asuhan keperawatan jiwa halusinasi

Upload: nuzula-syifaul-khujun

Post on 17-Oct-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jiwa, Halusinasi

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN JIWAPADA SDR. S DI WISMA IRAWAN (P15) DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENGLIHATAN DAN PENDENGARANRUMAH SAKIT JIWA PROF. DR SOEROJO MAGELANG

Nama Pengkaji: Kelompok 2Ruang / RS: Irawan / RSJ Prof. Dr. Soerojo MagelangTanggal Pengkajian: 6 Januari 2014A. Identitas1. Identitas KlienNama: Sdr. SUmur: 19 tahunAlamat: Gowong, Bruno, PurworejoSuku: JawaAgama: IslamJenis Kelamin: Laki-lakiPendidikan: SD (kelas 5)Pekerjaan: BuruhNo RM: 83986Tanggal MRS: 2 Januari 20142. Identitas Penanggung JawabNama: Tn MAlamat: Gowong, Bruno, PurworejoHub dg klien: AyahB. Alasan MasukKlien dibawa ke RSJS Magelang pada tanggal 2 Januari 2014 karena sering keluyuran malam tidak pamit dan tampak bingung dengan menampakkan gejala susah tidur, banyak bicara dan tertawa sendiri, komunikasi lama-lama nglantur, mondar-mandir serta mengeluh kepalanya terasa panas. Ayah klien pernah membawa klien ke dukun dan orang pintar untuk mengobati sakit jiwanya.C. Faktor Penyebab1. Faktor PredisposisiKlien mengatakan sebelumnya pernah sakit gangguan jiwa dan pernah dirawat pada tanggal 19 Februari 2013 di RSJS Magelang dengan alasan mengamuk dan merusak alat-alat rumah tangga. Tidak ada anggota keluarga lainnya yang mengalami gangguan jiwa dan tidak ada riwayat penyakit seksual. Klien mengatakan pola asuh dari orang tua terutama ayah sangat keras dan terkadang klien mengalami aniaya fisik sejak usia 10thn jika klien mengerjakan sesuatu hal yang salah. Klien pernah mengalami kecelakaan hingga kaki kanannya harus dijahit sebanyak 12 jahitan.2. Faktor PresipitasiHasil pengobatan sebelumnya kurang berhasil klien mengalami putus obat sejak 3 bulan yang lalu yaitu sejak bulan Oktober tahun 2013.D. Fisik1) Keadaan Umum: Baik2) Vital Sign: TD : 120/90 mmHg SB : 37oC N : 88 x/mntRR : 20 x/mnt3) Pemeriksaan FisikBB / TB: 54 kg / 158 cmKesadaran: ComposmentisKepala:1) Rambut: Rambut lurus, berwarna hitam, bersih dan kuat2) Kepala: Bentuk mesocephal, kulit kepala bersih, tidak ada benjolan3) Mata: Bentuk simetris, tidak ada gangguan penglihatan4) Hidung: Bentuk simetris, tidak ada polip, bersih dan fungsi indra penciuman normal5) Mulut: Membran mukosa bibir kering, mulut tidak berbau, bersih, tidak ada caries gigi, gigi tidak berlubang, tidak terdapat stomatitis dan fungsi indra pengecap normal6) Telinga: Bentuk simetris, tidak ada hiperserumen dan fungsi indra pendengaran baikLeher: Tidak ada pembesarn kelenjar tiroid dan kelenjar limfe ataupun vena jugularisEkstremitas:1) Atas: Tidak ada edema dan kelainan bentuk dan kekuatan otot penuh2) Bawah: Tidak ada edema, tidak ada varises, serta ada bekas luka jahitan sebanyak 12 jahitan, tampak ada kutu air dikanan kiri dan tampak kotor

E. Pengkajian Psikososial1. Genogram

Keterangan :

Klien mengatakan pola asuh orang tua dalam mendidik sejak kecil sangat keras, klien mengatakan pernah dipukul jika klien salah. Klien mengatakan tidak berani mengungkapkan keinginanya kepada orang tuanya. Dalam pengambilan keputusan diambil oleh orang tuanya. : Laki-laki : Perempuan : Klien : Meninggal : Tinggal Serumah

