bab i pendahuluan -...

45
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet terus meningkat. Peningkatan jumlah pengguna internet ini juga berlaku di Indonesia. Menurut riset yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 63 juta orang pada tahun 2012 atau 24,23% dari total populasi di negara. 1 Padahal pada tahun 2012, jumlah pengguna di Indonesia masih di angka 55 juta pengguna. 2 Data tersebut memperlihatkan bahwa setiap tahun penetrasi internet di Indonesia terus meningkat. Peningkatan penetrasi internet di Indonesia yang begitu pesat ini telah memengaruhi aspek kehidupan sosial masyarakatnya. Bidang industri pun menjadi salah satu bidang yang ikut merasakan dampak dari peningkatan penetrasi internet ini. Dampak paling terasa adalah semakin banyaknya bisnis baru bermunculan di ranah internet. Kelebihan dan kemudahan yang disediakan oleh media internet membuat banyak orang tertarik untuk menjalankan bisnis di media ini. Selain itu, saat ini internet juga banyak digunakan pelaku pemasaran sebagai media komunikasi pemasaran. Baik pelaku pemasaran yang memiliki bisnis di ranah online maupun offline mulai menggunakan internet sebagai media komunikasi pemasarannya. 1 Data Penelitian Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Penelitian dilakukan pada bulan April – Juli 2012 di 42 kota di 31 provinsi. jumlah responden 2.000 orang yang berasal dari ketegori umur 12-65 tahun, status ekonomi sosial A-C. Untuk pembahasan lebih lanjut dapat diakses di http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013.pengguna.internet.indonesia.bisa.tembus.82. juta 2 Data Penelitian MarkPlus Insight. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – September 2011 di 11 kota besar yaitu Jakarta, Bodetabek, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Denpasar, Pekanbaru, Palembang dan Banjarmasin. Responden berusia 15-64 tahun dari SES ABC dan menggunakan internet lebih dari 3 jam sehari. Untuk pembahasan lebih lanjut dapat diakses di http://tekno.kompas.com/read/2011/10/28/16534635/Naik.13.Juta..Pengguna.Internet.Indonesia.55.Jut a.Orang

Upload: vunga

Post on 11-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet terus meningkat.

Peningkatan jumlah pengguna internet ini juga berlaku di Indonesia. Menurut riset

yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah

pengguna internet di Indonesia telah mencapai 63 juta orang pada tahun 2012 atau

24,23% dari total populasi di negara.1 Padahal pada tahun 2012, jumlah pengguna di

Indonesia masih di angka 55 juta pengguna.2 Data tersebut memperlihatkan bahwa

setiap tahun penetrasi internet di Indonesia terus meningkat.

Peningkatan penetrasi internet di Indonesia yang begitu pesat ini telah

memengaruhi aspek kehidupan sosial masyarakatnya. Bidang industri pun menjadi

salah satu bidang yang ikut merasakan dampak dari peningkatan penetrasi internet

ini. Dampak paling terasa adalah semakin banyaknya bisnis baru bermunculan di

ranah internet. Kelebihan dan kemudahan yang disediakan oleh media internet

membuat banyak orang tertarik untuk menjalankan bisnis di media ini. Selain itu, saat

ini internet juga banyak digunakan pelaku pemasaran sebagai media komunikasi

pemasaran. Baik pelaku pemasaran yang memiliki bisnis di ranah online maupun

offline mulai menggunakan internet sebagai media komunikasi pemasarannya.

1 Data Penelitian Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Penelitian dilakukan pada bulan April – Juli 2012 di 42 kota di 31 provinsi. jumlah responden 2.000 orang yang berasal dari ketegori umur 12-65 tahun, status ekonomi sosial A-C. Untuk pembahasan lebih lanjut dapat diakses di http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013.pengguna.internet.indonesia.bisa.tembus.82.juta 2 Data Penelitian MarkPlus Insight. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – September 2011 di 11 kota besar yaitu Jakarta, Bodetabek, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Denpasar, Pekanbaru, Palembang dan Banjarmasin. Responden berusia 15-64 tahun dari SES ABC dan menggunakan internet lebih dari 3 jam sehari. Untuk pembahasan lebih lanjut dapat diakses di http://tekno.kompas.com/read/2011/10/28/16534635/Naik.13.Juta..Pengguna.Internet.Indonesia.55.Juta.Orang

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

2

Mereka memanfaatkan berbagai macam fasilitas yang disediakan internet seperti situs

dan media sosial sebagai alat untuk berkomunikasi dengan target konsumennya.

Dari sejumlah pemasar yang memanfaatkan internet, Wego adalah salah satu

perusahaan yang paling gencar menggunakan media tersebut sebagai media

pemasarannya. Wego merupakan perusahaan e-commerce penyedia informasi akurat

sekaligus menjual tiket pesawat dan tarif menginap di hotel. Perusahaan ini didirikan

pada tahun 2005 oleh mantan eksekutif IHG, Yahoo!, Priceline dan Zuji. Wego

berkembang pesat dan sekarang telah beroperasi di 50 pasar dunia dan telah

membentuk situs lokal dengan 30 bahasa.

Pada akhir tahun 2011, Wego pun memutuskan untuk membentuk juga situs

lokal berbahasa Indonesia. Wego membentuk tim – tim yang banyak beranggotakan

masyarakat Indonesia yang ditempatkan di Jakarta untuk menjalankan fungsi

perusahaan dan pemasaran brand - nya. Pembentukan ini dilakukan agar Wego lebih

mudah dalam mendekatkan diri dengan masyarakat Indonesia. Selain itu, situs lokal

ini juga lebih memudahkan targetnya di Indonesia untuk dapat melakukan pencarian

informasi tiket pesawat dan tarif menginap di hotel.

Pembuatan situs berbahasa Indonesia tentu tidak berdampak apa pun jika

masyarakat Indonesia tidak mengenal Wego. Apalagi mayoritas masyarakat Indonesia

belum mengenal Wego semenjak berdiri di tahun 2005. Oleh karena itu, Wego

Indonesia tetap perlu mengomunikasikan dirinya agar dikenal oleh target sasarannya.

Wego Indonesia perlu meningkatkan brand awareness-nya di Indonesia. Untuk

menciptakan brand awareness yang tinggi diperlukan strategi komunikasi pemasaran

yang baik sehingga nilai – nilai yang dibawa brand dapat tertanam dengan baik di

benak konsumen. Semakin sering target konsumen memiliki pengalaman terhadap

brand maka semakin kuat brand tersebut tertanam di benak target konsumen.

Pengalaman terhadap brand dapat dibentuk dengan semakin seringnya target

konsumen melihat, mendengar, memikirkan sebuah brand. Oleh karena itu, segala

macam kegiatan yang memberikan kesempatan pada konsumen untuk memiliki

pengalaman terhadap sebuah brand dapat berpotensi meningkatkan keakraban dengan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

3

brand dan tentunya meningkatkan brand awareness. Kegiatan – kegiatan tersebut

dapat dilakukan melalui bermacam – macam program komunikasi pemasaran seperti

periklanan (advertising), event dan lain sebagainya.

Di awal kedatangannya ke Indonesia, Wego Indonesia memiliki keunikan

pada pemasarannya. Wego Indonesia memercayakan internet sebagai media

utamanya untuk menjalin komunikasi dengan target konsumennya. Selain

mengembangkan konten situsnya yang beralamat di www.wego.co.id, Wego

Indonesia juga mencoba memaksimalkan penggunaan sejumlah media sosial seperti

Facebook dan Twitter. Hasilnya hingga Mei 2013 ini, Facebook fansnya telah

mencapai 470.000 dan follower Twitternya telah mencapai angka 20.000. Jumlah

yang tentunya tidak sedikit untuk sebuah brand yang baru berdiri pada akhir tahun

2011 lalu. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat

Indonesia terhadap brand ini sudah cukup tinggi. Pemasaran Wego Indonesia bahkan

diakui sukses dengan diberikannya penghargaan sebagai “Best Social Media

Strategy” di EyeforTravel’s Social Media and Mobile Awards Asia 2012.

Perusahaan e-commerce di bidang travel memang saat ini banyak sekali

bermunculan di ranah internet. Sayangnya belum banyak yang melakukan pendekatan

secara serius kepada target konsumennya. Wego merupakan salah satu contoh

perusahaan yang mulai serius mendekati konsumennya. Mereka mulai membuka

kantor di Indonesia dan mengembangkan komunikasi pemasarannya. Di awal

tahunnya, saat Wego Indonesia membutuhkan peningkatan brand awareness, banyak

fakta telah memperlihatkan bahwa pemasaran Wego Indonesia berjalan cukup sukses.

Alasan tersebut telah mendorong peneliti untuk melihat bagaimana praktek

komunikasi pemasaran online yang dilakukan oleh Wego Indonesia dalam

meningkatkan brand awareness-nya.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

4

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian yang berada di latar belakang, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana komunikasi pemasaran online yang

dilakukan oleh Wego Indonesia dalam meningkatkan brand awareness?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Untuk mendeskripsikan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Wego

Indonesia melalui media baru.

2. Untuk mendeskripsikan komunikasi pemasaran yang dilakukan Wego

Indonesia dalam kaitannya meningkatkan brand awareness.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu komunikasi khususnya mengenai praktek komunikasi

pemasaran online. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini berusaha

untuk melihat dan mendeskripsikan komunikasi pemasaran online yang

dilakukan oleh Wego Indonesia dalam meningkatkan brand awareness. Pada

akhirnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang berguna

untuk memahami komunikasi pemasaran di dunia maya, terutama dalam

upayanya untuk meningkatkan brand awareness.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

kepada Wego Indonesia. Peneliti akan lebih memfokuskan penelitian kepada

bagaimana pelaksanaan komunikasi pemasaran melalui media baru dan

bagaimana komunikasi pemasaran tersebut dapat meningkatkan brand

awareness dari Wego Indonesia. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

5

dapat membantu Wego Indonesia dalam mengoreksi komunikasi pemasaran

yang telah dijalankannya.

E. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran pada penelitian ini akan menjabarkan pemikiran –

pemikiran yang dapat membantu peneliti dalam meneliti komunikasi pemasaran

online yang dilakukan Wego Indonesia untuk meningkatkan brand awareness-nya.

