bab 2 landasan teori 2.1 pengertian...

32
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internet Menurut Laudon (2003, p119), internet adalah jaringan yang terdiri dari ribuan jaringan dan jutaan komputer (disebut Hosts) yang menghubungkan bisnis, institusi pendidikan, organisasi pemerintahan dan individual. Kata internet sendiri sebenarnya berasal dari kata internetwork atau koneksi antara dua atau lebih jaringan komputer. Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia yang menghubungkan ribuan dari jaringan-jaringan yang lebih kecil. 2.1.1 Pengertian Internet yang Mendukung Bisnis Menurut O’Brien (2003, p263) penggunaan bisnis dari internet telah meluas dari pertukaran informasi secara elektronik ke aplikasi strategi bisnis. Aplikasi seperti kerja sama antara mitra bisnis, penyediaan dukungan pelanggan dan supplier, serta e-commerce telah menjadi penggunaan bisnis utama dari internet. Perusahaan menggunakan teknologi internet untuk pemasaran, penjualan, dan aplikasi manajemen hubungan pelanggan, serta aplikasi bisnis lintas fungsi, dan aplikasi dalam bidang teknik, manufaktur, sumber daya, dan akuntansi. 2.1.2 Pengertian Electronic Business Menurut O’Brien (2003, p32), e-Business merupakan penggunaan teknologi internet antar jaringan, serta memperluas proses bisnis, e-commerce,

Upload: nguyenkien

Post on 06-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Internet

Menurut Laudon (2003, p119), internet adalah jaringan yang terdiri dari

ribuan jaringan dan jutaan komputer (disebut Hosts) yang menghubungkan

bisnis, institusi pendidikan, organisasi pemerintahan dan individual. Kata internet

sendiri sebenarnya berasal dari kata internetwork atau koneksi antara dua atau

lebih jaringan komputer.

Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

yang menghubungkan ribuan dari jaringan-jaringan yang lebih kecil.

2.1.1 Pengertian Internet yang Mendukung Bisnis

Menurut O’Brien (2003, p263) penggunaan bisnis dari internet telah

meluas dari pertukaran informasi secara elektronik ke aplikasi strategi bisnis.

Aplikasi seperti kerja sama antara mitra bisnis, penyediaan dukungan pelanggan

dan supplier, serta e-commerce telah menjadi penggunaan bisnis utama dari

internet. Perusahaan menggunakan teknologi internet untuk pemasaran,

penjualan, dan aplikasi manajemen hubungan pelanggan, serta aplikasi bisnis

lintas fungsi, dan aplikasi dalam bidang teknik, manufaktur, sumber daya, dan

akuntansi.

2.1.2 Pengertian Electronic Business

Menurut O’Brien (2003, p32), e-Business merupakan penggunaan

teknologi internet antar jaringan, serta memperluas proses bisnis, e-commerce,

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

8

komunikasi antar perusahaan dan kolaborasi dengan suatu perusahaan dengan

pelanggannya dan suppliernya.

2.1.3 Peramalan (Forecasting)

Menurut Smith (2002, p22), peramalan dibutuhkan untuk

memprediksikan kebutuhan akan datang dan menyediakan sumber daya yang

cukup untuk memuaskan kebutuhan ketika datang.

Menurut Said (2006, p81), salah satu acuan yang dipergunakan dalam

peramalan ini adalah data sebelumnya (historical data), data aktivitas pemasaran

dan pesaing.

2.2 Supply Chain Management (SCM)

Pada subbab ini akan dibahas teori-teori yang berkaitan dengan supply

chain management.

2.2.1 Pengertian Supply Chain

Dikutip dari Ross (2003, p14), Menurut Handfield dan Nichols, supply

chain merupakan semua aktivitas yang diasosiasikan dengan aliran dan

transformasi barang dari bahan baku hingga ke pemakai akhir beserta dengan

aliran informasinya.

Menurut Kalakota (2001, p274), supply chain mengacu pada jaringan

komplek yang digunakan untuk memelihara hubungan antara organisasi dengan

para partnernya untuk sourcing, manufaktur, dan pengiriman produk.

Menurut Turban (2003, p320), supply chain mengacu pada aliran

material, informasi, pembayaran, dan layanan dari pemasok, melalui pabrik dan

gudang, hingga ke pelanggan akhir.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

9

Menurut Pujawan (2005, p5), supply chain adalah jaringan perusahaan-

perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan

menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

2.2.2 Komponen Dari Supply Chain

Menurut Turban (2003, p320), supply chain terdiri dari tiga segmen

utama, antara lain :

a. Upstream supply chain segment

Merupakan supply chain dari sisi supplier dan organisasinya, aktivitas

utamanya adalah purchasing dan pengiriman.

b. Internal supply chain segment

Segmen ini meliputi keseluruhan proses yang dilakukan organisasi dalam

transformasi dari bahan baku yang dikirim supplier ke barang jadi, dari

ketika bahan baku masuk ke organisasi sampai bahan baku tersebut selesai

diproduksi dan didistribusikan ke luar organisasi. Aktivitas utama mencakup

penanganan material, manajemen persediaan, manufacturing dan quality

control.

c. Downstream supply chain segment

Segmen ini meliputi seluruh proses yang melibatkan distribusi dan

pengiriman produk ke pelanggan akhir. Aktivitas ini mencakup packaging,

warehousing, dan shipping.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

10

2.2.3 Pengertian Manajemen

Menurut Robbins (2005, p7), manajemen adalah proses koordinasi

aktivitas-aktivitas kerja sehingga aktivitas-aktivitas tersebut dapat diselesaikan

secara efektif dan efisien dengan dan melalui orang lain

2.2.4 Pengertian Supply Chain Management

Dikutip dari Ross (2003, p14), Menurut Handfield dan Nichols, supply

chain management merupakan integrasi dari seluruh aktivitas dalam supply chain

melalui hubungan supply chain yang erat untuk mencapai keuntungan

kompetitif.

