asuhan keperawatan kala i

13
Penyebab nyeri persalinan 1. Berkurangnya pasokan oksigen ke otot rahim 2. Meregangnya leherrahim (effacement dan peregangan. Tekanan bayi pada saraf di dan dekatleher rahim serta vagina 3. Ketegangan dan meregangnya jaringan ikat pendukung rahim dan sendi panggul selama kontraksi dan turunnya bayi 4. Tekanan pada saluran kemih, kandung kemih, dan anus 5. Meregangnya otot-otot dasar panggul dan jaringan vagina 6. Ketakutandan kecemasan, yang dapat menyebabkan dikeluarkannya hormon stresdalam jumlah besar yang mengakibatkan timbulnya nyeri persalinan yang lama dan berat. Penantalaksanaan farmakologik : 1. Entonoks : menghirup gas melalui masker karet yang dipasang pada wajah atau melalui alat yang dimasukkan ke dalam mulut diantara bibir dan dipegangi dengan gigitan gigi. Anda bernapas melalui masker karet atau alat yang dipasang di mulut. Entonoks terdiri dari 50% oksigen dan 50% oksida nitrat. Efeknya berjangka pendek, diantara waktu kontraksi perasaan ringan akan menghilang. 2. TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) :adalah perangsangan saraf secara elektris melalui kulit. Dua pasang elektroda yang berperekat dipasang pada punggung anda, di kedua sisi pada tulang punggung. Elektroda ini dihubungkandengan kabel ke sebuah kotak kecil yang mempunyai tombol-tombol putar dan tekan. Tombol putar mengendalikan kekuatan dan frekuensi denyut listrik yang dihasilkan oleh mesin. Denyut ini menghambat pesan nyeri yang dikirim ke otak darirahim dan leherrahim serta merangsang tubuh untuk melepaskan bahan pereda nyeri alaminya yaitu endorfin. 3. Pethidine : adalah obat yang berhubungan dengan morfin, cenderung membuat anda mengantuk dan disorientasi. Diberikan melalui suntikan umumnya pada paha atau bokong. Tidak dianjurkan jika diduga akan melahirkan dalam beberapa jam. Obat sejenis pethidine yang lain :diamorfin (heroin) dan meptid. 4. Epidural : memberikan peredaan total dari nyeri persalinan, dapat membuat calon ibu merasa “mengendalikan” kembali persalinannya setelah ia merasa diluar kendali ketika mengalami nyeri kontraksi y Epidural tidak dapat dilakukan untuk kelahiran di rumah karena epidural dilakukan oleh seorang ahli anastesi di sakit. 5. Spinal : adalah sebuah suntikan bius (anastesi) y diberikan ke bagian bawah punggung ibu.Hanya dapat diberikan satu kali agar peredaan nyerinya berjangka pe Bius spinal dapat diberikan lebih cepat daripada epidur efeknyahampir bersifat langsung dan resiko penurunan tekanan darah ibu yang lebih besar dari epidural. Penatalaksanaan non farmakologik : 1. Menyamankan diri : mencoba posisi yang pali nyaman dan memudahkan bagi bayi untuk lahir, seperti : 1) Berdiri : menyandar ke depan pada meja, pung kursi, tempat tidur atau pendukung kelahiran anda. 2) Berlutut : menyandar ke alas kursi atau ke lutut pendukung kelahiran jika ia berada dalam posisi duduk, atau ke tumpukan bantal 3) Posisi merangkak dengan kepala mengarah ke bawah 4) Duduk “cara koboi” di atas kursi, menyandar ke bant yang ditempatkan di punggung kursi 5) Berbaring (jika anda sangat lelah dan ingin berbari mirinf ke kiri dengan sebuah bantal yang ditempatka di punggung kursi 6) Berjongkok sambil menopang diri dengan menyandar ke depan menggunakan dukungan tangan atau ke lutut pendukung kelahiran sementara ia berada dalam posis duduk. 2. Mengeluarkan suara : adalah cara yang efektif un meredakan nyeri (lihatlah reaksi anak kecil ketik terluka). Persalinan adalah pengalaman yang hiruk pikuk erangan atau jeritan membantu anda, lakukanlah. 3. Pijat : adalah bentuk yang lebihcanggih dari menggosok. Penggosokan menyebabkan tubuh melepaskan bahan pereda nyeri alami yang disebut endorfin. Boleh j dengan menggunakan minyak untuk mencegah luka ges ketika penggosokan. 4. Pernapasan : calon ibu bernapas dengan berbagai cara, beberapa menarik napas panjang dan lama un membantu mereka melewati kontraksi, ada yang bern dangkal dan pendek untuk mengatasi kontraksi, ada yang bernapas bertahap yaitu menarik napas pendek menarik napas pendek sekali lagilalu menghembuskan

