strategi peningkatan produktivitas tanaman …

82
STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KAKAO DI KELURAHAN SALASSA KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN LUWU UTARA MUH DODI ALFAYET 1602405141 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2020

Upload: others

Post on 24-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

1

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN

KAKAO DI KELURAHAN SALASSA KECAMATAN

BAEBUNTA KABUPATEN LUWU UTARA

MUH DODI ALFAYET

1602405141

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 2: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

i

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KAKAO DI

DESA KELURAHAN KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN

LUWU UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Cokroaminoto Palopo

MUH DODI ALFAYET

1602405141

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 3: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

ii

Page 4: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …
Page 5: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

iii

Page 6: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

ABSTRAK

Muh Dodi Alfayet. 2020. Strategi Peningkatan Produktivitas Tanaman Kakao Di Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta Kabupten Luwu Utara (dibimbimbing

oleh Rahman Hairuddin dan Dharma Fidyansari)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi peningkatan

produktivitas tanaman kakao. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-

fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih

memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaita antara kegiatan.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten

Luwu Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2019 sampai

dengan febuari 2020. Pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil 20

responden dari 20 jumlah populasi yang ada, teknik pengambilan sampel

menggunakan tekhnik purposive sampling. sumber data yang digunakan atau

diperoleh adalah dari hasil wawancara, kuisioner , observasi dan studi pustaka.

Data dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa strategi peningkatan produktivitas tanaman kakao di

Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara yaitu : (1)

Memaksimalkan lahan yang dimiliki oleh petani dengan penggunaan lahan yang

baik maka akan menghasilkan produktivitas yang melimpah, (2) Mempertahankan

alat-alat pertanian yang digunakan dalam budidaya, (3) Meminimalkan serangan

hama dan penyakit,(4) Menyeragamkan pengetahuan tentang budidaya dan

tanaman tumpang sari apa yang cocok untuk tanaman kakao dan melakukan

peremajaan jika tanaman kakao sudah tua.

Kata kunci : Strategi, Kakao, Produktivitas.

iv

Page 7: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

KATA PENGANTAR

Puji Dan Syukur Kita Panjatkan Kepada Allah SWT yang telah

memeberikan kekuatan, kesehatan rahmat dan hidayahnya kepada kita sehingga

penelitian ini dapat di selesaikan dengan judul “Strategi Peningkatan

Produktivitas Tanaman Kakao di Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta

Kabupaten Luwu Utara”

Selama proses peneyelesaian skripsi ini banyak ditunjang dengan bantuan

tenaga, pemikiran baik moral maupun material dari berbagai banyak pihak. oleh

karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada

kedua orang tua saya Rosmiati Dan Alm. Juni, Dan Pihak Pihak Lainnya :

1. Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.Si., Selaku rektor Universitas Cokroaminoto

Palopo .

2. Rahman Hairuddin, S.P, M.Si., Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Cokroaminoto Palopo sekaligus sebagai dosen Pembimbing I.

3. Abdul Rais, S.Si., M.Ling, Selaku ketua program studi agribisnis Universitas

Cokroaminoto Palopo

4. Dharma Fidyansari, S.Pi, M.M., Selaku pembimbing II atas arahan dan

motivasinya kepada peneliti agar peneliti dapat meneyelesaikan penelitiannya

dengan mudah.

5. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Cokroaminoto Palopo terkhusus pada

program studi agribisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis selama berada di bangku kuliah.

6. Terima kasih untuk Mama Rosmiati, Kakak Anggita, nenek dan sepupu yang

telah berkontribusi dalam hal pengiriman uang

7. tekhusus kepada saudara dan saudari ku di kelas agrbisnis yang selama kurang

lebih 3 tahun sama-sama dalam menuntut ilmu di bangku kuliah. teman lainnya

ada grup FprtTi kalian luar. dan alumni Ipa 1 2016 Terima kasih untuk

bantuannya pada saat saya meneliti dan pemberi semangatnya dalam

penyelesaian studi.

Palopo, November 2020

Muh Dodi Alfayet

v

Page 8: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

RIWAYAT HIDUP

Muh Dodi Alfayet. Lahir di dusun Benteng Kelurahan

Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara pada

tanggal 20 Agustus 1998, merupakan anak kedua dari dua

bersaudara dari bapak Juni dan ibu Rosmiati. Penulis

mengenyam pendidikan dasar di SDN 025 Limpomajang

lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikannya di Sekolah menengah pertama

SMPN 1 Baebunta dan lulus pada tahun 2013, kemudian pada tahun yang sama

penulis melanjutkan sekolah menengah atas SMAN 1 Baebunta dan mengambil

peminatan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kemudian lulus pada tahun 2016, di

tahun yang sama penulis melanjutkan studinya di salah satu perguruan tinggi

swasta yang ada di palopo yaitu Universitas Cokroaminoto Palopo pada program

studi Agribisnis Fakultas Pertanian selama menjalankan studinya penulis pernah

mengikuti musyawarah nasional yang diadakan oleh Perhimpunan Organisasi

Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indoneisa (POPMASEPI) dan juga

pernah menjabat sebagai anggota badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas

Cokroaminoto Palopo tahun jabatan 2018. Di akhir studi penulis menyelesaikan

skripsinya yang berjudul “Strategi Peningkatan Produktivitas Tanaman Kakao di

Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara”.

vi

Page 9: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

SURAT KETERANGAN HASIL UJI SIMILATITY ........................................ iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI ............................. iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP.............................................................................................vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ................................................................................... 4

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 22

2.3 Kerangka Pikir .................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 26

3.3 Metode Penentuan Responden .......................................................... 27

3.4 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 27

3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 27

3.6 Analisis Data ..................................................................................... 28

3.7 Definisi Operasional .......................................................................... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian.................................................................................. 37

vii

4.2 Pembahasan ....................................................................................... 52

Page 10: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 55

5.2 Saran .................................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 56

LAMPIRAN ........................................................................................................ 57

viii

Page 11: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Luas lahan dan produksi kakao di Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu

Utara .................................................................................................................. 1

2. Pembobotan Matriks IFE ................................................................................ 23

3. Matriks IFE ..................................................................................................... 31

4. Matriks EFE .................................................................................................... 32

5. Matriks SWOT ................................................................................................ 35

6. Keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin ............................................... 38

7. Umur Responden di Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten

Luwu Utara ..................................................................................................... 38

8. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan

Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara.................................... 39

9. Jumlah responden berdasarkan pengalaman berusahatani kakao di Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara .................. 39

10. Analisis Faktor Internal petani kakao di Kelurahan Salassa .......................... 43

11. Analisis Faktor Eksternal petani di Kelurahan Salassa ................................... 45

12. Analisis matriks IFE petani kakao di Kelurahan Salassa ................................ 46

13. Analisis matriuks EFE petani kakao di Kelurahan Salassa ............................. 47

14. Hasil analisis matriks SWOT .......................................................................... 49

ix

Page 12: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................... 24

2. Desain penelitiian ............................................................................................ 26

3. Matriks IE ....................................................................................................... 33

4. Analisis Matriks IE ......................................................................................... 48

x

Page 13: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Surat Izin Penelitian dari Kampus................................................................... 61

2. Surat Izin Penelitian dari Desa ........................................................................ 62

3. Rating Dan Bobot Matriks IFE dan EFE ........................................................ 63

4. Dokumentasi Penelitian .................................................................................. 67

xi

Page 14: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

1

1.1 Latar Belakang

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia ialah negara agraris yang dimana pertaniannya memegang peran

penting dalam perekonomian nasional indonesia. Badan Pusat Statistik Indonesia

(2015), menjelaskan sektor pertanian menyumbang cukup besar untuk

perekonomian nasional dan perekonomian daerah, sektor pertanian merupakan

salah satu sektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Tanaman

perkebunan disebut juga tanaman perdagangan atau tanaman induustri yang

merupakan salah satu tanaman yang memerlukan lahan yang luas dalam proses

pembudidayannya, tanaman yang dalam proses pengolahannya menyerap banyak

tenaga kerja, penyumbang terbesar pendapatan Negara,memiliki peran penying

dalam pembangunan nasional, meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

rakyat serta penerima devisa Negara. Salah satu tanaman perkebunan yang

berkembang di Indonesia adalah kakao (Wijayanti, 2016)

Tanaman kakao dikatakan tanaman tahunan yang tidak mudah diganti

seperti tanaman semusim yang lainnya apabila tedapat kerugian. Tanaman kakao

bila kita membudidayakannya dengan baik dapat memberikan produksi yang

menguntungkan bagi pemiliknnya.

Pulau Sulawesi merupakan penghasil kakao utama di Indonesia. tempat

pengembangan kakao Indonesia lainnya tersebar ada di Pulau Jawa, Nusa

Tenggara Timur, sumatera, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, Papua dan

Maluku. Sementara Sulawesi Selatan merupakan salah satu Provinsi di pulau

Sulawesi penghasil kakao rakyat terbesar. Kabupaten Luwu Utara menjadi salah

satu kabupaten yang menjadi tempat pengembangan dan penghasil kakao rakyat

terbesar yang ada di Sulawesi Selatan. Masyarakat terutama petani di Kabupaten

Luwu Utara mayoritas menggantungkan hidupnya pada komoditi ini, disamping

komoditi kelapa sawit, jagung dan tanaman pangan lain. Tanaman kakao sering

dijumpai secara monokultur maupun ditanam di sela-sela tanaman kelapa dan

durian.

Kabupaten Luwu Utara. Perkembangan tanaman kakao di Kabupaten Luwu

Utara dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami pasang surut. Peningkatan

Page 15: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

2

luas lahan tidak seiring dengan peningkatan produksi dan juga di Kabupaten

Luwu Utara pada 5 tahun terakhir ini mengalami fluktuasi pada hasil tanaman

kakao itu sendiri dan Adapun luas tanaman dan produksi tanaman kakao pada

lima tahun terakhir di Kabupaten Luwu Utara terkhusus pada Kecamatan

Baebunta berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Utara

adalah sebagai berikut :

Tabel 1.Luas lahan dan produksi kakao di Kelurahan Salassa Kecamatan

Baebunta Kabupaten Luwu Utara.

No Tahun Luas Lahan Produksi

1 2014 34.252,40 22.362,25

2 2015 36.212,67 22.528,67

3 2016 38.127,60 27.391.20

4 2017 39.410,07 26.310,46

5 2018 39.404,27 26.310,46

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Dalam Angka 2018

Peningkatan produktifitas kakao ternyata diakibatkan karena terjadi

penurunan luas lahan kakao pada tahun 2017 ke tahun 2018. Berdasarkan data

yang diperoleh produksi kakao tidak menunjukkan perubahan yang signifikan,

sementara luas lahan terus meningkat sampai tahun 2017, sehingga angka

produktifitas pada tahun 2017 cenderung menurun. Adanya serangan hama

penyakit terutama Penggerek buah kakao dan Vascular streak dieback yang

menjadi salah satu penyebab produksi kakao di Kabupaten Luwu Utara menurun.

Pengetahuan petani yang kurang dalam budidaya tanaman kakao pada lokasi yang

tidak sesuai dengan teknis budidaya dapat berakibat buruk pada tanaman salah

satunya menjadi rentan hama dan penyakit. Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah mengemukakan bahwa target produktivitas kakao sebesar

0,85 ton/ha hanya terealisasi sebesar 0,70 ton/ha menurut Dinas Kehutanan dan

Perkebunan (2015).

Dalam pengembangan kakao di Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta

Kabupaten Luwu Utara mengalami penurunan diakibatkan oleh tanaman kakako

yang sudah tua, terserang oleh penyakit dan hama, dan juga tanaman kakao yang

dalam setiap lahannya ditanam dengan tanaman jagung, kelapa sawit dan lain lain,

Bahan tanam memegang peranan penting didalam usahatani kakao selain

lingkungan yang sesuai. Dalam penelitian ini saya merumuskan strategi

Page 16: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

3

peningkatan produktivitas tanaman kakao di Desa Salassa Kecamatan Baebunta

Kabupaten Luwu Utara, yang sudah tidak lagi mengalami peningkatan dari tahun

ke tahun. Tanaman kakao dikatakan tanaman perkebunan yang dapat semua orang

membudidayakan dengan umur tanaman yang panjang dan waktu pembuahan

tanaman minimal atau kurang dari umur 3 tahun, dibutuhkan strategi yang baik

untuk meningkatkan produktivitas kakao. Strategi yang baik harus berdasarkan

kondisi eksisitensi faktor–faktor internal dan eksternal yang berpengaruh.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi

peningkatan produktivitas tanaman kakao di Kelurahan Salassa Kecamatan

Baebunta Kabupaten Luwu Utara ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi

peningkatan produktivitas tanaman kakao di Kelurahan Salassa Kecamatan

Baebunta Kabupaten Luwu Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, penelitian ini dilakukan sebagai sarana mengembangkan pola

pikir, menambah pengalaman dan sebagai syarat untuk memperoleh derajat

sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo.

2. Penelitian ini diharapkan dapat meberikan informasi kepada pihak industri

dalam menetukan kebijakan-kebijakan dan pengambilan keputusan untuk

meningkatkan penjualan. selain itu penelitian ini juga memberi informasi

kepada petani bagaimana strategi peningkatan produktivitas tanaman kakao.

3. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan penambah kajian dan

referensi untuk peneliti selanjutnya dalam bidang agribisnis khususnya yang

berkaitan dengan strategi peningkatan produktivitas tanaman kakao.

Page 17: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Kakao

Tanaman kakao bukan tanaman asli indonesi. Tanaman kakao ialah

tanaman yang berasal dari lembah hulu sungai amazon amerika selatan yang di

bawah masuk ke Indonesia melalui Sulawesi utara oleh kebangsaan spanyol pada

tahun 1560. Namun kapan di budidayakannya tanaman kakako ini masih menjadi

misteri ada yang berpendapat pembudidayaan tanaman kakao sama dengan

pembudidayaan tanaman kopi pada tahun 1820, tetapi ada pendapat lain yang

mengemukakan lebih awal lagi yaitu tahun 1780 di Minahasa. Budidaya kakao di

daerah Minahasa tidak berlangsung lama di karenakan pada tahun 1845 terjadi

serangan hama penggerek buah kakao (Tania, 2018).

Kakao ialah satu-satu yang diantara 22 jenis marga Theobroma, suku

Malveceae yang dapat di usahakan secara komersial (Wardani, 2019). Sistematika

tanaman kakao menurut IT IS (Integrated Taxonomic Information System) adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Division : Spermatophyta

Class : Magnoliopsida

Order : Malvales

Family : Malvaceae

Genus : Theobroma

Species : Theobroma cacao L.

Kakao ialah salah satu komoditas yang berperan penting dalam

perekonomian negara Indonesia. besarnya permintaan masyarakat dalam

mengembangkan tanaman kakao terlihat begitu nyata dengan tinggihnya

permintaan benih serta pelatihan untuk pembudidayaan kakao. Kakao atau

Theobroma cacao L. merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cocok

dengan kultur tanah dan iklim Indonesia (Sunanto, 2017).

Tanaman ini termasuk tanaman golongan tumbuhan tropis. Di tempat

asalnya, kakao dapat tumbuh dibagian hutan hujan tropis yang terlindung dari

Page 18: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

5

pohon-pohon besar. Kakao di kategorikan tumbuhan tahunan berbentuk pohon, di

alam dapat mencapai ketinggian 10m.. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak

cabang produktiv. Bunga kakao seperti anggotanya Streculiaceae lainnya,

tumbuh langsung dari batang. Bunga sempurna berukuran kecil (diameter

maksimum 3cm), tunggal, namun Nampak terangkai karena jumlah bunga muncul

dari satu titik tunas (Tania, 2018).

