bab 2 tinjauan kepustakaan jembatan beton pratekan _ prategang [20ebooks.com]

Upload: jodi-yusuf-fadholy

Post on 16-Oct-2015

76 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang

    BAB 2

    TINJAUAN KEPUSTAKAAN

    2.1 Jembatan Beton Pratekan / Prategang

    Jembatan merupakan komponen infrastruktur yang sangat penting karena

    berfungsi sebagai penghubung dua tempat yang terpisah akibat beberapa kondisi.

    Komponenkomponen yang membentuk jembatan diantaranya adalah sebagai

    berikut :

    Gambar 2.1 Komponen Komponen Jembatan

    - Girderatau gelagar merupakan balok yang membentang secara memanjang

    maupun melintang yang berfungsi untuk menerima dan menyebarkan beban

    yang bekerja dari atas jembatan dan meneruskannya ke bagian struktur bawah

    jembatan.

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang

    6

    -

    -

    -

    Abutmentatau lebih dikenal dengan perletakan jembatan berfungsi sebagai

    pendukung struktur jembatan sekaligus penerima beban dari gelagar dan

    meneruskannya ke tanah dasar.

    Railingatau tiang sandaran pada jembatan berfungsi sebagai pembatas dan

    keperluan keamanan untuk pengguna jembatan.

    Plat lantai jembatan merupakan bagian dari struktur atas jembatan dimana

    merupakan tempat kendaraan untuk lewat. Secara fungsi, plat lantai jembatan

    merupakan struktur pertama yang menerima beban dan meneruskannya ke

    gelagar utama.

    Beton prategang atau beton pratekan merupakan beton bertulang yang telah

    diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam

    beton akibat beban kerja (Manual Perencanaan Beton Pratekan Untuk Jembatan

    Dirjen Bina Marga, 2011).

    Jembatan beton pratekan atau yang dikenal dengan PSCBridgemerupakan

    salah satu jenis jembatan dengan material konstruksi beton pratekan atau beton yang

    berisi kabel baja dengan tujuan untuk memberikan tegangan awal berupa tegangan

    tarik terhadap beton akibat sifat beton yang tidak mampu menahan gaya tarik. Dalam

    hal ini, beton pratekan sebagai solusi untuk mengatasi besarnya tegangan tarik yang

    timbul pada struktur beton khususnya pada struktur dengan bentang yang besar.

    Material yang digunakan untuk sistem ini adalah material beton dan sistem

    kabel. Sistem kabel terdiri dari kabel (wire, strand, bar), selongsong dan angkur

    (angkur hidup, angkur mati).

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang

    7

    Dalam perkembangannya ada tiga (3) konsep beton pratekan yang menjelaskan

    bagaimana suatu sistem pratekan membantu menahan gaya luar, yaitu :

    a.

    -

    Sistim pratekan yang bisa menjadikan beton sebagai bahan elastis yang bisa

    menahan tegangan tarik akibat dari beban luar. Konsep ini diperkenalkan oleh

    Eugene Freyssinet, dimana menurut teorinya beton yang telah diberikan

    tegangan awal terlebih dahulu dapat bertransformasi menjadi bahan yang

    elastis. Kondisi ini menunjukan bahwa tegangan tarik pada beton tidak ada.

    Pada kondisi ini pun, beton akan mengalami dua (2) kondisi yaitu :

    Gaya pratekan berada pada garis penampang atau dikenal dengan kondisi

    dimana c.g.c dan c.g.c saling berhimpit. Kondisi seperti ini disebut gaya

    pratekan kosentris.

    Gambar 2.2 Konsep Beton Kosentris

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang

    8

    - Serat Atas

    Akibat gaya luar

    Akibat gaya pratekan

    :

    :

    -

    -

    ....(2.1)

    ....(2.2)

    Tegangan total : - - ....(2.3)

    - Serat Bawah

    Akibat gaya luar

    Akibat gaya pratekan

    :

    : -

    ..(2.4)

    ....(2.5)

    Tegangan total : - ..(2.6)

    - Kondisi lainnya adalah gaya pratekan tidak berada atau tidak bekerja pada

    garis penampang sehingga dapat disimpulkan bahwa c.g.c dan c.g.s tidak

    berhimpit. Kondisi ini dikenal dengan gaya pratekan eksentris.

