diagnosa anak bermasalah diagnostik kesulitan belajar

31
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Dosen Pengampu : Sugiyatno, M.Pd Disusun Oleh : 1. Shandy Eksani Putra (09403241002) 2. Eti Wahyu S (09403241015) 3. Retno Ekosari S (09403241020) 4. Reny Ika Wulandari (09403241034) 5. Herlina Permatasari (09403241044) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010

Upload: shinjiikhaahmad

Post on 16-Apr-2016

123 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Semoga Bermanfaat

TRANSCRIPT

Page 1: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Sugiyatno, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Shandy Eksani Putra (09403241002)

2. Eti Wahyu S (09403241015)

3. Retno Ekosari S (09403241020)

4. Reny Ika Wulandari (09403241034)

5. Herlina Permatasari (09403241044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2010

Page 2: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wa

Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Psikologi Pendidikan dengan judul

Diagnosis Kesulitan Belajar (DKB). Makalah ini akan membahas tentang

pengertian DKB, Kedudukan DKB dalam Pembelajaran., Peserta didik

berkesulitan belajar, faktor – faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar,

pengenalan kesulitan belajar peserta didik , prosedur pelaksanaan DKB dan

Pembelajaran.

Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan beberapa pihak, di

antaranya Sugiyatno, M.Pd Selaku dosen pembimbing serta teman-teman yang

telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan

pembuatan makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberi

manfaat bagi para pembaca. Amin.

Yogyakarta, Desember 2010

Penulis

Page 3: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru sebagai pendidik dituntut untuk bertanggung jawab atas

perkembangan peserta didik. Karena itu guru dalam proses pembelajaran

harus memperhatikan kemampuan peserta didik secara individual, agar dapat

membantu perkembangan peserta didik secara optimal dan dapat mengenali

peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

Guru harus mampu mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan

belajar. Guru harus memahami factor-faktor yang mempengaruhi proses dan

hasil belajar, karena kesulitan belajar akan bersumber pada factor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Diagnosis Kesulitan Belajar (DKB)?

2. Bagaimana kedudukan DKB dalam pembelajaran?

3. Bagaimana ciri-ciri peserta didik yang berkesulitan belajar?

4. Apa saja factor-faktor yang mempengarhi kesulitan belajar?

5. Bagaimana kesulitan Belajar Peserta didik?

6. Bagaimana Prosedur pelaksanaan DKB?

7. Apa yang dimaksud dengan pengajaran remedial dan program pengayaan

dalam pembelajaran?

Page 4: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar (DKB)

2. Mengetahui kedudukan DKB dalam pembelajaran

3. Mengetahui ciri-ciri peserta didik yang berkesulitan belajar

4. Mengetahui factor-faktor yang mempengarhi kesulitan belajar

5. Mengetahui kesulitan Belajar Peserta didik

6. Mengetahui Prosedur pelaksanaan DKB

7. Mengetahui yang dimaksud dengan pengajaran remedial dan program

pengayaan dalam pembelajaran

Page 5: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar

Dalam proses pembelajaran, tugas guru tidak hanya sekedar

menyampaikan atau mentransfer ilmu atau bahan pelajaran kepada peserta

didik. Guru sebagai pendidik dituntut untuk bertanggung jawab atas

perkembangan peserta didik. Kegiatan memahami kesulitan belajar peserta

didik ini dikenal dengan istilah diagnosis kesulitan belajar.

Dalam pengertian diagnosis kesulitan belajar terdapat dua istilah yang

perlu dipahami terlebih dahulu yaitu istilah diagnosis dan kesulitan belajar.

Banyak ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian diagnosis

antara lain, menurut Harriman dalam bukunya Handbook of Psychological

Term, diagnosis adalah suatu analisis terhadap kelainan atau salah

penyesuaian dari pola gejala-gejalanya. Jadi diagnosis merupakan proses

pemeriksaan terhadap hal-hal yang dipandang tidak beres atau bermasalah.

Sedangkan menurut Webster, diagnosis diartikan sebagai proses menentukan

hak menentukan permasalahan kikat kelainan atau ketidakmampuan dengan

ujian, dan melalui ujian tersebut dilakukan suatu penelitian yang hati-hati

terhadap fakta-fakta yang dijumpai , yang selanjutnya untuk menentukan

permasalan yang dihadapi. Maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis adalah

penentuan jenis masalah atau kelainan dengan meneliti latar belakang

penyebabnya atau dengan cara menganalisis gejala-gejala yang tampak.

Setelah kita pahami pengertian diagnosis, selanjutnya kita bahas

mengenai kesulitan belajar. Kesulitan belajar adalah suatu gejala yang

nampak pada peserta didik yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang

rendah atau dibawah norma yang telah ditetapkan. bahwa kesulitan belajar itu

menunjukkan adanya suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan

dengan prestasi akademik yang dicapai oleh peserta didik (prestasi actual).

Blassic dan Jones juga mengatakan bahwa peserta didik yang memiliki

intelegensi normal, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan yang

Page 6: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

penting dalam proses belajar, baik dalam persepsi, ingatan, perhatian ataupun

dalam fungsi motoriknya.

Jadi kesulitan belajar yang dialami peserta didik tidak selalu

disebabkan oleh intelejensi atau angka kecerdasannya yang rendah. Kesulitan

atau hambatan belajar yang dialami oleh peserta didik dapat berasal dari

faktor fisiologik, psikologik, instrument, dan lingkungan belajar. Maka dapat

disimpulkan bahwa diagnosis kesulitan belajar merupakan proses

menentukan masalah atau ketidakmampuan peserta didik dalam belajar

dengan meneliti latar belakang penyebabnya dan atau dengan cara

menganalisis gejala-gejala kesulitan atau hambatan belajar yang nampak.