Upload: inez-anissa-martiana

Post on 21-Jul-2015

71 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN KALA I

diluar kendali ketika mengalami nyeri kontraksi yang kuat. Epidural tidak dapat dilakukan untuk kelahiran di rumah karena epidural dilakukan oleh seorang ahli anastesi di rumah sakit. 5. Spinal : adalah sebuah suntikan bius (anastesi) yang diberikan ke bagian bawah punggung ibu. Hanya dapat diberikan satu kali agar peredaan nyerinya berjangka pendek. Bius spinal dapat diberikan lebih cepat daripada epidural dan efeknya hampir bersifat langsung dan resiko penurunan tekanan darah ibu yang lebih besar dari epidural. Penatalaksanaan non farmakologik : 1. Menyamankan diri : mencoba posisi yang paling nyaman dan memudahkan bagi bayi untuk lahir, seperti : 1) 2) Berdiri : menyandar ke depan pada meja, punggung kursi, tempat tidur atau pendukung kelahiran anda. Berlutut : menyandar ke alas kursi atau ke lutut pendukung kelahiran jika ia berada dalam posisi duduk, atau ke tumpukan bantal 3) 4) 5) Posisi merangkak dengan kepala mengarah ke bawah Duduk cara koboi di atas kursi, menyandar ke bantal yang ditempatkan di punggung kursi Berbaring (jika anda sangat lelah dan ingin berbaring) mirinf ke kiri dengan sebuah bantal yang ditempatkan di punggung kursi 6) Berjongkok sambil menopang diri dengan menyandar ke depan menggunakan dukungan tangan atau ke lutut pendukung kelahiran sementara ia berada dalam posisi duduk. 2. Mengeluarkan suara : adalah cara yang efektif untuk meredakan nyeri (lihatlah reaksi anak kecil ketika mereka terluka). Persalinan adalah pengalaman yang hiruk pikuk, jika erangan atau jeritan membantu anda, lakukanlah. 3. Pijat : adalah bentuk yang lebih canggih dari menggosok. Penggosokan menyebabkan tubuh melepaskan bahan pereda nyeri alami yang disebut endorfin. Boleh juga dengan menggunakan minyak untuk mencegah luka gesek ketika penggosokan. 4. Pernapasan : calon ibu bernapas dengan berbagai cara, beberapa menarik napas panjang dan lama untuk membantu mereka melewati kontraksi, ada yang bernapas dangkal dan pendek untuk mengatasi kontraksi, ada juga yang bernapas bertahap yaitu menarik napas pendek dan menarik napas pendek sekali lagi lalu menghembuskan

PENYEBAB NYERI PERSALINAN DAN PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIK DAN NON FARMAKOLOGIK

Penyebab nyeri persalinan 1. Berkurangnya pasokan oksigen ke otot rahim 2. 3. 4. 5. 6. Meregangnya leher rahim (effacement dan peregangan. Tekanan bayi pada saraf di dan dekatleher rahim serta vagina Ketegangan dan meregangnya jaringan ikat pendukung rahim dan sendi panggul selama kontraksi dan turunnya bayi Tekanan pada saluran kemih, kandung kemih, dan anus Meregangnya otot-otot dasar panggul dan jaringan vagina Ketakutan dan kecemasan, yang dapat menyebabkan dikeluarkannya hormon stres dalam jumlah besar yang mengakibatkan timbulnya nyeri persalinan yang lama dan berat. Penantalaksanaan farmakologik : 1. Entonoks : menghirup gas melalui masker karet yang dipasang pada wajah atau melalui alat yang dimasukkan ke dalam mulut diantara bibir dan dipegangi dengan gigitan gigi. Anda bernapas melalui masker karet atau alat yang dipasang di mulut. Entonoks terdiri dari 50% oksigen dan 50% oksida nitrat. Efeknya berjangka pendek, diantara waktu kontraksi perasaan ringan akan menghilang. 2. TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) : adalah perangsangan saraf secara elektris melalui kulit. Dua pasang elektroda yang berperekat dipasang pada punggung anda, di kedua sisi pada tulang punggung. Elektroda ini dihubungkan dengan kabel ke sebuah kotak kecil yang mempunyai tombol-tombol putar dan tekan. Tombol putar mengendalikan kekuatan dan frekuensi denyut listrik yang dihasilkan oleh mesin. Denyut ini menghambat pesan nyeri yang dikirim ke otak dari rahim dan leher rahim serta merangsang tubuh untuk melepaskan bahan pereda nyeri alaminya yaitu endorfin. 3. Pethidine : adalah obat yang berhubungan dengan morfin, cenderung membuat anda mengantuk dan disorientasi. Diberikan melalui suntikan umumnya pada paha atau bokong. Tidak dianjurkan jika diduga akan melahirkan dalam beberapa jam. Obat sejenis pethidine yang lain :diamorfin (heroin) dan meptid. 4. Epidural : memberikan peredaan total dari nyeri persalinan, dapat membuat calon ibu merasa mengendalikan kembali persalinannya setelah ia merasa