Pertama, peneliti akan menjabarkan konsep komunikasi pemasaran yang terdiri dari

pengertian komunikasi pemasaran dan macam - macam program komunikasi

pemasaran yang dapat dilakukan pemasar. Kedua, peneliti akan menjabarkan konsep

brand yang dimulai dengan pengertian dari brand itu sendiri dan dilanjutkan dengan

penjabaran mengenai brand awareness. Ketiga, peneliti akan menjabarkan media

baru sebagai media utama yang digunakan Wego Indonesia dalam menjalankan

komunikasi pemasarannya. Keempat, peneliti akan menjabarkan secara lebih

mendalam mengenai komunikasi pemasaran yang dijalankan melalui media baru.

Semua akan ditulis runtut pada kerangka pemikiran sebagai dasar penelitian ini.

1. Strategi Komunikasi Pemasaran

1.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran

Setiap pelaku pemasaran yang ingin membangun brand, produk atau

perusahaan tentu perlu untuk membangun hubungan dengan konsumennya.

Melakukan komunikasi pemasaran merupakan upaya yang perlu mereka

lakukan untuk membangun hubungan tersebut. Sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Kotler bahwa komunikasi pemasaran merupakan cara yang

digunakan pelaku pemasaran untuk menginformasikan, memersuasi dan

mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung

mengenai produk dan brand yang mereka jual.3 Komunikasi pemasaran

3 Philip Kotler & Kevin Lane Keller. 2006. Marketing Management 12th Edition. New Jersey : Pearson Education Inc. Hal. 469

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

6

mewakili suara brand dan sebuah cara untuk membangun dialog dengan

konsumen.

Dalam prakteknya, komunikasi pemasaran dapat dilakukan melalui

sejumlah program. Program tersebut antara lain iklan, direct marketing,

internet marketing, sales promotion, public relations dan personal selling.

Setiap pelaku pemasaran dapat memilih program tersebut untuk menjalankan

tujuan pemasarannya.

Pada tahun 1980-an, perubahan mulai terjadi pada dunia komunikasi

pemasaran. Banyak perusahaan mulai merasa perlu untuk menggunakan

program - program komunikasi pemasaran tersebut secara terintegrasi.

Praktek untuk mengintegrasikan sejumlah program tersebut kini dikenal

dengan sebutan integrated marketing communication (IMC). Secara lebih

detail The American Association of Advertising Agencies (The “4As”)

mendeskripsikan IMC sebagai :

A concept of marketing communications planning that recognizes the added value of a comprehensive plan that evaluates the strategic roles of a variety of communication disciplines - for example, general advertising, direct response, sales promotion, and public relations—and combines these disciplines to provide clarity, consistency, and maximum communications impact.4

Berdasarkan deskripsi tersebut, IMC merupakan sebuah perencanaan

komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah dari sejumlah program

komunikasi pemasaran dan kemudian mengombinasikan program tersebut

untuk memberikan kejelasan, konsistensi dan dampak komunikasi yang

maksimal. Pada intinya, praktek IMC meliputi dua hal penting yaitu

perencanaan dan proses pengintegrasian sejumlah program komunikasi

pemasaran. Perencanaan di dalam IMC merupakan hal yang penting karena di 4 George E. Belch & Michael E. Belch. 2003. Advertising and Promotion : An Integrated Marketing Communication Perspective. New York : McGraw – Hill Companies. Hal. 9

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

7

sini pelaku pemasaran dituntut untuk melihat elemen penting di dalam brand-

nya dan merencanakan pesan yang akan disampaikan. Saat menyampaikan

pesannya, pelaku pemasaran dituntut untuk terus konsisten dalam

menyampaikan image-nya sehingga apa pun yang disampaikan pelaku

pemasaran berada dalam satu tema dan positioning yang sama. Pesan yang

konsisten akan membuat pesan yang tersampaikan tidak terduplikasi atau

untuk mencegah tersampaikannya pesan yang kontradiktif antara yang satu

dengan lain. Konsistensi pesan ini pada akhirnya akan memberikan dampak

komunikasi yang maksimal.

Hal terpenting lainnya dalam IMC adalah proses pengintegrasian

sejumlah program komunikasi pemasaran untuk menyampaikan pesan yang

konsisten. Sebelum IMC dikenal luas, program - program komunikasi

pemasaran seperti periklanan, public relation dan lain sebagainya sebenarnya

sudah digunakan oleh banyak pelaku pemasaran. Pada saat itu kebanyakan

program tersebut tidak terintegrasi antara yang satu dengan yang lain. Pelaku

pemasaran menganggap program - program tersebut sebagai elemen yang

terpisah dan mengomunikasikan yang kadang berbeda pula. Mereka tidak

memedulikan dampak yang timbul dari proses seperti itu sehingga

komunikasi yang terjadi tidak berjalan begitu efektif. Dalam prakteknya, IMC

memanfaatkan program - program komunikasi pemasaran tersebut untuk

suatu tujuan. Program – program yang digunakan haruslah saling menopang

untuk mengisi kelemahan dan memperkuat kelebihan dari masing – masing

program.

1.2 Program Komunikasi Pemasaran dalam IMC

Untuk menjalankan praktek IMC yang efektif tentu diperlukan

pengetahuan mengenai program - program komunikasi pemasaran yang ada.

Pengetahuan ini bermanfaat untuk memilih program yang seharusnya

digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

Pemilihan program yang tepat dalam IMC akan saling menopang kelemahan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

8

dan memperkuat kelebihan dari masing – masing program. Oleh karena itu,

pengetahuan mengenai karakteristik – karakteristik yang dimiliki setiap

program dalam komunikasi pemasaran sangat diperlukan.

Dalam menjalankan praktek IMC ada beberapa program yang dapat

digunakan oleh para pelaku pemasaran. Program - program tersebut adalah

iklan, direct marketing, internet marketing, sales promotion, public relations

dan personal selling. Secara tradisional, program yang sering digunakan oleh

pelaku pemasaran adalah periklanan, sales promotion, public relations dan

personal selling. Perkembangan jaman telah memberikan celah baru bagi

pelaku pemasaran saat ini, saat ini mereka dapat menggunakan direct

marketing dan internet marketing untuk berkomunikasi dengan targetnya.5

Teknologi telah memungkinkan kegiatan itu dapat dilakukan di dunia modern

seperti sekarang ini.

Untuk dapat menggunakan program - program tersebut dengan baik

maka diperlukan pengetahuan mengenai masing – masing program. Secara

lebih detail, peneliti akan menjabarkan masing – masing program tersebut :

a. Iklan

Iklan memiliki definisi sebagai segala bentuk komunikasi

nonpersonal berbayar yang berisi pesan mengenai organisasi, produk,

pelayanan atau ide yang sponsornya dapat didentifikasi.6 Iklan

dikatakan sebagai bentuk komunikasi berbayar karena dibutuhkan

biaya untuk setiap waktu dan tempat yang digunakan. Media sebagai

pemilik waktu dan tempat untuk beriklan akan selalu menarik biaya

dari setiap iklan yang ingin diajukan oleh pelaku pemasaran.

Saat mengirimkan pesan iklan melalui media, pelaku

pemasaran dapat mengirimkan pesan kepada kelompok besar dalam

waktu yang sama. Pada saat itu juga, target yang menerima pesan 5 Ibid. Hal. 16 6 Ibid

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

9

melalui media tidak memiliki kesempatan untuk memberikan feedback

kepada pengiklan secara langsung. Hal tersebut yang membuat iklan

dikatakan sebagai bentuk komunikasi nonpersonal karena pada

prakteknya tidak ada feedback langsung dari penerima pesan. Tidak

adanya feedback langsung tentu menjadi perhatian khusus bagi para

pelaku pemasaran. Sebelum mengirimkan pesan melalui iklan, pelaku

pemasaran seharusnya memikirkan dahulu respon dan interpretasi apa

yang bakal terjadi saat pesan tersebut diterima oleh targetnya. Respon

dan interpretasi yang terbentuk buruk maka akan berdampak juga pada

pertumbuhan brand.

Sebagai salah satu program komunikasi pemasaran, iklan dapat

digunakan untuk sejumlah tujuan pemasaran. Semuanya itu

bergantung dari kebutuhan masing – masing brand atau industri yang

menanganinya. Iklan dapat digunakan untuk menciptakan brand image

dari sebuah perusahaan atau brand agar tampak berbeda dari

kompetitor – kompetitor lain di kategorinya. Iklan juga dapat

digunakan untuk menghasilkan respon atau tindakan langsung dari

konsumen. Selain itu, iklan juga dapat digunakan untuk

mengembangkan awareness dari perusahaan atau brand untuk jangka

waktu yang lama.

b. Direct Marketing

Direct marketing merupakan usaha dari brand atau perusahaan

untuk berkomunikasi langsung dengan target konsumennya untuk

mendorong terjadinya sebuah respon atau pembelian secara langsung.7

Sejauh ini, beberapa perusahaan mulai melakukan praktek ini dalam

program IMC. Di lain sisi, masih banyak perusahaan juga tidak

melakukan praktek ini dalam program IMC yang dibentuknya.

7 Ibid. Hal. 18

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

10

Sejumlah perusahaan masih melakukan direct marketing dengan

tujuan, anggaran dan strategi yang berbeda dari praktek komunikasi

pemasaran lainnya.

Praktek direct marketing sering diwujudkan melalui praktek

direct mail dan katalog pemesanan kepada target konsumen yang

sangat potensial. Lebih jauh lagi, praktek ini melingkupi sejumlah

aktifitas seperti manajemen database konsumen, direct selling,

telemarketing dan direct response advertising melalui surat, internet

atau media cetak.

Dalam direct marketing, manajemen database konsumen

menjadi kunci penting. Melalui praktek tersebut perusahaan dapat

menemukan konsumen potensial yang dapat disasar. Perusahaan atau

brand pun dapat melakukan komunikasi secara langsung dengan target

konsumen potensialnya. Hal tersebut tentu juga mengurangi anggaran

perusahaan untuk melakukan komunikasi dengan orang – orang yang

bukan target konsumen potensial.

Direct marketing biasanya digunakan pada perusahaan –

perusahaan yang tidak memiliki jalur distribusi yang luas atau

memiliki kekuatan penjualan sendiri yang kuat. Di dalam IMC, direct

marketing dapat memberikan peranan besar dalam menjalin hubungan

dengan konsumen potensial. Direct marketing dapat difungsikan juga

sebagai alat untuk menjalin hubungan dengan pelaku pemasaran lain

yang membutuhkan produk yang dimiliki perusahaan.

Pada prakteknya, direct marketing juga memiliki sejumlah

kekurangan. Sifatnya yang personal membuat praktek direct marketing

membutuhkan tenaga lebih untuk melayani konsumen dan target

potensialnya secara personal. Dibutuhkan telemarketing untuk

berkomunikasi dengan konsumen secara langsung dan menjual produk

dan jasa. Perusahaan juga perlu untuk mengirimkan direct mail,

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

11

brosur, katalog atau rekaman video secara berkala untuk memberikan

informasi detail tentang produk kepada target konsumen potensial.