Menurut Kalakota (2001, p275), supply chain management adalah

koordinasi dari aliran material, informasi dan keuangan di antara semua

perusahaan yang berpartisipasi dalam transaksi bisnis.

Menurut Pujawan (2005, p22), supply chain management adalah metode

atau pendekatan terintegrasi untuk mengelola aliran produk, informasi dan uang

secara terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir yang

terdiri dari supplier, pabrik, jaringan distribusi maupun jasa-jasa logistik.

2.2.5 Tujuan Strategis dari SCM

Menurut Kalakota (2001, p279), SCM memiliki beberapa tujuan strategis,

antara lain :

a. Koordinasi interenteprise dari manufaktur dan proses bisnis.

b. Distribusi efektif dan channel partnership.

c. Customer responsiveness dan accountability.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

11

2.2.6 Proses Supply Chain Management

Menurut Kalakota (2001, p274), supply chain sebuah perusahaan

mencakup fasilitas dimana bahan mentah, produk setengah jadi dan barang jadi

diperoleh, dipindahkan, disimpan dan dijual.

Gambar 2.1 Proses Supply Chain

Sumber : Kalakota ,2001, p274

2.2.7 Supply Chain Planning dan Supply Chain Execution

Menurut Kalakota (2001, p283), SCM merupakan kerangka kerja bisnis

yang terdiri dari banyak aplikasi yang dapat dibagi ke dalam dua kelompok

aplikasi, antara lain:

1. Aplikasi supply chain planning (SCP) mengintegrasikan fungsi perencanaan

seperti peramalan permintaan, simulasi persediaan, distribusi, transportasi,

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

12

dan perencanaan serta penjadwalan produksi. Modul SCP dapat digunakan

untuk membantu proses pengambilan keputusan.

Gambar 2.2 Elemen dari Supply Chain Planning

Sumber : Kalakota ,2001, p284

a. Order Commitment

Order Commitment memungkinkan vendor secara tepat menentukan

tanggal pengiriman ke pelanggan dengan menyediakan visibilitas yang

real-time dan rinci pada keseluruhan siklus fulfillment, dimulai dari

ketersediaan bahan baku dan inventory, status produksi dan pengaturan

prioritas. Order commitment dihubungkan dengan modul perencanaan

yang interaktif untuk menyediakan ketepatan order-promise yang lebih

tinggi.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

13

b. Advanced Scheduling and Manufacturing Planning

Menyediakan koordinasi yang rinci dari usaha manufaktur dan

penyediaan pasokan berdasarkan pesanan pelanggan. Scheduling adalah

proses yang execution oriented dan menghasilkan jadwal produksi.

c. Demand Planning Modules

Menghasilkan dan mengkonsolidasi demand forecasts dari semua

unit bisnis dalam perusahaan. Modul demand planning mendukung

perhitungan statistik dan teknik forecasting bisnis.

d. Distribution-Planning Functions

Menghasilkan perencanaan operasi untuk manajer logistik

perusahaan. Perencanaan distribusi diintegrasikan dengan modul

perencanaan permintaan dan manufaktur sehingga menyediakan model

lengkap dari suatu supply chain dan perencanaan operasi untuk order

fulfillment.

e. Transportation Planning

Menfasilitasi alokasi dan eksekusi sumber daya untuk memastikan

bahan baku dan barang jadi dikirim pada waktu yang tepat, lokasi yang

tepat dengan biaya yang seminimal mungkin. Hal ini mencakup

pergerakan material dan produk outbound inbound, dan intra-inter

perusahaan.

2. Aplikasi supply chain execution (SCE) mengintegrasikan fungsi eksekusi,

seperti procurement, manufacturing, dan distribusi produk melalui rantai

nilai. Aplikasi SCE mengatur aliran produk melalui pusat distribusi dan

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

14

gudang serta membantu memastikan bahwa produk dikirim ke lokasi yang

benar, menggunakan alternatif transportasi terbaik yang disediakan.

