asuhan keperawatan keluarga pada ny.n dengan gangguan …

68
Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri (Gastritis) pada Keluarga Ny.N di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan OLEH INDRI UTAMI 142500071 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan

Rasa Nyaman : Nyeri (Gastritis) pada Keluarga Ny.N

di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

OLEH

INDRI UTAMI

142500071

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

i

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT yang telah melimpahkanberkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul“Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri(Gastritis) pada Keluarga Ny.N di Jl. Teratai Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia”,yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan DIII KeperawatanUniversitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kemampuan serta

pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari

semua pihak yang membangun guna dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari. Saya

ucapkan terima kasih banyak Kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Aiptu Rudi Hartono

dan Ibunda Nurlina yang sudah memberikan motivasi, dukungan, semangat, perhatian, dan

kasih sayang, serta mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Ibu Cholina T.Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan II Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep. Sp. Mat selaku Wakil Dekan III Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua prodi DIII Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

6. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing penulis dengan sabar, dan memberikan waktunya kepada penulis dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sehingga dapat selesai tepat waktu.

7. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku dosen penguji yang telah meluangkan

waktu, serta dengan sabar menguji dan membimbing penulis.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

iii

8. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Medan.

Medan, Juli 2017

Hormat Saya

Indri Utami

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

iv

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan………………………………………………………...i

Kata Pengantar……………………………………………………………..ii

Daftar Isi……………………………………………………………………iv

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Tujuan..................................................................................................3

C. Manfaat................................................................................................4

BAB II Pengelolaan Kasus

1. Konsep Dasar Keperawatan

A. Pengkajian......................................................................................5

B. Analisa data....................................................................................5

C. Rumusan masalah...........................................................................5

D. Perencanaan....................................................................................6

2. Pengelolaan Kasus

A. Pengkajian.....................................................................................43

B. Analisa Data..................................................................................48

C. Rumusan Masalah.........................................................................50

D. Perencanaan..................................................................................53

E. Implementasi dan Evaluasi...........................................................56

BAB III Penutup

A. Kesimpulan...................................................................................59

B. Saran.............................................................................................60

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di

lingkungan masyarakat dan masalah kesehatan saluran pencernaan

yang banyak terjadi di masyarakat. Badan penelitian kesehatan dunia

WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa Negara di dunia dan

mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia,

diantaranya Inggris 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Prancis

29,5% (Gustin, 2012). Gastritis yang terjadi di Asia Tenggara sekitar

583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya (WHO, 2013)

Di Indonesia prevalensi gastritis sebanyak 0,99% dan insiden

gastritis sebesar 115/100.000 penduduk (Putri dkk, 2012). Persentase

angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40%.

Angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%.

Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia pada

tahun 2011 cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari

238.452.952 jiwa penduduk. Gastritis merupakan salah satu penyakit

didalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien gawat inap di rumah

sakit Indonesia (Gustin,2012).

Di Indonesia angka kejadia gastritis cukup tinggi . Penelitian yang

dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI angka kejadian gastritis

dibeberapa kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai 81,6% yaitu di

kota Medan, di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%,

Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,5%,

Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2% (Sulastri, 2012)

Gastritis adalah proses imflamasi pada mukosa lambung dan

submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan kesehatan

dimana pada umumnya didiagnosa berdasarka gejala klinis bukan

pemeriksaan histopatologi saja. Gastritis erosive atay ulserasi

lambung atau duodenum yang telah mencapai sistem pembuluh darah

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

2

lambung atau duodenum dapat terjadi secara akut atau kronis .

kekambuhan yang berulang dapat menyebabka terjadi penyakit

lambung seperti kanker lambung dan perdarahan pada lambung

(Saefani dkk, 2012).

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut. Seperti beberapa

jenis obat, alkoho, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau

intoksikasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu,

iskemia dan trauma langsung. Garam empedu dari usus kecil ke

mukosa lambung sehingga menimbulkan respon peradangan mukosa.

Iskemia berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke

lambung, trauma langsung lambung berhubungan dengan

keseimbangan antara agresi dan mekanisme pertahanan untuk

menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan respon

peradangan pada mukosa lambung.

Nyeri merupakan salah satu manisfestasi klinis yang terjadi pada

pasien gastritis. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri

epigastrium. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang

tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan

potensial. Secara umum tanda dan gejala yang sering terjadi pada

pasien yang mengalami nyeri dapat tercermin dari perilaku pasien

misalnya suara (menangis, merintih, menghembuskan nafas), ekspresi

wajah (meringis, menggigit bibir, dll), pergerakan tubuh (gelisah, otot

tegang, mondar-mandir, dll). Interaksi sosial (menghindari perakapan,

disorientasi waktu) (Judha, 2012).

Secara garis besar nyeri dibagi menjadi 2 yaitu nyeri akut dan nyeri

kronis. Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan umumnya

berkaitan dengan cedera spesifik, waktunya kurang dari enam bulan

dan biasanya kurang dari satu bulan. Nyeri kronik adalah nyeri

konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu.

Nyeri kronis berlangsung selama enam bulan atau lebih (Potter &

Perry, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

3

Hasil observasi yang dilakukan apabila nyeri yang dialami oleh

klien tidak segera diatasi maka akan mengganggu aktivitas lain klien,

seperti kebutuhan tidur dan istirahat.

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga pada Ny.N

dengan gangguan rasa nyaman : Nyeri (Gastritis) pada keluarga

Ny. N di Jl. Teratai Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Ny.

N dengan gangguan rasa nyaman : Nyeri di Jl. Teratai

kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.N

dengan gangguan rasa nyaman : Nyeri di Jl. Teratai Kelurahan

Sari Rejo Medan Polonia.

c. Mampu menyusun intervensi Keperawatan pada Ny.N dengan

gangguan rasa nyaman : Nyeri di Jl. Teratai keluruahan Sari

Rejo Medan Polonia.

d. Mampu melakukan implementasi asuhan keperawatan pada

Ny.N dengan gangguan rasa nyaman : Nyeri di Jl. Teratai

Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.

e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah

diberikan pada Ny. N dengan gangguan rasa nyaman : Nyeri

pada keluarga Ny. N di Jl. Teratai Kelurahan Sari Rejo Medan

Polonia.

f. Mampu memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga Ny.

N dengan gangguan rasa nyaman : Nyeri pada keluarga Ny. N

di Jl. Teratai Kelurahan sari Rejo Medan Polonia.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

4

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi pendidikan Keperawatan

Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar

tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah

kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman : nyeri sebagai acuan

praktek mahasiswa keperawatan.

2. Bagi pelayanan kesehatan

Memberikan informasi dan membatatkan kesehatan dan

membantu meningkatkan kesehatan dalam upaya pencegahan

gangguan rasa nyaman : nyeri.

3. Bagi Masyarakat

Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui

cara memenuhi kebutuhan klien khususnya kebutuhan rasa

nyaman : Nyeri.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

5

BAB II

PENGELOLAH KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga dengan

Masalah Gangguan rasa nyaman : Nyeri Gastritis.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Langkah awal dari proses keperawatan yang meliputi aspek

bio, psiko, sosio da spiritual secara komprehensif. Maksud dari

pengkajian adalah untuk mendapatkan informasi atau data tentang

pasien.Data tersebut berasal dari pasien (data primer), dari keluarga

(data skunder). Pengkajian dilakukan dengan proses keperawatan

melalui wawancara, observasi langsung, adapun data yang

diperlukan pada klien Gastritis.

2. Analisa Data

Analisa data mencakup mengenali pola atau

kecenderungan, membandingkan pola ini dengan kesehatan yang

normal., dan menarik konklusi tentang respon klien. Penulis

memperhatikan pola kecenderungan sambil memeriksa kelompak

data.Kelompok data terdiri atas batas karakteristik (Potter & Perry,

2008).Batas karakteristik adalah kriteria klinis yang mendukung

adanya kategori diagnostic. Kriteria klinis adalah tanda dan gejala

objektif dan subjektif atau factor resiko.

3. Rumusan Masalah

Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada

identifikasi kebutuhan klien.Bila data pengkajian mulai

menunjukan masalah, perawat diarahkan pada pemilihan diagnosa

yang sesuai.Diagnosa keperawatan berfokus pada mendefinisikan

kebutuhan dasar keperawatan dari klien.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

6

Untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus

lebih dulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah

masalah tersebut potensial atau actual (Potter & Perry, 2008).

Batas karakteristik nyeri akut antara lain : perubahan selera

makan, perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi jantung,

perubahan frekuensi pernafasan, perilaku Distraksi (misalnya:

berjalan mondar-mandir, mencari orang lain atau aktivitas lain,

aktivitas yang berulang), mengekspresikan prilaku (misalnya:

gelisah, merengek, menangis, waspada), masker wajah (misalnya:

mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpancar

atau tetap pada satu focus, meringis), sikap melindungi area nyeri,

fokus menyempit (misalnya: gangguan persepsi nyeri, hambatan

proses berfikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan),

indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk

menghindari nyeri, sikap tubuh melindungi, dilatasi pupil,

melaporkan nyeri secara verbal, fokus pada diri sendiri, gangguan

tidur.

4. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan yang dibuat adalah setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24jam diharapkan nyeri yang dirasakan

klien dapat berkurang atau teratasi dengan criteria hasil klien

tampak tidak meringis kesakitan menahan sakit, nyeri yang

dirasakan pada daerah epigastrium sudah berkurang dan hilang,

klien dalam rentang normal (tekanan darah: 100/70-120/80 mmHg;

nadi: 60-100 x/menit; pernafasan: 18-24 x/menit; suhu: 36,5-37,5

derajat celcius).

Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan

yaitu kaji ulang karakteristik nyeri klien untuk mengidentifikasi

karakteristik nyeri yang dirasakan oleh klien, observasi tanda-tanda

vital untuk mengetahui tanda-tanda vital klien secara konsisten,

berikan posisi senyaman mungkin kepada klien untuk membantu

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

7

mengurangi rasa nyeri yang dirasakan klien, ajarkan kepada klien

tehnik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri yang

dirasakan, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

analgetik bagi klien untuk mengurangi nyeri dirasakan oleh klien.

Konsep Keperawatan Keluarga

1. Definisi

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu

memiliki peran masing-masing yang merupakan bagian dari

keluarga (Friedmandalam Hernilawati, 2013) Sedangkan

menurut pakar konseling keluarga, Sayektidalam Hernilawati

(2013) menulis bahwa keluarga adalah suatu

ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang

dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang

laki-laki atau seorang prempuan yang sudah sendirian dengan

atau tanpa anak baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal

dalam sebuah rumah tangga.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1988), keluarga adalah

unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga

dan beberapa orang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di

bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan

(Herlinawati, 2013).

2. Tipe Keluarga

Menurut Friedman, 1998 dalam Ali, Zaidin (2010)

pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks kelimuan

dan orang yang mengelompokkan. Secara tradisional keluarga

dikelompokkan menjadi dua yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

8

2.1 Keluarga inti ( nucler family) adalah keluarga yang

hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang di

peroleh dari keturunannya atau adopsi atau

keduanya.

2.2 Keluarga besar (extended family) adalah keluarga

inti yang ditambah anggota keluarga lain yang

masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek,

bibi, paman).

Namun dengan berkembangnya peran individu dan

meningkatnya rasa individualisme, pengelompokan tipe

keluarga selain dua diatas berkembang sebagai berikut :

Keluarga bentukan kembali (dyatic family) adalah keluarga

baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau

kehilangan pasangannya.

Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga

yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-

anaknya akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.

Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried

teenage mother).

Orang dewasa (laki-laki atau prempuan yang tinggal

sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living

alone)

Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya

(the nonmarital heterosexual cohabiting family).

Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis

kelamin sama(gay and lesbian family).

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

9

3. Peran dan Fungsi Keluarga

Menurut Ali, Z (2010) keluarga memiliki peran formal

dalam keluarga tersebut, yaitu:

3.1 Peran sebagai ayah. Ayah sebagai suami dari istri

dan ayah dari anak-anaknya berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik, prlindung, dan pemberi

rasa aman. Juga sebagai kepala keluarga, anggota

kelompok social, serta anggota masyarakat dan

lingkungan.

3.2 Peran sebagai ibu. Ibu sebagai istri dari suami dan

sebagai ibu dari anak-anaknya berperan untuk

mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan

pendidik anak-anaknya, pelindung dan salah satu

anggota kelompok social, serta sebagai anggota

kelompok masyarakat dan lingkungan disamping

dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan

keluarga.

3.3 Peran sebagai anak. Anak melaksanakan peran

psikososial sesuai tingkat perkembangan, baik fisik,

social, dan spiritual.

Adapun fungsi keluarga menurut Friedman, 1998

dalam Hernilawati (2013) adalah sebagai berikut :

3.3.1 Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang

utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk

mempersiapkan anggota keluarga

berhubungan dengan orang lain.

3.3.2 Fungsi sosialisasi adalah fungsi

mengembangkan dan tempat melatih anak

untuk berkehidupan social sebelum

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

10

meninggalkan rumah untuk berhubungan

dengan orang lain di luar rumah.

3.3.3 Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk

mempertahankan generasi dan menjaga

kelangsungan keluarga.

3.3.4 Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga secara

ekonomi dan tempat untuk mengembangkan

kemampuan individu meningkat

kemampuan penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

3.3.5 Fungsi perawatan/pemilihan kesehatan

adalah fungsi untuk mempertahankan

kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktivitas yang tinggi.

3.3.6 Fungsi pendidikan adalah keluarga

mempunyai peran dan tanggung jawan yang

besar terhadap pendidikan anak-anaknya

untuk menghadapi kehidupan dewasanya.

3.3.7 Fungsi religious adalah keluarga merupakan

tempat belajar tentang agama dan

mengamalkan ajaran agama.

3.3.8 Fungsi rekreasi adalah keluarga merupakan

tempat untuk melakukan kegiatan yang

dapat mengurangi ketegangan akibat berada

diluar rumah.

4. Tahap dan Tugas Perkembangan keluarga

Tahap perkembangan keluarga adalah proses

perubahan yang terjadi pada system keluarga meliputi :

perubahan pola interaksi dan berhubungan antara

anggotanya sepanjang waktu. Adapun tahapan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

11

perkembangan keluarga menurut Mubarrak, dkk (2011),

yaitu:

4.1 Tahap I Pasangan baru atau keluarga baru

Keluarga baru dimuali pada saat masing-masing

individu yaitu suami dan istri membentu

keluarga melalui perkawinan yang sah dan

meninggalkan keluarga masing-masing, dalam

artian secara psikologis keluarga tersebut sudah

memiliki keluarga baru. Adapun tugas

perkembangan pada tahap ini :

4.1.1 Membina hubungan intim dan Kepuasan

bersama.

4.1.2 Menetapkan tujuan bersama.

4.1.3 Membina hubungan dengan keluarga lain,

teman, atau kelompok social.

4.1.4 Merencanakan anak KB.

4.1.5 Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan

mempersiapkan diri menjadi orangtua.

4.2 Tahap II keluarga kelahiran anak pertama

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai

dengan kelahiran sampai kelahiran anak pertama

dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30

bulan (3,2 tahun). Adapun tugas perkembangan

pada tahap ini :

4.2.1 Persiapan menjadi orang tua.

4.2.2 Membagi peran dan tanggungjawab.

4.2.3 Menata ruang untuk anak atau

mengembangkan suasana rumah yang

menyenangkan.

4.2.4 Mempersiapkan biaya untuk kelahiran anak

pertama.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

12

4.2.5 Memfasilitasi role learning anggota keluarga.

4.2.6 Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan

bayi sampai balita.

4.3 Tahap III keluarga dengan anak pra sekolah

Tahap ini dimuali saat kelahiran anak berusia 2,

tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.

Adapun tugas perkembangan pada tahap ini :

4.3.1 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga

seperti : kebutuhan tempat tinggal, privasi,

dan rasa aman.

4.3.2 Membantu anak untuk bersosialisasi.

4.3.3 Beradaptasi dengan anak yang baru lahir,

sementara kebutuhan anank yang juga harus

dipenuhi.

4.3.4 Mempertahankan hubungan yang sehat baik

didalam maupun diluar keluarga.

4.3.5 Dapat membagi waktu antara individu,

pasangan dan anak.

4.3.6 Pembagian tanggung jawab anggota

keluarga.

4.3.7 Kegiatan dan waktu untuk simulasi tumbuh

dan berkembang.

4.4 Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah

Tahap ini dimulai saat anak tertua mulai

memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan

berakhir pada usia 12 tahun. Tugas

perkembangan pada tahap ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

13

4.4.1 Memberikan perhatikan tentang kegiatan

social anak, pendidikan, dan semangat

belajar.

4.4.2 Tetap mempertahankan keharmonisan

keluarga.

4.4.3 Mendorong anak untuk mencapai

pengembangan daya intelektual.

4.4.4 Menyediakan aktifitas untuk anak.

4.4.5 Menyesuaikan dengan aktifitas komuniti

dengan mengikutsertakan anak.

4.5 Tahap V keluarga dengan anak remaja

Tahap ini dimulai pada dasar anak pertama

mulai berusia 13 tahun dan berakhir pada usia

19/20 tahun. Adapun tugas perkembangan pada

tahap ini :

4.5.1 Memberikan kebebasan yang seimbang

dengan tanggung jawab mengingat remaja

sudah tumbuh dewasa.

4.5.2 Mempertahankan hubungan yang intim

dengan keluarga.

4.5.3 Mempertahankan komunikasi yang terbuka

dengan anak dan orgtua.

4.5.4 Perubahan system peran dan peraturan untuk

tumbuh kembang anak.

4.6 Tahap VI dengan Anak Dewasa atau Pelepasan

Tahap ini dimulai pada saat anak terkhir

meninggalkan rumah.Lamanya tahap ini

tergantung dari jumlah anak pada keluarga atau

jika anak belum memiliki keluarga atau tetap

tinggal bersama orang tua. Tugas perkembangan

tahap ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

14

4.6.1 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga

besar.

4.6.2 Mempertahankan keintiman pasangan.

4.6.3 Membantu orangtua suami dan istri yang

sedang sakit dan memasuki usia tua.

4.6.4 Mempersiapkan anak untuk mandiri dan

menerima kepergian anaknya.

4.6.5 Menata kembali fasilitas dan sumber yang

ada pada keluarga.

4.6.6 Berperan suami-istri atau kakek-nenek.

4.6.7 Menciptakan lingkungan rumah yang dapat

menjadi contoh bagi anak-anaknya.

4.7 Tahap VII keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai saat anak yang terakhir

meninggalkan tumah dan berakhir pada saat

pensiun atau salah satu pasangan meninggal.

Tugas perkembangan pada tahap ini :

4.7.1 Mempertahankan kesehatan.

4.7.2 Mempunyai lebih banyak waktu kebebasan

dalam artian mengelolah minat social dan

waktu santai.

4.7.3 Memulihkan hubungan antara generasi muda

tua.

4.7.4 Keakraban dalam pasangan.

4.7.5 Memelihara hubungan dengan anak dan

keluarga.