Selain itu, direct marketing memiliki kekurangan lain. Praktek

pendekatan melalui direct mail atau telemarketing memiliki

kemungkinan diabaikan juga oleh sejumlah target konsumen potensial.

Hal tersebut tentu menjadikan proses komunikasi kepada pelanggan

potensial menjadi kurang efektif.

c. Interactive Marketing

Dalam beberapa dekade ini, perkembangan teknologi

meningkat dengan sangat pesat. Perkembangan pesat ini telah

memengaruhi segala aspek kehidupan, tidak terkecuali bidang

komunikasi pemasaran. Perkembangan teknologi telah melahirkan

komunikasi pemasaran yang dapat memberikan interaksi antara

pemasar dengan targetnya. Pemasaran semacam itu pada akhirnya

lebih dikenal dengan nama interactive marketing.

Wujud dari interactive media yang bisa digunakan untuk

praktek komunikasi pemasaran ada bermacam – macam, antara lain

adalah televisi interaktif, World Wide Web (WWW) dan media sosial.

Di Indonesia sendiri, media interaktif yang mulai banyak digemari dan

dianggap memberikan dampak besar dalam program komunikasi

pemasaran adalah media sosial. Tampak dari data The Nielsen

Company bahwa mayoritas penduduk Indonesia mengakses media

sosial saat mengakses internet.8 Data dari The Nielsen Company juga

menyebutkan bahwa media sosial telah banyak memberikan dampak

berarti pada bidang pemasaran.

8 Data penelitian The Nielsen Company tentang “The Digital Media Habits and Attitudes of Southeast Asian Consumers” yang diterbitkan pada Oktober 2011. Untuk melihat pembahasan lengkap mengenai materi ini dapat diakses di http://www.scribd.com/doc/71370794/The-digital-media-and-habits-attitudes-of-South-East-Asian-Consumers, Hal.12

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

12

Di kalangan pelaku pemasaran, penggunaan interactive media

sebagai media komunikasi pemasaran telah meningkat pesat beberapa

tahun ini. Banyak perusahaan mulai menggunakannya untuk menjalin

komunikasi dengan target konsumennya. Tidak sekedar menyediakan

informasi bagi target konsumen saja, mereka juga menggunakan

media tersebut untuk menghibur dan berinteraksi dengan target

konsumennya. Di samping itu, media ini juga dapat digunakan untuk

mengeksekusi semua elemen dari bauran promosi. Internet dapat

dijadikan sebagai media beriklan. Pelaku pemasaran dapat juga

menawarkan sales promotion melalui kupon, kuis dan undian melalui

jalur online. Internet juga dapat digunakan untuk melakukan direct

marketing, personal selling dan public relations secara lebih efektif

dan efisien. Sejumlah alasan tersebut membuat banyak orang

mengembangkan internet marketing dan memasukkannya ke dalam

program IMC sekaligus mengintegrasikannya dengan aspek – aspek

lain dalam program IMC.

d. Sales Promotion

Program lain dari kegiatan komunikasi pemasaran adalah sales

promotion. Sales promotion merupakan kegiatan pemasaran yang

menyediakan nilai lebih atau intensif kepada penjual, distributor atau

target potensial dengan tujuan merangsang peningkatan penjualan.9

Secara umum, sales promotion dapat dibagi menjadi dua bagian besar

yaitu consumer oriented (berorientasi pada konsumen) dan trade

promotion (berorientasi pada pedagang).

Sales promotion dengan orientasi kepada konsumen

merupakan intensif yang ditargetkan langsung kepada konsumen

potensial yang ditujukan untuk meningkatkan pembelian dan juga

9 Belch & Belch. Op.Cit., Hal. 21

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

13

merangsang peningkatan pada penjualan jangka pendek. Bentuk dari

sales promotion ini dapat berupa kupon, kontes dan undian.

Sedangkan sales promotion dengan orientasi kepada pedagang

merupakan intensif yang lebih ditargetkan kepada para penjual grosir,

distributor dan pengecer. Pemasar melakukan penawaran kepada para

pedagang agar mereka dapat menjual produk atau jasa lebih banyak

kepada konsumen – konsumennya. Bentuk dari sales promotion ini

dapat berupa kegiatan promosi, penawaran harga pada penjual, kontes

penjualan dan pameran dagang.

e. Publicity / Public Relations

Publicity (publisitas) dan public relations merupakan dua hal

berbeda. Public relations memiliki tujuan yang lebih luas daripada

publicity. Beberapa sumber bahkan mengategorikan publicity sebagai

salah satu tools untuk mencapai tujuan public relations.

Publisitas pada umumnya didefinisikan sebagai komunikasi

nonpersonal mengenai sebuah perusahaan, produk, jasa atau ide yang

tidak dibayar atau berjalan di bawah pihak yang bersangkutan.10

Publisitas biasanya muncul dalam bentuk news story, editorial atau

pengumuman mengenai sebuah perusahaan, produk atau jasa.

Layaknya sebuah iklan, publisitas muncul dalam media massa dengan

komunikasi nonpersonal. Bedanya dengan iklan, publisitas muncul

bukan karena dibayar oleh pihak yang bersangkutan. Pihak yang

bersangkutan seperti perusahaan atau pemilik brand hanya dapat

melakukan usaha agar dapat diliput oleh media massa. Dengan

munculnya informasi perusahaan pada media massa, perusahaan

memiliki keuntungan untuk dapat memengaruhi kesadaran,

pengetahuan, pendapat dan perilaku dari target konsumennya.

10 Ibid. Hal. 22

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

14

Beberapa teknik yang dapat dilalui untuk bisa mendapatkan perhatian

media adalah dengan memberikan news release, konferensi pers,

artikel feature dan sejumlah dokumentasi mengenai perusahaan.

Keuntungan lain yang dapat diraih perusahaan melalui

publisitas adalah perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya banyak

untuk bisa memengaruhi target konsumennya. Perusahaan atau pelaku

pemasaran tidak perlu membayar biaya untuk pemasangan pesan di

media massa. Selain itu, pelaku pemasaran juga mendapatkan

kredibilitas. Target konsumen biasanya lebih percaya dengan

informasi yang ditulis media massa daripada pesan tersebut

disampaikan langsung oleh pelaku pemasaran.

Kelemahan dari publisitas adalah tidak bisa dikontrol oleh

pelaku pemasaran. Di samping itu, isi publisitas tak selalu mengarah

kepada hal yang positif. Media massa bisa saja menginformasikan

keburukan yang ada pada perusahaan yang pada akhirnya akan

memberikan dampak buruk bagi perusahaan itu sendiri.

Public relations berbeda dengan publisitas. Seperti yang telah

diungkapkan di awal, tujuan dari public relations lebih luas daripada

publisitas. Public relations didefinisikan sebagai fungsi manajamen

yang mengevaluasi perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan dan

prosedur perusahaan dengan kepentingan publik dan mengeksekusi

sebuah program kegiatan untuk memperoleh pengertian dan

penerimaan dari publik.11 Berdasarkan definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa praktek pubic relations lebih fokus pada proses

membangun dan memelihara citra positif di kalangan publik. Di sini,

publisitas dijadikan sebagai salah program untuk mencapai tujuan itu.

11 Ibid. Hal. 23

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

15

Berdasarkan alasan tersebut banyak sumber menyatakan bahwa

publisitas merupakan salah satu bagian dari praktek public relations.

Dahulu kedua praktek ini, publisitas dan public relations,

sering dianggap sebagai praktek pendukung dalam kegiatan

komunikasi pemasaran. Saat ini banyak perusahaan mulai

memasukkan kedua praktek ini sebagai bagian penting dalam

meningkatkan kegiatan komunikasi pemasaran. Perusahaan mulai

menganggap publisitas dan public relations menjadi pelengkap dari

alat komunikasi pemasaran lainnya.

f. Personal Selling

Personal selling didefinisikan sebagai suatu bentuk

komunikasi person to person dimana penjual mencoba untuk

membujuk konsumen potensial untuk membeli produk atau jasa yang

disediakan pelaku pemasaran.12 Tidak seperti praktek komunikasi

pemasaran lainnya, praktek personal selling melibatkan kontak

langsung antara pemasar dan konsumennya. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan pertemuan langsung dengan konsumen, percakapan

melalui telepon, chatting atau penggunaan aplikasi interaktif yang ada

di dunia online.

Praktek personal selling memberikan fleksibilitas dalam

berkomunikasi. Pemasar dapat mendengar langsung respon yang

muncul dari konsumennya. Pada saat itu juga pemasar juga dapat

memodifikasi pesan agar sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang

dialami konsumen pada saat itu. Penggunaan personal selling biasanya

dilakukan pada konsumen yang memiliki minat besar terhadap yang

ditawarkan pemasar. Sama seperti direct marketing, praktek ini

12 Ibid

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

16

membutuhkan energi yang lebih besar daripada praktek komunikasi

pemasaran lainnya.

Program – program yang telah dijabarkan ini merupakan opsi yang

dapat dipilih oleh pelaku pemasaran dalam menjalankan praktek IMC.

Kelebihan dan kekurangan dari masing – masing program hendaknya menjadi

perhatian bagi para pelaku pemasaran dalam memlih program yang akan

digunakan. Kelebihan dan kekurangan tersebut akan memengaruhi dampak

komunikasi yang terjadi dari praktek IMC. Pelaku pemasaran hendaknya juga

menyesuaikan penggunaan program tersebut dengan tujuan pemasaran yang

ingin dicapainya. Setiap tujuan pemasaran yang berbeda akan membutuhkan

cara komunikasi yang berbeda pula. Pemanfaatan program komunikasi

pemasaran yang tepat akan membuat dampak komunikasi yang terbentuk

semakin baik.

1.3 Tahapan Komunikasi Pemasaran

Agar dapat menghasilkan hasil yang maksimal terhadap brand, suatu

komunikasi pemasaran perlu dikembangkan secara cermat dan tepat.