Gambar 2.3 Siklus Supply Chain Execution

Sumber : Kalakota ,2001, p287

a. Order Planning

Dengan bertambahnya harapan pelanggan terhadap waktu

fulfillment yang pendek, perencanaan eksekusi dari supply chain yang

efektif sangat diperlukan. Tujuannya adalah untuk memilih rencana yang

paling cocok dengan keinginan pelanggan dengan mempertimbangkan

limitasi pada transportasi dan manufaktur. Untuk menghasilkan suatu

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

15

perencanaan yang layak, perencanaan fulfillment harus

mempertimbangkan semua limitasi yang ada di keseluruhan supply chain,

termasuk batasan transportasi, seperti kapasitas truk, dan lain-lain.

b. Production

Dengan adanya model produksi modular, fungsi produksi semakin

banyak dilakukan pada dedicated warehouse dimana pekerja melakukan

proses produksi secara berurutan dan di tempat yang berbeda. Waktu dari

perakitan barang jadi mendorong adanya perencanaan produksi untuk

produk subassembly. Dimulai jadwal produksi barang jadi dan sumber

daya yang dibutuhkan dalam manufaktur, kemudian jadwal produksi

dikembangkan lebih rinci mencakup kapan, dimana dan jumlah yang

dikerjakan setiap subassembly.

c. Replenishment

Produksi juga terdiri dari strategi component-replenishment untuk

meminimalisasi jumlah inventory yang ada di gudang dan

mengkoordinasi pemindahan produk antar pihak yang terkait (supplier,

perusahaan, pelanggan). Replenishment pada waktu yang tepat sangat

penting karena pelanggan tidak dapat mentolerir situasi out-of-stocks.

d. Distribution Management

Distribution management mencakup keseluruhan proses

transportasi barang dari manufaktur, distributor sampai ke pelanggan.

Inovasi terbaru dari distribusi management dilakukan dengan

mengintegrasikan transportation planning dan scheduling.

Transportation planning mengkoordinasi pergerakan produk sepanjang

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

16

life-cycle pengiriman dan memungkinkan pelanggan untuk melacak paket

produknya.

e. Reverse Distribution atau Reverse Logistics

Adanya pemberian garansi telah menimbulkan trend pelanggan

melakukan retur produk. Reverse logistics dikarenakan ketidakpuasaan

pelanggan, sehingga barang harus dikirim dan dikembalikan kepada

manufaktur. Reverse logistics tidak hanya terdiri dari barang yang rusak

dan dikembalikan tetapi juga mencakup produk untuk diproduksi

kembali, bahan baku yang jelek dan packaging yang bisa didaur ulang.

2.3 Mengelola SCM Secara Produktif dan Efisien

Menurut Said (2006, p11), terdapat empat strategi SCM yang utama yaitu:

Tabel 2.1 Strategi Bisnis dan Strategi SCM

Strategi Utama Sumber Keunggulan

Dasar Bersaing Peran Utama SCM

Inovasi Produk dan keunikan teknologi

Inovasi produk Kecepatan waktu dan volume ke pasar

Biaya Efisiensi Operasi

Harga murah

Infrastruktur yang efisien dan murah

Pelayanan Pelayanan

terbaik Sesuai kebutuhan khusus konsumen

Efisiensi produk awal, dan fleksibilitas produk akhir. Sistem komunikasi.

Mutu Kehandalan dan keamanan produk

Produk yang terkenal kehandalannya

Pengendalian mutu dan keamanan di sepanjang SCM

(Said, 2006, p25)

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

17

2.4 Peran Teknologi Internet bagi SCM

Menurut Pujawan (2005, p19), keberhasilan berbagai supply chain dalam

meningkatkan kinerja mereka tidak bisa dilepaskan dari teknologi internet.

Internet membuat kata-kata kolaborasi, koordinasi dan integrasi menjadi berarti

dan bisa terlaksana dalam praktek di lapangan. Dengan adanya internet, pihak-

pihak pada supply chain bisa membagi informasi serta melakukan transaksi

dengan lebih cepat, murah dan akurat. Informasi tingkat persediaan, kapasitas

produksi, konfigurasi produk dan sebagainya bisa dengan mudah dibagi lewat

infrastruktur internet.

2.5 Pengertian Electronic Supply Chain Management (E-SCM)

Menurut Ross (2003, p18), e-SCM merupakan sebuah filosofi

manajemen taktis dan strategis yang mencari jaringan dari sekumpulan kapasitas

dan sumber daya produktif dari supply channel system yang saling bersilangan

melalui aplikasi dari teknologi internet dalam mencari solusi yang inovatif dan

sinkronisasi dari kemampuan channel yang didedikasikan untuk menciptakan

nilai pelanggan yang unik dan terpersonalisasi.

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003, p169) e-Supply Chain

Management adalah suatu konsep manajemen dimana perusahaan berusaha

memanfaatkan teknologi internet untuk mengintegrasikan seluruh mitra kerja

perusahaan, terutama yang berhubungan dengan sistem pemasokan bahan baku

atau sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi.

e-SCM menggunakan konsep e-business dan teknologi web untuk

mengatur perusahaan baik upstream dan downstream. Pendekatan strategis ini

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

18

menyatukan semua tahap dalam siklus bisnis, mulai dari merancang produk dan

pengadaan bahan baku, pengiriman, distribusi, dan penyimpanan, hingga

akhirnya produk dikirim ke pelanggan.

2.6 Internet dan SCM

Menurut Pujawan (2005, p19-21), Keberhasilan berbagai supply chain

dalam meningkatkan kinerja mereka tidak bisa dilepaskan dari teknologi internet.

