laporan kulap jembatan kelompok 6_2

Upload: fitrandafirdaus

Post on 06-Jul-2018

319 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    1/21

    LAPORAN KULIAH LAPANGAN

    REKAYASA JEMBATAN

    Dosen :

    Ir.Djoko Irawan, MS.

    Anggota Kelompok :

    Aninda Rahmaningtyas (3113100014)

    Ni Putu Ika Frisilia (3113100044)

    Rifka Amalia (3113100074)

    Dzakia Amalia Karima (3113100110)

    Rifqi Erian Sahara (3113100149)

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    2/21

    JEMBATAN KERETA API RANGKA TERTUTUP TANJANGRONO

    Jembatan Kereta Api rangka tertutup Tanjangrono merupakan salah satu contoh

     jembatan rangka batang tertutup yang terletak di Kabupaten Probolinggo. Jembatan ini

    menghubungkan daerah Probolinggo dan Pasuruan. Jembatan ini memiliki panjang 35,2

    meter dengan jarak antar rangka utama sebesar lamda (λ) 4,4 meter. 

    Gambar 1.1 Jembatan Kereta Api Rangka Tertutup Tanjangrono

    I.  Lokasi dan Waktu

    Jembatan Kereta Api Rangka Tertutup Tanjangrono terletak pada koordinat

    7044’11”S 11307’23”E di Jalan Raya Tongas, Kabupaten Probolinggo, Jawa timur.

    Jalan Raya Tongas merupakan jalan propinsi yang menghubungkan kota-kota di

    sekitarnya. Kami meninjau jembatan ini pada Sabtu, 22 April 2016. Adapun lokasi

    dari Jembatan Tanjangrono ini dapat dilihat pada Gambar 1.2. 

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    3/21

     

    Gambar 1.2 Lokasi Jembatan Kereta Api Rangka Tertutup Tanjangrono

    (Sumber: www.maps.google.co.id ) 

    Jembatan Tanjangrono selesai dibangun pada tahun 2011 yang berfungsi

    menghubungkan jalur kereta api yang dipisahkan oleh Sungai Tanjangrono. Sungai

    Tanjangrono memiliki lebar 30 meter. Dengan lebar yang cukup besar, maka perlu

    untuk membangun sebuah jembatan kereta api untuk menunjang kelancaran lalu lintas

    kereta api.

    Gambar 1.3 Jembatan Kereta Api Tanjangrono

    (Sumber: http://wikimapia.org/12458503/jembatan-tanjangrono ) 

    http://www.maps.google.co.id/http://www.maps.google.co.id/http://www.maps.google.co.id/http://wikimapia.org/12458503/jembatan-bayemanhttp://wikimapia.org/12458503/jembatan-bayemanhttp://wikimapia.org/12458503/jembatan-bayemanhttp://wikimapia.org/12458503/jembatan-bayemanhttp://www.maps.google.co.id/

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    4/21

    II.  Komponen Jembatan

    Jembatan Kereta Api Tanjangrono merupakan salah satu jenis jembatan

    rangka tertutup yang ada di Indonesia. Berdasarkan fungsinya, jembatan ini tergolong

     jembatan jalan rel karena dikhususkan untuk dilewati kereta api, bukan pejalan kaki.

    Seperti jembatan pada umumnya, Jembatan Kereta Api Tanjangrono juga memiliki

    komponen-komponen penyusun strukturnya. Komponen-komponen pada Jembatan

    Tanjangrono, yaitu :

    1. 

    Konstruksi Bagian Atas

    Pada konstruksi terdapat komponen berupa

    a.  Bantalan Rel Kereta api

     b.  Balok Melintang

    c.  Balok Memanjang

    d.  Rangka baja (Rangka Batang Tertutup)

    e. 

    Ikatan Angin

    f.  Ikatan Tumbuk

    g.  Pengaku (Stiffener) 

    h.  Sambungan Baut

    2.  Perletakan (sendi dan rol)

    3. 

    Konstruksi Bangunan Bawah

    Konstruksi bangunan bawah terdiri dari:

    a.  Abutment  (Tembok Pangkal)

     b.  Piers (Pilar)

    4.  Pondasi

    5.  Approach

    6. 