2. Produktivitas Tanaman Kakao

Produktivitas lahan ialah kemampuan atau daya dukung lahan tersebut

untuk mendapatkan nilai bobot hasil tertinggi persatuan luas dalam satuan waktu

tertentu. Daya dukung lahan di maksudkan yaitu kemampuan tanah, iklim,

organisme, tanaman (genetik), waktu dan manusia sebagai pengelola atau tenaga

kerja. Dalam penentuan produktivitas lahan sangatlah di pengaruhi oleh manusia

sebagai manager. Manusia manajer akan menentukan sistem pertanian yang akan

dilaksanakaan dari kegiatan usaha taninya. Berdasrkan hal tersebut di atas maka

produktivitas usaha (lahan pertanian) adalah kemampuan manusia untuk

mengolah semua sumber daya yang ada agar didapatkan nilai tukar uang optimal

dari satuan luas lahan pertanian yang diusahakannya dalam suatu sistem pertanian

(Hossain, 2018).

Produksi merupakan kegiatan pengubahan input menjadi output..

Produktivitas ialah basis dari pengukuran kinerja. Kita dapat mengukur

produktivias dari suatu perusahaan, tetapi kita juga dapat mengukur produktivtas

dari tenaga kerja, mesin, perusahaan perusahaan, sector industri, perekonomian

nasioanal bahkan perekonomian global. Produktivitas faktor total (total factor

productivity TFP) dimaksudkan ialah suatu metode pengukuran produktivitas dan

pertumbuhannya. Dalam ekonomi praksis, TFP diukur dengan menggunkan

metode indeks produktivitas atau indkator pruduktivitas (Ondrej dan Jiri, 2016).

TFP telah di gunakan secara luas untuk mengukur produktivitas. Ada dua jenis

metode pengukuran produktivita, yaitu ; (1) Stochastic Froinner Analysis (SFA),

yang merupakan pengukuran parametik, dan (2) Data Envelopment Analysis

(DEA), yang merupakan nonparametik (Hossain, 2016).

Produktivitas tanaman pertanian suatu daerah penting karena berbagai

alasan. Selain menyediakan makanana lebih, meningkatkan produktivitas

Page 19: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

6

pertanian daerah juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan daya saing di pasar

pertanian distribusi pendapatan dan tabungan dan migrasi kerja. Peningkatan

prooduktivitas pertanian daerah menyiratkan lebih efisien distribusi sumber daya

langkah. Sebagai petani mengadopsi teknik baru dan perbedaan dalam

produktivitas muncul, para petani lebih produktif manfaat dari peningktan

kesejahteraan mereka semenetara petani yang tidak cukup produktif akan keluar

pasar untuk mencari kesuksesan di tempat lain. Produktivitas pertanian diukur

sebagai rasio dari pertanian output untuk pertanian masukan (Sunanto, 2018).

Jumlah tanaman dapat mempengatuhi kuantitas pohon yang ditanam

dalam suatu areal lahan pertanian. Dalam banyaknya pohon yang di tanam

tersebut tentunya akan mempengaruhi produksi yang secara tidak langsung juga

mempengaruhi produktivitas. Faktor yang cenderung mempengaruhi produktivitas

yaitu umur tanaman. Pada umumnya tanaman perkebuanan termasuk kakao

produktivitas akan meningkat seiring pertambahan usia hingga batas umur

maksimum dan makin tua umur tanaman maka produktivitas cenderung menurun.

3. Strategi

Strategi ialah hal yang terpenting bagi kelangsungan hidup umat manusia

dari suatu perusahan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan perusahaan yang

baik, sebuah perusahaan harus dapat menghadapi setiap masalah-masalah atau

hambatan hambatan yang datang dari dalam perusahaan maupun dari luar

perusahaan. Strategi disini gunakan sebagai pokok untuk mencapai suatu tujuan.

dalam kehidupan manusia konsep mengenai strategi harus terus memiliki

perkembangan dan setiap orang mempunyai pendapat atau definisi yang berbeda

mengenai strategi ( David, 2016).

Menurut David (2016) Strategi ialah suatu sarana bersama dengan tujuan

jangka panjang yang akan dicapai oleh sebuah perusahaan. Strategi bisnis

mencakup ekspansi georafis, akusisi, diversifikasi, pengembangan produk,

penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint

venture. Strategi di maksudkan sebagai aksi potensial yang membutuhkan

keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang

besar. Jadi strategi dapat di simpulkan menjadi sebuah tindakan aksi atau kegiatan

Page 20: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

7

yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan untuk mencapai sasaran atau

tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Tjiptono (2016) istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu

strategia yang memiliki arti seni atau ilmu untuk menjadi seorang peninggi

jenderal. Strategi juga dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan

penggunaan kekuatan militer pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan

tertentu pula.

Sedangkan Menurut Pearce II dan Robinson (2018), strategi dimaksudkan

yaitu suatu rencana berskala besar, dengan orientasi yang cukup besar pula dan

dengan masa depan, di gunakan untuk berinteraksi dengan kondisi persaingan

untuk mencapai suatu tujuan perusahaan dari definisi tersebut, dapat kita

disimpulkan bahwa pengertian dari strategi ialah sebuah tindakan proses

perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan, dengan melalukan

hal-hal yang besifat terus menerus sesuai keputusan bersama dan berdasarkan

sudut pandang kebutuhan pelanggan.

Rangkuti (2018) mengemukakan pendapat bahwa strategi ialah suatu

perencanaan yang komprehensif, yang menjelaskan tentang bagaimana sebuah

perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert. Jr (2015), konsep strategi dapat di

kemukakan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu dari perspektif apa

suatu organisasi yang ingin dilakukan (intens to do), dan dari perspektif apa yang

organisasi akhirnya akan lakukan (eventually does).

Dari definisi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian

strategi ialah suatu hal hal yang perusahaan ingin lakukan untuk mencapai suatu

tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Menurut, Rangkuti (2015) Dalam buku

Analisis SWOT Teknis Membedah Kasus Bisnis mengutip pendapat dari beberapa

ahli mengenai strategi, diantaranya :

1. Chandler : Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta

prioritas alokasi sumber daya.

Page 21: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

8

2. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth : Strategi merupakan alat untuk

menciptakan keunggulan dalam suatu persaingan. dan salah satu fokus

strategi ialah memutuskan apakah bisnis tersebut harus tetap ada atau tidak.

3. Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner : Strategi merupakan respons secara

terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta

kekuatan dan kelemahan internal yang dapat memengaruhi

organisasi.

4. Porter : Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan

bersaing.

5. Andrews, Chaffe : Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders,

seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas,

pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak

langsung menerima keuntungan atau biaya yang dapat timbul kerena semua

tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

6. Hamel dan Prahalad : Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental

(senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut

pandang tentang apa yang diharapkan pelanggan di masa depan. Dengan

begitu suatu perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat

terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Timbulnya inovasi pasar baru

dan perubahan pada pola konsumen yang memerlukan kompetensi inti.

Perusahaan perlu mencari kompetensi dalam bisnis yang dilakukan.

Dari definisi-definisi di atas maka dapat di simpulkan bahwa strategi ialah

suatu alat yang di gunakan untuk mencapai tujuan atau keunggulan bersaing

dengan melihat faktor eksternal dan internal perusahaan. Perusahaan melakukan

tindakan yang dapat menjadikan keuntungan baik untuk perusahaan maupun

pihak lain yang berada di bawah naungan perusahaan.

4. Definisi Manajemen Strategis

Pengertian manajemen strategis menurut Pearce II dan Robinson, Jr (2016)

ialah sekumpulan keputusan atau tindakan hasil dari formula dan implementasi

dari rencana yang telah didisain untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan

Menurut David (2017), Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan

pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi

Page 22: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

9

keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi

mecapai tujuannya.

Sebagaimana disiratkan oleh definisi ini, manajemen strategis berfokus

pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,

produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer

untuk mencapai keberhasilan organisasional. Jadi manajemen strategis di

maksudkan suatu perumusan atau tindakan yang berfokus pada tujuan manajemen

di dalam perusahaan atau di dalam sebuah organisasi.

Menurut Siagian (2017), Manajemen strategis ialah serangkaian keputusan

yang mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan di implementasikan

oleh semua jajaran suatu organisasi dalam tujuan organisasi tersebut.

Menurut Hubies dan Najib (2018), Manajemen strategis ialah keputusan

atau tindakan manajerial yang dapat menentukan kinerja dari suatu organisasi

dalam jangka panjang. Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai kumpulan

keputusan atau tindakan dari hasil atau rumusan dan implementasi pada rencana

yang dibuat oleh perusahaan untuk mencapai tujuan suatu perusahaan serta

bagaimana perusahaan dapat melaksanakan tindakan tersebut demi tercapainya

tujuan dari suatu organisasi, yang mencakup, implementasi dan evaluasi rencana

strategi.

Menurut Jorfi, Yaccob dan Shah (2016), Manajemen strategis ialah salah

satu mata pelajaran yang sedang dibahas dan semakin menarik bidang manajemen

pembangunan. Manajemen strategis di maksudkan sebagai pendekatan sistematis

utama dan dapat bertanggung jawab penting dari suatu manajemen umum untuk

posisi dan yang berhubungan dengan organisasi dengan suatu lingkungannya

dalam cara yang akan memastikan kesuksesan dan membuatnya aman dari suatu

kejutan.

Menurut kirovska (2016), Manajemen strategis suatu proses proaktif untuk

mencapai kompatibilitas jangka panjang dari suatu area yang terkait dibidang

pariwisata yang di rencanakan.

Para ahli perencanaan strategi percaya bahwa filosofi umum yang

menggambarkan bisnis atau usaha perusahaan tercermin pada misi yang harus

diterjemahkan pada pernyataan dan strategi bisnis yang ditetapkan. Perencanaan

Page 23: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

10

strategi bahwa strategi jangka panjang diturunkan oleh perusahaan untuk mencari

dasar keunggulan bersaing dari strategik generik yaitu :

1. Mengejar untuk mencapai biaya rendah (overall cost leadership) dalam

industri. Untuk mengendalikan biaya dalamoveral cost leadership dilakukan

efesiensi biaya yang dapat diperoleh dari memiliki karyawan yang

berpengalaman, pengendalian biaya everhead, meminimalkan biaya penelitian

dan pengembangan, servis, wiraniaga, periklanan dan lain sebagainya.

2. Mengejar untuk menciptakan produk yang unik untuk pelanggan yang

bervariasi diferensiasi dapat dilakukan melalui dimensi citra rancangan atau

merk. Teknologi yang digunakan, dapat memunculkan karakteristik khusus,

service pada pelanggan dan mempunyai distribusi yang lebih baik.

Keunggulan dalam menggunakan diferensiasi selain laba diatas rata-rata yaitu

kepekaan konsumen terhadap harga , produk-produk diferensiasi menciptakan

hambatan masuk pengganti juga tinggi.

3. Mengejar untuk melayani permintaan khusus pada satu atau bebarapa

kelompok konsumen atau industri, memfokuskan (focusing) pada biaya atau

diferensiasi.

Mengakui pentingnya mengkoordinasikan berbagai macam aspek

manajemen dibawah satu strategi yang mencakup semuanya di defenisikan

strategi sebagai penentuan sasaran dan tujuan jangka panjang dasar dari

perushaan yang menggunakan rangkaian tindakan dan alokasi sumber daya yang

diperlukan untuk mewujudkan suatu sasaran tersebut dalam pemikiran ini di

jelaskan strategi bisnis sebagai penentuan sasaran dan tujuan jangka panjang,

penggunaaan tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai

sasaran.

Manajemen strategis di definisikan sebagai sturktur atau rancangan

organisasi melalui dimana strategi diterapkan. perubahan dalam strategi organisasi

mengarah pada masalah administratif yang baru, diamana, sebaliknya,

memerlukan struktur baru atau yang telah di perbarui untuk keberhasilan

iplementasi strategi strategi baru. Manajemen strategis di maksudkan sebagai

pendekatan sistematis utama dan dapat bertanggung jawab penting dari suatu

manajemen umum untuk posisi dan yang berhubungan dengan organisasi

Page 24: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

11

5. Analisis SWOT

Untuk mengambangkan sebuah strategi diperlukan analisis terlebih dahulu

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Dalam penelitian ini, akan menggunakan

annalisis SWOT. Teori analisis SWOT sebuah teori yang digunakan untuk

merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT.

SWOT ialah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau kekuatan, W

yaitu Weakness atau kelemahan, O ialah opportunity atau kesempatan, dan T ialah

Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu

kondisi di mana akan dibuat suatu rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai

contoh program kerja.

Menurut David (2017) mendefinisakan “Analisis SWOT sebuah alat

pencocokan yang penting guna membantu manajer dalam mengembangkan empat

jenis strategi strengths-opurtunities (SO), strategi weaknesses-Opurnities (WO),

strategi Strenghts-Threats (ST), atau Weaknesses-Threats (WT) yang disesuaikan

dengan keaadaan perusahaan”.

Rangkuti (2018) menjelaskan bahwa “analisis SWOT ialah suatau proses

analisis faktor faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman) dalam kondisi analisis ini didasarkan pada logika yang berkaitan

dengan penegembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan usaha untuk

pengambilan keputusan strategi yang paling terbaik.

Tujuan dari penerapan SWOT pada suatu perusahaan ialah untuk

memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga

dengan penempatan analisis SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai

perbandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan

kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi dimasa-masa

yang akan datang (Fahmi, 2017).

a. Analisis Lingkungan

Analisis lingkungan ialah suatu proses pengawasan terhadap lingkungan

organisasi guna mengidentifikasi peluang dan hambatan pada saat ini dari pada

masa yang akan datang dan yang dapat berpengaruh terhadap penyusunan strategi

perusahaan. Dengan analisis lingkungan ialah suatu proses yang diguanakan oleh

Page 25: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

12

pembuat strategi untuk memantau sektor lingkungan untuk memantau peluang

dan ancaman terhadap suatu perusahaan.

b. Tahap Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Tahap identifikasi faktor internal dan eksternal dengan cara membuat

matriks IFE (Internal Factor Evalution) dan matriks EFE (External Factor

Evalution),.Matriks IFE bertujuan untuk mengetahui apakah kekuatan yang

dimiliki lebih besar dari kelemahan, sedangkan matriks EFE bertumuan untuk

mengetahui apakah badan usaha mampu memanfaatkan peluang untuk

menghadapi ancaman yang ada.

1). Matriks IFE (Internal Factor Evalution)

Matriks IFE di gunakan oleh sebuah perusahaan untuk mengetahui faktor-

faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan ataupun kelemahan

yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali

dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek sumber daya manusia

manajemen keuangan, sistem informasi , pemasaran dan produksi operasi.

2). Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Matriks EFE digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengevaluasi faktor-

faktor eksternal atau faktor dari luar perusahaan, data eksternal dikunpulkan untuk

menganilisis hal-hal yang menyangkut persoalan sosial budaya ekonomi,

demografi, pemeritah, lingkungan politik, hukum, teknologi, persaingan di pasar

industri, dimana perusahaan berada dan data yang relevan lainnya. Hal ini

penting, karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak

langsung terhadap perusahaan.

