kuliah iii gadai

42

Upload: muhammad-fahriza

Post on 24-Apr-2015

73 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

yeyeye

TRANSCRIPT

Page 1: Kuliah III Gadai
Page 2: Kuliah III Gadai

G A D A I PENGERTIAN Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau orang lain atas namanya, dan memberikan kekuasaan kepada si berpiutang untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk lelang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya, setelah barang tersebut digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan (ps. 1150 KUHPerdata).

Page 3: Kuliah III Gadai

HAK-HAK PEMEGANG GADAI

1. Hak untuk menahan barang gadai (hak retentie)

2. Hak untuk mendapat pelunasan dari pendapatan penjualan barang yang digadaikan.

3. Hak untuk memperhitungkan biaya-biaya yang perlu guna mempertahankan barang gadai.

4. Hak untuk menagih utang.

5. Hak untuk didahulukan menerima pembayaran utangnya dari para berpiutang lainnya.

Page 4: Kuliah III Gadai

TERJADINYA GADAI

1. Perjanjian gadai: - lisan

- tertulis; akta notaris atau akta bawah tangan

2. Inbezit stelingYaitu penyerahan barang yang digadaikan dari pemberi gadai kepada penerima gadai. Jadi barang yang digadaikan itu harus dilepaskan dari kekuasaan pemberi gadai atau pihak ketiga yang disetujui oleh kreditur dan debitur.

Page 5: Kuliah III Gadai

SIFAT GADAI

1. Perjanjian accesoir2. Tidak dapat dibagi-bagi3. Mengikuti bendanya

Page 6: Kuliah III Gadai

OBYEK GADAI

Semua barang bergerak baik: Bertubuh tidak bertubuh, seperti piutang

atas nama, piutang, wesel, deposito, saham, dsb.

Page 7: Kuliah III Gadai

SUBYEK GADAI 

1. Pihak yang memberikan jaminan gadai (pemberi gadai)

2. Pihak yang menerima gadai (penerima gadai)

3. Pihak ketiga

Page 8: Kuliah III Gadai

KEWAJIBAN PEMEGANG GADAI

1. Merawat benda gadai yang ada dalam tangannya.

2. Bertanggungjawab atas kehilangan atau kemerosotan nilai benda gadai akibat kesalahannya

3. Mengembalikan barang yang dijadikan jaminan dalam hal hutang pokoknya lunas

 

Page 9: Kuliah III Gadai

 HAPUSNYA GADAI

1. Dengan hapusnya perjanjian pokok yang dijamin dengan gadai

2. Dengan terlepasnya benda gadai dari kekuasaan penerima gadai

3. Dengan musnahnya benda gadai

4. Dengan dilepaskannya benda gadai secara sukarela

5. Dengan percampuran (penerima gadai menjadi pemilik benda gadai)

 

Page 10: Kuliah III Gadai

EKSEKUSI GADAI

Pasal 1155 KUHPerdata menentukan :

Apabila oleh para pihak tidak telah diperjanjikan lain maka siberpiutang adalah berhak jika siberhutang atau sipemberi gadai bercidera janji setelah tenggang waktu yang ditentukan lampau atau jika tidak telah ditentukan suatu tenggang waktu setelah dilakukannya suatu peringatan untuk membayar, menyuruh menjual barang gadainya dimuka umum menurut kebiasan-kebiasaan setempat serta atau syarat-syarat yang lazim berlaku dengan maksud mengambil pelunasan jumlah piutangnya beserta bunga dan biaya dari pendapatan penjualan tersebut.

Page 11: Kuliah III Gadai

Jika barang gadainya terdiri atas barang-barang dagangan atau efek-efek yang dapat diperdagangkan dipasar atau dibursa, maka penjualannya dapat dilakukan ditempat-tempat tersebut asal dengan perantaraan dua orang makelar yang ahli dalam perdagangan barang-barang itu.

