bab ii kajian teoritis dan hipotesis 2.1 hakikat belajar...

22
7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar 2.1.1 Hakikat Belajar Hakikat belajar adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar (Djamarah dan Zain, 2006: 38). Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya kreasi, daya penerimaan, dan lain-lain yang ada atau terjadi pada individu tersebut (Sudjana, 2009: 28). Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Jadi belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Siswa akan mendapat pengalaman dengan menempuh langkah-langkah atau prosedur yang disebut belajar (Hamalik, 2003 dalam Ariyani 2006: 7). Berdasarkan definisi belajar dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dijalani oleh seseorang sehingga mengakibatkan terjadi perubahan yang relatif menetap pada dirinya. Perubahan ini dapat dilihat dalam bentuk perubahan tingkah laku, sifat, pengetahuan pemahaman, keterampilan, kemampuan, daya kreatif dan lain sebagainya yang

Upload: phungdat

Post on 08-Jun-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

2.1.1 Hakikat Belajar

Hakikat belajar adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang

setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar (Djamarah dan Zain, 2006: 38).

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada

diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan

dengan berbagai bentuk, seperti dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap

dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya kreasi, daya

penerimaan, dan lain-lain yang ada atau terjadi pada individu tersebut (Sudjana,

2009: 28).

Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku

yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Jadi belajar bukan

suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Siswa akan

mendapat pengalaman dengan menempuh langkah-langkah atau prosedur yang

disebut belajar (Hamalik, 2003 dalam Ariyani 2006: 7).

Berdasarkan definisi belajar dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah suatu proses yang dijalani oleh seseorang sehingga

mengakibatkan terjadi perubahan yang relatif menetap pada dirinya. Perubahan ini

dapat dilihat dalam bentuk perubahan tingkah laku, sifat, pengetahuan

pemahaman, keterampilan, kemampuan, daya kreatif dan lain sebagainya yang

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

8

kesemuanya terangkum dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

2.1.2 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat dijadikan patokan atau tolak

ukur bagi guru untuk menilai berhasil tidaknya sistem pembelajaran yang

diberikan yang selanjutnya akan diberikan dalam proses pembelajaran (Sudjana,

2009: 22).

Hasil belajar dapat dikelompokkan dalam tiga ranah, yaitu: (a) Ranah

Kognitif (intelektual yaitu pengetahuan/ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi); (b) Ranah Afektif (sikap yaitu penerimaan, jawaban/reaksi,

penilaian, organisasi, dan internalisasi); (c) Ranah Psikomotorik (keterampilan

dan kemampuan bertindak yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,

kemampuan perseptual, keharmonisan/ketepatan, gerakan keterampilan kompleks,

dan gerakan ekspresif dan interpretatif).

Untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan, ada dua faktor yang dapat

mempengaruhinya, yaitu: (a) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi,

kematangan dan kesiapan); dan (b) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar

individu/lingkungan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat (Sudjana, 2009: 39-

40).

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

9

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar secara umum

adalah kemampuan pada siswa baik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor

yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar siswa pada

ranah psikomotorik dapat diperoleh dari hasil pengamatan terhadap keterampilan

siswa ketika melakukan percobaan atau eksperimen, sedangkan untuk hasil belajar

siswa pada ranah kognitif/afektif dapat diperoleh dari hasil angket/tes. Hasil

belajar siswa khususnya pada materi hidrokarbon pada ranah psikomotorik dapat

dilihat dari keterampilan siswa ketika membuat struktur suatu senyawa dengan

menggunakan molymod, sedangkan pada ranah kognitif/afektif dapat dilihat dari

skor capaian yang diperoleh siswa setelah menerima materi dengan strategi

pembelajaran inkuiri dan menjawab tes.

2.1.3 Retensi (Daya Ingat)

Retensi adalah kemampuan siswa mengingat materi yang telah diajarkan

oleh guru pada rentang waktu tertentu. Retensi mengacu pada tingkat dimana

materi yang dipelajari masih melekat dalam ingatan. Ilmuan yang pertama kali

meneliti tentang retensi adalah Ebinghaus pada tahun 1885. Hasil dari penelitian

yang dilakukan oleh Ebinghaus adalah kurva retensi yang menunjukkan bahwa

retensi dapat berkurang dengan cepat setelah interval waktu tertentu dan lupa atau

berkurangnya retensi ini dapat terjadi beberapa jam pertama setelah proses belajar

berlangsung, (Pikoli, 2011: 16-17).

