bab ii tinjauan teoritis a. gambaran umum perkebunan...

24
Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian Perkebunan Selanjutnya perkebunan juga memiliki pengertian yang bervariasi tergantung kepada aspek apa yang akan dikelompokkan, apakah akan lebih menekankan kepada fungsinya, pengelolaan, atau produk yang dihasilkan. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Bahri (1966:521) mengenai perkebunan : Perkebunan berdasarkan fungsinya dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakan lapangan kerja, peningkatan pendekatan serta devisa negara dan pemeliharaan sumberdaya alam. Berdasarkan pengelolaannya perkebunan dapat dibagi menjadi perkebunan rakyat, perkebunan besar, perkebunan Perusahaan Inti Rakyat (PIR) dan Unit Pelaksanaan Proyek (UPP). Perkebunan berdasarkan produknya dapat diartikan sebagai usaha budidaya tanaman yang ditujukan untuk menghasilkan bahan industri (misalnya tebu, teh, kopi, dan kayu manis). Dari macam-macam pengertian perkebunan diatas dapat disimpulkan bahwa perkebunan adalah budidaya tanaman pangan maupun non pangan yang berfungsi untuk menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan, menghasilkan devisa negara, pemeliharaan sumberdaya alam yang dilakukan baik oleh rakyat maupun oleh perusahaan (perkebunan besar). 2. Macam-macam Usaha Perkebunan Perkebunan merupakan salah satu bidang usaha yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun pengertian 10

Upload: vuongdiep

Post on 04-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

10

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Gambaran Umum Perkebunan

1. Pengertian Perkebunan

Selanjutnya perkebunan juga memiliki pengertian yang bervariasi tergantung

kepada aspek apa yang akan dikelompokkan, apakah akan lebih menekankan

kepada fungsinya, pengelolaan, atau produk yang dihasilkan. Hal ini sebagaimana

yang diungkapkan oleh Bahri (1966:521) mengenai perkebunan :

Perkebunan berdasarkan fungsinya dapat diartikan sebagai usaha untuk

menciptakan lapangan kerja, peningkatan pendekatan serta devisa negara dan

pemeliharaan sumberdaya alam. Berdasarkan pengelolaannya perkebunan dapat

dibagi menjadi perkebunan rakyat, perkebunan besar, perkebunan Perusahaan Inti

Rakyat (PIR) dan Unit Pelaksanaan Proyek (UPP). Perkebunan berdasarkan

produknya dapat diartikan sebagai usaha budidaya tanaman yang ditujukan untuk

menghasilkan bahan industri (misalnya tebu, teh, kopi, dan kayu manis).

Dari macam-macam pengertian perkebunan diatas dapat disimpulkan bahwa

perkebunan adalah budidaya tanaman pangan maupun non pangan yang berfungsi

untuk menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan, menghasilkan devisa

negara, pemeliharaan sumberdaya alam yang dilakukan baik oleh rakyat maupun

oleh perusahaan (perkebunan besar).

2. Macam-macam Usaha Perkebunan

Perkebunan merupakan salah satu bidang usaha yang dilakukan oleh

masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun pengertian

10

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

11

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

macam-macam usaha perkebunan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian

No. 325/Kpts/Um/1982 (Rahardi dkk, 1995: 20-21) yakni :

Perusahaan perkebunan adalah usaha budidaya tanaman perkebunan yang

dilaksanakan di atas lahan Hak Guna Usaha (HGU). Perusahaan perkebunan

terdiri dari perkebunan besar dan perkebunan selain perkebunan besar.

Perkebunan besar adalah perusahaan perkebunan yang lahannya seluas 25 hektar

atau lebih dan diusahakan oleh Badan Hukum Indonesia (BHI). Perkebunan besar

ini dapat dikelola secara sendiri atau bentuk kerjasama yang saling

menguntungkan dengan perkebunan rakyat, atau dengan perusahaan perkebunan

di luar perkebunan besar dengan pola PIR maupun dengan pola lainnya.

Perusahaan perkebunan di luar perkebunan besar dapat diusahakan oleh

perseorangan (Warga Negara Indonesia) atau Badan Hukum Indonesia.

Perkebunan rakyat merupakan usaha budidaya tanaman perkebunan yang

diusahakan tidak di atas lahan HGU.

