520-528 peningkatakan produktivitas green house

9
Jurnal Lepa-lepa Open https: //ojs.unm.ac.id/JLLO/index Volume 1 Nomor 3, 2021 e-ISSN 2776-4176 email : [email protected] 520 halaman 520-528 Submitted : 12/12/2020 Reviewed : 12/01/2021 Accepted : 16/02/2021 Published : 28/02/2021 Peningkatan Produktivitas Green House Untuk Tanaman Organik Kangkung dan Bayam Di SMK Negeri 1 Bantaeng Apriani 1 Nurlinda Pratama Hakim, Syahrul Amri 3 , Prima Anggraeni 4 1 Bimbingan dan Konseling , Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar 2 Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar 3 Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, Fakultas Ilmu Kelahragaan, Universitas Negeri Makassar 4 Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Makassar 1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected], 4 [email protected] ABSTRAK dilingkungan sekolah. Namun, pada masa pandemi seperti sekarang ini ada beberapa permasalahan yang ada pada green house di SMK Negeri 1 Bantaeng yaitu: rumah yang hampir roboh, pintu yang rusak, tanaman yang mati, atap yang kurang baik dan memiliki tanah yang tidak subur sehingga proses pertumbuhan tanaman menjadi kurang baik. Dalam permasalahan ini maka penulis memberikan solusi yaitu, peningkatan produktivitas green house untuk tanaman organik kangkung dan bayam pada lingkungan sekolah. Metode kegiatan berupa pemeliharaan dan perbaikan green house yang ada di SMK Negeri 1 Bantaeng. Perbaikan yang dilakukan yaitu dengan bagunan pada green house sedangkan, peningkatan yang dilakukan berupa penanaman kembali tanaman hydroponik yaitu kangkung dan bayam agar green house menjadi produktive. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penanaman sayuran yaitu dengan pengomposan selama seminggu, lalu mulai menanam bibit-bibit kangkung dan bayam. Selama hampir 3 minggu bibit yang ditanam mulai tumbuh subur sehingga produktivitas tanaman organik berupa sayuran kangkung dan bayam dapat meningkat. Kata kunci: Peningkatan, Produktivitas, Green House, Hydroponik. ABSTRACT The green house building is used to create optimal conditions for planting cultivation activities in the school environment. However, during a pandemic like now there are several problems that exist in the green house at SMK Negeri 1 Bantaeng, namely: a house that is almost collapsed, a broken door, dead plants, a roof that is not good and has infertile soil so that the plant growth process be less good. In this problem, the authors provide a solution, namely, increasing the productivity of green houses for organic plants of kale and spinach in the school environment. The activity method is in the form of maintenance and repair of the green house in SMK Negeri 1 Bantaeng. The improvements made were the building of the green house, meanwhile, the improvements made were in the form of replanting hydroponic plants, namely kale and spinach so that the green house became productive. The steps taken in planting vegetables are composting for a week, then starting to plant kale and spinach seeds. For almost 3 weeks the planted seeds began to flourish so that the productivity of organic plants in the form of kale and spinach could increase. Keywords: Increase, Productivity, Green House, Hydroponics. PENDAHULUAN Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu kegiatan perkuliahan intrakurikuler dalam suatu pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan mahasiswa secara interdisipliner dan lintas sektoral. Kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan kepekaan rasa dan kognisi sosial mahasiswa serta membantu proses pembangunan. Olehnya itu, kami mahasiswa KKN UNM ANGKATAN XXI yang beranggotakan 8 orang dan terdiri dari beberapa fakultas, bersatu untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif di lingkungan sekolah, salah satunya program yang dilaksanakan yaitu green house di SMK Negeri 1 Bantaeng. Green House di SMK Negeri 1 Bantaeng ini merupakan suatu bangunan yang sangat mendukung dalam penghijauan di sekolah. Penggunaan rumah tanaman (Green House) dalam budidaya

Upload: others

Post on 15-Jan-2022

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 520-528 Peningkatakan Produktivitas Green House

JurnalLepa-lepaOpenhttps://ojs.unm.ac.id/JLLO/indexVolume1Nomor3,2021e-ISSN2776-4176

email:[email protected] 520 halaman520-528

Submitted:12/12/2020Reviewed :12/01/2021Accepted :16/02/2021Published :28/02/2021

Peningkatan Produktivitas Green House Untuk Tanaman Organik Kangkung dan Bayam Di SMK Negeri 1 Bantaeng

Apriani 1 Nurlinda Pratama Hakim, Syahrul Amri3, Prima Anggraeni 4

1Bimbingan dan Konseling , Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar 2Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar

3Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, Fakultas Ilmu Kelahragaan, Universitas Negeri Makassar 4Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Makassar

