99707755 ok penyakit jantung iskemik

Upload: onesiforus-sopater

Post on 14-Apr-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    1/58

    1

    Stroke

    Ellen R. Evans, MD

    I. Definisi.Stroke sesuai dengan definisi the National Survey of Stroke,

    adalah: suatu sindrom klinis yang terdiri dari awitan secara mendadak

    atau cepat suatu konstelasi temuan neurologis yang menetap lebih dari

    24 jam akibat dari kecelakaan vaskular.

    II. Epidemiologi. Stroke adalah penyakit neurologis yang paling sering

    menimbulkan kecacatan dan kematian pada orang dewasa, dan

    mencakup separuh dari perawatan di rumah sakit untuk penyakit

    neurologi akut. Meskipun insidens dan kematian stroke di Amerika

    Serikat sudah semakin menurun sejak 1940-an, sekitar 500.000 orang

    masih mengalami stroke setiap tahunnya.

    A. Faktor-faktor risiko untuk stroke yang tercatat dengan baik

    digolongkan oleh American Heart Association sebagai golongan

    yang dapat diobati (hipertensi, penyakit jantung, serangan iskemik

    sekilas (TIA), polisitemia, dan penyakit sel sabit) dan golongan

    yang tak dapat diobati dalam kaitannya dengan kejadian stroke

    (usia [lanjut usia], jenis kelamin, pria, riwayat keluarga, ras [kulit

    hitam], diabetes melitus, kejadian stroke sebelumnya, dan bruit

    asimtomatlk). Sekitar 75% stroke terjadi pada orang lanjut usia.

    Faktor-faktor risiko yang berkait dengan penyakit jantung koronerjuga merupakan faktor untuk stroke: hiperiipidemia, merokok,

    konsumsi garam diet yang besar, konsumsi alkohol berat, konsumsi

    kopi, dan obesitas.

    B. Diagnosis diferensial untuk stroke meliputi lesi-lesi massa

    (hematoma subdural, neoplasma), proses infeksi (meningitis, abses

    serebral), proses radang (arteritis temporal), dan proses-proses

    idiopatik (epilepsi). Riwayat klinis dan pemeriksaan fisik merupakan

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    2/58

    2

    kunci-kunci untuk menyingkirkan peristiwa-peristiwa noniskemik

    yang terkesan dari awitan lambat gejala-gejalanya yang progresif

    bertahap dan mengenai banyak daerah perdarahan. Gejala-gejala

    iskemi koroner, disritmia jantung, gagal jantung kongestif, dan

    penyakit katup membaritu untuk niengideniifikasi etiologi jantung.

    C. Jenis-jenis stroke. Stroke aterotrombotik merupakan jenis yang

    paling banyak, meliputi 60-70% stroke. Stroke hcrnoragik

    mencakup sedikit lebih dari 15% stroke, dan stroke emboli serebral

    terjadi sedikit kurang dari 15% kasus. Sepuluh persen stroke

    merupakan akibat dari infark lakuna.

    D. Prognosis. Kelumpuhan nervus III (yang menunjukkan hemiasi

    unkus), umur pasien yang tua, dan kejadian hemoragik berkaitan

    dengan prognosis kematian segera. Pada kejadian hemoragik,

    defisit motorik unilateral total dan koma mempunyai prognosis yang

    buruk. Perdarahan pons mempunyai prognosis yang sangat buruk.

    Infark lakuna mempunyai angka kematian yang terendah di antara

    semua stroke.

    III. Patofisiologi

    A. Stroke aterotrombot ik disebabkan oleh stenosis arteri progresif

    yang akhirnya menimbulkan sumbatan karena pernbentukan plak

    aterosklerotik.

    B. Stroke hemoragik digolongkan menurut lokasi.

    1. Perdarahan intraserebral (ICH) biasanya disebabkan oleh

    hipertensi. Penyebab lain ICH termasuk malformasi

    arteriovena, tumor, dan diskrasia darah (antikoagulasi).

    Angiopati amiloid serebral sekarang semakin dikenali sebagai

    etiologi pada pasien yang tua.

    2. Perdarahan subaraknoid, tidak seperti jenis stroke lainnya,

    mewakili penyebab yang sering pada orang muda dan jarang

    terjadi pada orang-orang yang berusia tua. Penyebab stroke

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    3/58

    3

    biasanya adalah pecahnya aneurisma kongenital yang terletak

    dalam sirkulus Willisi, karotis interna, arteri komunikans

    anterior, atau arteri serebralis media.

    C. Strokeemboli terjadi karena mobilisasi mendadak bahan-bahan

    yang menyumbat semua kemungkinan batang atau cabang

    pembuluh darah serebral ke dalam aliran darah; fragmen-fragmen

    trombus mural yang lunak (jantung, pembuluh besar), kompleks

    trombus-bakteri, fragmen kolesterol,, agregat tumor mikroskopik,

    gelembung gas, lemak, atau benda asing.

    Tabel 87-1 Gambaran Klinis Stroke

    Tipe stroke/ arteri atau

    daerah yang terkenaGambaran klinis Pemikiran khusus

    Stroke aterotrombotik :

    - arteri karotis interna (paling sering

    ekstrakranial)

    - Arteri vertebralis (paling sering

    intracranial)

    - Arteri basilaris

    Awitan tersendat-sendat,

    dapat terjadi saat bangun

    Infark serebelar

    menyebabkan edema

    berat/kompresi batang otak

    Didahului TIA pada

    50% kasus

    Stroke embolik:

    Arteri serebralis media

    Arteri serebralis anterior

    Arteri serebralis posterior

    Awitan mendadak, defisit

    maksimal

    Infark lacuna : (arteri yang

    mempenetrasi)

    - Perforator lentikulostriata media

    - Perforator serebralis posterior

    - Arteri basilaris yang

    mempenetrasi cabang

    Mendadak berat atau

    dalam beberapa jam (nyeri

    kepala, hilangnya

    kesadaran, emesis tidak

    terjadi)

    Sindrom lakunar;

    hemiparese motorik

    murni; hilangnya

    sensoris murni; krural

    dan ataksia / disrtria

    (clumsy hand

    syndrome)

    Perdarahan intraserebral:

    - Hemisfer serebralis profunda

    (putamen)

    - Substantia alba subkortikal

    Awitan mulus meskipun

    dapat mendadak (terjadi

    emesis dan hilangnya

    kesadaran)

    Evakuasi bekuan

    secara bedah

    merupakan indikasi

    pada pasien terpilih

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    4/58

    4

    (perdarahan intracranial lobar)

    - Serebelar

    - Talamik

    Perdarahan intracranial

    serebelar mempunyai

    perjalanan yang tidak

    dapat diduga

    Perdarahan Subaraknoid (aneurisma

    rupture)

    - Sirkulus willisi

    - Karotis internal

    - Arteri komunikans anterior

    - Arteri serebralis media

    Awitan mendadak (nyeri

    kepala brutal, emesis,

    hilangnya kesadaran

    kemudian sadar dengan

    nyeri kepala dan leher kaku

    Catatan : aneurisma jarang

    simptomatik sebelum ruptur

    Komplikasi : rupture

    ulang, obstruksi liran

    cairan spinalis

    (hidrosefalus

    komunikans);

    vasospasme 3-14 hari

    setelah mengalamistroke

    D. Sekitar 75% infark lakuna terjadi pada pasien hipertensi. Arteri-

    arteri serebralis perforans tersumbat oleh lipohialinosis,

    degenerasi hipertensif arterial segmental, atau mikroateroma

    (arteri-arteri perforans kecil).

