bab iii - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/04/bab-iii-lakip-bplh... ·...

53
III-1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Sejauhmana Rencana Strategis (Renstra) maupun Rencana Kinerja Tahunan (RKT)/ Perjanjian Kinerja Tahun 2014 telah dicapai perlu dipertanggungjawabkan melalui media akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak- pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Akuntabilitas kinerja tersebut terdiri dari tahapan perencanaan, pengukuran, evaluasi, analisis dan pelaporan. A. Kerangka Pengukuran dan Evaluasi Kinerja engacu pada ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2013 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, kinerja Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung diukur berdasarkan tingkat pencapaian sasaran. Tingkat pencapaian sasaran diperoleh dari pembandingan target dengan realisasi masing-masing indikator sasaran. Realisasi indikator sasaran merupakan agregrasi pencapaian kinerja dari masing-masing program/kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran strategis dimaksud. Indikator sasaran yang ditetapkan merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) keberhasilan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dari BPLH Kota Bandung. Indikator tersebut setidak-tidaknya telah mencerminkan Keluaran (output) maupun Hasil (outcome) dari program/kegiatan yang dilaksanakan BPLH Kota Bandung. Indikator keluaran adalah segala sesuatu berupa produk/jasa sebagai hasil langsung dari pelaksanaan kegiatan. Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). M

Upload: duongdat

Post on 02-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

III-1

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Sejauhmana Rencana Strategis (Renstra) maupun Rencana Kinerja Tahunan (RKT)/

Perjanjian Kinerja Tahun 2014 telah dicapai perlu dipertanggungjawabkan melalui

media akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab

dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai

keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-

pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah.

Akuntabilitas kinerja tersebut terdiri dari tahapan perencanaan, pengukuran,

evaluasi, analisis dan pelaporan.

A. Kerangka Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

engacu pada ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20

Tahun 2013 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, kinerja Badan

Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung diukur berdasarkan tingkat

pencapaian sasaran. Tingkat pencapaian sasaran diperoleh dari pembandingan

target dengan realisasi masing-masing indikator sasaran. Realisasi indikator sasaran

merupakan agregrasi pencapaian kinerja dari masing-masing program/kegiatan yang

dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran strategis dimaksud.

Indikator sasaran yang ditetapkan merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU)

keberhasilan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dari BPLH Kota Bandung.

Indikator tersebut setidak-tidaknya telah mencerminkan Keluaran (output) maupun

Hasil (outcome) dari program/kegiatan yang dilaksanakan BPLH Kota Bandung.

Indikator keluaran adalah segala sesuatu berupa produk/jasa sebagai hasil

langsung dari pelaksanaan kegiatan.

Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

M

III-2

Dalam pengukuran kinerja, perhitungan tingkat capaian sasaran (target) berdasarkan

formulasi sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Tingkat Pencapaian Kinerja

No Skala Capaian Kinerja Keterangan

1 < 100 % Tidak Tercapai

2 = 100 % Tercapai

3 > 100 % Melebihi Target

B. Indikator Kinerja

ndikator kinerja yang menjadi variabel dalam pengukuran kinerja Badan

Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung (BPLH) terdiri 4 (empat)

sasaran dan 11 (sebelas) indikator Kinerja Utama. Indikator-indikator kinerja tersebut

telah selaras dengan indikator-indikator kinerja yang ditetapkan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Bandung

Tahun 2013-2018. Berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan pula

melalui Keputusan Kepala BPLH Kota Bandung Nomor : 660/331.1-BPLH tentang

Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Badan Pengelola

Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung rincian indikator kinerja tersebut adalah

sebagai berikut :

Sasaran 1 (terjaganya kualitas lingkungan sehingga tetap memenuhi baku mutu

lingkungan) terdiri dari 3 indikator (tingkat kualitas udara ambien memenuhi baku

mutu, tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menurun, dan jumlah sungai utama

memenuhi status mutu kelas IV golongan B);

Sasaran 2 (meningkatnya pengelolaan sampah perkotaan berbasis teknologi

ramah lingkungan) terdiri dari 3 indikator (cakupan sampah yang dikelola secara

landfill, cakupan sampah yang dikelola dengan pola 3R, dan cakupan sampah

yang dikonversi menjadi energi dengan teknologi ramah lingkungan)

Sasaran 3 (terjaganya kelestarian dan fungsi lingkungan hidup) terdiri dari

2 indikator (tingkat muka air tanah (MAT), jumlah mata air yang terlindungi)

Sasaran 4 (BPLH mendapatkan penilaian pengelolaan keuangan dan kinerja yang

wajar dan baik) terdiri dari 3 indikator (nilai evaluasi AKIP, Pengelolaan

barang/aset dan, temuan pengelolaan anggaran oleh BPK/Inspektorat yang

ditindaklanjuti)

I

III-4

C. Proses Pengukuran Kinerja

engukuran kinerja merupakan proses pembandingan antara realisasi kinerja dengan target kinerja yang ditetapkan dalam

dokumen rencana kinerja. Dokumen rencana kinerja Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung berupa

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang dalam proses Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah selanjutnya ditetapkan menjadi

dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2014. Dokumen tersebut dalam sistem penganggaran berbasis kinerja mengalami proses perubahan

yang biasanya dilakukan pada triwulan keempat tahun berjalan. Berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan pula melalui

Keputusan Kepala BPLH Kota Bandung Nomor : 660/331.1-BPLH tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan

Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung, maka capaian kinerja Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung

dalam Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Capaian Kinerja Berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) BPLH Kota Bandung Tahun 2014

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Tahun 2014

Target Capaian Sumber Data

1 2 3 4 5 6 7

1 Terjaganya kualitas lingkungan sehingga tetap memenuhi baku mutu lingkungan

Tingkat kualitas udara ambien titik pantau memenuhi baku mutu

% 50 96 Pencatatan hasil monitoring oleh BPLH Kota Bandung

Tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menurun

% 2 6,23 Hasil inventarisasi dan kajian oleh BPLH Kota Bandung

P

III-5

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Tahun 2014

Target Capaian Sumber Data

1 2 3 4 5 6 7

Jumlah sungai utama kualitas airnya memenuhi status mutu kelas IV golongan B

% 12,50 0 Hasil pengolahan data pemantauan kualitas sungai oleh BPLH Kota Bandung

2 Meningkatnya pengelolaan sampah perkotaan berbasis teknologi ramah lingkungan

Cakupan sampah yang dikelola secara landfill

% 69 69 Pencatatan operasional PD. Kebersihan

Cakupan sampah yang dikelola dengan pola Reduce, Reuse, Recycle (3R )

% 18 18 Rekapitulasi data dari masing-masing kecamatan dan pencatatan BPLH serta operasional PD. Kebersihan

Cakupan sampah dikonversi menjadi energi dengan teknologi ramah lingkungan

% 2 0,23 Pendataan di masing-masing operasional WTE oleh BPLH Kota Bandung

3 Terjaganya kelestarian dan fungsi lingkungan hidup

Tingkat muka air tanah (MAT) meningkat

Bawah Muka Tanah (BMT)

-31,30 -31,30 Hasil kajian mengenai tingkat penurunan muka air tanah

Mata air yang terlindungi

% 20 20 Laporan pelaksanaan kegiatan perlindungan mata air

III-6

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Tahun 2014

Target Capaian Sumber Data

1 2 3 4 5 6 7

4 BPLH mendapatkan penilaian pengelolaan keuangan dan kinerja yang wajar dan baik

Persentase tertib administrasi barang/aset daerah

% 100 100 Berita Acara Hasil rekonsiliasi barang dengan Simda Barang di DPKAD

Persentase temuan pengelolaan anggaran dari BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti

% 100 100 Berita acara penyelesaian tindak lanjut temuan BPK/ inspektorat

Nilai evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)

Angka 70 65,29 Hasil evaluasi AKIP oleh inspektorat

(Sumber : BPLH Kota Bandung, 2014)

III-7

1. Pencapaian Sasaran 2: Meningkatnya Pengelolaan Sampah Perkotaan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan adalah sebesar

74,33%.

