laporan pelaksanaan tim perekonomian … · sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian...

85
LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN GLOBAL KEMENTERIAN KEUANGAN NOMOR LAP- 7 /KF.4/2014 JAKARTA, 29 DESEMBER 2014

Upload: dinhtruc

Post on 28-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

i

LAPORAN

PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN GLOBAL

KEMENTERIAN KEUANGAN

NOMOR LAP- 7 /KF.4/2014

JAKARTA, 29 DESEMBER 2014

Page 2: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan anugerahNya kepada kita semua.

Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, perkembangan

ekonomi global akan menjadi sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Setiap kebijakan

dan isu-isu ekonomi yang terjadi di suatu negara akan mempengaruhi perekonomian Indonesia

baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini menimbulkan kebutuhan perlunya

pemantauan secara intensif untuk mendapatkan informasi terkini mengenai kebijakan dan isu-

isu ekonomi dunia, terutama negara-negara yang menjadi major trading partner Indonesia

seperti Amerika, Tiongkok, Jepang, dan Eropa.

Laporan Tim Perekonomian Global 2014 ini memuat dua informasi utama yaitu

perkembangan ekonomi global terkini dalam periode satu tahun terakhir dan tantangan

perekonomian global ke depan. Dengan harapan bahwa informasi laporan ini dapat menjadi

masukan bagi pemangku kebijakan untuk mengantisipasi maupun mengambil langkah

kebijakan demi perbaikan perekonomian Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

terlaksananya kegiatan tim dan kerjasamanya dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan

ini dapat memberikan manfaat bagi kebaikan perekonomian Indonesia. Saran dan masukkan

atas laporan ini akan sangat kami terima untuk perbaikan ke depannya.

Jakarta, Desember 2014

Ketua Tim

Kindy Rinaldy Syahrir NIP 19721122 200212 1 001

Page 3: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Inside Cover ...................................................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................................................. ii

Daftar Isi ............................................................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2. Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II. PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL

2.1. Perkembangan Perekonomian Negara Maju .............................................................. 4

2.1.1 Amerika Serikat ............................................................................................... 4

2.1.2 Eropa .............................................................................................................. 6

2.1.3 Jepang ............................................................................................................ 7

2.2. Perkembangan Perekonomian Negara Berkembang ................................................. 9

2.2.1 Tiongkok ......................................................................................................... 9

2.2.2 India ................................................................................................................ 12

Page 4: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

iv

2.2.3 Asean 5........................................................................................................... 14

2.3. Perdagangan Dunia ................................................................................................... 15

BAB III. PERKEMBANGAN SEKTOR KEUANGAN & HARGA KOMODITAS GLOBAL . 18

3.1. Perkembangan Indeks Saham Global ........................................................................ 18

3.2. Perkembangan Obligasi Global .................................................................................. 19

3.3. Perkembangan Pasar Valas ....................................................................................... 20

3.1. Harga Komoditas Dunia dan Inflasi ............................................................................ 22

BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN .................................... 26

4.1. Likuiditas Global ......................................................................................................... 27

4.2. Harga Komoditas Dunia ............................................................................................. 28

LAMPIRAN .........................................................................................................................

1. Estimasi Model Miniatur Ekonomi Global ......................................................................

2. Hasil Estimasi Unrestricted Vector Autoregression ........................................................

Page 5: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perekonomian dunia bergerak begitu dinamis dari tahun ke tahun. Setelah

mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi di tahun 2010, perkembangan perekonomian

dunia mulai mengalami perlambatan di tahun 2011, dari 5,2 persen menjadi 3,9 persen.

Perlambatan ini berlanjut di tahun 2012 dan 2013 dengan pertumbuhan masing-masing

sebesar 3,2 persen dan 3,0 persen. Pemulihan ekonomi di negara-negara maju maupun

berkembang belum dapat terpenuhi secara signifikan.

Sepanjang tahun 2014, perekonomian global belum menunjukkan pemulihan yang

signifikan. Pertumbuhan ekonomi di berbagai kawasan, baik negara maju maupun

berkembang cenderung moderat. Di kawasan negara-negara maju, perbaikan ekonomi

terlihat di Amerika Serikat (AS), sedangkan Eropa dan Jepang masih mengalami tekanan,

khususnya risiko deflasi. Sementara itu di kawasan negara-negara berkembang, baik

Tiongkok, India maupun negara-negara ASEAN juga masih menunjukkan moderasi

pertumbuhan.

Perbedaan kondisi di negara-negara maju juga berdampak pada perbedaaan

kebijakan yang ditempuh setiap negara. AS mulai memperketat kebijakan moneternya,

namun Eropa dan Jepang justru menambah stimulus moneternya untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi dan mencegah terjadinya deflasi yang berkepanjangan. Sementara

kebijakan fiskal juga bervariasi.

Perkembangan ekonomi global yang masih dipenuhi oleh risiko ini telah mendorong

IMF kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2014. Pada April 2014,

pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan mencapai 3,6 persen, kemudian pada Juli 2014

direvisi menjadi 3,4 persen, dan terakhir pada Oktober 2014 IMF kembali merevisi

pertumbuhan ekonomi dunia 2014 menjadi 3,3 persen.

Di bandingkan 2013, pertumbuhan ekonomi dunia 2014 diperkirakan tidak

mengalami perubahan yang signifikan. Pemulihan ekonomi di negara-negara maju yang

semula tampak akan terjadi, ternyata tidak terpenuhi secara keseluruhan. Dengan kondisi

tersebut, pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju diperkirakan akan mencapai 1,8

persen selama 2014, masih meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 1,4 persen.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang diperkirakan akan melambat dari 4,7

persen menjadi 4,4 persen pada 2014.

Page 6: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

2

1.2. Tujuan

Laporan ini bertujuan untuk melihat bagaimana perkembangan perekonomian global

selama tahun 2014. Termasuk di dalamnya perkembangan di negara-negara maju, negara-

negara berkembang, serta kebijakan-kebijakan yang diambil baik dari sisi fiskal maupun

moenter. Di samping itu, laporan ini juga membahas mengenai perkembangan di sektor

keuangan global, harga komoditas dan inflasi global selama tahun 2014.

Page 7: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

3

BAB II

PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL

Setelah mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi di tahun 2010, perkembangan

perekonomian dunia mulai mengalami perlambatan yang dimulai sejak tahun 2011. Pada

tahun tersebut, perekonomian dunia melambat hingga mencapai 4,1 persen dari

sebelumnya yang mecapai 5,4 persen. Perlambatan ini berlanjut di tahun 2012 dan 2013

dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 3,4 persen dan 3,3 persen. Pemulihan

ekonomi di negara-negara maju maupun berkembang belum dapat terpenuhi secara

signifikan.

Di tahun 2014, perekonomian dunia diperkirakan akan tumbuh secara moderat

dengan angka pertumbuhan yang relatif sama dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 3,3

persen. Pada proyeksi sebelumnya (April 2014), pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan

akan mencapai 3,6 persen. Namun seiring perkembangan yang terjadi dan risiko yang

semakin tampak, IMF merevisi ke bawah perkiraan pertumbuhan dunia. Pemulihan yang

terjadi di negara-negara maju tidak sepenuhnya terjadi. Indikator-indikator ekonomi AS

masih bergerak lebih baik dibandingkan Eropa dan Jepang.

Sementara di negara-negara berkembang, perlambatan terutama terjadi di Tiongkok

dan beberapa negara ASEAN. Perlambatan pertumbuhan Tiongkok, tekanan yang terjadi di

Rusia, situasi politik Thailand dan harga komoditas yang melemah selanjutnya akan

mempengaruhi permintaan eksternal di negara-negara berkembang. Di samping itu,

pengaruh pengetatan kebijakan moneter di AS juga dapat mempengaruhi volatilitas pasar

uang dan arus modal di negara-negara berkembang.

0,0

5,4

4,13,4 3,3 3,3

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

2009 2010 2011 2012 2013 2014f

Pertumbuhan Ekonomi Dunia (%)

Dunia Negara Maju Negara Berkembang

Sumber: WEO-IMF, Oktober2014

Page 8: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

4

2.1. Perkembangan Perekonomian Negara Maju

Perkembangan krisis global di tahun 2012 yang disebabkan oleh utang publik di

negara-negara maju telah menekan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Pada tahun

2012 perekonomian negara maju hanya mampu tumbuh 1,2 persen setelah di tahun

sebelumnya tumbuh 1,7 persen. Kemudian di tahun 2013 kembali tumbuh secara moderat

sebesar 1,4 persen. Pada awalnya, di tahun 2014 perekonomian negara-negara maju

diperkirakan akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dunia dengan

pertumbuhan di atas 2,0 persen. Namun melihat perkembangan risiko dan pemulihan

ekonomi negara-negara maju, akhirnya angka perkiraan terebut direvisi menjadi 1,8 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju (persen)

Sumber: WEO-IMF, Oktober 2014

2.1.1. Amerika Serikat (AS)

Pada tahun 2013 perekonomian AS hanya tumbuh 2,2 persen, lebih rendah dari

tahun sebelumnya namun perkembangan indikator perekonomian AS lainnya menunjukkan

perkembangan yang signifikan. Angka pengangguran AS pada bulan Desember 2013

mencapai 6,7 persen, yang merupakan angka terendah sejak tahun 2011. Kondisi ini

mendorong Bank Sentral AS (The Fed) mulai melakukan pengurangan stimulus moneternya

atau QE3 tapering secara bertahap. Sementara laju inflasi masih bergerak mix dan

cenderung rendah.

Memasuki tahun 2014 perekonomian AS terus menunjukkan pemulihan, bahkan

pada kuartal II 2014 pertumbuhan ekonomi AS mencapai 4,6 persen (QoQ) atau 2,6 persen

(YoY), hal ini akhirnya mendorong The Fed mengakhiri stimulus moneternya pada bulan

Oktober 2014. Selanjutnya pada kuartal III 2014, AS tumbuh lebih lambat sebesar 3,9

persen (QoQ) atau 2,4 persen (YoY), namun angka tersebut berada di atas ekspektasi.

WEO Apr'13 WEO Okt'13 WEO Apr'14 WEO Okt'14

Negara Maju 1,2 1,4 2,2 2,0 2,2 1,8

AS 2,3 2,2 3,0 2,6 2,8 2,2

Eropa -0,7 -0,4 1,1 1,0 1,2 0,8

Jepang 1,5 1,5 1,4 1,2 1,4 0,9

2014 f2012 2013

Kawasan/

Negara

Page 9: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

5

Sumber: Bloomberg

Tingkat pengangguran AS juga terus mengalami penurunan, bahkan pada bulan

Oktober 2014 telah mencapai 5,8 persen yang merupakan angka terendah selama tujuh

tahun terakhir. Sektor manufaktur AS mengalami ekspansi sepanjang tahun 2014. Sejak

bulan Mei 2014, produksi industri tumbuh di atas 4,0 persen (YoY), dan indeks manufaktur

terus berada di atas angka 50 yang mencerminkan terjadinya ekspansi. Dengan pemulihan

yang sedang berjalan tersebut, The Fed juga menargetkan akan meningkatkan suku bunga

acuannya pada pertengahan 2015 mendatang.

Sumber: Bloomberg

56,6

59

4,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

44

46

48

50

52

54

56

58

60

Kinerja Sektor Riil AS

Indeks Manufaktur Produksi Industri (persen, YoY)

5,9 5,8

1,7

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Jan

-13

Fe

b-1

3

Ma

r-1

3

Ap

r-1

3

Ma

y-1

3

Jun

-13

Jul-

13

Au

g-1

3

Se

p-1

3

Oc

t-1

3

No

v-1

3

De

c-1

3

Jan

-14

Fe

b-1

4

Ma

r-1

4

Ap

r-1

4

Ma

y-1

4

Jun

-14

Jul-

14

Au

g-1

4

Se

p-1

4

Oc

t-1

4

Tingkat Pengangguran dan Laju Inflasi

Pengangguran (persen) Laju Inflasi (YoY, persen)

2,3 1,6 2,5 0,1 2,7 1,8 4,5 3,5

-2,1

4,6 3,9

3,32,8

3,1

2

1,31,6

2

3,1

1,9

2,6 2,4

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0 Pertumbuhan PDB AS (persen)

% QoQ % YoY

Page 10: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

6

2.1.2. Eropa

Kawasan Eropa pada tahun 2013 masih mengalami kontraksi sebesar 0,4 persen,

sebagai lanjutan resesi sejak 2012. Kontraksi ekonomi yang terjadi di Eropa disebabkan

oleh krisis utang di beberapa negara yang menyebabkan terbatasnya ruang fiskal untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi mereka. Kondisi tersebut menjadi lebih buruk dengan

meningkatnya angka pengangguran. Puncak pengangguran Eropa juga terjadi pada awal

2013 di mana tingkat pengangguran mencapai 12 persen. Spanyol, Yunani, Portugal, dan

Italia merupakan negara-negara yang berkontribusi tinggi terhadap tingkat pengangguran

kawasan tersebut, bahkan pengangguran Spanyol hingga saat ini masih berada pada

kisaran 25 persen. Menjelang akhir tahun 2013 baik indikator indeks produksi industri

maupun PMI menunjukkan perbaikan dengan tren positif yang mengindikasikan adanya

pemulihan ekonomi Eropa.