Pengembangan praktek komunikasi pemasaran yang efektif meliputi sejumlah

tahapan yaitu proses perencanaan, implementasi dan evaluasi.13 Penjelasan

lebih lengkap mengenai ketiga tahapan tersebut akan dijabarkan pada tulisan

di bawah ini :

a. Perencanaan

Proses perencanaan merupakan tahapan paling awal dalam

sebuah praktek komunikasi pemasaran. Setiap perencanaan

komunikasi pemasaran yang dirancang harus berawal dari empat aspek

penting. Empat aspek tersebut adalah identifikasi target pasar

(targeting), penentuan posisi (positioning), penentuan tujuan

13 Terence A Shimp. 2010. Integrated Marketing Communication in Advertising and Promotion. South Western : Cengage Learning. Hal. 21

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

17

komunikasi (setting objectives) dan perencanaan anggaran

(budgeting). Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya :

1. Identifikasi Target Pasar (Targeting)

Mengidentifikasi target pasar merupakan kegiatan yang sangat

penting dalam sebuah komunikasi pemasaran. Langkah ini akan

memengaruhi keputusan mengenai apa yang akan disampaikan,

bagaimana cara penyampaian, kapan dan dimana pesan itu akan

disampaikan. Penentuan target pasar juga akan meminimalisir

pemasar dalam melakukan komunikasi kepada target yang salah.

Target pasar dari suatu brand bisa didapat melalui proses

segmentasi pasar konsumen yang dibidik brand bersangkutan. Di

dalam komunikasi pemasaran tradisional, saat pemasaran

menggunakan media konvensional sebagai media pemasarannya,

target pasar diklasifikasikan berdasar aspek demografis,

geodemografis, psikografis dan behaviourgrafis. Di era media

baru, proses klasifikasi target pasar mengalami sedikit perubahan.

Saat jarak bukan menjadi masalah yang berarti di media baru,

aspek wilayah mulai dikesampingkan para pemasar. Di media

baru, segementasi target pasar lebih dipertimbangkan berdasarkan

gaya hidup, sikap, perilaku dan ketertarikan. Sebelum menjalankan

strategi pemasaran, hendaknya para pemasar perlu memahami

perbedaan segementasi target pasar di era media baru dan media

konvensional ini.

2. Penentuan Posisi (Positioning)

Dalam aktivitas komunikasi pemasaran, positioning merupakan

sebuah kegiatan untuk memposisikan sebuah brand ke dalam suatu

pesan / nilai tertentu di benak target konsumen. Sebuah positioning

dari suatu brand dapat diambil dari atribut – atribut fisik atau sifat

eksternal di luar brand. Positioning dapat diambil juga melalui

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

18

benefit atau manfaat yang ingin ditanamkan brand di benak target

konsumennya.

Positioning yang optimal akan membuat komunikasi

pemasaran berjalan lebih efektif. Posisi brand akan membantu

perkembangan brand di masa depan. Posisi brand akan

merangkum makna dan kekhasan yang dimiliki brand sehingga

target konsumen dapat membedakan brand tersebut dengan

kompetitor yang berjalan di pasar yang sama.

3. Penentuan Tujuan Komunikasi (Setting Objectives)

Penentuan tujuan komunikasi akan membantu brand dalam

melihat hasil akhir dari praktek komunikasi pemasaran yang akan

dilakukannya. Tujuannya ini nantinya dapat juga menjadi acuan

untuk menilai keberhasilan dari komunikasi pemasaran yang

dijalankan. Selain itu, penentuan tujuan akan memberikan

kemudahan bagi pemasar untuk memilih program komunikasi

pemasaran yang akan digunakan. Setiap program komunikasi

pemasaran memiliki keunggulan dan kekurangan masing – masing.

Perbedaan tujuan maka diperlukan perbedaan program komunikasi

pemasaran yang berbeda pula.

4. Perencanaan Anggaran (Budgeting)

Dalam menyusun rencana anggaran, pemasar dapat

menetapkan besarnya anggaran melalui beberapa metode. Metode

yang pertama, pemasar dapat menetapkan anggaran berdasar

kemampuan financial perusahaan (affordable method). Metode

yang kedua, pemasar dapat menetapkannya berdasarkan presentase

tertentu dari penjualan atau persentase harga jual (presentage of

sale method). Metode yang ketiga, anggaran dapat ditentukan

dengan membandingkannya dengan anggaran pesaingnya

(competitive – parity method).

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

19

Selain ketiga metode tersebut, Shimp juga mengategorikan

proses penganggaran menjadi dua macam yaitu model

pengganggaran top – down dan model penganggaran bottom - up14.

Pertama, model penganggaran top – down adalah model

pengganggaran dimana manajemen pusat menentukan

penganggaran dari setiap divisi yang menjalankan proses

komunikasi pemasaran. Misalnya saat komunikasi pemasaran yang

dijalakan membutuhkan divisi penelitian, divisi media dan divisi

kreatif. Semua anggaran dari masing – masing divisi akan

ditentukan oleh manajemen pusat. Sedangkan model penganggaran

bottom – up merupakan model penganggaran dimana manajer dari

setiap divisi menentukan berapa banyak jumlah dana yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuannya. Jumlah tersebut kemudian

akan dikombinasikan dengan rencana anggaran dari divisi lainnya

untuk menetapkan anggaran total. Setiap perusahaan memiliki

kebebasan untuk memilih metode penyusunan anggaran yang tepat

untuk komunikasi pemasarannya. Penyusunan anggaran yang tepat

akan membuat komunikasi pemasaran berjalan lebih efektif.

b. Implementasi

Pada proses implementasi, keputusan di tahap perencanaan

yang bersifat konseptual dan strategis diwujudkan ke dalam keputusan

– keputusan yang bersifat praktis dan taktis. Tahapan – tahapan dalam

proses implementasi meliputi :

1. Menentukan Bauran Program Komunikasi Pemasaran

Di dalam tahapan ini, pemasar dituntut untuk dapat memilih

program komunikasi pemasaran yang akan dijalankan.

Berdasarkan fakta tersebut maka pemasar dituntut untuk

14 Shimp, Op. Cit, hal.22

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

20

mengetahui keunggulan dan kelemahan dari masing – masing

program komunikasi pemasaran. Keller menjelaskan cara

menetapkan program komunikasi pemasaran yang efektif, yaitu

dengan pendekatan “Mixing” dan “Matching Communication

Options”. Mixing communication options merupakan praktek

membaurkan sejumlah program komunikasi pemasaran dalam

sebuah aktivitas pemasaran. Pelaku pemasaran tidak boleh

sembarangan dalam membaurkan program tersebut. Mereka harus

mempertimbangkan sejumlah hal penting, antara lain anggaran

dana dan efisiensi dana, siklus hidup brand, karakteristik produk,

segmen pasar dan karakteristik dari masing – masing program.

Sejumlah hal tersebut akan mengarahkan kepada berapa dan apa

saja program komunikasi yang perlu digunakan dalam sebuah

praktek IMC.

Matching communication options dilakukan dengan

melibatkan dua pertimbangan penting yaitu pertimbangan

konsistensi dan pertimbangan komplementer. Pertimbangan

konsistensi berkaitan dengan informasi pesan yang harus selalu

konsisten saat dikomunikasikan kepada targetnya. Informasi pesan

harus tetap konsisten memberikan pesan yang sama walaupun

menggunakan berbagai macam program komunikasi pemasaran

yang beragam dan media – media yang berbeda pula.

Pertimbangan komplementer berkaitan dengan kelebihan dari

suatu program komunikasi pemasaran yang dapat menutupi

kelemahan dari program yang lain. Penggunaan yang seperti ini

akan membuat sejumlah program komunikasi pemasaran dapat

berjalan dengan isi pesan yang konsisten sama namun memberikan

cara komunikasi yang berbeda – beda dengan saling menutupi

kelemahan yang dimiliki program lainnya.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

21

2. Merancang Pesan

Dalam merancang pesan terdapat empat aspek penting dari

sebuah pesan yang perlu diperhatikan oleh pemasar. Pemasar perlu

memerhatikan isi pesan, struktur pesan, format pesan dan

komunikator dari pesan tersebut. Selain itu, pesan yang dirancang

akan lebih efektif jika pesan tersebut mampu merepresentasikan

positioning dari brand dan sejalan dengan tujuan komunikasi yang

telah dirangkai sebelumnya.

3. Memilih Saluran Komunikasi / Media

Pemilihan media komunikasi menjadi hal yang penting dalam

sebuah komunikasi pemasaran. Pemasar harus mengetahui

perilaku bermedia yang dilakukan oleh target pasarnya. Saat

targetnya memiliki aktifitas yang banyak di media internet, maka

pemasar harus melakukan komunikasi pemasaran di media internet

juga. Kesalahan pemilihan media akan membuat komunikasi tidak

memberikan efek apa pun pada targetnya.

Pemilihan media ini juga dipilih berdasarkan positioning yang

diinginkan, apa tujuan yang ingin dicapai dan anggaran yang telah

ditetapkan. Hal ini dikarenakan setiap media memiliki biaya,

keunggulan dan kelemahan yang berbeda – beda. Penggunaan

media yang berbeda akan memberikan dampak yang berbeda pula.

Biaya untuk menggunakan setiap media sebagai alat komunikasi

pemasaran pun berbeda - beda sehingga harus disesuaikan dengan

anggaran yang tersedia.

4. Menetapkan Momentum

Seluruh strategi komunikasi yang sudah tersusun

diimplementasikan ke dalam komunikasi pemasaran yang

terjadwal dengan mempertimbangkan momentum yang paling

tepat. Ketepatan momentum tidak hanya diputuskan melalui

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

22

penetapan waktu yang sesuai namun juga mempertimbangkan

keberlanjutan dari program komunikasi pemasaran. Dengan begitu,

kekuatan dari brand dapat terus terjaga dan tidak berhenti begitu

saja setelah program komunikasi berakhir.

c. Evaluasi

Dalam praktek komunikasi pemasaran, proses evaluasi dapat

digunakan untuk melihat dampak akhir dari praktek komunikasi

pemasaran yang dilakukan. Proses evaluasi juga dapat digunakan

untuk memprediksi kemungkinan dan juga masalah yang akan terjadi

di masa depan dan pemasar pun dapat merencanakan penyelesaiannya.

Fakta tersebut memperlihatkan bahwa proses evaluasi menjadi hal

sangat bermanfaat dalam suatu praktek komunikasi pemasaran.

Evaluasi dalam komunikasi pemasaran mencakup proses

pengukuran hasil, menyediakan tempat feedback atas kemungkinan

respon yang muncul, serta pengambilan langkah korektif. Hasil dari

komunikasi pemasaran dapat diukur dari seberapa banyak target pasar

yang mengenal atau mengingat pesan yang ditampilkan, pemahaman

terhadap pesan, frekuensi khalayak yang mendengar atau melihat

pesan, persepsi dan sikap terhadap brand, serta respon khalayak yang

terbentuk. Tempat feedback dapat disediakan pemasar dengan

menyediakan customer service atau kontak yang dapat digunakan

untuk mencurahkan saran dan kritik dari target pasar. Melalui proses

akan ditemukan hasil dari komunikasi pemasaran. Hasil tersebut

akhirnya dapat digunakan para pemasar sebagai acuan untuk

pengambilan langkah korektif di program komunikasi pemasaran

selanjutnya.

