hematologi
DESCRIPTION
kedokteranTRANSCRIPT
Pemicu 3Mataku KuningHematologi
Reeni Darmawan 405110168
Learning Objectives3M:
1. Klasifikasi An. Hemolitik2. Metabolisme bilirubin3. Gejala + patfis An. Hemolitik intra
dan ekstra vaskuler4. Pemeriksaan Lab.5. Malaria6. Penatalaksanaan
LO1. AN. HEMOLITIK
Definisi
Anemia Hemolitik adalah penyakit kurang darah atau anemia yang terjadi karena meningkatnya destruksi eritrosit.
anemia hemolitik biasanya tidak tampak sampai masa hidup eritrosit kurang dari 30 hari.
HerediterMembran
Sferositosis herediter
Eliptositosis herediter
Ovalositosis
MetabolismeDefisiensi G6PD
Defisiensi piruvat kinase
HemoglobinAbnormal
DidapatImun
AutoimunAntibodi hangat
Antibodi dingin
Aloimun
Dinduksi obat
Sindrom fragmentasi ertrositarteri katup jantung
InfeksiMALARIA
Agen kimia dan fisikaObat, luka
Anemia hemolitik sekunder Peny. Hati, ginjal
Hemoglubinuria nokturnal paroksismal (PNH)
KLASIFIKASI
Anemia HemolitikDefek eritrosit intristik :
defek membran
kelainan metabolisme eritrosit
Kelainan sintesis hemoglobin herediter.
2.Perubahan lingkungan transfusi darah tidak sesuai sistem ABO
obat (metildopa),
infeksi (malaria),
sekunder (penyakit hati dan ginjal)
ETIOLOGI
Etiologi
eritropoiesis dan
pelebaran
anatomik
sumsum
tulang
destruksi
eritrosit
meningkat
hemolisis ekstravaskular
Hemolisis
intravaskular :
hemoglobin methemalbumin.
(hemoglobinemia)
hemoglobin
bebas difiltras
i glomerulus.
kecepatan
hemolisis
mensaturasi
kapasitas
reabsorpsi
tubulus ginjal,
hb bebas
memasuki urine
hemoglobinuria
dan hemosiderinuria (protein
cadangan besi dalam
sedimen besi) serta
splenomegali
PATOGENESIS
Gambaran klinis
1.Kepucatan membran mukosa.2.Ikterus ringan yang berfluktuasi3.Splenomegali4.Urine gelap (karena urobilinogen
berlebihan)
1.1. Anemia hemolitik hereditermembran
A.Sferositosis herediterDefinisi Anemia hemolitik herediter yang paling sering terjadi pada
orang Eropa Utara dan diturunkan secara dominan autosomal
Etiologi Kelainan molekuler protein rangka (misal: def protein spektrin, ankrin, kelainan palidin)
Patogenesis Hilangnya membran o.k terlepasnya bagian lemak 2 lapis yg tak ditunjang oleh rangka eritrosit menjadi semakin sferis ( kehilangan luas permukaan relatif terhadap volume ) tidak mampu melewati mikrosirkulasi limfe sferosit mati secara prematur.
Tanda dan gejala
• Anemia, ikterus, Splenomegali, Sferositosis, retikulosit & somatositosis di darah perifer, hemolisis ringan tapi terkompensasi•Batu empedu pigmen, krisis aplastik(infeksi parvovirus)
Diagnosis • Ada peningkatan fragilitas osmotik pada inkubasi 24 jam dengan suhu 37°C.•Autohemolisis meningkat dan terkoreksi dengan glukosa pada eritrosit yang diinkubasi 48 jam dengan atau tanpa glukosa.
Penatalaksanaan
Splenektomi(i: anemia/batu empedu) meningkatkan kadar hb
Temuan laboratorium
Hitung darah
• Anemia ringan (hb 9-12 g/dL)• MCV normal • MCHC tinggi• Sferosit di daerah perifer• Trombosit sedikit rendah apabila limfa masih ada• Retikulosit 5-20%
Pemeriksaan sel darah merah
• Kerapuhan osmotik sangat tinggi• Autohemolisis setelha 48 jam pada suhu 37• Glukosa atua atp menghilangkan autohemolisis
Klinis
• BILIRUBIN sesdikit tinggi• Urobilinogen urine cukup tinggi• Haptoglobin rendah
B. Eliptositosis herediter
definisi Anemia yang disebabkan kegagalan heterodimer spektrin untuk bergabung dengan dirinya menjadi heterotetramer.
