emboli sbg respon trauma sistemik fix edit.ppt

7/23/2019 Emboli sbg respon trauma sistemik fix edit.ppt

1/28

EMBOLI SEBAGAI RESPON TRAUMA SISTEMIK

Oleh:Juliet CG Umbas C1110820!u"i#e A$e%li&e C%a&$"a C11108122

Pembimbing:$"' N(la T'S' Mall(

Supervisor:)"'Je"&* )ase+ S,+ S-'.+ M'Kes


2/28

PENDAHULUANEMBOLI SEBAGAI RESPON TRAUMA SISTEMIK

De Jong Wim, Sjamsuhidajat (editor). Emboli arteri. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi . Jakarta: E!"# $$%. hal. &$, %'.


3/28

DEFENISIEMBOLI

De Jong Wim, Sjamsuhidajat (editor). Emboli arteri. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi . Jakarta: E!"# $$%. hal. &$, %'.


4/28

1. EMBOLI UDARADEFENISI

Sudoo AW, Setiohadi B, Al*i I, Simadibrata +, Setiati S (editor). romboemboli -aru. Dalam : Buku Ajar Ilmu enakit Dalam. Edisi %.Jilid II. Jakarta: De-t.ID /01I# $$2. hal. $% 3 %&.


5/28

ETIOLOGI

Sudoo AW, Setiohadi B, Al*i I, Simadibrata +, Setiati S (editor). romboemboli -aru. Dalam : Buku Ajar Ilmu enakit Dalam. Edisi %.

Jilid II. Jakarta: De-t.ID /01I# $$2. hal. $% 3 %&.

ri4e SA, Wilson 5+. enakit kardio6askuler dan -aru. Dalam: ato7siologi. Edisi 2. 8ol. . Jakarta: E!"# $$9. hal. '2 .

Penyebab emboli paru semula belum jelas, tetapi hasil-hasil penelitian dari autopsi

para pasien yang meninggal akibat penyakit ini menunjukkan dengan jelas bahwa

penyebab penyakit tersebut adalah trombus pada pembuluh darah.


6/28

FAKTOR PREDISPOSISI

Sudoo AW, Setiohadi B, Al*i I, Simadibrata +, Setiati S (editor). romboemboli -aru. Dalam : Buku Ajar Ilmu enakit Dalam. Edisi %.Jilid II. Jakarta: De-t.ID /01I# $$2. hal. $% 3 %&.

ri4e SA, Wilson 5+. enakit kardio6askuler dan -aru. Dalam: ato7siologi. Edisi 2. 8ol. . Jakarta: E!"# $$9. hal. '2 .

Faktor predisposisi terjadinya emboli paru menurut Virhow !"#$ atau sering disebut

sebagaiphysiological risk factors, meliputi :


7/28

EPIDEMIOLOGI

Sudoyo %&, Setiyohadi ', %lwi (, Simadibrata ), Setiati S *editor+. romboemboli paru. alam : 'uku %jar (lmu Penyakit alam. disi /. 0ilid ((. 0akarta:

ept.(P F12(3 455$. hal. !5/! - /6.

Prie S%, &ilson 7). Penyakit kardiovaskuler dan paru. alam: Pato8isiologi. disi $. Vol. 4. 0akarta: 93 455#. hal. "!$ ; 4!.


8/28

PATOFISIOLOGI

e 0ong &im, Sjamsuhidajat *editor+. mboli arteri. alam: 'uku %jar (lmu 'edah. disi 4. 0akarta: 93 455/. hal. 654, /"!.Sudoyo %&, Setiyohadi ', %lwi (, Simadibrata ), Setiati S *editor+. romboemboli paru. alam : 'uku %jar (lmu Penyakit alam. disi /. 0ilid ((.0akarta: ept.(P F12(3 455$. hal. !5/! - /6.


9/28

GAMBARAN KLINIS

Sudoyo %&, Setiyohadi ', %lwi (, Simadibrata ), Setiati S *editor+. romboemboli paru. alam : 'uku %jar (lmu Penyakit alam. disi /. 0ilid ((.0akarta: ept.(P F12(3 455$. hal. !5/! - /6.Prie S%, &ilson 7). Penyakit kardiovaskuler dan paru. alam: Pato8isiologi. disi $. Vol. 4. 0akarta: 93 455#. hal. "!$ ; 4!.


10/28

e 0ong &im, Sjamsuhidajat *editor+. mboli arteri. alam: 'uku %jar (lmu 'edah. disi 4. 0akarta: 93 455/. hal. 654, /"!.

