cidera kepala berat.docx

6

Click here to load reader

Upload: rudi-bae

Post on 04-Jun-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CIDERA KEPALA BERAT.docx

8/13/2019 CIDERA KEPALA BERAT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/cidera-kepala-beratdocx 1/6

CIDERA KEPALA BERAT

A.  PENGERTIAN

Cidera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi -

decelerasi ) yang menyebabkan perubahan bentuk dipengaruhi oleh peningkatan pada

 percepatan faktor dan penurunan kecepatan, serta notasi yaitu pergerakan pada kepala

dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan.

Cidera kepala berat / contusio cerebri adalah kerusakan jaringan otak yang

disertai perdarahan yang secara makoskopis tidak mengganggu kontiyunitas jaringan,

yang disebabkan trauma kepala dan dapat disertai fraktur tengkorak atau perdarahan

selaput otak (Markam, 1992).

B.  ETIOLOGI

Cidera kepala dapat disebabkan karena beberapa hal diantaranya adalah :

1.  Oleh benda / serpihan tulang yang menembus jaringan otak misal : kecelakaan,

dipukul dan terjatuh.

2.  Trauma saat lahir misal : sewaktu lahir dibantu dengan forcep atau vacuum

C.  MANIFESTASI KLINIS

Cidera otak karena terkenanya benda tumpul berat ke kepala, cidera akut dengan

cepat menyebabkan pingsan (coma), yang pada akhirnya tidak selalu dapat disembuhkan.

Karena itu, sebagai penunjang diagnosis, sangat penting diingat arti gangguan vegetatif

yang timbul dengan tiba-tiba dan cepat berupa sakit kepala, mual, muntah, dan puyeng.

Gangguan vegetatif tidak dilihat sebagai tanda-tanda penyakit dan gambaran penyakit,

namun keadaannya reversibilitas.

Pada waktu sadar kembali, pada umumnya kejadian cidera tidak diingat (amnezia

antegrad), tetapi biasanya korban/ pasien tidak diingatnya pula sebelum dan sesudah

cidera (amnezia retrograd dan antegrad). Timbul tanda-tanda lemah ingatan, cepat lelah,

amat sensitif, negatifnya hasil pemeriksaan EEG, tidak akan menutupi diagnosis bila

tidak ada kelainan EEG.

Koma akut tergantung dari beratnya trauma/ cidera. Akibatnya juga beraneka

ragam, bisa terjadi sebentar saja dan bisa hanya sampai 1 menit. Catatan kesimpulan

Page 2: CIDERA KEPALA BERAT.docx

8/13/2019 CIDERA KEPALA BERAT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/cidera-kepala-beratdocx 2/6

mengenai cidera kepala akan lebih kalau terjadi koma berjam-jam atau seharian, apalagi

kalau tidak menampakkan gejala penyakit gangguan syaraff. Menurut dokter ahli

spesialis penyakit syaraf dan dokter ahli bedah syaraf, gegar otak akan terjadi jika coma

 berlangsung tidak lebih dari 1 jam. Kalau lebih dari 1 jam, dapat diperkirakan lebih berat

dan mungkin terjadi komplikasi kerusakan jaringan otak yang berkepanjangan

D.  WOC

Gambar II.2 Patofisiologi Cedera Kepala

(http://www.ed.goy/goy/NCCS.5 juni.2010.Patofisiologi CKR)

Cedera primer

langsung

Cedera sekunder

tidak langsung

Kerusakan sistem

saraf

Laserasi MK. Resiko Infeksi

Kerja sistem

Saraf terganggu

Hipoxia Kesadaran MenurunVasodilatasi cerebri

Edema jaringan

otakPenekanan pembuluh

darah dan jaringan

cerebral

Perfusi cerebral tidak

aktif

T I K MK. Nyeri Akut

Gg. Pertukaran gasKerusakan memoriMK. Gangguan persepsi

sensori

Kepala terbentur

Page 3: CIDERA KEPALA BERAT.docx

8/13/2019 CIDERA KEPALA BERAT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/cidera-kepala-beratdocx 3/6

E.  PATOFISIOLOGI

Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat

terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses

oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak

walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan

kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 %,

karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh

kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan

terjadi gejala-gejala permulaan disfungsi cerebral.

Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen

melalui proses metabolik anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah.

Pada contusio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat

akibat metabolisme anaerob. Hal ini akan menyebabkan asidosis metabolik. Dalam

keadaan normal cerebral blood flow (CBF) adalah 50 - 60 ml / menit/100 gr jaringan

otak, yang merupakan 15 % dari cardiac output.

Trauma kepala menyebabkan perubahan fungsi jantung sekuncup aktivitas

atypical-myocardial, perubahan tekanan vaskuler dan udem paru. Perubahan otonom pada

fungsi ventrikel adalah perubahan gelombang T dan P dan disritmia, fibrilasi atrium dan

vebtrikel, takikardia.

Akibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan vaskuler, dimana

 penurunan tekanan vaskuler menyebabkan pembuluh darah arteriol akan berkontraksi .

Pengaruh persarafan simpatik dan parasimpatik pada pembuluh darah arteri dan arteriol

otak tidak begitu besar.

F.  KLASIFIKASI

Cidera kepala diklasifikasikan menjadi dua :

1.  Cidera kepala terbuka

Luka terbuka pada lapisan-lapisan galea tulang tempurung kepala duramater disertai

cidera jaringan otak karena impressi fractura berat. Akibatnya, dapat menyebabkan

infeksi di jaringan otak. Untuk pencegahan, perlu operasi dengan segera menjauhkan

 pecahan tulang dan tindakan seterusnya secara bertahap.

Page 4: CIDERA KEPALA BERAT.docx

8/13/2019 CIDERA KEPALA BERAT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/cidera-kepala-beratdocx 4/6

Fractura Basis Cranii 

Fractura ini dapat terletak di depan, tengah, atau di belakang. Gejala fractura di depan:

a.  Rhino liquore disertai lesi di sinus-frontalis pada ethmoidal, spenoidal, dan

arachnoidal.

 b.  Pneunoencephalon, karena pada fractura basis cranii udara dari sinus maksilaris

masuk ke lapisan selaput otak encepalon.

c.  Monokli haematoma, adalah haematoma pada biji mata, karena pada orbita mata

dan biji lensa mata memberi gejala pendarahan intracranialis pula.

Fractura bagian tengah basis cranii antara lain memberi gejala khas menetesnya cairan

otak bercampur darah dari telinga: otoliquor, melalui tuba eustachii. Gambaran

rontgen sebagai tanda khas pada fractura basis cranii selalu hanya memperlihatkan

sebagian. Karena itu, dokter-dokter ahli forensik selalu menerima kalau hanya ada satu

tanda-tanda klinik.

Gejala-gejala klinis lain yang dapat dilihat pada fractura basis cranii antara lain

anosmia (I); gangguan penglihatan (II); gangguan gerakan-gerakan biji mata (III,IV,

V); gangguan rasa di wajah (VI); kelumpuhan facialis (VII); serta ketulian bukan

karena trauma octavus tetapi karena trauma pada haemotympanon. Pada umumnya, N.

VIII - XII jaringan saraf otak tidak akan rusak pada fractura basis cranii. Kalau

fractura disebut fractura impressio maka terjadi dislocatio pada tulang-tulang sinus

tengkorak kepala. Hal ini harus selalu diperhatikan karena kemungkinan ini akibat

contusio cerebri.

2.  Cidera kepala tertutup

Pada tulang kepala, termasuk di antaranya selaput otak, terjadi keretakan-

keretakan. Dalam keadaan seperti ini, timbul garis/linea fractura sedemikian rupa

sehingga menyebabkan luka pada daerah periferia a. meningia media, yang

menyebabkan perdarahan arteri. Haematoma dengan cepat membesar dan gambaran

klinik juga cepat merembet, sehingga tidak kurang dari 1 jam terbentuk

haematomaepiduralis. Penentuan diagnosis sangat berarti lucidum intervalum 

(mengigat waktu yang jitu dan tepat). Jadi, pada epiduralis haematoma, sebenarnya

 jaringan otak tidak rusak, hanya tertekan (depresi). Dengan tindakan yang cepat dan

tepat, mungkin pasien dapat ditolong. Paling sering terdapat di daerah temporal, yaitu

karena pecahnya pembulnh darah kecil/perifer cabang-cabang a. meningia mediaakibat fractura tulang kepala daerah itu (75% pada Fr. Capitis).

