case report ca hati

27
CASE REPORT A. IDENTITAS Nama : Bp. Y Umur : 51 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Petani Alamat : Gendong x/x Gendongsawit Jatiyoso Agama : Islam No RM : 3088xx MRS : 6 Juli 2014 Tanggal Pemeriksaan : 8 Juli 2014 B. ANAMNESIS a. Keluhan Utama Perut terasa penuh b. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke RSUD Karanganyar dengan keluhan perut terasa penuh ± 2,5 bulan yang lalu, keluhan makin memberat 2 bulan ini yang dirasakan terus menerus, perut dirasakan semakin membesar(+), mual(+), muntah(+), senep(+),

Upload: syafniyuliasistri

Post on 06-Feb-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anestesi

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report CA Hati

CASE REPORT

A. IDENTITAS

Nama : Bp. Y

Umur : 51 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Petani

Alamat : Gendong x/x Gendongsawit Jatiyoso

Agama : Islam

No RM : 3088xx

MRS : 6 Juli 2014

Tanggal Pemeriksaan : 8 Juli 2014

B. ANAMNESIS

a. Keluhan Utama

Perut terasa penuh

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke RSUD Karanganyar dengan keluhan perut terasa

penuh ± 2,5 bulan yang lalu, keluhan makin memberat 2 bulan ini yang

dirasakan terus menerus, perut dirasakan semakin membesar(+), mual(+),

muntah(+), senep(+), sesek(+), badan terasa pegel semua(+), makan dan

minum menurun(+), BB turun(+), lemes(+), BAK dbn, BAB 3 hari sekali.

Pasien pernah berobat sebelumnya ke RS Moewardi, tapi tidak ada

perubahan. Pasien pernah mondok karena penyakit Hepatitis 5 tahun yang

lalu.

Page 2: Case Report CA Hati

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Sakit Serupa : diakui

Riwayat Diabetes Melitus : disangkal

Riwayat Hipertensi : disangkal

Riwayat alergi obat : disangkal

Riwayat mondok di RS : diakui

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit serupa : disangkal

Riwayat Diabetes Melitus : disangkal

Riwayat Hipertensi : disangkal

Riwayat alergi obat : disangkal

e. Riwayat Kebiasaan

Pasien mengaku tidak pernah mengkonsumsi alkohol ataupun obat

pegelinu, pasien mengaku 2 bulan terkahir nafsu makan turun, BB turun

dan merasa lemes serta aktivitas terganggu karena rasa penuh dan sesek.

C. ANAMNESIS SISTEM

Sistem Cerebrospinal Gelisah (-), Lemah (+), Demam (-)

Sistem Cardiovascular Akral hangat (+), Sianosis (-), Anemis (-), Deg-

degan (-)

Sistem Respiratorius Batuk (-), Sesak Napas (+)

Sistem Genitourinarius BAK sulit (-), sedikit (-), nyeri saat BAK (-)

Sistem Gastrointestinal Nyeri perut (+), mual (+), muntah (+), BAB sulit

(+)

Sistem

Musculosceletal

Badan terasa lemes (+), atrofi otot (-), badan

pegel(+)

Sistem Integumentum Perubahan warna kulit(+), Sikatriks (-)

Page 3: Case Report CA Hati

D. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

- Keadaan Umum : Cukup

- Kesadaran : Compos Mentis, E4V5M6

- Vital Sign :

Tekanan Darah : 130/80

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 36oC

- Kepala : Normocephal, Conjungtiva Anemis (-/-), Sklera

Ikterik (-/-), Sianosis (-), Pupil Isokor Ø 3mm, Reflek

Cahaya (+/+)

- Leher : Leher simetris, retraksi suprasternal (-), deviasi

trachea(-), massa(-), JVP, Pembesaran Kelenjar Limfe

(-)

- Thorax

Paru Hasil pemeriksaan

Inspeksi Dada kanan dan kiri simetris, tidak ada ketinggalan

gerak, retraksi intercostae (-)

Palpasi Fremitus dada kanan dan kiri sama, krepitasi (-)

Perkusi Sonor di paru kanan dan kiri

Auskultasi Terdengar suara dasar vesikular (+/+), Ronkhi (-/-),

Wheezing (-/-)

Jantung Hasil pemeriksaan

Inspeksi Dinding dada pada daerah pada daerah pericordium

tidak cembung / cekung, tidak ada memar maupun

sianosis, ictus cordis tidak tampak

Page 4: Case Report CA Hati

Palpasi Ictus Cordis tidak kuat angkat

Perkusi Batas Jantung :

Batas Kiri Jantung

^ Atas : SIC II di sisi lateral linea parasternalis sinistra.

