askep halusinasi pendengaran

48
LEMBARAN PENGESAHAN Laporan praktek Klinik Asuhan Keperawatan ini, telah disetujui dan diketahui oleh Pembimbing Klinik Lapangan dan Institusi Pendidikan serta disahkan oleh Kaur praktek. Ambon, Desember 2010 Diketahui dan Setujui oleh Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan Hadi Mulyono,S.Kep.Ns Rahman Tahir Amd. Kep Mayor Ckm NRP 11950009951271 Nip.1977090119990031004 Asuhan Keperawatan Jiwa 0

Upload: nur-djana-setiarini-henaulu

Post on 05-Dec-2015

110 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan praktek Klinik Asuhan Keperawatan ini, telah disetujui dan diketahui oleh Pembimbing Klinik Lapangan dan Institusi Pendidikan serta disahkan oleh Kaur praktek.

Ambon, Desember 2010

Diketahui dan Setujui oleh

Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan

Hadi Mulyono,S.Kep.Ns Rahman Tahir Amd. KepMayor Ckm NRP 11950009951271 Nip.1977090119990031004

Disahkan oleh kaur mindik

Dj Kelrey, S.Si.TNip.140 057 142

Asuhan Keperawatan Jiwa 0

Page 2: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

LAPORAN PENDAHULUAN

SKIZOFRENIA

I. Landasan Teori Medis

1. Pengertian

Skizofrenia adalah diskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tidak selalu bersifat kronis atau deteriorating yang luas serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya) (Rusdi Maslim, 1997).

Skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada kepribadian, diskripsi khas proses pikir, kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham yang kadang-kadang aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yang terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya dan autisme (Mansjoer, 2000).

Skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berfikir realitas, merasakan dan menunjukkan emosi, dan berperilaku dengan sikap yang dapat diterima secara sosial (Issacs, 2004).

1.1.2 Penyebab

1. KetentuanBerbagai penelitian membuktikan bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9% – 1,8%, bagi

saudara kandung 7% – 15%, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita skizofrenia 40% – 68%, kembar 2 telur 2% – 15%, kembar 1 telur 61% – 86% (Maramis, 1998).

2. EndokrinTeori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya skizofrenia pada waktu pubertas

kehamilan atau pueperium dan klimakterium, tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.

3. MetabolismeTeori ini didasarkan karena penderita skizofrenia tampak pucat, tidak sehat, ujung

ekstremitas agar sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta pada penderita dengan stuper katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini masih dalam pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik.

Asuhan Keperawatan Jiwa 1

Page 3: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

4. Susunan Saraf PusatPenyebab skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu ditemukan kelainan pada area orak

ganglia, misalnya pelebaran sulkus, fisura serta ventrikel lateral III dan IV, perubahan asimetri hemisfer serebri dan gangguan dervitas otak, namun tidak ada satupun yang patogromik atau selalu ditemukan pada pasien skizofrenia.

Menurut pendapat lain, skizofrenia merupakan aktivitas dopamin otak yang berlebihan, dilaporkan juga bahwa kadar 5-hydroxiindoleacetic acid (SHIAA) menurun pada skizofrenia kronik dan pada pasien skizofrenia dengan pelebaran ventrikel.

5. Teori Adolf MeyerSkizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak dapat

ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada SSP tetapi Meyer mengakui bahwa suatu saat kontinuitas yang interior atau penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya skizofrenia. Menurut Meyer, skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladapsi sehingga timbulnya disorganisasi kepribadian dan lama kelamaan kelainan orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan (autisme).

6. Teori Sigmund FreudSkizofrenia terdapat (1) kelamahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik atau

somatik, (2) superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan ia yang berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisisme dan (3) kehilangan kapasitas untuk memindahkan (transference) sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin.

7. Eugen BleulerPenggunaan istilah skizofrenia menonjolkan segala utama penyakit ini yaitu jiwa terpecah

belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir perasaan dan perbuatan. Bleuer membagi gejala skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu gejala primer (gangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan autisme), gejala sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain).

8. Teori lainSkizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam sebab

antara lain keturunan, pendidikan yang salah, meladapsi, tekanan jiwa, penyakit badaniah seperti lues otak, anteriosklerasis otak dan penyakit lain yang belum diketahui.Sampai sekarang belum diketahii dasar penyebab skizofrenia, faktor keturunan mempunyai pengaruh, faktor yang mempercepat yang menjadikan manifestasi atau faktor pencetus seperti penyakit badaniah atau stress psikologis, biasanya tidak menyebabkan skizofrenia walaupun pengaruhnya terhadap suatu penyakit skizofrenia yang sudah ada tidak dapat disangkal (Maramis, 1998).

