bab 16. model pemangsa-mangsa -...

21
1 Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa Pada Bab ini akan dipelajari model matematis dari masalah dua spesies hidup dalam habitat yang sama, yang dalam hal ini keduanya berinteraksi dalam hubungan pemangsa dan mangsa. Hubungan interaksi pemangsa dan mangsa Diberikan dua 2(dua) spesies, sebutlah pemangsa (predator) dan mangsa (prey), hidup dalam suatu habitat yang sama dan bersifat tertutup. Selama perjalanan hidupnya, kedua spesies tersebut saling berinteraksi. Hubungan interaksinya adalah sebagai berikut : Dalam hal ini pemangsa memakan mangsa, tetapi mangsa memakan makanan lain yang ada di alam. (i) pemangsa Dalam hal ini pemangsa memakan mangsa, tetapi mangsa memakan makanan lain Tanpa adanya mangsa, populasi menurun dan lama kelamaan akan musnah (ii) mangsa Dalam hal ini mangsa dimakan oleh pemangsa. Mangsa memakan makanan lain yang ada di alam dalam habitat tempat hidupnya Tanpa adanya pemangsa, populasinya tumbuh terus secara tak terbatas. Dalam hal ini dianggap bahwa sumberdaya pendukung pertumbuhan (makanan) tersedia secara takterbatas. Dari sifat hubungannya dan keadaan populasi kedua spesies tersebut, maka kita akan memperkirakan bagaimana populasi kedua spesies diwaktu yang akan datang. Apabila populasi pemangsanya lebih sedikit dibanding dengan populasi mangsa, maka populasi mangsanya berkembang lebih cepat. Hal ini akan mengakibatkan sumberdaya alam yang dimakan oleh mangsa akan lebih cepat berkurang daripada kecepatan pertumbuhannya. Sebaliknya apabila populasi pemangsanya jauh lebih besar dibanding dengan populasi mangsa, maka populasi mangsanya semakin cepat berkurang (dibanding pertumbuhannya), bahkan lama-kelamaan akan menunju kepunahan. Ini akan berakibat pula populasi pemangsanya akan berkurang juga dan juga lama kelamaan akan punah. Sebagai masalah lebih lanjut adalah bagaimanakah kita harus menjaga (mengurangi atau menambah) populasi kedua jenis spesies tersebut agar keduanya tidak punah dengan tetap menjaga kelestarian alam sekitarnya. Hal ini merupakan salah satu kajian dalam ekologi. Contoh 1. Sebagai contoh 2(dua) spesies yang interaksi kehidupannya dipandang sebagai pemangsa dan mangsa adalah (i) serigala dan kelinci, (ii) ular dan tikus sawah, (iii) cicak dan nyamuk, (iv) ikan dan plankton (lumut), (v) dan sebagainya.

Upload: trinhduong

Post on 31-Jan-2018

237 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

1

Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa

Pada Bab ini akan dipelajari model matematis dari masalah dua spesies hidup

dalam habitat yang sama, yang dalam hal ini keduanya berinteraksi dalam hubungan

pemangsa dan mangsa.

Hubungan interaksi pemangsa dan mangsa Diberikan dua 2(dua) spesies, sebutlah pemangsa (predator) dan mangsa

(prey), hidup dalam suatu habitat yang sama dan bersifat tertutup.

Selama perjalanan hidupnya, kedua spesies tersebut saling berinteraksi.

Hubungan interaksinya adalah sebagai berikut :

Dalam hal ini pemangsa memakan mangsa, tetapi mangsa memakan makanan

lain yang ada di alam.

(i) pemangsa

Dalam hal ini pemangsa memakan mangsa, tetapi mangsa memakan makanan lain

Tanpa adanya mangsa, populasi menurun dan lama kelamaan akan musnah

(ii) mangsa

Dalam hal ini mangsa dimakan oleh pemangsa.

Mangsa memakan makanan lain yang ada di alam dalam habitat tempat hidupnya

Tanpa adanya pemangsa, populasinya tumbuh terus secara tak terbatas. Dalam hal

ini dianggap bahwa sumberdaya pendukung pertumbuhan (makanan) tersedia

secara takterbatas.

Dari sifat hubungannya dan keadaan populasi kedua spesies tersebut, maka

kita akan memperkirakan bagaimana populasi kedua spesies diwaktu yang akan

datang.