^ Bawah : SIC Vl linea midclavicula sinistra.

Batas Kanan Jantung

^ Atas : SIC II linea parasternalis dextra

^ Bawah : SIC IV linea parasternalis dextra

Auskultasi BJ I/II murni regular, bising (-), gallop (-)

- Abdomen

Abdomen Hasil pemeriksaan

Inspeksi Permukaan dinding perut lebih tinggi dibandingkan

dada, Ascites (+), Distended +), sikatriks (-)

Auskultasi Suara peristaltik (normal), Suara tambahan (-)

Palpasi Nyeri tekan (+), Hepatomegali(+), hepar teraba dengan

permukaan berbenjol-benjol, pinggir tumpul, konsistensi

keras, nyeri tekan, ginjal tidak teraba, defans muskular

(-)

Perkusi Suara pekak(+), Nyeri ketok costovertebrae (-)

- Ekstremitas : Clubbing finger (-), palmar eritema (-), pitting oedem (-)

di ekstremitas inferior

Ekstremitas Superior Dextra Akral Hangat (+), Edema (-)

Ekstremitas Superior Sinistra Akral Hangat (+), Edema (-)

Ekstremitas Inferior Dextra Akral Hangat (+), Edema (-)

Ekstremitas Inferior Sinistra Akral Hangat (+), Edema (-)

Page 5: Case Report CA Hati

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 6 Juli 2014

Pemeriksaan Angka Satuan Nilai Normal

Hemoglobin 11,1 gr/dl Lk : 13,0 – 16,0

Pr : 12,0 – 14,0

Eritrosit 3,38 106ul Lk : 4.5 – 5,5

Pr : 4,0 – 5,0

Hematokrit 30,5 % Lk : 40 – 48

Pr : 37 – 43

MCV 90,2 Pf 82 – 92

MCH 32,8 Pg 27 -31

MCHC 36,4 % 32 – 36

Leukosit 29,89 103ul 5,0 – 10,0

Trombosit 79 103ul 150 – 400

Eosinofil 0,8 % 1 – 3

Basofil 0,2 % 0 – 1

Netrofil Batang - % 2 – 6

Netrofil Segmen - % 50 – 70

Limfosit 7,4 % 20 – 40

Monosit 5,5 % 2 – 8

HBs Ag Positif Negatif Negatif

Pemeriksaan USG Abdomen tanggal 18 Juni 2014

Page 6: Case Report CA Hati

Hasil Radiologi

- Hepar : bentuk daan ukuran membesar,permukaan tidak rata, tepi tumpul,

echogenitas hiperecoic, parenkim hepar inhomogen, vena hepatika tidak

melebar, vena porta tidak melebar, Trombus (+), ductus bilier normal,

massa/nodul (+) multiple terutama di lobus kanan.

- Gallblader : bentuk dan ukuran normal, permukaan rata, dinding menebal,

sludge (+), batu(-).

- Pancreas: bentuk dan ukuran normal.

- Lien : Bentuk dan ukuran normal, permukaan rata, dinding tidak menebal,

parenkim homogen, vena lienalis tidak melebar

- Ginjal : Ren kanan ukuran normal, SPC tidak melebar, batas kortex dan

medula jelas, tidak ada batu dan massa

- Lain-lain: Asites(+), efusi pleura(-)

- Hepatomegali dengan multiple nodul hepar dan trombus vena porta dd/ THP

Asites

RESUME

Page 7: Case Report CA Hati

Dari hasil autoanamnesis didapatkan bahwa keluhan berupa rasa

penuh di perut ± 2,5 bulan yang lalu, keluhan makin memberat 2 bulan

ini yang dirasakan terus menerus, perut dirasakan semakin

membesar(+), mual(+), muntah(+), senep(+), sesek(+), badan terasa

pegel semua(+), makan dan minum menurun(+), BB turun(+),

lemes(+), BAK dbn, BAB 3 hari sekali. Pasien pernah berobat

sebelumnya ke RS Moewardi, tapi tidak ada perubahan. Pasien pernah

mondok karena penyakit Hepatitis 5 tahun yang lalu.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan baik, Compos

Mentis. Vital Sign, TD : 130/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit. Respirasi

20 x/menit. Suhu : 36oC. Pemeriksaan abdomen didapatkan

permukaan dinding perut lebih tinggi dibanding dinding dada(+),

Ascites (+), distended (+), sikatriks (-), nyeri tekan ulu hati(+),nyeri

tekan (+) perut kanan atas, hepatomegali(+), hepar teraba dengan

permukaan berbenjol-benjol, pinggir tumpul, konsistensi keras, nyeri

tekan, ginjal tidak teraba, defans muskular (-).