No Indikator Kinerja Satuan Tahun 2014

%

Tahun 2018

(Akhir Renstra) %

Target Realisasi Target Realisasi

1. Cakupan sampah yang dikelola secara landfill % 69,00 69,00 100,00 35,00 69,00 2,85

2. Cakupan sampah yang dikelola dengan pola 3 R % 18,00 18,00 100,00 20,00 18,00 90,00

3. Cakupan sampah yang dikonversi menjadi energi dengan teknologi ramah lingkungan

% 1,00 0,23 23,00 17,00 0,23 1,35

2. Pencapaian Sasaran 3: Terjaganya Kelestarian dan Fungsi Lingkungan Hidup adalah sebesar 100%.

No Indikator Kinerja Satuan Tahun 2014

%

Tahun 2018

(Akhir Renstra) %

Target Realisasi Target Realisasi

1. Tingkat muka air tanah (MAT) meningkat meter -31,30 -31,30 100,00 -31,18 -31,30 20,00

2. Jumlah mata air yang terlindungi % 20,00 20,00 100,00 100 20,00 20,00

3. Pencapaian Sasaran 4: Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi adalah sebesar 97,76%.

No Indikator Kinerja Satuan Tahun 2014

%

Tahun 2018

(Akhir Renstra) %

Target Realisasi Target Realisasi

III-8

1. Nilai evaluasi AKIP Angka 70,00 65,29 93,27 71,00 65,29 91,96

2. Temuan pengelolaan anggaran oleh BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti

% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

3. Tertib administrasi barang/aset daerah % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

III-9

D. Evaluasi dan Analisis Kinerja

erdasarkan tingkat capaian kinerja, maka terdapat sasaran yang telah

tercapai, tidak tercapai, maupun melebihi target sebagaimana tabel

berikut :

Tabel 3.3 Pencapaian Sasaran BPLH Kota Bandung Tahun 2014

No Sasaran Strategis Pencapaian

Sasaran Keterangan

1 Terjaganya kualitas lingkungan (udara, air

dan tanah) sehingga tetap memenuhi baku

mutu lingkungan adalah sebesar 170,00%

170 % Melebihi target

2 Meningkatnya Pengelolaan Sampah

Perkotaan Berbasis Teknologi Ramah

Lingkungan adalah sebesar 74,33%.

74,33 % Tidak Tercapai

3 Terjaganya Kelestarian dan Fungsi

Lingkungan Hidup adalah sebesar 100%.

100 % Tercapai

4 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas

kinerja birokrasi adalah sebesar 97,76%.

97,76 % Tidak Tercapai

(Sumber : Pengolahan Data BPLH, 2014)

Adapun analisis pencapaian dari masing-masing sasaran strategis dapat diuraikan

sebagai berikut :

Pencapaian sasaran strategis 1 : Terjaganya kualitas lingkungan (udara, air dan

tanah) sehingga tetap memenuhi baku mutu lingkungan adalah sebesar 170 %.

Tingkat capaian kinerja tersebut diindikasikan dari realisasi atas pencapaian 3

Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana tabel berikut ini :

B

III-10

Tabel 3.4 Pencapaian Kinerja Sasaran 1 dan perbandingan dengan Target Akhir

Tahun Renstra BPLH Kota Bandung

No Indikator Kinerja Satuan Tahun 2014 %

Capaian

Tahun 2018 (Akhir Renstra)

% Capaian

Target Realisasi Target Realisasi

1. Tingkat kualitas udara ambien memenuhi baku mutu

% 50,00 96,00 192,00 70,00 96,00 137,14

2. Tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menurun

% 2,00 6,38 318,00 10,00 6,38 63,80

3. Jumlah sungai utama memenuhi status mutu kelas IV golongan B

% 12,50 0,00 0,00 17,00 0,00 0,00

(Sumber : Pengolahan Data BPLH, 2014)

Kualitas Udara Ambien Tahun 2014 sebesar 96,00% telah memenuhi

baku mutu dari target 50,00% atau 192%.

Pengukuran kualitas udara ambien dalam ruangan (indoor) dan luar ruangan

(roadside) dilakukan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 41

Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu

Tingkat Kebisingan dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 50

Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebauan.

Dalam tahun 2014, data kualitas udara Kota Bandung merupakan simpulan

dari hasil pemantauan kualitas udara dalam ruangan (indoor) dan luar

ruangan (roadside) sesaat yang dilakukan pada beberapa titik pantau.

Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara dalam ruangan pada 17 (tujuh

belas) titik pantau dari rencana 18 (delapan belas) titik pantau, dan

pemantauan kualitas udara luar ruangan pada 27 (dua puluh tujuh) titik

pantau diperoleh simpulan sebagaimana terlihat dalam tabel 3.5, tabel 3.6,

dan tabel 3.7.

III-11

Tabel 3.5 Kualitas Udara Ambien Dalam Ruang (Indoor) Tahun 2014

(Parameter Fisika)

(Sumber : BPLH Kota Bandung, 2014)

III-12

Tabel 3.6 Kualitas Udara Ambien Dalam Ruang (Indoor) Tahun 2014

(Parameter Kimia)

(Sumber : BPLH Kota Bandung, 2014)

III-13

Tabel 3.7

Kualitas Udara Ambien Luar Ruangan (Roadside) Tahun 2014

III-14

(Sumber : BPLH Kota Bandung, 2014)

Angka realisasi kualitas udara ambien sebesar 96,00% tersebut berada diatas

apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya (2013) yakni sebesar

85,46% berarti mengalami kenaikan sebesar 10,54%. Realisasi rata-rata kualitas

udara ambien sesaat pada titik pantau dalam tahun 2014 pada kisaran 96,00%

tersebut apabila dibandingkan dengan realisasi rata-rata kualitas udara ambien

titik pantau di kota lain Tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada tabel

sebagaimana berikut :

III-15

(Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup RI, 2014)

Tingkat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Kota Bandung tahun 2014

sebesar 6,38% telah memenuhi baku mutu dari target 2,00% atau 318%.

Tingkat penurunan emisi gas rumah kaca Kota Bandung dalam tahun 2014

adalah sebesar 6,38% apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya

(2013) yakni sebesar 2% berarti mengalami kenaikan sebesar 4,38% pada tahun

ini. Realisasi tingkat penurunan emisi gas rumah kaca Kota Bandung tahun 2014

pada kisaran 6,38% tersebut belum dapat dibandingkan dengan realisasi tingkat

penurunan emisi gas rumah kaca di kota lain di Jawa Barat karena belum

diperolehnya data.

III-16

Sektor Sub Sektor

Emisi GRK (Gg CO2eq/tahun)

2013 2014 Selisih Keterangan

Energi

Industri 63.41 56.91 -6.5 TURUN Penurunan pemakaian LPG oleh industri

Transportasi 1394.98 1442.67 47.69 NAIK Kenaikan jumlah kendaraan bermotor

Rumah Tangga 690.95 454.44 -236.51 TURUN Penurunan pemakaian LPG oleh rumah tangga

Pertanian Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya

Fermentasi Enterik 4.62 2.94 -1.68 TURUN Perubahan Jumlah Ternak (terutama unggas)

Pengelolaan Kotoran Ternak

0.94 2.37 1.43 NAIK Perubahan Jumlah Ternak (terutama unggas)

Penanaman Padi 4.73 8.09 3.36 NAIK Naiknya luas panen sawah

Penggunaan Urea 13.86 13.86 0 TETAP Asumsi Tidak Ada Perubahan Penggunaan Urea, karena ketidaktersediaan data

Pengelolaan Limbah

Pengolahan Limbah Padat secara Biologi

0.00238 15.72 15.71762 NAIK Kenaikan pengolahan sampah dengan biodigester dan pengomposan

Limbah Cair Domestik 116.64 147 30.36 NAIK Kenaikan jumlah penduduk

Limbah Cair Industri 13.85 13.02 -0.83 TURUN Penurunan jumlah industri tekstil

TOTAL EMISI 2303.98 2157.01 -146.97 TURUN

SERAPAN TANAMAN dan HUTAN 153,08 153.08 61.71 TETAP

NET EMISI 2150,9 2003.93 -208.68 TURUN

III-17

Kualitas Air 16 Sungai Utama Kota Bandung Tidak Ada yang Memenuhi

Kualitas Air Kelas IV Golongan B Sesuai SK. Gubernur Jawa Barat No. 39

Tahun 2000 atau 0%.

Pengukuran kualitas air sungai dilakukan mengacu kepada Peraturan

Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air. Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air

yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam

waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.

Dalam tahun 2014, data kualitas air dari 16 (enam belas) sungai di Kota

Bandung menunjukkan belum adanya sungai yang memenuhi status mutu kelas

IV golongan B sesuai kategori menurut SK. Gubernur Jawa Barat sebagaimana

dapat dilihat dalam tabel D.4. Namun demikian, ditemukan adanya perbaikan

kualitas air pada sungai Cikapundung Hilir dan sungai Cibiru Hilir yakni dari

semula Kelas IV golongan D menjadi Kelas IV golongan C, sedangkan kualitas

air sungai lainnya masih sama dengan tahun sebelumnya yakni Kelas IV

golongan C.