Berdasarkan jenis usaha perkebunan di atas pengelolaan perkebunan ada yang

diusahakan oleh rakyat dalam bentuk perkebunan rakyat dan oleh perusahaan

perkebunan. Perbedaan antara perkebunan rakyat dan perusahaan perkebunan

(perkebunan besar) terletak pada luas lahan yang digunakan dan adanya hak

pengelolaan lahan yang disebut dengan lahan hak Guna Usaha (HGU). Terkait

dengan hak guna usaha sebenarnya hak ini merupakan perubahan dari

pengundangan Hukum Agraria pada tahun 1870 pada masa pemerintahan kolonial

Belanda. Di dalam Hukum Agraria tersebut ada hak-hak bagi pemegang modal

baik berasal dari negara Belanda maupun dari negara Eropa Barat lainnya. Hak-

hak tersebut dikenal dengan nama hak erfpacth yang meliputi jangka waktu

maksimum75 tahun dengan luas maksimum 360 hektar. Selain erfpacth adapula

hak postal yaitu hak untuk mendirikan bangunan pabrik dan hak eigendom

terutama untuk rumah-rumah tempat tinggal. Rumah terdiri dari rumah pegawai,

buruh, dan pimpinan perkebunan beserta pabrik yang berada dalam satu kawasan

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

12

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

yang disebut estate. Kemudian UU Agraria pada tahun 1870 dirubah oleh

pemerintah Indonesia dengan Undang-Undang Pokok Agraria 1961 yang

merubah erfpacth menjadi hak guna usaha dan hak opstal menjadi hak guna

bangunan masing-masing maksimum 10 tahun. Berkaitan dengan hak eigendom

sampai sekarang masih tetap diberlakukan, hal ini dapat diidentifikasi dengan

tetap beradanya rumah pegawai, buruh dan pimpinan perkebunan dalam satu

kawasan (Mubyanto,1991:18-20).

Perusahaan perkebunan di Indonesia sebagian besar merupakan milik negara

Belanda yang dulunya merupakan perkebunan bekas modal yang telah dibeli oleh

pemerintah Indonesia. Salah satu perusahaan perkebunan yang berstatus BUMN

adalah PT. Perkebunan Nusantara IV yang dibentuk berdasarkan PP RI NO, 09

Tahun 1996 yang berkantor pusat dikota Medan.

B. Gambaran Umum Kelapa Sawit

1. Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman industri penghasil

minyak masak, minyak industri dan bahan bakar (biodiesel). Selain itu, kelapa

sawit juga merupakan bahan baku untuk industri sabun, industri lilin, industri

pembuatan lembaran-lembaran timah dan industri kosmetik. Produktivitas dari

perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan

dan perkebunan yang sudah lama terbengkalai dikonversi menjadi perkebunan

kelapa sawit.

a. Ekologi Kelapa Sawit

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

13

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Daerah pengembangan kelapa sawit yang sesuai berada pada 150

LU - 150

LS.

Ketinggian tanaman kelapa sawit yang ideal berkisar antara 0 - 1500 m dpl.

Kelapa sawit menghendaki curah hujan sebesar 1500 - 4000 mm/tahun. Suhu

optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 29 - 300

C. intensitas penyinaran

matahari sekitar 5 - 7 jam/hari. Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80 - 90%.

Kecepatan angin 5 - 6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Kelapa sawit

dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial

atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Nilai pH

(tingkat keasaman) yang optimum adalah 5,0-5,5. Kelapa sawit menghendaki

tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase (beririgasi) baik dan memiliki

lapisan solum yang cukup dalam dalam (80 cm) tanpa lapisan padas. Kondisi

topografi tanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 150.

b. Varietas Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam family palmae, subkelas

Monocotyledoneae. Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit. Varietas-varietas

tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, diantara varietas

tersebut terdapat varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan

dibandingkan dengan varietas lainya, diantaranya tahan terhadap hama dan

penyakit, produksi tinggi, serta kandungan minyak yang dihasilkan tinggi.

Berikut ini beberapa jenis varietas yang banyak digunakan oleh para petani

dan perkebunan kelapa sawit :

- Varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

14

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, beberapa varietas

kelapa sawit yang banyak digunakan para petani dan perkebunan kelapa sawit di

Indonesia diantaranya Dura, Psifera, Tenera. (Yan Fauzi,2002).