Tahapan – tahapan ini merupakan siklus yang terus berputar dan saling

menyambung. Tahapan perencanaan akan membuat proses implementasi

menjadi semakin mudah. Selanjutnya komunikasi pemasaran yang

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

23

diimplemetasikan akan dievaluasi. Kemudian hasil dari evaluasi dari

komunikasi pemasaran nantinya akan menjadi pertimbangan dalam

perencanaan komunikasi pemasaran selanjutnya.

2. Brand

2.1 Pengertian Brand

Saat ini brand atau merek sudah bukan istilah asing bagi telinga kita.

Hampir setiap hari kita disuguhi dengan berbagai kegiatan pemasaran yang

mengatasnamakan sebuah brand. Melalui berbagai lini masa media para

pelaku pemasaran menyampaikan pesan – pesan brand untuk suatu tujuan.

Istilah brand yang selama ini kita dengar merupakan istilah yang berasal dari

negeri Skandinavia. Istilah “brand” lebih tepatnya berasal dari bahasa

Norwegia Kuno yaitu “brandr” yang memiliki makna membakar. Pada saat

istilah itu muncul banyak peternak sapi memberi cap ke setiap badan sapi

miliknya dengan stempel plat besi panas. Hal ini dilakukan untuk memberikan

identitas pembeda sehingga pembeli tidak akan salah dalam mengidentifikasi

sapi milik siapa yang memiliki kualitas baik. Istilah “brandr” yang berarti

membakar itu digunakan karena stempel plat besi yang digunakan untuk

memberi cap pada sapi harus dibakar dahulu sebelum digunakan.15

Konsep mengenai brand kemudian terus berkembang dan kini telah

mencapai level yang lebih tinggi. Saat ini brand digunakan oleh para pelaku

pemasaran untuk membedakan produknya dengan produk sejenis lainnya.

American Marketing Association (AMA) mendeskripsikan brand sebagai “a

name, term, sign, symbol, or design, or a combination of them intended to

identify the goods and services of one seller and to differentiate them from

those competition.”16 Berdasarkan deskripsi dari AMA tersebut, brand

15 Tom Blackett. 2003.What is Brand? Dalam Brands and Branding. London : Profile Books. Hal. 13-15 16 Kevin Lane Keller. 1998. Strategic Brand Management : Building, Measuring, and Managing Brand Equity. New Jersey : Prentice Hall. Hal. 2

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

24

merupakan nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari semua itu

untuk membedakan produk atau jasa dari kompetitor - kompetitornya.

Harus diakui, brand sebenarnya tidak terbatas itu saja. Brand

merupakan sesuatu yang lebih dari itu. Nama, desain, simbol, logo dan semua

yang disebutkan AMA hanyalah brand elements. Brand elements hanya

komponen yang membantu brand untuk membedakan diri dari kompetitornya.

Seperti yang diungkapkan oleh Light, “brand stand for something and are

much more than simply trademarks or logos. A brand is a promise to the

customer.”17 Dapat dipahami di sini bahwa brand membawa janji kepada

konsumennya. Oleh karena itu, sebuah brand perlu membangun keterikatan

antara janji yang dibawa produk dan pengalaman yang dirasakan konsumen.

Brand yang tidak dapat membangun keterikatan sama saja dengan identitas

semata, bukan brand yang sebenarnya.

2.2 Brand Awareness

Agar sebuah brand dapat berkembang dengan baik maka brand

tersebut perlu dikenal oleh konsumen. Semakin brand tersebut dikenal oleh

konsumen, semakin baik pula dampaknya pada perkembangan brand.

Berdasarkan hal tersebut, pengetahuan mengenai brand awareness menjadi

pengetahuan yang penting bagi pelaku pemasaran yang mengembangkannya

brand yang dimiliknya.

Brand awareness dapat dimaknai sebagai kesadaran konsumen

terhadap keberadaan suatu brand. Meskipun brand awareness merupakan

kondisi konsumen di tahapan menyadari keberadaan konsumen, hal ini ini

menjadi hal penting dalam perkembangan sebuah brand. Kesadaran

konsumen akan brand tersebut menjadi sebuah awal dari yang harus dicapai

untuk mencapai tujuan akhir dari sebuah brand. Tidak tercapainya brand

17 Larry Light. 1999. What High – Tech Managers Need to Know about Brands. Dalam Harvard Business Review. Juli – Agustus. Hal. 85

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

25

awareness akan membuat brand kesulitan untuk hidup di dalam benak dan

hati konsumennya.

Aaker mendeskripsikan brand awareness sebagai kemampuan dari

seseorang untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu brand

merupakan bagian dari kategori produk tertentu.18 Kemampuan tersebut dapat

diciptakan dengan meningkatkan keakraban konsumen terhadap brand.

Praktek komunikasi pemasaran menjadi kunci penting dalam membangun

keakraban tersebut. Pemilihan strategi dan media akan memengaruhi

keberhasilan brand dalam menjalin keakraban. Ketepatan dalam memilih

strategi dan media akan membuat brand disadari dan diakui konsumen di

dalam pikiran mereka.

Aaker mengemukakan bahwa terdapat empat tingkat kesadaran yang

dialami konsumen saat mengenali suatu brand. Keempat tahapan tersebut

digambarkan Aaker ke dalam piramida brand awareness yang terdiri dari

unaware of brand, brand recognition, brand recall, top of mind.

Gambar 1.1 : Piramida Brand Awareness

Sumber : Aaker, David A. 1991. Managing Brand Equity. New York : Free Press. Hal. 62

18 David Aaker. 1991. Managing Brand Equity. New York : New York Press. Hal. 62

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

26

Tingkatan terbawah dari piramida itu adalah unaware of brand. Di

atasnya terdapat tingkatan brand recognition yang disusul dengan brand

recall. Tingkatan paling atas dari piramida tersebut adalah top of mind. Jika

piramida ini dilihat, semakin ke atas tingkat kesadaran konsumen terhadap

brand semakin meningkat.

Pada tingkatan paling bawah yang diisi oleh unaware of brand,

konsumen belum memiliki kesadaran sama sekali terhadap brand. Pada tahap

kedua yaitu tahapan brand recognition, konsumen telah memiliki kesadaran

terhadap brand namun masih pada tingkat minimal. Daya ingat akan suatu

brand baru muncul kembali ketika dilakukan pengingatan kembali melalui

bantuan (aided recall). Pada tahapan ini, ingatan konsumen terhadap brand

biasanya akan muncul saat konsumen tersebut dihadapkan dengan brand

elements yang berkaitan dengan brand tersebut.

Pada tingkatan selanjutnya yaitu tahapan brand recall, konsumen telah

memiliki kesadaran akan brand tinggi dan brand sudah tertanam kuat di

benak konsumen. Konsumen tidak membutuhkan bantuan untuk mengingat

kembali suatu brand (unaided recall). Brand recall memungkinkan konsumen

untuk mengingat dan menyebutkan brand saat dihadapkan dengan kompetitor

– kompetitor berkategori sama.

Pada tahapan paling puncak yaitu tahapan top of mind, sebuah brand

ada berada di puncak pikiran konsumen. Brand tersebut menjadi yang pertama

kali terpikirkan, pertama kali muncul di benak konsumen dan pertama kali

disebutkan oleh konsumen. Saat suatu brand telah mencapai puncak piramida

ini, brand tersebut menjadi brand utama di dalam kategorinya. Brand ini telah

menjadi penguasa di antara brand lain yang berkategori sama. Selain itu,

pencapaian puncak ini telah menandakan bahwa brand awareness dari sebuah

brand sudah sangat tinggi di benak konsumen.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

27

3. Media Baru

3.1 Perkembangan Media Baru

Perkembangan teknologi yang begitu pesat selama beberapa tahun ini

telah memengaruhi banyak aspek kehidupan masyarakat. Media pun ikut

terkena dampak dari perkembangan teknologi. Akibat dari perkembangan

teknologi itu, kini muncul media internet yang sering disebut juga sebagai

media baru. Menurut Flew media baru merupakan bentuk media yang

menggabungkan dan mengintegrasikan data, teks, suara dan bermacam –

macam gambar yang disimpan dalam format digital serta didistribusikan

melalui jaringan berbasiskan kabel optik, satelit atau sistem transmisi

microwave.19 Proses penyimpanan dan pendistribusian tersebut merupakan

kunci yang membuat seseorang dapat berkomunikasi dari jarak yang jauh

dengan waktu pengiriman pesan yang singkat.

Pada awal kemunculannya, yaitu pada tahun 1990-an, internet muncul

di dunia dengan format web 1.0. Internet pada format web 1.0 sangat kaku,

privat dan rumit digunakan. Untuk membuat halaman website dibutuhkan

pengetahuan tinggi mengenai pemrograman. Tidak sembarang orang bisa

membuat atau berkontribusi di dalam internet. Pesan yang ada pada web 1.0

pun cenderung dikomunikasikan satu arah. Pembuat pesan hanya

mentransmisikan pesannya kepada khalayaknya. Khalayak umum yang

menerima pesan tidak bisa secara langsung memberikan respon pada pesan

yang diterimanya.

Perubahan internet berubah pada tahun 2000-an dengan kemunculan

internet berformat web 2.0. Internet berformat web 2.0 telah memudahkan

seseorang dalam membentuk website dan berkontribusi di website lain.

Dengan kata lain, perubahan tersebut membuat pola komunikasi yang bersifat

dua arah dapat dilakukan. Pembuat pesan tidak hanya bisa mentransmisikan

19 Terry Flew. 2002. New Media : an Introduction. Australia : Oxford University Press. Hal. 10

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

28

pesan kepada khalayaknya namun juga bisa mendapatkan respon atau

feedback dari khalayaknya.

Fenomena internet dan perkembangannya ini memberikan dampak

yang luar biasa juga bagi pola komunikasi. Di dalam media baru, internet

telah menghadirkan interaktivitas yang mendorong terjadinya komunikasi dua

arah antara komunikator dan komunikan. Berbeda dengan bentuk komunikasi

yang berada di media konvensional. Proses komunikasi di media

konvensional lebih bersifat monolog. Komunikator tidak bisa memperoleh

respon langsung dari komunikan yang menjadi lawan bicaranya.

3.2 Karakteristik Media Baru

Perkembangan internet selama beberapa tahun ini telah membentuk

media baru menjadi media yang berbeda dengan media konvensional.