Apabila populasi pemangsanya lebih sedikit dibanding dengan populasi

mangsa, maka populasi mangsanya berkembang lebih cepat. Hal ini akan

mengakibatkan sumberdaya alam yang dimakan oleh mangsa akan lebih cepat

berkurang daripada kecepatan pertumbuhannya.

Sebaliknya apabila populasi pemangsanya jauh lebih besar dibanding dengan

populasi mangsa, maka populasi mangsanya semakin cepat berkurang (dibanding

pertumbuhannya), bahkan lama-kelamaan akan menunju kepunahan. Ini akan

berakibat pula populasi pemangsanya akan berkurang juga dan juga lama kelamaan

akan punah.

Sebagai masalah lebih lanjut adalah bagaimanakah kita harus menjaga

(mengurangi atau menambah) populasi kedua jenis spesies tersebut agar keduanya

tidak punah dengan tetap menjaga kelestarian alam sekitarnya. Hal ini merupakan

salah satu kajian dalam ekologi.

Contoh 1.

Sebagai contoh 2(dua) spesies yang interaksi kehidupannya dipandang sebagai

pemangsa dan mangsa adalah (i) serigala dan kelinci, (ii) ular dan tikus sawah, (iii)

cicak dan nyamuk, (iv) ikan dan plankton (lumut), (v) dan sebagainya.

Page 2: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

2

Gambar 1. Serigala dan kelinci

Pada Gambar 1, diberikan serigala dan kelinci yang hidup dalam suatu habitat

tertutup. Untuk kelangsungan hidupnya serigala memakan mangsa, sedangkan kelinci

memakan makanan lain yang ada di alam sekitarnya (misal rumput-rumputan)

Pemodelan matematis masalah

Tetapkan x(t) : populasi mangsa pada saat t

y(t) : populasi pemangsa pada saat t

(i) Dari sisi mangsa

Anggapan dasar :

Tanpa adanya pemangsa:

Tanpa adanya pemangsa, populasinya tumbuh cepat tak terbatas.

Dalam hal ini,

laju pertumbuhan populasinya sebanding populasi pada saat yang sama.

Secara matematis,

dt

dx ~ x atau

axdt

dx .... (1)

Dalam hal ini, a : tetapan kesebandingan atau tetapan pertumbuhan mangsa

(Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1) pada Bab

sebelumnya., yang memberikan pertumbuhan eksponensial)

Dengan adanya pemangsa

Anggapan dasar:

Dengan adanya pemangsa maka akan terjadi interaksi antara mangsa dan

pemangsa, yaitu mangsa dimakan pemangsa. Dengan demikian populasi mangsa akan

berkurang (meluruh).

Dalam hal ini, laju peluruhan populasi mangsa sebanding dengan interaksi antara

keduanya.

Secara matematis,

dt

dx ~ -xy atau

-bxydt

dx .... (1’)

Dalam hal ini b : tetapan interaksi antara mangsa dan pemangsa

Page 3: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

3

Gabungan antara kedua hal di atas memberikan laju pertumbuhan populasi

mangsa.

Secara matematis dapat dinyatakan sebagai

dt

dx ~ x dan

dt

dx ~ - xy

memberikan

dt

dx = ax - bxy .. (2)

Hal ini menyatakan bahwa

Walaupun populasi mangsa tumbuh tetapi laju pertumbuhan populasinya dihambat

oleh interaksinya dengan pemangsa.

Perhatikan persamaan diferensial (2).

dt

dx = ax - bxy

Ruas kiri :

dt

dx menyatakan laju pertumbuhan mangsa

Ruas kanan :

x menyatakan populasi mangsa

xy menyatakan interaksi populasi mangsa dan pemangsa

Tanda ’-’ menyatakan bahwa laju pertumbuhan mangsa dihambat (berkurang)

karena adanya interaksi mangsa dan pemangsa.

Selanjutnya perhatikan,

Dalam hal y = 0 (tidak ada pemangsa), maka diperoleh persamaan diferensial (1),

yang berarti bahwa populasi mangsa tumbuh secara tak terbatas.

(ii) Dari sisi pemangsa

Tanpa adanya mangsa:

Anggapan dasar:

Tanpa adanya mangsa, populasinya akan meluruh menuju kepunahan.

Dalam hal ini,

laju peluruhan populasinya sebanding populasi pada saat yang sama.