%rmstrong r.). Fat mbolism Syndrome Following P olytrauma. 9)O %naesthesia ; 9P atl, Fat mbolism (n rauma. ounil hailand: epartment o8 Forensi )ediine, Faulty o8 )ediine Siriraj


11/28

ETIOLOGI

e 0ong &im, Sjamsuhidajat *editor+. mboli arteri. alam: 'uku %jar (lmu 'edah. disi 4. 0akarta: 93 455/. hal. 654, /"!.

=es 0.>atl, Fat mbolism (n rauma. ounil hailand: epartment o8 Forensi )ediine, Faulty o8 )ediine Siriraj


12/28

EPIDEMIOLOGI

=obbins S7, 1umar V, Oswari 0 *editor+. mbolisme. alam: 'uku %jar Patologi (. disi /. 0akarta: 93 !??#. hal. "5 ; 4.

%rmstrong r.). Fat mbolism Syndrome Following Polytrauma. 9)O %naesthesia ; 9P


13/28

PATOGENESIS

%rmstrong r.). Fa t mbolism Syndrome Following Polytrauma. 9)O %naesthesia ; 9Patl, Fat mbolism (n rauma. ounil hailand: epartment o8 Forensi )ediine, Faulty o8 )ediine Siriraj


14/28

'uholB, =obert &., et. al. =okwood and 9reenCs Fratures in %dults. Ath dition. 7ippinott &illiams D &ilkins3 45!5. p. #?!-#?4


15/28

GEJALA KLINIS

=obbins S7, 1umar V, Oswari 0 *editor+. mbolisme. alam: 'uku %jar Patologi (. disi /. 0akarta: 93 !??#. hal. "5 ; 4.(sselbaher 10, 'runwald , &ilson 0, )artin 0', Faui %S, et. romboemboli paru. alam:


16/28

=obbins S7, 1umar V, Oswari 0 *editor+. mbolisme. alam: 'uku %jar Patologi (. disi /. 0akarta: 93 !??#. hal. "5 ; 4.


17/28

'uholB, =obert &., et. al. =okwood and 9reenCs Fratures in %dults. Ath dition. 7ippinott &illiams D &ilkins3 45!5. p. #?!-#?4


18/28

Sebagai hubungan antara emboli udara dan emboli

lemak ,maka ada beberapa ontoh laporan kasus yang

menjelaskan terjadinya trauma sistemik

Emb(li Seba/aiRes-(& T"auma

Sistemi#


19/28

Kasus 1 $# tahun, dengan sindrom de8isiensi imun dan memilik penyakit paru obstruksi kronikdan serosis hepatis. )engaku akan menjalani transjugular intrahepatik post sistemikshunt, perdarahan berulang dari varises eso8agus. Sore harinya selubung jugularis internal

yang digunakan ditarik untuk mendapatkan akses ke vena ava dan mengantisipasi ukurandebitnya, dan pasien disuruh beristirahat total. Sekitar 45 menit kemudian pasien kekamar mandi dan mengedan untuk buang air besar. Pasien ditemukan jatuh pingsan di

kamar mandi.

anda vital : > E ?$ Gmenit *takikardi+ E !A5G!55 mm


20/28

1apoor , 9utierreB 9. =esearh %ir mbolism as a auese o8 the Systemi (n8lammatory response Syndrome: a ase report. (n: ritial are.2S%: epartment o8 (nternal )ediine3 4556. p. =?" ; !55.

mboli udara : masuknya udara ke dalam pembuluh darah, dan terjadi selama pemasangan atau

penggantian kateter vena sentral. 2dara memasuki sirkulasi vena seara langsung melalui kateter dan

mendukung peningkatan gradien tekanan dalam sirkulasi.

anda lain : Peningkatan tekanan arteri menyebabkan dekompensasi ventrikel kanan, untuk

menurunkan preload ventrikel kiri, dan penurunan ardia output dengan hipotensi yang

mendalam. )ekanisme ini mungkin telah hadir segera setelah masuknya udara ke dalam

sirkulasi pasien, dan berakhir dengan episode emboli udara.

Pasien ini memiliki potensi besar masuknya udara melalui kulit ke vena sentral lewat aliran

vena jugularis internal saat mengambil inspirasi dalam.

9ejala : sebagian besar udara tersedot ke dalam vena sentral dan berjalan ke ventrikel kiri

dan akhirnya menyebar ke sirkulasi sistemik.


21/28

Kasus 2 46 tahun, dibawa ke (9 =S) pada ! %gustus 4555, pukul !6.!$ &(' dengan keluhan

utama terkena ledakan bom setengah jam yang lalu. Pasien terjatuh dan menderita lukabakar pada wajah, kedua lengan, dan kedua tungkai. Pasien tidak sadarkan diri danmengeluarkan darah melalui hidung dan telinga kiri.