Page 12: Kuliah III Gadai

Jadi eksekusi terhadap barang jaminan gadai adalah sangat mudah karena kreditor pemegang gadai oleh UU (Ps. 1155 KUHPerdata) diberi kekuasaan untuk melakukan parate eksekusi yaitu eksekusi secara serta-merta yang dapat dilakukan tanpa Perantaraan/ bantuan Pengadilan.

Hanya dalam hal para pihak yaitu kreditor dan debitor telah membuat perjanjian bahwa kreditor tidak boleh melakukan hak parate eksekusinya, maka kreditor dalam hal debitor cidera janji tidak dapat melaksanakan parate eksekusi.

Page 13: Kuliah III Gadai

Pasal 1156 KUHPerdata menentukan :

Bagaimanapun, apabila siberhutang atau sipemberi gadai cidera janji, siberpiutang dapat menuntut/minta dimuka Hakim supaya barang gadainya dijual menurut cara yang ditentukan oleh Hakim untuk melunasi hutang beserta bunga dan biaya atau Hakim atas tuntutan siberpiutang untuk suatu jumlah yang akan ditetapkan dalam putusan hingga sebesar utangnya beserta bunga dan biaya, dst.

Gadai/kuliah/data 2006

Page 14: Kuliah III Gadai

Jadi dalam hal kreditor pemegang gadai tidak mau atau tidak dapat/tidak boleh menggunakan/melaksanakan hak parate eksekusinya, kreditor pemegang gadai selalu dapat meminta/menuntut kepada Pengadilan untuk menentukan cara penjualan obyek gadai atau menentukan obyek gadai dimiliki oleh kreditor pemegang gadai sebagai pelunasan sebagian atau seluruh piutangnya.

Page 15: Kuliah III Gadai

C E S S I E

PENGATURAN DALAM KUHPERDATA - Buku II

Sebagai bagian dari Hukum Benda merupakan cara untuk peralihan hak milik

 -   Buku III

Sebagai lembaga perikatan merupakan lembaga penggantian kualitas kreditur

Page 16: Kuliah III Gadai

PARA PIHAK DALAM CESSIE

Terdapat tiga pihak dalam tiga hubungan hukum: 1. Hubungan antara kreditur semula (cedent) dan

debitur (cessus) 2. Hubungan antara kreditur semula (cedent) dan

kreditur baru (cessionaris) 3. Hubungan antara kreditur baru (cessionaris)

dan debitur (cessus)

Page 17: Kuliah III Gadai

HUBUNGAN ANTARA CEDENT DAN CESSIONARIS Syarat umum dalam cessie:  Adanya suatu rechstitel atau peristiwa perdata yang

menimbulkan kewajiban penyerahan

Dilakukan oleh orang yang mempunyai kewenangan beschikking (mengambil tindakan pemilikan)

  Syarat khusus dalam cessie:  Dilakukan dengan membuat suatu akta yang disebut akta

cessie

Cessie/kuliah/data 2006

Page 18: Kuliah III Gadai

HUBUNGAN ANTARA CESSIONARIS DAN CESSUS 1. Pemberitahuan

Akta cessie baru berlaku terhadap cessus, kalau terhadapnya sudah diberitahukan adanya cessie

atau secara tertulis telah disetujui atau diakui olehnya (pasal 613 ayat 2 KUH Perdata)

2. Cessie dan pembayaran dengan itikad baikPada prinsipnya pembayaran harus diterima oleh kreditur atau kuasanya (atau orang yang oleh

undang- undang atau hakim ditunjuk sebagai orang yang dikuasakan untuk menerimanya). Dengan perkataan lain kepada kreditur yang sebenarnya.

Dalam Pasal 1386 KUH Perdata dikatakan, bahwa pembayaran yang dilakukan dengan itikad baik

kepada orang yang memegang surat tagihannya adalah sah.