Secara matematis,

laju pertumbuhan mangsa

pertumbuhan mangsa

interaksi mangsa dan pemangsa

dihambat

Page 4: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

4

dt

dy ~ y atau

dt

dy = - cy .... (3)

c : tetapan kesebandingan atau tetapan peluruhan pemangsa

(Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (3) Bab

sebelumnya, yang memberikan peluruhan eksponensial)

Dengan adanya mangsa

Anggapan dasar

Dengan adanya mangsa maka akan terjadi interaksi antara pemangsa dan

mangsa, yaitu pemangsa akan makan mangsa. Dengan demikian akan menyebabkan

bertumbuhnya populasi populasi pemangsa.

Dalam hal ini,

Laju pertumbuhan populasi pemangsa sebanding dengan interaksi antara pemangsa

dan mangsa.

Secara matematis.

dt

dy ~ xy atau

dt

dy = dxy .... (3’)

Gabungan antara (3) da (3’) memberikan laju pertumbuhan populasi pemangsa,

dt

dy= - cy + dxy ... (4)

Hal ini menyatakan bahwa

Laju pertumbuhan populasi pemangsa didorong karena adanya interaksi

dengan mangsa tetapi dihambat oleh kelangkaan mangsa.

Cobalah Anda jelaskan setiap suku dalam ruas kiri dan ruas kanan dari (4) seperti

yang telah dijelaskan di atas dalam (i).

Oleh karena mangsa dan pemangsa hidup dalam habitat yang sama, maka

model matematis dari masalah pemangsa dan mangsa merupakan gabungan antara (2)

dan (4), yaitu

dxycydt

dy

bxyaxdt

dx

... (5)

Sesuai dengan observasi yang dilakukan, pada awal observasi ditentukan populasi

mangsa dan pemangsa :

Populasi awal dari hasil observasi ini merupakan syarat awal dari (5), yaitu

Page 5: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

5

x(t0) = 0t

x dan y(t0) = 0t

y ...(5’)

atau untuk mudahnya,

x(0) = x0 dan y(0) = y0. ...(5”)

Perhatikan bentuk model matematis masalah (5) dengan syarat awalnya seperti

ditulis di atas.

Dilihat dari bentuknya, (5) merupakan suatu

sistem persamaan diferensial (atau secara lengkap disebut dengan sistem

persamaan diferensial) non linear orde satu (dengan koefisien tetapan)

Di sini dikatakan non linear karena adanya suku non linear, yaitu xy dan xy.

Bandingkan dengan model matematis masalah kerjasama antara dua spesies

pada Bab 15.

Bentuk (5) dilengkapi dengan syarat awal (5’) atau (5”) disebut dengan sistem

persaman diferensial dengan syarat awal.

Sistem persamaan diferensial (5) di atas disebut juga dengan Model Matematis

Masalah Pemangsa dan Mangsa (Predator and Prey) atau singkatnya Model

Pemangsa – Mangsa atau dapat juga disebut Model Mangsa – Pemangsa. Sistem

persamaan diferensial (5) tersebut sering disebut juga dengan persamaan Lotka-

Volterra.

Model matematis penyelesaian masalah.

Penyelesaian dari (5) merupakan 2 fungsi terhadap t, yaitu x(t) dan y(t).

Jadi apabila diberikan (5) kita harus mencari x(t) dan y(t) yang keduanya memenuhi

(5).

Untuk mencari penyelesaian sistem (5) secara analitis cukup sulit dilakukan

oleh karena bentuknya berupa sistem persamaan non linear. Berbeda dengan sistem

persamaan linear seperti yang telah dipelajari pada model kerjasama (Bab

sebelumnya).

Oleh karena itu untuk menyelesaikannya (menentukan x(t) dan y(t)) biasanya

digunakan metode yang terdapat dalam metode numerik. Dalam hal ini yang sering

digunakan adalah metode Euler ataupun metode Runge-Kuta. Akan tetapi di dalam

Bab ini ini tidak dijelaskan lebih lanjut. Anda dapat mempelajarinya dalam literatur

lain yang khusus menjelaskan metode numerik.

Dalam Bab ini digunakan perangkat lunak Matlab yang di dalamnya

mengandung fungsi-fungsi yang diperlukan. Dengan fungsi-fungsi tersebut akan

dihasilkan penyelesaian numerik x(t) dan y(t) untuk setiap t serta grafik (plot)

kurvanya.

Dengan melihat hasil numerik dan grafik kurvanya dapat dimaknai

(interpretasi) perilaku antar kedua populasi dalam hubungan pemangsa dan mangsa.

