jembatan dan perahu

36
Jembatan dan Perahu

Upload: vitus-polikarpus-manullang

Post on 24-May-2015

182 views

Category:

Self Improvement


1 download

DESCRIPTION

Jembatan dan Perahu Perumpamaan Aktive Income dan Passive Income http://vituspolikarpus.com/wp/ http://vituspolikarpus.com/join

TRANSCRIPT

Page 1: Jembatan dan perahu

Jembatan dan

Perahu

Page 2: Jembatan dan perahu

Tersebutlah dua sahabat: Tono dan Bondan.

Mereka adalah teman semasa sekolah,

dan sudah lama sekali mereka tidak bertemu.

Hingga pada suatu waktu, keduanya bertemu di suatu

pusat perbelanjaan.

Page 3: Jembatan dan perahu

Keduanya saling terkejut, sekaligus gembira, karena bertemu sahabat lamanya,

mereka kemudian saling bertukar cerita,

mengenai perjalanan hidup mereka selama ini.

Page 4: Jembatan dan perahu

Adapun Tono menceritakan hidupnya yang menyenangkan, dengan waktu yang ia habiskan

bersama keluarganya, karena ia tidak ada masalah

dengan keuangannya, dan bisa menjalankan hobbinya,

serta banyak melakukan aktivitas sosial.

Page 5: Jembatan dan perahu

Sedangkan Bondan, sibuk bekerja setiap hari, dan tidak banyak waktu

dengan keluarga. Gaji tiap bulan habis

membayar kebutuhan hidup,membayar berbagai cicilan,

dan biaya hidup yang kian hari kian berat.

Page 6: Jembatan dan perahu

Mendengar penuturan Bondan , Tono memberikan banyak

masukan kepada sahabatnya,kemudian ia pun menceritakan

sebuah kisah, mengenai seorang tukang perahu,

yang menjadi sukses, karena ia membarterkan

waktunya dengan uang.

Page 7: Jembatan dan perahu

Alkisah dahulu kala: ada seorang kepala desa, yang mempunyai seorangputri yang sangat cantik.Kecantikannya membuat

seluruh pemuda di desa tersebut,

menaruh hati kepadanya.

Page 8: Jembatan dan perahu

Susana, begitulah nama yang diberikan orangtuanya kepada putrinya itu. Dari sekian banyak pemuda yang

menaruh hati kepadanya, Susanna hanya terkesan

kepada dua pemuda: yang satu bernama Badu,

dan yang lainnya bernama Budi. Semangat dan ambisi kedua pemuda

Inilah, yang membuat Susana terkesan.

Page 9: Jembatan dan perahu

Waktu berjalan dan musim pun berganti. Sampai pada suatu ketika,

bencana alam dahsyat melanda desa mereka.

Gempa bumi yang dahsyat telah mebuat desa merekaterbelah dua oleh sungai

yang lebar dan dalam .

Page 10: Jembatan dan perahu

Kepala desa dan keluarganya

berada di sisi barat sungai,sedangkan kedua pemuda,berada di sisi timur sungai.

Page 11: Jembatan dan perahu

Kedua pemuda itu pun akhirnya membuat rakitnya masing-masing,

demi untuk menemui Susana. Tanpa disadari, rakit yang mereka buatternyata, telah menghasilkan sesuatu.Mereka mendapatkan banyak imbalan,dengan mengantarkan penduduk desa

yang ingin pergi mengunjungi sanak saudara mereka, di sisi desa yang lainnya

Page 12: Jembatan dan perahu

Waktu pun berjalan, pada tahun yang akan datang, usiaSusanna akan mencapai 18 tahun. Dan sesuai dengan tradisi desa itu, gadis yang sudah berusia 18 tahun,

harus memilih calon pendamping hidup.Hal ini membebani hati Susanna,

karena sampai saat ini, di belum bisamemilih yang terbaik;

antara Badu ataupun Budi

Page 13: Jembatan dan perahu

Melihat kegundahan hari putrinya, sang kepala desa pun akhirnya

mengumumkan sebuat sayembara,demikian isi sayembara tersebut.