    Bangunan Pengamanan Aliran

    a. 

    Plengsengan Pada Abutment

    7.  Bangunan Pelengkap

    a.  Tempat pengecekan jembatan

     b.  Kabel Kereta api

    Di bawah ini akan dibahas lebih detail tentang komponen penyusun Jembatan

    Kereta api Tanjangrono, Probolinggo. 

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    5/21

    III.  Konstruksi Bangunan Atas

    a.  Bantalan Rel Kereta Api

    Bantalan rel kereta api berfungsi sebagai alas untuk pemasangan rel induk.

    Bantalan rel kereta api yang terdapat pada jembatan rangka tertutup Tanjangrono

    terbuat dari balok kayu.

    Gambar 1.4 Bantalan Kayu Rel Kereta Api

    b.  Balok Memanjang

    Balok memanjang adalah balok yang menerima beban dari lantai kendaraan

    (Rel Kereta Api). Balok memanjang pada jembatan Tanjangrono menggunakan

     profil I (Wide Flange).

    Gambar 1.5 Gelagar Memanjang

    Bantalan Kayu

    Jembatan Kereta

    Api

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    6/21

     

    Gambar 1.6 Detail Gelagar Memanjang

    c.  Balok Melintang

    Balok Melintang berfungsi sebagai pemikul utama beban kendaraan (kereta

    api) sebelum diteruskan menuju rangka utama. Balok melintang jembatan

    Tanjangrono terbuat dari profil I.

    Gambar 1.7 Gelagar Melintang

    Gelagar

    Memanjang 

    Gelagar Melintang 

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    7/21

    d.  Rangka Baja (Rangka Batang Tertutup)

    Jembatan baja rangka batang tertutup di Tanjangrono terdiri dari batang

    diagonal, batang vertikal, batang tepi atas dan bawah . Batang diagonal

    menggunakan profil dua profil C yang di sambung menggunanakn pelat

     pengaku. Batang vertikal menggunakan profil I. Sedangkan batang tepi atas dan

     batang tepi bawah bawah menggunakan profil C yang disambung menggunakan

     pelat pengaku.

    Gambar 1.8 Rangka Batang Tertutup

    Gambar 1.9 Batang Diagonal

    Batang Diagonal 

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    8/21

     

    Gambar 1.10 Batang Vertikal dan Batang Tepi Atas

    Gambar 1.11 Batang Tepi Bawah Dan Portal Akhir

    Batang Vertikal 

    Batang tepi Atas 

    Batang Tepi Bawah 

    Portal Akhir 

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    9/21

    e.  Ikatan Angin

    Ikatan angin pada jembatan baja rangka tertutup Tanjangrono adalah tipe

    ikatan angin simpul, berfungsi untuk menahan beban lateral akibat beban angin

    dan menghubungkan kedua sisi jembatan agar bekerja bersama-sama. Ikatan

    angin jembatan Tanjangrono terbuat dari profil double siku. Ikatan angin pada

     jembatan ini terdapat dua macam yaitu ikatan angin atas dan ikatan angin

     bawah.

    Gambar 1.12 Ikatan Angin Atas

    Gambar 1.13 Ikatan Angin Bawah

    Ikatan An in Atas 

    Ikatan Angin Bawah

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    10/21

    f.  Ikatan Tumbuk

    Ikatan tumbuk berfungsi menahan benturan horizontal dari roda kereta api.

    Ikatan tumbuk dipasang sepanjang jembatan antara kedua gelagar memanjang

    yang menumpu rel kereta. Ikatan tumbuk pada jembatan baja rangka tertutup

    Tanjangrono terbuat dari profil baja siku.

    Gambar 1.12 Ikatan Tumbuk

    g.  Pengaku / Stiffener 

    Pengaku / stiffener   berfungsi memberi kekakuan terhadap rangka vertical

    dan balok melintang, mengurangi bidang tekuk arah tegak lurus bidang rangka.

    Pengaku pada jembatan baja Tanjangrono ini terbuat dari potongan profil

    dengan ukuran yang telah di rencanakan.

