bidang perekonomian -...
TRANSCRIPT
BIDANG PEREKONOMIAN
17 Oktober 2017
Pembangunan Ekonomi Baru dan Peningkatan Produktivitas Untuk Menunjang Pemerataan
1
KINERJA EKONOMI MAKRO (4 slide)
PENINGKATAN DAYA SAING MELALUI REFORMASIBIROKRASI DAN DEREGULASI (3 slide)
PEMERATAAN EKONOMI MELALUI PEMBANGUNANEKONOMI BARU DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS (9)
••
PEMBANGUNAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI BARUPENINGKATAN PRODUKTIVITAS
OUTLINE
2
KINERJA EKONOMI MAKRO
3
PERTUMBUHAN EKONOMI TETAP TINGGIDENGAN INDIKATOR SOSIAL MEMBAIK
5.01
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2013 2014 2015 2016 2017
Pertumbuhan Ekonomi (%)
5.56 5.01 4.88 5.02
PDB Per Kapita (Rp)
5.815.33
Feb'13
Aug'13Feb
'14Aug'14Feb
'15Aug'15Feb
'16Aug'16Feb
'17
Tingkat Pengangguran
10.9610.64
Mar'13
Sep'13
Mar'14
Sep'14
Mar'15
Sep'15
Mar'16
Sep'16
Mar'17
Tingkat Kemiskinan
0.408
0.393
Mar-13
Sep-13
Mar-14
Sep-14
Mar-15
Sep-15
Mar-16
Sep-16
Mar-17
Gini Ratio
Sumber: BPS
Indikator Sosial
41,915,863 47,957,364
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pertumbuhan ekonomi berada dalam kisaran 5 persen dan telah berhasil menurunkan tingkatketimpangan, pengangguran dan kemiskinan
4
3.723.00
9.32
0.47
Jan
Mar
May Ju
l
Sep
Nov Ja
n
Mar
May Ju
l
Sep
Nov Ja
n
Mar
May Ju
l
Sep
Nov Ja
n
Mar
May Ju
l
Sep
2014 2015 2016 2017
Umum IntiAdministrated Price (AP) Harga Bergejolak
INFLASI MENURUN
Inflasi (%YoY)
Dalam 3 tahun pemerintahan Jokowi, laju inflasi menurun dari 4,49%YoY pada September 2014 menjadi 3,72 %YoY padaSeptember 2017. Realisasi inflasi 2017 juga diperkirakan berada dalam kisaran sasaran (4%±1). Inflasi pangan (VF) dari
tahun ke tahun lebih terkendali sejalan dengan perkembangan jumlah TPID.
8.38 8.36
3.35 3.02 2.66
2013 2014 2015 2016 2017*
Inflasi Tahunan (%YoY)
Perkembangan Jumlah TPID s.d September 2017
5
KINERJA SEKTOR EKSTERNALTERUS MEMBAIK
Defisit Transaksi Berjalan
-1.96
129.4
Jan-
14M
ar-1
4M
ay-1
4Ju
l-14
Sep-
14N
ov-1
4Ja
n-15
Mar
-15
May
-15
Jul-1
5Se
p-15
Nov
-15
Jan-
16M
ar-1
6M
ay-1
6Ju
l-16
Sep-
16N
ov-1
6Ja
n-17
Mar
-17
May
-17
Jul-1
7-4.50-4.00-3.50-3.00-2.50-2.00-1.50-1.00-0.500.00
0
20
40
60
80
100
120
140
CA (% GDP)Cadangan Devisa (Miliar USD) - rhs
Ekspor Impor (USD Juta)14.5
12.8
-0.5
1.0
2.5
4.0
Jan
Mar
Mei Ju
l
Sep
Nov Jan
Mar
Mei Ju
l
Sep
Nov Jan
Mar
Mei Ju
l
Sept
2015 2016 2017
0.02.04.06.08.0
10.012.014.016.0
Surplus/Defisit EksporImpor
1.0
-6.4
-1.7
7.2 6.310.9
Jan-Sept2012
Jan-Sept2013
Jan-Sept2014
Jan-Sept2015
Jan-Sept2016