Hubungan perilaku pertumbuhan

Dalam memeriksa hubungan perilaku pertumbuhan populasi mangsa dan pemangsa,

kita cari dahulu titik kritis dari sistem persamaan (5).

Page 6: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

6

(1)Titik kritis Nyatakan sistem persamaan (5) sebagai

),(

),(

yxgdt

dy

yxfdt

dx

... (6)

dengan f(x) = ax – bxy dan g(x,y) = -cy + dxy

Titik kritis diperoleh melalui sistem persamaan

0

0

dt

dydt

dx

yang dalam hal ini memberikan

(i) 0dt

dx 0 = ax – bxy ,

0 = x(a-by) = 0, sehingga x = 0

atau a-by = 0 y = a/b

(ii) 0dt

dx 0 = -cy + dxy ,

0 = y(-c+dx) = 0, sehingga y = 0

atau –c+dx = 0 x = c/d

Dari (i) dan (ii) diperoleh titik kritisnya yaitu (0,0) dan (c/d, a/b)

Jenis titik kritis:

Kita ketahi bahwa matriks Jacobian dari (6) adalah

J =

dy

dg

dx

dg

dy

df

dx

df

Untuk system persamaan (5),

J =

dxcdy

bxbya

Pada titik kritis pertama (0,0),

J |(0,0) =

c

a

0

0

Nilai eigen matriks tersebut adalah a dan –c, yaitu dua bilangan real berbeda tanda.

Dalam hal ini titik kritis (0,0) berjenis titik pelana, bersifat tak stabil.

Pada titik kritis kedua (c/d, a/b)

J |(c/d, a/b) =

0/

/0

bad

dbc

Page 7: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

7

Nilai eigen matriks tersebut adalah aci dan aci , yaitu berupa dua bilangan

kompleks (dengan bagian real yang sama) berbeda tanda.

Dalam hal ini titik kritis (c/d, a/b) berjenis pusat, bersifat stabil

Yang dipertimbangkan selanjutnya adalah titik kritis kedua yaitu yang memberikan

kestabilan sistem.

Untuk memeriksa secara visual perilaku pertumbuhan populasi mangsa dan

pemangsa dapat digunakan trayektori pada bidang fase.

(2) Trayektori pada bidang fase

Dari sistem persamaan (5) kita nyatakan dx

dy

Dalam hal ini, dx

dy =

dtdx

dtdy

/

/

Selanjutnya kita nyatakan sebagai dxx

dxcdy

y

bya )()(

Kedua ruas di-integralkan,

Memberikan,

a ln |y| – by = -c ln |x| + dx + K’ (K’ : tetapan pengintegralan)

Persamaan terakhir memberikan penyelesaian (implisit) yaitu:

..... (7)

Pada persamaan di atas, K merupakan parameter.

Persamaan (7) di atas disebut dengan trayektori (atau disebut juga potret) dari x(t) dan

y(t) pada bidang fase xy.

Trayektori pada bidang fase tersebut menggambarkan hubungan pertumbuhan

x(t) dan y(t) untuk setiap t.

Dinamika sistem :

Perilaku hubungan pertumbuhan x(t) dan y(t) dari sistem persamaan (5)

merupakan bagian pembahasan dinamika sistem. Untuk mengetahui pembahasan

secara menyeluruh yang berhubungan dengan dinamika sistem, termasuk klasifikasi

jenis titik kritis serta kestabilannya, Anda dapat mempelajarinya dalam literatur yang

di dalamnya dibahas materi-materi tersebut.

xbya

ydxc

)(

)(

dxx

dxcdy

y

bya

Ke

xydxby

ca

.

Page 8: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

8

Di dalam Bab ini pembahasan terbatas hanya pada penentuan titik kritis

berikut visualisasi pertumbuhan x(t) dan y(t) serta hubungan pertumbuhannya pada

bidang fase.

Contoh 1

Diberikan sistem persamaan (5) dengan

a = 0,5 ; b = 0,01 ; c = 0,5 ; d = 0,01

(1) Titik kritis

Dengan melihat kembali (5), maka dalam contoh ini kita ketahui bahwa

a = 0,5 ; b = 0,01 ; c = 0,5 ; d = 0,01

Dalam hal ini, titik kritis pertama adalah (0,0) .

Sedangkan titik kritis kedua adalah

(c/d , a/b) = (0,5/0,01 , 0,5/0,01) = (50, 50).