Asuhan Keperawatan Jiwa 2

Page 4: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

1.1.3 Klasifikasi SkizofreniA

Kraepelin membagi skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala utama antara lain :

1. Skizofrenia SimplekSering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar ditemukan, waham dan halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya berlahan-lahan.

2. Skizofrenia HebefreniaPermulaannya perlahan-lahan atau sub-akut dan sering timbul pada masa remaja atau antara usia 15 – 25 tahun. Gejala yang mencolok adalah gangguan proses berfikir, gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi atau double personallity. Gangguan psikomotor seperti mannerium, neologisme atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat, waham dan halusinasi banyak sekali.

3. Skizofrenia KatatonikTimbulnya pertama kali umur15 – 30 tahun dan biasanya akut serta sering didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau stupor katatonik.

4. Skizofrenia ParanoidGejala yang mencolok ialah waham primer, disertai dengan waham-waham sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya gangguan proses berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan.

5. Episode Skizofrenia AkutGejala skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam keadaan mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan seakan-akan dunia luar maupun dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-akan mempunyai suatu arti yang khusus baginya.

6. Skizofrenia ResidualKeadan skizofrenia dengan gejala primernya Bleuer, tetapi tidak jelas adanya gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa hari serangan skizofrenia.

7. Skizofrenia Skizo AfektifGejala skizofrenia terapat menonjolo secara bersamaan, juga gejala-gekala depresi (skizo depresif) atau gejala mania (psiko manik). Jenis ini cenderung untuk menjadi sembuh tanpa defek, tetapi juga mungkin timbul serangan lagi.

Asuhan Keperawatan Jiwa 3

Page 5: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

II. Manifestasi Klinis

1. Gejala primera. Gangguan proses pikerb. Gangguan emosic. Gangguan kemauan :

NegativismeAmbivalensiOtomatisme

2. Gejala psikomotora. Wahamb. Halusinasi

PPDGJ III1. Gejala amat jelas

Suara-suara halusinasi yang berkomentas terus-menerusWaham-waham yang menetap

2. Paling sedikit memiliki dua gejala yang terus ada dengan yang :Halusinasi secara menetap dalam setiap modelitasArus pikir terputus-putus atau mengalami sisipanPerilaku katatonik seperti gaduh gelisah atau fleksi belitas serta negatisme seperti apatis dan sebagainya.

III. PenatalaksanaanFarmakoterapi

Obat neuroleptika selalu diberikan, kecuali obat-obat ini terkontraindikasi, karena 75% penderita skizofrenia memperoleh perbaikan dengan obat-obat neuroleptika. Kontraindikasi meliputi neuroleptika yang sangat antikolinergik seperti klorpromazin, molindone, dan thioridazine pada penderita dengan hipertrofi prostate atau glaucoma sudut tertutup. Antara sepertiga hingga separuh penderita skizofrenia dapat membaik dengan lithium. Namun, karena lithium belum terbukti lebih baik dari neuroleptika, penggunaannya disarankan sebatas obat penopang.

Asuhan Keperawatan Jiwa 4

Page 6: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

Terapi Elektrokonvulsif (ECT)

Meskipun terapi elektrokonvulsif (ECT) lebih rendah dibanding dengan neuroleptika bila dipakai sendirian, penambahan terapi ini pada regimen neuroleptika menguntungkan beberapa penderita skizofrenia.

Intervensi Psikososial

Hal ini dilakukan dengan menurunkan stressor lingkungan atau mempertinggi kemampuan penderita untuk mengatasinya, dan adanya dukungan sosial. Intervensi psikososial diyakini berdampak baik pada angka relaps dan kualitas hidup penderita. Intervensi berpusat pada keluarga hendaknya tidak diupayakan untuk mendorong eksplorasi atau ekspresi perasaan-perasaan, atau mempertinggi kewaspadaan impuls-impuls atau motivasi bawah sadar.

Tujuannya adalah :

1. Pendidikan pasien dan keluarga tentang sifat-sifat gangguan skizofrenia.2. Mengurangi rasa bersalah penderita atas timbulnya penyakit ini. Bantu penderita

memandang bahwa skizofrenia adalah gangguan otak.

3. Mempertinggi toleransi keluarga akan perilaku disfungsional yang tidak berbahaya. Kecaman dari keluarga dapat berkaitan erat dengan relaps.

4. Mengurangi keterlibatan orang tua dalam kehidupan emosional penderita. Keterlibatan yang berlebihan juga dapat meningkatkan resiko relaps.

5. Mengidentifikasi perilaku problematik pada penderita dan anggota keluarga lainnya dan memperjelas pedoman bagi penderita dan keluarga.

