bab 3 peralatan dan prosedur fix

22
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Bab 3 Peralatan dan Prosedur Pelaksanaan Kelompok II BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Peralatan yang Digunakan Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ini peralatan yang digunakan antara lain, theodolit / wild T-0 , theodolit digital, w aterpass , total station, statif, payung, rambu, alat tulis, roll meter, pengunting, palu, patok kayu dan formulir. 3.1.1 Theodolit Digital Theodolit terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian bawah, bagian tengah, dan bagian atas. Bagian bawah terdiri dari skrup penyetel yang menyangga suatu tabung dan plat yang berbentuk lingkaran. Bagian tengah terdiri dari suatu rambu yang dimasukkan ke dalam tabung, dimana pada bagian bawah sumbu ini adalah sumbu tegak atau sumbu pertama (S 1 ). Di atas S 1 diletakkan lagi plat yang berbentuk lingkaran yang berjari-jari lebih kecil daripada jari- jari plat bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca yang disebut nonius (N 0 ) . Suatu nivo diletakkan pada atas plat nonius untuk membuat sumbu tegak lurus. Bagian atas terdiri dari sumbu mendatar atau sumbu kedua (S 2 ), pada S 2 diletakkan plat berbentuk lingkaran dan dilengkapi skala untuk pembacaan skala lingkaran. Pada lingkaran tegak ini di tempatkan kedua nonius pada penyangga S 2 . 16 Dwi Hartanto (I8713014)

Upload: baronesia

Post on 26-Sep-2015

235 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

IUT

TRANSCRIPT

BAB 1

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

Bab 3 Peralatan dan Prosedur PelaksanaanKelompok IILaporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah19Bab 3 Peralatan dan Prosedur PelaksanaanKelompok II

BAB 3

PERALATAN DAN PROSEDUR PELAKSANAAN

3.1 Peralatan yang Digunakan

Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ini peralatan yang digunakan antara lain, theodolit/ wild T-0 , theodolit digital, waterpass, total station, statif, payung, rambu, alat tulis, roll meter, pengunting, palu, patok kayu dan formulir.

3.1.1 Theodolit Digital

Theodolit terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian bawah, bagian tengah, dan bagian atas. Bagian bawah terdiri dari skrup penyetel yang menyangga suatu tabung dan plat yang berbentuk lingkaran. Bagian tengah terdiri dari suatu rambu yang dimasukkan ke dalam tabung, dimana pada bagian bawah sumbu ini adalah sumbu tegak atau sumbu pertama (S1). Di atas S1 diletakkan lagi plat yang berbentuk lingkaran yang berjari-jari lebih kecil daripada jari-jari plat bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca yang disebut nonius (N0). Suatu nivo diletakkan pada atas plat nonius untuk membuat sumbu tegak lurus. Bagian atas terdiri dari sumbu mendatar atau sumbu kedua (S2), pada S2 diletakkan plat berbentuk lingkaran dan dilengkapi skala untuk pembacaan skala lingkaran. Pada lingkaran tegak ini di tempatkan kedua nonius pada penyangga S2.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan ada dua perbedaan antara lingkaran mendatar dengan lingkaran vertikal. Untuk skala mendatar titik harus ikut berputar bila teropong diputar pada S1 dan lingkaran berguna untuk membaca skala sudut mendatar. Sedangkan lingkaran berskala vertikal baru akan berputar bila teropong diputar terhadap S2. Pembacaan ini digunakan untuk mengetahui sudut miring.

Cara penggunaan theodolit digital :

1. Cara seting optis

a. Alat diletakkan di atas patok, paku payung terlihat pada lensa teropong untuk centering optis.

b. Pengunci kaki statif dikendurkan, kaki statif ditancapkan ke tanah dan dikunci atau di kencangkan lagi.

c. Gelembung nivo diatur berada tepat pada tengah lingkaran.

d. Mengatur salah satu nivo tabung dengan mengatur sekrup pengatur nivo.

e. Mengatur nivo tabung yang lain.

f. Mengatur nivo teropong dengan sekrup pengatur nivo teropong.