Kita ketahui bahwa pada titik kritis pertama, nilai eigennya adalah dua bilangan real

yang sama yatu 0,5. Terhadap titik kritis ini sistem adalah tidak stabil.

Pada titik kritis kedua, nilai eigennya adalah 25,0i dan - 25,0i . Terhadap titik

kritis kedua tersebut sistem adalah stabil.

(2) Penyelesaian implisit dan trayektori

Penyelesaian implisit (7), yaitu

menyatakan hubungan pertumbuhan x(t) dan y(t) dalam bentuk persamaan trayektori.

Grafik trayektori pada bidang fase xy diberikan pada Gambar 1. di bawah ini.

Gambar 2 . Trayektori x(t) dan y(t) pada bidang fase

Ke

xyxy

01,001,0

5,05,0

Page 9: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

9

Pada gambar 2 tersebut diberikan grafik trayektori untuk 4 buah parameter K yang

berbeda.

Contoh 2.

Dengan x(t) : populasi kelinci (sebagai mangsa)

y(t) : populasi serigala (sebagai pemangsa)

dan pada awalnya terdapat 80 ekor kelinci dan 100 ekor serigala.

Model matematis masalah pemangsa-mangsa yang diberikan adalah sebagai berikut:

xyydt

dy

xyxdt

dx

01,05,0

01,05,0

Syarat awal x0 = 80, y0 = 100.

Dengan melihat kembali (5), maka dalam contoh ini kita ketahui bahwa

a = 0,5 ; b = 0,01 ; c = 0,5 ; d = 0,01

Kita ketahui dari contoh 1, titik kritis pertama adalah (0,0) sedangkan titik kritis

kedua adalah (50, 50).

(1) Fungsi pertumbuhan

Pertumbuhan serigala dan kelinci untuk setiap saat t, diberikan dalam bentuk kurva

pertumbuhan seperti yang diberikan pada gambar 3 di bawah ini.

Page 10: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

10

Gambar 3 . kurva pertumbuhan populasi kelinci dan serigala, padaawalnya terdapat

80 ekor kelinci dan 100 ekor serigala

Pada Gambar 3 di atas terlihat bahwa pertumbuhan x(t) (yaitu kelinci) dan y(t) (yaitu

serigala) mengikuti pertumbuhan sinusoidal secara periodik. Hal ini karena

matriksnya adalah mempunyai nilai eigen bilangan kompleks.

Pada pertumbuhannya, baik populasi kelinci maupun populasi serigala

mencapai populasi maksimal dan minimal yang sama. Dalam hal ini populasi

maksimalnya adalah 112 ekor dan populasi minimalnya adalah 16 ekor.

Dapat dilihat pada gambar tersebut,

(i) populasi kelinci pada awalnya 80 ekor menurun menuju populasi minimal, yaitu 16

ekor. Pada saat yang sama populasi serigala adalah 49 ekor. Kemudian populasi

kelinci naik mencapai populasi maksimal yaitu 112 ekor (pada saat yang sama,

populasi serigala adalah 51 ekor). Demikian seterusnya populasinya menurun dan

naik secara periodik.

(ii) Sedangkan populasi serigala pada awalnya 100 ekor, naik mencapai populasi

maksimal 112 ekor (pada saat yg sama populasi kelinci adalah 48 ekor). Selanjutnya

turun sampai mencapai 16 ekor (pada saat yang sama populasi kelinci adalah 51

ekor). Kemudian naik lagi sampai mencapai populasi maksimal 112 ekor. Demikian

seterusnya populasinya menurun dan naik secara periodik.

(2) Perilaku pertumbuhan populasi

Selanjutnya, dari gambar 3 di atas dapat dilihat bahwa pada waktu setelah saat awal :

(I) Populasi kelinci menurun, populasi serigala naik.

Kemudian,

(II) Populasi kelinci menurun, populasi serigala menurun

Selanjutnya

(III) populasi kelinci naik, populasi serigala turun

Selanjutnya,

(IV) Populasi kelinci naik, populasi serigala naik

Demikian seterusnya perilaku pertumbuhan kedua populasi tersebut.

Secara lebih jelas perilaku pertumbuhan tersebut dapat dilihat dalam diagram bidang

fase sebagai berikut:

(*)

Page 11: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

11

Gambar 4. Bidang fase : Potret hubungan pertumbuhan pop kelinci dan pop

serigala

Lengkungan (di sini disebut dengan trayektori) tertutup dalam gambar 4 di atas

merupakan potret hubungan pertumbuhan populasi kelinci dan populasi serigala yang

disajikan dalam bidang fase. Pada bidang fase tsb, sumbu mendatar menyatakan

populasi kelinci, sedangkan sumbu tegak menyatakan populasi serigala.