Psikodinamik atau berorientasi insight belum terbukti memberikan keuntungan bagi individu skizofrenia. Cara ini malahan memperlambat kemajuan. Terapi individual menguntungkan bila dipusatkan pada penatalaksanaan stress atau mempertinggi kemampuan social spesifik, serta bila berlangsung dalam konteks hubungan terapeutik yang ditandai dengan empati, rasa hormat positif, dan ikhlas. Pemahaman yang empatis terhadap kebingungan penderita, ketakutan-ketakutannya, dan demoralisasinya amat penting dilakukan.

Asuhan Keperawatan Jiwa 5

Page 7: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

LANDASAN TEORI KEPERAWATAN

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN “HALUSINASI”

Halusinasi adalah ketidakmampuan klien dalam mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai yang diterima oleh panca indra yang ada (Fortinash, 1995). Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang tidak realita atau tidak ada (Sheila L Videbeck, 2000).

Halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami suatu perubahan dalam jumlah atau pola rangsang yang mendekat (baik yang dimulai secara eksternal maupun internal) disertai dengan respon yang berkurang dibesar-besarkan, distorsi atau kerusakan rangsang tertentu (Towsend, 1998). Dari keempat pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa halusinasi adalah persepsi yang timbul tanpa stimulus eksternal serta tanpa melibatkan sumber dari luar yang meliputi semua system panca indra.

 Faktor predisposisi dari halusinasi menuruut Stuart & Laraia (1998) adalah aspek

biologis, psikologis, genetik, sosial dan biokimia. Dari predisposisi tersebut pada klien Ny. Y yang dominan adalah faktor sosial karena klien menikah dalam usia muda (belum siap fisik dan psikis)dan orang tua klien bercerai pada saat klien berusia 11 tahun dan faktor psikologis dimana klien mempunyai kepribadian tertutup. Jika tugas perkembangan terlambat atau hubungan interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stress atau kecemasan. Beberapa faktor  di masyarakat dapat membuat seseorang terisolasi dan kesepian sehingga menyebabkan kurangnya rangsangan dari eksternal. Stress yang menggangggu sistem metabolisme tubuh akan mengeluarkan suatu zat yang bersifat halusinogen.

Faktor presipitasi menurut Stuart & Sundeen (1998) adalah stresor sosial dimana stress dan kecemasan akan meningkat bila terjadinya penurunan stabilitas, keluarga, perpisahan dari orang yang sangat penting atau diasingkan oleh kelomppok/masyarakat; faktor biokimia dapat meyebabkan partisipasi klien berinteraksi dengan kelompok kurang, suasana yang terisolasi (sepi) sehingga dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang mengeluarkan halusinogenik; faktor psikologis yang juga akan meningkatkan intensitas kecemasan yang berkepanjangan disertai terbatasnya kemampuan dalam memecahkan masalah mungkin akan mulai berkembangnya perubahan sensori persepsi klien, biasanya hal ini untuk pengembangan koping menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan diganti dengan hayalan yang menyenangkan.

Masalah keperawatan yang menjadi penyebab (sebagai Triger) munculnya halusinasi adalah harga diri rendah dan isolasi sosial (Stuart & Laraia, 1998). Akibat rendah diri dan kurangnya keterampilan mengakibatkan sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan.selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya sendiri. Stimulus inernal akan menjadi lebih dominan daripada stimulus eksternal. Klien lama kelamaan akan kehilangan kemampuanmembedakan stimulus internal dengan stimulus eksternal. Ini memicu terjadinya halusinasi. Selain itu akibat lanjut dari

Asuhan Keperawatan Jiwa 6

Page 8: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

kondisi rendah diri dan kuranngnya kemampuan klien berhubungan dengan orang lain yang membuat klien menarik diri dari lingkungan membuat klien mengalami penurunan motivasi karena ia merasa tidak mampu melakukan apapun sehingga akan memunculkan masalah kurangnya perawatan diri klien.

Masalah keperawatan rendah diri yang terjadi pada klien dapat didukung oleh koping keluarga tidak efektif: kurang pengetahuan, ketidakmampuan merawat klien dan bahkan menolak klien berada di rumahnya. Hal ini dapat membuat klien kurang mendapat penguatan terhadap kemampuan yang ia miliki sehinggga klien menganggap dirinya makin tidak berharga dan mengakibatkan keluarga kurang tepat dalam menanganni klien di rumah atau regimen therapeutik tidak efektif.

 Menurut Towsend & Mary (1995), tanda dan gejala halusinasi adalah sebagai berikut:

1. Berbicara, senyum dan tertawa sendirian.2. Mengatakan mendengar suara, melihat, menghirup, mengecap dan merasa sesuatu yang

tidak nyata.3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan hal tidak nyata, serta tidak mampu

melakukan asuhan keperawatan mandiri seperti mandi, sikat gigi, berganti pakaian dan berhias yang rapi.