Page 5: CIDERA KEPALA BERAT.docx

8/13/2019 CIDERA KEPALA BERAT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/cidera-kepala-beratdocx 5/6

 

G.  PERDARAHAN YANG SERING DITEMUKAN

1.   Epidural Hematoma 

Terdapat pengumpulan darah di antara tulang tengkorak dan duramater akibat

 pecahnya pembuluh darah / cabang - cabang arteri meningeal media yang terdapat di

duramater, pembuluh darah ini tidak dapat menutup sendiri karena itu sangat

 berbahaya. Dapat terjadi dalam beberapa jam sampai 1-2 hari. Lokasi yang paling

sering yaitu di lobus temporalis dan parietalis. Gejala-gejala yang terjadi : Penurunan

tingkat kesadaran, Nyeri kepala, Muntah, Hemiparesis, Dilatasi pupil ipsilateral,

Pernapasan dalam cepat kemudian dangkal irreguler, Penurunan nadi, Peningkatan

suhu.

2.  Subdural Hematoma 

Terkumpulnya darah antara duramater dan jaringan otak, dapat terjadi akut dan kronik.

Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah vena / jembatan vena yang biasanya terdapat

diantara duramater, perdarahan lambat dan sedikit. Periode akut terjadi dalam 48 jam -

2 hari atau 2 minggu dan kronik dapat terjadi dalam 2 minggu atau beberapa bulan.

Tanda-tanda dan gejalanya adalah : nyeri kepala, bingung, mengantuk, menarik diri,

 berfikir lambat, kejang dan udem pupil

Perdarahan intracerebral berupa perdarahan di jaringan otak karena pecahnya

 pembuluh darah arteri / kapiler / vena. Tanda dan gejalanya : Nyeri kepala, penurunan

kesadaran, komplikasi pernapasan, hemiplegia kontra lateral, dilatasi pupil, perubahan

tanda-tanda vital

3.   Perdarahan Subarachnoid  

Perdarahan di dalam rongga subarachnoid akibat robeknya pembuluh darah dan

 permukaan otak, hampir selalu ada pada cedera kepala yang hebat. Tanda dan gejala :

 Nyeri kepala, penurunan kesadaran, hemiparese, dilatasi pupil ipsilateral dan kaku

kuduk

H.  PEMERIKSAAN PENUNJANG 

  CT-Scan (dengan atau tanpa kontras) : mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan,

determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan otak. Catatan :Untuk mengetahui

adanya infark / iskemia jangan dilekukan pada 24 - 72 jam setelah injuri. 

  MRI : Digunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontras radioaktif. 

Page 6: CIDERA KEPALA BERAT.docx

8/13/2019 CIDERA KEPALA BERAT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/cidera-kepala-beratdocx 6/6

  Cerebral Angiography: Menunjukan anomali sirkulasi cerebral, seperti : perubahan

 jaringan otak sekunder menjadi udema, perdarahan dan trauma. 

  Serial EEG: Dapat melihat perkembangan gelombang yang patologis 

 X-Ray: Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan strukturgaris(perdarahan/edema), fragmen tulang. 

  BAER: Mengoreksi batas fungsi corteks dan otak kecil 

  PET: Mendeteksi perubahan aktivitas metabolisme otak  

  CSF, Lumbal Punksi :Dapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan subarachnoid. 

  ABGs: Mendeteksi keberadaan ventilasi atau masalah pernapasan (oksigenisasi) jika

terjadi peningkatan tekanan intrakranial 

 Kadar Elektrolit : Untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat

 peningkatan tekanan intrkranial 

  Screen Toxicologi: Untuk mendeteksi pengaruh obat sehingga menyebabkan

 penurunan kesadaran. 

I.  PENATALAKSANAAN

Konservatif:

  Bedrest total 

  Pemberian obat-obatan 

  Observasi tanda-tanda vital (GCS dan tingkat kesadaran)