Berdasarkan titik kritis yang diperoleh yaitu (50,50), bidang fase tersebut terbagi

menjadi 4 daerah atau kuadran, yaitu kuadran I, II, III, dan IV.

Terlihat pada Gambar 4 di atas, dengan melihat arah panah dan kurvanya dapat

diperiksa bahwa pada,

Kuadran I : populasi kelinci menurun, populasi serigala naik,

Kuadran II : populasi kelinci dan populasi serigala menurun

Kuadran III : populasi kelinci naik, populasi serigala menurun

Kuadran IV : populasi kelinci dan populasi serigala naik.

Contoh 3.

Pada contoh ini diberikan bahwa model matematis masalahnya adalah sama dengan

contoh sebelumnya. Akan tetapi syarat awalnya berbeda yaitu :

Untuk t = 0, populasi kelinci 100 ekor, populasi serigala 80 ekor.

Diperoleh bahwa grafik kurva pertumbuhan kedua populasi adalah sebagai berikut:

I II

III IV

(50,50)

Page 12: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

12

Gambar 5 . kurva pertumbuhan populasi kelinci dan serigala, dengan awalnya

terdapat 100 ekor kelinci dan 80 ekor serigala

Terlihat pada Gambar 5 di atas bahwa seperti pada contoh 3 sebelumnya, pada

awalnya populasi serigala naik dan populasi kelinci menurun. Populasi maksimal dan

minimal kedua populasi juga sama yaitu 112 (ekor) dan 16 (ekor).

Contoh 4.

Pada contoh ini model matematis yang diberikan juga sama, dengan syarat awal yang

berbeda juga, yaitu

Populasi kelinci 40 ekor (jauh lebih kecil dari contoh sebelumnya) dan

populasi serigala adalah 100.

Grafik kurva pertumbuhan kedua populasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Page 13: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

13

Gambar 6 . kurva pertumbuhan populasi kelinci dan serigala, dengan awalnya

terdapat 40 ekor kelinci dan 100 ekor serigala

Dalam hal ini populasi maksimal yang dapat dicapai oleh kedua populasi adalah 100

ekor (lebih kecil daripada pada Contoh sebelumnya), sedangkan populasi minimalnya

adalah 19 ekor (lebih besar daripada pada Contoh sebelumnya).

Pada gambar terlihat bahwa pada awalnya kedua populasinya menurun. Populasi

kelinci lebih dahulu mencapai populasi minimal (yaitu 19), juga dalam mencapai

populasi maksimalnya (yaitu 100).

Gambar 7. Bidang fase : Hubungan pertumbuhan populasi kelinci dan populasi serigala

I

II III

IV

(50,50)

Page 14: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

14

Sedangkan hubungan pertumbuhan kedua populasi diberikan pada Gambar 7 di atas.

Terlihat bahwa bentuk trayektorinya sama seperti sebelumnya, berbeda dalam

populasi maksimal dan minimalnya.

Di sini, kuadran I (awal pertumbuhan) letaknya berbeda dengan contoh sebelumnya.

Contoh 5.

Model sama, pada awalnya populasi kelinci sama dengan populasi serigala yaitu 60

ekor

Dalam hal ini populasi maksimal dan minimal yang dapat dicapai oleh kedua

populasi adalah 64 ekor dan 38 ekor.

Gambar 8. kurva pertumbuhan populasi kelinci dan serigala, dengan awalnya terdapat

60 ekor kelinci dan 60 ekor serigala

Pada gambar 8 terlihat bahwa pada awalnya populasi serigala naik dan populasi

kelinci menurun. Dengan demikian, susunan setiap kuadrannya diberikan pada

gambar di bawah ini.

