99707755 ok penyakit jantung iskemik
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
1/58
1
Stroke
Ellen R. Evans, MD
I. Definisi.Stroke sesuai dengan definisi the National Survey of Stroke,
adalah: suatu sindrom klinis yang terdiri dari awitan secara mendadak
atau cepat suatu konstelasi temuan neurologis yang menetap lebih dari
24 jam akibat dari kecelakaan vaskular.
II. Epidemiologi. Stroke adalah penyakit neurologis yang paling sering
menimbulkan kecacatan dan kematian pada orang dewasa, dan
mencakup separuh dari perawatan di rumah sakit untuk penyakit
neurologi akut. Meskipun insidens dan kematian stroke di Amerika
Serikat sudah semakin menurun sejak 1940-an, sekitar 500.000 orang
masih mengalami stroke setiap tahunnya.
A. Faktor-faktor risiko untuk stroke yang tercatat dengan baik
digolongkan oleh American Heart Association sebagai golongan
yang dapat diobati (hipertensi, penyakit jantung, serangan iskemik
sekilas (TIA), polisitemia, dan penyakit sel sabit) dan golongan
yang tak dapat diobati dalam kaitannya dengan kejadian stroke
(usia [lanjut usia], jenis kelamin, pria, riwayat keluarga, ras [kulit
hitam], diabetes melitus, kejadian stroke sebelumnya, dan bruit
asimtomatlk). Sekitar 75% stroke terjadi pada orang lanjut usia.
Faktor-faktor risiko yang berkait dengan penyakit jantung koronerjuga merupakan faktor untuk stroke: hiperiipidemia, merokok,
konsumsi garam diet yang besar, konsumsi alkohol berat, konsumsi
kopi, dan obesitas.
B. Diagnosis diferensial untuk stroke meliputi lesi-lesi massa
(hematoma subdural, neoplasma), proses infeksi (meningitis, abses
serebral), proses radang (arteritis temporal), dan proses-proses
idiopatik (epilepsi). Riwayat klinis dan pemeriksaan fisik merupakan
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
2/58
2
kunci-kunci untuk menyingkirkan peristiwa-peristiwa noniskemik
yang terkesan dari awitan lambat gejala-gejalanya yang progresif
bertahap dan mengenai banyak daerah perdarahan. Gejala-gejala
iskemi koroner, disritmia jantung, gagal jantung kongestif, dan
penyakit katup membaritu untuk niengideniifikasi etiologi jantung.
C. Jenis-jenis stroke. Stroke aterotrombotik merupakan jenis yang
paling banyak, meliputi 60-70% stroke. Stroke hcrnoragik
mencakup sedikit lebih dari 15% stroke, dan stroke emboli serebral
terjadi sedikit kurang dari 15% kasus. Sepuluh persen stroke
merupakan akibat dari infark lakuna.
D. Prognosis. Kelumpuhan nervus III (yang menunjukkan hemiasi
unkus), umur pasien yang tua, dan kejadian hemoragik berkaitan
dengan prognosis kematian segera. Pada kejadian hemoragik,
defisit motorik unilateral total dan koma mempunyai prognosis yang
buruk. Perdarahan pons mempunyai prognosis yang sangat buruk.
Infark lakuna mempunyai angka kematian yang terendah di antara
semua stroke.
III. Patofisiologi
A. Stroke aterotrombot ik disebabkan oleh stenosis arteri progresif
yang akhirnya menimbulkan sumbatan karena pernbentukan plak
aterosklerotik.
B. Stroke hemoragik digolongkan menurut lokasi.
1. Perdarahan intraserebral (ICH) biasanya disebabkan oleh
hipertensi. Penyebab lain ICH termasuk malformasi
arteriovena, tumor, dan diskrasia darah (antikoagulasi).
Angiopati amiloid serebral sekarang semakin dikenali sebagai
etiologi pada pasien yang tua.
2. Perdarahan subaraknoid, tidak seperti jenis stroke lainnya,
mewakili penyebab yang sering pada orang muda dan jarang
terjadi pada orang-orang yang berusia tua. Penyebab stroke
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
3/58
3
biasanya adalah pecahnya aneurisma kongenital yang terletak
dalam sirkulus Willisi, karotis interna, arteri komunikans
anterior, atau arteri serebralis media.
C. Strokeemboli terjadi karena mobilisasi mendadak bahan-bahan
yang menyumbat semua kemungkinan batang atau cabang
pembuluh darah serebral ke dalam aliran darah; fragmen-fragmen
trombus mural yang lunak (jantung, pembuluh besar), kompleks
trombus-bakteri, fragmen kolesterol,, agregat tumor mikroskopik,
gelembung gas, lemak, atau benda asing.
Tabel 87-1 Gambaran Klinis Stroke
Tipe stroke/ arteri atau
daerah yang terkenaGambaran klinis Pemikiran khusus
Stroke aterotrombotik :
- arteri karotis interna (paling sering
ekstrakranial)
- Arteri vertebralis (paling sering
intracranial)
- Arteri basilaris
Awitan tersendat-sendat,
dapat terjadi saat bangun
Infark serebelar
menyebabkan edema
berat/kompresi batang otak
Didahului TIA pada
50% kasus
Stroke embolik:
Arteri serebralis media
Arteri serebralis anterior
Arteri serebralis posterior
Awitan mendadak, defisit
maksimal
Infark lacuna : (arteri yang
mempenetrasi)
- Perforator lentikulostriata media
- Perforator serebralis posterior
- Arteri basilaris yang
mempenetrasi cabang
Mendadak berat atau
dalam beberapa jam (nyeri
kepala, hilangnya
kesadaran, emesis tidak
terjadi)
Sindrom lakunar;
hemiparese motorik
murni; hilangnya
sensoris murni; krural
dan ataksia / disrtria
(clumsy hand
syndrome)
Perdarahan intraserebral:
- Hemisfer serebralis profunda
(putamen)
- Substantia alba subkortikal
Awitan mulus meskipun
dapat mendadak (terjadi
emesis dan hilangnya
kesadaran)
Evakuasi bekuan
secara bedah
merupakan indikasi
pada pasien terpilih
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
4/58
4
(perdarahan intracranial lobar)
- Serebelar
- Talamik
Perdarahan intracranial
serebelar mempunyai
perjalanan yang tidak
dapat diduga
Perdarahan Subaraknoid (aneurisma
rupture)
- Sirkulus willisi
- Karotis internal
- Arteri komunikans anterior
- Arteri serebralis media
Awitan mendadak (nyeri
kepala brutal, emesis,
hilangnya kesadaran
kemudian sadar dengan
nyeri kepala dan leher kaku
Catatan : aneurisma jarang
simptomatik sebelum ruptur
Komplikasi : rupture
ulang, obstruksi liran
cairan spinalis
(hidrosefalus
komunikans);
vasospasme 3-14 hari
setelah mengalamistroke
D. Sekitar 75% infark lakuna terjadi pada pasien hipertensi. Arteri-
arteri serebralis perforans tersumbat oleh lipohialinosis,
degenerasi hipertensif arterial segmental, atau mikroateroma
(arteri-arteri perforans kecil).