Barang siapa berhasil mengumpulkan 1.000 coin emas

dalam waktu satu tahun, maka ia berhak

menikah dengan putrinya.

Page 14: Jembatan dan perahu

1.000 koin emas bukan hal yang sedikit pada masa itu.

Badu dan Budi pun pusing tuju keliling,mendengar persyaratan yang berat itu.

Terbayang di mata mereka, harus ribuan kali jasa mereka,

menyeberangkan penduduk desa, baru mereka bisa mendapatkan

1.000 koin emas itu.

Page 15: Jembatan dan perahu

Mereka pun bekerja dengan lebih rajin,mereka berlomba-lomba menyeberangkan

lebih banyak penduduk desa, demimendapatkan 1.000 koin emas itu.

Hari berganti hari, merekapun bertambah cerdik.

Mereka sekarang bukan lagi membuat rakit, tetapi mereka membuat

Perahu, yang dapat lebih banyak lagi,menyeberangkan penduduk desa,

sehingga pendapatan mereka bertambah.

Page 16: Jembatan dan perahu

Budi berpikir bahwa, dia tidak bisa bekerja keras,

mengandalkan diri seperti ini terus.Setelah menghitung-hitung, ia merasa tidak akan mampu

mengumpulkan 1.000 koin emas. Karena itu, ia harus bekerja pintar

dan membuat sistim kerja yang baru.

Page 17: Jembatan dan perahu

Akhirnya setelah berpikir keras, Budi mendapatkan ide.

Ia akan membangun jembatan, yang akan menyeberangkan

penduduk desa yang terpisah itu, dan Ia akan menghasilkan banyak uang.

Budi percaya bahwa dengan idenyamembangun jembatan itu, nantinya

bukan hanya mengumpulkan 1.000 koin emas, tetapi ia juga tidak perlu lagi

mendayung perahu untuk selamanya.

Page 18: Jembatan dan perahu

Setelah berketetapan hati, akhirnya Budi pun membangun jembatan itu di tempat yang sudah digambarnya. Walaupun banyak mendapat ejekan,

dan tertawaan, dari orang di sekitarnya, yang beranggapan bahwa membangun jembatan, adalah suatu ide gila, dan tidak masuk akal, yang

hanya akan membuang-buang waktu, dan juga tidak bisa menghasilkan uang.

Page 19: Jembatan dan perahu

Sementara membangun jembatan, ia juga masih mendayung perahu,

karena dia tahu bahwa, jembatan yang dibangunnya itu belum selesai,

dan belum menghasilkan pendapatan satu sen pun.

Jika siang hari, ia menyeberangkan penduduk dengan perahu, dan padawaktu luang dan malam hari, ia pun

membangun jembatan impinnya itu.

Page 20: Jembatan dan perahu

Sementara itu, Badu menjadi bertambah penghasilannya, dengan menyeberangkan penduduk desa.

Dengan tenaganya yang besar dia mampu lebih sering,

menyeberangi sungai melampaui Budi. Penampilannya mulai berubah,

dan tiap hari ia berfoya-foya menghabiskan uangnya.

Page 21: Jembatan dan perahu

Menjelang musim hujan tiba, Budi berhasil merampungkan

pekerjaannya membangun jembatan. Hari pembukaan jembatan pun tiba,

penduduk desa mulai antusias, dengan adanya jembatan baru itu. Harga yang

ditentukan untuk menyeberangi jembatan, jauh lebih murah daripada menyeberang dengan perahu. Lagi pula, menyeberang dengan jembatan lebih aman, ketimbang

naik perahu, yang beresiko tenggelam.

