csr - stroke iskemik

Upload: hhpr9709

Post on 05-Apr-2018

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    1/22

    BAB I

    TINJAUAN PUSTAKA

    I. DEFINISIStroke menurut WHO adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi cerebral, baik fokal

    maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam,

    atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan

    vaskular. (1,2) .

    Pada stroke, terjadi hipoksia serebrum yang menyebabkan cedera dan kematian sel-

    sel neuron. Kerusakan otak karena stroke, terjadi sebagai akibat pembengkkan dan edemayang timbul dalam 2472 jam pertama setelah kematian sel neuron.

    (3)

    II. ANATOMI

    Gambar 1. Vaskularisasi Otak

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    2/22

    Darah mengalir ke otak melalui dua arteri karotis dan dua arteri vertebralis(4)

    . Arteri

    karotis interna, setelah memisahkan diri dari arteri karotis komunis, naik dan masuk ke

    rongga tengkorak melalui kanalis karotikus, berjalan dalam sinus kavernosus,

    mempercabangkan arteri untuk nervus optikus dan retina, akhirnya bercabang dua: arteri

    serebri anterior dan arteri serebri media(2)

    . Arteri karotis interna memberikan vaskularisasi

    pada regio sentral dan lateral hemisfer. Arteri serebri anterior memberikan vaskularisasi pada

    korteks frontalis, parietalis bagian tengah, korpus kalosum dan nukleus kaudatus. Arteri

    serebri media memberikan vaskularisasi pada korteks lobus frontalis, parietalis dan

    temporalis (5).

    Gambar 2. Stenosis pada arteri karotis(6)

    Sistem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan kiri yang berpangkal di

    arteri subklavia, menuju dasar tengkorak melalui kanalis transversalis di kolumna vertebralis

    servikalis, masuk rongga kranium melalui foramen magnum, lalu mempercabangkan masing-

    masing sepasang arteri serebeli inferior. Pada batas medula oblongata dan pons, keduanyabersatu menjadi arteri basilaris dan setelah mengeluarkan 3 kelompok cabang arteri, pada

    tingkat mesensefalon, arteri basilaris berakhir sebagai sepasang cabang arteri serebri

    posterior(2)

    . Arteri vertebralis memberikan vaskularisasi pada batang otak dan medula

    spinalis atas. Arteri basilaris memberikan vaskularisasi pada pons. Arteri serebri posterior

    memberikan vaskularisasi pada lobus temporalis, oksipitalis, sebagian kapsula interna,

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    3/22

    talamus, hipokampus, korpus genikulatum dan mamilaria, pleksus koroid dan batang otak

    bagian atas(2)

    .

    III. PATOFISIOLOGI

    Gambar 3. Penyumbatan pembuluh darah

    Penyumbatan pembuluh darah merupakan 80% kasus dari kasus stroke. Penyumbatan

    sistem arteri umumnya disebabkan oleh terbentuknya trombus pada ateromatous plaque pada

    bifurkasi dari arteri karotis (5). Erat hubungannya dengan aterosklerosis (terbentuknya

    ateroma) dan arteriolosclerosis (2).

    Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi klinik dengan cara

    (2) :

    a. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi alirandarah.

    b. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya trombus atau perdarahanaterom

    c. Merupakan terbentuknya trombus yang kemudian terlepas sebagai emboli

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    4/22

    d. Menyebabkan dinding pembuluh menjadi lemah dan terjadi aneurisma yangkemudian dapat robek

    Suatu penyumbatan total dari aliran darah pada sebagian otak akan menyebabkan

    hilangnya fungsi neuron yang bersangkutan pada saat itu juga. Bila anoksia ini berlanjut

    sampai 5 menit maka sel tersebut dengan sel penyangganya yaitu sel glia akan mengalami

    kerusakan ireversibel sampai nekrosis beberapa jam kemudian yang diikuti perubahan

    permeabilitas vaskular disekitarnya dan masuknya cairan serta sel-sel radang (5).

    Gambar 4. Iskemik penumbra(7)

    Disekitar daerah iskemi timbul edem glia, akibat berlebihannya H+ dari asidosis

    laktat. K+ dari neuron yang rusak diserap oleh sel glia disertai rentensi air yang timbul dalam

    empat hari pertama sesudah stroke. Edem ini menyebabkan daerah sekitar nekrosis

    mengalami gangguan perfusi dan timbul iskemi ringan tetapi jaringan otak masih hidup.