Tabel 4 Kualitas Air Sungai Tahun 2014

Sumber data : BLPH Kota Bandung, 2014

III-18

Grafik Perubahan Kualitas Air Sungai Kota Bandung Tahun 2014

Keterangan :

A = 1

B = 2 (SK Gub) Target Renstra

C = 3

D = 4

Pada sungai Cikapundung Hilir Tahun 2013 kualitas airnya menunjukan Kelas IV

golongan D dan pada tahun 2014 meningkat menjadi Kelas IV Golongan C ada

perbaikan dari Golongan D menjadi Golongan C. Sedangkan untuk Cikiley Hilir tidak

terjadi perubahan kondisinya tetap pada tahun 2013 dan 2013 kelas IV Golongan D

Grafik Perubahan Kualitas Air Sungai Kota Bandung Tahun 2014

Pada Tahun 2013 kualitas air sungai Cibiru Hilir masuk kedalam kelas IV Golongan

D tetapi pada tahun 2014 ada peningkatan menjadi kelas IV Golongan C tetapi untuk

Cibuntu hilir tidak mengalami perubahan tetap pada kelas IV golongan D.

Grafik Kualitas Air Sungai Kota Bandung Tahun 2014

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4

3 3 3 3

0

1

2

3

4

5

2013 2014 SK GUB

0

1

2

3

4

5

2013 2014 SK GUB

III-19

Rendah capaian kinerja tahun 2014 yang hanya sebesar 53,33% tersebut

disebabkan beberapa hal antara lain:

Kualitas air sungai utama yang ada di Kota Bandung sangat dipengaruhi oleh

kualitas air sungai Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat

karena sungai-sungai Kota Bandung merupakan bagian hilir bukan hulu,

terutama aktifitas yang dilakukan di daerah hulu dan sekitar sempadan sungai.

Rendahnya kesadaran masyarakat dan pelaku usaha yang membuang limbah

cair dan sampah ke dalam sungai.

Kepedulian masyarakat yang masih kurang serta masih banyaknya

masyarakat yang belum memiliki sarana pengolah limbah cair domestik

karena keterbatasan lahan, masyarakat membuang limbah cair domestiknya

ke sungai terutama untuk masyarakat yang tinggal di sempadan sungai dan

tidak terlayani oleh sistem sewerage air limbah domestik perkotaan.

Perlunya perencanaan sistem pengangkutan pada daerah kumuh dan

penempatan Tempat Pembuangn Sementara (TPS) sampah mengingat

sarana pemindahan dan pewadahan sampah menjadi tantangan dalam

penempatan dan operasionalnya.

Berbagai upaya dilakukan untuk menyadarkan masyarakat dan kalangan pelaku

-40

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

Cik

ap

un

du

ng

Hu

luC

ika

pu

nd

un

g H

ilir

Cika

pund

ung

Klt…

Cika

pund

ung

Klt…

Cit

ep

us

Hu

luC

ite

pu

s H

ilir

Cipa

rung

pung

…Ci

paru

ngpu

ng…

Cid

uri

an

Hu

luC

idu

ria

n H

ilir

Cik

ile

y H

ulu

Cik

ile

y H

ilir

Cic

ad

as

Hu

luC

ica

da

s H

ilir

Cip

an

jalu

Hu

luC

ipa

nja

lu H

ilir

Cip

am

ok

ola

n H

ulu

Cip

am

ok

ola

n H

ilir

Cin

am

bo

Hu

luC

ina

mb

o H

ilir

Cib

iru

Hu

luC

ibir

u H

ilir

Cib

un

tu H

ulu

Cib

un

tu H

ilir

Cik

en

da

l H

ulu

Cik

en

da

l H

ilir

Cis

ara

ten

Hu

luC

isa

rate

n H

ilir

Cih

ala

ran

g H

ulu

Cih

ala

ran

g H

ilir

AK

Cic

ad

as

Hu

luA

K C

ica

da

s H

ilir

Sk

or

Mutu Air dengan Metode STORET

PP No. 82 Tahun 2001 Kelas IV

Skor

Cemar Berat

III-20

usaha agar peduli terhadap lingkungan diantaranya dengan melakukan :

1. Kampanye sungai bersih dengan membuat komitmen bersama dan

keterpaduan program antara pemerintah, pelaku usaha, komunitas dan

perguruan tinggi/pelajar;

2. Melakukan beberesih sungai dengan kerjabakti dilokasi sempadan sungai

di Kota Bandung;

3. Menata sempadan sungai menjadi ruang publik yang menarik dengan

harapan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak

membuang sampah ke sungai.

4. Penyediaan sarana dan prasarana persampahan terutama tempat

sampah, roda sampah, motor sampah, mobil penyapu jalan dan lain

sebagainya.

Penandatanganan Komitmen Bersama Gerakan Sungai Bersih

III-21

Penataan Sempadan Sungai Cidurian

Penataan Sempadan Sungai Cikpundung

III-22

Kegiatan Beberesih Sungai Bersama Warga dan Pelajar

III-23

Pemasangan spanduk dan himbauan untuk tidak membuang sampah ke sungai

III-24

Program dan kegiatan yang diselenggarakan dalam tahun 2014 untuk mewujudkan

sasaran strategis “Terjaganya kualitas lingkungan (udara, air dan tanah) sehingga

tetap memenuhi baku mutu lingkungan” tersebut yaitu 6 (enam) program dan 24

(dua puluh empat) kegiatan dari rencana 4 (empat) program dan 25 (dua puluh lima)

kegiatan. Keempat program tersebut telah menyerap biaya sebesar

Rp10.164.275.622,00 atau 80,51% dari total anggaran sebesar

Rp12.624.605.000,00.

1). Capaian kinerja kegiatan dari lingkup Program Peningkatan Pengendalian Polusi,

dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

(1). Kegiatan Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 274.562.500,00 atau

91,52% dari anggaran Rp 300.000.000,00 dengan keluarannya yaitu

terpantaunya emisi gas buang 2.756 unit kendaraan bermotor atau

100,22% dari target sebanyak 2.750 unit.

Tabel 5

Uji Emisi Kendaraan Bermotor Tahun 2014

Hasil kegiatan tersebut yaitu kualitas udara luar ruangan (roadside) sesaat

pada sebagian besar titik pantau memenuhi baku mutu lingkungan.

2). Capaian kinerja kegiatan dari lingkup Program Pengendalian Pencemaran dan

Perusakan Lingkungan Hidup dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

III-25

(1). Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura.

Realisasi biaya yang diserap untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp

580.759.633,00 atau 95,21% dari anggaran sebesar Rp 610.000.000,00

dengan keluaran berupa 15 (lima belas) komponen penilaian Kota Sehat

telah terpenuhi pada titik pantau atau 100% dari target.

Hasil atas kegiatan ini yaitu Kota Bandung belum termasuk menjadi salah

satu Kota Sehat (Adipura). Hasil penilaian Adipura Kota Bandung tahun

2013-2014 adalah sebesar 71,09 dan meraih penghargaan Best Effort

Adipura atas upaya yang dilakukakan dalam peningkatan kualitas

lingkungan hidup perkotaan. Namun demikian nilai 71,09 belum memenuhi

standar pencapaian penghargaan Adipura yaitu nilai ≥ 75.

(2). Pemantauan Kualitas Lingkungan

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 343.814.133,00 atau

46,00% dari anggaran Rp747.500.000,00 dengan keluaran berupa :

Data kualitas udara ambien dalam ruangan (indoor) pada 18 (delapan

belas) titik pantau atau 100% dari target.

Data kualitas udara ambien luar ruangan (outdoor) pada 27 (dua puluh

tujuh) titik pantau atau 100% dari target.

Data kualitas udara dari 31 (tiga puluh satu) sumber pencemar emisi

sumber tidak bergerak atau 38,75% dari target 80 (delapan puluh).

100 orang pelaku usaha atau 66,67% dari target 150 orang telah

mendapat sosialisasi tentang pengelolaan lingkungan hidup lingkup

kegiatan usaha bagi.