2. Cara penggunaan alat

a. Memasukkan baterai ke dalam tempatnya kemudian melakukan centering optis ke atas.

b. Menghidupkan display dan atur sesuai keperluan.

c. Untuk membaca sudut mendatar, arahkan teropong pada titik yang dikehendaki kemudian membaca pada display.

d. Untuk membaca sudut vertikal, teropong diarahkan secara vertikal dan kemudian dibaca pada display.

Gambar 3.1. Theodolit Digital

Keterangan gambar theodolit digital ( DT 20 ES ) :

1. Nivo tabung

8. Lensa okuler2. Klem pengunci

9. Klem pengatur fokus benang3. Penggerak halus

10. Tombol ON / OFF4. Tempat battery

11. Nivo tabung5. Klem pengunci lingkaran horisontal

12. Display 6. Penggerak halus lingkaran horisontal

13. Keyboard ( papan tombol ) 7. Handle / pembawa

14. Plat dasar3.1.2 Theodolit / Wild T-0Pada dasarnya alat theodolit / wild T-0 sama dengan theodolit digital, hanya pada alat ini pembacaan sudut azimuth dan sudut zenith dilakukan secara manual. Theodolit/Wild T-0 dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah. Bagian bawah terdiri atas sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung, di atasnya terdapat alat pembaca nonius. Di tepi lingkaran terdapat alat pembaca nonius. Bagian atas terdiri dari bagian mendatar. Di atasnya terdapat teropong dilengkapi dengan sekrup-sekrup pengatur fokus dan garis-garis bidik diagfragma.

Cara penggunaan Theodolit / Wild T-0 :

1. Cara seting optis:

a. Alat diletakkan di atas patok, paku payung terlihat pada lensa teropong untuk centering optis.

b. Pengunci kaki statif dikendurkan, kaki statif ditancapkan ke tanah dan dikunci atau di kencangkan lagi.

c. Gelembung nivo diatur berada tepat pada tengah lingkaran.

d. Mengatur salah satu nivo tabung dengan mengatur sekrup pengatur nivo.

e. Mengatur nivo tabung yang lain.

f. Mengatur nivo teropong dengan sekrup pengatur nivo teropong.\2. Cara penggunaan alat:a. Menempatkan baak atau rambu ukur pada titik yang akan diukur.

b. Membuka kunci horizontal, untuk memutar pesawat sampai baak kelihatan pada lensa. Setelah terlihat lalu kunci kembali pengunci horizontal.

c. Membaca BA, BT, BB pada baak dengan melihat pada teropong lensa sebelah kiri, apabila pembacaan kurang jelas, kita harus memutar penyetel diagfragma lensa sampai baak bias terbaca dengan jelas.

d. Membaca sudut vertikal dengan melihat pada teropong lensa sebelah kanan,. Dengan cara memuter penyetel menit, detik sampai derajat jatuh tepat pada tengah-tengah diantara dua garis, lalu membaca besar sudut menit, detik sampai derajat.

e. Membaca sudut horizontal dengan melihat pada teropong lensa sebelah kanan. Dengan cara memutar penyetel menit, detik sampai derajat jatuh tepat pada tengah-tengah diantara dua garis, lalu membaca besar sudut menit, detik pada arah horizontal.

f. Setelah selesai di titik detail utama A, kemudian memindahkan pesawat ke titik detail B, begitu seterusnya untuk titik detail utama C, D, E, F.