Tabel 2.1

Karakteristik Kelapa Sawit Varietas Dura,

Tenera dan Pisifera

Kriteria Dura Tenera Pisifera

Ketebalan Cangkang (mm) 2-5 mm Tidak ada 1-2,5 mm

Persentase cangkang (buah) 20-50 % N.A. 3-20 %

Persentase mesokarp (daging buah) 20-65 % 90-92 % 60-90 %

Persentase inti buah 4-20 % 3-8 % 3-15 %

Kadar minyak rendah tinggi sedang

(Lubis dan Widanarko, 2011)

- Varietas berdasarkan warna kulit

Berdasarkan warna buah dikenal ada 3 tipe yaitu : Nigrescens, Viriscens dan

Albescens. Karakteristik jenis varietas berdasarkan warna kulit dapat terlihat dari

buah yang masih muda sampai buah yang sudah masak.

Tabel 2.2

Karakteristik Kelapa Sawit Berdasarkan Warna Kulit

Varietas Warna Buah

Muda Warna Buah Masak

Nigrescens Ungu kehitam-

hitaman

Jingga kehitam-

hitaman

Viriscens Hijau

Jingga kemerah-

merahan, tetapi ujung

buah tetap hijau

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

15

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Albescens Keputih-putihan

Kekuning-kuningan

dan ujungnya ungu

kehitaman

- Varietas unggul

Pada saat ini, telah dikenal beberapa varietas unggul kelapa sawit yang

dianjurkan untuk ditanam di perkebunan. Varietas-varietas unggul tersebut

dihasilkan melalui hibridisasi atau persilangan buatan antara varietas Dura sebagai induk betina

dengan varietas pisifera sebagai induk jantan. Terbukti dari hasil pengujian yang dilakukan

selama bertahun-tahun, bahwa varietas-varietas tersebut mempunyai kuwalitas dan kuantitas

yang lebih baik dibandingkan varietas lainnya.

2. Fisiologi Kelapa Sawit

Menurut Benediktus Sihotang, (2010) tanaman kelapa sawit memiliki ciri-ciri

morfologi sebagai berikut :

a. Akar

Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman berbiji satu (monokotil)

yang memiliki akar serabut. Perakaran kelapa sawit yang telah terbentuk

sempurna umumnya memiliki akar primer dengan diameter 5-10 mm, akar

sekunder 2-4 mm, akar tersier 1-2 mm, dan akar kuartener 0,1-0,3 mm. akar yang

paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan kuartener yang

berada di kedalaman 0-60 cm dengan jarak 2-3 meter dari pangkal pohon.

b. Batang

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

16

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tanaman kelapa sawit memiliki batang lurus, melawan arus gravitasi bumi,

dan dapat berbelok jika tanaman tumbang. Tinggi batang bertambah sekitar 45

cm/tahun. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai, pertambahan tinggi dapat

mencapai 100 cm/tahun. Pada saat tanaman berumur 25 tahun, tinggi batang

kelapa sawit dapat mencapai 13-18 meter.

Batang kelapa sawit berbentuk slinder dengan diameter sekitar 10 cm pada

tanaman muda hingga 75 cm pada tanaman tua. Bagian bawah batang memiliki

diameter lebih besar 10-20% dari batang bagian atas. Pangkal pelepah kelapa

sawit mulai rontok pada umur 15 tahun. Namun, untuk spesies tertentu, spesies

varietas dura, kerontokan pelepahnya mulai saat tanaman berumur 10 tahun.

c. Daun

Daun merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan bagi tanaman.

Bentuk daun, jumlah daun, dan susunannya sangat berpengaruh pada luas

tangkapan sinar matahari untuk diproses menjadi energi. Pada saat kecambah,

bakal daun pertama yang muncul membelah menjadi dua helai daun pada umur

satu bulan. Seiring bertambahnya daun, anak daun mulai membelah pada umur 3-

4 bulan sehingga terbentuk daun sempurna. Pada bagian pangkal pelepah terdapat

duri (spine). Awalnya, spine merupakan barisan seludang yang gagal membentuk

daun sehingga menyempit dan membentuk duri.