Berikut ini akan dikemukakan permasalahan belajar peserta didik menurut

Warkitri dkk (1990) sebagai berikut :

1. Kekacauan Belajar (Learning Discorer) yaitu suatu keadaan dimana

proses belajar anak terganggu karena timbulnya respons yang

bertentangan.

2. Ketidakmampuan Belajar (Learning Disability) yaitu suatu gejala anak

tidak mampu belajar atau selalu menghindari kegiatan belajar dengan

berbagai sebab sehingga hasil belajar yang dicapai berada dibawah

potensi intelektualnya.

3. Learning Disfunction yaitu kesulitan belajar yang mengacu pada gejala

proses belajar yang tidak dapat berfungsi dengan baik, walaupun anak

tidak menunjukkan adanya subnormal mental, gangguan alat indera

ataupun gangguan psikologis yang lain.

4. Under Achiever, adalah suatu kesulitan belajar yang terjadi pada anak

yang memiliki potensi intelektual tergolong di atas normal tetapi prestasi

belajar yang dicapai tergolong rendah.

5. Lambat Belajar (Slow Learner) adalah kesulitan belajar yang disebabkan

anak sangat lambat dalam proses belajarnya, sehingga setiap melakukan

kegiatan belajar membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan

dengan anak lain yang memiliki tingkat potensi intelektual yang sama.

Page 7: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

B. Kedudukan Diagnosis Kesulitan Belajar dalam Pembelajaran

Keberhasilan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran ditandai

dengan penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru yang

diwujudkan dalam bentuk nilai yang tinggi atau baik. Sebaliknya peserta

didik dikatakan belum berhasil dalam belajarnya atau gagal dalam belajar

yang diwujudkan dalam bentuk nilai rendah. Artinya peserta didik belum

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan.

Kaitannya dengan konsep belajar tuntas (mastery learning) tingkat

penguasaan bahan pelajaran biasanya ditetapkan antara 75% - 90%. Bila

peserta didik belum mampu menguasai bahan pelajaran seperti yang telah

ditetapkan, maka peserta didik tersebut harus dibantu sampai mencapai

penguasaan bahan pelajaran seperti yang telah ditetapkan.John B. Carol

(1986) mengatakan : apabila peserta didik diberi kesempatan menggunakan

waktu yang dibutuhkan untuk belajar, dan mereka menggunakan dengan

sebaik-baiknya maka mereka akan mencapai tingkat hasil belajar seperti yang

diharapkan. Jadi setiap peserta didik yang memiliki kecakapan normal,

apabila diberi kecukupan waktu cukup untuk belajar , mereka akan mampu

menyelesaikan tugas-tugas belajarnya selama kondisi yang tersedia

menguntungkan. Lebih lanjut Caroll mengatakan bahwa hasil belajar peserta

didik dipengaruhi oleh :

1. Waktu yang tersedia untuk mempelajari bahan pelajaran yang telah

ditentukan

2. Usaha yang dilakukan peserta didik untuk menguasai bahan pelajaran

3. Bakat yang dimiliki peserta didik

4. Kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajarannya.

5. Kemampuan peserta didik untuk mendapat manfaat yang optimal dari

keseluruhan proses pembelajaran yang sedang dihadapi.

Page 8: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

C. Peserta Didik Berkesulitan Belajar

Blassic dan Jones (19760 mengemukakan karakteristik anak yang

mengalami kesulitan belajar dapat ditunjukkan dalam karakteristik

behavioral, fisikal, bicara dan bahasa, serta kemampuan intelektual dan

prestasi belajar. Selain itu Sumadi Suryobroto (1984) mengemukakan bahwa

peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat diketahui melalui

kriteria-kriteria yang sebenarnya merupakan harapan dan sekaligus kriteria

tersebut merupakan indikator bagi terjadinya kesulitan belajar. Adanya

kesulitan belajar tersebut dapat diketahui atas dasar :

1. Grade level, yaitu apabila anak tidak naik kelas sampai dua kali.

2. Age level, yaitu apabila anak yang umurnya tidak sesuai dengan

kelasnya.

3. Intellegensi level, terjadi pada anak yang mengalami under achiever.

4. General level, terjadi pada anak yang secara umum dapat mencapai

prestasi sesuai dengan harapan, tetapi ada beberapa mata pelajaran yang

tidak dapat dicapai sesuai dengan kriteria atau sangat rendah dimana

siswa mengalami kesulitan belajar.

Sumadi Suryabrata menggambarkan ciri-ciri anak yang mengalami

kesulitan belajar menunjukkan adanya gangguan aktivitas motorik,

emosional, prestasi, persepsi, tidak dapat menangkap arti, membuat dan

menangkap simbol, perhatian, tidak dapat memperhatikan dan tidak dapat

mengalihkan perhatian, dan gangguan ingatan.

Sedangkan Moh. Surya (1978) mengemukakan ciri-ciri anak yang

mengalami kesulitan belajar :

1. Menunjukkan adanya hasil belajar yang rendah

2. Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan

3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar

4. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar

5. Menunjukkan perilaku yang berkelainan

6. Menunjukkan gejala emosi yang kurang wajar

Page 9: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

Dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar

menunjukkan ciri-ciri sbb:

1. Prestasi belajarnya rendah artinya nilai yang diperoleh dibawah nilai rata-

rata kelompoknya.

2. Usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar tidak sebanding dengan

hasil yang dicapai

3. Lamban dalam mengerjakan tugas dan terlambat dalam menyelesaikan

atau menyerahkan tugas.