3). Matriks IE (Internal Eksternal)

Matriks IE digunakan untuk memposisikan suatu strategic bussines unit

(SBU) perusahaan kedalam matriks yang terdiri dari 9 sel. Matriks IE serupa

demgan matriks bostom consuling group (BCG), terutama pada kedua alat yang

berperan dalam memetakan sebuah perusahaan dalam suatu diagram sistematis,

dimana ukuran dari lingkungan memperlihatkan presentasi kontribusi keunungan

akan tetap, ada perbedaan yang pokok diantara matriksBCG dan IE, yaitu :

a), Ukuran sumbu X dan sumbu Y

b). Matriks IE membutuhkan informasi lebih banyak mengenai SBU tersebut.

Page 26: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

13

c). Implikasi dari masinng-masing matriks berbeda.

Menurut Fred R. David (2015), strategi dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:

1. Strategi Integrasi

Strategi integrasi secara umum dapat menggambarkan tentang upaya

kepemilikan usaha yang dapat membantu sebuah usaha yang sedang dijalankan

yang membedakan hanyalah usaha siapa yang harus dimiliki. Strategi integrasi

terbagi menjadi 3, yaitu:

a. Integrasi ke Depan

Integrasi ke depan (forward integration) berkaitan dengan usaha untuk

memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih atas distributor atau peritel.

Salah satu cara yang efektif untuk menerapkan integritas ke depan yaitu

pewaralabaan (franchising). Bisnis memanfaatkan pewaralabaan untuk

mendistribusikan produk atau jasa. Bisnis dapat melakukan ekspansi secara cepat

melalui pewaralabaan karena biaya dan peluang yang muncul disebar di kalangan

banyak individu.

b. Integritas ke Belakang

Integritas ke belakang ialah sebuah strategi yang di upayakan

kepemilikannya atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan. Strategi

tersebut sangat tepat ketika pemasok perusahaan yang ada saat ini tidak bisa

diandalkan, terlampau mahal, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan

perusahaan.

c. Integritas Horizontal

Integritas horizontal mengacu pada strategi yang di upayakan oleh

kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing perusahaan. Integritas

horizontal menjadi sebuah strategi yang sangat efektif ketika organisasi dapat

memperoleh karakteristik monopolistic di suatu wilayah tanpa bertentangan

dengan aturan pemerintah, ketika organisasi bersaing disebuah industri yang

sedang berkembang, ketika meningkatnya skala ekonomi, ketika organisasi

memiliki modal maupun sumber daya manusia yang dibutuhkan, dan ketika

pesaing melemah karena kurangnya keterampilan manajerial. Integritas horizontal

dapat menjadi strategi yang paling sangat efektif dalam suatu organisasi`

Page 27: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

14

2. Strategi Intensif

Strategi ini menggambarkan bagaimana agar produk kita dapat

menjangkau konsumen semaksimal mungkin baik dari segi konsumsi dan

geografis.

a. Penetrasi pasar

Penetrasi pasar (market penetration) adalah strategi yang mengusahakan

peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini

melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar meliputi

penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan,

penawaran produk-produk promosi penjualan secara ekstentif, atau

pelipatgandaan upaya-upaya pemasaran.

b. Pengembangan Pasar

Pengembangan pasar (market development) meliputi pengenalan produksi

atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang baru. Strategi ini

sangat efektif ketika saluran-saluran distribusi baru yang tersedia dapat

diandalkan, tidak mahal dan berkualitas baik, ketika organisasi sangat berhasil

dalam bisnis yang dijalankannya, ketika pasar baru yang belum dikembangkan

dan belum jenuh muncul, ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya

manusia yang dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi.

c. Pengembangan Produk

Pengembangan produk (product development) adalah sebuah strategi yang

mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau

memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Pengembangan produk biasanya

membutuhkan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan pengembangan.

3. Strategi Diversifikasi

Strategi ini umumnya menggambarkan sebuah strategi dimana anda bisa

mendirikan sebuah usaha lain, yang membedakan adalah apakah usaha tersebut

sejenis atau tidak.

a. Diversifikasi Terkait

Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nilai bisnis memiliki kesesuaian

strategis lintas bisnis yang bernialai secara kompetitif. Strategi diversifikasi terkait

berupaya mentransfer keahlian yang berniali secara kompetitif, tips dan trik

Page 28: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

15

teknologis, atau kepabilitas lain dari suatu bisnis ke bisnis yang lain, memadukan

aktivitas-aktivitas terkait dari bisnis yang terpisah ke dalam suatu operasi tunggal

untuk mencapai biaya yang lebih rendah, memanfaatkan nama merek yang sudah

dikenal luas, kerja sama lintas bisnis untuk menciptakan kekuatan dan kapabilitas

sumber daya yang bernilai secara kompetitif.

b. Diversifikasi Tak Terkait

Strategi diversifikasi tak terkait lebih memilih portofolio bisnis yang

sanggup memberikan kinerja keuangan yang sangat baik di industrinya sendiri,

alih-alih berupaya memanfaatkan kesesuaian strategis rantai nilai di antara bisnis.

Diversifikasi tak terkait melibatkan usaha untuk mencari dan mengakuisisi

perusahaan-perusahaan yang asetnya berniali rendah, atau secara financial sedang

tertekan, atau yang memiliki prospek pertumbuhan tinggi namun kekurangan

modal investasi.

4. Strategi Devensif

a. Penciutan

Penciutan (retrenchment) manakal sebuah organisasi melakukan

pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan asset untuk membalik

penjualan dan laba yang menurun. Penciutan dirancang untuk memprkuat

kompetensi khusus dasar suatu organisasi. Penciutan biasanya melibatkan

penjualan lahan dan bangunan untuk mendapatkan kas yang dibutuhkan,

memangkas ini produk, menutup bisnis yang tidak menguntungkan, menutup

pabrik yang usang, mengotomatisasi proses, mengurangi jumlah karyawan dan

membangun sistem pengendalian beban.

b. Divestasi

Menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi disebut dengan

divestasi (divestitur). Divestasi sering dipakai untuk mendapatkan modal guna

akuisisi atau investasi strategi lebih jauh. Divestasi juga dimaksudkan sebagai

pengurangan beberapa jenis asset baik dalam bentuk finansial maupun barang.

divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi penciutan untuk

membebaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang

membutuhkan terlalu banyak modal, atau yang tidak begitu sesuai dengan

aktivitas-aktivitas perusahaan yang lain.

Page 29: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

16

c. Likuidasi

Menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah, untuk kekayaan

berwujud disebut likuidasi (liquidation). Likuidasi merupakan pengakuan

kelelahan dan konsekuensinya bisa menjadi sebuah strategi yang sulit secara

emosional. Namun demikian, lebih baik menghentikan operasi dari pada terus

menerus menderita kerugian uang dalam jumlah yang besar.

6. Lingkungan Strategis Komoditas Kakao

a. Lingkungan Internal

Lingkungan internal yang dapat menjadi kekuatan dalam pengembangan investa

1. Aspek Manajemen dan Organisasi

Aspek manajemen dan organisasi ialah aspek yang membahas mengenai

manajemen dan pengorganisasian dalam rangka melaksanakan proyek tertentu.

Aspek manajemen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek

kajian dalam sebuah laporan studi kelayakan bisnis. Keberhasilan suatu kegiatan

yang telah dinyatakan feasible untuk dikembangkan, sangat dipengaruhi oleh

peranan manajemen dalam pencapaian tujuan kegiatan. Aspek manajemen dalam

studi kelayakan bisnis menyangkut fungsi-fungsi manajemen secara umum, yang

meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.

2. Aspek Budidaya

Dalam aspek budidaya meliputi beberapa bagian, diantaranya :

a. Persiapan Bibit Tanam

Tinggi rendahnya hasil tanaman kakao disamping sangat dipengaruhi oleh

faktor iklim dan tanah juga sangat dipengaruhi oleh bahan tanam (bibit) yang

digunakan. Bibit itu sendiri mempuunyai potensi berproduksi (potensi genetis)

sedangkan iklim dan kesuburan tanah sebagai faktor lingkungan akan meberikan

kesempatan kepada bibit untuk mencapai potensinya. Bibit kakao asal benih

maupun bibit kakao dari sambung pucuk maupun okulasi sudah siap ditanamn

setelah berumur 6-7 bulan.

b. Persiapan lahan

Dalam mempersiapkan lahan untuk penanaman kakao, sangat diperhatikan

hal hal yang menyangkut : (a) kandungan humus atau bahan organik yang ada di

lahan yang dipersipakan untuk kebun kakao, (b) erosi atau hanyutnya tanah

Page 30: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

17

bagian permukaan akibat air hujan, (c) cara-cara pembuangan air yang berlebihan

pada saat musim hujan dapat ditekan. (e) pembersihan lahan dari tanaman rumput-

rumput penganggu tanaman, seperti alang-alang misalnya.

c. Penanaman

Apabila tanaman penaung diperkirakan sudah akan dapat menaungi bibit

kakao muda yang akan ditanam dengan baik, maka pekerjaan berikutnya adalah

penanaman. Penanaman dilakukan sesuai dengan standarnya, adapun sebaga

berikut;

a) Lobang tanam yang telah terisi penuh berisi campuran tanah galian dan tanah

organik

b) Bibit yang akan ditanam tentunya yang subur dan tambuh seragam

hendaknya disiram sebelum dibawah ke kebun.

c) Bilamana lokasi kebun jauh dari tempat pembibitan di harapkan untuk hati

hati membawanya ke lokasi.

d) Bibit yang dimasukkan ke gudang tanaman kemudian tumbuh, sepenuhnya

dan pangkal batang bibit dibiarkan lebih tinggi.

e) Untuk menegakkan pohon bibit dan memudahkan dalam pemeliharaan,

hendaknya setiap bibit pohon dikakukan dengan kayu yang dirancang

sendiri.

f) Penanaman hendaknya dilakukan pada saat musim penghujan. Dalam

keadaan musim berlangsung normal, penanaman sebaiknya dilakukan akhir

bulan November sampai Desember.

d. Pemeliharaan tanaman

Bibit kakao yang telah diitanam sesuai langkah langkah dan standar yang

ada dapat diharapkan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, dan pada

akhirya potensi produksinya akan dicapai. Hal ini baru akan terjadi jika selama

tanaman tumbuh dilapangan dilakukan kegiatan pemeliharaan tanaman secara

terus menerus, penuh kesabara dan tekun Akan memberikan dampak yang baik

nantinya. Dan ada bebrapa yang harus dilakukan dalam pemeliharaan tanaman

yaitu; penyiangan, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama dan

penyakit.

Page 31: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

18

e. Panen

Panen kakao dimulai setelah buahnya masak yang ditandai oleh adanya

perubahan warna kulit buah. Buah yang waktu muda berwarna hijau setelah

masak akan menjadi warna kuning sedangkan buah yang saat mudahnya berwarna

merah setelah masak akan berubah warna menjadi warna orange. Dari sampai

pembuahan sampai buah siap panen diperlukan waktu sekitar ratar-rata 6 bulan.

f. Pasca Panen

Dalam pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai tindakan atau

perlakuan yang diberikan hasil pertanian setalah panen sebagai komoditas berada

ditangan konsumen. Penanganan pasca panenn bertujuan agar hasil tanaman

tersebut dalam kondisi baik dan sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau

untum bahan baku pegolahan.

3. Manajemen Sumberdaya Manusia

Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu perusahaan. Oleh

karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif dikalangan

karyawan perusahaan. Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik dapat

meningkatkan kinerja perusahaan dan dipandang sebagai asset yang berharga bagi

perusahaan. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu diperhitungkan

dalam proses produksi dan produktivitas tanaman kakao.

Beberapa faktor manajemen sumber daya manusia yang populer dengan

singkatan MSDM, memberikan pengertian yang beragam. Dikemukakan bahwa

MSDM merupakan bagian dari organisasi yang fokus pada pemberdayaan

manusia dalam hal posisi manajemen dalam urusan rekruitmen, penyeleksian,

pelatihan dalam angka pengembangan kualitas SDM, termasuk dalam urusan

penghargaan dan penempatan SDM.

4. Sumberdaya Alam

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang bersumber dari alam yang

dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidup

manusia. Alam telah menyediakan berbagai sumber kehidupan bagi manusia

seperti makanan, minuman dan kebutuhan lainnya. Dengan kata lain, SDA adalah

kekayaan alam (biotik dan abiotik) yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi

kesejahteraan hidup manusia. .

Page 32: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

19

5. Keuangan

Keuangan diperlukan oleh setiap organisasi dalam melancarkan kegiatan

operasinya. Menurut sundjaja dan barlian (2014) pengertian keuangan adalah ilmu

seni dalam megelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap

organisasi, keuangan berhubungan dengan proses, lembaga, pasar, dan instrumen

yang terlibat dalam transfer uang dimana antara individu maupun antara bisnis

dan pemerintah. Dalam bertani tanaman kakao setiap petani pasti memiliki alur

keuangan yang akan kita gunakan dalam bertani. Modal merupakan hal yang

penting yang harus dimiliki ketika kita menjalankan sebuah usaha, menjalankan

suatu usaha pembudidayaan tanaman kakao harus butuh pengorbanan besar agar

hasil yang didapatkan cukup baik. Modal dibagi menjadi 2 yaitu modal tetap dan

modal bergerak, modal tetap yaitu modal yang meliputi bangunan, modal

bergerak meliputi, alat-alat, bahan, uang tunai, piutang di bank, tanaman, ternak

dan lain lain.

2. Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (peluang dan

ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam

pengendalian jangka pendek dalam manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut

membentuk keadaan dimana organisasi ini hidup (Hunger dan Wheelen, 2017).

Analisis lingkungan eksternal menekankan pada pengenalan dan

mengevaluasi kecenderungan pada peristiwa yang di luar kendali sebuah

perusahaan. Analisis lingkungan eksternal mengungkapkan peluang kunci dan

ancaman yang dihadapi suatu organisasi, sehingga manajer dapat merumuskan

strategi untuk memanfaatkan peluang dan menghindari/mengurangi dampak

ancaman. Tujuan analisis lingkungan eksternal adalah untuk mengembangkan

daftar terbatas peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang

harus dihindari. Analisis lingkungan eksternal tidak bertujuan mengembangkan

daftar panjang dan lengkap dari setiap faktor kemungkinan yang dapat

mempengaruhi bisnis, sebaliknya ia ditujukan untuk mengenali variabel kunci

yang menawarkan respon yang dapat dilakukan. Perusahaan harus mampu

menjawab baik dengan menyerang maupun bertahan terhadap faktor-faktor

Page 33: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

20

dengan merumuskan strategi yang memanfaatkan peluang eksternal atau

meminimalkan ancaman dampak potensial (David, 2015).

Menurut David (2015), kekuatan eksternal dibagi menjadi lima kategori besar,

yaitu :

1. Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim

bisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula

iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat

hendaknya bersama-sama mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi

ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi, agar perusahaan dapat bergerak maju

dalam usahanya. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam

menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah : siklus bisnis,

ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa,

produktivitas dan tenaga kerja (Umar, 2013).

2. Teknologi

Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang

harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi. Kemajuan teknologi secara

dramatis dapat mempengaruhi hasil produksi dan produktivitas tanaman kakao.

Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan perkembangan

produk baru dan lebih baik, mengubah posisi mutu biji kakao. Perubahan

teknologi dapat mengurangi atau menghilangkan hambatan biaya antara bisnis,

menciptakan rangkaian produksi yang lebih pendek, menciptakan kekurangan

keterampilan teknis dan menghasilkan perubahan nilai serta harapan karyawan,

manajer dan pelanggan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan keunggulan

bersaing yang lebih berdaya guna dibandingkan keunggulan yang sudah ada.