gejala klinis & Temuan laboratorium
Mirip sferositosis herediter kecuali pada gambaran sediaan apus darah dan gejala klinisnya lebih ringan.
komplikasi •Piropoikilositosis (Eritrosit menunjukkan banyak bentuk tetesan airmata sferosit dan mikrosferoist sera sel2 yang terfragmentasi)•Splenomegali
C. Ovalositosis Asia Tenggara
definisi Anemia yang disebabkan delesi 9 asam amino pada pertautan domain sitoplasma dan transmembran protein band 3
Epidemiologi Malaysia, Filipina, dan Indonesia
gejala klinis Asimtomatik.
1.2. Anemia hemolitik hereditermetabolisme
A.Defisiensi G6PDDefinisi Anemia yg disebabkan oleh defisiensi G6PD dan menurun
terkait seks, mengenai pria, dan dibawa oleh wanita yang memperlihatkan kadar G6PD eritrosit sekitar separuh dari nilai normal
Patogenesis G6PD mereduksi NADPH mengoksidasi glukosa-6-fosfat. NADPH diperlukan untuk produksi glutation tereduksi sehingga defisiensi enzim ini menyebabkan eritrosit rentan terhadap stres oksidasi
Epidemiologi Afrika Barat, Laut Tengah, Timur Tengah, dan Asia Tenggara
Gambaran klinis •Hemolisis intravaskular yang cepat disertai hemoglobinuria.•Ikterus neonatorum
Faktor predisposisi
•Obat, Kacang fava, Infeksi
Diagnosis • Sediaan apus darah dapat memperlihatkan sel-sel yangmengerut dan berfragmentasi (bite cell dan blister cell) yang badan Heinz(hb yang teroksidasi dan terdenaturasi) telah dikeluarkan oleh limpa.
Pengobatan •Menghentikan pemakaian obat pencetus•Mengobati infeksi yang mendasari•Mempertahankan keluaran urine yang tinggi•Melakukan transfusi darah bila perlu pada anemia berat
B. Defisiensi Glutation dan Sindrom Lain Defek pada jalur pentosa fosfat yang
menyebabkan terjadinya sindrom yang menyerupai defisiensi G6PD.
C. Defek Jalur Glikolitik (Embden-Meyerhof) Defek yang jarang ditemukan dan dapat
menyebabkan anemia hemolitik non sferositik kongenital
D. Defisiensi Piruvat KinaseDefinisi Anemia yang terjadi karena eritrosit menjadi kaku
disebabkan berkurangnya pembentukan ATP.
Gejala klinis •Ikterus•Batu empedu
Temuan hematologik
Poikilositosis dan prickle cell yang terdistorsi.
Diagnosis Autohemolisis meningkat dan terkoreksi tanpa glukosa pada eritrosit yang diinkubasi 48 jam dengan atau tanpa glukosa.
2.1. Anemia hemolitik didapatIMUN
A. Anemia Hemolitik Autoimun Tipe Hangat
1.Definisi Anemia yang disebabkan oleh produksi antobodi tubuh terhadap eritrosit sendiri dimana reaksi tersebut terjadi pada suhu sekitar 37°C.
2.PatogenesisEritrosit biasanya dilapisi oleh imunoglobulin (Ig), yaitu umumnya imunoglobulin G (IgG) saja atau dengan komplemen, dan karena itu, diambil oleh makrofag RE yang mempunyai reseptor untuk fragmen Fe IgG. Bagian dari membran yang terlapis hilang sehingga sel menjadi semakin sferis secara progresif untuk mempertahankan volume yang sama dan akhirnya dihancurkan secara prematur, terutama di limpa.
3.EpidemiologiDapat terjadi pada semua usia dan kedua jenis kelamin.
4.Gambaran klinisLimpa seringkali membesar.