4. Sikap acuh dalam mengikuti pelajaran dan sikap kurang wajar lainnya.

5. Menunjukkan perilaku menyimpang dari peilaku temannya yang

seusianya. Emosional, misalnya mudah tersinggung, mudah marah,

pemurung.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar

Latar belakang terjadinya kesulitan belajar atau ketidakberesan dalam

belajar banyak sekali macam ragamnya. Tetapi bila penyebab kesulitan

belajar itu dikaitkan dengan faktor-faktor yang berperanan dalam belajar,

maka penyebab kesulitan belajar itu dapat dikelompokkan menjadi dua

kelompok besar yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (faktor

internal) yang meliputi: kemampuan intelektual,afeksi seperti perasaan dan

percaya diri, motivasi, kematangan untuk belajar, usia, jenis kelamin,

kebiasaan belajar, kemampuan mengingat, dan kemampuan pengindraan

seperti melihat, mendengarkan, dan merasakan(Fontana, 1981). Sedang faktor

yang berasal dari luar pelajar (faktor eksternal) meliputi faktor-faktor yang

berkaitan dengan kondisi proses pembelajaran yang meliputi: guru, kualitas

pembelajaran, instrumen atau fasilitas pembelajaran baik yang berupa

hardware maupun software serta lingkungan, baik lingkungan social maupun

lingkungan alam.

Menyimak faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar

tersebut di atas, maka peserta didik mengalami kesulitan belajar atau

ketidakberesan dalam belajar, ditunjukkan oleh hasil belajar yang rendah. Hal

Page 10: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

ini disebabkan oleh berbagai hal seperti yang dikemukakan oleh Noehi

Nasution. (1992: 215)

1. Rendahnya kemampuan intelektual anak

2. Gangguan perasaan atau emosi

3. Kurangnya motivasi untuk belajar

4. Kurang matangnya anak untuk belajar

5. Usia yang terlampau muda

6. Latar belakang sosial yang tidak menunjang

7. Kebiasaan belajar yang kurang baik

8. Kemampuan mengingat yang rendah

9. Terganggunya alat-alat indra

10. Proses belajar mengajar yang tidak sesuai dan

11. Tidak adanya dukungan dari lingkungan belajar.

Untuk lebih lengkapnya, marilah kita simak pandangan ahli yang lain

yang berkaitan dengan permasalahan belajar yang dialami peserta didik, baik

faktor internal maupun eksternal. Dimyati dan Mudjiono(1994: 228-235)

mengemukakan faktor-faktor internal yang mempengaruhi proses belajar

sebagai berikut:

1. Sikap terhadap belajar

2. Motivasi belajar

3. Konsentrasi belajar

4. Mengolah bahan ajar

5. Menyimpan perolehan hasil belajar

6. Menggali hasil belajar yang tersimpan

7. Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil kerja

8. Rasa percaya diri siswa

9. Inteligensi dan keberhasilan belajar

10. Kebiasaan belajar

11. Cita-cita siswa

Page 11: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

Sedang faktor eksternal yang berpengaruh terhadap proses belajar meliputi:

1. Guru sebagai Pembina siswa belajar

2. Sarana dan prasarana pembelajaran

3. Kebijakan penilaian

4. Lingkungan social siswa di sekolah

5. Kurikulum sekolah

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka faktor-faktor yang

mempengaruhi kesulitan belajar dapat disajikan dalam bentuk diagram

sebagai berikut:

Bagan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Keterangan:

Raw Input : peserta didik

Learning Teaching Process : proses belajar mengajar atau proses

pembelajaran

Environmental input : faktor lingkungan

Instrumental input : sarana dan prasarana penunjang proses belajar

mengajar

Output : peserta didik sebagai hasil proses pembelajaran

Environment input

Environment

Teaching input

Environment

Teaching input

Output Learning Teaching Proses Raw

Input

Insrumental input

Page 12: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

E. Pengenalan Kesulitan Belajar Peserta Didik

Untuk membantu mengatasi kesulitan belajar peserta didik, kita harus

menentukan faktor penyebab dari kesulitan belaja tersebut. Setelah faktor

penyebab kesulitan belajar diketahui, kita baru dapat menentukan alternative

bantuan yang diberikan. Untuk dapat menentukan kesulitan belajar peserta

didik dengan tepat,maka kita harus mengumpulkan data selengkap mungkin,

baik dengan teknik non tes maupun dengan teknik tes.

1. Teknik Nontes

Teknik nontes yang dimaksud disini adalah teknik pengumpulan data

atau keterangan yang dilakukan dengan cara: wawancara, observasi,

angket, sosiometri, biografi, pemeriksaan kesehatan dan fisik, dan

dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan cara untuk memperoleh data

atau keterangan degan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber

data.

b. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan alat indra

terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Berikut ada beberapa petunjuk bagi observer dalam mengadakan

observasi:

1) Observer perlu memahami terlebih dahulu apa yang akan

dobservasi dan jenis gejala apa yang perlu dicatat.

2) Meneliti tujuan umum dan khusus, apakah sudah sesuai denga

permasalahan yang akan diteliti, seingga dapat dijadikan dasar

untuk menentukan apa yang harus diobservasi.

3) Buatlah cara untuk mencatat observasi. Cara ini akan menghemat

waktu dan menyeragamkan tata kerja observasi yang dilakukan

terhadap banyak peristiwa.

Page 13: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

4) Adakan batasi dngan tegas macam-macam tingkat kategori yang

akan digunakan.

5) Adakan observasi secermat-cermatnya dengan pencatatan yang

sudah disederhanakan.

6) Catatlah gejala-gejala secara terpisah.

7) Ketahuilah baik-baik alat-alat pencatat dan tata cara mencatat

sebelum melakukan observasi.

c. Angket

Angket atau kuisener adalah alat pengumpul data yang berisi daftar

pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang

diselidiki atau disebut responden, secara tertulis.

Bila ditinjau dari cara menjawabnya angket terbagi menjadi dua

yaitu:

1) Angket langsung

Angket yang diberikan kepada orang yang akan dikumpulkan

datanya.

2) Angket tidak langsung

Angket yang diberikan kepada orang lain yang dianggap

mengetahui keadaaan orang yang akan dikumpulkan datanya.

