dakwah dan tarekat -...

111
vi DAKWAH DAN TAREKAT ( ANALISIS MAJLIS TAKLIM AL- IDRISIYYAH MELALUI TAREKAT DI BATU TULIS GAMBIR JAKARTA PUSAT ) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos. I) Oleh NANANG MUHAMMAD RIDWAN NIM: 103051028589 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M

Upload: duongquynh

Post on 13-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

vi

DAKWAH DAN TAREKAT

( ANALISIS MAJLIS TAKLIM AL- IDRISIYYAH MELALUI TAREKAT

DI BATU TULIS GAMBIR JAKARTA PUSAT )

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos. I)

Oleh

NANANG MUHAMMAD RIDWAN

NIM: 103051028589

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 2: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

vii

ABSTRAK

Nanang Muhammad Ridwan

Dakwah dan Tarekat (Analisis Majlis Taklim Al-Idrisiyyah Melalui Tarekat di Batu Tulis Gambir Jakarta Pusat.

Tarekat Idrisiyah adalah salah satu organisasi atau aliran yang didalamnya

mengamalkan dan melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dibawa

dan di contohkan oleh Rasulallah Saw serta dikerjakan oleh para sahabatnya,

tabi’in, tabi’at dan turun temurun sampai kepada guru-guru tarekat. Dan Tarekat

Idrisiyah mulai berdiri dan berkembang di Indonesia sejak tahun 1930-an, dan

orang yang pertama kali memperkenalkan tarekat ini adalah Syekh Akbar Abdul

Fatah yang mendapatkan Kekholifahan dari Syekh Ahmad Syarif as-Sanusi al-

Khatabi di Jabal Abu Qubais, Mekkah.

Majlis Taklim Al-Idrisiyah adalah salah satu Zawiyah atau cabang dari

Tarekat Idrisiyah yang paling besar dan paling tua diantara Zawiyah-zawiyah yang lainya, dan sebagai Sekertariat Pusat Tarekat Idrisiyah di wilayah

Jabodetabek. Melalui majlis taklim inilah ajaran-ajaran dan aktivitas dakwah tarekat idrisiyah dilaksanakan dan di sebarkan kepada masyarakat luas.

Pada saat seorang da’i (Syekh) akan menyampaikan dakwahnya, maka sangatlah dibutuhkan strategi dalam menyampaikan dakwahnya tersebut, baik

melalui metode dakwahnya, materi-materi dakwahnya, dan melalui media apa dalam menyampaikan dakwahnya. Sehingga targer yang dituju akan tercapai.

Penelitian ini ingin mengetaui lebih jauh bagaimana dakwah yang

dilakukan tarekat Idrisiyah melalui ajaran-ajaran dan aktivitas-aktivitas dakwah di

Majlis Taklim Al-Idrisiyah yang berada di Jln. Batutulis XIV, No.4-5, Kelurahan

Kebon Kelapa, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Melalui wawancara dan

observasi di ketahui bahwa dakwah tarekat Idrisiyah melalui ajaran-ajaran dan

aktivitas dakwah yang dilakukan di Majlis taklim Al-Idrisiyah sangatlah efektif,

karena ajaran dan aktivitas dakwah Tarekat Idrisiyah bersifat Logis, sesuai dengan

nalar, dan ajaranya bisa diterima oleh setiap kalangan, baik dari kalangan bawah,

menengah, sampai kalangan atas. Sehingga banyak orang yang tertarik, dan pada

akhirnya mereka masuk dan menjadi pengikut tarekat. Subyek yang diteliti adalah

bagaimana dakwah tarekat Idrisiyah melalui ajaran-ajaran dan aktivitas-

aktivitasnya yang dilakukan di Majlis Taklim A-Idrisiyah.

Page 3: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

viii

KATA PENGANTAR

��� ا ا���� ا�����

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan berbagai nikmat yang tak terkira banyaknya serta kemudahan

dari berbagai kesulitan yang penulis hadapi dalam penyelesaian skripsi ini yang

berjudul “Dakwah Dan Tarekat” (Analisis Majlis Taklim Al-Idrisiyah melalui

Tarekat di Batu Tulis Gambir Jakarta Pusat). Sehingga dengan syafa’atnya

semua kesulitan-kesulitan itu dapat penulis lalui dengan penuh kesabaran dan

kebijakan mencari solusi. Dan penulis sadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagai mana yang diharapkan.

Shalawat dan salam semoga terlimpahkan ke junjungan Nabi Muhammad

Saw, Rasulullah yang senantiasa di tawashuli oleh umatnya di setiap desahan

nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu Allah. Nur

beliau senantiasa menerangi setiap pengikutnya yang selalu dahaga akan

spiritualitas dan senantiasa mengharapkan syafa’atnya di yaum al-hisab melalui

ketaatannya mengikuti para penerus beliau, al-ulama waratsat al-anbiya.

Penulis menyadari kedhaifan serta kekhilafan diri penulis di dalam

penyelesaian skripsi ini, karena itu banyak sekali keterlibatan pihak-pihak lain

yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis

menghaturkan banyak terimakasih kepada semua pihak baik secara langsung

maupun tidak langsung yang membantu serta mendorong selesainya skripsi ini.

Perkenankanlah penulis secara khusus dengan rasa hormat menyampaikan

terimakasih yang tulus dan mendalam kepada:

Page 4: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

ix

1. Bapak Dr. H. Murodi M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi.

2. Bapak Dr. Arief Subhan, M.Ag. Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs.

Mahmud Djalal. M.A, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, dan

Dr. Study Rizal LK. M.A Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

3. Bapak Dr. Wahidin Saputra M.A dan Ibu Umi Musyarrofah M.A, Selaku

Ketua dan Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Bapak Dr. Study Rizal L.K. M.A selaku Dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak meluangkan waktu, fikiran dan tenaganya kepada penulis

untuk memberikan arahan dan bimbingannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan

ilmu serta berbagai macam pengalaman dan wawasan mereka selama

penulis menuntut ilmu. Dan tidak lupa kepada seluruh staf dan karyawan,

juga para staf perpustakaan Fakultas maupun Universitas yang telah

memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani Studi di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Segenap keluarga besar Yayasan Tarekat Al-Idrisiyah yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk penulis dalam memberikan data dan

informasinya yang penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

Page 5: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

x

7. Orang tua tercinta, Ayahanda A. Fauzi Qosim dan Ibunda Tati Nurhayati,

goresan tinta tidak dapat mewakili kata terimakasih penulis sebagai dua

insan yang sungguh tak kenal balas jasanya, membantu penulis baik moril

maupun materil dalam hidup ini, yang setiap hembusan nafasnya mengalir

do’a untuk kebahagiaan penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dan menyelesaikan Studi di Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Kakek dan Nenek di Kampung yang telah membantu penulis baik moril

maupun materil serta doa’ dan kasih sayangnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi di UIN. Semoga Kakek dan Nenek di kampung

diberikan umur panjang dan sehat wal’afiat.

9. Adik-adikku tercinta Budi Rahman Hakim, Resti Nurfitriyana, Fika

Patmasari, Ilma Sidika damayanti, dan si Bungsu Annaba. Semoga kelak

kalian semuanya menjadi orang yang berguna bagi Bangsa, Agama,

Negara.

10. Keluarga Besar Yayasan Amal Abadi Beasiswa ORBIT yang telah

memberikan Beasiswa Pendidikan kepada penulis selama Dua Tahun,

dengan beasiswa tersebut, alhamdulillah penulis sangat terbantu dalam

biaya kuliah di UIN. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dan menyelesaikan Studi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xi

11. Teman-teman seperjuangan KPI D Angkatan 2003, Arif, Ikhsan, Doni,

Saeful, Erna, Rahmat dan semua teman-teman kelas yang tak bisa penulis

sebutkan satu persatu terimakasih atas kebersamaan dalam suka dan duka.

12. Teman-teman KBM-Galuh Jaya, Kang Uep, Kang Jajang, Erma, Irfan,

Dalang, Atep dan semua teman-teman Galuh yang tak bisa penulis

sebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaanya.

13. Ka Azam dan Istri tercintanya “Teh Cucun” yang telah banyak membantu

penulis dalam proses pengeditan penulisan sripsi ini. Semoga kalian

menjadi keluarga yang bahagia, Sakinah, Mawahdah, Warohmah.”Amien”

Akhirnya, hanya doa’ serta harapan yang bisa penulis panjatkan, semoga

semua pengorbanan dan bantuan yang mereka berikan kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini dibalas dengan pahala yang melimpah oleh Allah Swt.

Dan penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari harapan dan

kesempurnaan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Ciputat, 14 April 2008 M

Penulis

Page 7: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 7

D. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 8

E. Metodologi Penelitian .............................................................. 9

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 12

BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................... 13 A. ............................................................................................Tin

jauan Umum Tentang Dakwah ................................................. 13

1.........................................................................................Pen

gertian Dakwah .................................................................. 13

2.........................................................................................Un

sur-unsur Dakwah .............................................................. 15 B. ............................................................................................Tin

jauan Umum Tentang Tarekat .................................................. 20 1.........................................................................................Pen

gertian Tarekat ................................................................... 20 2.........................................................................................Tuj

uan Tarekat ........................................................................ 21 3.........................................................................................Ma

cam-macam Tarekat ........................................................... 22

BAB III GAMBARAN UMUM MAJLIS TAKLIM AL-IDRISIYAH ...... 30 A. Majlis Taklim Al-Idrisiyah ....................................................... 30

1. Latar belakang Berdirinya Majlis Taklim Al-Idrisiyah ....... 30

2. Tujuan Majlis Taklim Al-Idrisiyyah ................................... 31

B. Struktur Organisiasi Majlis Taklim Al-Idrisiyah ...................... 32 C. Sejarah Lahir dan Berdirinya Tarekat Idrisiyah di

Indonesia ................................................................................. 35 D. Ajaran-ajaran Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim

Al-Idrisiyyah ............................................................................ 37 E. Sarana dan Prasarana Majlis Taklim Al-Idrisiyah...................... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 61

Page 8: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xiii

A. Unsur-Unsur Dakwah Pada Tarekat Idrisiyah ........................... 61

B. Aktivitas Dakwah Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim

Al-Idrisiyah. ............................................................................ 73

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dakwah Melalui Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim Al-Idrisiyah. ...................... 77

BAB V PENUTUP .................................................................................... 80

A. ............................................................................................Kesimpulan .................................................................................... 80

B. ............................................................................................Sar

an.............................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

LAMPIRAN ..................................................................................................

Page 9: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya

untuk menyiarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia sebagai

rahmatan lil-alamin. Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan

kesejahteraan manakala ajaranya dijadikan pedoman hidup dan dilaksanakan

secara konsisten dan konsekuen. Dan usaha penyiaran Islam dalam realitas

ajarannya melalui dakwah.

Perjalanan dakwah Islam yang dikembangkan oleh Nabi Muhammad

Saw, beserta para sahabat dan pengikutnya dari zaman Pra teknologi sampai

era globalisasi saat ini, tengah mengalami sebuah perubahan, baik pengertian

maupun persepsi masyarakat tentang dakwah Islam secara definitif.

Pada hakekatnya dakwah merupakan upaya mempengaruhi seseorang

dalam bertindak dan berprilaku, melalui dakwah diharapkan akan mampu

merubah kepribadian seseorang baik secara individu maupun kolektif.

Dakwah Islam dan perubahan sosial merupakan unsur yang sangat mempunyai

pengaruh satu sama lainnya.

Dakwah untuk saat ini, tidak lagi diartikulasikan secara praktis dan

simpel sebagai salah satu kegiatan dalam penyampaian sebuah ajaran agama

melalui ceramah, tablihg, maupun khutbah. Namun dewasa ini, dakwah dapat

Page 10: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xv

dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai dengan keahlian dan

keterampilan para pelaku dakwah.

Islam telah mewajibkan kaum muslimin untuk mengembangkan

dakwah islamiyah di setiap waktu dan kesempatan. Kaum muslimin wajib

berusaha merubah keadaan mereka, terutama tatkala kekufuran telah

merajalela dan Islam telah lenyap dari kehidupan.

Di samping itu, Syaikh Mustofa Al-Galaya seperti dikutip oleh H.

Amura menyebutkan dalam bukunya, Al-Islam Ruhul Madaniyah bahwa

dakwah adalah “kehidupan agama, tidak akan berdiri agama tanpa dakwah,

serta kebaikannya harus disebarluaskan”.1

Dakwah Islam yang dilakukan Rasulullah kepada umatnya sangat

bijaksana dan patut untuk di contoh, sebab tiap kali beliau melangsungkan

dakwahnya, ia selalu melihat kondisi serta situasi yang sesuai dengan

kebijakan umat (mad`u) serta berbicara pada bidang yang mereka pahami.

Telah menjadi Sunnatullah bahwa manusia mempunyai pola berfikir yang

berbeda, mulai dari tingkat kecerdasan, perasaan, tabiat, sikap, sifat, tingkah

laku, serta keinginan dan bakatnya.

Landasan inilah yang mengharuskan Nabi Muhammad Saw untuk

mengambil langkah dalam memilih metode yang sesuai dengan obyeknya.

1 Amura, Tentang Unsur Dakwah Dalam Film, Perfilman di Indonesia Pada Masa Orde

Baru, (Lembaga Komunikasi Islam, Jakarta, tt), h. 115

Page 11: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xvi

Sebagaimana Fathiyakan mengatakan bahwa “untuk mempengaruhi suatu

obyek harus memilih metode yang sesuai dengan taraf kecerdasan”.2

Sebagai umatnya wajib untuk meneruskan dakwah Nabi Muhammad

Saw, yaitu dengan mengajak manusia untuk selalu mengerjakan yang ma`ruf

dan meninggalkan yang munkar, sesuai dengan ajaran Islam. Muhammad

Ahmad Al-Dawi mengatakan:

Merupakan kewajiban untuk sebagian manusia untuk melaksanakan

dakwah, mengajak kepada jalan yang ma`ruf dan mencegah segala

kemunkaran. Dalam berdakwah memang membutuhkan ketangguhan serta

kekuatan hingga ajaran agama tidak tersia-siakan dan mencelakakan

manusia, sebab hakikat dakwah yang sebenarnya adalah membina dan

mempersatukan seluruh umat manusia serta menyelamatkan mereka dari

kesengsaraan dunia dan akhirat. 3

Menyadari akan pentingnya dakwah sebagai pembinaan umat manusia

ke arah tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat kelak, maka sudah

selayaknya kegiatan dakwah harus mendapat perhatian serta penanganan yang

khusus dan serius dengan menggunakan metode dan sarana-sarana yang dapat

diterima oleh sasaran dakwah dimaksud.

Seiring dengan perkembangan zaman, bahwa kegiatan dakwah harus

terus dapat berkembang dan dikemas dengan berbagai macam metode serta

sarana yang khusus agar lebih efektif demi tercapainya tujuan dakwah,

sehingga dakwah dapat diterima di semua kalangan.

Salah satu sarana dakwah adalah Tarekat, yang dikembangkan dengan

metode dakwah bil lisan, bil hall dan bil qalam, sebagai alat dalam

2 Fathiyakan, Bagaimana Kita Memanggil Kepada Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1997)

Cet. Ke-1 h. 36 3 Muhammad Ahmad Al – Dawi, Buku Pintar Para Da`i, (Surabaya: Dua Ilmu. 1991)

Cet. Ke-2, h. 6.

Page 12: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xvii

mengkomunikasikan nilai-nilai ajaran Islam. Tarekat merupakan salah satu

media alternatif dalam berdakwah, jelas tidak tabu dan tidak bertentangan

dengan ajaran Islam, sebab ajaran tarekat memuat kalimat-kalimat zikir yang

selalu mengingatkan jamaahnya kepada Allah.

Dari sekian banyak metode, sarana, dan media yang digunakan dalam

berdakwah, maka dengan ini penulis tertarik untuk membahas serta mengkaji

secara rinci tentang dakwah Islam melalui kegiatan ajaran dan pengamalan

tarekat.

Tarekat berasal dari kata bahasa Arab Thariqat yang artinya jalan,

keadaan, aliran dalam garis sesuatu, seperti dalam al-Qur`an surat al-Jin ayat

16:

��� اس���م�ا �� وأن � )16: ا�*� ()'&� م�ء �#س��"�ه� ا� ��ی�

Artinya : “ Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan

itu (agama Islam), benar–benar kami akan memberi minum

kepada mereka air yang segar ( rizqi yang banyak )”. ( Q.S : 72 :

16 ).

Yang dimaksud jalan di sini adalah jalan untuk mendekatkan diri

kepada Allah Taqarrabun Ilallah, berupa suatu perbuatan yang ditentukan dan

dicontohkan Rasulullah, dikerjakan oleh para tabi’in kemudian diteruskan

secara turun temurun sampai kepada guru tarekat.4 Agar dapat mendekatkan

diri pada Tuhan Yang Maha Suci, ruh manusia harus lebih dahulu disucikan.

Sufi-sufi besar kemudian merintis jalan tersebut sebagai media untuk

penyucian jiwa yang dikenal dengan nama tariqat (jalan).

4 Budi Munawar Rahman dan Asep Usman Ismail, Cinta di Tempat Matahari Terbit,

Ulumul Qur`an No 8 Vol. 2 ( 1991 ) h. 100

Page 13: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xviii

Jalan dalam terekat itu antara lain terus menerus berada dalam naungan

zikir atau ingat selalu kepada Tuhan dan terus menerus menghindarkan diri

dari sesuatu yang melupakan Tuhan.5

Dengan demikian kiranya dapat diketahui bahwa yang dimaksud

dengan :

Tarekat adalah jalan yang bersifat spiritual bagi seorang sufi yang di

dalamnya memuat amalan-amalan ibadah yang dapat mempertemukan

seorang hamba dengan Tuhannya dengan menyebut nama Allah serta

sifat-sifatnya yang disertai dengan penghayatan yang mendalam. Amalan

dalam tarekat ini di tujukan untuk memperoleh hubungan sedekat mungkin

dengan Tuhan. 6

Sebagai awal munculnya tarekat, tashawuf pada waktu itu telah

mencapai tujuan zaman keemasannya pada abad ketiga dan keempat Hijriyah.

Dari zaman inilah timbul beberapa tarekat yang menurut Hujwiri dalam

kitabnya Kasyf al-Mahjub ada 10 :

1. Al – Muhasibiyyah dinisbatkan kepada Al-Harist ibn As’ad Al-Muhasibi

2. Al – Qassariyyah dinisbatkan kepada Hamdan ibn Ahmad al-Qassar

3. Al – Taufuriyyah dinisbatkan kepada Abu Yazid taifur ibn Isa al-Bistami

4. Al – Junaydiyyah dinisbatkan kepada Abu Qasim al-Junayd al-Bagdadi

5. Al – Nurriyyah dinisbatkan kepada Abu Husein al-Nurri

6. As – Sahliyah dinisbatkan kepada Sahl ibn Abdullah al-Tasturri

7. Al – Hakimiyyah dinisbatkan kepada Abdullah Muhammad ibn al-Hakimi

8. Al – Kharazjiyyah dinisbatkan kepada Abu said al – Kharaz

9. Al – Khaffiyyah dinisbatkan kepada Abu Abdullah Mahmud ibn Khaff

5 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta 200) h. 270

6 Ibid, h. 271

Page 14: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xix

10. Al – Sayriyyah dinisbatkan kepada Abu Abbas al – Sayyar.

Tarekat di atas adalah sebagian tarekat yang termashur pada zaman

keemasan Islam. Mereka telah mewariskan banyak petuah kerohanian yang

sangat berharga bagi kehidupan kesuffian dan juga berbeda dengan penafsiran

yang dikenal dengan penafsiran lahiriyah seperti yang terdapat di kalangan

fuqoha dan ulama kalam.

Selanjutnya tarekat yang dimaksud penulis adalah Tarekat Idrisiyah,

kegiatan tarekat Idrisiyah dirasakan keberadaannya bukan hanya di Kota-kota,

tapi juga sampai ke wilayah pedesaan. Pengikut tarekat inipun sangat

bervariasi mulai dari kalangan Cendikiawan, Pengusaha dan Politisi, laki-laki

dan perempuan, tua dan muda, serta meliputi banyak profesi lainnya

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

sebuah penelitian ilmiah yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan

judul “Dakwah dan Tarekat” (Analisis Majlis Taklim Al-Idrisiyah Melalui

Tarekat di Batu Tulis Gambir Jakarta Pusat ).

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Melihat banyak dan maraknya bentuk tarekat yang berkembang pada

saat ini, maka penulis hanya memfokuskan dan memberi arah yang tepat

dalam penulisan skripsi ini, pada Unsur-unsur dakwah pada Tarekat Idrisiyah,

aktivitas dakwah Tarekat Idrisiyah di majlis taklim Al-Idrisiyah Batu tulis

Gambir Jakarta Pusat.

Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 15: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xx

1. Bagaimana unsur-unsur Dakwah pada Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim

Al-Idrisiyah?

2. Bagaimana aktivitas Dakwah Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim Al-

Idrisiyah Batu tulis Gambir Jakarta Pusat?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dakwah Terekat Idrisiyah di

Majlis Taklim Al-Idrisiyah?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk memberikan kejelasan tentang bagaimana unsur-unsur Dakwah

pada Tarekat Idrisiyah, Bagaimana aktivitas dakwah Tarekat Idrisiyah di

Majlis Taklim Al-Idrisiyah, dan apa saja faktor pendukung dan penghambat

dakwah Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim Al-Idrisiyah Batu tulis Gambir

Jakarta Pusat.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

a. Kegunaan Akademis

Kajian tentang dakwah melalui tarekat ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi positif bagi perkembangan dakwah Islam dewasa

ini, khususnya bagi mahasiswa untuk terus menerus mengembangkan dan

melakukan penelitian lanjutan. Sehingga apabila hal itu dilakukan,

Page 16: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxi

tentunya akan memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi

perkembangan dakwah Islam yang lebih aktual.

b. Kegunaan Praktis

Harapan penulis, dengan dilakukannya penelitian ini dapat

menambah ilmu dan memperluas wawasan tentang bagaimana kita dapat

menerapkan ajaran-ajaran Islam secara totalitas dan murni dalam

kehidupan sehari-hari, tanpa harus ketinggalan zaman walaupun telah

berada di zaman yang penuh dengan kemajuan teknologi dan informasi.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis telah mengadakan

tinjauan pustaka di perpustakaan yang terdapat di Fakultas Dakwah maupun di

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah.

Menurut pengamatan penulis, dari hasil observasi yang telah penulis

lakukan ternyata ada dua orang yang telah melakukan penelitian dan penulisan

tentang dakwah tarekat, yaitu:

1. Yulianah, KPI angkatan Tahun 2000 yang menulis skripsi dengan judul:

“Tarekat Sebagai Media Dakwah”(Studi Tarekat Hizib Nadhatul Wathon

di Pondok Pesantren Ash-Shaulatiayyah Nahdatul Wathon, Larangan

Cileduk ).

2. Fahmi, KPI angkatan 2002 yang menulis skripsi dengan judul: Dakwah

Islam Melalui Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah di Pondok Pesantren

Zawiyah Al-Khoeriyah Ciampea Bogor Jawa Barat.

