bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 hakikat belajar€¦ · 2.1.1 hakikat belajar ....

18
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkur pautnya dengan kemangatangan rohaniah, kelelahan, motivasi. Perubahan dalam situasi stimulus atau faktor faktor samar samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan belajar Walker (dalam rianto, 2002). Sedangkan menurut Winkel (1998: 55) . Belajar adalah suatu aktivitas mental /pikiran yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan , yang menghasilkan ketrampilan dan nilai sikap, Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekan. Cronbach menyatakan bahwa belajar itu merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Cronbach belajar yang sebaik baiknya adalah dengan yang mengalami sesuatu yang menggunakan panca indra. Dengan kata lain adalah suatu cara mengamati membaca, meniru, mengintimasi, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu ( dalam riyanto, 2002). (Riyanto yatim, 2010 : 5). Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu hasil akhir dari keikut sertaan dalam pembelajaran oleh setiap individu di dalam ruang kelas maupun di luar, yang dapat menghasilkan perubahan tingkahlaku dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Belajar

Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi

sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkur pautnya dengan

kemangatangan rohaniah, kelelahan, motivasi. Perubahan dalam situasi stimulus

atau faktor – faktor samar – samar lainnya yang tidak berhubungan langsung

dengan kegiatan belajar Walker (dalam rianto, 2002).

Sedangkan menurut Winkel (1998: 55) . Belajar adalah suatu aktivitas

mental /pikiran yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan , yang

menghasilkan ketrampilan dan nilai – sikap, Perubahan itu bersifat secara relatif

konstan dan berbekan.

Cronbach menyatakan bahwa belajar itu merupakan perubahan perilaku

sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Cronbach belajar yang sebaik – baiknya

adalah dengan yang mengalami sesuatu yang menggunakan panca indra. Dengan

kata lain adalah suatu cara mengamati membaca, meniru, mengintimasi, mencoba

sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu ( dalam riyanto, 2002). (Riyanto

yatim, 2010 : 5).

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu hasil akhir dari keikut sertaan dalam pembelajaran oleh setiap individu di

dalam ruang kelas maupun di luar, yang dapat menghasilkan perubahan

tingkahlaku dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

6

2.1.2 Hasil Belajar

2.1.2.1 Hakikat Hasil Belajar

Slameto ( 2003:2) dalam Susmiyatun (2009:7), mengemukakan bahwa

belajar ialah “suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Menurut Damayanti dalam pujiono (1999), hasil belajar merupakan hal

yang dapat di pandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa, dan dari sisi guru. Dari

sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental

tersebut terwujut pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut Nasution (1996), hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai

seseorang dalam berpikir, merasa, dan berbuat. Hasil belajar dikatakan sempurna

apa bila memenuhi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat di simpulkan bahwa hasil belajar

merupakan usaha individu yang di lakukan dengan sengaja untuk mendapatkan

pengalaman yang baru, yang dapat merubah perilakunya dalam tiga aspek yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotor.

2.1.3 Berpikir Sistematis Logis

2..1.3.1 Hakikat Berpikir Sistematis Logis

Untuk memahami apa itu Berpikir sistematis logis maka kita harus mengerti

apa itu Berpikir, Sistematis, dan Logis.

a. Berpikir adalah berbicara dengan dirinya sendiri dalam batin yang

merupakan kegiatan akal yang khas dan terarah untuk mempertimbangkan,

merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukan alasan-

alasan, menarik kesimpulan, meneliti sesuai jalan pikiran, dan mencari

bagaimana berbagai hal itu berhubungan satu sama lain. Mukhayat,

Poeporojo & Gilarso (dalamWahyudi 2011:3).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

7

b. Sistem adalah suatu kelompok unsur yang saling berinteraksi, saling

terkait, atau ketergantungan satu sama lain yang membentuk satu

keseluruhan yang kompleks “Arif Rohman (2011:75),.