Dari gambaran USG Abdomen : Hepar bentuk dan ukuran

membesar,permukaan tidak rata, tepi tumpul, echogenitas hiperecoic,

parenkim hepar inhomogen, vena hepatika tidak melebar, vena porta

tidak melebar, trombus (+), ductus bilier normal, massa/nodul (+)

multiple terutama di lobus kanan.

Kesan : Hepatomegali dengan multiple nodul hepar dan trombus vena

porta dd/ THP Asites

F. DIAGNOSIS KERJA

- Tumor Hati Primer (Karsinoma hepatoseluler)

G. PENATALAKSANAAN

- Diet hepar 1700 kal ekstra putih telur

Page 8: Case Report CA Hati

- Inf. Asering

- Inj. Omeprazole 40 mg / 12 jamInj. Sohobion 1A/24 jam

- Inj. Cefotaxim 1 gr/12 jam

- Aspar K tab 1x1

- Curcuma tab 3x1

- Lactulac syr 3x1C

FOLLOW UP

9/6/2014

06.00WIB

S/

Pasienmengeluh perut terasa penuh,

mual(+), muntah(+), pusing(+), ma/mi

(-) 2 hari ini, BAK (-), BAK dbn

O/

T = 110/70 N= 80x/menit

S = 36,5 RR = 16x/menit

KU = Lemah KS=CM

K/L = CA (-/-), SI (+/+), PKGB (-/-)

Tho = P = SDV (+/+), wh (-/-), rh (-/-)

C= BJ I/II murni reg, bising (-),

gallop (-)

Abd = NT (+), peristaltik (+), asites(+),

distended(+)

Eks = Akral hangat, oedem (-)

A/

Tumor hati primer multiple nodule dg

P/

- Diet hepar 1700 kal

ekstra putih telur

- Inf. Asering

- Inj. Omeprazole 40

mg / 12 jamInj.

Sohobion 1A/24 jam

- Inj. Cefotaxim 1 gr/12

jam

- Aspar K tab 1x1

- Curcuma tab 3x1

- Lactulac syr 3x1C

Page 9: Case Report CA Hati

Asites

10/7/2014

06.00WIB

12.00WIB

14.30WIB

S/

Pasienmengeluh perut terasa penuh,

mual(+), muntah(+), pusing(+), ma/mi

(-) 2 hari ini, BAK (-), BAK dbn

O/

T = 110/70 N= 80x/menit

S = 36,5 RR = 16x/menit

KU = Lemah KS=CM

K/L = CA (-/-), SI (+/+), PKGB (-/-)

Tho = P = SDV (+/+), wh (-/-), rh (-/-)

C= BJ I/II murni reg, bising (-),

gallop (-)

Abd = NT (+), peristaltik (+), asites(+),

distended(+)

Eks = Akral hangat, oedem (-)

A/

Tumor hati primer multiple nodule dg

Asites

Keadaan pasien memburuk, dan apnea

VS: TD 60/40

Pasien dinyatakan meninggal dunia

P/

- Diet hepar 1700 kal

ekstra putih telur

- Inf. Asering

- Inj. Omeprazole 40

mg / 12 jamInj.

Sohobion 1A/24 jam

- Inj. Cefotaxim 1 gr/12

jam

- Aspar K tab 1x1

- Curcuma tab 3x1

- Lactulac syr 3x1C

Inj. dopamin dalam NaCl

100ml 1 tetes/6 detik

TINJAUAN PUSTAKA

Page 10: Case Report CA Hati

TUMOR HATI PRIMER (KARSINOMA HEPATOSELULER)

