teknik pemasangan tiang pancang ulin menara pengawas mangrove di mangrove center balikpapan

41
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN DOSEN PENGAMPU: Mahfud, S.Pd, MT NIDN. 0002116606 RESKI APRILIA NIM : 120309180092 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN 2014

Upload: reski-aprilia

Post on 16-Jul-2015

1.214 views

Category:

Engineering


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA

PENGAWAS MANGROVE

DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

DOSEN PENGAMPU:

Mahfud, S.Pd, MT

NIDN. 0002116606

RESKI APRILIA

NIM : 120309180092

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

2014

Page 2: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan tugas makalah Manajemen Proyek ini.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang membantu dalam penulisan makalah ini, baik secara material maupun

moril. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Mahfud, S.Pd, MT sebagai dosen pengampu.

2. Kedua orang tua yang mendukung secara material dan moril.

3. Teman – teman kelas 2 Teknik Sipil 2.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi penulis. Akhir

kata penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran

yang bersifat membangun akan diterima dengan senang hati.

Balikpapan, Maret 2014

Penulis

Reski Aprilia

Page 3: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

iii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL............................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR......................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 2

1.3 Tujuan........................................................................................... 2

1.4 Batasan Masalah........................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum........................................................................................... 3

2.2 Macam-Macam Pondasi................................................................ 4

2.3 Pondasi Tiang Pancang Kayu....................................................... 6

2.4 Pondasi Tiang Pancang Kayu Ulin............................................... 8

2.5 Alat Tiang Pancang...................................................................... . 10

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Lokasi Kegiatan.......................................................................... . 12

3.2 Kondisi Lapangan...................................................................... . 16

3.3 Jenis dan Bahan yang Digunakan................................................ 17

3.4 Metode Pelaksanaan..................................................................... 18

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Macam-macam tipe pondasi 6

Gambar 2.2 Pondasi batang besar 9

Gambar 2.3 Pondasi batang kecil 10

Gambar 2.4 Pemukul jatuh 11

Gambar 2.4 Pemukul diesel 11

Gambar 3.1 Peta Kalimantan Timur 12

Gambar 3.2 Peta Kota Balikpapan 13

Gambar 3.3 Lokasi mangrove center ditinjau dari peta Balikpapan 13

Gambar 3.4 Peta kawasan mangrove center 14

Gambar 3.5 Denah lokasi mangrove center ditinjau dari 0 km

Kota Balikpapan 15

Gambar 3.6 Peta wilayah komplek perumahan Graha Indah 16

Gambar 3.7 Site plan gazebo/menara pengawas 17

Gambar 3.8 Kondisi Lapangan 18

Gambar 3.9 Kantor kontraktor dan gudang 20

Gambar 3.10 Kegiatan pematokan 21

Gambar 3.11 Papan bouwplank yang telah dipasang 23

Gambar 3.12 Tiang pancang yang telah diruncingi 23

Gambar 3.13 Drop hammer 24

Gambar 3.14 Drop hammer ditempatkan di as patok titik 24

Gambar 3.15 Denah lantai 1 25

Gambar 3.16 Titik-titik patok 25

Page 5: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

v

Gambar 3.17 Penyetelan vertikal tiang 26

Gambar 3.18 Sunduk dan batang kayu galan yang telah dipasang 27

Gambar 3.19 Pemancangan tiang pertama 28

Gambar 3.20 Pemancangan tiang selesai 29

Gambar 3.21 Pemasangan sloof 29

Gambar 3.22 Balok silang ulin yang telah dipasang 30

Gambar 3.23 Gambar penampang tiang pancang 31

Gambar 3.24 Penyambungan bibir lurus terkait pada gazebo 32

Gambar 3.25 Sambungan bibir lurus terkait 33

Gambar 3.26 Gambar rencana gazebo yang akan dibangun 33

Gambar 3.27 Gazebo/menara pengawas yang telah selesai dikerjakan 34

Page 6: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mangrove Center Balikpapan merupakan kawasan konservasi mangrove di