Page 19: Kuliah III Gadai

3. Cessie sebagai jaminan

Dalam praktek perbankan, bank menuntut adanya cessie atas tagihan atas nama yang dipunyai oleh debitur sebagai jaminan kreditnya, jadi cessie di sini bukan dimaksudkan agar kreditur menjadi pemilik dari tagihan tersebut tetapi hanya untuk jaminan saja.

Page 20: Kuliah III Gadai

C E S S I ESEBAGAI JAMINAN HUTANG

A BPiutang Dagang A

CEDENT(Debitur Bank)

CESSUS(Debitur)Dialihkan sebagai

Jaminan hutangAkad Kredit

(Kreditur)

Bank CessionarisPersyaratan :

1. Pengalihan harus dengan Akta Otentik atau dibawah tangan2. Cessus harus diberitahu, atau diakui oleh yang bersangkutan dan

disetujui secara tertulis3. Cessie dapat dilakukan antara 2 (dua) pihak CEDENT dan

CESSIONARIS dengan memperhatikan butir persyaratan ke 2 di atas atau idealnya

4. Cessie dibuat antara tiga pihak CEDENT, CESSUS, dan CESSIONARIS dalam satu Akta

Page 21: Kuliah III Gadai

CATATAN BEBERAPA PERBANDINGAN(Gadai, Fidusia, Cessie sebagai Jaminan Hutang)

GADAI FIDUSIA CESSIE

1. Obyek Bergerak Bergerak, Tidak bergerak (tertentu)

Tagihan

2. Pihak-pihak Pemberi/ Pemegang Pemberi Fidusia, Penerima Fidusia

Cedent/Cessus/Cessionaris

3. Dasar Hukum

Sebagai Hak Jaminan/Kebendaan Pasal 1150-1160 BW Buku Ke-II Bab XX Tentang Gadai

Sebagai Hak Jaminan/Kebendaan UU No. 42/1999

a. Pasal 613 Buku II Bab III tentang Hak Milik/tentang Cara memperoleh Hak Milik Bgn II

b. Pasal 1386 Buku III Bab IV tentang Hapusnya Perikatan Bag. I tentang Pembayaran

4. Terjadinya - Penyerahan Obyek oleh Pemberi ke Pemegang

- Lisan/Tertulis (akta)

- Penyerahan Hak Milik secara Kepercayaan

- Harus Akta Otentik

Pemberitahuan ke/disetujui cessus Tertulis (Akta)

5. Sifatnya Accesoris/Droit de Suite Ondeelbaar/Preferent

Accesoris/Droit de suite/preferent

Accesoris sebagai jaminan/ tidak preferent

6. Hapusnya - Lunas/Obyek lepas dari kekuasaan pemegang gadai

- Musnah

-Lunas-Barang musnah-Dibebaskan

Lunas/dikembalikan ke Cedent/pembayaran oleh cessus

Page 22: Kuliah III Gadai

FIDUSIA

Dalam hukum romawi Lembaga Jaminan dikenal dengan nama FIDUCIA CUM CREDITORE CONTRACTA (artinya, janji kepercayaan yang dibuat dengan Kreditor).

Isi janji yang dibuat oleh Debitor dengan Kreditornya adalah bahwa Debitor akan mengalihkan kepemilikan atas suatu benda kepada Kreditornya sebagai jaminan untuk utangnya dengan kesepakatan bahwa Kreditor akan mengalihkan kembali kepemilikan tersebut kepada Debitor bilamana utangnya sudah dibayar lunas.

Page 23: Kuliah III Gadai

Hukum Romawi juga mengenal suatu lembaga titipan yang dikenal dengan nama FIDUCIA CUM AMICO CONTRACTA (artinya, janji kepercayaan yang dibuat dengan teman).