Daun kedua dihitung sesuai susunan spiral atau pola susunan daun

(filotaksis). Pola spiral ini dihitung dari titik tumbuh mengikut sudut divergen

yang besarnya 137,50

(sudut fibonacci). Pola spiral ini dapat berubah spiral kanan

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

17

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

atau spiral kiri, tergantung pada genetic tanaman. Pola ini tidak mempengaruhi

produktivitas atau kecepatan tumbuh kelapa sawit.

d. Bunga

Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 2,5 tahun, tetapi umumnya

bunga tersebut gugur pada fase awal pertumbuhan generatifnya. Bunga sawit

muncul dari ketiak daun yang disebut infloresen (bunga majemuk). Bakal bunga

tersebut dapat berkembang menjadi bunga jantan atau bunga betina tergantung

pada kondisi tanaman. Namun, tidak jarang juga organ betina (gynoecium) dapat

berkembang bersama-sama dengan organ jantan (androecium) dan menghasilkan

organ hermaprodit. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman

berumah satu. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan rangkaian bunga betina.

Umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang.

e. Buah

Buah kelapa sawit digolongkan sebagai buah drupe. Susunan buah kelapa

sawit yaitu daging buah yang terbungkus oleh kulit, mesocarp, dan cangkang yang

membungkus 1-4 inti atau kernel. Sementara itu, inti memiliki testa (kuli),

endosperm, dan sebuah embrio.

Tandan kelapa sawit terdiri dua ribu buah sawit dengan tingkat kematanga

yang bervariasi. Secara praktis, tandan yang dianggap matang atau layak panen

dicirikkan dengan tanda berwarna merah jingga yang menandakan adanya

kandungan karotena. Buah yang masih muda berwarna hijau pucat, semakin tua

warnanya berubah menjadi hijau hitam hingga kuning. Sementara itu buah sawit

yang masih mentah berwarna hitam.

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

18

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

f. Biji

Biji kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot yang berbeda untuk setiap

jenisnya. Umumnya, biji kelapa sawit memiliki waktu dorman. Perkecambahan

bisa berlangsung dari enam bulan dengan tingkat keberhasilan 50%.

3. Produksi Kelapa Sawit

Menurut Kiswanto dkk, (2008:8-17) tanaman kelapa sawit memiliki ciri-ciri

morfologi sebagai berikut:

a. Pembibitan

Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai paling

lambat satu tahun sebelum penanaman di lapangan. Lokasi pembibitan harus

mendapat perhatian, terutama hal-hal sebagai berikut:

- Dekat dengan sumber air

- Bebas genangan air atau banjir

- Dekat dari pengawasan, mudah dikunjungi

- Tidak jauh dari areal yang akan ditanami

- Tidak terlalu jauh dengan sumber tanah (top soil) untuk mengisi polybag.

Pada dasarnya dikenal dua sistem pembibitan yaitu sistem pembibitan ganda

(double stage system) dan sistem pembibitan tunggal (single stage system).

Kegiatan pada proses pembibitan meliputi:

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

19

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

- Pembuatan pembibitan awal (0 – 3 bulan), meliputi pekerjaan : persiapan lahan dan

perataan lahan, pengadaan alat dan bahan, pembuatan naungan, pembuatan

jaringan irigasi dan penanaman.

- Pembuatan pembibitan utama (3 – 9 bulan), meliputi pekerjaan : persiapan lahan

dan perataan lahan, pengadaan alat dan bahan, pemindahan tanaman dari plastik

kecil ke plastik besar, pengaturan jarak, dll.

- Pemeliharaan tanaman meliputi : pemupukan, penyiraman, pengendalian hama

penyakit, penyiangan gulma, dan seleksi bibit.

b. Pembukaan lahan dan penyiapan lahan

Dalam pembukaan areal perkebunan yang perlu diperhatikan adalah tetap

terjaganya lapisan olah tanah. Metode pembukaan lahan yang sebaiknya

dilakukan adalah pembukaan lahan tanpa bakar. Pemerintah telah mengeluarkan

SK Dirjen Perkebunan No. 38 tahun 1995, tentang pelarangan membakar hutan.

Selain itu alasan menggunakan metode ini adalah:

- mempertahankan kesuburan tanah

- menjamin pengembalian unsur hara

- mencegah erosi permukaan tanah

- membantu pelestarian lingkungan

Tahapan untuk pembukaan lahan adalah sebagai berikut : membabat rintisan,

mengimas, menebang, merancek, membuat pancang kepala dan membersihkan

jalur. Sedangkan tahapan untuk penyiapan lahan adalah : pembuatan teras dan

pembuatan benteng (tanggul) sinambung dan rorak. Pembuatan saluran drainase,

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

20

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

penanaman tanaman penutup tanah (cover crop), dan pembuatan jalan

transportasi.

