bab ii tinjauan pustaka -...

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi WHO mendefenisikan anemia dalam kehamilan sebagai kadar Hb kurang dari 11 g /dl, walaupun defenisi kadar Hb kurang dari 10,5 g/dl lebih banyak digunakan secara luas pada trimester kedua, saat hemodilusi fisiologi mencapai nilai maksimal (S trong, 2006). A. Kriteria Anemia Penentuan anemia pada seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin dan tempat tinggal. Kriteria anemia menurut WHO (1968) adalah : Laki-laki : hemoglobin < 13 g/dl Wanita dewasa tidak hamil : hemoglobin < 12 g/ dl Wanita hamil : hemoglobin < 11 g/ dl Anak umur 6-14 tahun : hemoglobin < 12 g/ dl Anak umur 6 bulan - 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria anemia di Indonesia umumnya adalah: 1. Hemoglobin < 10 g/dl 2. Hemotokrit < 30 % 3. Erotrosit < 2.8 juta mm 3 Universitas Sumatera Utara

Upload: lyphuc

Post on 25-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi

WHO mendefenisikan anemia dalam kehamilan sebagai kadar Hb kurang dari 11 g /dl,

walaupun defenisi kadar Hb kurang dari 10,5 g/dl lebih banyak digunakan secara luas pada

trimester kedua, saat hemodilusi fisiologi mencapai nilai maksimal (S trong, 2006).

A. Kriteria Anemia

Penentuan anemia pada seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin dan tempat

tinggal.

Kriteria anemia menurut WHO (1968) adalah :

Laki-laki : hemoglobin < 13 g/dl

Wanita dewasa tidak hamil : hemoglobin < 12 g/ dl

Wanita hamil : hemoglobin < 11 g/ dl

Anak umur 6-14 tahun : hemoglobin < 12 g/ dl

Anak umur 6 bulan - 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl

Secara klinis kriteria anemia di Indonesia umumnya adalah:

1. Hemoglobin < 10 g/dl

2. Hemotokrit < 30 %

3. Erotrosit < 2.8 juta mm 3

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

Untuk derajat anemia berdasarkan kadar hemoglobin menurut WHO :

Ringan sekali : Hb 10 g/ dl- Batas Normal

Ringan : Hb 8 g/ dl- 9.9 g/ dl

Sedang : Hb 6 g/ dl- 7.9 g/dl

Berat : Hb < 6 g/dl

Departemen Kesehatan menetapkan derajat anemia sebagai berikut :

Ringan sekali : Hb 11 g/ dl- batas

Ringan : Hb 8 g/ dl- < 11 g/ dl

Sedang : Hb 5 g/ dl- < 8 g/dl

Berat : Hb < 5 g/dl

B. Penyebab

Banyak bagian tubuh yang penting terlibat dalam sintesis sel darah merah, sebagian

besar dilakukan di sumsum tulang. Sumsum tulang adalah jaringan lunak dipusat tulang yang

membantu membentuk sel darah. Usia sel darah merah normal antara 90 sampai 120 hari.

Bagian tubuh kemudian mengangka t sel-sel darah tua. Hormon yang disebut eritropoietin

dibuat di ginjal yang merupakan sinyal pada sumsum tulang untuk membuat sel darah merah.

Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen didalam sel darah merah, yang memberi warna

merah pada sel darah merah . Orang dengan anemia tidak memiliki cukup hemoglobin. Anemia

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi tiga mekanisme utama tubuh tubuh yang

menyebabkannya adalah (Proverawati, 2011) .

Penyebab dan akibat rendahnya hemoglobin yang petama, zat besi yang masu k melalui

makanan tidak mencukupi kebutuhan, meningkatnya kebutuhan tubuh, perdarahan yang

disebaban oleh infeksi caci ng tambang, malaria dan lainnya.

a. Penurunan Produksi SDM

- Kekurangan zat yang dubutuhkan, seperti zat besi, folat, vit B12

- Masalah produksi di sumsum tulang

b. Peningkatan kehilangan SDM

- Perdarahan – selama menstruasi, persalinan, trauma

c. Peningkatan destruksi SDM (anemia hemolitik)