Lembaga Fiducia ini sering digunakan dalam hal seorang pemilik benda harus mengadakan perjalanan ke luar kota dan sehubungan dengan ini menitipkan kepada temannya kepemilikan benda dimaksud dengan janji bahwa teman tersebut akan mengembalikan kepemilikan benda tersebut bilamana si pemilik benda sudah kembali dari perjalanannya.

Page 24: Kuliah III Gadai

Pada dasarnya Lembaga FIDUCIA CUM AMICO sama dengan Lembaga ”TRUST” sebagaimana itu dikenal dalam sistem hukum Anglo-Amerika (Common Law).

Lembaga Jaminan Fidusia sebagaimana yang kita kenal sekarang dalam bentuk “FIDUCIARE EIGENDOMSOVERDRACHT” atau “FEO” (Pengalihan Hak Milik secara Kepercayaan) timbul berkenaan dengan adanya ketentuan dalam Pasal 1152 ayat 2 KUHPerdata tentang gadai yang mensyaratkan bahwa kekuasaan atas benda yang digadaikan tidak boleh berada pada Pemberi Gadai.

Page 25: Kuliah III Gadai

Larangan tersebut mengakibatkan bahwa Pemberi Gadai tidak dapat mempergunakan benda yang digadaikan untuk keperluan usahanya.

Hambatan tersebut diatasi dengan mempergunakan Lembaga FEO yang kemudian diakui oleh Yurisprudensi Belanda dalam ARREST HOGE RAAD tanggal 25 Januari 1929 yang dikenal dengan nama “BIERBROUWERIJ-ARREST”. Di Ihdonesia Lembaga FEO tersebut diakui oleh Jurisprudensi berdasarkan ARREST HOOGGERECHTSHOF tanggal 18 Agustus 1932 (BPM vs CLYNETT).

Page 26: Kuliah III Gadai

Pengalihan Hak Kepemilikan dalam hal Jaminan Fidusia adalah pengalihan Hak Kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan janji bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap berada dalam penguasaan Pemberi Jaminan Fidusia (“PEMBERI FIDUSIA”).

Pengalihan Hak Kepemilikan atas benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia seperti tersebu diatas dilakukan dengan cara CONSTITUTUM POSSESSORIUM (= VERKLARING VAN HOUDERSCHAP, artinya, Pengalihan Hak Kepemilikan atas suatu benda dengan melanjutkan penguasaan atas benda tersebut yang berakibat bahwa Pemberi Fidusia seterusnya akan menguasai benda dimaksud untuk kepentingan Penerima Jaminan Fidusia (“PENERIMA FIDUSIA”).

Page 27: Kuliah III Gadai

Pengalihan Hak Kepemilikan tersebut berada Dari Pengalihan Hak Milik Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 584 jo. Pasal 612 ayat 1 KUHPerdata. Dalam hal Jaminan Fidusia Pengalihan Hak Kepemilikan dimaksudkan semata-mata sebagai Jaminan/Agunan bagi pelunasan utang, bukan untuk seterusnya dimiliki oleh Penerima Fidusia.

Page 28: Kuliah III Gadai

INTISARI Undang-undang No. 42 tahun 1999 tentang Jaminan

Fidusia; Catatan dan Komentarnya

Pokok-pokok materi yang diatur dalam Undang-undang tentang Jaminan Fidusia adalah:

Pertama : Ciri-ciri Jaminan Fidusia : a. Kreditur penerima Fidusia mempunyai kedudukan

yang diutamakan terhadap kreditur lainnnya.

b. Jaminan Fidusia menjamin utang, baik yang telah ada maupun yang masih akan ada.

c. Jaminan Fidusia wajib didaftarkan.

d. Sertipikat Jaminan Fidusia berkekuatan eksekutorial.

e. Pembebanan Jaminan Fidusia tidak dapat dilakukan pembebanan ulang.

f. Jaminan Fidusia mengikuti obyeknya dalam tangan siapapun berada.