Bila ditinjau dari bentuk pertanyaannya angket dibedakan menjadi

tiga yaitu:

1) Angket tertutup

Pertanyaan yang dijawabnya sudah disediakan sehingga

responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan dirinya.

2) Angket terbuka

Pertanyaaan-pertanyaan dalam angket yang memberikan

kesempatan kepada responden untuk memberikan jawaban

seluas-luasnya. Angket teruka ini tepat digunakan utuk

mengungkap pendapat seseorang tentang sesuatu.

Page 14: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

3) Angket tertutup terbuka

Angket yang terdiri dari angket tertutup, shingga responden

tinggal memilih jawaban yang telah disediakan, namun bila

jawaban tidak ada yang sesuai menurut responden, maka

responden diberi kesempatan untuk mengemukakan jawaban

sesuai dengan keadaan responden.

Dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam menggunakan angket:

1) Gunakan angket dalam keadaan atau situasi yang setepat-

tepatnya.

2) Tentukan terlebih dahulu tujuan kuisener/angket, baik tujuan

umum maupun khusus.

3) Tentukan dan susunlah pertanyaan-pertanyaan sebaik-baiknya:

a) Pertanyaan harus singkat dan jelas(mudah dimengerti)

b) Jangan sampai ada pertanyaan yang terulang

c) Pertanyaan harus tegas, artinya jangan meragukan responden

d) Pertanyaan jangan sampai menimbulkan pertanyaan

e) Pertanyaan jangan sampai menimbulkan hal-hal yang

memalukan.

4) Pertanyaan disusun menurut aspeknya atau kategorinya atau

golongan-golongannya, agar lebih sistematis sehingga mudah

menganalisisnya.

5) Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data dari responden

yang sesungguhnya , maka angket yang telah tersusun

sebelumnya diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui

kesalahan-kesalahan baik kesalahan redaksional maupun isi

materi.

Page 15: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

d. Sosiometri

Sosiometri adalah suatu cara untuk mengetahui hubungan social

seseorang, yang sering disebut juga sebagai ukuran berteman

seseorang. Gambaran mengenai hubungan seseorang disebut

sosiogram.

Baik tidaknya hubungan social seseorang denga orang lain dapat

dilihat dari beberapa segi. Bimo Walgito, 1980:72.mengemukakan

sebagai berikut:

1) Frekuensi hubungan, yaitu sering tidaknya anak atau orang itu

bergaul.

2) Intesitas hubungan, yaitu segi mendalam tidaknya anak atau

orang didalam pergaulannya, yaitu intim tidaknya mereka

bergaul

3) Popularitas hubungan, yaitu banyak sedikitnya teman bergaul,

dapat dgunakan sebagaikriteria pula untuk melihat baik

buruknya dalam hubungan sosialnya..

e. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan

jalan mengutip dari sumber catatan yang sudah ada

f. Pemeriksaan fisik dan kesehatan

Pemeriksaan fisik berkaitan dengan pengumpulan data yang

berkaitan dengan kondisi dan perkembangan fisik, misalya kecacatan

yang dimiliki, bentuk tubuh dan wajah yang kurang menarik. Sedang

pemeriksaan kesehatan berkaitan dengan masalah penyakit yang

diderita seseorang. Dalam hal ini peran dokter sangat dibutuhkan

dalam memberikan informasi tentang kesehatan seseorang.

2. Teknik Tes

Teknik tes adalah teknik pengumpulan data atau keterangan yang

dilakukan dengan memberikan tes. Tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang

harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang

Page 16: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

didasarkan atas jawaban testee terhadap pertanyaan-pertanyaan atau

melakukan perintah itu penyelidik megambil kesimpulan dengan cara

membandingkannya dengan standar atau testee yang lain(sumadi

Suryoboto,1984). Selanjutnya dalam hal ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Tes hasil belajar

Tes yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui penguasaan bahan

pelajaran yang telah disajikan dalam proses pembelajaran dalam

bentuk ulangan, ujian, atau dalam bentuk evaluasi yang lain.

b. Tes psikologis

Teknik pengumpulan data yang bersifat potensial yaitu data tentang

kemampuan yang belum nampak yang dimiliki seseorang, misalnya

bakat, inteligensi, minat, kepribadian, sikap, dan sebagainya.

F. Prosedur Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar

Guru dalam proses pembelajaran menghadapi peserta didik yang

beranekaragam karakteristiknya. Perbedaan peserta didik berkaitan dengan

kapasitas intelektual, keterampilan, motivasi, sikap, kemampuan, minat, latar

belakang kehidupan keluarganya dan lain-lainnya. Perbedaan ini cenderung

berakibat adanya perbedaan dalam belajar bagi setiap peserta didik baik

dalam kecepatan belajarnya maupun keberhasilan belajar yang dicapainya.

Langkah-langkah melaksanakan diagnosis kesulitan belajar yaitu :

1. Mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami kesulitan

belajar.

Dengan cara mengenali latar belakang baik psikologis maupun non

psikologis. Kasus kesulitan belajar dapat diketahui melalui :

a. Analisis Perilaku

Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat diketahui

melalui observasi atau laporan proses pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran dapat diketahui :

1) Cepat lambatnya menyelesaikan tugas

2) Kehadiran dan ketekunan dalam proses pembelajaran

Page 17: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

3) Peran serta dalam mengerjakan tugas kelompok

4) Kemampuan kerjasama dan penyesuaian sosial

b. Analisis Prestasi Belajar

Dapat dilakukan dengan cara menghimpun dan menganalisis

hasil belajar serta menafsirkannya. Dalam menafsirkan hasil belajar

peserta didik harus menggunakan norma yaitu Penilaian Acuan Norma

(PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

2. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar

Dapat kita lakukan dengan cara mengetahui dalam mata pelajaran

atau bidang studi apa kesulitan itu terjadi, kemudian aspek atau bagian

mana kesulitan belajar itu dirasakan oleh peserta didik.