[email protected], [email protected], [email protected],[email protected]

ABSTRAK

dilingkungan sekolah. Namun, pada masa pandemi seperti sekarang ini ada beberapa permasalahan yang ada pada green house di SMK Negeri 1 Bantaeng yaitu: rumah yang hampir roboh, pintu yang rusak, tanaman yang mati, atap yang kurang baik dan memiliki tanah yang tidak subur sehingga proses pertumbuhan tanaman menjadi kurang baik. Dalam permasalahan ini maka penulis memberikan solusi yaitu, peningkatan produktivitas green house untuk tanaman organik kangkung dan bayam pada lingkungan sekolah. Metode kegiatan berupa pemeliharaan dan perbaikan green house yang ada di SMK Negeri 1 Bantaeng. Perbaikan yang dilakukan yaitu dengan bagunan pada green house sedangkan, peningkatan yang dilakukan berupa penanaman kembali tanaman hydroponik yaitu kangkung dan bayam agar green house menjadi produktive. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penanaman sayuran yaitu dengan pengomposan selama seminggu, lalu mulai menanam bibit-bibit kangkung dan bayam. Selama hampir 3 minggu bibit yang ditanam mulai tumbuh subur sehingga produktivitas tanaman organik berupa sayuran kangkung dan bayam dapat meningkat.

Kata kunci: Peningkatan, Produktivitas, Green House, Hydroponik.

ABSTRACT The green house building is used to create optimal conditions for planting cultivation activities

in the school environment. However, during a pandemic like now there are several problems that exist in the green house at SMK Negeri 1 Bantaeng, namely: a house that is almost collapsed, a broken door, dead plants, a roof that is not good and has infertile soil so that the plant growth process be less good. In this problem, the authors provide a solution, namely, increasing the productivity of green houses for organic plants of kale and spinach in the school environment. The activity method is in the form of maintenance and repair of the green house in SMK Negeri 1 Bantaeng. The improvements made were the building of the green house, meanwhile, the improvements made were in the form of replanting hydroponic plants, namely kale and spinach so that the green house became productive. The steps taken in planting vegetables are composting for a week, then starting to plant kale and spinach seeds. For almost 3 weeks the planted seeds began to flourish so that the productivity of organic plants in the form of kale and spinach could increase.

Keywords: Increase, Productivity, Green House, Hydroponics.

PENDAHULUAN Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu kegiatan perkuliahan intrakurikuler dalam suatu

pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan mahasiswa secara interdisipliner dan lintas sektoral. Kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan kepekaan rasa dan kognisi sosial mahasiswa serta membantu proses pembangunan. Olehnya itu, kami mahasiswa KKN UNM ANGKATAN XXI yang beranggotakan 8 orang dan terdiri dari beberapa fakultas, bersatu untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif di lingkungan sekolah, salah satunya program yang dilaksanakan yaitu green house di SMK Negeri 1 Bantaeng.

Green House di SMK Negeri 1 Bantaeng ini merupakan suatu bangunan yang sangat mendukung dalam penghijauan di sekolah. Penggunaan rumah tanaman (Green House) dalam budidaya

Page 2: 520-528 Peningkatakan Produktivitas Green House

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 521

email:[email protected] halaman520-528

tanaman merupakan salah satu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih mendekati kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman. Permasalahan lapangan yang terjadi pada lingkungan sekolah terdapat dalam green house. Observasi awal yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu green house tidak terawat dan tidak layak lagi, tumbuhan yang telah mati, pencahayaan yang sangat jauh dari syarat pada green house disebabkan karena atap pada green house sudah tidak layak pakai, dan tanah yang ada dipot green house telah kering sehingga tanah tersebut tidak menjadi subur apabila ditanami tanaman organik, dan tatanan pot green house juga mejadi salah satu permasalahan yang mendasar pada perkembangan tumbuhan yang akan ditanam.

Berdasarkan permasalahan yang ada maka solusi yang ditawarkan kepada SMK Negeri 1 Bantaeng yaitu bentuk perbaikan sarana dan prasarana sekolah berupa Green House. Langka-langka perbaikan green house dimulai dengan struktur bangunan Green House yang akan dirancang akan berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lainnya, Menurut Morib (2012), konstruksi bangunan green house terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling menopang dan mendukung satu dan lainnya dalam menopang pembebanan yang terjadi untuk memberikan kekuatan dan kekakuan pada bangunan. Struktur bangunan yang baik merupakan struktur yang layak dalam memenuhi kebutuhan struktural bangunan sehingga dapat tercipta kondisi yang aman dan nyaman untuk green house di SMK Neeri 1 Bantaeng. Penataan pot yang dilakukan berdasarkan design yang telah ditentukan. Serta pengomposan selama seminggu dan penanaman bibit yang dilakukan dengan mencampurkan tanah, cairan penyubur tanaman serta pupuk kompos yang terbuat dari kotoan hewan yang telah siap untuk digunakan. hal ini disesuaikan dengan karakteristik lingkungan di sekitar Green House dan manfaat dari Green House yang akan digunakan di SMK Negeri 1 Bantaeng menjadi sebagai solusi permasalahan.