2. Konsep Diria. Gambaran DiriKlien mengatakan mensyukuri anugrah yang diberikan Alloh SWT, klien mengatakan bagian tubuh yang paling tidak disukai adalah tangan karena bisa untuk mencuri dan bagian tubuh yang disukai adalah kaki karena dapat untuk pergi sholat berjamaah ke masjid.b. Identitas DiriKlien mengatakan puas sebagai seorang laki-laki. Sebelum sakit klien mengatakan bekerja sebagai buruh bangunan dan klien bersyukur dapat mencari uang dengan cara yang halal.c. Peran DiriPeran klien di rumah adalah sebagai seorang anak, dan menurut klien tugas seorang anak adalah membantu orang tua tetapi klien mengatakan belum bisa membahagiakan orang tuanya.d. Ideal DiriKlien berharap cepat sembuh dari sakit jiwanya supaya dapat segera mengaji untuk mencapai cita-citanya yaitu menjadi seorang ustadz. Klien juga berharap agar diterima di lingkungan rumahnya dengan keadaan yang sekarang.

e. Harga DiriKlien mengatakan tidak memiliki kelebihan dan mengatakan memiliki banyak kekurangan. Klien merasa minder. Klien juga mengatakan di masyarakat sering diejek akan tetapi klien tidak pernah marah, sebenarnya klien ingin marah dan merasa kesal dengan ejekan itu tetapi klien tidak mau mengungkapkan kemarahan itu didepan orang.3. Hubungan SosialKlien mengatakan orang yang sangat berarti dan dekat dalam kehidupanya adalah ibunya, klien tidak dekat dengan ayahnya karena baginya ayahnya itu galak dan keras kepala. Klien mengatakan aktif dalam kegiatan masyarakat (remaja masjid sebagai anggota). Hambatan dalam berhubungan dengan orang tua adalah klien tidak berani mengungkapkan keinginan dan harapannya kepada orang tuanya karena orang tua klien mempunyai perangai yang keras terutama ayah klien.4. Spirituala. Nilai dan KeyakinanKlien menganggap penyakitnya tersebut adalah sebuah takdir dan cobaan dari Sang Pencipta yang harus klien hadapi. Klien adalah seorang muslim yang taat dalam beribadah. Klien tidak meyakini jika penyakitnya ada hubungannya dengan budaya ataupun hal-hal mistik.b. Kegiatan IbadahKlien mengatakan rajin melakukan sholat 5 waktu kadang berjamaah di masjid. Klien juga terkadang melaksanakan sholat dhuha dan sholat malam. Selama di RSJS Magelang, klien terkadang mengajak teman-temannya untuk melakukan ibadah sholat.F. Status Mental1. PenampilanPenampilan klien rapih, memakai pakaian yang sesuai dengan ruangan ganti baju setiap 2 hari sekali, kuku tangan dan kaki bersih dan pendek, kulit klien terlihat kotor dan menggaruk kulitnya.2. PembicaraanCepat, inkoheren dan pembicaraannya dapat dimengerti.3. Aktivitas MotorikKlien tampak segar dan normal. Tidak tampak kegelisahan dalam diri klien dan juga gejala-gejala motorik lain yang abnormal.

4. Alam PerasaanKlien mengatakan merasa gembira karena dapat melakukan banyak hal di RSJS Magelang dan ada pengajiannya.5. AfekAfek yang dimiliki klien sesuai, dapat merespon sesuai dengan stimulus yang diberikan.6. Interaksi Selama WawancaraSaat dilakukan pengkajian respon klien kooperatif, mau menceritakan masalah yang dihadapi kepada perawat, mau menatap wajah perawat dan mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh perawat serta mau mengikuti intruksi yang diberikan oleh perawat seperti mau mempraktekan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.7. PersepsiKlien mengatakan melihat bayangan putih yang dikenalinya yaitu mbah haji Abdullah yang mengajaknya untuk mengaji, klien juga mengatakan pernah mendengar suara yang menyuruh untuk memukul orang, klien mengatakan halusinasinya muncul saat sedang menyendiri, melamun dan saat malam hari. Klien merasa senang dengan halusinasinya dan mengikuti ajakan untuk mengaji, dan klien tidak menghiraukan suara yang menyuruh untuk memukul orang.8. Proses PikirSaat dilakukan interaksi pembicaraan klien meloncat-loncat dari satu topik ke topik yang lain yang tidak ada hubungannya.9. Isi PikirKlien tidak mengalami ketakutan, realistis dan logis terhadap objek atau situasi tertentu. Tidak ada keyakinan kuat yang abnormal.10. Tingkat Kesadaran dan OrientasiSaat dilakukan interaksi perhatian klien tidak kacau, tidak bingung dan tampak normal. Tidak ada gangguan motorik, tidak ada perasaan-perasaan yang melayang-layang dan orientasi terhadap waktu, tempat dan orang baik.11. MemoriKlien tidak mengalami gangguan daya ingat baik jangka panjang ataupun jangka pendek. Pembicaraan klien sesuai dengan kenyataan.12. Tingkat Konsentrasi dan BerhitungKlien dapat berhitung dengan baik, perhatian klien tidak mudah dialihkan dan klien mampu berkonsentrasi dengan baik.