Gambar 2

Pemantauan Kualitas Udara Roadside Terminal Leuwipanjang

III-26

Gambar 3

Pemantauan Kualitas Udara Roadside Jl. Padjadjaran (Depan Gedung Wyataguna)

Gambar 4

Pemantauan Kualitas Udara Indoor Rumah Sakit Santosa

Internasional

III-27

Gambar 5

Pemantauan Kualitas Udara Indoor Bandung Electronic Centre

Gambar 6

Pemantauan Kualitas Udara Dari Sumber Tidak Bergerak

PT. Dirgantara Indonesia

III-28

Gambar 7

Pemantauan Kualitas Udara Dari Sumber Tidak Bergerak

PT. Naga Mas

Hasil atas kegiatan tersebut yaitu data kualitas udara ambien dalam

ruangan, luar ruangan dan emisi sumber tidak bergerak pada titik pantau

telah seluruhnya digunakan sebagai bahan masukan kebijakan

pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan.

(3). Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 207.777.300,00 atau

83,11% dari anggaran Rp 250.000.000,00 dengan keluaran berupa :

65 (enam puluh lima) orang perwakilan pengelola hotel dan

apartemen atau 100% dari target telah mendapat sosialisasi izin

lingkungan dan pembinaan implementasi dokumen lingkungan untuk

kegiatan hotel dan apartemen.

III-29

Gambar 8

Sosialisasi Izin Lingkungan dan Efektifitas Penegakan Hukum Lingkungan Bagi Dunia Usaha

75 (tujuh puluh lima) orang perwakilan pelaku usaha bidang industri,

rumah sakit dan lain-lain atau 100% dari target telah mendapat

sosialisasi izin lingkungan dan pembinaan implementasi dokumen

lingkungan untuk kegiatan dan usaha bidang industri, rumah sakit dan

lain-lain.

150 kegiatan/usaha atau 100% dari target telah mendapat pembinaan

dan pengawasan kebijakan bidang lingkungan hidup.

Hasil atas kegiatan ini yaitu meningkatnya pelaku usaha yang mentaati

ketentuan-ketentuan pengelolaan lingkungan hidup.

(4). Pengelolaan B3 dan Limbah B3.

Realisasi biaya dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu sebesar

Rp 409.075.900,00 atau 64,42% dari anggaran Rp 635.000.000,00 dengan

keluaran terdiri dari :

1 (satu) dokumen kajian tentang kualitas tanah atau 100% dari target.

1 (satu) dokumen kajian tentang pengaruh dampak limbah B3

terhadap lingkungan atau 100% dari target.

1 (satu) dokumen Raperwal tentang Pengelolaan Limbah B3 atau

100% dari target.

Hasil atas kegiatan tersebut :

1 (satu) dokumen kajian tentang kualitas tanah telah dimanfaatkan

III-30

sebagai bahan masukan kebijakan pengendalian pencemaran dan

perusakan lingkungan tahun 2015 atau 100% dari target.

1 (satu) dokumen kajian tentang pengaruh dampak limbah B3

terhadap lingkungan telah dimanfaatkan sebagai bahan masukan

kebijakan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan tahun

2015 atau 100% dari target.

1 (satu) dokumen Raperwal tentang Pengelolaan Limbah B3 telah

dimanfaatkan sebagai bahan masukan penyusunan Peraturan

Walikota tentang Pengelolaan Limbah B3 dalam tahun 2015 atau

100% dari target.

(5). Pengkajian Dampak Lingkungan

Realisasi biaya dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu sebesar

Rp 229.119.400,00 atau 91,65% dari anggaran Rp 250.000.000,00 dengan

keluaran berupa :

1 (satu) dokumen KLHS terhadap masterplan persampahan Kota

Bandung atau 100% dari target.

1 (satu) dokumen potensi ekonomi usaha berbasis sampah atau 100%

dari target.

1 (satu) dokumen potensi pengembangan Biodigister atau 100% dari

target.

Hasil atas kegiatan ini yaitu dokumen KLHS terhadap masterplan

persampahan telah 100% dimanfaatkan sebagai bahan masukan untuk

penyusunan kebijakan program pengelolaan sampah. Dokumen potensi

pengembangan Biodigister telah 100% dimanfaatkan sebagai bahan

masukan penyusunan kebijakan program pengembangan biodigester di

Kota Bandung, dan dokumen potensi ekonomi usaha berbasis sampah

telah 100% dimanfaatkan sebagai bahan masukan penyusunan kebijakan

sistem pengelolaan sampah berbasis ecopreneur dalam rangka

terwujudnya Tamansari Eco Village.

(6). Peningkatan Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper).

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 262.729.900,00 atau

87,58% dari anggaran Rp 300.000.000,00 dengan keluaran berupa 10

III-31

(sepuluh) perusahaan yang beroperasi di Kota Bandung telah dilakukan

penilaian peringkat kinerja perusahaannya atau 100% dari target. Hasil atas

kegiatan tersebut yaitu perusahaan yang memperoleh proper emas

sebanyak 1 (satu) perusahaan yaitu PT. Biofarma, proper hijau sebanyak 3

(tiga) perusahaan yaitu PT. Pindad, PT. Pertamina Ujungberung, PT.

Pertamina Husein Sastranegara, sedangkan proper biru diraih oleh 6

(enam) perusahaan yaitu PT. Kimia Farma, PT. Grantex, PT. Tanabe, PT.

Nikatsu Elektronik, RS Borromeous dan RSUP Hasan Sadikin.

(7). Koordinasi Pengelolaan Prokasih/ Superkasih.

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 549.845.100,00 atau

78,55% dari anggaran Rp 700.000.000,00 dengan keluaran terdiri dari :

Data kualitas air 46 sungai prokasih atau 100% dari target.

Data kualitas limbah cair dari 40 sumber pencemar atau 100% dari

target.

1 (satu) dokumen kajian tentang beban pencemar Sungai

Cikapundung atau 100% dari target.

Tabel 6

Perusahaan yang Dilakukan Uji Limbah Cairnya

III-32

III-33

Hasil atas kegiatan ini yaitu data kualitas air sungai prokasih dan kualitas

limbah cair dari 40 sumber pencemar serta dokumen kajian tentang beban

pencemar Sungai Cikapundung telah 100% dimanfaatkan sebagai bahan

masukan kebijakan program pengendalian pencemaran air di Kota

Bandung.

(8). Pengembangan Produksi Ramah Lingkungan.

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 372.440.990,00 atau

65,57% dari anggaran Rp 568.000.000,00 dengan keluaran berupa

kampanye lingkungan mengenai Peraturan Daerah Kota Bandung No. 17

Tahun 2013 tentang Penggunaan Kantong Plastik Ramah Lingkungan di 3

(tiga) mall di Kota Bandung yaitu Istana Plaza, Trans Studio Mall dan

Cihampelas Walk.

Hasil atas kegiatan tersebut yaitu :

Di Istana Plaza, tenant yang masih menggunakan kantong plastik

konvensional adalah 70,6%;

Di Cihampelas Walk, tenant yang masih menggunakan kantong plastik

konvensional adalah 71,2%;

Di Trans Studio Mall, tenant yang masih menggunakan kantong plastik

konvensional adalah 78,3%.

(9). Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan

Lingkungan Hidup.

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 293.276.362,00 atau

97,76% dari anggaran Rp 300.000.000,00 dengan keluaran berupa :

1 (satu) dokumen Rancangan Peraturan Walikota Bandung tentang

Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Pengaduan Akibat Dugaan

Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup atau 100% dari

target.

1 (satu) dokumen Rancangan Peraturan Walikota Bandung tentang

Tata Cara Penerapan Sanksi Administratif di Bidang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup atau 100% dari target.

Hasil atas kegiatan ini yaitu Rancangan Peraturan Walikota Bandung

tentang Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Pengaduan Akibat Dugaan

III-34

Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup dan Rancangan

Peraturan Walikota Bandung tentang Tata Cara Penerapan Sanksi

Administratif di Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

telah diserahkan kepada Bagian Hukum dan HAM Setda Kota Bandung

untuk diproses menjadi Peraturan Walikota.

(10). Koordinasi Penyusunan Amdal.

Realisasi biaya dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu sebesar

Rp 488.349.548,00 atau 88,79% dari anggaran Rp 550.000.000,00 dengan

keluaran terdiri dari :

100 peserta meliputi 14 SKPD anggota komisi Penilai AMDAL dan

perwakilan asosiasi kegiatan/usaha serta pelaku usaha/kegiatan di

Kota Bandung atau 100% dari target telah mendapatkan sosialisasi

mekanisme izin lingkungan, dan mekanisme penegakan hukum

lingkungan bagi dunia usaha.

30 orang pimpinan dan anggota Komisi Penilai Amdal (KPA) atau

100% dari target telah mendapat bimtek penilaian Amdal.

1 (satu) aplikasi website atau 100% dari target.

