gangguan lapang pandang

Upload: anggi-anggraini

Post on 02-Jun-2018

455 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 GANGGUAN LAPANG PANDANG

    1/4

    GANGGUAN LAPANG PANDANG

    PEMERIKSAAN LAPANGAN PANDANG

    Bila kita memfiksasi pandangan kita ke satu benda, benda ini terlihat

    nyata, sedangkan benda-benda di sekitarnya tampak kurang tajam. Seluruh

    lapangan yang terlihat, bila kita memfiksasi mata ke satu benda disebut lapangan

    pandang.

    Pada pemeriksaan lapangan pandang, kita menentukan batas perifer dari

    penglihatan, yaitu batas sampai mana benda dapat dilihat, jika mata difiksasi pada

    satu titik. Sinar yang datang dari tempat fiksasi jatuh di makula, yaitu pusat

    melihat jelas (tajam), sedangkan yang datang dari sekitarnya jatuh di bagian

    perifer retina.

    Lapangan pandang yang normal mempunyai bentuk tertentu, dan tidak

    sama ke semua arah. Seseorang dapat melihat ke lateral sampai sudut 90-100

    derajat dari titik fiksasi, ke medial 60 derajat, ke atas 50-60 derajat dan ke bawah

    60-75 derajat. Ada tiga metode standar dalam pemeriksaan lapang pandang yaitu

    dengan metode konfrontasi, perimeter, dan kampimeter atau tangent screen.

    Kampimeter adalah papan hitam yang diletakkan di depan penderita pada

    jarak 1 atau 2 meter, dan sebagai benda penguji (test object) digunakan bundaran

    kecil berdiameter 1 sampai 3 mm. Mata pasien difiksasi di tengah dan benda

    penguji digerakkan dari perifer ke tengah dari segala jurusan. Kita catat tempat

    pasien mulia melihat benda penguji. Dengan demikian diperoleh gambaran

    kampus penglihatan.

    Perimeter adalah setengah lingkaran yang dapat diubah-ubah letaknya

    pada bidang meridiannya. Cara pemakaiannya serta cara melaporkan keadaan

    sewaktu pemeriksaan sama dengan kampimeter.

    Pemeriksaan lapangan pandang (visual field) yang sederhana dapat

    dilakukan dengan jalan membandingkan lapang pandang pasien dengan pemeriksa

    (yang dianggap normal) yaitu dengan metode konfrontasi dari Donder. Teknik

    pemeriksaan tes konfrontasi adalah dengan cara pasien duduk atau berdiri

    berhadapan dengan pemeriksa dengan jarak kira-kira 1 meter.Bila mata kanan

    yang hendak diperiksa lebih dahulu, maka mata kiri pasien harus ditutup,

  • 8/10/2019 GANGGUAN LAPANG PANDANG

    2/4

    misalnya dengan tangannya atau kertas, sedangkan pemeriksa harus menutup mata

    kanannya. Pasien diminta untuk memfiksasi pandangannya pada mata kiri

    pemeriksa.

    Kemudian pemeriksa menggerakkan jari tangannya di bidang pertengahan

    antar pemeriksa dan pasien. Gerakan dilakukan dari arah luar ke dalam.Jika pasien

    sudah melihat gerakan jari-jari pemeriksa, ia harus memberi tanda dan

    dibandingkan dengan lapang pandang pemeriksa. Bila terjadi gangguan lapang

    pandang, maka pemeriksa akan lebih dahulu melihat gerakan tersebut. Gerakan

    jari tangan ini dilakukan dari semua arah (atas, bawah, nasal, temporal).

    Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata.

    Bila pasien tidak dapat melihat jari pemeriksa sedangkan pemeriksa sudah

    dapat melihatnya, maka hal ini berarti bahwa lapang pandang pasien menyempit.

    Kedua mata diperiksa secara tersendiri dan lapang pandang tiap mata dapat

    memperlihatkan bentuk yang khas untuk tipe lesi pada susunan nervus optikus.