    IV. Diagnosis. Ditemukan tiga presentasi klinis yang jeias pada penyakjt

    serebrovaskular yang terjadi akut: stroke lengkap (defisit neurologis

    statis), strokyang sedang berjalan (defisit-defisit neurologis memburuk

    secara progresif, paling banyak dengan trombosis pembuluh darah

    besar, tetapi juga dengan lakuna-lakuna dan emboli), dan TIA (defisit

    neurologis cepat menghilang yang mungkin merupakan awal bagi

    stroke berikutnya).

    A. Gejala dan tanda st roke dikaitkan dengan wilayah

    serebrovaskular yan terkena proses stroke. Pembuluh-pembuluh

    darah yang paling sering terkena dan gejala klinis yang sering

    muncul dapat dilihat dalam Tabel 87-1

    B. Uji laboratorium (llhat Bab 79, Penyakit Jantung Iskemik)

    1. Hitung darah lengkap dan hitung trombosit diperlukan untuk

    menylngkirkan anemia dan polisitemia. Pengukurari-pengukuran

    kelainan metabolik lain juga dlindikasikan untuk menemukan

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    5/58

    5

    kemungkinan lain yang memperburuk iskemia serebral: glukosa

    darah, elektrolit serum, nitrogen urea darah (BUN), dan

    kreatinin. Pemeriksaan profil-profil pembekuan, yakni waktu

    protrombin (PT), waktu tromboplastin aktif (PTT), dan hitung

    trombosit diperlukan bila dipikirkan pemberian antikoagulasi.

    2. Pencitraan otak hendaknya dikerjakan pada saat awal untuk

    mendeteksi adanya perdarahan dan untuk menyingkirkan

    etiologi-etiologi lain, seperti tumor, abses, atau hematoma

    subdural.

    a. Tomografi komputer (CT) paling sering digunakan. CT

    scan yang normal sering didapat pada infark lakuna atau

    batang otak bila lesi-lesinya kecil. Selain itu, pada awal

    perjalanan suatu infark iskemik, CT scan biasanya negatif,

    meskipun mungkin dapat terdeteksi porubahan-perubahan

    edematus awal. Penguatan dengan kontras . tidak

    diperlukan secara rutin. Hasil diagnostik dari CT scan pada

    iskemia paling besar tujuh hari sotelah peristiwaaya. Infark

    akan terdeteksi pada CT scan pada sekitar 75% kasus.

    b. Pencitraan resonansi magnetik (MRI) mempunyai manfaat

    yang sangat tinggi untuk lokalisasi lesi. Penggunaan zat

    kontras para-magnetik pada MRI otak biasanya tidak

    membantu. Penggunaan MRI sekarang ini tergantung pada

    ketersediaan alat ini dan keperluan untuk mengidentifikasi

    suatu proses penyulit atau memperjelas gambaran klinis

    yang meragukan.

    c. Tomografi emisi positron (PUT), yang mendemonstrasikan

    aliran darah regional dan metabolisme. serebral di daerah

    tertentu, mempunyai manfaat yang tinggi untuk lokalisasi

    lesi. Selain itu, PET mungkin memberikan sebuah metode

    untuk menentukan reversibilitas iskemia serebral. Protokol-

    protokol riset dan kasus yang pilihan-pilihari terapi utamanya

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    6/58

    6

    bergantung pada diagnosis adalah situasi-situasi primer

    yang sekarang memerlukan pemindatan PET.

    d. CT diperjelas xenon dan tomografi komputer emisi foton

    tunggal (SPECT) adaiah dua teknik lain untuk memeriksa

    fungsi serebral yang sekarang tidak mempunyai peran rutin

    pada manajemen sfroke.

    3. Pemeriksaan awal pasien yang menunjukkan gejala-gejala

    iskemia serebrovaskular akut hendaknya mencakup juga

    pemeriksaan karotis non-invasif untuk mencari lesi-lesi yang

    nyata pada arteri karotis. Angiografi serebral, standar emas

    untuk pemotretan pembuluh darah, hendaknya dilakukan pada

    kasus tertentu saja terutama bila dipikirkan akan dilakukan

    interyensi bedah. Angiografi resonansi magnetik (MRA), yang

    memungkinkan visualisasi arteri dan vena-vena tanpa

    menggunakan kontras, potensial akan menggantikan angiografi

    serebral.

    4. Ekokardiografi dan monitoring Hotter 24 jam diperlukan bila

    dicurigai terjadi proses emboli, bila direncanakan intervensi

    bedah, atau bila pasien stroke tersebut mempunyai faktor-faktor

    risiko yang tinggi untuk mengalami emboli, seperti, fibrilasi

    atrium, dicurigai endocarditis infeksiosa, katup jantung prostetik,

    kardiomiopati yariy mengalami dilatasi, atau infark miokard

    anterior baru.

    5. Pungsi lumbal bermanfaat bila pemotretan otak normal dan

    dieurigai terjadi perdarahan subaraknoid atau meningitis.

    Walaupun cairan serebrospinal biasanya mengandung darah bila

    perdarahan hipertensif menyebar ke.ventrikel, pada malformasi

    vaskular, dan aneurlsma pecah, cairan yang jernih tidak

    menjamin tidak ada perdarahan. Infeksi dicurigai bila ada

    leukositosis dalam cairan serebrospinal..

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    7/58

    7

    6. Elektroensefalografi (EEG) dapat mendemonstrasikan

    perlambatan gelombang-gelombarig pada stroke yang

    melibatkan korteks dan dilakukan bila terjadi aktivitas kejang

    atau dicurigai.

    V. Terapi. Begitu diagnosis yang akurat telah ditegakkan, sasaran

    perawatan akut adalah stabilisasi klinis pasien dan pencegahan

    kerusakan akibat iskemia, Biasanya diperlukan perawatan di rumah

    sakit, meskipun pasien-pasien yang menunjukkan stroke lengkap 48-

    72 jam setelah peristiwa tanpa tanda-tanda keterlibatan fossa

    posterior akan baik dirawat sebagaimana pasien rawat jalan dengan

    bantuan sebuah agen perawatan kesehatan rumah yang aktif.

    Rehabilitasi hendaknya dimulai sesegera mungkin setelah peristiwa

    akut selesai.'

    A. Stabilisasi pasien mencakup pengendalian tekanandarah,

    deteksi dan terapi aritmia, penempatan pasien yang tepat untuk

    menghindari luka tekanan, pencegahan overhidrasi, koreksi pada

    gangguan metabolik yang ada dan monitoring progresi stroke

    dengan pemeriksaan neurologis.

