bab 2 tinjauan teoritis

41
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Konsep Dasar Medis 2.1.1 Pengertian demam berdarah dengue Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemoragic Fever sering di sebut orang atau masyarakat. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau demam berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak. Penyakit ini juga dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) atau wabah (WHO, 1997). Demam Berdarah Dengue (DBD) adalh penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama (Noer, 2004) Menurut Mansjoer (2000), DBD adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam, manifestasi perdarahan dan mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian. 2.1.2 Anatomi dan fisiologi darah Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian: bagian cair yang disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel darah (Evelyn. P, 2002:). Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang berwarna merah. Darah adalah suatu 3

Upload: sry-wahyuni-nathalia-hazhugyand

Post on 14-Sep-2015

245 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

DBD

TRANSCRIPT

22

BAB 2TINJAUAN TEORITIS

2.1. Konsep Dasar Medis 2.1.1 Pengertian demam berdarah dengueDemam Berdarah Dengue atau Dengue Hemoragic Fever sering di sebut orang atau masyarakat. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau demam berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak. Penyakit ini juga dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) atau wabah (WHO, 1997).Demam Berdarah Dengue (DBD) adalh penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama (Noer, 2004)Menurut Mansjoer (2000), DBD adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam, manifestasi perdarahan dan mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian.

2.1.2 Anatomi dan fisiologi darah Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian: bagian cair yang disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel darah (Evelyn. P, 2002:). Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang berwarna merah. Darah adalah suatu cairan kental yang terdiri dari sel-sel dan plasma (Guyton, 1997).a. Bagian-bagian darah

Bagian sel darah (http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3keperawatan/206301003/bab2.pdf)b. Fungsi darah1. Sebagai alat pengangkut Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh. Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal (Guyton, 1997).2. Sebagai pertahanan tubuhTerhadap serangan bibit penyakit dan racun yang akan membinasakan tubuh dengan perantara leukosit, antibodi atau zat-zat anti racun (Guyton, 1997).3. Menyebarkan panas keseluruh tubuh (Guyton, 1997).

c. Bagian darah1. Sel-sel Darah, terdiri dari 3 macam yaitua) Eritrosit (sel darah merah). Eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak berhenti, ukurannya kira-kira 8 m, tidak dapat bergerak, banyaknya kira-kira 5 juta dalam mm3. Eritrosit berwarna kuning kemerahan karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin. Warna ini akan bertambah merah jika didalamnya banyak mengandung O2. Fungsi dari eritrosit adalah mengikat CO2 dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru (Guyton, 1997).b) Leukosit (sel darah putih). Sel darah yang bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantara kaki palsu (pseudopodia) mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga dapat dibedakan berdasarkan inti sel. Leukosit berwarna kuning (tidak berwarna), banyaknya kira-kira 4000- 11.000/mm3. Leukosit berfungsi sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/ bakteri yang masuk dalam tubuh jaringan RES (Retikulo Endotel System). Fungsi yang lain yaitu sebagai pengangkut dimana leukosit mengangkut dan membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa dan ke pembuluh darah. Macam-macam leukosit adalah granulosit (limfosit dan monosit) dan agranulosit (eosinofil, basofil dan neutrofil) (Guyton, 1997).c) Trombosit (sel pembeku). Merupakan benda-benda kecil yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan ada yang lonjong. Warnanya putih dengan jumlah normal 150.000-450.000/ mm3. Trombosit memegang peranan penting dalam pembekuan darah jika kurang dari normal. Apabila timbul luka, darah tidak lekas membeku sehingga timbul pendarahan terus menerus (Guyton, 1997).2. Plasma DarahBagian darah yang encer tanpa sel-sel darah warna bening kekuningan hampir 90% plasma darah terdiri dari:a. Fibrinogen yang berguna dalam proses pembekuan darahb. Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dan lain-lain yang berguna dalam metabolismec. Protein darah (albumin dan globulin) meningkatkan viskositas darah dan juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.d. Zat makanan (zat amino, glukosa lemak, mineral, dan vitamin)e. Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuhf. Antibodi atau anti toksin (Guyton, 1997).Hematokrit adalah presentase darah yang berupa sel. Harga normal hematokrit adalah 40,0-54,0 %. Efek hematokrit terdapat viskositas darah makin besar presentase darah merah yaitu makin besar hematokrit.