METODE KEGIATAN

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini diawali dengan observasi awal lokasi dan pengurusan ke pihak bagian sarana dan prasarana sekolah serta bendahara seko,ah, sekaligus menyepakati waktu pelaksanaan pengerjaan greenhouse yang ada disekolah. Adapun sasaran perbaikan dan pemeliharaan greenhouse ini pada kegiatan ini adalah elemen-elemen sekolah SMK Negeri 1 Bantaeng. Perbaikan tahap awal Pada hari jumat tanggal 7 Oktober 2020. Kegiatan ini berupaperbaiakn dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah yang dilakukan oleh mahasiswa kkn-ppl. Kegiatan pembagaian dikoordinir oleh Mahasiswa KKN UNM untuk mempercepat perbaikan dan mengefisienkan tanaman yang ada sesuai dengan kebutuhan-kebuhan yanga da dilingkungan sekolah.

Green House berada di sebelah utara menghadap ke arah selatan SMK Negeri 1 Bantaeng. Green House terletak diantara ruang kelas. Kegiatan yang dilakukan yaitu perbaikan pembagunan Green House seperti pemasangan atap, perbaikan pot, dan perbaikan pintu pada Green House, serta pemeliharaan tanaman yang ada di Green House SMK Negeri 1 Bantaeng. Adapun metode yang dilakukan dalam melaksanakan bentuk kuliah kerja nyata ini adalah dilaksanakan melalui tiga tahapan pendekatan, yaitu konsultasi program, penentuan bahan yang akan diperlukan dalam pengerjaan green house,tahapan pengerjaan. Untuk merealisasikan kegiatan perbaikan tersebut, dilakukan Langkah-langkah sebagai berikut: a. Tahap observasi.

Tahap ini merupakan tahap awal dalam menganalisa permasalahan yang ada dalam greenhouse seperti, bagunan serta tanah yang tidak subur yang menjadikan landasan utama dalam pelaksanaan program kerja ini.

b. Tahap Program Dalam program perbaikan dan pemeliharaan ini melakukan penyusunan jadawal yang disepakati

oleh teman-teman mahasiswa KKN-PPL. Yaitu pada hari senin sampai dengan hari rabu sesuai dengan persetujuan kordinator sekolah dan guru-guru yang ada disekolah tersebut.

c. Pelaksanaan Kegiatan Inti Kegiatan inti ini meliputi kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir dari program kerja yang

kami laksanakan. Dalam kegiatan inti terdiri dari beberapa bagian: 1. Membongkar kembali atap serta tatanan Green House 2. Membersihkan lingkungan Green House setelah pembongkaran dilakukan 3. Pemasangan atap pada Green House 4. Pembuatan pintu pada Green House 5. Pengecetan pada Green House 6. Pembuatan pot tanaman organik yang terbuat dari botol bekas 7. Penataan pot pada stand pot tanaman organik pada Green House

Page 3: 520-528 Peningkatakan Produktivitas Green House

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 522

email:[email protected] halaman520-528

8. Pencampuran pupuk, cairan penyubur tanaman dan tanah untuk tanaman organik pada Green House

9. Penanaman bibit tanaman organik sayuran bayam dan kangkong 10. Pemasangan spanduk green house

HASIL & PEMBAHASAN

Gambar 1. Membongkar kembali atap serta tatanan Green House

Gambar 2. Membersihkan lingkungan Green House setelah pembongkaran dilakukan

Gambar 3. Pemasangan atap pada Green House

Gambar 4. Pembuatan pintu pada Green House

Gambar 5. Pengecetan pada Green House Gambar 6. Pembuatan pot tanaman organik yang

terbuat dari botol bekas

Gambar 7. Penataan pot pada stand pot tanaman organik pada Green House

Gambar 8. Pencampuran pupuk, cairan penyubur tanaman dan tanah untuk tanaman organik pada Green House

Page 4: 520-528 Peningkatakan Produktivitas Green House

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 523

email:[email protected] halaman520-528

Gambar 9. Penanaman bibit tanaman organik sayuran bayam dan kangkung

Gambar 10. Pemasangan spanduk green house

1. Membongkar kembali atap serta tatanan Green House

Pembongkaran atap ini dilakukan untuk karena atap green house sudah tidak layak pakai maka kami berinisiatif untuk membongkar atap yang menjadikan awal action dari perbaikan green house. Pembongkaran atap juga mempermuda dalam proses pengerjaan dan dalam menentukan letak-letak tanamanan dengan baik.