napas pendek dan menghembuskan napas pendek sekali lagi. Anda boleh melakukan yang manapun sejauh pernapasan anda teratur dan tidak menjadi panik sehingga anda mulai terengah-engah dan akhirnya menjadi pusing, mual, dan kesemutan. 5. Penggunaan air : air dapat menenangkan otot yang nyeri. Begitu pula di dalam persalinan, berendam di dalam air hangat atau mandi pancur akan sangat membantu calon ibu untuk relaks dan lebih dapat menhadapi nyeri kontraksi. 6. Relaksasi : melepaskan ketegangan dengan cara menghembuskan nafas dan memikirkan konsep keluar, membina hubungan yang baik dengan tenaga kesehatan, didampingi oleh pendukung kelahiran, nmengikuti kursus persiapan kelahiran sebelumnya sehingga anda dapat belajar mengenali kapan anda menjadi tegang dan memahami cara mengatasinya. PENYEDIAAN SUPPORT PADA IBU BERSALIN Personel pendukung persalinan : 1. ayah : hadirnya seseorang yang anda cintai sangatlah penting. Para ayah dapat bertindak sebagai perantara bagi calon ibu, menjelaskan apa yang ia inginkan kepada staf rumah sakit. Bebrapa pria adalah pendukung kelahiran yang alami dan secara naluriah tau apa yang harus dilakukannya untuk membantu. 2. anggota keluarga : beberapa ibu memilih orang tua (ibunya sendiri) untuk menjadi pendukung kelahirannya, sehingga membantu calon ibu merasa percaya diri dalam melkasanakan tanggung jawab pengasuhan terhadap bayinya. 3. doula : wanita yang pernah melahirkan dan membesarkan anak, yang pekerjaannya adalah membantu wanita lain yang sedang melahirkan dan mengajarkan cara mengasuh bayi. Doula diinstruksikan untuk tidak melakukan apapun kecuali memegangi tangan ibu yang bersalin, berbicara padanya, memijatnya, membesarkan hatinya, dan menemaninya sampai bayi lahir. Hal-hal yang perlu disiapkan oleh pendukung kelahiran : 1. minuman dan makanan kecil 2. kaus kaki dan selendang penghangat 3. minyak sayuran yang tidak berpewangi untuk memijat 4. kain flanel yang lembut untuk mengelap wajah 5. rekaman musik untuk membantu relaksasi 6. kamera dan film untuk mendokumentasikan persalinan 7. alat komunikasif. e.

IDENTIFIKASI BUDAYA KLIEN SELAMA PERSALINAN 1. Persepsi makna Konsep busdaya dan pengalaman pribadi tentang nyeri, contoh: - nyeri melahirkan tidak dapat dihindari, sesuatu yang harus dialami - nyeri melahirkan dapat dihindari sepenuhnya - nyeri melahirkan merupakan hukuman terhadap dosa - nyeri melahirkan dapat dikendalikan 2. Mekanisme koping Wanita dapat menunjukan perilaku berikut : - Bersikap vokal atau non vokal : berteriak atau mengeluh dapat merupakan respon ritual terhadap nyeri - Melakukan stimulasi untuk mengurangi nyeri seperti menggosok, mengompres dengan air hangat atau memberi tekanan - Melakukan teknik relaksasi, mengalihkan perhatian, autosugesti sebagai teknik untuk mengatasi nyeri - Menolak penggunaan suntikan sebagai cara meredakan nyeri 3. Harapan pihak lain - Perawat dipandang sebagai individu yang akan menerima ungkapan nyeri dan bertindak sebagai penasihat - Personel medis diharapkan dapat membebaskan wanita dari segala rasa nyeri - Perawat diharapkan bersikap menaruh perhatian, lembut, ramah, dan menerima perilaku yang muncul Praktik melahirkan dalam berbagai budaya : a. Korea Selatan : respon wanita tabah menghadapi nyeri melahirkan, ayah biasanya tidak hadir. b. Jepang : metode persalinan alami, melahirkan dengan tidak bersuara, ayah dapat hadir, boleh makan selama bersalin. c. Cina : respon tabah menghadapi nyeri, ayah tidak hadir, lebih menyukai posisi berbaring miring selama bersalin dan melahirkan karena posisi ini dianggap mengurangi trauma pada bayi. d. India : lebih menyukai metode persalinan alami, ayah biasanya tidak hadir, sanak saudara wanita biasanya hadir. Iran : ayah tidak hadir, libuh menyukai pendukung dan perawat wanita.Meksiko : biasanya tabah dalam menahan nyeri sampai tahap kedua, pada tahap selanjutnya meminta pereda nyeri, ayah dan sanak saudara wanita dapat hadir.

g.

Laos : posisi jongkok untuk melahirkan, ayah mungkion hadir mungkin tidak, lebih

menyukai pada persalinan wanita.