IV. Diagnosis. Ditemukan tiga presentasi klinis yang jeias pada penyakjt
serebrovaskular yang terjadi akut: stroke lengkap (defisit neurologis
statis), strokyang sedang berjalan (defisit-defisit neurologis memburuk
secara progresif, paling banyak dengan trombosis pembuluh darah
besar, tetapi juga dengan lakuna-lakuna dan emboli), dan TIA (defisit
neurologis cepat menghilang yang mungkin merupakan awal bagi
stroke berikutnya).
A. Gejala dan tanda st roke dikaitkan dengan wilayah
serebrovaskular yan terkena proses stroke. Pembuluh-pembuluh
darah yang paling sering terkena dan gejala klinis yang sering
muncul dapat dilihat dalam Tabel 87-1
B. Uji laboratorium (llhat Bab 79, Penyakit Jantung Iskemik)
1. Hitung darah lengkap dan hitung trombosit diperlukan untuk
menylngkirkan anemia dan polisitemia. Pengukurari-pengukuran
kelainan metabolik lain juga dlindikasikan untuk menemukan
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
5/58
5
kemungkinan lain yang memperburuk iskemia serebral: glukosa
darah, elektrolit serum, nitrogen urea darah (BUN), dan
kreatinin. Pemeriksaan profil-profil pembekuan, yakni waktu
protrombin (PT), waktu tromboplastin aktif (PTT), dan hitung
trombosit diperlukan bila dipikirkan pemberian antikoagulasi.
2. Pencitraan otak hendaknya dikerjakan pada saat awal untuk
mendeteksi adanya perdarahan dan untuk menyingkirkan
etiologi-etiologi lain, seperti tumor, abses, atau hematoma
subdural.
a. Tomografi komputer (CT) paling sering digunakan. CT
scan yang normal sering didapat pada infark lakuna atau
batang otak bila lesi-lesinya kecil. Selain itu, pada awal
perjalanan suatu infark iskemik, CT scan biasanya negatif,
meskipun mungkin dapat terdeteksi porubahan-perubahan
edematus awal. Penguatan dengan kontras . tidak
diperlukan secara rutin. Hasil diagnostik dari CT scan pada
iskemia paling besar tujuh hari sotelah peristiwaaya. Infark
akan terdeteksi pada CT scan pada sekitar 75% kasus.
b. Pencitraan resonansi magnetik (MRI) mempunyai manfaat
yang sangat tinggi untuk lokalisasi lesi. Penggunaan zat
kontras para-magnetik pada MRI otak biasanya tidak
membantu. Penggunaan MRI sekarang ini tergantung pada
ketersediaan alat ini dan keperluan untuk mengidentifikasi
suatu proses penyulit atau memperjelas gambaran klinis
yang meragukan.
c. Tomografi emisi positron (PUT), yang mendemonstrasikan
aliran darah regional dan metabolisme. serebral di daerah
tertentu, mempunyai manfaat yang tinggi untuk lokalisasi
lesi. Selain itu, PET mungkin memberikan sebuah metode
untuk menentukan reversibilitas iskemia serebral. Protokol-
protokol riset dan kasus yang pilihan-pilihari terapi utamanya
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
6/58
6
bergantung pada diagnosis adalah situasi-situasi primer
yang sekarang memerlukan pemindatan PET.
d. CT diperjelas xenon dan tomografi komputer emisi foton
tunggal (SPECT) adaiah dua teknik lain untuk memeriksa
fungsi serebral yang sekarang tidak mempunyai peran rutin
pada manajemen sfroke.
3. Pemeriksaan awal pasien yang menunjukkan gejala-gejala
iskemia serebrovaskular akut hendaknya mencakup juga
pemeriksaan karotis non-invasif untuk mencari lesi-lesi yang
nyata pada arteri karotis. Angiografi serebral, standar emas
untuk pemotretan pembuluh darah, hendaknya dilakukan pada
kasus tertentu saja terutama bila dipikirkan akan dilakukan
interyensi bedah. Angiografi resonansi magnetik (MRA), yang
memungkinkan visualisasi arteri dan vena-vena tanpa
menggunakan kontras, potensial akan menggantikan angiografi
serebral.
4. Ekokardiografi dan monitoring Hotter 24 jam diperlukan bila
dicurigai terjadi proses emboli, bila direncanakan intervensi
bedah, atau bila pasien stroke tersebut mempunyai faktor-faktor
risiko yang tinggi untuk mengalami emboli, seperti, fibrilasi
atrium, dicurigai endocarditis infeksiosa, katup jantung prostetik,
kardiomiopati yariy mengalami dilatasi, atau infark miokard
anterior baru.
5. Pungsi lumbal bermanfaat bila pemotretan otak normal dan
dieurigai terjadi perdarahan subaraknoid atau meningitis.
Walaupun cairan serebrospinal biasanya mengandung darah bila
perdarahan hipertensif menyebar ke.ventrikel, pada malformasi
vaskular, dan aneurlsma pecah, cairan yang jernih tidak
menjamin tidak ada perdarahan. Infeksi dicurigai bila ada
leukositosis dalam cairan serebrospinal..
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
7/58
7
6. Elektroensefalografi (EEG) dapat mendemonstrasikan
perlambatan gelombang-gelombarig pada stroke yang
melibatkan korteks dan dilakukan bila terjadi aktivitas kejang
atau dicurigai.
V. Terapi. Begitu diagnosis yang akurat telah ditegakkan, sasaran
perawatan akut adalah stabilisasi klinis pasien dan pencegahan
kerusakan akibat iskemia, Biasanya diperlukan perawatan di rumah
sakit, meskipun pasien-pasien yang menunjukkan stroke lengkap 48-
72 jam setelah peristiwa tanpa tanda-tanda keterlibatan fossa
posterior akan baik dirawat sebagaimana pasien rawat jalan dengan
bantuan sebuah agen perawatan kesehatan rumah yang aktif.
Rehabilitasi hendaknya dimulai sesegera mungkin setelah peristiwa
akut selesai.'
A. Stabilisasi pasien mencakup pengendalian tekanandarah,
deteksi dan terapi aritmia, penempatan pasien yang tepat untuk
menghindari luka tekanan, pencegahan overhidrasi, koreksi pada
gangguan metabolik yang ada dan monitoring progresi stroke
dengan pemeriksaan neurologis.