    Gambar 2.3 Konsep Beton Eksentris

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang

    9

    Adapun besarnya tegangan yang diperhitungkan dalam kondisi ini adalah

    sebagai berikut :

    - Serat Atas

    Akibat gaya luar : f1a=-

    M.yaI

    ....(2.7)

    Akibat gaya pratekan : f2a=-P

    A+

    Mp.ya

    I....(2.8)

    Tegangan total : fa=-P

    A+

    Mp.ya

    I-

    M.ya

    I....(2.9)

    - Serat Bawah

    Akibat gaya luar :f1b=

    M.yb

    I....(2.10)

    Akibat gaya pratekan : f2b=-P

    A

    Mp.yb

    I.....(2.11)

    Tegangan total : fb=-P

    A

    Mp.yb

    I

    M.yb

    I....(2.12)

    b. Sistem pratekan yang merupakan kombinasi baja mutu tinggi dengan beton

    mutu tinggi. Konsep ini merupakan kombinasi dua material yang

    menggambarkan bahwa beton merupakan material yang menahan gaya tekan

    dan baja merupakan material yang menahan gaya tarik. Kedua gaya tersebut

    membentuk kopel gaya yang berfungsi untuk menahan gaya eksternal.

    Gambar 2.4 Kombinasi Baja Mutu Tinggi dan Beton Mutu Tinggi

    (Konstruksi Beton Pratekan, Ir.Soetoyo)

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang

    10

    c. Sistem pratekan untuk mencapai keseimbangan beban atau yang dikenal

    dengan metodeLoad Balancing. Dalam konsep ini dijelaskan bahwa gaya

    pratekan berperan untuk menyeimbangkan gaya luar. Konsep ini diperkenalkan

    pertama kalinya oleh T.Y.Lin yang menganggap bahwa beton sebagai benda

    bebas dimana tendon dan gaya pratekan berfungsi untuk melawan beban yang

    bekerja.

    Beban merata akibat gaya pratekan pada kondisi ini dinyatakan dalam :

    wb = 8. F .hL2

    .......(2.13)

    Dimana :

    Wb: beban merata akibat gaya pratekan

    h

    L

    F

    : tinggi lintasan kabel pratekan

    : panjang bentang balok

    : gaya pratekan

    Berdasarkan konsepnya, beton diberikan gaya pratekan berbentuk tendon atau

    kabel baja. Pemberian gaya pratekan pada beton terdiri dari dua (2) cara, yaitu :

    - Pra Tarik (Pre-Tension)

    Prinsip kerja metode ini adalah kabel baja diregangkan terlebih dahulu sebelum

    beton dicetak. Awalnya tendon prategang ditarik kemudian dilakukan

    pengangkuran pada abutment. Setelah tendon terpasang, maka beton dapat

    dicetak. Setelah itu, tendon dapat dipotong sehingga gaya prategang dapat

    ditransfer ke beton. Pada kondisi ini, kuat tekan beton harus sesuai dengan

    yang disyaratkan. Konsep ini digambarkan sebagai berikut :

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang

    11

    (Sumber:http://dc435.4shared.com/doc/WewLITgl/preview_html_m72a6766d.gif)

    Gambar 2.5 Konsep Pra Tarik

    - Pasca Tarik (Post--Tension)

    Prinsip kerja metode ini adalah beton dicetak terlebih dahulu, kemudian setelah

    beton kering kabel ditarik. Awalnya beton dicetak mengelilingi selongsong

    atau selubung tendon dimana kabel prategang berada didalam selongsong

    selama pengecoran kemudian setalah beton mengeras diberi gaya prategang

    dengan cara mengangkur kabel prategang ke abutment. Pada saat itu gaya

    prategang ditransfer ke beton sehingga beton akan tertekan. Konsep ini

    digambarkan sebagai berikut :

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategan

    12

    (Sumber:http://dc435.4shared.com/doc/WewLITgl/preview_html_m806b4cc.gif)

    Gambar 2.6 Konsep Pasca Tarik

    Adapun batasbatas tegangan ijin sistem pratekan berdasarkan SNIT12-

    2004 tentang Perencanaan Struktur Jembatan Beton adalah sebagai berikut :

    a. Pada kondisi transfer yaitu kondisi dimana belum terjadi kehilangan gaya

    pratekan, tegangan yang diijinkan adalah sebagai berikut :

    a.1 Tegangan serat tekan terluar

    a.2 Tegangan serat terluar kecuali a.3

    a.3 Tegangan tarik diujung elemen

    =

    =

    =

    ....(2.14)

    ........(2.15)

    .........(2.16)

    Dimana :