INDUKSI DAN AUGMENTASI PADA PERSALINAN

1. Induksi persalinan adalah dimulainya kontraksi persalinan sebelum awitan spontannya untuk tujuan mempercapat kelahiran Indikasi Fetal Maternal 1. 2. 3. 4. Kontraindikasi disproporsi sefalopelvis denyut jantung janin meragukan plasenta previa riwayat insisi uterus klasik atau bedah uterus infeksi herpes genital aktif 1. Kehamilan yang lama, biasanya jika usia 1. Per-eklamsi kehamilan lebih dari 41 ninggu atau melebihi 2. Perdarahan antepartum 40 minggu jika ibu berusia lanjut atau retardasi pertumbuhan intrauteri saat hampir aterm Augmentasi persalinan adalah stimulasi kontraksi uterus setelah persalinan dimulai secara spontan, tetapi kemajuannya tidak memuaskan. Biasanya dilakukan untuk disfungsi persalinan hipotonik. Prosedur dan pengkajian keperawatannya sama dengan induksi persalinan dengan oksitosin. Indikasi 1.bahaya pada janin yang dicurigai 2. 3. 4. 5. 6. 7. kebutuhan untuk menstimulasi uterus ketuban pecah dini kehamilan pasca partum masalah medis pada ibu kehamilan yang berhubungan dengan hipertensi wanita multipara dengan riwayat partus presipitatus Nilai 0 Dilatasi (cm) Pendataran (%) Stasiun (cm) Konsistensi serviks Posisi serviks 0 0-30 -3 keras Posterior 1 1-2 40-50 -2 medium Di tengah 2 3-4 60-70 -1 Lunak Anterior 3 5-6 80 -1 Kontraindikasi 1.disproporsi sefalopelvis 2.denyut jantung janin meragukan 3.plasenta previa 4.riwayat insisi uterus klasik atau bedah uterus 5.infeksi herpes genital aktif 3. Hipertensi 2. Adanya tanda-tanda disfungsia plasenta 4. Diabetes 3. Ketuban pecah (rupture amnion) pada buruk

5. Riwayat obstetri yang 5.

2. Bishop score : adalah sistem penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan untuk diinduksi.

Berbagai metode induksi dan augmentasi

Induksi

Augmentasi

1. Infus oksitosin : obat-obat oksitosin digunakan untuk menimbulkan kontraksi uterus. Biasanya 1. Oksitosin : suatu hormon yang dalam digunakan bentuk sintetik ergometrin yang disebut Syntocinon dan pemberian preparat ini kondisi normal diproduksi oleh kelenjar dilakukan lewat infus. 2. Pemberian prostaglandin : preparat ini terutama bekerja untuk mematangkan serviks dan pada sebagian kasus, menginduksi persalinan. 3. Pembedahan : kantong ketuban dipecah (pemecahan artifisial). Dengan mengurangi tekanan bagian yang dipecah adalah tonjolan ketuban yang ada di dalam serviks (forewater). hipofisis posterior, merangsang kontraksi uterus. Oksitosin dapat digunakan untuk menginduksi proses persalinan atau augmentasi persalinan dengan kemajuan adekuat.

dalam uterus, pemecahan artifisial ketuban dianggap membantu memicu kontraksi. Biasanya lambat karena kontraksi uterus tidak

Biasanya

digunakan

bentuk sintetik

ergometrin yang disebut Syntocinon dan pemberian preparat ini dilakukan lewat infus.PENDIDIKAN KESEHATAN YANG DIPERLUKAN SELAMA KALA I

Kontraksi : perhatikan peningkatan frekuensi, kekuatan,

Ditengah-tengah kesibukan persiapan oleh petugas ruang bersallin, ibudan durasi yang berangsur-angsur. Frekuensi diukur dari saat terus mengalami kontraksi uterus yang semakin kuat. Ia mungkin memerlukanmulainya kontraksi yang satu hingga dimulainya kontraksi yang panduan untuk mengatasi hal tersebut. berikutnya dan durasi diukur mulai dari saat mengencangnya Secara tradisional, dianjurkan metode pernapasan Valsava, yangperut hingga kekencangan tersebut menghilang. Kontraksi diamati mengharuskan ibu untuk menahan napasnya dan mengejan. Saat ini dianjurkantiap jam selama persalinan dini, setengah jam sekali selama modifikasi Valsava, untuk menghindari anoksi maternal dan bayi. Dalam metodepersalinan berlanjut dan seperempat jam sekali menjelang akhir yang telah dimodifikasi, ibu dianjurkan untuk mengambil napas dalam dankala 1.Posisi janin : Posisi janin dianggap benar jika : letak janin menahan napasnya selama 5 detik, kemudian melalui bibir dihembuskan setiaplongitudinal, sikap (habitus) adalah sikap fleksi (keseluruhan janin), 5 detik. Ia bernapas lagi dan meneruskan untuk menghembuskan danpresenting part terdapat pada puncak kepala/verteks dan bagian mengejan selam kontraksi terjadi. Bila kontraksi telah berhenti ibu dibiarkanpaling rendah dari verteks tersebut adalah oksiput, posisi oksiput beristirahat, relaksasi sempurna. Tentu saja hal ini merupaka suatu usaha keras.dalam rongga panggul terdapat di sebelah lateral atau anterior. Untuk mengatasi kelelahan, ia mungkin membutuhkan untuk bernapas cepat dan dalam selama beberapa kontraksi.PENGKAJIAN PADA WANITA YANG AKAN BERSALIN