Dengan adanya internet, pihak-pihak pada supply chain bisa membagi informasi

serta melakukan transaksi dengan lebih cepat, murah dan akurat. Informasi

tingkat persediaan, kapasitas produksi, konfigurasi produk dan sebagainya bisa

dengan mudah dibagi lewat infrastruktur internet.

2.7 Initial e-SCM Strategy Steps

Menurut Ross(2003, p131) ada lima tahap yang harus di kerjakan ketika

akan melakukan analisis supply chain management pada perusahaan yang

dikenal dengan preliminary step. Tujuan dari preliminary step adalah berfokus

pada perusahaan atas dampak e-business bagi setiap orang baik didalam

organisasi maupun rekan kerja dalam jaringan supply channel. Kelima tahap

tersebut antara lain :

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

19

Gambar 2.4 Strategy steps

Sumber : Ross, 2003, p131

1. Energize the organization

Persiapan organisasi untuk e-SCM membutuhkan dua inisatif sumber

daya manusia, yaitu mendapat dukungan manajemen puncak dan

mengintegrasikan orang-orang dalam perusahaan ke dalam teknologi e-SCM.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menginformasikan dan

mengaktivasi tim manajemen puncak, antara lain :

a. SCM dan pendidikan tentang e-business

b. Bertindak sebagai sponsor

c. Mengembangkan sebuah strategi SCM

d. Mengembangkan sumber daya manusia perusahaan

e. Investasi dalam peningkatan supply chain

Menurut Manheim, ada 6 faktor pendorong yang digunakan untuk

mengintegrasikan e-SCM dan orang. Faktor pendorong pertama berperan

sebagai fondasi dari strategi bisnis. 5 berikutnya merupakan faktor

pendukung yang menguatkan faktor pertama.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

20

a. Faktor pertama : meningkatkan cara orang bekerja

b. Faktor kedua : membangun proses multienteprise yang kuat dengan

dukungan IT yang cukup.

c. Faktor ketiga : menyeimbangkan peran antara orang dan teknologi

d. Faktor keempat : mengatur proses multienteprise secara fleksibel dan

dinamis

e. Faktor kelima : mengatur pengetahuan strategis

f. Faktor keenam : mengembangkan efektivitas individual.

2. Enterprise Vision

Menurut Ross (2003, p133), visi perusahaan mendefinisikan perilaku

dari kemampuan persaingan yang dimiliki dalam infrastruktur yang sekarang

dan dijaringan supply chain. Tujuan dari proses ini adalah untuk

memperdalam tingkat kesadaran, akan pentingnya e-bisnis bagi perusahaan.

Langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun e-SCM yang efektif

dan bagaimana menterjemahkannya ke dalam proses yang lebih spesifik yang

didasarkan pada internet.

Dalam mendefinisikan visi perusahaan, tim eksekutif perlu

memikirkan beberapa faktor, seperti :

a. Historical nature dari perusahaan

b. Pendekatan tradisional terhadap pangsa pasar

c. Proses yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan

d. Pertumbuhan hubungan dengan supplier

e. Bentuk organisasi internal

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

21

f. Kekuatan dan kelemahan dari mitra bisnis

g. Kemampuan yang paling penting dalam menciptakan dan mendukung

keunggulan kompetitif

3. Supply Chain Value Assessment (SCVA)

Metode yang paling efektif untuk memulai penyesuaian antara

inisiatif penggunaan internet, proses bisnis, dan pembentukan visi yang

strategis adalah dengan melakukan SCVA.

Objek dari aktivitas ini adalah untuk mengidentifikasikan dan

kemudian memprioritaskan inisiatif e-business mana yang harus dilakukan

agar perusahaan dan mitra bisnisnya mendapatkan manfaat yang besar.

4. Opportunity Identification

SCVA harus menyediakan tim e-business kolaboratif dengan peta

pilihan untuk aplikasi strategi internet yang memungkinkan. Aktivitas

pertama pada tahap ini adalah memprioritaskan alternatif-alternatif e-

business. Tahap ini memungkinkan perusahaan untuk menentukan jenis

implementasi e-SCM yang mereka harapkan, melihat serangkaian peluang

kompetitif yang tersedia dan memperkirakan biaya rata-rata yang dikeluarkan

perusahaan dan rekan kerjanya dalam supply chain.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

22

5. Strategy Decision

Setelah pemetaan peluang e-SCM selesai, eksekutif perusahaan dapat

memulai proses perencanaan. Keputusan ini haruslah berfokus pada

keuntungan yang diharapkan.

2.8 Rancangan Electronic Supply Chain Management (e-SCM)

Menurut Ross (2003, p138), ada 5 tahap yang dilakukan dalam

melakukan perancangan electronic supply chain management (e-SCM). Tahap –

tahap tersebut yaitu :

1. Developing e-SCM Strategy

Menurut Ross (2003, p138), terdapat tahapan-tahapan dalam

pengembangan strategi e-SCM antara lain :

Gambar 2.5 Structuring the e-SCM business architecture strategy

Sumber : Ross, 2003, p139

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

23

a. Constructing the Business Value Preposition

Dalam mendefinisikan e-SCM value proporsition, perencana pada

dasarnya berfokus pada kinerja dari dua aktivitas utama, yaitu segmen

pelanggan yang dilayani oleh inisiatif e-business yang diidentifikasikan dan

menjamin bahwa teknologi yang diimplementasikan akan memberikan

layanan sesuai dengan harapan pelanggan.