    = kuat tekan beton pada saat transfer atau saat penarikan kabel

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang

    13

    b. Pada kondisi beban layan yaitu kondisi dimana telah terjadi kehilangan gaya

    pratekan, tegangan yang diijinkan adalah sebagai berikut :

    b.1 Teg. Tekan ijin akibat beban hidup tetap =0.45 f'c...(2.17)

    b.2 Teg. tekan ijin beban hidup total =0.6 f'c.........(2.18)

    b.3 Tegangan tarik =1

    2f'c..........(2.19)

    Dimana :

    f'c= kuat tekan beton

    2.2 Standar Pembebanan Jembatan

    Faktor beban merupakan hal terpenting dalam perencanaan jembatan.

    Diperlukan standar khusus untuk perencanaan pembebanan yang nantinya menjadi

    dasar dan patokan perencanaan pembebanan. Di Indonesia, standar perencanaan

    pembebanan untuk jembatan mengacu padaBridge Management Systemtahun 1992

    tentang Panduan Perencanaan Jembatan dan SNI-T-02-2005 tentang Standar

    Pembebanan Untuk Jembatan.

    Berdasarkan SNI-T-02-2005 tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan,

    beban pada jembatan terbagi atas :

    a. Aksi Tetap

    Aksi tetap pada jembatan dipengaruhi oleh berat sendiri elemen elemen

    struktural jembatan, beban mati tambahan berupa utilitas, dan pengaruh dari

    penyusutan dan rangkak. Adapun faktor beban untuk berat sendiri adalah sebagai

    berikut :

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    Jangka

    Waktu

    Faktor Beban

    KS ; MSKU ; MS

    Biasa Terkurangi

    Tetap

    Baja, aluminium 1.0 1.1 0.9

    Beton pracetak 1.0 1.2 0.85

    Beton dicor ditempat 1.0 1.3 0.75

    Kayu 1.0 1.4 0.7

    14

    Tabel 2.1 Faktor Beban untuk Berat Sendiri

    (Sumber: SNI-T-02-2005 tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan)

    Berdasarkan SNI-T-02-2005 tentang Standar Pembebanan untuk Jembatan bagian 3

    tentang Istilah dan Definisi dan bagian 5 tentang Aksi dan Beban Tetap, maka tabel

    diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    Jangka waktu tetap adalah kondisi dimana beban bekerja sepanjang waktu dan

    beban tersebut bersumber dari beban tetap yang berada di sekitar jembatan.

    Faktor beban biasa adalah faktor beban yang digunakan apabila pengaruh dari

    aksi rencana untuk mengurangi keamanan.

    Faktor beban terkurangi adalah faktor beban yang digunakan apabila pengaruh

    dari aksi rencana untuk menambah keamanan.

    Faktor beban terkurangi biasanya digunakan untuk mengatasi apabila kerapatan

    masa struktur sangat besar. Secara batas kerapatan masa yang besar akan

    sangat aman untuk struktur tetapi tidak untuk kondisi lainnya sehingga harus

    digunakan faktor beban terkurangi.

    Sebaliknya, apabila kerapatan masa kecil maka dapat digunakan faktor beban

    biasa dimana keadaan ini merupakan keadaan paling kritis dari kondisi

    struktur.

    Nilai dari faktor beban diatas tidak bisa diubah.

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    No BahanBerat / Satuan Isi

    3(kN/m )

    Kerapatan Masa3

    (kg/m )

    1 Campuran aluminium 26.7 27202 Lapisan permukaan beraspal 22.0 2240

    3 Besi tuang 71.0 7200

    4 Timbunan tanah dipadatkan 17.2 1760

    5 Kerikil dipadatkan 18.822.7 1920-2320

    6 Aspal beton 22.0 2240

    7 Beton ringan 12.2519.6 1250-2000

    8 Beton 22.0-25.0 2240-2560

    9 Beton prategang 25.0-26.0 2560-2640

    10 Beton bertulang 23.5-25.5 2400-2600

    11 Timbal 111 11400

    12 Lempung lepas 12.5 1280

    13 Batu pasangan 23.5 2400

    14 Neoprin 11.3 1150

    15 Pasir kering 15.717.2 16001760

    16 Pasir basah 18.018.8 18401920

    17 Lumpur lunak 17.2 1760

    18 Baja 77.0 7850

    19 Kayu (ringan) 7.8 800

    20 Kayu (keras) 11.0 1120

    21 Air murni 9.8 1000

    22 Air garam 10.0 1025

    23 Besi tempa 75.5 7680

    15

    Tabel 2.2 Berat Isi untuk Beban Mati

    (Sumber: SNI-T-02-2005 tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan)

    b. Beban Lalu Lintas

    Beban lalu lintas pada sistim pembebanan jembatan terdiri atas beban lajur "D"

    dan beban truk "T". Beban lajur bekerja pada seluruh lebar jembatan sedangkan

    beban truk ditempatkan pada lajur lalu lintas rencana yang ada dilapangan.