DJJ : frekuensi jantung janin harus berkisar anatara

120-160 kali permenit dan iramanya harus teratur. Pengamatannya dilakukan : setiap jam sekali pada awal persalinan, setengah jam sekali ketika proses persalinan berlanjut, dan seperempat jam sekali pada akhir kala 1. TFU : 12 minggu = 3 jari diatas simfisis 16 minggu = antara pusatsimfisis 20 minggu = 3 jari dibawah pusat 24 minggu = setinggi pusat 28 minggu = 3 jari diatas pusat 32 minggu = anatara pusatprocesus xypoideus 40 inggu pusat 41 Ekstremitas bawah : kaji adanya edema, varises, refleks patella, dan tanda Homans = antara procesus xypoideus-

Identifikasi critical information Keadaan umum : kaji perasaan cemas dan khawatir TTV : tanda-tanda yang harus di beri perhatian adalah jika : o o permenit Suhu tubuh diatas 38 C dari tekanan sistolik sebelum persalinan atau tekanan diastolik yang 10mmHg lebih dari tekanan diastolik sebelum persalinan (demikian juga jika diastol diatas 90mmHg).

Frekuensi denyut nadi diatas 96x

o tekanan darah diastolik yang 20mmHg lebih

Abdominal : untuk memastikan bahwa posisi janin sudah benar untuk persalinan yang normal dan untuk menilai penurunan presentasi bagian janin. Kandung kemih : harus dikosongkan tiap 2 jam sekali. Perhatiakn hasil urinalisis yang memperlihatkan protein atau aseton dan haluan urin yang rendah.

Penipisan dan pembukaan serviks : pembesaran atau pelebaran muara dan saluran serviks, yang terjadi pada awal persalinan. Diameter meningkat dari sekitar 1 cm samapi dilatasi lengkap, sekitar 10 cm, supaya janin aterm dapat dikeluarkan. Apabila dilatasi serviks lengkap, dan retraksi telah sempurna, serviks tidak lagi dapat diraba. Jumlah bloody show : observasi warna, sifat, jumlah perdarahan selama persalinan. Spontan : 400-500 ml. Sesaria : 900-1000ml. Keutuhan membran : selaput ketuban dapat pecah dengan spontan setiap saat selama persalinan. Ketuban pecah artifisial dilakukan untuk menginduksi persalinan atau untuk memonitor janin cesara internal karena janin sulit diperhatikan dengan tindakan eksternal. Jumlah ketuban : berkisar anatar 5001200 ml. Membedakan antara persalinan sejati dan palsu Persalinan sejati a. Kontraksi Berlangsur teratur, semakin kuat, lama, dan semakin sering Intensitas meningkat saat ibu berjalan

a. Kontraksi Berlangsung tidak teratur atau menjadi teratur hanya untuk sementara Seringkali berhenti saat ibu berjalan-jalan atau mengubah posisi Dirasakan pada bagian belakang atau pada abdomen di atas pusat Seringkali dapat dihentikan jika dilakukan tindakan untuk membuat wanita merasa nyaman b. Serviks Mungkin lunak, tetapi tidak ada perbahan signifikan dalam penipisan atau dilatasi atau tidak ada bukti bloddy show Sering berada pada posisi posterior, tidak dapat diketahuio tanpa pemeriksaan dalam c. Janin Bagian presentasi biasanya belum masuk ke dalam panggul

PENGKAJIAN JANIN Dirasakan di punggung bawah, menjalar ke 1. Kesejahteraan janin bagian bawah abdomen Alat ukur DJJ dan gerakan janin : Terus berlangsung meskipun berbagai cara dopton / kardiotokograf (mesin perekam jantung janin) dilakukan untuk membuat wanita nyaman Funedoskop (stetoskop berbentuk terompet dari plastik atau logam) b. Serviks USG Menunjukkan perubahan yang progresif (melunak, (untuk melihat gerakan bayi) menipis, dan dilatasi ditandai dengan pengeluaran 2. Usia kehamilan darah yang banyak) TFU : 12 minggu = 3 jari diatas simfisis Semakin bergerak ke posisi anterior, tidak dapat 16 minggu = antara pusat-simfisis ditentukan tanpa pemeriksaan dalam 20 minggu = 3 jari dibawah pusat c. Janin 24 minggu = setinggi pusat Bagian presentasi biasanya telah masuk ke dalam28 minggu = 3 jari diatas pusat pinggul, sering disebut janin jatuh. Ini membuat32 minggu = anatara pusat-procesus xypoideus

wanita lebih mudah bernapas dan pada saat yang40 minggu = antara procesus xypoideus-pusat sama, kandung kemih tertekan ke bawah oleh HPHT : hari pertama haid terakhir, tanyakan bulan apa yang bagian presentasi Persalinan palsu masi mengalami menstruasi, tanggal berapa, saat itu baru mulai menstruasi atau sudah mau selesai.