A. Pendahuluan

Karsinoma hepatoseluler (KHS) atau hepatoma adalah kanker hati

primer yang paling sering dijumpai dan frekuensinya menunjukkan

peningkatan di seluruh dunia. Dari seluruh keganasan hati, 80-90% adalah

KHS. Dua jenis virus yang dapat dikatakan menjadi penyebab dari tumor ini

adalah virus hepatitis B (HBV) dan virus hepatitis C (HCV). Sebab dari

kenaikan insidens KHS ini adalah karena penyebaran infeksi virus hepatitis di

masyarakat. Dua jenis virus penyebab tunmor ini adalah virus hepatitis B

(HBV) dan virus hepatitis C (HCV). Distribusi global dari KHS berkaitan

dengan prevalensi geografis dari karier kronik HBV. Tingkat yang paling

tinggi dijumpai di Asia Tenggara dan sub-Sahara Afrika. Infeksi persisten dari

HCV juga penting untuk terjadinya KHS. Prognosis tumor ini buruk, survival

rates-nya hanya di bawah 5 persen saja. Bila dapat diidentifikasi pada saat

dini, tumor ini mungkin masih dapat diobati dengan terapi radikal seperti

reseksi, transplantasi hati, atau ablasi lokal. Tindakan non-bedah yang

meliputi di antaranya kemoembolisasi, injeksi perkutan dan lain-lain teknik

dapat diberikan kepada penderita-penderita sementara menunggu agar tidak

terjadi pembesaran tumor. Tindakan non-bedah juga terbukti sedikit

meningkatkan derajat survival.

KHS jarang ditemukan pada usia muda, kecuali wilayah yang endemik

infeksi HBV serta banyak terjadi transmisi perinatal HBV. Pada semua

populasi kasus KHS laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan perempuan 2-4

kali lipat. Di daerah dengan angka kejadian KHS yang tinggi, rasio kasus laki-

laki dibanding dengan perempuan dapat 8 berbanding 1. Masih belum jelas

apakah hal ini desebabkan oleh laki-laki lebih rentan terhadap tumor atau

karena laki-laki lebih banyak terpajan oleh faktor risiko KHS.

B. Definisi

Page 11: Case Report CA Hati

Kanker adalah pertumbuhan dan perkembangbiakan sel-sel baru pada

suatu organ yang tumbuh abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan

bentuk, sifat, dan gerakan yang berbeda dari sel asalnya serta merusak bentuk

dan fungsi sel asalnya. KHS adalah tumor ganas hati primer yang berasal dari

hepatosit, pertumbuhan hepatosit yang abnormal, cepat, dan tidak terkendali

pada hati sehingga merusak bentuk dan fungsi organ hati.

C. Etiologi

Timbulnya Karsinoma Hepatoseluler (KHS) menurut Smeltzer (2001),

Isselbacher (2000), PileMone (2000) disebabkan oleh:

1. Infeksi kronik virus Hepatitis B (HBV)

2. Infeksi kronis virus Hepatitis C (HCV)

3. Kontak dengan racun kimia tertentu (mis: Vinil, klorida, arsen)

4. Defisiensi α1 – antitripsin, hemokromasitis dan tirosinemia

5. Pemberian jangka panjang Steroid adrenogenik

D. Faktor risiko

1. Laki-laki berisiko 2-4 kali besar dibandingkan perempuan

2. Usia > 40 tahun

3. Sirosis hepatis

4. Konsumsi lakohol

5. Hepatitis B dan hepatitis C

6. Diabetes mellitus

7. Obesitas

8. Aflatoksin

9. Faktor lain yang jarang : penyakit hati autoimun, penyakit hati

metabolik, kontrasepsi oral, senyawa kimia, tembakau

E. Patologi

Page 12: Case Report CA Hati

Berdasarkan pengamatan secara makroskopis kanker hati terdiri atas 3

bentuk yaitu :

1. Tipe noduler, berbentuk multi noduler, biasanya hati membesar

dengan nodul yang bermacam-macam besar dan bentuknya dan sering

disertai sirosis.

2. Tipe masif, bentuk masif yang besar pada salah satu lobus dengan

hanya 1 nodul saja, tumor besar tersebut sering terdapat di lobus kanan

dan pada lobus lainnya dijumpai tumor kecil.

3. Tipe difus, umumnya besar hati terdapat dalam batas normal tapi

seluruhnya terisi oleh sel-sel kanker dan kadang-kadang susah

dibedakan dengan sirosis

4. portal.

Menurut WHO secara histologik tipe kanker hati berdasarkan struktur

sel tumor dibedakan atas trabecular (sinusoidal), pseudoglandula (asiner),

compact (padat), dan serous.