Page 29: Kuliah III Gadai

Kedua: Pembebanan Jaminan Fidusia merupakan Perjanjian Ikutan dan pembebanan

Jaminan Fidusia harus dibuat dengan akta Notaris.

Ketiga : Larangan bagi Pemberi Fidusia :

a. Melakukan Fidusia ulang.

b. Mengalihkan, menggadaikan atau menyewakan benda obyek jaminan Fidusia yang bukan benda persediaan, tanpa persetujuan tertulis dari Penerima Fidusia.

c. Memberi kewenangan kepada Penerima Fidusia untuk memiliki benda obyek jaminan Fidusia apabila debitur cidera janji.

d. Memalsu, mengubah, menghilangkan atau dengan cara apapun memberikan keterangan secara menyesatkan

Page 30: Kuliah III Gadai

Adapun ketentuan pidana dalam Undang-undang ini selain sebagai upaya preventif dan represif serta berfungsi sebagai jaminan untuk memperkuat norma kelembagaan, moralitas individu dan sosial juga dimaksudkan untuk memberi kejelasan dan kepastian hukum bagi para pihak dalam perjanjian baik orang perseorangan maupun korporasi.

Keempat : Ketentuan Pidana :

Page 31: Kuliah III Gadai

SISTEM RESI GUDANG(Warehouse Receipt System)

1. DefinisiSistem Resi Gudang adalah Kegiatan yang berkaitan dengan Penerbitan, Pengalihan, Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi Resi Gudang.

Resi Gudang adalah Dokumen Bukti Kepemilikan atas barang yang disimpan di gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang.

Barang adalah Setiap benda bergerak yang dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu dan diperdagangkan secara umum.

Page 32: Kuliah III Gadai

Pemegang Resi Gudang adalah Pemilik barang atau pihak yang menerima pengalihan dari pemilik barang atau pihak lain yang menerima pengalihan lebih lanjut.

Pengelola Gudang adalah Pihak yang melakukan usaha pergudangan, baik gudang milik sendiri maupun milik orang lain, yang melakukan penyimpanan, pemeliharaan dan pengawasan barang yang disimpan oleh pemilik barang serta berhak menerbitkan Resi Gudang.

Page 33: Kuliah III Gadai

2. Pengertian Hak Jaminan Atas Resi GudangHak Jaminan atas Resi Gudang adalah Hak Jaminan yang dibebankan pada Resi Gudang untuk pelunasan utang yang memberikan kedudukan untuk diutamakan bagi penerima hak jaminan terhadap kreditur yang lain (Pasal 1 angka (9) UU SRG).Hak Jaminan dalam undang-undang ini meliputi klaim asuransi dalam hal barang sebagaimana tersebut dalam Resi Gudang diasuransikan (Penjelasan Pasal 12 ayat (1) UU SRG)

Page 34: Kuliah III Gadai

3. Para Pihak Dalam Jaminan Resi Gudang

1.Kreditur yang menerima jaminan dan akan menyimpan Resi Gudang sebagai jaminan dari Debitur

2.Debitur yang menyerahkan Resi Gudang sebagai dokumen bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di dalam gudang.

3.Pengelola Gudang yang mengelola barang-barang debitur yang ditaruh di dalam gudang.

Page 35: Kuliah III Gadai

4. Asas-Asas Hak Jaminan atas Resi Gudang1). Asas-asas Hak Kebendaan

a. Asas Absolutb. Asas Droit de Suitec. Asas Droit de Preference

Pasal 12 ayat (2) UU SRG :

“Setiap Resi Gudang yang diterbitkan hanya dapat dibebani satu jaminan utang”.

Pasal 16 ayat (2) PP. 36 Tahun 2007 Tentang Pelaksana UU No.9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang:“Hak Jaminan atas Resi Gudang memberikan kedudukan untuk diutamakan bagi kreditur Penerima Hak Jaminan terhadap kreditur lain.