4.7.6 Persiapan masa tua atau pensiun dan

meningkatkan keakraban pasangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

15

4.8 Tahap VII Keluarga Lanjut Usia

Tahap ini dimulai pada saat salah satu pasangan

pensiun, berlanjut salah satu pasangan

meninggal sampai keduanya meninggal. Tugas

perkembangan pada tahap ini :

4.8.1 Mempertahankan suasana rumah yang

menyenangkan.

4.8.2 Adaptasi dengan perubahan kehilangan

pasangan, teman, kekuatan fisik pendapatan.

4.8.3 Mempetahankan keakraban pasangan suami-

istri dan saling merawat.

4.8.4 Mempertahankan hubungan dengan anak dan

social masyarakat.

4.8.5 Menerima kematian pasangan, kawan dan

mempersiapkan kematian.

5. Struktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga

melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga

terdiri dari bermacam-macam (Hernilawati, 2013), yaitu :

5.1 Patrilineal

Adalah keluarga sedarahyang terdiri dari sanak saudara

yang sedarah dalam beberapa generasi, dimana

hubungan itu disusun dari jalur garis keturunan ayah.

5.2 Matrilineal

Adalah keluarga yang sedarah yang terdiri dari sanak

saudara yang sedarah dalam beberapa generasi, dimana

hubungan itu disusun dari jalur garis keturunan ibu.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

16

5.3 Matrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan

keluarga sedarah istri.

5.4 Patrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan

keluarga sedarah suami.

5.5 Keluarga Kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan

keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi

bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami

atau istri.

6. Keluarga Sejahtera

Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas dasar

perkawinan yang sah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual

dan material yang layak. Tahapan keluarga sejahtera (Mubarrak,

2011) adalah sebagai berikut :

6.1 Keluarga pra sejahtera

Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya secara minimal, yaitu kebutuhan

pengajaran, agama, pangan, sandang, papan, dan

kesehatan, atau keluarga yang belum dapat memenuhi

salah satu atau lebih indicator keluarga sejahtera tahap

I.

6.2 Keluarga sejahtera tahap II

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya minimal tetapi belum dapat

memenuhi kebutuhan social psikologinya, yaitu

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

17

kebutuhan pendidikan, keluarga berencana (KB),

interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan

tempat tinggal, dan transportasi.

6.3 Keluarga sejahtera tahap III

Adalah keluarga-keluarga yang disamping telah dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal serta

telah dapat memenuhi kebutuhan social psikologinya,

tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan

pengembangannya, seperti kebutuhan untuk

menabung dan memperoleh informasi.

6.4 Keluarga sejahtera tahap III

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi

seluruh kebutuhan dasar, social psikologis dan

pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat

memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal

terhadap masyarakat secara teratur (dalam waktu

tertentu) dalam bentuk : material dan keuangan untuk

social kemasyarakatan, dan juga berperan aktif dalam

kegiatan kemasyarakatan.

6.5 Keluarga sejahtera tahap III plus

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi

seluruh kebutuhan dasar, social psikologis dan

pengembangan telah terpenuhi serta memiliki

keperdulian yang tinggi pada masyarakat.

7. Tugas Kesehatan Keluarga

Adapun tugas keluarga menurut Bailon dan Maglaya, 1998

dalam Muhlisin (2012), yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

18

7.1 Mengenal masalah kesehatan.

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang

tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan

segala sesuatu tidak akan berarti dan karena

kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber

daya dan dana kesehatan dan perubahan-perubahan

yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil

apapun yang diaalami anggota keluarga secara

tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan

orang tua.

7.2 Membantu keputusan tindakan kesehatan yang

tepat.

Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang

tepat mengenai masalah kesehatan yang

dialaminya.Perawat harus mampu mengkaji

keadaan keluarga tersebut agar dapat memfasilitasi

keluarga dalam membuat keputusan.

7.3 Memberikan perawatan pada anggota keluarga

yang sakit.

Ketika memberikan perawatan pada anggota

keluarganya yang sakit, keluarga harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut : keadaan

penyakitnya, sifat dan perkembangan perawatan

yang dibutuhkan, dan sikap keluarga terhadap

anggota keluarga yang sakit.

7.4 Memodifikasi lingkungan atau menciptakan

suasana rumah yang sehat.

Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan

suasana rumah yang sehat, keluarga harus

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

19

mengetahui hal-hal sebagai berikut : sumber-

sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan atau

manfaat pemeliharaan lingkungan, upaya

pencegahan penyakit, dan kekompakan antar

anggota keluarga.

7.5 Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat.

Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas

kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-hal

sebagai berikut : keberadaan fasilitas keluarga,

keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari

fasilitas kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada

terjangkau oleh keluarga.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil

informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang

dibinanya. Secara garis besar data dasar yang dipergunakan mengkaji

status keluarga adalah :

1) Data Umum :

a. Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan

status imunisasi masing-masing keluarga serta genogram.

b. Type keluarga.

c. Suku bangsa.

d. Agama.

e. Status sosial ekonomi keluarga.

f. Aktivitas rekreasi keluarga.

2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan pada tahap ini.

b. Tahap keluarga yang belum dipenuhi.

c. Riwayat keluarga inti.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

20

3) Pengkajian lingkungan

a. Karakteristik rumah.

b. Karakteristik tetangga.

c. Mobilitas geografis keluarga.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

e. System pendukung keluarga.

4) Struktur keluarga

a. Pola komunikasi keluarga.

b. Struktur kekuatan keluarga.

c. Struktur peran.

d. Nilai dan norma keluarga.

5) Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif.

b. Fungsi sosialisasi.

c. Fungsi reproduksi.

d. Fungsi ekonomi.

e. Fungsi perawatan kesehatan.

6) Stress dan koping keluarga

a. Stressor jangka pendek.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau

stressor.

c. Strategi koping yang digunakan.

d. Strategi adaptasi disfungsional.

e. Harapan keluarga.

7) Pemeriksaan fisik.

(Mubarrak, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

21

2. Analisa Data

Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses

keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, di dapatkan data dasar

tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh klien.Selanjutnya data

dasar itu digunakan untukl menetukan diagnosis keperawatan,

merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk

mengatasi masalah-masalah klien (Mubarrak, 2011).

3. Rumusan Masalah

Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian

terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga,

lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan

koping keluarga baik yang bersifat actual, resiko maupun sejahtera

dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk

melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga dan

berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga. Diagnosis

keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan

pada pengkajian.

Komponen diagnosis keperawatan meliputi :

1) Problem atau masalah (P)

2) Etiologi atau penyebab (E)

3) Sign atau tanda (S)

Tipologi dan diagnosis keperawatan :

1. Diagnosis actual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan

gejala dari gangguan kesehatan dimana masalah kesehatan

yang dialami oleh keluarga memerlukan bantuan untuk

segara ditangani dengan cepat.

2. Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan). Sudah ada

data yang menujang namun belum terjadi gangguan, tetapi

tanda tersebut menjadi masalah actual apabila tidak segara

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

22

mendapatkan bantuan pemecahan dari tim kesehatan atau

keperawatan.

3. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera “wellness”). Suatu

keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga

kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

4. Perencanaan

Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang

direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau

mengatasi masalah kesehatan/masalah keperawatan yang telah

diidentifikasi (Mubarrak, 2011).

Konsep Dasar Gastritis

1. Definisi

Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang

berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah peradangan pada mukosa

lambung. Menurut Hirlan dalam Suyono (2006), gastritis adalah proses

inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang

berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri

atau bahan iritan lain. Gastritis merupakan inflamasi dari mukosa

lambung klinis berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema

mukosa, kerapuhan bila trauma yang ringan saja sudah terjadi perdarahan

(Hadi, 2002).

Penyebab asam lambung tinggi antara lain : aktivitas padat sehingga

telat makan, stress tinggi yang berimbas pada produksi asam lambung

berlebih. Faktor lain yaitu infeksi kuman (e-colli, salmonella atau virus),

pengaruh obat-obatan, konsumsi alkohol berlebih (Purnomo, 2009).

Secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel.

Sedangkan, menurut Lindseth dalam Prince (2005), gastritis adalah suatu

peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,

kronis, difus, atau lokal. Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

23

lambung paling sering diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya

makan terlalu banyak dan cepat atau makan makanan yang

terlaluberbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang lain seperti alkohol,

aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi (Brunner, 2006).

Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam

berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran hispatologi yang khas,

distribusi anatomi, dan kemungkinan patogenesis gastritis. Didasarkan

pada manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik.

Harus diingat, bahwa walaupun dilakukan pembagian menjadi akut dan

kronik, tetapi keduanya tidak saling berhubungan. Gastritis kronik

merupakan kelanjutan dari gastritis akut (Suyono, 2006).

Gejala gastritis atau maag antara lain: tidak nyaman sampai nyeri pada

saluran pencernaan terutama bagian atas, mual, muntah, nyari ulu hati,

lambung merasa penuh, kembung, bersendawa, cepat kenyang, perut

keroncongan dan sering kentut serta timbulnya luka pada dinding

lambung. Gejala ini bisa menjadi akut, berulang dan kronis. Disebut

kronis bila gejala itu berlangsung lebih dari satu bulan terus-menerus dan

gstritis ini dapat ditangani sejak awal yaitu: mengkonsumsi makanan

lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan

asam, berhenti merokok serta minuman beralkohol dan jika memang

diperlukan dapat minum antasida sekitar setengah jam sebelum makan

atau sewaktu makan (Misnadiarly, 2009).