3. Politik

Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting

bagi para pengusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif

bagi dunia usaha dan dunia pertanian begitu pula sebaliknya. Faktor politik yang

perlu diperhatikan agar bisnis dapat berkembang yaitu Undang undang tentang

kepemilikan lahan, lingkungan dan perburuhan, peraturan, tentang perdagangan

Page 34: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

21

luar negeri, stabilitas pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan

kerja, dan sistem pajak.

4. Kebijakan Pemerintah

Pada kebijakan pemerintah kementrian perdagangan dan perindustrian

menetapkan peraturan menteri perdagangan republic innodensia nomor 21/M-

Dag/Per/5/2010 tahun 2010 tentang penetapan harga patokan ekspor atas baraang

ekspor yang dikenakan Bea keluar. Dampak pemeritah terhadap petani dan untuk

melihat seberapa besar subsidi yang diberikan pemerintah baik secara langsung

ataupun tidak langsung pada usaha tani kakao.

5. Harga Benih Kako

Dalam pertama kali dibudidayakan di amerika tengah lebib dari 5000

tahun lalu, kakao telah meluas keseluruh dunia. Kegemaran masyarakat

mengkonsumsi berbagai olahan kakao mendorong banyak orang untuk tertarik

memproduksi kakao, termasuk di Indonesia. Namun harga kakao dalam beberapa

tahun ini cenderung lesu. Diakibatkan karna faktor-faktor yang mempengaruhi

kakao berhubungan dengan penawaran dan permintaan terhapa biji atau benih

kakao itu meningkat.

7. Penelitian terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu ialah sebuah penelitian yang memiliki kesamaan atau

kemiripan dengan penelitian yang kita lakukan. Penelitian dengan tema strategi

peningkatan produktivitas tanaman kakao, sebelumnya sudah pernah di lakukan.

berikut beberapa penelitian terdahulu :

1. Defidelwina, Anton Ariyanto, dkk, (2017) Strategi Peningkatan Produksi dan

Produktivitas Padi Sawah di Kabupaten Rokan Hulu

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan srtategi peningkatan produksi

dan produktivitas padi di Kabupaten Rokan Hulu. Anallisis SWOT digunakan

untuk mengidentifikasi lingkungan internal dan ekternal usahatani padi. Data

dikuantifikasi dengan menggunakan Quantitave Strategic Planning Matrix

(QSPM). Strategi prioritas yang disarankan adalah membentuk manajemen

pembiayaan oleh organisasi yang mengakomodir dan mengatur proses usahatani

dari hulu hingga hilir

Page 35: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

22

2. Saputra (2015) faktor–faktor yang mempengaruhi produksi kakao di

Kabupaten Muaro Jambi

Tujuanna yaitu untuk melihta Tenaga kerja, pupuk kimia, luas lahan

garapan, dan kemitraan apakah memberikan pengaruh yang nyata sebagai input

terhadap produksi kakao sedangkan tingkat pendidikan berpengaruh negatif

terhadap produksi kakao di Kabupaten Muaro Jambi. Hasilnya yaitu tenaga kerja,

pupuk kimia, luas lahan garapan, dan kemitraan itu memberikan pengaruh yang

nyata sebagai input terhadap produksi kakao dan tingkat pendidikan berpengaruh

negative terhadap produksi kakao di Kabupaten Muaro Jambi.

3. Rubiyo dan Siswanto (2015) menjelaskan peningkatan produksi dan

pengembangan kakao di Indonesia

Tujuan dari penelitian ini adalah Menjelaskan bahwa usaha untuk

perbaikan mutu dan daya hasil yang mendukung peningkatan produksi dan

pengembangan kakao di Indonesia dapat diusahakan dengan menggunakan

teknologi bahan tanaman kakao unggul, informasi kesesuaian lahan untuk kakao,

teknologi perbanyakan tanaman, teknologi pengendalian hama dan penyakit

utama, teknologi klonalisasi, teknologi pengolahan hasil, dan teknologi

pengembangan industri kakao. Bahan tanam unggul sangat penting dalam usaha

tani kakao di Indonesia, produktivitas dan mutu hasil kakao sangat ditentukan

oleh kualitas bahan tanam. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas

dan mutu hasil kakao dapat dilakukan dengan teknik klonalisasi dengan cara

teknik sambung samping.

8. Kerangka Pikir

Kerangka pikir berfungsi untuk memebentuk bingkai penalaran, asumsi

secara optimal untuk menejelaskan tahapan penelitian. Untuk peneleitian ini yang

berjudul “ Strategi peningkatan produktivitas tanaman kakao di Kelurahan Salassa

Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara “ Strategi merupakan alat untuk

mencapai tujuan. Strategi peningkatan produktifitas kakao di Kelurahan Salasa

Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara sangat perlu diperhatikan dengan

tujuan untuk hasil produktivitas yang maksimal dan hasil yang melimpah pula

serta tidak lagi rentan terserang hama dan penyakit. Tanaman kakao merupakan

Page 36: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

23

tanaman perkebunan yang memiliki peran yang penting dalam meningkatkan

penghasilan petani dan penyumbang bagi negara.

Dalam permasalahan yang terdapat di lapangan beberpa petani di

Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara yaitu tanaman

tua, hasil produksi kurang maksimal, tanaman tumpang sari, dan serangan hama

penyakit maka dalam kerangka pikir saya, pertama tama saya membahas

mengenai penyebab yang terjadi di lapangan seperti lingkungan produksi di mana

lingkungan produksinya ni yang mencakup lingkungan internal dan eksternal.

Dimana pada lingkungan internal kita melihat kekuatan dan kelemahan apa yang

terdapat di dalmnyya, sedangkan untuk lingkugan eksternal kita dapat melihat

peluang dan acaman yang terdapat di luar kemudian dilakukan pembobotan dan

pemberian rating untuk menentukan skor dalam matriks Internal Factor

Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE). Setelah mendapatkan

total skor dari matriks IFE dan EFE, maka dilakukan pemetaan untuk melihat

perbandingan, di dalam melakukan pemetaan atau melihat perbandingan kita

menggunakan matiks IE atau Internal – Eksternal Matrix (IE), untuk langkah

selanjutnya adalah menyusun alternatif strategi dimana dalam merumuskan

beberapa alternative strategi kita mneggunakan analisi SWOT yang gunanya

untuk melihat atau menganalisis Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat

(SWOT). Setelah kita merumuskan beberapa strategi menggunakan anaisis

SWOT maka kita akan menciptakan alternatife strategi yang layak menjadi

pertimbangan dalam pengembangan produktivitas tanaman kakao. Nah untuk

strategi yang tepat nantinya itu akan menghasilkan kebijakan yang baik dan tepat

akan berdampak pada mereka yang membutuhkan. Selanjutnya untuk lebih

jelasnya mari kita melihat skema kerangka pikir yang ada pada skema kerangka

pikir pada bagian`gambar 1 di bawah ini.

Page 37: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

24

Lingkungan Eksternal Lingkungan Internal

Lingkungan Produksi Kakao

Matriks EFE

Matriks IE

Analisis SWOT

Altrenatif strategi

Strategi Peningkatan Produktivitas Kako

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian

Permasalahan Petani :

- Tanaman Tua

- Hasil Produksi Kurang Maksimal

- Tanaman Tumpang Sari

- Serangan hama dan penyakit

Matriks IFE

Faktor Eksternal Produksi Kakao

(Peluang dan Ancaman)

Faktor Internal Produksi Kakao

(Kekuatan dan Kelemahan)

Page 38: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

25

3.1 Desain Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ialah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan

dan pelaksanaan penelitian. Dalam konteks ini komponen desain mencakup semua

sturktur penelitian yang diawali sejak ditemukannya ide sampai diperoleh hasil

penelitian (Sukardi,2016). Sedang dalam arti sempit, desain peneitian merupakan

pennggambaran secara jelas tentang hubungan antara variable pengumpulan data

dan analisis data sehingga degan desain yang baik peneliti maupun orang lain

yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antar

variabel, bagaimana mengukurnya dan seterusnya (Sukardi 2016) Jenis data yang

diambil dan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yakni

sebuah tipe penelitian yang menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua

atu lebih konsep yang akan di teliti.

Penelitian deskiptif merupakan salah satu jenis penelitian yang tujuannnya

untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai settingan social yang

dimaksudkan untuk eksplorasi dan klasrifikasi mengenai suatu fenomena atau

kenyataan social. Penelitian deskriptif di maksudkan penelitian yang dirancang

untuk membantu pembuat keputusan dalam menentukan, mengevaluasi, dan

memilih alternatif terbaik dalam memecahkan masalah, penelitian yang bersifat

deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan sesuatu

(Malhotra, 2017).

Dengan metode ini penelitian ini bermaksud mengumpulkan data historis

dan mengganti secara seksama mengenai aspek aspek internal dan aspek eksternal

yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti oleh penulis sehingga akan

memperoleh data-data yang mendukung penyusunan laporan penelitian data-data

yang diperoleh tersebut kemudian diproses dan dianalisis lebih lanjut dengan

dasar teori yang telah dipelajari sehingga memeperoleh gambaran mengenai objek

tersebut dan dapat ditarik kesimpulan mengenai masalah yang diteliti di Desa

Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara. Secara terperinci dapat kita

lihat pada desain penelitian pada gambar berikut.

Page 39: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

26

Gambar 2.Skema Desain Penelitiian

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta

Kabupaten Luwu Utara . daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja dan

dengan kriteria kriteria tertentu ( purposive sampling ) dengan pertimbangan di

desa salassa terdapat permasalahan yang di dapat itu. Penelitian ini akan

dilakukan pada bulan Desember 2019 sampai Januari 2020.

Analisis lingkungan

petani kakao di Desa

Salassa Kecamatan

Baebunta Kabupaten

Internal Wawancara

Kuisioner

Eksternal Observasi

Internal Kekuatan

Identifikasi faktor

lingkungan internal

dan eksternal

Kelemhan

Eksternal Peluang

Ancaman

Matriks IFE

Analisis keadaan di Desa

Salassa Kecamatan

Baebunta Kabupaten

Luwu Utara

Matriks IE

Matriks EFE

Strategi SO

Perumusan Alternatif

Strategi

Strategi ST Analisis SWOT

Strategi WO

Strategi WT

Keputusan stratgi produktivitas

tanaman kakao di Desa Salassa

Kecamatan Baebunta Kabpaten Luwu

Utara

Page 40: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

27

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang

ingin meneliti semua yang ada diwilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi atau studi populasi (Sabar, 2014). Populasi dalam

penelitian ini meliputi para petani yang terdapat masalahnya sama dengan

masalah yang saya dapat di lapangan yaitu para petani yang berjumlah 20 orang.

Dari populasi yang berjumlah 20 orang maka ditarik kesimpulan maka sampel

yang digunakan adalah 20 orang petani. Berdasarkan teori yang dikemukakan

oleh Arikunto (2015) yaitu jika sampel di atas 100 orang maka diambil 10% dari

jumlah populasi, jika kurang dari 100 maka sampel di ambil dari jumlah populasi

yang ada. Maka dari itu saya mengambl sampel berjumlah 20 orang.

3.4 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari

sumber aslinya berupa wawancara yang di dalamnya terdapat beberapa pertanyaan

yang ingin diajukan dalam bentuk kuisoner.

2. Daata Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh organisasi atau oleh yang

bukan orang pertamanya. Seperti pada dinas terkait atau lembaga yang

berhubungan.

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk dapat melakukan penelitian maka dibutuhkan data yang relevan dan

benar tanpa adanya manipulasi data guna keberhasilan penelitian. Adapun metode

pengumpulan data dalam penelitia ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Observasi

Tekhnik ini merupakaan tekhnik pengambila dan pengumpulan data

dengan terjun langsung di lapangan dengan memperhatikan keadaann dan

kegiatan objek penelitian. Tipe observasi yang dilakukan adalah observasi

langsung dengan pengamatan di daerah yang tempat lokasi penelitian yang akan

dilakukan.

Page 41: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

28

2. Wawancara

Wawancara dengan responden merupakan penngumpulan data primer

yang diperoleh secara langsung dari seumber asli. Proses wawancara dlakukan

secara tatap muka dengan membawa kuisoner yang telah dibuat sebelumnya oleh

peneliti. Dari tahap ini dapat diperoleh data mengenai persepsi petani yang hasil

produktivitas tanaman kakaonya menurun.

3. Kuisoner

Kuisoner merupakan tekhnik pengumpulan data yang dapat dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis yang disediakan peneliti

pada responden untuk dijawab. Kuisioner merupakan tekhnik pengumpulan data

yang efisien bila peneliti tahu pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang

bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008). Kusioner sangat cocok

digunakan apabila jumlah responden yang ada cukup besar dan tersebar di

wilayah yang cakupannya luas (Sugiyono,2016 )

4. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan menggunakan Referensi referensi yang

berhubungan dengan penelitian guna untuk mengetahui teori-teori yang terkait,

variable, dan konsep konsep yang mendukung penelitian. penulis mencari data

dengan referensi referensi, buku, jurnal dan artikel internet dalam metode studi

pustaka.

3.6 Analisis Data

Tekhnik analisis data adalah kegiatan analisis dalam penelitian yang

dilakukan dengan menelaah semua data yang tersedia dari instrumen penelitian

yang terdiri dari catatan, rekaman, dokumen, tes, dan lain sebagainya. Analisis

yang di gunakan dalam rancangan penelitian ini adalah analisis SWOT.

Analisis SWOT digunakan untuk mencapai tujuan sekaligus membuktikan

hipotesis yang diajukan dan dipergunakan untuk menyusun faktor faktor strategi

berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh

perusahaan. Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor yang berasal dari internal

perusahaan, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor dari eksternal

perusahaan.

Page 42: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

29

Dalam pengertianya ada kekuatan (strength) adalah unsur unsur yang

menjadi kekuatan atau yang diunggulkan oleh perusahaaan. Kelemahan

(weakness) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber daya yang ada

yang dimiliki oleh perusahaaan baik itu keterampilan ataupun kemampuannya.

Peluang (opportunity) adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi

suatu perusahaan, serta kecenderungan kecenderungan yang merupakan salah satu

sumber peluang perusahaaan. Ancaman (treats) adalah faktor faktor yang tidak

mengutungkan bagi perusahaan dan jika tidak diatasi maka akan menjadi

hambatan bagi perusahaaan yang bersangkutan baik masa sekarang maupun masa

yang akan datang.

Berikut ini langkah selanjutnya setelah diperoleh analisis mengenai

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada strategi peningkatan

produktivitas tanaman kakao.

1. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Setelah mengetahui faktor faktor yang menjadi kekauatan, kelemahan,

maka dilakukan pembobotan terlebih dahulu. Penentuan bobot dilakukan dengan

cara mengajukan identifikasi faktor-faktor strategis yang telah dirumuskan

bersama kepada pihak perusahaan. Tabel ini merupakan penentuan Bobot

dilakukan dengan metode paired comparsion.

Table 2. Pembobotan Matriks IFE.

Faktor Strategis

Internal

A

B

C

D

…….