EVALUASI Quickening (gerakan janin) : tanda kemungkinan KEMAJUAN PERSALINAN 1. Cervikal dilatasi : pembesaran atau pelebaran muara dan saluran kehamilan, seringkali dilukiskan sebagai suatu denyutan dan sulit serviks, yang terjadi pada awal persalinan. Diameter meningkat dari dibedakan dari peristaltis. Minggu terjadinya quickening merupakan sekitar 1 cm samapi dilatasi lengkap, sekitar 10 cm, supaya janin gestasi. aterm Biasanya dirasakan oleh multigravida pada sekitar minggu ke 16 dapat dikeluarkan. Apabila dilatasi serviks lengkap, dan retraksi telah sempurna, serviks tidak lagi dapat diraba. kehamilan. Primigravida mungkin belum mampu merasakan gerakan petunjuk sementara untuk menetapkan durasi janin sampai sekitar minggu ke 20 PENATALAKSANAAN PADA WANITA YANG AKAN BERSALIN 1. Monitoring ibu dan janin selama kala I dan II Maternal : keadaan umum, TTV, abdominal, kandung kemih, kontraksi, ekstremitas bawah, penipisan dan pembukaan serviks, jumlah bloody show, keutuhan membran, dan jumlah ketuban. Fetal : posisi janin, denyut jantung janin, gerakan janin, tinggi fundus uteri. 2. Support : adanya pendukung kelahiran, seperti : suami, orang tua, atau sahabat, akan membantu anda untuk relaks dan menikmati kelahiran bayi. Para pendukung kelahiran juga akan membantu anda mempersiapkan hal-hal yang anda butuhkan selama proses persalinan. 2. Karakteristik, penyebab, dan treatment pada pembukaan yang abnormal Inersia uteri : pemanjangan fase laten atau fase aktif atau kedua-duanya dari kala pembukaan. Pemanjangan fase laten disebabkan oleh karena cervix yang belum matang/penggunaan analgetik terlalu dini. Pemanjangan fase deselerasi ditemukan pada Disproporsi Cephalopelvik atau kelainan anak Etiologi : penggunaan analgetik terlalu dini, panggul sempit, letak deflekasi, kelainan posisi, regangan dinding rahim, perasaan takut. Terapi : ketuban pecah artifisial, sectio cesaria, oksitosin,

3. Ambulasi dan posisi : dianjurkan untuk berjalan-jalan sampai prosespemberian morfin. 3. persalinannya memasuki stadium dimana ibu lebih nyamanFetal descent : presentasi janin. 4. Karakteristik, penyebab, dan treatment pada penurunan presentasi berbaring di tempat tidur. Juga dianjurkan untuk membaca, merajut, yang abnormal atau melakukan kegiatan untuk menghilangkan kebosanan atau 1) Presentasi bokong : berhubungan dengan kehamilan gemeli mengalihkan perhatian. (multifetal gestation), kelahiran prematur anomali fetal dan 4. Nutrisi dan cairan : makanan padat biasanya tidak boleh diberikan maternal, hidramnion, dan oligohydramnion. Alternatif kelahiran selama persalinan, dapat diganti dengan makana cair atau lunak, janin pervaginam melalui external cephalic version (ECV), dimana karena penyerapan makanan dari lambung dan usus akan janin diputar menjadi presentasi verteks sambil berusaha memberi mengalami perlambatan yang cukup berarti. Minuman yang tekanan pada janin dari luar abdomen ibu dan melalui kelahiran dianjurkan adalah cairan jernih tanpa soda misalnya air putih atau sesaria dimana janin dilahirkan melalui insisi abdomen. sari buah sekitar 75ml per jam, diberikan sedikit-sedikit tapi sering. 2) Janin dengan presentasi bahu : letaknya melintang biasanya 5. Cairan intravena : diberikan hanya bila asupan cairan terganggu dilahirkan secara sesaria, meskipun versi sefalik eksterna dapat seperti pada keadaan muntah-muntah atau haluan urinnya jelek. dilakukan setelah kehamilan 38 minggu. 6. Kandung kemih : dianjurkan mengosongkan kandung kemih setiap 2 3) Janin dengan presentasi muka dan dahi : tidak umum terjadi dan jam sekali, karena kandung kemih yang penuh dapat menhalangi berhubungan dengan anomali janin, kontraktur pelvis, dan kerja uterus dan memenuhi rongga panggul. Urin dikumpulkan untuk disproporsi fotopelvis. Kelahiran pervaginam mungkin dilakukan pemeriksaan aseton dan protein. jika janin melakukan fleksi ke presentasi verteks, meskipun seringkali menggunakan forsep. Kelahiran sesaria dilakukan bila

presentasi tidak berubah, ada distres janin, atau persalinan tidak maju. 5. Penggunaan partograf : untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam menentuka keputusan dalam penatalaksanaan. Denyut jantung janin : catat setiap jam. Air ketuban : catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina: U : selaput Utuh J : selaput pecah, air ketuban Jernih M : air ketuban bercampur Mekonium D : air ketuban bercampur Darah Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase) : 1 : sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak) yang tepat/bersesuaian 2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki 3 : sutura tumpang tindah dan tidak dapat diperbaiki Pembukaan mulut rahim (serviks) : dinilai pada setiap pemeriksaan pervaginan dan diberi tanda silang (x) Penurunan : mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada pemeriksaan andomen/luar) diatas simfisis pubis; catat dengan tanda lingkaran (O) pada setiap pemeriksaan dalam. Pada posisi 0/5, sinsiput (S) atau paruh atas kepala berada di simfisis pubis.