2. Membersihkan lingkungan Green House setelah pembongkaran dilakukan Membersihkan lingkungan green house setelah pembongkaran sangat diperlukan karena

sisa-sisa atap yang diperlukan harus dipindahkan agar nampak lebih indah, bukan hnya itu sja pemangkasan tanaman-tanman liar juga diperlukan untuk menjaga kebersihan serta perkembangan tanaman yang ada pada green house.

3. Pemasangan atap pada Green House Pemilihan bahan atap hams mempertimbangkan karakteristik fislk, tennal, optik, dan

harga bahan tersebut. Karakteristik termal atap rurnah tanaman terhadap radiasi matahari meliputi transmissivity, absorptivity, dan reflectivity. Dari segi optik, atap rumah tanaman perlu mempunyai karakteristik dapat meneruskan sebanyak mungkm sinar tampak yang diperlukan tanaman untuk fotosintesis. Berbagai jenis bahan Pendahuluan atap rumah tanaman masing-masing mempunyai karakteristik tertentu, baik fisik maupun termal. Karakteristik fisik dan radiasi termal (panjang gelombang >2800 nm) beberapa bahan atap rumah tanaman. Di dalam greenhouse, parameter lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu cahaya matahari, suhu udara, kelembaban udara, pasokan nutrisi, kecepatan angin, dan konsentrasi karbondioksida dapat dikendalikan dengan lebih mudah. Penggunaan greenhouse memunglunkan dilakukannya modifikasi lingkungan yang tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman menjadi lebih mendekati kondisi optimum bagi perturnbuhan tanaman.

4. Pembuatan pintu pada Green House Pembuatan intu dilakukan sebabkan karena pintu green house sudah sangat layak pakai,

kayu yang mulai rapuh dan rang besi yang tidak bagus sehingga pembuatan pintu sangat diperluka. Bukan anya itu saja tetapi pintu green house juga salah satu cara untuk menjaga tanman-tanaman yang ada digreen house karena lokasi green house kali ini terletak dipemungkiman rumah warga sekitar yang memiliki ternak, sehingga pembuatan pintu ini utama dalam kegiatan yang dilakukan

5. Pengecetan pada Green House Pengecetan green house dilakukan untuk memberikan efek lebih indah dikarenakan cet

yang digunakan berwarna hijau sesuai dengan tanaman-tanaman hijau yang ada pada green house. 6. Pembuatan pot tanaman organik yang terbuat dari botol bekas

Pembuatan pot tanaman organik yang terbuat dari botol bekas ini merupakan wadah untuk penanaman bibit yang dilakukan untuk memanfaatkan botol bekas yang tidak digunakan yang berserakan di lingkungan green house. Agar lebih bermanfaat maka botol bekas dijadikan tempat penaman bibit kangkung dan bayam.

7. Penataan pot pada stand pot tanaman organik pada Green House Rak stand pot dari material kayu cocok digunakan untuk jenis tanaman apa saja. Secara

desain, rak ini memang lebih sederhana dibandingkan rak bermaterial besi. Namun, rak dari kayu memberikan kesan yang lebih natural. Rak kayu juga cocok digunakan di dalam ataupun luar ruangan. Tidak hanya itu, kehangatan material kayu yang berpadu dengan tanaman organik yang indah akan menciptakan harmoni yang memberikan efek menenangkan.

Page 5: 520-528 Peningkatakan Produktivitas Green House

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 524

email:[email protected] halaman520-528

Rak tanaman organik berbahan kayu cocok untuk bernuansa hangat atau ruangan dengan sentuhan natural. Material ini menarik untuk digunakan karena pas dengan tipe dan warna kayu pada umumnya.

Kekurangan dari material ini adalah mudah rusak apabila diletakkan di luar ruangan dalam waktu lama dan sulit dibersihkan. Bila diletakkan di tempat yang lembap, rak bisa berjamur dan tidak mudah kering ketika basah. Untuk rak bunga dari kayu.

8. Pencampuran pupuk, cairan penyubur tanaman dan tanah untuk tanaman organik pada Green House

Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 2/Pert./HK.060/2/2006, yang dimaksud dengan pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman atau hewan yang telah mengalami rekayasa berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memasok bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Direktorat Sarana Produksi, 2006). Pengomposan atau pembuatan pupuk organik merupakan suatu metode untuk mengkonversikan bahan-bahan organik menjadi bahan yang lebih sederhana dengan menggunakan aktivitas mikroba. Proses pembuatannya dapat dilakukan pada kondisi aerobic dan anaerobik.