Jan-Sept2017
Neraca Perdagangan Periode Jan-Sept (Miliar USD)
Q1-13Q2-13Q3-13Q4-13Q1-14Q2-14Q3-14Q4-14Q1-15Q2-15Q3-15Q4-15Q1-16Q2-16Q3-16Q4-16Q1-17Q2-17
-18000-14000-10000
-6000-200020006000
10000140001800022000
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (Juta US$)
Transaksi Berjalan Transaksi Modal Transaksi Finansial Neraca Keseluruhan
6
Defisit transaksi berjalan kuartal II 2017 mencapai 2 persen dari PDB, membaik dibandingkan defisit pada kuartal II2016 (2,3 persen). Selama Januari-September 2017, total surplus perdagangan mencapai 10,9 miliar USD (tertinggi
sejak tahun 2012)
7
UTANG LUAR NEGERITERKENDALI
Pemerintah mengelola utang luar negeri (ULN) secara hati-hati dengan kemampuan membayar yang membaik.Batas maksimal utang luar negeri adalah 60% dari PDB (UU 17/2003 tentang Keuangan Negara).
13.9
15.96 16.51 17
2014 2015 2016 SemesterI 2017
Rasio ULN Pemerintah dan BankSentral
75
5240 34 33 27
Malaysia Turki Brazil Indonesia
Thailand KoreaSelatan
Rasio ULN/PDB beberapa Negera,Semester I 2017 (%) Pemerintah dan Bank
Sentral
248
45
272
39
278
41
294
44
2014 2015 2016 Juli 2017
ULN didominasi oleh Utang Jangka Panjang
Jangka PanjangJangka Pendek
53 52.4
47 46.8
2014 2015 2016 Semester ...
Rasio ULN terhadap Cadangan Devisa
Sumber: Kementerian Keuangan, Bank Indonesia
PENINGKATAN DAYA SAINGMELALUI REFORMASI BIROKRASIDAN DEREGULASI
8
PAKET KEBIJAKAN EKONOMI
Pengharmonisasi Regulasi Menyederhanakan Proses Birokrasi
Memastikan Kepatuhan Hukum
“Untuk meningkatkan daya saing industri nasional, ekspor dan investasi untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomiyang signifikan.”
9
Capaian Paket Kebijakan Ekonomi I - XV
9REGULASIDICABUT
49REGULASI
BARU
31REGULASIDIREVISI
Untukmengurangihambatan
perekonomian
Untuk mewadahikebijakan baruyang disusun
Untukmenghilangkan
pasal tertentu yangmenghambatperekonomian
89REGULASI
MENCABUTYANG LAMA
35REGULASIDIGABUNG
Untukmenyederhanakan
perizinan danperaturan
Untuk menyesuaikan peraturanlama yang sudah tidak relevan
sistem perizinan berusahaterintegrasi (single submission)
secara on-line
Lebih sederhana, cepat, dan murah.
PerubahanParadigma Birokrasi
Dari memberi izin menjadimelayani (civil servant)
Termasuk untukUKM
melalui
3. 4.
10
Mengurangi pemberian izin yangberulang
Di KEK, FTZ, KI, dan KEK Pariwisata tanpaharus menunggu selesainya seluruh proses.
Dilakukan di semua levelpemerintahan (pusat, provinsi, dan
daerah)
1. 2a.
Pengawalanpenyelesaian
perzinan(end to end
Sistem Checklist Operasi Data Sharing
2b.