Berbagai kebijakan ditempuh baik oleh otoritas fiskal masing-masing negara maupun

otoritas moneter kawasan Eropa untuk terus memulihkan perekonomian mereka. European

Central Bank (ECB) telah melakukan pelonggaran kebijakan moneter dengan menurunkan

tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bp menjadi 0,5 persen pada Mei 2013. Kemudian

pada bulan November 2013, ECB memotong bunga refinancing rate sebesar 25 bp menjadi

0,25 persen. Melihat perkembangan tersebut, di tahun 2014, Eropa diperkirakan akan

tumbuh positif sebesar 0,8 persen. Angka tersebut telah mengalami revisi di mana

sebelumnya Eropa diperkirakan akan tumbuh di atas 1,0 persen di tahun 2014. Hal ini

disebabkan karena perbaikan yang terjadi belum secara sepenuhnya menyentuh

permasalahan fundamental seperti rasio utang yang masih tinggi meskipun dengan tren

menurun, permasalahan ketenagakerjaan, inflasi rendah, dan pertumbuhan yang belum

merata di antara negara-negaranya.

Pertumbuhan Ekonomi Eropa Kuartalan 2014 (persen)

Sumber: Bloomberg, Eurostat

Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3

Eropa 0,3 0,1 0,2 1,0 0,8 0,8

Jerman 0,8 -0,1 0,1 2,4 1,4 1,2

Perancis 0,0 -0,1 0,3 0,8 0,0 0,4

Italia 0,0 -0,2 -0,1 -0,3 -0,3 -0,4

Spanyol 0,3 0,5 0,5 0,7 1,3 1,6

Portugal -0,4 0,3 0,2 1,0 0,9 1,0

Kawasan/

Negara

QoQ YoY

Page 11: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

7

Dengan perkembangan tersebut, Eropa akhirnya kembali mengeluarkan sejumlah

kebijakan pelonggaran moneter untuk dapat mendorong sektor perekonomiannya. Pada

bulan September 2014 ECB, menurunkan suku bunga acuan dari 0,15 persen menjadi 0,05

persen dan menetapkan suku bunga deposito menjadi minus 0,2 persen dari sebelumnya

minus 0,1 persen. Pada bulan Oktober 2014, ECB mengumumkan kebijakan pembelian aset

berupa covered bonds dan asset backed securities dalam skema targeted longer-term

refinancing operations (TLTRO) yang dikucurkan sebesar €82,6 miliar dengan suku bunga

tetap 0,15 persen. Dengan kebijakan-kebijakan tersebut Komisi Eropa memperkirakan dapat

menjaga inflasi pada tingkat 0,8 persen, pengangguran 11,8 persen dan pertumbuhan

ekonomi 0,9 persen selama 2014.

Sumber: Eurostat, Bloomberg

2.1.3. Jepang

Pada tahun 2013, perekonomian Jepang tumbuh sebesar 1,5 persen setelah

sebelumnya pada tahun 2011 mengalami kontraksi akibat bencana alam gempa bumi.

Ekspansi perekonomian Jepang ini merupakan dampak positif dari kebijakan Abenomics

yang meliputi kebijakan stimulus fiskal dan pelonggaran moneter yang kemudian berhasil

meningkatkan konsumsi swasta dan investasi. Pelonggaran moneter dilakukan Bank of

Japan (BOJ) dengan membeli Surat-surat Berharga (SSB) sebesar US$75 miliar per bulan,

terutama obligasi pemerintah (Japanese Government Bond/JGB). Hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan jumlah uang beredar menjadi dua kali lipat sehingga inflasi diharapkan

meningkat menuju target 2%. Besarnya stimulus moneter tersebut berdampak pada

1210,8

5,2

10,312,5

26,1

15,7

11,5 10,1 5 10,5 12,6 24 13,60

5

10

15

20

25

30

EA18 EU28 Germany France Italy Spain Portugal

European Unemployment rate (%)

Sep'13

Sep'14

Tingkat Pengangguran Eropa

(persen)

0

0,5

1

1,5

2

2,5EA Inflation Rate (%)Laju Inflasi Kawasan Eropa

(persen YoY)

Page 12: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

8

pelemahan nilai tukar yen yang kemudian berkontribusi pada kenaikan ekspor Jepang dan

keyakinan konsumen.

Pada kuartal I 2014, perekonomian Jepang tumbuh hingga mencapai 6,7 persen

(QoQ) atau 2,9 persen (YoY), di saat itu banyak perusahaan yang melakukan pembelian

barang untuk mengantisipasi kenaikan pajak di bulan April 2014. Kemudian pada kuartal II

2014, perekonomian Jepang jatuh dan mengalami kontraksi 7,3 persen (QoQ) atau 0,2

persen (YoY) dan berlanjut pada kuartal III 2014 dengan kontraksi sebesar 1,6 persen

(QoQ) atau 1,2 persen (YoY). Kenaikan pajak penjualan dari 5 persen menjadi 8 persen

telah berdampak pada daya beli konsumen di kuartal III dan III 2014. Menanggapi hal

tersebut, pemerintah di bulan Juni 2014 mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk

mempertahankan pertumbuhan, yakni berupa pemangkasan tingkat pajak korporasi dari

35,64 persen menjadi di bawah 30 persen, serta pelonggaran kebijakan di beberapa sektor,

termasuk ketenagakerjaan, pertanian, serta layanan kesehatan. Di bulan Oktober 2014, BOJ

juga meningkatkan stimulus moneternya dari ¥60-70 triliun menjadi ¥80 triliun per tahun atau

sekitar US$730 miliar per tahun.

Sumber: Bloomberg

4,5

-2,4 -2,2-1,2

5,6

3,22,4

-1,6

6,7

-7,3

-1,6

3,3 3,2

-0,2 -0,3 0,11,2

2,3 2,5 2,9

-0,2-1,2

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0Pertumbuhan PDB Jepang (persen)

QoQ YoY

-2

-1

0

1

2

3

4

Laju Inflasi Jepang (persen)

MoM YoY

Page 13: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

9

2.2. Perkembangan Perekonomian Negara Berkembang

Memasuki tahun 2014 perekonomian negara berkembang dihadapkan pada

optimisme akan terjadinya perbaikan ekonomi global yang digerakkan oleh pemulihan

ekonomi Eropa dan Amerika Serikat (AS). Di awal tahun 2013, IMF memperkirakan

perekonomian negara berkembang pada tahun 2014 akan tumbuh sebesar 5,7 persen.

Namun seiring perkembangan yang terjadi, proyeksi pertumbuhan kemudian direvisi pada

Oktober 2013 menjadi 5,1 persen dan direvisi kembali menjadi 4,9 persen di awal 2014 dan

kembali diturunkan menjadi 4,4 persen di bulan Oktober tahun 2014. Perkiraan

pertumbuhan ekonomi 2014 tersebut lebih rendah dari realisasi pertumbuhan di tahun 2013

yang mampu tumbuh sebesar 4,7 persen.

Lebih rendahnya perkiraan realisasi pertumbuhan ekonomi negara berkembang

tahun 2014 dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain lambatnya pemulihan ekonomi

Eropa yang cenderung stagnan serta berbagai permasalahan dalam negeri di negara-

negara berkembang seperti melemahnya permintaan domestik.

Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang (persen)

2012 2013

2014f

WEO

Apr 13

WEO

Okt 13

WEO

Apr 14

WEO

Okt 14

Negara Berkembang 5.1 4.7 5.7 5.1 4.9 4.4

ASEAN - 5 6.2 5.2 5.5 5.4 4.9 4.7

China 7.7 7.7 8.2 7.3 7.5 7.4

India 4.7 5.0 6.2 5.1 5.4 5.6

Sumber: WEO-IMF, Oktober 2014

2.2.1. Tiongkok

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok di tahun 2014 terus melambat didorong oleh upaya

pemerintah dalam melakukan transisi menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabil

serta meredam pertumbuhan kredit korporasi, terutama yang berasal dari shadow banking,

yang mampu mendorong terjadinya gelembung kredit. Langkah perubahan struktural yang

dilakukan Tiongkok, antara lain memerangi polusi udara, perbaikan tingkat upah,

mengurangi kelebihan kapasitas produksi, mendorong peran industri jasa, serta mendorong

konsumsi domestik menggantikan peran ekspor sebagai mesin pertumbuhan. Sementara

Page 14: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

10

untuk mengurangi praktik shadow banking, Tiongkok mulai meliberalisasi suku bunga dan

mendorong perbankan agar lebih kompetitif. Langkah kebijakan pengetatan kredit serta

upaya pembatasan anggaran dengan ketat juga secara intensif diterapkan oleh pemerintah

daerah.

Sumber: Bloomberg

Hingga kuartal III 2014, ekonomi Tiongkok telah berekspansi sebesar 7,4 persen

(YoY). Pemerintah Tiongkok menargetkan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2014

akan tumbuh sekitar 7,5 persen, sedangkan IMF dalam WEO Oktober 2014 memperkirakan

ekonomi Tiongkok akan tumbuh sekitar 7,4 persen. Targeted support measures dan

pemulihan permintaan eksternal membantu terjaganya ekonomi dari perlambatan, namun

melemahnya pasar properti berdampak cukup signifikan bagi aktivitas ekonomi domestik

Tiongkok. Sektor perumahan, yang merupakan faktor penting bagi penggerak pertumbuhan

dalam beberapa tahun terakhir, terus melakukan penyesuaian terhadap kebijakan

pengetatan kredit dan juga terus berupaya mengurangi masalah supply mismatches yang

selama ini terjadi.

Sektor Industri Tiongkok yang merupakan komponen utama pertumbuhan ekonomi

Tiongkok menunjukkan penurunan. Hal tersebut terlihat dari menurunnya indeks produksi

industri Tiongkok serta menurunnya Purchasing Manager’s Index yang menjadi ukuran

terjadinya ekspansi perusahaan juga menunjukkan pelemahan meski masih menunjukkan

terjadinya ekspansi perusahaan.

6,800

7,000

7,200

7,400

7,600

7,800

8,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2012 2013 2014

Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok(% YoY)

Page 15: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

11

Sumber: Bloomberg

Di sisi permintaan, konsumsi masyarakat masih melemah sejalan dengan

menurunnya sentimen ekspektasi terhadap kondisi perekonomian. Indeks keyakinan

konsumen pada tahun ini mengalami penurunan hingga 7 persen. Sementara pertumbuhan

konsumsi RT di kuartal II yang tumbuh hanya sebesar 2,4 persen merupakan pertumbuhan

terendah dalam 5 tahun terakhir. Di sisi lain, penjualan ritel terus mengalami penurunan dari

12,5 persen di awal tahun menjadi sekitar 11,5 persen di bulan Oktober 2014.

Sumber: Bloomberg

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

Ja

n-1

3

Fe

b-1

3

Ma

r-1

3

Ap

r-1

3

Ma

y-1

3

Ju

n-1

3

Ju

l-1

3

Au

g-1

3

Se

p-1

3

Oc

t-1

3

No

v-1

3

De

c-1

3

Ja

n-1

4

Fe

b-1

4

Ma

r-1

4

Ap

r-1

4

Ma

y-1

4

Ju

n-1

4

Ju

l-1

4

Au

g-1

4

Se

p-1

4

Neraca Perdagangan Tiongkok(US$ miliar)

11,00

11,50

12,00

12,50

13,00

13,50

14,00

Mar

-13

May

-13

Jul-

13

Sep

-13

No

v-1

3

Jan

-14

Mar

-14

May

-14

Jul-

14

Sep

-14

Indeks Penjualan Ritel Tiongkok

6

7

8

9

10

11

12

13

Jan

Mar

Mei Ju

lSe

pN

ov

Jan

Mar

Mei Ju

lSe

pN

ov

Jan

Mar

Mei Ju

lSe

p2012 2013 2014

Industrial Production Index Tiongkok (% yoy)

45

47

49

51

53

55

57

Jan

Feb

Mar

Ap

rM

eiJu

nJu

lA

gust

Sep

Okt

No

pD

es Jan

Feb

Mar

Ap

rM

eiJu

nJu

lA

gust

Sep

Okt

Purchasing Manager's Index Tiongkok

Non Manufacturing

Manufacturing

Page 16: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

12

Meski pertumbuhan ekonomi cenderung mengalami perlambatan, tingkat

penyerapan tenaga kerja di Tiongkok justru mengalami peningkatan. Selama Januari -

Agustus jumlah tenaga kerja yang terserap meningkat sebanyak 9,7 juta atau mendekati

target pemerintah pada tahun 2014 yang mencapai 10 juta tenaga kerja baru. Tingginya

penyerapan tersebut terutama terjadi di sektor jasa seiring dengan transformasi struktur

perekonomian Tiongkok. Di samping itu, ekspor Tiongkok masih cukup tinggi, meskipun

pada bulan Februari sempat mencetak defisit perdagangan, namun selanjutnya neraca

perdagangan Tiongkok terus mencatatkan surplus. Ekspor rata-rata meningkat sebesar 4,0

persen (yoy) sementara impor rata-rata meningkat 2,0 persen (yoy).

Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi sesuai target, pada bulan November

2014 Tiongkok melalui People’s Bank of China (PBOC) memangkas suku bunga acuan

sebesar 40 basis poin (bps) ke posisi 5,6 persen. Di samping itu, POBC juga menurunkan

suku bunga deposito satu tahun sebesar 25 bps menjadi 2,75 persen. Keputusan ini

berlaku efektif mulai 22 November. Keputusan tersebut juga diambil setelah data

pertumbuhan shadow banking menunjukkan penurunan secara kuartalan untuk pertama

kalinya sejak krisis 2008-2009. Dengan demikian tingkat persaingan sektor perbankan

Tiongkok juga dapat ditingkatkan.

2.2.2. India

Perekonomian India yang sempat melambat di bawah 5,0 persen di tahun 2012

kembali mengalami percepatan di tahun 2013 dengan pertumbuhan sebesar 5,0 persen.