Menurut Bovet dan Martha, perencanaan nilai yang efektif harus

dapat merespon tiga kemungkinan nilai service dibawah ini:

1) Super Service

Kemampuan untuk menyediakan layanan yang handal akan

meningkatkan nilai dari gabungan produk/jasa ke pelanggan dan

diferensiasi kompetitif penyedia. Dua atribut utama yang diberikan oleh

super service adalah kecepatan dan pengiriman yang dapat diandalkan.

2) Product/services solution

Produk dan jasa yang merupakan komoditas dari alam

mempunyai nilai yang mudah diidentifikasikan seperti kepemilikan,

ketersediaan, biaya rendah, convenience of acquisition, dan pengenalan

level dari kualitas.

Sebaliknya, produk yang bukan komoditas dilingkupi oleh nilai

pelanggan yang lebih komplek, seperti barang hak milik, penyelesaian

kinerja layanan, atau kombinasi layanan informasi produk yang unik

yang mengijinkan pelanggan memperkaya strategi kompetitif mereka

sendiri.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

24

3) Customization

Saat ini terjadi beberapa peningkatan sebagai atribut utama dari

strategi kompetitif, antara lain peningkatan solusi pelanggan terhadap

barang dan jasa, peningkatan kemampuan provider untuk menawarkan

configurable, dan peningkatan kustomisasi pilihan-pilihan yang tepat

untuk kebutuhan pelanggan yang meningkat sebagai atribut utama dari

strategi kompetitif.

b. Defining the Value Portfolio

Untuk menciptakan kemampuan internet, perusahaan harus dengan

teliti menyesuaikan strategi e-SCM mereka dengan kemampuan operasi

untuk secara berkelanjutan menyediakan barang/jasa yang akan memuaskan

kebutuhan unik dari pelanggan.

Pengembangan proses harus terstruktur untuk mendukung business

value proporsition secara efektif.

1) Rancangan

Barang dan jasa secara dramatis telah dipengaruhi oleh

penyusutan daur hidup dan percepatan pengenalan barang/jasa baru

secara terus menerus.

2) Biaya

Manajemen efektivitas biaya tidak hanya mengharuskan

perusahaan untuk merancang produk/jasa dengan penawaran terhadap

peningkatan proses yang terus-menerus dan pengurangan biaya, tetapi

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

25

juga memungkinkan penekanan waktu yang diambil dari ide konsep

untuk menjual.

3) Layanan

Pelanggan saat ini, khususnya yang menggunakan teknologi

berbasis web, mengharapkan produk-produk mereka dapat disertai

dengan matriks dari layanan nilai tambah. Untuk beberapa produk,

layanan packaging sering lebih penting untuk pelanggan daripada produk

itu sendiri.

4) Kualitas

Saat ini pelanggan mengharapkan supplier mempunyai

kemampuan untuk membantu mereka dalam memilih kombinasi yang

tepat untuk produk dan/atau menawarkan layanan.

c. Structuring the Scope of Collaboration

Bagian-bagian dibawah ini akan menjelaskan bagaimana menentukan

cakupan kolaborasi ketika membangun arsitektur strategi jaringan nilai e-

SCM :

1) Determining the collaboration dimension

Menurut Sawhney dan Zabin, para pembuat strategi dapat melihat

bahwa kolaborasi mempunyai dimensi vertikal dan horisontal. Dimensi

vertikal terdiri dari matriks partner jaringan yang membantu dalam

pengadaan masukan bisnis (supplier) dan pengiriman hasil (saluran

perantara). Dimensi kolaboratif horisontal terdiri dari channel partners

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

26

yang mempertinggi atau memperkuat nilai portofolio perusahaan dan

hubungan dengan pelanggan.

2) Collaborative intensity

Menurut Prahalad dan Ramaswamy, ada 4 level intensitas

kolaboratif yang dapat diikuti oleh tim perancang strategis, yaitu:

• Hubungan Arms-length

Secara umum, ini adalah level kolaborasi yang diikuti oleh

perusahaan untuk menggerakkan market-based transaction melewati

batasan jaringan.

• Pertukaran informasi

Level kolaborasi ini diikuti oleh trading partner untuk berbagi

berbagai jenis informasi, mulai dari data pesanan dan penjualan

sampai ke peramalan dan level stocking.

• Pertukaran dan penciptaan pengetahuan

Dalam level kolaborasi ini, para pembuat strategi

menggunakan dan mengintegrasi kemampuan partner jaringan dalam

perencanaan nilai dan/atau pengembangan nilai portofolio.

• Pertukaran dan penciptaan wawasan baru

Dalam level tertinggi kolaborasi ini, trading partner jaringan

bertukar perencanaan nilai bisnis umum dan berkeinginan untuk

bersama-sama dalam mengelola kompetensi dan sumber daya.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

27

3) Technical level

Menurut Treachy dan Dobrin, ada 4 kemungkinan respon teknikal

untuk menemukan konektivitas yang dibutuhkan dalam mendukung

strategi kolaborasi, antara lain :

• Teknologi Non-Internet

Banyak perusahaan menggunakan perlengkapan teknologi

dasar untuk berhubungan dengan trading partner mereka.