    B. Pembatasan iskemia

    1. Temuan-temuan penting pada the North American

    Symptomatic Carotid Endarterectomy Trial (NASCET)

    mengungkapkan bahwa endar- terektomi karotis (CEA)

    mempunyai manfaat yang besar untuk mereka: yang

    mengalami stenosis derajat tinggi (70-99%) yang disertai

    dengan TIA hemisfer baru atau stroke yang tidak

    menimbulkan cacat. Selain itu, plak-plak yang non-oklusif

    tetapi mengalami ulserasi pada pasien TIA juga

    dipertimbangkan untuk menjalani CEA.

    Waktu yang tepat untuk CEA ditentukan oleh luasnya

    lesi. Temuan adanya infark sentral besar pada pemotretan

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    8/58

    8

    otak memerlukan operasi ini pada ernpat minggu setelah

    peristiwanya. Infark perifer yang lebih kecil dan TIA boleh

    dioperasi lebih cepat. CEA boleh diindikasikan atas dasar

    kedaruratan pada pasien dengan stenosis karotis yang

    mudah dijangkau, tercatat tidak ditemukan infark serebral

    besar pada CT scan atau MRI, dan gejala-gejala strokenya

    menjadi berat dan mereda yang disertai dengan selang waktu

    fungsi neurologis normal atau crescendo TIA.

    2. Terapi antikoagulasi telah dipakai untuk profilaksis dan

    terapi untuk stroke, tetapi terapi ini masih kontroversiai.

    Rekomendasi-rekomendasi baru rnenyokong penggunaan

    terapi antikoagulasi untuk mencegah kambuhnya stroke-

    stroke kardioemboli, stroke vertebrobasilar, dar stroke yang

    progresif. Pasien-pasien dengan stroke progresif dan

    crescendo TIA hendaknya diberi heparin segera bila akan

    dilakukan intervensi bedah, angiografi, dan terapi obat lebih

    lanjut. Antikoagulasi segera hendaknya mulai pada pasien

    dengan embolus serebral yang tidak mengalami perdarahan

    besar atau infark besar. (Lihat Bab 15Dispnea.)

    Terapi antikoagulasi jangka panjang dengan

    Coumadin (natrium warfarin) dianjurkan pada kasus-kasus

    tertentu. Mereka yang bertahan dari stroke dengan etiologi

    pasti emboli jantung serta pasien-pasien TIA yang lesinya

    tidak dapat dijangkau secara bedah serta masih

    menunjukkan gejala dengan terapi aspirin dipertimbangkan

    sebagai kandidat untuk antikoagulasi. Terapi antikoagulasi

    dikontraindikasikan bila emboli serebralnya disebabkan oleh

    endokarditis bakteri subakut; tetapi, terapi cepat untuk

    Infeksinya diindikasikan. Terapi hendaknya secara umum

    dilanjutkan sekurang-kurangnya enam hingga 12 bulan atau

    bahkan sepanjang hidup pasien.

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    9/58

    9

    3. Nimodipin adalah suatu penyekat (blocker) saluran kalsium

    yang terutama mempengaruhi perdarahan sistem saraf pusat.

    Obat ini sudah terbukti untuk mengobati iskemia serebral

    yang berkaitan dengan perdarahan subaraknoid. Dianjurkan

    memulai terapi dalam 96 jam setelah awitan peristiwanya

    dongan dosis SO mg yang diberikan per oral setiap empat

    jam selama 21 hari.

    4. Terapi-terapi obat yang sedang diteliti untuk digunakan

    pada kerusakan iskemik yang sebenamya sangat menarik

    termasuk penyekat saluran kalsium dan penyekat reseptor N-

    metil-D-aspartat (NMDA) (mis., dekstrometorfan).

    Pentoksifilin (Trental), yang mengubah morfologi sel darah

    merah, dan obat-obat trombolitik (mis., streptokinase

    [Strepase], urokinase, dan aktivator plasminogen jaringan)

    sedang diteliti.

    5. Pada dasamya dua obat digunakan bila pencegahan atau

    terapi edema serebral merupakan indikasi.

    a. Steroid kadangkala diberikan untuk meredakan edema

    serebral dan, mungkin, untuk meningkatkan

    penyembuhan. Deksametason (Decadron) dimulai dengan

    dosis 4-6 mg intramuskular setiap empat hingga enam

    jam dan hendaknya dikurangi secara perlahan (tapering

    off) bila pasiennya sembuh,

    b. Mannitol adalah suatu diuretika osmotik yang bermanfaat

    untuk mengurangi edema serebral. Mannitol (20%)

    diberikan dengan dosis . 0,25-1 g/kg secara intravena

    setiap tiga hingga enam jam sementara respons klinis,

    osmolaritas, dan tekanan intrakranial dimonitor. Dosis

    hendaknya dibatasi hingga 100-200 g dalam 24-48 jam.

    Mannitol dikontraindikasikan pada pasien dengan kongesti

    perdarahan paru.

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    10/58

    10

    C. Pencegahan berulangnyastroke adalah kunci untuk penurunan

    morbiditas dan mortalitas yang berkelanjutan akibat stroke.

    Peran CEA (lihat hal 632) untuk mencegah stroke pada pasien

    dengan lesi derajat tinggi sudah dibahas. Peranan CEA pada

    pasien dengan stenosis kurang dari 70% dan pada pasien

    asimtomatik dengan stenosis sedang diteliti.

    1. Mengubah faktor-faktor risiko, terutama pengendalian

    tekanan darah (tekanan darah arteri rata-rata hendaknya

    170/100 mm Hg saat istirahat), dan penyakit sistemik akut.

    c. Temuan-temuan yang mengarahkan pada PJI antara lain (1)

    suatu depresi segmen ST datar sernentara atau menurun 2

    mm atau lebih yang menghilang setelah latihan; (2) suatu

    depresi segmen ST yang datar atau menurun yang terjadi

    saat latihan, dan bertambah buruk setelah latihan, dan

    kemudian kembali ke normal; dan (3) elevasi segmen ST.

    Derajat perubahan segmen ST tidak konsisten berkorelasi

    dengan derajat iskemia sesungguhnya. Temuan- temuan

    positif lainnya antara lain penurunan tekanan.darah, respons

    denyut jantung submaksimal, nyeri dada saat berlatih, ektopi

    ventrikel, dan gallop S3.

    3. Pemantauan EKG ambulatorik (AEM). AEM adalah

    pemantauan EKG multiple lead untuk jangka waktu yang

    bervariasi. Lamanya perekaman untuk mendeteksi iskemia tidak

    dapat dipastikan, tetapi 4872jam biasanya mencukupi.

    a. Indikasi adalah evaluasi gejala- gejala yang mengarah pada

    kasus-kasus dengan EKG normal pada saat latihan, untuk

    memperjelas gejala-gejala spesifik pada pasien dengan CAD,

    gejala-gejala yang timbul lemah pada aktivitas sehari-hari

    namun meningkat pada saat latihan, menentukan terapi anti-

    iskemik, dan identifikasi aktivitas-aktivitas yang berkaitan

    dengan iskemia.

    b. Temuan-temuan yang mengarahkan pada kemungkinan

    penyakit jantung iskemik adalah serupa dengan temuan-

    temuan EKG saat berlatih. Perubahan segmen ST dan

    gelombang T saat pemantauan EKG ambulatorik dapat

    ditimbulkan oleh penyebab iskemik maupun non-iskemik

    (lihat Tabel 792).