Waktu : menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima. Jam : catat jam sesungguhnya. Kontraksi : catat setiap setengah jam; lakukan palpasi untuk menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya masing-masing kontraksi dalam hitungan detik.\ Kurang dari 20 detik Antara 20-40 detik Lebih dari 40 detik Oksitosin : bila memakai oksitosin, catatlah banyaknya oksitosin per volume cairan infus dan dalam tetesan per menit. Obat yang diberikan :catat semua obat lain yang diberikan. Nadi : catatlah setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar () Tekanan darah : catatlah setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah. Suhu badan : catatlah setiap 2 jam. Protein, aseton, dan volume urin : catatlah setiap kali ibu berkemih. Bila temuan-temuan melintas ke arah kanan dari garis waspada, petugas kesehatan harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari rujukan yang tepat.

PATOFISIOLOGI Kala I Faktor hormon Faktor syaraf Faktor kekuatan plasenta Faktor nutrisi Faktor partus

Laten

Aktif

Transisi

Estrogen dan progesteron

Rahim besar dan menegang

Nafas mulut

Kontraksi

metabolisme

Kepala bayi

Iskemia alat rahim Oksitosin

Sirkulasi O2 maternal

Dilatasi uterus 4-8 cm

Kadar aliran darah

Menekan jaringan

Kadar prostaglandin

Sirkulasi uteroplasenta terganggu

Hipoksia jaringan janin

Tekanan pada jaringan

Aliran balik vena

Hipoksia jaringan

Resti kerusakan Kontraksi uterus Hipoksia jaringan pertukaran gas janin Nyeri akut

Resti curah jantung

Nyeri akut

Resti cedera pada janin

Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus

Tujuan Nyeri dapat berkurang. Kriteria Hasil: Menggunakan teknik untuk mengontrol nyeri atau ketidaknyamanan Nyeri berkurang Tampak rileks dan tenang diantara kontraksi

Intervensi 1. Kaji derajat nyeri secara verbal maupun non verbal. Kaji implikasi pribadi dan budaya dari nyeri.

Rasional 1. Sikap terhadap nyheri dan reaksi terhadap nyeri adalah individual dan berdasarkan pada pengalaman masa lalu, latar belakang budaya dan konsep diri. 2. Sentuhan dapat bertindak sebagai distraksi, memberikan dukungan untuk tenang, dan dorongan serta dapat membantu mempertahankan control. 3. Mendeteksi kemajuan dan mengamati respon uterus abnormal. Mempertahankan kandung kemih bebas distensi, yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan, mengakibatkan kemungkinan trauma, mempengaruhi penurunan janin, dan memperlama persalinan. Analgesia epidiral atau paraservikal dapat mempengaruhi sensasi penuh.

2.

Kaji kebutuhan klien terhadap sentuhan fisiki selama kontraksi.

3. 4.

Pantau frekuensi, durasi, dan intensitas uterus. 4. Anjurkan klien untuk berkemih setiap 1-2 jam. Palpasi diatas simpisis pubis untuk menentukan distensi, khususnya setelah blok saraf.

5.

Berikan informasi tentang ketersediaan analgesia, respon / efek samping (klien & janin), dan durasi efek analgetik pada situasi

5.

Memungkinkan klien membuat pilihan persetujuan tentang cara pengontrolan nyeri. Bila tindakan konservatif tidak efektif

penyerta.

dan meningkatkan tegangan otot menghalangi kemajuan persalian, penggunaan medikasi yang minimal dapat meningkatkan relaksasi, memperpendek persalinan, membatasi keletihan, dan mencegah komplikasi.

6.

Berikan analgesic seperti alfaprodin hidroklorida (Nisentil) atau meperidin hidroklorida (Demerol) melalui IM atau IV, bila diindikasikan.

2.

Resiko cidera janin berhubungan dengan hipoksia jaringan, hipokapnea.

Resiko cedera janin tidak terjadi. Kriteria hasil: DJJ dalam batas normal. Tidak ada perubahan periodik yang berbahaya.

1. 2.

Lakukan pemeriksaan leopold, maneuver untuk menentukan posisi janin dan presentasi. Pantau DJJ baik secara manual atau elektronik, perhatikan variasi DJJ.

1.

Abnormalitas seperti presentasi wajah, dagu, dan posterior juga memerlukan intervensi khusus untuk mencegah persalinan yang lama.