Retensi merupakan salah satu fase dalam tahapan belajar. Dalam tahapan

ini, retensi merupakan proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

10

diperoleh setelah mengalami proses acquisition (fase menerima informasi). Dalam

tahap belajar terjadi proses internal dalam pikiran siswa.

Winkel (dalam Pikoli, 2011) menggambarkan tahapan proses tersebut

terjadi dengan urutan sebagai berikut: (a) Siswa menerima ransangan dari

reseptor; (b) Ransangan yang masuk ditampung dalam sensori register dan

diseleksi sehingga membentuk suatu kebulatan perseptual; (c) Pola perseptual

tersebut masuk ke dalam ingatan jangka pendek (Short Term Memory/STM) dan

tinggal disana selama 20 detik, kecuali bila informasi tersebut ditahan lebih lama

melalui proses penyimpanan; (d) Penampungan hasil pengolahan informasi yang

berada dalam STM dan menyimpannya dalam ingatan jangka panjang (Long

Term Memory/LTM) sebagai informasi yang siap pakai sewaktu-waktu pada saat

diperlukan; (e) Pada saat diperlukan siswa menggali informasi yang telah

dimasukkan dalam LTM untuk dimasukkan kembali ke dalam STM.

Dengan melihat proses internal yang terjadi dalam siswa, maka fase ke 3

dan ke 4 dimana ingatan dimasukkan dan ditahan dalam STM dan kemudian

dimasukkan ke dalam LTM merupakan proses yang amat penting bagi retensi.

Berdasarkan tahapan proses di atas, maka tidak mengherankan jika banyak para

ilmuan di bidang pendidikan menyatakan bahwa proses pembelajaran memegang

peranan penting terhadap retensi hasil belajar siswa. Menurut Semb dan Elis

(dalam Salila, 2009: 14) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi LTM terhadap pengetahuan yang telah dipelajari dalam kelas

adalah tingkat dari materi yang dipelajari, tugas yang harus dipelajari,

strategi/metode pembelajaran, dan perbedaan individual.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

11

a. Jenis-Jenis Ingatan

1) Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memory)

Ingatan jangka pendek adalah suatu proses aktif yang berlangsungnya

terbatas, tidak meninggalkan bekas. Dalam menerima informasi otak manusia

menjalankan prosedur penerimaan informasi, pengalaman atau pengetahuan

yang diterima pertama kali disimpan pada ingatan jangka pendek, ingatan

jangka pendek ini menerima dan menseleksi informasi tersebut untuk dibuang

atau disimpan. Satu cara untuk menyimpan informasi ke dalam ingatan

jangka pendek adalah berpikir tentang informasi itu atau mengatakan

berulang-ulang.

Bentuk belajar jangka pendek yang paling sederhana disimpan dalam

perubahan fisik dalam reseptor perifer yang sifatnya sementara. Riset tentang

penyimpanan jangka pendek menunjukkan bahwa orang dengan mudah akan

melupakan sesuatu atau materi yang pernah diindera setelah rentang kira-kira

30 detik, kecuali banyak dilatih. Suatu pemrosesan informasi meliputi

bagaimana informasi itu dikodekan, ditranformasikan, diasosiasikan,

disimpan, dijaga, ditimbulkan lagi, dan dilupakan. Informasi di short term

memory (STM) atau ingatan jangka pendek dikodekan secara akustik dan

dapat disimpan dalam bentuk suara, arti, atau penampilan fisik.

2) Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memory)

Ingatan jangka panjang meliputi informasi yang telah disimpan dalam

ingatan dengan rentang waktu beberapa menit atau sepanjang hidup (kenang-

kenangan seseorang tentang masa kanak-kanaknya). Ingatan jangka panjang

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

12

dapat menyimpan informasi mulai dari beberapa menit sampai beberapa

tahun. Kapasitas simpanan hampir tidak terbatas. Informasi yang disimpan

disini sudah berupa kesan atau konsep.