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    42/58

    42

    4. Pengujian radionuklir saat berlatih (ERT). ERT dengan

    skintigrafi thalium 201 dilakukan pada puncak latihan dan empat

    jam setelahnya memberikan suatu gambaran grafis dari perfusi

    jaringan miokardium yang melengkapi informasi yang didapatkan

    dari EKG saat berlatih. Distribusi thalium ditentukan oleh perfusi

    dan ambilan selular, yang bergantung pada integritas dari pompa

    natrium-kalium.

    a. Indikasi. Dalam konteks diagnosis CAD, maka ERT

    diindikasikan jika kelainan EKG saat istirahat seperti efek

    digitalis ataupun gangguan konduksi akan mengganggu

    interpretasi dari EKG saat latihan, yaitu bila EKG saat berlatih

    berpola tidak diagnostik pada pasien-pasien dengan

    kemungkinan CAD yang cukup tinggi, dan pada evaluasi

    pasien-pasien dengan 85% dari denyut jantung maksimum

    tidak dapat dicapai pada EKG latihan.

    b. Kontralndikasi sama seperti untuk EKG latihan.

    c. Temuan-temuan yang menunjukkan PJI antara lain

    gangguan perfusi yang reversibel dan ireversibel,

    pertambahan ukuran ruangan jantung, dan rasio abnormal

    antara jantung dan distribusi pulmonal.

    5. Uji dipiridamol-thalium. Dipiridamol intravena meningkatkan

    kepekaan arteri koronaria terhadap adenosin, yang

    menyebabkan penurunan resistensi koroner dan peningkatan

    relatif aliran darah koroner melalui pembuluh-pembuluh yang

    tidak mengalami obstruksi. Miokardium yang diperfusi oleh

    pembuluh-pembuluh stenotik terlihat mengalami kekurangan

    perfusi relatif pada skintigrafi thalium.

    a. Indikasi termasuk pasien-pasien yang tidak dapat

    menjalankan ERT bahkan untuk porsi latihan tingkat sedang.

    b. Perhatian dan kontraindikasi. Dipiridamol dapat

    mencetuskan iskemi & jantung dan bronkospasme, oleh

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    43/58

    43

    sebab itu pengujian perlu dilakukan dengan hati-hati pada

    pasien-pasien penyakit jantung iskemik atau penderita

    penyakit bronkospastik ringan hingga sedang. Tindakan ini

    tidak boleh dilakukan pada pasien-pasien dengan penyakit

    bronkospastik berat.

    c. Temuan dan interpretasi pada pengujian ini adalah sama

    seperti pada ERT.

    6. Angiografi koroner

    a. Indikasi. Dalam konteks diagnosis CAD, angiografi koroner

    merupakan indikasi bila hasil-hasil dari pemeriksaan lainnya

    tidak saling mendukung dan meragukan dan bila ada suatu

    EKG istirahat yang abnormal pada orang-orang yang

    bertanggung jawab terhadap keselamatan publik. Selain itu,

    angiografi dipakai untuk menentukan perlu tidaknya terapi

    invasif dan menentukan prognosis.

    b. Kontraindikasi termasuk kandidat revaskularisasi yang

    kurang baik, fasilitas uji yang tidak memadai, dan mortalitas

    terkait prosedur yang melampaui perawatan standar. Dokter

    pusat kesehatan primer harus memastikan bahwa fasilitas

    yang dimiliki memenuhi persyaratan perawatan standar

    sebelum melakukan angiografi.

    Komplikasi termasuk kematian, infark miokardium,

    gangguan peredaran darah otak, disritmia, ganggan vaskular

    parlfer, trombosis, embolisme, perdarahan, perforasi jantung,

    dan reaksi kontras. Angka mortalitas adalah 0,10,2%.

    c. Temuan-temuan antara lain lokasi dan keparahan dari

    obstruksi vaskular, luas miokardium yang mongalami

    gangguan, fungsi ventrikel (tekanan pengisian ventrlkel kiri,

    ukuran ruangan fraksi ejeksi, gerakan dinding), dan adanya

    gangguan katup. Gangguan yang bermakna dibatasi sebagai

    penyempitan lumen arteri utama kiri sebesar 50%, atau

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    44/58

    44

    penyempitan 75% pada arteri koronaria kanan, desendens

    anterior kiri, sirkumfleksa, dan salah satu cabang-cabang

    utamanya.

    d. Angiografi koroneradalah standar emas yang dipakai untuk

    membandingkan pemeriksaan yang lain. Namun, karena

    penebalan dinding vaskular dan gangguan intraluminal hanya

    dua dari banyak faktor penentu suplai dan kebutuhan oksigen

    miokardium, maka anatomi koroner tidak selalu berkorelasi

    dengan tingkat iskemia.

    C. Strategi diagnostik

    1. Angina pektoris yang khas atau pernah infark miokardium. Bila

    seorang pasien mengeluhkan angina pektoris klasik atau

    mengakui perhah mengalami infark miokardium, maka

    kemungkinan CAD adalah sangat tinggi dan diagnosis seiingkali

    dapat dibuat tanpa pemeriksaan tambahan. Oleh sebab

    hubungan antara faktor-faktor pencetus nyeri dada bergantung

    pada keseimbangan dari banyak faktor yang mempengaruhi

    suplai dan kebutuhan oksigen miokardium, maka sifat dari nyeri

    merupakan indikator yang lebih peka untuk angina akibat

    penyakit jantung iskemik dibandingkan faktor-faktor yang

    mengawali ataupun membebaskan nyeri. Probabilitas angina

    pektoris meningkat dengan jumlah dan lamanya paparan

    terhadap faktor-faktor risiko CAD dan IHD. Anamnesis,

    pemeriksaan fisik, dan EKG istirahat perlu dilakukan untuk

    mendeteksi sebab-sebab IHD yang lain (misal, anemia, dan

    penyakit jantung lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan

    pengobatan, misalnya blok berkas cabang kiri atau gagal

    jantung kongestif). Derajat nyeri dada tidak selalu berkaitan

    dengan derajat CAD Angina tak stabil harus disingkirkan dari

    anamnesis sebelum diagnosis angina stabil kronik dapat

    ditegakkan.

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    45/58

    45

    2. Nyeri dada atipik, ekuivalen angina, atau risiko penyakit

    jantun! koroner yang jelas meninggi. Nyeri tidak khas yang

    tidak tepat menggambarkan angina pektoris memberikan

    probabilitas penyakit jantung iskemik kurang dari 25% pada

    pasien-pasien dengar. sedikit faktor risiko. Sebaliknya, individu-

    individu yang berisiko tinggi terhadap penyakit jantung iskemik

    dapat saja telah mengalami penyakit tanpa nyeri dada.