Teluk Balikpapan dengan kondisi tanah yang bersifat asam (gambut) tanah

berawa dengan kondisi daya dukung tanah rendah. Seiring dengan

perkembangannya sebagai kawasan konservasi mangrove, objek ekowisata lokal

maupun mancanegara serta sarana edukasi bagi sekolah-sekolah yang seringkali

membawa siswa-siswinya ke kawasan ini maka Mangrove Center Balikpapan

dituntut memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasarana yang memadai untuk

menunjang aktivitas tersebut salah satunya yaitu Gazebo sebagai tempat

berkumpul, beristirahat, toliet serta menara pengawas mangrove. Untuk

menunjang kebutuhan akan infrastruktur tersebut, maka dibutuhkan lahan berdaya

dukung baik. Namun melihat kondisi geologis tanah yang ada di Mangrove Center

Balikpapan, kiranya hal tersebut sulit untuk dicapai.

Dalam perencanaan pembangunannya menimbulkan masalah tersendiri

bagi pengembangan konstruksi diatasnya. Mengingat Gazebo yang direncanakan

terdiri dari 3 lantai, untuk toilet, tempat berkumpul serta menara pengawas. Jenis

tanah rawa gambut yang akan didirikan bangunan diatasnya pada umumnya

adalah tanah lunak, yang memiliki kandungan lempung (clay) dan lanau (silt).

Seperti kita ketahui lempung/lanau bersifat kohesif plastis. Keistimewaan dari

tanah kohesif plastis adalah butirannya yang halus mempunyai kemampuan

menyesuaikan perubahan bentuk pada volume konstan (tanpa keretakan). Namun

keistimewaan tersebut membuat lempung/lanau menjadi tidak konsisten/labil

terhadap pembebanan, mempunyai daya dukung yang rendah sehingga

mengakibatkan penurunan yang tajam apabila diberi beban di atasnya

(instabilitas). Oleh karena itu, diperlukan konstruksi khusus terutama pada

bangunan bawah/sub struktur yakni pondasi tempat seluruh bangunan itu

bertumpu yang mampu menahan beban saat Gazebo digunakan.

Page 7: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka permasalahan yang

dapat dirumuskan adalah:

1. Bagaimana jenis dan bahan pondasi yang sesuai dengan konstruksi Gazebo

yang akan dibangun?

2. Bagaimana teknik pemasangan pondasi yang sesuai dengan kondisi tanah

rawa gambut?

1.3 Tujuan

Dari rumusan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka makalah

ini disusun dengan tujuan untuk mempelajari metode kerja pelaksanaan,

pengendalian mutu untuk pekerjaan pemancangan kayu ulin pada Gazebo 3 lantai

untuk jenis tanah rawa gambut yang mampu menahan beban diatasnya.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah:

1. Perencanaan pemasangan pondasi menggunakan tiang pancang dengan

material kayu ulin.

2. Tidak membahas pekerjaan upperstructure yaitu pekerjaan struktur yang

berada diatas level permukaan tanah.

3. Tidak membahas perbaikan daya dukung tanah.

4. Tidak membahas permasalahan dalam pemancangan.

Page 8: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu,

beton, dan atau baja, yang digunakan untuk meneruskan (mentransmisikan)

beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah di dalam

massa tanah (Bowles, 1991).

Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila

tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung

(bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban yang

bekerja padanya (Sardjono HS, 1988).

Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak

lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat

menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja. Hal seperti ini sering terjadi pada

dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut

kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan

serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.

Tiang Pancang umumnya digunakan :

1. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau

melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan

beban lateral boleh jadi terlibat.

2. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak

ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang

kaki-kaki menara terhadap guling.

3. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui

kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang

pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.

Page 9: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

4

4. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak

berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang

kemampatannya tinggi.

5. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol

amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut.

6. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau

pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.

7. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas

permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut.

Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian

dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban

lateral (Bowles, 1991).