Gambar 3.2. Theodolit (Wild T-0 )

Keterangan gambar Theodolit / Wild T-0 :

1. Plat dinding pelindung lingkaran vertikal di dalamnya

2. Ring pengatur lensa tengah

3. Pengatur fokus benang silang

4. Alat baca lingkaran vertikal/horisontal

5. Lensa obyektif

6. Klem vertikal teropong

7. Penggerak halus teropong

8. Klem alhidade horisontal

9. Penggerak halus horisontal

10. Nivo tabung alhidade horisontal

11. Plat dasar instrumen

12. Nivo kotak alhidade horisontal3.1.3 Waterpass

Waterpass digunakan untuk mengukur beda tinggi suatu titik di atas permukaan bumi. Bagian-bagiannya antara lain :

a. lensa teropong

b. cermin

c. nivo

d. alat penggerak halus

Waterpass terdiri atas dua lensa, yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. Di samping itu terdapat lensa pembalik yang membuat jalannya sinar dari obyek ke pengamat lurus. Fungsi cermin dipakai untuk mengawasi nivo oleh pengamat sambil mengarahkan teropong ke obyek yang dituju. Untuk mengontrol posisi pesawat apakah sudah datar atau belum digunakan nivo. Sedangkan untuk mengatur teropong sehingga pembacaan titik menjadi jelas digunakan alat penggerak halus.Cara penggunaan waterpass :

1. Cara seting optis:

a. Alat diletakkan di atas patok, paku payung terlihat pada lensa teropong untuk centering optis.

b. Pengunci kaki statif dikendurkan, kaki statif ditancapkan ke tanah dan dikunci atau di kencangkan lagi.

c. Gelembung nivo diatur berada tepat pada tengah lingkaran.

2. Cara penggunaan alat:

a. Menempatkan baak atau rambu ukur pada titik yang akan diukur.

b. Membaca BT dan BA di setiap titik.

c. Mencatat hasil bacaan.

Gambar 3.3. Waterpass

Keterangan gambar waterpass :

1. Sekrup penggerak lensa teropong

2. Lensa okuler

3. Cermin pemantul bidang nivo tabung

4. Nivo kotak5. Sekrup penyetel

6. Klem pengunci

7. Penyetel arah sudut

8. Lensa obyektif

3.1.4 Total Station

Total station merupakan perangkat elektronik yang dilengkapi piringan horisontal, piringan vertikal dan komponen pengukur jarak. Dari ketiga data primer ini ( Sudut horisontal, sudut vertikal dan jarak) bisa didapatkan nilai koordinat X,Y,Z serta beda tinggi. Data direkam dalam memory dan selanjutnya bisa ditransfer ke komputer untuk di olah menjadi data spasial.

Bagian Total Station :

Gambar 3.4. Total Station1. Cara seting optis :

a. Sumbu I harus tegak lurus dengan sumbu I Garis I ( dengan menyetel nivo tabung dan nivo kotaknya ).b. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II.

c. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak.

d. Garis jurusan skala nivo mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II. ( syarat, sudah dipenuhi oleh pabrik pembuatanya ).

2. Cara penggunaan alat Total Station :

a. Dirikan statif sesui dengan prosedur yang telah ditentukan.

b. Pasang total station di atas kepala statif dengan mengikatkan landasan total station dan sekrup pengunci di kepala statif.

c. Tempatkan center point pada titik yang akan didirikan Total Station dengan tetap memperhatikan letak kepala statif tetap mendatar dengan cara, angkat dua kaki statif mata melihat pada teropong center point untuk menempatkan titik yang akan didirikan total station.

d. Setel nivo kotak dengan mengatur tinggi rendahnya kaki statif pada setiap pergeseran gelembung nivo dengan menggunakan sekrup menyetel kaki statif hingga gelembung nivo dengan menggunakan sekrup menyetel kaki statif hingga gelembung nivo bergeser ketengah.e. Tempatkan kembali center point pada titik yang akan didirikan pesawat dengan menyetel 3 sekrup penyetel, dengan cara memutar dua sekrup ke arah dalam atau luar secara bersamaan, dan sekrup yang satu digunakan untuk menempatkan center point tersebut.f. Ulangi langkah 4 dan 5 hingga titik yang akan didirikan Total Station masuk ke teropong center point dan gelembung nivo kotak berada ditengah.g. Setel nivo tabung dengan memutar salah satu 3 sekrup penyetel hingga gelembung nivo bergeser ke tengah.h. Periksa kembali kedudukan gelembung nivo kotak dan nivo tabung dengan memutar teropong ke segala arah, bila gelembung nivo itu bergeser lagi maka lakukan penyetelan kembali.