Reformasi PerizinanPeraturan Berusaha
Menerapkan SistemTerintegrasi
KONSEPSI PERCEPATAN PELAKSANAANBERUSAHA
EODB 2017Rank
EODB2016Rank
Change
Overall 91 106 15Starting a business 151 167 16
Dealing with Construction Permit 116 113 3
Getting Electricity 49 61 12
Registering Property 118 123 5
Getting Credit 62 70 8
Protecting Minority Investors 70 69 1
Paying Taxes 104 115 11
Trading Across Borders 108 113 5
Enforcing Contracts 166 171 5
Resolving Insolvency 76 74 2
“Indonesia is among the top 10 improvers in DoingBusiness 2017: Equal Opportunity for All”-World Bank Group Press Release EODB 2017-
Peringkat GCI Indonesia meningkat dari 41 dari 138 negara pada tahun 2016/2017 menjadiperingkat 36 dari 137 negara tahun 2017/2018
Kemudahan BerbisnisIndonesia Naik kePeringkat 91 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Perubaha
n
Singapore 2 2 2 2 2 2 3 -1
Japan 9 10 9 6 6 8 9 -1
Malaysia 21 25 24 20 18 25 23 +2
China 26 29 29 28 28 28 27 +1
Thailand 39 38 37 31 32 34 32 +2
Indonesia 46 50 38 34 37 41 36 +5India 56 59 60 71 55 39 40 -1
BruneiDarussalam 28 28 26 - - 58 46 +12
Vietnam 65 75 70 68 56 60 55 +5
Philippines 75 65 59 52 47 57 56 +1
Kamboja 97 85 88 95 90 89 94 -5
Laos - - 81 93 83 93 98 -5
Indeks Daya Saing Indonesia Naik ke 36
PENINGKATAN DAYA SAING
11
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Moody’s: meningkatkanoutlook dari stabil menjadipositif
JCR: meningkatkan outlookdari stabil menjadi positif
R&I: meningkatkanoutlook dari stabilmenjadi positif
S&P: meningkatkan outlookke Investment Grade
Fitch:meningkatkanoutlook dari stabilmenjadi positif
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
BBB-
BB+
BB
BB-
B+
R&I S&PMoody’sJCR Fitch
Below InvestmentGrade
Below InvestmentGrade
SENTIMEN POSITIF DARI LEMBAGARATING DAN PENINGKATAN INVESTASI
7.3
8.3
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2012 2013 2014 2015 2016 2017
4.65.15.66.16.67.17.68.18.69.1
PMA (Bn USD)
68.8
61.0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2012 2013 2014 2015 2016 2017
0
10
20
30
40
50
60
70PMDN (Tn IDR)
12
PEMERATAAN EKONOMI MELALUIPEMBANGUNAN EKONOMI BARUDAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
13
Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi BaruPeningkatan Produktivitas
KERANGKA KEBIJAKAN EKONOMI
•
•
Reformasi pendidikan dan pelatihan tenaga kerjamenjadi pendidikan dan pelatihan vokasi berbasispekerjaan. Dimulai dari sektor industri, diikuti sektorjasa dan pertanian, melalui kerjasama Pemerintah,BUMN dan Swasta.Kewirausahaan untuk mendorong terciptanyapengusaha-pengusaha baru yang mempunyai dayasaing. Mendorong pelaku usaha mikro dan kecilberkembang menjadi pelaku usaha menengah danbesar.
Reformulasi dan penajamankebijakan pengembangan industri
manufaktur, pariwisata, perdagangandan perikanan
Membanguninfrastrukturstrategis dan
prioritas:pelabuhan,
bandara, bus rapidtransit, kereta api,
jalan baru, listrik,bendungan, dan
kilang minyak
Akses terhadaplahan
KesempatanBekerja/
Berusaha
InfrastrukturKualitas Sumber
Daya Manusia
KebijakanEkonomi(Quick Win)5
•
••••
Melaksanakan reforma agraria dan hutan sosial melalui pendekatanklaster, berbasis komoditi unggulan di KBI maupun KTIRedistribusi lahan sebagai modal masyarakat menengah ke bawahSertifikasi dalam rangka legalisasi asetImplementasi kebijakan LP2BMenyediakan hunian penduduk miskin perkotaan.