- anemia sel sabit

- Sindrom HELLP

- Sferositosis herediter

C. Kasifikasi

1. Anemia Defisiensi Zat Besi

Dua kausa tersering anemia selama kehamilan dan nifas adalah defisiensi zat besi

dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya berkaitan erat karena kehilangan

darah dalam jumlah besar disertai hilangnya zat besi hemoglobin serta habisnya

simpanan zat besi pada s uatu kehamilan dapat menjadi kausa penting anemia defisiensi

zat besi pada kehamilan selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

Pada gestasi tipikal dengan satu janin, kebutuhan total ibu akan zat besi yang dipicu oleh

kkehamilan rata -rata mendekati 1000 mg yang jauh melebihi simpanan zat besi

sebagian besar wanita. Kecuali jika perbedaan antara jumlah simpanan zat besi yang

tersedia ke ibu dan kebutuhan zat besi pada kehamilan normal di kompensasi oleh

penyerapan zat besi dari saluran cerna, maka akan terjadi anemia defisiensi zat bes i,

karena jumlah zat besi yang disalurkan ke janin dari ibu defisiensi zat besi tidak jauh

berbeda dari jumlah secara normal dialihkan, maka neonatus dari ibu yang mengalami

anemia berat tidak menderita anemia d efisiensi zat besi (wiliams, 2009) .

Diagnosis anemia biasanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah, seseorang

pertama kali dicurigai menderita anemia defisiensi jika pemeriksaan hitung darah

lengkap rutin menunjukan kadar Hb yang rendah. Jika MCV juga turun,penyebab

terseringnya adalah anemia defisie nsi, maka pemeriksaan yang paling berguna adalah

pemerikasaan kadar serum feritin (McGhee, 2000 ; McKay, 2000) .

Jika terjadi defisiensi besi dan folat atau B12, nilai MCV pada rata -rata pemeriksaan,

mngkin normal, dengan kadar Hb rendah. Apusa darah menjel askan anemia,

penurunan kadar feritin,bersamaan dengan penurunan folat dan kadar vitamin B12,

dapat mengindikasikan malabsorpsi. Peningkatan MCV membutuhkan investivigasi

lanjut mengenai penyebab anemia, seperti konsumsi tinggi alkohol, anomali tiroid atau

hati, atau defisiensi vitamin B12 atau folat. Seorang wanita dengan kelainan

hematologisharus dirujuk ke ahli untuk memperoleh pendapat ahli .

Komplikasi Anemia Defisiensi Besi pada maternal, keletihan, sakit kepala, nyeri

dada, sesak nafas, takikardia, pe nurunan daya tahan terhadap infeksi, gangguan fungsi

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

otot, peniingkatan kehilangan darah selama persalinan, akibat sekunder dari

terganggunya fungsi otot dan toleransi yang rendah terhadap kehilangan darah.

Komplikasi pada janin, volume cairan amnion sedik it, perlahiran prematur, berat

badan lahir rendah, cadangan zat besi buruk, cadangan zat besi penting pada tahun

pertama kehidupan ketika asupan zat besi (Bothamley, Boyle, 2012).

Meskipun perkiraan nilai Hb merupakan metode diagnosisyang paling praktis k arena

murah dan mudah dilakukan, pemeriksaan indeks darah dan modalitas diagnostik

lainnya perlu untuk menegakkan diagnosis.dalam kehamilan pada umumnya,

kebutuhan besi adalah sebagai berikut, besi basal 20 mg, penambahan massa sel darah

merah, 570 mg, tra nsfer kejanin, 200 -350 mg,plasenta 50 -150 mg, perdarahan ketika

bersalin, 100-250 mg, dukurangi oleh kandungan besi yang tersimpan dalam tubuh

akibat amenore (240 -480 mg), kebuthan besi tambahan dalam kehamilan adalah

sebesar 500-600 mg, angka ini dapat di penuhi oleh absorpsi besi sebesarm4 -6 mg/ hari.

Rat- rata kebuuhan besi adalah4 mg/ hari (2,5 mg/ hari pada awal kehamilan, 5,5 mg/

ari pada minggu 20 -32, dan 6-8 mg/hari mulai dari minggu ke 32 sampai seterusnya).

Terapi anemia defisiensi zat besi oral dalam dosis terapeutik ( unsur besi 200 mg di

sertai asam folat 5 mg / hari). Umumnya terjadi peningkatan kadar Hb sebesar 0,8 g/ dl tiap

minggunya, hitung retikulosit mulai meningkat dalam waktu5 -10 hari sejah terapi

oral mulai diberikan .