13. Kemampuan PenilaianKlien dapat memilih suatu hal yang dianggapnya baik. Tidak ada gangguan kemampuan penilaian baik ringan ataupun bermakna.14. Daya Tilik DiriKlien meyakini bahwa klien memang memiliki gangguan jiwa dan hal tersebut harus diobati supaya sehat sehingga klien dibawa ke RSJS Magelang. Klien juga menyadari saat klien mendengar halusinasi terkadang klien merasa berbicara sendiri.G. Kebutuhan Persiapan Pulang1. MakanKlien mampu menyiapkan makanan, membersihkan alat makan dan mampu menempatkan alat makan dan minum di tempatnya serta makan 3 kali sehari.2. BAB/BAKKlien mampu BAB/BAK di WC dan membersihkannya. Klien juga mampu membersihkan genitalianya setelah BAB/BAK dan mampu memakai celananya sendiri.3. MandiKlien mampu mandi secara mandiri sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Klien juga mampu menggosok gigi, keramas serta memotong kukunya sendiri bila sudah panjang. Tubuh klien juga tampak bersih dan tidak ada bau badan.4. BerpakaianKlien mampu memakai pakaiannya sendiri, berdandan secara mandiri dan klien juga memakai alas kaki (sandal). Klien berganti baju setiap 2 hari sekali karena itu adalah ketentuan di ruang Irawan RSJS Magelang.5. Istirahat dan TidurKlien tidur pada malam hari mulai jam 8 malam dan bangun pada jam 4 pagi. Klien mengatakan apabila malam hari terkadang klien susah tidur jika melihat halusinasi. Klien terkadang tidur pada siang hari selama 2 jam dan mengisi waktu luangnya dengan berbincang-bincang dengan perawat atau pasien lain. Sebelum tidur klien biasanya membaca Al-Quran dan sesudah tidur klien merapihkan tempat tidur kemudian mengambil air wudhu lalu sholat.6. Penggunaan ObatPasien hafal warna obat dan jumlah obat terapinya akan tetapi belum mengetahui nama, efek dan kandungan dari obatnya. Untuk meminum obatnya klien diingatkan oleh ibu dan kakaknya.

7. Pemeliharaan KesehatanKetika pulang ke rumah klien berencana untuk kontrol ke Puskesmas Purworejo dengan menaiki motor beserta ayahnya. Klien dalam meminum obat terkadang diingatkan oleh ibu dan kakaknya.8. Aktivitas di Dalam RumahKlien mampu menyajikan makanannya sendiri, mampu merapihkan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, dan mengepel) dan klien juga mampu mencuci pakaiannya sendiri.9. Aktivitas di Luar RumahKlien aktif dalam kegiatan pengajian di desa dan juga mengikuti kegiatan dari masyarakat karena klien adalah seorang sekertaris Karang Taruna. Klien mampu untuk berbelanja memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terkadang klien pergi berbelanja dengan menaiki kendaraan umum (angkutan umum).H. Mekanisme KopingKlien selalu berbicara dengan ibunya jika ada masalah dan terkadang klien juga menceritakannya kepada kakaknya. Klien mampu menyelesaikan masalah walaupun terkadang kesulitan dan butuh bantuan orang lain.I. Masalah Psikososial dan LingkunganKlien berhenti sekolah saat duduk di kelas 5 SD karena keterbatasan ekonomi, oleh karena itu klien bekerja sebagai buruh. Klien tidak berpikiran untuk melanjutkan sekolahnya karena klien ingin mondok di sebuah ponpes untuk mengejar cita-citanya yang ingin menjadi seorang ustadz. Klien tidak pernah mengalami masalah dengan pekerjaannya, selain itu klien juga tidak pernah bermasalah saat bersosialisasi dengan masyarakat disekitar lingkungan rumahnya.J. PengetahuanKlien mengetahui mengapa klien bisa dibawa ke RSJS Magelang yaitu karena sering keluyuran malam tanpa ijin orang tua. Klien kurang memahami mengenai faktor penyebab kekambuhan penyakitnya terutama pada pentingnya meminum obat.K. Aspek Medis1. Diagnosa MedisF20.3 (Skizofrenia Tak Terinci)2. TerapiNo.Nama ObatDosisFrekuensi