F. Manifestasi Klinis

Pada fase subklinis belum ditemukan gejala yang jelas pada penderita,

berikut gejala yang ditemukan pada fase klinis yaitu :

1. Nyeri abdomen kanan atas

Penderita kanker hati stadium lanjut sering datang berobat karena

tidak nyaman dengan nyeri di abdomen kanan atas. Nyeri umumnya

bersifat tumpul atau menusuk, intermitten atau kontinu, sebagian

area hati terasa terbebat kencang karena pertumbuhan tumor yang

cepat.

2. Massa abdomen atas : pemeriksaan fisik menemukan splenomegali

Kanker hati lobus kanan dapat menyebabkan batas atas hati bergeser

ke atas, pemeriksaan fisik menemukan hepatomegali di bawah arcus

costae tapi tanpa nodul.

Page 13: Case Report CA Hati

3. Perut kembung timbul karena massa tumor sangat besar dan gangguan

fungsi hati.

4. Anoreksia : timbul karena fungsi hati terganggu, tumor mendesak

saluran gastrointestinal.

5. Letih, mengurus : dapat disebabkan metabolit dari tumor ganas dan

berkurangnya masukan makanan.

6. Demam : timbul karena nekrosis tumor, disertai infeksi dan metabolit

tumor, umumnya tidak disertai menggigil.

7. Icterus : tampil sebagai kuningnya sklera dan kulit, biasanya sudah

stadium lanjut, juga karena sumbat kanker di saluran empedu atau

tumor mendesak saluran hingga timbul icterus.

8. Ascites juga merupakan stadium lanjut, secara klinis ditemukan perut

membuncit sering disertai odeme di kedua tungkai.

9. Lainnya : selain itu terdapat kecenderungan perdarahan, diare, nyeri

bahu belakang, kulit gatal dan lainnya, manifestasi sirosis hati seperti

splenomegali, venodilatasi dinding abdomen. Pada stadium akhir

sering timbul metastase paru, tulang, dan organ lain.

Gejala klinis berdasarkan stadium tumor adalah sebagai berikut:

1. Stadium I

Satu fokal tumor berdiameter ≤ 3 cm yang terbatas hanya pada salah

satu segmen.

2. Stadium II

Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm, tumor terbatas pada segmen I

atau multifokal tumor terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri hati.

3. Stadium III

Tumor pada segmen I meluas ke lobus kiri (segmen IV) atau ke lobus

kanan segmen V dan VIII atau tumor dengan invasi periferal ke sistem

pembuluh darah atau pembuluh empedu tetapi hanya terbatas pada

Page 14: Case Report CA Hati

lobus kanan atau lobus kiri hati.

4. Stadium IV

Multifokal tumor yang mengenai lobus kanan dan lobus kiri hati atau

invasi tumor ke dalam pembuluh darah hati ataupun pembuluh

empedu atau invasi tumor ke pembuluh darah di luar hati seperti

pembuluh darah vena limpa (vena lienalis) atau vena cava inferior

atau adanya metastase keluar dari hati.

G. Diagnosis

Diagnosis dilakukan dengan anamesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

1. Anamesis

Sebagian besar penderita yang datang berobat sudah dalam

fase lanjut dengan keluhan nyeri perut kanan atas. Sifat nyeri ialah

nyeri tumpul,terus-menerus, kadang-kadang terasa hebat apabila

bergerak. Di samping keluhan nyeri perut ada pula keluhan seperti

benjolan di perut kanan atas tanpa atau dengan nyeri, perut membuncit

karena adanya asites. Dan keluhan yang paling umum yaitu merasa

badan semakin lemah, anoreksia, perasaan lekas kenyang.

2. Pemeriksaan fisik

Bila pada palpasi abdomen teraba hati membesar, keras yang

berbenjol-benjol, tepi tumpul lebih diperkuat, bila pada auskultasi

terdengar bising pembuluh darah maka dapat diduga sebagai kanker

hati.

3. pemeriksaan penunjang

Laboratorium : Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan

adalah pemeriksaan Alfa-fetoprotein (AFP) yaitu protein serum

normal yang disintesis oleh sel hati fetal. Rentang normal AFP

Page 15: Case Report CA Hati

serum adalah 0-20 ng/ml, kadar AFP meningkat pada 60%-

70% pada penderita kanker hati.23 Selain itu, dapat juga

dilakukan pemeriksaan HBsAg karena pada penderita penyakit

hati seperti kanker hati ditemukan HBsAg.