Bantuan Sosial
Mentransformasi skema subsidi secarabertahap menjadi bantuan tepat sasaran,tepat waktu, dan tepat jumlah, sertamenyatukannya dengan semua bentukbantuan sosial
14
PEMERATAAN EKONOMI MELALUIPEMBANGUNAN EKONOMI BARUDAN PENINGKATAN PRODUKTIVITASPembangunan Pusat-Pusat PertumbuhanEkonomi Baru
15
16
64 2427
13
15
Proyek
Proyek mencakup 15 sektor proyek serta 2 sektor program
7IRIGASIIRIGASI
LISTRIK 1 PROGRAM INDUSTRIPESAWAT 1 PROGRAM
74 12647549333081023
93
101
122
Proyek
Program
Rp884 T Rp564 TRp155 T
Rp444 T
Rp1.320 T
Rp11 T
Rp1.065 T
PENGELOLAANAIR
1 1TANGGUL LAUT
Pro
yek
Pro
gram
Daftar PSN direvisi melalui Perpres No. 3/2016 j.oPerpres No.58/2017, mencakup 245 Proyek + 2Program, dengan estimasi total nilai investasi Rp 4.197T
PEMERATAAN EKONOMI MELALUIPEMBANGUNAN EKONOMI BARUDAN PENINGKATAN PRODUKTIVITASPeningkatan Produktivitas
17
Perbaikankesejahteraanmasyarakat tersebuttidak akanberkelanjutan jikatidak didukungdengan kebijakanpemerataanekonomi
KEBIJAKANPEMERATAAN
EKONOMI
Lahan
Kesempatan
Kapasitas SDM
A
B
C
Urban Poor &Perumahan Terjangkau
Ritel dan Pasar
Perkebunan
Pembiayaan danAnggaran Pemerintah
Manufaktur dan ICT
Pertanian(Landles Farmer)
•••
Penetapan LP2B untuk mencegah penguasaan lahan pertanian oleh non-pertanianLand consolidation untuk sawahRiset bibit, sarana pasca panen, sinergi logistik, dan pasar bibit, alsintan dan saprodi lain
••••
Social HousingHousing financingLand bank dan harga tanah yang terjangkauPemerintah menegakkan kebijakan tata ruang
••••
Pendataan dan penegakan aturan lahan kelapa sawit termasuk pendataan land bankPendataan dan penetapan kebijakan replanting komoditi perkebunan lainnyaMengkorporasikan koperasi yang didukung swasta dan BUMN dengan tujuan meningkatkan nilai tambahDukungan riset, sinergi pasar, off-taker hasil bumi, dan rantai nilai hilirisasi
•••
Mengembangkan industri dengan basis SDA dan rantai nilaiMemperkecil gap bunga pembiayaan perusahaan besar dan perusahaan kecilMelindungi segmen pasar tertentu dari bisnis terintegrasi dan bermodal kuat
•
•••
Penataan dan pendataan dari pasar tradisional / modern, toko tradisional dan tokomodernPengaturan jarak, lokasi dan zonasi pasar maupun toko modernKewajiban menyerap produk setempatFair access ke dalam sistem distribusi•
•Penyempurnaan sistem KUR ke arah pembiayaan usaha yang non-bankableProgram pengadaan yang lebih aksesible untuk pengusaha menengah ke bawah
Reforma Agraria•••
Pembagian akses lahan yang adil kepada seluruh masyarakatPenetapan prioritas penerima TORA berdasarkan rasio gini tanah, kemiskinan, kebutuhan lahanPengembangan usaha pertanian dengan metoda aglomerasi atau cluster
Nelayan & BudidayaRumput Laut
•••
Integrasi nelayan dan rumput lautAquaculture dan rantai nilai nelayanInvestasi swasta untuk pengolahan dan off-taker rumput laut
Vokasi,Entrepreneurship danPasar Tenaga Kerja
••••