1.Risperidon (RPD)2 mg2x1

2.Trihexypenidil (THP)2 mg2x1

3.Trifluoperazin (TFZ)5 mg2x1

L. Analisa DataTanggal / WaktuData FokusDiagnosa Keperawatan

6 Januari 201410.30 WIBDS : Klien mengatakan melihat bayangan putih yang dikenalinya sebagai mbah haji Abdullah yang mengajaknya untuk mengaji. Disamping itu klien terkadang mendengar suara yang menyuruh untuk memukul orang yang mengejeknya. Klien mengatakan halusinasinya muncul kadang-kadang saat sedang menyendiri, melamun dan saat malam hari. Respon klien saat melihat bayangan yang menyuruhnya untuk mengaji mengikuti halusinasinya, sedangkan respon klien saat mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul orang tidak dihiraukan oleh klien. DO : Pasien tampak melamun, menyendiri dan banyak diam. Dan kadang-kadang klien pergi saat berinteraksi dengan perawat. Saat ditanya klien mengatakan mau mengaji karena disuruh oleh bayangan yang diyakininya sebagai mbah Abdullah untuk mengaji.Perubahan PersepsiSensori : Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan

6 Januari 201410.45 WIBDS : Klien mengatakan minder akan keadaan dirinya yang mengalami gangguan jiwa dan klien juga mengatakan sering diejek oleh tetangganya dan juga adiknya. Klien mengatakan tidak memiliki kelebihan dan mempunyai banyak kekurangan.DO : Klien tampak lesu, terkadang sulit untuk berinteraksi. Klien tidak bisa menyebutkan kelebihan dari dirinya. Klien terkadang tampak diam dan menyendiri.Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

6 Januari 201411.00 WIBDS : Klien mengatakan kakinya gatal-gatal.DO : Kulit klien tampak kotor, kakinya ada kutu air, ketika klien minum selalu tumpah pada bajunya, sisa makanan klien berceceran.Defisit Perawatan Diri

6 Januari 201411.15 WIBDS : -DO : Bicara memaksa dan bernada tinggi.Resiko Perilaku Kekerasan

M. Defisit Perawatan DiriPohon MasalahResiko Perilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri RendahN. Diagnosa KeperawatanPerubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Penglihatan dan PendengaranO. Rencana Tindakan KeperawatanTerlampir

P. Catatan KeperawatanTanggal / WaktuDiagnosa KeperawatanImplementasiEvaluasiTtd.

6 Januari 201412.30 WIBPerubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran dan PenglihatanSP II1. Membina hubungan saling percaya2. Mengevaluasi jadwal kegiatan sebelumnya3. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap4. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian S : Klien mengatakan senang bisa mengetahui cara mengontrol halusinasi yang kedua yaitu dengan bercakap-cakap. Klien terakhir mendengar halusinasinya kemarin malam sebelum tidur.O : Klien terlihat senang, Klien dapat mendemonstrasikan kembali cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik secara mandiri dan mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap masih dibimbingA : Belum optimal cara kontrol halusinasi dengan bercakap-cakap secara mandiri.P : Ulangi SP II, cara kontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.

7 Januari 201411.30 WIBPerubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran dan PenglihatanSP II1. Membina hubungan saling percaya2. Mengevaluasi jadwal kegiatan sebelumnya3. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap4. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian S : Klien mengatakan senang bisa mengetahui cara mengontrol halusinasi yang kedua yaitu dengan bercakap-cakap. Klien terakhir mendengar halusinasinya pada malam tanggal 5 Januari 2013 sebelum tidur.O : Klien dapat mendemonstrasikan kembali cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap secara mandiri.A : Sudah optimal cara kontrol halusinasi dengan bercakap-cakap secara mandiri.P : Lanjutkan ke SP III, cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.

8 Januari 201411.00 WIBPerubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran dan PenglihatanSP III1. Membina hubungan saling percaya2. Mengevaluasi jadwal kegiatan sebelumnya3. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi dengan berkegiatan4. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian S : Klien mengatakan senang bisa mengetahui cara mengontrol halusinasi yang ketiga yaitu dengan melakukan kegiatan, yaitu mencuci piring setelah makan. Klien belum mampu memahami hubungan mencuci piring dengan halusinasinya. Klien terakhir mendengar halusinasinya tadi malam sebelum tidur.O : Klien dapat mendemonstrasikan kembali cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan dengan bimbingan yaitu mencuci piring setelah makan.A : Belum optimal cara kontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.P : Ulangi SP III, cara mengontrol halusinasi dengan berkegiatan yaitu mencuci piring setelah makan.