    Daerah ini adalah iskemik penumbra (2).

    Bila terjadi stroke, maka di suatu daerah tertentu dari otak akan terjadi kerusakan

    (baik karena infark maupun perdarahan). Neuron-neuron di daerah tersebut tentu akan mati,

    dan neuron yang rusak ini akan mengeluarkan glutamat, yang selanjutnya akan membanjiri

    sel-sel disekitarnya. Glutamat ini akan menempel pada membran sel neuron di sekitar daerah

    primer yang terserang. Glutamat akan merusak membran sel neuron dan membuka kanal

    kalsium (calcium channels). Kemudian terjadilah influks kalsium yang mengakibatkan

    kematian sel. Sebelumnya, sel yang mati ini akan mengeluarkan glutamt, yang selanjutnya

    akan membanjiri lagi neuron-neuron disekitarnya. Terjadilah lingkaran setan(4)

    .

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    5/22

    Neuron-neuron yang rusak juga akan melepaskan radikal bebas, yaitu charged oxygen

    molecules (seperti nitric acida atau NO), yang akan merombak molekul lemak didalam

    membran sel, sehingga membran sel akan bocor dan terjadilah influks kalsium(4)

    .

    Stroke iskemik menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak yang menyebabkan

    kematian sel.

    IV. FAKTOR RESIKO1. Yang tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga, riwayat TIA /

    stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, heterozigot atau homozigot untuk homo

    sistinuria (2,8).

    Resiko penyumbatan arteri ekstrakranial (arteri karotis interna dan arteri vertebralis) yaitu

    pada laki-laki dan kulit putih. Sedangkan resiko penyumbatan arteri intrakranial (arteri

    basiler, arteri serebri media, arteri serebri anterior, arteri serebri posterio) yaitu pada

    wanita dan kulit berwarna(9)

    .

    2. Yang dapat diubah : hipertensi, DM, merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat,kontrasepsi oral, Hipertensi tinggi, bruit karotis asimtomatik, hiperurisemia dan

    dislipidemia(2,8)

    .

    V. KLASIFIKASI STROKE ISKEMIKStroke iskemik dapat dijumpai dalam 4 bentuk klinis

    (10):

    1. Serangan iskemia atau Transient Ischemic Attack (TIA). Pada bentuk ini gejalaneurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam

    waktu 24 jam.

    2. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas atau Reversible Ischemic Neurological Defisit(RIND). Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama 24

    jam. Tapi tidak lebih seminggu.

    3. Stroke Progresif (Progresive Stroke atau Stroke in evolution). Gejala neurologik makinlama makin berat.

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    6/22

    4. Stroke Komplet (Completed Stroke atau Permanent Stroke), gejala klinis sudah menetap.

    VI.MANIFESTASI KLINISGambaran klinis utama yang dikaitkan dengan insufisiensi aliran darah otak dapat

    dihubungkan dengan tanda serta gejala di bawah ini :

    1. Arteri vertebralis (2)a. Hemiplegi alternanb. Hemiplegi ataksik

    2. Arteri karotis interna (sirkulasi anterior ; gejala-gejalanya biasanya unilateral). Lokasilesi yang paling sering adalah pada bifurkasio arteria karotis komunis menjadi arteria

    karotis interna dan eksterna. Gejala-gejala yaitu

    (2)

    :a. Buta mutlak sisi ipsilateralb. Hemiparese kontralateral

    3. Arteri Basilaris (2)a. Tetraplegib. Gangguan kesadaranc. Gangguan pupild. Kebutaane. Vertigo

    4. Arteria serebri anterior (gejala primernya adalah perasaan kacau) (11)a. Kelemahan kontralateral lebih besar pada tungkai. Lengan bagian proksimal

    mungkin ikut terserang. Gerakan voluntar pada tungkai terganggu.

    b. Gangguan sensorik kontralateral.c. Demensia, refleks mencengkeram dan refleks patologis

    5. Arteria serebri posterior (dalam lobus mesencepalon atau talamus) (11)a. Koma.b. Hemiparesis kontralateral.c. Afasia visual atau buta kata (aleksia).d. Kelumpuhan saraf otak ketigahemianopsia, koreoatetosis.