Page 17: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxii

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwasannya belum ada

seorang penulispun yang membahas dan menuliskan skripsi seperti penulis buat,

yaitu tentang Dakwah yang dilakukan Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim Al-

Idrisiyah. Dan skripsi ini tentu berbeda dengan skripsi yang lainya.

Untuk itulah penulis tertarik untuk membahas dan mengkaji secara rinci

mengenai Tarekat Idrisiyah yang berkaitan dengan proses Dakwah yang telah

berkembang seluruh aktivitas kegiatannya, yang selanjutnya dapat disimpulkan

dengan judul: “Dakwah dan Tarekat” (Analisis Majlis Taklim Al-Idrisiyah

Melalui Tarekat di Batu Tulis Gambir Jakarta Pusat )

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini penulis

menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan

Taylor yang dikutip dari buku “Metodologi Penelitian Kualitatif”, metode

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis, dan perilaku yang dapat diamati.7 Deskriptif

yaitu suatu metode yang membahas permasalahan dengan cara

memaparkan atau menguraikan terlebih dahulu dengan pokok masalah

secara teoritis.

2. Lokasi Penelitian

7 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2002), Cet 17, h. 3

Page 18: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxiii

Jln. Batutulis XIV, No.4-5, Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Gambir,

Jakarta Pusat.

3. Teknik Pengumpulan Data.

a. Obeservasi.

Observasi berarti pengamatan dan pencatatan dengan sistematik

terhadap fenomena yang diselidiki.8 Dalam hal ini penulis melakukan

pengamatan secara langsung terhadap fenomena yang ada di Majlis

Taklim Al-Idrisiyah sebagai upaya memperkecil kemungkinan yang dapat

menghambat pelaksanaan penelitian.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil tatap muka antara sipenanya

dengan si penjawab. Penulis menggunakan tekhnik wawancara berbentuk

wawancara mengenai Dakwah Tarekat Idrisiyah, dalam hal ini penulis

mewawancarai salah satu Pengurus Majlis Taklim Al-Idrisiyah yaitu Ustd.

Tatang Akhyar MD dan Pengurus Yayasan Al-Idrisiyah yaitu Ustd

Lukmana S.ag. Maksud dari wawancara ini adalah untuk mengetahui

bagaimana Dakwah yang dilakukan Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim Al-

Idrisiyah, baik dari ajaran-ajaranya, aktivitas dakwahnya, dan yang

lainnya. Terutama untuk melengkapi data guna menjawab rumusan

masalah yang peneliti ajukan.

8 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta : Andi Ofset, 1992), Cet. ke-2, h. 129

Page 19: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxiv

Wawancara semacam ini dilakukan sedemikian rupa, sehingga

narasumber berbicara terus menerus, sedangkan pewawancara duduk

mendengarkan dengan baik dan diselingi dengan sesekali mengajukan

pertanyaan.9 Wawancara ini bersifat bebas dan terbuka. Peneliti bertanya

kepada narasumber, kemudian dapat dijawab secara bebas tanpa terikat

pada pola-pola tertentu.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan tertulis tentang berbagai kegiatan

atau peristiwa pada waktu yang lalu. Data-data diperoleh melalui

dokumen-dokumen yang berupa catatan formal, buku-buku, artikel,

majalah, Koran, dan bahan informasi lainya yang memiliki relefansi

dengan masalah penelitian serta dapat memperkaya dan mempertajam

analisa analisis ini.

Sumber-sumber data yang terdapat dalam penelitian ini berasal dari

sumber tertulis10 seperti buku-buku yang pernah diterbitkan oleh Yayasan

Tarekat Al-Idrisiyah yaitu: Buku yang berjudul Biografi Tokoh-tokoh Al-

Idrisiyah, Hadiqotur Riyahin, Mengenal Tarekat Idrisiyah Sejarah dan

Ajaranya, Haramnya Tembakau, dan buku Memahami Argumentasi Cadar

atau Burgho. Melalui Koran atau majalah yang membahas tentang

Aktivitas dakwah Tarekat Idrisiyah dan pemahaman-pemahaman

mengenai ajaran-ajaran Tarekat Idrisiyah. Ataupun melalui Web site resmi

Tarekat Idrisiyah yaitu “www.al-idrisiyyah.com”.

d. Analisa Data

9 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. h. 137-138

10 Ibid, h. 161.

Page 20: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxv

Analisa data dalam penelitian ini lebih bersifat deskriftif kualitatif,

yaitu setelah data dikategorisasikan dan diklasifikasikan sesuai aspek data

yang terkumpul lalu diinterpretasikan secara logis. Dengan demikian akan

tergambar sejauh manakah keefektifan dakwah yang diselenggarakan

melalui tarekat, dengan melihat data-data yang diperoleh penulis melalui

observasi dan wawancara, setelah itu disusun dalam laporan penelitian.

Selanjutnya di dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan

buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah ( penulisan Skripsi, Tesis dan

Disertasi) yang berlaku untuk seluruh UIN, STAIN, Pertais dan sejenisnya

yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and

Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan

dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan penulisan

ini ke dalam lima bab. Dimana masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub

dengan rincian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, memuat: Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan

Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, Sistematika

Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS, memuat : Pengertian Dakwah, Unsur-

unsur Dakwah, yakni Dai’, Mad’u, Metode dakwah, Materi

Dakwah dan Media Dakwah. Pengertian Tarekat, Tujuan Tarekat

dan Macam-macam Tarekat.

Page 21: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxvi

BAB III GAMBARAN UMUM MAJLIS TAKLIM AL-IDRISIYAH,

memuat: Majlis Taklim Al-Idrisiyah, Latar belakang Berdirinya

Majlis Taklim Al-Idrisiyah, Tujuan Majlis Taklim Al-Idrisiyyah

Sruktur Organisasi, Sejarah lahir dan berdirinya Tarekat Idrisiyah

di Indonesia, Ajaran-ajaran Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim

Al-Idrisiyah, dan Sarana dan Prasarana Majlis Taklim Al-

Idrisiyah.

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN, memuat tentang :

Unsur-unsur Dakwah Pada Tarekat Idrisiyah, Aktivitas Dakwah

Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim Al-Idrisiyah, Faktor

Pendukung dan Penghambat Dakwah Tarekat Idrisiyah di Majlis

Taklim Al- Idrisiyah.

BAB V PENUTUP: Kesimpulan dan Saran.

Page 22: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxvii

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum Tentang Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Secara etimologis kata dakwah berasal dari Bahasa Arab, yaitu dari

kata da’a, yad’u, da’watan, yang mengandung arti panggilan, ajakan, atau

seruan.11

Sedangkan dalam kamus Al-Munir diambil dari kata memanggil ia,

menyeru ia akan dia.12

Sedangkan secara terminologi pengertian dakwah yang dikemukakan

oleh Para Ulama adalah sebagai berikut:

a. Menurut pendapat Toha Yahya Oemar, Dakwah adalah mengajak

manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan

perintah tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan

akherat.13

b. Pendapat Bakhial Khauli yang dikutip oleh Ghazali Darussalam,

“Dakwah adalah satu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam

dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan

yang lain.14

11 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1998), h. 127

12

Ahmad Warsan Munawar, Al-Munir: Kamus Arab-Indonesia, ( Surabaya: Progresif,

1993 ), Cet. Ke 1, h. 27.

13

Toha Yahya Oemar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992), Cet. Ke 5, h. 1

14

Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, (Malaysia: Nur Niaga, 1996),

Cet 1. h. 10

Page 23: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxviii

c. Menurut Jamaluddin Kafie, Dakwah adalah sebagai suatu strategi

menyampaikan nilai-nilai Islam kepada ummat manusia demi taat

kehidupan yang imani dan realitas hidup yang Islami.15

d. Prof. Dr. M. Quraish Shihab mendefinisikan bahwa Dakwah adalah

sebagai seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atau mengubah situasi

kepada situasi yang lebih baik dan sempurna.baik terhadap pribadi

maupun kelompok serta kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan

tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat

manusia.16

e. Adapun menurut Asmuni Syukir, pengertian dakwah adalah sebagai

berikut:

1. Dakwah adalah usaha atau proses yang diselenggarakan dengan

sadar dan terencana.

2. Usaha yang dilakukan adalah mengajak manusia kejalan Allah,

memperbaiki situasi yang lebih baik.

3. Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu,

yakni hidup bahagia sejahtera di dunia maupun di akhirat. 17

Dari pengertian Dakwah tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwasanya dakwah adalah usaha untuk menyeru atau mengajak manusia

kepada jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT, melalui cara atau methode

15

Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Indah, 1993), h. 29

16

Quraish Syihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Pesan Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat, ( Bandung: Mizan, 1998), Cet ke-17, H. 194.

17 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Islam, Surabaya, 1983), h. 21

Page 24: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxix

tertentu supaya terwujud suatu pengamalan ajaran-ajaran Islam dengan baik

dan benar agar mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akherat.

2. Unsur-unsur Dakwah

Berbicara tentang dakwah tidak akan lepas dengan apa yang disebut

dengan unsur-unsur dakwah. Adapun unsur-unsur dakwah terdiri dari:

a. Da’i

Da’i adalah orang yang melakukan dakwah.18

Atau dapat diartikan

sebagai orang yang menyampaikan pesan dakwah kepada orang lain

(mad’u). Seorang dapat dikatakan da’i apabila secara keilmuan ia sudah

menguasai tentang ajaran-ajaran Islam. Dari segi wawasan, intelektual,

pengamalan spiritual, sikap mental dan kewibawaannya. Seorang yang

disebut da’i biasanya akan terlebih matang ilmunya dibandingkan dengan

mad’unya.19

Menurut Siti Muriah, da’i dibedakan menjadi dua bagian yaiu :

a. Da’i dalam pengertian umum yakni seluruh pribadi muslim

menjadi da’i dalam dakwah Islamiyah.

b. Da’i dalam pengertian khusus yakni seseorang atau sekelompok

orang yang menekuni ajaran Islam kemudian menyampaikan

ajaran tersebut dalam bentuk penerangan, pendidikan serta

peringatan-peringatan dengan tujuan agar orang yang menerima

(mad’u) benar-benar dapat berbuat atau bertingkah laku sesuai

dengan petunjuk al-Qur’an dan as-Sunnah.20

18

Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: PT Ikhtiar Bar Van ouve, 1992), jilid. 2, h. 137

19

Asep Muhyidin, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung: Pustaka setia, 2002) h.

125

20

Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2000),

Cet. Ke-1, h. 24

Page 25: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxx

b. Mad’u

Mad’u dapat diartikan sebagai orang atau kelompok yang lazim

disebut dengan jama’ah yang sedang menuntut ajaran agama dari seorang

da’i..

Menurut A. Hasanuddin objek dakwah atau mad’u adalah orang

yang diseru, dipanggil, diundang, atau diajak.21 Sedangkan menurut

Mashyur Amin objek dakwah terfokus hanya pada perorangan, keluarga,

masyarakat, dan umat manusia seluruhnya.22

Seorang da’i akan

menjadikan mad’u sebagai objek bagi transpormasi keilmuan yang

dimilikinya.

c. Metode dakwah

Kata metode berasal dari bahasa Yunani, yakni “Methodus yang

mengandung arti cara atau jalan”.23 Di dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia kata metode mengandung arti “cara yang teratur dan berfikir

baik-baik untuk maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya), cara

kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna

mencapai tujuan yang ditentukan”.24

21 A. Hasanudin, Rhetorika Dakwah dan Publisitas dalam Kepemimpinan, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1982), h. 38

22

M. Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta : al-Amin Press,

1997), h. 11

23

Prent, Kamus Latin-Indonesia, (Jogjakarta: Kanisius, 1969), h. 232

24

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1986), Cet.

Ke-9, h.649

Page 26: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxxi

Methode dakwah artinya cara-cara yang dipergunakan oleh seorang

da’i untuk menyampaikan materi dakwah. Adapun metode dakwah yang

sering dilakukan da’i dalam berdakwah anatara lain :

1) Dakwah bi al-Hikmah

Metode Hikmah mengadung makna yang sangat luas. Kata al-

Hikmah sendiri di dalam al-Qur’an dalam berbagai bentuk ditemukan

sebanyak 208 kali. Secara harifyah kata hikmah mengandung makna

“kebijaksanaan yang sedemikian rupa”, sehingga pihak objek dakwah

mampu melaksanakan apa yang di dakwahkan, atas kemauan sendiri tidak

ada paksaan, konflik, maupun rasa tertekan”.25

Dalam kegiatan dakwah

metode hikmah muncul dalam berbagai bentuk, yakni “Mengenal Strata

Mad’u, kapan harus berbicara, kapan harus diam, mencari titik temu,

toleran tanpa kehilangan shibghah, memilih kata yang tepat, cara berpisah,

uswatun hasanah, dan lisanul hal.”26

Dakwah dengan metode bil hikmah dapat memancing seseorang

untuk mau mengikuti. Setiap mad’u akan terlena karena kebijaksanaan

seorang da’i dalam menyampaikan ajaran Islam dan mengajak kepada

kebenaran.

2) Dakwah bi al-Mau’idzoh hasanah atau Nasehat yang baik.

Berdakwah dengan memberikan nasehat-nasehat atau

menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga

25

Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta : Pustaka Panji Mas, 1983), h. 321

26

M. Yunan Yusuf , Dalam Seminar dan Launching Buku Optimalisasi Dakwah dalam

Meningkatkan Reguinitas Umat, (Jakarta : Rahmat Semesta, Februari 2004), h.7

Page 27: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxxii

nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati

mad’u.27

Nasehat-nasehat dakwah yang disampaikan kepada mad’u harus

dapat dirasakan bukan atas paksaan dari orang lain, akan tetapi lahir dari

keinginan diri untuk mau berubah ke arah yang lebih baik.

3) Dakwah bi al-Mujaddalah

Mujaddalah yaitu “bertukar pikiran untuk mendorong agar berpikir

secara tepat dan benar dengan cara yang lebih baik”.28

Beberapa bentuk

metode mujadalah antara lain dakwah dengan lisan, tulisan, seni, dan bil-

hal. Dakwah dengan lisan berupa ceramah, seminar, symposium, diskusi,

khutbah, saresehan, dan lain-lain. Dakwah dengan tulisan berupa buku,

majalah, surat kabar, spanduk, pamplet, dan lain-lain.

d. Media dakwah

Media dakwah merupakan separangkat alat yang dipergunakan

untuk menyampaikan materi dakwah. Menurut Hamzah Yakub, macam-

macam media dapat digolongkan menjadi lima jenis yaitu lisan, tulisan,

lukisan, audio visual dan akhlak”.29 Setelah menyiapkan materi dan objek,

langkah selanjutnya adalah mempersiapkan media, media apa yang hendak

dipergunakan oleh da’i untuk menyampaikan isi pesan materinya. Apakah

media mimbar, cetak atau media elektronik dan lain sebagainya, sesuai

dengan bidang dan kehaliannya.

27

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana 2004), cet. Ke 1. h. 136

28

Said bin Ali al-Qhatani, Dakwah Islam Dakwah Bijak, (Jakarta : Gema Insani Press,

1994), Cet. Ke-1, h. 10

29

Hamzah Yakub, Publisistik Islam ; Tekhnik Dakwah dan Leadership, (Bandung : CV.

Di Ponogoro, 1982), Cet. Ke-2, h. 13

Page 28: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxxiii

e. Materi Dakwah

Materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan oleh

da’i pada mad’u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi materi

dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Sebab semua ajaran Islam yang

sangat luas itu bisa dijadikan materi dakwah islam. Akan tetapi, ajaran

Islam yang dijadikan materi dakwah pada garis besarnya dapat

dikelompokan sebagai berikut:

a. Aqidah yang meliputi rukun iman

b. Syari’ah yang meliputi: Ibadah (Shalat, Zakat, Puasa, haji) dan

Muamallah (Hukum perdata dan hukum publik)

c. Akhlak, yaitu meliputi: akhlak terhadap khalik dan akhlak terhadap

makhluk.30

Adapun sumber materi dakwah adalah bersumber pada al-Qur’an dan

Al-Hadits, karena keduanya sudah diyakini kebenaranya bagi setiap tindakan

manusia. Oleh karena itu, materi dakwah juga meliputi hampir semua bidang

kehidupan manusia.31 Sehingga bisa dipastikan tidak ada satu bagianpun dari

aktifitas muslim yang terlepas dari materi-materi dakwah tersebut.

30

Aziz, Ilmu Dakwah, h. 94

31

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Cahaya Media Pratama, 1997), Cet. Ke-

18, h. 43

Page 29: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxxiv

B. Tinjauan Umum Tentang Tarekat

1. Pengertian Tarekat

Secara etimologis kata tarekat menurut bahasa Indonesia memiliki

banyak arti yaitu jalan, cara, aturan atau petunjuk.32 Sedangkan menurut

istilah, Tarekat berarti perjalanan seorang salik (Pengikut tarekat) menuju

Tuhan dengan cara mensucikan diri atau perjalanan yang harus di tempuh oleh

seseorang untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan.33

Banyak para ahli yang telah mengemukakan definisinya masing-

masing tentang tarekat, sebagaimana yang dikutip oleh KH. Noer Iskandar Al-

Basrani, MA:

a. Harun Nasution

Tarekat adalah jalan yang harus ditempuh seorang sufi dengan tujuan

berada sedekat mungkin denganTuhan.

b. E. St. Harahap Tarekat adalah jalan menuju kebenaran, ilmu kebajikan agama,

persaudaraan dalam kebaktian pada kerohanian. c. Abu Bakar Atceh

Tarekat artinya jalan petunjuk dalam pelaksanaan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi dan

dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in, secara turun temurun sampai kepada guru-guru, sambung menyambung dan rantai berantai.

d. Syekh Al-Jurjani

Tarekat adalah jalan atau tingkah laku tertentu bagi orang-orang yang

berjalan (beribadah) kepada Allah dengan melalui perantara (manajil)

dan meningkat kepada tingkatan yang lebih tinggi (maqomat).34

32

Poerwadarminta, Kamus Indonesia, (Jakarta : Balai Kota 1982), h. 20

33

Ensikopedi Islam, (Jakarta. PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve, vol. 4, 1997), h. 66

34

Noer Iskandar Al-Basrani, Tashawuf Tarekat dan Para Sufi, (Jakarta: Pustaka Al-

Husna, 1996), Cet. Ke 1, h. 91

Page 30: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxxv

2. Tujuan Tarekat

Tujuan tarekat adalah mengingat kepada Allah Swt yang dilakukan

secara terus menerus (istiqamah) di setiap waktu dan kesempatan agar

apresiasi cinta seseorang kepada Tuhanya dapat terealisasikan melalui zikir

(mengingat Allah).

Sedangkan tujuan yang lainnya adalah sebagai berikut :

a. Dapat melatih jiwa dan memerangi hawa nafsu serta dapat

membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan diisi dengan sifat-sifat

terpuji melalui perbaikan budi pekerti dalam berbagai seginya.

b. Selalu dapat mewujudkan rasa ingat kepada Allah Dzat yang Maha

Besar dan Maha Kuasa atas segala-galanya melalui jalan wirid dan

zikir yang serta dibarengi dengan bertafakur yang secara terus menerus

dilakukan.

c. Akan timbul rasa takut yang hadir dalam diri seeorang akan perbuatan

yang selalu menyebabkan lupa kepada Allah.

d. Dapat melihat rahasia dibalik tabir cahaya Allah dan Rosul-Nya secara

terang benderang.

e. Akan memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang sebenarnya

menjadi tujuan hidup yang hakiki yaitu Makrifatullah.35

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwasanya dengan

bertarekat seseorang akan memperoleh hasil berupa ketenangan jiwa serta

mendapat bimbingan langsung dari Mursyidnya melalui ziki-zikir yang selalu

35 Ibid h. 10

Page 31: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxxvi

dilantunkan di setiap waktu dan kesempatan. Dengan begitu seluruh rahasia

tabir kehidupan yang menjadi rahasia Allah akan tersingkap secara bertahap.

3. Macam-macam Tarekat

Menurut Jumhur Ulama pada abad sekarang ini terdapat 41 macam

tarekat, masing-masing mempunyai Syekh, kaifiat, zikir, dan upacara ritual.

Di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Tarekat Qadiriyyah

Tarekat ini didirikan oleh Syeikh Abdul Qadir Zailani. Nama

lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad Muhyiddin Abdul Qadir bin Musa

bin Abdullah bin Husna Al-Jailani. Pengikut tarekat Qadiriyah memegang

prinsip tasamuh, toleransi, sebab Syeikh Abdul Qadir Jailani menegaskan

kepada mereka: “kita tidak hanya mengajak diri sendiri tetapi juga mengajak

semua mahkluk Allah supaya seperti kita”.

Pokok Tarekat Qadiriah ada lima yaitu :

1) Tinggi cita-cita

2) Menjaga segala yang haram

3) Memperbaiki hidmat Tuhan

4) Melaksankan tujuan baik

5) Memperbesar karunia Tuhan 36

36

Abu Bakar Atjeh, Pengantar Ilmu Tarekat: Kajian Historis tentang Mistik (Solo,

Ramadhani, 1998) , h. 5

Page 32: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxxvii

b. Tarekat Syadziliah

Tarekat ini didirikan oleh Syeikh Abu Hasan bin Abdul Jabbar bin

Hormuz Asy Syadizili Al Magribi Al Husaini Al Idrisi, keturunan Hasan bin

Ali bin Abi Thalib.

Pokok ajaran tarekat ini adalah :

1) Taqwa kepada Tuhan secara lahir dan batin

2) Mengikuti sunah dalam perkataan maupun perbuatan

3) Mecegah dengan menggantungkan nasib kepada manusia

4) Rela dengan pemberian Tuhan dalam sedikit maupun banyak

5) Berpegang kepada Tuhan pada siang dan malam.37

c. Tarekat Tijaniah

Tarekat ini didirikan oleh Sayyid Abu Abas Ahmad bin Muhammad

bin Mukhtar bin Ahmad Syarif At Tijani. Tarekat ini menganut prinsip

tasamuh dan toleransi. Ajaran terekat Tijaniah ini amat sederhana diantaranya

berupa wirid yang ringan dan wadhifah (ajaran) yang mudah dipraktekkan

oleh para pengikutnya. Menurut keterangan Fazlur Rahman, terekat Tijaniah

menyederhanakan sebagian besar upacara keagamaan dan memberi penekanan

yang lebih besar terhadap niat dan semua perbuatan yang baik. Dan ini pula

yang membantu keberhasilannya menarik simpati para calon dan pengikut.38

37

Ibid. h.11

38

Noer Iskandar Al-Basrany, Tasawuf Tarekat dan Para Sufi, (Jakarta: Pustaka Al-

Husna, 1996), Cet. Ke-1, h. 94

Page 33: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxxviii

d. Tarekat Sanusiah

Terekat ini didirikan oleh Syeikh Abu Ahmad bin Ali Sanusi. Dasar

terekat ini adalah ajaran Islam dan lapangan kerjanya mendidik umat supaya

dapat mengendalikan hawa nafsu untuk keselamatannya dari dunia dan

akhirat.39

e. Tarekat Rifai’iah

Tarekat ini didirikan oleh Syeikh Abu Ahmad bin Abu Al Hasan Ar-

Rifa’i. Beliau adalah kemenakan dari Abdul Qadir al-Jailani dan kelahiran

tarekatnya pun hampir bersamaan dengan kelahiran Tarekat Qadiriyah.

