tinjauan kepustakaan

6
TINJAUAN KEPUSTAKAAN 1. Definisi Pityriasis versocolor adalah sebuah penyakit kronis superfisial yang bersifat opertunistik pada stratum korneum kulit yang disebabkan oleh spesies Malassezia (Khan et al, 2007; Fitzpatrick, 2008; Ryu et al, 2012). 2. Epidemiologi Pityriasis versicolor tersebar secara universal terutama di daerah tropis dan subtropis dimana pada daerah tropis mencapai 20 – 50 %. Namun, prevalensi penyakit ini bervariasi di seluruh dunia dimana rata-ratanya mencapai 5 – 50 %. Penyakit ini lebih berisiko pada laki-laki daripada wanita. Salah satu Negara timur tengah yaitu Iran memiliki prevalensi 4.4 – 57.7 % untuk penyakit ini (Mahmoudabadi, 2009). Di Indonesia khususnya RSCM pada poliklinik divisi dermatomikologi memiliki prevalensi pityriasis versicolor sekitar 20.8 % (Setyarini dan Krisnansari, 2011). 3. Etiologi dan Faktor Risiko Penyebab piyriasis versicolor adalah varietas jamur Malassezia. Spesies Malassezia memiliki 12 subspesies, yang terdiri dari Malassezia furfur, Malassezia pachydermatis, Malassezia symphodialis dan Malassezia globasa. Spesies

Upload: shawn-dyer

Post on 25-Nov-2015

42 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

1. DefinisiPityriasis versocolor adalah sebuah penyakit kronis superfisial yang bersifat opertunistik pada stratum korneum kulit yang disebabkan oleh spesies Malassezia (Khan et al, 2007; Fitzpatrick, 2008; Ryu et al, 2012).

2. Epidemiologi Pityriasis versicolor tersebar secara universal terutama di daerah tropis dan subtropis dimana pada daerah tropis mencapai 20 50 %. Namun, prevalensi penyakit ini bervariasi di seluruh dunia dimana rata-ratanya mencapai 5 50 %. Penyakit ini lebih berisiko pada laki-laki daripada wanita. Salah satu Negara timur tengah yaitu Iran memiliki prevalensi 4.4 57.7 % untuk penyakit ini (Mahmoudabadi, 2009). Di Indonesia khususnya RSCM pada poliklinik divisi dermatomikologi memiliki prevalensi pityriasis versicolor sekitar 20.8 % (Setyarini dan Krisnansari, 2011). 3. Etiologi dan Faktor RisikoPenyebab piyriasis versicolor adalah varietas jamur Malassezia. Spesies Malassezia memiliki 12 subspesies, yang terdiri dari Malassezia furfur, Malassezia pachydermatis, Malassezia symphodialis dan Malassezia globasa. Spesies Malassezia ini diklasifikasikan sebagai flora normal khususnya pada area kulit yang banyak mengandung sebum. Namun, mayoritas distribusi mereka yaitu pada punggung bagian atas, leher, paha dan lengan bawah. (Kim et al, 2009). Pityriasis versicolor biasanya muncul pada musim panas. Kelompok umur yang paling sering terkena adalah dewasa muda. Factor risiko untuk pityriasis versicolor adalah iklim tropis, kulit berminyak, kelembaban lingkungan, berkeringat banyak, riwayat pityriasis versicolor pada keluarga, pengobatan kortikosteroid sistemik dan imunodefisiensi serta kurang gizi. Frekuensi tinggi juga terjadi pada pasien alkoholik kronis (Zawar et al, 2007; Khan et al, 2007). 4. Patofisiologi

5. Manifestasi Klinis Manifestasi klinis pada Pityriasis versicolor adalah sebagai berikut :1. Gatal bila berkeringat 2. Lokasi lesi pada umumnya terdapat pada badan (dada, punggung), leher, lengan atas, selangkang dan muka. 3. Terdapat 3 bentuk lesi :a) Makular : Soliter dan biasanya saling bertemu (koalesen) dam tertutup skuama b) Papuler : Bulat kecil-kecil perifolikuler, sekitar folikel rambut dan tertutup skuama c) Campuran lesi makular dan popular 4. Warna lesi bervariasi : putih (lesi dini), kemerahan, dan coklat (lesi lama). Bentuk kronis akan didapatkan bermacam warna. 5. Selesai terapi biasanya didapatkan depigmentasi residual tanpa skuama di atasnya yang akan menetap dalam beberapa bulan sebelum kembali normal. 2.1 Gambar makula hipopigmentasi 6. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang digunakan adalah pemeriksaan KOH 20 %. Interpretasi pada pemeriksaan tersebut akan tampak gambaran meat ball and spaghetti, dimana terdapat hifa pendek, lurus, bengkok (seperti huruf I, v, j) dan gerombolan spora yang berbentuk bulat , dapat dilihat pada gambar 2.1. Selanjutnya adalah pemeriksaan wood lamp , dimana interpretasinya akan terlihat seperti warna kuning emas yang terlihat pada gambar 2.2 (Kabbin et al, 2011).

2.2 Gambaran pada KOH :meat ball and spaghetti

2.3 Gambaran pada wood lamp : kuning keemasan7. Diagnosis Banding 1. Diagnosis banding pada Pityriasis versicolor dengan lesi hiperpigmentasi yaitu :Pityriasis rosea, Eritrasma, Dermatitis seboroik dan Tinea korporis2. Diagnosis banding pada pityriasis versicolor dengan lesi hipopigmentasi yaitu :Pityriasis alba, Vitiligo, Morbus Hansen dan Leukoderma.

8. Penatalaksanaan A. Obat topical (digunakan bila lesi tidak terlalu luas)1. Krim Mikonasol 2 %, dioleskan 2 kali sehari selama 3-4 minggu untuk lesi di muka dan badan yang tidak luas.2. Krim tretinoin 0,05% - 0,1% untuk lesi hiperpigmentasi dioleskan 2 kali sehari selama 2 minggu. 3. Shampo ketokonasol 1-2% dioleskan pada lesi selama 10-15 menit sebelum mandi 2 kali seminggu selama 2-4 minggu. B. Obat sistemik (digunakan bila lesi luas, resisten terhadap obat topical, sering kambuh)Ketokonasol :Dosis anak-anak : 3,3 6,6 mg/kgBB/hariDosis dewasa : 200 mg/hari (1 tablet)Diberi sekali sehari sesudah makan pagi. Lama pemberian : 10 hariC. Mencegah kekambuhanKetokonasol 2 tablet sekali minum sebulan sekali selama 1 tahunD. Terapi hipopigmentasi 1. Liquor carbonas detergent 5 %, salep pagi/malam2. Krim kortikosteroid menengah pagi/malam3. Jemur di panas matahari kurang lebih 10 menit antara jam 10.00-15.00