2.2 Macam-macam Pondasi

Pondasi adalah bagian terendah bangunan yang meneruskan beban

bangunan ketanah atau batuan yang berada dibawahnya. Klasifikasi pondasi

dibagi 2 (dua) yaitu:

2.2.1 Pondasi Dangkal

Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung

dengan kedalaman Df/B ≤ 1 seperti :

1. Pondasi telapak yaitu pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung

kolom.

2. Pondasi memanjang yaitu pondasi yang digunakan untuk mendukung

sederetan kolom yang berjarak dekat sehingga bila dipakai pondasi telapak

sisinya akan terhimpit satu sama lainnya.

3. Pondasi rakit (raft foundation) yaitu pondasi yang digunakan untuk

mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak atau digunakan bila

susunan kolom-kolom jaraknya sedemikian dekat disemua arahnya,

sehingga bila dipakai pondsi telapak, sisi-sisinya berhimpit satu sama

lainnya.

Page 10: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

5

2.2.2 Pondasi Dalam

Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah

keras atau batu yang terletak jauh dari permukaan dengan kedalaman Df/B ≥ 4,

seperti:

1. Pondasi sumuran (pier foundation) yaitu pondasi yang merupakan

peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang (Gambar 2.1d),

digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang

relatif dalam, dimana pondasi sumuran nilai kedalaman (Df) dibagi

lebarnya (B) lebih besar 4 sedangkan pondasi dangkal Df/B ≤ 1.

2. Pondasi tiang (pile foundation), digunakan bila tanah pondasi pada

kedalaman yang normal tidak mampu mendukung bebannya dan tanah

kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat dalam (Gambar 2.1e).

Pondasi tiang umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang

dibanding dengan pondasi sumuran (Bowles, 1991).

(b) (a)

Page 11: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

6

Gambar 2.1 Macam-macam tipe pondasi : (a) Pondasi memanjang, (b) Pondasi

telapak, (c) Pondasi rakit, (d) Pondasi sumuran, (e) Pondasi tiang

(Hardiyatmo,H.C., 1996)

2.3 Pondasi Tiang Pancang Kayu

Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya

telah dipotong dengan hati-hati, biasanya diberi bahan pengawet dan didorong

dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing. Kadang-kadang

ujungnya yang besar didorong untuk maksud-maksud khusus, seperti dalam tanah

yang sangat lembek dimana tanah tersebut akan bergerak kembali melawan poros.

Kadang kala ujungnya runcing dilengkapi dengan sebuah sepatu pemancangan

yang terbuat dari logam bila tiang pancang harus menembus tanah keras atau

tanah kerikil.

Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam penggunaan

tiang pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak mudah

busuk apabila tiang kayu tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di bawah

muka air tanah. Tiang pancang dari kayu akan lebih cepat rusak atau busuk

apabila dalam keadaan kering dan basah yang selalu berganti-ganti.

(d) (e)

(c)

Page 12: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

7

Sedangkan pengawetan serta pemakaian obat-obatan pengawet untuk kayu

hanya akan menunda atau memperlambat kerusakan dari pada kayu, akan tetapi

tetap tidak akan dapat melindungi untuk seterusnya. Pada pemakaian tiang

pancang kayu biasanya tidak diijinkan untuk menahan muatan lebih besar dari 25

sampai 30 ton untuk setiap tiang.

Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah-

daerah dimana sangat banyak terdapat hutan kayu seperti daerah Kalimantan,

sehingga mudah memperoleh balok/tiang kayu yang panjang dan lurus dengan

diameter yang cukup besar untuk di gunakan sebagai tiang pancang.

2.3.1 Keuntungan Pemakaian Tiang Pancang Kayu

1. Tiang pancang dari kayu relative lebih ringan sehingga mudah dalam

pengangkutan.

2. Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk

pemancangan tidak menimbulkan kesulitan seperti misalnya pada tiang

pancang beton precast.

3. Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat

masuk lagi ke dalam tanah.

4. Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untuk end

bearing pile sebab tegangan tekanannya relative kecil.

5. Karena tiang kayu ini relative flexible terhadap arah horizontal di

bandingkan dengan tiang-tiang pancang selain dari kayu, maka apabila

tiang ini menerima beban horizontal yang tidak tetap, tiang pancang kayu

ini akan melentur dan segera kembali ke posisi setelah beban horizontal

tersebut hilang. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana

terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu.