    Gambar 1.13 Pengaku / stiffener

    Ikatan Tumbuk

    Pengaku/Stiffener  

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    11/21

    IV.  Perletakan

    Perletakan adalah penumpu utama pada jembatan, perletakan menyalurkan

     beban jembatan ke bangunan bawah (Abutment). Perletakan yang digunakan pada

     jembatan Tanjangrono adalah jenis Rol dan Sendi.

    Gambar 1.14 Perletakan Rol

    Gambar 1.15 Perletakan Sendi

    V. 

    Konstruksi Bangunan Bawah

    a.  Abutment

    Kepala jembatan atau abutment   merupakan struktur bawah jembatan yang

     berada di kedua ujung jembatan yang berfungsi untuk menerima beban langsung

    dari struktur atas kemudian mentransfer beban tersebut langsung ke pondasi.

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    12/21

     

    Gambar 1.16 Abutment  Jembatan

    b.   Piers (Pilar)

    Pada dasarnya pilar indentik dengan abutment. Perbedaannya ada pada letak

    konstruksinya saja.  Abutment terletak pada ujung jembatan sedangkan pilar

    terletak di tengah jembatan. Fungsi dari pilar, seperti halnya abutment   adalah

    mentransfer gaya jembatan konstruksi bagian atas ke tanah. Selain itu pilar juga

     berfungsi untuk memperpendek bentang jembatan yang terlalu panjang. Pada

     jembatan kereta api rangka tertutup tanjangrono tidak terdapat pilar.

    c. 

    Pondasi

    Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban di atasnya ke tanah dasar.

    Pada perencanaan pondasi harus terlebih dahulu melihat kondisi tanahnya. Darikondisi tanah ini dapat ditentukan jenis pondasi yang akan dipakai. Pembebanan

     pada pondasi terdiri atas pembebanan vertikal maupun lateral, dimana pondasi

    harus mampu menahan beban luar di atasnya maupun yang bekerja pada arah

    lateralnya.

    Ketentuan – ketentuan umum yang harus dipenuhi dalam perencanaan pondasi,

    tidak dapat disamakan antara pondasi yang satu dengan yang lain, karena tiap-tiap

     jenis pondasi mempunyai ketentuan-ketentuan sendiri. Hal-hal yang perludiperhatikan dalam perencanaan pondasi adalah sebagai berikut :

    Abutment

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    13/21

    1. 

    Melihat kondisi tanah.

    2. 

    Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya.

    3.  Batasan-batasan sekeliling pondasi itu sendiri.

    4.  Waktu dan biaya yang diperlukan.

    5.  Penurunan tanah (Settlement)

    Pada studi lapangan yang kami lakukan, pondasi yang digunakan pada

     jembatan tidak dapat dilihat. Oleh karena itu, kami tidak melaporkan terlalu detail

    untuk komponen pondasi ini.

    VI.  Bangunan Pengaman Aliran

    a.  Apron

    Apron berfungsi untuk melindungi pilar dari tumbukan benda hanyutan baik

     berupa kayu dan lain- lain.

    Gambar 1.18 Apron

    VII. 

    Plat Injak

    Plat Injak adalah suatu konstruksi yang berada sebelum konstruksi utama

     jembatan. Pelat injak menumpu pada tepi abutment   sebelah luar dan tanah urug di

    sebelah tepi lainnya. Pelat injak memiliki beberapa fungsi, yaitu:

    1.  Memberi bidang datar sebelum memasuki lantai jembatan sehingga dapat

    meminimalisir kerusakan pada lantai jembatan

    2. 

    Menghubungkan jalan dan jembatan sehingga tidak terjadi perubahan ketinggian

    yang terlalu mencolok pada keduanya

    Apron

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    14/21

    3. 

    Mencegah terjadinya penurunan setempat (settlement ) pada tanah dasar di

     belakang jembatan, yang diakibatkan adanya beban kendaraan sebagai beban

    terpusat pada daerah di belakang back wall abutment. 

    Pada jembatan Tanjangrono tidak terdapat Plat Injak.