2. Anemia Defisiensi Vitamin B12 ( Pernicious Anemia)

Merupakan gangguan autoimun karena tidak adanya intrinsik faktor (IF) yang

diproduksi di sel parietal lambung sehingga terjadi gangguan absorbsi vit B 12.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

a. Etiologi dan fakor resiko

- Tidak adanya intrinsik faktor

- Gangguan pada mukosa lambung, ileum dan pankreas

- Tidak adekuatnya intake vit B 12, tapi asam folat banyak

- Obat- obatan yang mengganggu diabsorpsi dilambung (azothioprine, 5 FU,

hidroksi urea, phenytoin, kontrasepsi oral)

- Obat- obatan yang merusak ileum (neomisin,met formin)

- Kerusakan absorpsi ( neoplasma, penyakit gastrointestinal, pembedahan reseksi

illium)

b. Patofisiologi

Defisiensi vit B 12 dan asam folat diyakini akan menghambat sintesis DNA untuk

reflikasi sel termasuk SDM sehingga bentuk, jumlah dan fungsinya tidak sempurna.

Instrinsik faktor (IF) berasal dari sel -sel lambung yang dipe ngaruhi oleh pencernaan

protein (glukoprotein), IF akan mengalir ke ilium untuk membantu mengabsorpsi Vit B12.

Vit B12 juga berperan dalam pembentukan myelin pada sel saraf sehingga

terjadinya defisiensi akan menimbulkan gangguan neurologi.

c. Menifestasi Klinik

- Hb, hematokrit, SDM rendah

- Anemia

- BB menurun, nafsu makan menurun, mual, muntah

- Distensi abdomen, diare, konstipasi.

- Gangguan neurologi (parestesia tangan dan kaki, depresi, gangguan kognitif dan

hilang memori)

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

- Defisiensi Vit B 12 dengan cara test schiling ( pasien puasa selama 12 jam,

kemudian minum air + Vit B 12 radioaktif kemudian berikan B 12 non radioaktif IM,

bila diabsorpsi akan keluar melalui urine yang ditampung adal am 24 jam.

d. Penatalaksanaan

- Pemberian Vit B 12 oral, apabila IF kurang diberikan IM, 100 g tiap bulan.

- Pemberian diet zat besi ( daging, hati, kacang hijau,telor, produk susu), asam folat.

3. Anemia Defisiensi Asam Folat

Kebutuhan folat sangat kecil, biasany a terjadi pada orang yang kurang makan sayur

dan buah-buahan, gangguan pada pencernaan alkoholik dapat meningkatkan

kebutuhan folat, wanita hamil, masa pertumbuhan. Defisiensi sam folat juga dapat

mengakibatkan sindrom mal - absorpsi.

a. Menifestasi Klinik

- Hampir sama dengan defisiensi vit B 12 yaitu adanya gangguan neurologi seperti

gangguan (kepribadian dan daya ingat).

- Biasanya disertai ketidakseimbangan elektrolit (magnesium, kalsium)

- Defisiensi asam folat kurang dari 3 -4 ng/ml (N:7-20 ng/ml)

- Vit B12 normal

b. Penatalaksanaan

- Berikan asam folat 0.1 -5 mg setiap hari, jika mal - absorpsi diberikan IM .

- Berikan vit C untuk membantu penyerapan dan eritropoitis.

- Berikan diet tinggi asam folat (asparagus, brokoli,nanas,melon, sayuran

hijau,ikan,hati, daging, stoberi, susu, telor, hati, kentang, roti)

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

4. Anemia karena megaloblastik

Di Amerika Serikat, anemia megaloblastik yang dimulai selam kehamilan hampir selalu

disebabkn oleh defisiensi asam folat. Kelainan ini biasanya dijumpai pada wanita yang

kurang mengkonsu msi sayuran berdaun hijaun segar, kacang -kacangan, atau protein

hewani. Terapi dari anemia megaloblastik akibatkehamilan hrus mencakup asam folat, diet

bergizi, dan besi. Asam folat, bahkan sekecil 1 mg yang diberikan per hari menghasilkan

respons hematolo gis yang mencolok. Pada hari ke-4 sampai ke-7 pengobatan, hitung

retikulosit meningkat secara bermakna. Janin dan plasenta mengekstraksikan folat dari

sirkulasi ibu sedemikian efektifnya sehingga janin tidak anemik meskipun ibunya mengalami

anemiaberatakibat defisiensi folat (Wiliam, 2009).

D. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki -laki karena terjadi menstruasi dengan

perdarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan kehilangan zatbesi sebesar 30 sampai

40 mg. Disamping itu, kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah

sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan palsenta. Makin sering seseorang

wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan

menjadi makin anemis.

Sebagai gambaran berapa banyak kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan perhatikan

bagan berikut.

Meningkatkan sel darah ibu 500 mg Fe

Terdapat dalam plasenta 300 mg Fe

Untuk darah janin 100 mg Fe

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

Jumlah 900 mg Fe

Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan

Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan

relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi (pengeceran) dengan

peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu.

Jumlah peningkatan sel darah merah 18% sampai 30%, dan hemoglobin sekitar 19%. Bila

hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11g%, dengan terjadinya hemodilusi akan

mengakibatkan a nemia hamil fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai10g%.

Setelah persalinan dengan lahirnya plasenta dan perdarahan ibu akan kehilangan zatbesi

sekitar 900 mg. Saat laktasi, ibu masih memerlukan kesehatan jasmani yang optimalsehingga

dapat menyiapk an ASI untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dalam keadaan anemia,

laktasi tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik (Manuaba, dkk, 2002) .

Makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain, telur (kuning telur), ikan,

legum (kacang polong dan kacan g kacangan), daging hati, adalh sumber tertinggi), unggas,

kismis, whole roti gandum

E. Diagnosis Anemia

1. Pemeriksaan umum

Pemeriksaaan umum: takikardia, takipnea, dan tekanan nadi yang melebar merupakan

mekanisme kompensasi untuk meningkatkan aliran darah dan pengangkutan oksigen ke

organ utama, kulit dan konjungtiva tampak pucat. Ikterus dapat dilihat pada anemia

hemolitik. Gambaran fisik lain yang menyertai anemia berat meliputi, kardiomegali, bising “

hemik “ hepatomegali dan splenomegali.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter dengan mudah dapat mendeteksi anemia dengan melihat gambaran sampel

darah untuk pemeriksaan darah lengkap. Berdasarkan hasil uji dan evaluasi menyeluruh

pasien, dokter akan melalukan lebih banyak tes untuk menentukan penyebab pasti anemia.

Jumlah darah lengkap dapat dilakukan sebagai bagian dari ru tinitas general check -up atau

berdasarkan adanya tanda -tanda dan gejala yang dapat berhubungan dengan anemia (

prawirohardjo, 2010) .

Untuk menegakan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnes sa.

Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang -

kunang, dan keluhan mual -muntah lebih hebat pada hamil muda.

Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan sahli dapat digolongkan

sebagai berikut.

Hb 11 g% tidak anemia

Hb 9-10 g% anemia ringan

Hb 7-8 g % anemia sedang

Hb <7 g% anemia berat

Bila Hb rendah secara abnormal (dibawah 9 gr%), harus dilakukan pemeriksaan dan

pengobatan yang sesuai dan perlu dilakukan pemeriksaan Hb ulang untuk melihat apakah

pengobatan sudah tepat. Kalu anemia ringan sebab yang paling sering adalah defesiensi besi

dan dapat diobati secara efektif dengan suflemen besi dan harus dapat nasehat gizimereka

haeus menghindari tembakau, teh dan kopi serta dipastikan mengkonsum si makanan yang

kaya protein dan vitamin C

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I

dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia,

maka dilakukan pemberian preparat Fe se banyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil (Manuaba, dkk,

2009).

3. Pemeriksaan Laboratorium

Hitung sel darah lengkap dan apusan darah : untuk tujuan praktis, maka anemia selama

kehamilan dapat didefenisikan sebagai hemoglobin kurang daripada 10 atau 11 g / % dan

hematokrit kurang daripada 30 sampai 33 persen.

Apusan darah tepi memberikan evaluasi morfologi eritrosit, hitung jenis leokosit dan

perkiraan keadekuatan trombosit.

Defenisi –defenisi istilah yang lazim adalah sebagai berikut :

Anisositosis – variabelitas ukuran eritrosit.

Poikilositosis – variabelitas bentuk eritrosit.