2.3.2 Kerugian Pemakaian Tiang Pancang Kayu

1. Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah

yang terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah

itu letaknya sangat dalam, hal ini akan menambah biaya untuk penggalian.

Page 13: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

8

2. Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relative

kecil di bandingkan dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau

beton, terutama pada daerah yang muka air tanahnya sering naik dan

turun.

3. Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu ( gravel ) ujung tiang

pancang kayu dapat dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung

tiang tersebut hancur. Apabila tiang kayu tersebut kurang lurus, maka pada

waktu dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan terhadap arah

yang telah ditentukan.

4. Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan

jamur yang menyebabkan kebusukan.

2.4 Pondasi Tiang Pancang Kayu Ulin

Kayu Ulin dalam bentuk balokan, sebagai bahan utama tiang dan tongkat

yang bertumpu di tanah sebagai pendukung bangunan. Antara tiang dan tongkat

dibedakan: Tiang adalah balok yang pangkalnya bertumpu dalam tanah dengan

ujungnya sampai pada dasar atap di atas bangunan. Tongkat adalah balok yang

pangkalnya bertumpu dalam tanah dengan ujungnya sampai pada dasar lantai.

Secara garis besar ada dua macam teknik pemasangan pondasi, yaitu

pondasi batang besar dan pondasi batang kecil. Pondasi ini merupakan

representasi dan kebudayaan masyarakat yang hidup di lingkungan lahan basah

(rawa), khususnya tentang bagaimana masyarakat lokal membuat teknologi

sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi geografis dimana ia tinggal.

Untuk menahan beratnya beban bangunan dan menyalurkan gaya berat

secara merata, pondasi menggunakan batang (log) kayu sebagai bantalan. Kayu

yang digunakan biasanya kayu Galam atau Kapur Naga dan kayu Ulin atau Belian

sebagai tiang pancangnya. Teknik pembuatan pondasi kayu ulin sebagai berikut:

Page 14: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

9

2.4.1 Pondasi Batang Besar

Apabila pondasi yang dipilih adalah pondasi batang besar maka digunakan

teknik kalang pandal. Kayu yang digunakan biasanya berdiameter 40 cm lebih.

Caranya, kayu besar ditoreh bagian atasnya sampai rata kemudian bagian yang

ditoreh itu dilobangi untuk tempat menancapkan tiang dan tongkat. Setelah itu

bagian ini akan direndamkan ke dalam tanah dengan kedalaman 50 – 100 cm

tergantung kondisi tanah. Batang disusun berjejer sesuai dengan deretan tongkat

dan tiang bangunan yang akan dibangun. Untuk menahan tiang atau tongkat agar

tidak terus menurun maka dipakai sunduk.

Gambar 2.2 Pondasi batang besar

2.4.2 Pondasi Batang Kecil

Kayu galam yang digunakan dalam pondasi ini biasanya berdiameter minimal 15

cm untuk tampuk ujung dan sekitar 20 cm untuk tampuk tengahnya. Cara

pemasangannya agak berbeda dengan cara batang besar yang hanya satu lapis.

Page 15: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

10

Untuk pondasi batang kecil ada dua lapis, bagian bawah disebut Kacapuri dan

lapisan atas disebut kalang sunduk, yaitu untuk penahan sunduk tiang atau sunduk

tongkat. Ujung tiang atau tongkat tertancap hingga kedalaman dua meter dari

permukaan tanah.

Gambar 2.3 Pondasi batang kecil (kacapuri)

2.5 Alat Tiang Pancang

2.5.1 Pemukul Jatuh (Drop Hammer)

Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas.

Pemberat ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan menumbuk

tiang. Pemakaian alat tipe ini membuat pelaksanaan pemancangan berjalan

lambat, sehingga alat ini hanya dipakai pada volume pekerjaan pemancangan yang

kecil.