Pengomposan aerobik adalah dekomposisi bahan organik dengan kehadiran oksigen (udara), produk utama dari metabolis biologi aerobik adalah karbodioksida, air dan panas. Pengomposan anaerobik adalah dekomposisi bahan organik tanpa menggunakan oksigen bebas produk akhir metabolis anaerobik adalah metana, karbondioksida dan senyawa tertentu seperti asam organik. Pada dasarnya pembuatan pupuk organik padat maupun cair adalah dekomposisi dengan memanfaatkan aktivitas mikroba, oleh karena itu kecepatan dekomposisi dan kualitas kompos tergantung pada keadaan dan jenis mikroba yangaktif selama proses pengomposan. Kondisi optimum bagi aktivitas mikroba perlu diperhatikan selama proses pengomposan, mislanya aerasi, media tumbuh dan sumber makanan bagi mikroba (Yuwono, 2006).

Kegunaan EM4 (Effective Microorganisms 4) sangat mudah terlihat pada tanaman pertanian, peternakan unggas ayam, dan perikanan. Cairan EM4 merupakan campuran dari beberapa mikroorganisme “baik” hidup yang sangat bermanfaat dan menguntungkan guna proses penyerapan/persediaan unsur hara didalam tanah. Bentuk EM4 adalah berupa cairan yang berwarna kecoklatan dan aromanya segar. EM4 ini mengandung Bakteri Fermentasi, mulai dari Genus Lactobacillus, Jamur Fermentasi, Actinomycetes Bakteri Fotosintetik, Bakteri Pelarut Fosfat, dan juga Ragi. Pemanfaatannya sering diaplikasikan dalam pembuatan kompos, atau pupuk bokashi. Manfaat yang dirasakan petani, peternak, atau perikanan dalam produk hasil dekomposisi menggunakan mikroba 4 Bentuk EM4 adalah berupa cairan yang berwarna kecokelatan dan beraroma segar. EM4 sendiri mengandung bakteri fermentasi, mulai dari genus Lactobacillus, jamur fermentasi, bakteri fotosintetik Actinomycetes, bakteri pelarut fosfat, dan juga ragi. Cairan EM4 sangat berguna dan dapat dimanfaatkan pada tanaman cabai, padi, pepaya, sayuran, bawang merah, karet, jahe, jagung, jeruk, ataupun tanaman hias. Larutan EM4 yang tersedia di toko pertanian sebenarnya dapat digunakan langsung ataupun dapat dikocorkan pada media yang akan difermentasi. Namun dalam penggunaan skala besar atau banyak, larutan EM4 tersebut sebaiknya perlu untuk dilakukan pengembangbiakan kembali. Tujuannya adalah untuk mendapatkan larutan EM4 dalam jumlah banyak sehingga tentunya menjadi lebih hemat biaya.

Dalam pengertian luas yang dimaksud pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Sedangkan dalam pengertian khusus pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman juga mengandung zat pembawa dan senyawasenyawa lain berupa kotoran atau campuran lain yang relatif sedikit. (Agus, 2012).Tujuan pemupukan adalah menyediakan unsur hara yang cukup sesuai kebutuhan tanaman. Ada dua jenis pupuk yang kita kenal, yakni pupuk alami (organik) dan pupuk buatan. Pupuk organik bersifat alamiah dan tidak mengandung unsur kimia. Pupuk ini umumnya mengandung nutrisi lengkap, baik unsur hara makro maupun mikro. Baik unsur hara makro maupun mikro sangatdibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Unsur hara makro nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak banyak, seperti N, P, K, S, Mg, dan Ca.

Sementara unsur hara mikro merupakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil sekali seperti Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, dan B.Dalam penggunaan pupuk organik cair penggunaannya tergantung pada tingkat kesuburan tanah. Semakin tidak subur kondisi tanahnya, semakin tinggi dosis campuran pupuknya. Hal ini dapat dilihat dari hasil pemupukan. Jika aplikasi

Page 6: 520-528 Peningkatakan Produktivitas Green House

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 525

email:[email protected] halaman520-528

pupuk organik dengan dosis 2 ml per liter air sudah menghasilkan pertumbuhan tanaman yang optimal, berarti dosis itu sudah tepat.

Jika tanaman kangkung jadi tumbuh biasa tidak subur atau kerdil, berarti dosisnya terlalu encer. Sehingga dosis perlu ditingkatkan/dipekatkan. Pemupukan bisa dilakukan 1 minggu sekali atau disesuaikan dengan kondisi tanaman. Pupuk organi yang disebut pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan/ternak.Susunan hara pupuk kandang tergantung macam dan jenis hewan ternak.Nilai hara pupuk kandang dipengaruhi oleh makanan hewan yang bersangkutan. Fungsi hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan dagingnya saja, jenis hewan dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang (Agus, 2012).Pupuk kandang tidak hanya ditentukan berdasarkan pasokan bahan organik tetapi besarnya pasokan nitrogen.