Hipokrom – penurunan kadarhemoglobin eritrosit.

Hipokrom dan mikrositosis khas anemia defisiensi besi maupun anemia infeksi.

Makrosit basofilik atau polikromatofilik merupakan suatuindikasi peningkatan

eritropoesis yang dapat dihubungkan dengan perdarahan atau hemolisis.

Makro oval dengan peningkatan jumlah lobulus dalam leokosit folimorfonuklear terlihat

pada anemia megaloblastik.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

Sel sasaran terlihat pada hemoglobinopati ( talasemia dan seterusya ). Hipersementasi

inti neutrofil dapat dilihat pada stadium dini defisiensi asam folat dan dapat meramalkan

anemia megaloblastik. Lebih dari 3 % leukosit folimarnonukleus dengan lima atau lebih

segmen inti menunjukan insufisiensi folat (Taber, 19 94).

4. Pemeriksaan lain

Tes- tes lain mungkin dilakukan untuk mengidentifikasi masalah medis yang dapat

menyebabkan anemia. Tes darah digunakan untuk mendiagnosa beberapa jenis anemia yang

dapat mencakup : darah kadar vitamin B 12, asam folat dan vitamin dan mineral lainnya,

pemeriksaan sumsum tulang, jumlah darah merah dan kadar hemoglobin, kadar feritin, dan

kadar besi.

5. Diagnosis Banding

Anemia hipokrom mikrositik ( VER < 80 ; KHER <30): produksi eritrosit normal, tetapi

sintesis hemoglobin terganggu. De fisiensi besi dipengaruhi oleh sintesis hemetalasemia lemah

dalam mensintesis globulin. Sel -sel kecil, dengan konsentrasi hemoglobin. Nilai besi serum

(‘serum iron’) membantu membedakan dua kelainan: besi serum menurun pada defisiensi

besi dan normal ( ata u meningkat) pada talasemia.

Anemia megaloblastik makrositik disebabkan oleh gangguan apapun yang mempengaruhi

sintesis DNA sel, tetapi membiarkan hemoglobinasi normal ( sebgai contoh defisiensi folat).

Anemia normokrom normositik disertai dengan perdarah an berlebihan atau gagalnya

aktivitas sumsum tulang.

F. Tanda dan gejala

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

Karena jumlah sel darah merah yang rendah menyebabkan berkurangnya pengiriman

oksigen ke setiap jaringan dalam tubuh, anemia dapat menyebabkan berbagai tanda dan

gejala. Hal ini juga membuat buruk hampir semua kondisi medis lainnya yang mendasari. Jika

anemia ringan, biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Jika anemia secara perlahan terus

menerus (kronis), tubuh dapat beradaptasi dan mengimbangi perubahan, dalam hal ini

mungkin tidak ada gejala apapun sampai anemia menjadi lebih berat. Gejala dan tanda

termasuk anemia ringan adalah , kelelahan, penurunan energi, lemah, sesak nafasdan tampak

pucat, sedangkan anemia berat dapat dilihat dari tanda dan gejala, perubahan warna tinja,

denyut jantung cepat, tekanan darah rendah, frekuensi pernafasan cepat, pucat dan kulit

dingin. (Proverawati, 2011) .

G. Perawatan

Perawatan anemia sangat bervariasi dan tergantung pada penyebab dan beratnya

anemia. Jika anemia ringan dapat berhubungan dengan ta npa gejala minimal, penyelidikan

menyeluruh oleh dokter akan dilakukan diluar pasien (kantor dokter). Jika penyebab telah

ditemukan, maka perawatan yang tepat akan dimulai. Misalnya jika anemia ringan dan

ditemukan terkait dengan kadar zat besi rendah, mak a suplemen zat besi dapat diberikan

saat penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan penyebab kekurangan zat besi dilakukan.

Disisi lain, jika anemia berhubungan dengan kehilangan darah secara tiba - tiba dari cedera

atau perdarahan tukak lambung, kemudian r awat inap dan tranfusi sel darah merah

mungkin diperlukan untuk meringankan gejala dan mengganti darah yang hilang.

Pemberian ferrous sulfat, per oral 325 mg s ekali/ hari. Satu tablet ferrous sulfat

diminum pada siang hari 325 mg. setiap tablet memberikan u nsur 65 mg, respon retikulosit

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

harus diperhatikan dalam 1 minggu, serta hematokrit dan hemoglobin harus mulai

meningkat segera setelah itu.