Sedangkan menurut beberapa ahli RogerA. Kaufman (Dirto Hadisusanto,

Suryati Sudharto, dan Dwi Siswoyo, 1995) adalah Jumlah keseluruhan

dari bagian bagian yang bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil yang

dikehendaki berdasarkan atas beberapa kebutuhan.

c. Berikutnya pengertian logis, Kata logis sering di gunakan seseorang ketika

pendapat orang lain tidak sesuai dengan pengambilan keputusan (tidak

masuk akal) dari suatu persoalan Hal ini berarti dalam kata logis tersebut

termuat suatu aturan tertentu yang harus dipenuhi. Kata logis mengandung

makna besar atau tepat berdasarkan aturan – aturan berpikir dan kaidah-

kaidah atau patokan-patokan umum yang di gunakan untuk dapat berpikir

tepat Mukhayat, Poeporojo & Gilarso (dalamWahyudi 2011:4).

Sedangkan menurut Jan Hendrik Rapar (dalam Wahyudi 2011:4) Kata

logis dalam matematika erat kaitanya dengan penggunaan aturan logika.

Logika berasal dari kata Yunani yaitu Logos yang berarti ucapan , kata,

dan pengertian. Logika sring juga disebut penalaran. Dalam logika di

butuhkan aturan-aturan atau patokan-patokan yang harus diperhatikan

untuk dapat berpikir dengan tepat, teliti, dan teratur sehingga diperoleh

kebenaran rasional.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa berpikir

sistematis logis adalah Berbicara dalam hati untuk menganalisa, secara urut dan

baik, serta dalam menganalisa berpikir dengan teliti dan tepat sehingga didapat

kesimpulan yang tidak menyalahi aturan dan diperoleh kebenaran yang rasional

(masuk akal).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

8

2.1.4 Aspek-aspek Berpikir Sistematis Logis

2.1.4.1 Aspek- aspek berpikir Sistematis logis

Berpikir adalah berbicara dengan dirinya sendiri dalam batin yang

merupakan kegiatan akal yang khas dan terarah untuk mempertimbangkan,

merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukan alasan-alasan,

menarik kesimpulan, meneliti sesuai jalan pikiran, dan mencari bagaimana

berbagai hal itu berhubungan satu sama lain Mukhayat, Poeporojo & Gilarso

(dalam Wahyudi 2011:3).

Jan Hendrik Rapar (dalam Wahyudi 2011 : 4), Kata logis dalam matematika

erat kaitanya dengan penggunaan aturan logika. Logika berasal dari kata Yunani

yaitu Logos yang berarti ucapan , kata, dan pengertian. Logika sring juga disebut

penalaran. Dalam logika di butuhkan aturan-aturan atau patokan-patokan yang

harus diperhatikan untuk dapat berpikir dengan tepat, teliti, dan teratur sehingga

diperoleh kebenaran rasional.

Depdiknas, Mata Pelajaran Matematika Sekolah At as (SMA) dan

Madrasah Aliyah (MA) (dalam Sari 2015:1) Berpikir analitis adalah kemampuan

berpikir siswa untuk menguraikan, memerinci, dan menganalisis informasi-

informasi yang digunakan untuk memahami suatu pengetahuan dengan

menggunakan akal dan pikiran yang logis, bukanberdasar perasaan atau tebakan.

Depdiknas, Mata Pelajaran Matematika Sekolah At as (SMA) dan

Madrasah Aliyah (MA) (dalam Sari 2015:1) Berpikirsistematis adalah

kemampuan berpikir siswa untuk mengerjakan atau menyelesaikan tugas

sesuaidenganurutan,tahapan,langkah-langkah,atauperencanaanyangtepat.

Menurut Polya (dalam Sari 2015 :5) Solusi pemecahan masalah ada empat

langkah pertama adalah memahamimasalah tanpa adanya pemahaman masalah

terhadap soal yang diberikan maka siswa tidak akan bisa mengerjakan soal

tersebut dengan benar. Jika siswa sudah

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

9

memahamimasalahmakasiswabisamenyusun rencana penyelesaian.

