pengaruh komitmen organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai
Post on 11-Oct-2015
467 views
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Skripsi Ilmu Pemerintahan, Manajemen, SDM tentang pengaruh komitmen organisasi terhadap produktivitas kerja pegawaiTRANSCRIPT
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI BAGIAN TATA USAHA
RSUD KELAS B KABUPATEN KARANG TUMARITIS
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Menyelesaikan Program Strata Satu (S-1) Program Studi Administrasi Pemerintahan
oleh
NANA IGUANA NPM. 11111111111111111111
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN SEKOLAH TINGGIILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (STISIP)
SYAMSUL ULUM KARANG TUMARITIS 2014
2
ABSTRAK NANA IGUANA (11111111111111111111) Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Bagian Tata Usaha RSUD Kelas B Kabupaten Karang Tumaritis Sekolah Tinggi Imu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (STISIP) Syamsul Ulum Karang Tumaritis Pembimbing:
Penelitian ini dilaksanakan pada Bagian Tata Usaha RSUD Kelas B Kabupaten Karang Tumaritis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) pengaruh komitmen organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai bagian tata usaha RSUD Kelas B Karang Tumaritis, dan (2) Besarnya pengaruh komitmen organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai bagian tata usaha RSUD Kelas B Karang Tumaritis.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, dengan pegawai di Kantor Mande Kabupaten Karang Tumaritis yang seluruhnya berjumlah 55 orang. Teknik pengumpulan data untuk kedua variabel komitmen organisasi dan produktivitas kerja pegawai menggunakan instrumen angket dengan skala ordinal serta menggunakan skala Likert.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Komitmen Organisasi di lingkungan Bagian Tata Usaha RSUD Kelas B Kabupaten Karang Tumaritis telah relatif cukup baik serta ada kecenderungan sesuai dengan ketiga dimensi yang dikemukakan. (2) Produktivitas Kerja Pegawai Bagian Tata Usaha RSUD Kelas B Kabupaten Karang Tumaritis telah relatif cukup baik dan cenderung sesuai dengan kelima dimensi yang dikemukakan. (3) Terdapat pengaruh komitmen organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai bagian tata usaha RSUD kelas B Kabupaten Karang Tumaritis yang ditunjukkan dengan nilai thitung (3,529) lebih besar daripada nilai ttabel (1,671) pada tingkat kekeliruan 5% dan db = 60, maka HO ditolak dan HA diterima. (4) Produktivitas Kerja Pegawai pada Bagian Tata Usaha RSUD Kelas B Kabupaten Karang Tumaritis (Y) dipengaruhi oleh Komitmen Organisasi (X). Sedangkan sisanya sebesar 63,30 % merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Komitmen merupakan kondisi psikologis yang mencirikan hubungan
antara karyawan dengan organisasi dan memiliki implikasi bagi keputusan
individu untuk tetap berada atau meninggalkan organisasi. Namun demikian
sifat dari kondisi psikologis untuk tiap bentuk komitmen sangat berbeda.
Usaha untuk mengembangkan konsep komitmen telah berhasil dengan
populernya model tiga komponen komitmen yang dikembangkan oleh Meyer
and Allen.1 Sebagai tambahan, komitmen afektif mirip dengan apa yang
dikembangkan oleh Mooday et al., mempertahankan pendekatan tiga
komponen komitmen di mana komitmen normatif dan kontinuan secara
keseluruhan merupakan bagian dari komitmen yang berkaitan dengan sikap.2
Kebanyakan penelitian mengenai tiga komponen komitmen terfokus pada
pengembangan instrument pengukuran yang reliable dan pada urutannya,
namun sedikit penelitian terhadap hasil perilaku dihubungkan dengan
komitmen yang berbeda-beda. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
1 Meyer, J.P., Allen, N.J., Smith, C.A., 1993. Commitment to organizations and occupations:
extension of a test of a three-component conceptualization. Journal of Applied Psychology 78, 538551
2 Mooday, R.T., Porter, L.W., & Steer, R.M. Employees organization linkages. New York: Academic Press. 1982) p. 189
4
komitmen afektif dapat berpengaruh positip dan komitmen kontinuan dapat
berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan.3
Komitmen kerja (work commitment) dan kepuasan kerja (job
satisfaction) adalah topik yang popular dalam penelitian mengenai pekerjaan
berhubungan dengan sikap (attitude). Komitmen kerja dan kepuasan kerja
adalah variabel yang berhubungan dan mempengaruhi kinerja kerja (job
performance).4
Meningkatnya popularitas konsep komitmen kerja didasarkan pada
keyakinan bahwa komitmen kerja memiliki implikasi, bukan saja pada
pegawai dan organisasi, namun juga kepada masyarakat secara keseluruhan.
Komitmen kerja menjadi pegawai lebih memungkinkan untuk menerima
ganjaran ekstrinsik seperti penghasilan dan psikologis yang berhubungan
dengan keanggotaan.