Primer survei :

Arway: gurgling. *=G sutioning *darah+ dan oropharyngeal airway+.

Breathing:6" Gmenit *O4 !5 liter per menit dan baggingmanual+.Circulation :nadi !65 Gmenit, keil, akral dingin.

tekanan darah "5 Gpalpasi.

Disability: unresponsive, kedua pupil bulat, isokor, pin point, re8leks ahaya pada keduapupil menurun, dan terdapat lateralisasi ke kiri. *9S+ /, ! )4 V!.

ilakukan vena seksi dan berhasil. =esusitasi airan inisial dengan =7 4 liter dan

dipersiapkan darah sebanyak !#55 . *estimasi kehilangan darah !#55 *A@ A5 65@++.

itegakkan diagnosis syok hemoragik derajat (((, Frekuensi nadi pasa resusitasi airaninisial !45 Gmenit, akral masih dingin, dan tekanan darah ?5G$5 mm). 'agian 'edah F1 2(. =2P> r.iptomangunkusumo. !??5. hal. !

; !6.


22/28

Kasus 2 Sekunder survei : ditemukan jejas pada kepala regio temporal kiri berupa hematom ukuran

"$5.# m, dan teraba krepitasi. 1onjungtiva tampak puat, kedua pupil pin point denganpenurunan re8leks ahaya, dan terdapat lateralisasi ke kiri. erdapat perdarahan daritelinga kiri dan hidung.

Pemeriksaan toraks menunjukkan tidak adanya jejas, simetris statis dan dinamis, sonor,suara napas bronkovesikular, simetris kanan dan kiri, serta terdengar ronki pada seluruhlapang paru. kstremitas akral dingin dan sianosis. itemukan luka bakar derajat (( dan((( seluas 66@ pada wajah, keempat ekstremitas.

itegakkan diagnosis kontusio paru, syok hemoragik derajat (((-(V, dan edera kepalaberat.

iah . rauma 7edakan. alam: 7aporan 1asus 7edakan di =S2P>). 'agian 'edah F1 2(. =2P> r.iptomangunkusumo. !??5. hal. !

; !6.


23/28

iah . rauma 7edakan. alam: 7aporan 1asus 7edakan di =S2P>). 'agian 'edah F1 2(. =2P> r.iptomangunkusumo. !??5. hal. !; !6.

edera pada paru merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas terbesar akibat ledakanbom. 'eberapa peneliti menyebutkan bahwa kematian segera paling banyak disebabkan olehperdarahan pulmonal yang masi8.

%kibat lain yang ditakutkan pada trauma ledakan adalah adanya emboli udara.mboli udara hanya terjadi pada pasien dengan kontusio paru dan mengakibatkan kematiandalam jam pertama.

Pada pasien ini terdapat gejala dan tanda kontusio paru dengan ronki ditemukan padahampir seluruh lapang paru. %da perdarahan yang masi8 dan sianosis.

%danya perdarahan ini mengganggu kapasitas di8usi udara.

Pasien ini menderita hipoksia berat, ini terjadi akibat perdarahan masi8 yang mengakibatkanketidaksesuaian ventilasi-per8usi. 1etidaksesuaian ventilasi-per8usi pada korban ledakanmengakibatkan terjadinya penurunan PaO4 dengan e8ek minimal pada PaO4.


24/28

4. ASPEK MEDIKOLEGAL

Pembuktian perkara tindak pidana diatur dalam

1itab 2ndang 2ndang


25/28

Pasal 66"

'arangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, dianam karena pembunuhan

dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 6/5

'arangsiapa dengan sengaja dan dengan renana terlebih dahulu merampas nyawa orang

lain, dianam karena pembunuhan dengan renana, dengan pidana mati atau pidana penjara

seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.

&etboek van Stra8reht. 1itab 2ndang 2ndang


26/28

Pasal 6#!

*!+Penganiayaan dianam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan

atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah,

*4+ 0ika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dianam dengan

pidana penjara paling lama lima tahun.

*6+ 0ika mengakibatkan mati, dianam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

*/+ engan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.

*#+ Perobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

&etboek van Stra8reht. 1itab 2ndang 2ndang


27/28

KESIMPULAN

=%2)% S(S)(1

)ekanisme adanya peningkatan tekanan arteri yang menyebabkan dekompensasi ventrikel kanan,

untuk menurunkan preload ventrikel kiri, dan penurunan ardia output dengan hipotensi yang

mendalam.


28/28

=()% 1%S(

emboli sbg respon trauma sistemik fix edit.ppt

Documents