Perlengkapan seperti EDI, fax, dan telepon ditemui dalam area ini.

• Visibility

Strategi teknis ini dicari untuk menyediakan pendekatan open

systems, seperti jadwal, peramalan, atau pesanan yang disebarkan ke

saluran jaringan atau ke trading partner yang disediakan dengan

kemampuan mengakses data sistem.

• Server-to-server

Solusi teknis ini digunakan oleh trading partner yang

menginginkan data secara fisik berada dalam sistem mereka untuk

mendukung transmisi informasi berskala besar.

• Process Management

Ini merupakan level konektivitas teknis yang paling

menantang dan merupakan fokus dari saluran jaringan untuk

mengintegrasikan proses intercompany pada level aplikasi. Tujuannya

adalah untuk mengkonfigurasi solusi Web yang menyediakan

pertukaran arus kerja yang real-time.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

28

d. Ensuring Effective Resource Management

Sumber daya perusahaan terdiri dari aset dan kompetensi inti. Secara

umum, sumber daya ini dapat dibagi ke dalam 3 area utama yaitu :

1) Human knowledge

Dalam lingkungan persaingan yang sangat ketat, bisnis-bisnis

telah beralih dari bagian-bagian yang berfokus pada sumber daya

manusia menjadi jauh lebih strategis dan lebih luas yang berfokus pada

Human Capital Management (HCM).

HCM dapat didefinisikan sebagai gudang pengetahuan manusia

dan ketrampilan-ketrampilan yang ditemukan dalam organisasi yang

merupakan hasil dari penciptaan produk, teknologi, sistem, proses dan

hubungan.

2) Physical assets

Aset fisik bisnis mengharapkan kemudahan dalam pemahaman

dan manipulasi. Gudang, kantor, sistem informasi, perlengkapan produksi

dan transportasi, paten, dan persediaan merupakan contoh dari aset yang

nyata. Aset fisik menyediakan mekanisme dimana perusahaan mengubah

nilai portfolio menjadi kompetitif barang dan jasa. Perencana-perencana

badan hukum harus menguji rantai nilai dalam upaya untuk mencapai

nilai proses dibawah ini:

• Replacing physical assets with real-time information

Informasi disini mengacu pada pengumpulan permintaan

pelanggan yang akurat dan memungkinkan visibilitas terhadap

persediaan dan aset lainnya.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

29

• Reducing process complexity

Tujuan utama dari proses adalah untuk memuaskan kebutuhan

pelanggan. Proses yang komplek akan memakan banyak biaya dan

waktu. Dengan mengeliminasi kompleksitas maka memungkinkan

partner untuk menghilangkan kelebihan aset yang hanya

menambahkan sedikit nilai dalam pelayanan pelanggan.

3) Business Network Resource Management

Trading partner jaringan memberikan kontribusi keunggulan

kompetitif dengan menyediakan dua sumber daya penting yaitu aset

fisikal seperti persediaan, dan kompetensi inti seperti ketrampilan proses

dan perancangan.

e. Pursuing Growth Management

Untuk menyempurnakan komponen akhir dari proses strategis

jaringan nilai e-SCM, para pembuat strategi di perusahaan harus

mempertimbangkan 3 area dibawah ini:

1) Fokus pada biaya-biaya Supply Chain

2) Fokus pada nilai Supply Chain

3) Merancang program pengukuran kinerja yang efektif

2. Customer and Service Management

CRM dapat dibagi menjadi 3 fungsi, yaitu: marketing, sales, dan

service. Tujuan dan misi dari ketiga fungsi ini adalah untuk

menginformasikan kepada perusahaan mengenai siapa itu pelanggan,

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

30

bagaimana cara kita mengenal lebih jauh apa yang dibutuhkan dan

diinginkan oleh pelanggan, produk dan layanan apa yang akan digabungkan

untuk dipasarkan ke dalam pasaran, dan bagaimana menghasilkan layanan

dan nilai yang dapat menghasilkan keuntungan dan memperluas hubungan.

a. CRM and Internet Sales

Beberapa fungsi aplikasi dasar yang tersedia dalam penjualan

online, antara lain :

1) Online catalog

Menyediakan pelanggan kesempatan untuk mencari dan

membandingkan sejumlah produk, harga, dan layanan yang

ditawarkan oleh perusahaan.

2) Online order processing

Menyediakan prospek dan pelanggan akses online terhadap

informasi produk perusahaan, harga, dan kemampuan pemenuhan.

3) On-line order configurability

Memungkinkan pelanggan untuk merancang produk dan jasa

mereka melalui kemampuan konfigurasi khusus.

4) Lead capture and profiling

Menyediakan penyimpanan rinci dari penjualan pelanggan

dan informasi profil untuk personalisasi website.

b. Sales Force Automation (SFA)

Beberapa fungsi yang ada di dalam sales force automation antara

lain :

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

31

1) Contact management

Fungsi dasar dari software ini adalah memungkinkan

organisasi dan manajemen dari data pelanggan seperti nama, alamat,

nomor telepon, gelar dan lain-lain.