Identifikasi dan prioritasi sektor, sub-sektor industri unggulan dan profesiSkema job matching antara industri dan vokasiEarly childhood intervensionFokus pada skill, collaborative, flexibility dan impact (bukan semata-mata gelar)
Sistem PajakBerkeadilan
••
Pajak progresif, capital gain tax dan unutilized asset taxBelanja pemerintah yang berkadilan
Prioritas
KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI
18
Industri membutuhkanlulusan vokasi yangmemiliki sertifikatkompetensi
Lulusan vokasimemiliki sertifikatkompetensiberdasarkan SKKNI
Ujikompetensilulusanvokasi
SKKNI sebagaiacuan ujikompetensilulusan vokasi
Sekolah menerapkankurikulum vokasi yangmengacu pada SKKNILink & Match
Pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi isu prioritas nasional untuk menyelesaikan persoalan penyediaan tenaga kerjaterampil
Suplai tenaga kerja dalampasar tenaga kerja tidak sesuaidibutuhkan dunia usaha
Penganguran berasal darilulusan SMK
Bonus demografi pendudukIndonesia yang di dominasiusia muda
51%
21%
Kebutuhan bidang pekerjaanvokasional dimasa mendatang(Future of Jobs)
Bonus demografi pendudukIndonesia 2020, yang didominasi usia muda
TANTANGAN
LINK AND MATCH PENDIDIKANVOKASI & DUDI
Lahan Kesempatan SDMKebijakan
PemerataanEkonomi
Vokasi1. PerubahanKurikulum SMK
2. PeningkatanKualitas PendidikVokasi
4. Terlalu BanyakProgram Studi
3. KebutuhanPeralatan Minimal
5. Insentif BagiSekolah
19
20
PRODUKTIVITAS ANTAR SEKTOR UNTUKMENDUKUNG KEBIJAKAN VOKASI
Agriculture, Forestry and Fisheries
Mining & Quarrying
Manufacturing Industry
Electricity & Gas Supply
Construction
Transportation & Storage
Accommodation & Food BeveragesActivity
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Produktivitas Sektoral (PDB (Rp Miliar)/TenagaKerja))
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
PILAR 5-10SCORE RANGKING
2014 2015 2016 2017 2016/2017
2017/2018
5 Higher Education andTraining 4.53 4.45 4.50 4.52 63 64
6 Goods MarketEfficiency 4.54 4.43 4.40 4.59 58 43
7 Labour MarketEfficiency 3.81 3.74 3.80 3.91 108 96
8 Financial MarketDevelopment 4.45 4.19 4.33 4.50 42 37
9 TechnologicalReadiness 3.58 3.49 3.54 3.86 91 80
10 Market Size 5.34 5.74 5.71 5.73 10 9
AVERAGE 4.38 4.34 4.38 4.52 49 41
TARGET REFORMA AGRARIA DANPERHUTANAN SOSIAL
21
AKSES PEMBIAYAAN MELALUI KUR20
15 Suku Bunga 12% Plafon : KUR Mikro s.d. Rp 25 Juta,KUR Ritel Rp 500 Juta 7 Bank Pelaksana, 2 PerusahaanPenjamin; Total Penyaluran per Des 2015sebesar Rp 22,75 Triliun dengan 1juta akad kredit. (75,9% dari target)
2016
Suku Bunga 9% Plafon : KUR Mikro s.d. Rp 25 Juta,KUR Ritel Rp 500 Juta 26 Bank, 2 PerusahaanPembiayaan; 10 Penjamin Total Penyaluran per Des 2016 Rp94,4 triliun dengan 4,3 juta akadkredit. (94% dari target). NPL =0.37%
2017
Suku Bunga 9% Plafon : KUR Mikro s.d. Rp 25 Juta,KUR Ritel Rp 500 Juta 33 Bank, 4 PerusahaanPembiayaan, 1 Koperasi SimpanPinjam; 10 Penjamin Target penyaluran KUR tahun2017 sebesar Rp110Triliun,dengan porsi KUR Mikro 81%, KURRitel 18%, dan KUR TKI 1%.