B. Pembatasan iskemia
1. Temuan-temuan penting pada the North American
Symptomatic Carotid Endarterectomy Trial (NASCET)
mengungkapkan bahwa endar- terektomi karotis (CEA)
mempunyai manfaat yang besar untuk mereka: yang
mengalami stenosis derajat tinggi (70-99%) yang disertai
dengan TIA hemisfer baru atau stroke yang tidak
menimbulkan cacat. Selain itu, plak-plak yang non-oklusif
tetapi mengalami ulserasi pada pasien TIA juga
dipertimbangkan untuk menjalani CEA.
Waktu yang tepat untuk CEA ditentukan oleh luasnya
lesi. Temuan adanya infark sentral besar pada pemotretan
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
8/58
8
otak memerlukan operasi ini pada ernpat minggu setelah
peristiwanya. Infark perifer yang lebih kecil dan TIA boleh
dioperasi lebih cepat. CEA boleh diindikasikan atas dasar
kedaruratan pada pasien dengan stenosis karotis yang
mudah dijangkau, tercatat tidak ditemukan infark serebral
besar pada CT scan atau MRI, dan gejala-gejala strokenya
menjadi berat dan mereda yang disertai dengan selang waktu
fungsi neurologis normal atau crescendo TIA.
2. Terapi antikoagulasi telah dipakai untuk profilaksis dan
terapi untuk stroke, tetapi terapi ini masih kontroversiai.
Rekomendasi-rekomendasi baru rnenyokong penggunaan
terapi antikoagulasi untuk mencegah kambuhnya stroke-
stroke kardioemboli, stroke vertebrobasilar, dar stroke yang
progresif. Pasien-pasien dengan stroke progresif dan
crescendo TIA hendaknya diberi heparin segera bila akan
dilakukan intervensi bedah, angiografi, dan terapi obat lebih
lanjut. Antikoagulasi segera hendaknya mulai pada pasien
dengan embolus serebral yang tidak mengalami perdarahan
besar atau infark besar. (Lihat Bab 15Dispnea.)
Terapi antikoagulasi jangka panjang dengan
Coumadin (natrium warfarin) dianjurkan pada kasus-kasus
tertentu. Mereka yang bertahan dari stroke dengan etiologi
pasti emboli jantung serta pasien-pasien TIA yang lesinya
tidak dapat dijangkau secara bedah serta masih
menunjukkan gejala dengan terapi aspirin dipertimbangkan
sebagai kandidat untuk antikoagulasi. Terapi antikoagulasi
dikontraindikasikan bila emboli serebralnya disebabkan oleh
endokarditis bakteri subakut; tetapi, terapi cepat untuk
Infeksinya diindikasikan. Terapi hendaknya secara umum
dilanjutkan sekurang-kurangnya enam hingga 12 bulan atau
bahkan sepanjang hidup pasien.
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
9/58
9
3. Nimodipin adalah suatu penyekat (blocker) saluran kalsium
yang terutama mempengaruhi perdarahan sistem saraf pusat.
Obat ini sudah terbukti untuk mengobati iskemia serebral
yang berkaitan dengan perdarahan subaraknoid. Dianjurkan
memulai terapi dalam 96 jam setelah awitan peristiwanya
dongan dosis SO mg yang diberikan per oral setiap empat
jam selama 21 hari.
4. Terapi-terapi obat yang sedang diteliti untuk digunakan
pada kerusakan iskemik yang sebenamya sangat menarik
termasuk penyekat saluran kalsium dan penyekat reseptor N-
metil-D-aspartat (NMDA) (mis., dekstrometorfan).
Pentoksifilin (Trental), yang mengubah morfologi sel darah
merah, dan obat-obat trombolitik (mis., streptokinase
[Strepase], urokinase, dan aktivator plasminogen jaringan)
sedang diteliti.
5. Pada dasamya dua obat digunakan bila pencegahan atau
terapi edema serebral merupakan indikasi.
a. Steroid kadangkala diberikan untuk meredakan edema
serebral dan, mungkin, untuk meningkatkan
penyembuhan. Deksametason (Decadron) dimulai dengan
dosis 4-6 mg intramuskular setiap empat hingga enam
jam dan hendaknya dikurangi secara perlahan (tapering
off) bila pasiennya sembuh,
b. Mannitol adalah suatu diuretika osmotik yang bermanfaat
untuk mengurangi edema serebral. Mannitol (20%)
diberikan dengan dosis . 0,25-1 g/kg secara intravena
setiap tiga hingga enam jam sementara respons klinis,
osmolaritas, dan tekanan intrakranial dimonitor. Dosis
hendaknya dibatasi hingga 100-200 g dalam 24-48 jam.
Mannitol dikontraindikasikan pada pasien dengan kongesti
perdarahan paru.
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
10/58
10
C. Pencegahan berulangnyastroke adalah kunci untuk penurunan
morbiditas dan mortalitas yang berkelanjutan akibat stroke.
Peran CEA (lihat hal 632) untuk mencegah stroke pada pasien
dengan lesi derajat tinggi sudah dibahas. Peranan CEA pada
pasien dengan stenosis kurang dari 70% dan pada pasien
asimtomatik dengan stenosis sedang diteliti.
1. Mengubah faktor-faktor risiko, terutama pengendalian
tekanan darah (tekanan darah arteri rata-rata hendaknya
170/100 mm Hg saat istirahat), dan penyakit sistemik akut.
c. Temuan-temuan yang mengarahkan pada PJI antara lain (1)
suatu depresi segmen ST datar sernentara atau menurun 2
mm atau lebih yang menghilang setelah latihan; (2) suatu
depresi segmen ST yang datar atau menurun yang terjadi
saat latihan, dan bertambah buruk setelah latihan, dan
kemudian kembali ke normal; dan (3) elevasi segmen ST.
Derajat perubahan segmen ST tidak konsisten berkorelasi
dengan derajat iskemia sesungguhnya. Temuan- temuan
positif lainnya antara lain penurunan tekanan.darah, respons
denyut jantung submaksimal, nyeri dada saat berlatih, ektopi
ventrikel, dan gallop S3.
3. Pemantauan EKG ambulatorik (AEM). AEM adalah
pemantauan EKG multiple lead untuk jangka waktu yang
bervariasi. Lamanya perekaman untuk mendeteksi iskemia tidak
dapat dipastikan, tetapi 4872jam biasanya mencukupi.
a. Indikasi adalah evaluasi gejala- gejala yang mengarah pada
kasus-kasus dengan EKG normal pada saat latihan, untuk
memperjelas gejala-gejala spesifik pada pasien dengan CAD,
gejala-gejala yang timbul lemah pada aktivitas sehari-hari
namun meningkat pada saat latihan, menentukan terapi anti-
iskemik, dan identifikasi aktivitas-aktivitas yang berkaitan
dengan iskemia.
b. Temuan-temuan yang mengarahkan pada kemungkinan
penyakit jantung iskemik adalah serupa dengan temuan-
temuan EKG saat berlatih. Perubahan segmen ST dan
gelombang T saat pemantauan EKG ambulatorik dapat
ditimbulkan oleh penyebab iskemik maupun non-iskemik
(lihat Tabel 792).