Lambung sering disebut sebagai maag yang berfungsi untuk

menampung makanan. Sakit maag sering dihubungkan dengan faktor

stress dan makan yang tidak teratur. Keadaan stress memang bikin makan

tidak teratur. Orang masih percaya bahwa penyakit maag disebabkan

oleh stress. Keadaan stress menyebabkan produksi cairan asam lambung

meningkat sehingga “tegang” oleh cairan asam lambung. Cairan asam

lambung ini bisa mengikis dinding lambung sehingga luka dan terasa

perih bila terkena bahan asam. Bila luka lambung semakin meluas,

berisiko melukai pembuluh darah dan terjadi perdarahan yang

dimuntahkan sebagai muntah darah. Hati-hatilah jangan stress

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

24

berkepanjangan, tidak ada gunanya dan makanlah secara teratur.

Makanan dari lambung akan disalurkan ke usus untuk dicerna kemudian

diserap dan masuk dalam aliran darah menuju hati (Budiman, 2011).

Gangguan pencernaan diakibatkan oleh kebiasaan pola makan yang

buruk dan stress sehari-hari. Banyak kasus gangguan pencernaan tidak

ditemukan penyebabnya secara organik dengan adanya luka atau

kerusakan pada organ. Masalah pencernaan umumnya disebabkan oleh

faktor-faktor eksternal yang membahayakan fungsi sistem pencernaan

seperti stress, kebiasaan makan yang kurang sehat, tidak teratur, diet

yang salah, pengobatan yang menyebabkan iritasi, infeksi kronis dan

hadirnya bakteri dalam saluran pencernaan. Banyak gangguan

pencernaan yang dapat teratasi dengan mengubah gaya hidup dengan

mengurangi stress, berhenti merokok, berolahraga secara rutin dan

menjalankan diet yang tepat (Prita, 2010).

2. Klasifikasi Gastritis

A. Gastritis Akut

Gastritis akut merupakan peradangan pada mukosa lambung yang

menyebabkan erosi dan perdarahan mukosa lambung akibat terpapar

pada zat iritan. Erosi tidak mengenai lapisan otot lambung. Gastritis

akut suatu penyakityang sering ditemukan dan biasanya bersifat jinak

dan sembuh sempurna (Suratum, 2010). Inflamasi akut mukosa

lambung pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan.

Penyebab terberat dari gastritis akut adalah makanan yang bersifat

asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi

ganggren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi

akibat obstruksi pylorus (Brunner, 2006).

Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat

berbentuk penyakit yang berat adalah gastritis erosif atau gastritis

hemoragik. Disebut gastritis hemoragik karena pada penyakit ini akan

dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

25

terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada

beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut

(Suyono, 2006).

a. Gastritis Akut Erosif

Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan

mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.

Disebut erosi apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam

dari pada mukosa muskularis. Penyakit ini dijumpai di klinik,

sebagai akibat efek samping dari pemakaian obat, sebagai

penyulit penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak

diketahui. Perjalanan penyakit ini biasanya ringan, walaupun

demikian kadang-kadang dapat menyebabkan kedaruratan

medis, yakni perdarahan saluran cerna bagian atas. Penderita

gastritis akut erosif yang tidak mengalami pendarahan sering

diagnosisnya tidak tercapai.

Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan

khusus yang sering dirasakan tidak sesuai dengan keluhan

penderita yang ringan saja. Diagnosis gastritis akut erosif,

ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan dilanjutkan

dengan pemeriksaan histopatologi biopsi mukosa lambung

(Suyono, 2006).

Penderita gastritis erosif yang disebabkan oleh bahan toksik

atau korosif dengan etiologi yang dilakukan pada bahan kimia

dan bahan korosif antara lain HCL, H2SO4, HNO3, Alkali,

NaOH, KOH dan pemeriksaan klinis dapat ditemukan antara

lain mulut, lidah nampak edema, dyspagia dan nyeri

epigastrium, juga ditemukan tanda yaitu mual, muntah,

hipersalivasi, hiperhidrosis dan diare sampai dehidrasi.

Penatalaksanaan secara umum perhatiakan tanda-tanda vital,

respirasi, turgor dan produksi urine serta tentukan jenis racun

untuk mencari anekdote (Misnadiarly, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

26

b. Gastritis Akut Hemoragik

Ada dua penyebab utama gastritis akut hemoragik. Pertama

diperkirakan karena minum alkohol atau obat lain yang

menimbulkan iritasi pada mukosa gastrik secara berlebihan

(aspirin atau NSAID lainnya). Meskipun pendarahan mungkin

cukup berat, tapi pendarahan pada kebanyakan pasien akan

berhenti sendiri secara spontan dan mortalitas cukup rendah.

Kedua adalah stress gastritis yang dialami pasien di Rumah

Sakit, stress gastritis dialami pasien yang mengalami trauma

berat berkepanjangan, sepsis terus menerus atau penyakit berat

lainnya (Suyono, 2006).

Erosi stress merupakan lesi hemoragik majemuk pada

lambung proksimal yang timbul dalam keadaan stress fisiologi

parah dan tidak berkurang. Berbedadengan ulserasi menahun

yang biasa pada traktus gastrointestinalis atas, jarang

menembus profunda kedalam mukosa dan tak disertai dengan

infiltrasi sel radang menahun. Tanpa profilaksis efektif, erosi

stress akan berlanjut dan bersatu dalam 20% kasus untuk

membentuk beberapa ulserasi yang menyebabkan perdarahan

gastrointestinalis atas, yang bisa menyebabkan keparahan dan

mengancam nyawa.

B. Gastritis Kronik

Gastritis Kronik merupakan peradangan bagian mukosa lambung

yang menahun. Gastritis kronik sering dihubungkan dengan ulkus

peptik dan karsinoma lambung tetapi hubungan sebab akibat antara

keduanya belum diketahui. Penyakit gastritis kronik menimpa kepada

orang yang mempunyai penyakit gastritis yang tidak disembuhkan.

Awalnya sudah mempunyai penyakit gastritis dan tidak disembuhkan,

maka penyakit gastritis menjadi kronik dan susah untuk disembuhkan.

Gastritis kronik terjadi infiltrasi sel-sel radang pada lamina propria dan

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

27

daerah intra epiteil terutama terdiri dari sel-sel radang kronik, yaitu

limfosit dan sel plasma. Gastritis kronis didefenisikan secara histologis

sebagai peningkatan jumlah limfosit dan sel plasma pada mukosa

lambung. Derajat ringan pada gastritis kronis adalah gastritis

superfisial kronis, yang mengenai bagian sub epitel di sekitar cekungan

lambung. Kasus yang lebih parah juga mengenai kelenjar-kelenjar

pada mukosa yang lebih dalam, hal ini biasanya berhubungan dengan

atrofi kelenjar (gastritis atrofi kronis) dan metaplasia intestinal.

Sebagian besar kasus gastritis kronis merupakan salah satu dari dua

tipe, yaitu: tipe A yang merupakan gastritis autoimun adanya antibody

terhadap sel parietal yang pada akhirnya dapat menimbulkan atropi

mukasa lambung, 95% pasien dengan anemia pernisiosa dan 60%

pasien dengan gastritis atropik kronik. Biasanya kondisi ini merupakan

tendensi terjadinya Ca Lambung pada fundus atau korpus dan tipe B

merupakan gastritis yang terjadi akibat helicobacter pylory terdapat

inflamasi yang difusi pada lapisan mukosa sampai muskularis,

sehingga sering menyebabkan perdarahan dan erosi (Suratum, 2010).

Klasifikasi histologi yang sering digunakan pada gastritis kronik yaitu:

1. Gastritis kronik superficial

Gastritis kronik superfisial suatu inflamasi yang kronis pada

permukaan mukosa lambung. Pada pemeriksaan hispatologis terlihat

gambaran adanya penebalan mukosa sehingga terjadi perubahan yang

timbul yaitu infiltrasi limfosit dan sel plasma dilamina propia juga

ditemukan leukosit nukleir polimorf dilamina profia. Gastritis kronik

superfisialis ini merupakan permulaan terjadinya gastritis kronik.

Seseorang diketahui menderita gastritis superficial setelah

diketahui melalui PA antara lain: hiperemia, eksudasi, edema,

penebalan mukosa, sel-sel limfosit, eosinofil dan sel plasma.

Pemeriksaan klinis tidak jelas tetapi pasien mengalami mual, muntah,

pain-foof-pain dan nafsu makan berkurang. Pasien gastritis superficial

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

28

disarankan untuk istirahat total, mengkonsumsi makanan lunak dan

simptomatis (Misnadiarly, 2009).

2. Gastritis kronik atrofik

Gastritik kronik atrofik yaitu sel-sel radang kronik yang menyebar

lebih dalam disertai dengan distorsi dan destruksi sel kelenjar mukosa

lebih nyata. Gastritis atrofik dianggap sebagai kelanjutan gastritis

kronik superfisialis. Seseorang menderita atropi gastritis setelah

menjalani PA dan diketahui, antara lain: mukosa tipis, muskularis

atropi, kelanjar-kelenjar menurun dan adanya selsel limfosit.

Pemeriksaan klinis, penderita mengalami epigastrik diskomfort,

dyspepsia, lambung rasanya penuh, nafsu makan menurun, mual,

muntah, anemia peniciosa, defisiensi Fe dan pellagra. Pengobatan yang

harus dijalani adalah istirahat total, mengkonsumsi makan lunak dan

mengkonsumsi vitamin B12, Fe, dan liver ekstrak (Misnadiarly, 2009).

