bab iv ok perancangan struktur perencanaan jalan kelas ii a pada daerah datar

BAB IVPERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB IV

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN

4.1 Data Perencanaan Tebal perkerasan Jalan

Tebal perkerasan untuk 2 x 2 lajur

Jalan yang direncanakan adakah jalan kelas II B Gunung

Masa konstruksi (n1) = 4 tahun

Umur rencana (n2) = 10 tahun dan 5 tahun

Angka pertumbuhan lalu lintas masa konstruksi (i1) = 6 %

Angka pertumbuhan lalu lintas masa layanan (i2) = 8 %

Curah hujan rata -rata 1000 mm/tahun

DDT tanah dasar 3

Lalu lintas harian :

- Mobil penumpang : 8730 (STRT 1t – STRT 1t)

- Truk 2 As : 670 (STRT 4t – STRG 9t)

- Truk 3 As : 380 (STRT 6t – SGRG 14t)

- Bus besar : 120 (STRT 3t – STRG 5t)

Kekuatan relatif bahan :

- Aspal beton : 453 kg (MS)

- Batu pecah : 80 % (CBR)

- Sirtu : 50 % (CBR)

Nomogram : 4

PERANCANGAN STRUKTUR PERENCANAAN JALAN KELAS II A PADA DAERAH DATAR 45


4.2 Perhitungan LHRP dan LHRA Tiap Jenis Kendaraan untuk Umur

Rencana 10 Tahun

- Mobil penumpang

LHRp = LHRS x (1 + i1)n1) LHRA1 = LHRP x (1 + i2)n2)

= 8730 x (1+ 0,06)4) = 11021,42 x (1+ 0,08)10)

= 11021,42 = 23794,42

- Truk 2 As


= 380 x (1+ 0,06)4) = 479,74 x (1+ 0,08)10)

= 479,74 = 1035,73

- Truk 3 As


= 120 x (1+ 0,06)4) = 151,50 x (1+ 0,08)10)

= 151,50 = 327,07

- Bus Besar


= 670 x (1+ 0,06)4) = 845,86 x (1+ 0,08)10)

= 845,86 = 1845,58



4.3 Perhitungan LHRP dan LHRA Tiap Jenis Kendaraan untuk Umur

Rencana 5 Tahun

- Mobil penumpang


= 8730 x (1+ 0,06)4) = 11021,42 x (1+ 0,08)5)

= 11021,42 = 16194,09

- Truk 2 As


= 380 x (1+ 0,06)4) = 479.74 x (1+ 0,08)5)

= 479.74 = 704,90

- Truk 3 As


= 120 x (1+ 0,06)4) = 151,50 x (1+ 0,08)5)

= 151,50 = 222,60

- Bus Besar


= 670 x (1+ 0,06)4) = 845,86 x (1+ 0,08)5)

= 845,86 = 1242,84



Tabel 4.1 LHRS, LHRP, LHRA1 dan LHRA2

No. Jenis kendaraan LHRS

(kendaraan)

LHRP

(kendaraan)

LHRA1

(kendaraan) untuk 10

Tahun

LHRA1

(kendaraan) untuk 5 Tahun

1 Mobil Penumpang 8730 11021,42 23794,42 16194,09

2 Truk 2 As 380 479,74 1035,73 704,90

3 Truk 3 As 120 151,50 327,07 222,60

4 Bus penumpang 670 845,86 1845,58 1242,84

LHRS = Lalu lintas harian rata – rata setiap jenis kendaraan.

LHRP = Lalu lintas harian rata – rata permulaan.

LHRA = Lalu lintas harian rata – rata akhir.



4.4 Menentukan Angka EkivalenTiap Jenis Kendaraan

Tabel 4.2 Angka Ekivalen (E) Sumbu Kendaraan

Tabel 4.3 Angka Ekivalen Tiap Jenis Kendaraan

No Jenis kendaraanBeban Sumbu

(ton)Angka Ekivalen

1 Mobil Penumpang (STRT 1t – STRT 1t) 0,0002+0,0002=0,0004

2 Truk 2 As (STRT 4t – STRG 9t) 0,0577+1,4798=1,5375

3 Truk 3 As (STRT 6t – SGRG 14t) 0,2923+0,7452=1,0375

4 Bus Besar (STRT 3t – STRG 5t) 0,0183+0,1410=0,1593



4.5 Menghitung Nilai LEP, LEA, LET, dan LER

Tabel 4.4 Koefisien Distribusi Kendaraan

*) Berat total < 5 ton, misalnya: Mobil Penumpang, Pick Up, Mobil Hantaran.