    - Beban Lajur "D"

    Beban lajur merupakan gabungan dari beban merata dan beban garis yang

    bekerja pada jembatan. Adapun gambaran beban yang bekerja seperti pada

    gambar berikut.

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    Jenis Jembatan Lebar Jalan KendaraanJembatan (m)

    Jumlah Lajur LaluLintas Rencana

    Lajur tunggal 4.05.0 1

    Dua arah, tanpa

    median

    5.58.25

    11.2515.0

    2

    4

    Jalan kendaraanmajemuk

    10.012.911.2515.0

    15.118.75

    18.822.5

    34

    5

    6

    16

    Gambar 2.7 Beban Lajur "D"

    - Beban Truk "T"

    Beban truk merupakan kendaraan berat yang ditempatkan di lajur lalu lintas

    rencana. Di setiap satu lajur lalu lintas hanya bisa ditempatkan satu buah truk.

    Adapun jumlah lajur lalu lintas rencana adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.3 Jumlah Lajur Lalu Lintas Rencana

    (Sumber: SNI-T-02-2005 tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan)

    Berdasarkan SNI-T-02-2005 tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan,

    susunan dan berat as dari truk yang digunakan untuk pembebanan jembatan seperti

    gambar berikut.

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    17

    Gambar 2.8 Pembebanan Truk (SNI-T-02-2005)

    Pada kasus tertentu, seperti truk yang digunakan untuk pembebanan hanya

    terdapat 2 as saja maka berat yang di distribusikan oleh truk disesuaikan dengan

    berat aktual dari truk tersebut. Berdasarkan prinsipnya, distribusi beban truk ini

    bertujuan untuk memperoleh momen dan geser pada gelagar jembatan. Faktor beban

    dinamik untuk beban truk adalah 30%.

    Pada pembebanan truk momen lentur ijin rencana akibat beban truk dapat

    digunakan untuk pelat yang membentangi gelagar atau balok dalam arah melintang

    dengan panjang bentang antara 0.6 m dan 7.4 m. Benteng efektif yang digunakan

    adalah sebagai berikut :

    -

    -

    Pelat lantai yang bersatu dengan balok atau dinding tanpa dilakukan

    peninggian, bentang efektif sama dengan bentang bersih.

    Pelat lantai yang didukung pada gelagar dari bahan yang berbeda atau tidak

    dicor bersama, bentang efektif merupakan penjumlahan dari bentang bersih dan

    setengah lebar dudukan tumpuan.

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    18

    c.

    d.

    Aksi Lingkungan

    Faktor lingkungan yang mempengaruhi sistim pembebanan jembatan adalah

    suhu dari struktur jembatan, drainase atau aliran air, beban angina, beban

    gempa dan tekanan tanah. Faktorfaktor diatas mempengaruhi pembebanan

    suatu jembatan tetapi untuk penelitian ini tidak memperhitungkan akibat beban

    dari lingkungan.

    Aksi Lainnya

    Bebanbeban yang termasuk dalam aksi lainnya adalah akibat gesekan pada

    tumpuan dan akibat getaran yang terjadi pada jembatan.Faktorfaktor ini juga

    diperhitungkan di lapangan.

    Dari beberapa faktor pembebanan yang telah dijelaskan diatas, penelitian ini

    hanya mempertimbangkan beban akibat beban lalu lintas secara spesifik yaitu beban

    truk "T". Ini dikarenakan pengujian pembebanan yang dilakukan dilapangan hanya

    memperhitungkan akibat beban hidup yang bekerja dalam hal ini beban truk. Beban

    truk yang digunakan tidak melebihi beban yang distandarkan. Beban truk yang

    digunakan memiliki berat sebesar 27 ton.

    2.3 Analisa Tegangan Jembatan

    Berdasarkan SNI 0328742002 tegangan yang terjadi pada suatu konstruksi

    jembatan perlu ditinjau dari 2 (dua) kondisi, yaitu :

    -

    -

    Pada kondisi transfer

    Pada kondisi layan

    Adapun contoh tahapan perhitungan tegangan pada gelagar jembatan adalah

    sebagai berikut :

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    19

    a. Dimensi penampang balok prategang harus jelas dan pasti.