Apalagi saat internet masuk ke dalam format web 2.0, karakteristik media

baru menjadi semakin unik. Secara lebih rinci Lister mengemukakan sejumlah

karakteristik yang dimiliki media baru pada masa kini.20 Karakteristik tersebut

antara lain :

a. Digital

Berbeda dengan media tradisional yang proses penyimpanan datanya

berbentuk fisik. Pada media baru, data disimpan dalam bentuk digital.

b. Interaktifitas

Media baru telah membuat manusia dapat berkomunikasi secara lebih

baik. Komunikasi yang terjalin di media baru dapat berjalan secara dua

arah. Pesan tidak sekedar ditransmisikan namun juga memperoleh

feedback yang cepat.

c. Hypertext

Ciri lain dari media baru adalah keberadaan dari hypertext. Hypertext

merupakan sebuah teks yang merujuk atau menyediakan link kepada teks

20 Jhoseph Lister. 2003. New Media : a Critical Introduction. London : Sage Publications. Hal. 14 - 37

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

29

tulisan yang berada di luar. Keberadaan hypertext akan menghubungkan

satu bagian dengan bagian lain dalam sebuah tulisan atau

menghubungkan dengan bagian di luar tulisan tersebut.

d. Dispersal

Dispersal merupakan salah satu sifat dari media baru dimana proses dan

distribusi dilakukan secara desentralisasi, tidak terpusat atau dengan kata

lain adalah terpencar.

e. Virtual

Ciri lain dari media baru adalah sifatnya yang virtual atau maya.

Komunikasi yang terjadi seolah terjadi secara nyata namun sebenarnya

tidak terjadi secara nyata.

f. Cyberspace

Dalam media baru, ruang yang digunakan untuk berkomunikasi berada di

ruang maya. Berbeda dengan media lama yang menggunakan ruang nyata

untuk berkomunikasi.

Sejumlah karakteristik tersebut telah membuat media baru sebagai

media yang unik. Bisa disebut unik, karena karakteristik itu membuat media

baru berbeda dengan media yang telah ada sebelumnya. Proses komunikasi

yang berada di dalam media berjalan berbeda. Baik itu dari sisi pembuat pesan

atau penerima pesan. Pola konsumsi pesan yang dilakukan masyarakat juga

berbeda saat mereka memasuki media baru. Mereka tidak hanya menjadi

konsumen pesan yang pasif. Sifatnya yang interaktif membuat mereka bisa

secara aktif memberikan feedback kepada pembuat pesan.

4. Komunikasi Pemasaran melalui Media Baru

Perkembangan internet selama satu dekade terakhir ini telah memberi

celah baru bagi para pemasar dalam menjalankan komunikasi pemasaran.

Jumlah pengguna yang meningkat dari tahun ke tahun menjadikan internet

menjadi media yang potensial sebagai media komunikasi pemasaran. Selain

itu, kemampuan internet untuk dapat menyampaikan pesan dengan cepat dan

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

30

luas menjadi alasan lain bagi para pemasar untuk menggunakannya sebagai

media pemasaran.

Para pemasar yang hendak menjalankan komunikasi pemasaran

melalui internet hendaknya mengetahui juga karakteristik yang dimiliki oleh

internet. Karakteristik yang dimiliki internet telah membuat internet menjadi

media yang unik dan berbeda dengan media konvensional. Pelaku pemasaran

pun dituntut untuk mengubah pola pikir pemasarannya. Media baru telah

menghadirkan interaktivitas yang mendorong adanya komunikasi dua arah

yang bersifat lebih personal antara pemasar dengan targetnya. Oleh karena itu,

komunikasi yang bersifat dialog lebih dikembangkan sebagai proses

komunikasi antara pemasar dengan targetnya. Berbeda dengan komunikasi

pemasaran di media konvensional yang komunikasinya masih bersifat

monolog.

Komunikasi pemasaran dengan memanfaatkan media baru merupakan

proses untuk membentuk kesempatan bagi setiap pengguna untuk terhubung,

berbagi, membentuk, membentuk lagi (co-create), mendistribusikan, dan

menyadari suatu brand. Dengan kata lain, media baru telah membuka peluang

bagi pemasar untuk meningkatkan interaktifitas antara brand dengan

konsumennya. Berjalannya proses tersebut akan membangun hubungan positif

antara keduanya yang terwujud dalam bentuk keterikatan (engagement).

Tabel 1.1 Perbandingan Komunikasi Pemasaran Media Konvensional dan

Media Baru

Komunikasi Pemasaran Media

Konvensional

Komunikasi Pemasaran Media

Baru

One-to-many communication model One-to-one dan many-to-many

communication model

Mass marketing Individualized marketing

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

31

Monologue Dialog

Branding Communication

Supply-side thinking Demand-side thinking

Customer as target Customer as partner

Segmentation Communities Sumber : Dave Chaffey. 2000. Internet Marketing. England :Pearson Education Limited.

Hal. 17

Kehadirannya dan kemampuan yang dimiliki media baru telah

mendorong terjadinya komunikasi yang lebih personal antara pengirim dan

penerima pesan. Kondisi tersebut berbeda dengan praktek komunikasi

pemasaran saat menggunakan media konvensional. Media konvensional lebih

cenderung memberikan komunikasi yang bersifat satu arah, massif dan tidak

memungkinkan untuk melihat respon khalayak secara langsung.

Perbedaan tersebut tentu membuat para pemasar dihadapkan dengan

dengan sejumlah tantangan. Jika pelaku pemasaran salah memanfaatkan bisa

jadi hasil yang didapat justru berdampak buruk. Oleh karena itu, ada beberapa

hal tentang media baru yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pemasaran :

a. Komunikasi yang terjalin bersifat dua arah sehingga pelaku pemasaran

dituntut untuk dapat membangun dialog dan hubungan yang baik dengan

khalayaknya.

b. Setiap pengguna media baru tidak bersifat pasif dan memiliki kuasa

untuk melakukan seleksi terhadap jenis informasi yang ingin diaksesnya.

Pelaku pemasaran dituntut untuk memahami hal tersebut sehingga dapat

memberikan informasi yang sesuai dengan khalayak harapkan.

c. Setiap pengguna media baru memiliki kuasa untuk berbagi dan

mendistribusikan ulang setiap pesan. Hal tersebut membuat pengguna

internet dapat menyebarluaskan suatu pesan kepada pengguna lainnya.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

32

d. Media baru dapat menjangkau khalayak dengan demografis yang luas.

Segmentasi konsumen akan lebih baik terbentuk berdasarkan psikografis

yang spesifik misalnya perilaku dan minatnya.

e. Respon atau feedback di dalam media baru berjalan cepat sehingga

dibutuhkan perhatian lebih dari pelaku pemasaran untuk menanggapinya.

Respon yang cepat juga memberi keuntungan bagi pelaku pemasaran

untuk melakukan evaluasi yang cepat.

Perkembangan media baru yang telah memikat banyak orang untuk

menggunakannya memang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemasar.

Hal tersebut telah memberi celah baru bagi pemasar untuk menjalankan

komunikasi pemasarannya. Sebelum terjun menjalankan komunikasi

pemasaran di media tersebut, ada sejumlah hal yang perlu dipahami oleh para

pemasar. Media baru yang memiliki karakteristik unik karena memiliki

banyak perbedaan dengan media konvensional. Karakterisitk yang unik ini

menuntut para pemasar untuk mengubah pola pikir komunikasi pemasarannya

di media konvensional. Bagi para pemasar, media baru tidak hanya memberi

peluang namun juga tantangan besar.

5. Kompetisi di Dalam Media Baru

Setiap pemasar yang ingin menjalankan pemasaran di media baru

hendaknya mengetahui juga kondisi dari kompetisi yang ada di dalam media

baru. Kehadiran media baru secara nyata telah menipiskan tembok

penghalang bagi kompetitor baru untuk ikut hadir di dalam sebuah kompetisi.

Media baru telah memungkinkan banyak orang untuk ikut berkompetisi di

dalam pasar karena tidak dibutuhkan dana atau investasi besar untuk

membangun bisnis di media baru. Kemampuan media baru yang

memungkinkan seluruh dunia terkoneksi dalam satu saluran menjadi alasan

lain kenapa kompetisi di media baru berjalan lebih ketat.

Dalam menghadapi kompetisi yang begitu ketat tersebut, setiap

pemasar dituntut untuk dapat membangun nama brand dikenal oleh target

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

33

konsumennya yang tepat. Pemanfaatan search engine seperti Google dan

Yahoo sering dimanfaatkan oleh pelaku pasar masa kini agar sebuah brand

semakin dikenal. Berbagai macam trik dan cara digunakan oleh pemasar

untuk berlomba – lomba berada di tingkat atas dalam daftar search engine.

Dengan cara tersebut, brand pun akan semakin dikenal oleh target konsumen.

Selain itu, ada hal lain yang perlu diperhatikan oleh pemasar. Target

konsumen memiliki kemampuan dan kontrol yang luar biasa dalam sebuah

proses pemasaran.21 Mereka dapat mengetahui informasi mengenai suatu

produk lebih dalam dengan mendalami informasi yang tersebar di internet.

Mereka juga memiliki kemampuan untuk memilih konten dari informasi yang

ada di media baru. Kondisi tersebut menuntut para pemasar untuk

memberikan pendekatan yang berbeda kepada konsumen di dalam media

baru.

Kompetisi untuk mendapatkan hati konsumen pun berjalan berbeda di

media baru. Pemasar lebih dituntut untuk membangun kepercayaan pada

target konsumennya melalui komunikasi secara intens seperti melalui dialog

atau personalized marketing agar dapat menjadi yang terbaik di antara

kompetitor - kompetitornya22. Praktek ini akan memungkinkan target

konsumen memperoleh informasi secara mendalam mengenai produk atau

jasa yang ditawarkan, memperoleh informasi mengenai konsumen dan

membangun keterikatan dengan konsumen. Praktek ini nantinya juga dapat

membantu brand untuk mendapatkan respon dari konsumen mengenai

harapan produk atau jasa yang diinginkan sehingga brand dapat

menyediakannya bagi mereka. Proses ini pada nantinya juga dapat membantu

brand untuk membangun komunitas konsumen yang loyal.