5.Diagnosis•Anemia hemolitik ekstravaskular dengan sferositosis yang menonjol dalam darah tepi.•DAT + (akibat IgG, IgG dan komplemen, atau IgA pada sel)
6.Pengobatan•Singkirkan penyebab yang mendasar (contoh:metildopa,fludarabin) Kortikosteroid. Prednisolon adalah pengobatan lin pertama yang diberikan 60 mg per hari sebagai dosis awal untuk orang dewasa dan kemudiandikurangi sedikit demi sedikit.•Splenektomi pasien yang tidak berespons baik atau gagalmempertahankan kadar hemoglobin yang memuaskan dengan dosis steroid yang cukup kecil.•Imunosupresi.. Contoh obat, azatioprin, siklofosfamid, klorambusil, siklosporin, dan mikrofenolat mofetil.•Asam folat diberikan pada kasus yang berat•Transfusi darah pada kasus anemia berat.
B. Anemia Hemolitik Autoimun Tipe Dingin
1.DefinisiAnemia yang disebabkan oleh produksi antobodi tubuh terhadap eritrosit sendiri dimana reaksi tersebut terjadi pada suhu sekitar 4°C.
2.PatogenesisAntibodi IgM melekat pada eritrosit, terutama pada sirkulasi perifer, dengan suhu 4°C. Antibodi IgM sangat efisien dalam memfiksasi komplemen dan dapat terjadi hemolisis intravaskular dan ekstravaskular.
3.Gambaran klinis•Ikterus ringan, Splenomegali , Akrosianosis (perubahan warna kulit menjadi keunguan) di
ujung hidung, telinga, jari-jari tangan dan kaki (disebabkan oleh aglutinasi eritrosit dalam pembuluh darah kecil)
4.DiagnosisSerupa dengan anemia hemolitik ATH, kecuali sferositosis kurang jelas dan eritrosit beraglutinasi dalam suhu dingin serta DAT memperlihatkan komplemen C3d saja ada permukaan eritrosit.
5.Pengobatan•Mempertahankan pasien tetap hangat dan mengobati penyebab yang mendasari
C. Anemia Hemolitik Aloimun Anemia dimana antibodi yang dihasilkan oleh satu individu
bereaksi dengan eritrosit individu lain.
D. Anemia Hemolitik Imun Yang Diinduksi ObatObat dapat menyebabkan anemia hemolitik imun melalui
3 mekanisme berbeda :1.Antibodi yang ditujukan pada kompleks membran
eritrosit obat (contoh : penisilin, ampisilin).2.Deposisi komplemen melalui kompleks obat protein
(antigen) antibodi pada permukaan eritrosit (contoh : kuinidin, rifampisin)
3.Anemia hemolitik autoimun sejati (contoh : metildopa, fludarabin)
2.2 SINDROM FRAGMENTASI ERITROSIT
Anemia yang timbul akibat kerusakan fisik pada eritrosit, baik pada permukaan yang abnormal atau sebagai anemia hemolitik mikroangiopatik yang disebabkan oleh eritrosit yang melewati benang fibrin yang terdeposit dalam pembuluh darah kecil
2.3 HEMOGLOBINURIA MARS
Anemia yang disebabkan oleh kerusakan eritrosit antara tulang-tulang kecil kaki, biasanya terjadi selama jalan mars atau lari dalam waktu lama
2.4 INFEKSI
Infeksi dapat mencetuskan krisis hemolisis akut pada defisiensi G6PD atau menyebabkan anemia hemolitik mikroangiopatik.
Infeksi malaria Falciparum hemolisis intravaskular akut yang disertai gagal ginjal akut (demam Blackwater).
2.5 AGEN KIMIA DAN FISIKA
Obat tertentu (contoh : dapson, salazopirin) pada dosis besar dapat menyebabkan terjadinya hemolisis intravaskular oksidatif.
2.6 ANEMIA HEMOLITIK SEKUNDER
Anemia yang timbul akibat penyakit sistemik sehingga umur eritrosit memendek.
Ex. Penyakit hati, ginjal
2.7 HEMOGLOBINURIA NOKTURNAL PAROKSISMAL (PNH))
1.DefinisiAnemia yang disebabkan gangguan klonal pada sel induk sumsum tulang, berupa gangguan sintesis jangkar glikosilfosfatidilinisitol (GPI) yang melekatkan beberapa protein permukaan pada membran sel.
2.Gambaran klinis• Hemosiderinuria• Trombosis
3.DiagnosisUji Ham (demonstrasi lisis eritrosit dalam serum pada pH rendah).
