hubungan antara autisme dan fragile x syndrome mutia.docx
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA AUTISME DAN FRAGILE X SYNDROME
Jenny L. Demark
Abstrak
Terdapat beberapa bukti dalam beberapa literature yang menyatakan bahwa orang dengan
kelainan fragile X syndrome (FraX) memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami autism.
Walaupun masih belum jelas bagaimana atau mengapa dua kelainan ini berhubungan. Bahkan
jika orang dengan kelainan fragile X tidak sepenuhnya didiagnosa memiliki criteria autism
mereka tetap memiliki beberapa sifat yang tipikal pada penderita autis seperti gerakan tangan
penderita autis, kemampuan komunikasi yang abnormal, dan sulit melakukan kontak mata
dengan orang lain. Jurnal ini membahas baik kelainan autism dan FraX, serta review pada
perilaku, genetic dan penelitian neuroanatomical tentang hubungan keduanya.
AUTISM
Autisme adalah gangguan perkembangan mentaldengan bberapa gejala berupa gangguan
kemampuan social, keterlambatan atau ketidak adaannya kemampuan berbicara, dan adanya
gerakan-gerakan berulang (American Psychiatric Association, 1994). Kebanyakan orang yang
menderita autism memiliki gangguan perkembangan, walaupun sekitar 20% penderita autism
memiliki IQ yang normal (Klinger & G.Dowson,1996)
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menemukan neurochemical spesifik dan atau
kekurangan pada struktur neuroanatomical pada penderita autism tetapi hasilnya beragam. Telah
dilaporkan bahwa kerusakan pada serebral (Courchesnes,Townsend, & Saitoh, 1994) dan
terdapat beberapa bukti adanya peningkatan sel di daerah hippocampus otak. Spekulasi lainnya
menyebutkan kesalahan pada 4 mekanisme neurofungsional yg berbeda meningkatkan
kemungkinan menderita autism.(Waterhouse, Fein &Modahl, 1996)
Telah ddiketahui bahwa autism memiliki dasar genetic. Penelitian yang berbeda telah memeriksa
keluarga yang mengalami autism dan menemukan, rata-rata bahwa saudara dekat memiliki
kemungkinan 3-5% mengalami autis secara substansial lebih tinggi perkiraan untuk populasi
umumnya (5-10 dalam 10.000 penduduk). Sebuah kemungkinan model non-mendelian dari
autrisme adalah penurunan sifat multifaktorial dimana sejumlah besar gen dan atau factor
lingkungan berkontribusi dalam perkembangan kelainan ini.
FRAGILE X SYNDROME
Fragile X syndrome bentuk ketidakmampuan perkembangan yang diturunkan. Hal ini
dikarenakan perluasan dari sebuah daerah triplet nukleotida berulang di gen Fragile X mental
retardation 1 (FMR 1) yang ditemukan pada kromosom X sehingga menimbulkan bagian yang
rapuh. Daerah Triplet nukleotida yang berulang pada FMR1 terdiri dari sitosin-guanin-guanin
(CGG) yang sekuensnya berulang lagi dan lagi. Dalam bentuk umumnya gen FMR1
mengandung 5 sampai 50 pengulangan basa-basa CGG, namun dalam Fragile X syndrome
pengulangan ini dapat terjadi hingga ratusan bahkan ribuan kali (ebehart & Warren,1996)
Sehingga poroduct FMR1 yaitu Fragile X Mental Retardation protein (FMRP) tidak diproduksi,
protein ini berlimpah pada neuron hippocampus dan otak besar pada orang-orang normal (orang-
orang yang tidak mengalami kelainan). Bukti terbaru menyebutkan kemungkinan gen ini
memainkan peranan yang penting dalam regulasi sintesis protein dalam respon aktivitas sinaptik
(Feng,et all 1997). FMRP kemungkinan memiliki fungsi yang berbeda pada bagian lain dari
perkembangan otak (C. Feinstein, 1997)
Didalam keluarga, biasanya kelainan ini diturunkan pada generasi oleh wanita. Wanita yang
membawa gen ini seringkali memiliki bentuk pre-mutasi dari gen FMR1 yang diperluas pada
populasi normal. Tetapi tetap memproduksi FMRP (Fu et al, 1991). Wanita yang membawa gen
pre-mutasi diperkirakan memiliki fungsi intelektual normal, tetapi memiliki resiko cenderung
mengalami kelainan. Pria yang membawa gen pre-mutasi atau gen yang termutasi penuh
cenderung menurunkan sifat gen pre-mutasi pada anak perempuannya, tetapi pada umumnya
cucu akan mendapatkan gen yang termutasi secara penuh. Unuk pria yang mengalami gen mutasi
penuh memiliki tingkat gangguan perkembangan yang berbeda-beda(Hagerman, et al, 1989)
Seseorang yang mengalami Fragile X syndrome cenderung memiliki level intelektual dan
kebanyakan sifat mereka analog dengan penderita autism. Kebanyakan laki-laki pra-pubertas
menunjukkan sifat hiperaktif, mengepak-ngepakkan tangan (hand flapping), tuli dan cenderung
menghindari kontak mata dengan orang lain.
PENURUNAN SIFAT FRAGILE X
1. Baik wanita maupun pria dapat menurunkan mutasi pada kromosom X. Wanita dapat
menurunkan baik kepada anak perempuannya maupun anak laki-lakinya. Sedangkan
untuk pria hanya menurunkan sifat untuk semua anak perempuannya namun tidak untuk
anak laki-lakinya.
2. Perluasan pengulangan triplet basa CGG dipengaruhi oleh :
Jenis Kelamin Pembawa Sifat :
-Premutasi wanita beresiko menjadi mutasi penuh saat diturunkan kepada anaknya.
Sedangkan premutasi pada pria cenderung stabil saat diturunkan pada anak
perempuannya.
Jumlah Pengulangan Triplet Basa
- Pada umumnya, Ukuran yang besar pada pengulangan triplet basa pada perempuan
berisiko berubah menjadi mutasi penuh pada satu generasi. Sedangkan allel
cenderung tidak berubah pada pria.
Hubungan AUTISME DAN FRAGILE X SYNDROME
Penelitian Rogers dkk dengan sampel anak yang menderita Fragile X syndrome ( berumur
kurang dari 4 tahun) cendeerung memiliki sifat autisdan memperkirakan hal ini kemungkinan
karena umur mereka yang relative muda dan level perkembangan.
Kesamaan Antara Autisme dan Fragile X syndrome
Penderita autism dan fragile syndrome cenderung memiliki kesamaan perilaku. Seperti
kurangnya respon saat diajak bersosialisasi, gangguan dalam berbicara, seringkali menggigit
tangan, hand flapping, perubahan mood yang seringkali terjadi.
Perbedaan Antara Autisme dan fragile X syndrome
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Madison, dkk 1989 Seseorang dengan kelainan autism
memilik kemampuan yang lebih baik dalam pengerjaan tugas sementara penderita fragile x
syndrome memiliki kemampuan berbicara yg lbh baik. Anak penderita autism cenderung sulit
bersosialisasi sedangkan penderita fragile x syndrome cenderung sulit melakukan kontak mata.