**) Berat total ≥ 5 ton, misalnya: Bus, Truk, Traktor, Semi Trailer, Trailer.

Koefisien Distribusi Kendaraan (CJ) = - kendaraan ringan : 0,30

- kendaraan berat : 0,30

Perhitungan Nilai LEP, LEA, LET, dan LER untuk 10 Tahun

- Mobil Penumpang

LEP = (∑j=0

n

LHR P XC J X EJ) LEA1 = (∑j=0

n

LHR A1 X C J X E J ) = (11021,42x 0,30 x 0,0004) = (23794,42x 0,30 x 0,0004)

= 1,32 = 2,86

- Truk 2 As

LEP = (∑j=0

n


n

LHR A1 X C J X E J ) = (479,74x 0,3 x 1,5375) = (1035,73 x 0,3 x 1,5375)



=221,28 = 477,73

- Truk 3 As

LEP = (∑j=0

n


n

LHR A1 X C J X E J ) = (151,50 x 0,3 x 1,0375) = (327,07 x 0,3 x 1,0375)

= 47,15 =101,8

- Bus Besar

LEP = (∑j=0

n


n

LHR A1 X C J X E J ) = (845,86 x 0,3 x 0,1593) = (1845,58 x 0,3 x 0,1593)

= 40,42 = 88,2

LET1 = ( 12 (∑ LEP+∑ LEA 1 )) LER1 = (LET 1 x UR10 ) =

12

(310,17 + 670,59) = ( 490,38x 1010

)

= 490,38 = 490,38

Perhitungan Nilai LEP, LEA, LET, dan LER untuk 5 Tahun

- Mobil Penumpang

LEP = (∑j=0

n


n

LHR A1 X C J X E J ) = (11021,42x 0,30 x 0,0004) = (16194,09x 0,30 x 0,0004)

= 1,32 = 1,94

- Truk 2 As



LEP = (∑j=0

n


n

LHR A1 X C J X E J ) = (479,74x 0,3 x 1,5375) = (704,90 x 0,3 x 1,5375)

=221,28 = 325,14

- Truk 3 As

LEP = (∑j=0

n


n

LHR A1 X C J X E J ) = (151,50 x 0,3 x 1,0375) = (222,60 x 0,3 x 1,0375)

= 47,15 =69,28

- Bus Besar

LEP = (∑j=0

n


n

LHR A1 X C J X E J ) = (845,86 x 0,3 x 0,1593) = (1242,84 x 0,3 x 0,1593)

= 40,42 = 59,40

LET2 = ( 12 (∑ LEP+∑ LEA 2 )) LER2 = (LET 1 x UR10 ) =

12

(310,17 + 455,76) = ( 382,97x 510

)

= 382,97 = 191,49

Tabel 4.5 Hasil perhitungan LEP,LEA, LET, dan LER

NoJenis

KendaraanLEP LEA1 LEA2 LET1 LER1 LET2 LER2

1 Mobil 1,32 2,86 1,94 490,38 490,38 382,92 191,49



Penumpang

2 Truk 2 As 221,28 477,73 325,14

3 Truk 3 As 47,15 101,8 69,28

4 Bus Penumpang 40,42 88,2 59,40

Jumlah 310,17 670,59 455,76

Ket: LEP = Lintas Ekivalen Permulaan

LEA = Lintas Ekivalen Akhir

LET = Lintas Ekivalen Tengah

LER = Lintas Ekivalen Rencana

4.6 Perhitungan ITP (Indeks Tebal Perkerasan)

DDT = 3



Gambar 4.1 korelasi DDT dan CBR

1. Berdasarkan Gambar diatas nilai DDT 3 diperoleh nilai CBR 2 %

2. Jalan Raya Kelas II B Gunung, Klasifikasi jalan Arteri

3. Penentuan nilai Faktor Regional ( FR )

- % Kendaraan berat =Jumlahkendaraan berat

LHR S x 100%

= 11709900

x 100%

= 12%

- Kelandaian maksimum jalan kelas II A Datar = 6%

- Curah hujan berkisar 1000 mm/tahun

- Sehingga dikategorikan >900 mm. Termasuk pada iklim II

Tabel 4.6 Persentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim.