4.Pengobatan• Terapi besi untukdefisiensi besi.• Pemberian warfarin (antikoagulan) jangka panjang.• Imunosuprespresi• Transplantasi sumsum tulang alogenik
LO2. METABOLISME
BILIRUBIN
Ekstravaskular
Makrofag RBC
Globin
Zat besi
Protoporfirin
Asam amino
Berkaitan dg transferin
Bilirubin tdk berkonjunggasi
Hati
Bilirubin glukuronida
Usus
Sterkobilinogen
(feces)
Reabsorbsi
Ginjal
Urobilinogen (urin)
Intravaskular
RBC
Hb
Hb-dimerMet-HbHb-haptoglobin
Feri-heme + globin
Methem-albumin
Heme-hemopexin
Hemoglobinuria
Hemosiderinuria
Urobilinogenuria
32Beckingham, I J et al. BMJ 2001;322:33-36
Ikterus
DEFENISI Ikterus (jaundice) didefinisikan sebagai
menguningnya warna kulit dan sklera akibat akumulasi pigmen bilirubin dalam darah dan jaringan. Kadar bilirubin harus mencapai 35-40 mmol/l sebelum ikterus menimbulkan manifestasi klinik.
Serum bilirubin normal berkisar antara 0,5 – 1,3 mg/dL; ketika levelnya meluas menjadi 2,0 mg/dL
34
Seseorang dgn berat badan 70 kg akan mengkatabolisis + 6 gram Hemoglobin setiap harinya.
Globin diuraikan menjadi asam amino. Besi-heme disimpan dalam depot
besi. Porfirin diuraikan dalam sel-sel
retikulo- endotel yg terdapat dalam;- hepar- limpa- sumsum tulang
35
Katabolisme Heme
Heme diuraikan dalam mikrosom sel retikuloendotel oleh sistem heme oksigenase.
Sistem ini terletak sangat dekat dengan sistem transpor elektron.
Oksigen ditambahkan pada jembatan a-metenil antara pirol I dan II.
Produk yg terbentuk adalah biliverdin IX-a.
Biliverdin IX- a akan direduksi jadi bilirubin.
36
Katabolisme Heme
37
Katabolisme Heme
38
Sumber Bilirubin
Pembentukan bilirubin pada dewasa + 250-350 mg/hari.
Terutama berasal dari:1. Hemoglobin;
Satu gram Hb menghasilkan + 35 mg bilirubin.
2. Proses eritropoiesis yg tidak efektif.3. Protein heme, seperti sitokrom P-450.
39
Metabolisme Bilirubin di Hepar
1. Bilirubin diambil oleh sel parenkim hepar.
2. Konjugasi bilirubin dalam retikulum endoplasma halus.
3. Sekresi bilirubin terkonjugasi ke dalam empedu.
40
1. Ambilan Bilirubin oleh Hepar
Bilirubin sukar larut dalam plasma, maka senyawa ini harus berikatan nonkovalen dengan albumin.
Sejumlah obat-obatan bersaing dengan bilirubin utk dapat terikat pd albumin.
Bilirubin dilepas dari albumin oleh sinusoid hepatosit oleh sistem pengangkutan yang difasilitasi.
Ambilan bilirubin ini tergantung pada umpan-balik negatif dari ekskresi bilirubin oleh lintasan berikutnya.
41
2. Konjugasi Bilirubin
Tujuan konjugasi adalah supaya bilirubin berbentuk polar.
Bilirubin akan dikonjugasi dengan asam glukuronat oleh enzim;
2 isoform enzim glukuronosiltransferase
Enzim ini dapat diinduksi oleh fenobarbital.
Intermediat bilirubin monoglukuronida menjadi dominan pada ikterus obstruktif.
42
2. Konjugasi Bilirubin
Donor glukuronat ialah: UDP-glukosa
UDP-glukosa dehidrogenase
UDP-glukosa UDP- asam
glukuronat
2NAD+ 2NADH+2H+
43
2. Konjugasi Bilirubin
UDP-glukuronosil transferaseUDP-asam glukuronat bilirubin
monoglukuronida +
+ bilirubin
UDP
UDP-glukuronosil transferaseUDP-asam glukuronat bilirubin
diglukuronida +
+ bilirubin UDP monoglukuronida
44
3. Sekresi Bilirubin
Sekresi bilirubin diglukuronida ke dalam empedu melalui transportasi aktif.