Page 36: Kuliah III Gadai

2). Bersifat AccesoirPerjanjian Hak Jaminan merupakan perjanjian ikutan dari suatu perjanjian utang piutang yang menjadi perjanjian pokok.(Pasal 12 (1) UU SRG).

3). Asas PubliciteitPenerima Hak Jaminan harus memberitahukan perjanjian pengikatan Resi Gudang sebagai Hak Jaminan kepada Pusat Registrasi dan Pengelola Gudang (Pasal 13 UUSRG)

Page 37: Kuliah III Gadai

4). Asas SpecialiteitAkta perjanjian Hak Jaminan harus memuat

a. Identitas pihak pemberi dan penerima Hak Jaminanb. Data perjanjian pokok yang dijamin dengan Hak

Jaminanc. Spesifikasi Resi Gudang yang diagunkand. Nilai Jaminan Utang; dane. Nilai barang berdasarkan harga pasar saat barang di

masukkan ke dalam gudang.

Page 38: Kuliah III Gadai

5). Obyek Jaminan dalam Hak Jaminan atas Resi GudangBarang bergerak yang disimpan dalam jangka waktu tertentu dan diperdagangkan secara umum (Pasal 1 angka (5) UU SRG).

Peraturan Menteri Perdagangan RI No.26/M-DAG/Per/6/2007.

Pasal 3 : ‘Barang’ dalam sistem Resi Gudang memiliki daya simpan paling sedikit 3 (tiga) bulan, memiliki standar mutu tertentu, jumlah minimum barang disimpan.

Page 39: Kuliah III Gadai

Pasal 4 (1) : Gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, dengan catatan bahwa penetapan tentang Barang ini dapat berkembang dengan rekomendasi Pemerintah Daerah, instansi terkait, asosiasi komoditas, dengan tetap memperhatikan persyaratan pada Pasal 3 (vide Pasal 4 ayat (2), Permendag No.26/M-DAG/Per/6/2007.

Page 40: Kuliah III Gadai

6. Tahapan Terjadinya Hak Jaminan atas Resi Gudang

Akta Perjanjian Hak Jaminan (Pasal 14 ayat 1 dan 2 UU SRG)

Kreditur memberitahukan perjanjian pengikatan Resi Gudang Sebagai Hak Jaminan Kepada

Pusat Registrasi dan Pengelola Gudang(Pasal 13 UU SRG)

Page 41: Kuliah III Gadai

Pemberitahuan disampaikan secara tertulis dengan Formulir dari Badan Pengawas dan

dilengkapi dengan foto copy Perjanjian Hak Jaminan dan foto copy Resi Gudang

(Pasal 17 (3) UU SRG)

Dicatat dalam buku Daftar Pembebanan Hak Jaminan oleh Pusat Registrasi

Penerbitan konfirmasi pemberitahuan pembebanan Hak Jaminan secara tertulis atau elektronik kepada penerima

hak jaminan, Pemberi Hak Jaminan dan Pengelola Gudang(Pasal 18 (1) dan (2) PP No.36/2007)

Page 42: Kuliah III Gadai

7). Hapusnya Hak Jaminan atas Resi Gudanga. Hapusnya utang pokok yang dijamin dengan hak jaminan dan;b. Pelepasan Hak Jaminan oleh Penerima Hak Jaminan(Pasal 15 UU SRG)

8). Eksekusi dalam Hak Jaminan atas Resi GudangPasal 16 UU SRG

(1). Apabila pemberi hak jaminan cidera janji, penerima hak jaminan mempunyai hak untuk menjual obyek jaminan atas kekuasaan sendiri melalui lelang umum atau penjualan langsung.

(2). Penerima hak jaminan memiliki hak untuk mengambil pelunasan piutangnya atas hasil penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah dikurangi biaya penjualan dan biaya pengelolaan.

(3). Penjualan objek jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan atas sepengetahuan pihak pemberi Hak Jaminan