Kemampuanmelakukan langkah kedua ini sangat tergantung pada pengalaman

siswa dalam menyelesaikan masalah. Semakin sering siswa menyelesaikan

masalah maka, semakin bervariasi juga strategi yang dapat digunakan siswa

untuk menyusunrencanapenyelesaian.Langkah selanjutnya adalah menyelesaikan

masalahsesuaidenganrencanayangtelah dibuat dan langkah terakhir adalah

melakukan pengecekan atas apa yang telah dilakukan mulai dari langkah pertama

sampai ketiga.

Berdasarkan paparan di atas maka seseorang dikatakan memiliki

kemampuan berfikir sistimatis logis bila :

1. Mampu berpikir sistematis yaitu untuk mengerjakan atau menyelesaikan

tugas sesuaidenganurutan,tahapan,langkah-

langkah,atauperencanaanyangtepat.

2. Mampu berpikir logis yaitu mampu berpikir untuk menarik kesimpulan

yang sah menurut aturan logika dan dapat membuktikan

bahwakesimpulanitubenar(valid) sesuaidenganpengetahuan-pengetahuan

sebelumnyayangsudahdiketahui.

3. Mampu Berpikiranalitisyaitukemampuanberpikir siswa untuk

menguraikan, memerinci, dan menganalisis informasi-informasi

yangdigunakanuntukmemahamisuatu

pengetahuandenganmenggunakanakal dan pikiran yang logis,

bukanberdasar perasaan atau tebakan. Menurut Polya (dalam Sari 2015

:5) Solusi pemecahan masalah ada empat langkah pertama adalah

memahamimasalah tanpa adanya pemahaman masalah terhadap soal yang

diberikan maka siswa tidak akan bisa mengerjakan soal tersebut dengan

benar. Jika siswa sudah memahamimasalahmakasiswabisamenyusun

rencana penyelesaian. Kemampuanmelakukan langkah kedua ini sangat

tergantung pada pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah.

Semakin sering siswa menyelesaikan masalah maka, semakin bervariasi

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

10

juga strategi yang dapat digunakan siswa untuk

menyusunrencanapenyelesaian.Langkah selanjutnya adalah

menyelesaikan masalahsesuaidenganrencanayangtelah dibuat dan langkah

terakhir adalah melakukan pengecekan atas apa yang telah dilakukan

mulai dari langkah pertama sampai ketiga.

2.1.5 Keterlibatan siswa dalam Berpikir sistematis logis

2.1.5.1 Keterlibatan siswa dalam Berpikir sistematis logis

Keterlibatan siswa dalam kemampuan sistematis logis dimaksudkan, siswa

dalam memahami materi siswa mampu melakukan langsung mengenai urutan

yang benar (sistematis, serta siswa mengerti alasan keteraturan dari yang siswa

lakukan dengan alasan yang masuk akal (logis).

2.1.6 Hakikat Matematika

2.1.6.1 Hakikat Matematika

Menurut Johson dan Myklbust ( dalam Purwanto 2012 :5) “Matematika

adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-

hubungan kuantitatif dan ruang sedang fungsi teoritisnya adalah untuk

memudahkan berpifir.

Menurut Herman Hudojo (dalam Purwanto 2012 :5) Matematika merupakan

disiplin ilmu yang mempelajari sifat khas kalau dibandingkan dengan ilmu lain “.

Karena kegiatan belajar dan mengajar Matematika seyogyanya juga tidak

disamakan dengan ilmu yang lain karena peserta didik yang belajar itupun

berbeda-beda pula kemampuannya, maka kegiatan belajar mengajar haruslah

diatur sekaligus memperhatikan yang belajar.