Nitrogen yang dilepaskan oleh aktivitas mikroorganisme kemudian dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk kandang mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik dan kimia tanah. Penggunaan pupuk kandang untuk mempertahankan kesuburan tanah merupakan bentuk praktek pertanian organik (Sutanto, 2002). Sedangkan, pupuk cair adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.

Kelebihan dari pupuk cair organik adalah dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara. Pupuk cair organik umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin (Alex, 2010).Pupuk cair merupakan zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan organik dan berwujud cair. Pupuk cair memiliki manfaat yaitu (Alex, 2010) yaitu untuk menyuburkan tanah, untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanahUntuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan.

Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buahan dan sisa sayur-sayuran. Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organik maka proses pengurian oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman (Alex, 2010).

Pupuk sintetik yang dapat diberikan untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman bayam, antara lain yang mengandung nitrogen dan kalium. Nitrogen berperan menyusun asam amino, protein, enzim, merupakan komponen utama klorofil, sehingga amat penting dalam fotosintesis, bagian penting beberapa vitamin dan memperbaiki kualitas dan produksi sayuran daun (Uchida 2000). Kalium berfungsi untuk mengaktifkan enzim, berperan dalam fotosintesis, pembentukan protein dan transport gula (McCauley 2011). Selain itu kalium berperan penting dalam proses bukatutup stomata, dan perbaikan kualitas buah dan sayur. Konsentrasi K tinggi dapat memperbaiki kualitas fisik, resistensi penyakit, dan masa simpan buah dan sayur (Prajapati dan Modi 2012). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan kalium nitrat dalam meningkatkan pertumbuhan, produksi dan kualitas tanaman bayam.

9. Penanaman bibit tanaman organik sayuran bayam dan kangkung Tanaman kangkung dan bayam merupakan tanaman yang dapat hidup lebih dari setahun.

Tanaman yang diduga berasal dari kawasan Asia dan Afrika ini meliputi dua jenis yang biasa di budidayakan petani, yakni kangkung darat dan kangkung air (Haryoto, 2009). Ipomoea reptans Poir merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung darat termasuk tanaman dikotil dan berakar tunggang.Akarnya menyebar kesegala arah dan dapat menembus tanah sampai kedalaman 50 cm lebih. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbaceous), berwarna putih kehijauan dan berongga-rongga.

Syarat TumbuhSumber daya dan ekosistem di wilayah Indonesia sangat bervariasi, terutama kondisi jumlah curah hujan dan temperatur udara. Jumlah curah hujan berkisar antara 500 – 5.000 mm per tahun, sedangkan temperatur udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Setiap naik 100 meter tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1oC. Di permukaan laut temperatur rata-rata sekitar 28oC, dan dataran tinggi (pegunungan) ± 2.000 meter dari permukaan laut (dpl) sekitar 18oC.

Kangkung mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap kondisi iklim dan tanah di daerah tropis, sehingga dapat ditanam (dikembangkan) di berbagai daerah atau wilayah di Indonesia. Prasyarat tumbuh yang harus diperhatikan dalam perencanaan budidaya kangkung adalah sebagai berikut (Rukmana, 1994): (Rukmana, 1994).

Sistem huntukala (triangular), yakni mengatur jarak taman 20 X 20 cm berbentuk segi tiga. Caranya adalah mula-mula dibuatkan lubang tanam 20 cm dalam barisan dan 40 cm jarak antar

Page 7: 520-528 Peningkatakan Produktivitas Green House

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 526

email:[email protected] halaman520-528

barisan, kemudian di tengah-tengah empat lubang tanam dibuatkan lubang tanam baru dengan jarak 20 cm. Tiap lubang tanamn diisi 2 – 3 butir benih kangkung darat, kemudian ditutupi dengan tanah tipis sedalam ± 5 cm.

Keuntungan cara ini adalah dapat memperkecil persaingan antar tanaman sehingga pertumbuhannya optimal, memudahkan pemeliharaan tanaman dan pemungutan hasil (panen). Kelemahannya adalah : memerlukan lahan cukup luas, benih seringkali tertimbun tanah cukup dalam, dan memerlukan waktu yang cukup lama.Budidaya kangkung darat dari awal sebar hingga panen memakan waktu 30-45 hari.