Hasil atas kegiatan tersebut yaitu :

40 orang anggota KPA peserta sosialisasi atau 100% dari target telah

dapat melakukan penilaian Amdal sesuai ketentuan.

60 orang pelaku usaha/kegiatan telah memahami mekanisme izin

lingkungan, dan mekanisme penegakan hukum lingkungan bagi dunia

usaha.

Aplikasi website telah 100% dimanfaatkan dalam operasional website

BPLH Kota Bandung.

(11). Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengendalian Lingkungan

Hidup.

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 242.823.500,00 atau

97,13% dari anggaran Rp 250.000.000,00 dengan keluaran berupa 12

(duabelas) kasus permasalahan lingkungan yang berasal dari pengaduan

masyarakat terkait permasalahan lingkungan telah ditangani atau 100%

dari target.

III-35

Hasil atas kegiatan ini yaitu kasus permasalahan lingkungan yang berasal

dari pengaduan masyarakat telah 100% dapat diselesaikan

permasalahannya.

(12). Gerakan Penghijauan.

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 295.423.750,00 atau

98,47% dari anggaran Rp 300.000.000,00 dengan keluaran berupa 830

bibit tanaman produktif atau 100% dari target, dan 400 buku “Pohon di

Taman Kota Bandung” atau 100% dari target. Bibit tanaman produktif

tersebut terdiri dari 450 bibit pohon manga dan 250 bibit rumpun bambu

Jepang.

Gambar 9

Pengadaan Bibit Tanaman Produktif Tahun 2014

Hasil atas kegiatan ini yaitu gerakan penghijauan di 3 (tiga) kecamatan

telah meningkat atau 100% dari target. Ketiga kecamatan yang gerakan

penghijauannya meningkat tersebut terdiri dari Kecamatan Arcamanik;

Kecamatan Panyileukan dan Kecamatan Cibiru.

III-36

Gambar 10

Distribusi Bibit Tanaman Produktif Tahun 2014

(13). Perencanaan Sistem Air Limbah dan Sanitasi di Sempadan Sungai Utama

Kota Bandung.

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 157.279.800,00

atau 31,46% dari anggaran Rp 500.000.000,00 dengan keluaran

berupa laporan Koordinasi Sistem pengelolaan Air Limbah dan Sanitasi

di Kota Bandung dengan stakeholder penyedia sarana sanitasi, SKPD,

sekolah dan komunitas, serta dokumen kajian Inventarisasi dan

identifikasi kondisi sanitasi di sempadan sungai. Akan tetapi Belanja

Bahan Percontohan pembuatan IPAL mengalami gagal lelang karena

tidak ada peminat pada batas waktu yang telah ditentukan.

Hasil atas kegiatan ini yaitu peningkatan kebersihan sungai, melalui

kegiatan kolaborasi antar berbagai elemen.

(14). Peningkatan Sarana dan Prasarana Bidang Lingkungan Hidup (DAK dan

Pendamping DAK)

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 1.345.389.000,00

atau 87,99% dari anggaran DAK sebesar Rp 1.528.980.000,00 dan sebesar

Rp 242.990.140,00 atau 81,00% dari anggaran pendamping DAK Rp

300.000.000,00 dengan keluaran berupa 75 unit Gerobak Sampah, 100 set

III-37

Tempat Sampah, 60 unit Komposter dan 25 unit Hidroponik, 3 unit mesin

pencacah sampah, 2 unit mesin pengepres sampah plastik, 2 unit mesin

pencuci kresek, penataan di 3 TPS, bantuan gudang bank sampah, dan bibi

tanaman hisan pelindung serta produktif.

Hasil atas kegiatan ini yaitu .meningkatnya pengangkutan dan pengolahan

sampah dari mulai sumber timbulan yaitu rumah tangga sampai ke TPS.

3). Capaian kinerja kegiatan dari lingkup Program Peningkatan Kualitas dan Akses

Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dapat diikhtisarkan sebagai

berikut :

(1). Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan

Realisasi biaya yang diserap untuk kegiatan ini adalah sebesar

Rp 645.931.300,00 atau 96,41% dari anggaran sebesar

Rp 670.000.000,00.

Hasil atas kegiatan ini yaitu :

- Perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tingkat Kota Bandung Tahun

2014;

- Edukasi Masyarakat di Bidang Lingkungan Hidup, berupa kegiatan

Workshop Penerapan Eco Office Pada SKPD di Lingkungan Pemerintah

Kota Bandung. Dihadiri oleh perwakilan SKPD, Kecamatan dan

Kelurahan di Kota Bandung;

- Pembuatan Iklan tentang Perubahan Iklim dan penayangannya di 3 (tiga)

stasiun TV (TVRI Bandung, Bandung TV dan PJTV).

(2). Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 194.338.398,00 atau

64,78% dari anggaran Rp 300.000.000,00 dengan keluaran berupa

tersusunnya 1 dokumen SLHD Kota Bandung tahun 2014 dan terupdatenya

informasi kegiatan BPLH dalam website www. BPLH.go.Id termasuk

masukan dan saran dari masyarakat berkaitan dengan kegiatan BPLH Kota

Bandung dan 1 (satu) dokumen Laporan Penerapan SPM Bidang

Lingkungan Hidup Kota Bandung Tahun 2014.

Realisasi hasil atas kegiatan ini adalah informasi mengenai lingkungan

hidup Kota Bandung terkini telah diinformasikan ke ruang publik melalui 2

media yakni buku SLHD Kota Bandung 2013 dan internet di

III-38

www.bplh.go.Id atau 100% dari target yang ditetapkan.

(3). Peningkatan Kapasitas Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL).

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 700.631.518,00 atau

82,43% dari anggaran Rp 850.000.000,00 dengan keluaran berupa 25

sekolah telah diberikan sosialisasi, workshop dan pembinaan peningkatan

kapasitas sekolah berbudaya lingkungan.

Realisasi hasil atas kegiatan tersebut yaitu 25 sekolah telah meningkat

kapasitas kebersihan lingkungannya atau 250% dari target. Hal ini ditandai

dengan diperolehnya predikat Sekolah Berbudaya Lingungan/Adiwiyata

tingkat Provinsi Jawa Barat dan Nasional.

(4). Penyelenggaraan Air Quality Monitoring System (AQMS)

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 0,00 atau 0% dari

anggaran Rp 98.000.000,00 dengan keluaran nihil dari yang seharusnya

berupa 1 (satu) dokumen kualitas udara harian dari peralatan AQMS atau

III-39

0% dari target. Hal ini disebabkan belum adanya kepastian kepemilikan

atas peralatan AQMS sehingga kegiatan tidak dapat dibiayai.

Hasil atas kegiatan tersebut yaitu nihil karena dokumen kualitas udara

harian yang berasal dari peralatan AQMS belum tersedia.

4). Capaian kinerja kegiatan dari lingkup Program Pembinaan dan Pengembangan

Bidang Energi dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

(1). Inventarisasi, Identifikasi Data Pengelolaan Energi

Realisasi biaya yang diserap untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp

243.082.950,00 atau 97,23% dari anggaran sebesar Rp 250.000.000,00

dengan keluaran berupa 1 (satu) dokumen ratio elektrifikasi (RE) Kota

Bandung atau 100% dari target, kampanye penghemat energi melalui

peringatan hari energi dan earth hour dan Inventarisasi dan pemantauan

audit energi bangunan dan gedung perkantoran di Kota Bandung.

Hasil atas kegiatan tersebut yaitu sebagai bahan dalam pengelolaan

kebijakan energi antara lain penghematan energi listrik dan petunjuk teknis

pelaksanaan audit energi bangunan.

(2). Kebijakan Pengelolaan Energi

Realisasi biaya yang diserap untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp

1.486.402.150,00 atau 94,98% dari anggaran sebesar Rp 1.565.000.000,00

dengan keluaran berupa percontohan biodigester sebanyak 14 unit atau

100% dari target.

Hasil atas kegiatan tersebut yaitu terkelolanya sampah organik sebanyak

3.000 kg/hari atau setara dengan 3 ton/hari.

(3). Kajian Energi Listrik Non PLN di Kota Bandung

Realisasi biaya yang diserap untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp

536.932.350,00 atau 99,04% dari anggaran sebesar Rp 542.125.000,00

dengan keluaran berupa Kajian pembangkit listrik tenaga Biomassa,

Pembuatan percontohan penerangan jalan tenaga surya (PLTS), dan

laporan pelaksanaan sosialisasi tentang energi baru terbarukan atau 100%

dari target.