21 P Sealey. 1999. How E-Commerce Will Trump Brand Management. Harvard Business Review, July-August 1999. Hal. 171-176. 22 Namcul Shin. 2001. Strategies for Competitive Advantage in Electronic Commerce. Journal of Electronic Commerce Research Vol 2 No 4. Hal. 166

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

34

Berdasarkan semuanya itu, dapat disimpulkan bahwa sebuah brand

perlu menjalankan dua hal utama agar dapat menjadi pemenang dalam

kompetisi pemasaran di media baru. Pertama, pemasar atau brand harus dapat

mengoptimalkan fitur – fitur di media baru seperti search engine agar brand

atau namanya dapat semakin dikenal oleh target konsumen. Kedua, diperlukan

pembangunan kepercayaan pada target konsumen melalui proses komunikasi

yang intens. Proses tersebut nantinya dapat membangun brand atau produk ke

arah yang lebih baik.

F. KERANGKA KONSEP

Pada kerangka pemikiran telah dijabarkan sejumlah pemikiran yang

berhubungan dengan penelitian ini. Selanjutnya di kerangka konsep ini akan dibahas

korelasi antara pemikiran – pemikiran yang ada di kerangka pemikiran dengan

penelitian yang akan dilakukan.

1. Wego Indonesia sebagai Korporat yang Menjalankan Komunikasi

Pemasaran melalui Media Baru

Pada dasarnya, Wego Indonesia adalah sebuah korporat yang bergerak di

bidang travel. Korporat merupakan sebuah badan yang didirikan oleh sejumlah orang

dan menjalankan fungsi bisnis baik sebagai bisnis profit maupun bisnis non-profit.

Sebagai sebuah korporat, Wego Indonesia perlu menjalankan komunikasi pemasaran

agar fungsi bisnisnya dapat berjalan. Komunikasi pemasaran menjadi alat bagi

korporat untuk menjalin hubungan dengan target konsumen yang disasarnya.

Komunikasi pemasaran yang dijalankan Wego Indonesia menjadi salah satu

bentuk dari upaya dari Wego Indonesia untuk bisa bersaing dengan kompetisi pasar

yang berjalan di media baru. Di dalam media baru Wego Indonesia setidaknya perlu

menjalankan dua hal utama agar dapat menjadi pemenang di kompetisi pasarnya.

Wego Indonesia perlu mengoptimalkan fitur – fitur di media baru seperti search

engine agar namanya dapat semakin dikenal oleh target konsumen. Kedua, diperlukan

pembangunan kepercayaan pada target konsumen melalui proses komunikasi yang

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

35

intens. Proses tersebut nantinya dapat membangun brand atau produk ke arah yang

lebih baik. Seluruh upaya tersebut nantinya perlu digunakan dalam komunikasi

pemasarannya agar Wego Indonesia dapat bersaing dengan kompetitor –

kompetitornya.

Komunikasi pemasaran pada dasarnya merupakan sebuah cara yang

digunakan para pemasar untuk menginformasikan, memersuasi dan mengingatkan

target konsumen mengenai produk dan brand yang hendak dijual. Untuk

mewujudkan tujuannya itu, para pemasar dapat menjalankan sejumlah program

komunikasi seperti pemasangan iklan, direct marketing hingga public relation. Setiap

program komunikasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing. Selain itu

setiap program komunikasi pemasaran juga memiliki dampak yang berbeda bagi

target konsumen. Maka dari itu, penggunaan program komunikasi pemasaran harus

disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai agar hasilnya efektif dan efisien. Wego

Indonesia pun perlu mengaplikasikan hal tersebut agar komunikasi pemasarannya

berjalan efektif.

Agar dapat menghasilkan hasil yang lebih maksimal terhadap brand, suatu

komunikasi pemasaran perlu dikembangkan secara cermat dan tepat. Pengembangan

praktek komunikasi pemasaran yang efektif meliputi sejumlah tahapan. Shimp

menjabarkan tahapan tersebut menjadi tiga tahapan, yaitu :

a. Perencanaan

Sebagai tahap awal dalam komunikasi pemasarannya, Wego Indonesia perlu

menjalankan tahapan perencanaan. Mereka perlu menjalankan identifikasi

target pasar, penentuan positioning, penentuan tujuan dari kegiatan

komunikasi pemasaran yang dijalankan dan juga perencanaan anggaran.

b. Implementasi

Setelah tahapan perencanaan, tahapan selanjutnya adalah tahapan

implementasi. Keputusan di tahap perencanaan yang bersifat konseptual dan

strategis diwujudkan ke dalam keputusan – keputusan yang bersifat praktis

dan taktis. Tahapan implementasi meliputi proses penentuan bauran program

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

36

komunikasi, proses perancangan pesan, pemilihan media pemasaran dan

menetapkan momentum.

c. Evaluasi

Tahapan terakhir dalam komunikasi pemasaran adalah tahapan evaluasi.

Proses evaluasi dapat memberikan manfaat yang berarti Wego Indonesia.

Wego Indonesia dapat melihat dampak akhir dari proses komunikasi

pemasaran yang dijalankannya. Jika memang terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan, Wego Indonesia tentu dapat memperbaikinya dengan menjalankan

langkah korektif. Selain itu, Wego Indonesia juga dapat memrediksi

kemungkinan yang akan terjadi di masa depan melalui proses evaluasi

tersebut. Secara umum, tahapan evaluasi dapat meliputi proses pengukuran

hasil, penyedian ruang feedback dan juga pelaksanaan langkah korektif.

Berbicara mengenai media pemasaran yang digunakan, Wego Indonesia lebih

memilih media baru atau internet sebagai media pemasaran utamanya. Melalui media

internet, Wego Indonesia dan pemasar lain dapat melakukan komunikasi pemasaran

dengan fitur teks, gambar dan video seperti yang ada di media konvensional. Namun

internet memiliki sejumlah karakteristik unik yang berbeda dengan media

konvensional. Hal tersebut tentu perlu dijadikan pertimbangan bagi pemasar yang

akan menjalankan praktek komunikasi pemasaran di sana. Karakteristik unik tersebut

telah membuat pola komunikasi yang terjadi di internet berbeda dengan komunikasi

yang terjadi di media konvensional. Berikut ini merupakah sejumlah hal yang perlu

diperhatikan oleh pemasar berdasarkan konsep Chaffey :

a. Model Komunikasi One-to-One dan Many-to-Many

Di dalam komunikasi pemasaran di media baru, sebuah brand dapat

menjalankan komunikasi one-to-one atau many-to-many. Wego Indonesia

sebagai brand yang menjalankan komunikasi pemasaran di media baru tentu

dapat memanfaatkan hal tersebut. Wego Indonesia dapat menjalankan

komunikasi one-to-one dimana brand menjalankan komunikasi secara

personal melalui fasilitas dari internet seperti fasilitas chat atau email. Wego

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

37

Indonesia juga dapat menjalankan memanfaatkan komunikasi many-to-many

dimana brand dapat memanfaatkan pengguna internet lain untuk

menyebarkan pesan – pesan dari brand ke pengguna lainnya. Sayangnya,

proses tersebut dapat juga membawa malapetaka bagi brand seandainya ada

informasi buruk mengenai brand. Untuk menanggulanginya maka diperlukan

corrective action yang cepat dari pemilik brand.

b. Dialog

Di dalam media baru, komunikasi yang terjalin begitu cepat dan berjalan dua

arah. Kondisi tersebut memungkinkan sebuah dialog dapat dilakukan. Brand

seperti Wego Indonesia dapat melakukan dialog untuk melakukan pendekatan

dengan target konsumennya. Berbeda dengan komunikasi di media

konvensional yang berjalan satu arah dimana brand hanya dapat melakukan

komunikasi secara monolog kepada target konsumennya. Brand tidak bisa

menjalin dialog karena target konsumen tidak bisa memberikan respon secara

langsung kepada brand.

c. Pemikiran Demand – Side

Di dalam media baru, pengguna internet memiliki kuasa untuk memilih

konten yang diinginkan. Oleh karena itu dibutuhkan pengertian terhadap

keinginan dari konsumen. Wego Indonesia yang menjalankan komunikasi

pemasaran di ranah online tentu perlu untuk melakukan itu juga agar bisa

menarik perhatian konsumen. Di ranah online, brand tidak lagi bisa lagi

menyediakan pesan pemasaran dari perspektif brand. Jika hal tersebut

dilakukan, komunikasi pemasaran tersebut kemungkinan besar tidak menarik

perhatian dari target konsumen.

d. Konsumen sebagai Partner

Di dalam media baru, suatu pesan dapat dibentuk dan dikirim kembali ke

khalayak luas dengan cepat. Situasi ini berpengaruh kepada konsumen di

dalam media baru. Konsumen tidak hanya menjadi target pasar tapi dapat

mengirimkan pesan pemasaran kembali kepada temannya secara cepat. Sifat

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

38

konsumen yang seperti ini dapat dimanfaatkan brand untuk menyebarluaskan

pesan pemasaran. Brand seperti Wego Indonesia yang menjalankan

komunikasi pemasaran di ranah online dapat memanfaatkan konsumen

sebagai partner untuk mengirim pesan pemasaran brand kepada khalayak

luas. Kepercayaan konsumen akan suatu brand dapat memberikan efek yang

signifikan bagi brand karena kesempatan konsumen untuk menyebarluaskan

pesan pemasaran brand akan semakin besar.

e. Komunitas sebagai Target Pasar

Fasilitas di media baru telah memungkinkan proses komunikasi pemasaran

dapat ditargetkan berdasarkan minat atau hobi. Tidak hanya tersegmentasi

pada aspek ekonomi, umur atau geografi. Kelebihan ini memungkinkan suatu

brand dapat menjalankan komunikasi pemasaran tidak hanya tersegmen pada

aspek – aspek tersebut namun menyasar langsung ke minat. Wego Indonesia

sebagai salah satu brand yang melakukan komunikasi pemasaran di ranah

online dapat melakukan segmentasi lebih detail kepada komunitas atau

berdasarkan orang yang berminat sama.

Peneliti akan mengambil tahapan komunikasi pemasaran milik Shimp untuk

membedah penelitian ini. Tahapan tersebut dipilih karena dirasa peneliti dapat

memberikan gambaran secara utuh mengenai praktek komunikasi pemasaran yang

dilakukan Wego Indonesia melalui media baru. Dengan demikian penelitian ini dapat

memberikan data yang maksimal mengenai komunikasi pemasaran melalui media

baru. Selain itu, peneliti akan melihat upaya yang dilakukan Wego Indonesia dalam

memanfaatkan media baru sebagai media pemasaran. Sejumlah poin yang telah

diutarakan di atas akan menjadi acuan untuk melihat upaya Wego Indonesia dalam

memanfaatkan media baru.

2. Komunikasi Pemasaran dalam Meningkatkan Brand Awareness

Komunikasi pemasaran pada dasarnya dapat digunakan untuk berbagai tujuan.