    6. Arteria serebri media (11)

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    7/22

    a. Monoparesis atau hemiparesis kontralateral (biasanya mengenai tangan).b. Kadang-kadang hemianopsia kontralateral (kebutaan).c. Afasia global (kalau hemisfer dominan yang terkena) ; gangguan semua fungsi

    yang ada hubungannya dengan percakapan dan komunikasi.

    d. Disfagia.

    VII. DIAGNOSISDiagnosis didasarkan atas hasil

    (2):

    1. Penemuan klinisAnamnesis :

    a.

    Terutama terjadinya keluhan / gejala defisit neurologi yang mendadakb. Tanpa trauma kepalac. Adanya faktor resiko GPDOPemeriksaan Fisik

    d. Adanya defisit neurologi fokale. Ditemukan faktor resiko (hipertensi, kelainan jantung, dll)f. Bising pada auskultasi atau kelainan pembuluh darah lainnya

    2. Pemeriksaan penunjangStroke dengan oklusi pembuluh darah dapat dilakukan pemeriksaan :

    1. CT Scan dan MRI

    Gambar 5. CT Scan Stroke iskemik

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    8/22

    Untuk menetapkan secara pasti letak dan kausa dari stroke. CT scan menunjukkan

    gambaran hipodens.

    Gambar 6. CT Scan, CT angiografi dan MRI(7)

    2. EkokardiografiPada dugaan adanya tromboemboli kardiak (transtorakal, atau transesofageal)

    3. Ultrasound scan arteri karotisBila diduga adanya ateroma pada arteri karotis. Disini dipakai prinsip doppler

    untuk menghasilkan continuous wave untuk mendeteksi derajat stenosis secara

    akurat, serta juga pulsed ultrasound device yang dikaitkan dengan scanner (duplex

    scan)

    4. Intra arterial digital substraction angiografiBila pada ultrasound scan terdapat stenosis berat

    5.

    Transcranial DopplerDapat untuk melihat sejauh mana anastomosis membantu daerah yang tersumbat

    6. Pemeriksaan darah lengkapPerlu untuk mencari kelainan pada cairan darah sendiri

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    9/22

    VIII. PENATALAKSANAAN

    Pengobatan secara umum(5)

    1. Pertahankan saluran pernafasan yang baik2.

    Pertahankan tekanan darah yang cukup, untuk itu evaluasi fungsi jantung dan organ vitallain

    3. Pertahankan milieu intern, yaitu kualitas darah cairan dan elektrolit, protein darah, dankeseimbangan asam basa yang baik

    4. Pertahankan bladder dan rectum5. Hindarkan berlangsungnya febris, dan pemakaian glukosa dalam nutrisi parenteralPengobatan stroke iskemik

    (5)

    Apabila sasaran dari terapi stroke akut adalah daerah inti dari iskemi yaitu daerah dimana

    neuron mengalami kekurangan oksigen dan depat mati, maka hanya terapi yang cepat dan

    efektif yang dapat mengembalikan sumbaan aliran darah dan meningkatkan aliran sebelum

    sel mengalami rusak yang ireversibel. Pada daerah penumbra iskemik, aliran darah secara

    bertahap menurun. Daerah penumbra merupakan sasaran terapi yang menjanjikan karena

    periode jendela terapi yang beberapa jam(12)

    .

    1. Memberi aliran darah kembali pada bagian otak tersebut (5,12)a. Membuka sumbatan

    Trombolisis dengan streptokinase atau urikinase, keduanya merubah sirkulasi

    plasminogen menjadi plasmin. Jadi timbul systemic lytic state, serta dapat

    menimbulkan bahaya infark hemoragik

    Fibrinolisis local dengan tissue plasminogen activator, disini hanya terjadi

    fibrinolisis local yang amat singkat.

    b. Menghilangkan vasokonstriksiCalcium channel blocker, agar diberikan dalam 3 jam pertama dan belum ada

    edema otak (GCS >12)

    c. Mengurangi viskositas darahHemodilusi; mengubah hemoreologi darah : pentoxyfilin

    d. Menambah pengiriman oksigenPerfluorocarbon, oksigen hiperbarik

    e. Mengurangi edema : Manitol

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    10/22

    2. Mencegah kerusakan sel yang iskemik(5,12)a. Mengurangi kebutuhan oksigen: hipotermi, barbituratb. Menghambat pelepasan glutamat, dengan merangsang reseptor adenosine dari

    neuron; mengurangi produksi glutamate dengan methionin

    c. Mengurangi akibat glutamateNMDA blocker pada iskemia regional

    AMPA blocker pada iskemia global yang sering disertai asidosis

    d. Inhibisi enzim yang keluar dari neuron seperti enzim protein kinase C yangmelarutkan membrane sel dapat diinhibisi dengan ganglioside GM1

    e. Menetralisir radikal bebas dengan vitamin C, vitamin E, superoxide dismutaseseperti 2-1 aminosteroid (lazeroid) akan memperpanjang half life dari endothelial

    derived relaxing factor.