Pada ingatan jangka panjang mudah terjadi kekeliruan dalam

pengingatan kembali. Hal ini disebabkan karena banyaknya informasi yang

tersusun di dalam ingatan jangka panjang. Selain itu terdapat beberapa faktor

yang berpengaruh terhadap penyimpanan informasi dimemori jangka

panjang, yaitu: (a) Untuk keselamatan hidup: Informasi yang memiliki nilai

penting untuk keselamatan hidup akan segera disimpan dalam memori jangka

panjang sehingga daya ingat kita menjadi sangat tinggi. Contohnya saja kita

tentu tidak akan setiap hari harus belajar bahwa memegang setrika yang panas

akan mengakibatkan kita menjadi luka. Informasi seperti ini cukup satu kali

saja dipelajari, karena akan langsung tersimpan dalam memori jangka

panjang; (b) Muatan emosi yang kuat. Jika informasi atau pengalaman

memiliki muatan emosi yang kuat, hal ini akan mengaktifkan amygdala

(bagian dari sistem limbic (otak mamalia)). Amygdala ini berhubungan

dengan jenis pengalaman yang bermuatan emosi, baik itu emosi positif

ataupun negatif.

b. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Ingatan

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinarja ingatan, diantaranya adalah:

1) Faktor usia

Kebanyakan orang merasakan perubahan daya ingat saat mereka

bertambah usia. Hal ini dialami karena saat kondisi tubuh kita mulai menurun

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

13

kinerja otak juga demikian. Ingatan aktif mereka cenderung menurun lebih

dulu karena lobus depan otak merupakan bagian pertama yang melemah.

2) Faktor Fisik

Berkurangnya pendengaran dan penglihatan dapat mempengaruhi fungsi

ingatan karena penurunan pada kedua indera tersebut dapat menghambat

penyerapan informasi secara efektif dan efisien.

3) Faktor makanan

Makanan yang dikonsumsi merupakan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.

Pola makanan yang kaya akan buah dan sayuran membantu melindungi otak

dan mampu mempertahankan daya ingat. Makanan tersebut juga dapat

membantu menaikan tingkat dopamin, yaitu zat kimia penting dalam otak

yang berhubungan dengan ingatan dan mood. Zat ini terkandung dalam buah

beri, wortel, ubi jalar, selada air, dan kacang-kacangan.

4) Faktor stres

Kondisi pikiran, mental dan emosi yang tidak mendukung, seperti sters.

Dalam stres yang kadarnya pas, stres positif justru akan membantu dalam

peningkatan daya ingat kita, namun jika stres yang berlebih akan sangat

menghambat.

c. Upaya meningkatkan kemampuan ingatan

Menurut Shaleh (dalam Amaliah, 2011: 27) beberapa upaya meningkatkan

kemampuan daya ingat diantaranya:

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

14

1) Retrieval (pengulangan). Informasi yang diulang-ulang akan sering

diingat. Untuk salah satu strategi meningkatkan kemampuan memori

adalah mengulang-ulang kembali.

2) Informasi yang akan diingat harus mempunyai hubungan dengan hal lain.

Konteks (peristiwa, tempat, nama, perasaan tertentu) memegang peranan

penting.

3) Mengorganisasi informasi sedemikian rupa sehingga dapat diingat kembali

(jembatan keledai andal = analisis dampak lingkungan)

2.2 Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)

2.2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)

Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran

yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Strategi

pembelajaran ini dinamakan strategi heuristic yang berarti saya menemukan

(Sanjaya, 2006: 196).

Model inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-

masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan

menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut (Trowbridge dalam Deci,

2010: 8).

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri

adalah suatu proses pembelajaran yang mengupayakan siswa untuk dapat mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dihadapinya mulai

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

15

dari memecahkan masalah, merencanakan hipotesis, merancang eksperimen,

mengumpul dan menganalisis data, sampai pada langkah terakhir yaitu menarik

kesimpulan dari masalah-masalah tersebut. Jadi, melalui strategi inkuiri ini siswa

terlibat secara mental dan fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang

diberikan guru sehingga siswa akan terbiasa bersikap ilmiah dalam menyelesaikan

suatu permasalahan.

2.2.2 Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Menurut Sanjaya (2006: 199-201) ada 5 prinsip yang harus diperhatikan

oleh setiap guru dalam penggunaan strategi pembelajaran inkuiri, yaitu:

1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan

berpikir. Kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran inkuiri bukan

ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan

tetapi sejauh mana siswa beraktifitas mencari dan menemukan sesuatu.

Makna “sesuatu” yang harus ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir

adalah sesuatu yang dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti. Oleh

sebab itu, setiap gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang

dapat ditemukan.

2. Prinsip Interaksi

Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan

sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur interaksi. Guru perlu

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

16

mengarahkan (directing) agar siswa mampu mengembangkan kemampuan

berpikirnya melalui interaksi mereka.

3. Prinsip Bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi

pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa

untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian

dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam

setiap langkah inkuirisangat diperlukan, apakah itu bertanya hanyasekedar

meminta perhatian siswa, bertanya melacak, bertanya untuk mengembangkan

kemampuan, atau bertanya untuk menguji.

4. Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah

proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi

seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah

pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Belajar yang hanya

memanfaatkan otak kiri, akan membuat anak dalam posisi “kering dan hampa”.

Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh

pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat

mempengaruhi emosi, yaitu unsur estetika melalui proses belajar yang

menyenangkan dan menggairahkan.

5. Prinsip Keterbukaan

Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan.

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

17

kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas

guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa

mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran

hipotesis yang diajukannya.

2.2.3 Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan Strategi

Pembelajaran Inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut (Sanjaya

2006) :

1. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau

iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi

ini adalah: (a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan

dapat dicapai oleh siswa; (b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus

dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan

langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah

merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan; (c)

Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam

rangka memberikan motivasi belajar siswa.

2. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah

persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

18

dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk

mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat

penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut

siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya

mengembangkan mental melalui proses berpikir.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah,

diantaranya: (a) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa

akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam

merumuskan masalah yang hendak dikaji; (b) Masalah yang dikaji adalah

masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya, guru

perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang jawabannya

sudah ada, hanya perlu mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti; (c)

Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui

terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah dikaji lebih jauh melalui

proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki

pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.

3. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.

Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara

yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak

(berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan

yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

19

dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu

permasalahan yang dikaji.

4. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran

inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting

dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya

memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan

ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu,

tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi

yang dibutuhkan.

5. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima

sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan

data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir

rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan

argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat

dipertanggung jawabkan.

6. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan

Page 14: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

20

yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang

relevan.

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri pada materi Hidrokarbon dapat

dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Sintaks Strategi Pembelajaran Inkuiri pada Materi Hidrokarbon

Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Orientasi Menjelaskan topik, tujuan,

dan hasil belajar yang

diharapkan dapat dicapai

siswa pada materi

hidrokarbon.

Menjelaskan pokok-pokok

kegiatan yang harus

dilakukan siswa untuk

mencapai tujuan

(memperkenalkan langkah-

langkah pembelajaran

inkuiri).

Memperhatikan dan

mencatat informasi dari

guru

Merumuskan

Masalah Meminta siswa untuk dapat

merumuskan permasalahan

utama yang perlu dibahas

pada materi yang akan

dipelajari.

Merumuskan

permasalahan utama yang

perlu dibahas pada materi

yang akan dipelajari.

Merumuskan

Hipotesis Membimbing siswa untuk

dapat merumuskan jawaban

sementara atau

kemungkinan jawaban

rumusan masalah.

Merumuskan jawaban

sementara atau

kemungkinan jawaban

dari rumusan masalah.

Mengumpulkan

Data Mendorong siswa untuk

berpikir mencari informasi

dari berbagai sumber yang

relevan dengan

permasalahan (materi

Hidrokarbon).

Berpikir dan mencari

informasi yang relevan

untuk menjawab rumusan

masalah.

Menguji

Hipotesis Memberi kesempatan pada

siswa untuk

mengembangkan

kemampuan berpikir

rasional tentang kebenaran

hipotesis yang telah dibuat

sebelumnya.

Mempertanggungjawabka

n kebenaran hipotesis

berdasarkan data relevan

yang ditemukan.

Merumuskan Memotivasi dan Mendeskripsikan temuan

Page 15: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

21

Kesimpulan membimbing siswa untuk

mendeskripsikan temuan

yang diperoleh berdasarkan

hasil pengujian hipotesis.

yang diperoleh

berdasarkan hasil

pengujian hipotesis

(kesimpulan).

2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Sanjaya (2006: 208-209) mengemukakan bahwa dalam penerapannya,

strategi pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun

keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran inkuiri dapat dijabarkan sebagai

berikut.

1. Keunggulan

SPI merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh

karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: (a) Strategi

Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan

kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara

seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih

bermakna; (b) Strategi Pembelajaran Inkuiri dapat memberikan ruang kepada

siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka; (c) Strategi

Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan

perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah

proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman; (d) Keuntungan lain

adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang

memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki

kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam

belajar.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

22

2. Kelemahan

Di samping memiliki keunggulan, Strategi Pembelajaran Inkuiri juga

mempunyai kelemahan, diantaranya: (a) Jika Strategi Pembelajaran Inkuiri

digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan

dan keberhasilan siswa; (b) Strategi ini sulit dalam merencanakan

pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar; (c)

Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang

panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah

ditentukan; (d) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh

kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka Strategi Pembelajaran

Inkuiri akan sulit diimplementasikan ole setiap guru.