Page 16: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

11

Gambar 2.4 Pemukul jatuh

2.5.2 Pemukul Diesel (Diesel Hammer)

Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram, balok anvil dan sistem injeksi

bahan bakar. Pemukul tipe ini umumnya kecil, ringan dan digerakkan dengan

menggunakan bahan bakar minyak. Energi pemancangan total yang dihasilkan

adalah jumlah benturan dari ram ditambah energi hasil dari ledakan.

Gambar 2.5 Pemukul diesel

Page 17: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

12

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Lokasi Kegiatan

Pekerjaan ini dilaksanakan/dilakukan di kawasan Mangrove Center

Balikpapan RT 14 Kelurahan Graha Indah Kecamatan Balikpapan Utara, Provinsi

Kalimantan Timur dan merupakan kawasan konservasi mangrove di Teluk

Balikpapan yang berbatasan langsung dengan rumah-rumah penduduk di

Perumahan Graha Indah.

Gambar 3.1 Peta Kalimantan Timur

Page 18: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

13

Gambar 3.2 Peta Kota Balikpapan

Gambar 3.3 Lokasi mangrove center ditinjau dari peta Balikpapan

Page 19: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

14

Gambar 3.4 Peta kawasan mangrove center

Page 20: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

15

Gambar 3.5 Denah lokasi mangrove center ditinjau dari 0 km Kota Balikpapan

Page 21: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

16

Gambar 3.6 Peta wilayah komplek perumahan Graha Indah

Gazebo/ Menara Pengawas

Page 22: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

17

Gambar 3.7 Site plan gazebo/menara pengawas

Page 23: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

18

3.2 Kondisi Lapangan

Kawasan Mangrove Center ini merupakan hutan bakau air payau tetapi

lebih menjurus ke air asin yang terendam dalam waktu yang lama oleh air payau

itu sendiri. Hutan ini berasosiasi dengan rawa-rawa pantai, memiliki kondisi tanah

lunak yang bersifat asam (gambut) tanah berawa dengan kondisi daya dukung

tanah (sigma tanah) rendah, tidak konsisten/labil terhadap pembebanan dan tanah

keras pada posisi sangat dalam, sehingga mengakibatkan penurunan yang tajam

apabila diberi beban di atasnya (instabilitas).

Gambar 3.8 Kondisi Lapangan

Page 24: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

19

3.3 Jenis dan Bahan yang Digunakan

Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai tiang

pancang pada tanah rawa. Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut

adalah: bahan kayu yang dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak

cacat, contohnya bambu, kayu bulian, belian, besi atau ulin. Dan pekerjaan

pondasi untuk menara pengawas ini menggunakan struktur pancang kayu ulin

untuk tanah rawa/bangunan atas air.

3.3.1 Pekerjaan Pondasi

1. Meruncing Tiang Kayu Ulin 12/12

2. Meruncing Tiang Kayu Ulin 10/10

3. Membuat Pen & Lubang pada Tiang/Balok

4. Mengebor lubang besi pengikat

5. Memasang & menempatkan besi

6. Pancang Ulin 10/10 kedalaman 4-8 m

7. Pancang Ulin 12/12 kedalaman 4-8 m

8. Tongkat Ulin 12/12 panjang 2 m

9. Tongkat Ulin 10/10 panjang 2m

10. Sunduk Ulin 3/8 panjang 50 cm

11. Galam/ Kaca puri penahan tanah ø 10x2 buah panjang 1 m

12. Balok Silang Ulin 5/10

13. Tongkat Ulin 10/10 untuk kenaikan dari tambatan perahu panjang 2,5 m

3.3.2 Pekerjaan Anti Rayap (Terminate Control)

Jenis pencegahan rayap yang digunakan

1. Ground treatment dan soil treatment yang bertujuan untuk membuat barier

pada pondasi dan permukaan tanah yang digunakan untuk bangunan

adalah jenis PRG contruction termite control.

2. Wood treatment/wood dranching, yang bertujuan untuk memberikan zat

kimia aktif yang bisa berfungsi sebagai termida (pembasmi rayap) untuk

seluruh bagian yang menggunakan kayu pada bangunan ini.