Adapun tentang ajaran Tarekat Rifa’iyah ini, Sayyid Mahmud Abu al-

Fadl al-Manufi menerangkan bahwa Tarekatnya dibina atas tiga dasar yaitu :

1) Tidak meminta (sesuatu)

2) Tidak menolak dan

3) Tidak menunggu.

Al-Sya’rani meriwayatkan bahwasanya ajaran Tarekat Rifa’iyah

tentang asketisme. Ini adalah landasan hal (egnosis) yang diridhai dan maqam

yang disunnahkan.40

f. Tarekat Sahwardiah

Tarekat ini didirikan oleh Syeikh Abu Hasan bin Al Sahrawardi (490-

563 H) dan anak saudaranya Syihabudin Abu Hafidz al-Shuhwardi al-Bagdadi

(536-632).

39

Ibid, h. 93

40 Ibid, h. 94

Page 34: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xxxix

Shuhrawardi adalah seorang penganut aliran Sunni, sehingga

pandangannya berbeda dengan tasawuf falsafi. Baginya ma’rifah adalah

menaruh kebenaran kepada perbuatan Allah. Ia diawali dengan menaruh

amalan-amalan kemudian meningkat ke ahwal, dapat meningkatkan kecintaan

kepada Allah Swt. Suatu cinta yang bergerak tiap detik dan hidupnya

sepanjang masa. Jiwa dan badan bergerak dan berdiri dengan Allah dan sujud

dihadapan-Nya. Jika hati sudah bersujud dan jiwa sudah tesungkar, maka

terjadilah Mahabbah (kecintaan) antara Allah dengan manusia. Seluruh bagian

badannya, tergetar dan hidup merasakan kelezatannya dengan berzikir kepada

Allah.41

g. Tarekat Sammaniyah

Tarekat ini didirikan oleh Syekh Muhammad Samman atau dikenal

dengan nama Syekh Siddiq al-Madani (1189-1720) di Madinah.

Tentang ajaran Sammaniyah ini oleh Abu Bakar Atjeh disebutkan

diantaranya :

1. Memperbanyak shalat dan zikir

2. Berlemah lembut kepada fakir miskin

3. Jangan mencintai dunia

4. Menukarkan akal Basyariyah (kemanusian) dengan akal

Rabbaniyah (ketuhanan)

41

Ibid, h. 95

Page 35: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xl

5. Bertauhid kepada Allah dalam Dzat, Sifat, dan Af’al

(perbuatanya).42

h. Tarekat Mu’tabarrah al-Nahdliyah

Terekat ini pada dasarnya bukanlah nama sebuah aliran tarekat

sebagaimana institusi-institusi tarekat lainnya. Ia merupakan nama sebuah

badan fedarasi di bawah organisasi massa Indonesia bernama Jam’iyyah

Nahdlatul Ulama.

Mengingat berdirinya badan federasi tersebut pada dasarnya adalah

atas prakarsa para ulama pimpinan tarekat, terutama yang duduk dalam

kepemimpinan NU, maka menjadi sebuah kebiasaan bahwa pimpinan tertinggi

badan federasi itu selalu para kiyai ternama selain menjadi Mursyid tarakat

tertentu, juga memimpin pesantren besar ternama pula. Pada waktu itu mereka

yang duduk dalam pimpinan tertinggi badan federasi antara lain :

1. K.H. Baidlawi

2. K.H. Ma’sum

3. K.H. Hafidh

(Ketiganya adalah pemimpin pesantren Lasem, Rembang, Jawa

Tengah)

4. K.H. Muslih (Mranggen, Semarang)

5. K.H. Adlan Ali (Tebuireng, Jombang Jawa Tengah)

6. K.H. Arwani (Kudus, Jawa Tengah).43

42

Abu Bakar Atjeh, Pengantar Ilmu Tarekat: (Solo, Ramadhani, 1998) , h. 7

43 Noer Iskandar Al-Basrany, Tasawuf Tarekat dan Para Sufi, h. 97

Page 36: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xli

Sekarang ini, ketua umum badan federasi tersebut diduduki oleh Habib

Luthfi, Pekalongan, Jawa Barat.

i. Tarekat Naqsabandiyah

Tarekat ini didirikan oleh Syekh Bahauddin an-Naqsabandy. Dasar

tarekat ini adalah :

1) Memegang teguh I’tiqad Ahlusunnah

2) Membiasakan rukhsah dan membiasakan kesungguhan

3) Senantiasa muqorabah

4) Meninggalkan kebimbangan dunia dari selain Allah

5) Hudur terhadap Allah

6) Mengisi diri (tahalli) dengan segala sifat-sifat yang berfaedah dari ilmu

agama

7) Mengihlaskan zikir

8) Menghilangkan kealfaan terhadap Allah

9) Berakhlak seperti Nabi Muhammad

Syarat-syarat untuk memasuki tarekat ini adalah :

1) I’tiqad yang sah

2) Taubat yang sungguh-sungguh

3) Menunuaikan hak orang

4) Memperbaiki kezaliman

5) Mengalah dalam perselisihan

6) Teliti dalam beradab dan sunnah

7) Memilih amal menurut syariat yang sah

Page 37: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xlii

8) Menjauhakan diri dari yang munkar dan bid’ah44

j. Tarekat Haddadiah

Tarekat ini didirikan oleh Syekh Abdullah Ba’lawi Haddad. Ia lahir di

Tarim, sebuah kota yang terletak di Hadramaut (1044). Ia pengarang Ratib

Haddad dan dianggap sah sebagai seorang wali qutub dan Arifin dalam ilmu

tasawuf. Ia juga banyak mengarang kitab-kitab dalam ilmu tasawuf, di

antaranya adalah kitab yang berjudul Nasahidud Diniyah (Naseha-nasehat

Agama), dan Mu’awanah fi suluk Thariq Akhirah (Panduan Mencapai Hidup

Akhirat)45

k. Tarekat Idirisiyah

Tarekat ini adalah salah satu organisasi tarekat yang mulai

berkembang di Indonesia sejak tahun 1930. Orang yang pertama

memperkenalkanya adalah Syekh Akbar Abdul Fatah (1884-1947), satu-

satunya murid asal Indonesia yang mendapatkan bimbingan langsung dari

Syekh Akbar Ahmad Syarif as-Sanusi al-Khatabi di Jabal Abu Qubais,

Mekkah. Tarekat Idrisiyah pertama kali di dirikan oleh Syarif Ahmad bin

Idris’ Ali al-Mashishi al-Yamkhi al-Hasmi (1760-1837 M) pada awal abad 19

M. Tidak sebagaimana lazimnya, penamaan Idrisiyah bukanlah disandarkan

pada nama pendirinya, melainkan pada nama ayah dari pendirinya. Bahkan

bila dirunut lebih jauh lagi, Tarekat Idrisiyah sudah tumbuh sejak abad ke-18

M dengan peletak dasarnya adalah Syekh Abdul Aziz Ad-Dabbagh (1717 M).

44

Ibid, h. 84

45 Ibid, h. 99

Page 38: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xliii

Sebelum dinamakan Tarekat Idrisiyah, Tarekat Idrisiyah bernama

Tarekat Sanusiah yang didirikan oleh Muhammad Ali As-Sanusi. Dari beliau,

tongkat kepemimpinan Tarekat Sanusiah kemudian dilimpahkan kepada

putranya yang bernama Muhammad Al-Mahdi. Pada periode berikutnya,

Muhammad Al-Mahdi menyerahkan mandat kepada keponakanya yang

bernama Syekh Akbar Syarif As-Sanusi. Dari beliaulah Syekh Akbar Syekh

Abdul Fatah menerima pengajaran sekaligus mandat ”Khalifah” Tarekat

Sanusiah kemudian di bawa ke Indonesia oleh Abdul Fatah tahun 1930.

dikarenakan dan mengingat kondisi politik Indonesia pada saat itu tidak

kondusif untuk pengembangan dakwah Tarekat Sanusiah yaitu adanya

kecurigaan dari penjajah Belanda pada nama Sanusiah oleh karena

kesamaanya dengan gerakan perlawanan terhadap penjajahan bangsa barat

(Prancis) di Al-Jazair. Kemudian K.H. Abdul Fatah mengganti nama Tarekat

Sanusiah menjadi Tarekat Idrisiyah. Selanjutnya Bendera Tarekat Idrisiyah

inilah yang kemudian dikibarkan Syekh Abdul Fatah di Indonesia.46

46

Pengurus Yayasan Al-Idrisiyah, Mengenal Tarekat Idrisiyah, Sejarah dan Ajarannya,

(Jakarta : Al-Idirsiyah, 2003), h. 90

Page 39: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xliv

BAB III

GAMBARAN UMUM MAJLIS TAKLIM AL-IDRISIYAH

A. Majlis Taklim Al-Idrisiyah

1. Latar belakang Berdirinya Masjid Taklim Al-Idrisiyah

Majlis Taklim Al-Idrisiyah ini adalah salah satu cabang (Zawiyah) dari

Tarekat Idrisiyah yang paling besar dan paling tua di antara Zawiyah-zawiyah

yang lainya, dan sebagai Sekertariat Pusat Tarekat Idrisiyah di wilayah

Jabodetabek. Karena majlis taklim ini dirintis dan didirikan oleh Syekh Akbar

Abdul Fattah sebagai pembawa Tarekat Idrisiyah yang di bawah dari Jabal

Abi Gubais Mekkah Pada Tahun 1930. Majlis Taklim Al-Idrisiyah terletak di

wilayah Jakarta Pusat, tepatnya di Jln. Batutulis XIV, No 4-5, Juanda 3,

Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Sedangkan pusat

dari Tarekat Idrisiyah itu sendiri bertempat di Pondok Pesantren Fathiyyah Al-

Page 40: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xlv

Idrisiyah (FADRIS), JL. Raya Ciawi, No 79, Pagendingan, Jatihurip,

Cisayong, Tasikmalaya, Jawa barat.47

Pada awal mulanya didirikan majlis taklim al-Idrisiyah ini berbentuk

bangunan rumah sederhana dan kecil, yang dijadikan tempat pengajian di

kalangan keluarga Syekh Akbar Abdul Fattah. Yang di tempati Majlis Taklim

Al-Idrisiyyah ini dulu merupakan hasil wakaf dari Para murid-murid Syekh

Akbar Abdul Fattah yang simpati dan setia kepada beliau. Dan kebanyakan

dari mereka adalah para Tokoh-tokoh dan jawara-jawara yang berpengaruh di

wilayah tersebut.

Sementara sebagian tokoh-tokoh dan para jawara yang pada awal

mulanya menolak ajaran tarekat Idrisiyah, seiring dengan waktu semakin

banyaknya jamaah tarekat Idrisiyah yang berdatangan dari berbagai daerah

dan wilayah ke Batutulis, dan pada akhirnya tokoh-tokoh dan jawara yang ada

di sekitar Batutulis bersimpati dan bergabung menjadi murid Syekh Akbar

Abdul Fattah.48

2. Tujuan Majlis Taklim dan Dzikir Al-Idrisiyyah

Tujuan berdirinya majlis taklim al-Idrisiyah adalah untuk

menyampaikan ajaran-ajaran Islam secara murni dan totalitas, dan sebagai

media untuk berdakwah dan ibadah yaitu menyampaikan nilai-nilai dakwah

47

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Tatang Akhyar MD Wakil Ketua Harian Majlis

Taklim Al-Idrisiyah, Jakarta 18 Juli 2007. 48

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Tatang Akhyar MD Wakil Ketua Harian Majlis

Taklim Al-Idrisiyah, Jakarta 18 Juli 2007.

Page 41: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xlvi

kepada orang banyak dan mengajak kepada manusia untuk beribadah kepada

Allah SWT melalui pendekatan dan ajaran Tarekat Idrisiyah.49

Pada intinya berdirinya majlis taklim dan Dzikir Al-Idrisiyah adalah

sebagai syi’ar dakwah, karena penyampaian dakwah pada masa dahulu

tantangannya berbeda dengan dakwah sekarang. Dan pada zaman dahulu

masih jarang ada majlis taklim. Walaupun ada, jaraknya sangat jauh sampai

puluhan kilometer bahkan ratusan kilometer yang berada di Jakarta. Walaupun

sudah ada masjid, belum tentu masjid tersebut ada majlis taklimnya. Selain itu

juga, tujuan lain dari didirikannya majlis taklim al-Idrisiyah ini adalah ingin

mengembangkan nilai-nilai agama dari sisi pendekatan yang berbeda. Dengan

menggunakan pendekatan tashawuf. Walaupun pada akhirnya sekarang

dikembalikan lagi kepada khittohnya (asalnya). Ilmu tashawuf itu adalah

Dinul Islam sendiri, dan Dinul Islam itu sendiri adalah rangkaian birokrasi

Ilahiah ( Sistem kepeminpinan yang berada di tarekat Idrisiyah).50

B. Struktur Organisiasi Majlis Taklim dan Dzikir Al-Idrisiyah

Organisasi merupakan kekuatan ummat yang disusun dalam kesatuan

dan berbentuk persatuan mental maupun spiritual serta fisik maupun materil di

bawah satu komando satu pimpinan, sehingga akan dapat melaksanakan tugas

49

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Tatang Akhyar MD Wakil Ketua Harian Majlis

Taklim Al-Idrisiyah, Jakarta 18 Juli 2007. 50

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Tatang Akhyar MD Wakil Ketua Harian Majlis

Taklim Al-Idrisiyah, Jakarta 18 Juli 2007.

Page 42: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xlvii

dengan lebih terarah, jelas motivasi, arah dan targetnya serta jelas tahapan

kegiatanya.51

Begitu pula dengan majlis taklim al-Idrisiyah yang dibawah naungan

Yayaan Tarekat Al-Idrisiyah, untuk menunjang kelancaran jalannya setiap

kegiatan dan pengelolaan yang ada di majlis taklim yang dimaksud, maka

dibentuklah struktur organisasi sebagai media kepengurusanya.

Dengan demikian, jika organisasi kepengurusan telah dibuat dan

diberlakukan untuk setiap pihak yang bersangkutan melalui wadah

musyawarah, maka kecil kemungkinan dalam pelaksanaan setiap kegiatan

akan mendapatkan kesulitan yang lebih besar.

Adapun struktur organisasi dari majlis taklim al-Idrisiyyah adalah

sebagai berikut:

SRUKTUR ORGANISASI MAJLIS TAKLIM

AL-IDRISIYAH 52

51

Tutty Alawiyah AS. Strategi Dakwah di Lingkungan Masjid Taklim. ( Bandung :

Mizan, 1997), Cet. Ke-1. h. 64 52 Dokumentasi Yayasan Al-Idrisiyah

Ketua Ir. Irfan Budiono

Sekretaris Faisal M. Daud

Almon Kalbuadi

Bendahara Abdullah Sidik

Romdoni S.Kom

Wakil Ketua Tabib Tatang Akhyar, MD

Kabid Peribadatan dan Dakwah

Akhmad Sholeh, S.Ag

Kabid Pendidikan dan Pengembangan SDM

TB. Tatang Akhyar. MD

Kabid Perekonomian dan Kesejahteraan

Herizal, S.E

Kabid Umum Cecep Syarif Hidayatullah

DKM Ruslan

Keanggotaan dan Kaderisasi

Luthfi M.Ag

Kozis Almon Kalbuadi, S.T

Pelayanan Masyarakat Drs. Hayumi Jam’un

Page 43: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xlviii

STRUKTUR YAYASAN AL-IDRISIYYAH.53

53 Dokumentasi Yayasan Al-Idrisiyah

Majlis Taklim M. Fakhrurrozi, M.T

Pendidikan Ir. Ubun Bunyamin

Koperasi / Tenaker Yuki Ariawan

Humas / Hal Drs. Hayumi Jam’un

Media Elektronik

UU. Fatah Husain

Pemuda ORSB Dedi Sukmono Hartono

Jufri Imanto Subandi

Wakaf & Invent dan Aset

M. Yahya Sidik

Media Cetak

Zuftazani, B.A

Wira Usaha

Romdhoni

Page 44: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xlix

C. Sejarah Lahir dan Berdirinya Tarekat Idrisiyah.

Tarekat Idrisiyah adalah salah satu organisasi tarekat yang mulai

berkembang di Indonesia sejak tahun 1930-an. Orang yang pertama

memperkenalkanya tarekat ini adalah Syekh Akbar Abdul Fatah (1884-1947),

satu-satunya murid asal Indonesia yang mendapatkan bimbingan langsung dari

Syekh Ahmad Syarif as-Sanusi al-Khatabi di Jabal Abu Qubais, Mekkah.54

Sebelum dinamakan tarekat Idrisiyah, tarekat Idrisiyah bernama

tarekat Sanusiah yang didirikan oleh Muhammad Ali as-sanusi. Dari beliau,

tongkat kepemimpinan Tarekat Sanusiah kemudian dilimpahkan kepada

putranya yang bernama Muhammad Al-Mahdi. Pada periode berikutnya,

54

Yayasan Al-Idrisiyah, Mengenal Tarekat Idrisiyah, Sejarah dan Ajaranya, (Jakarta:Al-

Idrisiyah 2003) h. 90

Page 45: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

l

Muhammad Al-Mahdi menyerahkan mandat kepada keponakannya yang

bernama Syekh Akbar Syarif As-Sanusi. Dari Syekh Akbar Syarif As-Sanusi

itulah, Syekh Akbar Syekh Abdul Fattah menerima pengajaran sekaligus

mandat”Khalifah”55

Tarekat Sanusiah kemudian dibawa ke Indonesia oleh K.H. Abdul

Fatah tahun 1932. Dia menerimanya dari Syekh Ahmad Syarif as-

Sanusi(1875-1933) di Jabal Abu Qubais (Mekkah). Kemudian mengingat

kondisi politik Indonesia pada saat itu tidak kondusif untuk pengembangan

Dakwah tarekat Sanusiah, yaitu adanya kecurigaan dari penjajah Belanda

terhadap nama Sanusiah oleh karena kesamaannya dengan gerakan

perlawanan terhadap penjajahan bangsa barat (Prancis) di Al-Jazair. Hal ini

sesuai dengan pendapat Prof. Husnul Aqib Suminto dalam bukunya yang

berjudul Politik Islam Hindia Belanda yang menulis:

Sejak lama dikalangan masyarakat Belanda di Indonesia telah terdapat rasa

ketakutan terhadap tarekat, karena mereka yakin bahwa gerakan tarekat

akan bisa di pergunakan oleh peminpin-peminpin panatik sebagai basis

kekuatan untuk memberontak. Kehkawatiran semacam ini nampak jelas

pada peristiwa Cilegon Banten 1888 dan peristiwa Garut 1919.56

Juga seperti yang diungkapkan Snouck Hurgroneye, penasehat

Pemerintah wilayah jajahan dalam wawasan agama, sebagaimana dikutip

Delier Noor :

55 Ibid.h. 92

56 Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda ( Jakarta : LP3ES, 1986 ). H. 64

Page 46: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

li

Syekh dan pengikut-pengikutnya itu merupakan musuh yang sangat

berbahaya bagi kekuasaan Belanda, sekurang-kurangnya sama bahayanya

dengan orang-orang golongan Sanusi terhadap kekuasaan Prancis di Al-

zajair.57

Kemudian K.H. Abdul Fatah mengganti nama tarekat Sanusiah

menjadi tarekat Idrisiyah. Bendera tarekat Idrisiyah inilah yang kemudian

dikibarkan Syekh Akbar Abdul Fatah di Indonesia.58

D. Ajaran-ajaran Tarekat Idrisiyyah di Majlis Taklim Al-Idrisiyah

Mengingat Tarekat itu sendiri merupakan bentuk praktis tashawuf,

maka aktifitas tarekat lebih dominan atau hanya menitik beratkan pada ajaran

dan praktek Sufistik

Adapun ajaran-ajaran Tarekat Idrisiyah yang dilaksanakan di Majlis

Taklim Al-Idrisyah adalah sebagai berikut:

1. Dimensi Eksoterik (satu fiqih)

Setiap aliran terekat mempunyai ciri khas dalam ajaran-ajarannya.

Ajaran tarekat Idrisiyah tidak hanya mengajarkan acara-acara ritual guna

ma`rifat kepada Allah, seperti dzikir, suluk atau yang lainnya, tetapi juga

menekankan pada masalah fiqh Islam bahkan dapat dikatakan tarekat ini telah

57

Delier Noor, Gerakan Modern Islam di Indonesia, ( Jakarta: LP3ES, 1994). h. 24

58

Untuk mendapatkan menyeluruh tentang sejarah dan berdirinya Tarekat Idrisiyah, bisa

di lihat dalam Buku Biografi Tokoh-tokoh Al-Idrisiyyah karangan Lukmana S Ag. Atau di Web

site resmi www.al-idrisiyyah.com tentang Tokoh Tarekat.

Page 47: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lii

membangun mazhab sendiri (satu fiqh, satu dzikir). Di antara ajaran tarekat

Idrisiyah dalam dimensi Eksoterik (Nahiyah Dhawahiri) adalah:

a. Pandangan Terhadap Mazhab

Sebagai pewaris tarekat Sanusiyah dan Idrisiyah, pendapat-pendapat

yang dianut oleh jama`ah tarekat Idrisiyah sebagian berasal dari pemikiran-

pemikiran yang dirintis dan dikembangkan oleh Ahmad bin Idris dan

Muhammad bin Ali as-Sanusi. Keduanya juga menyeru umat, terutama para

ulama, untuk melakukan ijtihad dan tidak bertaklid kepada mazhab yang

manapun.

Imam mazhab dalam tarekat Idirsiyah adalah Syeikh Akbar. Bahkan

Syekh Akbar bukan hanya imam dalam masalah syari`at

(fiqhiyyah/ushuliyyah) saja, namun juga secara lebih luas dalam masalah

thariqat dan haqiqat. Prinsip yang dipegang dalam menyelesaikan

permasalahan fiqh adalah Al-Muhafadatu ala qaulil qadim wal-akhdu bil qauli

syekh (mengakui pendapat/ijtihad ulama terdahulu namun mengambil

pendapat/ijtihad Syekh mursyid sekarang). Pendapat syekh merupakan

pendapat atau ijtihad yang harus diamalkan namun pendapat syeikh tersebut

tentunya banyak merujuk kepada pendapat ulama terdahulu.59

Mazhab-mazhab yang dirujuk tarekat Idrisiyah mencapai 18 buah,

selain mazhab yang empat (Maliki, Hanafi, Syafi’i dan Hambali). Akan tetapi

yang dipentingkannya adalah pertimbangan keserasiannya (relevansi dan

kontekstualitasnya) dengan permasalahan yang dicarikan jawabannya, tanpa

12

Salim B. Pili, Tarekat Idrisiyah”Sejarah dan Ajarannya” (Tesis) (Yogyakarta: IAIN

Sunan kalijaga 1998) h. 126-127

Page 48: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

liii

membedakan apakah pendapat tersebut berasal dari mazhab ini atau itu.