    f. Mengurangi produksi laktat : turunkan gula darah sampai normalg. Mengurangi efek brain endorphine : naloxone

    3. Memulihkan sel yang masih baikMetabolic activator seperti citicholin, piracetam, piritinol bekerja dalam bidang ini

    4. Menghilangkan sedapat mungkin semua faktor resiko yang ada5. Pengobatan penyebab stroke

    Kalau terbentuk trombus pada aliran darah cepat, dan trombus ini melewati permukan

    kasar seperti plaque arteria maka akan terbentuk white clot (gumpalan platelet dengan

    fibrin). Obat yang bermanfaat adalah aspirin untuk mengurangi agregasi platelet

    ditambah tiklodipin untuk mengurangi daya pelekatan dari fibrin. Bila kemudian hal ini

    diikuti oleh stenosis dan pelambatan aliran darah yang progresif, maka terapi adalah

    antikoagulan sampai penyebab dapat dihilangkan atau sampai buntu total dan aliran darah

    hanya dari kolateral saja baru antikoagulan dihentikan dan diganti dengan aspirin.

    Fase Pasca Akut

    Pengobatan dititik beratkan pada tindakan rehabilitasi penderita, dan pencegahan

    terulangnya stroke(2)

    .

    o Rehabilitasi Upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita, fisik danmental dengan fisioterapi, terapi wicara dan psikoterapi

    (2).

    o Prinsip dasar rehabilitasi (4):

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    11/22

    Mulailah rehabilitasi sedini mungkin Harus sistematik Meningkat secara bertahap Pakailah bentuk rehabilitasi yang spesifik untuk defisit penderita

    o Terapi preventifPencegahan Primer, untuk mencegah terjadinya ateroma, yaitu (4):

    Mengatur tekanan darah baik sistoli maupun diastolik(13) Mengurangi makan asam lemak jenuh Berhenti merokok Minum aspirin dua hari sekali (13), 300 mg/hari, pada :

    o Individu dengan anamnesis keluarga dengan penyakit vaskulero Umur lebih dari 50 tahuno Tidak ada ulkus lambungo Tidak ada penyakit mudah berdaraho Tidak ada alergi aspirino Penggunaan aspirin setelah mengalami TIA, dapat mengurangi

    kematian dan dapat meningkatkan kemungkinan untuk sembuh(14)

    o Pencegahan sekunderHipertensi diturunkan melalui

    (4):

    Minum obat anti hipertensi Mengurangi berat badan Mengurangi natrium dan menaikkan kalium Olahraga Jangan minum amfetamin Turunkan kadar kolesterol yang meningkat Mengurangi natrium makanan dan meningkatkan intake kalium melalui

    sayur dan buah-buahan

    Mengurangi obesitas Mengurangi minum alkohol Mengurangi isap rokok Mengurangi kadar gula darah pada penderita DM (13)

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    12/22

    Mengontrol penyakit jantung Olahraga Mengurangi hematokrit kalau meningkat Mengurangi trombositosis dengan aspirin

    IX. EVALUASI PENDERITA STROKE(4)

    Skala-skala yang digunakan untuk melihat kemajuan penderita stroke adalah :

    (1)Mathew scale, (2) Canadian scale.

    (1)Mathew scaleSkala ini digunakan di Eropa. Yang diperiksa adalah :

    -. Mentation : kesadaran, orientasi, bicara (speech)-. Saraf cranial

    -. Kemampuan motorik

    -. Kemampuan sensibilitas

    -. Disability

    (2)Canadian scaleSkala ini terutama digunakan di Amerika. Lebih sederhana dan lebih mudah digunakan,

    karena hanya memeriksa apa yang penting pada penderita stroke, yaitu :

    -. Mental : kesadaran, orientasi, bicara (speech)

    -. Fungsi motorik

    Penderita yang akan keluar dari rumah sakit, harus diperiksa dengan menggunakan Barthel

    Index. Yang dinilai adalah :

    -. Apakah penderita dapat bangun dari tempat tidur dan berjalan ke WC.