c. Penanaman

Penanaman di lapangan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau

pada bulan Oktober sampai Februari. Tahapan pekerjaan penanaman adalah

sebagai berikut:

- Penentuan Pola Tanaman

- Pembuatan Lubang Tanam

- Cara Penanaman

Kelapa sawit ditanam pada awal musim hujan, atau setelah turun hujan

dengan teratur. Poses penanaman kelapa sawit secara gais besar dapat

disimpulkan sbagai berikut :

a. Lubang tanaman dipupuk dengan pupuk fostat Agrophos 250 g/lubang.

b. Lepaskan plastik polybag dan masukkan bibit.

c. Timbun bibit dengan galian atas tanah, padatkan.

d. Beri mulsa disekitar batan

d. Pemeliharaan tanaman

Tanaman menghasilkan (TM) pada masa TBM (tanaman belum

menghasilkan) merupakan masa pemeliharaan yang banyak memerlukan tenaga

dan biaya, karena pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari pembukaan

lahan dan persiapan tanaman, selain itu pada masa ini sangat menentukan

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

21

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

keberhasilan pada masa TM. Pekerjaan-pekerjaan dalam pemeliharaan tanaman

TBM adalah sebagai berikut:

- Konsolidasi,

- Pemeliharaan jalan, benteng, teras, parit dan lain-lain,

- Penyulaman,

- Pengendalian gulma,

- Pemupukan

- Pemeliharaan tanaman penutup tanah,

- Kastrasi/ablasi

- Penyerbukan (polinasi),

- Pengendalian hama dan penyakit.

e. Panen dan produksi

- Umur panen

Kelapa sawit berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan buahnya masak 5,5

bulan setelah penyerbukan. Kelapa sawit dapat dipanen jika tanaman berumur 31

bulan, sedikitnya 60 % buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan

buah matang panen. Satu tandan beratnya berkisar 10 kg lebih.

- Cara panen

1). Tandan matang dipanen semuanya dengan kriteria 25 - 75 % buah luar

memberondol atau

2). Kurang matang dengan 12,5 - 25 % buah luar memberondol

3). Potong pelepah daun yang menyangga buah

4). Tandan dipotong

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

22

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

5). Bertanda di bekas potongan dengan nama atau tanggal panen

6). Tumpuk pelepah daun yang dipotong secara teratur di gawangan dengan cara

ditelungkupkan.

- Periode panen

Panen dilakukan 5 hari dalam seminggu, 2 hari untuk pemeliharaan alat.

Tingkat produksi dipengaruhi kualitas tanaman, kesuburan tanah, keadaan iklim,

umur tanaman, pemeliharaan tanaman dan serangan hama penyakit.

Pada dasarnya, ada dua macam hasil olahan utama tandan buah segar di

pabrik yaitu minyak sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah dan

minyak inti sawit yang dihasilkan dari ekstraksi inti sawit. Secara ringkas, tahap-

tahap proses pengolahan tandan buah segar sampai dihasilkan minyak diuraikan

sebagai berikut:

1. Pengangkutan tandan buah segar ke Pabrik

2. Perebusan tandan buah segar

3. Perontokan dan Pelumatan Buah

4. Pemerasan atau Ekstraksi Minyak Sawit

5. Pemurnian dan Penjernihan Minyak Sawit

6. Pengeringan dan Pemecahan Kulit

7. Pemisahan Inti Sawit dari Tempurung

C. Pemanfaatan Crude Palm Oil dan Crude Palm Ketel Oil Kelapa Sawit

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

23

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Pemanfaatan ini sesuai spesifikasi kebutuhan produk, yang dikemukakan Yan

Fauzi dkk (2012:125) maka dapat diturunkan lagi menjadi :

1. Produk turunan Crude Palm Oil (CPO)

Produk turunan crude palm oil selain minyak goreng kelapa sawit, dapat

dihasilkan Margarine, Shortening, Vanaspati (Vegetable ghee), Ice creams,

Bakery Fats, Instans Noodle, Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender,

Chocolate dan Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, Sugar Confectionary,

Biskuit Cream Fats, Filled Milk, Lubrication, Textiles Oils dan Bio Diesel.

Khusus untuk biodiesel, permintaan akan produk ini pada beberapa tahun

mendatang akan semakin meningkat, terutama dengan diterapkannya

kebijaksanaan di beberapa negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan

renewable energy.