Kenaikan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya ekspor dan investasi.

Pda kuartal I 2014, perekonomian India langsung berakselerasi sebesar 6,1 persen

(YoY) atau lebih tinggi dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya di tahun 2012-2013.

Pertumbuhan ekonomi berlanjut di kuartal II meskipun sedikit melambat dengan

pertumbuhan mencapai 5,8 persen (YoY). Tingginya pertumbuhan tersebut disebabkan oleh

meningkatnya aktivitas sektor industri serta sektor konstruksi, listrik, gas dan pasokan air.

Selain itu meningkatnya permintaan barang modal dan bahan baku serta investasi yang

tumbuh hingga 7 persen juga menjadi faktor pendorong meningkatnya pertumbuhan

ekonomi India.

Page 17: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

13

Tingginya inflasi yang selama ini menjadi risiko bagi pertumbuhan ekonomi India

mulai melambat di tahun 2014, bahkan hingga mencapai 5,5 persen, jauh dibandingkan

tahun sebelumnya yang mencapai dua digit. Menurunnya harga pangan serta harga minyak

mentah dunia menjadi faktor pendorong redanya tingkat pertumbuhan harga di India. Meski

demikian harga konsumen masih cukup berisiko untuk naik yang dipengaruhi oleh

pergerakan harga volatile foods.

Meski tekanan inflasi mereda, Bank Sentral India di tahun 2014 tetap

mempertahankan tingkat bunga pada level 8 persen sejak awal tahun 2014 untuk

mengantisipasi risiko inflasi yang bersumber dari volatile foods. Pendekatan kebijakan oleh

4,9034,212

5,169

4,418

6,1365,850

0,000

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2012 2013 2014

Pertumbuhan Ekonomi India (% yoy)

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

10,0

11,0

12,0

Inflasi India (%, yoy)

Page 18: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

14

bank sentral dalam menjaga likuiditas dilakukan dengan menurunkan Statutory Liquidity

Ratio (Giro Wajib Miminum) dari 23 persen menjadi 22 persen.

Di sisi fiskal, pemerintahan baru India di tahun anggaran 2014 berhasil menjaga

defisit menjadi 4,6 per GDP atau 0,2 persen lebih rendah dari target. Terjaganya defisit

tersebut dapat dicapai dengan kebijakan pengetatan anggaran seperti pemangkasan

belanja social services dan belanja modal di sektor telekomunikasi, tenaga listrik dan

infrastruktur jalan.

Kebehasilan India menjaga perekonomian di tahun 2014 tersebut didukung oleh

kebijakan reformasi yang diterapkan dengan fokus implementasi efisiensi dan efektivitas.

Kebijakan-kebijakan yang diterapkan antara lain deregulasi harga bahan bakar diesel

eceran, penyederhanaan aturan perburuhan, serta mengeluarkan aturan baru terkait

dengan mekanisme pengalokasian blok batubara. Selain itu, beberapa kebijakan penting

lainnya juga telah mendorong reformasi ekonomi, seperti mempermudah fasilitas

pembebasan lahan dan izin lingkungan, penguatan regulasi sektor keuangan, membuka

investasi untuk perkereta-apian serta memperluas financial inclusions.

2.2.3. ASEAN 5

Pada 2013 pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN-5 masih mengalami

pergerakan yang positif namun melambat dari 6,2 persen menjadi 5,2 persen. Perlambatan

tersebut antara lain didorong oleh pemulihan dan normalisasi kebijakan di negara-negara

maju. Arus investasi mulai berbalik arah dari negara-negara berkembang kembali ke

negara-negara maju. Di sisi lain, Tiongkok yang merupakan partner dagang bagi sebagian

negara-negara ASEAN mengalami perlambatan dan mulai membatasi impor bahan

bakunya.

Perekonomian negara-negara ASEAN-5 tahun 2014 pada awalnya diperkirakan akan

berekspansi hingga 5,5 persen, namun melihat perkembangan yang terjadi, perkiraan

tersebut terus mengalami revisi. Berdasarkan rilis proyeksi IMF pada World Economic

Outlook Oktober 2014, kawasan ASEAN-5 akan mengalami perlambatan ekonomi pada

2014 dengan pertumbuhan sebesar 4,7 persen.

Page 19: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

15

Malaysia dan Vietnam diperkirakan masih akan mengalami percepatan pertumbuhan

ekonomi di tahun 2014. Malaysia tumbuh dari 4,7 persen menjadi 5,9 persen, sementara

Vietnam tumbuh dari 3,9 persen menjadi 5,5 persen. Perlambatan ekonomi terjadi pada

Indonesia, Filipina dan Thailand. Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,2 persen, lebih

lambat dibandingkan 2013 yang sebesar 5,8 persen. Hal ini disebabkan Indonesia masih

mengandalkan ekspor komoditas, sementara harga komoditas turun sehingga menekan nilai

ekspor. Di samping itu belanja pemerintah dan pertumbuhan kredit juga diperkirakan

melambat. Perekonomian Thailand yang sebelumnya tumbuh sebesar 2,9 persen juga

diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan akibat terjadinya gejolak politik di

negara tersebut. Sementara perekonomian Filipina yang pada tahun lalu tumbuh cukup

tinggi mencapai 7,2 persen pada tahun ini mengalami koreksi menjadi 6,2 persen.

2.3. Perdagangan Dunia

Di tahun 2012, volume perdagangan dunia melambat cukup siginifikan karena krisis

global terutama yang bersumber dari utang publik di negara-negara maju sehingga

menekan permintaan negara-negara maju tersebut. Pada 2013, pemulihan sektor

perdagangan dunia mulai terlihat meskipun belum signifikan. Volume perdagangan dunia

meningkat dari 2,9 persen menjadi 3,0 persen. ekspor dan impor negara berkembang masih

sedikit melambat, namun sektor industri di negara-negara maju mulai pulih dan dapat

mendorong sektor perdagangan internasionalnya.

WEO Apr 13 WEO Okt 13 WEO Apr 14 WEO Okt 14

ASEAN - 5 6,2 5,2 5,5 5,4 4,9 4,7

Indonesia 6,3 5,8 6,4 5,5 5,4 5,2

Malaysia 5,6 4,7 5,2 4,9 5,2 5,9

Vietnam 2,5 3,9 5,2 5,4 5,6 5,5

Thailand 6,5 2,9 4,2 5,2 2,5 1,0

Filipina 6,8 7,2 5,5 6,0 6,5 6,2

2012 20132014

-20,0%

-10,0%

0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

50,0%

60,0% Perkembangan Ekspor ASEAN-5 (% YoY)

Indonesia Malaysia Filipina

Thailand Vietnam

Page 20: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

16

Sumber: WEO- IMF, Oktober 2014

Seiring dengan semakin membaiknya sektor industri di berbagai negara,

pertumbuhan volume perdagangan dunia tahun 2014 juga diperkirakan akan meningkat

dibanding tahun 2013. Kondisi ini didorong oleh peningkatan ekspor di negara maju yang

cukup signifikan dari 2,4 persen menjadi 3,6 persen, dan impor yang meningkat dari 1,4

persen menjadi 3,7 persen. Sementara di negara-negara berkembang, perdagangan

internasional masih relatif melambat. Ekspor di negara berkembang mengalami perlambatan

dari 5,0 persen menjadi 4,4 persen. Data indikator perdagangan dunia yang ditunjukkan

oleh baltic dry index memperlihatkan bahwa sejak awal 2014 arus barang melalui laut

mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013. Kondisi yang fluktuatif terus terjadi hingga

hingga bulan Oktober 2014. Di samping itu, purchasing manager’s index sektor manufaktur

global juga menunjukkan terjadinya perlambatan pada sektor tersebut. Meskipun masih

mengalami ekspansi, perkembangan sektor manufaktur 2014 relatif lebih lambat

dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga permintaan terhadap impor barang juga

mengalami perlambatan. Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan internasional

masih membutuhkan dorongan stimulus untuk kembali tumbuh signifikan dan menopang

pertumbuhan ekonomi dunia.

12,5

6,8

2,9 2,84,0

12,7 6,6 3,0 3,2 3,7

12,6

6,7

2,9 3,03,8

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

2010 2011 2012 2013 2014f

Pertumbuhan Volume Perdagangan Dunia (persen)

Impor Ekspor Perdagangan

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

2010 2011 2012 2013 2014f

Pertumbuhan Ekspor Impor Kawasan (persen)

Impor Negara Maju Ekspor Negara Maju

Impor Negara Berkembang Ekspor Negara Berkembang

Page 21: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

17

Sumber: Bloomberg

0

500

1000

1500

2000

2500Baltic Dry Index

42

44

46

48

50

52

54

56

58 Indeks Manufaktur Global

Page 22: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

18

BAB III

PERKEMBANGAN SEKTOR KEUANGAN DAN

HARGA KOMODITAS GLOBAL

Sebagaimana pemulihan ekonomi yang terjadi di AS, perekonomian di negara-

negara berkembang harus siap menghadapi kebijakan moneter ketat yang diterapkan oleh

bank sentral AS. AS melalui bank sentralnya The Federal Reserves (The Fed) telah

memberhentikan stimulus moneternya yang semulai senilai US$85 miliar per bulan secara

bertahap. Di samping itu, the Fed juga diperkirakan akan meningkatkan suku bunga

acuannya pada pertengahan 2015. Mulai diperketatnya likuiditas global tentunya akan

memiliki dampak yang signifikan pada negara-negara dengan fundamental perekonomian

yang lemah dan ketergantungan yang besar pada sektor keuangan.

3.1. Perkembangan Indeks Saham Global

Pada bulan Mei 2013, isu rencana kebijakan tapering off oleh the Fed pertama kali

muncul dan menimbulkan gejolak di pasar keuangan manca negara. Pada periode Mei-Juni

2013, indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) menunjukkan bahwa indeks

pasar saham negara-negara berkembang mengalami penurunan signifikan sementara

indeks pasar saham negara maju cenderung terus meningkat. Perkembangan tersebut

antara lain disebabkan oleh langkah investor untuk mengalihkan dananya ke instrumen

investasi di negara-negara maju yang dianggap lebih aman. Indeks saham negara-negara

berkembang terus bergerak pada tingkat yang cukup rendah hingga bulan September 2013.

Di bulan September 2013, the Fed memutuskan untuk menunda pelaksanaan kebijakan

tapering off hingga tahun 2014. Pada periode yang sama, kondisi AS menghadapi tekanan

akibat ketidakpastian penyelesaian krisis anggaran pemerintahnya. Hal-hal tersebut

menyebabkan aliran likuiditas ke negara-negara berkembang kembali meningkat.

Peningkatan tersebut antara lain tercermin pada peningkatan indeks saham negara-negara

berkembang di kuartal terakhir 2013. Perbaikan indeks saham negara-negara berkembang

tersebut tidak berlangsung lama. Sejalan dengan mulai dilaksanakannya kebijakan tapering

off di awal tahun 2014, indeks saham negara-negara berkembang kembali mengalami

tekanan. Fakta lain yang dapat dicermati dari perkembangan indeks MSCI adalah fluktuasi

indeks saham negara-negara berkembang relatif lebih besar dibandingkan negara maju

Page 23: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

19

yang mengisyaratkan bahwa pasar modal di negara berkembang memiliki kerentanan yang

lebih tinggi.

Pada tahun 2014, indeks bursa saham negara-negara berkembang maupun negara-

negara maju bergerak dengan kecenderungan positif. Di awal tahun ini likuiditas global

masih melimpah dan faktor risiko cenderung membaik. Faktor domestik juga menjadi

pengamatan bagi investor pasar saham di mana potensi pertumbuhan ekonomi dan

profitabilitas negara-negara berkembang masih cukup baik. Menjelang bulan Oktober 2014,

bursa saham global mulai menunjukkan penurunan transaksi, terutama setelah The Fed

mengumumkan pemberhentian stimulus moneternya. Penurunan tersebut lebih dalam

dialami oleh bursa negara-negara berkembang. Investor cenderung melepas saham-saham

di negara berkembang dan beralih pada portofolio investasi yang dianggap lebih aman (safe

haven). Namun dibandingkan kondisi awal tahun, beberapa bursa saham negara

berkembang seperti Thailand, Indonesia dan Tiongkok masih menunjukkan perkembangan

yang signifikan.

Sumber: Bloomberg

3.2. Perkembangan Obligasi Global

Perkembangan pasar obligasi pemerintah di negara-negara berkembang relatif lebih

bervariasi dibandingkan negara-negara maju. Yield obligasi di negara-negara maju

cenderung bergerak turun selama tahun 2014. Dibandingkan AS, Inggris dan Jepang, yield

obligasi pemerintah Eropa menunjukkan penurunan yang lebih signifikan. Turunnya harga

400

450

500

550

600

650

700

750

800

850

900

950

1000

1050

1100

1150

Indeks MSCIEmerging Market Advanced Market (RHS)

isu pengurangan

stimulus The Fed

penundaantapering off

mulai

diberlakukannya tapering off

akhir stimulus The Fed

-4,23

-3,89

-2,61

-1,30

1,70

2,11

3,73

13,00

18,36

20,53

-8,00 0,00 8,00 16,00 24,00

Inggris

Jepang

Korea

Malaysia

HK

Singapura

AS

Tiongkok

Indonesia

Thailand

Perkembangan Indeks Saham Global (%ytd, Oktober 2014)

Page 24: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

20

komoditas yang mengancam deflasi di kawasan Eropa telah mendorong permintaan untuk

aset pendapatan tetap, sehingga harga obligasi meningkat dan yield turun.