III-40

Hasil atas kegiatan tersebut yaitu adanya sutau model dalam pengembangan

energi baru terbarukan, serta meningkatnya pemahaman masyarakat

mengenai energi baru terbarukan dalam rangka penghematan dan substitusi

energi.

Pencapaian sasaran : Meningkatnya Pengelolaan Sampah Perkotaan

Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan adalah sebesar 74,33%.

Tingkat capaian sasaran strategis sebesar 74,33% diindikasikan dari realisasi

atas pencapaian kinerja 3 (tiga) indikator

berikut ini :

Cakupan sampah yang dikelola

secara landfill sebesar 69,00% atau

100% dari target sebesar 69,00%.

Angka realisasi ini apabila

dibandingkan dengan realisasi tahun

2013 mengalami penurunan sebesar 1,00% yakni dari semula 70,00%

menjadi 69,00%. Penurunan tersebut bukan dalam arti negatif, karena

direncanakan bahwa pengelolaan sampah untuk tahun-tahun mendatang

lebih diarahkan kepada 3R dan dikonversi menjadi energi dengan teknologi

yang ramah lingkungan, sehingga mengurangi beban sampah Kota Bandung

yang harus diangkut dan dikelola secara landfill di TPA. Angka realisasi

tersebut apabila dibandingkan dengan target RPJMD Pemerintah Kota

Bandung Tahun 2014 maka

sama besar atau 100% dari

target, sedangkan apabila

dibandingkan dengan

realisasi capaian SKPD

penanggung jawab urusan

wajib lingkungan hidup di

Jawa Barat lainnya belum

dapat diperbandingkan

karena belum diperoleh datanya.

Cakupan sampah yang dikelola dengan pola 3R dalam tahun 2014 adalah

sebanyak 18,00% dari target sebesar 18,00%. Angka realisasi ini jika

III-41

dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar

2,00% yakni dari semula 16,00% menjadi 18,00%. Peningkatan tersebut

disebabkan didorong oleh adanya kegiatan Bank Sampah lebih kurang 110

unit dan pengelolaan sampah dari mulai sumber timbulan yaitu rumah tangga

dengan menggunakan komposter dan takakura. Pada tahun 2014 pun

terdapat 6 Model Kawasan Bebas Sampah (KBS) dengan aktifitas

pengelolaan sampah 3R

antara lain pengomposan,

Bank Sampah, aktifasi lubang

biopori dengan sampah

organik, serta lainnya. Angka

realisasi tersebut apabila

dibandingkan dengan target

RPJMD Pemerintah Kota

Bandung Tahun 2014 sama

besar atau 100% dari target,

sedangkan apabila dibandingkan dengan realisasi capaian SKPD

penanggung jawab urusan wajib lingkungan hidup di Jawa Barat lainnya

belum dapat diperbandingkan karena belum diperoleh datanya.

Cakupan sampah yang dikonversi menjadi energi dengan teknologi ramah

lingkungan dalam tahun 2014 adalah 0,23% dari target sebesar 1,00%.

Angka realisasi ini belum dapat dibandingkan dengan realisasi tahun 2013

karena baru direncanakan untuk dicapai dan dilakukan pengukuran. Angka

realisasi cakupan sampah yang dikonversi menjadi energi dengan teknologi

ramah lingkungan tahun 2014 sebesar 0,23% apabila dibandingkan dengan

target RPJMD Pemerintah Kota Bandung Tahun 2014 sebesar 1,00% maka

lebih kecil sebesar 0,67 atau 23% dari target, sedangkan apabila

dibandingkan dengan realisasi capaian SKPD penanggung jawab urusan

wajib lingkungan hidup di Jawa Barat lainnya belum dapat diperbandingkan

karena belum diperoleh datanya.

III-42

1). Capaian kinerja kegiatan dari lingkup Program Pengembangan Kinerja

Pengelolaan Persampahan :

(1). Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaaan Persampahan

Realisasi biaya kegiatan ini adalah sebesar Rp 5.524.294.180,00 atau

99,54% dari anggaran sebesar Rp 5.550.000.000,00 dengan keluaran

terdiri dari :

28 unit gerobak sampah atau 100% dari target.

3 (tiga) unit TPS baru atau 100% dari target.

132 (seratus tigapuluh dua) unit motor sampah atau 100% dari target.

Hasil atas kegiatan adalah dari ketiga keluaran tersebut diatas telah

dimanfaatkan untuk menunjang pengangkutan sampah dari sumber

sampah menuju Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah di Kota

Bandung.

(2). Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan

Realisasi biaya kegiatan ini adalah sebesar Rp 0,00 atau 0% dari anggaran

Rp 470.000.000,00 dengan keluarannya nihil, dikarenakan tidak dilakukan

kegiatan Pengawasan Pembangunan Infrastruktur Pengelolaan Sampah

atau 100% dari target.

Hasil atas kegiatan ini belum dapat terwujud dikarenakan masih ada

kendala yaitu belum jelasnya keberlanjutan pembangunan infrastruktur

pengelolaan sampah.

(3). Bimbingan Teknis Persampahan.

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah Rp 275.052.250,00 atau 74,34%

dari anggaran Rp 370.000.000,00 dengan keluaran berupa laporan

pelaksanaan bimbingan teknis kepada 200 (seratus) orang penggiat Bank

Sampah atau 100 % dari target.

Hasil atas kegiatan tersebut yaitu terbentuknya 30 (tiga puluh) unit Bank

Sampah skala kelurahan atau 100% dari target.

III-43

(4). Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan.

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 1.187.118.590,00

atau 94,97% dari anggaran Rp 1.250.000.000,00 dengan keluaran berupa

30 (tiga puluh) Rukun Warga dari 6 (enam) kelurahan telah mendapatkan

sosialisasi pengelolaan sampah skala Rukun Warga atau 100% dari target.

Hasil atas kegiatan ini yaitu 6 (enam) RW atau 100 % dari target telah

berperan serta dalam meningkatkan kebersihan lingkungannya masing-

masing.

Pencapaian sasaran : Terjaganya Kelestarian dan Fungsi Lingkungan

Hidup adalah sebesar 100,00%.

Tingkat capaian sasaran strategis sebesar 50,00% diindikasikan dari realisasi

atas pencapaian kinerja 2 (dua) indikator berikut ini :

Realisasi tingkat Muka Air Tanah

(MAT) dalam tahun 2014 setinggi

minus 31,30 meter atau 100%

dari target setinggi minus 31,30

meter. Angka realisasi ini apabila

dibandingkan dengan realisasi

tahun 2013 mengalami kenaikan

setinggi 0,03 meter yakni dari

semula minus 31,33 meter menjadi minus 31,30 meter. Kenaikan tersebut

antara lain disebabkan antara lain telah dilakukannya penanaman pohon,

penambahan sumur resapan dan lubang resapan biopori serta pengendalian

penggunaan air tanah di Kota Bandung. Angka realisasi tersebut apabila

dibandingkan dengan target RPJMD Pemerintah Kota Bandung Tahun 2014

maka sama besar atau 100% dari target tingkat Muka Air Tanah (MAT)

minus 31,30 meter, sedangkan apabila dibandingkan dengan realisasi

capaian SKPD penanggung jawab urusan wajib lingkungan hidup di Jawa

Barat lainnya belum dapat diperbandingkan karena belum diperoleh datanya.

Realisasi mata air yang telah terlindungi pada tahun 2014 adalah 5 titik mata

air atau 20% dari target 25 (lima) titik mata air. Ke-5 titik mata air tersebut

III-44

yaitu: mata air Cisero, Cikondang, Pasantren I, Pasantren II, dan Seke Kaler.

Lokasi mata air tersebut berada di wilayah Kecamatan Cibeunying Kaler,

dimana kegiatan yang dilakukan antara lain penghijauan di sekitar mata air

dalam rangka menambah penyerapan air, perlindungan terhadap kondisi fisik

mata air, pengendalian pemanfaatan mata air oleh penduduk sekitar,

sosialisasi mengenai pentingnya keberadaan mata air sebagai cadangan

sumber air tanah. Kegiatan yang dilakukan berkolaborasi dengan

masyarakat dalam suatu kegiatan Jaga Seke. Angka realisasi ini jika

dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 yaitu 1 titik mata air maka

mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu 4 titik atau 400%.

Angka realisasi tersebut apabila dibandingkan dengan target RPJMD

Pemerintah Kota Bandung Tahun 2014 maka sama besar atau 100% dari

target, sedangkan apabila dibandingkan dengan realisasi capaian SKPD

penanggung jawab urusan wajib lingkungan hidup di Jawa Barat lainnya

belum dapat diperbandingkan karena belum diperoleh datanya.