TOTAL

Sumber. David (2006)

A B C D ….. TOTAL

Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap

faktor penentu internal perusahaan. Setiap variabel menggunakan skala 1,2 dan 3

dalam menentukan bobot. Skala yang digunakan untuk pengisian bobot adalah :

Page 43: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

30

1= jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertical

2= jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertical

3= jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertical

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel

terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Kemudian setelah melakukan pembobotan dilakukan perhitungan matriks

IFE. Matriks IFE digunkan untuk mengathaui faktor faktor internal perusahaan

yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan

informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional

perusahaan, misalnya aspek manajemen, keuangan, SDM, budidaya, sistem

informasi dan produksi/operasi. Langkah langkah pembuatan matriks internal

Factor Evaluatoon (IFE) :

a. Membuat daftar critical success factor (CSF) untuk aspek internal yaitu

kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness)

b. Menentukan bobot (weight) dari critical success factor di atas dengan skala

yang lebih tinggi dan sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0 nilai

bobot dicari dan dihitung berdaasarkan rata rata industriya.

c. Memberi nilai (rating) antara 1-4 bagi masing-masing faktor yang memiliki

nilai :

1= kelemahan utama

2= kelemahan minor

3= kekuatan minor

4= kekuatan utama

Rating mengacu pada kondisi peusahaan, sedangkan bobot mengacu pada

industri dimana perusahaan berada.

d. Mengalihkan antara bobot dan rating dari masing masing faktor untuk

menentukan nilai faktor untuk menentukan nilai skornya.

e. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang

dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya di bawah 2,5 menandakan

Page 44: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

31

bahwa secara internal, perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada

di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.

Data internal yang diperoleh diklasifikasikan secara kualitatif untuk

mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan (IFE), tabel 3 di bawah ini

merupakan tabel perhitungan matriks IFE.

Tabel 3. Matriks IFE

Faktor Strategis

Internal

Kekuatan

1

:

N

Kelemahan

1

:

N

Total

Sumber : David 2006

Bobot (A) Rating (B) Skor (AxB)

2. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Sama seperti IFE, padamatriks EFEpun setelah mengetahui faktor-faktor

yang menjadi peluang dan cancaman. Maka dilakukan pembobotan terlebih

dahulu penentuan bobot yang dilakukan pada matriks EFE langkahnya sama

seperti pada pembobotan matriks IFE. Matiks EFE digunakan untuk mengevaluasi

faktor faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk

menganalisis hal hal yang menyangkut persoalan ekobomi, sosial, budaya,

demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hokum, teknologi, persaingan di pasar

industri, dimana perusahaan berada da data yang relevan lainnya.

Langkah pembuatan matriks EFE:

a. Membuat daftar Critical Succses Factor (faktor-faktor utama yang

mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) untuk

aspek eksternal yang mencakup perihal peluang (opportunities) dan ancaman

(threats) bagi perusahaan.

Page 45: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

32

b. Menentukan bobot (weight) dari CSF di atas, dengan skala yang lebih tinggi

bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot

haris 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.

c. Menentukan setiap critical succes factor antara 1 sampai 4, di mana:

1) 1 = respons perusahaan jelek

2) 2 = respons perusahaan rata-rata

3) 3 = respons perusahaan di atas rata-rata

4) 4 = respons perusahaan superior

Rating ditentukan berdasarkan afektivitas strategi perusahaan. Dengan

demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan.

d. Mengalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skor

semua CSF.

e. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total 4,0 yang

mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara luar biasa

terhadap pelang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di

pasar industrinya. Sementara itu, skor total 1,0 menunjukan bahwa

perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak

menghindari ancaman-ancaman eksternal.

Matiks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor faktor eksternal

perusahaan seperti peluang dan ancaman yang ada di lapangan. Dalam matriks

EFE yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan

mengklasifikasikannya menjadi bebrapa peluang dan ancaman dalam suatu

perusahaan. Pengidentifikasian faktor faktor eksternal juga dilakukan secara

interaktif kepada pihak perusahaan atau pihak luar perusahaan sehingga dapat

diperoleh beberapa faktor-faktor yang dapat menjadi peluang maupun ancaman

dari suatu perusahaan. Dalam matriks EFE kita dapat mengklasifikasikan

beberapa faktor yang dapat digunakan dalam suatu perushaan. Berdasarkan

analisis eksternal dapat disimpulkan beberapa poin penting yang menajdi faktor

sukses untuk dianalisis dari beberapa poin penting itu didapatkan dari berbagai

macam aspek eksternal seperti dari aspek ekonomi, aspek teknologi, aspek

politik, aspek kebijakan pemerintah dan aspek harga bein kakao Data disajikan

seperti pada tabel matriks EFE di bawah ini :

Page 46: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

33

Tabel 4. Matriks EFE

Faktor Strategis

Internal

Peluang

1

:

N

Ancaman

1

:

N

Total

Sumber: David (2006)

3. Matriks IE

Bobot (A) Rating (B) Skor (AxB)

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi, yaitu total skor IFE pada sumbu

x dan tota;skor EFE pada sumbu y.total skor IFE dibagi menjadi tiga kategori,

yaitu 1,0-1,99 mennunjukkan posisi internal lemah; 2,0-2,99 mennjukkam kondisi

inernal rat-rata,3,0 – 4,0 menunjukkan kondisi internal yang kuat begiitu pula skor

total EFE dibagi menjaditiga kategori, Total skor 1,0–1,99 menunjukkan respon

perusahaan terhadap kondisi eksternal perusahaan rendah; 2,0 –2,99

menunjukkan respon perusahaan terhadap kondisi eksternalperusahaaan sedang;

3,0-4,0 menunjukkan respon perusahaan terhadap kondisi eksternal perusahaan

tinggi.

Menurut David (2006), matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang

mempunyai implikasi strategi yang ada. Tiga daerah utama tersebut adalah :

a. Daerah 1 meliputi sel I, II, atau IV, termasuuk dalam grow and build strategi

yang sesuai dengan daerah ini adalah strategi intensif, misalnya penetrasi pasar,

peegmbangan pasar, atau penegmbanagn produk dan strategi integratife,

misalnya integrasi horizontal dan vertikal.

b. Daerah 2 meliputi sel III, V, atau VII. Strategi yang paling sesuai adalah

strategi-strategi hold and maintain. Yang termasuk strategi dalam strategi ini

adalah penetrasi dan pembudidayaan tanaman.

Page 47: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

34

c. Daerah 3 meliputi sel VI, VIII, IX, adalah daerah harvest and divest strategi

yang sesuai untuk daerah ini adalah strategi divestiture (pengurangan usaha)

Total nilai IFE yang diberi bobot

Kuat Rataan Lemah 3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99

Nilai

EFE

Yang

Di Beri

Bobott

Tinggi

Totl 3,0-4,0

Sedang

2,0-3,0

Rendah

1,0-2,0

4,0 3,0 2,0 1,0

3,0

2,0

1,0

Gambar 2. Matriks IE (David, 2006)

Sebelum melakukan analisis, maka di perlukan tahapan pengumpulan data

yang terdiri atas model yaitu.

1. Matriks faktor startegi internal

Sebelum membuat matriks strategi internal kita perlu mengetahui terlebih

dahulu cara cara penentuan dalam membuat table IFAS

a. Susunlah dalam kolom 1 faktor faktor internal ( kekuatan dan kelemahan )

b. Beri rating masing masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya

pengaruh yang ada faktor strategi internal.

c. Beri bobot untuk setiap faktor dai 0 sampai 100 pada kolom bobot 3. Bobot

ditentukan secara subyektif, berdasarkan pengaruh faktor faktor tersebut

terhadap posisi strategi perusahaan.

d. Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk memperoleh

skorsing dalam kolom 4

e. Jumlahkan skorsing pada kolom 4 untuk memperoleh total skor pembobotan

bagi perusahaan yang bersangkutan.

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

Page 48: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

35

Hasil identifikasi faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan

kelemahan. Pembobotan dan rating dipindahkan ke table matriks faktor strategi

internal (IFAS) untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total

skor kekuatan dan kelemahan.

2. Matriks faktor strategi eksternal

Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, kita perlu tahu terlebih

dahulu cara cara penentuan table EFAS.

a. Susunlah dalam kolom 1 faktor faktor eksternalnya (peluang dan ancaman)

b. Berii rating dalamamsing masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya

pengaruh yang ada faktor faktor eksternal.

c. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 100 pada kolom bobot kolom 3.

Bobot 3 di tentukan secara subjektif, berdasarkan pengaruh faktor faktor

tersebut terhadap posisi startegi perusahaan.

e. Junlahkan skoringg pada kolom 4 untuk memperoleh total skor pembobotan

bagi perushaan yang bersangkutan.

Hasil identifikasi faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan

kelemahan.

Tabel 5. Matriks SWOT Internal

Eksternal

Kekuatan ( Strength)

Kelemahan (Weakness)

Strategi SO

Strategi WO

Peluang

(Opportunity)

Ciptakan strategi yang

menguntungkan kekuatan

untuk menciptakan peluang

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan peluang

Strategi ST

Strategi WT

Ancaman

(Threats)

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan untuk

mengatasi ancaman

Ciptakan stategi yang

meminimalkan kelemahan

menghindari ancaman

Dalam matriks SWOT dapat menghasilkan empat set kemungkinan

alternative strategi. yaitu

Page 49: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

36

a. Strategi SO (Strenght and Opportunity). Strategi ini dibuat berdasarkanjalan

pikiran perusahaan yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk

merebut dan memanfaatkan peluang sebesar besarnya.

b. Strategi ST (Strenght and Threats). Strategi dalam mengguakan kekuatan yang

dimiliki perusahaan yang mengatasi ancaman.

c. Strategi WO (Weakness and Opportunity). Strategi ini diterapkan berdasarkan

pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang

ada.

d. Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan yang

bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman.

3.7 Defenisi Operasional

Defenisi operasional di gunakanuntuk menjelaskan dan menghindari

kesalahan pahaman dalam melakukan penelitian.

1. Petani kakao adalah orang orang yang membudidayakan tanaman kakao

sebagai mata pencaharian untuk kehidupan keluarganya.

2. Strategi pengembangan merupakan suatu kegiatan atau tata cara untuk

mengembangkan atau memajukan secara lebih baik dari kondisi sekarang yang

dimiliki.

3. lingkungan eksternal dari perusahaan merupkan lingkungan yang datang dari

luas perusahaan.

4. lingkungan internal adalah ligkungnan yang datang dari dalam perushaan yang

terdiri dari kekuatan ataupun kelemahan perusahaan.

5. Manajemen strategi adalah sebuah tindakan manajerial yang dilakukan

perushaan dalam mengembangkan atau memajukan perusahaan.

6. Analisis SWOT merupakan identifikasi beberapa faktor untuk merumuskan

strategi perusahaan.

7. Strength (Kekuatan) merupakan analisis kekuatan, dengan melihat situasi

maupun kondisi yang menjadi sumber utama kekuatan pada sebuah organisasi

8 Weakness (Kelemahan) merupakan analisis kelemahan, dengan melihat situasi

maupun kondisi yang akan mejadi kelemahan pada sebuah organisasi

Page 50: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

37

9. Opportunity (Peluang) merupakan analisis peluang, dengan melihat situasi atau

kondisi yang akaan menajdi peluang bagi suatu organisasi

10. Threaths (Hambatan) merupakan analisis, dengan melihat situasi ataupun

kondisi yang akann menjadi penghambat bagi suatu organisasi.

Page 51: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

1 Gambaran Umum dan Wilayah Penelitian

a. Letak Geografis Dan Batas Wilayah

Secara administratif, Kelurahan Salassa terletak dalam wilayah Kecamatan

Baebunta Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan, yang memiliki batas-

batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatsan dengan Desa Sassa

2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Baebunta

3. Sebelah selatan berbatsan dengan Desa Sabbang

4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sabbang

Pembagian wilayah kecamatan dalam beberapa desa atau kelurahan untuk

mempermudah pembagian wilayah dan memudahakan penyelenggaraan urusan

pemerintah. Kelurahan Salassa memiliki tingkat curah hujan 2,443,60 mm. Dan

secara administratif terbagi menjadi 4 dusun ; Dusun Benteng, Dusun Sambua,

Dusun Salassa, Dusun Sandra Sirua.

b. Keadaan Penduduk

Penduduk merupakan orang orang yang berada dalam suatu wilayah yang

terikat oleh aturan aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama

lain secara terus menerus. Komposisi penduduk menggambarkan susunan

penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut

karakteristik yang sama Parlan (2004), komposisi penduduk menurut jumlah jenis

kelamin bagi suatu masyarakat sangat penting baik dalam rangka biologis,

ekonomi dan sosial yang erat kaitannya dengan angka angka kelahiran, kematian,

rasio beban tanggung jawab dan jumlah penduduk.

Jumlah penduduk di kelurahan salassa berjumlah 2.138 jiwa dan umumnya

adalah petani karena memang terletak di wilayh yang cocok untuk pertaninan.

Bidang pertanian yang mayorits mereka geluti adalah perkebunan kakao, kelapa

sawit dan jagung. Ada juga sebagian yang menjadi pegawai negri sipil (PNS) dan

sebagian lagi bergerak di bidang wiraswasta. Namun pertanian di Kelurahan

Page 52: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

39

Salassa beberapa tahun belakangan ini tidak mengalami peningkatan yang

signifikan dalam pertanian khususnya diperkebunan kakao.

Tabel 6. Keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan Salassa

Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara

No Jenis kelamin Jumlah Presentase%

1 Laki-laki 1.073 50.2

2 Perempuan 1.065 49.8

Total 2.138 100

c. Identitas Responden

Faktor yang sangat penting dalam sebuah penelitian adalah adanya petani

selaku sampel atau objek dan responden dari penelitian, dalam atau untuk

mengetahui gambaran yang jelas mengenai penelitian, responden dalam penelitian

ini ditinjau dari berbagai aspek seperti umur, tingkat pendidikan dan pengalaman

berusahatani.

a. Umur Responden

Umur merupakan suatu tolak ukur dalam kehidupan seseorang yang

diukur setiap tahun sejak dari tahun lahir sampai dengan sekarang, maka dengan

itu umur sangat mempengaruhi kemampuan seseorang baik dari segi kemampuan

fisik dan cara berfikir. Hal tersebut berhubungan dengan kemampuan bekerja dan

cara kerja petani.Klasifikasi penduduk menurut kelompok umur berdasarkan garis

besar dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu anak-anak, remaja dan orang

dewasa Jumlah penduduk di Kelurahan Salassa 2.138 jiwa.

Tabel 7. Umur Responden di Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten

Luwu Utara

No Kelompok usia Jumlah petani Presentase%

1. 0-14 0 0

2. 15-64 20 100 3. ≥65 0 0 Jumlah 20 100

Sumber: Data setelah diolah 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan responden

penelitian berumur 15-65. Yang berarti para responden yang ada pada penelitian

ini berada para usia yang produktif. Berdasarkan komposisi penduduk, umur

dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu umur 0-14 di anggap sebagi penduduk

belum produktif. 15-64 di anggap sebagai kelompok produktif dan umur 65 ke

atas di anggap sebagai umur yang tidak lagi produktif.

Page 53: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

40

b. Tingkat pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan, tingkat pendidikan formal

responden dapat di golongkan atas empat, SD, SMP, SMA, dan Perguruan

Tinggi, hasil pengolahan data mengenai tingkat pendidikan responden dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan

Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara

No Pendidikan Jumlah (orang) Presentase%

1. SD 5 25

2. SMP 3 15

3. SMA 7 35 4. Perguruan Tinggi 5 25

Jumlah 20 100

Sumber : Data Setelah diolah 2020

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

tertinggi adalah perguruan tinggi sebanyak 5 orang atau sebanyak 25%

selanjutnya SMA sebanyak 7 orang atau 35%, SMP sebanyak 3 orang atau 15%

dan lulusan sekolah dasar atau SD sebanyak 5 orang atau 25%.

c. Pengalaman berusaha tani

Pertambahan usia biasanya selalu akan diikuti oleh bertambahnya

pengalaman petani dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam pekerjaan

yang ditekuni oleh petani. Semakain lama petani menekuni pekerjaan yang

dilakukan maka semakin meningkat pula penegetahuan, keterampilan, dan

pengalama dalam mengolah suata usaha tani. Pengalama responden dapat dilihat

dari tabel berikut.