Di negara-negara berkembang pergerakan yield bervariasi. Yield obligasi pemerintah

Indonesia, Thailand dan India cenderung menunjukkan pergerakan yang flat selama 2014,

setelah pada 2013 lalu relatif meningkat. Faktor domestik menjadi penyebab pergerakan

yield yang flat di tahun 2014, di mana India dan Indonesia menghadapi pemilihan umum dan

Thailand juga menghadapi krisis pemerintahan. Sementara itu, yield obligasi Malaysia dan

Tiongkok justru bergerak turun setelah kuartal II 2014. Masih kuatnya faktor domestik

mendorong aliran modal masuk ke negara-negara tersebut.

Sumber: Bloomberg

3.3. Perkembangan Pasar Valas

Dampak gejolak likuiditas global juga telah menyebabkan terganggunya

keseimbangan nilai tukar mata uang berbagai negara, khususnya negara-negara

berkembang di Asia. Pada bulan Mei 2013 ketika isu pengurangan stimulus AS mulai

mencuat, nilai tukar negara-negara berkembang Asia mengalami depresiasi yang terus

berlangsung hingga September 2013. Investor tentunya lebih memilih untuk beralih

memegang Dollar AS sebagai aset safe haven ketika kondisi perkonomian global mulai

menghadapi risiko pengetatan likuiditas. Pada bulan September hingga Oktober 2013, nilai

tukar negara-negara berkembang Asia mulai menguat karena keputusan untuk menunda

kebijakan The Fed untuk mengurangi stimulus. Namun setelah rapat komite the Fed pada

akhir Oktober 2013, nilai tukar negara-negara berkembang Asia kembali melemah. Pada

4

5

6

7

8

9

10

3,0

3,4

3,8

4,2

4,6

5,0

Perkembangan Yield Obligasi 10Y Negara-negara Berkembang (%)

Thailand Malaysia Tiongkok

Indonesia (RHS) India (RHS)

0,4

0,8

1,2

1,6

2

2,4

1,5

2

2,5

3

3,5

Perkembangan Yield Obligasi 10Y Negara-negara Maju (%)

AS Inggris Jepang (RHS) Eropa (RHS)

Page 25: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

21

rapat tersebut dibicarakan mengenai target The Fed yang akan mengurangi stimulus ketika

pengangguran tidak lebih dari 6,5 persen dan inflasi sekitar 2,5 persen.

Ketika memasuki awal tahun 2014, nilai tukar negara-negara berkembang Asia

menunjukkan apresiasi terhadap Dollar AS dan sebaliknya indeks Dollar cenderung

bergerak flat. Namun menjelang akhir tahun mulai bulan September 2014, Dollar AS

semakin menguat terhadap sejumlah nilai tukar global lainnya. Sentimen terhadap semakin

dekatnya pengetatan kebijakan moneter AS serta membaiknya indikator-indikator ekonomi

AS mendorong pengalihan investasi ke mata uang Dollar AS dan mengakibatkan mata uang

lainnya melemah. Di samping itu kondisi perekonomian negara-negara berkembang juga

tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan yang ditunjukkan oleh pertumbuhan yang

melambat.

Sumber: Bloomberg

Baik kondisi di pasar modal maupun pasar uang menunjukkan bahwa negara-

negara berkembang relatif lebih rentan terhadap pembalikan modal. Kondisi fundamental

perlu diperkuat, terutama memasuki masa di mana kebijakan pengetatan likuiditas di AS

akan berlanjut dengan kenaikan suku bunga di tahun depan. Hal ini tentunya dapat

mempengaruhi sentimen investor yang berdampak pada arus modal keluar dari negara-

negara berkembang.

78

80

82

84

86

88

90Indeks Dollar AS

0,90

3,00

-3,28

-0,39

0,74

0,06

1,60

0,31

5,27

2,43

1,05

-8,09

-3,96

-1,39

-1,27

-1,00

-0,63

-0,51

-0,15

-0,14

0,07

0,84

-10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6

Eropa

Jepang

China

Filipina

Singapura

Vietnam

Korea

Malaysia

Indonesia

India

Thailand

Perkembangan Nilai Tukar Dunia (%)

ytd 30 Sep'14 ytd 30 Apr'14

depresiasi

Page 26: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

22

3.4. Harga Komoditas Dunia dan Inflasi

Di tengah-tengah ketegangan geopolitik dunia, harga minyak justru mengalami

penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Penurunan harga minyak ini tidak hanya

disebabkan oleh bertambahnya penawaran dan berkurangnya permintaan, tapi juga

dikarenakan para pelaku pasar bereaksi tidak seperti yang diperkirakan sebelumnya. Arab

Saudi dan AS, dua negara penyumbang minyak dunia semula diperkirakan akan

mengurangi supply minyak untuk mempertahankan harga, namun ternyata pengurangan

tersebut tidak dilakukan. Harga minyak Brent sekarang ini berada di kisaran US$84/barel,

jauh dibawah harga minyak di awal tahun yang masih sekitar US$110/barrel.

Harga Minyak Mentah Jenis Brent (US$/Barrel)

Source : Bloomberg, Oxford Economics

Di lain pihak, lambannya pertumbuhan ekonomi global saat ini dan prospek di masa

mendatang menyebabkan permintaan terhadap minyak dunia turun. Penyebab lain

berkurangnya permintaan minyak dunia adalah penurunan impor minyak mentah oleh AS

yang turun tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini disebabkan AS

merupakan salah satu konsumen terbesar minyak dunia, maka berkurangnya impor negara

ini, secara keseluruhan mengurangi permintaan dunia. Di sisi lain, juga terjadi supply shock

produksi minyak AS.

Page 27: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

23

Source : Oxford Economics

Souce: EIA, Oxford

Peningkatan supply juga terjadi karena meningkatnya produksi minyak dari Arab

Saudi yang sekarang berada di kisaran 9,8 mb/d, jauh lebih tinggi dari rata-rata produksi

mereka yang berkisar 7 mb/d. Penambahan supply ini juga dikarenakan negara-negara

yang dulunya menjadi sumber berkurangnya supply OPEC, saat ini justru mencatatkan

pertumbuhan yang signifikan, seperti Iraq dan Libya. Tren perkembangan permintaan dan

penawaran minyak dunia sepanjang tahun 2013 sampai 2014 menunjukkan bahwa secara

konsisten supply meningkat dan secara konsisten pula permintaan menurun.

Source : IEA

Page 28: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

24

Hingga bulan Oktober 2014, harga komoditas pangan rata-rata telah mengalami

penurunan sekitar 9 persen dibandingkan akhir tahun sebelumnya. Penurunan ini

menyebabkan harga pangan mencapai titik terendahnya selama 4 tahun terakhir. Harga

pangan jenis susu dan turunannya mengalami penurunan tertinggi hingga mencapai 31

persen (ytd), disusul oleh harga pangan jenis minyak nabati yang turun 18 persen (ytd).

Kenaikan justru terjadi pada harga daging yang mengalami kenaikan permintaan.

Sementara harga pangan lainnya turun akibat iklim yang lebih mendukung sehingga

mendorong supply yang berlebihan. Untuk harga beras dunia, yang dalam hal ini diwakili

oleh India dan Thailand masih stabil di kisaran US$ 350-400/ metric ton. Dibandingkan

tahun 2013, harga beras relatif turun, namun setelah Juli 2014 harga beras mulai kebali

meningkat.

Sumber: FAO, Bloomberg

Seiring dengan perlambatan ekonomi dunia, harga barang tambang yang biasanya

digunakan sebagai bahan baku industri juga cenderung menurun. Harga tembaga bahkan

telah turun hingga lebih dari 15 persen (ytd). Permintaan tembaga dari Tiongkok dan Jepang

sebagai negara konsumen terbesar tembaga dunia mengalami penurunan seiring

melambatnya perekonomian negara-negara tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada batu

bara, kekhawatiran lesunya permintaan masih menekan harga batu bara hingga ke titik

terendah sejak 2009. Permintaan batu bara antara lain melambat di Eropa dan Tiongkok,

terutama sejak Tiongkok mengeluarkan wacana pengurangan penggunaan baru bara

berkalori rendah.

100,0

120,0

140,0

160,0

180,0

200,0

220,0

Indeks Harga Pangan Dunia (2002-2004=100)

Indeks Harga Pangan Daging

Produk Susu Biji-bijian

Minyak Nabati Gula

Page 29: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

25

Perkembangan Harga Komoditas Tambang Dunia

Sumber: IMF, 2014

Dengan perkembangan harga-harga komoditas tersebut, inflasi dunia tahun 2014

diperkirakan akan sedikit melambat dari 3,9 persen menjadi 3,8 persen. Melambatnya inflasi

bahkan mulai terjadi di tingkat produsen, sehingga selanjutnya juga akan menurunkan

tingkat harga konsumen. Harga komoditas minyak dan logam yang semakin rendah turut

berdampak pada turunnya ongkos produksi dan harga produsen. Negara-negara maju

seperti Eropa dan Jepang yang juga menargetkan pertumbuhan laju inflasi, masih harus

berhadapan dengan melemahnya ekonomi negara tersebut. Sehingga masih akan

menerapkan kebijakan moneter longgar.

Perkembangan Laju Inflasi dan Harga Komoditas Dunia

Sumber: WEO-IMF, Oktober 2014

2009 2010 2011 2012 2013 2014f

Inflasi Dunia (%) 2,8 3,9 5,2 4,2 3,9 3,8

Harga Minyak (Indeks 2005=100) 115,8 148,1 194,9 196,8 195,1 192,6

Harga Pangan (Indeks 2005=100) 136,1 152,6 182,4 174,8 174,6 170,9

Harga Barang Tambang (Indeks 2005=100) 136,5 202,3 229,7 191,0 182,9 169,2

Page 30: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

26

BAB IV

TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN

Pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2015 diperkirakan akan lebih tinggi

dibandingkan tahun 2013 dan 2014. Dalam World Economic Outlook, IMF memperkirakan

pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2015 akan sebesar 3,8 persen dan 2016 sebesar 4,0

persen. Perbaikan ekonomi di negara-negara maju menjadi faktor pendukung pertumbuhan

ekonomi di tahun 2015. Negara-negara maju diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,3 persen

terutama dimotori oleh pertumbuhan ekonomi AS yang sebesar 3,1 persen. Membaiknya

perekonomian negara maju tentunya berdampak positif juga terhadap perekonomian

negara-negara berkembang yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,0 persen. Tiongkok,

India dan Filipina menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi negara-negara

berkembang do tahun 2015.

Perkiraam Pertumbuhan Ekonomi Dunia (persen)

Sumber: WEO-IMF, Oktober 2014

Namun masih banyak hal yang perlu diwaspadai terkait ketidakpastian perekonomian

global yang dipicu oleh perlambatan, krisis ekonomi maupun kebijakan di berbagai negara.

Integrasi perekonomian dunia yang semakin dalam dan kompleks memberikan keuntungan

sekaligus risiko tersendiri. Keterkaitan antara perekonomian global dengan perekonomian

Kawasan/ Negara 2014f 2015f 2016f

Dunia 3,3 3,8 4,0

Negara Maju 1,8 2,3 2,4

AS 2,2 3,1 3,0

Eropa 0,8 1,3 1,7

Jepang 0,9 0,8 0,8

Negara Berkembang 4,4 5,0 5,2

Tiongkok 7,4 7,1 6,8

India 5,6 6,4 6,5

ASEAN-5 4,7 5,4 5,5

Indonesia 5,2 5,5 5,8

Malaysia 5,9 5,2 5,0

Filipina 6,2 6,3 6,0

Thailand 1,0 4,6 4,4

Vietnam 5,5 5,6 5,7

Page 31: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

27

masing-masing negara secara umum melalui dua jalur transmisi, yakni melalui pasar

keuangan dan perdagangan. Jalur pasar keuangan umumnya lebih rentan dan reaktif dalam

merespon suatu kondisi atau kebijakan sehingga memungkinkan pergerakan arus likuiditas

menjadi lebih cepat dengan jumlah yang lebih besar. Sementara melalui jalur perdagangan,

melambatnya perkembangan sektor industri tentunya akan berdampak pada permintaan

negara tersebut terhadap ekspor dari negara-negara berkembang.

Tantangan ekonomi global ke depan tercermin dari kebijakan moneter ketat di AS

dan ketidakpastian pemulihan ekonomi di negara maju, khususnya Jepang dan Eropa.

Walaupun beberapa indikator ekonomi mulai menunjukkan perbaikan, namun masih

terdapat risiko berupa tingkat pengangguran yang masih relatif tinggi serta inflasi yang

masih rendah. Selain itu, pertumbuhan ekonomi global juga dibayangi oleh perlambatan

pertumbuhan Tiongkok. Prospek perekonomian Tiongkok masih dihadapkan pada tantangan

reformasi struktural, tekanan pada sektor properti dan perbankan yang akan mempengaruhi

laju pertumbuhannya.

4.1 Likuiditas Global

Kondisi perekonomian global tahun 2014 dan ke depan masih diwarnai risiko

tekanan yang berasal dari volatilitas arus modal global. Mulai membaiknya perekonomian

AS serta pemberhentian stimulus moneter dapat menciptakan spillovers signifikan bagi

negara-negara emerging markets. Di kawasan Eropa, pemulihan ekonomi juga nampak

terjadi yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang positif. Walaupun demikian,

perekonomian kawasan tersebut masih dibayangi oleh risiko rasio utang, tenaga kerja,

inflasi rendah, dan pemerataan. Kondisi tersebut mendorong Eropa untuk mengambil

kebijakan mempertahankan pelonggaran moneter hingga 2015, berbanding terbalik dengan

AS. Hal yang sama juga terjadi di Jepang yang justru menambah besaran stimulus

moneternya.