Dengan mencocokkan hasil perhitungan % kendaraan berat dan kelandaian

pada tabel didapat FR = 1,5



4.7 Mencari Harga Indeks Tebal Pekerasan (ITP) Untuk 10 Tahun

IP = 2.0

LER= 490,38

DDT= 3

FR = 1,5



Gambar 4.2 Nomogram 4

Dengan melihat Nomogram 4 diperoleh nilai ITP1 = 10,9 dan ITP1 = 10

4.8 Mencari Harga Indeks Tebal Pekerasan (ITP) Untuk 5 Tahun

IP = 2.0

LER= 191,49

DDT= 3

FR = 1,5



Gambar 4.3 Nomogram 4

Dengan melihat Nomogram 4 diperoleh nilai ITP2 = 9,9 dan ITP2 = 8,9

4.9 Menentukan Tebal Perkerasan

Tabel 4.7 Koefisien Kekuatan Relatif



Direncanakan susunan lapisan perkerasan sebagai berikut:

1. Lapisan Permukaan (Surface Course),



Tabel 4.8 Tebal lapisan permukaan

ITPTebal Minimum

(cm)Bahan

<3.00 5 Lapis pelindung : (Buras/Burtu/Burda)

3.00 - 6.70 5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston

6.71 - 7.49 8 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston

7.50 - 9.99 10 Lasbutag, Laston

≥10.00 15 Laston

Dengan ITP1 10 didapat :

D1 = 15 cm

a1 = 0,32 (LASTON MS 454)

Dengan ITP2 8,9 didapat :

D1 = 10

a2 = 0,32 (LASTON MS 454)

2. Lapisan Pondasi Atas (Base Course), Dengan ITP 10 didapat :

Tabel 4.9 Lapis Pondasi Atas



Dengan ITP 10 didapat :

D2 = 20 cm

a2 = 0,13 (Batu Pecah Kelas B CBR 80 %)

Dengan ITP 8,9 didapat :

D2 = 20 cm

a2 = 0,13 (Batu Pecah Kelas B CBR 80 %)

3. Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base Course), Dengan tebal minimal = 10

cm.

D3 = …

a3 = 0,12 ( Sirtu / Pitrun Kelas B CBR 50% )

Dimana :

a1, a2, a3 : Koefisien relatife bahan perkerasan (SKBI 2.3.26 1987)

D1, D2, D3 : Tebal masing – masing lapis permukaan



Maka, tebal lapisan pondasi bawah (D3) dapat dicari dengan persamaan

Sebagai berikut :

Untuk umur rencana 10 tahun

ITP1 = (a1 x D1) + (a2 x D2) + (a3 x D3)

10 = (0,32 x 15) + (0,13 x 20) + (0,12 x D3)

10 = 7,4 + (0,12 x D3)

D3 = (10−7,4)0,12

= 21,67 cm

Tebal minimum untuk Pondasi Bawah 10 cm, dipakai 25 cm.

Untuk umur rencana 5 tahun

ITP2 = (a1 x D1) + (a2 x D2) + (a3 x D3)

8,9 = (0,32 x 10) + (0,13 x 20) + (0,12 x D3)

8,9 = 5,8 + (0,12 x D3)

D3 = (8,9−5,8)0,12

= 25,83 cm

Tebal minimum untuk Pondasi Bawah 10 cm, dipakai 30 cm.



Gambar 4.4 Potongan Susunan Perkerasan untuk umur rencana 10 tahun

Gambar 4.5 Potongan Susunan Perkerasan untuk umur rencana 5 tahun


15 cm

20 cm

25 cm

ASPAL BETON MS 454

BATU PECAH (CBR 80 %)

SIRTU KELAS B (CBR 50%)

10 cm

20 cm

30 cm

ASPAL BETON MS 454

BATU PECAH (CBR 80 %)

SIRTU KELAS B (CBR 50%)

bab iv ok perancangan struktur perencanaan jalan kelas ii a pada daerah datar

Documents