2. Produk Turunan Crude Plam Ketel Oil (CPKO)

Dari produk turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan Shortening, Cocoa

Butter Substitute, Specialty Fats, Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar

Confectionary, Biscuit Cream Fats, Filled Mild, Imitation Cream, Sabun,

Detergent, Shampoo dan Kosmetik.

D. Gambaran Umum Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit

1. Pengertian Limbah

Menurut Rohman (2000) “karakteristik limbah dapat dilihat dari jumlah

(banyak limbah), sifat (dinamis atau statis) dan dampak yang diakibatkan dari

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

24

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

keberadaan limbah tersebut. Limbah ada yang berbentuk cair, padat, gas, dan

limbah B3 (bahan bahaya beracun)”.

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik

industri maupun domestik (rumah tangga) atau lebih dikenal sebagai sampah yang

kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan

karena tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah akan berdampak negatif ataupun

positif tergantung bagaimana cara penanganannya. Dengan konsentrasi dan

kuantitas tertentu kehadiran limbah seringkali berdampak negatif terhadap

lingkungan terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan

penanganan terhadap limbah.

2.Jenis-Jenis Limbah

Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam,

yaitu:

a. Limbah cair

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud

cair (PP 82 thn 2001).

b. Limbah padat

Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik

pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

25

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum.

Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal,

gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll

c. Limbah gas dan partikel

Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah)

yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida,

nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.

d. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan

berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun

tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau

membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah

bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak,

sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan

penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila

memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah

terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-

lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.

Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:

a) Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada

pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil

dan mudah menguap

b) Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

26

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

c) Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan

lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari

hasil proses tersebut.

d) Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan

digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan

cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.

3. Limbah Kelapa Sawit

Limbah kelapa sawit adalah sisa tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk

dalam produk utama atau merupakan hasil ikutan dari proses pengolahan kelapa

sawit

Jumlah limbah kelapa sawit yang dihasilkan tiap pabrik kelapa sawit berbeda-

beda tergantung dari jumlah bahan baku yang digunakan oleh pabrik tersebut dan

juga jumlah produksinya. Menurut Yan Fauzi dkk (2012) pada umumnya dari

setiap ton tandan buah segar yang diolah dapat menghasilkan 140-200 kg crude

palm oil. Pengolahan tersebut juga menghasilkan limbah, antara lain limbah cair,

cangkang sawit, fiber/serabut dan tandan kosong kelapa sawit. Komposisi limbah

yang dihasilkan kelapa sawit dalam perton adalah:

a. Limbah cair 600 – 700 kg

b. Serat dan cangkang sampai 190 kg yang umumnya digunakan sebagai bahan bakar

boiler

c. Tandan kosong kelapa sawit mencapai 230 kg.

Limbah kelapa sawit yang dibiarkan menumpuk begitu saja tanpa perlakuan

apapun akan menimbulkan dampak bagi lingkungan baik polusi udara,

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

27

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

pencemaran air dan terhambatnya pertumbuhan tanaman yang nantinya akan

berdampak pada waktu panen tanaman.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa volume limbah

kelapa sawit jauh lebih besar dibandingkan jumlah crude palm oil dan crude palm

ketel oil. Limbah kelapa sawit yang dibiarkan menumpuk begitu saja akan

berdampak terhadap udara (polusi udara), kondisi air (pencemaran air),

petumbuhan tanaman dan juga membutuhkan tempat pembuangan yang luas.

Dengan demikian agar dampak dari keberadaan limbah kelapa sawit tidak meluas

atau lebih parah maka harus dilakukan penanganan yang tepat terhadap limbah

tersebut.

4. Jenis Limbah Kelapa Sawit

Menurut Yan Fauzi (2012:195) berdasarkan tempat pembentukannya, limbah

kelapa sawit dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu limbah perkebunan

kelapa sawit dan limbah industri kelapa sawit.

a. Limbah perkebunan kelapa sawit

Limbah perkebunan kelapa sawit aalah limbah yang dihasilkan dari sisa

tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan, dan

panen kelapa sawit. Jenis limbah ini antara lain kayu, pelepah dan gulma. Dalam

setahun setiap hektar perkebunan kelapa sawit rata-rata menghasilkan limbah

pelepah daun sebanyak 10,4 ton bobot kering.

b. Limbah industri kelapa sawit

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

28

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada saat proses

pengolahan kelapa sawit. Limbah jenis ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu

limbah padat, limbah cair dan limbah gas.