    KELAINAN PADA PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG

    Jika terdapat lesi di sepanjang lintasan nervus optikus (N.II) hingga

    korteks sensorik, akan menunjukkan gejala gangguan penglihatan yaitu pada

    lapang pandang atau medan penglihatan. Lesi pada nervus optikus

    akanmenyebabkan hilangnya penglihatan monokular atau disebut anopsia (no.1)

    pada mata yang disarafinya. Hal ini disebabkan karena penyumbatan arteri

    centralis retina yang mendarahi retina tanpa kolateral, ataupun arteri karotis

    interna yang akan bercabang menjadi arteri oftalmika yang kemudian menjadi

    arteri centralis retina. Kebutaan tersebut terjadi tiba-tiba dan disebut amaurosis

    fugax.

    Lesi pada bagian lateral khiasma optikum akan menyebabkan hemianopsia

    binasal (no.2), sedangkan lesi pada bagian medial kiasma akan menghilangkan

    medan penglihatan temporal yang disebut hemianopsia bitemporal (no.3).

    Kelainan seperti ini banyak disebabkan oleh lesi khiasma, seperti tumor dan kista

    intrasellar, erosi dari processus clinoid seperti yang terjadi dengan tumor atau

  • 8/10/2019 GANGGUAN LAPANG PANDANG

    3/4

    aneurisma dorsal dari sella tursica, kalsifikasi di antara atau di atas sella tursika

    seperti yang terjadi dengan kista dan aneurisma kraniofaringioma, dan juga pada

    meningioma suprasellar. Juga dapat disebabkan oleh trauma dan tumor pada regio

    khiasma. Hemianopsia bitemporal bisa didapatkan pada kista suprasellar.Bisa

    juga ditemukan pada pasien dengan tumor pituitari tapi bersifat predominan

    parasentral.Pada adenoma pituitari juga bisa terkadi kebutaan atau anopsia pada

    salah satu mata dan hemianopsia temporal pada mata yang lainnya.Lesi pada

    traktus optikus akan menyebabkan hemianopsia homonim kontralateral (no.4).

    Serabut-serabut dari retina pada bagian temporal akan rusak, bersamaan dengan

    serabut dari bagian nasal retina mata yang lain yang bersilangan. Lesi pada

    radiasio optika bagian medial akan menyebabkan quadroanopsia inferior

    homonim kontralateral (no.7), sedangkan lesi pada serabut lateralnya akan

    menyebabkan quadroanopsia superior homonim kontralateral (no.6).

    Quadroanopsia atau kuadranopia biasanya terjadi pada lesi yang terdapat pada

    bagian temporo-parietal. Lesi pada bagian posterior radiasio optika akan

    mengakibatkan hemianopsia homonim yang sama dan sebangun dengan

    mengecualikan penglihatan makular (no.5).

    Selain hemianopsia klasik dan kuadranopia, gangguan lapang pandang lain

    dan fenomena terkait yang dapat terdeteksi pada pemeriksaan lapangan pandang

    adalah skotoma sentral merupakan hilangnya penglihatan sentral yang umumnya

    berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan dan merupakan

    karakteristik penyakit nervus optikus dan penyakit makula retina. Perluasan bintik

    buta fisiologis, yang terlihat dengan pembengkakan diskus optikus (edema papil)

    yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial, dan umumnya terjadi

    dengan ketajaman penglihatan yang masih baik. Penglihatan seperti terowongan

    (tunnel vision) merupakan hilangnya lapang pandang perifer dengan

    dipertahankannya daerah sentral yang disebabkan oleh beberapa penyebab, antara

    lain penyakit oftalmologi, yaitu glaukoma kronik sederhana, retinitis pigmentosa,

    dan penyakit korteks, yaitu hemianopia homonim bilateral dengan makula yang

    masih baik (macular sparing).

  • 8/10/2019 GANGGUAN LAPANG PANDANG

    4/4

    Lesi pada nervus optikus sering disebabakan oleh infeksi dan intoksikasi.

    Di samping itu, sebab mekanik, seperti jiratan karena araknoiditis atau

    penyempitan foramen optikum (osteitis jenis Paget) atau penekanan karena tumor

    hipofisis, kraniofaringioma, meningioma, aneurisme arteri oftalmika dapat

    mengakibatkan kerusakan pada nervus optikus, baik sesisi maupun bilateral.

    Gangguan pada nervus optikus, baik yang bersifat radang, maupun demielinisasi

    atau degenerasi atau semuanya dinamakan neuritis optika.

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    Gambar . Lintasan Impuls visual dan Gangguan Medan Penglihatan Akibat Berbagai Lesi diLintasan Visual 5