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
42/58
42
4. Pengujian radionuklir saat berlatih (ERT). ERT dengan
skintigrafi thalium 201 dilakukan pada puncak latihan dan empat
jam setelahnya memberikan suatu gambaran grafis dari perfusi
jaringan miokardium yang melengkapi informasi yang didapatkan
dari EKG saat berlatih. Distribusi thalium ditentukan oleh perfusi
dan ambilan selular, yang bergantung pada integritas dari pompa
natrium-kalium.
a. Indikasi. Dalam konteks diagnosis CAD, maka ERT
diindikasikan jika kelainan EKG saat istirahat seperti efek
digitalis ataupun gangguan konduksi akan mengganggu
interpretasi dari EKG saat latihan, yaitu bila EKG saat berlatih
berpola tidak diagnostik pada pasien-pasien dengan
kemungkinan CAD yang cukup tinggi, dan pada evaluasi
pasien-pasien dengan 85% dari denyut jantung maksimum
tidak dapat dicapai pada EKG latihan.
b. Kontralndikasi sama seperti untuk EKG latihan.
c. Temuan-temuan yang menunjukkan PJI antara lain
gangguan perfusi yang reversibel dan ireversibel,
pertambahan ukuran ruangan jantung, dan rasio abnormal
antara jantung dan distribusi pulmonal.
5. Uji dipiridamol-thalium. Dipiridamol intravena meningkatkan
kepekaan arteri koronaria terhadap adenosin, yang
menyebabkan penurunan resistensi koroner dan peningkatan
relatif aliran darah koroner melalui pembuluh-pembuluh yang
tidak mengalami obstruksi. Miokardium yang diperfusi oleh
pembuluh-pembuluh stenotik terlihat mengalami kekurangan
perfusi relatif pada skintigrafi thalium.
a. Indikasi termasuk pasien-pasien yang tidak dapat
menjalankan ERT bahkan untuk porsi latihan tingkat sedang.
b. Perhatian dan kontraindikasi. Dipiridamol dapat
mencetuskan iskemi & jantung dan bronkospasme, oleh
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
43/58
43
sebab itu pengujian perlu dilakukan dengan hati-hati pada
pasien-pasien penyakit jantung iskemik atau penderita
penyakit bronkospastik ringan hingga sedang. Tindakan ini
tidak boleh dilakukan pada pasien-pasien dengan penyakit
bronkospastik berat.
c. Temuan dan interpretasi pada pengujian ini adalah sama
seperti pada ERT.
6. Angiografi koroner
a. Indikasi. Dalam konteks diagnosis CAD, angiografi koroner
merupakan indikasi bila hasil-hasil dari pemeriksaan lainnya
tidak saling mendukung dan meragukan dan bila ada suatu
EKG istirahat yang abnormal pada orang-orang yang
bertanggung jawab terhadap keselamatan publik. Selain itu,
angiografi dipakai untuk menentukan perlu tidaknya terapi
invasif dan menentukan prognosis.
b. Kontraindikasi termasuk kandidat revaskularisasi yang
kurang baik, fasilitas uji yang tidak memadai, dan mortalitas
terkait prosedur yang melampaui perawatan standar. Dokter
pusat kesehatan primer harus memastikan bahwa fasilitas
yang dimiliki memenuhi persyaratan perawatan standar
sebelum melakukan angiografi.
Komplikasi termasuk kematian, infark miokardium,
gangguan peredaran darah otak, disritmia, ganggan vaskular
parlfer, trombosis, embolisme, perdarahan, perforasi jantung,
dan reaksi kontras. Angka mortalitas adalah 0,10,2%.
c. Temuan-temuan antara lain lokasi dan keparahan dari
obstruksi vaskular, luas miokardium yang mongalami
gangguan, fungsi ventrikel (tekanan pengisian ventrlkel kiri,
ukuran ruangan fraksi ejeksi, gerakan dinding), dan adanya
gangguan katup. Gangguan yang bermakna dibatasi sebagai
penyempitan lumen arteri utama kiri sebesar 50%, atau
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
44/58
44
penyempitan 75% pada arteri koronaria kanan, desendens
anterior kiri, sirkumfleksa, dan salah satu cabang-cabang
utamanya.
d. Angiografi koroneradalah standar emas yang dipakai untuk
membandingkan pemeriksaan yang lain. Namun, karena
penebalan dinding vaskular dan gangguan intraluminal hanya
dua dari banyak faktor penentu suplai dan kebutuhan oksigen
miokardium, maka anatomi koroner tidak selalu berkorelasi
dengan tingkat iskemia.
C. Strategi diagnostik
1. Angina pektoris yang khas atau pernah infark miokardium. Bila
seorang pasien mengeluhkan angina pektoris klasik atau
mengakui perhah mengalami infark miokardium, maka
kemungkinan CAD adalah sangat tinggi dan diagnosis seiingkali
dapat dibuat tanpa pemeriksaan tambahan. Oleh sebab
hubungan antara faktor-faktor pencetus nyeri dada bergantung
pada keseimbangan dari banyak faktor yang mempengaruhi
suplai dan kebutuhan oksigen miokardium, maka sifat dari nyeri
merupakan indikator yang lebih peka untuk angina akibat
penyakit jantung iskemik dibandingkan faktor-faktor yang
mengawali ataupun membebaskan nyeri. Probabilitas angina
pektoris meningkat dengan jumlah dan lamanya paparan
terhadap faktor-faktor risiko CAD dan IHD. Anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan EKG istirahat perlu dilakukan untuk
mendeteksi sebab-sebab IHD yang lain (misal, anemia, dan
penyakit jantung lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan
pengobatan, misalnya blok berkas cabang kiri atau gagal
jantung kongestif). Derajat nyeri dada tidak selalu berkaitan
dengan derajat CAD Angina tak stabil harus disingkirkan dari
anamnesis sebelum diagnosis angina stabil kronik dapat
ditegakkan.
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
45/58
45
2. Nyeri dada atipik, ekuivalen angina, atau risiko penyakit
jantun! koroner yang jelas meninggi. Nyeri tidak khas yang
tidak tepat menggambarkan angina pektoris memberikan
probabilitas penyakit jantung iskemik kurang dari 25% pada
pasien-pasien dengar. sedikit faktor risiko. Sebaliknya, individu-
individu yang berisiko tinggi terhadap penyakit jantung iskemik
dapat saja telah mengalami penyakit tanpa nyeri dada.