(Ruseffendi ET, 1980: 148) Matematika terbentuk dari pengaalaman manusia

dalam dunianya secara empiris. Kemudian pengalaman itu diproses didalam dunia

rasio, diolah secara analisis dengan penalaran didalam struktur kognitif sehingga

sampai terbentuk konsep-konsep matematika suapaya konsep-konsep yang

terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat,

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

11

maka digunakan bahasa matematika atau notasi matematika yang bernilai global

(universal) konsep matematika didapat karena proses berpikir karena itu logika

adalah dasar.

Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan bahwa hakekat

matematika itu sendiri adalahdisiplin ilmu dan pengalaman yang memiliki sifat

khas, serta teratur dan abstrak yang dianalisis dengan logika sehingga membentuk

konsep yang mudah dipahami, yang tertuang dalam bahasa matematika dalam

bentuk simbol yang bersifat menyeluruh (global).

2.1.6.2 Tujuan pembelajaran matematika di SD

Tujuan pembelajaran matematika di SD yang terdapat di dalam kurikulum

tingkat satuan pendidikan 2006 SD. Mata pelajaran matematika bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut, 1) memahami konsep

matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep

atau algortima, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan

masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan, 3)

gagasan dan pernyataan matematika, 4) memecahkan masalah yang meliputi

kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan

model dan menafsirikan solusi yang diperoleh, 5) mengkomunikasikan gagasan

dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau

masalah, 6) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika sifat-sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

2.1.6.3 Karakteristik Matematika di SD

Menurut (Andriastutik 2013 : 18). Objek pembelajaran matematika abstrak

namun siswa SD belum mampu berpikir abstrak mereka berada pada tahap

oprasional konkrit, sehingga di perlukan pemahaman karakteristik pembelajaran

matematika di SD. Berikut adalah karakter matematika di SD :

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

12

1. Pembelajaran matematika berjenjang (bertahap.

Matematika dimulai dari konsep yang sederhana ke konsep yang lebih

sukar Sehingga pembelajaran matematika harus dimulai dari hal yang konkrit

menuju ke hal yang abstrak .

2. Pembelajaran matematika mengikuti metode yang spiral.

Spiral maksudnya pembelajaran hari ini berkaitan dengan pembelajaran

sebelumnya dan sesudahnya begitu seterusnya sehingga setiap memperkenalkan

konsep atau materi yang baru perlu memperkenalkan konsep atau materi yang

telah dipelajari sebelumnya sekaligus mengingatkan kembali. Karena materi

sebelumnya dapat menjadi prasyarat untuk memahami materi selanjutnya.

3. Pembelajaran matematika menekankan pendekatan pada pendekatan

induktif.

Matematika merupakan ilmu deduktif namun melihat tahap perkembangan

mental siswa maka dalam pembelajaran matematika digunakan pendekatan

induktif .Misalkan pada pengenalan bangun-bangun ruang siswa tidak dikenalkan

definisi bangun ruang melainkan dimulai dengan memperkenalkan contoh-contoh

bangun ruang dan mengenal namanya serta mengenal sifat-sifatnya. Sehingga

didapat pemahaman konsep bangun ruang.

4. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.

Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang konsisten artinya tidak

ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan yang lain. Kebenaran satu

pernyataan didasarkan kepada pernyataan pernyataan sebelumnya yang telah di

terima kebenarannya.

5. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna .

Pembelajaran matematika hendaknya disajikan secara bermakna maksudnya

adalah pembelajaran matematika berfokus kepada pengertian bukan hafalan.

Dalam pembelajaran bermakna konsep matematika ditemukan sendiri oleh siswa

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

13

melalui contoh-contoh secara induktif berdasarkan pengalaman siswa secara

langsung. Tidak hanya menuntut siswa untuk menghafalkan sibol-simbol dan

rumus-rumus yang terdapat pada pembelajaran matematika.