Sebagai hasil ijtihad kebenaran suatu pendapat tidak tergantung kepada

masyhur tidaknya mazhab tersebut dalam suatu mazhab tertentu, serta tidak

pula membatalkan atau dibatalkan oleh hasil ijtihad imam-imam mazhab

lainnya. Lebih lanjut, pendapat-pendapat yang telah di pilih sebelumnya itu

sewaktu-waktu dapat pula di tinggalkan untuk kemudian digantikan dengan

pendapat lainnya manakala terjadi ‘illa-‘illat (masakah-masalah) tertentu.60

Di tinjau dari ilmu Fiqih, pandangan dan sikap demikian di namakan

tafliq (elektik) dan intiqal (berpindah-pindah dari satu mazhab ke mazhab

yang lainnya dalam suatu masalah). Kendati telah menolak pendapat yang

menganggap Tarekat Idrisiyah ber-tafliq dan ber-intiqol. Syekh Akbar

Muhammad Dahlan menyatakan, ketika membahas suatu permasalahan ia

tidak hanya merujuk pendapat saja, melainkan juga bersama dalil-dalil dan

cara istinbath mereka. Jadi dengan kata lain, yang diambil itu bukan hasil

ijtihadnya (Fiqih)-nya saja, melainkan metodologinya (Ushul Fiqih)-nya.61

b. Salat Sunnah Berjamaah dan Digabungkan

Apabila di kalangan umum kaum muslimin salat sunnah yang

dilaksanakan secara berjamaah tertentu kepada Salat dua hari raya (I‘daini)

tarawih, shalat istisqo, sholat gerhana, (kusf dan khusf).

Di kalangan tarekat Idrisiyah, salat-salat rawatib, witir, tasbih, dan

shalat hajat juga dilaksanakan secara berjama`ah. Tujuan utamanya disamping

60

Ibid, h. 128 61

Yayasan Al-Idrisiyah, Mengenal Tarekat al-Idrisiyyah, Sejarah dan Ajarannya.

(Jakarta : al-Idrisiyah 2003), hal. 103-104

Page 49: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

liv

mengharapkan ganjaran berjama`ah, juga untuk mendidik murid-murid awam

(baru) agar membiasakan salat-salat sunnah tersebut.62

Adapun kitab yang dijadikan bahan rujukan para ulama tarekat

Idrisiyah antara lain bersumber dari: Khazinatul-Asrar karya Sayyid

Muhammad Haq an-Nazili, halaman 38, Fawaidul-Makkiyah karangan Sayyid

Alwi bin Assegaf, halaman 150, Bughzatul-Mustarsyidiin karangan Sayyid

Abdurrahman bin Muhammad bin Husein bin Umar, halaman 67, Syarah

Safinatun-Naja karangan Syekh Nawawi al-Bantani, halaman 87, Ibanatul-

Ahkam karangan Hasan Sulaiman an-Nury, juz II halaman 34.63

Disamping salat-salat sunnah yang dijama`ahkan, ada sepuluh macam

shalat sunnah yang lain dalam satu niat. Pelaksanaan dua salat dalam satu niat

ini dinamakan “tadakhal”, shalat-shalat yang boleh di gabungkan

pelaksanaannya tersebut adalah:

1. Salat sunnah tahiyyat al-masjid

2. Salat sunah Ihram

3. Salat sunnah thawaf

4. Salat sunnah Wudhu

5. Salat sunnah Ghaflah (karena kelupaan)

6. Salat sunnah Istikharah

7. Salat sunnah Hajat

8. Salat sunnah Zawal

9. Salat sunnah Qudum (datang dari suatu perjalanan)

62

Ibid, h. 63

63 Ibid, h. 64

Page 50: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lv

10. Salat sunnah Safar (akan berpergian).64

c. Salat Jum`at

Syekh Akbar mengambil pendapat Imam Malik yang mengatakan

bahwa waktu pelaksanaan salat jum`at itu dari waktu shalat Dzuhur sampai

sekitar pukul lima sore. Dengan demikian bagi seorang muslim yang karena

alasan tertentu, seperti tidak diizinkan meninggalkan kesibukan kerja yang

mempertahankan nafkah hidupnya, salat Jum`at dapat dilaksanakan usai jam

kantor. Dengan mengumpulkan beberapa teman sekerja yang sama-sama

belum melaksanakan shalat Jum’at, shalat Jum`at dilaksanakan sebagaimana

lazimnya, ada khutbah dan jama`ahnya.65

Pendapat Imam Malik di atas di pegang untuk memberi kesempatan

bagi banyak umat yang demi mencari nafkah, tak dapat meninggalkan pasar,

kantor pabrik, perusahaan tempat mereka kerja pada saat pelaksanaan salat

Jum`at. Dari pada tidak melaksanakan salat Jum`at sama sekali, atau harus

mendapatkan sanksi diberhentikan dari kerja (PHK).

d. Tata Cara Berpakaian

a). Pakaian Jama`ah Pria

Salah satu ciri khas pakaian yang dikenakan jama`ah tarekat Idrisiyah

adalah celana panjang, jubah atau ghamis, dan peci semua berwarna putih,

ditambah selempang atau selendang berwarna hijau. Mereka menganggap

sunnah penyeragaman putih-putih ini dikenakan manakala menunaikan shalat,

64

Ibid, h. 64-65 65

Dewi Nurjulianti, “Menelusuri Tarekat Idrisiyah di Pagendingan, Tasikmalaya”

dalam jurnal `Ulumul Qur`an no. 1 vol V (tahun 1994). H. 102

Page 51: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lvi

wirid dan dzikir. Disamping menjadi identitas yang membedakan komunitas

lain, yang paling utama adalah karena ada hadits yang memerintahkan

pemakaiannya dan mengabarkan bahwa Rasulullah saw memakai pakaian

putih-putih tersebut dan juga bila terkena kotoran akan segera kelihatan jelas.

Dalil-dalil Naqlinya antara lain sebagai berikut:

1. Al-Qur`an, surat al-`Araf (7): 31

ت��:�ا و9 وا8���ا وآ��ا م�*' آ45 �"' زی"2�� 01وا ءادم ی��"-

. ا���:�� یA@? 9 إن�>

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)

mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

2. Pendapat-pendapat para ulama tentang pakaian, celana, ghamis, peci,

sorban, dan selempang di rujuk dari kitab-kitab: Bughyatul-Mustarsyidin,

halaman 86-87, Irsyadul-`Ibad, halaman 49, dan Utsmu-Ainain, halaman

103.66

Selain pakaian putih para pria juga disunnahkan memelihara jenggot.

Hal ini berdasarkan hadits dari Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Bukhari,

serta beberapa hadits senada riwayat Muslim, memerintahkan kaum muslimin

untuk memelihara jenggot dan mencukur kumis tipis-tipis sebagai ciri

pembeda (identitas) dari kaum musyrikin:

66

Uwes Fatoni, Pengaruh Perilaku Keagamaan Penganut Tarekat Terhadap Interaksi

Sosialnya Dengan Masyarakat (Studi Tarekat Idrisiyah Pagendingan Tasikmalaya) (Tesis)

(Bandung: IAIN Sunan Gunung Djati 2005), h. 105

Page 52: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lvii

“Dari Umar r.a, Rasulullah saw bersabda : “Bedakanlah (penampilan

kalian dari ) kaum musyrikin, panjangkan jenggot kalian dan cukurlah

kumis tipis-tipis. (HR. Bukhori).”

Keterangan pendapat para imam mazhab yang empat dan para ulama

lainya tentang masalahan memelihara jenggot ini di rujuknya dari kitab

Bughyatul-Mustarsyidin karya Muhammad bin Husain bin Umar halaman 20

dan kitab al-Ibad fi Mudhari al-Ibtida’ karya Dr. Mahfudz, halaman 408.67

b). Pakaian Wanita

Kaum wanita jama’ah tarekat Idrisiyah boleh memakai busana dengan

model seperti busana muslimah sekarang asal tidak tembus pandang dan tidak

pula memperlihatkan lekuk tubuh mereka. Bagi kalangan tarekat Idrisiyah,

aurat wanita meliputi seluruh tubuhnya termasuk muka, dada dan kedua

telapak tangan. Karena itu jemaah wanita tarekat Idrisiyah untuk menutupi

seluruh tubuhnya dengan mengenakan cadar (burgho).

Cadar di kalangan wanita Idrisiyah di kenal dengan nama burgho’

(burqu’) atau jilbab.68 Dan inilah salah satu ciri khas dari ajaran tarekat

Idrisiyah. Dalam bahasa Arab terdapat banyak kata lain yang semakna dengan

kata niqab (cadar), yaitu burqu’, bukhnuk, lifanu, waswasu dan junnah.

Dasar pemakaian cadar atau Burgho bagi mukminat tercantum dalam:

67

Ibid, h. 106 68

Pemakaian cadar telah menjadi identitas wanita Tarekat Idrisiyah. Pemikiran tentang

cadar atau Burqho’ ini telah terangkum dalam satu buku Memahami Argumentasi Cadar atau

Burqho’ (Jakarta: Idrisiyah, 2001)

Page 53: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lviii

1. Al-Qur’an surat al-Ahzab (33): 59

�C?ی�أی ?-D�"5 ا�& Eزواج#� Eء و�"�ت��م"�� ونG�ی'ن�� ا ��C��� م�

��CD����ج E�أن أدن� ذ �:�Iذی� :�� یG> وآ�ن ی�را ا���K( ���ر.

“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu

dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan

jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka

lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah

adalah Maha Pengampun lagi Maha penyayang.”

2. Hadits tentang kisah al-ifki, aisyah menutup wajahnya dengan jilbab.

Riwayat bukhari dan Muslim.

3. Pendapat ulama yang menyatakan bahwa aurat wanita adalah seluruh

badannya, termasuk wajah dan kedua telapak tangannya diambil dalam

kitab safinah an-naja halaman 49 serta kitab sulam at-taufiq halaman 66.69

e. Hukum Merokok

Merokok adalah prilaku yang sangat biasa dan tampak wajar bagi

kehidupan keseharian masyarakat di Indonesia, juga di negeri Islam lainnya.

secara sosial, seorang pria dewasa merokok dapat temui di tempat-tempat

umum dan lingkungan kerja. Bahkan dalam perspektif agama Islam, yakni

secara umum hanya dihukumi sebagai makruh (dibenci) dan tidak masuk

dalam kategori haram. Tetapi lain halnya dengan ajaran tarekat Idrisiyah yang

mengandung pilar-pilar kemaslahatan duniawi dan ukhrawi. Di antara

ajarannya adalah menganjurkan para penganutnya untuk berusaha belajar

tidak merokok, merokok bagi tarekat Idrisiyah hukumnya adalah haram.

Disamping merugikan kesehatan dan orang lain, juga berakibat jauhnya ridha

69

Mengenal Thariqat Idrisiyyah Sejarah dan Ajaranya, (Jakarta : al-Idrisiyah 2003), h.

54-60

Page 54: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lix

Allah. Hal tersebut tidak selaras dengan firman Allah Ta’ala yang

mengatakan:

�C?0ی� ی�أی�5 ��"2� أم�ا2�� ت#آ��ا �� ءام"�ا ا�L�D��� ��ت*�رة ت�2ن أن إ� ��

ر��� �2� آ�ن ا���> إن� أنK�2� ت����ا و�� م"2� ت�اضArtinya : “Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya

Allah Maha penyayang kepada dirimu sendiri” (An-Nisa’ : 29)

Dan juga firman-Nya:

� إ�� �#ی'ی2� ت���ا و�� ا���> س5�D :- وأنK��ا2�C�"�ا ا���وأ� �> إن�ا�� ?@Aی

��"�A�ا Artinya :“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah

kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan dan

berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang yang berbuat baik”. (al-Baqarah: 195).

Menurut Dr. Kartono Muhammad, Setiap batang rokok yang di bakar,

akan mengeluarkan 4000 jenis bahan kimia. 40 diantaranya bersifat

karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) seperti nikotin, gas karbon

monoksida, nitroogen oksida, hydrogen sianida serta ammonia.70

Dan terdapat 7 alasan menurut penganut tarekat Idrisyah sehingga

menyebabkan rokok diharamkan :

1. Memabukan dan membahayakan

2. Menyia-nyiakan harta dan memubadzirkannya

3. Menganggap kotor baunya/baunya tidak enak

4. Menyakiti orang lain dengan sebab bau yang tidak enak

5. Berlebih-lebihan

70 Kartono Muhammad, “Merokok dan Kesehatan” dalam Harian Pelita, (22 September

2000).

Page 55: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lx

6. Melalaikan Dzikir kepada Allah Ta’ala

7. Sangat dikhawatirkan Su’ul Khatimah (jelek akhir hayatnya).71

Pada tanggal 27-30 November 1976 para ulama tarekat Idrisiyah dari

Jawa dan Sumatera menyelenggarakan acara musyawarah di Pesantren Fadris

Pagendingan yang menghasilkan keputusan bahwa hukum merokok adalah

haram.

f. Hukum Bunga Bank

Syekh Akbar M. Daud Dahlan menyatakan bahwa bunga bank adalah

halal. Hal ini bertentangan dengan fatwa yang telah dikeluarkan oleh MUI

(Majelis Ulama Indonesia) yang menyatakan bahwa bungan bank itu haram,

karena dianggap riba. Alasan Syekh Akbar menyatakan bahwa bunga bank

adalah halal karena 3 hal:

1. Idrisiyyah sepakat bahwa riba yang berlipat ganda adalah haram. Kategori

bunga bank yang didefinisikan oleh para ulama sebagai riba tidak relevan dengan kondisi ilmu perekonomian sekarang, karena uang dimasa

sekarang sudah menjadi komoditi yang diperdagangkan, bunga bank merupakan buah dari hasil hubungan perdaganagan, karena uang yang ada

di bank dikaryakan dalam berbagai bentuk usaha yang dilakukan bank.

Maka menurut beliau bunga bank masuk ke dalam kategori jual beli.

2. Nilai dan fungsi uang di zaman sekarang berbeda dengan masa dahulu

(zaman Nabi saw). Pada masa dahulu uang apabila disimpan dalam jangka

waktu yang lama tidak mengalami perubahan, sedangkan sekarang uang

yang ditanam dalam bentuk modal (invest) akan berkembang sesuai

dengan naik turunnya pendapatan yang dihasilkan dari pengembangan

uang yang disimpan.

3. Pengertian riba yang diharamkan menurut al-Qur’an adalah yang berlipat

ganda (adha’fan mudha’afah). Kapasitas berlipat disini setara dengan

100% atau lebih. Alasan riba pada zaman Nabi Saw haram adalah karena

sifatnya memberatkan. Bunga bank disatu sisi tidak memberikan perkara

71

Hukum Haramnya Merokok atau Tembakau Telah Terangkum Dalam Satu Buku

“Tinjauan mengenai Haramnya Tembakau” (Jakarta: Idrisiyah, 2001)

Page 56: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxi

yang memberatkan kepada para nasabah, bahkan memberikan

keuntungan.72

Menurut kalangan jema’ah tarekat Idrisiyyah, keuntungan lebih besar

yang di peroleh Bank dari Nasabahnya bukanlah dasar unsur merugikan bagi

pihak nasabah. Merupakan hal yang wajar jika pihak Bank yang bertindak

aktif dalam memutarkan atau mengembangkan uang itu sebagai modal usaha

mempunyai peran yang lebih besar dalam menentukan persentase keuntungan

(fee) yang di kategorikan sebagai bunga. Namun hakekat sebenarnya adalah

berupa jasa investasi nasabah.

Para ulama terdahulu dan sekarang memang telah sepakat bahwa yang

namanya riba itu adalah haram. Namun yang menjadi permasalahan di sini

adalah apakah bunga Bank itu dikategorikan sebagai Riba? Nabi sebenarnya

mengungkapkan kepada kita bahwa riba yang dianggap sebagai pinjaman

yang mengandung pertambahan nilai itu sebenarnya diberlakukan bagi

kebutuhan yang bersifat konsumtif seperti makanan. Berbeda dengan aplikasi

pinjaman uang (modal) yang bersifat Produktif (untuk usaha), bukanlah di

kategorikan sebagai Riba.

Ekses riba (sebagaimana yang dilarang oleh al-Qur’an) itu

memberatkan pihak yang meminjam (memegang harta), namun pada

kenyataanya pihak peminjam dan pemegang modal didasari oleh rasa suka

sama suka yang keduanya saling menguntungkan. Tarekat Idrisiyah melihat

72 Uwes Fatoni, Pengaruh Perilaku Keagamaan Penganut Tarekat, h. 109-110

Page 57: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxii

Bunga Bank itu diformulasikan sebagai jasa investasi bagi nasabah, sehingga

istilah Bunga titak sama dengan Riba.73

2. Dimensi Esoteris (Satu Dzikir)

a. Guru dan Murid

Guru (mursyid) adalah pemandu awal dan langsung bagi murid dalam

menempuh dalam ruhaninya. Melalui mata rantai spiritual (silsilah)-nya, guru

akan mengantarkan murid-muridnya menuju bimbingan Rasulullah yang

menjadikan utama mereka. Dengan demikian memiliki bimbingan guru secara

tak langsung atau hakikinya adalah memiliki hubungan ruhani dengan Nabi

Muhammad saw.

Mursyid di tarekat Idirsiyah dikenal dengan gelar “Syekh Akbar”.

Gelar Syekh Akbar yang diletakan di depan nama adalah gelar kehormatan

yang diberikan oleh Rasulullah SAW kepada Sultan Auliya pilihan pda

zamannya, bukan semata-semata ungkapan pujian atas suatu kelebihan dari

murid-muridnya. Kalimat Syekh Akbar merupakan Dakwah Mursyidah, yang

diungkapkan seperti mengajak semua manusia untuk mencari tahu siapakah

yang dikatakan sebagai ‘Syekh Akbar’ itu dan siapakah Guru Mursyid

sebenarnya (haqiqi), yang merupakan pilihan Rasulullah SAW pada setiap

zamannya. Sehingga meskipun ia berada di belahan bumi manapun, maka

73 Lihat dalam situs www.al-idrisiyyah.com dalam bagian bunga Bank

Page 58: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxiii

hendaknya ia mencarinya agar senantiasa mendapat petunjuk dan tidak

tersesat.74

Menyebut kata ‘Syekh Akbar’ berarti menyebut semua Guru dalam

silsilah Tarekat. Ketika seorang murid meneriakkan “Madad” (tolong Syekh

Akbar) maka secara langsung berarti ia memohon pertolongan kepada Allah

SWT, sebab dalam sekejap setiap Syekh yang mendengar panggilan muridnya

itu akan meneriakkan kalimat tersebut kepada Gurunya masing-masing,

hingga yang rantai penyampaiannya sambung menyambung dari guru

pertamanya hingga terakhir.

Oleh karena itu gelar Syekh Akbar bukan berarti ia adalah Syekh yang

Paling Agung (terbesar), tetapi maknanya adalah seorang Syekh yang

senantiasa merasakan seluruh gerakan nafasnya berada dalam genggaman

Allah yang maha besar (Akbar). Selanjutnya Syekh tersebut belajar untuk taat

dan memahami segala perintah Allah Yang Maha Besar.

Bagi jama’ah tarekat Idrisiyah hubungan antara murid dan Guru adalah

jauh lebih utama dari pada hubungan antara anak dan orang tua. Hal ini

menurut Syekh Akbar, sebab orang tua adalah jalan yang melaluinya kita

turun dari surga ke bumi. Sedangkan guru adalah jalan yang melaluinya

murid-murid naik dari bumi ke surga. Sebaiknya guru pun demikian, baginya

murid-murid yang berbakti dan saleh, yang mahabbah dan taslim adalah lebih

utama dari pada anak kandungnya sendiri, karena hubungan keturunan ini

74

Ceramah Syekh Akbar M. Daud Dahlan tanggal 15 juli 2007 di Majlis Taklim Al-

Idrisiyah Batu tulis, Jakarta Pusat.

Page 59: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxiv

hanya berlangsung di dunia saja, sementara di akhirat tidak ada hubungan

orang tua dan anak. Masing-masing mempertanggungjawabkan amalnya.

Perilaku penganut Tarekat Idrisiyah berdasarkan pada Tatakrama, etika

dan akhlak sahabat kepada Nabi dan Akhlak sahabat kepada sahabat yang lain.

Dalam Tarekat, Syekh Akbar diumpamakan sebagai Rasul, dan Para Murid

sebagai para Sahabat Nabi.75

Akhlak penganut tarekat Idrisiyah dengan Syekh Akbar biasanya

berdasarkan konsep fana fi syekh yakni melebur dengan diri Syekh. Seorang

yang mendapat legitimasi spiritual diyakini sebagai warasat al-anbiya,

pewaris para Nabi pada zamannya. Oleh karenanya Jama’ah Idrisiyah

senantiasa mengikuti prilaku Syekh Akbar. Diantara prilaku yang tampak jelas

dalam sikap hidup seorang murid, ialah meniru lahiriah syekh dalam konteks

ibadah. Berpakaian seperti syekh, melakukan ritual peribadatan seperti yang

dianjurkan syekh. Para jamaa’ah meleburkan karakter syekh dengan sifatnya,

sehingga dapat menghilangkan watak buruk para murid masa lalu.76

Hubungan antara murid dengan syekh Akbar dan antara murid dengan

murid yang lain (Ikwan) diatur dalam akhlak kepada Syekh Akbar dan akhlak

sesama Ikhwan.

a. Akhlak kepada Syekh Akbar

1. Menghormati dan mengagungkan Syekh Akbar baik lahir maupun

batin.

2. Tidak boleh menentang Syekh Akbar

3. Mendahulukan Syekh Akbar daripada yang lain.

75

M. Wahyuni Nafis, Rekontruksi dan Renungan Relijius Islam, (Jakarta; Paramadina,

1996) h. 302 76

Mokhtar Andre, “Wali Zaman di Tengah Kerusakan Moral Manusia” dalam Tabloid

Muslim (Jakarta) Edisi kedua, Bulan Mei 2005 h. 3

Page 60: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxv

4. Tidak boleh banyak bicara pada Syekh Akbar

5. Tidak boleh menduduki sajadah atau tempat yang disediakan untuk

Syekh Akbar.

6. Tidak boleh mengabaikan perintah Syekh Akbar. 7. Tidak boleh bepergian, menikah, dan melakukan perbuatan-perbuatan

kecuali atas izin Syekh Akbar. 8. Tidak boleh mengganggu kesibukan Syekh Akbar.

9. Tidak boleh menceritakan satu kebaikan dihadapan lawan yang memusuhi Syekh Akbar.

10. Menjaga hubungan baik dengan Syekh Akbar baik pada waktu hadir maupun ghaib

11. Tidak boleh berdekatan terus dengan orang yang membenci syekh

Akbar.

12. Selalu mengingat (rabithah) Syekh Akbar di dalam hati dalam keadaan

apa saja barokahnya akan menyebar

13. Yakin bahwa semua barokah itu bisa dihasilkan melalui perantara

Syekh Akbar.