Pendekatan diagnostik pada pasien-pasien ini dan pada
individu-individu yang mengalami kemungkinan ekuivalen
angina, dimulai dengan usaha mendapatkan EKG istirehat. Jika
EKG saat istirahat ini abnormal (misal, blok berkas cabang kiri)
akan menyulitkan interpretasi EKG saat berlatih, maka perlu
dilakukan EBT. Untuk pasien pasien dengan EKG istirahat
normal, maka pemeriksaan diagnostik selanjutnya berdasarkan
hasil-hasil EKG saat berlatih. Jika EKG saa berlatih negatif,
maka kemungkinan PAK adalah kecil dan life diperlukan
angiografi koroner. Namun, jika EKG saat berlatih meragukan
terdapat Indikasi ERT. Bila EKG saat berlatih positif tetapi tidak
tirnbul angina, terdapat indikasi ERT atau altematifnya yaitu
angiografi koroner. Jika EKG saat berlatih positif dan tirnbul
angina, maka kemungkinan . PAK besar dan angiografi koroner
tidak diperiukan untuk diagnosis tetapi untuk keputusan terapi.
Pada kasus-kasus yang melakukan ERT, hasil negatif membuat
kemungkinan PAK sangat kecil, sehlngga tidak perlu melakukan
angiografi koroner. Suatu pemeriksaan yang positif memberi
kemungkinan PAK dan pada kasus ini, diagnosis pasti
berlandaskan pada hasil angiografi koroner.
3. Angina varian memerlukan bukti angiografik adanya iskemia
jantung regional akibat spasme dari arteri-arteri koronaria utama
yang terjadi spontan ataupun sebagai reaksi terhadap uji
pfovokatif, seperti uji ergonovin. Perubahan-perubahan EKG
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
46/58
46
ditentukan oleh jaringan yang mengalami iskemia akibat
spasme dan dapat berupa episode-episode elevasi atau depresi
segmen ST dan disritmia jantung serta gangggan konduksi,
termasuk blok jantung total dan takiaritmia ventrikular. Spasme
seringkali pada daerah-daerah lesi aterosklerptik meskipun
anatomi arteri koronaria dapat saja normal.
4. Diagnosis lain. Iskemia miokardium tersembunyi adalah
iskemia yang teridentifikasi pada saat menjalani EKG saat
berlatih ataupun AEM. Iskemia tirnbul tanpa gejala saat
melakukan aktivitas harian. Iskemia tersembunyi dapat
bermanifestasi sebagai ekuivalen angina dan perlu dicurigai
pada pasien-pasien yang memperlihatkan hipertrofi ventrikel kiri,
gangguan konduksi intraventrikular, kelainan segmen ST dan
gelonibang T yang tidak spesifik, atau pada individu-individu
asimtomatik risiko tinggi dengan EKG saat berlatih positif namun
tidak pemah mengalami angina. Dua puluh lima persen pasien
dengan angina stabil kronik dan EKG saat beriatih positif
memperlihatkan depresi ST pada AEM, dan 75% dari episode
ini tirnbul tanpa gejala.
Jika dicungai adanya penyakit jantung iskemik, maka pengujian
spesifik lebih diarijurkan dibandingkan percobaan terapi untuk
menegakkan diagnosis. Hilangnya nyeri epigastrium atau
substernal oleh pemberian antasid tidak menyingkhkan
diagnosis angina pektoris, demikian pula halnya respons
terhadap nitrpglfserin tidak dapat menyingkirkan nyeri dada non-
iskemik.
V. Pengobatan ditujukan untuk meningkatkan suplai oksigen miokardium
dan mengurarigi kebutuhan oksigen dengan manipulasi faktor-faktor
yang dibicarakan pada bagian Patofisiologi (lihat hal. 560). Pasien-
pasien dengan angina tak stabil perlu dirawat dt rumah sakit dan
diiangani sepeiti pasien dalarn ancaman infark miokardium, karena
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
47/58
47
angina seperti itu berkaitan dengan risiko infark miokardium yang
bermakna.
A. Farmakoterapi. Dosis obat, frekuensi dan efek samping diberikan
daiam Tabel 793. Pada umumnya, nltrat, antagonis reseptor
beta, dan sebagian penghambat saluran kalsium efektif dalam
penatalaksan-aan iskemia akibat peningkatan kebutuhan oksigen
(serangan terjadi hanya pada saat melakukan latihan fisik),
sementara nitrat dosis tinggi dan sebagian penghambat kalsium
efektif pada iskemia akibat penurunan suplai oksigen miokardium
(serangan terjadi saat melakukan aktivitas biasa, atau serangan
tahpa adanya peningkatan denyut jantung sebagal faktor pen-
cetus, serangan yang memanjang, dan recurensl yang sering).
Aktivitas mental, paparan dingin, ataupun merokok menyebabkan
penurunan suplai dan peningkatan kebutuhan.
Pilihan obat tunggal adalah berdasarkan pertimbangan pola
angina, kejadian pencetus, efek samping dan koeksistensi dari
penyakit jantung \ atau non-jantung lainnya. Karena efek samplng
meningkat dengan pertambah'an jumlah obat yang diberlkan, maka
agen-agen farmakologis perlu diseleksi dengan seksama guna
menekan jumlah Obat yang diberikan namun tetap mencapai
respons terapi yang.memadal.