3.1.5 Tripot / Statif

Gambar 3.5. Statif

Alat ini digunakan untuk meletakkan theodolit/ wild T-0, theodolit digital, waterpass dan total station agar berdiri tegak.

Cara pemasangan Tripot / Statif :

1. Letakkan statif di atas titik yang akan didirikan pesawat, kendorkan sekrup sekrup kaki statif

2. Tarik kepala statif sampai pada ketinggian yang di kehendaki dan usahakan kepala statif sedater mungkin.

3. Keraskan kembali sekrup sekrup kaki statif.

4. Buka kaki statif upayakan dengan membentuk sudut 60o, dari muka tanah dan ujungnya membentuk segitiga sama sisi.

5. Upayakan lubang sekrup pengunci tepat di atas titik center point.

6. Injak kaki statif ke dalam tanah dengan tetap memperhatikan letak kepala statif tetap mendatar.

3.1.6 Rambu

Gambar 3.6. Rambu

Rambu dilengkapi dengan skala pembacaan tiap satu sentimeter dan skala besarnya. Panjang rambu adalah tiga meter. Rambu berguna untuk membantu theodolit dalam menentukan jarak secara optis. Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam memegang rambu harus tegak lurus terhadap titik yang ditinjau.

3.1.7Patok Kayu

Gambar 3.7. Patok Kayu

Patok kayu dibuat dari reng atau bujur sangkar dan panjangnya 90 centimeter yang salah satu ujungnya diruncingkan dan di ujung lainnya di beri paku payung agar pembacaan nonius lebih akurat.3.1.8

Payung

Gambar 3.8. Payung

Payung digunakan untuk melindungi alat dari sinar matahari dan hujan.3.1.9 Pengunting

Gambar 3.9. PenguntingAlat ini digunakan untuk membantu dalam meletakkan alat dalam kondisi tegak lurus terhadap titik yang ditinjau. Karena salah satu syarat utama dalam pengukuran sudut adalah sumbu vertikal harus tegak lurus sumbu horisontal. Untuk peralatan modern pengunting diganti dengan cara optis dengan bantuan teropong.

3.1.10 Roll Meter

Gambar 3.10. Roll MeterAlat ini digunakan untuk mengukur jarak antar titik dan juga untuk mengukur tinggi alat. Roll Meter yang dipergunakan ini mempunyai panjang 50 m.3.2 Prosedur Pelaksanaan

3.2.1Pengukuran Poligon sebagai Kerangka Peta

Untuk membuat peta situasi cukup menggunakan titik pasti yang telah diketahui dari jaring triangulasi. Jika titik pasti terlalu jauh, maka dapat diperbanyak dengan poligon mengikat ke muka atau ke belakang.a. Penentuan Titik Poligon

Dalam penentuan titik-titik poligon dimulai dari titik-titik pasti yang telah diketahui koordinatnya, titik pasti ditandai dengan adanya patok beton dengan jarak yang paling dekat. Apabila tidak ada titik pasti maka titik lain ditentukan dengan kriteria :

1. Jarak antara titik pasti tidak terlalu dekat atau tidak terlalu jauh sehingga jika dilakukan pendetailan di seluruh lokasi dapat digambar.2. Antara titik yang satu dengan yang lainnya dapat saling terlihat.3. Jumlah titik tidak terlalu banyak agar mengurangi kesalahan.b. Pengukuran Sudut Horisontal