Tabel 9. Jumlah responden berdasarkan pengalaman berusahatani petani kakao di

Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara

No Pengalaman berusahatani jumlah petani presentase%

1. 1-2 3 15 2. 3-4 3 15 3. ≥5 14 70 Jumlah 20 100

Sumber : Data setelah diolah 2020

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa yang tertinggi mempunyai

pengalaman berusaha tani kakao ≥ 5 tahun sebanyak 16 orang atau 80%, 3-4

tahun berjumlah 3 orang atau sebnayak 15% dan yang paling rendah

pengalamannya dalam usahatani yaitu 1-2 tahun berjumlah 1 orang atau sebanyak

Page 54: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

41

5%.Di karenakan tanaman kakako sudah lama di budidayaka di Kelurahan Salassa

Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara.

2 Analisis Lingkungan Peningkatan Produktivitas Tanaman Kakao

Analisis lingkungan bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan petani

kakao baik secara internal maupun secara eksternal. Hasil dari analisis lingkungan

ini akan mengahsilkan faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang dapat

mempengaruhi dalam kegiatan merumuskan strategi.

a. Analisis lingkungan internal

Lingkungan interal perlu di analisis untu mengtetahui faktor apa saja yang

menjadi tolak pengidentifikasian dalam suatu perusahaan. Lingkungan internal

perlu dianalisa untuk mengetahui faktor kekuatan dan kelemahan yang ada dalam

sebuah usahatani kakao di kelurahan salassa adapun faktor-faktor internal yang

dianalisis meliputi :

1) Aspek budidaya

Aspek budidaya dalam ini para petani sangat bergantung apakah budidaya

yang dilakukan oleh petani berhasil atau tidak, dalam aspek budidaya ini meliputi

beberapa kegiatan diantaranya,

a) Seorang petani harus melakukan pemilihan bibit tanam yang akan ia tanam,

melakukan pembersihan lahan dan menyiapkan media tanam, penyediaan

pupuk dan obat obatan. Dan bibit yang digunakan berasal dari benih yang

melalui tahap pengkokeran dan juga usia bibit mempengaruhi hasil

produktivitas tanaman kakao yaitu usia bibit minimal sekitar 8 bulan sudah

siap ditanam

b) Seorang petani dalam mempersiapkan lahan menggunakan alat-alat khusus

seperti mesin babat, skop dan tangki semprot. Dan cara khusus yang dilakukan

untuk persiapan lahan budidaya tanaman kakao yaitu dengan menggunakan

pupuk organik setiap 4 bulan atau 6 bulan. Dan petani menyiapkan parit untuk

tempat pembuangan saluran air jika curah hujan teralalu tinggi. Kemudian cara

untuk mengatasi tanaman pengganggu yang dilakukan oleh petani yaitu dengan

melakukan kebersihan terhadap area kakao dan sebusa mungkin di ratakan

dengan tanah dan luas lahan yang dimiliki petani mempegaruhi terhadap hasil

Page 55: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

42

yang akan di dapat oleh petani semakin luas lahan yang dimiliki maka akan

semakin banyak hasil yang dperoleh.

c) Seorang petani dalam memelihara tanaman ada perlakuan khusus yang

dlakukan seperti pembabatan gulma dan alat-alat yang digunakan dalam

pemeliharaan tanaman kakao sudah memadai seperti mesin babat, pisau,

gunting coklat tangki dan lain-lain sedangkan cara pemeliharaan ketika

melakukan tanaman tumpang sari jika saat pemupukan jagung cokelat ikut di

pupuk menggunakan pupuk agar Mengefisienkan waktu. tetapi tanaman

tumpang sari jagung tidak dapat dilakukan jika tanaman kakao sudah

menghasilkan buah. Adapun cara menangani penyakit yang timbul yaitu

dengan melakukan penyemprotan dari batang dan daun tanaman kakao.

d) Seorang petani setelah melakukan kegiatan pemanenan buah kakao mereka

melakukan proses penjemurannya atau menimbang basah hasil panennya

jumlah pohon yang dapat dipanen dalam satu kali musim sekitar 500-900

pohon. Para petani mengganti tanaman baru jika tanaman kakao sudah tua dan

atau melakukan peremajaan terhdap tanaman kakao hasil panennya sudah

rendah petani melakukan pemanenan 2 kali dalam 1 bulan.

e) Para petani menjual hasil panennya di pengepul atau dijual langsung ke tempat

penjualan coklat.

2) Aspek manajemen dan sumber daya manusia

Aspek manajemen dan sumber daya manusia ialah salah satu aspek yang

paling penting dalam kegiatan budaya tanaman kakao dalam hal ini sumber daya

manusia berkaitan dengan pengetahuan dan tenaga kerja. Sumber daya manusia

berpengaruh dalam peningkatan produktifitas tanaman kakao dan juga alternatif

dalam meningkatkan produktivitas tanaman kakao itu sendiri adalah melakukan

pemupukan, pembersihan lahan untuk mencegah penyakit dan hama. Petani di

Kelurahan Salassa mengolah tanaman kakaonya sendiri meskipun ada beberapa

mengolah tanaman kakaonya dengan tenaga kerja orang lain. Ada beberapa petani

sudah pernah mengikuti pelatihan untuk pembudidayaan tanaman kakao dalam

meningkatkan produktifitas tanamannya, tetapi ada juga petani yang belum pernah

mengikuti pelatihan pembudidayaan tanaman kakao. Dalam aspek manajemen

dan sumber daya manusia para petani di Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta

Page 56: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

43

Kabupaten Luwu Utara ini mendapat beberapa masalah sperti yang telah di

jelaskan.

3) Aspek sumber daya alam

Sumber daya alam sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup

seseorang. Para petani di Kelurahaan Salassa jika melakukan pengalih fungsian

lahan pertanian ke non pertanian dalam menyebabkan kurangnnya hasil dan

tanggapan para petani jika produktivitas yang dihasilkan tanaman kakaonya

rendah adalah dengan memberikan perawatan yang baik pada tanaman kakao

kemudian para petani di Kelurahan Salassa memperoleh sumber air untuk

tanaman kakaonya di sumur gorong-gorong atau pengairan yang ada disekitar.

4) Aspek keuangan

Aspek keuangan dalam hal ini mencakup modal yang digunakan dalam

usaha tani kakao termasuk biaya pembudidayaannya dengan modal yang baik

petani dapat memenuhi segala aspek yang perlukan dalam usaha meningkatkan

produktifitas tanaman kakao di Kelurahan Salassa dalam proses pemanenan

tanaman kakao modal yang digunakan kurang lebih 1 juta dan modalnya berasal

dari milik pribadi.

5) Aspek manajemen dan organisasi

Aspek manjemen dan organisasi ialah aspek yang membahas mengenai

manajemen dan perorganisasian dalam rangka melakukan usaha tani.

Keberhasilan suata usaha tani dipengaruhi oleh peranan manajemen dan

perorganisasian. Para petani di Kelurahan Salassa memberikan motivasi pada

dirinya sendiri dengan cara mengingat apa yang dilakukan ini adalah untuk orang

tua atau pun anak-anaknya dan masa depan. struktur organisasi yang dimiliki

petani adalah kelompok tani.

Untuk yang lebih jelasnya berdasarkan analisis internal yang ada kita

dapat menyimpulkan beberapa poin penting yang menjadi faktor sukses yang akan

dirumuskan untuk menjadi kekuatan dan kelemahan dalam beberapa matriks

internal factor evalution (IFE) yang meliputi beberapa aspek yang ada seperti

aspek budidaya, aspek manajemen dan organisasi, aspek sumberdaya manusia,

aspek keuangan, dan aspek sumberdaya alam seperti yamg tercantum dalam

beberapa tabel berikut.

Page 57: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

44

Tabel 10. Analisis Faktor Internal petani kakao di Kelurahan Salassa Kecamatan

Baebunta Kabupaten Luwu Utara.

Faktor Internal Kekuatan Kelemahan

Budidaya

Manajemen sumber daya

manusia

1. Lahan perkebunan

yang luas

2. Mesin yang digunakan

sudah modern

Petani memiliki lahan

yang dikelola sendiri

1. Tidak dapat

melakukan tanaman

tumpang sari jagung

ke cokelat jika

tanaman sudah

memeiliki buah

2. Serangan hama dan

penyakit

Pengetahuan budidaya petani kurang merata

Sumber daya alam Pengalihfungsian lahan

mempengaruhi hasil

tanaman kakao

Keuangan Sumber modal pribadi

Manajemen dan organisasi Ada motivasi bekerja

Sumber : Data setelah diolah 2020

b. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eskternal dalam rangka strategi peningkatan

produktivitas tanaman kakao perlu adanya pengidentifikasian faktor pentimg

dalam menganalisis lingkungan eksternal yang ada` Lingkungan eksternal

meliputi faktor-faktor di luar perusahaan yang dapat memberikan informasi

mengenai peluang dan ancaman petani kakao di Kelurahan Salassa. Adapun

faktor-faktir eksternal dalam usahatani kakao adalah sebagai berikut.

1. Aspek Ekonomi

Ekonomi aspek yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha secara

global, inflasi dan nilai tukar menjadi sangat penting dalam stabilitas ekonomi

secara global. Sektor pertanian khususnya tanamn kakao menjadi sorotan di

indonesia. di Kelurahan Salassa Tingkat ekonomi sangat berpengaruh terhadap

peningkatan produktivitas tanaman kakao.Kondisi perekonomian petani di salassa

sangat berpengaruh terhadapa hasil yang di hasilkan oleh tanaman kakao itu

sendiri. dan rata-rata para petani kakako di Kelurahan Salassa mendominasi.

Selanjutnya untuk harga benih kakao di Kelurahan Salassa dalam bentuk

benih dapat memepengaruhi hasil produktivitas tanaman kakao dan juga bentuk

Page 58: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

45

bii memepengaruhi hasil penjualan kakao, dan juga jika perawatan tanaman kakao

bagus maka hasil yang di hasilkan dari biji pun baik.

2. Aspek Teknologi

Teknologi merupakan faktor penunjang dalam sebuah kegiatan usaha.

Keberadaan teknologi sangat penting untuk mempermudah kegiatan manusia,

penggunaan teknologi yang tepat dapat menyebabkan kegiatan usaha lebih efektif

dan efisien. di Kelurahan Salassa teknologi yang di gunakan dalam budidaya

tanaman kakao sudah cukup modern, dalam kasus ini masyrakat Kelurahan

Salassa tidak lagi kesusahan dalam menggunakan tekhonologi yang ada karna

sebelum mereka membeli teknologi yang ingin di gunakan mereka sudah melihat

terlebih dahulu cara mengunakan teknologinya, dan juga semakin baik teknologi

yang di gunakan maka semakin baik pula hasil yang di hasilkan dan juga hasil

produk dan juga hasil produksi pun meningkat.

3. Aspek Politik

Secara umum politik memiliki peran yang sangat vital bagi segala sendi

kehidupan dalam berbangsa dan bernegara. Politik memiliki peran yang penting

dari segala kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah termasuk dalam sektor

pertanian. Jika situasi politik tidak kondusif maka akan berdampak kepada para

petani.

Sedangkan dalam aspek kebijakan pemerintah mereka memberikan

bantuan kepada para petani melalui pembentukan kelompok tani. Petani di

Kelurahan Salassa juga mengarapkan ada bantuan berupa pembuatan jalan tani

untuk akses nya mereka dan di Kelurahan Salassa tidak memeiliki koperasi tani.

Lingkungan eksternal meliputi faktor-faktor di luar perusahaan yang dapat

memberikan informasi mengenai peluang dan ancaman petani kakao di Kelurahan

Salassa

Berdasarkan analisis eksternal dapat disimpulkan beberapa poin penting

yang menajdi faktor sukses untuk di analisis dari beberapa poin penting itu di

dapatkan dari berbagai macam aspek eksternal seperti dari aspek ekonomi, aspek

teknologi, aspek politik, aspek kebijakan pemerintah dan aspek harga benih

kakao. Berikut beberapa poin penting yang di dapatkan dalam merumsukan faktor

eksternal yang dimiliki oleh para petani di Kelurahan Salassa Kecamatan

Page 59: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

46

Baebunta Kabupaten Luwu Utara khususnya dan dirumsukanlah dalam matriks

EFE seperti pada tabel berikut.

Tabel 11 Analisis Faktor Eksternal petani di Kelurahan Salassa Kecamatan

Baebunta Kabupaten Luwu Utara.

Faktor Eksternal

Peluang Ancaman

Ekonomi Jika tingkat ekonomi tingi maka

produktivitas untuk kakao baik

Teknologi Alat-alat budidaya selalu tersdia

di toko-totko pertanian

Politik Bantuan yang diberikan oleh

pemerintah tersedia

Sumber : Data yang diolah 2020

1. Tingkat ekonomi yang

tinggi

2. Harga benih kakao

yang tinggi

Suasana politik yang

tidak kondusif

3 Alternatif strategi Peningkatan Produktivitas Tanaman Kakao

a. Analisis matriks IFE

Berdasarkan identifikas terhadap faktor-faktor internal yang ada pada

Keleurahan Salassa didapatkan senuah kekuatan dan kelemahan yang disebut

sebagai faktor strategi usaha. Setelah diperoleh faktor-faktor strategi internal

usaha tani yang meliputi kekuatan dan kelemahan. Peneliti mendapatkan kekuatan

dan kelemhan yang telah dirumuskan, maka dilakukan pemberian kuisioner

mengenai pemberian peringkat (rating) terhadap variabel-variabel kekuatan dan

kelemahan dan kemudian selanjutnya dilakukan pembobotan untuk mengetahui

variabel yang lebih penting.

Setelah diperoleh hasil peringkat dan pembobotan oleh para rsponden,

maka tahapan selanjutnya yakni mencari nilai rata-rata peringkat dan pembobotan

masing-masing variabel tersebut dengan cara menjumlahkannya seluruh hasil

perigkat dan pembobotan dari seluruh responden masing-masing variabel

kemudian dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan identifikasi terdapat

faktor-faktor internal yang ada pada Kelurahan didapatkan sebuah kekuatan dan

kelemahan yang disebut sebagai faktor strategi internal usaha tani kakao. Faktor

internal strategi tersebut kemudian dilaukan pembobotan dan pemberian peringkat

yang akan menghasilkan skor rata-rata dan untuk mendapatkan skor rata-rata itu

bobot dikalikan dengan rating. Hasil peringkat dan pembobotan dapat dilihat pada

bagian lampiran.

Page 60: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

47

Tabel 12. Analisis matriks IFE petani kakao di Kelurahan Salassa Kecamatan

Baebunta Kabupaten Luwu Utara.

