantu ketua umum dalam mengarahkan dan

mengendalikan kegiatan operasional organisasi.

2) Melakukan pengelolaan administrasi organisasi.

e. Bendahara

Bendahara memiliki tugas seperti:

1) Menghimpun iuran anggota dan dana lain dari

sumber-sumber yang sah.

2) Melakukan pembukuan keuangan organisasi.

3) Menyusun laporan keuangan organisasi.

f. Devisi daya siswa

Page 64: iii - repo.apmd.ac.id

53

Adapun tugas dari devisi daya siswa yaitu

membantu ketua dalam menjalankan program atau kegiatan

terkait upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di

lingkungan sekolah.

g. Devisi konselor

Adapun tugas dari devisi konselor yaitu membantu

ketua dalam menjalankan program atau kegiatan organisasi

yang terkait dengan pendampingan kepada siswa.

h. Devisi sosialisasi

Adapun tugas dari devisi sosialisasi yaitu membantu

ketua dalam menjalankan program atau kegiatan sosialisasi

terkait narkoba di dalam maupun luar sekolah.

Page 65: iii - repo.apmd.ac.id

54

Tabel II.6 Daftar Nama Pengurus dan Anggota Kovenanza

No Nama Jabatan

1 I Putu Bagus Sapta K. Pembina

2 Widya Novitania Ketua

3 Nur Indah Widyawati Wakil ketua

4 Adelia Putri Sekretaris 1

5 Oktaviana Nur Azizah Sekretaris 2

6 Safrinda Fani Bendahara 1

7 Fitrianingrum Bendahara 2

8 Desta Widyaningrum Koordinator 1 devisi daya siswa

9 Naila Muna Koordinator 2 devisi daya siswa

10 Septina Tri Medika Koordinator 1 devisi konselor

11 Tabita Cristifani Koordinator 2 devisi konselor

12 Heni siska Koordinator 1 devisi sosialisasi

13 Ninda Calista Koordinator 2 devisi sosialisasi

14 Santi Anggota

15 Cintantya Anggota

16 Hadnatu Anggota

17 Eka Puji Rahayu Anggota

18 Ayudian Anggota

19 Iis Santriwati Anggota

20 Arni Anggota

21 Athaya Anggota

22 Vina Anggota

23 Risqi Anggota

24 Nora Febriana Anggota

25 Antin Nur Hidayati Anggota

26 Aqila Anggota

27 Estu Anggota

28 Hayu Nugraheni Anggota

29 Dita Amelia Anggota

30 Resti Anggota

31 Eka Indah Sanjaya Anggota

Sumber: Kovenanza, 2019.

Page 66: iii - repo.apmd.ac.id

55

6. Program Kerja dan Kegiatan Kovenanza SMK Negeri 7

Yogyakarta

Dalam rangka mencapai tujuannya, Kovenanza merancang

program kerja selama satu periode, seperti:

a. Devisi sosialisasi

1) Inspeksi mendadak (sidak)

Inspeksi mendadak adalah pemeriksaan

mendadak yang di lakukan Kovenanza bersama Osis

untuk mencegah adanya penyalahgunaan narkoba di

lingkungan SMK Negeri 7 Yogyakarta.

2) Pertemuan rutin

Pertemuan rutin adalah pertemuan yang di

lakukan oleh Kovenanza dalam setiap satu minggu

sekali.

3) Sosialisasi

Sosialisasi di lakukan untuk memberikan

informasi terkait bahaya penyalagunaan narkoba di

kalangan siswa baik SMK Negeri 7 Yogyakarta

maupun siswa lainnya.

b. Devisi konselor

1) Layanan konseling

Page 67: iii - repo.apmd.ac.id

56

Layanan konseling di sediakan bagi siswa SMK

Negeri 7 yogyakarta untuk sharing atau curhat

mengenai narkoba.

c. Devisi daya siswa

1) Majalah dinding (Mading)

Majalah dinding adalah majalah informasi guna

mensosialisasikan narkoba oleh Kovenanza kepada

siswa SMK N 7 Yogyakarta.

2) Publikasi

Publikasi adalah membuat konten yang

diperuntukan bagi khalayak ramai melalui media sosial

Kovenanza seperti instagram.

7. Hubungan SMK Negeri 7 Yogyakarta dengan Kovenanza

Sejak 2016 Kovenanza resmi menjadi organisasi

ekstrakulikuler di SMK Negeri 7 Yogyakarta. sejak itulah semua

anggaran kegiatan Kovenanza menjadi tanggung jawab sekolah.

bukan lagi BNN selain anggaran, sekolah juga menyediakan

fasilitas-fasilitas untuk mendukung kinerja kovenanza seperti ruang

kelas dan mading sekolah bahkan sekolah juga memberikan

kesempatan seluas-luasnya bagi kovenanza untuk mengadakan

kerjasama dengan beberapa unit di sekolah seperti bimbingan

konseling (BK), bagian kesiswaan serta organisasi siswa (OSIS).

Page 68: iii - repo.apmd.ac.id

57

Kerjasama biasanya dilakukan dalam kegiatan sidak dan

sosialisasi bagi siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta. Kovenanza juga

melakukan pelaporan terhadap hasil analisa terhadap siswa apabila

terdapat indikasi melanggar peraturan sekolah seperti merokok

ataupun mabuk di lingkungan sekolah.