    Gambar 2.9 Dimensi Penampang

    (M.Noer Ilham, 2008)

    Gambar 2.10 Dimensi PenampangKomposit

    (M.Noer Ilham, 2008))

    b.

    c.

    d.

    Gaya prategang / pratekan dinyatakan dengan P dalam satuan Newton (N)

    Hitunglah luas penampang beton prategang dinyatakan dengan symbol A

    dalam satuan mm2. Luas penampang mempengaruhi penentuan titik berat

    setiap segmen.

    Momen inersia penampang dihitung berdasarkan bentuk penampang. Untuk

    penampang berbentuk :

    - Balok = ................................................................ (2.20)

    Gambar 2.11 Momen Inersia Balok

    Dimana :

    b

    h

    : lebar balok

    : tinggi balok

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    20

    - Segitiga = .......................................................................(2.21)

    Gambar 2.12 Momen Inersia Penampang Segitiga

    Dimana :

    b

    h

    : lebar balok

    : tinggi balok

    - Lingkaran = .....................................................................(2.22)

    D

    Gambar 2.13 Momen Inersia Penampang Lingkaran

    Dimana :

    D : diameter lingkaran

    e.

    f.

    Momen yang bekerja pada beton ditinjau dari masing masing bagian

    penampang.

    Perhitungan tegangan harus memperhatikan tegangan ijin tekan dan tegangan

    ijin tarik pada beton yang telah disyaratkan. Setelah itu, perhitungan tegangan

    mengacu pada sistem pratekan yang digunakan dan memperhitungkan

    tegangan pada serata atas dan serata bawah seperti yang dijelaskan sebelumnya

    pada bagian jembatan sistem pratekan. Tegangan pada gelagar jembatan

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    21

    dinyatakan dalamdengan satuan N/mm2atau MPa. Adapun rumus dari

    tegangan yang digunakan adalah sebagai berikut :

    =M

    w

    ................................................................................................................... (2.23)

    Dimana :

    M = Momen yang diakibatkan oleh beban (Nmm)

    w = Tahanan momen (mm3)

    2.4 Pengujian Jembatan

    Pengujian jembatan memiliki tujuan untuk menentukan kapasitas atau

    kemampuan dari suatu jembatan dalam menerima beban. Pada pelaksanaannya, ada 3

    (tiga) jenis pengujian jembatan yang sering digunakan di lapangan yaitu :

    a.

    b.

    Uji Beban Statik

    Pengujian beban statik umumnya dilakukan dengan cara menempatkan beban

    beban di atas jembatan. Pada kondisi ini beban tidak bergerak. Beban yang

    digunakan adalah beban truk. Pengujian ini biasanya dilakukan untuk

    mengetahui kapasitas jembatan untuk menahan beban yang diterima. Besarnya

    beban yang diberikan dilakukan secara bertahap. Proses pemberian beban

    disebut dengan tahaploadingsedangkan proses dimana beban dikurangi

    disebut tahapunloading. Pengujian ini menggunakan alat uji yaitu sensor.

    Uji Beban Dinamik

    Pengujian beban dinamik jembatan dilakukan dengan cara melewatkan beban

    dalam hal ini kendaraan dari satu sisi ke sisi lain dari jembatan. Sama halnya

    dengan uji statik, uji dinamik jembatan juga dibantu dengan alat uji atau sensor

    untuk mendapatkan hasil pengujian. Biasanya pengujian ini bertujuan untuk

    mengetahui besarnya getaran yang terjadi pada jembatan.

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang

    22

    c. Uji Beban dengan Metode Terintegrasi

    Pengujian beban jembatan dengan metode terintegrasi sudah banyak dilakukan.

    Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan model yang sesuai atau dengan

    kata lain pengujian ini bertujuan untuk mengkalibrasi model. Model yang

    dimaksud adalah jembatan dimana pemodelan dalam metode ini dibantu oleh

    program. Metode ini sendiri merupakan gabungan dari pengujian yang

    dilakukan dilapangan dengan pemodelan yang dilakukan pada program.