Disparitas kebijakan moneter antara Eropa-Jepang dan AS diharapkan dapat

menyeimbangkan ketersediaan likuiditas pasar. Namun tampaknya pengaruh arah kebijakan

The Fed serta perbaikan kondisi ekonomi akan cenderung menimbulkan sentimen arus

modal ke aset-aset safe haven, sehingga masih akan terjadi persaingan likuiditas di pasar

global. Di samping itu, suku bunga acuan the Fed diproyeksikan akan meningkat di tahun

2015. Risiko pembalikan arus modal tentunya akan tetap ada, yang selanjutnya dapat

mengganggu stabilitas nilai tukar regional. Implikasi keluarnya arus modal asing selain

memiliki pengaruh terhadap nilai tukar, juga akan mengakibatkan ketatnya likuiditas dalam

negeri yang berdampak pada kinerja sektor riil.

Page 32: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

28

4.2 Harga Komoditas Dunia

Tantangan eksternal lainnya bersumber pada risiko gejolak harga komoditas di pasar

global, terutama harga komoditas minyak mentah. Dalam jangka pendek, harga minyak

dunia memiliki risiko dari prospek pertumbuhan ekonomi dunia, pertumbuhan produksi

minyak AS, kembali naiknya produksi minyak dari negara pasca konflik seperti Lybia dan

Iraq dan respon dari negara-negara OPEC dan produsen minyak lainnya terhadap harga

minyak yang rendah. Sementara dalam jangka panjang harga minyak dunia menghadapi

ketidakpastian yang berasal dari dalam di proyek-proyek baru (hambatan pendanaan, cash-

flow yang besar dan hambatan geopolitik), seberapa lama tumbuhnya produksi minyak di

AS, seberapa lama penyebaran teknologi produksi shale-gas ke seluruh penjuru dunia dan

seberapa cepat substitusi penggunaan gas alam untuk sektor transportasi.

Di lain pihak beberapa harga komoditas tambang lainnya seperti tembaga dan

aluminium juga mengalami penurunan karena masih rendahnya permintaan dari negara-

negara konsumen terbesarnya. Rendahnya harga komoditas menjadi tantangan bagi

perekonomian negara-negara berkembang yang masih bergantung pada ekspor komoditas,

seperti halnya Indonesia. Penurunan harga komoditas ekspor di pasar global dapat

berdampak negatif pada posisi neraca perdagangan dan pertumbuhan ekonomi suatu

negara.

Di samping itu, beberapa negara Asia selain Jepang mulai menghadapi perlambatan

laju inflasi bahkan mengarah ke deflasi. Tiongkok, Korea Selatan, Singapura, Thailand dan

Filipina merupakan contoh beberapa negara Asia yang mulai terancam deflasi. Deflasi

terutama terjadi pada harga produsen yang menunjukkan bahwa produsen kehilangan

kekuatan untuk menentukan harga. Hal ini tentunya juga menjadi tantangan bagi

perkembangan ekonomi global, selanjutnya deflasi di tingkat harga produsen ini juga akan

menurunkan tingkat harga konsumen.Harga komoditas minyak dan logam yang semakin

rendah turut berdampak pada turunnya ongkos produksi dan harga produsen.

Page 33: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

LAMPIRAN 1

ESTIMASI MODEL MINIATUR EKONOMI GLOBAL

(PENDEKATAN STRUCTURAL VECTOR AUTOREGRESSION)

Permodelan miniatur ekonomi global yang dilaksanakan pada kegiatan

FGD pada tanggal 11 dan 12 November 2014 dilakukan dengan simulasi

interaksi antara indikator perekonomian Amerika Serikat dan Indonesia, dan

menyertakan harga minyak dunia (Brent Crude Oil Price) ke dalam sistem

persamaan. Asumsi yang digunakan dalam usaha estimasi permodelan ekonomi

global ini adalah Indonesia sebagai Small Open Economy, dan Brent Oil Price

akan diletakkan sebagai variabel yang super exogenous. Super exogenous disini

memiliki pengertian bahwa indikator ekonomi Indonesia dan Amerika Serikat

tidak mempengaruhi pergerakannya.

Periode observasi atas data-data yang diamati adalah dari tahun 2003

kuartal ke-2 sampai tahun 2014 kuartal ke-4, dengan frekuensi data triwulanan.

Secara keseluruhan akan terdapat sebanyak 47 series observasi. Dengan

keterbatasan waktu serta data, namun tanpa mengurangi esensi dari

permodelan makroekonomi global itu sendiri, maka variabel-variabel yang

dipilih dan kemudian dimasukkan ke dalam sistem permodelan Structural

Vector Autoregression (SVAR) adalah sebagai berikut:

1. Brent Crude Oil Price; kemudian ditransformasikan menjadi bentuk

pertumbuhannya yaitu dlogBrent_world.

2. International Central Bank Rate (IntCB_US); untuk variabel ini, indikator

yang dipilih adalah 3 Months T-Bill rate.

3. Kinerja Pasar Modal di Amerika Serikat; untuk variabel ini, indikator yang

dipilih adalah Dow Jones Industrial Average (DJIA), yang kemudian

ditransformasikan menjadi bentuk pertumbuhannya yaitu dlogSEX_US.

4. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat; untuk variabel ini, indikator

yang dipilih adalah Real Gross Domestic Product Amerika Serikat, yang

Page 34: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

kemudian ditransformasikan menjadi bentuk pertumbuhannya yaitu

dlogGDP_US.

5. Indikator moneter Indonesia; untuk variabel ini, indikator yang dipilih

adalah SBI rate dengan jatuh tempo 3 bulan (IntCB_INA).

6. Kinerja perdagangan internasional Indonesia; untuk variabel ini,

indikator yang dipillih adalah nilai eksport Indonesia, yang kemudian

ditansformasikan menjadi bentuk pertumbuhannya yaitu

dlogExport_INA.

7. Produktivitas Indonesia; untuk variabel, indikator yang dipilih adalah

indeks produksi Indonesia, yang kemudian ditransformasikan ke dalam

bentuk pertumbuhannya (dlogIP_INA).

8. Term of Trade (ToT) Indonesia; variabel ini kemudian ditransformasikan

ke dalam bentuk pertumbuhannya (dlogTOT_INA).

9. Pertumbuhan ekonomi Indonesia; untuk variabel ini, indikator yang

dipilih adalah Real Gross Domestic Product Indonesia, yang kemudian

ditransformasikan menjadi bentuk pertumbuhannya yaitu dlogGDP_INA.

DATA

Berikut adalah statistik deskriptif dari data-data yang diamati dalam

penyusunan permodelan makroekonomi global pada kegiatan FGD ini:

Tabel. Statistik Deskriptif Data dalam Pengamatan

DLOGBRENT_WORLD INTCB_US DLOGSEX_US DLOGGDP_US INTCB_INA DLOGEXPORT_INA DLOGIP_INA DLOGTOT_INA DLOGGDP_INA

Mean -0.117941 1.547982 -0.149224 0.007843 7.854936 0.171483 -0.316437 0.092002 -0.433507

Median -4.54349 0.125 2.115536 -0.046401 7.44 -0.307382 -3.295897 -0.056586 -4.100842

Maximum 163.42 5.25 62.36597 4.195228 12.75 63.61437 37.74194 50.06801 20.86655

Minimum -123.6476 0.125 -49.0527 -5.036747 5.75 -63.1495 -27.40455 -56.58865 -21.4555

Std. Dev. 45.57419 1.877871 21.48252 2.221298 1.771975 27.35959 16.74866 19.10452 11.03108

Skewness 0.685593 0.990184 0.119167 -0.210263 1.216847 0.033497 0.520608 -0.219479 0.243216

Kurtosis 6.076659 2.426653 3.719467 2.296033 4.106749 3.155962 2.6491 4.044357 2.050342

Jarque-Bera 20.32822 8.324065 1.029199 1.204739 13.9977 0.051622 2.163009 2.299361 2.039751

Probability 0.000039 0.015576 0.59774 0.547513 0.000913 0.974519 0.339085 0.316738 0.36064

Sum -5.071465 72.75516 -6.416645 0.337236 369.182 7.37379 -13.60681 3.956103 -18.64079

Sum Sq. Dev. 87234.27 162.2144 19382.95 207.2349 144.4351 31438.98 11781.74 15329.27 5110.758

Page 35: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Untuk mendukung proses analisis dan estimasi, dibutuhkan pengamatan

awal atas data, yaitu dengan memperhatikan perilaku historis dari setiap

variabel sebagai berikut:

Grafik dlogBrent_World

Grafik IntCB_US

Page 36: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Grafik dlogSEX_US

Grafik dlogGDP_US

Page 37: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Grafik IntCB_INA

Grafik dlogExport_INA

Page 38: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Grafik dlogIP_INA

Grafik dlogTOT_INA

Page 39: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Grafik dlogGDP_INA

TAHAPAN ESTIMASI MODEL

Permodelan makroekonomi global dengan memanfaatkan teknik

Structural Vector Autoregression (SVAR) dengan memanfaatkan perangkat

lunak EViews adalah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut (output tiap

tahapan tercantum):

1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test)

Tahapan ini dilakukan untuk menentukan derajat integrasi dari tiap

variabel dalam pengamatan. Dengan perkataan lain, untuk mengetahui apakah

variabel-variabel dalam pengamatan telah stasioner atau belum, untuk

memberikan kepastian agar hasil estimasi permodelan tidak memiliki sifat yang

bias dan/atau spurious.

Hasil pengujian akar unit, dengan memanfaatkan pendekatan Augmented

Dickey Fuller (ADF) test untuk tiap variabel adalah sebagai berikut:

Page 40: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel ADF test for dlogBrent_World

Tabel ADF test for IntCB_US

Tabel ADF test for dlogSEX_US

Page 41: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel ADF test for dlogGDP_US

Tabel ADF test for IntCB_INA

Tabel ADF test for dlogExport_INA

Page 42: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel ADF test for dlogIP_INA

Tabel ADF test for dlogTOT_INA

Tabel ADF test for dlogGDP_INA

Page 43: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Keseluruhan hasil pengujian akar unit di atas, menunjukkan bahwa

seluruh variabel telah stasioner pada tingkat level pada significance level

sebesar 1%, dan hanya IntCB_US dan IntCB_INA yang berada pada significance

level sebesar 10%.

2. Estimasi dengan Unrestricted VAR

Estimasi ini dilakukan untuk melihat perbedaan hasilnya dengan

permodelan SVAR berikutnya, dimana, dalam pendekatan ini, seluruh variabel

akan diperlakukan sebagai variabel endogen. Hasil estimasi Unrestricted VAR

dilampirkan pada LAMPIRAN 1.

3. Pemilihan tingkat kelambanan (lag) untuk Model SVAR

Pemilihan tingkat kelambanan yang tepat akan dapat mempengaruhi

kekuatan analisis dari estimasi model dalam kelas Vector Autoregression.

Pemilihan tingkat kelambanan ini mempertimbangkan Likelihood Ratio (LR)

test, Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Information Criterion (SIC),

dan Hannan-Quinn Bayesian Information Criterion (HQBC). Hasil pemilihan

tingkat kelambanan adalah sebagai berikut:

Tabel Pemilihan Tingkat Kelambanan

Hasil tersebut diatas menunjukkan dari seluruh kriteria yang ada,

disarankan penggunaan tingkat kelambanan (lag) 2 dalam permodelan kelas

Vector Autoregression.

Page 44: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

4. Pembuatan Matriks Structural Factorization

Pendekatan yang digunakan adalah AB model untuk menganalisis

perilaku (dinamika) jangka pendek (short-run) atas variabel-variabel dalam

pengamatan.

Matriks yang dibentuk akan memiliki dimensi 9x9, dengan diagonal diisi

dengan nilai 1. Selanjutnya, nilai NA diinputkan untuk variabel yang memiliki

pengaruh terhadap variabel lain, sedangkan nilai 0 memiliki arti tidak ada

pengaruh. Bagian baris pada matriks menunjukkan variabel tersebut bertindak

sebagai variabel endogen, sedangkan kolom bertindak sebagai variabel eksogen.

Pengurutan (ordering) variabel adalah sebagai berikut:

a. dlogBrent_World

b. IntCB_US

c. dlogSEX_US

d. dlogGDP_US

e. IntCB_INA

f. dlogExport_INA

g. dlogIP_INA

h. dlogTOT_INA

i. dlogGDP_INA

Matriks A adalah seperti dibawah ini, sedangkan matriks B hanya akan

berisikan 1 untuk diagonal:

Matriks A

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9

R1 1 NA 0 0 0 NA NA NA NA

R2 0 1 NA NA NA 0 0 0 NA

R3 0 NA 1 NA NA 0 0 0 0

R4 0 0 NA 1 0 NA NA NA NA

R5 0 0 0 0 1 NA NA NA NA

R6 0 0 0 0 0 1 NA NA NA

R7 0 0 0 0 0 0 1 NA NA

R8 0 0 0 0 0 0 0 1 NA

R9 0 0 0 0 0 0 0 0 1

Page 45: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Keterangan matriks adalah sebagai berikut:

a. dlogBrent_World ----------> C1 dan R1

b. IntCB_US ----------> C2 dan R2

c. dlogSEX_US ----------> C3 dan R3

d. dlogGDP_US ----------> C4 dan R4

e. IntCB_INA ----------> C5 dan R5

f. dlogExport_INA ----------> C6 dan R6

g. dlogIP_INA ----------> C7 dan R7

h. dlogTOT_INA ----------> C8 dan R8

i. dlogGDP_INA ----------> C9 dan R9

5. Estimasi dengan SVAR

Hasil estimasi dengan SVAR beserta parameter-parameternya dapat

dilihat dalam LAMPIRAN 2. Interpretasi dan analisis dapat dilihat pada 2 output

SVAR di bawah ini, yaitu impulse response dan variance decomposition.