Untuk menemukan bidang studi apa peserta didik mengalami

kesulitan belajar dapat dilakukan dengan cara membandingkan skor

prestasi yang diperoleh peserta didik dengan nilai rata-rata dari masing-

masing bidang studi. Sedangkan untuk mengetahui aspek atau bagian

mana kesulitan belajar itu dirasakan oleh peserta didik dapat dilakukan

dengan memeriksa hasil pekerjaan tes.

3. Menentukan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Dapat dilakukan dengan cara meneliti faktor-faktor yang ada pada

diri peserta didik (internal) dan faktor-faktor yang berada di luar peserta

didik (eksternal) yang menghambat proses belajar dan atau pembelajaran.

4. Memperkirakan Alternatif Bantuan

Langkah yang akan ditempuh dengan cara menjawab beberapa

pertanyaan berikut ini:

a. Apakah peserta didik masih mungkin ditolong untuk mengatasi

kesulitannya?

b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan

peserta didik?

c. Kapan dan dimana pertolongan dapat diberikan kepada peserta didik?

d. Siapa yang dapat memberikan pertolongan?

Page 18: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

5. Menetapkan Kemungkinan Cara Mengatasinya

Langkah ini merupakan langkah untuk menentukan bantuan atau

usaha penyembuhan yang diperlukan peserta didik Selanjutnya rencana

pemberian bantuan harus disesuaikan dengan jenis kesulitan yang dialami

peserta didik.

Bantuan dapat diberikan melalui program remedial atau pengajaran

perbaikan, layanan bimbingan dan konseling, program referal yaitu

mengirimkan peserta didik kepada ahli yang berkompeten dalam

mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

6. Tindak Lanjut

Ini merupakan langkah terakhir yang berupa kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

a. Memberikan pertolongan kepada peserta didik yang mengalami

kesulitan belajar, sebagai penerapan program bantuan yang telah

ditetapkan pada langkah sebelumnya

b. Melibatkan berbagai pihak yang dipandang dapat memberikan

pertolongan kepada peserta didik

c. Mengikuti perkembangan peserta didik dan mengadakan evaluasi

terhadap bantuan yang telah diberikan kepada peserta didik untuk

memperbaiki kesalahan atau ketidaktepatan bantuan yang diberikan

d. Melakukan referral kepada ahli lain yang berkompeten dalam

menangani kesulitan yang dialami peserta didik

G. Pengajaran Remedial dan Program Pengayaan Dalam Proses

Pembelajaran.

Banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar

misalnya tidak mampu menyerap bahan pembelajaran dengan baik, tidak

dapat konsentrasi dalam belajar, tidak mampu mengerjakan tes dan

sebagainya. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar sehingga prestasi

belajarnya rendah, maka guru atau konselor harus memberikan layanan

bimbingan dengan baik. Layanan tersebut lebih dikenal dengan pengajaran

Page 19: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

remedial sedangkan layanan bimbingan belajar bagi peserta didik yang tidak

mengalami kesulitan belajar lebih dikenal dengan pengayaan atau

enrichement.

1. Pengajaran Remedial dalam Pembelajaran

Remedial merupakan bentuk pengajaran yang bersifat kuratif

(penyembuhan) dan atau korektif (perbaikan). Pengajaran remedial

merupakan bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk menyembuhkan

atau memperbaiki proses pembelajaran yang menjadi penghambat atau yang

dapat menimbulkan masalah atau kesulitan dalam belajar bagi peserta didik.

Menurut Warkitri dkk. (1990), pengajaran remedial sangat diperlukan

dalam proses pembelajaran karena :

a. Tidak semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai

kemampuannya.

b. Adanya kesulitan belajar berarti belum dapat tercapai perubahan tingkah

laku siswa secara bulat sebagai hasil belajar

c. Untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut diperlukan suatu teknik

bimbingan belajar. Salah satu teknik bimbingan belajar adalah

pengajaran remedial

Dengan demikian dalam pengajaran remedial, guru harus mampu

menciptakan situasi yang memungkinkan peserta didik lebih mampu

mengembangkan diri.

Secara umum, pengajaran remedial bertujuan membantu siswa mencapai

mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan

dalam kurikulum. Secara khusus, pengajaran remedial bertujuan membantu

siswa yang mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi yang

diharapkan melalui proses penyembuhan dalam aspek kepribadian atau dalam

proses belajar mengajar.

Pengajaran remedial merupakan bagian terpenting dari keseluruhan

proses pembelajaran, mempunyai banyak fungsi dalam membantu peserta

didik yang mengalami kesulitan belajar, antara lain

Page 20: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

a. Fungsi korektif, adalah usaha untuk memperbaiki atau meninjau kembali

sesuatu yang dianggap keliru.

b. Fungsi pemahaman, dalam pengajaran remedial terjadi proses

pemahaman terhadap pribadi peserta didik, baik dari pihak guru,

pembimbing, maupun peserta didik itu sendiri.

c. Fungsi penyesuaian, dalam pnegajaran remedial peserta didik dibantu

untuk belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan yang dimiliki

sehingga tidak merupakan beban bagi peserta didik.

d. Fungsi pengayaan, dalam pengajaran remedial guru berusaha membantu

peserta didik mengatasi kesulitan belajar dengan menyediakan atau

menambah berbagai materi pengajaran yang tidak atau belum

disampaikan dalam pengajaran biasa.

e. Fungsi akselerasi, dalam pengajaran guru berusaha mempercepat

pengajaran dengan menambah frekuensi pertemuan dan materi

pengajaran.

f. Fungsi terapeutik, pengajaran remedial mengandung unsur terapeutik

karena secara langsung atau tidak langsung berusaha menyembuhkan

beberapa gangguan atau hambatan peserta didik.