1). Limbah padat

Limbah padat industri kelapa sawit yang dihasilkan dari proses pengolahan

kelapa sawit adalah tandan kosong, serat dan tempurung (cangkang). Limbah

padat tandan kosong kadang – kadang mengandung buah tidak lepas diantara

celah-celah ulir dibagian dalam. Kejadian ini timbul, bila perebusan dan bantingan

yang tidak sempurna sehingga pelepasan buah sangat sulit.

Serat yang merupakan hasil pemisahan dari fibre cyclone mempunyai

kandungan cangkang, minyak dan inti. Kandungan tersebut tergantung pada

proses ekstraksi di screw press dan pemisahan pada fibre cyclone. Tempurung

yang dihasilkan dari kernel plant yaitu shell separator masih mengandung biji

bulat dan inti sawit (Ponten M. Naibaho, 1996).

2). Limbah cair

Limbah cair juga dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Limbah

ini berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi, dan dari hidrosiklon. Limbah kelapa

sawit memiliki kadar bahan organik yang tinggi. Tingginya kadar tersebut

menimbulkan beban pencemaran yang besar, karena diperlukan degradasi bahan

organik yang lebih besar pula.

Lumpur (sludge) disebut juga lumpur primer yang berasal dari proses

klarifikasi merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dalam proses

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

29

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

pengolahan kelapa sawit, sedangkan lumpur yang telah mengalami proses

sedimentasi disebut lumpur sekunder. Kandungan bahan organik lumpur juga

tinggi yaitu pH berkisar 3-5

3). Limbah gas

Selain limbah padat dan cair, industri pengolahan kelapa sawit juga

menghasilkan limbah bahan gas. Limbah gas ini antara lain gas cerobong dan uap

air buangan pabrik kelapa sawit.

5. Dampak Limbah Industri

Limbah dari industri dapat membahayakan kesehatan manusia karena dapat

merupakan pembawa suatu penyakit (sebagai vehicle), merugikan segi ekonomi

karena dapat menimbulkan kerusakan pada benda/bangunan maupun tanam –

tanaman dan peternakan, dapat merusak atau membunuh kehidupan yang ada di

dalam air seperti ikan dan binatang peliharaan lainnya, dan dapat merusak

keindahan (aestetika), karena bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap

dipandang terutama di daerah hilir sungai yang merupakan daerah rekreasi

(Sugiharto, 1987:21)

6. Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit

Untuk mengurangi dampak yang diakibatkan oleh limbah padat kelapa sawit

maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan cara memanfaatkan

limbah tersebut sebagai sesuatu yang memiliki kegunaan terutama bagi

perusahaan dan perkebunan tersebut karena pihak tersebut adalah pihak yang

terlibat langsung dalam pengelolaan kelapa sawit.

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

30

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Dalam usaha industri kelapa sawit terdapat hasil sampingan yang bernilai

ekonomis baik untuk dijual maupun dimanfaatkan kembali. Besarnya volume

limbah padat kelapa sawit seringkali menjadi masalah bagi pihak industri

pengolahan itu sendiri maupun lingkungan sehingga dengan memanfaatkan

limbah tersebut menjadi produk yang berguna merupakan cara bijak yang harus

ditempuh untuk mengatasi masalah.

Menurut Yan Fauzi dkk (2012:198) Limbah hasil pengolahan kelapa sawit

mempunyai potensi dimanfaatkan sebagai berikut :

a. Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Pupuk Organik

Tandan kosong kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk

organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan

tanaman. Tandan kosong kelapa sawit mencapai 23% dari jumlah pemanfaatan

limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan

memberikan manfaat lain dai sisi ekonomi. Bagi perkebunan kelapa sawit dapat

menghemat penggunaan pupuk sintesis sampai dengan 50%. Pupuk oganik yang

dihasilkan dari tandan kosong kelapa sawit dapat berupa pupuk kompos dan

pupuk kalium

b. Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Bahan Serat

Tandan kosong kelapa sawit juga menghasilkan serat kuat yang dapat

digunakan untuk berbagai hal, diantaranya serat berkaret sebagai bahan pengisi

jok dan matras, polipot (pot kecil, papan ukuran kecil, dan bahan pengepak

industri)