Alat yang digunakan adalah theodolit, sebelum digunakan kunci magnet dibuka dan setelah nonius diam baru ditutup. Pada pembacaan sudut horisontal dilihat dari nonius I yang bisa langsung dikontrol pada nonius II dengan selisih 180o. Pada pelaksanaan hanya nonius I yang dibaca atau diadakan dua kali pembacaan kemudian dirata-rata. Sudut dalam () adalah belakang-muka. Pembacaan sudut dengan mengatur skala/magnet agar strip-strip skala sudut membentuk garis lurus. Pembacaan nonius I dari kiri bawah ke kanan atas dengan selisih 180o dengan satu strip mewakili 1o.Contoh sudut azimuth :Sebelum diatur

Setelah diatur

Sudut azimuth : 148 37 45

Gambar 3.11. Contoh Pembacaan Sudut Azimuth Sebelum dan Setelah Diatur

Contoh sudut zenith :

Sudut zenith : 8747 Gambar 3.12. Contoh Pembacaan Sudut Zenith

c.Pengukuran Jarak Secara Optis

Pada pengukuran secara optis digunakan theodolit dan rambu. Caranya rambu didirikan secara tegak lurus lalu dibidik dengan pesawat DT 20 ES. Setelah besaran yang dibidik terlihat tajam, dicatat benang atas, benang bawah, dan benang tengah. Setelah itu jarak mendatar dihitung dengan cara sebagai berikut :

Gambar 3.13. Pengukuran Jarak Secara OptisKeterangan :

D= 100 (BA BB) sin z

D= D sin z

= 100 (BA BB) sin z

h= D sin m

= 100 (BA-BB) sin z . sin m

= 100 (BA-BB) cos m . sin m

= . 100 (BA-BB) sin 2 m

H= h + i BT

Hb= Ha + Hketerangan :D= jarak mendatar

D= jarak optis

BA= benang atas

BT= benang tengah

BB= benang bawah

m= sudut miring

z= sudut zenith

i= tinggi alat

h= beda tinggi T0 ke BT rambu

H= beda tinggi elevasi A dan B

Ha= elevasi A

Hb= elevasi B

Pembacaan zenith dapat dibaca pada teropong zenith, cara membacanya adalah dimulai dari angka kiri atas ke angka yang sama dengan jarak terdekat pada kanan bawah. Satu grid mewakili 10 menit.

3.2.2 Pengukuran Kerangka Vertikal

Pada praktikum Ilmu Ukur Tanah ini pengukuran beda tinggi dilakukan dengan cara:a.Trigonometri

Beda tinggi antara dua titik diperoleh setelah dilakukan pengukuran jarak mendatar, sudut helling, tinggi alat, dan benang tengah. Cara trigonometris dipengaruhi oleh suatu kelembaban sehingga menyababkan cahaya dari titik A ke B mengalami refleksi.

b. Dengan Pengukuran Sipat Datar

Alat yang digunakan adalah waterpass, rambu, dan payung. Alat didirikan di tengah-tengah antara titik A dan B dan rambu didirikan di masing-masing titik. Kemudian alat dibidik ke muka dan ke belakang kemudian dicatat bacaan masing-masing benang. Setelah itu dilakukan cara yang sama dengan mengganti ketinggian alat.

3.2.3 Pengukuran Titik Detail

a.Cara Pengukuran

Pengukuran titik detail dilakukan dengan cara memancar, yaitu pada tiap titik pesawat ditembakkan ke arah kelipatan 45o. Pada tiap garis diambil beberapa titik untuk penggambaran peta.

b. Data yang Diukur

Data yang harus diukur antara lain adalah jarak tiap titik detail dengan titik poligon tempat alat didirikan, ketinggian alat, dan sketsa lokasi pengambilan titik detail.

c. Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan cara mendirikan alat pada titik poligon dan mengarahkan ke titik poligon yang lainnya. Pembacaan dilakukan dua kali dengan mengubah ketinggian alat dan dilakukan pengukuran pergi dan pengukuran pulang.h

H

16

Dwi Hartanto

(I8713014)

Dwi Hartanto

(I8713014)