    Pada penelitian ini, pengujian yang dilakukan adalah pengujian dengan metode

    terintegrasi. Dalam pelaksanaannya penelitian ini membandingkan hasil yang

    berdasarkan pengujian di lapangan dan pemodelan pada program. Beban yang

    digunakan adalah beban hidup yang berasal dari beban lalu lintas yaitu beban truk

    dengan berat 27 ton. Pengujian dilakukan hanya untuk mendapatkan nilai tegangan.

    Untuk mendapatkan nilai tegangan, digunakan alat uji berupa sensor tegangan yang

    diletakan pada bagian bawah dari gelagar jembatan. Alat yang digunakan sebagai

    sensor tegangan adalahBDI Strain Transducerseperti tampak pada gambar dibawah

    ini.

    Gambar 2.14BDI Strain Transducers(Campbell Scientific Inc, 2008)

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang

    23

    Adapun beberapa penjelasan mengenai alat uji tegangan ini adalah sebagai berikut :

    a. Gambaran Umum

    BDI Strain Transducermerupakan alat uji tegangan yang digunakan untuk

    perhitungan akibat beban hidup pada suatu struktur. Alat ini bisa dipasang pada

    kondisi apapun dan pada jenis struktur apapun seperti pada beton bertulang,

    gelagar dan rangka baja. Alat ini bisa dipasang pada jembatan dan gedung.

    Kelebihan dari alat ini adalah sebagai berikut :

    -

    -

    -

    -

    -

    Efektif dari segi biaya

    Dapat dipasang dalam waktu singkat 5 menit

    Dapat digunakan kembali

    Tahan terhadap air dan cuaca

    Bisa digunakan untuk semua jenis kabel dan panjang kabel

    b. Spesifikasi Alat

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    Panjang efektif

    Ukuran keseluruhan

    Panjang kabel

    Material

    Rangetegangan

    Gaya per 1000

    Sensitivitas

    Berat

    Suhu

    : 76.2 mm

    : 111 mm x 32 mm x 13 mm

    : 3 meter

    : aluminium

    : aluminium 4000

    : 76 N

    : 500/ mV / V

    : 85 gram

    : - 50 C sampai 120 C

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    24

    Gambar 2.15 Spesifikasi ukuranBDI Strain Transducers(Campbell

    Scientific Inc, 2008)

    c. Cara Kerja Alat

    Alat ini didesain hanya untuk menguji struktur yang diakibatkan oleh beban

    hidup yang bekerja. Hasil dari alat ini adalah nilai regangan struktur. Pada

    pelaksanaannya, ketika alat ini bekerja diasumsikan bahwa tidak terjadi

    perubahan suhu pada struktur selama dilakukan pengujian dalam jangka waktu

    yang pendek. Contohnya untuk beberapa kasus dimana pengujian selesai dalam

    waktu kurang dari 1 menit. Biasanya pada kasus ini tidak cukup waktu untuk

    suhu udara mengalami perubahan yang signifikan. Alat uji ini bekerja secara

    presisi dan sangat sensitive. Sebelum penggunaan alat ini perlu dilakukan

    pengecekan terlebih dahulu menggunakanohmmeter. UntuktransducerST350,

    resisten yang terjadi antara kawat hitam dan merah dan kemudian putih dan

    hijau padaohmmeterharus 350 .

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    25

    Gambar 2.16 Kalibrasi Alat Uji denganOhmmeter(Campbell Scientific

    Inc, 2008)

    d. Cara Pemasangan Alat

    Alat uji ini hanya mengukur regangan pada axis oleh karena itu diperlukan

    posisi yang akurat di lapangan. Untuk memudahkan pemasangan, maka

    diperlukan tanda khusus yang menjadi patokan pengukuran. Contohnya seperti

    gambar berikut, dimana lokasi garis tengah darigageharus berada pada titik

    tengah arah longitudinal dan arah transversal.

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    26

    Gambar 2.17 Garis Tengah untuk Pemasangan Alat (Campbell Scientific

    Inc, 2008)

    Gambar diatas merupakan contoh memberikan tanda untuk mendapatkan lokasi garis

    tengah. Dari gambar diatas, garis longitudinal adalah 8 inch dan garis transversal

    adalah 4 inch. Setelah itu dibuat garis sepanjang 1.5 inch pada kedua sisi.

    .Gambar 2.18 Garis Tengah untuk Pemasangan Alat (Campbell Scientific Inc,

    2008)

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    27

    Pada saat terjadi regangan di benda uji maka regangan itu akan dihantarkan

    melalui penghantar resistif yang ada di dalamgauge. Penghantar tersebut di

    dalamgaugeakan mengalami perubahan nilai resistansinya dimana nilai itu

    berbanding lurus terhadap regangan.