Menurut Misnadiarly (2009) gastritis diklasifikasikan menjadi

beberapa bentuk yaitu:

a. Gastritis gastropati dengan keluhan umum nyeri pada ulu hati,

mual, muntah dan diare. Penyebabnya obat-obatan seperti aspirin,

alkohol, trauma pada lambung seperti pengobatan dengan laser,

kelainan pembuluh darah pada lambung dan luka akibat operasi.

b. Gastritis spesifik yaitu nyeri pada ulu hati, mual dan muntah.

Penyebabnya karena infeksi bakteri, virus, jamur, parasit,

nematoda dan adanya penyakit pada saluran pencernaan. Bila

disebabkan oleh toksin biasanya disertai dengan diare, nyeri perut,

badan menjadi panas, menggigil, dan kejang otot.

c. Gastritis kronis. Keluhan pada gastritis kronis pada umumnya tidak

spesifik berupa perasaan tidak enak pada ulu hati yang disertai

mual, muntah dan perasaan penuh dihati. Penyebabnya antara lain:

infeksi C.Pylori, gastropati reaktif, autoimun, adanya tumor pada

lambung dan faktor stress.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

29

3. Tanda dan Gejala Gastritis

a. Tanda dan gejala Gastritis Akut

Gejala yang paling sering dijumpai pada penderita penyakit

gastritis adalah keluhan nyeri, mulas, rasa tidak nyaman pada

perut, mual, muntah, kembung, sering platus, cepat kenyang, rasa

penuh di dalam perut, rasa panas seperti terbakar dan sering

sendawa ( Puspadewi, 2012).

b. Tanda dan Gejala Gastritis Kronis

1. Gastritis sel plasma

2. Nyeri yang menetap pada daerah epigastrium

3. Mausea sampai muntah empedu

4. Dyspepsia

5. Anorreksia

6. Berat badan menurun

7. Keluhan yang berhubungan dengan anemia

4. Penyebab Gastritis:

a. Makan tidak teratur atau terlambat makan. Biasanya

menunggu lapar dulu, baru makan dan saat makan langsung

makan terlalu banyak (Puspadewi, 2009).

b. Bisa juga disebabkan oleh bakteri bernama Helicobacter

pylori. Bakteri tersebut hidup di bawah lapisan selaput

lendir dinding bagian dalam lamung. Fungsi lapisan lendir

sendiri adalah untuk melinudngi kerusakan dinding

lambung akibat produksi asam lambung. Infeksi yangt

diakibatkan bakteri Helicobacter menyebabkan peradangan

pada dinding lambung yang disebut gastritis (Aziz, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

30

c. Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh

karena itu, orang yang merokok lebih sensitive terhadap

gastritis maupun ulser. Merokok juga akan meningkatkan

asam lambung, melambatkan kesembuhan dan

meningkatkan resiko kanker lambung (Yuliarti, 2009).

d. Stress. Hal ini dimungkinkan karena karena system

persarafan di otak berhubungan dengan lambung, sehingga

jika seseorang mengalami stress, bisa muncul kelainan

dalam lambungnya. Stress bisa menyebabkan terjadi

perubahan hormonal di dalam tubuh. Perubahan itu akan

merangsang sel-sel dalam lambung yang kemudian

memproduksi asam secara berlebihan. Asam yang

berlebihan ini membuat lambung terasa nyeri, perih dan

kembung. Lamakelamaan hali ini dapat menimbulkan luka

di dinding lambung (Sari, 2008).

e. Efek samping obat-obatan tertentu. Konsumsi obat

penghilangan rasa nyeri, seperti obat antiinflamasi

nonsteroid (OAINS) misalnya aspirin, ibuproven (Advil,

Motrin dll), juga naproxen (aleve), yang terlalu sering dapat

menyebabkan penyakit gastritis, baik itu gastritis akut

maupun kronis (Aziz, 2011).

f. Mengkonsumsi makanan terlalu pedas dan asam. Minum

minuman yang mengandung alkohol dan cafein seperti

kopi. Hal itu dapat meningkatkan produksi asam lambung

berlebihan hingga akhirnya terjadi iritasi dan menurunkan

kemampuan fungsi dinding lambung (Suratum, 2010).

g. Alkohol, mengkonsumsi olkohol dapat mengiritasi

(merangsang) dan mengikis permukaan lambung (Suratum,

2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

31

h. Terapi radiasi, refluk empedu, zat-zat korosif (cuka, lada)

menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan

edema dan pendarahan.

i. Kondisi yang stressful (trauma, luka bakar, kemoterapi dan

kerusakan susunan syaraf pusat) merangsang peningkatan

produksi HCl lambung.

j. Asam empedu adalah cairan yang membantu pencernaan

lemak. Cairan ini diproduksi di hati dan dialirkan ke

kantong empedu. Ketika keluar dari kantong empedu akan

dialirkan ke usus kecil (duodenum). Secara normal, cincin

pylorus (pada bagian bawah lambung) akan mencegah

aliran asam empedu ke dalam lambung setelah dilepaskan

ke duodenum. Namun, apabila cincin tersebut rusak dan

tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau

dikeluarkan karena pembedahan maka asam empedu akan

mengalir ke lambung sehingga mengakibatkan peradangan

dan gastritis kronis (Suratum, 2010).

k. Serangan terhadap lambung. Sel yang dihasilkan oleh tubuh

dapat menyerang lambung. Kejadian ini dinamakan

autoimun gastritis. Kejadian ini memang jarang terjadi,

tetapi bisa terjadi. Autoimun gastritis sering terjadi pada

orang yang terserang penyakit Hashimoto’s disease,

Addison’s disease dan diabetes tipe I. Autoimun gastritis

juga berkaitan defisiensi B12 yang dapat membahayakan

tubuh (Aziz, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

32

4. Patofisiologi Gastritis

Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya

dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosif). Mukosa lambung

berperan penting dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh

HCl dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka terjadi difusi

HCl ke mukosa dan HCl akan merusak mukosa. Kehadiran HCl di

mukosa lambung menstimulasi perubahan pepsinogen menjadi

pepsin. Pepsin merangsang pelepasan histamine dari sel mast.

Histamine akan menyebabkan peningkatan pemeabilitas kapiler

sehingga terjadi perpindahan cairan dari intra sel ke ekstrasel dan

meyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul

perdarahan pada lambung. Lambung dapat melakukan regenerasi

mukosa oleh karena itu gangguan tersebut menghilang dengan

sendirinya.

Bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka

inflamasi akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan

diisi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat

hilang dan terjadi atropi sel mukasa lambung. Faktor intrinsik yang

dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurun atau hilang

sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap diusus

halus. Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam

pertumbuhan dan maturasi sel darah merah. Selain itu dinding

lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan

perdarahan (Suratum, 2010).

5. Pencegahan dan Penanganan Gastritis

Penyembuhan penyakit gastiritis harus dilakukan dengan

memperhatikan diet makanan yang sesuai. Diet pada penyakit

gastritis bertujuan untuk memberikan makanan dengan jumlah gizi

yang cukup, tidak merangsang, dan dapat mengurangi laju

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

33

pengeluaran getah lambung, serta menetralkan kelebihan asam

lambung. Secara umum ada pedoman yang harus diperhatikan yaitu :

a. Makan secara teratur. Mulailah makan pagi pada pukul 07.00

Wib. Aturlah tiga kali makan makanan lengkap dan tiga kali

makan makanan ringan.

b. Makan dengan tenang jangan terburu-buru. Kunyah makanan

hingga hancur menjadi butiran lembut untuk meringankan

kerja lambung.

c. Makan secukupnya, jangan biarkan perut kosong tetapi

jangan makan berlebihan sehingga perut terasa sangat

kenyang.

d. Pilihlah makanan yang lunak atau lembek yang dimasak

dengan cara direbus, disemur atau ditim. Sebaiknya hindari

makanan yang digoreng karena biasanya menjadi keras dan

sulit untuk dicerna.

e. Jangan makan makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin

karena akan menimbulkan rangsangan termis. Pilih makanan

yang hangat (sesuai temperatur tubuh).

f. Hindari makanan yang pedas atau asam, jangan

menggunakan bumbu yang merangsang misalnya cabe,

merica dan cuka.

g. Jangan minum minuman beralkohol atau minuman keras,

kopi atau teh kental.

h.Hindari rokok

i.Hindari konsumsi obat yang dapat menimbulkan iritasilambung,

misalnya aspirin, vitamin C dan sebagaianya.

j. Hindari makanan yang berlemak tinggi yang menghambat

pengosongan isi lambung (coklat, keju dan lain-lain).

k. Kelola stres psikologi seefisien mungki (Misnadiarly, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

34

6. Diet Penyakit Gastritis/Penyakit Lambung

Diet penyakit gastritis adalah untuk memberikan makanan

dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta

mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.

Syarat-syarat diet penyakit gastritis adalah:

a. Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan.

b.Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien

untuk menerimanya.

c. Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total

yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan

kebutuhan.

d. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang

ditingkatkan secara bertahap.

e. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.

f. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam,

baik secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan

dengan daya tahan terima perorangan).

g. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa,

umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak.

h. Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang.

i. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja

selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung.

Toleransi pasien terhadap makanan sangat individual,

sehingga perlu dilakukan penyesuaian, frekuensi makan dan minum

susu yang sering pada pasien tertentu dapat merangsang

pengeluaran asam lambung secara berlebihan. Perilaku makan

tertentu dapat menimbulkan gastritis misalnya porsi makan terlalu

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

35

besar, makan terlalu cepat atau berbaring/tidur segera setelah

makan (Almatsier, 2010)

.

7. Jenis Makanan yang Boleh dan Tidak boleh diberikan kepada

Penderita Gastritis (Almatsier,2010).

NO. JenisBahan

Makanan

Boleh diberikan Tidak Boleh diberikan

1. Sumber hidrat arang

(nasi atau

penggantinya).