6. Impulse Response

Salah satu output teknik permodelan Structural VAR, yaitu impulse

response dapat memperlihatkan bagaimana shock pada indikator-indikator

perekonomian dunia direspon oleh indikator perekonomian Indonesia, sesuai

dengan konsep dan hasil empiris terdahulu untuk developing countries. Peserta

FGD dapat mengetahui respon indikator makroekonomi Indonesia dalam

menghadapi shock dari variabel internasional, beserta lama dari dampaknya

hingga kembali pada perilaku rata-ratanya.

Analisis hasil impulse response indikator-indikator perekonomian

Indonesia terhadap guncangan faktor eksternal:

A. Respon variabel tingkat suku bunga SBI 3 bulan:

1. Terhadap guncangan 1 standar deviasi positif dari pertumbuhan harga

minyak dunia (shock 1):

Page 46: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan Harga Minyak Dunia

terhadap SBI Rate

(Standard error di dalam kurung)

Peningkatan 1 standar deviasi dari pertumbuhan harga minyak dunia akan

direspon dengan peningkatan SBI rate 4 kuartal setelahnya. Peningkatan tingkat

Page 47: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

suku bunga SBI di kuartal 4 adalah sebesar 0,0006% relatif terhadap trend

levelnya. Trend peningkatan tingkat suku bunga SBI berlanjut hingga kuartal ke-

7 (sebesar 0,07%) sejak guncangan pada pertumbuhan harga minyak dunia, dan

kemudian menurun hingga kuartal ke-10. Secara umum, selama 10 kuartal

observasi, guncangan 1 standar deviasi pada pertumbuhan harga minyak dunia

tidak direspon secara signifikan oleh tingkat suku bunga SBI 3 bulan.

2. Terhadap guncangan 1 standar deviasi positif dari 3 month T-Bill rate

(shock 2):

Page 48: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari 3 month T-Bill Rate terhadap SBI Rate

(Standard error di dalam kurung)

Peningkatan 1 standar deviasi dari 3 month T-Bill rate akan direspon dengan

peningkatan tingkat suku bunga SBI 2 kuartal setelahnya. Peningkatan SBI rate

sebagai akibat guncangan pada 3 month T-Bill rate tersebut akan terus berlanjut

hingga kuartal 7 (sebesar 1,84%), dan kemudian turun hingga kuartal 10. Secara

statistik, peningkatan SBI rate yang signifikan hanya terjadi pada kuartal ke-6

setelah guncangan pada 3 month T-Bill rate, pada tingkat kepercayaan 90%.

3. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari pertumbuhan Dow Jones

Industrial Average (DJIA - shock 3):

Page 49: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan DJIA terhadap SBI Rate

(Standard error di dalam kurung)

Page 50: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Peningkatan sebesar 1 standar deviasi dari pertumbuhan DJIA akan direspon

dengan penurunan SBI rate sebesar 0,01% 2 kuartal setelah guncangan pada

pertumbuhan DJIA tersebut. SBI rate kemudian terus turun hingga kuartal ke-7

(turun sebesar 0,118%), dan kemudian perlahan naik hingga kuartal ke-10.

Respon dari SBI rate terhadap guncangan pada pertumbuhan DJIA selama 10

kuartal tersebut, secara statistik tidaklah signifikan.

B. Respon variabel pertumbuhan ekspor Indonesia:

1. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari pertumbuhan harga minyak

dunia (shock1):

Page 51: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan Harga Minyak Dunia

terhadap Pertumbuhan Ekspor Indonesia

(Standard error di dalam kurung)

Peningkatan 1 standar deviasi dalam pertumbuhan harga minyak dunia direspon

dengan penurunan pertumbuhan ekspor Indonesia secara signifikan (tingkat

kepercayaan 99%) sebesar 0.56% pada kuartal ke-3 setelah guncangan tersebut.

Hal ini disebabkan karena banyak industri masih sangat tergantung pada harga

bahan bakar dalam komponen biayanya. Peningkatan dalam harga minyak dunia

secara signifikan dapat menurunkan tingkat produksi yang berdampak pada

menurunnya volume ekspor.

2. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari pertumbuhan ekonomi

Amerika Serikat (shock 4):

Page 52: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan Ekonomi Amerika Serikat

terhadap Pertumbuhan Ekspor Indonesia

(Standard error di dalam kurung)

Page 53: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Peningkatan 1 standar deviasi dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat

direspon secara fluktuatif oleh pertumbuhan ekspor Indonesia. Respon

pertumbuhan ekpor Indonesia yang signifikan atas peningkatan pertumbuhan

ekonomi Amerika Serikat tersebut terjadi pada kuartal ke-3 setelah guncangan

terjadi. Peningkatan pertumbuhan ekspor Indonesia pada kuartal ke-3 tersebut

adalah sebesar 4,94%, dimana nilai ini signifikan pada tingkat kepercayaan

sebesar 95%. Siklus peningkatan pertumbuhan ekspor Indonesia ini berlanjut

tepat 4 kuartal setelahnya, yaitu pada kuartal ke-7, dimana peningkatan

pertumbuhan ekspor Indonesia pada saat itu adalah sebesar 4,8%. Nilai tersebut

memiliki kedekatan dengan periode di kuartal ke-3 dengan tingkat kepercayaan

sebesar 90%. Periode-periode lain selama kurun waktu 10 kuartal sejak

guncangan dalam pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat itu tidak memiliki

signifikansi yang nyata.

3. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari SBI rate (shock 5):

Page 54: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari SBI rate 3 bulan terhadap Pertumbuhan

Ekspor Indonesia

(Standard error di dalam kurung)

Peningkatan sebesar 1 standar deviasi dalam SBI rate akan direspon dengan

penurunan pertumbuhan ekspor Indonesia pada kuartal ke-3 setelah guncangan

tersebut. Penurunan pada kuartal ke-3 tersebut adalah sebesar 6,24% dengan

tingkat kepercayaan sebesar 95%. Dalam tingkat kepercayaan yang sama, siklus

penurunan pertumbuhan ekspor Indonesia atas guncangan dalam SBI rate

adalah 4 kuartal, yang terjadi pada kuartal ke-7. Besaran penurunan tingkat

pertumbuhan ekspor Indonesia pada kuartal ke-7 adalah 5,49%. Fluktuasi

tingkat pertumbuhan ekspor Indonesia di periode lain selama 10 kuartal adalah

tidak signifikan secara statistik.

C. Respon variabel pertumbuhan Indeks Produksi Indonesia

1. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari pertumbuhan harga minyak

dunia (shock 1):

Page 55: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan Harga Minyak Dunia

terhadap Pertumbuhan Indeks Produksi Indonesia

(Standard error di dalam kurung)

Page 56: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Peningkatan 1 standar deviasi dalam pertumbuhan harga minyak dunia akan

direspon dengan penurunan pertumbuhan indeks produksi Indonesia pada

kuartal ke-3 sebesar 0,59% (tingkat kepercayaan 99%). Penurunan dalam

indeks produksi Indonesia ini mengikuti meningkatnya biaya produksi, dan di

lain pihak, juga adanya peningkatan dalam tingkat suku bunga SBI yang mencoba

menahan tingkat inflasi. Siklus yang sama seperti pada pertumbuhan ekspor

dapat dilihat pada pertumbuhan indeks produksi. Pertumbuhan indeks produksi

Indonesia memiliki siklus 4 kuartalan, yaitu kemudian pada kuartal ke-7, dengan

penurunan pertumbuhan sebesar 0,31% (tingkat kepercayaan 95%). Hal ini juga

dapat dijadikan alasan mengapa pertumbuhan ekspor Indonesia juga menurun

pada siklus periode yang sama. Periode lainnya dalam 10 kuartal yang

diobservasi tidak menunjukkan signifikansi statistik.

2. Terhadap guncangan 1 standar dari pertumbuhan ekonomi Amerika

Serikat (shock 4):

Page 57: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan Ekonomi Amerika Serikat

terhadap Pertumbuhan Indeks Produksi Indonesia

(Standard error di dalam kurung)

Peningkatan sebesar 1 standar deviasi dari pertumbuhan ekonomi Amerika

Serikat direspon pada kuartal ke-3 sebesar 9,65% oleh pertumbuhan indeks

produksi Indonesia. Peningkatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat

dipandang dapat meningkatkan permintaan atas barang impor dari Indonesia.

Siklus yang sama diperlihatkan seperti pada pertumbuhan ekspor, yaitu pada 4

kuartal setelahnya, yaitu pada kuartal ke-7 sebesar 5,98%. Tingkat kepercayaan

peningkatan pertumbuhan indeks produksi Indonesia sebagai akibat guncangan

pada pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada kuartal ke-3 adalah 95%,

sedangkan pada kuartal ke-7 adalah 90%. Fluktuasi pada periode lainnya selama

10 kuartal adalah tidak signifikan secara statistik.

3. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari SBI rate (shock 5):

Page 58: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari SBI Rate terhadap Pertumbuhan Indeks

Produksi Indonesia

(Standard error di dalam kurung)

Page 59: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Linier dengan apa yang terjadi dalam peningkatan pertumbuhan harga minyak

dunia, peningkatan 1 standar deviasi pada tingkat suku bunga SBI akan direspon

secara negatif dan signifikan oleh pertumbuhan indeks produksi Indonesia pada

kuartal ke-3, dan dengan siklus 4 kuartal yaitu pada kuartal ke-7, dengan tingkat

kepercayaan sebesar 95%. Penurunan pertumbuhan indeks produksi Indonesia

sebagai akibat guncangan dalam SBI rate pada kuartal ke-3 adalah sebesar

7,94%, dan pada kuartal ke-7 turun sebesar 6,36%. Peningkatan dalam SBI rate

secara umum membawa dampak kepada meningkatnya biaya atas modal dan

hutang, yang memungkinkan meningkatkan biaya produksi.

D. Respon variabel pertumbuhan ToT Indonesia

1. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari pertumbuhan harga minyak

dunia (shock 1):

Page 60: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan Harga Minyak Dunia

terhadap Pertumbuhan ToT Indonesia

(Standard error di dalam kurung)

Peningkatan sebesar 1 standar deviasi dari pertumbuhan harga minyak dunia

direspon oleh penurunan pertumbuhan ToT Indonesia lebih lambat dari variabel

lainnya dalam simulasi permodelan makro global ini. Penurunan pertumbuhan

ToT Indonesia yang signifikan atas guncangan dari pertumbuhan harga minyak

dunia ini adalah pada kuartal ke-5 yaitu sebesar 0,15% dengan tingkat

kepercayaan sebesar 90%. Fluktuasi pertumbuhan ToT Indonesia pada periode

lainnya selama 10 kuartal adalah tidak signifikan secara statistik.

2. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari pertumbuhan ekonomi

Amerika Serikat (shock 4):

Page 61: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan Ekonomi Amerika Serikat

terhadap Pertumbuhan ToT Indonesia

(Standard error di dalam kurung)

Page 62: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Peningkatan 1 standar deviasi dalam pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat

direspon oleh peningkatan pertumbuhan ToT Indonesia secara signifikan pada

kuartal ke-9 sebesar 3,78%, dengan tingkat kepercayaan sebesar 90%. Hal ini

menjawab fenomena yang terjadi sebagai akibat adanya peningkatan akumulasi

modal yang diperoleh Indonesia sebagai dampak dari peningkatan pertumbuhan

ekspor Indonesia yang signifikan di kuartal ke-3 dan kuartal ke-7 selama 10

kuartal periode observasi. Fluktuasi pertumbuhan ToT Indonesia sebagai akibat

dari guncangan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat di periode lain selama

10 kuartal tersebut adalah tidak signifikan secara statistik.

3. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari SBI rate (shock 5):

Page 63: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari SBI Rate terhadap Pertumbuhan ToT

Indonesia

(Standard error di dalam kurung)

Peningkatan sebesar 1 standar deviasi dari SBI rate secara umum direspon oleh

pertumbuhan negatif dari ToT Indonesia secara signifikan (tingkat kepercayaan

sebesar 95%) pada kuartal ke-3 setelah guncangan tersebut. Besaran penurunan

pertumbuhan ToT Indonesia pada kuartal tersebut adalah 4,75%. Hal ini

memperlihatkan melemahnya ekspor Indonesia, yang ditandai dengan

meningkatnya biaya produksi, dan pada saat bersamaan terjadi penurunan

indeks produksi Indonesia. Fluktuasi pertumbuhan ToT Indonesia pada periode

lain dalam kurun waktu 10 kuartal adalah tidak signifikan secara statistik.

4. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari pertumbuhan ekspor

Indonesia (shock 6):

Page 64: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan Ekspor Indonesia terhadap

Pertumbuhan ToT Indonesia

(Standard error di dalam kurung)

Page 65: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Peningkatan 1 standar deviasi pada pertumbuhan ekspor Indonesia tidak

mampu direspon secara positif dan signifikan oleh pertumbuhan ToT Indonesia

selama 10 kuartal observasi. Hal ini dimungkinkan terjadi dikarenakan

peningkatan dan penurunan ToT dapat juga dipengaruhi pergerakan nilai tukar.

5. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari pertumbuhan Indeks

Produksi Indonesia (shock 7):

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan Indeks Produksi Indonesia

terhadap Pertumbuhan ToT Indonesia

Page 66: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

(Standard error di dalam kurung)

Peningkatan 1 standar deviasi pada pertumbuhan indeks produksi Indonesia

tidak mampu direspon secara positif dan signifikan oleh pertumbuhan ToT

Indonesia selama 10 kuartal observasi. Hal ini dimungkinkan terjadi

dikarenakan peningkatan dan penurunan ToT dapat juga dipengaruhi

pergerakan nilai tukar.

E. Respon variabel petumbuhan ekonomi Indonesia

1. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari pertumbuhan harga minyak

dunia (shock 1):

Page 67: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan Harga Minyak Dunia

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

(Standard error di dalam kurung)

Page 68: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Peningkatan 1 standar deviasi pada pertumbuhan harga minyak dunia direspon

secara negatif dan signifikan oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal

ke-3. Penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal tersebut adalah

sebesar 0,13% dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Hal ini linier dengan

signifikannya penurunan dari pertumbuhan ekspor dan indeks produksi

Indonesia pada kuartal yang sama, juga, terjadinya peningkatan dalam tingkat

suku bunga SBI. Periode lain selama observasi 10 kuartal tidak menunjukkan

fluktuasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan secara statistik.

2. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari pertumbuhan ekonomi

Amerika Serikat (shock 4):

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan Ekonomi Amerika Serikat

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Page 69: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

(Standard error di dalam kurung)

Peningkatan 1 standar deviasi dalam pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat

direspon dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ke-

3 yaitu sebesar 3,93%. Nilai ini kemudian dikoreksi oleh dampak peningkatan

harga minyak dunia, yaitu menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia

sebesar 0,13%. Fluktuasi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai akibat

guncangan pada pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada periode lainnya

selama 10 kuartal observasi adalah tidak signifikan secara statistik.

3. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari SBI rate (shock 5):

Page 70: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari SBI Rate terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia

(Standard error di dalam kurung)

Page 71: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Peningkatan 1 standar deviasi pada SBI rate akan direspon negatif dan signifikan

(tingkat kepercayaan 90%) oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal

ke-3 sebesar 1,55%. Hal ini linier dengan melemahnya pertumbuhan ekspor dan

pertumbuhan indeks produksi Indonesia pada kuartal yang sama. Fluktuasi

pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai akibat guncangan pada SBI rate di

periode lain selama 10 kuartal observasi adalah tidak signifikan secara statistik.

4. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari pertumbuhan ekspor

Indonesia (shock 6):

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan Ekspor Indonesia terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Page 72: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

(Standard error di dalam kurung)

Peningkatan 1 standar deviasi dari pertumbuhan ekspor Indonesia direspon

secara lambat namun positif dan signifikan oleh pertumbuhan ekonomi

Indonesia (tingkat kepercayaan 90%) pada kuartal ke-9, yaitu sebesar 0,09%.

Fluktuasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai akibat guncangan

pertumbuhan ekspor Indonesia pada periode lain selama 10 kuartal observasi

adalah tidak signifikan secara statistik.

5. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari pertumbuhan indeks

produksi Indonesia (shock 7):

Page 73: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan Indeks Produksi Indonesia

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

(Standard error di dalam kurung)

Page 74: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Peningkatan 1 standar deviasi dalam pertumbuhan indeks produksi Indonesia

tidak secara signifikan direspon oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia selama

10 kuartal observasi. Hal ini memperlihatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia

tetap berada pada rata-rata jangka panjangnya.

6. Terhadap guncangan 1 standar deviasi dari pertumbuhan ToT Indonesia

(shock 8):

Tabel Efek Guncangan 1 S.D dari Pertumbuhan ToT Indonesia terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Page 75: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

(Standard error di dalam kurung)

Seperti halnya peningkatan 1 standar deviasi pada pertumbuhan indeks

produksi Indonesia, peningkatan 1 standar deviasi pada pertumbuhan ToT

Indonesia tidak direspon secara signifikan oleh pertumbuhan ekonomi

Indonesia, selama 10 kuartal observasi. Hal ini memperlihatkan pertumbuhan

ekonomi Indonesia tetap berada pada rata-rata jangka panjangnya.

7. Variance Decomposition

Output terakhir dari estimasi permodelan makroekonomi global dengan

pemanfaatan teknik SVAR adalah variance decomposition. Variance

decomposition memberikan gambaran kontribusi dari indikator ekonomi dunia

dan domestik dalam mempengaruhi variasi pergerakan variabel indikator

ekonomi Indonesia dalam pengamatan.

Hasil output variance decomposition untuk variabel-variabel indikator

ekonomi Indonesia adalah sebagai berikut:

Page 76: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Variance Decomposition dari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Period Shock1 Shock4 Shock5 Shock6 Shock7 Shock8 Shock9

1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00

2 0.04 72.85 11.33 0.45 0.00 0.02 13.27

3 0.07 78.49 12.22 0.28 0.00 0.03 5.06

4 0.09 74.79 16.71 0.25 0.00 0.03 4.35

5 0.08 69.52 18.54 0.27 0.00 0.03 5.37

6 0.09 67.28 19.22 0.30 0.04 0.03 6.20

7 0.08 67.34 18.78 0.31 0.08 0.06 6.15

8 0.09 66.23 19.43 0.32 0.08 0.07 6.05

9 0.09 65.69 19.24 0.34 0.11 0.07 6.60

10 0.09 64.23 19.57 0.34 0.11 0.07 7.13

Average 0.07 62.64 15.50 0.29 0.04 0.04 16.02

Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 10 kuartal pengamatan lebih

banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (shock 1 -

sebagai variabel eksternal Indonesia), yang berkontribusi rata-rata sebesar

62,64%. Di lain pihak, variabel tingkat suku bunga SBI (shock 5) berkontribusi

rata-rata sebesar 15,5% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tabel Variance Decomposition dari SBI Rate

Period Shock2 Shock3 Shock5

1 0.00 0.00 99.74

2 1.52 0.00 96.55

3 7.66 0.02 89.69

4 17.97 0.05 79.54

5 31.43 0.10 66.36

6 43.71 0.14 54.30

7 52.68 0.19 45.57

8 58.35 0.21 40.04

9 61.33 0.23 37.12

10 62.52 0.24 35.99

Average 33.72 0.12 64.49

SBI rate 3 bulan selama 10 kuartal pengamatan lebih banyak dipengaruhi

oleh 3 month T-Bill rate (shock 2 - sebagai variabel eksternal Indonesia), yaitu

sebesar rata-rata 33,72%. Kontribusi pertumbuhan DJIA (shock 3) rata-rata

dalam periode yang sama hanya 0,12%.

Page 77: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Tabel Variance Decomposition dari Pertumbuhan Ekspor Indonesia

Period Shock1 Shock4 Shock5 Shock6

1 0.00 0.00 0.00 75.71

2 0.16 37.29 25.17 2.58

3 0.27 29.35 35.06 0.90

4 0.27 22.65 46.84 0.67

5 0.27 22.39 47.63 0.66

6 0.25 27.35 44.36 0.62

7 0.23 30.07 46.19 0.52

8 0.22 29.59 47.89 0.55

9 0.22 29.47 47.76 0.62

10 0.22 29.74 46.75 0.64

Average 0.21 25.79 38.76 8.35

Pertumbuhan ekspor Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh SBI rate,

yaitu sebesar 38,76% rata-rata selama 10 kuartal observasi. Variabel eksternal

Indonesia yang paling besar berkontribusi terhadap pergerakan pertumbuhan

ekspor Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (shock 4), yaitu

sebesar rata-rata 25,79% selama 10 kuartal observasi. Di lain pihak kontribusi

pertumbuhan harga minyak dunia terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia

adalah 0,21% (rata-rata).

Tabel Variance Decomposition dari Pertumbuhan Indeks Produksi

Indonesia

Period Shock1 Shock4 Shock5 Shock6 Shock7

1 0.00 0.00 0.00 0.00 48.93

2 0.12 52.12 45.00 0.27 1.07

3 0.14 54.29 41.14 0.25 0.49

4 0.14 53.59 39.41 0.28 0.46

5 0.14 53.52 39.31 0.35 0.48

6 0.14 53.41 39.47 0.42 0.47

7 0.14 52.11 41.85 0.38 0.39

8 0.14 51.35 42.75 0.36 0.36

9 0.15 51.06 42.68 0.37 0.36

10 0.15 50.81 42.78 0.38 0.39

Average 0.13 47.23 37.44 0.31 5.34

Kontribusi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (shock 4 - sebagai

variabel eksternal Indonesia) adalah yang paling tinggi terhadap pertumbuhan

Page 78: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

indeks produksi Indonesia, yaitu sebesar 47,23% selama 10 kuartal observasi.

SBI rate (shock 5) berkontribusi sebesar 37,44% rata-rata terhadap

pertumbuhan indeks produksi Indonesia. Di lain pihak pertumbuhan harga

minyak dunia (shock 1) dan pertumbuhan ekspor Indonesia (shock 6) berturut-

turut berkontribusi pada pertumbuhan indeks produksi Indonesia sebesar

0,13% dan 0,31%.

Tabel Variance Decomposition dari Pertumbuhan ToT Indonesia

Period Shock1 Shock4 Shock5 Shock6 Shock7 Shock8

1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 99.69

2 0.00 4.51 35.64 0.62 0.00 8.55

3 0.00 1.96 42.37 0.85 0.00 4.17

4 0.00 2.37 43.85 0.98 0.01 4.06

5 0.03 2.29 39.98 0.88 0.02 3.63

6 0.03 6.12 33.74 0.74 0.02 3.09

7 0.03 7.81 32.59 0.70 0.02 3.02

8 0.03 9.80 31.90 0.70 0.02 3.00

9 0.03 18.88 28.95 0.64 0.02 2.68

10 0.03 21.99 29.14 0.60 0.02 2.50

Average 0.02 7.57 31.81 0.67 0.01 13.44

Pertumbuhan ToT Indonesia dalam 10 kuartal observasi, secara rata-rata

lebih dipengaruhi oleh kontribusi SBI rate (shock 5) yaitu sebesar 31,81%.

Variabel eksternal yaitu pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (shock 4)

berkontribusi sebesar 7,57%. Di lain pihak, kontribusi pertumbuhan harga

minyak dunia, pertumbuhan ekspor Indonesia, dan pertumbuhan indeks

produksi Indonesia secara berturut-turut adalah 0,02%, 0,67%, dan 0,01%.

8. Kesimpulan

Simulasi miniatur permodelan makro ekonomi global dengan

menempatkan Amerika Serikat sebagai negara dengan indikator makro ekonomi

eksternal, dan harga minyak dunia sebagai variabel yang bersifat super

exogenous dijadikan determinan dari pergerakan beberapa indikator makro

ekonomi Indonesia. Indikator makro ekonomi Indonesia yang dipantau adalah

Page 79: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

SBI rate, pertumbuhan ekspor, pertumbuhan indeks produksi, pertumbuhan

ToT, dan pertumbuhan ekonomi.

Permodelan makro ekonomi global tersebut diatas disimulasikan dengan

memanfaatkan teknik Structural Vector Autoregression (SVAR), yang hasil

outputnya dapat menunjukkan konsistensi dan sesuai dengan konsep negara

Small Open Economy.

Output dari impulse response dan variance decomposition yang

merupakan alat-alat utama dalam analisis SVAR dapat ditingkatkan akurasinya

dengan melakukan simulasi atas bagaimana determinasi dari perekonomian

China, Jepang, dan Eurozone terhadap perekonomian Indonesia. Pemilihan

variabel indikator makro ekonomi yang nantinya akan disertakan dalam sistem

SVAR untuk permodelan makro ekonomi global dengan melibatkan negara-

negara tersebut hendaknya disesuaikan dengan konsep, penelitian empiris

terdahulu, dan juga judgment professional pengambil kebijakan, yaitu

Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Badan Kebijakan Fiskal - Kementerian

Keuangan Republik Indonesia.