    Sistem kalibrasi dan validasi dari alat ini telah disertifikasi berdasarkan NIST

    standar. Apabila sensor yang digunakan diluar sepesifikasi teknis yang

    disyaratkan maka sistem kalibrasi mengikuti sistem kalibrasi ulang dari BDI.

    Berdasarkan pengalaman di lapangan, sistem kalibrasi ulang terjadi setelah 15

    25 pemasangan alat uji. Persen kesalahan yang diperbolehkan dalam

    penggunaan alat ini sebesar 2.

    e. Hasil Uji

    Hasil pengujian yang didapatkan dari alat ini dalam satuan microstrain. Untuk

    mendapatkan nilai tegangan maka harus menggunakan rumus :

    = E................................................................................................ (2.24)

    Dimana :

    E = Modulus Elastisitas (N/mm2)

    = regangan (Microstrain = 106x strain)

    = tegangan (N/mm2)

    Gambar 2.19 Hasil Pengujian AlatStrain Transducer(Campbell Scientific

    Inc, 2008)

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    28

    2.5 Program MIDAS/Civil

    Program MIDAS/Civil merupakan sebuah program yang dibuat untuk analisa

    struktur dan desain struktur dalam bidang ilmu teknik sipil. Program ini dikhususkan

    pada pengenalan sistim perencanaan struktur yang termasuk didalamnya analisis dan

    cara mengoptimalkan suatu desain secara khusus dalam perencanaan jembatan.

    Program ini dikembangkan dari bahasa pemrograman Visual C++ dan dapat bekerja

    secara cepat dan sangat mudah untuk dipelajari. Program ini dapat digunakan lebih

    dari 5000 proyek dan hasilnya tetap realistis dan efektif. Setiap fungsi dari program

    ini telah diverifikasi berdasarkan teori dan hasil dari programprogram sejenisnya.

    Ada beberapa bagian penting yang perlu diperhatikan dari penggunaan program

    MIDAS/Civil, yaitu :

    a. Pengenalan Program

    Program MIDAS/Civil merupakan solusi untuk mengoptimalkan perencanaan

    suatu struktur jembatan dan jenis struktur lainnya. Program ini memiliki

    kemampuan untuk menganalisis jenis struktur seperti beton pratekan, jembatan

    suspensi,, jembatan kabel dan jembatan konvensional lainnya.

    .Gambar 2.20 Contoh Pemodelan Jembatan Suspensi

    (MIDAS/CivilTutorial)

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    29

    Aspek teknis yang sangat penting dalam analisa struktur terletak pada proses

    perencanaannya. Program ini dapat diaplikasikan untuk beberapa jenis area

    atau proyek, seperti :

    -

    -

    -

    -

    -

    Analisa dan perencanaan untuk semua jenis jembatan seperti jembatan

    dengan struktur beton bertulang, baja, komposit, pratekan, suspensi, dan

    jembatan kabel.

    Analisa panas hidrasi dari masa beton seperti pada abutmen, piers,

    breakwater,dan pondasi.

    Struktur bawah tanah

    Fasilitas industri dan pabrik

    Fasilitas umum seperti pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api,

    bendungan dan fasilitas transportasi lainnya.

    Gambar 2.21 Jenis Proyek yang dapat Diaplikasikan di MIDAS/Civil

    (MIDAS/CivilTutorial)

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    30

    Berikut ini tampilan dari program MIDAS/Civil, yaitu :

    Gambar 2.222 Tampilan Program MIDAS/Civil

    (MIDAS/CivilTutorial)

    - Main menuberisi perintah yang digunakan dalam program.Fileberisi

    tentang informasi umum seperti cetak, transfer data dan fungsi lainnya

    yang berhubungan.Editberisi tentang cara memperbaiki termasuk

    undo/redo.Viewberisi tentang metode presentasi secara visual,

    mengaktifkan fungsi dan tidak, dan lainnya.Modelberisi tentang cara

    membuat pemodelan, titik, elemen, penampang, kondisi batas, dan lainnya.

    Loadberisi tentang cara memasukan beban statik, beban dinamik dan

    beban lainnya.Analysisberisi tentang cara melakukan analisis pada

    program.Resultmenggambarkan hasil yang didapat dari program.Design

    berisi perencanaan otomatis dari struktur baja, dan lainnya.Modeberisi

    tentang fungsi pertukaran antara sebelum proses dan setelah proses.Query

    menjelaskan status dari verifikasi fungsi elemen, titik dan data yang

    berhubungan.Toolsmerupakan bagian pelengkap dari program.Control

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    31

    merupakan fungsi kontrol untuk setiap tampilan.Helpmerupakan fungsi

    untuk membantu pengguna program.