1. Nitrat
a. Pemilihan (lihat Tabel 793). Pengobatan harus dimulai
dengan dosis kecil agar pasien dapat mentolerir efek
samping. Karena Ipreparat nitrogliserin dan isosorbid dinitrat
atau tetranitrat yang kerja panjang dan sedang memiliki
insidens efek samping yang paling rendah, maka obat-obat
ini merupakan obat baris pertama dalam penatalaksanaan
jangka panjang pada angina kronik stabii. Nitrat bersama
penghambat saluran kalsium merupakan obat terpilih pada
pengobatan iskemia miokardium tersembunyi. Pemberian
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
48/58
48
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
49/58
49
ObatCara
pemberianDosis Komentar
NITRATNitro-gliserin
Sublingual 0,15-0,6 mgprn
Mengatasi gejala dalam 30 detik hingga 30 menit. Dosispenuh lazim adalah 0,3-0,6 mg. efektif pada serangan anginaakut
Semprotanlingual
1-2 dosisdisemprotkandi atas atau dibawah lidah
0,4 mg/inhaler dosis terukur. Waktu simpan yang lebihpanjang dibandingkan tablet
Bukal 1-2 mg prnatau tiap 8 jam
Pelepasan konstan. Memerlukan pengajaran mengenaibagaimana menempatkan obat secara bukal, namun dapatditoleransi baik oleh kebanyakan pasien
Oral, lepaslambat
2,5-13 mg tiap6 jamm
Awitan 60 menit. Dosis lazim 6,5 mg tid
Perkutan 1-4 inci salep 2% di atasdaerah 6x6 inciyang dtutupdengan balutannon absorben
Awitan 15 menit. Mengandung 15 mg/inci. Peningkatanadalah inci. Peningkatan luas daerah akan meningkatkankadar darah. Penghentian obat perlu dilakukan penurunanbertahap. Jangan digosokkan ke dalam kulit. Kertas lilindapat dimanfaatkan sebagai penutup
Transdermal
2,5-15 mg tiap24 jam
Awitan 30 menit. Kadar terapeutik plasma 30-60 menitsetelah pengolesan dan bertahan selama 30 menit setelahpengangkatan patch. Kecepatan pelepasan bergantung padamerek dagang
Isosorbid
dinitrat
Sublingual
oral
2,5-10 mg tiap
3-4 jam
Awitan 2-5 menit
Oral, lepaslambat
10-40 mg tiap8-12 jam atauqhs
Awitan 15-30 menit. Terjadinya toleransi pada dosis tinggiakan lebih rendah jika digunakan kurang dari 2-3 kali sehari
Eritritiltetra-nitrat
sublingual 5 mg prn Awitan 60 menit
Antagonis adrenergik beta
Atenolol oral 50-200 mg tiap24 jam
Selektivitas B1 rendah, solubilitas lemak rendah.Penyesuaian dosis pada gagal ginjal
metoprolol Oral Selektivitas B1 rendah, solubilitas lemak sedang.Kardioselektivitas hilang pada dosis di atas 100mg/hari
Asebutolol Oral Selektif b1.Aktivitas simptamomimetik intrinsic sedang
Nadolol Oral Tidak selektif, solubilitas lemak rendah. Penyesuaian dosispada gagal ginjal
Pindolol Oral Tidak selektif., solubilitas lemak sedang, aktivitassimptamomimetik intrinsik nyata
Propranolol
Oral Tidak selektif, solubilitas lemak rendah. Waktu paruhmeningkat pada sirosis. Pemberian dosis tiap 12 jam dengandosis total yang sama dapat memperlihatkan efektifitas yangekuivalen
Oral, kerja Tidak selektif, solubilitas lemak tinggi
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
50/58
50
transdermal dapat memperbaiki gejala, tetapi tampaknya
tidak memperbaiki toleransi latihan dan tidak memiliki
kelebihan dibandingkan cara pemberian lain.
Perkembangan toleransi tidak lazim pada pemberian
nitrogliserin sublingual "seperti yang diperlukan", tapi dapat
terjadi pada kadar nitrogliserin plasma yang tinggi terus
menerus, misalnya pada terapi peroral atau transdermal.
Karena adanya toleransi silang, maka tidak ada gunanya
untuk mencoba nitrat yang lain bila telah timbul toleransi
terhadap suatu nitrat. Suatu interval bebas nitrat malam hari
selama 1012 jam dapat memulihkan kepekaan terhadi
nitrat. Oleh sebab perkembangan ketergantungan nitrat pada
terapi jangka panjang, maka penghentian obat-obat kerja
panjang perlu pemantauan ketat.
panjang
Timolol oral Tidak selektif, solubilitas lemak sedang
Labetalol Oral Tidak selektif, aktivitas penghambat alfa dan betaPenghambat saluran kalsium
Nifedipin Oral, lepaslambat
30-90mg tiap24 jam
oral 10-20 mg tiap 8jam
Vasodilatasi sedang. Tidak ada efek terhadap systemsimpatis ataupun konduksi atrioventrikular. Dipakai padapengobatan serangan angina akut, memperbaikihemodinamik. Efek samping antara lain hipotensi, palpitasi,mual, flushing, edema
Nikardipin Oral 20-40mg tiap 8jam
Efek samping serupa dengan nifedipin. Pengalamanterbatas. Agaknya kurang menyebabkan hipotensi ortostatikdan edema. Vasoselektivitas lenih tinggi dibandingkandengan nifedipin. Perhatian kejadian angina yang semakinsering lebih tinggi dibandingkan nifedipin
Diltiazem Oral 30-90 mg tiap 6jam
Vasodilatasi derajat rendah. Menghambat system simpatisdan konduksi AV (moderat). Tidak mengubah hemodinamik.Efek samping antara lain hipotensi, blok AV, flushing danamat jarang gagal ventrikel kiri
verapamil Oral 80-160mg tiap8 jam
Vasodilatasi sedang. Hambat reflex simpatik derajat rendah.Efek terhadap konduksi AV nyata. Efek samping termasukblok AV, konstipasi, nausea, mual, flushing, gagal ventrikel
kiri, peningkatan waktu paruh pada sliosis
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
51/58
51
i. Kontraindikasi. Kontraindikasi absoiut termasuk
hipersensitivit terhadap nitrat, hipotensi, dan hipovolemia.
Kontraindikasi rel| termasuk kardiomiopati obstruktif
hipeiirofik, kor pulmonale, d hipoksemia arterial. Nitrat
harus digunakan dengan berhati-hati af dihindaii pada
pasien-pasien dengan nyeri kepala berulang krori
terutama yang bersifat vaskular.
ii. Efek samping. Efek samping antara lain hipotensi
postural, reflex takikardia, nyeri kepala, semu merah
pada wajah, bradikardi (jarang), iskemia serebral
(jarang), dan semakin hebatnya edema perifer (kadang-
kadang). Methemoglobinemia dapat terjadi pada
pemakaian dosis tinggi jangka panjang. Preparat kulit
dapat menyebabkan dermatitis kontak.
iii. Interaksi obat. Alkohol dapat meningkatkan efek
hipotensi I nitrat, demikian juga obat-obat lain yang
menyebabkan vasodilatasi
2. Antagonis adrenergik beta
a. Pemilihan (lihat Tabel 793). Karena efek terapi dari obat-oba'
adalah serupa, maka pilihan terapi dilakukan menurut lama
kerja, kebutuhan akan kardioselektivitas, dan profil efek
samping
Peningkatan dosis meninggikan efek antiangina, meskipun
tidak lebih jauh menurunkan denyut jantung. Bila menghentikan
pemberian penghambat beta ataupun pengalihan terapi pada
nitrat ataupun penghambat saluran kalsium, maka dosis obat-
obat penghambat beta perlu diturunkan bertahap guna
menghindari peningkatan aktivitas adrenergik beta yang dapat
berakibat iskemia miokardium, disritmia, dan kematian
mendadak. Obat-obat penghambat beta in-travena seperti
esmolol, dapat digunakan pada pasien-pasien yang mendapat
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
52/58
52
penghambat beta jangka panjang yang untuk sementara tidak
dapat melanjutkan pengobatan oral. Waktu paruh biologis untuk
semua obat golongan ini lebih panjang dibandingkan waktu
paruh plasma, sehingga pemberian dosis yang lebih sering
daripada yang ditunjukkan oleh waktu paruh plasma mungkin
efektif.