Page 25: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

20

3. Terminte maintenance program, yang bertujuan untuk mencegah,

menghalau dan membasmi serangan rayap yang datang dari luar

bangunan.

Pelaksanaan anti rayap harus memenuhi dilakukan oleh tenaga kerja yang

telah berpengalaman melaksanakan pekerjaan semacam ini dan dipimpin oleh

tenaga ahli yang berpengalaman.

3.4 Metode Pelaksanaan

Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi.

Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode pelaksanaan

pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman,

sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.

Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.

Tahapan pekerjaan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut:

3.4.1 Mobilisasi dan Demobilisasi Papan Proyek

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Transportasi peralatan konstruksi yang akan digunakan untuk pelaksanaan

pekerjaan ini.

2. Pembuatan kantor Kontraktor/ Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi

proyek untuk keperluan pekerjaan ini sehubungan dengan pelaksanaan

pekerjaan ini berupa kantor administrasi lapangan, los kerja dan gudang.

Gambar 3.9 Kantor kontraktor dan gudang

Page 26: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

21

3. Pemborong harus membuat papan nama pekerjaan ukuran 0.90 m x 1.80

m, sebanyak 1 (satu) buah, dengan bentuk standar yang dipasang di tepi

jalan masuk pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

4. Papan nama pekerjaan harus sudah dipasang sebelum fisik pekerjaan

dimulai

3.4.2 Pekerjaan Persiapan

1. Sebelum kegiatan fisik dimulai Pemborong harus :

a. Memangkas sebagian mangrove sesedikit mungkin dan memanfaatkan

mangrove untuk masuk konstruksi non struktural.

b. Melaksanakan uitzet dan pengukuran dengan pesawat ukur.

c. Memasang patok-patok tetap, patok-patok bantu, bouwplank profil

yang peil-peilnya diambil dari titik acuan (bench mark) yang

ditetapkan oleh Direksi.

Gambar 3.10 kegiatan pematokan

Page 27: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

22

2. Patok titik tiap bangunan harus ditempatkan di lokasi yang aman dari

gangguan sehingga tidak berubah posisinya.

3. Patok as profil bouwplank yang dipasang harus kokoh tidak goyah/

berubah.

4. Tanda tetap itu dibuat dari patok kayu/galam 5x7x100cm, di ujung-ujung

bangunan yang tempatnya akan ditentukan kemudian oleh Direksi

lapangan/pemberi tugas dan harus dijaga serta dipelihara selama waktu

pelaksanaan hingga pekerjaan selesai seluruhnya untuk penyerahan

pekerjaan.

5. Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat papan

pelaksanaan (Bouwplank) yang harus dibuat dari bahan kayu meranti tebal

minimal 2 cm dengan permukaan atasnya diserut sipat dasar (waterpass).

Page 28: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

23

Gambar 3.11 Papan bouwplank yang telah dipasang

6. Selanjutnya dilakukan kegiatan meruncing Tiang Kayu Ulin 12/12,

meruncing Tiang Kayu Ulin 10/10, membuat pen & lubang pada

tiang/balok

Gambar 3.12 Tiang pancang yang telah diruncingi

3.4.3 Proses Pemancangan

Pelaksanaan pemancangan baru bisa dimulai setelah as-as ditetapkan

secara cermat dan disetujui oleh direksi lapangan/pemberi tugas. Berikut tahap-

tahapnya:

Page 29: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

24

1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh

pada patok titik pancang yang telah ditentukan.

Gambar 3.13 Drop hammer

Gambar 3.14 Drop hammer ditempatkan di as patok titik

2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap patok.

Page 30: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

25

Gambar 3.15 Denah lantai 1

Gambar 3.16 Titik-titik patok

Page 31: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

26

3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada

helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala

tiang.

4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang

telah ditentukan.

Gambar 3.17 Penyetelan vertikal tiang

5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay

sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-

betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem

dengan center gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser

selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.