14. Tidak boleh mengunjungi Syekh Akbar kecuali dalam keadaan suci.

15. Tidak boleh melakukan Kholwat kecuali atas izhin Syekh Akbar

16. Bersikap baik sangka terhadap keadaan semua Syekh Akbar.

17. Tidak boleh memberi beban apapun kepada Syekh Akbar.

b. Akhlak dengan sesama Anggota Tarekat (Ikhwan)

1. Berjabat tangan pada saat bertemu atau berpisah 2. Tidak boleh saling bermusuhan dan memutuskan tali persaudaraan

3. Mencintai terhadap orang yang tua maupun yang muda 4. Tidak boleh mementingkan diri sendiri dan mengabaikan orang lain

5. Mencintai semua Ikhwan satu tarekat seperti mencintai diri sendiri. 6. menjenguk Ikhwan yang sakit

7. Berprasangka baik terhadap sesama ikhwan satu tarekat dan mencari kerelaannya

8. Tidak saling bersaing dalam masalah duniawi

9. Saling membantu dalam berdzikir kepada Allah

10. Saling menolong dalam kasih saying

11. Saling menjaga aib sesama ikhwan

12. Saling berlapang dada terhadap apa yang terjadi pada Ikhwan

13. Mencintai orang yang mencintai ikhwan

14. Memberi pelayanan baik terhadap sesame ikhwan

15. Tidak memberi beban yang berat pada ikhwan.77

b. Bai’at

77

Uwes Fatoni, Pengaruh Perilaku Keagamaan Penganut Tarekat, h. 115-117

Page 61: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxvi

Untuk bergabung menjadi anggota tarekat seseorang haruslah terlebih

dahulu mengadakan perjanjian dengan gurunya. Perjanjian tersebut lazim

disebut bai’at (pentahbisan, inisiasi), atau ikrar setia. Di kalangan jama’ah

tarekat Idrisiyah, perjanjian dikenal dengan sebutan “talqin” dan “Ijazah”.78

Ketika upacara talqin berlangsung, Guru duduk berhadapan-hadapan

dengan murid, bersalaman atau meletakan tangannya di atas tangan murid

(bila seorang, bila lebih dari seorang, cukup dengan bersalaman saja).

Kemudian membaca surat al-Fatihah, istighfar, dzikir dan shalawat, masing-

masing satu kali, kemudian secara lisan guru menyampaikan ajaran yang

harus menjadi amalan sehari-hari bagi si murid. Apabila yang akan menjadi

murid tersebut perempuan maka upacara talqin dilaksanakan oleh isteri Syekh

Akbar.79

c. Silsilah

Silsilah bagi seorang Syekh atau guru tarekat merupakan syarat

terpenting untuk mengajarkan atau memimpin suatu tarekat. Mereka yang

akan menggabungkan diri kepada suatu tarekat hendaklah mengetahui

sungguh-sungguh nisbah atau hubungan guru-gurunya itu sambung-

menyambung satu sama lain sampai kepada Nabi Muhammad.80

Walaupun tarekat ini silsilahnya sampai Rasulullah SAW, namun ia

tidak seperti tarekat-tarekat lainnya, dimana setelah Rasulullah selalu

78

Hadiqah al-Riyahin, (Tasikmalaya: Idrisiyyah, 2001) h. 67 79

Peneliti pernah menghadiri dan memperhatikan salah satu prosesi talqin jama’ah

Idrisiyah yang baru di Talqin/di bai’at di Majlis Taklim Al-Idrisiyyah, (Batutulis 15 Juli 2007).

80

Abu Bakar Atjeh, Pengantar Ilmu Tarekat, (Solo: Ramadhan, 1985), Cet. Ke-3, h. 97

Page 62: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxvii

menghubungkan silsilahnya kepada Ali bin Abi Thalib atau sahabat-sahabat

lainnya, tarekat ini menghubungkan silsilahnya dengan Nabi Khidir As.81

Menurut Syekh Akbar, Nabi Khidir As sampai sekarang belum

meninggal dan masih suka membimbing murid-murid Tarekat Idrisiyah atau

orang lain yang dikehendakinya. Ia suka menampakan diri sebagai manusia

biasa dan memberikan bimbingan kepada seseorang yang sedang mengalami

kesulitan atau menemuinya apabila sedang fana.

Silsilah Tarekat Idrisiyah selengkapnya:

1. Syekh Akbar M. Daud Dahlan

2. Syekh Akbar Muhammad Dahlan

3. Syekh Akbar Abdul Fatah

4. Ahmad Syarif as-Sanusi

5. Muhammad al-Mahdi

6. Muhammad bin ‘Ali as-Sanusi

7. Ahmad bin Idris

8. Abdul Mawahib Abd. Wahab at-Tazi 9. Abdul `Aziz Ibnu Mas`ud ad-Dabbagh

10. Sayyidina khidir As 11. Sayyidina Muhammad Saw.

Selain dari silsilah Tarekat, Syekh Akbar M. Daud Dahlan juga

memiliki silsilah nasab (keturunan) dari Nabi Muhammad Saw. Silsilah Nabi

beliau adalah sebagai berikut:

1. K.H.M. Daud Dahlan

2. K.H. Muhammad Dahlan

3. K.H. Abdul Fattah

4. H. Syarief

5. Haji Umar

6. Embok

7. Atok Ranang

8. Pangeran Derajat

9. Syarif Hidayatullah

81

Ceramah Syekh Akbar Muhammad Daud Dahlan tanggal 15 Juli 2007 di Majlis Ta’lim

Al-Idrisiyah.

Page 63: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxviii

10. Ali Nur Alim

11. Jamaluddin al-Husein

12. Syekh Jamaluddin

13. Abdullah Kamuddin 14. Abdul Malik

15. Alwi Amir Faqih 16. Muhammad

17. Ubaidillah 18. Ahmad al-Muhajir

19. Isa al-Basri 20. Muhammad Nagib Idris

21. Qasim al-Kamil

22. Ja’far Sadiq

23. Muhammad al-Bakir

24. Zainal Abidin

25. Husein as-Sabti

26. Fatimah az-Zahra Ra

27. Muhammad Saw.82

d. Dzikir dan Wirid

Dalam agama Islam setiap orang mukmin diperintahkan untuk

berdzikir sebanyak-banyaknya atau bahkan setiap saat wajib berdzikir kepada

Allah. Dalam al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 41. Allah berfirman:

�C?0ی� ی�أی�> اذآ�وا ءام"�ا ا���ا ذآ�ا ا���Oآ P�A4D2�ة وس� ���Qوأ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Berdzikirlah (dengan menyebut

nama Allah), dan berdzikir dengan sebanyak-banyaknya. Dan

bertasbihlah kepadanya diwaktu Pagi, siang, dan Malam.” ( Al-

Ahzab : 41-42)

Dzikir menurut tuntutan Syariat Islam dan Al-Qur’an menyebut

namanya dan mengingat Allah dalam setiap keadaan. Tujuanya adalah untuk

menjalani ikatan bathin (kejiwaan) antara hamba dengan Allah (Hablullah),

sehingga timbul jiwa muraqqobah (merasa dekat dan diawasi oleh Allah swt).

Maka dengan berdzikir iman seseorang menjadi hidup, terjalin rasa kedekatan

82

Syekh Akbar Muhammad Daud Dahlan, Hadiqah ar-Riyahin, (Tasikmalaya, 2001), h.

15

Page 64: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxix

dengan Allah. Rasa dekat ini akan menjadi kendali yang paling kuat dan

efektif untuk mengendalikan hawa nafsu sehingga tidak terjerumus ke lembah

kenistaan.83

Bagi Tarekat Idrisiyah, Dzikir menempati tempat yang paling penting.

Seperti halnya setiap Tarekat memiliki ciri tertentu dalam komposisi berdzikir

serta methodenya.

Adapun proses Berdzikir dengan Dzikir Jahar yang dilakukan Jema’ah

Tarekat Idrisiyah ketika Penulis mengikuti pengajian dan kegiatan Berdzikir

setelah melaksanakan Sahalat berjamaah di Majlis taklim Al-Idrisiyah adalah

sebagai berikut:

1. Sebelum membaca wirid mereka membaca berbagai doa, yaitu

diantaranya doa Tawashul yaitu memohon kepada allah dengan

perantara guru-guru sesuai dengan silsilah keguruan Tarekat Idrisiyah,

kemudian membaca Al-Fatihah 5 x, doa, membaca Ayat Kursi, disambung membaca surat Al-Ikhlas 11 x, al-Falak, Annas. Setelah itu

membaca Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu akbar yang masing-masing 33 x.

2. Membaca Istigfar Awsat: “Astagfirullaha al-azhim waatubuilaih” 10x. 3. Membaca Istigfar Shaghir: “Astagfirullaha al-azhim waatubu ilaih”

100x

4. Membaca kalimat dzikir yang paling utama, yaitu: “ La iaha illaallah

Muhammadarrosulullah fi kulli lamhatin wa nafasin ‘adadu ma

wasi’ahu ‘ilmullah” sebanyak 300 x. Setelah itu disambung dengan

membaca Lailahaillallah, Allah. Allah. Allah, allah, allah, allah, hu,

hu, hu, hu, yahu, yahu, yahu, Lahua ialhu. Dan jumlah bilanganya

tidak di tentukan. Kemudian membaca Sholawat Ummiyah:

“Allahumma sholli ala sayyidina muhammadin an-nabiyyial- Ummiyyi

wa-ala alihi wa-shahbihi wa-sallam” sebanyak 5 x. dan berbagai doa

dan pujian lagi.

5. Membaca Asma-alHusna, disambung doa Asma-alHusna dan doa

Ikhtitam.84

83

Simun. Tashawuf dan Perkembanganya dalam Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1997. Cet. Ke 2. hal 114. 84

Bacaan ini mengikuti pedoman wirid yang telah di tetapkan oleh Syekh Akbar dalam

Buku Hadiqoh ar-riyahin (Tasikmalaya 2001) hal. 90

Page 65: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxx

Yang di maksud dengan dzikir jahri disini adalah dengan suara keras

yang biasanya dilaksanakan di masjid-masjid khusus jama’ah Idrisiyah

(biasanya di Masjid al-Fatah) secara berjama’ah seusai shalat shubuh, ashar,

maghrib, dan isya dalam keadaan demikian jama’ah duduk melingkar dan

dipimpin oleh salah seorang jama’ah atau oleh Syekh Akbar langsung. Mula-

mulanya duduk untuk membaca al-Qur’an dan Istighfar. Setelah membaca

dzikir semuanya Jamaah berdiri. Dan ketika berdiri itulah, seluruh jemaah

mengikuti irama berdzikir yang di iringi lantunan sholawat dengan musik

sambil menggerakan seluruh anggota tubuhnya, meliuk-liuk seperti penari.

Pada keadaan demikian, konsentrasi benar-benar tertuju kepada Allah.

Semakin lama, lantunan dzikir semakin keras dan ada sebagian jemaah dzikir

yang berguling-guling sambil menjerit histeris seperti orang yang tidak

sadarkan diri. Dan dzikir Jahri inilah salah satu ciri khas dzikir yang

dilakukan oleh tarekat Idrisiyah yang berbeda dengan dzikir tarekat-tarekat

yang lainya. Dan ketika pemimpin dzikir membacakan shalawat, maka

semuanya duduk kembali.85

Dzikir dengan jahri ini dimaksudkan untuk melatih murid terbiasa

melakukan dzikir yang sesungguhnya (dzikir sirri atau dzikir qalbi) dan

merupakan puncak dari segala bentuk dzikir. Adanya suara keras bukan

karena tuhan yang disebut-sebut tidak mendengar, melainkan karena justru

sesungguhnya hati manusia yang keras, yang tidak mendengar dan menyadari

keagungan-Nya. Kerasnya hati manusia itu bisa lebih keras dari batu granat.

85

Penulis Pernah Mengikuti proses Berdzikir yang dilakukan Jemaah Tarekat Idrisiyah di

Majlis Taklim Al-Idrisiyah (Jakarta 15 Juli 2007)

Page 66: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxi

Karena itu lafadz dzikir yang dibaca bersama-sama tersebut diharapakan dapat

melunakannya dan efek tersebut dirasakan cukup menunjang semangat

berdzikir, terutama bagi murid pemula.

Adapun dasar melakukan Dzikir Jahar adalah sesuai dengan Firman

Allah dalam surat Annisa, ayat :103

: ا�"��ء .... (ج"��2� و��� و&�Iدا &��م� ا���> :�ذآ�وا ا�T���ة &R: ���Sذا103(

Artinya: “Maka jika engkau telah melakukan sholat, maka berdzikirlah

kepada Allah dengan keadaan berdiri, duduk, dan berbaring.” (An-

Nisa : 103)86

Selain melakukan dzikir jahar yang dilakukan bersama-sama, Pengikut

Tarekat Idrisiyah yang telah ditalqin harus melaksanakan kewajiban wirid

harian sebagai berikut:

1) Membaca al-Qur’an satu juz satu hari satu malam. Apabila tidak mampu

maka boleh diganti dengan surat al-Fatihah 25 x.

2) Membaca istighfar 100 X

��XIا� أسKY�� ا3) Membaca 300 X

��� ا <Iد م� وس'� ZKون �A� 45آ -: 9ا�> ا9� ا مA�' رس�ل ا4) Shalawat Ummiyah, 100 X

'�Aس�4'ن� م ��� �4�Q ��C�م4-4ا� وDAQ> وس��� و��� ا�> نD-4 ا

5) Dilanjutkan dengan peningkatan taqwa kepada Allah.87

86

. Yayasan Al-Idrisiyah, Mengenal Tharekat Al-Idrisiyah, Sejarah dan Ajaranya, (

Jakarta : Al-Idrisiyah 2003 ) h.45

Page 67: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxii

Tambahan lafadz “fi kulli lamhatin wa nafasin ‘adadu ma wasi’ahu

‘ilmullah” (dalam setiap tarikan nafas membilang betapa luasnya ilmu Allah)

merupakan ciri khas dzikir tarekat Idrisiyah, yang diterima oleh Ahmad bin

Idris langsung dari rohani Nabi Muhammad Saw, yang datang bersamanya

dengan Nabi Khidir As.

Dzikir ini merupakan formula terbaik mengatasi segala bentuk dzikir

lainnya. Di antara fadhilah dzikir “fi kulli lamhatin wa nafasin ‘adadu ma

wasi’ahu ‘ilmullah” bagi yang mengamalkannya secara istiqamah adalah:

1) Diberi pahala sebanyak pahala makhluk yang bernafas

2) Dapat menyamai derajat amalan para sahabat periode pertama (as-sabaqun

al- awalun)

3) Diberi kekuatan dalam melaksanakan ibadah-ibadah lainnya

4) Dapat membukakan hijab/pintu alam gaib, atau merupakan alat untuk

mencapai kasyf (tingkat mukasyafah).88

Pelaksanaan wirid dan dzikir di atas waktunya sangat leluasa. Dalam

sehari semalam bisa dengan menyelsaikannya sekaligus ba’da subuh, ba’da

ashar, ba’da isya atau tengah malam sekaligus. Bisa juga dengan mencicilnya

setiap ba’da salat sedikit demi sedikit.

Karena itu cara mengerjakan Dzikir dengan cara khafi biasanya

dilakukan manakala murid Idrisiyah setelah melakukan ibadah shalat wajib di

masjid umum atau rumah-rumah mereka. Sedangkan dzikir sirr dilaksanakan

87

Bacaan ini mengikuti pedoman wirid yang telah di tetapkan oleh Syekh Akbar dalam

Buku Hadiqoh ar-Riyahin (Tasikmalaya 2001) hal. 90. 88

Yayasan Al-Idrisiyah, Mengenal Tharekat Al-Idrisiyah, Sejarah dan Ajaranya, (

Jakarta : Al-Idrisiyah 2003 ) h.45

Page 68: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxiii

setiap hari pada aktivitas sehari-hari, di tempat kerja mereka, ditengah

kemacetan lalu lintas atau lainnya.89

e. Madad

Kata madad berasal dari bahasa Arab “madadun” yang berarti

pertolongan; bantuan. Kata madud di tarekat Idrisiyah diletakan mendahului

nama Syekh Mursyid mereka. Misalnya : “Madad Syekh Akbar” (Syekh

Akbar adalah sebutan untuk Syekh mursyid Tarekat Idrisiyah).90

Rangkaian kata tersebut digunakan oleh para murid tarekat pada awal

mula melaksanakan suatu pekejaan, seperti akan shalat, bekerja, bepergian.

Kalimat tersebut adalah untuk membuat atau menolong mereka dalam

mengerjakan pekerjaan yang akan mereka lakukan.

Dasar hukum yang mereka gunakan adalah:

Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 186:

��Dدي س#E� وإذا -4"� د��ن إذا ا�'�اع د��ة أج�@ &�ی@ :Rن4-

ی8�'ون �I��C� �- وG��م"�ا �- :����*��Dا

Artinya : “Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu, tentang aka,

maka (jawablah), bahwasanya aku dekat. Aku mengabulkan

permohonan yang mendo’a apabila ia berdo’a kepadaku, maka

memohonlah kepadaku-Ku dan berimanlah kepada-Ku agar aku

selalu berada dalam kebenaran”.

Jika menginginkan sesuatu diwajibkan memohon kepada Allah. Para

sufi menganggap tidak semua manusia dapat mencapai Allah. Perantara

dipercayakan kepada wali-wali Tarekat untuk menjabatnya. Termasuk K.H.

89

Hadiqah al-Riyahin, (Tasikmalaya 2001). h. 20 90

Yayasan Al-Idrisiyah, Mengenal Thariqat al-Idrisiyah, ( Jakarta : Al-Idrisiyah 2003 )

h. 25

Page 69: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxiv

Muhammad Daud Dahlan saat ini menjadi perantara bagi murid-muridnya

untuk memohon kepada Allah.

“Madad Syekh Akbar” saat ini banyak digunakan oleh murid-murid

Tarekat Idrisiyah terutama pada saat-saat murid Tarekat Idrisiyah mendapat

kesulitan, dengan keyakinan akan mendapat pertolongan dari guru mereka.

E. Sarana dan Prasarana Majlis Taklim Al-Idrisiyah

Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat diperlukan untuk

mencapai suatu tujuan, tanpa adanya sarana dan prasarana, maka maksud dan

tujuan yang ingin di capai tidak akan terlaksana. Misalnya seperti: sarana fisik

masjid untuk beribadah, sarana fisik madrasah untuk lembaga pendidikan

adalah gedung-gedung atau suatu tempat yang diperlukan untuk

penyelenggaraan pendidikan dan penyampaian untuk berdakwah.91

Begitupun dengan majlis taklim al-Idrisiyah itu sendiri yang memiliki

sarana dan prasarana yang dapat menunjang dalam pengembangan misi

dakwah Islam. Yaitu memiliki Masjid Agung Al-Fattah sebagai tempat atau

sarana untuk beribadah dan menuntut ilmu. Sekertariat sebagai tempat untuk

konsolidasi para pengurus Yayasan, memiliki TPA dan Madrasah Ibtidaiyyah

sebagai sarana pendidikannya. Dan dari segi Ekonomi, Majlis Taklim A-

Idrisiyyah memiliki tempat-tempat usaha seperti, Qini Market (Warung serba

ada), Qini Phone (Telepon umum tunggu), Qini Fresh (Air isi ulang), Qini Art

91

Soegarda Poerbakawatja. Et al, Ensiklopedi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Gunung Agung,

1981), Cet. Ke-2. hal 320-321

Page 70: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxv

(Galeri Seni). Kemajuan ini di tunjang dengan bantuan dari beberapa Bank

dan Koperasi yang siap membantu.

Majlis taklim Al-Idrisiyah mempunyai beberapa Cabang (Zawiyah)

seperti yang berada di Daerah Serpong, Bogor, Cileduk, Bekasi, Tangerang,

dan Depok (JABODETABEK). Masing-masing cabang memiliki Masjid dan

Majlis Taklim yang bernama Masjid Al-Fattah, karena dinisbatkan dari

pendirinya yaitu Syekh Akbar Abdul Fattah.92

92

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Tatang Akhyar MD Wakil Ketua Harian Majlis

Taklim Al-Idrisiyah, Jakarta 18 Juli 2007.

Page 71: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxvi

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Unsur-unsur Dakwah Pada Tarekat Idrisiyah

1. Dai’ ( Syekh Mursyid Tarekat Idrisiyah )

Dai’ adalah orang yang melaksanakan dan menyampaikan dakwah

baik secara lisan maupun tulisan dan perbuatan baik secara individu,

kelompok, atau berbentuk organisasi atau lembaga.93

Begitu juga dengan tarekat, tarekat Idrisiyah memiliki dai’ atau

seorang pemimpin yang didikenal dengan gelar ”Syekh Akbar” ( Syekh

Mursyid Tarekat Idrisiyah ). Gelar Syekh akbar yang diletakan di depan nama

adalah gelar kehormatan yang diberikan oleh Rasulullah SAW kepada Sultan

Auliya pilihan pada zamannya, bukan semata-semata ungkapan pujian atas

suatu kelebihan dari murid-murid atau pengikutnya. Tugas dan kewajiban

seorang syekh adalah membimbing murid-muridnya atau jemaahnya baik

secara lahiriah, maupun bathiniyah.94

Sebagai jalan yang di tempuh untuk mendekatkan diri kepada Allah,

orang yang melakukan tarekat tidak dibenarkan meninggalkan Syariat, bahkan

pelaksanaan tarekat merupakan pelaksanaan syariat agama. Oleh karena itu

melakukan tarekat tidak bisa sembarangan orang, orang yang bertarekat harus

dibimbing oleh guru yang disebut Mursyid (Pembimbing) atau Syekh Akbar,

93

Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Predana Media, 2004), Cet. Ke-1, h. 75

94

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, , Jakarta, 19-Maret-2008.

Page 72: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxvii

Syekh inilah yang bertanggung jawab terhadap murid-muridnya yang

melakukan atau mengikuti tarekat. Ia mengawasi murid-muridnya dalam

kehidupan lahiriah serta rohaniah dan dalam pergaulan sehari-hari, bahkan ia

menjadi perantara antara murid dengan tuhan dalam beribadah. Karena itu,

seorang Syekh haruslah sempurna dalam ilmu Syariat, dan hakekat menurut

Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijmak.

Syekh mursyid adalah pemandu awal dan langsung bagi murid dalam

menempuh dalam ruhaninya. Melalui mata rantai spiritual (silsilah)-nya,

Syekh akan mengantarkan murid-muridnya menuju bimbingan Rasulullah

yang menjadikan utama mereka. Dengan demikian memiliki bimbingan guru

secara tak langsung atau hakikinya adalah memiliki hubungan ruhani dengan

Nabi Muhammad Saw.

Seorang guru mursyid (Syekh) harus merupakan soerang yang

memiliki sifat irsyad.95 Ia harus memiliki ilmu syariat dan haqikat secara

lengkap. Pemikiran dan tutur kata serta prilakunya dalam banyak hal harus

mencerminkan akhlak yang terpuji.96

Adapun kedudukan dan fungsi seorang Syekh Mursyid adalah sebagai

berikut:

a. Seorang syekh merupakan syarat yang tidak boleh tiada bagi murid

tarekat. Menurut Al-Ghazali, yang tidak mempunyai seorang Syekh

sebagai penuntun jalanya, maka syetan akan menjadi

syekhnya/gurunya.