5. Sikap curiga, bermusuhan , menarik diri, sulit membuat keputusan, ketakutan, mudah tersinggung, jengkel , mudah marah, ekspresi wajah tegang, pembicaraan kacau dan tidak masuk akal, banyak keringat.

 Dibawah ini beberapa tipe dari halusinasi (Cancro & Lehman, 2000):

1. Halusinasi PendengaranMendengar suara-suara, sering mendengar suara-suara orang berbicara atau membicarakannya, suara-suara tersebut biasanya familiar. Halusinasi ini paling sering dialami klien dibandingkan dengan halusinasi yang lain.

2. Halusinasi PenglihatanMelihat bayangan yang sebenarnya tidak ada, seperti cahaya atau seseorang yang telah mati.

3. Halusinasi PenciumanMencium bau-bau padahal di tempat tersebut tidak ada bau. Tipe ini sering ditemukan pada klien dengan dimensia seizure atau mengalami gangguan cerebrovaskuler.

4. Halusinasi SentuhanPerasaan nyeri, nikmat atau tidak nyaman padahal stimulus itu tidak ada.

5. Halusinasi PengecapanTermasuk rasa yang tidak hilang pada mulut, perasaan adanya rasa makanan dan berbagai zat lainnya yang dirasakan oleh indra pengecapan klien.

 Proses terjadinya halusinasi (Stuart & Laraia, 1998) dibagi menjadi empat fase yang terdiri dari:

1. Fase PertamaKlien mengalami kecemasan, stress, perasaan terpisah dan kesepian, klien mungkin melamun, memfokuskan pikirannnya kedalam hal-hal menyenangkan untuk menghilangkan stress dan kecemasannya. Tapi hal ini bersifat sementara, jika kecemasan

Asuhan Keperawatan Jiwa 7

Page 9: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

datang klien dapat mengontrol kesadaran dan mengenal pikirannya namun intesitas persepsi meningkat.

2. Fase KeduaKecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal dan eksternal, individu berada pada tingkat listening pada halusinasinya. Pikiran internal menjadi menonjol, gambarn suara dan sensori dan halusinasinya dapat berupa bisikan yang jelas. Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasinya dengan memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari orang lain atau tempat lain.

3. Fase KetigaHalusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol. Klien menjadi lebih terbiasa dan tidak berdaya dengan halusinasinya. Kadang halusinasinya tersebut memberi kesenangan dan rasa aman sementara.

4. Fase KeempatKlien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri dari kontrol halusinasinya. Halusinasi sebelumnya menyenangkan berubah menjadi mengancam, memerintah, memarahi. Klien tidak dapat berhubungan dengan orang lain karena terlalu sibuk dengan halusinasinya. Klien hidup dalam dunia yang menakutkan yang berlangsung secara singkat atau bahkan selamanya.

Pohon Masalah

Resiko Perilaku kekerasan (efek)

Perubahan persepsi sensori,Halusinasi pendengaran (masalah utama)

Harga diri rendah (Penyebab)

Asuhan Keperawatan Jiwa 8

Page 10: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Tujuan1. Membantu klien mengenal halusinasinya.2. Menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi.3. Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.

SP I P.Menghardik halusinasi.

Intervensi.1. Mengidentifikasi jenis halusinasi.2. Mengidentifikasi isi halusinasi.3. Mengidentifikasi waktu halusinasi.4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi.5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.6. Mengidentifiasi respon klien terhadap halusinasi.7. Mengajarkan klien menghardik halusinasi.8. Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian.

SP II P.Bercakap-cakap dengan orang lain.

Intervensi.1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.

3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.

SP III P.Melakukan kegiatan/ aktifitas.

Intervensi.1. Mengevaluasi jadwal kegiatan klien2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan

kegiatan/aktivitas.3. Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian.

SP IV P.Minum obat secara teratur.

Intervensi.1. Mengevaluasi jadwal kegiatan klien.2. Memberian pendidikan kesehatan tentang penggunaan/ minum obat secara teratur.3. Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian .

Asuhan Keperawatan Jiwa 9

Page 11: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

SP I K.Intervensi.1. Mendiskusikan masaalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.2. Menjelaskan pengertian halusinasi, tanda dan gejala halusinasi, jenis halusinasi

serta proses terjadinya halusinasi.3. Menjelaskan cara merawat klien halusinasi.

SP II K. Intervensi.1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat klien dengan halusinasi.2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien halusinasi.