2.1.3 Etiologi demam berdarah denguePenyakit Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus B, yaitu arthropod-borne virus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Virus ini termasuk genus Flavivirus dari famili Flaviviridae (Widoyono, 2011).Hingga sekarang telah ada empat serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Namun yang paling banyak menyebabkan demam berdarah adalah dengue tipe DEN-2 dan DEN-3 (Widoyono, 2011).Menurut Widoyono (2011), Di Indonesia dikenal dua jenis nyamuk aedes, yaitu:1. Aedes aegypti :a. Paling sering ditemukanb. Nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak di dalam rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih yang tidak beralaskan tanah seperti bak kamar mandi, WC, tempayan, drum dan barng-barang yang menampung air seperti kaleng, ban bekas, pot tanaman air serta tempat minum burungc. Nyamuk betina bersifat multiple biters (menggigit beberapa orang karena sebelum nyamuk tersebut kenyang sudah berpindah tempat)d. Nyamuk ini berbintik-bintik putih atau sayap dan badannya belang-belang atau bergaris-garis putihe. Tahan dalam suhu panas dan kelembaban tinggif. Biasanya menggigit pada pagi hari dan sore harig. Jarak terbang 100 meter2. Aedes albopictus :a. Tempat habitatnya ditempat air jernih, biasanya di sekitar rumah atau pohon-pohon yang dapt tertampung air hujan bersih, yaitu pohon pisang dan tanaman pandanb. Menggigit pada waktu siang haric. Berwarna hitamd. Jarak terbang 50 meter

2.1.4 Patofisiologi demam berdarah dengueVirus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Pertama tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali) (Widoyono, 2011).Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler (Widoyono, 2011).Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok). Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena (Widoyono, 2011).Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF (Widoyono, 2011).Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui infus (Widoyono, 2011).Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan (Widoyono, 2011).Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. Gangguan hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu: perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi (Widoyono, 2011).Pada otopsi penderita DHF, ditemukan tanda-tanda perdarahan hampir di seluruh tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal.Pathway DHFNyamuk Aedes Aegypty

Masuk ke dalam darahVirus Dengue Petekie, purpuraTrombosit Perdarahan EkomosisLeukosit Suhu Hematemesis, Epistaksis

Nyeri Otot muntah dan mualbradikardi(otot perut)

Malaise (malas) Anoreksia

Nyeri Nutrisi kurang dari kebutuhan(Widoyono, 2011)

2.1.5 Manifestasi klinik demam berdarah dengue1. Masa InkubasiSesudah nyamuk menggigit penderita dan memasukkan virus dengue ke dalam kulit, terdapat masa laten yang berlangsung 4-5 hari diikuti oleh demam, sakit kepala dan malaise (Smeltzer, 2002).2. DemamDemam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2-7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsungnya demam, gejala-gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia, nyeri punggung, nyeri tulang dan persendian,nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyertainya (Smeltzer, 2002).3. PerdarahanPerdarahan biasanya terjadi pada hari kedua dari demam dan umumnya terjadi pada kulit, dan dapat berupa uji turniket yang positif, mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. Selain itu juga dapat dijumpai epitaksis dan perdarahan gusi, hematomesis dan melena (Smeltzer, 2002).4. HepatomegaliPada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yangkurang gizi hati juga sudah teraba. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal, harus diperhatikan kemungkinan akan terjadinya renjatan pada penderita (Smeltzer, 2002).5. Renjatan (syok)Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ketiga sejak sakitnya penderita, dimulai dengan tanda-tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan dan jari kaki serta cyanosis di sekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukkan prognosis yang buruk. Nadi menjadi lembut dan cepat, kecil bahkan sering tidak teraba. Tekanan darah sistolik akan menurun sampai di bawah angka 80 mmHg (Smeltzer, 2002).

6. Gejala klinik lainNyeri epigastrum, muntah-muntah, diare maupun konstipasi dan kejang-kejang. Keluhan nyeri perut yang hebat seringkali menunjukkan akan terjadinya perdarahan gastrointestinal dan syok (Smeltzer, 2002).

2.1.6 Klasifikasi demam berdarah dengueBerdasarkan patokan dari WHO (1999) DBD dibagi menjadi 4 derajat :1. Derajat IDemam disertai gejala klinis tanpa perdarahan spontan, uji tourniquet (+)2. Derajat IIDerajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau perdarahan lain pada hidung.3. Derajat IIIDitemukan kegagalan sirkulasi darah yaitu nadi cepat dan lemah tekanan darah rendah, gelisah, sianosis mulut hidung dan ujung jari.4. Derajat IVSyok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.

2.1.7 Komplikasi demam berdarah dengueKomplikasi yang dapat terjadi pada pasien DBD adalah 1. Syok, akibat kehilangan cairan yang berlebihan dan terjadi perbesaran plasma2. Asidosis Metabolic, ini terjadi karena syok yang tidak diatasi secara adekuat3. Oedem Paru, terjadi sebagai akibat pemberian cairan yang berlebihan (overload)4. Gagal Ginjal Akut, terjadi sebagai akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syok, diobati dengan menggantikan volume intravaskular5. Kematian (Smeltzer, 2002).

Menurut Widodo (2002), komplikasi yang dapat terjadi pada DBD adalah1. PerdarahanPerdarahan pada DHF disebabkan adanya perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit (trombositopenia)