Gambar 7. Bidang fase : Hubungan pertumbuhan populasi kelinci dan populasi serigala

I II

III IV

Page 15: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

15

Ragam lain model matematis pemangsa dan mangsa

Perhatikan kembali model matematis masalah mangsa dan pemangsa yang telah

dipelajari, yaitu (5). Model matematis (5) tersebut sering disebut dengan model dasar

dari masalah pemnagsa dan mangsa. Disamping model dasar tersebut terdapat ragam

lain dari model matematis pemangsa dan mangsa, yaitu

fxyeydydtdy

cxybxaxdtdx2

2

/

/

Pada model matematis tersebut, tanpa adanya interaksi kedua spesies tumbuh atau

meluruh menurut fungsi logistik. Oleh karena itu model ini disebut dengan model

logistik pemangsa dan mangsa. Selain model tersebut, masih terdapat banyak lagi

ragam model hubungan mangsa dan pemangsa dalam bentuk lanjut.

Latihan

Bagian A.

Cicak dan nyamuk hidup bersama dalam habitat tertutup. Pada awalnya

populasi nyamuk dan cicak masing-masing adalah 100 ekor dan 40 ekor.

Ditinjau dari sisi populasi nyamuk :

Apabila tak ada cicak, populasi nyamuk tumbuh dengan tetapan laju

pertumbuhan pertumbuhan sebesar 0,04. Apabila ada cicak, pertumbuhan populasi

nyamuk menurun dengan tetapan laju peluruhan sebesar 0,02.

Dari sisi populasi cicak :

Apabila tak ada nyamuk, populasi cicak meluruh (menurun) dengan tetapan

laju peluruhannya sebesar 0,8. Apabila ada nyamuk, pertumbuhan populasi cicak naik

dengan tetapan laju pertumbuhannya sebesar 0,01

1.Nyatakan model masalah masalahnya.

2.Tentukan titik kritis kedua dari sistem:

3. Tentukan matriks Jacobian (sebut J) dari sistem

(i) Tentukan J pada titik kritis pertama, (0,0)

Tentukan nilai eigen-nya

(ii) Tentukan J pada titik kritis kedua

Tentukan nilai eigen-nya

4.Tentukan persamaan trayektorinya

5. Setelah dilakukan simulasi menggunakan perangkat lunak, diperoleh grafik

pertumbuhan populasi cicak dan nyamuk seperti di bawah in

Page 16: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

16

Dari perhitungan diperoleh bahwa :

populasi maksimal dan minimal nyamuk masing-masing adalah 138 dan 41,

populasi maksimal dan minimal cicak masing-masing adalah 42 dan 7.

Nyatakan letak titik kritis, arah trayektori, kemudian nyatakan letak kuadran I, II, III,

dan IV pada bidang fase dari trayektori yang diperoleh di bawah ini :

Pada gambar di atas, sumbu mendatar : populasi nyamuk dan sumbu tegak : populasi

cicak

Bagian B.

Petunjuk : Pilihlah satu jawaban yang benar.

Untuk soal nomor 1 s/d nomor 10:

Dua spesies hidup dalam habitat yang sama.

p(t) : populasi spesies pertama (sebut P) pada saat t

q(t) : populasi spesies kedua (sebut Q) pada saat t

Page 17: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

17

1.Tanpa adanya Q populasi P akan tumbuh tanpa batas

Model matematis masalah populasi P adalah

A. dp/dt = -ap

B. dp/dt = ap

C. dq/dt = -ap

D. dq/dt = ap

(a : tetapan positif)

2. Dengan model matematis masalah pada soal nomor 1 diatas, model matematis

penyelesaiannya adalah

A. p(t) = Ceat

B. p(t) = Ce-at

C. q(t) = Ceat

D. q(t) = Ce-at

(C : tetapan)

3. Dengan adanya Q, populasi P akan terhambat karena adanya interaksi antara P dan

Q Model matematis masalah populasi P adalah

A. dp/dt = -aq + bpq

B. dp/dt = aq - bpq

C. dp/dt = ap – bpq

D. dp/dt = -ap + bpq

(a, b : tetapan positif)

4. Tanpa adanya P, populasi Q akan meluruh menuju kepunahan.

Model matematis masalah populasi Q adalah

A. dq/dt = -cy

B. dq/dt = cy

C. dp/dt = -cy

D. dp/dt = cy

(c : tetapan positif)

5. Dengan model matematis masalah pada soal nomor 4 diatas, model matematis

penyelesaiannya adalah

A. p(t) = Ced.t

B. p(t) = Ce-d.t

C. q(t) = Ce d.t

D. q(t) = Ce-d.t

(C : tetapan)

6. Dengan adanya P, populasi Q akan terdorong tumbuh karena adanya P.

Model matematis masalah populasi Q adalah

A. dq/dt = cp - dpq

B. dq/dt = -cp + dpq

C. dq/dt = cq - dpq

D. dq/dt = -cq + dpq

(c,d : tetapan positif)