SP III K.Intervensi.1.Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk minum obat

discharge planning

Asuhan Keperawatan Jiwa 10

Page 12: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

“ASUHAN KEPERAWATAN”

PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial Klien : Tn E.DUmur : 34 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiTanggal Masuk RS : 09-02-2009Tnaggal pemgkajian : 29-11-2010Diagnosa keperawatan : Gangguan persepsi sensori Halusinasi pendengaranNo. RM : 008768Ruangan : Asoka Pria

II. ALASAN MASUK RS

Keluarga membawa klien kembali ke RSJ pada tanggal 09-02-2009, dengan alasan putus obat selama 1 bulan dan klien menunjukkan tanda-tanda seperti sering bicara sendiri, tertawa sendiri sering mendengar bisikan -bisikan pada waktu pagi dan siang hari dan berjalan tanpa tujuan menunjukan perilaku aneh seperti merusak barang-barang dirumah.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

a. Klien mengalami gangguan jiwa dan mendapat perawatan di RSJ selama 1tahun kemudian klien di pulangkan karna sudah menunjukan gejala yang baik, 1 bulan di rumah obat pasien habis (klien tidak lagi minum obat/putus obat) Dan klien menunjukkan tanda-tanda seperti sering bicara sendiri tertawa sendiri sering mendengar bisikan -bisikan pada waktu pagi dan siang hari, suara yang muncul adalah suara adiknya yang sudah meninggal,Yang menyuruhnya untuk pulang dan suka menyendiri serta klien sering berjalan tanpa tujuan menunjukan perilaku aneh seperti merusak barang-barang dalam rumah dan kemudian oleh keluarga mengambil keputusan untuk membawa klien ke RSJ pada tanggal 09-02-2009 sehingga klien mendapat perawatan lebih lanjut di UGD dan di pindahkan ke ruang akut laki- laki dan kemudian di pindahkan ke ruang Asoka (bangsal laki -laki) kemudian di beri terapy: Haloperidol 5mg Tryhexy penidil 2mg / 3x1 sehari Diazepam 5mg/ 3x1/2

Asuhan Keperawatan Jiwa 11

Page 13: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

CPZ 100mg, 0-0-1

b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu klien diberhentikan dari pekerjaan.c. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Masalah Keperawatan: Halusinasi Pendengaran

IV. FAKTOR PRESIPITASI

Hal –hal yang menyebabkan terjadinya gangguan jiwa yaitu klien diberhentikan dari pekerjaan sehingga menyebabkan klien sering menyendiri

Masalah keperawatan : Harga diri rendahV. KEADAAN FISIK

Tanda tanda vital T/D : 110/70mmHgSuhu : 36,0CNadi : 78x/menitRespirasi : 24x/menit

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VI. PSIKOSOSIAL.

Genogram :

Keterangan:

Laki – laki :

Perempuan :

: Klien

Hubungan perkawinan :

Asuhan Keperawatan Jiwa 12

X X

? ? ?? ?? 34 ?

Page 14: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

? : tidak diketahui

X : meninggal

Setelah di lakukan wawancara klien dapat menyebutkan gambaran susunan keluarga.a. Konsep Diri

1. Gambaran DiriKlien mengatakan ia menyukai seluruh anggota tubuh.

2. Identitas DiriKlien mampu menyebutkan namanya dan identitas dirinya.Klien mengatakan ia sudah menikah.

3. Peran DiriSebelum sakit klien beraktifitas seperti biasaSaat sakit klien tidak dapat beraktifitas seperti bisanya

4. Ideal DiriKlien ingin cepat sembuh dan pulang ingin ketemu keluarga

5. Harga DiriKlien mengatakan mau berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatanb. Hubungan sosial sebelum sakit

1. Orang yang paling berarti dalam kehidupan klien adalah tantenya2. Pasien mengikuti kegiatan dalam masyarakat yaitu:mau mengikuti kegiatan-kegiatan tempat

tinggalnya.

c. Spiritual

1. Nilai dan keyakinanKlien mengatakan beragama Kristen protestan

2. Kegiatan beribadah Sebelum sakit klien rajin ibadah dan pada saat sakit klien tidak pernah ibadah.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VII. STATUS MENTAL

a. PenampilanKlien sehari –hari rapih dan rajin mandi pagi dan siang,klien berpakaian sesuai dengan aturan, menggunakan alas kaki

Asuhan Keperawatan Jiwa 13

Page 15: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatanb. Pembicaraan

Gaya bicara klien, cepat berinteraksi dengan orang yang mengajak bicaraMasalah Keperawatan:Tida ada masalah kerperawatan

c. Aktifitas motorikKlien sering tidur,karna ada suara yang menyuruhnya untuk banyak beristirahatMasalah Keperawatan:Halusinasi pendengaran

d. Suasana perasaanEkspresi klien tidak terlihat sedih atau putus asaMasalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan

e. AfekBaik yaitu klien dapat menjawab pertanyaan dengan baikMasalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan

f. Proses pikirSaat di anamnesa klien mampu menjawab.Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

g. Isi pikir

Pikiran yang sering muncul adalah cepat sembuh dan cepat pulang karena sudah kangen sama keluarga.

Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatanh. Tingkat kesadaran

Klien dapat orientasi terhadap : Tempat yaitu apabila di tanya abang sekarang berada di mana? Klien menjawab, sekarang saya berada di RSJ Waktu yaitu apabila di tanya sekarang jam berapa? Klien menjawab, sekarang pukul 10.00 WITOrang yaitu saat di tanya siapa saya? Klien menjawab, ibu suster Sally dari RST

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan i. Memori

Jangka panjang : Klien dapat mengingat saat di bawa ke RSJ oleh keluargannyaJangka pendek : Tadi pagi, sebelum mandi bapak menggosok gigi atau tidak? Klien menjawab, saya sudah menggosok gigi

Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatanj. Konsentrasi dan berhitung

Kemampuan berkonsentrasi: Klien mampu berkosentrasi bila di tanya Kemampuan berhitung : Klien mampu berhitung mulai dari 1-20 dan jika ada yang lewat dan dia merasa terganggu maka dia akan berhenti berhitung,dan Tanya lagi untuk melanjutkan lagi klien sudah lupa.

Asuhan Keperawatan Jiwa 14

Page 16: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatanm.Kemampuan penilaian

Klien mau melakukan aktivitas yang diatur oleh perawat

Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatank. Daya tilik diri

Klien mengakui bahwa dirinya berada dalam RSJ dan menderita sakit jiwaMasalah Keperwatan:Tidak ada masalah keperawatan

VIII. MEKANISME KOPING

a. AdaptifBicara dengan perawatMampu menyesuaikan diri dan berbaur dengan teman – temannya

Maladaptif Pada saat wawancara klien sering mengalihkan pembicaraan dan cepat lelah jika diajak bicara.Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

I. Kebutuhan Persiapan Pulanga. Makan

Pasien dapat mengambil sendiri makanannya di dapur dan sikap saat makan baikb. BAB/BAK

Pasien BAB/BAK di WC tanpa bantuan perawatc. Mandi

Pasien biasa mandi sendiri dan menggunakan sabund. Berpakaian

Pasien dapat berpakaian sendiri dan rapie. Penggunaan obat

Pasien selalu minum obat tepat waktu dan teratur dengan bantuan dari perawatf. Istirahat dan tidur

Pasien tidur siang ± 20 menitg. Pemeliharaan kesehatan

Pasien mandi pagi jika di suruh oleh perawat.Masalah keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan.

Asuhan Keperawatan Jiwa 15

Page 17: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

Jadwal kegiatan

No Waktu Kegiatan 30/11/2010 01/12/2010 02/12/2010

1 07.00WIT Bangun pagi M M M

2 07.15 WIT Merapikan tempat tidur

B B B

3 07.30 WIT Merapian tempat tidur B B B

4 09.00 WIT Sarapan pagi M M M

5 10.00 WIT Berbincang dengan teman

M M M

6 12.30 WIT Makan siang M M M

7 12.40 WIT Minum obat M M M

8 13.00 WIT Menghardik halusinasi M M M

Keterangan :M : bila dilakukan secara mandiriB : jika dilakukan dengan bantuan orang lain (diperintah)T : ketergantungan

II. Aspek MedikDiagnosa medis pasien : Skizofrenia ResidualTerapi medis :

Inj.Stesolid Govotil (1:1)

III. Daftar Masalah KeperawatanGangguan persepsi sensori halusinasi pendengaranGangguan konsep diri; Harga diri rendah

Asuhan Keperawatan Jiwa 16

Page 18: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

Analisa Data

No Data Masalah Keperawatan1.

2.

DS : Pasien mengatakanmendengar suara-suara bisikan

adiknya yang sudah meninggalSuara itu menyuruhnya untuk pulang

DO :Berbicara sendiriKetawa sendiri

DS : Pasien mengatakan Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu klien diberhentikan dari pekerjaan.