No Faktor strategis internal Rating Bobot Skor

1 Kekuatan

1. Lahan perkebunan yang luas 4 0,08 0,32 2. Alat-alat yang digunakan sudah 3 0,08 0,24 memadai

3. Petani memiliki lahan yang dikelola 3 0,09 0,27

sendiri 4. Sumber modal pribadi

4

0,11

0,44

5. Ada motivasi bekerja 3 0,06 0,18

2 Kelemahan

1.Tidak dapat melakukan tanaman 1 0,14 0,14

tumpang sari jagung ke cokelat jika

tanaman sudah memeiliki buah

2. Pengetahuan budidaya petani kurang 2 0,16 0,32 merata

3. Pengalihfungsian lahan mempengaruhi 1 0,13 0,13 hasil tanaman kakao

4. Serangan hama dan penyakit 2 0,15 0,3

Total 23 1,00 2,34

Sumber: Data yang telah diolah 2020

Pada tabel 12 terlihat skor total pada matriks IFE sebesar 2,34 meunjukkan

bahwa petani di Kelurahan Salassa berada pada posisi rata rata dalam

memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk mengatasi kelemahan yang ada.

Kekuatan utama yang dimiliki oleh petani di Kelurahan Salassa yaitu sumber

modal pribadi dengan skor 0,44 sedangkan untuk posisi kedua dalam kekuatan

yang dimilki oleh petani adalah luas lahan yang dimiliki oleh para petani dengan

skor 0,32. Sedangakan untuk kelemahan utama yang dimilki oleh petani di

Kelurahan Salassa yaitu Pengetahuan budidaya petani kurang merata dengan skor

0,32, dan untuk kelemahan kedua yaitu tidak dapat melakukan tanaman tumpang

sari skor 0,14.

b. Analisis matriks EFE

Matriks EFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal kegiatan

yang berkaitan dengan peluang dan ancaman yang dianggap penting. Setalah

diperoleh faktor-faktor strategi eksternal petani kakao dan dinas terkait di

Kelurahan Salassa yang meliputi peluang dan ancaman. Sebuah peluang adalah

kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu suatu organisasi untuk

mencapai daya saing strategis. Sedangkan sebuah ancaman adalah suatu kondisi

Page 61: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

48

dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha organisasi untuk

mencapai daya saing strategis (A.Hitt,2014)

Tahap selanjutnya adalah melakukan proses pembobotan dengan langkah-

langkah seperti pada tahapan dalam analisis matriks IFE. Adapun hasil

perhitungannya dapat dilihat pada lampiran tabel 13 merupakan hasil analisis

matriks EFE.

Tabel 13 Analisis matriuks EFE petani kakao di Kelurahan Salassa Kecamatan

Baebunta Kabupaten Luwu Utara.

No Faktor strategis eksternal Rating Bobot Skor

1 Peluang

1. Jika tingkat ekonomi tingi maka

produktivitas untuk kakao baik

3 0,14 0,42

toko-totko peratnian

Sumber : Data setelah diolah 2020

Skor total matriks EFE sebesar 2,21 menunjukkan posisi petani di

Kelurahan Salassa rata-rata memanfaatkan atau merespon peluang untuk

mengatasi ancaman yang ada dari luar petani Kelurahan Salassa. Peluang utama

yang dimiliki oleh petani di Kelurahan Salassa yaitu alat-alat budidaya yang

sellau tersedia di toko-toko pertanian dengan skor yang dimiliki sebesar 0,48. Dan

peluang kedua adalah jika tingkat ekonomi masyarkatnya tinggi maka

produktivitas akan baik dan banuan yang diberikan oleh pemerintah tersedia

dengan skor 0,42. Sedangkan untuk ancaman yang paling tinggi itu datang dari

tingkat ekonomi yang tinggi, meskipun pada peluang ada tingkat ekonomi tinggi

mendapatkan skor bobot paling tinggi namun tidak menutup kemungkinan itu

2. Alat-alat budidaya selalu tersdia di 4 0,12 0,48

3. Bantuan yang diberikan oleh

pemerintah tersedia 3 0,09 0,27

2 Ancaman

1. Tingkat ekonomi yang tinggi 2 0,19 0,38

2. suasana politik yang tidak kondusif 1 0,26 0,26

3. harga benih kakao yang tinggi 2 0,20 0,4

Total 15 1,00 2,21

Page 62: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

49

juga akan menjadi ancaman paling tinggi dikarenaka ekonomi masyarakat tidak

selamanya stabil. Selain ekonomi yang tinggi harga benih kakao yang tinggi juga

menjadi ancaman pada petani dengan skor 0,38. Dan ancaman kedua itu dari

harga benih kakao yan tinggi kondusif dengan skor yang diberikan yaitu 0,4.

c. Analisis matriks IE

Setelah diperoleh tottal skor pada matriks IFE dan EFE maka dua-dua dari

skor itu digabungkan untuk mendapatkan informasi dari matiks IE guna

memperoleh informasi mengenai posisi petani guna mempermudah dalam

pemberian alternatif strategi. Nilai matriks IFE sebesar 2,34 menunjukka petani di

Kelurahan Salassa memiliki kemampuan rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan

yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan yang ada. Sedangkan untuk nilai

matriks EFE sebesar 2,21 menunjukkan bahwa petani di Kelurahan Salassa

memiliki kemampuan rata-rata dalam memanfaatkan atau merespon peluang dan

dapat mengindari ancaman yang ada.

S

K

O

R

4,0

Kuat SKOR TOTAL IFE

Rata-Rata

3,0 2,0

Lemah

1,0

T

Tinggi

O

T A

3,0 Menengah

2,0

L

E

Rendah 1,0

F

E

Gambar 3. Analisis Matriks IE 2020

Setelah diperoleh total skor dari matriks IFE sebesar 2,34 dan nila skor

matriks EFE sebesar 2,21 hasil skor tersebut dapat menunjukkan posisi usaha

melalui matriks IE. Adapun matriks IE untuk petani kakao di Kelurahan Salassa

ditunjukkan pada gambar tersebut menunjukkan bahwa posisi petani kakao di

Kelurahan Salassa berada pada daerah 2 yang penjelasannya termasuk dari daerah

2 meliputi sel III, V atau VII. Strategi ini paling sesuai adalah strategi hold and

maintain. yang termasuk dalam strategi ini adalah pengolahan dan

pembudidayaan tanaman. Dalam kasus di Kelurahan Salassa masyarakatnya harus

I

II

III

IV V

VI

VII

VIII

IX

Page 63: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

50

meningkatkan pengolahan dengan cara pembudidayaan tanaman yang sesuai

kebutuhan untuk menghasilkan produktivitas yang baik.

d. Analisis matriks SWOT

Analisis SWOT juga dapat diartikan sebagai sebuah bentuk analisis situasi

dan kondisi yang bersifat deskriptif. Satu hal yang perlu diketahui bahw analisis

SWOT ini hanya digunakan untuk tujuan menggambarkan situasi yang sedang

dihadapi, dan sebagai sebuah alat analisa yang dapat memberikan solusi dari

permasalahn yang dihadapi.

Strategi SO bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan internal perusahaan

untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Strategi WO bertujuan untuk

memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari

peluang eksternal. Terkadang peluang-peluang besar muncul tetapi perusahaan

memiliki kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang

tersebut. Strategi ST menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk

menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi WT

merupakan sesuatu yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi kelemahan

internal serta menghindari ancaman eksternal.

Tahap selanjutnya membuat matriks SWOT dengan menggunakan faktor

strategi internal maupun eksternal sebagaimana telah dilakukan pada tahap

sebelumya, yakni penjelasan yang terdapat dalam matriks IFE dan EFE . analisis

SWOT ini hanya digunakan untuk tujuan menggambarkan situasi yang sedang

dihadapi, dan sebagai sebuah alat analisa yang dapat memberikan solusi dari

permasalahn yang dihadapi kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam matriks

IFE serta peluang dan ancaman yang terdapat pada matriks EFE di pindahkan

dalam sel yang sesuia dengan matriks SWOT Matriks SWOT di gunakan untuk

menganalisis kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman untuk menghasilkan

alternatif strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan atau usaha. berdasarkan

pendekatan tersebut dapat dibuat berbagai kemungkinan alternatif strategi SO

(Strength and Oppourtunitie), ST (Strenght-Threats),WO (Weakness dan

Opprtunitie),WT (Weakness-Threats). Berikut dibawah ini merupakan tabel

matriks SWOT:

Tabel 14. Hasil analisis matriks SWOT

Page 64: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

51

Internal

Eksternal

Kekuatan 1. Lahan perkebunan yang

luas

2. Alat-alat yang digunakan

sudah memadai

3. Petani memiliki lahan

yang dikelola sendiri

4. Sumber modal pribadi

5. Ada motivasi bekerja

Kelemahan 1. Tidak dapat melakukan

tanaman tumpang sari

jagung ke cokelat jika

tanaman sudah memeiliki

buah

2. Pengetahuan budidaya

petani kurang merata

3. Pengalihfungsianlahan

mempengaruhi hasil

tnaman kakao

4. Serangan hama dan penyakit

Peluang 1. Jika tingkat

ekonomi tingi

maka produktivitas

untuk kakao baik

2. Alat-alat budidaya

selalu tersdia di

toko-totko

peratnian

3. Bantuan yang diberikan oleh

pemerintah

tersedia

Strategi S-O 1. Memaksimalkan lahan

yang dimiliki (S1,S3,O1)

2. Memperthankan dan

meningkatkan penggunaan

alat-alat pertanian yang

lebih efektif dan efisien

(S2,O2)

3. Memperthanakan dan

meningkatkan

kemandirian dari segi

modal, motivasi bekerja

dan bantuan pemerintah (S3,S4,03)

Strategi W-O 1. Memanfaatkan lahan

kakao jika tanamanan

belum menghasilkan buah

untuk meningkatkan

ekonomi masyarakat

(W1,W3,W4,O1)

2. Menyeragamkan bantuan

dan pengetahuan petani

mengenai budidaya

tanaman kakao dan

pengalihfungsian lahan

(W2,W3,O2,O3)

Ancaman 1. Tingkat ekonomi

yang tinggi

2. Suasana politik

yang tidak kondusif

3. Harga benih

kakao yang tinggi

Strategi S-T

Mempertahankan lahan

kakao yang dimiliki

(S1,S2,S3,T1,T2)

Strategi W-T

Memaksimalkan

pengetahuan para petani

agar tidak di pengaruhi oleh

suasana politik dan benih

kakao yang tinggi.

(W2,T2,T3)

Sumber : Data yang telah diolah 2020

Matriks SWOT menganalisis kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman

untuk menghasilkan alternatif strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan atau

usaha. Analisis SWOT merupakan perumusan strategi konvensional yang

mendasari terbentuknya strategi-strategi yang dapat disesuaikan dengan posisi

perusahaan. Berdasarkan analisis matriks IE petani kakao di Kelurahan Salassa

harus lebih merawat dengan baik tanaman kakaonya dan meningkatkan budidaya

tanaman kakaonya agar terus meningkat. Maka strategi yang cocok digunakan

Page 65: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

52

dalam peningkatan produktivitas tanaman kakao di Kelurahan Salassa adalah

sebagai berikut;

a. Strategi S-O (Strength and Oppourtunitie)

Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal

untuk memanfaatkan peluang eksternal guna memperoleh keuntungan bagi petani

di Kelurahan Salassa. Berikut beberapa alternatif starategi S-O yang dihasilkan.

1) Memaksimalkan lahan yang dimiliki

Dalam kasus ini dengan luas lahan dan para petani yang mengelola sendiri

tanaman kakaonya itu dapat berpengaruh pada tingkat ekonomi yang dihasilkan

dikarenakan modal yang dikeluarkan untuk budidaya tanaman kakaonya itu

sedikit.

2) Mempertahankan dan meningkatkan penggunaan alat-alat pertanian yang lebih

Efektif dan Efisien

Alat pertanian merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk

menunjang kegiatan usaha tani. Alat-alat pertanian berperan penting untuk

mempermudah kegiatan petani dalam pembudidayaan tanaman kakao sehingga

pekerjaan yang dilakukan petani leboh efektif dan efisien utuk mendukung hasil

produksi yang melimpah.

3) Mempertahankan dan meningkatkan kemandirian dari segi modal, motivasi

bekerja dan bantuan pemerintah

Dengan kondisi keuangan yang baik akan memberikan kemudahan bagi

para petani dalam memenuhi beberapa macam segala kebutuhan dalam kegiatan

budidaya tanaman kakao, disaat segala kebutuhan yang diperlukan dapat

terpenuhi maka akan memudahkan para petani dalam mengembangkan budidaya

tanaman kakao itu sendiri sehingga hasil yang di dapatkan dalam budidaya

tanaman kakao melimpah atau menghasilkan tanaman kakao yang baik.

Begitupun dengan motivasi, dengan adanya motivasi atau dorongan dari keluarga

maupun tujuan yang akan dicapai itu akan lebih bagus untuk pekerjaa yang

dilakukan karna ada motivasi dan tujuan yang akan dicapai. Begitu pun dengan

adanya bantuan dari pemerintah ini akan meringankan sedikit pembudidayaaan

tanaman kakao.

Page 66: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

53

b. Strategi W-O (Weakness dan Opprtunitie)

Strategi W-O ialah strategi yang digunakan untuk mengatasi kelemahan

dengan memanfaatkan peluang yang ada. Stratgei yang dapat ditawarkan untuk

meningkatkan hasil produktivitas tanaman kakao itu sendiri adalah :

1) Memanfaatkan lahan kakao jika tanamanan belum menghasilkan buah untuk

meningkatkan ekonomi masyarakat

Dalam budidaya tanaman kakao khususnya di Kelurahan Salasa petani

harus pandai pandai dalam memanfaatkan lahan yang dimiliki. Seperti jika petani

ingin menanam kakao itu jika masih berumur beberapa bulan itu petani lebih baik

memanfaatkan lahan yang dimilikinya dengan melakukan tanaman tumpang sari

dengan menananam tanaman jagung dimana tanaman jagung ini juga dapat

meningkatkan ekonomi petani di Kelurahan Salassa. Karena jika sudah

menghasilkan buah tidk dapat lagi melakukan tumpang sari karena akan

mempengaruhi hasil produksi dari tanaman kakaonya itu sendiri.

2) Menyeragamkan bantuan dan pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman

kakao dan pengalihfungsian lahan

Pengetahuan merupakan jalan utama bagi petani untuk bekerja dalam

usaha tani. Dengan penegtahuan yang seragam akan menghasilkan penghasilan

yang merata bagi setiap petani di Kelurahan Salassa. Dengan pengetahuan yang

baik, akan menajdikan segala proses budidaya berjalan dengan baik dan dapat

memenuhi kebutuhan petani serta dengan pengalihfungsian lahan maka akan

berdampak pada produksi tanaman kakao.

c. Strategi S-T (Strenght-Threats)

Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan

atau usaha tani untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman.

Straegi yang dapat ditawarkan adalah untuk meningkatkan produktivitas tanaman

kakao. Mempertahankan lahan kakao yang dimiliki Salah satu penyebab

menyusutnya perkebunan kakao ini adalah karena banyaknya petani kakao beralih

ke komoditi agrobisnis yang lain selain kakao. Namun di Kelurahan Salassa para

petani di sana menaruh harapan ekonomi mereka pada tanaman kakao, dimana

rata rata dari petani di Kelurahan Salassa ini membudidayakan tanaman kakao

karena sudah dari dulu mereka membudidayakannya.

Page 67: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

54

d. Strategi W-T (Weakness-Threats)

Strategi W-T merupakan strategi yang digunakan untuk mengurangi

kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi yang dapat ditawarkan untuk

meningkatkan produktivitas tanaman kakao di Kelurahan Salassa adalah dengan

Memaksimalkan pengetahuan para petani agar tidak di pengaruhi oleh suasana

politik dan harga benih kakao yang tinggi di pasaran.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan analisis lingkungan usaha tani kakao di Kelurahan Salassa

dperoleh kejuatan, kelemaham, peluang dan ancaman pada petani kakao.