PERKEMBANGAN PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)2007-2017
PENINGKATAN KEUANGAN INKLUSIF UNTUKSELURUH MASYARAKAT INDONESIA
23
Indikator Keuangan Inklusif di Indonesia
Perpres No. 63 Tahun 2017
Sumber: DNKI, OJK IKNB
1.2.3.4.5.6.7.
Pokja terdiri dari:Pokja 1 – Edukasi KeuanganPokja 2 – Hak Properti MasyarakatPokja 3 – Fasilitasi Intermediasi & Saluran Distribusi KeuanganPokja 4 – Pelayanan Keuangan Sektor PemerintahPokja 5 – Perlindungan KonsumenPokja 6 – Kebijakan dan RegulasiPokja 7 - Infrastruktur & Teknologi Informasi Keuangan
36%44%
52%60%
68%75%
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Proyeksi Indeks Keuangan Inklusif Global Findex
1.
2.
3.
4.
Target ditentukan berdasarkan ekspektasi bahwa indeksi keuangan inklusifakan naik sebesar 8% per tahun (2015-2019) untuk mencapai targetutama indeks keuangan inklusif 75% pada tahun 2019.Pengertian tingkat Keuangan Inklusif adalah persentase jumlah orangdewasa yang memiliki rekening di lembaga keuangan formalAcuan tingkat Keuangan Inklusif 2014 adalah menggunakan angka WorldBank Group Financial Inclusion IndexSurvey Literasi Keuangan dan Keuangan Inklusif OJK tahun2016menunjukan bahwa angka Keuangan Inklusif telah mencapai 63%: http://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/DetailMateri/250
LAMPIRAN: KREDIT USAHARAKYAT
24
25
2007 - 2014
2015
2016
•
•
•
•
•
••
•
•
Skema subsidi Imbal Jasa Penjaminan(IJP) = 3.25%;Suku Bunga: KUR Mikro 22%, KUR Ritel13% , KUR TKI 22%Target penerima : UMKM di seluruhsektor ekonomi dan TKIPlafon : KUR Mikro s.d. Rp 20 Juta, KURRitel Rp 500 JutaRisk Sharing: 70% - 30% (sektor nonprioritas), 80% - 20% (sektor prioritas)33 Bank Pelaksana, 4 Penjamin;Pengawasan oleh Bank Indonesia danBPKP.Total Penyaluran Rp 178 Triliun dengan 12,4 juta akad kredit. NPL = 3.3%Baki debet s.d. Des’16 Rp 34,5 triliun.
•••
•
•
•
•
••
•
Skema subsidi bungaSuku Bunga 12%Subsidi bunga: KUR Mikro 7%, KURRitel 3%, KUR Penempatan TKI12%(termasuk collection fee)Target penerima: UMKM di sektorpertanian, perikanan, industripengolahan, perdagangan dan jasaPlafon : KUR Mikro s.d. Rp 25 Juta,KUR Ritel Rp 500 JutaRisk Sharing: B2B
Pelaksana7 Bank Pelaksana, 2 PerusahaanPenjamin;Pengawasan oleh OJK dan BPKP.Total Penyaluran per Des 2015sebesar Rp 22,75 Triliun dengan 1 jutaakad kredit. (75,9% dari target)Baki debet s.d. Des’16 Rp 17,03 triliun.
•••
•
•
•
••••
•
Skema subsidi bungaSuku Bunga 9%Subsidi bunga: KUR Mikro 10%, KURRitel 4,5%, KUR Penempatan TKI12%(termasuk collection fee)Target penerima: UMKM di sektorpertanian, perikanan, industripengolahan, perdagangan dan jasaPlafon : KUR Mikro s.d. Rp 25 Juta,KUR Ritel Rp 500 JutaTarif IJP: B2B (1,5%)
Pelaksana26 Bank, 2 Perusahaan Pembiayaan10 Penjamin
Pengawasan oleh OJK dan BPKP.Total Penyaluran per Des 2016 Rp 94,4triliun dengan 4,3 juta akad kredit.(94% dari target). NPL = 0.37%Baki debet s.d. Des’16 Rp 70,6 triliun.