Sistem transpor ini juga dapat dipicu oleh obat yang menginduksi konjugasi bilirubin.
Normalnya, bilirubin diglukuronida saja yg disekresikan ke dalam empedu.
Bilirubin tak-terkonjugasi dapat ditemukan dalam empedu pada pasien yang telah menjalani fototerapi.
Selanjutnya, bilirubin diglukuronida akan diekskresikan ke duodenum.
45
Bilirubin Dlm Usus
Dalam lumen ileum terminalis, glukuronida akan dilepas oleh enzim bakteri b-glukuronidase.
Pigmen tsb selanjutnya direduksi oleh flora feses menjadi tetrapirol tak berwarna urobilinogen.
46
Siklus Urobilinogen Enterohepatik
Sebagian kecil urobilinogen diabsorpsi kembali oleh sirkulasi darah untuk dibawa ke hepar.
Dari hepar, urobilinogen disekresikan kembali ke dalam lumen usus.
Pada pembentukan pigmen berlebihan atau penyakit hepar, urobilinogen akan diekskresikan juga ke dalam urine.
47
Urobilinogen
Sebagian besar urobilinogen tidak berwarna, tetapi akan teroksidasi menjadi urobilin yg berwarna.
Warna feses berubah menjadi lebih gelap bila terpajan oleh udara, karena oksidasi sisa urobilinogen menjadi urobilin.
48
Hiperbilirubinemia
Peninggian kadar bilirubin darah yang melampaui 1 mg/dl.
Jika kadar mencapai lebih dari 2 mg/dl, maka bilirubin berdifusi ke dalam jaringan.
Bilirubin dalam jaringan tsb akan berubah warna menjadi kuning, disebut ikterus (jaundice).
LO3. MALARIA
Definisi
Malaria adalah suatu infeksi sel darah merah oleh Plasmodium.
Malaria disebarkan melalui:*Gigitan nyamuk betina Anopheles *Transfusi darah yang terkontaminasi *Suntikan dengan jarum yang sebelumnya telah digunakan oleh penderita malaria.
Etiologi
Plasmodium vivax Plasmodium malaria Plasmodium ovale Plasmodium falciparum
Hospes definitif nyamuk anopheles betina
P. falciparum merupakan penyebab infeksi
terbanyak dan paling berbahaya
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/ImageLibrary/Malaria_il.htm
EPIDEMIOLOGI MALARIA
Masa infeksi
•Liur nyamuk sporozoit demam
Masa intrinsik / inkubasi
•Sporozoit skizon sel hati pecah masuk sirkulasi darah
Masa pra eritrositer
•Infeksi ditemukan parasit dalam darah
Masa pre paten
Cara infeksi
Fase seksual
•Gigitan nyamuk anopheles betina parasit malaria
Fase aseksual
•Eritrosit masuk ke sirkulasi darah manusia•Transfusi darah, suntikan, mell. plasenta ibu
Relaps pada malaria
RekrudensiTerjadi karena parasit eritositer bertambah banyak gejala klinik & parasitemia timbul dalam waktu 8 minggu setelah serangan primer.
RekurenTerjadi karena parasit eksoeritrositer yang masuk dalam peredaran darah gejala klinik dan parasitemia timbul kembali 24 minggu / lebih
setelah serangan pertama hilang.