95

Said Hawwa, Jalan Rohani. (Bandung: Mizan 1998), h. 236

96

Ahmad Purwadaksi, “Tarekat dan Masa depan” dalam Rekontruksi dan Renungan

Religius Islam, (Jakarta : Paramadina, 1996) h. 305

Page 73: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxviii

b. Seorang Syekh merupakan jalan pintas dalam mencapai tujuan, Syekh

mempersingkat jalan bagi murid-muridnya untuk menguasai ilmu dan

penyempurnaan jiwa,.

c. Seorang Syekh menyelamatkan murid-murid dari kesalah pahaman, yang timbul dari kecenderungan pribadi mereka dalam menapaki

pendakian Rohani. d. Seorang Syekh, melalui majlisnya memberikan keteladanan moral dan

spiritual serta merambatkan ilmunya kedalam hati. Bagi murid yang mengikuti majlis taklim, tentu akan menghasilkan banyak

kemaslahatan, baik dalam hal Duniawi, maupun Ukhrowi. e. Dengan mengikuti pendidikan dari ahlinya tertentu murid akan

menemukan metode yang mudah untuk menguasai ilmu sesuai dengan

potensi dan kecenderungan-kecenderungan pribadi.97

Sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya yang besar, Seorang

mursyid dituntut untuk memiliki persyaratan sebagai berikut:

1. Selain menguasai ilmu-ilmu lahir (Fiqih, hadits, kalam, dan

seterusnya) dan Ilmu bathin (Tashawuf) juga harus menunjukan

kesalahan pribadinya. Seorang Syekh mestilah seorang yang “ahli

amal”.

2. Telah mengalami dan melaksanakan perjalanan rohani dari awal

sampai akhir, kemudian kembali lagi dari awal agar bisa berfungsi sebagaimana pemandu jalan bagi muridnya.

3. Dapat mengetahui langsung bakat dan potensi yang berbeda-beda dari para murid serta perkembangan yang berlagsung dalam perjalanan

muridnya. 4. Pandai menyimpan rahasia para murid yang berkenaan dengan urusan

duniawi maupun pengalaman-pengalaman spiritual yang ditemuinya selama menjalankan pendidikan.

5. Tidak menyuruh murid-muridnya, kecuali terhadap sesuatu yang layak

dikerjakan.

6. Memberikan petunjuk untuk memperbaiki keadaan murid-muridnya.

7. Mengetahui dengan baik sifat-sifat hati, penyakit-penyakit serta cara

penyembuhanya.

8. Memiliki sifat bijaksana, lapang dada, ikhlas dan santun terhadap

sesame muslim, terutama murid-muridnya.98

97

Salim B. Pili, Tarekat Idrisiyah”Sejarah dan Ajaranya” (Tesis) (Yogyakarta: IAIN

Sunan kalijaga 1998) h. 34-35

98 Ibid, h. 36

Page 74: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxix

2. Mad’u ( Jemaah Tarekat Idrisiyah )

Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia

yang menerima dakwah, baik secara individu, maupun secara kelompok, baik

manusia yang beragama Islam, maupun Non-Islam.99

Begitu pula dalam tarekat, mad’u dalam tarekat Idrisiyah di sebut

murid atau Jemaah tarekat. Sebelum murid memutuskan untuk berbai’at

kepada seorang guru mursyid, ia terlebih dahulu memiliki ilmu yang

meyakinkan atau yang disebut “ilmu yakin” bahwa kepada siapa ia hendak

berhidmat adalah benar-benar seorang mursyid yang mampuh

membimbingnya mencapai tujuan.100

Ketentuan-ketentuan dasar dan umum bagi murid terhadap guru

mursyidnya adalah sebagai berikut:

1) Setelah resmi menjadi murid, murid harus menyerahkan dirinya

kepada guru secara total tanpa syarat apapun terhadap guru, ia mesti berlaku laksana mayit ditangan pemandinya agar sang guru dapat

membuat kelahiran rohani kembali dalam tingkatan yang lebih sempurna dan langgeng.

2) Tidak boleh berguru kepada syekh lain dan tidak meninggalkanya sebelum mata hatinya terbuka.

3) Hendaklah murid senantiasa mengikat syekh, terutama ketika hendak

melaksanakan amalan (wiridan dan dzikir).

4) Murid hendaknya selalu berbaik sangka (husnudzan) terhadap

syekhnya.

5) Tidak boleh memberi apalagi menjual hadiah dari guru kepada orang

lain.101

99

Aziz, Ilmu Dakwah. h. 90

100

Sayyid Hussein Nashr, Tashawuf dulu dan Kini, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2002), h.

68

101 Salim B. Pili, Tarekat Idrisiyah”Sejarah dan Ajaranya”, h. 37-39

Page 75: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxx

Adapun adab atau akhlak murid/jemaah tarekat terhadap Syekh

mursyid (Syekh Akbar) antara lain:

18. Menghormati dan meng-agungkan Syekh Akbar baik lahir maupun

batin. 19. Tidak boleh menentang Syekh Akbar

20. Mendahulukan Syekh Akbar daripada yang lain. 21. Tidak boleh banyak bicara pada Syekh Akbar

22. Tidak boleh menduduki sajadah atau tempat yang disediakan untuk Syekh Akbar.

23. Tidak boleh mengabaikan perintah Syekh Akbar.

24. Tidak boleh bepergian, menikah, dan melakukan perbuatan-perbuatan

kecuali atas izin Syekh Akbar.

25. Tidak boleh mengganggu kesibukan Syekh Akbar.

26. Tidak boleh menceritakan satu kebaikan dihadapan lawan yang

memusuhi Syekh Akbar.

27. Menjaga hubungan baik dengan Syekh Akbar baik pada waktu hadir

maupun ghaib

28. Tidak boleh berdekatan terus dengan orang yang membenci syekh

Akbar.

29. Selalu mengingat (rabithah) Syekh Akbar di dalam hati dalam keadaan

apa saja barokahnya akan menyebar

30. Yakin bahwa semua barokah itu bisa dihasilkan melalui perantara Syekh Akbar.

31. Tidak boleh mengunjungi Syekh Akbar kecuali dalam keadaan suci. 32. Tidak boleh melakukan Kholwat kecuali atas izin Syekh Akbar

33. Bersikap baik sangka terhadap keadaan semua Syekh Akbar 34. Tidak boleh memberi beban apapun kepada Syekh Akbar.102

Adapun mengenai jemaah majlis taklim Al-Idrisiyah, menurut Ustd.

Lukmana murid atau Jemaah Tarekat Idrisiyah yang mencakup wilayah

Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (JABODETABEK) yang

mengikuti dan menghadiri pengajian di majlis taklim Al-Idrisiyah ini

berjumlah 1000 orang lebih, Data tersebut berdasarkan data ketika

pelaksanaan kegiatan-kegiatan atau iven-iven besar yang diadakan di majlis

taklim ini seperti perayaan maulid nabi, isra’ mi’raj, dan hari-hari besar Islam

102

Uwes Fatoni, “Pengaruh Perilaku Keagamaan Penganut Tarekat Terhadap Interaksi

Sosialnya Dengan Masyarakat” (Studi Tarekat Idrisiyah di Pagendingan Tasikmalaya), (Tesis)

(Bandung: IAIN Sunan Gunung Djati 2005), h. 115-116

Page 76: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxxi

lainya.103

Namun ketika pengajian rutin yang diadakan di majlis taklim yang

diadakan pada malam jum’at dan hari Minggu yang kebetulan jadwal Syekh

Akbar ceramah di Jakarta, jumlah jemaah yang hadir dalam pengajian tersebut

sekitar 400 orang. Dan apabila pengajian tersebut bukan jadwal Syekh Akbar

yang memberikan ceramah karena Syekh Akbar mengisi pengajian yang di

Tasikmalaya, maka murid atau Jamaah yang hadir dalam pengajian tersebut

sekitar 200 orang.104

Maka dapat disimpulkan apabila pengajian di Majlis

Taklim A-Idrisiyah ini di hadiri dan di isi oleh Syekh Akbar, maka murid atau

jemaah yang hadir akan banyak. dan apabila pengajian bukan jadwal Syekh

Akbar yang mengisi ceramah, maka jemaah yang hadir berkurang.

Dan untuk jumlah Jemaah Laki-laki di Majlis Taklim Al-Idrisiyah ini

berjumlah sekitar 550 Orang atau sekitar 55% dari jumlah keseluruhan. Dan

untuk jumlah Jemaah Perempuan sekitar 450 Orang atau sekitar 45%.105

Adapun klasifikasi jemaah Majlis Taklim Al-Idrisiyah dapat di bagi

menjadi dua bagian, dapat di lihat dari segi pendidikan dan dari segi ekonomi.

1. Klasifikasi jemaah majlis taklim al-Idrisiyah dari segi pendidikan.

Jemaah majlis taklim al-idrisiyah yang berpendidikan S1 sampai

dengan S3 sekitar 20%, yang berpendidikan SMU sekitar 60%, dan 20%

103

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, Jakarta, 19-Maret-2008.

104

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, Jakarta, 19-Maret-2008.

105

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, Jakarta, 19-Maret-2008.

Page 77: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxxii

berpendidikan SMU ke bawah. Jadi dapat disimpulkan, mayoritas daripada

Jemaah Majlis Taklim Al-Idrisiyah adalah berpendidikan SMU.

2. Klasifikasi Jemaah Majlis Taklim Al-Idrisiyah dari segi Ekonomi.

Sekitar Tahun 1950 sampi tahun 2000 mayoritas jemaah majlis

taklim al-Idrsiyah 80% adalah berprofesi sebagai wiraswasta, pedagang

kecil, buruh, tukang kredit (Menengah ke bawah). Dan 20% adalah yang

berprofesi sebagai Karyawan, Pengusaha, dan Guru (Menengah ke atas).

Adapun dari tahun 2000 sampai sekarang ada peningkatan yang cukup

signifikan dari segi ekonomi di kalangan jamaah majlis taklim sekitar 60%

dari kalangan menengah, dan 40% dari kalangan menengah ke bawah.106

3. Materi Dakwah

Materi Dakwah tarekat Idrisiyah yang disampaikan oleh Syekh Akbar

yang menjadi aekon (utama) dalam pengajian di Majlis Taklim Al-Idrisiyah

antara lain:

1. Materi Birokrasi Ilahiyyah (Kesadaran akan adanya seorang pemimpin

dalam Islam)

2. Materi tentang bagaimana menyikapi tentang berbagai persoalan yang

terjadi di tengah-tengah kehidupan ummat, baik itu ummat Muslim

maupun non muslim. Baik mengenai permasalahan-permasalahan yang

aktual dan faktual yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

106

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, , Jakarta, 19-Maret-2008.

Page 78: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxxiii

3. Mengusung ide-ide dinul Islam. Tidak diperuntukan hanya untuk

ummat Islam aja, akan tetapi diluar islam juga, karena agama islam itu

sifatnya adalah”Kaafa linnas”.107

Selain Syekh Akbar yang memberikan materi dakwah di majlis taklim

ini, ada ustad/ajengan yang di utus oleh Syekh Akbar untuk memberikan

ceramah di majlis taklim ini. Materi yang disampaikan oleh ustad/ajengan

yaitu megembangkan materi-materi yang Syekh Akbar sampaikan melalui

disiplin Ilmu yang mereka kuasai, seperti melalui pendekatan Ilmu tasawuf,

fiqih, tauhid, akhlak dan sebagainya. Dan masing-masing ustad/ajengan

memiliki ciri khas tersendiri dalam penyampaian dakwahnya sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan dari pada jamaah dan murid-murid tarekat

Idrisiyah.

Materi-materi dakwah yang disampaikan di majlis taklim ini

keseluruhannya mencakup tentang keislaman, dan di majlis taklim ini juga

membahas tentang Ekonomi keislaman dan Ekonomi kerakyatan. Karena

kenapa, supaya para jemaah atau murid dalam menyikapai kehidupan di dunia

ini supaya menjadi orang atau ummat yang berada tangan yang di atas (orang

Dermawan/orang yang banyak Sedekah) dari pada menjadi Ummat yang

berada tangan yang di bawah (pengemis).

Dan untuk materi-materi baik yang disampaikan oleh Syekh Akbar

maupun oleh ustad dalam pengajian di majlis taklim ini tidak tersusun atau

terjadwal di setiap pengajianya. Akan tetapi, materi-materi yang disampaikan

107

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, Jakarta, 19-Maret-2008.

Page 79: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxxiv

di Majlis taklim ini berdasarkan kebutuhan dan perkembangan dari pada

kehidupan Masyarakat dan para jamaah Tarekat Idrisiyah itu sendiri.108

4. Metode Dakwah

Adapun metode dakwah tarekat Idrisiyah yang dilakukan di majlis

taklim al-Idrisiyah adalah sebagai berikut:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah sangat sesuai dengan model penyampaian

informasi/pesan dakwah yang bersifat pengetahuan yang sifatnya

memberikan Ilmu agama secara dokrin.109

Metode ceramah ini cara penyampaian materi dakwah dalam

bentuk uraian dan penjelasan secara lisan oleh da’i kepada mad’unya.

Dengan metode ceramah ini, da’i memberikan penjelasan tentang

materi dakwah yang sedang di bahas, sedangkan jema’ah duduk,

melihat, mendengarkan dan menyimak apa-apa yang disampaikan oleh

da’i.

Metode ceramah ini yang paling sering digunakan Syekh Akbar

atau ustad dalam menyampaikan materi dakwah di majlis taklim al-

idrisiyah. Metode ceramah yang di aplikasikan di majlis taklim al-

Idrisiyah ini bersifat edukatif yang menitik beratkan kepada arahan-

arahan, ajaran-ajaran dan nasehat yang baik, sehingga mudah di

pahami dan di mengerti oleh para jemaah.

108

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, Jakarta, 19-Maret-2008.

109

M. Bakhri Ghazali, Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu

Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-1, h. 24

Page 80: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxxv

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab lebih akurat apabila digunakan sebagai

pendalaman materi dalam kegiatan pengajian. Dalam kegiatan

sedikimian rupa terjalin hubungan yang mantap antara da’i dengan

mad’unya, yang utama sekali adalah masalah pemahaman ajaran

agama secara lengkap.110

Dalam metode ini mad’u bertanya tentang sesuatu masalah yang

dirasa belum dimengerti ketika da’i menjelaskan materi, dan

menjawab atas pertanyaan mad’u adalah da’i yang menyampaikan

materi tersebut. Metode tanya jawab ini diaplikasikan untuk melayani

kebutuhan jemaah atau mad’u dan menjelaskan tentang hal-hal yang

berkenaan dengan materi yang sedang di bahas, juga untuk

mengurangi kesalahpahaman jamaah.111 Dai’ dalam menyampaikan

materi dengan metode tanya jawab di selingi dengan metode ceramah,

agar mudah dipahami dan dimengerti oleh jemaah.

Adapun metode tanya jawab yang di gunakan di Majlis Taklim

Al-Idrisiyah hanya dilakukan ketika ceramah yang disampaikan oleh

ustad atau ajengan saja, akan tetapi ketika ceramah yang di sampaikan

oleh Syekh Akbar maka mad’u atau para jamaah tidak diperkenankan

untuk bertanya, dengan alasan dikhawatirkan banyak dari pada jemaah

atau madu’ yang banyak bertanya dan mengakibatkan tidak akan

110

Ibid, h. 24

111

Asmuni Sy ukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.

124

Page 81: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxxvi

fokusnya terhadap pembahasan yang disampaikan oleh Syekh

Akbar.112

Dan apabila ada dari sebagian jemaah atau madu’ yang kurang

mengerti atau kurang faham dari ceramah yang disampaikan oleh

Syekh Akbar, maka jemaah/madu’ tersebut bisa mempertanyakan

melalui pengurus atau ustad yang di percayakan oleh Syekh Akbar.

Dan apabila pertanyaan tersebut tidak bisa terjawab oleh

ustad/pengurus, maka pengurus tersebut akan menyampaikan kepada

Syekh Akbar. Dan Syekh akbar akan menyampaikan permasalahan

atau pertanyaan-pertanyaan yang belum bisa terjawab tersebut bukan

diwaktu pengajian berlangsung, akan tetapi disampaikan di waktu

khusus di luar pengajian yang disediakan untuk jemaah yang ingin

menanyakan tentang permasalahan-permasalahan yang tidak bisa

dipahami dan diperselisihkan.113

c. Metode Mudzakaroh (Diskusi)

Diskusi yang dimaksud di sini yaitu metode di dalam

mempelajari atau menyampaikan bahan-bahan materi dengan cara

mendiskusikanya. Metode ini hanya digunakan antara jema’ah dengan

jema’ah atau murid dengan murid tarekat Idrisiyah yang membahas

tentang masalah-masalah keilmuan atau kehidupan.

112

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, Jakarta, 19-Maret-2008.

113

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, Jakarta, 19-Maret-2008.

Page 82: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxxvii

d. Metode mengajak untuk Beramal

Maksud dari metode ini adalah Para Pengurus dan Syekh Akbar

mengajak dan menganjurkan kepada Murid-murid dan Para Jama’ah

untuk berlomba-lomba memperbanyak beramal, dengan cara

menyisihkan sebagian hartanya untuk di jalan allah. Dan pengurus

Majlis Taklim menyediakan medianya seperti Lembaga ZIS (Zakat,

Infaq dan Sedekah), dan GAWAT (Gerakan Wakaf Tunai).114

5. Media Dakwah

Media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai

alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah ini

dapat berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan

sebagainya.115

Pengertian media adalah sarana yang dapat dipergunakan oleh

komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada

komunikan, apabila si komunikan jauh tempatnya, banyak jumlahnya, atau

kedua-duanya.116

Begitu juga dalam tarekat Idrisiyah, untuk menyampaikan misi

dakwah tarekat ada beberapa media atau tempat yang dapat digunakan,

diantaranya adalah:

114

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, , Jakarta, 19-Maret-2008.

115

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya, 1983), h. 163

116

Onang Ujana Efendi, Kamus Komunikasi, (Bandung : CV. Mandiri Maju, 1989),

h.220.

Page 83: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxxviii

1) Melalui Mading (majalah dinding). Mading tersebut bertempat di depan

Majlis Taklim Al-Idrisiyah, berfungsi untuk memberikan informasi kepada

Para Jamaah dan simpatisan.

2) Melalui buku-buku yang di buat dan di cetak oleh pengurus Yayasan

tarekat al-Idrisiyah.

3) Mengirimkan beberapa artikel-artikel ke beberapa wartawan media, baik

majalah, koran, ataupun surat kabar.

4) Melalui website resmi tarekat Idrisiyah (www.al-idrisiyyah.com), ataupun

melalui relasi e_mail berbagai jemaah yang berada di wilayah Jabodetabek

maupun di luar dari jemaah tarekat Idrisiyah.117

B. Aktivitas Dakwah Tarekat Idrisiyah Di Majlis Taklim Al-Idrisiyah.

Dakwah Islam yang dilakukan melalui ajaran tarekat identik dengan

sebuah majlis taklim, namun tidak semua majlis taklim dapat dikatakan

sebagai pusat penyebaran dakwah Islam melalui tarekat. Walaupun demikian,

tarekat dan majlis taklim selalu mengemban misi yang sama, yakni

menyebarkan, mengembangkan dan melestarikan tradisi Islam dijaman

Rasulullah saw, hanya saja dalam tarekat lebih menekankan pada sebuah

aturan-aturan yang dikemas melalui sistem tertentu yang harus dipatuhi serta

dilaksanakan oleh pengikutnya sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh

guru tarekat (Syekh mursyidnya).

117

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, Jakarta, 19-Maret-2008.

Page 84: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

lxxxix

Adapun aktivitas dakwah melalui pengamalan serta ajaran yang

dilakukan tarekat Idrisiyah di majlis taklim al-Idrisiyyah adalah sebagai

berikut:

1) Mengadakan pengajian mingguan rutin yang dilaksanakan pada malam

jum’at dan hari minggu. Adapun yang mengikuti dan menghadiri

pengajian tersebut bukan hanya para murid dari jemaah tarekat saja,

melainkan dari warga sekitar yang simpati dan tertarik untuk mengikuti

pengajian tersebut. Dan waktu pelaksanaan pengajiannya yaitu pada

malam jum’at dilaksanakan pada pukul 19.30 (ba’da isya)-sampai pukul

11.30, sedangkan pelaksanaan Pengajian pada hari Minggu dilaksanakan

dari pukul 09.00-sampai 02.00 siang.118

Adapun ritual acara dalam pengajian di Majlis taklim Al-Idrisiyah ini

adalah sebagi berikut:

1. Bertawashul atau hadiyyah kepada Nabi muhammad saw, keluarga

nabi, para sahabat, guru-guru mursyid terdahulu, kebaikan dan

kesehatan Syekh akbar dan jemaah tarekat Idrisiyyah.

2. Dilanjut dengan ceramah atau siraman rohani yang disampaikan oleh

Syekh Akbar.

3. Setelah ceramah Syekh akbar selesai, dilanjut dengan berdzikir

bersama yang dipimpin langsung oleh Syekh Akbar atau oleh ajengan

atau ustad yang ditunjuk langsung oleh Syek Akbar untuk memimpin

dzikir tersebut.

118

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, , Jakarta, 19-Maret-2008.

Page 85: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xc

Adapun proses dzikir yang berlangsung di majlis taklim ini

ketika Penulis mengikuti pengajian di majlis taklim ini adalah sebagai

berikut:

a. Sebelum membaca wirid mereka membaca berbagai doa, yaitu

diantaranya doa Tawashul yaitu memohon kepada Allah dengan

perantara guru-guru sesuai dengan silsilah keguruan Tarekat

Idrisiyah, kemudian membaca Al-Fatihah 5 x, doa, membaca Ayat

Kursi, disambung membaca surat Al-Ikhlas 11 x, al-falak, Annas.

Setelah itu membaca Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu akbar

yang masing-masing 33 x.

b. Membaca istigfar Awsat: “Astagfirullaha al-azhim wa atubuilaih”

10x.

c. Membaca Istigfar Shaghir: “astagfirullaha al-azhim waatubu ilaih”

100x

d. Membaca kalimat dzikir yang paling utama, yaitu: “La iaha

illaallah Muhammadarrosulullah fi kulli lamhatin wa nafasin

‘adadu ma wasi’ahu ‘ilmullah” sebanyak 300 x. Setelah itu

disambung dengan membaca Lailahaillallah, Allah. Allah. Allah,

allah, allah, allah, hu, hu, hu, hu, yahu, yahu, yahu, Lahua ialhu.

Dan jumlah bilanganya tidak di tentukan. Kemudian membaca

Sholawat Ummiyah: Allahumma sholli ala sayyidina muhammadin

an-nabiyyial- Ummiyyi wa-ala alihi wa-shahbihi wa-sallam”

sebanyak 5 x. dan berbagai doa dan pujian lagi.

Page 86: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xci

e. Membaca Asma-alHusna, disambung doa Asma-alHusna dan doa

Ikhtitam.119

4. Setelah acara dzikir selesai, dilanjut dengan shalat dzuhur berjamaah.

5. Sebelum acara pengajian selesai, para jemaah bermushafahah

(Bersalam-salaman) dengan Syekh Akbar sambil mencium tangan,

kening dan ada juga sebagian Murid yang mencium kaki Syekh

Mursyidnya. Dengan maksud meminta berkah dan keshalehan dari

Syekh Mursyidnya (Syekh Akbar).

2) Mengistikomahkan (rutinitas) berdzikir berjamaah di masjid Al-Fattah

setelah melakukan sholat wajib setiap ba’da magrib sampai isya, dan

Ba’da Subuh sampai Sholat sunnah Isyrok.