Terdapat pendekatan-pendekatan dalam pengajaran remedial, antara lain

a. Pendekatan kuratif dalam pengajaran remedial

Pendekatan ini dilakukan setelah program pembelajaran yang

pokok selesai dilaksanakan dan dievaluasi, guru akan menjumpai

beberapa bagian dari peserta didik yang tidak mampu menguasai seluruh

bahan yang disampaikan. Pelaksanaan pendekatan kuratif dapat

dilakukan dengan cara :

1) Pengulangan (repetation), dapat dilakukan setiap akhir jam pertemuan,

akhir unit pelajaran atau setiap pokok bahasan.

2) Pengayaan dan pengukuhan (enrichment dan reinforcement),

Layanan pengayaan dapat ditujukan kepada peserta didik yang

mempunyai kelemahan ringan dan secara akademik mungkin peserta

Page 21: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

didik tersebut cerdas. Dapat dilakukan dengan memberikan pekerjaan

rumah atau pekerjaan di kelas pada saat pelajaran berlangsung.

3) Percepatan (acceleration)

Layanan percepatan ini diberikan kepada peserta didik yang berbakat

namun menunjukkan kesulitan psikososial.

b. Pendekatan preventif dalam pengajaran remedial

Pendekatan preventif diberikan kepada peserta didik yang diduga

akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan program yang akan

ditempuh. Guru meng-klasifikasikan kemampuan siswa didik menjadi

tiga golongan, yaitu peserta didik yang mampu menyelesaikan program

sesuai waktu yang ditentukan, peserta didik yangdiperkirakan akan

mampu menyelesaikan program lebih cepat dari waktu yang ditentukan,

dan peserta didik yang tidak dapat menyelesaikan program sesuai waktu

yang ditentukan.

Sesuai penggolongan tersebut maka teknik layanan yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Kelompok belajar homogen, dalam kelompok ini peserta didik diberi

pelajaran, waktu, dan tes yang sama.

2) Kelompok individual, pengajaran disesuaikan dengan keadaan peserta

didik, sehingga setiap peserta didik mempunyai program tersendiri.

3) Layanan pengajaran dengan kelas khusus, peserta didik mengikuti

program pembelajaran yang sama dalam satu kelas. Peserta yang

mengalami kesulitan dalam bidang tertentu disediakan kelas khusus

remedial. Bagi yang cepat belajarnya disediakan program pengayaan.

c. Pendekatan pengembangan dalam pengajaran remedial

Pengajaran remedial yang bersifat pengembangan merupakan

upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsungnya

pembelajaran. Sasarannya agar peserta didik dapat segera mengatasi

hambatan-hambatan yang dialami selama mengikuti pembelajaran.Dalam

pengajaran remedial juga terdapat beberapa metode.

Page 22: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial yaitu :

a. Metode pemberian tugas.

Metode ini dilaksanakan dengan cara memberi tugas atau

kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik yang mengalami

kesulitan belajar.

b. Metode diskusi

Diskusi adalah suatu bentuk interaksi antarindividu dalam

kelompok untuk membahas suatu masalah. Diskusi digunakan dalam

pengajaran remedial untuk memperbaiki kesulitan belajar dengan

memanfaatkan interaksi individu dalam kelompok.

c. Metode tanya-jawab

Tanya jawab dalam pengajaran remedial dilakukan dalam bentuk

dialog antara guru dengan peserta didik yang mengalami kesulitan

belajar. Tanya jawab dilakukan secara individu maupun secara

kelompok dengan peserta didik.

d. Metode kerja kelompok

Kerja kelompok dalam pengajaran remedial diusahakan agar

terjadi interaksi diantara anggota dalam kelompok. Kelompok

sebaiknya heterogen artinya dalam satu kelompok terdiri dari pria dan

wanita, peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan peserta

didik yang tidak mengalami kesulitan belajar.

e. Metode tutor sebaya

Tutor sebaya ialah peserta didik yang ditunjuk untuk membantu

teman-temannya atau peserta didik lainnya yang mengalami kesulitan

belajar. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tutor

sebaya adalah:

1) Mendapat persetujuan dari peserta didik yang mengikuti program

perbaikan

2) Mempunyai prestasi akademik yang baik, kreatif, dan dapat

menerangkan bahan yang dibutuhkan oleh peserta didik yang

mengikuti program perbaikan

Page 23: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

3) Tidak sombong, sabar, telaten, hubungan sosialnya bagus, tidak

pelit, dan suka menolong sesama teman

f. Metode pengajaran individual

Pengajaran individual dalam pengajaran remedial yaitu proses

pembelajaran yang hanya melibatkan seorang guru dan seorang peserta

didik yang mengalami kesulitan belajar

Pelaksanaan Pengajaran Remidial

Yang telah dikemukakan oleh Warkitri dkk. (1990) bahwa untuk

melaksanakan pengajaran remedial harus mengikuti langkah – langkah

sebagai berikut:

1. Penelaahan kembali kasus

Langkah ini merupakan langkah penting sabagai titik tolak

kegiatan selanjutnya. Langkah ini bertujuan untuk memperoleh

gambaran yang jelas tentang kasus yang di hadapi dan kemungkinan

pemecahannya. Dalam langkah ini guru diharapkan memperoleh

gambaran tentang peserta didik yang perlu mendapatkan layanan,

tingkat kesulitan yang dialami peserta didik, letak terjadinya kesulitan,

bagian ranah yang mengalami kesulitan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi kesulitan peserta didik.

Page 24: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

2. Pemilihan alternatif tindakan

Berdasarkan temuan dan uraian pada langkah pertama, maka

dapat disimpulkan karakteristik kasus atau permasalahan dan alternatif

pemecahannya. Karakteristik kasus atau permasalahan yang dihadapi

peserta didik dapat digolongkan menjadi kasus yang berat, cukup berat,

dan ringan. Kasus yang ringan yaitu apabila peserta didik belum

menemukan cara belajar yang baik. Kasus yang cukup berat yaitu

apabila peserta didik telah mampu menemukan cara belejar tetapi

belum berhasil karena hambatan psikologis. Kasus dikatakan berat bila

siswa belum mampu menemukan cara belajar yang baik dan memiliki

hambatan emosional.

a. Apabila kasus ringan, tindakan yang ditempuh adalah pemberian

pengajaran remedial.

b. Apabila kasusnya berat dan cukup berat, maka sebelum

melaksanakan pengajaran remedial, peserta didik harus diberi

layanan konseling untuk mengatasi hambatan emosional yang

mempengaruhi kegiatan belajarnya.