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    Tree menuberisi tentang semua prosedur yang dilakukan pada saat

    pemodelan dari pemasukan data, perencanaan, perhitungan dan hasil yang

    didapatkan.

    Context menumerupakan cara yang lebih mudah untuk meminimalisasi

    pergerakan darimousedengan hanya menggunakan klik kanan pada

    mouse.

    Model windowmenampilkan model dalam bentukwindowprogram yang

    utuh dan pada kondisi ini diperbolehkan banyak tampilanwindowdalam

    satuscreen.

    Table windowmenampilkan semua tipe data yang dimasukan, dianalisa

    dan hasil perencanaan dalam formatspread sheet.

    History windowberisi tentang rekaman aktivitas dari pengguna yang telah

    dilakukan.

    Message windowmenampilkan semua jenis informasi yang dibutuhkan

    untuk pemodelan,warningdan eror.

    Status barmenampilkan sistim koordinat program, sistim satuan yang

    digunakan dan semua hal yang digunakan untuk membantu pekerjaan

    menjadi lebih efisien.

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang

    32

    b. Analisis Program

    Dasar analisa program ini adalah analisa struktur secara linier dan nonlinier.

    Tidak ada batas untuk jumlah titk, elemen dan beban pada pemodelan program

    ini. Untuk elemen balok, program ini dapat menganalisis lendutan dan

    maksimum tegangan yang terjadi pada akhir titik yang ditinjau. Analisa ini

    berdasarkan analisa elemen hingga yang didasarkan pada model analisis

    numerik.

    Gambar 2.23 Contoh Analisa Jembatan pada Program MIDAS/Civil

    (MIDAS/CivilTutorial)

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang

    33

    Gambar 2.24 Contoh Hasil berupa Tabel pada Program MIDAS/Civil

    (MIDAS/CivilTutorial)

    2.6

    a.

    Resensi Penelitian Sebelumnya

    Penelitian yang dilakukan oleh Subdit Teknik Jembatan, Dit. Bina Teknik,

    Ditjen. Bina Marga, Kementrian PU dengan judulUji Pembebanan Jembatan

    Sebagai Standar Awal Pengoperasian Jembatan Untuk Lalu Lintas Umum,

    Kasus : Jembatan Timpah. Pada penelitian ini, pengujian jembatan dilakukan

    dengan 2 tahap yaitu uji statik dan uji dinamik. Uji statik dilakukan dengan

    menggunakan 24 buah truk dengan berat total 300 ton yang disebar

    disepanjang jembatan. Sedangkan uji dinamik dilakukan dengan jumpingtest

    dimana sebuah truk dengan berat 12.5 ton melewati sebuah ganjalan kayu

    setinggi 12 cm. Uji statik dilakukan untuk mendapatkan nilai lendutan dan

    tegangan, sedangkan uji dinamik dilakukan untuk mendapatkan nilai frekuensi

    getaran. Penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai tegangan yang didapatkan

  • 5/26/2018 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Jembatan Beton Pratekan _ Prategang [20ebooks.com] ...

    http:///reader/full/bab-2-tinjauan-kepustakaan-jembatan-beton-pratekan-prategang-

    34

    dari alat uji melebihi nilai tegangan perhitungan. Perlu dilakukan koreksi

    terhadap panjang kabel dan kondisi awal perhitungan.

    b. Penelitian yang dilakukan oleh Moussa Issa dan Mohsen Shahawy dari

    Departemen Transportasi Florida tentangDynamic and Static Test of

    Prestressed Concrete Girder Bridges in Florida. Metode pengujian yang

    dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian statik dan dinamik. Pada

    pengujian ini alat sensor diletakan pada dan bentang jembatan. Pada

    pengujian statik, jembatan diberikan beban maksimum rencana. Setiap tahap

    pembebanan hasilnya dibandingkan dengan model analitis. Sedangkan

    pengujian dinamik dilakukan dengan menggunakan truk yang bergerak diatas

    jembatan dengan kecepatan konstan sebesar 55 MPH, 45 MPH dan 35 MPH.

    Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa hasil pengujian dilapangan melebihi

    hasil prediksi metode analisis yang dilakukan.