2.

DJJ harus direntang 120-160 dengan variasi rata-rata, percepatan dalam respon terhadap aktivitas maternal, gerakan janin, dan kontraksi uterus.

3.

Catat kemajuan persalinan.

3.

Persalinan lama / disfungsional dengan perpanjangan fase laten dapat menimbulkan masalah kelelahan ibu, stress berat, infeksi, dan hemoragik. Karena

atonia/ rupture uteri, menempatkan janin pada resiko lebih tinggi terhadap hipoksia dan cidera. 4. Inspeksi perineum ibu. 4. Penyakit hubungan kelamin dapat didapatkan janin selama proses persalinan, karenanya persalinan SC dapat diindikasikan, khususnya klien dengan virus herpes simpleks tipe II. 5. Berikan perawatan perineal pada ibu sesuai protocol atau perintah. 5. Membantu mencegah pertumbuhan bakteri, menghilangkan kontaminasi yang dapat menimbulkan korioamnionitis ibu atau sepsis janin. 6. 7. 3. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan perubahan hormonal Meningkatkan dan memudahkan kemajuan dalam persalinan. Kriteria hasil: Mengosongkan kandung kemih dengan tepat Bebas dari cidera kandung kemih 2. 3. Catat dan bandingkan masukan dan kluaran. Anjurkan upaya berkemih yang sering, sedikitnya setiap 1-2 jam. 2. 3. Kluaran sama dengan masukan. Tekanan dari bagian presentasi pada kendung kemih sering menurunkan sensasi 1. Posisikan klien miring kiri. Kolaborasi pemberian oksigen. Palpasi diatas simpisis pubis. 6. 7. 1. Meningkatkan perfusi plasenta; mencegah sindrom hipotensi terlentang. Meningkatkan oksigen ibu yang tersedia untuk ambilan fetal. Mendeteksi adanya urin dalam kandung kemih dan derajat kepenuhan.

dan mengganggu pengosongan komplit. 4. Posisikan klien tegak, alirkan air kran, cucurkan air hangat diatas perineum klien, atau biarkan klien meniup gelembung melalui sedotan. 5. 6. Ukur suhu dan nadi, perhatikan peningkatan. Kateterisasi sesuai indikasi 5. 6. Memantau detajat hidrasi. Kandung kemih terlalu distensi dapat menyebabkan atoni, menghalangi turunnya janin, atau menimbulkan trauma karena bagian presentasi janin. 4. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan perubahan suplai darah Kriteria hasil: Menunjukkan DJJ dan variabilitas denyut per denyut dalam batas normal. Bebas dari efek-efek merugikan. 4. 5. 3. Periksa DJJ segera setelah ketuban pecah dan periksa 5 menit kemudian. Anjurkan klien tirah baring bila bagian tirah baring tidak masuk. Perhatikan dan catat warna, jumlah amnion saat ketuban pecah. 5. Pada presentasi vertex, hipoksia yang lama mengakibatkan cairan amniotic warna 4. 3. 2. Pantau DJJ setiap 15-30 menit. 2. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas tidak terjadi. 1. Kaji adanya faktor maternal / kondisi yang menurunkan uteroplasenta. 1. Resiko tinggi yang negatif mempengaruhi sirkulasi kemungkinan dimanifestasikan pada deselerasi akhir dan hipoksia janin. Takikardi atau bradikardi janin adalah indikasi dari kemungkinan penurunan yang mungkin memerlukan intervensi. Mendeteksi distress janin karena prolapse tali pusat. Menurunkan resiko prolaps tali pusat. 4. Memudahkan berkemih / meningkatkan pengosongan kandung kemih.

meconium karena vagal, yang merilekskan spinchter anal janin. 5. Resiko tinggi penumpukan curah jantung berhubungan dengan penurunan aliran darah Kriteria hasil: TTV dalam batas normal DJJ dalam batas normal 2. Perhatikan adanya dan luasnya edema. 2. Resiko penumpukan curah jantung tidak terjadi. 1. Kaji TTV diantara kontraksi. 1. Selama kontraksi tekanan darah biasanya meningkat 5-10 mmHg, kecuali selama fase transisi, dimana tekanan darah tetap tinggi. Kelebihan retensi cairan menempatkan klien pada resiko terhadap perubahan sirkulasi, dengan kemungkinan insufisiensi uteroplasenta dimanifestasikan sebagai deselerasi lanjut. 3. Pantau DJJ selama dan diantara kontraksi. 3. Kelebihan retensi cairan menempatkan klien pada resiko terhadap perubahan sirkulasi, dengan kemungkinan insufisiensi uteroplasenta dimanifestasikan sebagai deselerasi lanjut. 4. Catat masukan dan haluaran parenteral dan oral secara akurat. 5. Test urin, ukur berat jenis, dan kadar albumin. 5. 4. Tirah baring meningkatkan curah jantung dan haluaran urin dengan penurunan berat jenis. Menandakan spasme glomerulus yang menurunkan reabsorbsi albumin.