Pencapaian sasaran Terjaganya sumber daya air secara berkelanjutan dalam tahun

2013 ini dilakukan melalui pelaksanaan 2 program kerja yakni program perlindungan

dan konservasi sumber daya alam yang diimplementasikan dalam 4 kegiatan, dan

program pengelolaan bidang air tanah yang diimplementasikan dalam 1 kegiatan.

1). Capaian kinerja kegiatan dari lingkup Program Perlindungan dan Konservasi

Sumber Daya Alam dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

(1). Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber

Air.

Realisasi biaya untuk

kegiatan ini adalah

sebesar Rp

348.682.610,00 atau

87,17% dari anggaran Rp

400.000.000,00 dengan

keluaran berupa terdiri

dari :

III-45

2 (dua) unit sumur resapan dalam atau 100% dari target.

250 (dua ratus lima puluh) bibit tanaman penghijauan atau 100% dari

target.

500 (lima ratus) unit alat biopori.

Hasil atas kegiatan ini yaitu :

Bertambahnya cadangan air tanah dangkal, dengan indikator

meningkatnya level muka air tanah;

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam konservasi sumber daya

air.

(2). Pengendalian Dampak Perubahan Iklim.

Realisasi biaya dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu sebesar

Rp 652.788.400,00 atau 75,73% dari anggaran Rp 862.000.000,00 dengan

keluaran berupa :

Kajian Penyusunan Inventarisasi dan Strategi Pengendalian Bahan

Perusak Ozon (BPO) di Kota Bandung;

Monitoring Penerapan Eco Office pada 72 SKPD di Kota Bandung;

Rencana Aksi Daerah dalam Menghadapi Perubahan Iklim;

Pembelian bibit tanaman produktif (260 pohon lengkeng,260 pohon

mangga, 282 pohon matoa).

Hasil atas kegiatan ini yaitu :

Dapat terhitungnya penurunan gas penyebab efek rumah kaca yaitu

6,38 % dari target penurunan per tahun 2 %;

Adanya bahan kebijakan dalam Aksi Penurunan Gas Penyebab Efek

Rumah Kaca;

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam adaptasi terhadap

perubahan iklim dan upaya penurunan Gas Penyebab Efek Rumah

Kaca.

(3). Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber - Sumber Air.

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 311.426.098,00 atau

98,55% dari anggaran Rp 316.000.000,00 dengan keluaran berupa

terbangunnya 15 (lima belas) unit sumur resapan dangkal atau 100% dari

III-46

target, 45 (empat puluh lima) unit alat biopori atau 100% dari target dan

1.725 (seribu tujuh ratus dua puluh lima) bibit tanaman produktif. Kelima

belas unit sumur resapan dangkal tersebut terletak di Kecamatan Cibiru

sebanyak 6 unit, Kecamatan Andir sebanyak 3 unit, Kecamatan Regol

sebanyak 3 unit, dan Kecamatan Bojongloa Kidul sebanyak 3 unit,

sedangkan 1.725 bibit tanaman produktif dimaksud terdiri dari 550 bibit

pohon rambutan, 500 bibit pohon matoa (rambutan irian) dan 692 bibit pohon

mangga.

Hasil atas kegiatan ini yaitu kelima belas unit sumur resapan dangkal yang

dibangun tersebut telah dimanfaatkan 100% dari target telah dimanfaatkan

sebagai daerah tangkapan air, sedangkan empat puluh lima unit alat bio pori

telah dimanfaatkan seluruhnya atau 100% dari target.

(4). Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Sumber Daya Air

Realisasi biaya untuk kegiatan ini adalah Rp 601.674.000,00 atau 85,95%

dari anggaran Rp 700.000.000,00 dengan keluaran terdiri dari :

Monitoring Sumur produksi dan pencatatan volume air tanah;

Input data Nilai Perolehan Air (NPA);

Penyusunan kajian inventarisasi dan pendataan pengguna air tanah;

Kampanye melalui leaflet, brosur, banner dll.

Hasil atas kegiatan ini yaitu tertib pemanfaatan air tanah dalam rangka

konservasi air tanah, dengan indikator meningkatnya level muka air tanah.

(5). Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem.

Realisasi biaya untuk kegiatan tersebut adalah sebesar Rp 219.005.750,00

atau 99,55% dari anggaran Rp 220.000.000,00 dengan keluaran berupa

tersusunya profil keanekaragaman hayati dan ekosistem 16 kecamatan

tahun 2014 atau 100% dari target, dan 12 bulan pemeliharaan tanaman

penghijauan di Green House BPLH Kota Bandung atau 100% dari target.

Hasil atas kegiatan tersebut yaitu profil keanekaragaman hayati dan

ekosistem 16 kecamatan tahun 2014 telah dimanfaatkan sebagai bahan

masukan kebijakan perlindungan dan konservasi sumber daya alam tahun

2015.

III-47

(6). Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan dan Konservasi

SDA.

Realisasi biaya untuk kegiatan ini yaitu sebesar Rp 791.041.610,00 atau

87,89% dari anggaran sebesar Rp 900.000.000,00 dengan keluaran terdiri

dari :

1 (satu) unit sumur ASR atau 100% dari target.

20 (dua puluh) unit sumur resapan dangkal atau 100% dari target.

1 (satu) unit sumur resapan dalam atau 100% dari target

250 (dua ratus lima puluh) bibit tanaman penghijauan atau 100% dari

target.

500 (lima ratus) unit alat bio pori atau 100% dari target.

Hasil atas kegiatan ini yaitu :

Bertambahnya cadangan air tanah dangkal, dengan indikator

meningkatnya level muka air tanah;

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam konservasi sumber daya

air.

(7). Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Realisasi biaya untuk kegiatan ini yaitu sebesar Rp 2.648.591.550,00 atau

94,59% dari anggaran sebesar Rp 2.800.000.000,00 dengan keluaran

berupa :

Pengadaan dan pemasangan Automatic Meter Reading (AMR);

Sosialisasi pengunaan alat AMR;

Upgrade/maintenance alat AMR..

Hasil atas kegiatan ini yaitu tertib pemanfaatan air tanah dalam rangka

konservasi air tanah, dengan indikator meningkatnya level muka air tanah.

(8). Inventarisasi Komunitas Burung

Realisasi biaya untuk kegiatan ini yaitu sebesar Rp 193.596.700,00 atau

96,80% dari anggaran sebesar Rp 200.000.000,00 dengan keluaran

berupa:

Penyusunan kajian peningkatan kuantitas dan kualitas habitat fauna

khas Kota Bandung;

Pengadaan burung untuk acara hari lingkungan dan hari Nasional;

III-48

Sosialisasi pengenalan flora dan fauna khas Kota Bandung ke siswa

sekolah lanjutan atas.

Hasil atas kegiatan ini sebagai bahan dalam rangka pelaksanaan kebijakan

pengelolaan keanekaragaman hayati di Kota Bandung, khususnya untuk

flora dan fauna khas Kota Bandung.

2). Capaian kinerja kegiatan dari lingkup Program Rehabilitasi dan Pemulihan

Cadangan Sumber Daya Alam dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

(1). Perencanaan dan Penyusunan Program Pembangunan Pengendalian

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

Realisasi biaya untuk kegiatan ini yaitu sebesar Rp 450.637.224,00 atau

90,13% dari anggaran sebesar Rp 500.000.000,00 dengan keluaran berupa

tersusunnya 1 (satu) dokumen kajian “Resiko Terhadap Perubahan Iklim”

atau 100% dari target, 1 (satu) dokumen kajian “Pohon Sebagai Cadangan

Carbon di Kota Bandung” atau 100% dari target, dan 231 (dua ratus tiga

puluh satu) bibit tanaman pelindung.

Hasil atas kegiatan ini yaitu dua dokumen kajian tersebut telah

dimanfaatkan sebagai masukan pelaksanaan aksi daerah dalam adaptasi

terhadap dampak perubahan iklim. Adapun bibit tanaman pelindung

dimaksud telah dimanfaatkan untuk penghijauan Ruang Terbuka Hijau di 2

(dua) kecamatan yaitu Kecamatan Cibiru dan Kecamatan Bojongloa Kidul.

(2). Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam rehabilitasi dan pemulihan

cadangan SDA

Realisasi biaya untuk kegiatan ini yaitu sebesar Rp 909.052.300,00 atau

95,69% dari anggaran sebesar Rp 1.000.000.000,00 dengan keluaran

terdiri dari :

Pelaksanaan community development;

Pembuatan sumber air bersih, sumur resapan dan sistem pengolahan

air bersih.