3) Selain dakwah internal yang dilakukan tarekat Idrisiyah, juga dilakukan

secara personal yaitu mengajak teman-teman atau rekan kerja daripada

murid-murid tarekat Idrisiyah untuk mengikuti dan mengetahui bagaimana

sebenarnya ajaran Tarekat Idrisiyyah. Dan pada akhirnya banyak dari

mereka yang tertarik dan masuk menjadi Murid Tarekat Idrisiyah.

4) Mengadakan acara tabligh dan dzikir akbar setiap peringatan hari-hari

besar Islam, seperti peringatan muharram, isra mi’raj, dan maulid nabi

yang dihadiri oleh murid jemaah tarekat dari wilayah/zawiyah-zawiyah

yang ada di Jabodetabek dan masyarakat sekitar majlis taklim.

5) Mengadakan tadabbur alam (safari dakwah) ke tempat-tempat rekreasi

atau alam bebas seperti pantai pangandaran, pantai carita sukabumi, dan

119

Penulis pernah menghadiri dan mengikuti proses berdzikir di Majlis Taklim A-

Idrisiyah (Batu tulis, 20 Maret-2008).

Page 87: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xcii

pantai pulau seribu Jakarta, dengan mengadakan kegiatan Tabligh dan

Dzikir Akbar yang di ikuti oleh para jamaah tarekat dari berbagai wilayah

(Zawiyah), bukan hanya dari zawiyah Jabodetabek saja, akan tetapi dari

berbagai zawiyah yang tersebar di Pulau Jawa.

6) Memberikan konsultasi agama dengan melayani masyarakat atau jamaah

tarekat itu sendiri yang ingin mengkonsultasikan masalahnya terutama hal-

hal yang bersifat spiritual.120

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dakwah Tarekat Idrisiyah di Majlis

Taklim Al-Idrisiyah.

Dalam melakukan sebuah kegiatan, baik yang menyangkut dengan

persoalan keagamaan maupun sosial kemasyarakatan, tentunya tidak terlepas

dari dua faktor yang saling bertentangan, yaitu faktor pendukung dan faktor

penghambat. Seiring kegiatan dimaksud berlangsung, diantaranya adalah:

1. Faktor Pendukung.

a) Ajaran tarekat Idrisiyah bersifat Logis, sesuai dengan Nalar. Dan

ajaranya bisa diterima oleh setiap kalangan, baik dari kalangan bawah,

menengah, sampai kalangan atas.

b) Respon yang baik dari masyarakat setempat dalam memberikan

dukunganya berupa moril maupun materil dalam setiap kegiatan yang

dilakukan Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim Al-Idrisiyyah.

120

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, Jakarta, 19-Maret-2008.

Page 88: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xciii

c) Ajaran Tarekat Idrisiyah tidak menafikan (Meninggalkan) kegiatan

dan aktivitas Duniawi, yang kebanyakan orang beranggapan

bahwasanya ajaran tarekat akan melupakan urusan dunia dan Ortodok.

Akan tetapi di tarekat Idrisiyah beranggapan urusan dunia penting

untuk bekal nanti ke akherat. Akan tetapi orang tersebut harus bisa

mempertanggung jawabkan apa yang dihadapi dan dilakuknya,

sehingga banyak orang yang tertarik untuk masuk Tarekat Idrisiyah.

d) Tarekat Idrisiyah mendapatkan dukungan Strategis dan dikenal baik

oleh Tokoh-tokoh masyarakat sekitar dan Aparat Pemerintahan.

Bahkan dari mereka ada yang menjadi murid Tarekat Idrisiyyah.

e) Tarekat Idrisiyyah Memiliki Cabang atau Jawiyah-jawiyah di berbagai

daerah sebagai syiar Dakwah ajaran Tarekat.

f) Tarekat Idrisiyah memiliki Sarana Pendidikan baik itu sekolah,

madrasah, dan Pondok pesantren yang berada di Tasikmalaya. Dan ini

salah satu Faktor pendukung Dakwah Tarekat.

g) Ada Donatur dari para Jamaah dan simpatisan yang selalu membantu

dalam setiap melakukan kegiatan Dakwah Tarekat.121

2. Faktor Penghambat:

a) Jauhnya jarak rumah para jama’ah dengan Majlis Taklim sehingga

sedikit menyulitkan para Jamaah untuk berkonsulidasi Dakwah

Idrisiyyah di Majlis taklim.

121

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, Jakarta, 19-Maret-2008.

Page 89: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xciv

b) Faktor belum meratanya ekonomi di kalangan Jemaah Tarekat

Idrisiyyah, sehingga ketika ada kegiatan atau Syiar Dakwah Tarekat

banyak para jemaah yang tidak bisa ikut dikarenakan keterbatasan

ekonomi mereka.

c) Ada Sebagian masyarakat di sekitar lingkungan majlis taklim yang

kurang empati dan menjaga jarak terhadap kegiatan tarekat, sehingga

mereka enggan untuk ingin tau dan bergaul dengan sekitar.

d) Kurangnya SDM (Sumber daya Manusia) yang berkualitas di Majlis

taklim ini, dikarenakan banyak Murid yang berkualitas tersebar di

berbagai daerah atau Zawiyah-zawiyah.

e) Karena dilingkungan Majlis Taklim masih banyak dikuasai oleh orang-

orang Cina dan Non-Muslim, sehingga ajaran tarekat tidak bisa masuk

kepada mereka.122

122

Wawancara Pribadi dengan Ustd. Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-

Idrisiyyah, Jakarta, 19-Maret-2008.

Page 90: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xcv

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, sebagai upaya dari hasil pembahasan dalam

penulisan skripsi ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Unsur-unsur dakwah pada tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim Al-Idrisiyah:

a. Dai’ (Syekh Mursyid Tarekat Idrisiyah). Peminpin dalam Tarekat

Idrisiyah didikenal dengan gelar ”Syekh Akbar”, Tugas dan kewajiban

seorang syekh adalah membimbing murid-muridnya atau jemaahnya

baik secara lahiriah, maupun bathiniyah.

b. Mad’u (Jemaah Tarekat Idrisiyah). Mad’u dalam tarekat Idrisiyah di

sebut murid atau Jemaah tarekat, jemaah majlis taklim Al-Idrisiyah

yang mencakup wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan

Bekasi (JABODETABEK) yang mengikuti dan menghadiri pengajian

di majlis taklim Al-Idrisiyah ini berjumlah 1000 orang lebih, data

tersebut berdasarkan data ketika pelaksanaan kegiatan-kegiatan atau

iven-iven besar yang diadakan di majlis taklim ini seperti perayaan

Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, dan hari-hari besar Islam lainnya.

c. Materi dakwah, materi dakwah tarekat Idrisiyah yang disampaikan

oleh Syekh Akbar yang menjadi aekon (utama) dalam pengajian di

Majlis Taklim Al-Idrisiyah antara lain: 1. Materi Birokrasi Ilahiyyah

(Kesadaran akan adanya seorang pemimpin dalam Islam). 2. Materi

Page 91: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xcvi

tentang bagaimana menyikapi tentang berbagai persoalan yang terjadi

di tengah-tengah kehidupan ummat, baik itu ummat Muslim maupun

non muslim. Baik mengenai permasalahan-permasalahan yang aktual

dan faktual yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. 3. Mengusung

ide-ide dinul Islam. Tidak diperuntukan hanya untuk ummat Islam aja,

akan tetapi di luar Islam juga, karena agama Islam itu sifatnya

adalah”Kaafa linnas”.

d. Metode Dakwah yang di gunakan tarekat Idrisiyah yang dilakukan di

majlis taklim al-Idrisiyah adalah sebagai berikut: a. Metode Ceramah.

b. Metode Tanya Jawab. c. Metode Mudzakaroh (Diskusi), d. Metode

mengajak untuk ber’amal.

e. Media Dakwah. Media Dakwah yang dapat digunakan tarekat

Idrisiyah, untuk menyampaikan misi dakwah tarekat Aantara lain: a.

Melalui Mading (majalah dinding). b.Melalui buku-buku yang di buat

dan di cetak oleh pengurus Yayasan tarekat al-Idrisiyah. c.

Mengirimkan beberapa artikel-artikel ke beberapa wartawan media,

baik majalah, koran, ataupun surat kabar. d. Melalui website resmi

tarekat Idrisiyah (www.al-idrisiyyah.com), ataupun melalui relasi

e_mail berbagai jemaah yang berada di wilayah Jabodetabek maupun

di luar dari jemaah tarekat Idrisiyah.

2. Aktivitas-aktivitas Dakwah melalui pengamalan serta ajaran yang

dilakukan Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim Al-Idrisiyyah adalah sebagai

berikut: Mengadakan Pengajian mingguan rutin yang dilaksanakan pada

Page 92: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xcvii

malam Jum’at dan hari Minggu. Mengistikomahkan berdzikir berjamaah

di Masjid Al-Fattah setelah melakukan sholat wajib setiap ba’da Magrib

sampai Isya, dan Ba’da Subuh sampai Sholat sunnah Isyrok. Mengadakan

acara Tabligh dan Dzikir Akbar setiap peringatan Hari-hari besar Islam,

seperti peringatan Muharram, Isra Mi’raj, dan Maulid Nabi. Mengadakan

Tadabbur alam (Safari Dakwah) ke tempat-tempat Rekreasi atau alam

bebas seperti pantai Pangandaran, pantai Carita Sukabumi, dan pantai

Pulau seribu Jakarta, dengan mengadakan kegiatan Tabligh dan Dzikir

Akbar yang di ikuti oleh para jamaah tarekat Idrisiyah dari berbagai

Zawiyah. Dan memberikan konsultasi agama dengan melayani masyarakat

atau jemaah tarekat itu sendiri yang ingin mengkonsultasikan masalahnya

terutama hal-hal yang bersifat spiritual. Dakwah melalui Aktivitas dan

Ajaran-ajaran dalam tarekat ini merupakan langkah dalam dakwah Islam

untuk membina menuntun dan membimbing seluruh jemaah dan

pengikutnya kepada jalan yang lurus. Sesuai dengan Motto Tarekat

Idrisiyah itu sendiri yaitu “Membimbing ke jalan yang lurus”

3. Adapun faktor pendukung dan Penghambat dalam kegiatan dakwah

melalui Tarekat Idrisiyah di Majlis taklim Al-Idrisiyah adalah sebagai

berikut: Ajaran Tarekat Idrisiyah bersifat logis, sesuai dengan nalar, dan

ajarannya bisa diterima oleh setiap kalangan, baik dari kalangan bawah,

menengah, sampai kalangan atas. Respon yang baik dari masyarakat

setempat dalam memberikan dukunganya berupa moril maupun materil

dalam setiap kegiatan yang dilakukan Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim

Al-Idrisiyyah. Ajaran Tarekat Idrisiyah tidak menafikan (Meninggalkan)

Page 93: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xcviii

kegiatan dan aktivitas duniawi yang kebanyakan orang beranggapan

bahwa ajaran tarekat akan melupakan urusan dunia dan ortodok, akan

tetapi di tarekat Idrisiyah beranggapan bahwa urusan dunia penting untuk

bekal menuju akherat, akan tetapi orang tersebut harus bisa

mempertanggung jawabkan apa yang dihadapi dan dilakukannya, sehingga

banyak orang yang tertarik untuk masuk Tarekat Idrisiyah. Tarekat

Idrisiyah mendapatkan dukungan strategis dan dikenal baik oleh tokoh-

tokoh masyarakat sekitar dan Aparat Pemerintahan, bahkan dari mereka

ada yang menjadi murid Tarekat Idrisiyyah. Tarekat Idrisiyah memiliki

sarana pendidikan baik itu sekolah, madrasah, dan pondok pesantren yang

berada di Tasikmalaya. Dan ini salah satu faktor pendukung Dakwah

Tarekat. Adapun faktor penghambatnya: Belum meratanya ekonomi di

kalangan Jemaah Tarekat Idrisiyyah, sehingga ketika ada kegiatan atau

Syiar Dakwah Tarekat banyak para jemaah yang tidak bisa ikut

dikarenakan keterbatasan ekonomi, Sebagian masyarakat di sekitar

lingkungan majlis taklim yang kurang empati dan menjaga jarak terhadap

kegiatan tarekat, sehingga mereka enggan untuk ingin tau dan bergaul

dengan sekitar, Kurangnya SDM yang berkualitas di Majlis taklim ini,

dikarenakan banyak murid yang berkualitas tersebar di berbagai daerah

atau Zawiyah-zawiyah, Dilingkungan Majlis Taklim masih banyak

dikuasai oleh orang-orang Cina dan Non-Muslim, karena letak Majlis

taklim berada di tengah-tengah kota sehingga ajaran tarekat tidak bisa

masuk kepada mereka.

Page 94: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

xcix

4. Antara dakwah, tarekat, dan Majlis taklim mempunyai peranan yang

sangat penting untuk melanjutkan risalah Nabi Muhammad saw. Dari

unsur dimaksud di atas adalah satu paket saran dan sumber yang saling

berkaitan dalam melestarikan serta mengembangkan nilai-nilai ajaran serta

syi’ar Islam.

B. Saran-saran

Tanpa mengurangi rasa hormat penulis kepada para dai’ dan ulama

khususnya kepada Pimpinan Tarekat Idrisiyah dan Pengurus Majlis Taklim

Al-Idrisiyah, penulis ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada seluruh ulama-ulama tarekat, lebih khusus tarekat Idrisiyah harus

lebih dapat memberikan pemahaman agama melalui ajaran-ajaranya

kepada khalayak yang dituangkan baik secara lisan maupun tulisan.

2. Kepada para para jemaah dan murid-murid tarekat Idrisiyah kiranya dapat

mengembangkan serta mengaplikasikan nilai-nilai ajaran serta syi’ar Islam

dalam kehidupan sehari-hari guna terciptanya kehidupan sejahtera, aman,

damai, dan sentosa.

3. Dalam mengaplikasikan nilai-nilai ajaran Islam, tarekat Idrisiyah kiranya

dapat disebarluaskan kepada masyarakat tanpa adanya diskriminasi serta

dapat menghargai segala perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam

kehidupan masyarakat. Selanjutnya berhasil atau tidaknya dakwah yang

dilakukan melalui terekat Idrisiyah kiranya dapat dikembalikan hasilnya

kepada Allah Swt.

Page 95: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

c

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar MD, Tatang, Wakil Ketua Harian Majlis Taklim Al-Idrisiyah, Wawancara

Pribadi (Jakarta 18 Juli 2007)

Alawiyah AS, Tutty. Strategi Dakwah di Lingkungan Masjid Taklim. ( Bandung : Mizan, 1997), Cet. Ke-1.

Amin, M. Masyhur, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta : al-Amin

Press, 1997).

Amura, Tentang Unsur Dakwah Dalam Film, Perfilman di Indonesia Pada Masa

Orde Baru, (Lembaga Komunikasi Islam, Jakarta, tt)

Andre, Mokhtar, “Wali Zaman di Tengah Kerusakan Moral Manusia” dalam

Tabloid Muslim (Jakarta) Edisi kedua, Bulan Mei 2005

Atjeh, Bakar, Abu, Pengantar Ilmu Tarekat, (Solo: Ramadhan, 1985), Cet. Ke-3

Aziz, Ali, Moh., Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana 2004), cet. Ke 1.

Basrani, Iskandar, Noer, Tashawuf Tarekat dan Para Sufi, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1996), Cet. Ke 1, h. 91

Dahlan, Daud, Muhammad, Syekh Akbar, Hadiqah ar-Riyahin, (Tasikmalaya,

2001)

Darussalam, Ghazali, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, (Malaysia: Nur Niaga, 1996), Cet 1.

Daudy, Ahmad, Kuliah Ilmu Tasawuf. ( Bulan Bintang : Jakarta, 1997 )

Dawi, Ahmad, Muhammad, Buku Pintar Para Da`i, (Surabaya: Dua Ilmu. 1991)

Cet. Ke-2

Efendi, Uchjana, Onong, Kamus Komunikasi, (Bandung : CV. Mandiri Maju,

1989).

Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: PT Ikhtiar Bar Van ouve, 1992), jilid. 2,

Fathiyakan, Bagaimana Kita Memanggil Kepada Islam, (Jakarta : Bulan Bintang,

1997) Cet. Ke-1

Page 96: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

ci

Fatoni, Uwes, “Pengaruh Perilaku Keagamaan Penganut Tarekat Terhadap

Interaksi Sosialnya Dengan Masyarakat” (Studi Tarekat Idrisiyah di

Pagendingan Tasikmalaya), (Tesis) (Bandung: IAIN Sunan Gunung

Djati 2005)

Ghazali, Bakhri, M., Dakwah Komunikatif Membangun kerangka dasar Ilmu

Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-1.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Reseach, (Yogyakarta : Andi Ofset, 1992), Cet. ke-2,

Hajir, M., Metodologi Penelitian, (Jakarta : Ghalis Indonesia, 1985).

Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta : Pustaka Panji Mas, 1983)

Hasanudin, A., Rhetorika Dakwah dan Publisitas dalam Kepemimpinan,

(Surabaya: Usaha Nasional, 1982)

Hawwa, Said, Jalan Rohani. (Bandung: Mizan 1998)

Kafie, Jamaluddin, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Indah, 1993)

Kartono, Muhammad, “Merokok dan Kesehatan” dalam Harian Pelita, (22

September 2000).

Lukmana S.Ag. Sekertaris Umum Yayasan Al-Idrisiyyah, Wawancara Pribadi,

(Jakarta, 19-Maret-2008 )

Moleong, J., Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet ke-17

Muhyidin, Asep, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung: Pustaka setia, 2002)

Munawar, Warsan, Ahmad, Al-Munir: Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya:

Progresif, 1993 ), Cet. Ke 1

Muriah, Siti, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta : Mitra Pustaka,

2000), Cet. Ke-1

Nafis, M. Wahyuni, Rekontruksi dan Renungan Relijius Islam, (Jakarta;

Paramadina, 1996)

Nashr, Hussein, Sayyid, Tashawuf dulu dan Kini, (Jakarta : Pustaka Firdaus,

2002)

Nata, Abudin, Akhlak Tasawuf, (PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta 200)

Page 97: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

cii

Noor, Delier, Gerakan Modern Islam di Indonesia, ( Jakarta: LP3ES, 1994).

Nurjulianti, Dewi, “Menelusuri Tarekat Idrisiyah di Pagendingan, Tasikmalaya”

dalam jurnal `Ulumul Qur`an no. 1 vol V (tahun 1994).

Oemar, Yahya, Toha, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992), Cet. Ke 5

Pengurus Yayasan Al-Idrisiyah, Mengenal Tarekat al-Idrisiyyah, Sejarah dan

Ajarannya. (Jakarta : al-Idrisiyah 2003)

Pili, B., Salim, Tarekat Idrisiyah”Sejarah dan Ajaranya” (Tesis) (Yogyakarta:

IAIN Sunan kalijaga 1998)

Poerbakawatja, Soegarda. Et al, Ensiklopedi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Gunung

Agung, 1981), Cet. Ke-2.

Poerwadarminta, Kamus Indonesia, (Jakarta : Balai Kota 1982)

Prent, Kamus Latin-Indonesia, (Jogjakarta: Kanisius, 1969)

Purwadaksi, Ahmad, “Tarekat dan Masa Depan” Dalam Rekontruksi dan

Renungan Religius Islam, (Jakarta : Paramadina, 1996)

Qhatani, Said bin Ali, Dakwah Islam Dakwah Bijak, (Jakarta : Gema Insani Press, 1994), Cet. Ke-1

Rahman, Munawar, Budi dan Ismail, Asep, Cinta di Tempat Matahari Terbit,

Ulumul Qur`an No 8 Vol. 2 ( 1991 )

Simun, Tashawuf dan Perkembanganya Dalam Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997. Cet. Ke 2.

Suminto, Aqib, Politik Islam Hindia Belanda ( Jakarta : LP3ES, 1986 ).

Syihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Pesan Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1998), Cet ke-17

Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas,

1983)

Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Cahaya Media Pratama, 1997), Cet.

Ke-18

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1986), Cet. Ke-9

Page 98: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

ciii

Yakub, Hamzah, Publisistik Islam ; Tekhnik Dakwah dan Leadership, (Bandung :

CV. Di Ponogoro, 1982), Cet. Ke-2

Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, ( Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1998)

Yusuf, M. Yunan , Dalam Seminar dan Launching Buku Optimalisasi Dakwah

dalam Meningkatkan Reguinitas Umat, (Jakarta : Rahmat Semesta,

Februari 2004)

www.al-idrisiyyah.com

Page 99: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

civ

Lampiran

Hasil Wawancara

Responden : Tatang Akhyar, MD.

Jabatan : Wakil Ketua Harian Majlis Taklim Al-Idrisiyah

Hari/Tgl : Rabu 18 Juli 2007

Tempat : Kantor Sekertariat Yayasan Al-Idrisiyah

1. Tanya : Bagaimana latar belakang berdirinya Majlis Taklim Al-Idrisiyah

di Batu tulis ini?

Jawab : Awalnya tidak terlepas dari sosok kehadiran Syekh Akbar Abdul

Fattah sebagai pendiri Tarekat Idrisiyah yang di bawa dari Jabal Abi

Gubais mekah. Sebenarnya beliau sudah memiliki beberapa Majlis Taklim

di Jakarta dan beliau sudah menjadi mualim kalo kata orng jakarta. Hal ini

bisa dirujuk dari berbagai ungkapan-ungkapan dari tokoh-tokoh ulama dan

masyarakat yang pernah disinggahi diantaranya mesjid Al-Ma’mur Tanah

Abang, mereka mengakui bahwasanya syekh Akbar Abdul Fattah pernah

mengajar disana, dan dari berbagai keterangan dari jemaah senior

bahwasanya Abdul Fattah telah memiliki banyak majlis taklim di Jakarta,

dan beliau Pindah-pindah mencari tempat yang cocok untuk dijadikan

pusat kegiatan Dakwahnya. Kronologisnya, setelah perjalanan beliau dari

Jabal Abi qubais Mekkah dalam pencarian guru mursyid, beliau

menghubungkan kembali majlis taklim yang pernah beliau bina di jakarta.

Sehingga dari sinilah ada beberapa persepsi kapan berdirinya dan

masuknya ajaran Al-idrisiyah di indonesia, ada yan mempunyai persepsi

sebelum tahun 1930, mengingat sebelum taun itu Syek Abdul Fatah

pernah mengajar di jakarta. Ada juga itu setelah mendekati wafatnya

syekh Ahmad Syarif As-sanusi sekitar taun 1930/32. Sebelum menjadi

Masjid Al-fattah dan Majlis Taklim ini berbentuk bangunan Rumah

sederhana dan kecil kemudian dijadikan tempat pengajian dikalangan

keluarga Abdul Fattah. Tempat ini dulu adalah hasil wakaf dari murid-

murid beliau yang setia. Justru yng simpati kepada beliau adalah Tokoh-

tokoh yang berpengaruh diwilayah tersebut, istilah sekarang Preman

Page 100: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

cv

kampungnyalah, malah mereka yang sangat bersimpati Karena murid-

murid beliau datang dari berbagai daerah dan wilayah datang kesini dan

mereka menetap dan mereka menetapi tanah wakap ini. Sedangkan yang

kita tau proses untuk mendirikan sebuah Jawiyah membutuhkan proses

waktu yang cukup lama, dan tidak sebentar. Disamping sepak terjang

beliau yang suka Nomaden atau pindah-pindah dan pada Akhirnya beliau

menetap disini di Batutulis. Dan diperkirakan berdirinya Majlis Taklim

Al-Idrisiyah di Batutullis ini berdiri pada tahun 1930-1934.