    VIII.  Bangunan Pelengkap

    Jembatan Tanjangrono memiliki beberapa bangunan pelengkap, antara lain :

    a.  Tempat Pengecekan Jembatan

    Tempat ini terlatak di tengah, sisi tepi luar jembatan. Berfungsi sebagai tempat

     pijakan dan sebagai pengaman pekerja jika kereta api akan melintas di atas

     jembatan tersebut.

    Gambar 1.19 Tempat Pengecekan Jembatan

     b.  Kabel Kereta Api

    Kabel kereta api berfungsi sebagai penggerak persinyalan kereta api yang akan

    keluar atau masuk stasiun disekitar jembatan kereta api Tanjangrono. 

    Tempat

    Pengecekan

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    15/21

    KELOMPOK 1

    JEMBATAN RANGKA BATANG DI NGORO, MOJOKERTO

    Jembatan ini berada di Kecamatan Sukoanyar, Ngoro, Mojokerto. Biaya pembanguna

     jembatan menghabiskan dana sebesar Rp. 13.200.000.000,00 dan dibiayai oleh APBD

    Kabupaten Mojokerto. Jembatan ini diresmikan pada tanggal 30 April 2008. Jembatan ini

    merupakan jembatan rangka batang, dengan spesifikasi berikut :

    1.  Lebar jembatan : 6 m

    2. 

    Lebar trotoar : 0.5 m x 23.  Tebal kereb : 18 cm

    4.  Panjang jembatan : 35 m

    5.  Lantai kendaraan : menggunakan bondek, tebal 40 cm

    6.  Profil rangka diagonal : menggunakan WF 300x300

    7.  Tipe perletakan : elastomer

    Berikut merupakan kumpulan gambar jembatan yang ditinjau pada saat kuliah lapangan,

    antara lain :

    KELOMPOK 2

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    16/21

    KELOMPOK 2

    JEMBATAN RANGKA BAJA TERTUTUP JEMBATAN TANJANGRONO

    Jembatan rangka tertutup adalah jembatan yang bebannya dipikul oleh struktur utama berupa

    rangka, jenis rangka tertutup adalah apabila jembatan rangka tersebut memiliki ikatan angin

    atas. Berikut merupakan data-data dari jembatan rangka tertutup yang diamati pada saat

    kuliah lapangan, antara lain :

    1.   Nama Jembatan : Jembatan Tanjangrono

    2.  Lokasi : Desa Sukoanyar Kecamatan Ngrono, Kab. Mojokerto

    3. 

    Tanggal Peresmian : 30 April 2008

    4.  Jenis Jembatan : Jembatan Rangka Baja Tertutup

    5.  Bentang Jembatan : 60 m

    6.  Lebar Jembatan : 8 m

    7. 

    Tinggi Jembatan : 5 m

    8.  Lambda () : 5 m

    Berikut merupakan gambar-gambar yang diperoleh pada saat kuliah lapangan :

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    17/21

    KELOMPOK 3

    JEMBATAN RANGKA TERTUTUP KEJAPANAN

    Jembatan Kereta Api Rangka Tertutup Kejapanan merupakan salah satu contoh jembatan

    rangka batang tertutup yang terletak di Kabupaten Gempol. Berikut merupakan data-data dari

     jembatan rangka tertutup yang diamati pada saat kuliah lapangan, antara lain :

    1. 

    Panjang jembatan : 35 m

    2.  Jarak antar rangka utama (λ) : 5 m

    3.  Tipe jembatan : Aquaduct

    4.  Lebar jembatan : 9 m

    5.  Lebar jalan : 7 m

    6.  Lebar trotoar : 1 meter di tiap sisi

    7.  Tinggi trotoar : 30 cm

    8.  Profil balok memanjang : WF 130x320x17x30

    9.  Profil balok melintang : WF

    10. Ikatan angin atas : Berbentuk diamond, profil siku.

    -  Jarak antar baut diagonal : 6 cm

    -  Jarak antar baut vertical : 8 cm

    Diameter baut : 20 mm

    11. Ikatan angin bawah : Berbentuk X tidak sebidang, profil L 10x10x1.

    12. Abutment : Terbuat dari beton dan tidak ada pilar.

    sambungan pada rangka atas ikatan angin atas

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    18/21

    KELOMPOK 4

    JEMBATAN PLATE GIRDER JAPANAN

    Jembatan plate girder adalah jembatan yang terbuat dari susuna elemen-elemen pelat

    yang disatukan dengan alat penyambung untuk mendapatkan susunan bahan yang efisien.