2) Account Management

Aplikasi ini dirancang untuk menyediakan informasi rinci

mengenai laporan data dan aktivitas penjualan yang dapat diakses

sesuai permintaan.

3) Opportunity Management

Merupakan aspek SFA yang berfokus pada aplikasi yang

membantu dalam mengubah petunjuk menjadi penjualan.

c. Customer Service Management

Manajemen yang sedang berjalan pada pelanggan yang telah

selesai melakukan pembelian, dimana terdapat fungsi-fungsi layanan

konsumen. Fungsi-fungsinya sebagai berikut:

1) Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan mengurangi biaya.

2) Menghasilkan pelayanan terhadap diri sendiri dan mendukung

solution-centered.

3) Membagikan kebiasaan pelanggan secara one to one dan

membedakan barang-barang dan layanan.

4) Mendapatkan kesetiaan dari pelanggan sehingga mendapatkan bisnis

yang bersifat seumur hidup.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

32

3. Manufacturing and Supply Chain Planning

Aplikasi-aplikasi manufacturing dan supply chain planning yang

tersedia antara lain :

a. Manufacturing Planning

Kemampuan untuk perencanaan, penjadwalan, komunikasi yang

efektif dan mengatur interaksi-interaksi antara departemen merupakan

komponen utama aplikasi yang dibutuhkan saat ini.

Salah satu fungsi dalam perencanaan manufaktur adalah

Advanced production and scheduling system yang bertugas untuk

menunjuk batasan plant-floor dan memungkinkan optimisasi,

sinkronisasi, sequencing, dan penjadwalan dari permintaan perusahaan

dengan kapasitas individu perusahaan dan yang paling penting adalah

total semua kapasitas supply chain.

b. Production and Process Management

Tujuan utama dari aplikasi-aplikasi di dalam proses ini adalah

bagaimana secara bersama-sama mengoptimisasi produktivitas dari suatu

perusahaan, menjaga agar harga tetap minimum, mengurangi cycle time

dan pengurangan persediaan, perencanaan dan penggunaan kapasitas

yang efektif, dan menjadi lebih responsif kepada pelanggan.

c. Product Design and Reengineering

Perkembangan teknologi menimbulkan penciptaan peralatan

komputerisasi baru untuk membantu perancangan, pengembangan, dan

pembentukan produk baru.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

33

d. Plant Maintenance and Quality Management

Salah satu manfaat paling penting dari sistem pabrik terintegrasi

adalah peningkatan kapasitas untuk plant maintenance, kualitas, dan

keamanan. Pengendalian proses manufaktur menyediakan kebutuhan data

yang real-time untuk sistem manajemen pabrik untuk secara efektif

menentukan status dari peralatan dan kualitas proses.

4. Supplier Relationship Management (SRM)

Beberapa fungsi dalam electronic supplier relationship management,

antara lain :

a. Backbone Functions

Peranan penting dalam area ini adalah untuk mengumpulkan dan

menyediakan tempat penyimpanan untuk database informasi internal

agar dapat menjadi panduan dalam proses pembelian. Berikut ini adalah

fungsi-fungsi penting di dalam area ini :

1) Procurement history

Pengumpulan informasi pengadaan merupakan hal penting di

dalam SRM. Data di dalam area ini diberi jarak berdasarkan catatan

statis, seperti transaksi pada masa lampau, sampai dengan informasi

dinamis, seperti pembukaan status PO dan mengaktivasi file dari

supplier dan sourcing. Kelengkapan dan keakuratan informasi ini

dapat dijadikan fondasi untuk semua internal dan jaringan aktifivas

pengadaan.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

34

2) Accounting

Penyelesaian dari proses pesanan pembelian diarahkan secara

langsung ke backbone perusahaan untuk penyesuaian harga,

memasukkan faktur dan pembayaran, manajemen kredit, dan

rekonsiliasi finansial lain.

3) Purchasing Planning

Setiap total permintaan diproses melalui prosesor Material

Requirement Planning (MRP), jadwal dari pesanan pembelian yang

direncanakan dapat dihasilkan. Tergantung dari tingkat teknologi

komunikasi dan hubungan kolaboratif, pernyataan mengenai

perencanaan pemesanan dapat digunakan untuk menggerakkan

maintenance, repair, and operating (MRO), material tidak langsung,

bahan baku produksi dan komponen akuisisi melalui jaringan supply

chain.

4) Performance Measurement

Seiring dengan penyusunan catatan penerimaan dan

pembayaran, perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan

laporan yang berarti dan pengukuran kinerja yang mengindikasikan

nilai dari hubungan dengan supplier dan tingkat kesuksesan dari

inisiatif pengembangan yang berkelanjutan.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

35

b. Services Functions

Beberapa fungsi layanan yang ada dalam electronic supplier

relationship management antara lain :

1) Supplier search

Pasar virtual business to business, menawarkan komunitas

besar dari pembeli maupun penjual ke saluran baru agar dapat saling

menjangkau satu sama lain dengan mode interaktif dua arah.