6. Sebelumnya terlebih dahulu dipasang Galam/Kaca puri penahan tanah ø

10x2 buah panjang 1 m setelah itu setiap balok ulin yang akan digunakan

sebagai pancang dipasang sunduk ulin 3/8 panjang 50 cm setinggi/sedalam

tanah keras yaitu 4m.

Page 32: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

27

Gambar 3.18 Sunduk dan batang kayu galan yang telah dipasang

7. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer

secara kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang,

menggunakan pancang ulin 10/10 kedalaman 4-8 m, pancang ulin 12/12

kedalaman 4-8 m.

Page 33: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

28

Gambar 3.19 Pemancangan tiang pertama

8. Lakukan kegiatan pemancangan yang sama pada tiang-tiang pancang

berikutnya dengan kedalaman yang sama.

Page 34: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

29

Gambar 3.20 Pemancangan tiang selesai

9. Memasang balok ulin 12/12 sebagai sloof.

Gambar 3.21 Pemasangan sloof

Page 35: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

30

10. Memasang balok silang ulin ukuran 5/10 dan agar tiang pancang tetap

diperoleh posisi yang betul-betul stabil dan vertical.

Gambar 3.22 Balok silang ulin yang telah dipasang

Page 36: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

31

Gambar 3.23 Gambar penampang tiang pancang

Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang,

memecah ujung dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan

membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang.

Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan

pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan selama pemancangan untuk

memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan

palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang

dalam posisi yang relatif pada tempatnya.

Apabila selama pelaksanaan pemancangan terjadi kelongsoran/ penurunan

tanah, pemborong harus mencegahnya misalkan dengan casing dan lain cara

sehingga pekerjaan tetap lancar tanpa menambah biaya pelaksanaan

3.4.4 Penyambungan

Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang

berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan

level tanah keras yang diharapkan belum tercapai. Pada struktur bangunan atas air

kayu ulin ini menggunakan sambungan bibir lurus berkait dengan 2 baut.

Page 37: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

32

Gambar 3.24 Penyambungan bibir lurus terkait pada gazebo

Page 38: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

33

Gambar 3.25 Sambungan bibir lurus terkait

Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang

dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai

kedalaman tanah keras yang ditentukan. Pemancangan tiang dapat dihentikan bila

ujung bawah tiang telah mencapai lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.

Gambar 3.26 Gambar rencana gazebo yang akan dibangun

Page 39: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

34

Gambar 3.27 Gazebo/menara pengawas yang telah selesai dikerjakan

Page 40: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

35

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan substructure yang dilakukan di tanah

lunak yanf bersifat asam (gambut) tanah berawa dengan kondisi daya

dukung tanah rendah dengan menggunakan pondasi tiang kayu ulin.

2. Tiang pancang kayu ulin yang digunakan harus cukup tua, berkualitas baik

dan tidak cacat dengan ukuran 10/10 pada kedalaman 4-8m dan 12/12

pada kedalaman 4-8m.

3. Menggunakan Galam/Kaca puri ø10 sebagai penahan tanah dan balok

silang ulin ukuran 5/10 agar tiang pancang tetap pada posisi yang betul-

betul stabil dan vertikal.

4. Untuk penyambungan, digunakan sambungan bibir lurus terkait dengan 2

baut.

5. Untuk pencegahan terhadap serangan rayap digunakan PRG construction

termite control dan wood dranching.

Page 41: TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CENTER BALIKPAPAN

36

DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J.E. (1991). Sifat-Sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah. Jakarta:

Erlangga.

E.S., Wahyu. 2012. Pondasi Rumah Adat Kalimantan Selatan. Diambil

pada 06 Juni 2014 dari http://www.wahyuesgroup.web.id/my-article/91-all-about-

civil-engineering/118-pondasi-rumah-adat-kalimantan-selatan.html.

Hardiyatmo, H.C.(1996).Teknik Fondasi I.Jakarta: Penerbit PT Gramedia

Pustaka Utama.

Hardiyatmo, H.C.( 2002) Teknik Fondasi II. Yogyakarta: Beta Offset.

H.S., Sardjono.(1991). Pondasi Tiang Pancang. Surabaya: Sinar Wijaya