    -. Apakah penderita dapat mengenakan pakaian.

    -. Apakah penderita dapat memakai perhiasan/make up (untuk wanita), atau mencukur

    jenggot (untuk laki-laki).

    -. Apakah penderita dapat mandi sendiri.

    -. Apakah penderita dapat makan.

    -. Apakah penderita dapat berjalan.

    -. Apakah penderita dapat naik tangga.

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    13/22

    Di Indonesia yang paling sulit adalah mandi sendiri dan naik tangga.

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    14/22

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    Alloanamnesis :

    Seorang pasien, laki-laki, umur 51 tahun

    Keluhan Utama :

    Lemah anggota gerak kanan

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Lemah anggota gerak kanan sejak 3 jam sebelum masuk RS , terjadi tiba-tiba ketikapasien kembali dari buang air, dimana lengan dan tungki terasa berat bila digerakkan.

    Lengan lebih berat daripada tungkai, kaki kanan menyeret saat berjalan dan tangan kanan

    kanan mudah lepas saat memegang sesuatu.

    mulut mencong ke kiri Nyeri kepala tidak ada Mual tidak ada Muntah tidak ada

    Riwayat Penyakit Dahulu :

    Riwayat hipertensi sejak 20 tahun yang lalu, tidak kontrol teratur Riwayat stroke, jantung, diabetes mellitus disangkal

    Riwayat penyakit keluarga :

    Ibu kandung pasien menderita diabetes mellitusRiwayat pribadi dan sosial :

    Pasien seorang petani Pasieen merokok 5 batang/hari Minum kopi (+) Alkohol (-), NAPZA (-)

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    15/22

    PEMERIKSAAN FISIK

    I. UmumKeadaan umum : sedang

    Kesadaran : compos mentis cooperatif

    Nadi/ irama : 108x/menit, nadi teraba kuat, teratur

    Pernafasan : 21x/menit, torakoabdominal, teratur

    Tekanan darah : 200/110 mmHg

    Suhu : 36,7oC

    II. Status internusThorak

    Paru :

    Inspeksi : gerakan dada simetris kiri sama dengan kanan

    Palpasi : fremitus sama kiri dengan kanan

    Perkusi : sonor di kedua lapangan paru

    Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

    Jantung :

    Inspeksi : ictus cordis tak terlihat

    Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V

    Perkusi : batas jantung dalam batas normal

    Auskultasi : irama murni, teratur, bising (-)

    III.Status neurologikusGCS 15

    1. Tanda rangsangan selaput otak Kaku kuduk : (-) Brudzinsky I : (-) Brudzinsky II : (-) Tanda Kernig : (-)

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    16/22

    2. Tanda peningkatan tekanan intrakranial Tekanan darah : normal Bradikardi :tidak ada Muntah proyektil tidak ada Nyeri kepala hebat tidak ada

    3. Pemeriksaan nervus kranialisN. VII : plika nasolabialis kanan lebih datar

    N IX : sensasi lidah 1/3 posterior (+), reflek muntah (+)

    N X : arkus faring simetris, uvula di tengah, artikulasi terganggu, nadi teratur

    N XII : kedudukan lidah dalam tidak ada deviasi, tremor (-), fasikulasi (-),

    4. MotorikKekuatan 333 555

    444 555 eutonus, eutrofi

    5. Sensorikrespon (+) dengan rangsangan taktil, nyeri, termis, kortikal, streognosis, pengenalan 2 titik,pengenalan rabaan.

    6. Fungsi otonom : miksi, defekasi, dan sekresi keringat baik7. Refleks

    RF:

    Biseps : ++/++

    Triseps : ++/++

    KPR : ++/++

    APR : ++/++

    Dinding perut : ++/++

    RP :

    Babinsky : -/-

    Chaddok : -/-

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    17/22

    Oppenheim : -/-

    Schaefer : -/-

    Gordon : -/-

    Hoffman tromner : -/-

    8. Fungsi luhur : Reaksi bicara : baik Fungsi intelek : baik Reaksi emosi : baik

    Tanda regresi : tidak ada

    Pemeriksaan laboratorium

    Darah :