Bekerja adalah suatu bentuk aktivitas yang melibatkan kesadaran
manusia untuk mencapai hasil yang sesuai dengan harapannya. Brown
mengatakan bahwa kerja sesungguhnya merupakan bagian penting bagi
kehidupan manusia, sebab bekerja merupakan aspek kehidupan yang
memberikan status kepada masyarakat.5 Selanjutnya Anoraga menyatakan
bahwa di Indonesia, orang-orang yang belum atau tidak bekerja mendapatkan
status yang lebih rendah daripada orang-orang yang sudah bekerja. Orang-
3 Op.Cit. 4 Mathieu, J. E. & Zajac, D. M. (1990), A review and Meta Analysis of The Antecedents,
Correlates, Consequences of Organizational Commitment, Psychological Bulletin. Vol. 108 5 Anoraga, Panji, Psikologi Kerja, (PT. Rineka Cipta, Jakarta. 2001) p. 71
5
orang yang sudah bekerja dianggap sebagai orang yang lebih berarti dalam
hidupnya.
Tujuan dari bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Lebih jauh, manusia bekerja juga untuk mendapatkan rasa aman, kepuasan
dan mengaktualisasikan dirinya. Hasil yang diraih (gaji) seringkali bukan
menjadi hal yang dapat mengikat seseorang untuk terus bertahan dalam
lingkungan pekerjaannya. Seringkali ditemukan ada orang yang tetap bertahan
dalam pekerjaannya walaupun gaji yang didapat tidak sebanding dengan
pengorbanannya. Ada sejumlah asumsi yang menyebabkan seseorang bertahan
dengan pekerjaannya, antara lain 1) didalam keadaan yang serba tidak pasti
muncul rasa ketidakberdayaan apabila seseorang harus keluar dari tempat
kerjanya dan mulai mencari pekerjaan lain, 2) komitmen yang kuat terhadap
pekerjaan yang digelutinya.
Berkaitan dengan komitmen kerja, Steers dan Porter6 mendefinisikan
komitmen terhadap organisasi sebagai sifat hubungan seorang individu
dengan organisasi yang memungkinkan seseorang yang mempunyai keikatan
yang tinggi dengan memperlihatkan keinginan kuat untuk tetap menjadi
anggota organisasi atau mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi,
kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin atau bekerja keras demi
kepentingan organisasi tersebut, dan kepercayaan yang kuat dan penerimaan
yang penuh terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi.
6 Steers, RM and Porter, L. W., Motivation and Work Behavior, Accademic Press, ( New York.
2004) p. 354
6
Ini berarti, seseorang yang memiliki komitmen kerja yang tinggi akan
memiliki kemauan secara sadar untuk mencurahkan usaha demi kepentingan
organisasi. Karyawan bekerja bukan karena adanya instruksi melainkan
termotivasi dari dalam diri sendiri.
Pada era globalisasi sekarang ini, setiap tenaga kerja di semua sektor
termasuk sektor administrasi pemerintahan dituntut untuk memiliki
produktivitas kerja yang tinggi sehingga dapat tetap eksis dan bersaing di
bidangnya. Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi setiap
tenaga kerja dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Kurangnya kesadaran tenaga
kerja akan pentingnya produktivitas menjadi salah satu penyebab rendahnya
pekerjaan yang dihasilkan, Muchdarsyah Sinungan (1992) memberikan contoh
dalam suatu unit kerja terdapat sekitar 75% tenaga kerja yang tidak
memanfaatkan waktu kerja dengan baik yaitu dengan melakukan kegiatan-
kegiatan yang seharusnya tidak dilakukan. Masih rendahnya produktivitas
yang dimiliki oleh tenaga kerja di Indonesia menuntut untuk adanya
peningkatan produktivitas.7 Akan tetapi, banyaknya faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas menyebabkan usaha peningkatan produktivitas
menjadi tidak mudah.
Produktivitas menjadi faktor yang sangat penting karena dapat
menggambarkan kinerja ekonomis dari perusahaan jasa tersebut. Dalam hal ini
penulis ingin menegaskan bahwa yang dimaksudkan kinerja ekonomis dari
organisasi tersebut meliputi dua hal yaitu kinerja operasional dan kinerja
7 Sinungan, Muchdarsyah. Produktivitas apa dan Bagaimana. (Jakarta: Bumi Aksara. 2003) p. 97
7
keuangan. Kinerja operasional dinilai berdasarkan proses yang sesungguhnya
(aliran inputprosesaliran output berupa service) sedangkan kinerja keuangan
dinilai berdasarkan aliran keluar dan masuknya dana. Terlihat jelas bahwa
kinerja operasional yang melibatkan konsumen secara langsung dalam
perusahaan jasa merupakan faktor yang sangat menentukan. Demikian pula
produktivitas operasional merupakan faktor yang harus selalu diawasi dan
dipertahankan kinerjanya. Meningkatkan produktivitas dianggap penting
dengan alasan membantu menjaga biaya agar tetap rendah. Rendahnya biaya
memungkinkan mendapatkan profit yang lebih tinggi atau kemampuan untuk
menjual jasa atau p