    Pendekatan diagnostik pada pasien-pasien ini dan pada

    individu-individu yang mengalami kemungkinan ekuivalen

    angina, dimulai dengan usaha mendapatkan EKG istirehat. Jika

    EKG saat istirahat ini abnormal (misal, blok berkas cabang kiri)

    akan menyulitkan interpretasi EKG saat berlatih, maka perlu

    dilakukan EBT. Untuk pasien pasien dengan EKG istirahat

    normal, maka pemeriksaan diagnostik selanjutnya berdasarkan

    hasil-hasil EKG saat berlatih. Jika EKG saa berlatih negatif,

    maka kemungkinan PAK adalah kecil dan life diperlukan

    angiografi koroner. Namun, jika EKG saat berlatih meragukan

    terdapat Indikasi ERT. Bila EKG saat berlatih positif tetapi tidak

    tirnbul angina, terdapat indikasi ERT atau altematifnya yaitu

    angiografi koroner. Jika EKG saat berlatih positif dan tirnbul

    angina, maka kemungkinan . PAK besar dan angiografi koroner

    tidak diperiukan untuk diagnosis tetapi untuk keputusan terapi.

    Pada kasus-kasus yang melakukan ERT, hasil negatif membuat

    kemungkinan PAK sangat kecil, sehlngga tidak perlu melakukan

    angiografi koroner. Suatu pemeriksaan yang positif memberi

    kemungkinan PAK dan pada kasus ini, diagnosis pasti

    berlandaskan pada hasil angiografi koroner.

    3. Angina varian memerlukan bukti angiografik adanya iskemia

    jantung regional akibat spasme dari arteri-arteri koronaria utama

    yang terjadi spontan ataupun sebagai reaksi terhadap uji

    pfovokatif, seperti uji ergonovin. Perubahan-perubahan EKG

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    46/58

    46

    ditentukan oleh jaringan yang mengalami iskemia akibat

    spasme dan dapat berupa episode-episode elevasi atau depresi

    segmen ST dan disritmia jantung serta gangggan konduksi,

    termasuk blok jantung total dan takiaritmia ventrikular. Spasme

    seringkali pada daerah-daerah lesi aterosklerptik meskipun

    anatomi arteri koronaria dapat saja normal.

    4. Diagnosis lain. Iskemia miokardium tersembunyi adalah

    iskemia yang teridentifikasi pada saat menjalani EKG saat

    berlatih ataupun AEM. Iskemia tirnbul tanpa gejala saat

    melakukan aktivitas harian. Iskemia tersembunyi dapat

    bermanifestasi sebagai ekuivalen angina dan perlu dicurigai

    pada pasien-pasien yang memperlihatkan hipertrofi ventrikel kiri,

    gangguan konduksi intraventrikular, kelainan segmen ST dan

    gelonibang T yang tidak spesifik, atau pada individu-individu

    asimtomatik risiko tinggi dengan EKG saat berlatih positif namun

    tidak pemah mengalami angina. Dua puluh lima persen pasien

    dengan angina stabil kronik dan EKG saat beriatih positif

    memperlihatkan depresi ST pada AEM, dan 75% dari episode

    ini tirnbul tanpa gejala.

    Jika dicungai adanya penyakit jantung iskemik, maka pengujian

    spesifik lebih diarijurkan dibandingkan percobaan terapi untuk

    menegakkan diagnosis. Hilangnya nyeri epigastrium atau

    substernal oleh pemberian antasid tidak menyingkhkan

    diagnosis angina pektoris, demikian pula halnya respons

    terhadap nitrpglfserin tidak dapat menyingkirkan nyeri dada non-

    iskemik.

    V. Pengobatan ditujukan untuk meningkatkan suplai oksigen miokardium

    dan mengurarigi kebutuhan oksigen dengan manipulasi faktor-faktor

    yang dibicarakan pada bagian Patofisiologi (lihat hal. 560). Pasien-

    pasien dengan angina tak stabil perlu dirawat dt rumah sakit dan

    diiangani sepeiti pasien dalarn ancaman infark miokardium, karena

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    47/58

    47

    angina seperti itu berkaitan dengan risiko infark miokardium yang

    bermakna.

    A. Farmakoterapi. Dosis obat, frekuensi dan efek samping diberikan

    daiam Tabel 793. Pada umumnya, nltrat, antagonis reseptor

    beta, dan sebagian penghambat saluran kalsium efektif dalam

    penatalaksan-aan iskemia akibat peningkatan kebutuhan oksigen

    (serangan terjadi hanya pada saat melakukan latihan fisik),

    sementara nitrat dosis tinggi dan sebagian penghambat kalsium

    efektif pada iskemia akibat penurunan suplai oksigen miokardium

    (serangan terjadi saat melakukan aktivitas biasa, atau serangan

    tahpa adanya peningkatan denyut jantung sebagal faktor pen-

    cetus, serangan yang memanjang, dan recurensl yang sering).

    Aktivitas mental, paparan dingin, ataupun merokok menyebabkan

    penurunan suplai dan peningkatan kebutuhan.

    Pilihan obat tunggal adalah berdasarkan pertimbangan pola

    angina, kejadian pencetus, efek samping dan koeksistensi dari

    penyakit jantung \ atau non-jantung lainnya. Karena efek samplng

    meningkat dengan pertambah'an jumlah obat yang diberlkan, maka

    agen-agen farmakologis perlu diseleksi dengan seksama guna

    menekan jumlah Obat yang diberikan namun tetap mencapai

    respons terapi yang.memadal.

    1. Nitrat

    a. Pemilihan (lihat Tabel 793). Pengobatan harus dimulai

    dengan dosis kecil agar pasien dapat mentolerir efek

    samping. Karena Ipreparat nitrogliserin dan isosorbid dinitrat

    atau tetranitrat yang kerja panjang dan sedang memiliki

    insidens efek samping yang paling rendah, maka obat-obat

    ini merupakan obat baris pertama dalam penatalaksanaan

    jangka panjang pada angina kronik stabii. Nitrat bersama

    penghambat saluran kalsium merupakan obat terpilih pada

    pengobatan iskemia miokardium tersembunyi. Pemberian

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    48/58

    48

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    49/58

    49

    ObatCara

    pemberianDosis Komentar

    NITRATNitro-gliserin

    Sublingual 0,15-0,6 mgprn

    Mengatasi gejala dalam 30 detik hingga 30 menit. Dosispenuh lazim adalah 0,3-0,6 mg. efektif pada serangan anginaakut

    Semprotanlingual

    1-2 dosisdisemprotkandi atas atau dibawah lidah

    0,4 mg/inhaler dosis terukur. Waktu simpan yang lebihpanjang dibandingkan tablet

    Bukal 1-2 mg prnatau tiap 8 jam

    Pelepasan konstan. Memerlukan pengajaran mengenaibagaimana menempatkan obat secara bukal, namun dapatditoleransi baik oleh kebanyakan pasien