(1). Kardioselektivitas. Obat-obat non-selektif dapat mence-
tuskan spasme arteri koronaria terutama pada pasien-
pasien yang memiliki komponen vasospastik dari penyakit
jantung iskemik, seperti yang terjadi pada angina varian.
Pada dosis rendah, obat-obat selektif 1 sangat kecil
kemungkinannya menyebabkan bronkokonstriksi dan
konstriksi arteri perifer. Pada pasien-pasien dengan asma
ringan atau bronkospasme, hambatan selektif pada 1 dapat
dilakukan dengan penambahan suatu stimulan 2 per
inhalasi.
Jika gejala-gejala angina menjadi lebih buruk pada pasien
yang mendapat suatu antagonis adrenergik beta non
selektif, pasien dapat dialihkan ke obat yang selektif 1
antagonis alfa atau beta, nitrat, atau suatu penghambat
saluran kalsium. Gejala-gejala angina akan menjadi lebih
berat pada pasien-pasien dengan penyakit arteri koronaria
yang menetap dan mendapat nifedipin, yaitu akibat
fenomena "coronary steal."
(2). Aktivitas simpatomimetik intrinsik (ISA). Obat-obat dengan
ISA dapat menyebabkan kurang bradikardia. Namun, obat-
obat ini kurang efektif dibandingkan atenololsuatu obat
selektif 1 dalam mengurangi jumlah serangan iskemia.
Selain itu, gejala-gejala juga dapat bertambah buruk pada
pasien-pasien dengan angina saat istirahat ataupun angina
malam hari dengan tonus simpatis basal sedemikian rendah
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
53/58
53
sehingga efek agonistik dari obat-obat ISA dapat
mendominasi.
b. Kontraindikasi. Kontraindikasi absolut termasuk asma atau
bronkospasme yang berat, bradikardia simtomatik, curah
jantung rendah, gagal ventrikel kirl, blok jantung derajat tinggi,
depresi berat, perburukan dari klaudikasio intermiten, nekrosis
kulit, dan gangren. Kontraindikasi relatif antara lain asma ringan,
bronkospasme atau penyakit jalan napas kronik, gagal jantung
terkontrol, angina varian, dosis tinggi dari depresan konduksi
jantung, fenomena Raynaud, penyakit vaskular perifer, diabetes
melitus, gagal ginjal, dan kehamilan. Prosedur ini sebaiknya
tidak dilakukan pada pasien-pssien dengan infark miokardium
akut tanpa pemantauan.
c. Efek samping. Termasuk lethargi, kelemahan, mimpi buruk,
nyeri kepala: depresi, halusinasi, mual, diare, potensiasi dan
tersamamya hipoglikemia, bronkospasme, dispnea saat
berlatih, bradikardia, hipotensf postural, gagal jantung
kongestif, konstriksi vaskular perifer, impotensi, klaudikasio,
dan ratensl garam.
3. Penghambat saluran kalsium
a. Seleksi (lihat Tabel 793). Semua penghambat saluran
kalsium efektif untuk pengobatan iskemia miokardium.
Semua obat golongan ini meningkatkan perfusi koroner dan
mengurangi afterload. Pilihan obat adalah
berdasarkahpertimbangan profil efek samping, interaksi
obat, dan efek-efeknya terhadap penyakit penyerta.
Penghambat saluran kalsium adalah pilihan pertama
sementara nitrat dosis tinggi menjadi pilihan kedua pada
pengobatan angina varian akibat spasme arteri koronaria.
Individu-individu dengan sindrom X seringkali juga
berespons terhadap obat-obat ini. Penghambat saluran
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
54/58
54
kalsium, bersama nitrat juga menjadi obat terpilih pada
pengobatan iskemia miokardium tersembunyi.
b. Kontraindikasi terhadap pemakaian verapamil dan
diltiazem termasuk sindrom sinus sakit, gangguan konduksi
atrioventrikular (AV), gagal jantung, hipotensi, keracunan
digitalis dengan blok AV, dan bradikardia sinus. Nifedipin
dikontraindikasikan pada hipotensi.
c. Efek samping. Profil efek samping bergantung pada
obat:obat spesifik seperti yang diberikan pada Tabel 79-3. Nyeri
kepala; semu merah, edema perifer dependen (tanpa penyakit
jantung koroner), gamang, mual dan konstipasi dapat terjadi
dengan semua obat-obat ini. Iskemia dapat menjadi lebih buruk
akibat refieks peringkatan denyut jantung dan kontraktilitas,
serta oleh penambahan aliran darah melalui arteri koronaria
normal, atau penurunan aliran melalui arteri yang stenotik, atau
yang dikenal sebagai "pencurian koroner." Pasien-pasien lanjut
usia tampaknya tidak lebih rentan terhadap efek-efek
farmakologis yang tidak diinginkan dari obat-obat ini.
d. Interaksi obat. Nifedipin dan verapamil dapat menaikkan kadar
digitalis. Diltiazem dan nifedipin menimbulkan efek hipotensi
bahan kon-tras intravena radiografi. Simetidin menurunkan
klirens semua obat
4. Aspirin (asam asetosalisilat). Aspirin mengurangi insidens infark
'miokardium dan kematian mendadak pada pasien dengan angina
tak stabil dan pasca infark miokardium, tetapi tampaknya tidak
mencegah iskemia tersembunyi. Dosis adalah 75-324 mg per hari.
Secara teoritis, aspirin dapat mengurangi vasospasme dengan
mempengaruhi agregasi trombosit dan reaktivitas vaskular yang
dipengaruhi oleh trombosit.
5. Agen-agen farmakologik lainnya. Sedatif, penenang, dan
antidepre-san boleh dipertimbangkan jika ansietas dan depresi jelas
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
55/58
55
menyertai gejala-gejala ataupun kejadian iskemik. Antidepresan
perlu diberikan dengan berhati-hati karena efeknya terhadap
konduktivitas miokardium.
B. Terapi invasif. Indikasi untuk bedah pintas termasuk angina refrakter;
penyakit arteri koronaria cabang utama kiri, penyakit tiga pembuluh
dengan penurunan fungsi ventrikel kiri. Angioplasti koroner
transluminal perkutan (PTCA) diindikasikan pada lesi koroner
proksimal non-kalsifikasi dan kini semakin sering dilakukan pada
penyakit dua atau tiga pembuluh.
1. Cangkok pintas arteri koronaria {coronary artery bypass graf =
CABG)
a. Efek. CABG memperbaiki kelangsungan hidup pasien-pasiert
dengan penyakit arteri koronaria pada cabang utama kiri atau
pada! tiga pembuluh dan dengan penurunan fungsi ventrikel kiri.