Patogenesis parasit malaria
Perkembangan parasitdalam eritrosit
Plasmodium falciparum
Perubahan permukaan eritrosit
Aglutinasi eritrosit yang terkena parasit
Sirkulasi kapiler↓
Metabolisme Hb
Koagulasi intravaskulardiseminata
Pembentukan pigmen malaria
Penurunan Fe
ANEMIA
Lisis dari sel yg terinfeksi
Sisa2 sel
Splenomegali
Destruksi eritrositnormal
Hb
Hb uria(black water
fever)
Hemoglobinemia
Antigen + antibodi
Sindroma nefrotik
Anoksia
Daur hidup parasit
Fase seksual eksogen (sporogoni) di tubuh nyamuk
Fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes
Daur ertrosit dalam darah (skizogoni eritrosit)
Daur dalam sel parenkim hati (skizogoni eksoeritrositer)prime
rsekunder
Fase aseksual
Sporozoit
Pembuluh darah
Hati
Merozoit
Eritrosit
Stadium ring
Trofozoid
Muda Tua
Skizogoni
Skizon
Muda
Tua
Matang
Hipnozoit (daur eksoeritrositer sekunder)
Skizogoni eksoeriteositer primer (masuk sel hati trofozoid hati)
Merozoit
Aliran darah
Masuk eritrosit baru
Fase seksual
makrogamet mikrogamet
zigot
ookinet
ookista
sporozoit
Tanda & Gejala
Fever
Pallor
Headache
Vomiting
Fatigue
Shortness of breath
Splenomegaly
Hepatomegaly
Cara infeksi
Secara alami Melalui vektor
sporozoitnya di masukkan ke dalam tubuh manusia dengan tusukan nyamuk anopheles
Secara induksi Bila stadium
aseksual dalam eritrosit tidak sengaja masuk ke dalam badan manusia melalui darah
Misal : dengan transfusi, suntikan, secara kongenital
Cara penularan 1. Penularan secara alamiah (natural infection)
terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles.2. Penularan yang tidak alamiah
a. Malaria bawaan (congenital) Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan
karena ibunya menderita malaria, penularan terjadi melalui tali pusat atau placenta
b. Secara mekanik Penularan terjadi melalui transfusi darah
atau melalui jarum suntik. Penularan melalui jarum suntik yang tidak steril lagi
c. Secara oral (Melalui Mulut)
Masa inkubasi
Plasmodium Falciparum 12 hari Plasmodium vivax Plasmodium Ovate Plasmodium maJariae 28 -30 hari
13 – 17 hari
Klasifikasi plasmodium1. Plasmodium vivax Malaria tertiana disebabkan
serangan demamnya yang timbul setiap 3 hari sekali. 2. Plasmodium malaria Malaria Quartana karena
serangan demamnya yang timbul setiap 4 hari sekali. 3. Plasmodium ovale Malaria Ovale dengan pola
demam tidak khas setiap 2-1 hari sekali. 4. Plasmodium falciparum Malaria tropicana atau
Malaria tertiana maligna sebab serangan demamnya yang biasanya timbul setiap 3 hari sekali dengan gejala yang lebih berat dibandingkan infeksi oleh jenis plasmodium lainnya
Plasmodium
Masa inkubasi
Tipe panas (jam)
Relaps
Rekrudensi
Manifestasi klinik
Falcifarum
9 – 14 hari
24,36,48 - +
Gejala gastrointestinal,
hemolisis, anemia, ikterus
hemoglobinuria, gejala serebral,
edema paru, hipoglikemia,
gangguan kehamilan, kematian
Vivax13 – 17
hari 48 ++ -Anemia kronik,
splenomegali, ruptur limpa
Ovale13 – 17
hari 48 ++ -Anemia kronik,
splenomegali, ruptur limpa
Malariae 28 -30 hari
72 - +
Rekrudensi sampai 50 yahun,
splenomegali menetap, limpa
jarang ruptur
P. Falcifarum P. Vivax P. Malariae P. Ovale
Daur pra-eritrosit
5,5 hari 8 hari 9 hari 10-15 hari
Hipnozoit - + + -
Jumlah merozoit
40.000 10.000 15.000 2000
Skizon hati 60 mikron 45 mikron 70 mikron 55 mikron
Daur eritrosit 48 jam 48 jam 50 jam 72 jam
Eritrosit yg dihinggapi
Muda & normosit
Retikulosit & monosit
Retikulosit & normosit muda
Normosit
Pembesaran Eritrosit
- ++ + -
Titik eritrosit Maurer Schuffner Schuffner (james)
Ziemann
Pigmen Hitam Kuning tengguli
Tengguli tua Tengguli hitam
Jumlah merozoit eri
8-24 12-18 8-10 8
Daur dlm nyamuk pd 27°C
10 hari 8-9 hari 12-14 hari 26-28 hari
Daftar pustaka
Hoffbrand A.V., Moss P.A.H., Pettit J.E. Hematologi. Ed 4. Jakarta : EGC. 2005
Kesimpulan
Kemungkinan si ibu mengalami anemia hemolitik yang didapat
Kemungkinan si anak mengalami anemia hemolitik herediter
Saran
Segera lakukan pemeriksaan lab yang diberikan
Kembali memeriksakan diri ke dokter stelah melakukan tes lab.
TERIMA KASIH