2.3 Strategi Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional ditandai dengan guru lebih banyak mengajarkan

tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui

sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses

pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa

pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang lebih

banyak didominasi gurunya sebagai “pentransfer” ilmu, sementara siswa lebih

pasif sebagai “penerima” ilmu (Ujang Sukandi dalam Riyanti, 2012).

Secara umum, ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah: (a) Pembelajaran

berpusat pada guru; (b) Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran;

(c) Terjadi pembelajaran pasif (passive learning); (d) Interaksi di antara siswa

Page 17: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

23

kurang; (e) Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif (Juliantara, 2009 dalam

Riyanti, 2012).

Pembelajaran konvensional juga memiliki keunggulan dan kelemahan yaitu

sebagai berikut:

a) Keunggulan

Adapun keunggulan dari strategi pembelajaran konvensional adalah

sebagai berikut: (1) Berbagai informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat

lain; (2) Menyampaikan informasi dengan cepat; (3) Membangkitkan minat akan

informasi; (4) Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan

mendengarkan; (5) Mudah digunakan dalam proses belajar mengajar.

b) Kelemahan

Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran konvensional

juga memiliki kelemahan sebagai berikut: (1) Tidak semua siswa memiliki cara

belajar terbaik dengan mendengarkan; (2) Sering terjadi kesulitan untuk menjaga

agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari; (3) Para siswa tidak

mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu; (4) Penekanan sering hanya

pada penyelesaian tugas; (5) Daya serapnya rendah dan cepat hilang karena

bersifat menghafal (Astuti, 2010 dalam Riyanti, 2012).

Implementasi dari strategi konvensional yang selalu digunakan oleh guru

pada proses pembelajaran dalam kelas adalah dengan menggunakan metode

ceramah. Dalam hal ini, perbedaan yang mendasar antara metode ceramah dengan

strategi pembelajaran inkuiri terletak pada langkah-langkah pembelajarannya.

Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

24

Tabel 2. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri dan Konvensioanal (Ceramah)

Inkuiri Konvensional (ceramah)

Orientasi

- Menjelaskan topik, tujuan dan hasil

belajar yang diharapkan dicapai

siswa.

-Menjelaskan pokok-pokok kegiatan

siswa (memperkenalkan langkah-

langkah pembelajaran inkuiri).

Persiapan

- Merumuskan tujuan yang ingin

dicapai.

-Menentukan pokok-pokok materi

yang akan diceramahkan.

-Mempersiapkan alat bantu.

Merumuskan Masalah

- Membimbing siswa untuk dapat

merumuskan masalah utama yang

perlu dibahas pada materi.

Pembukaan

-Meyakinkan siswa untuk dapat

memahami tujuan yang akan

dicapai.

- Apersepsi; menghubungkan materi

pelajaran yang lalu dengan materi

pelajaran yang akan disampaikan.

Merumuskan Hipotesis

- Membimbing siswa untuk dapat

merumuskan jawaban sementara

dari rumusan masalah.

Penyajian

- Penyampaian materi pembelajaran

dengan cara bertutur.

- Selama pemberian materi, guru

harus menjaga perhatian siswa agar

tetap terarah pada materi

pembelajaran yang sedang

disampaikan.

Mengumpulkan Data

- Ssiwa mencari informasi dari

berbagai sumber yang relevan

dengan permasalahan.

Menutup Ceramah

- Membimbing siswa untuk menarik

kesimpulan atau merangkum

materi yang baru saja dipelajari.

-Melakukan evaluasi untuk dapat

mengetahui kemampuan siswa.

Menguji Hipotesis

-Menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan

data atau informasi yang diperoleh

dari pengumpulan data.

Merumuskan Kesimpulan

-Mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil

pengujian hipotesis.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

25

2.4 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Rosyda Safrida Ariyani dengan judul “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia melalui Model Pembelajaran dengan

Pendekatan IBL (Inquiry-Based Learning) pada Kelas XI SMA 12 Semarang”.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran dengan

pendekatan IBL pada mata pelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan sistem

koloid dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA 12 Semarang.

Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa. Sebelum

penerapan model pembelajaran dengan pendekatan IBL nilai rata-rata kognitif

siswa 47.61 dengan ketuntasan 27.91% dan setelah penerapan model

pembelajaran dengan pendekatan IBL menjadi 77.42 dengan ketuntasan klasikal

83.72% pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 86.89 dengan ketuntasan

klasikal 100% pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 89.77 dengan

ketuntasan klasikal 100% pada siklus III. Hasil belajar afektif siswa mengalami

peningkatan dari 72.31 pada siklus I, 77 pada siklus II, dan 80.39 pada siklus III.