Pengobatan ini serupa dengan penatalaksanaan medis pada
angina stabil akibat penyakit tiga pembuluh tanpa adanya gagal
ventrikel kiri. CABG tidak terbukti bermanfaat pada angina tak
stabil ataupun pada penyakit pembuluh kecil seperti yang
dialami penderita diabetes melitus. Cangkokan dapat menutup
pada 1015% kasus pada , tahun pertama dan sesudahnya
pada satu hingga dua persen ka-sus per tahun
b. Pemilihan pasien. Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan
pengobatan antara lain frekuensi dan beratnya iskemia, ketidak-
mampuan menjalankan pengobatan medis, luas dan distribusi
lesi, luasnya miokardium yang berisiko, serta gaya hidup dan
kualltas hidup.
2. Angioplasti koroner transluminal perkutan (PTCA)
a. Efek. Kelebihan PTCA dibandingkan CABG adalah tanpa
anes-tesia umum dan torakbtomi dan biaya yang lebih rendah.
Baik PTCA rnaupun CABG memberikah hasil yang sama untuk
kelangsungan hidup jika berhasil mencapai patensi.
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
56/58
56
Komplikasi antara lain diseksi, oklusi, infark, spasme, disritmia,
infark miokardium, infeksi, dan perdarahan. Mortalitas kurang
dari satu persen .dan morbiditas 510%. Dengan demikian,
semua pasien yang dipertimbangkan untuk PTCA seharusnya
juga dapat menjadi kandidat untuk CABG. Patensi yang
berhasU dapat dicapai pada 8090% pembuluh. Restenosis
terjadi paaa 20% kasus, tetapi 90% dari pembuluh ini dapat
berhasil dire-dilatasi.
b. Pemilihan pasien. Faktor-faktor seleksi adalah sama seperti
pada CABG. Pasien-pasien yang bukan kandidat CABG dapat
saja cocok untuk PTCA.
VI. Strategi Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi kombinasi
1. Antagonis adrenergik beta dan nitrat. Penghambat beta
akan mengumpulkan refieks takikardia yang ditimbulkan nitrat,
sement&ra penurunan preload oleh nitrat merangsang
kecenderungan penghambat beta untuk meningkatkan tekanan
akhir diastolik dan volume ventrikel.
2. Penghambat saluran kalsium dan nitrat. Penghambat
saluran kalsium dapat ditambahkan pada nitrat. Namun karena
nitrat dan nifedipin memiliki profil efek samping yang sama,
maka pada kombinasi bersama nitrat lebih baik menggunakan
diltiazem atau verapamil.
3. Penghambat adrenergik beta dan penghambat saluran
kalsium. Penghambat beta dapat menumpulkan refieks
takikardia yang ditimbulkan nifedipin, sehingga bermanfaat bila
diberikan bersama. Penghambat beta, verapamil, dan
diltiazem, semuanya memiliki efek inotropik dan kronotropik
negatif dan sebaiknya digunakan dengan berhati-hati bila
dikombinasi.
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
57/58
57
B. Penyuluhan pasien. Pasien perlu diberitahu tentang dosis,
frekuensi, efek samping, dan indikasi suatu terapi yang berhasil,
dan pada kebanyakan kasus perlunya penurunan dosis bertahap
sebelum penghentian pengobatan. Semua preparat lepas lambat
perlu ditelan ututi, jangan digerus atau dikunyah.
C. Modifikasi faktor risiko harus dipusatkan pada faktor-faktor yang
meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium dan faktor-faktor
yang berkaitah dengan perltembangan penyakit. Kebutuhan
oksigen miokardium dapat diturunkan dengan berhenti merokok,
pengobatan hipertensi, optimasi berat badan, dan modifikasi
perilaku tipe A. Suplai oksigen miokardium dapat ditingkatkan
dengan berhenti merokok dan perubahan perilaku. Berhenti
merokok saja dapat mengurangl risiko infark yang fatal, kematian
mendadak, dan mortalitas total sebesar 2050% pada pasien-
pasien dengan penyakit arteri koronaria. Terapi perubahan
perilaku dapat mengurangi perilaku Tipe A dan telah dikaitkan
dengan berkurangnya rekurensi infark miokardium. Perkembangan
penyakit diperlambat dengan optimisasi semua faktor risiko,
terutama merokok, tekanan darah, lemak darah, dan diabetes
melitus. Latihan fisik mungkin tidak memperbaiki kolateral koroner,
meningkatkan suplai oksigen miokardium, ataupun mengurangi
mortalitas, koroner dan angka re-infarksi, tetapi mampu
meningkatkan kapasitas kerja, mengurangi denyut jantung.
mengurangi produk frekuensi-tekanan, mengurangi depresi,
memperbaiki kepercayaan diri, dan baik dalam modifikasi berat
badan, kolesterol HDL, dan kepekaan insulin. .
D. Tindak lanjut dan rujukan. Pasien-pasien perlu sering
ditindaklanjuti selarna awal pengobatan, dan setidak-tidaknya
setiap enam bulan pada terapi rumatan, dan kembali menjadi lebih
sering bila iskemia memburuk. Pada tiap kunjungan, derajat dan
pola gejala, kepatuhan pada pengobatan, timbulnya efek samping,
-
7/30/2019 99707755 Ok Penyakit Jantung Iskemik
58/58
denyut jantung, tekanan darah, dan pemeriksaan jantung paru
perlu dilakukan. Faktor-faktor risiko dibuat lebih optimal. Respons
pengobatan dapat dilihat dari perbaikan toleransi latihan baik
secara 1 subjektif, maupun melalui uji latihan, perbaikan faktor-
faktor yang berkaitanl dengan peningkatan kebutuhan oksigen
ataupun penurunan suplai (misal, penurunan denyut jantung dan
tekanan darah), perbaikan gejala-gejala, * peningkatan status
fungsional New York Heart Association, dan perbaikan kualitas
hidup. Pasien-pasien dengan angina yang refrakter terhadaps
penanganan medis, dan mereka yang mempunyai indikasi untuk
CABS atau PTCA harus dirujuk.
VII. Perjalanan penyakit dan prognosis. Faktor-faktor yang
mempengaruh, prognosis diperlihatkan dalam Tabel 794.
Kebanyakan pasien hanya; memerlukan EKG saat latihan untuk
menilai variabel-variabel prognostikV Lamanya latihan yang dilakukan
memiliki signifikansi prognostik yang lebih besaf dibandingkan derajat
perubahan segmen ST yang timbul. Kepentingan prognostik dari
iskemia tersembunyi semata tidak jelas. Angka mortalitas keseluruhan
pada pasien dengan angina pektoris adaiah empat persen setahun;
angka ini sekitar dua persen setahun pada kasus angina ringan akibat
penyakit dua pembuluh dengan fungsi ventrikel kiri normal, dan 4,5%
per tahun pada | kasus-kasus dengan penyakit tiga pembuluh.