2017•••
•
•
•
•
•
Skema subsidi bungaSuku Bunga 9%Subsidi bunga: KUR Mikro 9,5%, KURRitel 4,5%, KUR Penempatan TKI12%(termasuk collection fee)Target penerima: UMKM di sektorpertanian, perikanan, industripengolahan, perdagangan dan jasaPlafon : KUR Mikro s.d. Rp 25 Juta,KUR Ritel Rp 500 JutaTarif IJP = B2B (1,75% untuk KURMikro, 1,5% untuk KUR Ritel dan KURTKI)
Pelaksana33 Bank, 4 Perusahaan Pembiayaan,1 Koperasi Simpan Pinjam10 Penjamin
Target penyaluran KUR tahun 2017sebesar Rp110Triliun, dengan porsiKUR Mikro 81%, KUR Ritel 18%, dan KURTKI 1%. Porsi KUR sektor produksi ditargetkansebesar 40%.
Perkembangan Program KreditUsaha Rakyat (KUR) 2007-2017
Penyaluran KUR berdasarkan SektorEkonomiPosisi 30 September 2017
••
Penyaluran KUR untuk sektor produksi terus meningkat yaitu: (target porsi penyaluran KUR sektor produksi tahun 2017 sebesar 40%)Sektor pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa – jasa = 44,8%Sektor pertanian, perikanan, industri, konstruksi = 31,7%
Ket:
Penyaluran KUR untuk sektor produksi terus meningkat, padaAgustus 2017 tercatat porsi penyaluran KUR sektor produksi(pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa - jasa)sebesar 44% sedangkan sektor produksi (pertanian, perikanan,industri, konstruksi) sebesar 31%. Capaian tersebut meningkatdari kinerja Desember 2016 dengan porsi penyaluran KURsektor produksi sebesar 22%.
Dengan sektorjasa – jasa
Tanpa Sektor Jasa -jasa
Sektor Produksi 44.8% 31.7%Sektor Non Produksi 55.2% 68.3%
Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan23%
Perikanan2%
Industri Pengolahan6%
Perdagangan56%
Konstruksi0,1%
Jasa-jasa13%
26
Penyaluran KUR berdasarkan Provinsiposisi 30 September 2017
27
3,456,997 3,222,967
2,258,381 1,185,268
1,124,995 940,637
829,616 764,245
735,203 667,803
642,761 576,655
558,193 527,046
477,571 450,728 442,485 430,928
404,373 366,913 363,460
347,395 312,936 309,198
260,038 204,154
184,000 165,895
132,840 125,319 115,557
90,678 59,712 47,621
Jawa TimurJawa Tengah
Jawa BaratSumatera Utara
Sulawesi SelatanBali
DKI JakartaSumatera Barat
RiauSumatera Selatan
JambiDI Yogyakarta
Kalimantan SelatanBanten
LampungKalimantan Barat
Sulawesi UtaraSulawesi Tengah
Nangroe Aceh DarussalamPapua
Nusa Tenggara BaratKalimantan Timur
Nusa Tenggara TimurSulawesi TenggaraKalimantan Tengah
BengkuluSulawesi Barat
Papua BaratKepulauan Bangka Belitung
MalukuKepulauan Riau
GorontaloKalimantan Utara
Maluku Utara
Penyaluran KUR s.d. 31 September 2017 Berdasarkan Provinsi
11,172,377
5,288,425
2,253,797 1,839,291 1,636,251 442,038 150,390
Jawa Sumatera Sulawesi Bali NusaTenggara
Kalimantan Papua Maluku
28
Arah Kebijakan Program Kredit Usaha Rakyat(KUR)
TERIMA KASIH
29