USG abdomen : Dengan USG, hati yang normal tampak warna

keabu-abuan dan tekstur merata. Bila ada kanker akan terlihat

jelas berupa benjolan berwarna kehitaman, atau berwarna putih

campur kehitaman dan jumlahnya bervariasi pada tiap pasien,

benjolan dapat terdeteksi dengan diameter 2-3 cm Untuk

meminimalkan kesalahan hasil pemeriksaan AFP, pasien

sirosis hati dianjurkan pemeriksaan USG setiap tiga bulan.

CT- Scan : CT Scann adalah pemeriksaan kanker dengan

menggunakan prinsip daya tembus sinar-X digunakan untuk

mendeteksi ukuran, jumlah tumor, lokasi dan sifat kanker hati

dengan tepat.. Pemeriksaan dengan CT scann letak kanker

dengan jaringan tubuh sekitarnya terlihat jelas, dan kanker

yang paling kecil pun sudah dapat terdeteksi.

MRI : MRI adalah pemeriksaan kanker dengan menggunakan

gelombang magnet (nonradiasi). Pemeriksaan dengan MRI

dilakukan bila ada gambaran CT scann yang masih meragukan

atau pada penderita ada risiko bahaya radiasi sinar-X. MRI

dapat menampilkan dan membuat peta pembuluh darah kanker

hati serta menampilkan saluran empedu dalam hati,

memperlihatkan struktur internal jaringan hati dan kanker hati.

H. Penatalaksanaan

Pemilihan pengobatan kanker hati ini sangat tergantung pada

hasil pemeriksaan radiologi. Sebelum ditentukan pilihan pengobatan

hendaklah dipastikan besarnya ukuran kanker, spesifik lokasi kanker, lesi

Page 16: Case Report CA Hati

kanker serta ada tidaknya penyebaran ke tempat lain. Pilihan terapinya yaitu:

1. Kemoterapi: pemberian anti tumor pada penderita kanker untuk

memperpanjang umur. Dilakukan dengan memberikan obat anti

kanker ke dalam arteri hepatika sehingga obat secara langsung masuk

sel-sel kanker pada hati. Obat tersebut akan mengecilkan tumor. Obat

kemoterapi yang banyak digunakan adalah 5 Fluorourasil dan

Adriamisin.

2. Pembedahan: pada stadium dini penyakit merupakan pengobatan yang

paling baik dan paling bisa diharapkan memberikan penyembuhan

Pembedahan hanya dapat dilakukan bila tumor pada hati hanya 1 lobus

saja serta tidak terdapat tanda-tanda sirosis hati, karena pembedahan

penderita kanker hati yang disertai sirosis hati akan menimbulkan

risiko yang tinggi dalam pembedahan.

3. Radiasi: tidak terlalu banyak memberikan manfaat karena sel kanker

hati resisten terhadap radiasi sedangkan sel hati yang normal peka

terhadap radiasi.

4. Embolisasi: Pengobatan kanker dengan cara memasukkan kateter ke

dalam arteri hati lalu menyuntikkan potongan-potongan kecil berupa

gel foam. Embolisasi merupakan salah satu pengobatan penderita

kanker hati yang tidak bisa lagi dibedah. Hanya saja, jika tidak

berhasil malah dapat semakin memperburuk proses sirosis hati dan

menimbulkan tejadinya metastase.

5. Transplantasi hati: Transplantasi hati adalah tindakan pemasangan

organ hati dari orang lain ke dalam tubuh seseorang. Bila kanker hati

ditemukan pada pasien yang sudah ada sirosis hati dan ditemukan

kerusakan hati yang berkelanjutan atau sudah hampir seluruh hati

terkena kanker atau sudah ada sel-sel kanker yang masuk ke vena

porta maka tidak ada jalan terapi yang lebih baik lagi dari transplantasi

Page 17: Case Report CA Hati

hati.

I. Komplikasi

J. Prognosis

Pada umumnya prognosis kanker hati adalah jelek. Tanpa pengobatan

terjadi kematian rata-rata sesudah 6-7 bulan sejak keluhan pertama. Dengan

pengobatan hidup penderita dapat diperpanjang sekitar 11-42 bulan. Menurut

penelitian Hadi penderita kanker hati yang ditemukan pada stadium dini, masa

hidup penderita dapat lebih dari 6 tahun. Manifestasi terakhir sebelum

kematian dapat berupa koma hepatikum, perdarahan masif berupa

hematemesis dan melena, syok yang didahului oleh perasaan nyeri yang hebat

di daerah hati. Nyeri yang hebat tersebut bisa disebabkan oleh pecahnya

tumor.