Beras, kentang,

mie,bihun,

makaroni, roti,

biskuit dan

tepung- tepungan.

Beras ketan, bulgur,

jagung

cantel,singkong,

kentang goreng, cake,

dodol.

2. Sumber protein

hewani.

Ikan, hati, daging

sapi, telur ayam,

susu.

Daging, ikan, ayam

(yang

diawetkan/dikalengkan

digoreng,dikeringkan

atau didendeng), telur

ceplok atau goreng

3. Sumber Protein

Nabati

Tahu, tempe,

kacang hijau

direbus atau

dihaluskan.

Tahu, tempe, kacang

merah, kacang tanah

yang digoreng atau

panggang.

4. Lemak. Margarine,

minyak (tidak

untuk

menggoreng dan

santan encer).

Lemak hewan, santan

kental.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

36

5. Sayuran. Sayuran yang

tidak bnyk serat

dan tidak

menimbulkan

gas.

Sayuran yang banyak

mengandung serat dan

menimbulkan gas,

sayuran mentah.

6. Buah-bauhan. Pepaya, pisang

rebus, sawo,

jeruk garut, sari

buah.

Buah yang banyak

mengandung serat, dan

menimbulakn gas mis;

jambu, nenas, durian,

nangka dan buah yang

dikeringkan.

7. Bumbu-bumbu Gula, garam,

vitsin, kunyit,

kunci, serasi,

salam, lengkuas,

jahe dan bawang

Cabai, merica, cuka,

dan bumbu bumbu

yang merangsang

Konsep Dasar Nyeri Gastritis.

Defenisi Gastritis

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang

bersifat akut, kronik difusi atau lokal, dengan karakteristik

anoreksia, perasaan penuh di perut, tidak nyaman pada

epigastrum,mual dan muntah (Ardiansyah, 2012).

Penyakit gastritis ini bisa disebabkan oleh serangan bakteri

yang mengakibatkan gangguan pada saluran pencernaan. Namun,

penyakit ini juga dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian perut

dengan makanan yang dimakan, misalnya makan makanan pedas

(cabai dan merica) ataupun makanan yang memiliki kadar lemak

tinggi. Kalau penyebabnya adalah makanan maka penyakit ini

dapat diatasi dengan menjauhi atau setidaknya mengurangi asupan

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

37

makanan tersebut dari menu sehari-hari.Selain karena makanan,

penyakit gastritis dapat pula disebabkan oleh gerakan usus yang

lambat saat mengosongkan makanan di lambung (Yuliarti,

Nurhenti, 2009).

Etiologi

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti

beberapa jenis bakteri, obat, alkohol, stress (Hirlan, 2009).

Infeksi bakteri, sebagian besarpopulasi didunia terinfeksi

oleh bakteri H.Pyloriyang hidup dibagian dalam lapisan mukosa

yang melapisi dinding lambung.Walaupun tidak sepenuhnya

dimengerti bagaimana bakteri tersebut atau akibat makan

makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri

ini.Infeksi H.Pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak dan

dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan.

Infeksi H.Pylorisering diketahui sebagai penyebab utama

terjadinya peptic ulcerdan penyebab tersering terjadinya

gastritis.Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan

menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian

mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding

lambung.

Salah satu perubahan itu adalah atrophicgastritis, sebuah

keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara

perlahan rusak.Penelitian menyimpulkan bahwan tingkat asam

lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang

dihasilkan oleh racun tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan

secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko

(tingkat bahaya) dari kanker lambung.Tapi sebagian besar

orangyang terkena infeksi H.Pylorikronis tidak mempunyai

kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis. Hal ini

mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

38

sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain

tidak (Hirlan, 2009).

Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus,

obat analgesik anti inflamasi nonsteroi (AINS) seperti aspirin,

ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada

lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas

melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut

hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung

akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus

menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan

gastritis dan peptic ulcer(Hirlan, 2009).

Penggunaan alkohol secara berlebihan dapat mengiritasikan

dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat

dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walapun

pada kondisi normal (Hirlan, 2009).

Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka

bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga

borok serta pendarahan pada lambung (Hirlan, 2009)

Klasifikasi Nyeri

Menurut jenisnya gastritis dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Gastritis Akut

Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada

sebagian besar merupakan penyakit yang ringan dan sembuh

sempurna. Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi

kelinisnya adalah :

Gastritis akut erosive disebut erosive apabila kerusakan yang

terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muscolaris (otot-

otot pelapisan lambung) sedangkan gastritis akut hemoragic

disebut hemoragic karena pada penyakit ini akan dijumpai

pendarahan mukosa lambung yang menyebabkan erosi dan

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

39

pendarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan

terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa

lambung pada beberapa tempat, menyertai infalmasi pada

mukosa lambung tersebut (Hirlan, 2009).

b. Gastritis kronis

Menurut Muttaqin, (2011), gastritis kronis adalah suatu

peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat

menahun. Gastritis kronik diklarifikasikan dengan tiga

perbedaan sebagai berikut :

Gastritis superficial, dengan manifestasi kemerahan :

edema, serta perdarahan dan erosi mukosa.

Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi diseluruh

lapisan mukosa pada perkembangannya dihubungkan

dengan ulkus dan kanker lambung, serta anemia

pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan

jumlah sel pariental dan sel chief.

Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya

nodul-nodul pada mukosa lambung yang bersifat ireguler,

tipis, dan hemoragik.

Definisi Nyeri

Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, iniversal, dan

bersifat individual.Dikatakan individual karena respon individu

terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu

dengan lainnya.Hal tersebut menjadi dasar bagi perawat dalam

mengatasi nyeri pada klien (Asmadi, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

40

Klasifikasi Nyeri

Nyeri dapat diklarifikasikan ke dalam beberapa golongan

berdasarkan tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan waktu

lamanya nyeri tersebut.

Nyeri berdasarkan tempatnya :

Nyeri superfisialbiasanya timbul akibat stimulasi terhadap

kulit sepertipada laserasi, luka bakar dan sebagainya.Nyeri ini

mempunyai waktu penyembuhan yang pendek, terlokalisir, dan

memiliki sensasi yang tajam (Tamsuri, 2007).

Nyeri somatic dalam nyeri terjadi pada otot dan tulang serta

struktur penyokong lainnya, umunya nyeri bersifat tumpul dan

distimulasi dengan adanya peregangan dan ismetik (Tamsuri,

2007).

Nyeri visceral adalah nyeri yang disebabkan oleh organ

internal.Nyeri yang timbul bersifat difus dan durasinya cukup

lama.Sensasi yang timbul biasanya tumpul (Tamsuri, 2007).

Nyeri sebar adalah sensasi nyeri yang meluas dari daerah

asal jaringan sekitar.Nyeri jenis ini biasanya dirasakan oleh

klien seperti berjalan atau bergerak dari daerah asal nyeri ke

sepanjang tubuh tertentu.Nyeri dapat bersifat intermitten atau

konstans (Tamsuri, 2007).

Nyeri pantom adalah nyeri khusus yang dirasakan oleh

klien yang mengalami amputasi.Nyeri oleh klien dipersepsikan

pada organ yang mengalami amputasi seolah-oleh organnya

masih ada (Tamsuri, 2007).

Nyeri alih nyeri yang timbul akibat adanya nyeri viseral

yang menjalar ke orang lain. Sehingga dirasakan nyeri

beberapa tempat atau lokasi.Nyeri jenis ini dapat timbul karena

masuknya neuron sensori dan organ yang mengalami nyeri ke

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

41

dalam medulla spinalis dan mengalami spinapsis dengan

serabut saraf yang berada pada bagian tubuh lainnya.

Nyeri timbul biasanya pada beberapa tempat yang kadang

jauh dari lokasi asal nyeri (Tamsuri, 2007).

Nyeri berdasarkan sifatnya :

Nyeri berdasarkan sifat terbagi atas: nyeri yang timbul

sewaktu_waktu lalu menghilang, nyeri yang dirasakan dalam

waktu yang sama atau menetap, dan nyeri yang berintensitas

tinggi dan kuat yang biasanya terasa kurang lebih 10-15 menit

lalu hilang.

Nyeri berdasarkan berat ringannya :

Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intensitas rendah.Nyeri

sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi.Nyeri berat,

yaitu dengan intensitas yang tinggi.

Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan :

Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang

singkat dan berakhir kurang dari enam bulan.Sumber dan

daerah nyeri diketahui dengan jelas.Rasa nyeri mungkin

sebagai akibat dari luka, seperti luka operasi, ataupun pada

suatu penyakit arteriosclerosis pada arteri koroner.

Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam

bulan.Nyeri kronis ini polanya beragam dan berlangsung

berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun .ada pula pola nyeri

kronis yang konstan, artinya rasa nyeri tersebut terus-menerus

terasa makin lama semakin meningkat intensitasnya walaupun

telah diberikan pengobatan.Misalnya, pada nyeri karena

neoplasma (Asmadi, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

42

Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik bervariasi mulai dari keluhan ringan

hingga muncul perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada

beberapa pasien tidak menimbulkan gejala yang khas. Menifestasi

gastritis akut dan kronik hamper sama, seperti; anoreksia,rasa

penuh, nyeri pada epigastrium, mual dan muntah, sendawa,

hematemesis (Suratun dan Lusiabah, 2010).

Tanda dan Gejalan Gastritis adalah :

Gastritis akut

a. Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya

peradangan pada mukosa lambung.

b. Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan

yang sering muncul,. Hal ini dikarenakan adanya

regenerasi mukosa lambung sehingga terjadi

peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual

hingga muntah.

c. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa

hematesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-

tanda anemia pasca perdarahan.