Salah satunya untuk meningkatkan brand awareness. Agar komunikasi pemasaran

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

39

dapat berhasil meningkatkan brand awareness, sebuah komunikasi pemasaran

idealnya harus didukung dengan beberapa hal, yaitu :

a. Konsumen sebagai Acuan Utama dalam Komunikasi Pemasaran

Setiap pemasar, termasuk Wego Indonesia perlu untuk menjadikan

konsumen sebagai acuan utama agar komunikasi pemasaran yang dijalankan

dapat memenuhi tujuannya termasuk dalam meningkatkan brand awareness.

Seperti yang diungkapkan oleh Shimp, semua komunikasi pemasaran yang

berhasil selalu menjadikan target konsumen sebagai titik awal sebuah praktek

komunikasi pemasaran23. Pemasar perlu melihat consumer behavior hingga

media habbit agar pesan dan cara penyampaiannya sesuai dengan karakteristik

target konsumen dan mudah diterima.

Sejumlah hal tersebut nantinya juga akan memudahkan proses

pemilihan program komunikasi pemasaran. Selain itu perusahaan juga dapat

memanfaatkan segala macam hal yang menghubungkan konsumen dengan

brand dan menggunakannya sebagai media untuk menyampaikan pesan,

sekali lagi dengan cara memahami dan mengetahui hal apa saja yang dekat

dengan konsumen dan potensial untuk dijadikan media komunikasi. Dengan

lebih memahami konsumen, perusahaan dapat mengetahui informasi apa saja

yang diinginkan oleh konsumen dan perusahaan dapat menjadikan konsumen

sebagai patokan untuk menyajikan informasi yang terbaik.

Pada akhirnya, riset mengenai consumer behavior hingga media habit

untuk membangun pesan dan asosiasi dapat membantu proses komunikasi

pemasaran untuk meningkatkan brand awareness. Asosiasi yang kuat tersebut

akan membantu target konsumen mengingat brand lebih mudah.

b. Konsistensi Pesan dalam Komunikasi Pemasaran

Untuk memperoleh brand awareness yang tinggi, konsistensi pesan

sangat diperlukan dalam sebuah komunikasi pemasaran. Oleh karena itu, 23 Terence A. Shimp. 2007. Integrated Marketing Communication in Advertising and Promotion. China : South Western CENGAGE Learning. Hal. 10

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

40

banyak pemasar sering menjalankan komunikasi pemasaran yang terintegrasi

atau yang disebut IMC. Praktek IMC tidak hanya asal mencampurkan

berbagai macam program komunikasi pemasaran. Program – program yang

dipilih dan digunakan secara bersamaan tentunya harus dijalankan dalam satu

kesatuan dan koordinasi agar selalu menyampaikan pesan – pesan yang

konsisten antara yang satu dengan yang lain. Konsistensi pesan ini akan

membuat sebuah komunikasi pemasaran mampu untuk mengingatkan

konsumen kepada hal yang sama tentang sebuah brand secara terus –

menerus.

Konsistensi pesan akan mempermudah konsumen untuk mencapai

tahap brand recognition dalam usaha pencapaian brand awareness.

Konsumen akan dapat mengingat brand saat mereka dihadapkan dengan

brand elements yang berkaitan dengan brand tersebut.

Kedua poin tersebut merupakan kunci dari sebuah komunikasi pemasaran agar

dapat membangun brand awareness. Wego Indonesia sebagai korporat yang berupaya

untuk mengenalkan brand di Indonesia tentu perlu meningkatkan brand awareness-

nya. Wego Indonesia perlu memerhatikan hal tersebut agar komunikasi pemasaran

yang dijalankan dapat meningkatkan brand awareness secara efektif.

G. METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif untuk

memahami komunikasi pemasaran online yang dilakukan oleh Wego

Indonesia dalam meningkatkan brand awareness. Penelitian kualitatif biasa

digunakan untuk membahas objek yang diteliti secara mendalam. Menurut

Moleong, penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena yang

dialami oleh subjek penelitian semisal perilaku, persepsi, motivasi, tindakan

secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

41

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai macam metode ilmiah.24

Peneliti akan menggunakan metode studi kasus sebagai metode

penelitiannya. Secara umum, studi kasus merupakan metode penelitian yang

lebih cocok digunakan bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan

dengan “how” atau “why” dan bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang

untuk mengontrol peristiwa – peristiwa yang akan diselidiki dan bila konteks

penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer di dalam konteks

kehidupan nyata.25 Pemilihan studi kasus sebagai metode dari penelitian ini

dikarenakan metode tersebut memiliki kriteria yang sesuai dengan tujuan yang

dilakukan dari penelitian ini, yaitu untuk menjawab kasus dengan pertanyaan

“how” atau “why”.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah praktek komunikasi

pemasaran online yang dilakukan oleh Wego Indonesia dalam meningkatkan

brand awareness sejak awal berdiri di pertengahan 2011 - akhir tahun 2012.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang relevan dengan tujuan penelitian maka

peneliti akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Teknik

pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Wawancara (Interview)

Pada penelitian ini, wawancara dipilih sebagai salah satu teknik

pengumpulan datanya. Sifatnya yang memungkinkan untuk mendapatkan

data secara mendalam menjadi salah satu alasan mengapa teknik

pengumpulan data ini digunakan. Selain itu, teknik penelitian ini dipilih

karena juga memiliki sifat yang fleksibel, memiliki validitas data yang

lebih akurat dan memungkinkan adanya respon yang tinggi dari informan. 24 J. Lexy Moleong. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hal. 6 25 Robert K. Yin. 2006. Studi Kasus dan Metode. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hal. 1

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

42

Wawancara akan dilakukan kepada narasumber yang telah

ditentukan sebelumnya. Narasumber yang akan diwawancarai oleh

peneliti adalah :

Mr Graham Hills, General Manager Wego Indonesia

Bani Telaumbanua, Social Media Manager Wego Indonesia

Achmad Alkatiri, Community Manager Wego Indonesia

Anggi Paramita Gianieri, Digital Media Manager Wego

Indonesia

Pertanyaan yang nantinya diajukan akan diupayakan dapat

memberi data mengenai segala praktek komunikasi pemasaran online

yang dilakukan oleh Wego Indonesia dalam meningkatkan brand

awareness yang terdiri dari perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Sebelum proses wawancara dilakukan, peneliti akan

mempersiapkan serangkaian daftar pertanyaan (interview guide) untuk

setiap informan. Pada saat wawancara berlangsung peneliti akan

menanyakan pertanyaan sesuai dengan daftar pertanyaan tersebut. Peneliti

juga akan mengajukan pertanyaan spontan jika memang diperlukan.

b. Pengumpulan Dokumen

Pengumpulan data pada penelitian ini juga memanfaatkan bahan –

bahan tertulis (dokumen) untuk sebagai salah satu sumber data. Beberapa

jenis dokumen yang akan dipertimbangkan peneliti sebagai sumber data

dalam penelitian ini antara lain laporan – laporan, artikel dalam media

cetak, tulisan dalam media online dan hasil wawancara media atau pihak

lain. Teknik pengumpulan dokumen ini diharapkan dapat memberikan

tambahan data bagi penelitian ini.

Setiap teknik pengumpulan data memiliki sifat tersendiri dan bisa

saling melengkapi teknik lainnya. Peneliti pada kesempatan ini juga

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dengan harapan bisa

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

43

memanfaatkan sifat dari masing – masing teknik tersebut dan data yang

didapatkan pun bisa saling melengkapi. Dalam tabel ini akan diperlihatkan

perkiraan data yang bisa didapat oleh peneliti melalui teknik – teknik

pengumpulan data yang digunakan :

Tabel 1.2 : Teknik Pengumpulan Data dan Aspek yang Diteliti

No Data yang Dibutuhkan Wawancara

Pengumpulan

Dokumen

1 Company Profile Wego Indonesia

Sejarah dan Perkembangan

Wego Indonesia √ √

Visi dan Misi √ √

Struktur Organisasi √ √

Budaya Kerja √

Core Business √ √

2 Wego Indonesia sebagai Sebuah

Brand

Brand Identity Wego Indonesia

(Nama, Logo dan Tagline) √ √

Kompetitor √ √

Brand Life Cycle √

3 Komunikasi Pemasaran Wego

Indonesia

Perencanaan

1. Identifikasi target √

2. Positioning √

3. Menetapkan Tujuan √

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

44

Pemasaran

4. Budgeting √

Implementasi

1. Menentukan Program

Komunikasi Pemasaran √ √

2. Merancang Pesan √ √

3. Pemilihan Media √ √

4. Penetapan Momentum √ √

Evaluasi

1. Pengukuran Hasil √ √

2. Memberikan Feedback √ √

3. Langkah korektif √ √

4. Penyajian dan Analisis Data

Pada penelitian ini data yang diperoleh dari sejumlah teknik penelitian

akan dikumpulkan. Selanjutnya keseluruhan data tersebut akan dideskripsikan

dan diintepretasi sehingga menghasilkan suatu pembahasan data yang lengkap

dan runtut. Secara lebih rinci proses tersebut terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Deskriptif

Pada tahap pertama, seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara dan

pengumpulan dokumen akan direduksi kemudian disajikan secara

deskriptif. Penyajian data secara deskriptif ini dilakukan dengan tujuan

agar pembaca bisa lebih memahami apa dan bagaimana proses komunikasi

pemasaran Wego Indonesia dalam meningkatkan brand awareness

melalui media baru.

b. Analisis

Tahap selanjutnya, data – data deskriptif yang telah dihimpun akan

dianalisis oleh peneliti. Peneliti akan menganalisis praktek komunikasi

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64172/potongan/S1-2013... · A. LATAR BELAKANG Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan internet

45

pemasaran melalui media baru yang dijalankan oleh Wego Indonesia

dalam tujuannya meningkatkan brand awareness. Peneliti akan

membandingkan praktek yang dijalankan Wego Indonesia dengan teori

atau konsep yang telah ada sebelumnya. Proses ini akan memerlihatkan

apakah praktek yang dijalankan oleh Wego Indonesia sudah sesuai dengan

syarat ideal komunikasi pemasaran di dalam media baru dan komunikasi

pemasaran yang ideal dalam meningkatkan brand awareness.

c. Konklusi

Setelah proses penyajian data secara deskriptif dan proses analisis

dilakukan, peneliti akan memaparkan konklusi dari penelitian yang

dilakukan. Harapannya, konklusi tersebut dapat mempertegas hasil dari

keseluruhan penelitian ini.