Hasil atas kegiatan ini yaitu bertambahnya sarana dan prasarana air bersih

untuk masyarakat dan meningkatnya peran serta masyarakat dalam

pemulihan sumber daya air.

III-49

E. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2014

Total anggaran BPLH Kota Bandung pada Tahun 2014 sebesar Rp. 38.938.980.000,- (tiga puluh delapan milyar sembilan ratus tiga

puluh delapan juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah) terdiri dari :

Belanja tidak langsung : Rp. 4.850.000.000,- (empat milyar delapan ratus lima puluh juta rupiah)

Belanja langsung : Rp. 34.088.980.000,- (tiga puluh empat milyar delapan puluh delapan juta sembilan ratus delapan puluh ribu

rupiah)

Jumlah program non urusan sebanyak 5 program dan 22 kegiatan

Jumlah program urusan wajib lingkungan hidup sebanyak 8 program dan 40 kegiatan

Realisasi anggaran belanja langsung sebesar Rp. 28.811.264.159,- (dua puluh delapan milyar delapan ratus sebelas juta dua ratus

enam puluh empat ribu seratus lima puluh sembilan rupiah) atau 84,52 % dari total anggaran belanja langsung.

Dalam rangka evaluasi efektifitas dan efisiensi capaian kinerja dengan penyerapan anggaran BPLH Kota Bandung Tahun 2014 maka

dilakukan analisis perbandingan sebagaimana matriks berikut :

III-50

MATRIKS PERBANDINGAN CAPAIAN KINERJA DENGAN PENYERAPAN ANGGARAN PER SASARAN BPLH KOTA BANDUNG TAHUN 2014

No Sasaran

Kinerja

Indikator

Kinerja Satuan

Capaian Kinerja Penyerapan Anggaran

Target Realisasi Persentase

(%) Program/Kegiatan Pagu

(Rp)

Realisasi

(Rp)

Persentase

(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Terjaganya

kualitas

lingkungan

sehingga

tetap

memenuhi

baku mutu

lingkungan

Tingkat

kualitas

udara

ambien titik

pantau

memenuhi

baku mutu

Persentase 50 %

titik

pantau

96 % 192 % 1. Program Peningkatan

Pengendalian Polusi

Udara;

2. Program Pengendalian

Pencemaran dan

Perusakan LH;

3. Program Perlindungan

dan Konservasi SDA;

4. Program Rehabilitasi

dan Pemulihan

Cadangan SDA;

5. Program Peningkatan

Kualitas dan Akses

Informasi SDA dan LH;

6. Program Pembinaan

dan Pengembangan

Bidang Energi.

300.000.000

6.058.500.000

862.000.000

500.000.000

1.820.000.000

792.125.000

274.562.500

4.275.385.525

652.788.400

450.637.224

1.540.901.216

780.015.300

91,52 %

70,57 %

75,73 %

90,13 %

84,66 %

98,47 %

Tingkat

emisi Gas

Rumah Kaca

(GRK)

menurun

Persentase 2 % 6,38 % 319 %

Jumlah

sungai

utama

kualitas

airnya

memenuhi

status mutu

kelas IV

golongan B

Persentase 17 %

dari 16

sungai

utama

0 % 0 %

RATA-RATA CAPAIAN KINERJA SASARAN 1 (%) : 170,33 % RATA-RATA PENYERAPAN ANGGARAN (%) : 77 %

III-51

No Sasaran

Kinerja

Indikator

Kinerja Satuan

Capaian Kinerja Penyerapan Anggaran

Target Realisasi Persentase

(%) Program/Kegiatan Pagu

(Rp)

Realisasi

(Rp)

Persentase

(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2 Meningkat-

nya

pengelolaan

sampah

perkotaan

berbasis

teknologi

ramah

lingkungan

Cakupan

sampah

yang

dikelola

secara

Landfill

Persentase 69 % 69 % 100 % 1. Program

Pengembangan Kinerja

Pengelolaan

Persampahan;

2. Program pengendalian

pencemaran dan

perusakan LH;

3. Program Pembinaan

dan Pengembangan

Bidang Energi.

7.640.000.000

1.828.980.000

1.565.000.000

6.986.465.020

1.588.379.140

1.486.402.150

91,45 %

86,85 %

94,98 %

Cakupan

sampah

yang

dikelola

dengan pola

3R (Reduce,

Reuse,

Recycle)

Persentase 18 % 18 % 100 %

Cakupan

sampah

dikonversi

menjadi

energi

dengan

teknologi

ramah

lingkungan

Persentase 2 % 0,23 % 23 %

RATA-RATA CAPAIAN KINERJA SASARAN 2 (%) : 74,33 % RATA-RATA PENYERAPAN ANGGARAN (%) : 91 %

III-52

No Sasaran

Kinerja

Indikator

Kinerja Satuan

Capaian Kinerja Penyerapan Anggaran

Target Realisasi Persentase

(%) Program/Kegiatan Pagu

(Rp)

Realisasi

(Rp)

Persentase

(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

3 Terjaganya

kelestarian

dan fungsi

lingkungan

hidup

Tingkat

muka air

tanah (MAT)

meningkat

Bawah

Muka

Tanah

(BMT)

-31,30

Bawah

Muka

Tanah

(BMT)

-31,30

Bawah

Muka

Tanah

(BMT)

100 % 1. Program Pengelolaan

Bidang Air Tanah;

2. Program Perlindungan

dan Konservasi SDA;

3. Program Rehabilitasi

dan Pemulihan

cadangan SDA.

750.000.000

5.536.000.000

950.000.000

546.167.460

5.114.018.318

909.052.300

72,82 %

92,38 %

95,69 %

Jumlah

mata air

yang

terlindungi

Persentase 20 %

dari 25

titik

mata

air

20 %

(5 titik

mata air)

100 %

RATA-RATA CAPAIAN KINERJA SASARAN 3 (%) : 100 % RATA-RATA PENYERAPAN ANGGARAN (%) : 91 %

4 BPLH

mendapat-

kan

penilaian

pengelola-

an

keuangan

dan kinerja

yang wajar

dan baik

Persentase

tertib

administra-

si barang/

aset daerah

Persentase 100 % 100 % 100 % 1. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

600.000.000 527.048.748 87,84 %

Persentase

temuan

pengelolaan

anggaran

dari BPK/

Inspektorat

yang

ditindak-

lanjuti

Persentase 100 % 100 % 100 %

III-53

No Sasaran

Kinerja

Indikator

Kinerja Satuan

Capaian Kinerja Penyerapan Anggaran

Target Realisasi Persentase

(%) Program/Kegiatan Pagu

(Rp)

Realisasi

(Rp)

Persentase

(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Nilai

evaluasi

Akuntabili-

tas Kinerja

Instansi

Pemerintah

(AKIP)

Angka 70 65,29 93,27 %

RATA-RATA CAPAIAN KINERJA SASARAN 4 (%) : 97,75 % RATA-RATA PENYERAPAN ANGGARAN (%) : 87,84 %

III-54

G. Strategi Pemecahan Masalah

alam tahun 2014 ini, pencapaian target-target kinerja Badan

Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung menunjukkan telah

optimal meskipun dalam proses pencapaiannya masih dijumpai

beberapa permasalahan dan hambatan seperti :

Perilaku pelaku usaha dan masyarakat dalam membuang limbah industri dan

rumah tangga masih belum mengindahkan aturan yang berlaku sehingga

mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan.

Penyelenggaraan kegiatan usaha masih banyak yang belum memenuhi

persyaratan baik administrasi maupun teknis lingkungan.

Sumber daya organisasi baik yang berupa SDM maupun dana belum dapat

memenuhi kebutuhan penyelenggaraan urusan/kewenangan bidang lingkungan.

Agar terdapat peningkatan kinerja dan akuntabiltas kantor perlu adanya strategi

pemecahan masalah untuk mengatasi permasalahan dan hambatan seperti yang

dikemukakan diatas. Strategi tersebut antara lain :

Meningkatkan upaya-upaya yang bersifat peningkatan pemahaman dan

kesadaran pelaku usaha dan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi maupun

desiminasi. Meningkatkan pengawasan baik yang bersifat pengendalian maupun monitoring

penyelenggaraan kegiatan usaha. Mengupayakan peningkatan kualitas SDM organisasi maupun pendanaan melalui

pengiriman pegawai dalam kegiatan bimbingan teknis maupun pelatihan.

D