    Berikut merupkan data-data dari jembatan plate girder yang diamati pada saat kuliah

    lapangan, antara lain :

    1.  Tinggi jembatan : 150 cm

    2.  Jumlah gelagar : 6 buah (arah memanjang)

    3. 

    Perletakan : Sendi - rol

    4.  Jarak antara flange to flange girder : 202 cm

    5.  Jarak antara badan ke badan girder : 172 cm

    6.  Tinggi badan girder (d) : 135 cm

    7. 

    Lebar flange (bf) : 43 cm

    8.  Tebal flange (tf) : 2 cm

    9.  Tidak ada balok melintang, diganti diafragma (intermadiate bracing) berbentuk segitiga

    dan disusun menggunakan baja profil L.

    Berikut merupakan gambar-gambar yang diperoleh pada saat kuliah lapang :

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    19/21

    KELOMPOK 5

    JEMBATAN KERETA API RANGKA BAJA TERBUKA

    1. 

    Lokasi Jembatan : Bangil2.  Panjang jembatan : 10 meter

    3.  Panjang   : 2 meter

    4.  Lebar Jembatan : 2 meter

    5.  Tinggi Jembatan : 2 meter

    6.  Sambungan : Paku keling diameter 20 mm

    7.  Memiliki Ikatan tumbuk dan ikatan angin dengan profil siku baja.

    8.  Perletakan : Sendi - rol

    Sambungan pada jembatan

    Tampak melintang jembatan

    Stiffener dan rangka utama jembatan Perletakan sendi

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    20/21

    KELOMPOK 7

    JEMBATAN PRATEKAN TONGAS

    1. 

    Lokasi jembatan : Tongas

    2.  Lebar jembatan : 7 meter

    3.  Lebar trotoar : 3.5 meter

    4.  Panjang bentang : 66 meter

    5.  Tebal elastomer : 5 cm dan 10 cm

    6.  Panjang elastomer : 40 x 45 cm

    7.  Segmen memanjang : 16 bentang

    Jembatan ini merupakan jembatan pratekan, merupakan penghubung Probolinggo

    Pasuruan, pada jembatan ini tidak menggunakan balok melintang, melainkan menggunakan

    diafragma, dimana difragma yang digunakan berukuran 200 x 1170 x 1250. Jenis perletakan

    yaitu elastomer. Proye pengerjaan jembatan ini yaitu tahap 1 Kontraktor Ppi, tahap 2

    Adhimix 2007 dan tahap 3 Adhimix 2009.

    Jembatan Rel

    Rangka Baja 

    Jembatan Beton

    Pra-Tekan 

    Tampak Jembatan Tampak Bawah Jembatan

    Tendon pada jembatan

  • 8/17/2019 Laporan Kulap Jembatan Kelompok 6_2

    21/21

    KELOMPOK 8

    JEMBATAN KERETA API TANPA RANGKA TANJANGRONO (Terusan Jembatan

    Rangka Tertutup Tanjangrono)

    Jembatan plate girder kereta api adalah jembatan kereta api yang terbuat dari susun elemen-

    elemen pelat yang disatukan dengan alat penyambung untuk mendapatkan susunan bahan

    yang efisien. Berikut merupkan data-data dari jembatan plate girder yang diamati pada saat

    kuliah lapangan, antara lain :

    1.  Lebar jembatan : 3.26 meter

    2.  Panjang jembatan : 13 meter

    3.  Tinggi jembatan : 1.1 meter (sesuai tinggi batang utama)

    4.  Panjang lambda : 2.16 meter

    5.  Sambungan : Paku keling (30 mm)

    6.  Ikatan angin bawah : Profil siku baja

    7.  Perletakan : Sendi - rol

    8.  Jumlah gelagar memanjang : 2 buah gelagar memanjang dan 2 buah gelagar utama

    Berikut merupakan gambar-gambar yang diperoleh pada saat kuliah lapangan :