3. Pemberian layanan khusus

Layanan khusus disini maksudnya adalah layanan konseling,

yang bertujuan agar peserta didik yang mengalami kasus atau

permasalahan terbebas dari hambatan emosional, sehingga dapat

mengikuti pembelajaran secara wajar.

Berikut ini kasus atau permasalahan peserta didik dan cara mengatasi

yang dapat ditangani oleg guru bidang studi :

a. Kasus kurang motivasi dan minat belajar, cara mengatasinya :

menghindarkan peserta didik dari pertanyaan – pertanyaan

negative yang dapat melemahkan semangat belajar, termasuk

memarahi, merendahkan, dan membandingkan dengan orang lain

yang lebih sukses. Disamping itu perlu diciptakan suasana

Page 25: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

kompetitif yang sehat, mendorong agar lebih berhasil dalam belajar

pada waktu= waktu berikutnya, member hukuman yang bijaksana

bila terjadi kealpaan dan member hadiah baik verbal maupun non

verbal atau material dan non material bila memperoleh kesuksesan.

b. Kasus sikap negative terhadap guru, cara mengatasinya dengan

cara menciptakan hubungan yang akrab antara guru dengan peserta

didik dan antara peserta didik

dengan peserta didik lainnya, memberikan pengalaman yang

menyenangkan dan menciptakan iklim atau suasana social yang

sehat dalam kelas.

c. Kasus kebiasaan belajar yang salah, cara mengatasinya

menunjukan cara belajar yang salah, memberikan kesempatan

untuk berlatih dan belajar dengan pola-pola belajar yang baru.

d. Kasus ketidak cocokan antara keadaan pribadi dengan lingkungan

dan program studinya, cara mengatasinya dengan cara memberikan

layanan informasi tentang pemilihan program studi dan cara

belajarnya serta prospek dari program studi yang dipilih oleh

peserta didik.

4. Pelaksanaan pengajaran remedial

Setelah langkah ketiga terpenuhi, selanjutnya pelaksanaan

pengajaran remedial. Adapun sasaran pokok langkah ini adalah

meningkatkan prestasi dan kemampuan peserta didik dalam

menyesuaikan diri dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh guru.

5. Pengukuran kembali hasil belajar

Setelah pengajaran remedial selesai, selanjutnya diadakan

pengukuran terhadap perubahan pada diri peserta didik yang

bersangkutan. Pengukuran ini untuk mengetahui kesesuaian antara

rencana dengan pencapaian hasil yang diperolehnya.

Page 26: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

6. Re-evaluasi dan re-diagnostik

Hasil pengukuran pada langkah kelima ditafsirkan dengan

menggunakan cara dan criteria seperti pada proses pembelajaran yang

sesungguhnya. Hasil penafsiran tersebut akan menghasilkan tiga

kemungkinan sebagai berikut:

a. Peserta didik menunjukkan peningkatan prestasi dan kemampuan

penyesuaiannya mencapai criteria keberhasilan minimum seperti

yang diharapkan.

b. Peserta didik menunjukkan peningkatan prestasi dan kemampuan

penyesuaian drinya, tetapi belum sepenuhnya memadai criteria

keberhasilan minimum yang diharapkan.

c. Peserta didik menunjukkan perubahan yang berarti, baik dalam

prestasinya maupun kemampuan penyesuaian dirinya.

Sebagai tindak lanjut dari pengajaran remedial ini ada tiga

kemungkinan kegiatan yang harus ditempuh guru, yaitu:

a. Bagi peserta didik yang berhasil, diberi rekomendasi untuk

melanjutkan ke program pembelajaran utama tahap berikutnya.

b. Bagi peserta didik yang belum sepenuhnya berhasil, sebaiknya

diberi pengayaan dan pengukuhan prestasi sebelum diperkenankan

melanjutkan ke program selanjutnya.

c. Bagi peserta didik yang belum berhasil, sebaiknya dilakukan re-

diagnostik untuk mengetahui letak kelemahan, kesalahan atau

kekurangan pengajaran remedial yang telah dilakukan, sehingga

mungkin perlu adanya ulangan dengan alternative yang sama atau

alternative yang lain.

Page 27: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

2. Program Pengayaan dalam Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, guru disamping menemukan peserta didik

yang mengalami kesulitan belajar, akan menjumpai pula peserta didik yang

cukup menguasai bahan, tetapi ada pula yang mampu menguasai bahan

pelajaran yang telah diberikan oleh guru

a. Pengertian program pengayaan

Program pengayaan dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang

diperuntukan bagi pesrte didik yang memiliki kemampuan akademik

yang tinggi yang berarti mereka adalah peserta didik yang tergolong

cepat dalam menyelesaikan tugas belajarnya. Kegiatan untuk mengisi

kelebihan waktu bagi peserta didik yang cepat menyelesaikan tugas

belajarnya ini disebut dengan program pengayaan.

b. Tujuan program pengayaan

Dalam proses pembelajaran, bagi peserta didik yang cepat menyelesaikan

tugas belajarnya akan mempunyai kelebihan waktu. Kegiatan untuk

mengisi kelebihan waktu bagi peserta didik yang cepat menyelesaikan

tugas belajarnya ini dimaksudkan agar peserta didik:

1) Lebih menguasai bahan pelajaran dengan cara peserta didik disuruh

membuat ringkasan tentang materi mata pelajaran yang telah

disampaikan oleh guru, menjadi tutor sebaya yaitu mengajari

temennya yang belum selesai tugasnya.