Page 22: Jembatan dan perahu

Jembatan yang dibangun Budi berfungsi dengan baik , setiap hari penduduk desa

harus membayar, untuk dapat menyeberangi jembatan yang dibangunnya.

Penghasilan Budi pun semakin mengalir. Budi cukup membangun mesin pengumpul

uang di gerbang jembatan, dan uang itu pun akan diterima langsung. Dan akhirnya, Budi pun lebih dulu mengumpulkan penghasilan 1.000 koin emas, yang diminta kepala desa.

Page 23: Jembatan dan perahu

Sementara Badu, penghasilannya dari mendayung perahu

mulai berkurang.Lebih-lebih karena musim hujan,

ia tidak bisa menyeberangkan perahu, karena arus air sungai sangat deras.Penduduk lebih memilih jembatan

yang dibangun oleh Budi, karena tidak beresiko tenggelam

dan terseret oleh arus sungai.

Page 24: Jembatan dan perahu

Badan Badu sendiri pun, mulai tidak segar,

karena terlalu memaksakan diri bekerja,

sungguh kasihan Badu. Ia menukar seluruh waktunya

dengan uang, dan badannya punsemakin lelah, dan rawut

wajahnya pun, terlihat layu.

Page 25: Jembatan dan perahu

Sekarang musim kemarau yang dinanti-nanti pun tiba,

akhirnya impian Budi terwujud. Dengan percaya diri yang tinggi,

Budi pun pergi ke rumah kepala desa, untuk meminang calon istrinya Susanna.

Akhirnya budi pun menikah dan hidup bahagia dengan kondisi: bebas keuangan, dan bebas waktu,

mereka hidup bahagia, berkelimpahan untuk selamanya.

Page 26: Jembatan dan perahu

Badu pun akhirnya sadar, bahwa ia belum mengambil

keputusan yang tepat. Karena ia hanya,

mengandalkan tenaganya Saja, untuk mencari uang.

Page 27: Jembatan dan perahu

Setelah mendengar cerita tadi, Bondan pun menyadari bahwa,

apa yang dilakukannya selama ini, sama seperti yang dilakukan

oleh Badu. Ia menyadari bahwa, selama ini yang dilakuannya, adalah

menukarkan waktunya dengan uang.

Page 28: Jembatan dan perahu

Setibanya di rumah, Bondan pun masih memikirkan

kisah si Tono tadi. Ketika hendak tidur,

akhirnya ia pun memutuskan untuk mengikuti saran sahabatnya,

seperti langkah pintar, yang dilakukan oleh Budi

Page 29: Jembatan dan perahu

Bagaimana dengan Anda ? Cara mana yang akan

anda pilih ? Jika Anda belum

menemukan jawabannya,coba perhatikan

pertanyaan berikut ini:

Page 30: Jembatan dan perahu

Apakah Anda mempunyai penghasilan

yang datang 24 jam dengan atau tanpa

bekerja ?

Page 31: Jembatan dan perahu

Apakah Anda mengandalkan

tenaga Anda sendiri, ataukah Anda sudahmempunyai sistim yang tepat, untuk

menghasilkan uang ?

Page 32: Jembatan dan perahu

Apakah income Anda mengalir terus menerus

walaupun Anda sudah tidak ada ?

Page 33: Jembatan dan perahu

Apakah Anda bisa berhenti bekerja,

kapan saja anda inginkan, tetapi

penghasilan Anda, tidak berhenti ?

Page 34: Jembatan dan perahu

Bila Anda sekarang berhenti bekerja, apakah Anda bisa

bertahan hidup, minimalselama satu tahun, tanpa penghasilan ?

Page 35: Jembatan dan perahu

Jika jawaban Anda adalah tidak,

saya punya jawaban untuk membantu menyelesaikan

permasalahan Anda.

Page 36: Jembatan dan perahu

Vitus Polikarpus081317937777

FB: Vitus [email protected]

http://vituspolikarpus.com/wp/http://vituspolikarpus.com/join