Pemanenan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dipotong dan dicabut. Cara panen kangkung yang umum dilakukan para petani kita adalah dengan cara mencabut langsung seakar-akarnya. Dengan tujuan untuk menjaga kesegaran hasil panen. Panen dengan cara dipotong batang bawahnya memang mempercepat kangkung menjadi layu. Tetapi jika panen sendiri dari pot, tidak ada masalah dengan memotong langsung pada batangnya. Tujuan lain kenapa tidak dicabut seakar-akarnya, karena tanaman itu nanti akan tumbuh kembali. Sehingga nanti bisa dipanen lagi tanpa harus menanam dari awal. Sekali tanam bisa melakukan panen sampai 3 kali.

Bayam merupakan salah satu tanaman pangan tertua di dunia yang berasal dari Amerika, yang telah dibudidayakan sekitar 6700 tahun SM (Departement Agriculture, Forestry and Fisheries, 2010). Tanaman ini

tergolong sayuran daun sumber gizi bagi penduduk di negara sedang berkembang, karena kandungan vitamin dan mineralnya yang relatif tinggi. Dalam 100 g daun bayam (Amaranthus tricolor) terkandung 39.9 g protein, 358 mg kalsium, 2.4 mg besi, 0.8 mg seng, 18 mg vitamin A, 62 mg vitamin C (Yang dan Kedding 2009). Bayam termasuk tanaman yang memiliki daya adaptasi tinggi pada berbagai ekosistem, baik yang optimum maupun pada kondisi marjinal. Hal ini antara lain disebabkan bayam memiliki jalur fotosintesis C4, yang efisien proses pengikatan gas CO2nya pada kondisi suhu tinggi atau kadar air tanah yang rendah (Sahat dan Hidayat, 1996). Bagi petani, tanaman bayam dapat memberi pemasukan yang cepat, karena memiliki siklus hidup singkat. Bayam juga mudah diperbanyak dengan biji, yang tidak memiliki masa dormansi, berukuran kecil, ringan dan berjumlah banyak sehingga mudah tersebar. Tanaman bayam banyak diusahakan oleh petani dalam skala usaha kecil, sehingga belum dapat mengimbangi permintaan pasar. Permintaan pasar yang tinggi dimungkinkan antara lain sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk, perbaikan pendapatan dan peningkatan kesadaran gizi masyarakat. Selain itu di kota-kota besar tumbuh permintaan pasar yang menghendaki komoditas sayuran dengan kualitas yang baik (Aribawa, 2003). Hasil survai produksi tanaman sayuran dan buah-buahan di Indonesia menunjukan bahwa luas panen bayam mencapai 45 325 hektar dengan produksi sebesar 134 159 ton atau rata-rata 2.96 ton per hektar (Direktorat Jenderal Hortikultura 2014). Tingkat potensial produksi tanaman bayam dapat mencapai 20 ton per hektar (Wijaya 2006). Usaha untuk dapat meningkatkan produktivitas bayam di antaranya dapat dilakukan dengan pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun pupuk sintetik. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan organik merupakan perekat butiran lepas, sumber hara tanaman dan sumber energi dari sebagian besar organisme tanah (Hakim et al., 1986). Pemberian pupuk organik dapat meningkatkan daya larut unsur P, K, Ca dan Mg, meningkatkan C-organik, kapasitas tukar kation, kapasitas tanah menahan air, menurunkan kejenuhan Al dan bulk density (BD) tanah (Aidi et al.,1996). Salah satu pupuk organik yang biasa digunakan adalah pupuk kandang ayam. Menurut Ade (2008), kotoran ayam memiliki kadar nitrogen dan fosfor yang lebih tinggi dibanding pupuk kandang lainnya. Kandungan nitrogen yang tinggi dapat mempercepat pertumbuhan vegetatif (pertumbuhan daun dan batang). Menurut Juarsa (2000), dibandingkan dengan pemberian pupuk kandang sapi, kuda dan domba, kotoran ayam yang paling baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman pak choi.

10. Pemasangan spanduk green house Pemasangan spanduk dilakukan untuk memberikan kesan yang lebih indah apabila melihat

dan memasuki lingkungan green house Setelah perbaikan dan pemeliharaan Green House dilaksanakan, maka Green House dapat

dimanfaatkan lebih baik lagi untuk budidaya tanaman organik. Green House di sekolah memiliki manfaat yaitu sebagai berikut:

Page 8: 520-528 Peningkatakan Produktivitas Green House

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 527

email:[email protected] halaman520-528

a. Memperindah pemandangan, Tanaman yang ada di green house dapat memperindah pemandangan yang ada di sekolah, pemandangan tersebut bisa menjadi sebuah obat pelepas penat setelah seharian belajar di sekolah.

b. Membuat daerah sekitarnya menjadi sejuk, di green house menyediakan tanaman hijau yang berfungsi sebagai pengasil oksigen yang membuat daerah yang ada di sekitarnya menjadi sejuk dan nyaman.

c. Menyediakan tanaman obat-obatan, green house juga diisi dengan tanaman obat keluarga seperti jahe, kencur, lengkuas, dan masih banyak lagi.

d. Menghasilkan oksigen, green house menghasilkan oksigen melalui banyak nya tanaman yang dapat menghasilkan oksigen.

e. Mencegah pemanasan Global, tanaman hijau dalam green house dapat menyerap banyak co2 sehingga membantu mengurangi pemanasan global.