    Oral, lepaslambat

    2,5-13 mg tiap6 jamm

    Awitan 60 menit. Dosis lazim 6,5 mg tid

    Perkutan 1-4 inci salep 2% di atasdaerah 6x6 inciyang dtutupdengan balutannon absorben

    Awitan 15 menit. Mengandung 15 mg/inci. Peningkatanadalah inci. Peningkatan luas daerah akan meningkatkankadar darah. Penghentian obat perlu dilakukan penurunanbertahap. Jangan digosokkan ke dalam kulit. Kertas lilindapat dimanfaatkan sebagai penutup

    Transdermal

    2,5-15 mg tiap24 jam

    Awitan 30 menit. Kadar terapeutik plasma 30-60 menitsetelah pengolesan dan bertahan selama 30 menit setelahpengangkatan patch. Kecepatan pelepasan bergantung padamerek dagang

    Isosorbid

    dinitrat

    Sublingual

    oral

    2,5-10 mg tiap

    3-4 jam

    Awitan 2-5 menit

    Oral, lepaslambat

    10-40 mg tiap8-12 jam atauqhs

    Awitan 15-30 menit. Terjadinya toleransi pada dosis tinggiakan lebih rendah jika digunakan kurang dari 2-3 kali sehari

    Eritritiltetra-nitrat

    sublingual 5 mg prn Awitan 60 menit

    Antagonis adrenergik beta

    Atenolol oral 50-200 mg tiap24 jam

    Selektivitas B1 rendah, solubilitas lemak rendah.Penyesuaian dosis pada gagal ginjal

    metoprolol Oral Selektivitas B1 rendah, solubilitas lemak sedang.Kardioselektivitas hilang pada dosis di atas 100mg/hari

    Asebutolol Oral Selektif b1.Aktivitas simptamomimetik intrinsic sedang

    Nadolol Oral Tidak selektif, solubilitas lemak rendah. Penyesuaian dosispada gagal ginjal

    Pindolol Oral Tidak selektif., solubilitas lemak sedang, aktivitassimptamomimetik intrinsik nyata

    Propranolol

    Oral Tidak selektif, solubilitas lemak rendah. Waktu paruhmeningkat pada sirosis. Pemberian dosis tiap 12 jam dengandosis total yang sama dapat memperlihatkan efektifitas yangekuivalen

    Oral, kerja Tidak selektif, solubilitas lemak tinggi

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    50/58

    50

    transdermal dapat memperbaiki gejala, tetapi tampaknya

    tidak memperbaiki toleransi latihan dan tidak memiliki

    kelebihan dibandingkan cara pemberian lain.

    Perkembangan toleransi tidak lazim pada pemberian

    nitrogliserin sublingual "seperti yang diperlukan", tapi dapat

    terjadi pada kadar nitrogliserin plasma yang tinggi terus

    menerus, misalnya pada terapi peroral atau transdermal.

    Karena adanya toleransi silang, maka tidak ada gunanya

    untuk mencoba nitrat yang lain bila telah timbul toleransi

    terhadap suatu nitrat. Suatu interval bebas nitrat malam hari

    selama 1012 jam dapat memulihkan kepekaan terhadi

    nitrat. Oleh sebab perkembangan ketergantungan nitrat pada

    terapi jangka panjang, maka penghentian obat-obat kerja

    panjang perlu pemantauan ketat.

    panjang

    Timolol oral Tidak selektif, solubilitas lemak sedang

    Labetalol Oral Tidak selektif, aktivitas penghambat alfa dan betaPenghambat saluran kalsium

    Nifedipin Oral, lepaslambat

    30-90mg tiap24 jam

    oral 10-20 mg tiap 8jam

    Vasodilatasi sedang. Tidak ada efek terhadap systemsimpatis ataupun konduksi atrioventrikular. Dipakai padapengobatan serangan angina akut, memperbaikihemodinamik. Efek samping antara lain hipotensi, palpitasi,mual, flushing, edema

    Nikardipin Oral 20-40mg tiap 8jam

    Efek samping serupa dengan nifedipin. Pengalamanterbatas. Agaknya kurang menyebabkan hipotensi ortostatikdan edema. Vasoselektivitas lenih tinggi dibandingkandengan nifedipin. Perhatian kejadian angina yang semakinsering lebih tinggi dibandingkan nifedipin

    Diltiazem Oral 30-90 mg tiap 6jam

    Vasodilatasi derajat rendah. Menghambat system simpatisdan konduksi AV (moderat). Tidak mengubah hemodinamik.Efek samping antara lain hipotensi, blok AV, flushing danamat jarang gagal ventrikel kiri

    verapamil Oral 80-160mg tiap8 jam

    Vasodilatasi sedang. Hambat reflex simpatik derajat rendah.Efek terhadap konduksi AV nyata. Efek samping termasukblok AV, konstipasi, nausea, mual, flushing, gagal ventrikel

    kiri, peningkatan waktu paruh pada sliosis

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    51/58

    51

    i. Kontraindikasi. Kontraindikasi absoiut termasuk

    hipersensitivit terhadap nitrat, hipotensi, dan hipovolemia.

    Kontraindikasi rel| termasuk kardiomiopati obstruktif

    hipeiirofik, kor pulmonale, d hipoksemia arterial. Nitrat

    harus digunakan dengan berhati-hati af dihindaii pada

    pasien-pasien dengan nyeri kepala berulang krori

    terutama yang bersifat vaskular.

    ii. Efek samping. Efek samping antara lain hipotensi

    postural, reflex takikardia, nyeri kepala, semu merah

    pada wajah, bradikardi (jarang), iskemia serebral

    (jarang), dan semakin hebatnya edema perifer (kadang-

    kadang). Methemoglobinemia dapat terjadi pada

    pemakaian dosis tinggi jangka panjang. Preparat kulit

    dapat menyebabkan dermatitis kontak.

    iii. Interaksi obat. Alkohol dapat meningkatkan efek

    hipotensi I nitrat, demikian juga obat-obat lain yang

    menyebabkan vasodilatasi

    2. Antagonis adrenergik beta

    a. Pemilihan (lihat Tabel 793). Karena efek terapi dari obat-oba'

    adalah serupa, maka pilihan terapi dilakukan menurut lama

    kerja, kebutuhan akan kardioselektivitas, dan profil efek

    samping

    Peningkatan dosis meninggikan efek antiangina, meskipun

    tidak lebih jauh menurunkan denyut jantung. Bila menghentikan

    pemberian penghambat beta ataupun pengalihan terapi pada

    nitrat ataupun penghambat saluran kalsium, maka dosis obat-

    obat penghambat beta perlu diturunkan bertahap guna

    menghindari peningkatan aktivitas adrenergik beta yang dapat

    berakibat iskemia miokardium, disritmia, dan kematian

    mendadak. Obat-obat penghambat beta in-travena seperti

    esmolol, dapat digunakan pada pasien-pasien yang mendapat

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    52/58

    52

    penghambat beta jangka panjang yang untuk sementara tidak

    dapat melanjutkan pengobatan oral. Waktu paruh biologis untuk

    semua obat golongan ini lebih panjang dibandingkan waktu

    paruh plasma, sehingga pemberian dosis yang lebih sering

    daripada yang ditunjukkan oleh waktu paruh plasma mungkin

    efektif.