2) Memupuk rasa social karena peserta didik ini diminta membantu

temannya yang belum selesai tugas belajarnya.

3) Menambah wawasan peserta didik yang berkaitan dengan mata

pelajaran yang diberikan guru dengan cara membaca surat kabar,

atau buku-buku di perpustakaan dan sumber-sumber belajar lainnya

yang relevan dengan mata pelajaran yang sedang diikuti.

4) Memupuk tasa tanggungjawab peserta didik dengan cara melaporkan

atau menyampaikan informasi yang diperoleh melalui membaca

surat kabar atau buku-buku di perpustakaan atau sumber informasi

lainnya kepada teman-temannya.

Page 28: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

c. Faktor yang harus diperhatikan dalam program pengayaan

1) Faktor anak atau peserta didik: bagi guru atau pendidik harus

menyadari dan memahami bahwa peserta didik disamping

mempunyai beberapa kesamaan tetapi juga mempunyai perbedaan-

perbedaan yang sifatnya individual. Karena itu dalam memberikan

kegiatan pengayaan harus memperhatikan sifat-sifat individual

peserta didik misalnya bakat, minat, hobi dan ketrampilan yang

dimiliki peserta didik.

2) Faktor kegiatan pengayaan: kegiatan pengayaan yang diberikan

oleh guru harus menunjang pengembangan peserta didik secara

optimal. Dalam hal ini kegiatan pengayaan jangan sampai

merugikan, menyusahkan, memberatkan, dan menimbulkan

kesulitan peserta didik. Tetapi kegiatan pengayaan herus

bermanfaat bagi peserta didik dalam menambah ilmu pengetahuan,

ketrampilan dan pembentukan kepribadiannya.

3) Faktor waktu : kegiatan pengayaan untuk mengisi waktu yang

dimiliki peserta didik yang cepat menyelesaikan tugas belajarnya

sangat bervariasi, ada yang 25 menit,ada yang 15 menit dan

sebagainya. Dalam hal ini guru harus memilih kegiatan pengayaan

yang tepat sesuai dengan waktu yang tersedia bagi setiap peserta

didik. Kenyataan ini menuntut kemampuan dan kreativitas guru

dalam mempersiapkan kegiatan pengayaan.

d. Pelaksanaan program pengayaan

Program pengayaan dalam proses pembelajaran berisi kegiatan

pengayaan yang diperuntukan bagi peserta didik yang cepat

menyelesaikan tugas belajarnya, karena mereka mempunyai kelebihan

waktu. Kegiatan pengayaan diberikan oleh guru bidang studi bersamaan

dengan pembelajaran bagi peserta didik yang sedikit kesulitan dan yang

mengalami kesulitan belajar. Apabila peserta didik yang sedikit kesulitan

Page 29: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

belajarnya dan yang mengalami kesulitan belajar sudah menyelesaikan

tugas belajarnya sesuai dengan yang diharapkan, maka kegiatan

pengayaan dihentikan.

Selanjutnya seluruh peserta didik mengikuti pelajaran berikutnya

secara bersama-sama. Agar kegiatan pengayaan terlaksana dengan baik,

maka materi yang akan diberikan dan bentuk kegiatannya harus

dipersiapkan terlebih dahulu. Materi pengayaan harus disesuaikan

dengan pokok bahasan yang sedang dibicarakan di kelas, karena kegiatan

pengayaan merupakan kegiatan untuk memperdalam materi pelajaran

bukan untuk menambah konsep beru. Kegiatan pengayaan yang

diberikan guru dapat disimak pada uraian tentang tujuan program

pengayaan.

Page 30: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

Dalam proses pembelajaran, tugas guru tidak hanya sekedar

menyampaikan atau mentransfer ilmu atau bahan pelajaran kepada peserta

didik. Guru sebagai pendidik dituntut untuk bertanggung jawab atas

perkembangan peserta didik. Kegiatan memahami kesulitan belajar peserta

didik ini dikenal dengan istilah diagnosis kesulitan belajar. Keberhasilan

belajar peserta didik dalam proses pembelajaran ditandai dengan

penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru yang

diwujudkan dalam bentuk nilai yang tinggi atau baik. Sebaliknya peserta

didik dikatakan belum berhasil dalam belajarnya atau gagal dalam belajar

yang diwujudkan dalam bentuk nilai rendah. Artinya peserta didik belum

mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Penyebab kesulitan belajar itu dapat dikelompokkan menjadi dua

kelompok besar yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (factor

internal) yang meliputi: kemampuan intelektual,afeksi seperti perasaan dan

percaya diri, motivasi, kematangan untuk belajar, usia, jenis kelamin,

kebiasaan belajar, kemampuan mengingat, dan kemampuan pengindraan

seperti melihat, mendengarkan, dan merasakan(Fontana, 1981). Sedang

factor yang berasal dari luar pelajar (factor eksternal) meliputi faktor-

faktor yang berkaitan dengan kondisi proses pembelajaran yang meliputi:

guru, kualitas pembelajaran, instrumen atau fasilitas pembelajaran baik

yang berupa hardware maupun software serta lingkungan, baik lingkungan

social maupun lingkungan alam.

Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar sehingga prestasi

belajarnya rendah, maka guru atau konselor harus memberikan layanan

bimbingan dengan baik. Layanan tersebut lebih dikenal dengan pengajaran

remedial sedangkan layanan bimbingan belajar bagi peserta didik yang

tidak mengalami kesulitan belajar lebih dikenal dengan pengayaan atau

enrichement.

Page 31: Diagnosa Anak Bermasalah Diagnostik Kesulitan Belajar

DAFTAR PUSTAKA

Sugihartono,dkk. (2007). Psikologi Pedidikan. Yogyakarta: UNY Press.