Kekuatan yang dimiliki oleh petani di Kelurahan Salassa adalah lahan

perkebunana yang luas, alat-alat yang digunakan sudah memadai, sumber modal

pribade dan ada motivasi dalam bekerja. Untuk kelemahan yaitu, tidak dapat

melakukan tanaman tumpang sari jika tanaman sudah berbuah, pengetahuan

petani kurang merata, pengalihfungsianlahan memepengaruhi hasil produksi

kakao, serangan hama dan penyakit. Sedangkan dari faktor eksternal yaitu

peluang adalah jika tingkat ekonomi tinggi maka produktivitas kakako akan baik,

alat-alat budidaya selalu tersedia di toko-toko pertanian, bantuan yang diberikan

oleh pemerintah tersedia. Untuk ancamannya tingjat ekonomi yang tinggi, suasana

politik yang tidak kondusif dan harga benih kakao yang tinggi.

Hasil analisis matriks IE akan disimpulkan strategi peningkatan

produktivitas tanaman kakao di Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta

Kabupaten Luwu Utara, yaitu :

a. Memaksimalkan lahan yang dimiliki

Besarnya kontribusi perkebunan kakao terhadap pendapatan petani me

rupakan masalah yang penting bagi pengembangan skala usaha tani yang

berkaitan erat dengan produksi serta penggunaan lahan yang dimiliki oleh petani.

Oleh karena itu dengan memaksimalkan lahan kakao, maka produksi kakao yang

akan diperoleh pun akan meningkat memaksimalkan lahan kakao dapat dilakukan

dengan membersihkan lahan dari gulma dan kotoran yang menganggu.

Tanaman pelindung dalam budidaya tanaman kakao sangatlah penting

kegunannya. Kegunaan utama dari pohon pelindung yaitu melindungi tanaman

kakao dari paparan sinar matahari langsung. Pohon pelindung juga berguna

Page 68: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

55

sebagai peredam suhu maksimum pada musim kemarau yang dapat merusak

tanaman kakao. Lahan kakao dapat di lakukan tanaman tumpang sari jika tanaman

kakao belum berbuah jika tanaman kakao sudah berbuah dan sudah di lakukan

tumpang sari maka hasil produksi kakao akan kurang. Jadi solusi yang saya akan

tawarkan adalah boleh melakukan tumpang sari jagung ke kakao jika tanaman

kakao belum cuckup umur ±2 tahun atau belum berbuah. Dan juga dengan cara

memisahkan lahan yang akan ditanami kakao dan tanaman seperti jagung kelapa

ssawit dan lain-lain yang akan mempengaruhi hasil produktivitas tanaman kakao.

Selain memisahkan tanaman kakako dan tanaman seperti jagung untuk di tanam

kita juga harus melakukan peningkatan kualitas dalam budidaya tanaman kakao

agar tanaman kakao yang dibudidayakan hasilnya melimpah.

b. Mempertahankan dan meningkatkan penggunaan alat-alat pertanian yang lebih

Efektif dan Efisien

Alat pertanian merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk

menunjang kegiatan usahatani. Alat-alat pertanian berperan penting untuk

mempermudah kegiatan petani dalam berusaha tani kakao sehingga pekerjaan

yang di lakukan petani lebih efektif dan efisien untuk mendukung hasil produksi

yang melimpah.

c. Menyeragamkan pengetahuan budidaya maupun bantuan tambahan lainnya

Menyeragamkan pengetahuan tentang budidaya tanaman kakao dan

tenatng pengalihfungsian lahan kepada para petani di Kelurahan Salassa itu sangat

penting agar masyarakat disana tidak sembarangan dalam membudidayakan

tanaman kakao sehingga hasil yang didapatkanpun melimpah dan juga tidak

semerta merta melakukan pengalihfungsian lahan. Dan juga para petani harus

meningkatkan pengetahuan tentang adanya bantuan pemerintah yang masuk agar

petani tidak meyepelehkan bantuan dan tidak lagi dapat mempengaruhi para

petani jika suasana politik tidak kondusif.

d. Memaksimalkan pencegahan hama dan penyakit

Meminimalkan hama dan penyakit yang sesuai dengan tanaman kakao.

Tanaman kakako merupakan salah satu jenis tanaman yang sangat rentang

terserang hama dan penyakit. Maka dari itu diperlukan pengetahuan dan kempuan

lebih dalam mengelolahnya, hal yang dapat dilakukan agar menjaga tanaman

Page 69: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

56

kakao agar tidak mudah terserang hama dan penyakit yaitu pembersihan lahan

secara baik dan pemberian pestisida untuk membasmi hama dan penyakit tanaman

yang timbul pada bagian tanaman kakao.untuk hama seperti ulat kilan, ulat jaran,

kutu dll dapat dilakuka dengan mengaplikasikan insektisida, sdengakan untuk

penyakit yang diakibatkan oleh jamur dapat dikendalikan dengan fungisida.

Hasil dari penelitian yang berjudul stratgei penegmbangan usaha tani

kakao di Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara.

Berdasarkan tabel matriks SWOT IFE dan EFE dapat diterapkan beberapa strategi

alternatif yang dapat mendukung peningkatan produktivitas tanaman kakao di

Kelurahan Salassa yaitu meminimalkan serangan hama dan penyakit dengan

memanfaatkan iklim yang sesuai dengan tanaman kakao dan juga melakukan

peremajaan tanaman kakao apabila tanaman kakao sudah tua.

Dengan penerapan strategi di atas diharapkan akan mampu meningkatkan

hasil produktivitas tanaman kakao yang ada di Kelurahan Salassa. Penelitian ini

juga diharapkan mampu menjadi pemecahan masalah dari berbagai persoalan

yang mempengaruhi rendahahnya produktivitas tanaman kakao di Kelurahan

Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara. Kelebihan dari penelitian

ini yaitu lokasi penelitian yang tidak jauh dari tempat peneliti sehingga penulis

tidak perlu memerlukan waktu yang lama dalam melaksanakan penelitian ini.

Sedangkan kelemahan dalam penelitian ini yaitu terdapat beberrapa responden

yang kurang memahami tentang berbagai macam pertanyaan yang diajukan dan

mengakibatkan pertanyaan dibacakan secara berulang oleh peneliti dan juga

petani kurang memahami tebtang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

dalam pembudidayaan tanaman kakao.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Page 70: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

57

Berdasarkan hasil peneilitian mengenai strategi peningkatan produktivitas

tanaman kakao yang ada di Kelurahan Salassa Kecamatan Baebunta Kabupaten

Luwu Utara dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; yaitu dengan strategi

memaksimalkan lahan yang dimiliki oleh petani dengan penggunaan lahan yang

baik maka akan menghasilkan produktivitas yang melimpah, mempertahankan

alat-alat pertanian yang digunakan dalam budidaya, meminimalkan serangan

hama dan penyakit, serta menyeragamkan pengetahuan tentang budidaya dan

tanaman tumpang sari apa yang cocok untuk tanaman kakao dan melakukan

peremajaan jka tanaman kakao sudah tua.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan penelitian yang

dilakukan adalah petani mampu memanfaatkan peluang yang ada dan mampu

mengurangi ancaman yang akan datang pada usaha tani kakao untuk

meningkatkan hasil produktivitas tanaman kakao.

DAFTAR PUSTAKA

David, F.R. 2016. Manajemen strategis. Edisi kesepuluh. PT. Salemba Empat.

Jakarta

Page 71: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

58

David, Fred R, 2016. Strategic Management, Buku 1. Edisi 12 Jakarta

Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategi Dan Aplikasi. Alfabeta. Bandung.

pemerintah terhadap produksi kakao di jawa timur. Fakultas pertanian

unniversitas jember. Jawa Timur

Iskandar. 2016. Metodologi penelitian pendidikan dan sosial (kuantitatif dan

kualitatif. Gaung persada press. Jakarta

Isyanto agus yuniarwan, tito hardyanto, dkk 2018. Faktor faktor yang

berpengaruh terhadap produktivitas usaha tani mina padi di kota

tasikmalaya. Fakultas pertanian universitas galuh. Tasikmalaya 4(1) : 25-

39

Malhotra, N.K, 2015. Riset Pemasaran, Pendekatan Terapan. Edisi Bahasa

Indonesia. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta

Marimin, Zulfiandri. 2015. Strategi pengenbangan agroindustri kakao berbasis

kelompok tani di provinsii sumatera barat. Fakultas pertanian IPB. jln

arjuna tol tomang kebun jeruk Jakarta 11510. 8

Nengah Artha, 2017 teknik budidaya tanamn kakao, fakultas pertanian universitas udayana, Bali.

Ondrej, M. dan Jiri H. 2016. Total factor productivity approach in competitive and

regulated world. Procedia- social and behavioral sciences, 57(2012): 223-

230

Rangkuti, Freddy.(2014). Teknik Membuat Perancangan Bisnis dan Analisis

Kasus. Jakarta. PT GramediaPustaka.

file:///C:/Users/acer/Downloads/B.2.a.2.3%20Strategi%20Pemasaran%20- %20(1)%20Prosiding%20Nasional.pdf

Rangkuti, Freddy. 2013. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI. Penerbit PT. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Sukardi. 2014. Metodologi Penelitian Pendididkan : Kompetensi dan Praktiknya.

Bumi Aksara. Jakarta

Tania, S. O. 2018. Inventarisasi Mutu Biji Kakao (Theobroma Cacao L.) di Desa

Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran

Provinsi Lampung. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Page 72: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

59

Tarigan kelin, dhiana chalil, roma uli esteria 2017. Analisis strategi peningkatan

produksi komoditi kakao rakyat di kecamatan silau lauut sumatera utara.

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Wardani, A. F. K. 2019. Karakteristik Morfologi Tanaman Kakao ( Theobrama

Cacao L.) Hibrida Flindak di Wisata Edukasi Kampong coklat blitar

sebagai sumber belajar biologi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Institue Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.

Yuliandi, 2014. Pengembangan usaha tani kakao di desa sritaba’ang kecamatan

balano kabupaten parigi mounting. 2(2) : 161-168. Palu

Page 73: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

60

L A M P I R A N

Page 74: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

61

Page 75: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

62

Page 76: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

63

Lampiran 3. Rating dan Bobot Matriks IFE dan EFE

PENENTUAN RATING DAN BOBOT MATRIKS IFE DAN EFE

Judul Penelitian : Strategi Pengembangan Usaha Dange (Studi Kasus Industri

Rumah Tangga Munawwarah di Desa Munte Kecamatan Tana

Lili Kabupaten Luwu Utara)

Petunjuk:

1. Tentukan rating dari masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan

faktor eksternal (peluang dan ancaman) berikut dengan memberikan

tanda(x) pada pilihan Anda.

2. Pilihan rating pada IFE daftar dengan isian bagian 1 terdiri dari:

Rating 4 : kekuatan utama.

Rating 3 : kekuatan kecil.

Rating 2 : kelemahan kecil.

Rating 1 : kelemahan utama.

3. Pilihan rating pada EFE daftar isian bagian 1 terdiri dari:

Rating 4 : respon sangat bagus.

Rating 3 : respon di atas rata-rata.

Rating 2 : respon rata-rata.

Rating 1 : respon di bawah rata-rata.

4. Pilihan bobot pada daftar isian 2 terdiri dari:

1 = jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal.

2 = jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal.

3 = jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal.

5. Jumlah bobot seluruh faktor internal dan faktor eksternal yang ada di

matriks IFE dan EFE harus sama dengan 1,0 atau 100%

Page 77: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

64

Tabel 15 Matriks Rating IFE dan EFE

Rating IFE

I. Kekuatan 4 3 2 1

A1 Lahan perkebunan yang luas 4

A2 Alat-alat yang digunakan sudah memadai 3

A3 Petani memiliki lahan yang dikelola sendiri 3

A4 Sumber model pribadi 4

A5 Ada motivasi bekerja 3

II. Kelemahan

B1 Tidak dapat melakukan tumpang sari jagung ke coklat jika tanaman sudah memiliki buah 1

B2 Pengetahuan budidaya petani kurang merata 2

B3 Pengalihfungsianlahan mempengaruhi hasil tnaman kakao 1

B4 Serangan hama dan penyakit 2

Rating EFE

III. Peluang

A1 Jika tingkat ekonomi tingi maka produktivitas untuk kakao baik 3

A2 Alat-alat budidaya selalu tersdia di toko-totko peratnian 4

A3 Bantuan yang diberikan oleh pemerintah tersedia 3

IV. Ancaman

B1 Tingkat ekonomi yang tinggi 2

B2 Suasana politik yang tidak kondusif 1

B3 Harga benih kakao yang tinggi 2

Page 78: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

65

Tabel 16 Matriks Bobot IFE

Faktor Interal A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 B4 Total Bobot

A1 2 2 1 3 1 1 1 1 12 0.08

A2 2 1 1 3 1 1 1 1 11 0.08

A3 2 3 1 3 1 1 1 1 13 0.09

A4 3 3 3 3 1 1 1 1 16 0.11

A5 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0.06

B1 3 3 3 3 3 1 3 1 20 0.14

B2 3 3 3 3 3 3 3 1 22 0.16

B3 3 3 3 3 3 1 1 1 18 0.13

B4 3 3 3 3 3 3 3 3 21 0.15

Total 22 19 17 13 21 12 10 11 8 141 1.00

I. Kekuatan

A1. Lahan perkebunan yang luas

A2. Alat-alat yang digunakan sudah memadai

A3. Petani memiliki lahan yang dikelola sendiri

A4. Sumber model pribadi

A5. Ada motivasi bekerja

II. Kelemahan B1. Tidak dapat melakukan tumpang sari jagung ke coklat jika tanaman sudah memiliki buah

B2. Pengetahuan budidaya petani kurang merata

B3. Pengalihfungsianlahan mempengaruhi hasil tnaman kakao

B4. Serangan hama dan penyakit

Petunjuk Penentuan Bobot

1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika indikator horisontal sama penting dengan indikator vertikal

3 = Jika indikator horiontal lebih penting daripada indikator vertikal

Page 79: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

66

Tabel 17 Matriks Bobot EFE

Faktor Eksternal A1 A2 A3 B1 B2 B3 Total Bobot

A1 1 3 2 1 1 8 0.14

A2 1 3 1 1 1 7 0.12

A3 1 1 1 1 1 5 0.09

B1 2 3 3 1 2 11 0.19

B2 3 3 3 3 3 15 0.26

B3 3 3 3 2 1 12 0.20

Total 13 11 15 10 5 8 58 1.00

III. Peluang

A1. Jika tingkat ekonomi tingi maka produktivitas untuk kakao baik

A2. Alat-alat budidaya selalu tersdia di toko-totko peratnian

A3. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah tersedia

IV. Ancaman

B1. Tingkat ekonomi yang tinggi B2. Suasana politik yang tidak kondusif

B3. Harga benih kakao yang tinggi

Petunjuk Penentuan Bobot

1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika indikator horisontal sama penting dengan indikator vertikal

3 = Jika indikator horiontal lebih penting daripada indikator vertikal

Page 80: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

67

Lampiran 4. Dokumentasi

Gambar 6. Wawancara Dengan Bapak A.Aswandi

Gambar 7. Wawancara Dengan Bapak Rudi

Page 81: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

68

Gambar 8. Wawancara Dengan Bapak Surianto

Gambar 9. Wawancara Dengan Bapak Sabar

Page 82: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN …

69

Gambar 10. Wawancara dengan Bapak Musliadi

Gambar 11. Wawancara dengan Bapak Midun