    (1). Kardioselektivitas. Obat-obat non-selektif dapat mence-

    tuskan spasme arteri koronaria terutama pada pasien-

    pasien yang memiliki komponen vasospastik dari penyakit

    jantung iskemik, seperti yang terjadi pada angina varian.

    Pada dosis rendah, obat-obat selektif 1 sangat kecil

    kemungkinannya menyebabkan bronkokonstriksi dan

    konstriksi arteri perifer. Pada pasien-pasien dengan asma

    ringan atau bronkospasme, hambatan selektif pada 1 dapat

    dilakukan dengan penambahan suatu stimulan 2 per

    inhalasi.

    Jika gejala-gejala angina menjadi lebih buruk pada pasien

    yang mendapat suatu antagonis adrenergik beta non

    selektif, pasien dapat dialihkan ke obat yang selektif 1

    antagonis alfa atau beta, nitrat, atau suatu penghambat

    saluran kalsium. Gejala-gejala angina akan menjadi lebih

    berat pada pasien-pasien dengan penyakit arteri koronaria

    yang menetap dan mendapat nifedipin, yaitu akibat

    fenomena "coronary steal."

    (2). Aktivitas simpatomimetik intrinsik (ISA). Obat-obat dengan

    ISA dapat menyebabkan kurang bradikardia. Namun, obat-

    obat ini kurang efektif dibandingkan atenololsuatu obat

    selektif 1 dalam mengurangi jumlah serangan iskemia.

    Selain itu, gejala-gejala juga dapat bertambah buruk pada

    pasien-pasien dengan angina saat istirahat ataupun angina

    malam hari dengan tonus simpatis basal sedemikian rendah

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    53/58

    53

    sehingga efek agonistik dari obat-obat ISA dapat

    mendominasi.

    b. Kontraindikasi. Kontraindikasi absolut termasuk asma atau

    bronkospasme yang berat, bradikardia simtomatik, curah

    jantung rendah, gagal ventrikel kirl, blok jantung derajat tinggi,

    depresi berat, perburukan dari klaudikasio intermiten, nekrosis

    kulit, dan gangren. Kontraindikasi relatif antara lain asma ringan,

    bronkospasme atau penyakit jalan napas kronik, gagal jantung

    terkontrol, angina varian, dosis tinggi dari depresan konduksi

    jantung, fenomena Raynaud, penyakit vaskular perifer, diabetes

    melitus, gagal ginjal, dan kehamilan. Prosedur ini sebaiknya

    tidak dilakukan pada pasien-pssien dengan infark miokardium

    akut tanpa pemantauan.

    c. Efek samping. Termasuk lethargi, kelemahan, mimpi buruk,

    nyeri kepala: depresi, halusinasi, mual, diare, potensiasi dan

    tersamamya hipoglikemia, bronkospasme, dispnea saat

    berlatih, bradikardia, hipotensf postural, gagal jantung

    kongestif, konstriksi vaskular perifer, impotensi, klaudikasio,

    dan ratensl garam.

    3. Penghambat saluran kalsium

    a. Seleksi (lihat Tabel 793). Semua penghambat saluran

    kalsium efektif untuk pengobatan iskemia miokardium.

    Semua obat golongan ini meningkatkan perfusi koroner dan

    mengurangi afterload. Pilihan obat adalah

    berdasarkahpertimbangan profil efek samping, interaksi

    obat, dan efek-efeknya terhadap penyakit penyerta.

    Penghambat saluran kalsium adalah pilihan pertama

    sementara nitrat dosis tinggi menjadi pilihan kedua pada

    pengobatan angina varian akibat spasme arteri koronaria.

    Individu-individu dengan sindrom X seringkali juga

    berespons terhadap obat-obat ini. Penghambat saluran

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    54/58

    54

    kalsium, bersama nitrat juga menjadi obat terpilih pada

    pengobatan iskemia miokardium tersembunyi.

    b. Kontraindikasi terhadap pemakaian verapamil dan

    diltiazem termasuk sindrom sinus sakit, gangguan konduksi

    atrioventrikular (AV), gagal jantung, hipotensi, keracunan

    digitalis dengan blok AV, dan bradikardia sinus. Nifedipin

    dikontraindikasikan pada hipotensi.

    c. Efek samping. Profil efek samping bergantung pada

    obat:obat spesifik seperti yang diberikan pada Tabel 79-3. Nyeri

    kepala; semu merah, edema perifer dependen (tanpa penyakit

    jantung koroner), gamang, mual dan konstipasi dapat terjadi

    dengan semua obat-obat ini. Iskemia dapat menjadi lebih buruk

    akibat refieks peringkatan denyut jantung dan kontraktilitas,

    serta oleh penambahan aliran darah melalui arteri koronaria

    normal, atau penurunan aliran melalui arteri yang stenotik, atau

    yang dikenal sebagai "pencurian koroner." Pasien-pasien lanjut

    usia tampaknya tidak lebih rentan terhadap efek-efek

    farmakologis yang tidak diinginkan dari obat-obat ini.

    d. Interaksi obat. Nifedipin dan verapamil dapat menaikkan kadar

    digitalis. Diltiazem dan nifedipin menimbulkan efek hipotensi

    bahan kon-tras intravena radiografi. Simetidin menurunkan

    klirens semua obat

    4. Aspirin (asam asetosalisilat). Aspirin mengurangi insidens infark

    'miokardium dan kematian mendadak pada pasien dengan angina

    tak stabil dan pasca infark miokardium, tetapi tampaknya tidak

    mencegah iskemia tersembunyi. Dosis adalah 75-324 mg per hari.

    Secara teoritis, aspirin dapat mengurangi vasospasme dengan

    mempengaruhi agregasi trombosit dan reaktivitas vaskular yang

    dipengaruhi oleh trombosit.

    5. Agen-agen farmakologik lainnya. Sedatif, penenang, dan

    antidepre-san boleh dipertimbangkan jika ansietas dan depresi jelas

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    55/58

    55

    menyertai gejala-gejala ataupun kejadian iskemik. Antidepresan

    perlu diberikan dengan berhati-hati karena efeknya terhadap

    konduktivitas miokardium.

    B. Terapi invasif. Indikasi untuk bedah pintas termasuk angina refrakter;

    penyakit arteri koronaria cabang utama kiri, penyakit tiga pembuluh

    dengan penurunan fungsi ventrikel kiri. Angioplasti koroner

    transluminal perkutan (PTCA) diindikasikan pada lesi koroner

    proksimal non-kalsifikasi dan kini semakin sering dilakukan pada

    penyakit dua atau tiga pembuluh.

    1. Cangkok pintas arteri koronaria {coronary artery bypass graf =

    CABG)

    a. Efek. CABG memperbaiki kelangsungan hidup pasien-pasiert

    dengan penyakit arteri koronaria pada cabang utama kiri atau

    pada! tiga pembuluh dan dengan penurunan fungsi ventrikel kiri.