Page 18: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

18

7. Oleh karena P dan Q hidup dalam habitat yang sama, maka model matematis

pertumbuhan P dan Q adalah

A.

fpqeqdqdtdq

cpqbpapdtdp2

2

/

/

B.

fpqeqdqdtdq

cpqbpapdtdp2

2

/

/

C. dpqcqdtdq

bpqapdtdp

/

/

D. dqcpdtdq

bqapdtdp

/

/

(a, b, c, dan d : tetapan positif)

8. Dari bentuk matematisnya, model matematis masalah pada soal nomor 7 berupa

A. Sistem persamaan diferensial biasa orde satu non linear

B. Sistem persamaan diferensial biasa orde satu linear

C. Sistem persamaan diferensial biasa orde dua non linear

D. Sistem persamaan diferensial biasa orde dua linear

9. Yang dicari pada model matematis masalah pada soal nomor 7 adalah

A. a, b, c, dan d

B. p(t) dan q(t)

C. dp/dt dan dq/dt

D. matriks Jacobian

10. Model matematis masalah yang diperoleh pada soal no 1 s/d no 7 di atas disebut

dengan

A. Model kerjasama dua spesies

B. Model mangsa – pemangsa

C. Model kompetisi dua spesies

D. Model saling menyerang dua spesies

Untuk soal nomor 11 s/d nomor 20.

Diberikan model matematis masalah mangsa-pemangsa sbb:

x(t) : populasi mangsa ; y(t) : populasi pemangsa

xyydt

dy

xyxdt

dx

01,02,0

02,04,0

Dengan syarat awal untuk t = 0, x(0) = 100, y(0) = 60

11. Titik kritis pertama dan kedua dari sistem persamaan di atas adalah

A. (0,0) dan (100,60)

B. (0,0) dan (80, 20)

C. (0,0) dan (20,20)

D. (0,0) dan (20, 60)

Page 19: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

19

12. Matriks Jacobian J dari sistem persamaan di atas adalah

A.

yx

yx

01,001,02,0

02,04,002,0

B.

xy

xy

02,002,04,0

01,002,01,0

C.

y

yx

01,02,0

02,002,0

D.

xy

xy

01,02,001,0

02,002,04,0

13. Nilai eigen J di titik kritis pertama adalah

A. -0,4 dan 0,2

B. -0,01 dan 0,02

C. -0,2 dan 0,4

D. -0,02 dan 0,01

14. Nilai eigen J di titik kritis kedua adalah

A. - 22,0 i dan 22,0 i

B. - )8,0(i dan )8,0(i

C. - 24,0 i dan 24,0 i

D. - i2,0 dan i2,0

15. Persamaan trayektori dari sistem persamaan di atas adalah

A.

B.

C.

D.

16. Setelah dilakukan pencarian penyelesaian dari model matematis masalah,

diperoleh bahwa bentuk kurva pertumbuhan x(t) dan y(t) masing-masing adalah

A. x(t) dan y(t) keduanya berbentuk dasar eksponensial tak terbatas

B. x(t) dan y(t) keduanya berbentuk dasar eksponensial terbatas

C. x(t) dan y(t) keduanya berbentuk dasar sinusoidal

D. x(t) berbentuk dasar eksponensial terbatas dan y(t) berbentuk dasar eksponensial

terbatas.

17. Jika pada awal pertumbuhannya :

Ke

xyxy

01,002,0

2,04,0

Ke

xyxy

2,04,0

1,02,0

Ke

yxxy

01,002,0

4,0)(

Ke

yxxy

2,04,0

2,0)(

Page 20: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

20

x(t) menurun dan y(t) naik maka susunan setiap kuadran adalah

A. B.

C. D.

18. Jika pada awal pertumbuhannya :

x(t) dan y(t) keduanya menurun maka susunan setiap kuadran adalah

A. B.

C. D.

19. Jika pada awal pertumbuhannya :

x(t) naik, y(t) menurun maka susunan setiap kuadran adalah

Page 21: Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa - staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/djatikr/material/modelmatbab16.pdf · (Anda sudah pernah mempelajari bentuk persamaan diferensial (1)

21

A. B.

C. D.

20. Jika pada awal pertumbuhannya :

x(t) dan y(t) keduanya naik maka susunan setiap kuadran adalah

A. B.

C. D.