2.1.7 Karakteristik Peserta didik di SD

2.1.7.1 Karakteristik Peserta didik di SD

Secara umum pesertadidik mempunyai empat karakteristik Kurniawan

(dalam Wardani, dkk 2012:4), Yaitu

1. Karakteristik peserta didik SD/MI adalah senang bermian, ada banyak

jenis permainan yang dilakukan oleh peserta didik, seperti bermain bola,

kejar-kejaran, peta umpet, ada yang makan dan bercanda.

2. Karakteristik peserta didik SD/MI adalah senang bergerak. Orang dewasa

dapat duduk berjam-jam, sedangkan peserta didik SD dapat duduk dengan

tenang paling lama 30 menit.

3. Karakteristik peserta didik SD/MI adalah peserta didik senang bekerja

dalam kelompok.

4. Karakteristik peserta didik di SD/MI adalah senang merasakan atau

melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.

2.1.8 Model Pembelajaran

2.1.8.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang akan di

gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial untuk menentukan perangkat-perangkat

pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan

lain-lain joyce (dalam Andriastutik 2013 : 6), juyce juga menyatakan pula bahwa

setiap model pembelajaran mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran

untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga mampu terciptanya

tujuan pembelajaran.

(Soekamto, dkk (dalam Andriastutik 2013 : 6) . Model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

14

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu

dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar Perencanaan yang sistematis

tersebut akan memudahkan guru dalam mengorganisasikan kelas.

Joyce dan Wail (1986) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan dari para ahli dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu perencanaan pembelajaran dikelas atau tutorial yang

memuat berupa perencanaan alat belajar, media belajar, sumber belajar, yang akan

digunakan dan suatu kerangka konsep belajar yang terstruktur, teratur dari awal

hingga akhir, sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga

dalam pelaksanaan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

2.1.9 Model Pembelajaran Problem Based Learning

2.1.9.1 Hakikat Model Pembelajaran Problem Based Learning

Dutch (1995) dalam Taufiq (2009:21), Problem Based Learning PBL adalah

model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”

berkerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi dari masalah yang nyata.

Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan

analisis siswa dan inisiatif atas materi pelajaran. Problem Based Learning PBL

mempersiapkan siswa untuk dapat berpikir kritis, analitis, dan untuk mencari

serta menggunakan sumber belajar yang sesuai. Problem Based Learning

merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberikan kesempatan

pada siswa untuk melakukan penelitian, mengintegrasikan teori dan praktek,

menerapkan pengetahuan dan ketrampilan untuk mengembangkan solusi dalam

memecahkan masalah (Savery 2006:12).

Menurut Dewey (dalam Andriastutik 2013:8) Problem Based Learning

adalah interaksi antar stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

15

arah belajar dan lingkungan . Lingkungan memberikan masukan kepada siswa

berupa bantuan dan masalah , sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan

bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang di hadapi dapat diselidiki,

dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.

Arends (dalam Andriastutik 2013 :8), mengatakan bahwa Problem Based

Learning PBL merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa di hadapkan

pada masalah autentik (nyata) sehingga dengan adanya inovasi Problem Based

Learning PBL diharapkan siswa dapat menyusun pengetahuan sendiri serta

menumbuhkemangkan ketrampilan tingkat tinggi, memandirikan siswa, dan

meningkatkan kepercayaan dirinya.

Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan bahwa model Problem

Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

siswa dimana didalam pembelajaran tersebut materi berbasis pada masalah, yang

menuntut siswa untuk melakukan pemecahan masalah secara langsung dan nyata

dalam berkelompok, sehingga siswa dituntut untuk berkerjasama, berpikir kritis,

melakukan analisis. Serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengintregasikan antara teori dan praktek, untuk dapat memecahkan masalah.