    Rutin : Hb : 13,8gr/dl

    Leukosit : 13.400/mm3

    Trombosit : 282.000/mm3

    Hematokrit : 40,9%

    Kimia darah : Ureum : 24 mg/dl

    Kreatinin : 0,6 mg/dl

    Gula darah random : 119 mg/dl

    Na/K/Cl : 163/5,6/119 mmol/L

    Kolesterol total : 243,8 mg/dl

    LDL : 159 mg/dl

    HDL : 68.14 mg/dl

    Trigliserida : 87,1 mg/dl

    Pemeriksaan penunjang

    EKG : kesan : sinus takikardi + kardiomegali Rontgen thoraks PA : kesan : kardiomegali

    Diagnosis :

    Diagnosis Klinis : Hemiparesis dextra + paresis N. VII & XII dextra tipe sentral

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    18/22

    Dianosis Topik : Korteks serebrum hemisfer sinistra

    Diagnosis Etiologi : Trombosis serebri

    Diagnosis Sekunder : Hipertensi stage II

    Prognosis :

    Quo ad vitam : dubia ed bonam

    Quo ad sanam : dubia ed bonam

    Quo ad fungsionam : dubia ed bonam

    Terapi :

    - Umum : IVFD RL 12 jam/kolfDiet MB RG II

    - Khusus :Citicolin 2 x 500 mg (IV)

    aspilet 2 x 80 mg (PO)

    simvastatin 1 x 20 mg (PO)

    Pemeriksaan Anjuran

    Brain CT Scan tanpa kontras

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    19/22

    FOLLOW UP

    Tanggal 3Maret 2012

    S/ lemah anggota gerak kanan (+)

    O/

    KU Kesadaran TD Nd Nf T

    sedang CMC 140/90 82 x/ menit 20 x/menit 36,80C

    Status Neurologikus :

    GCS : 15

    TRM : (-)

    TIK : (-)

    N.Cranial : Parese N VII dan XII dextra tipe sentral

    Motorik :

    3 3 3 5 5 5

    4 4 4 5 5 5

    Eutonus,, eutrofi

    Sensorik : baik

    RF : ++/++

    RP : +/-

    A/ Hemiparesis dextra + paresis N. VII dextra tipe sentral

    Terapi :

    - Umum : IVFD RL 12 jam/kolfDiet MB RG II

    - Khusus :Citicolin 2 x 500 mg (IV)

    aspilet 2 x 80 mg (PO)

    simvastatin 1 x 20 mg (PO)

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    20/22

    DISKUSI

    Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki usia 51 tahun, dirawat di bangsal neurologi

    RSUP DR M djamil dengan keluhan utama lemah anggota gerak kanan. Lemah anggota

    gerak kanan dirasakan 3 jam sebelum masuk rumah sakit, terjadi tiba-tiba setelah pasien

    kembali dari buang air. Keluhan lumpuh tiba-tiba merupakan khas dari stroke yang

    disebabkan oleh stroke iskemik jenis thrombus, di mana saat istirahat, diameter pembuluh

    darah lebih kecil daripada saat beraktivitas. Diameter yang kecil ini diperberat dengan adanya

    thrombus sehingga aliran darah di otak terganggu menyebabkan gangguan vaskularisasi pada

    daerah yang terkena. Manifestasi dari pasien ini adalah kelemahan anggota gerak kanan dan

    paresis N VII dekstra, kesan topik gangguan pada pasien ini adalah daerah subkorteks.

    Pasien memililki riwayat hipertensi baru diketahui 20 tahun terakhir, tekanan darah saat

    masuk adalah 200/110 mmHg Pada pasien ini juga memiliki kadar kolesterol total 243 mg/dl

    dan LDL 159, lebih tinggi dari normal. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah merupakan

    faktor resiko terjadinya thrombus pada pembuluh darah, dan juga dapat menyebabkan

    terjadinya hipertensi. Kerusakan tunika intima dari dari pembuluh darah otak, dapat

    menyebabkan dinding vascular semakin menebal sehingga mengecilkan diameter pembuluh

    darah otak, memberikan kemungkinan terjadinya oklusi pembuluh darah lebih besar, yang

    merupakan dasar terjadinya stroke iskemik.