Gastritis kronis

Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak

mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh

nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan

fisik tidak ditemukan kelainan

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

43

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

A. Data Umum

Nama : Ny. N

Usia : 34 Tahun

Pendidikan : SMA

Agama : ISLAM

Suku : JAWA

Alamat : JL. Teratai Kelurahan Sari Rejo Kecamatan

Medan Polonia

Tipe keluarga : Inti

Komposisi keluarga :

No

.

Nam

a

Jenis

kelami

n

Hubunga

n dengan

KK

Umu

r

Pendidika

n

Status

imunisas

i

1. Tn S L Suami 36 SMA -

2. Ny.N P Istri 34 SMA -

3. An.D L Anak 10 SD Lengkap

4. An.I L Anak 6 SD Lengkap

Universitas Sumatera Utara

Page 50: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

44

RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tn.S dan Ny.N memiliki 2 anak, anak D berusia 10 tahun, anak I

berusia 6 tahun. Kedua anaknya sedang bersekolah di sekolah

dasar. Tn.S dan Ny.N sibuk dengan pekerjaan masing-masing

sebsagai wiraswasta.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tn.S dan Ny.N berharap agar anak-anaknya dapat menyelesaikan

sekolahnya hingga perguruan tinggi.

3. Riwayat keluarga inti

Ny.N mengatakan sering nyeri di bagian ulu hati, pusing dan

mual.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Tidak ada riwayat penyakit keluarga sebelumnya, hanya saja

beberapa bulan yang lalu Ny.N dirawat dirumah sakit akibat

gastritis.

LINGKUNGAN

1. Karakteristik lingkungan

Hubungan sosial/lingkungan sekitar baik dan ramah dengan

anggota keluarga disekitarnya.

2. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Ny.N selama ini adalah penduduk asli di kelurahan sari

rejo dan belum pernah pindah rumah. Status rumah adalah milik

sendiri dan sudah 13 tahun menempati rumah.

3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 51: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

45

Keluarga mengikuti kegiatan pengajian/perkumpulan bila ada

yang mengadakan dan iku melayat bila ada yang

kemalangan/meninggal.

4. Sistem pendukung keluarga

Keluarga Ny.N ada 4 orang yang terdiri dari suami, istri dan 2

orang anak dukungan dari anggota keluarga termasuk sistem

pendukung yang disertai dari fasilitas dari masyarakat setempat.

STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga

Komunikasi yang dilakukan setiap hari baik siang hari maupun

malam hari, bahasa yang digunakan bahasa jawa dan bahasa

indonesia.

2. Struktur kekuatan keluarga

Dalam keluarga Tn.S dan Ny.N struktur kekuatan keluarga

saling menghargai dan mendukung serta kebutuhan yang

tercukupi setiap hari.

3. Struktur Peran

a. Tn.S : kepala keluarga yang dihormati

b. Ny.N : sebagai ibu dan istri yang penyayang

kepada anak dan suami

c. An.D : sebagai anak pertama pelindung

d. An.I : sebagai anak kedua sebagai penghibur.

4. Nilai dan Norma keluarga

Nilai dan norma dalam keluarga Ny.N disesuaikan dengan

nilai dalam agama Islam yang dianut serta nilai dan norma yag

ditetapkan di masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

46

FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif

Keluarga cukup rukun, namun perhatian terhadap anak-

anaknya kadang tidak dapat dilakukan dengan maksimal akibat

Tn.S dan Ny.N sibuk bekerja.

2. Fungsi Sosial

Keluarga mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam

masyarakat dan menaati norma yang berlaku di masyarakat.

3. Fungsi Reproduksi

Tn.S dan Ny.N sudah memiliki 2 orang anak dan anggota

keluarga memutuskan tidak punya anak lagi.

4. Fungsi Ekonomi

Ekonomi keluarga terpenuhi dari hasil pekerjaan TnS dan ny.N

sebagai wiraswasta.

5. Fungsi Perawatan Kesehatan

Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit:

keluarga tidak tahu cara merawat anggota keluarga yang sakit

dengan benar.

STRES DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang

o Stressor jangka pendek : Ny.N mengatakan sering

mengeluh sakit di ulu hati.

o Stressor jangka panjang : Ny.N khawatir ulu hati

bertambah sakit di sertai mual dan pusing bertambah.

1.1 Kemampuan keluarga berespon terhadap

situasi/stressor :

Anggota keluarga selalu memijat anggota

keluarganya jika ada yang sakit dan tidak

langsung dibawa ke puskesmas atau petugas

kesehatan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

47

1.2 Strategi koping yang digunakan :

Anggota keluarganya selalu bermusyawarah

untuk menyelesaikan masalah yang ada.

1.3 Strategi adaptasi disfungsional :

Jika Ny.N sudah merasakan nyeri di ulu hati dan

mual disuruh tidur/beristirahat.

1.4 Harapan Keluarga :

Keluarga berharap agar keluarganya tetap sehat

dan berharap agar petugas kesehatan

memberikan bantuan sehingga berobat secara di

puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya.

RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

NO. AREA

PEMERIKSAAN

FISIK

ANGGOTA KELUARGA YANG

TINGGAL SERUMAH

1. Pemeriksaan

Kepala

Tn.S Ny.N An.D An.I Normal dan

lonjong.

Rambut Tn.S

sudah mulai

beruban.

2. Mata Tn.S Ny.N An.D An.I Dapat melihat

tanpa bantuan

kacamata

3. Kulit Tn.S Ny.N An.D An.I Kulit warna

sawo matang

4. Pendengaran Tn.S Ny.N An.D An.I Pendengaran

baik

Universitas Sumatera Utara

Page 54: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

48

5. Ekstremitas atas

dan bawah

Tn.S Ny.N An.D An.I Normal dan

fungsi

pergerakan

baik

TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

1. Kurang/Tidak sehat

Saat ini yang sedang mengalami sakit adalah Ny.N.

2. Ancaman Kesehatan

Kebiasaan makan makanan yang buruk dan waktu

makan yang tidak teratur.

Makanan kurang bersih.

Jarang makan makanan yang mengandung serat dan

protein.

Jarang makan sayur-sayuran.

3. Krisis

Analisa Data

Data Masalah

Kesehatan

Masalah

Keperawatan

keluarga

DS:

Ny.Nmengatakan

sering sakit di daerah

ulu hati.

Ny.N mengatakan

nyeri sering sekali

terasa didaerah uluh

hati dan sering terasa.

Ny.N mengatakan

Nyeri akut Ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga yang

sakit.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

49

pernah dirawat

dirumah sakit.

DO:

TD: 100/70 mmHg

HR:83x/i

RR:18x/i

T: 37,4 C

Ny.N tampak sering

memegangi perutnya.

Saat ditanya keluarga

tidak paham betul

mengenai cara

mengatasinya.

DS:

Ny.N mengatakan

sering mual, muntah

dan nyeri ulu hati.

DO:

TD: 100/70 mmHg

HR:83x/i

RR:18x/i

T:37,4 C

Saat ditanya keluarga

tidak tahu apa

penyebab masalah

yang dialami oleh

Ny.N

Resiko mual muntah Ketidakmampuan

keluarga mengenal

masalah kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

50

Skoring Masalah

a. Nyeri akut

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah :

tidak/kurang

sehat.

1.Tidak/kurang

sehat

2.Ancaman

Kesehatan

3.krisis

3/3x1 1 Ny.N merasakan nyeri

di daerah ulu hati.

2. Kemungkinan

masalah di

ubah : dengan

mudah

1.Dengan

mudah

2.Hanya

sebagian

3.Tidak dapat

2/2x2 2 Keluarga dapat

mengatasi dengan

membeli obat ke

warung, berobat ke

dokter atau pelayanan

kesehatan terdekat.

3. Potensi

masalah untuk

dicegah :

cukup

1.Tinggi

2.Cukup

2/3x1 0,67 Mengontrol makanan

dapat mencegah

terjadinya kekambuhan

berulang.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

51

3.Rendah

4. Menonjolnya

masalah :

harus segera

ditangani

1.masalah

berat harus

ditangani

2.masalah

tidak perlu

segera

ditangani.

3.masalah

tidak

dirasakan.

2/2x1 1 Keluarga member

pertolongan/pengobatan

dengan membeli obat di

warung, berobat ke

dokter atau pelayanan

kesehatan terdekat

menandakan keluarga

ingin segera teratasi

tetapi tidak tahu

bagaimana cara

merawatnya.

b. Resiko mual dan muntah

NO Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah:

Tidak atau

kurang sehat

1.Tidak atau

kurang sehat

2. Ancaman

kesehatan

3. Krisis

3/3x1 1 Ny. N sering mual

dan muntah dan

terasa nyeri seperti

di tusuk-tusuk

dibagian ulu hati

Universitas Sumatera Utara

Page 58: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

52

2. Kemugkinan

masalah di ubah:

Dengan mudah

1.Dengan mudah

2. Hanya

sebagian

3. Tidak dapat

2/2x2 2 Keluarga dapat

mengatasi dengan

membawa keluarga

khususnya Ny. N

ke pelayanan

kesehatan terdekat

3. Potensi masalah

untuk dicegah:

Cukup

1.Tinggi

2. Cukup

3. Rendah

2/3x1 0.67 Keluarga dapat

mengatur pola

makan agar dapat

mencegah

terjadinya

kekambuhan

berulang

4. Menonjolnya

masalah:

Harus segera

ditangani

1.Masalah berat

harus ditangani

2. Masalah tidak

perlu segera

ditangani

3. Masalah tidak

dirasakan

2/2x1 1 Keluarga memberi

pertolongan atau

pengobatan dengan

membeli obat di

warung, berobat ke

dokter atau

pelayanan

kesehatan terdekat

menandakan

keluarga ingin

segera teratasi

tetapi keluarga

tidak tahu

bagaimana cara

mengatasinya

Skor Total 4,67

Universitas Sumatera Utara

Page 59: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

53

Daftar Prioritas Diagnosa

1. Nyeri akut pada keluarga Ny.N berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

ditandai dengan Ny.N mengatakan sakit dibagian ulu hati dan merasa

seperti ditusuk-tusuk.