Sedangkan hasil belajar psikomotorik siswa juga mengalami peningkatan dari

siklus I, siklus II, dan siklus III, berturut-turut nilai rata-ratanya adalah 72.09;

76.31; dan 78.78.

Penelitian yang dilakukan oleh Sutarsih, Suripto, dan Mohamad Chamdani

yang berjudul “Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri untuk Peningkatan

Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika di Kelas V SD”. Hasil yang dapat

disimpulkan bahwa penerapan langkah-langkah strategi pembelajaran inkuiri yang

tepat dapat meningkatkan pembelajaran Matematika kelas V SDN Wonosigro dan

Page 20: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

26

penggunaan strategi pem-belajaran inkuiri dapat meningkatkan pembelajaran

Matematika siswa kelas V SDN Wonosigro, hal ini ditunjukkan oleh hasil ketuntasan

belajar siswa yang meningkat pada setiap siklus.

Penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Manik Hermawati yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Penguasaan Konsep Biologi dan

Sikap Ilmiah Siswa SMA ditinjau dari Minat Belajar Siswa”. Hasil penelitian yang

dapat disimpulkan adalah terdapat perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap

ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa

yang mengikuti model pembelajaran langsung (F= 9,264, p= 0,001 < 0,05). Rata-rata

skor penguasaan konsep biologi pada pembelajaran dengan strategi inkuiri lebih

tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran langsung yaitu 24,24 > 21,34.

2.5 Kerangka Berpikir

2.5.1 Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar

Pada proses pembelajaran, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajar adalah penggunaan strategi pembelajaran dalam kelas. Metode

pembelajaran yang masih konvensional seperti metode ceramah masih banyak

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas. Metode ini menjadikan

guru sebagai sumber belajar sehingga siswa cenderung lebih pasif. Guru lebih

banyak berbicara sementara siswa hanya duduk mendengarkan dan mencatat hal-

hal yang dianggap penting. Berdasarkan hal ini maka sangat diperlukan inovasi

dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru sehingga proses

belajar dapat berlangsung efektif dan menyenangkan.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

27

Salah satu cara menanggulanginya adalah melalui penerapan strategi

pembelajaran inkuiri. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara menerapkan langkah-

langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri dimulai dari orientasi,

kemudian merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,

menguji hipotesis dan yang terakhir adalah merumuskan kesimpulan. Keenam

tahap ini dalam pelaksanaannya lebih banyak melibatkan siswa secara aktif

(intelektual dan emosional) dalam proses pembelajaran di kelas sehingga

pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dapat terwujud. Terwujudnya

pembelajaran yang efektif dan menyenangkan akan mempengaruhi hasil belajar

mereka nantinya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan langkah-langkah

strategi pembelajaran inkuiri dengan baik akan dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa.

2.5.2 Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap Retensi Pengetahuan Siswa

Penerapan strategi pembelajaran yang baik dan benar, selain dapat

mempengaruhi hasil belajar juga dapat mempengaruhi retensi (daya ingat)

pengetahuan siswa setelah menerima pelajaran. Salah satu strategi pembelajaran

yang diyakini dapat mempengaruhi retensi pengetahuan siswa adalah strategi

pembelajaran inkuiri. Hal ini dapat dilihat dari penerapan tahap-tahap

pembelajaran inkuiri yang melibatkan keaktifan siswa sehingga dapat melatih

siswa untuk memahami materi dengan waktu yang cepat dan dapat mengingatnya

dalam jangka waktu yang lama. Hal ini juga dapat diterapkan pada materi

hidrokarbon pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar ...eprints.ung.ac.id/311/3/2013-2-84204-441409079-bab2-10012014075812.pdf2.1 Hakikat Belajar, Hasil Belajar dan Retensi Belajar

28

Berdasarkan pendapat ini maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai pengaruh strategi pembelajaran inkuiri terhadap hasil

belajar dan retensi pengetahuan siswa.

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1) Terdapat pengaruh strategi pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar dan

retensi pengetahuan hidrokarbon siswa kelas X dengan menjadikan hasil pre-

tes sebagai covariatnya.

2) Terdapat pengaruh strategi pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar dan

retensi pengetahuan hidrokarbon siswa kelas X dengan menjadikan hasil pre-

tes sebagai covariatnya.