2.1.9.2 Karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Menurut Aredns (dalam Andriastutik 2013:9) Karakteristik pembelajaran

yang berdasar masalah adalah sebagai berikut :

1. Pengajuan pertanyaan atau masalah. Bukannya mengorganisasikan

masalah di sekitar prinsip-prinsip atau ketrampilan akademik tertentu,

pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pembelajaran di

sekitar pertanyaan dan masalah yang keduanya secara sosialnya penting

dan secara pribadi bermakna untuk siswa.

2. Berfokus pada antar keterkaitan disiplin meskipun pembelajaran

berdasarkan masalah itu berpusat pada pembelajaran tertentu (IPA,

Matematika, dan Ilmu-ilmu sosial) masalah yang diselidiki benar-benar

nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau dari berbagai mata

pelajaran.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

16

3. Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan

siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata

terhadap masalah nyata.

4. Menghasilkan produk dan memamerkannya. Pembelajaran berdasarkan

masalah menrut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam karya

nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili dalam

bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.

5. Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang

berkerja sama dengan siswa lainnya, secara berpasangan atau kelompok.

2.1.9.3 Tujuan Pembelajaran Problem Based Learning

Menurut Trianto (dalam Andriastutik 2013 : 10-11) bertujuan untuk :

1. Membantu siswa dalam ketrampilan berpikir dan ketrampilan pemecahan

masalah. Problem Based Learning memberikan dorongan kepada peserta

didik tidak untuk berpikir sesuai yang bersifat kongkrit tapi lebih dari itu

berpikirterhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks.

2. Belajar peranan orang tua yang autentik. Model pembelajaran

berdasarkan masalah amat penting untuk menjebatani antara gap antara

pembelajaran di sekolah formal dengan aktifitas mental yang lebih praktis

yang di jumpai di luar sekolah (Resnick dalam trianto, 2011:95).

Berdasarkan pendapat tersebut problem based learning memiliki

implikasi (1) mendorong siswa berkerja sama dalam menyelesaikan

tugas. (2) memiliki elmen-elmen magang, ini mendorong pengamatan

dan dialog dengan orang lain sehingga secara bertahap siswa dapat

memahami peran orang yang diamati atau di ajak dalam dialok (ilmuan,

guru, dokter, dan sebagainya). (3) menlibatkan siswa dalam penyelidikan

pilihan sendiri. Sehingga mereka menginterprestasikan dan menjelaskan

fenomena dunia nyata yang membangun pemahan terhadap fenomena itu

sendiri.

3. Menjadi pembelajar yang mandiri Problem Based Learning berusaha

membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Dengan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

17

bimbingan guru secara berulang-ulang mendorong atau mengarahkan

mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap

masalah nyata oleh mereka sendiri.

2.1.9.4 Manfaat model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Menurut Smith (dala Andriastutik 2013:15-16), terdapat beberapa manfaat

yang akan di peroleh pembelajar apa bila menerapkan model Problem Based

Learning di antaranya sebagai berikut : (1) Menjadi lebih ingat dan meningkat

pemahamannya terhadap materi, (2) Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang

rilevan, (3) Mendorong untuk berpikir kritis dan kreatif, (4) Membangun kerja

tim, kepemimpinan, dan ketrampilan sosial, (5) Membangun kecakapan belajar

(life log – learning skills), (6) Memotivasi belajar.

2.1.9.5 Kelebihan, dan kelemahan Problem Based Learning

Model Problem Based Learning memiliki kelebihan dan kekurangan

Trianto (dalam Andriastutik 2013 : 16-17)

Kelebihan pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut :

(a) Realistik dengan kehidupan, (b) Konsep sesuai dengan kebutuhan

siswa, (c) Memupuk sikap inkuiri siswa, (d) Retensi konsep menjadi

kuat, (e) memupuk kemauan problem solving.

Sedangkan kelemahan Problem Based Learning adalah sebagai

berikut :

(b) Persiapan pembelajaran (alat, problem konsep yang kompleks), (b)

Sulitnya mencari problem yang relevan, (c) Sering terjadi miss-

konsepsi, dan (d) Konsumsi waktu yang cukup dalam proses

20penyelidikan.