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

31

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Serat tandan kosong dapat diperoleh dengan cara mengepresnya sehingga

keluar air, minyak dan kotoran yang terkandung didalamnya, selanjutnya tandan

kosong tersebut diurai memakai mesin pengurai sehingga seratnya terpisah denga

komponen bukan serat seperti gabus, pati, dan kotoran. Setelah terurai, serat

diayak untuk memisahkan serat panjang, pendek dan debu yang menempel. Serat

kelapa sawit memiliki diameter yang lebih besar, lebih kaku, dan lebih lentur

dibandingkan dengan serat kelapa. Pabrik dengan kapasitas 30 ton tandan buah

segar per jam mampu menghasilkan serat sebanyak 30 ton per hari

c. Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Sumber Karetonoid

Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit sebagai sumber karetonoid

merupakan suatu inovasi yang bermanfaat bagi dunia industri makanan. Hasil

penelitian menunjukkan tandan kosong kelapa sawit yang mengalami satu kali

sterilisasi rata-rata mengandung karetonoid total sebesar 37, 8 ppm, sedangkan

tandan kosong kelapa sawit yang mengalami dua kali sterilisasi kandungannya

rat-rata 25,9 ppm. Komposisi karetonoid di dalam tandan kosong kelapa sawit

didominasi oleh alpha-karoten (12,9 ppm), beta-karoten (6,4 ppm), lutein (4,1

ppm) dan zeakaroten (3,9 ppm), sedangkan karotenoid lainnya sebesar 5,2 ppm.

Senyawa beta-karoten bersifat lebih stabil daripada senyawa karotenoid lainnya.

d. Tempurung Buah Sawit untuk Arang Aktif

Tempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak

kelapa sawit yang cukup besar, yaitu mencapai 60% dari produksi minyak.

Tempurung buah kelapa sawit dapat dimanfaatkan. Arang aktif dimanfaatkan oleh

berbagai industri antara lain industri minyak, karet, gula dan farmasi. Selama ini

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

32

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

tempurung kelapa sawit digunakan hanya sebagai bahan bakar pembangkit tenaga

uap dan bahan pengeras jalan.

Arang aktif dapat dibuat dengan melalui proses karbonisasi pada suhu 5500C

selama kurang lebih tiga jam. Karakteristik arang aktif yang dihasilkan melalui

proses tersebut memenuhi standar industri Indonesia, kecuali untuk kadar abu.

Tingkat keaktifan arang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari daya serat larutan

ionnya sebesar 28,9%.

e. Batang Kelapa Sawit untuk Perabot dan Papan Artikel

Kebutuhan pulp kertas di Indonesia sampai saat ini masih dipenuhi dari

impor. Padahal potensi untuk menghasilkan pulp di dalam negri cukup besar.

Salah satu alternatif itu adalah dengan memanfaatkan batang dan tandan kosong

kelapa sawit untuk digunakan sebagai bahan pulp kertas dan papan serat. Di

Indonesia sudah mulai banyak industri kertas memanfaatkan limbah kelapa sawit

tersebut sebagai alternatif bahan baku. Proses pembuatan pulp kertas dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu proses dengan NaOH dan proses dengan sulfat

(silfat tissue). Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan dengan

sulfat tissue memenuhi Standar Industri Indonesia (SII 1411 – 85 ).

f. Batang dan Pelepah Sawit untuk Pakan Ternak

Batang kelapa sawit yang sudah tua dan tidak berproduktif lagi, dapat

dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai tinggi. Batang kelapa sawit tersebut

dapat dibuat fiber board sebagai bahan baku perabot rumah tangga seperti mebel,

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0807011_chapter2(1).pdf · TINJAUAN TEORITIS A. Gambaran Umum Perkebunan 1. Pengertian

33

Delly Yohanna Tumanggor, 2012 Dampak Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pt Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

furniture, atau sebagai bahan partikel. Batang kelapa sawit dapat digunakan

sebagai bahan baku papan partikel.

g. Limbah Kelapa Sawit untuk Biodiesel

Sejak tahun 2000, minyak kelapa sawit dan beberapa minyak nabati lainnya

telah digunakan sebagai bahan pembuat biodiesel, yang disebut pemerintah

sebagai biodesel generasi I. Hingga tahun 2011 telah berhasil dikembangkan

biodiesel yang berasal dari minyak kelapa sawit sebanyak 20.000 kiloliter per

tahun. Namun, akibat harga jual biodiesel yang lebih rendah daripada minyak

sawit mentah (crude palm oil), menyebabkan pengusaha sawit lebih memilih

ekspor mentah.