    Pengobatan ini serupa dengan penatalaksanaan medis pada

    angina stabil akibat penyakit tiga pembuluh tanpa adanya gagal

    ventrikel kiri. CABG tidak terbukti bermanfaat pada angina tak

    stabil ataupun pada penyakit pembuluh kecil seperti yang

    dialami penderita diabetes melitus. Cangkokan dapat menutup

    pada 1015% kasus pada , tahun pertama dan sesudahnya

    pada satu hingga dua persen ka-sus per tahun

    b. Pemilihan pasien. Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan

    pengobatan antara lain frekuensi dan beratnya iskemia, ketidak-

    mampuan menjalankan pengobatan medis, luas dan distribusi

    lesi, luasnya miokardium yang berisiko, serta gaya hidup dan

    kualltas hidup.

    2. Angioplasti koroner transluminal perkutan (PTCA)

    a. Efek. Kelebihan PTCA dibandingkan CABG adalah tanpa

    anes-tesia umum dan torakbtomi dan biaya yang lebih rendah.

    Baik PTCA rnaupun CABG memberikah hasil yang sama untuk

    kelangsungan hidup jika berhasil mencapai patensi.

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    56/58

    56

    Komplikasi antara lain diseksi, oklusi, infark, spasme, disritmia,

    infark miokardium, infeksi, dan perdarahan. Mortalitas kurang

    dari satu persen .dan morbiditas 510%. Dengan demikian,

    semua pasien yang dipertimbangkan untuk PTCA seharusnya

    juga dapat menjadi kandidat untuk CABG. Patensi yang

    berhasU dapat dicapai pada 8090% pembuluh. Restenosis

    terjadi paaa 20% kasus, tetapi 90% dari pembuluh ini dapat

    berhasil dire-dilatasi.

    b. Pemilihan pasien. Faktor-faktor seleksi adalah sama seperti

    pada CABG. Pasien-pasien yang bukan kandidat CABG dapat

    saja cocok untuk PTCA.

    VI. Strategi Penatalaksanaan

    A. Farmakoterapi kombinasi

    1. Antagonis adrenergik beta dan nitrat. Penghambat beta

    akan mengumpulkan refieks takikardia yang ditimbulkan nitrat,

    sement&ra penurunan preload oleh nitrat merangsang

    kecenderungan penghambat beta untuk meningkatkan tekanan

    akhir diastolik dan volume ventrikel.

    2. Penghambat saluran kalsium dan nitrat. Penghambat

    saluran kalsium dapat ditambahkan pada nitrat. Namun karena

    nitrat dan nifedipin memiliki profil efek samping yang sama,

    maka pada kombinasi bersama nitrat lebih baik menggunakan

    diltiazem atau verapamil.

    3. Penghambat adrenergik beta dan penghambat saluran

    kalsium. Penghambat beta dapat menumpulkan refieks

    takikardia yang ditimbulkan nifedipin, sehingga bermanfaat bila

    diberikan bersama. Penghambat beta, verapamil, dan

    diltiazem, semuanya memiliki efek inotropik dan kronotropik

    negatif dan sebaiknya digunakan dengan berhati-hati bila

    dikombinasi.

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    57/58

    57

    B. Penyuluhan pasien. Pasien perlu diberitahu tentang dosis,

    frekuensi, efek samping, dan indikasi suatu terapi yang berhasil,

    dan pada kebanyakan kasus perlunya penurunan dosis bertahap

    sebelum penghentian pengobatan. Semua preparat lepas lambat

    perlu ditelan ututi, jangan digerus atau dikunyah.

    C. Modifikasi faktor risiko harus dipusatkan pada faktor-faktor yang

    meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium dan faktor-faktor

    yang berkaitah dengan perltembangan penyakit. Kebutuhan

    oksigen miokardium dapat diturunkan dengan berhenti merokok,

    pengobatan hipertensi, optimasi berat badan, dan modifikasi

    perilaku tipe A. Suplai oksigen miokardium dapat ditingkatkan

    dengan berhenti merokok dan perubahan perilaku. Berhenti

    merokok saja dapat mengurangl risiko infark yang fatal, kematian

    mendadak, dan mortalitas total sebesar 2050% pada pasien-

    pasien dengan penyakit arteri koronaria. Terapi perubahan

    perilaku dapat mengurangi perilaku Tipe A dan telah dikaitkan

    dengan berkurangnya rekurensi infark miokardium. Perkembangan

    penyakit diperlambat dengan optimisasi semua faktor risiko,

    terutama merokok, tekanan darah, lemak darah, dan diabetes

    melitus. Latihan fisik mungkin tidak memperbaiki kolateral koroner,

    meningkatkan suplai oksigen miokardium, ataupun mengurangi

    mortalitas, koroner dan angka re-infarksi, tetapi mampu

    meningkatkan kapasitas kerja, mengurangi denyut jantung.

    mengurangi produk frekuensi-tekanan, mengurangi depresi,

    memperbaiki kepercayaan diri, dan baik dalam modifikasi berat

    badan, kolesterol HDL, dan kepekaan insulin. .

    D. Tindak lanjut dan rujukan. Pasien-pasien perlu sering

    ditindaklanjuti selarna awal pengobatan, dan setidak-tidaknya

    setiap enam bulan pada terapi rumatan, dan kembali menjadi lebih

    sering bila iskemia memburuk. Pada tiap kunjungan, derajat dan

    pola gejala, kepatuhan pada pengobatan, timbulnya efek samping,

  • 7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik

    58/58

    denyut jantung, tekanan darah, dan pemeriksaan jantung paru

    perlu dilakukan. Faktor-faktor risiko dibuat lebih optimal. Respons

    pengobatan dapat dilihat dari perbaikan toleransi latihan baik

    secara 1 subjektif, maupun melalui uji latihan, perbaikan faktor-

    faktor yang berkaitanl dengan peningkatan kebutuhan oksigen

    ataupun penurunan suplai (misal, penurunan denyut jantung dan

    tekanan darah), perbaikan gejala-gejala, * peningkatan status

    fungsional New York Heart Association, dan perbaikan kualitas

    hidup. Pasien-pasien dengan angina yang refrakter terhadaps

    penanganan medis, dan mereka yang mempunyai indikasi untuk

    CABS atau PTCA harus dirujuk.

    VII. Perjalanan penyakit dan prognosis. Faktor-faktor yang

    mempengaruh, prognosis diperlihatkan dalam Tabel 794.

    Kebanyakan pasien hanya; memerlukan EKG saat latihan untuk

    menilai variabel-variabel prognostikV Lamanya latihan yang dilakukan

    memiliki signifikansi prognostik yang lebih besaf dibandingkan derajat

    perubahan segmen ST yang timbul. Kepentingan prognostik dari

    iskemia tersembunyi semata tidak jelas. Angka mortalitas keseluruhan

    pada pasien dengan angina pektoris adaiah empat persen setahun;

    angka ini sekitar dua persen setahun pada kasus angina ringan akibat

    penyakit dua pembuluh dengan fungsi ventrikel kiri normal, dan 4,5%

    per tahun pada | kasus-kasus dengan penyakit tiga pembuluh.