2.1.9.6 Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam pelaksanaan Problem Based Learning adapun tahapan – tahapan

pelaksanaannya berikut tahapan pelaksanaanya menurut Endang (dalam

Andriasutik 2013 :12-13) Menyatakan bahwa dalam tahapan-tahapan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

18

pembelajaran Problem Based Learning meliputi : (1) Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran kemudian memberi tugas atau masalah untuk dipecahkan , Masalah

yang di pecahkan adalah masalah yang memiliki jawaban komleks atau luas, (2)

guru menjelaskan prosedur yang harus dilakukan dan memotivasi siswa agar lebih

aktif dalam pemecahan masalah, (3) guru membantu siswa menyusun laporan

hasil pemecahan masalah yang sistematis, (4) guru membantu siswa untuk

melakukan evaluasi dan refleksi proses – proses yang dilakukan untuk

menyelesaikan masalah.

2.1.9.7 Tahapan-tahapan model pembelajaran Problem Based Learning

Terdapat beberapa tahapan dalam Problem Based Learning dan perilaku

yang di butuhkan untuk guru Sugianto (dalamAndriastutik 2013 : 14).

Yaitu :

Tabel 2.1

Sintak pembelajaran model Problem Based Learning

No Fase Perilaku guru

1. Memberikan orientasi tentang

permasalahan kepada siswa.

Guru membahas tentang tujuan pembelajaran

mendiskripsikan dan memotivasi siswa untuk

terlihat dalam kegiatan mengatasi masalah.

2. Mengorganisasikan siswa untuk

mandiri.

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait

dengan permasalahan.

3. Membantu infestigasi mandiri dan

kelompok.

Guru mendorong siswa untuk mendapatkan

informasi yang tepat melaksanakan eksperimen

dan mencari penjelasan dan solusi.

4. Mengembangkan dan

mempresentasikan hasil.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan

menyiapkan hasil –hasail yang tepat, seperti

laporan rekaman vidio dan model-model dan

membantu menyampaikan kepada orang lain.

5. Menganalisis dan mengevaluasi

proses mengatasi masalah.

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi

terhadap investigasinya dan proses-proses yang di

gunakan.

Dari tahapan tersebut dapat di sederhanakan dengan tahapan Problem Based

Learning sebagai berikut :

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian memberikan

masalah yang kompleks kepada siswa.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

19

2. Guru menjelaskan prosedur yang harus dilakukan siswa dan

membantu siswa dalam pengorganisasian tugas yang berkaitan dengan

masalah tersebut.

3. Guru membantu siswa dalam mencari informasi penjelasan dan

solusi yang berhubungan dengan permasalahan.

4. Guru membantu siswa dalam penyusunan hasil, menyiapkan dan

merencanakan dengan tepat.

5. Guru membantu siswa agar dapat melakukan evaluasi terhadap

hasil yang di dapat.

2.2 Kajian Penelitian yang rilevan

2.2.1 Kajian Penelitian yang rilevan

Berdasarkan penelitian dari Siti Novi Andriastutik Skripsi yang berjudul

Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika

dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 Semester II

Sekolah Dasar Negeri 6 Sindurejo Tahun ajaran 2012/2013. Menunjukan

Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas Yang di laksanakan di SD Negeri 6

Sindurejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan dan telah dilakukan perbaikan

hasil belajar matematika dengan pokok bahasan jaring-jaring bangun ruang

menggunakan model Problem Based Learning di peroleh peningkatan hasil belajar

matematika. Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar matematika

siswa sebelum diadakannya tindakan atau prasiklus sebesar 62,3 kemudian

meningkat pada siklus I sebesar 66,9 pada siklus II meningkat menjadi 77,5.

Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal 65 diperoleh ketuntasan kelas pada prasiklus

mencapai 44% dan meningkat pada siklus I yaitu sebesar 72% kemudian

mengalami peningkatan kembali pada siklus II yaitu sebesar 94%. Dalam

penelitian ini hipotesis terbukti yaitu apabila dalam pembelajaran menerapkan

model Problem Based Learning maka hasil belajar matematika siswa kelas 5 di

SD Negeri 6 Sindurejo pada semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 akan

mengalami peningkatan.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

20

Selain itu hasil penelitian dari Ruswinarno yang berjudul Penggunaan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk

meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas 6 Semester I SD

Negeri Batiombo 02 Kecamatan BandarTahun Pelajaran 2013/2014 menunjukan

berdasarkan pembahasan hasil analisis data, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), dapat

meningkatkan hasil belajar matematika pada peserta didik kelas 6 SD Negeri

Batiombo 02 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. Hasil belajar peserta didik

meningkat dari kondisi pra siklus ketentuan belajar hanya 60,87% dengan nilai

rata-rata 63,26 pada siklus I ketuntasan belajar meningkat menjadi 73,91% dengan

nilai rata-rata 66,30 lalu ketuntasan pada siklus 2 menjadi 100% dengan nilai rata-

rata 71,08. Dengan demikian maka penerapan model pembelajaran berbasis

masalah (PBL) mampu meningkatkan hasil perolehan nilai peserta didik.

2.3. Kerangka berpikir

2.3.1 Kerangka berpikir

Dalam kondisi awal hasil belajar pada siswa dalam matapelajaran

matematika masih rendah dan kemampuan siswa dalam memahami materi masih

terlihat rendah rendah, sehingga peneliti melakukan tidakan perlakuan

pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning. Pada

tindakan awal menunjukan ada menumbuhan kemampuan siswa dalam

memahami materi dengan secara sistematis (urut) dan logis (masuk akal) sehingga

hasil belajar matematika pada siswapun meningkat, hasil belajar siswa dari

keseluruhan belum mencapai KKM yang telah di tentukan. Sehingga dilakukanlah

perlakuan tindakan ke dua, setelah melakukan siklus kedua menunjukan bahwa

siswa lebih mampu memahami materi secara urut dan masuk akal, dan hasil

belajar siswa menunjukan sudah mencapai KKM yang telah di tentukan.

Agar lebih jelas perhatikan Bagan kerangka berpikir di bawah ini.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

21

Dalam

pembelajaran

guru belum

menggunakan

model Problem

Based Learning

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Siswa belum mandiri dalam menerima

materi, Kemampuan daya berpikir

Sistematis logis dalam memahami

materi matematika belum muncul

Hasil belajar Matematika masih pada di

bawah KKM yang telah ditentukan

Siswa mampu daya berpikir

sistematis logis dalam

mengerjakan masalahnya secara

mandiri dan bekerja sama dengan

kelompok, tapi belum begitu

nampak .

Siklus I Guru melaksanakan

pembelajaran dengan

menggunakan model Problem

Based Learning

TINDAKAN Hasil belajar siswa meningkat

sehingga nilainya ada beberapa

yang mencapai nilai KKM yang

sudah di tentukan. Siklus II guru melaksanakan

pembelajaran dengan model

Problem Based Learning dengan

memperbaiki proses pembelajaran

berdasarkan hasil dari Refleksi

siklus I

Refleksi hasil siklus I

Kemampuan daya berpikir sistematis

logis sudah muncul pada siswa, dan Hasil

belajar seluruh siswa mendapat nilai

mencapai KKM yang telah ditentukan.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar€¦ · 2.1.1 Hakikat Belajar . Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari

22

2.4 Hepotesis penelitian

2.4.1 Hepotesis penelitian

Penggunaan model Poblem Based Learning diduga dapat meningkatkan :

1. Menumbuhkan sistematis logis pada\siswa kelas IV SD Negeri Lemahduwur.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada\siswa kelas IV SD Negeri Lemahduwur