Terapi besi parenteral dapat diindikasikan bila ada defisiensi beratdan pasien tidak dapt

mentoleransi besi oral ata u bila diperlukan restorasi hemoglobin cepat. Kira -kira 250 mg

dekstran besi diperlukan untuk setiap 1,0 g/ 100 ml.

Untuk anemia megaloblastik asam folat 1 mg per oral sekali sehari, biasanya akan

menghasilkan retikulositosis yang mencolok dalam empat atau lima hari. Dan untuk anemia

infeksi yang mendasari harus diobati dengan antibiotika yang tepat.

H. Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin

1. Pengaruh anemia terhadap kehamilan:

Bahaya selama kehamilan: d apat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan

tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis

(Hb<6 g%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban

pecah dini (KPD).

Bahaya pada saat persalinan: gangguan his (kekuatan mengejan), kala pe rtama dapat

berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga dapat

melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti

retensio plasenta, dan perdarahan postpartum karena atonia uteri dan ka la empat terjadi

perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.

Pada kala nifas: terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum,

memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, terjadi dekompensasi kordis

mendadak setelah persalina n,anemia kala nifas nudah terjadi infeksi mamae.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

2. Bahaya anemia terhadap janin

sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi

dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh shingga menggangu

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi ganguan

dalam bentuk: abortus, kematian intrauterin,persalinan prematuritas tinggi, berat badan

lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat

infeksi sampai kematian perinatal, dan inteligensia rendah.

I. Pengobatan

Untuk menghindari terjadinya anemia, sebaiknya ibu melakukan pemeriksaan sebelum

hamil sehingga dapat diketahui data -data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut. Dalam

pemeriksaan kesehatan disert ai pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan

fesessehingga diketahui adanya infeksi parasit

Pengobatan harus ditunjukan pada penyebab anemia, dan mungkin termasuk;

1. Transfusi darah.

2. Kortikosteroid atau obat -obatan lainnya yang menekan sistem kekebalan tubuh.

3. Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang membuat sel -sel darah.

4. Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral lainya.

Jika anemia ringan, pengobatan yang diberikan memberikan penjelasan untuk

meningkatkan gizi dan me mberikan suplemen zat besi, jika anemia berat pengobatan yang

dilakukan tingkatkan gizi, suplemen zat besi, kesehatan lingkungan diperbaiki, dan transfusi

darah

J. Evaluasi

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara objektif dari

pencapaian hasil -hasil yang di rencanakan sebelumnya,dimana hasil evaluasi tersebut

dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan (Yusuf,

2000).

a. Jenis-jenis Evaluasi

Jika dilihat dari pertahapann ya, secara umum evaluasi dapat dibagi menjadi tiga jenis:

1. Evaluasi tahap perencanaan

Yaitu evaluasi yang digunakan dalam tahap perencanaan untuk mencoba

Memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai alternatif dan

kemungkinan terhadap cara pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelum nya.

2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan

Pada tahap ini evaluasi adalah suatu kegiatan yang melakukan analisa untuk

menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana. Terdapat

perbedaan antara kon sep menurut penelitian ini dengan monitoring. Evaluasi

bertujuan terutama untuk mengetahui apakah yang ingin dicapai sudah tepat dan

bahwa program tersebut direncanakan untuk dapat mencapai tujuan tersebut.

Sedangkan monitoring bertujuan melihat pelaksanaa n proyek sudah sesuai rencana

dan bahwa rencana tersebut sudah tepat untuk mencapai tujuan, sedangkan evaluasi

melihat sejauh mana prayek masi h tetap dapat mencapai tujuan, apakah tujuan

tersebut sudah berubah dan apakah pencapaian program tersebut akan me mecahkan

masalah yang akan dipecahkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44958/4/Chapter II.pdf · Anak umur 6 bulan- 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria

3. Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan

Dalam hal ini konsep pada tahap pelaksanaan, yang membedakannya terletak pada

objek yang dinilai dengan yang dianalisa, dimana tingkat kemajuan pelaksanaan

dibandang rencana tetapi hasil pelaksanaan dibanding dengan rencana yakni apakah

dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang

akan atau ingin dicapai (Suharto, 2006).

Universitas Sumatera Utara