    Dari pemeriksaan fisik ditemukan plica nasolabialis kanan lebih datar dari kiri,

    mengangkat alis bisa dilakukan secara simetris, menutup mata dapat dilakukan simetris tanpa

    ada lagoftalmos, memperlihatkan gigi, bagian kanan kurang tampak dari kiri yang

    memberikan kesan parese N VII dekstra tipe sentral. Pada pemeriksaan motorik didapatkan

    kekuatan yang berkurang di anggota gerak kanan, di lengan kanan pasien hanya mampu

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    21/22

    mengangkat lengan namun langsung terjatuh tanpa diberi tahanan, dan pada tungkai kanan

    pasien mampu mengangkat tungkai namun langsung jatuh saat diberi tahanan sedang.

    Pada lidah, ditemukan deviasi ke kanan saat lidah dijulurkan, memberikan kesan

    terjadinya parese N XII dekstra, tanpa disertai tremor, fasikulasi ataupun atrofi.

    Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien ini didiagnosis dengan diagnose

    klinis hemiparese dextra + parese N.VII dextra tipe sentral Diagnose topic yaitu korteks

    serebri hemisfer sinistra dan diagnose etiologi thrombosis. Diagnose sekunder yaitu

    hipertensi stage II

    Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah terapi umum dan khusus,terapi umum

    adalah elevasi kepala 30o, pemberian oksigen 3 L/menit, diet makanan biasa rendah

    garam,dan terapi khusus berupa metabolic activator, aspirin, statin. Pada pasien ini belum

    diberikan antihipertensi karena berdasarkan guideline stroke 2011 tekanan darah systole dan

    diastole pasien ini belum memenuhi criteria untuk diberi obat antihipertensi dan pasien

    masih berada dalam fase akut.

    Metabolic activator diberikan untuk memulihkan sel sel yang masih baik. Aspirin berguna

    untuk mengurangi agregasi platelet. Statin diberikan untuk menurunkan kadar kolesterol.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/31/2019 CSR - Stroke Iskemik

    22/22

    1. Gubitz G, Sandercock P. Extracts from clinical evidence.Acute ischemic stroke. BMJ2000; 320: 692-6

    2. Aliah A, Kuswara F F, Limoa A, Wuysang G. 2005. Gambaran umum tentanggangguan peredaran darah otak dalam Kapita selekta neurology edisi kedua editor

    Harsono. Gadjah Mada university press, Yogyakarta. Hal 81-102

    3. Corwin EJ 2000. Stroke dalam buku saku patofisiologi editor Endah P. EGC, Jakarta.Hal 181-182

    4. Chandra, B. 1994. Stroke dalam nurology Klinik Edisi Revisi. Lab/bagian IlmuPenyakit Saraf FK. UNAIR/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Hal 28-51

    5. Widjaja, L 1993. Stroke patofisiologi dan penatalaksanaan. Lab/bagian Ilmu PenyakitSaraf FK. UNAIR/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.Hal 1-48

    6. Gubitz G, Sandercock P. Regular review: prevention of ischemic stroke. BMJ2000;321:1455-9

    7. Gonzales RG. Imaging-guided acute ischemic stroke theraphy: from time is brain tophysiology is brain.AJNR Am J Neuroradiol 2006; 27: 728-35

    8. Pines A, Bornstein NM, Shapira I. Menopause and sichaemic stroke: basic, clinicaland epidemiological consederations. The role of hormone replacement. Human

    reproduction update 2002; 8 (2): 161-8

    9. Caplan LR, Gorelick PB, Hier DB. Race, sex and occlusive cerebrovascular disease: areview. Stroke 1986; 17: 648-655

    10.Azis AL, Widjaja D, Saharso D dan kawan-kawan 1994. Gangguan pembuluh darahotak dalam pedoman diagnosis dan terapi LAB/ UPF Ilmu Penyakit Saraf. Lab/bagian

    Ilmu Penyakit Saraf FK. UNAIR/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Hal 33-35

    11.Prince, A. Sylvia and Wilson, Lorraine. 1995. Penyakit serebrovaskular dalampatofisiologi edisi 6editor Hartanto H et al. EGC, Jakarta. Hal 1105-1130

    12.Heiss WD, Thiel A, Grond M, Graf R. Which targets are relevant for therapy of acuteischemic stroke. Stroke 1999; 30: 1486-9

    13.Barnett HJM, Eliasziw M, Meldrum HE. Evidence based cardiology: prevention ofischaemic stroke. BMJ 1999; 318: 1539-43