DO : Klien ssering menyendiri

Gangguan persepsi sensori Halusinasi pendengaran

Ganggguan konsep diri harga dii rendah

IV. Pohon Masalah

Resiko Mencederai diri dan orang lain(efek)

Perubahan persepsi sensori,halusinasi pendengaran(masalah utama)

Gangguan Konsep Diri Harga Diri Rendah

Diberhentikan dari pekerjaan(penyebab)

V. Daftar diagnosa keperawatan 1. Gangguan persepsi sensori ;Halusinasi pendengaran Yang di tandai dengan:

DS: Pasien mengatakan:

Asuhan Keperawatan Jiwa 17

Page 19: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

Sering mendengarkan bisikan-bisikan yang di dengarnnya pada waktu pagi hari dan siang hari

Suara itu adalah suara adiknya yang sudah meninggal DO :

Klien sering bicara sendiriSuka tertawa sendiri

2. Gangguan konsep diri harga diri rendah yang di tandai dengan:DS: Pasien mengatakan:

Pengalaman masa lalu yaitu klien di berhentikan dari pekerjaan

DO :

Suka menyendiri

VI. Prioritas Masalah1. Gangguan persepsi sensori;Halusinasi pendengaran2. Gangguan konsep diri; harga diri rendah

Asuhan Keperawatan Jiwa 18

Page 20: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

Rencana Tindakan Keperawatan

Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

Nama Klien : Tn E.D Ruanga :Asoka pria

No.CM : 01-33-56

Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Perencanaan

Tujuan Intervensi

Senin,29/11/10 Perubahan persepsi

sensori; Halusinasi

pendengaran

Mengajarkan klien mengontrol

halusinasi dengan cara menghardik

SP I. P

1. Membina hubungan saling percaya2. Mengidentifikasi jenis halusinasi.3. Mengidentifikasi isi halusinasi.4. Mengidentifikasi waktu halusinasi.5. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi.6. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan

halusinasi.7. Mengidentifiasi respon klien terhadap halusinasi.8. Mengajarkan klien menghardik halusinasi.9. Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal

kegiatan harian

Nama Klien : Tn E. D Ruangan ;

Asoka pria

No.RM : 008768

Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Perencanaan

Tujuan Intervensi

Asuhan Keperawatan Jiwa 19

Page 21: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

Selasa,30/12/10 Perubahan persepsi sensori;Halusinasi pendengaran

Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain

SP II. P

1. Mengevaluasi jadwalkegiatan harian klien

2. Melatih klienmengendalikan halusinasidengan carabercaap-cakap denganorang lain

3. Menganjurkan klienmemasukkan ke dalamjadwal kegiatan harian.

Selasa,30/12/10 Perubahan persepsisensori; Halusinasipendengaran

Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan /Atifitas

SP III P

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara

melakukan kegiatan /Atifitas3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan

harian

Selasa,30/12/10 Perubahan persepsisensori; Halusinasipendengaran

Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan/Minum obat secara teratur

SP IV P

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan/Minum obat secara teratur 3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan

harian

Asuhan Keperawatan Jiwa 20

Page 22: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

STRATEGI PELAKSANAAN I

Hari I (29-11-2010)

A.PROSES KEPERAWATAN

1.Kondisi Klien DS : Pasien mengatakanmendengar suara-suara bisikan

adiknya yang sudah meninggalSuara itu menyuruhnya untuk pulang

DO :Berbicara sendiriKetawa sendiri

2. Diagnosa Keperawatan

Halusinasi Pendengaran

3. TUJUAN KEPERAWATAN

1. Membantu klien mengenal halusinasinya2. Menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi3. Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

SP I P TINDAKAN KEPERAWATAN.

4. Menghardik halusinasi

INTERVENSI.

1.Menbina hubungan saling percaya

2.Mengidentifikasi jenis halusinasi3.Mengidentifikasi isi halusinasi4.Mengidentifikasi waktu halusinasi5.Mengedentifikasi frekuensi halusinasi5.Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi6.Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi

Asuhan Keperawatan Jiwa 21

Page 23: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

7.Mengajarkan klien menhardik halusinasi8.menganjurkan klien menghardik halusinasi9.Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegitan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN

I.Fase awal/Perkenalan

Salam Teraupetik

Selamat pagi pak… Perkenalkan nama saya Sarly Matatula ,saya dari mahasiswa akper Kesdam XVI/ Pattimura yang turun praktek disini,saya bertugas disini di ruangan asoka ini dari jam 08.00-14.00 wit.kalau boleh tau nama bapak siapa? Dan biasa di panggil siapa?

Validasi

Bagaimana perasaan bapak hari ini? Semalam tidurnya nyenyak tidak?

Kontrak- Topik : Hari kita berbincang- bincang tentang halusinasi,tetapi hal tersebut tidak nyata

dan orang-orang bisannya sebutnya halusinasi- Waktu : kita berbincang-bincang kurang lebih 10 menit- Tempat : Menurut bapak bagusnya kita berbincang-bincang diman?

II. Fase Kerja

a. Mengidentifikasi jenis halusinasi; yaitu dengan menanyakan kepada klien yaitu apakah Bapak sering mendengarkan bisikan-bisikan dari luar?

b. Mengidentifikasi isi halusinasi, yaitu dengan menanyakan kepada klien:Apakah suara itu suara manusia atau suara binatang?Apakah yang di katakana suara itu?

c. Mengidentifikasi waktu halusinasi, yaitu dengan menanyakan kepada klienBerapa kali dalam sehari Bapak mendengar suara itu?

d. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi, yaitu dengan menanyakan pada klien, kira-kira berapa lama suara itu muncul?