2. Tanya : Apa yang menjadi tujuan berdirinya Majlis Taklim Al-Idrisiyah

ini?

Jawab : Pada intinya berdirinya Majlis Taklim Al-Idrisiyah adalah

Sebagai Syiar Dakwah, karena dakwah pada masa dahulu tantanganya

berbeda dengan Dakwah yang sekarang, dan dahulu masih jarang ada

majlis Taklim, walaupun ada jaraknya puluhan kilometer bahkan ratusan

kilometer dii Jakarta ini.belum ada Majlis taklim dan masjid, adapun

masjid juga belum tentu ada majlis taklimnya. Selain itu juga, tujuan

lainya adalah ingin mengembangkan nilai-nilai agama dari sisi pendekatan

yang berbeda. Dengan menggunakan pendekatan Tashawuf. Walaupun

pada akhirnya sekarang di kembalikan pada Khittohnya ilmu Tashawuf itu

adalah Dinul Islam sendiri. Dan dinul islam sendiri adalah rangkaian

Birokrasi Ilahiah.

3. Tanya : Dimana Letak Majlis Taklim Al-Idrisiyyah ini?

Jawab : Sepintas Majlis taklim Al-idrisiyah ini tidak terlihat dari pinggir

jalan raya jalan Juanda 3 atau dari Jln Ayam Wuruk, tapi kalau orang

mengetahui misalkan dimana Harmoni yang dulu ada Duta Merlin dan

sekarang di ganti oleh Supermal Carefur, lalu dari Jln Juanda 3 yang

mengarah ke Pasar Baru, Mesjid Al-Fatah ini dulu sudah terlihat dari

pinggir jalan. Tapi kalo sekarang sudah di tertutupi oleh gedung-gedung

tingkat yang menutupi Masjid Al-Fattah ini.dan situasi Pengajian pada

malam jum’at yang diadakan tengah malam dan memakai ritual Dzikir

yang keras, itupun tidak diketahui oleh masyaraakt sekitar apalagi yan

Page 101: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

cvi

jauh di pinggiur jalan mereka tidak akan tau bahwasannya disini pada jam

12 malam tengah setiap malam jum’at itu ada pengaijian di Batutulis. Dan

untuk lebih ditailnya letak Majlis Taklim Al-Idrisiyah ini adalah Jln

Batutulis 14, No.5, Juanda III, Kelurahan Kebon kelapa Kecamatan

Gambir, Jakarta Pusat.dan letaknya satu Ring dengan Istana Negara. Kalau

dari arah ke pasar baru turunya di Juanda 3, dan kalo jalur jakarta kota atau

dari arah blok M turun di Hayam wuruk atau di Harmoni.

4. Tanya : Apa saja sarana dan prasarana yang dimiliki Majlis Taklim Al-

Idrisiyah?

Jawab : Majlis Taklim Al-Idrisiyah ini mempunyai anak Cabang atau

Zawiyah seperti di Serpong, Cileduk, Tangerang, Bogor dan Depok. Dan

masing-masing zawiyah memiliki Masjid Al-Fattah juga dan hampir

semua Masjid yang ada di zawiah-zawiyah bernama Masjid Al-Fattah

yang di nisbatkan dari pendirinya yaitu Syekh Akbar Abdul Fattah. Dan

hanya dua Masjid Taklim yang Aktif di Jabodetabek di Serpong dan di

Batutulis ini. Sarana dan prasarananya seperti Mesjid, Majlis Taklim,

Termpat-tempat Usaha, Koperasi, Lembaga keuangan seperti KOZIS,

Gerakan Wakaf Tunai (GAWAT), Forum Majlis Taklim di lingkungan

Warga Batutulis itu juga yang mengaktifkan dari jemaah kita. Lalu adanya

ling persahabatann, mitra kerja dakwah kita dengan unsur-unsur

Pemerintahan, kepolisian. Dan kita sering dilibatkan dan diundang dalam

setiap iven-iven acara, Itu menandakan mereka merespon dengan

kehadiran kita. Dan dilingkunag kita sendiri mereka sangat merespon

dengan keberadaan kita.dan disini juga memiliki Yayasan AL-Idrisiyah

yang memiliki Akya Notaris landasan hukum Organisasi. Dan memiliki

TPA sebagai sarana pendidikanya. Dan untuk pembinaan Jemaah kita

sering mengadakan Pengajian di Daerah-daerah/ Zawiayah-zawiyah kita

ang berada di JABODETABEK, lampung dan Palembang selama 1 bulan

sekali secara keliling/bergilir.

Page 102: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

cvii

Responden

( Tatang Akhyar MD )

Hasil Wawancara

Responden : Ustd. Lukmana S.ag

Jabatan : Sekertaris Umum Yayasan Al-Idrisiyah

Hari/Tgl : Rabu 19 Maret 2008

Tempat : Kantor Sekertariat Yayasan Al-Idrisiyah

1. Tanya : Siapakah Da’i atau Pemimpin dalam Tarekat Idrisiyah?

Jawab : Tarekat Idrisiyah memiliki dai’ atau seorang Pemimpin yang

di dikenal dengan gelar ”Syekh Akbar” ( Syekh Mursyid Tarekat Idrisiyah ).

Gelar Syekh akbar yang diletakan di depan nama adalah gelar kehormatan

yang diberikan oleh Rasulullah SAW kepada Sultan Auliya pilihan pada

zamannya, bukan semata-semata ungkapan pujian atas suatu kelebihan dari

murid-murid atau pengikutnya. Dan Pemimpin atau Syekh di Tarekat Idrisiyah

bernama Syekh Akbar Muhammad Daud Dahlan.

2. Tanya : Apa saja tugas dan kewajiban seorang Syekh Mursyid dalam

Tarekat?

Jawab : Tugas dan kewajiban seorang syekh adalah membimbing

murid-murid atau jemaahnya baik secara lahiriah, maupun bathiniyah. Syekh

Mursyid adalah pemandu awal dan langsung bagi murid dalam menempuh

dalam ruhaninya. Melalui mata rantai spiritual (silsilah)-nya, Syekh akan

mengantarkan murid-muridnya menuju bimbingan Rasulullah yang

menjadikan utama mereka. Dengan demikian memiliki bimbingan guru secara

tak langsung atau hakikinya adalah memiliki hubungan ruhani dengan Nabi

Muhammad Saw.

Page 103: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

cviii

3. Tanya : Berapa Jumlah Jemaah/Murid Tarekat Idrisiyah di Majlis

Taklim Al-Idrisiyah ini?

Jawab : Jemaah Tarekat Idrisiyah yang mencakup wilayah Jakarta,

Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (JABODETABEK) yang mengikuti

dan menghadiri Pengajian di Majlis Taklim Al-Idrisiyah ini berjumlah

1000 orang lebih, Data tersebut berdasarkan data ketika pelaksanaan

kegiatan-kegiatan atau Iven-iven besar yang diadakan di majlis taklim ini

seperti Perayaan Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, dan hari-hari besar Islam

lainya. Namun ketika pengajian rutin yang diadakan di Majlis Taklim

yang diadakan pada malam Jum’at dan hari Minggu yang kebetulan jadwal

Syekh Akbar ceramah di Jakarta, jumlah jemaah yang hadir dalam

pengajian tersebut sekitar 400 orang. Dan apabila pengajian tersebut bukan

jadwal Syekh Akbar yang memberikan ceramah karena Syekh Akbar

mengisi pengajian yang di Tasikmalaya, maka murid atau Jemaah yang

hadir dalam pengajian tersebut sekitar 200 orang. Namun apabila dari

Jemaah majlis taklim ini yang sudah tidak pernah hadir dalam pengajian di

majlis taklim ini masih tercatat sebagai Jemaah Tarekat Idrisiyah.

4. Tanya : Berapa Jumlah Jemaah Laki-laki dan Perempuan yang ada di

Majlis Taklim ini?

Jawab : Untuk jumlah jemaah laki-laki di Majlis Taklim ini berjumlah

sekitar 55% dari 1000 jemaah, Diperkirakan sekitar 550 Orang. Dan untuk

Jumlah Jemaah Perempuanya sekitar 45% diperkirakan Berjumlah 450

Orang.

5. Tanya : Bagaimana Klasifikasi Jemaah Majlis taklim Al-Idrisiyah dari

segi Pendidikan/Akademis?

Jawab : Jemaah Majlis Taklim Al-idrisiyah yang berpendidikan S1

sampai dengan S3 sekitar 20%, yang berpendidikan SMU sekitar 60%, dan

20% berpendidikan SMU ke bawah.

Page 104: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

cix

6. Tanya : Bagaimana Klasifikasi Jemaah Majlis Taklim Al-Idrisiyah

dari segi Ekonomi?

Jawab : Kalau dahulu sekirat Tahun 40-tahun 2000 kebanyakan

Jemaah Al-Idrisiyah 80% berprofesi sebagai Wiraswasta, Pedagang kecil,

buruh, tukang kredit. Dan 20% adalah Karyawan, Pengusaha, atau Guru.

Dan dari Tahun 2000 sampai Sekarang dari kalangan menengah sekitar

60% dan Dari kalangan menengah ke bawah sekitar 40%. Maksud dari

kalangan menengah kebawah pengertianya adalah untuk kebutuhan

sandang dan pangan serta biaya sekolah anak pas-pasan (Hidupnya apa

adanya).

7. Tanya : Apa saja Materi-materi Dakwah yang disampaikan oleh

Syekh Akbar atau Ajengan/Ustad yang ada di Majlis Taklim ini?

Jawab : Materi dakwah Tarekat Idrisiyah yang di sampaikan oleh

Syekh Akbar yang menjadi Aekon (Utama) dalam pengajian di Majlis Taklim

Al-Idrisiyah yaitu:

4. Materi Birokrasi Ilahiyyah (Kesadaran akan adanya seorang Pemimpin

dalam Islam)

5. Materi tentang bagaimana menyikapi tentang berbagai persoalan yang

terjadi di tengah-tengah kehidupan ummat, baik itu ummat Muslim

maupun Non muslim. Baik mengenai permasalahan-permasalahan

yang Aktual dan Faktual yang terjadi di tengah-tengah Masyarakat.

6. Mengusung ide-ide Dinnul Islam. Tidak diperuntukan hanya untuk

ummat Islam aja, akan tetapi diluar islam juga, karena agama islam itu

sifatnya adalah”Kaafa linnas”.

Adapun Materi dakwah yang disampaikan oleh Ustad/Ajengan di Majlis

Taklim ini yaitu megembangkan materi-materi yang Syekh Akbar

sampaikan melalui disiplin Ilmu yang mereka kuasai, seperti melalui

pendekatan Ilmu Tashawuf, Fiqih, Tauhid, Akhlak dan sebagainya. Dan

masing-masing ustad/ajengan memiliki ciri khas tersendiri dalam

Page 105: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

cx

penyampaian dakwahnya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan dari

pada jamaah dan murid-murid Tarekat Idrisiyah.

Dan materi-materi dakwah yang disampaikan di Majlis taklim ini

keseluruhannya mencakup tentang Keislaman, dan di majlis taklim ini

juga membahas tentang Ekonomi keislaman dan Ekonomi kerakyatan.

Karena kenapa, supaya para jemaah atau murid dalam menyikapai

kehidupan di dunia ini supaya kita menjadi orang atau ummat yang berada

tangan yang di atas (orang Dermawan/orang yang banyak Sedekah) dari

pada menjadi Ummat yang berada tangan yang di bawah (Pengemis).

Dan untuk materi-materi baik yang disampaikan oleh Syekh Akbar

maupun oleh Ustad dalam pengajian di majlis taklim ini tidak tersusun

atau terjadwal di setiap pengajianya. Akan tetapi, materi-materi yang

disampaikan di Majlis taklim ini berdasarkan kebutuhan dan

perkembangan dari pada kehidupan Masyarakat dan para jamaah Tarekat

Idrisiyah itu sendiri.

8. Tanya : Apa saja Metode Dakwah yang digunakan di Majlis Taklim

ini?

Jawab : Metode Dakwah yang dilakukan di Majlis taklim ini

kebanyakan adalah 1. Metode Komunikasi satu arah atau Metode

Ceramah. Karena kenapa, kalau ada tanya jawab dalam ceramah Syekh

Akbar maka dikhawatirkan tidak akan fokus terhadap pembahasan yang

disampaikan oleh Syekh Akbar. Karena kalau di buka seasen Pertanyaan

maka berapa banyak orang yang akan bertanya nanti. Dan kalau ada dari

Jemaah yang ingin bertanya, maka akan disediakan Medianya, Yaitu:

Mempertanyakan lewat pengurus /ustad Apabila pertanyaan tidak bisa

terjawab oleh pengurus atau ustad tersebut, maka pengurus akan

menyampaikan kepada Syekh Akbar. Karena di majlis taklim ini ada

tahapan-tahapanya. Dan Syekh Akbar akan menyampaikan permasalahan

atau pertanyaan-pertanyaan itu bukan diwaktu pengajian berlangsung,

akan tetapi disampaikan diwaktu khusus di luar pengajian yang disediakan

Page 106: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

cxi

atau di Pasilitasi untuk menanyakan tentang perkara-perkara atau

permasalahan-permasalahan yang tidak bisa dipahami atau di

perselisihkan. 2. Metode Tanya Jawab. Metode ini hanya dilakukan antara

Murid/Jemaah dengan Para Ustad/Ajengan saja ketika Ustad sedang

menyampaikan ceramah. 3. Metode Mudzakaroh (Diskusi) yaitu yang

dilakukan antara Jemaah dengan jemaah yang membahas tentang

permasalahan-permasalahan keilmuan ataupun kehidupan. 4. Methode

Mengajak Untuk Beramal. Maksudnya Pengurus atau Syekh Akbar

menganjurkan kepada Murid atau Jemaah untuk banyak-banyak beramal.

Dan para pengurus menyediakan Medianya seperti ZIS (Zakat,Infaq dan

sedekah), dan GAWAT (Gerakan Wakaf Tunai).

9. Tanya : Melalui Media apa saja Dakwah yang dilakukan Tarekat

Idrisiyah di Majlis Taklim ini?

Jawab : 1. Melalui MADING (Majalah Dinding). Mading tersebut

bertempat di depan Majlis Taklim Al-Idrisiyah, berfungsi untuk

memberikan Informasi kepada Para Jamaah dan simpatisan. 2. Melalui

Buku-buku yang di buat dan di cetak oleh Pengurus Yayasan Tarekat Al-

Idrisiyah. 3. Mengirimkan beberapa Artikel-artikel ke beberapa Wartawan

media, baik Majalah, Koran, ataupun Surat kabar. 4. Melalui Website

resmi Tarekat Idrisiyah (www.al-idrisiyyah.com), ataupun melalui relasi

E_mail berbagai jemaah yang berada di wilayah Jabodetabek maupun di

luar dari jemaah tarekat Idrisiyah

10. Tanya : Apa saja kegiatan Atau aktivitas-aktivitas Dakwah Tarekat

Idrisiyah di Masjd Taklim Al-Idrisiyah ini?

Jawab : Aktivitas dakwah Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim ini

antara lain: 1. Mengadakan Pengajian mingguan rutin yang dilaksanakan

pada malam Jum’at dan hari minggu. Adapun yang mengikuti dan

menghadiri Pengajian tersebut bukan hanya para murid dari jemaah tarekat

Page 107: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

cxii

saja, melainkan dari warga sekitar yang simpati dan tertarik untuk

mengikuti pengajian tersebut. Dan waktu pelaksanaan pengajiannya yaitu

pada malam Jum’at dilaksanakan pada Pukul 19.30 (ba’da Isya)-sampai

pukul 11.30, sedangkan pelaksanaan Pengajian pada hari Minggu

dilaksanakan dari Pukul 09.00-sampai 02.00 siang.

2. Mengistikomahkan (rutinitas) berdzikir berjamaah di masjid Al-Fattah

setelah melakukan sholat wajib yaitu setiap ba’da Magrib sampai Isya, dan

Ba’da Subuh sampai Sholat sunnah Isyrok.

3. Selain Dakwah internal yang dilakukan tarekat Idrisiyah, juga dilakukan

secara personal yaitu mengajak teman-teman atau rekan kerja daripada

murid-murid tarekat Idrisiyah untuk mengikuti dan mengetahui bagaimana

sebenarnya ajaran Tarekat Idrisiyyah. Dan pada akhirnya banyak dari

mereka yang tertarik dan masuk menjadi Murid Tarekat Idrisiyah.

4. Mengadakan acara Tabligh dan Dzikir Akbar setiap peringatan Hari-

hari besar Islam, seperti peringatan Muharram, Isra Mi’raj, dan Maulid

Nabi yang dihadiri oleh Murid jemaah tarekat dari wilayah/zawiyah-

zawiyah yang ada di Jabodetabek dan Masyarakat sekitar Majlis Taklim.

5. Mengadakan Tadabbur alam (Safari Dakwah) ke tempat-tempat

Rekreasi atau alam bebas seperti pantai Pangandaran, pantai Carita

Sukabumi, dan pantai Pulau seribu Jakarta, dengan mengadakan kegiatan

Tabligh dan Dzikir Akbar yang di ikuti oleh para jamaah tarekat dari

berbagai wilayah (Zawiyah), bukan hanya dari zawiyah Jabodetabek saja,

akan tetapi dari berbagai zawiyah yang tersebar di Pulau Jawa dan luar

Jawa.

6. Memberikan konsultasi agama dengan melayani masyarakat atau

jemaah tarekat itu sendiri yang ingin mengkonsultasikan masalahnya

terutama hal-hal yang bersifat spiritual.

11. Tanya : Apa saja faktor pendukung Dakwah Tarekat Idrisiyah di

Majlis Taklim Al-Idrisiyah ini?

Page 108: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

cxiii

Jawab : 1. Ajaran Tarekat Idrisiyah bersifat Logis, sesuai dengan

Nalar. Dan ajaranya bisa diterima oleh setiap kalangan, baik dari kalangan

bawah, menengah, sampai kalangan atas.

2. Respon yang baik dari masyarakat setempat dalam memberikan

dukunganya berupa moril maupun materil dalam setiap kegiatan yang

dilakukan Tarekat Idrisiyah di Majlis Taklim Al-Idrisiyyah.

3. Ajaran Tarekat Idrisiyah tidak menafikan (Meninggalkan) kegiatan dan

aktivitas Duniawi, yang kebanyakan orang beranggapan bahwasanya

ajaran tarekat akan melupakan urusan dunia dan Ortodok. Akan tetapi di

tarekat Idrisiyah beranggapan urusan dunia penting untuk bekal nanti ke

akherat. Akan tetapi orang tersebut harus bisa mempertanggung jawabkan

apa yang dihadapi dan dilakuknya, sehingga banyak orang yang tertarik

untuk masuk Tarekat Idrisiyah

4. Tarekat Idrisiyah mendapatkan dukungan Strategis dan dikenal baik

oleh Tokoh-tokoh masyarakat sekitar dan Aparat Pemerintahan. Bahkan

dari mereka ada yang menjadi murid Tarekat Idrisiyyah.

5. Tarekat Idrisiyah memiliki Sarana Pendidikan baik itu sekolah,

madrasah, dan Pondok pesantren yang berada di Tasikmalaya. Dan ini

salah satu Faktor pendukung Dakwah Tarekat.

6. Ada Donatur dari para Jamaah dan simpatisan yang selalu membantu

dalam setiap melakukan kegiatan Dakwah Tarekat

12. Tanya : Apa saja faktor Penghambat Dakwah Tarekat Idrisiyah di

Majlis Taklim Al-Idrisiyah ini?

Jawab :

f) Jauhnya jarak rumah para jama’ah dengan Majlis Taklim sehingga

sedikit menyulitkan para Jamaah untuk berkonsulidasi Dakwah

Idrisiyyah di Majlis taklim.

g) Faktor belum meratanya ekonomi di kalangan Jemaah Tarekat

Idrisiyyah, sehingga ketika ada kegiatan atau Syiar Dakwah Tarekat

Page 109: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

cxiv

banyak para jemaah yang tidak bisa ikut dikarenakan keterbatasan

ekonomi mereka.

h) Ada Sebagian masyarakat di sekitar lingkungan majlis taklim yang

kurang empati dan menjaga jarak terhadap kegiatan tarekat, sehingga

mereka enggan untuk ingin tau dan bergaul dengan sekitar.

i) Kurangnya SDM (Sumber daya Manusia) yang berkualitas di Majlis

taklim ini, dikarenakan banyak Murid yang berkualitas tersebar di

berbagai daerah atau Zawiyah-zawiyah.

j) Karena dilingkungan Majlis Taklim masih banyak dikuasai oleh orang-

orang Cina dan Non-Muslim, sehingga ajaran tarekat tidak bisa masuk

kepada mereka.

13. Tanya : Apa saja solusi yang digunakan Tarekat Idrisiyah dalam

Penghambat Dakwah Tarekat di Majlis Taklim Al-Idrisiyah?

Jawab :

a) Mengenai masalah jauhnya jarak antara tempat tinggal para jama’ah

dengan Majlis Taklim Al-Idrisiyah, maka di tempat daerah jemaah

tersebut mengadakan pengajian rutin yang pengajiannya di isi oleh

Syekh Akbar secara bergiliran.

b) Lemahnya ekonomi merupakan salah satu penghambat dari Syiar

Dakwah, maka dari pada itu Syekh Akbar menganjurkan kepada

jemaahnya untuk mencari dunia (harta), melalui bidang usaha atau

sebagainya, akan tetapi harus diseimbangkan dengan urusan Akhirat.

c) Adapun tentang sebagian masyarakat di lingkungan Majlis Taklim

yang kurang empati terhadap kegiatan-kegiatan dakwah tarekat di

Majlis Taklim ini, Syekh akbar tidak memaksakan mereka untuk

mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di Majlis Taklim ini, akan

tetapi jemaah tarekat tetap berhubungan baik dengan mereka.

d) SDM (Sumber daya manusia) yang berkualitas merupakan salah satu

faktor pendukung dan penunjang dalam syiar Islam. Itulah yang

Page 110: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

cxv

sedang di upayakan oleh Tarekat Idrisiyah untuk mencetak murid atau

jemaah yang berkualitas dengan cara meningkatkan program

pendidikan melalui Pondok Pesantren, Sekolah dan Madrasah yang

berada di Tasikmalaya.

e) Adapun mengenai tentang banyaknya orang-orang Cina atau orang-

orang non-Muslim yang berada di sekitar Majlis Taklim ini,

dikarenakan letak wilayah majlis taklim ditengah perkotaan, akan

tetapi jemaah tarekat Idrisiyah tetap berhubungan baik dengan mereka,

Selagi tidak ada yang dirugikan.

Responden

(Ustd. Lukmana S.ag )

Page 111: DAKWAH DAN TAREKAT - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7659/1/NANANG... · nafas dan kedipan mata serta dalam sebanyak bilangan luasnya ilmu

cxvi