bab 1
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cocain adalah salah satu senyawa yang terdapat dalam daun tumbuhan coca
yang tumbuh di daratan benua Amerika. Proses pemurnian senyawa tersebut
menghasilkan bubuk cocain hydrochloride murni yang mudah larut ke dalam air.
Penggunaan cocain pada umumnya meliputi disedot menggunakan hidung atau
dikenal dengan inhalasi, dimakan, digosokkan digusi mulut dan di suntikan.
Pemakaian cocain dengan cara dikunyah tidak dapat menimbulkan sensasi”high” dan
tidak mengakibatkan kecanduan (Pranata, 2012).
Overdosis yang menyebabkan kematian bisa terjadi karena kecelakaan, bunuh
diri, maupun pembunuhan. Setelah kematian, untuk mendeteksi adanya kadar obat
tertentu yang menyebabkan kecanduan. Cocain merupakan salah satu obat narkotika
dan termasuk ke dalam definisi narkoba. Cocain dapat menyebabkan ketergantungan,
penghentian secara tiba-tiba dapat menimbulkan “sakau” seperti sulit tidur, sakit
kepala, mual, muntah, rasa melayang, berkeringan, cemas atau lelah (Ramirez, 2009).
Sejalan dengan pendapat yang menyatakan keharaman khamr karena “illai nya yaitu
memabukkan atau menutupi akal, maka semua Imam Madzhab selain Imam Abu
Hanifat sepakat menyatakan bahwa obat narkoba, atau lebih tepatnya yang disebut
dalam bahasa arab Al-Mukhaddirat, baik berbentuk padat maupun cair termasuk
benda-benda yang diharamkan meminumnya oleh syarak. Disamping itu, setiap
muslim tidak diperkenankan mengkonsumsi atau meminum yang dapat
mengakibatkan mati, lambat atau cepat (Zuhroni, 2003).
Dalam rangka proses penyidikan dan penegakan hukum untuk
kepentingan peradilan ilmu kedokteran forensik dapat dimanfaatkan dalam membuat
terangnya perkara pidana yang menimbulkan korban manusia, baik korban hidup
maupun korban mati. Pemeriksaan otopsi umumnya diperlukan apabila korban dari
tindak perkara pidana tersebut korban mati (Sampurna, 2003). Pemeriksaan tulang
wajah tengah termasuk pemeriksaan tulang postmortem (setelah kematian) untuk
mendeteksi penggunaan cocain secara inhalasi memerlukan pemotongan pada tulang
mayat ( seperti tulang paha, iga, dan tulang belakang) yang kemudian diproses untuk
diperiksa melalui laboratorium. Maka hal tersebut termasuk otopsi, yaitu pemeriksaan
tubuh dengan jalan pembedahan untuk mengetahui penyebab kematian, yang diduga
tidak wajar, seperti pada kasus penggunaan cocain dengan inhalasi, bunuh diri,
maupun pembunuhan. Masalah bedah mayat ini merupakan isu modern, khususnya
yang terkait dengan pendidikan dan pengadilan. Tidak ada nash yang sharih dalam al-
Quran maupun Hadist tentang hukumnya. Namun banyak ayat yang dapat dijadikan
semacam acuan dan landasan dalam menetapkan praktik bedah mayat, misalnya janji
Allah yang akan memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya di angkasa luar dan
dalam diri manusia itu tersebut (Zuhroni, 2008).
Dengan kemajuan ilmu kedokteran forensik dalam mendeteksi obat dalam
tulang postmortem, maka dapat diaplikasikan pada kasus kematian diakibatkan
intoksikasi obat untuk kepentingan penegakan hukum. Untuk menentukan hukum
boleh bedah mayat forensik yang merupakan salah satu upaya penegakkan hukum
secara adil, bahwa penegakkan hukum secara adil merupakan kewajiban agama,
seperti yang ditegaskan dalam al-Quran (Zuhroni, 2008).
1.1 Permasalahan
1. Mengetahui dan mampu menjelaskan tentang pemeriksaan tulang wajah
pengguna cocain secara inhalasi ?
2. Bagaimana cara pemeriksaan tulang wajah pengguna cocain secara
inhalasi ?
3. Bagaimana pandangan agama Islam terhadap pemeriksaan tulang wajah
pengguna cocain secara inhalasi ?
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
Mengetahui pemeriksaan tulang wajah pengguna cocain secara inhalasi
ditinjau dari kedokteran dan Islam.
1.2.2 Khusus
1. Apa manfaat dari pemeriksaan tulang wajah pengguna cocain secara
inhalasi ?
2. Bagaimanakah cara pemeriksaan tulang wajah pengguna cocain secara
inhalasi ?
3. Bagaimanakah pandangan agama Islam terhadap pemeriksaan tulang
wajah pengguna cocain secara inhalasi ?
1.2.3 Manfaat
1.2.4 Bagi Penulis
1. Memenuhi persyaratan kelulusan sebagai dokter muslim pada Universitas
YARSI.
2. Menambah wawasan dan lebih memahami mengenai pemeriksaan tulang
wajah pengguna cocain secara inhalasi.
3. Memahami cara menulis karya ilmiah yang baik dan benar.
1.2.5 Bagi Universitas YARSI
Membuka wawasan pengetahuan serta menjadi bahan masukan bagi civitas
akademika mengenai pemeriksaan tulang wajah pengguna cocain secara
inhalasi.
1.2.6 Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat sehingga dapat lebih memahami tentang
cara dan manfaat pemeriksaan tulang wajah pengguna cocain secara inhalasi.