2. Resiko mual muntah pada keluarga Ny.N terkhusus Ny.N

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan keluarga ditandai dengan Ny.N sering mual, sendawa dan

nafsu makan berkurang.

Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

N

o

Diagnosa Kep.

Keluarga

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standart

1 Nyeri akut pada

keluarga Ny.N

berhubungan

dengan

ketidakmampua

n keluarga

merawat

anggota

keluarga yang

sakit ditandai

dengan Ny. N

Setelah

melaku

kan

keperaw

atan

diharap

kan

nyeri

dapat

teratasi

atau

Keluarg

a

menget

ahui

bagaim

ana

cara

merawa

t

anggota

keluarg

Verbal

Sikap

Keluarga

dapat

menjawab

pertanyaan

yang di

berikan

Keluarga

dapat

membawa

keluarga

1.Ajarkan

keluarga

bagaimana

cara

perawatan

bagi

penderita

nyeri

gastritis

2. Ajarkan

pada

Universitas Sumatera Utara

Page 60: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

54

mengatakan

sakit di bagian

ulu hati dan

merasa seperti

di tusuk-tusuk.

hilang

ditandai

dengan

pasien

tidak

merasak

an nyeri

seperti

di

tusuk-

tusuk.

a yang

sakit

Psikomot

or

yang sakit ke

tempat

pelayanan

kesehatan

Keluarga

mampu

merawat

anggotakelu

arga yang

sakit

keluarga

tekhnik

relaksasi

nafas

dalam

3. Ajarkan

keluarga

bagaimana

cara

mengkaji

skala nyeri

untuk

pencegahan

dini.

4. ajarkan

mengompre

s dengan

air hangat

saat terasa

nyeri.

5. Anjurkan

klien untuk

meminum

obat.

6.

Menganjur

kan klien

Universitas Sumatera Utara

Page 61: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

55

untuk tidak

makan-

makanan

yang tidak

pedas.

2 Resiko mual

muntah pada

keluarga Ny. N

terkusus Ny. N

berhubungan

dengan

ketidakmampua

n keluarga

mengenal

masalah kesehat

keluarga

ditandai dengan

Ny. N sering

mula, sendawa,

dan nafsu

makan

berkurang

Setelah

melaku

kan

tindaka

n

keperaw

atan

diharap

kan

nafsu

makan

mening

kat

Keluarg

a

mampu

merawa

t dan

memen

uhi

kebutuh

an

nutrisii

anggota

keluarg

a yang

sakit

terkhus

us

Ny.N

Verbal

Sikap

Keluarga

dapat

menjawab

pertanyaan

yang di

berikan

Keluarga

dapat

membawa

keluarga

yang sakit ke

tempat

pelayanan

kesehatan

Keluarga

mampu

merawat

anggotakelu

arga yang

sakit

1.Beri

penjelasan

tentang

nyeri

gastritis

pada

keluarga

2. Kaji

pengetahua

n keluarga

tentang

nyeri

gastritis

atau

penyakit

yang

berkaitan

dengan

gastritits

3. Ajarkan

pola hidup

sehat untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 62: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

56

Psikomot

or

penderita

nyeri

gastritis

Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan

Keluarga

No.

Diagnosa

Tanggal

dan

Waktu

Implementasi Evaluasi

1 dan 2 22 Mei

2017

10.15

WIB

1.Mengakji kondisi

kesehatan keluarga

2. Memberikan

pendidikan kesehatan

tentang nyeri gastritis

3. Mengajarkan

keluarga tentang cara

merawat anggota

keluarga yang sakit

4. Mengajarkan klien

dan keluarga cara

melakukan tekhnik

relaksasi nafas dalam.

5. Mengajarkan klien

untuk mengompres

SOAP

S:

Keluarga mengatakan

paham terhadap apa

yang dijelaskan

O:

Keluarga mampu

menjawab pertanyaan

yang diberikan

A:

Masalah teratasi

sebagian

Universitas Sumatera Utara

Page 63: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

57

dengan air hangat

6. Menganjurkan klien

meminum obat

7. Menganjurkan

keluarga membawa

klien ke layanan

kesehatan.

8. Menajarkan klien

dan keluarga untuk

memenuhi nutrisi dan

menganjurkan tidak

makan-makanan yang

terlalu pedas.

P:

Intervensi dilanjutkan

1 dan 2 23 Mei

2017

09.45

WIB

1.Mengajarkan

keluarga cara

mengkaji skala nyeri

2. Memberikan

penjelasan tentang

pola hidup sehat bagi

penderita nyeri

gastritis

SOAP

S:

Keluargamengtakan

paham terhadap apa

yang dijelaskan.

Klien mengatakan

nyeri sudah mulai

berkurang. Saat nyeri

terasa klien melakukan

relaksasi nafas dalam,

mengompres dengan

air hangat dan minum

obat.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

58

O:

Keluarga paham

bagaimana cara

mengkaji nyeri.

Skala Nyeri berkurang

menjadi 2 dari skala 7

A:

Masalah teratasi

P:

Intervensi selesai

Universitas Sumatera Utara

Page 65: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

59

BAB III

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Setelah penulis mempelajari kasus keluarga dengan masalah nyeri

(gastritis) baik tinjauan secara teori maupun pelaksanaan asuhan

keperawatan pada keluarga Ny.N terkhusus Ny.N maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam pengkajian Ny.N mengalami Nyeri (gastritis), pada saat

pengkajian Ny.N mengatakan sering mual, muntah dan sendawa,

terasa dirusuk-tusuk di daerah ulu hati. Jika nyeri sedang terasa Ny.N

tidak mampu melakukan aktivitas secara mandiri, untuk memenuhi

kebutuhan dibantu oleh keluarga. Keluarga belum mengetahui

bagaimana cara mengatasi nyeri (gastritis) yang benar.

2. Sesuai dengan data yang didapatkan saat pengkajian didapatkan 2

diagnosa keperawatan keluarga, yaitu : 1) Nyeri akut pada keluarga

Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ny.N mengatakan sakit

dibagian ulu hati dan merasa seperti ditusuk-tusuk. 2) Resiko mual

muntah pada keluarga Ny.N terkhusus Ny.N berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga

ditandai dengan Ny.N sering mual, sendawa dan nafsu makan

berkurang

3. Perencanaan dirumuskan berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi

sekaligus memperhatikan kondisi Ny.N serta kesanggupan keluarga

dalam bekerja sama.

4. Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan implementasi dari

rencana keperawatan yang telah disusun. Pelaksanaan saat bergantung

pada sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh perawat. Kepercayaan

klien terhadap perawat menimbulkan sikap kooperatif dalam

menjalankan tindakan keperawatan. Ny.N dan keluarga dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 66: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

60

berpartisipasi dan menerima terhadap pelaksanaan tindakan

keperawatan yang telah direncankan.

5. Evaluasi yang telah di terapkan dalam teori tidak semua dapat dicapai

dalam batasan waktu yang telah ditentukan dikarenakan waktu yang

cukup lama untuk melihat perubahan terhadap intervensi yang di

berikan. Namun, dalam batasan waktu yang ditentukan ada perubahan

yang di alami Ny. N dan keluarga terhadap tindakan keperawatan yang

diberikan dapat mengatasi rasa nyeri yang diderita Ny,N. Nyeri, mual

dan muntah yang dialami Ny. N mulai berkurang.

B. SARAN

1. Pendidikan kesehatan

Senantiasa meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas dan

profesional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil,

dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara

menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.

2. Pelayanan keperawatan

Lebih meningkatkan pelayanan keperawatan terkhusus yang

bergerak dibidang komunitas, dengan meningkatkan pelayanan

homecare dan pendidikan kesehatan untuk mendukung :

kesembuhan dan kesejahteraan kesehatan masyarakat komunitas.

3. Masyarakat

Senantiasa meningkatkan kualitas kesehatan dengan memanfaatkan

pelayanan kesehatan yang ada disekitar serta mendukung program-

program yang diberikan oleh pelayanan kesehatan sekitar

Universitas Sumatera Utara

Page 67: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

61

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik AnalisisData. Jakarta. Salemba Medika

Ali, Zaidin. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan Keluarg., Jakarta : EGC

Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan. Buku Pertama. Bandung : Refika

Doenges M. E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :EGC

Friedman, Marilyn M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Gustin, Rahmi Kurnia, (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengankejadian gastritis. Jakarta : EGC

Harnilawati (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. SulawesiSelatan : Pustaka As Sulam

Hirlan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi ketiga. Jakarta :FKUI (2009)

Misnadiarly (2009). Mengenal Penyakit Organ cerna : Gastritis(Dyspepsia arau Maag. Jakarta : Pustaka Populer OBDA

Muhlisin A. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : GosyenPublising.

Muttaqin, (2013). Gangguan Gastrointestinal. Jakarta : Selemba Medica

Muwisin (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Potter & Perry, (2008).Buku Saku Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Sarutun (2010). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan SistemGastrointestinal. Jakarta : EGC

Zaidin, (2010). Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta :Widya Medica

Universitas Sumatera Utara

Page 68: Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.N Dengan Gangguan …

62

Universitas Sumatera Utara