2) Product search

Sesuai dengan hoque, maka fungsionalitas katalog

dideskripsikan seperti dapat menjarakkan sebuah kata kunci yang

sederhana untuk mencari klasifikasi kategori dari produk.

c. Processing

Tujuan dari aplikasi e-SRM adalah untuk mengefektifkan proses

pengadaan produk dan jasa yang dibutuhkan untuk memproduksi produk

dan menjalankan perusahaan. Komponen-komponen dalam area ini dapat

dideskripsikan sebagai berikut :

1) Purchase Order Generation and Tracking

Purchase order (PO) diciptakan menggunakan fungsionalitas

entreprise business system (EBS) dan kemudian dikirimkan ke

supplier melalui kertas pesanan atau secara elektronik dengan fax,

EDI, atau internet. Perkembangan PO kemudian dapat dilacak dan

digunakan untuk menyediakan informasi status penting yang

dibutuhkan oleh manufaktur atau perencana distribusi.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

36

2) Logistics

Partner logistik memiliki kemampuan untuk menawarkan

peningkatan layanan internet, seperti pelacakan inventory.

Penyedia layanan logistik dapat menawarkan fungsi-fungsi, seperti

perencanaan jaringan, sourcing yang dinamis, dan reverse logistics

yang mengintegrasikan pembeli dengan kemampuan e-fulfillment

supplier, penundaan perakitan, dan pencampuran muatan untuk

mengoptimalkan pengiriman.

5. Logistics Resource Management

Electronic logistics resource mangement (e-LRM) adalah proses pada

manufaktur, distributor, dan supplier yang menggerakkan produk dan jasa

kepada pelanggannya dengan menggunakan internet. e-LRM memungkinkan

semua proses supply chain untuk membuat suatu keputusan yang lebih baik,

menyeimbangkan harga dan meningkatkan efisiensi logistik, serta

membentuk hubungan kolaboratif yang efektif antara semua saluran supply

trading partner. e-LRM dibagi menjadi :

a. Warehouse management

Warehouse management system (WMS) menghasilkan suatu

fungsi logistik dengan suatu peralatan yang baru dalam mengatur dan

mengoptimisasi pergerakan persediaan.

b. Transportation management

Partner dan penyedia layanan logistik seharusnya dapat

terhubung secara real-time ke dalam suatu jaringan web logistik,

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

37

sehingga perusahaan dapat dengan mudah menerima layanan dan

informasi kontak untuk menentukan pengangkutnya, waktu pengiriman

dan hal-hal mengenai pemenuhan seperti hal sertifikat origin, custom

invoice, penyelesaian pembayaran muatan dan billing, pengalokasian

biaya transportasi sesuai dengan tagihan sebenarnya.

2.9 Pengertian Graphical User Interface (GUI)

Menurut Shneiderman (2005, p96), GUI telah menggantikan bahasa

perintah, sintaks rumit yang memberikan cara untuk memanipulasi langsung

representasi visual dari object dan actions secara relatif. Penekanannya adalah

pada tampilan visual dari user task object dan actions.

2.10 Delapan Aturan Emas Untuk Merancang Interface

Menurut Shneiderman (2005, p74), delapan peraturan emas ini adalah

prinsip-prinsip mendasar untuk merancang interface. Berikut ini adalah delapan

peraturan emas tersebut:

1. Berusaha untuk konsisten. Konsisten yang dimaksud adalah konsisten dalam

aksi-aksi dalam situasi tertentu, konsisten menu, warna, layout, font, dan

sebagainya.

2. Memungkinkan adanya shortcut. Bagi user yang sudah ahli dalam

menggunakan sistem, ia membutuhkan suatu jumlah interaksi yang lebih

singkat ini dapat diperoleh dengan shortcut.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internetlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00305-SI-Bab 2.pdf · Menurut Williams (2005, p6) internet adalah jaringan komputer dunia

38

3. Feedback yang informatif. Untuk setiap aksi yang dilakukan user terhadap

sistem, sistem harus memiliki feedback. Respon sistem terhadap user harus

sopan dan jelas.

4. Merancang dialog yang memberikan penutupan. Maksudnya adalah program

tersebut memiliki dialogbox yang akan keluar ketika program selesai

dijalankan.

5. Menyediakan pencegahan error dan penanganan error yang sederhana.

Sedapat mungkin, sistem dibuat agar user tidak dapat membuat kesalahan.

Jika user membuat kesalahan, sistem harus dapat mendeteksinya dan

memberikan instruksi sederhana dan membangun untuk recovery.

6. Mengijinkan pembalikan aksi. Sedapat mungkin semua aksi dapat dibalik.

Fitur ini mengurangi kekhawatiran karena user mengetahui bahwa error

dapat diabaikan. Bagian pembalikan ini dapat berupa aksi tunggal, data entri

atau suatu kelompok aksi yang lengkap.

7. Support internal Locus of Control. User yang sudah berpengalaman

menginginkan suatu perasaan bahwa mereka menguasai sistem dan sistem

harus merespon semua keinginan mereka.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek. Terbatasnya kemampuan manusia

untuk ingatan jangka pendek membutuhkan perhatian yang cukup. Untuk

mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi frekuensi dan

pergerakan window dan dengan waktu pelatihan yang cukup.