Page 80: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

LAMPIRAN 2 HASIL ESTIMASI UNRESTRICTED VECTOR AUTOREGRESSION

Vector Autoregression Estimates

Sample (adjusted): 2004Q4 2014Q4

Included observations: 41 after adjustments

Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]

DLOGBRENT_

WORLD INTCB_US DLOGSEX_US DLOGGDP_US INTCB_INA DLOGEXPORT

_INA DLOGIP_INA DLOGTOT_INA DLOGGDP_INA DLOGBRENT_WORLD(-1) -0.459762 -0.000327 -0.023536 0.000415 -0.002926 0.285529 0.408836 -0.003190 0.064190

(0.40539) (0.00250) (0.19065) (0.01439) (0.00559) (0.07550) (0.09557) (0.10383) (0.05245)

[-1.13411] [-0.13058] [-0.12345] [ 0.02885] [-0.52382] [ 3.78201] [ 4.27796] [-0.03072] [ 1.22390]

DLOGBRENT_WORLD(-2) -0.250476 0.001842 -0.114176 -0.007924 -0.005109 -0.099601 0.442350 0.093774 0.102458

(0.59389) (0.00366) (0.27931) (0.02109) (0.00818) (0.11060) (0.14001) (0.15211) (0.07683)

[-0.42175] [ 0.50292] [-0.40879] [-0.37577] [-0.62433] [-0.90054] [ 3.15952] [ 0.61649] [ 1.33349]

INTCB_US(-1) -23.94207 1.832499 -11.16067 -0.771816 0.427512 1.785011 -2.261361 -2.017935 -2.255148

(15.3102) (0.09443) (7.20033) (0.54362) (0.21095) (2.85123) (3.60925) (3.92125) (1.98074)

[-1.56380] [ 19.4056] [-1.55002] [-1.41977] [ 2.02662] [ 0.62605] [-0.62655] [-0.51462] [-1.13854]

INTCB_US(-2) 21.77667 -0.898967 10.42889 0.707934 -0.225344 -1.893996 2.510475 2.265608 2.107623

(14.6971) (0.09065) (6.91199) (0.52185) (0.20250) (2.73705) (3.46471) (3.76422) (1.90142)

[ 1.48170] [-9.91693] [ 1.50881] [ 1.35659] [-1.11280] [-0.69198] [ 0.72458] [ 0.60188] [ 1.10845]

DLOGSEX_US(-1) -0.136288 0.001088 -0.480984 0.010247 -0.001603 -0.253404 -0.700620 -0.385217 0.029769

(0.91168) (0.00562) (0.42876) (0.03237) (0.01256) (0.16978) (0.21492) (0.23350) (0.11795)

[-0.14949] [ 0.19353] [-1.12180] [ 0.31656] [-0.12759] [-1.49252] [-3.25990] [-1.64976] [ 0.25239]

DLOGSEX_US(-2) -0.666093 -0.004834 -0.291859 0.021749 0.008327 0.133713 -0.738467 -0.251766 -0.096659

(0.94030) (0.00580) (0.44222) (0.03339) (0.01296) (0.17511) (0.22167) (0.24083) (0.12165)

[-0.70838] [-0.83351] [-0.65999] [ 0.65143] [ 0.64274] [ 0.76358] [-3.33141] [-1.04541] [-0.79457]

Page 81: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

DLOGGDP_US(-1) -12.17574 0.111399 -5.250509 -1.322777 0.226985 -1.127472 -0.548848 4.412719 -2.713862

(7.20414) (0.04443) (3.38808) (0.25580) (0.09926) (1.34163) (1.69831) (1.84513) (0.93203)

[-1.69010] [ 2.50707] [-1.54970] [-5.17119] [ 2.28675] [-0.84037] [-0.32317] [ 2.39155] [-2.91178]

DLOGGDP_US(-2) -6.968169 0.109731 -5.045042 -0.801939 0.181909 -0.065348 0.669003 2.741845 -2.092493

(6.45402) (0.03981) (3.03530) (0.22916) (0.08893) (1.20194) (1.52148) (1.65301) (0.83498)

[-1.07966] [ 2.75654] [-1.66212] [-3.49943] [ 2.04563] [-0.05437] [ 0.43971] [ 1.65870] [-2.50603]

INTCB_INA(-1) 10.86777 0.043185 4.478249 0.256574 1.546774 0.397026 1.532636 1.144388 1.066130

(8.94368) (0.05516) (4.20618) (0.31756) (0.12323) (1.66559) (2.10840) (2.29066) (1.15708)

[ 1.21513] [ 0.78286] [ 1.06468] [ 0.80794] [ 12.5520] [ 0.23837] [ 0.72692] [ 0.49959] [ 0.92140]

INTCB_INA(-2) -7.295155 -0.001189 -3.150512 -0.149754 -0.849350 -0.302349 -1.704012 -1.456445 -0.810563

(9.34339) (0.05763) (4.39416) (0.33176) (0.12874) (1.74003) (2.20263) (2.39303) (1.20879)

[-0.78078] [-0.02063] [-0.71698] [-0.45140] [-6.59759] [-0.17376] [-0.77363] [-0.60862] [-0.67056]

DLOGEXPORT_INA(-1) 0.089445 -0.013463 0.740862 0.017902 -0.013241 -0.646637 -0.645119 -0.389809 -0.204828

(1.04094) (0.00642) (0.48955) (0.03696) (0.01434) (0.19386) (0.24539) (0.26661) (0.13467)

[ 0.08593] [-2.09684] [ 1.51335] [ 0.48435] [-0.92323] [-3.33566] [-2.62892] [-1.46211] [-1.52095]

DLOGEXPORT_INA(-2) -0.093683 -0.005514 0.264310 0.014179 -0.006272 -0.171560 -0.113146 0.027055 -0.260388

(0.59061) (0.00364) (0.27776) (0.02097) (0.00814) (0.10999) (0.13923) (0.15127) (0.07641)

[-0.15862] [-1.51356] [ 0.95157] [ 0.67614] [-0.77076] [-1.55978] [-0.81265] [ 0.17886] [-3.40779]

DLOGIP_INA(-1) -1.151967 0.011918 -0.227899 -0.026191 0.029707 -0.635390 -1.498214 0.146769 -0.235883

(0.81320) (0.00502) (0.38244) (0.02887) (0.01120) (0.15144) (0.19170) (0.20828) (0.10521)

[-1.41659] [ 2.37621] [-0.59590] [-0.90709] [ 2.65136] [-4.19560] [-7.81526] [ 0.70469] [-2.24211]

DLOGIP_INA(-2) -1.383372 0.004021 0.238133 -0.000848 0.011905 -0.076232 -1.325030 -0.158217 -0.254023

(1.17868) (0.00727) (0.55433) (0.04185) (0.01624) (0.21951) (0.27786) (0.30188) (0.15249)

[-1.17366] [ 0.55313] [ 0.42959] [-0.02026] [ 0.73304] [-0.34729] [-4.76862] [-0.52410] [-1.66582]

DLOGTOT_INA(-1) -0.355653 -0.003985 0.003046 -0.010135 -0.015942 -0.172216 0.021402 -1.242809 -0.041472

(0.58258) (0.00359) (0.27398) (0.02069) (0.00803) (0.10849) (0.13734) (0.14921) (0.07537)

[-0.61048] [-1.10901] [ 0.01112] [-0.48993] [-1.98610] [-1.58733] [ 0.15584] [-8.32925] [-0.55024]

Page 82: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

DLOGTOT_INA(-2) 0.063791 -0.003017 0.200735 -0.003575 -0.009389 -0.041980 0.055923 -0.648363 -0.036722

(0.56733) (0.00350) (0.26681) (0.02014) (0.00782) (0.10565) (0.13374) (0.14530) (0.07340)

[ 0.11244] [-0.86226] [ 0.75235] [-0.17746] [-1.20109] [-0.39733] [ 0.41814] [-4.46211] [-0.50032]

DLOGGDP_INA(-1) 0.733157 0.000781 0.097132 0.107622 -0.024908 1.719626 0.322365 -0.698007 -0.718057

(1.37758) (0.00850) (0.64787) (0.04891) (0.01898) (0.25655) (0.32475) (0.35283) (0.17822)

[ 0.53221] [ 0.09189] [ 0.14993] [ 2.20024] [-1.31226] [ 6.70293] [ 0.99265] [-1.97833] [-4.02898]

DLOGGDP_INA(-2) 1.497133 0.014239 -0.843891 0.067558 -0.013702 1.215081 1.421170 -0.371970 0.158473

(1.38123) (0.00852) (0.64959) (0.04904) (0.01903) (0.25723) (0.32561) (0.35376) (0.17870)

[ 1.08391] [ 1.67140] [-1.29912] [ 1.37752] [-0.71998] [ 4.72374] [ 4.36458] [-1.05147] [ 0.88683]

C -25.32013 -0.226003 -9.714744 -0.770771 2.043702 -0.355147 0.838576 2.083044 -1.751931

(36.4649) (0.22491) (17.1493) (1.29476) (0.50242) (6.79088) (8.59628) (9.33939) (4.71760)

[-0.69437] [-1.00486] [-0.56648] [-0.59530] [ 4.06768] [-0.05230] [ 0.09755] [ 0.22304] [-0.37136] R-squared 0.672002 0.993245 0.667277 0.825343 0.961313 0.968488 0.859344 0.877869 0.895527

Adj. R-squared 0.403640 0.987719 0.395050 0.682442 0.929660 0.942706 0.744262 0.777944 0.810049

Sum sq. resids 28539.62 1.085720 6312.347 35.98123 5.418018 989.8090 1586.062 1872.130 477.6845

S.E. equation 36.01743 0.222151 16.93886 1.278871 0.496260 6.707557 8.490802 9.224793 4.659713

F-statistic 2.504089 179.7222 2.451176 5.775622 30.37029 37.56414 7.467226 8.785276 10.47668

Log likelihood -192.3587 16.26576 -161.4286 -55.49970 -16.68772 -123.4472 -133.1129 -136.5123 -108.5117

Akaike AIC 10.31018 0.133378 8.801397 3.634132 1.740864 6.948646 7.420144 7.585966 6.220085

Schwarz SC 11.10428 0.927472 9.595491 4.428226 2.534959 7.742741 8.214238 8.380061 7.014179

Mean dependent -0.022665 1.612011 -0.272390 0.005596 7.817854 0.154045 0.051799 0.111342 -0.156458

S.D. dependent 46.64000 2.004594 21.77832 2.269421 1.871144 28.02271 16.79001 19.57608 10.69148 Determinant resid covariance (dof adj.) 1.34E+08

Determinant resid covariance 495858.3

Log likelihood -792.4263

Akaike information criterion 46.99640

Schwarz criterion 54.14325

Page 83: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

LAMPIRAN 2 HASIL ESTIMASI STRUCTURAL FACTORIZATION WITH SVAR METHOD

Structural VAR Estimates

Sample (adjusted): 2004Q4 2014Q4

Included observations: 41 after adjustments

Estimation method: method of scoring (analytic derivatives)

Maximum iterations reached at 500 iterations

Structural VAR is over-identified (18 degrees of freedom) Model: Ae = Bu where E[uu']=I

Restriction Type: short-run pattern matrix

A =

1 C(1) 0 0 0 C(9) C(12) C(16) C(21)

0 1 C(3) C(5) C(7) 0 0 0 C(22)

0 C(2) 1 C(6) C(8) 0 0 0 0

0 0 C(4) 1 0 C(10) C(13) C(17) C(23)

0 0 0 0 1 C(11) C(14) C(18) C(24)

0 0 0 0 0 1 C(15) C(19) C(25)

0 0 0 0 0 0 1 C(20) C(26)

0 0 0 0 0 0 0 1 C(27)

0 0 0 0 0 0 0 0 1

B =

1 0 0 0 0 0 0 0 0

0 1 0 0 0 0 0 0 0

0 0 1 0 0 0 0 0 0

0 0 0 1 0 0 0 0 0

0 0 0 0 1 0 0 0 0

0 0 0 0 0 1 0 0 0

0 0 0 0 0 0 1 0 0

0 0 0 0 0 0 0 1 0

0 0 0 0 0 0 0 0 1

WARNING: B matrix is fixed (structural innovation variances not estimated)!!!

Page 84: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C(1) -26.69885 0.250635 -106.5247 0.0000

C(2) -11.05909 0.256159 -43.17274 0.0000

C(3) 0.057002 0.016577 3.438684 0.0006

C(4) -0.018126 0.009094 -1.993125 0.0462

C(5) -0.498235 0.227202 -2.192913 0.0283

C(6) -9.333081 0.129573 -72.02928 0.0000

C(7) 0.243319 0.186738 1.302992 0.1926

C(8) 7.565434 0.160131 47.24539 0.0000

C(9) -0.828010 0.156175 -5.301812 0.0000

C(10) -0.020205 0.156205 -0.129351 0.8971

C(11) 0.016371 0.156174 0.104824 0.9165

C(12) -0.635469 0.156888 -4.050471 0.0001

C(13) 0.073403 0.157047 0.467396 0.6402

C(14) 0.003016 0.156887 0.019226 0.9847

C(15) -0.095695 0.156174 -0.612750 0.5400

C(16) -0.020650 0.158588 -0.130214 0.8964

C(17) -0.005611 0.158588 -0.035381 0.9718

C(18) -0.005070 0.158588 -0.031971 0.9745

C(19) 0.033139 0.158503 0.209075 0.8344

C(20) -0.173366 0.156174 -1.110083 0.2670

C(21) -3.013052 0.243118 -12.39336 0.0000

C(22) -0.008041 0.156373 -0.051424 0.9590

C(23) -0.098910 0.243525 -0.406159 0.6846

C(24) 0.054117 0.243116 0.222599 0.8238

C(25) 0.652530 0.220727 2.956281 0.0031

C(26) -0.997206 0.156416 -6.375334 0.0000

C(27) -0.055756 0.156174 -0.357014 0.7211 Log likelihood -27188.11

LR test for over-identification:

Chi-square(18) 52561.65 Probability 0.0000 Estimated A matrix:

1.000000 -26.69885 0.000000 0.000000 0.000000 -0.828010 -0.635469 -0.020650 -3.013052

Page 85: LAPORAN PELAKSANAAN TIM PEREKONOMIAN … · Sebagai suatu negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, ... BAB IV. TANTANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL KE DEPAN ... dari 5…

0.000000 1.000000 0.057002 -0.498235 0.243319 0.000000 0.000000 0.000000 -0.008041

0.000000 -11.05909 1.000000 -9.333081 7.565434 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

0.000000 0.000000 -0.018126 1.000000 0.000000 -0.020205 0.073403 -0.005611 -0.098910

0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.016371 0.003016 -0.005070 0.054117

0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 -0.095695 0.033139 0.652530

0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 -0.173366 -0.997206

0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 -0.055756

0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000

Estimated B matrix:

1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000

0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.000000

0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.000000

0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000