Dari beberapa manfaat tersebut maka dapat dilihat bahwa sudah semestinya green house menjadi bagian Integral dari sarana dan prasaranan sekolah bukan lagi menjadi hiasan saja pada lingkungan sekolah tetapi green house juga bagian dari sumber kehidupan yang menyediakan kebutugan-kebutuhan di perlukan di sekolah.

KESIMPULAN & SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa merupakan suatu bangunan

yang sangat mendukung dalam penghijauan di sekolah. Penggunaan rumah tanaman (Green House) dalam budidaya tanaman merupakan salah satu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih mendekati kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman.. Namun selama masa pandemi Covid-19 ini Green House yang ada disekolah menjadi tidak terawat, bagunanya yang rusak, tanamanya yang mati, serta tanah yang kering dan gersang sehingga tidak subur lagi ketika di tanami tumbuh-tumbahan. Oleh karena itu, perbaikan dan pemeliharaan Green House menjadi salah satu program kerja KKN di SMK Negeri 1 Bantaeng sebagai solusi permasalahan diatas.

Adapun tahapan kegiatan perbaikan dan pemeliharaan Green House, sebagai berikut: 1. Membongkar kembali atap serta tatanan Green House 2. Membersihkan lingkungan Green House setelah pembongkaran dilakukan 3. Pemasangan atap pada Green House 4. Pembuatan pintu pada Green House 5. Pengecetan pada Green House 6. Pembuatan pot tanaman organik yang terbuat dari botol bekas 7. Penataan pot pada stand pot tanaman organik pada Green House 8. Pencampuran pupuk, cairan penyubur tanaman dan tanah untuk tanaman organik pada

Green House 9. Penanaman bibit tanaman organik sayuran bayam dan kangkung 10. Pemasangan spanduk Green House.

Untuk kesempurnaan dan tercapainya luaran dari artikel ini, kami merekomendasikan beberapa saran untuk sekolah diantaranya:

1. Perlunya pemeliharaan tanaman-tanaman yang ada pada Green House 2. Sebaiknya menyediakan selang untuk menyiram tanaman yang ada pada Green House 3. Menambahkan tanaman-tanaman yang ada di Green House 4. Menjaga kebersihan baik didalam Green House

Merawat tanaman yang ada pada Green House dengan baik

DAFTAR PUSTAKA Alahudin, M., A. Topan, Wahida, D. D. Sarkol dan Didik. 2013. Evaluasi Kondisi Termal Bangunan

Greenhouse dengan Material Atap Polycarbonat. Jurnal Pertanian, 3(1):26-42. Alahudin, M. 2013. Kondisi Termal Bangunan Greenhouse dan Screenhouse pada Fakultas Pertanian

Universitas Musamus Mekauke. Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha, 2 (1):16-27. Adriani, R. 2011. Pupuk Organik. Repository.usu.ac.id//Chapter.2011.pdf tinjauan pustaka pengertian

pupuk (29 Juli 2015). Agus, C. 2012. Pengolahan Bahan Organik : Peran dalam Kehidupan dan Lingkungan. Yogyakarta :

BPFE. Alex, S. 2012. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Yoyakarta : Pustaka Baru.

Page 9: 520-528 Peningkatakan Produktivitas Green House

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 528

email:[email protected] halaman520-528

Alex, S. 2012. Buah Konsumsi dalam Pot. Yogyakarta : Pustaka Baru press.Cahyono, B. 2010. Cara Sukses Berkebun.Jakarta : Pustaka Mina.

Firdaus, M. 2014. Manajemen Agribisnis.Jakarta : Bumi Aksara. Hanafiah, K. A. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Palembang : Rajawali Pers. Haryoto. 2009. Bertanam Kangkung dan Bayam Raksasa di Pekarangan. Yogyakarta : Kanisius.. Kirani, V.W. 2011. Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Bayam (Amaranthus sp.) Pada Berbagai

Macam Media Tanam Secara Hidroponik.Yogyakarta :Skripsi UPN. Murwono, 2003. Sistem Organik Rasional dalam Budidaya Pangan dengan Model Mixed Farming.

Yogyakarta : USD. Adriani, R. 2011. Pupuk Organik. Agus, C. 2012. Pengolahan Bahan Organik : Peran dalam Kehidupan dan Lingkungan. Yogyakarta :

BPFE