Asuhan Keperawatan Jiwa 22

Page 24: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi, yaitu dengan menanyakan pada klien

Pada saat atau situasi seperti apa bisikan itu muncul?f. Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi, yaitu dengan menanyakan kepada

klien:Apa yang bapak rasakan pada saat ada suara itu?Apa yang bapak lakukan jika suara itu datang?Apakah bapak mengikuti suara itu?

g. Mengajarkan cara menghardik halusinasi, yaitu dengan menanyakan pada klien:Bagaimana kalau kita belajar cara –cara mencegah suara-suara yang muncul? bapak ada cara untuk mencegah suara itu, yaitu:

Dengan menghardik suara ituBercakap-cakap dengan orang lainMelakukan kegiatan / aktifitasMinum obat secara teratur

Sekarang saya ajarkan cara yang pertama dulu, yaitu cara menghardik: jika terdengar suara itu “bapak pergi, saya tidak mau mendengar.pergi kau..”. katakan hal tersebut berulang-ulang sampai suara itu hilang, lakukan sambil menutup kedua telinga, coba bapak peragakan.

1. Fase terminasia. Evaluasi subjektif

Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?

b.Evaluasi objektif bapak masih ingat tidak dengan nama saya? bapak masih ingat cara menghardik suara yang muncul?

c. Rencana tindak lanjut bapak saya harap jika besok saya bertemu, bapak masih ingat saya,dan bapak masih ingat

juga yang saya ajarkan tadi, sehingga bapak dapat memperagakannya.d. Kontrak yang akan datang

Topik :bapak sekarang kita sudah selesai berbincang-bincang, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi, dan saya akan mengajaran cara mengatasi halusinasi dengan cara yang ke dua,tiga, dan empat yaitu: Bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan kegiatan/Aktifitas,Minum obat secara teratur?

Waktu: bapak maunya berapa lama besok kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?Topik : Kalau besok maunya di tempat mana? Bagaimana kalau di taman saja?

Asuhan Keperawatan Jiwa 23

Page 25: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

STRATEGI PELAKSANAAN II,III,IV

Hari II (30-11-2010)

A.Proses keperawatan1.Kondisi klienDS:

Masih sering mendengarkan bisikan-bisikan yang di dengarnnya pada waktu pagi hari dan siang hari Suara itu menyuruhnya untuk pulangSuara itu adalah suara adiknya yang sudah meninggal

DO :Klien suka menyendiri

2.Diagnosa keperawatanHalusinai Pendengaran

3.Tujuan keperawatan Bercakap-cakap dengan orang lain Melakukan kegiatan /Aktifitas Minum obat secara teratur

4.Tindakan KeperawatanSP II P.Bercakap-caap dengan orang lain

Interfensi:1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercaap-cakap

dengan orang lain3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.

SP III. PMelaukan kegiatan/Aktivitas

Interfensi:1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

Asuhan Keperawatan Jiwa 24

Page 26: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan /Atifitas

3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

SP IV. PMinum obat secara teratur

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan/Minum obat secara

teratur 3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

B.Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan

1. Fase kerjaSP II. PSelamat pagi bapak…Sesuai dengan kontrak kita kemarin, saya akan mengajarkan bapak cara mengatasi halusinasi dengan:

Bercakap-cakap dengan orang lain a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien, yaitu dengan menanyakan pada

klien: Tadi pagi bangun jam berapa? Setelah bangun tidur, bapak melakukan kegiatan apa? Dan jam berapa? bapak mandi pagi pada jam berapa? Setelah sarapan pagi apa yang bapak lakukan? Alau bisikan-bisikan itu datang, apa yang bapak lakukan? Dan pada jam

berapakah itu? Setelah itu apakah bapak berbincang dengan teman? Dan pada pukul

berapakah itu? jam berapakah bapak makan siang? Dan setelah makan siang bapak

minum obat? Pada pukul 13.00-14.00 wit, apakah bapak mengatasi halusinasi dengan

cara menghardik?

b. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercaap-cakap dengan orang lain, yaitu dengan mengajarkan klien : jia halusinasi itu datang, bapak bisa menghilangkannya dengan bercakap-cakap dengan orang teman, perawat.

c. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian, yaitu dengan mengataan pada klien :bapak cara ini bapak bisa masukkan ke dalam jadwal harian

SP III. Pa. Bapak, selain cara yang kedua, ada juga cara yang ketiga yaitu

melakukan kegiatan/aktifitas

Asuhan Keperawatan Jiwa 25

Page 27: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

Dimana jika halusinasi itu datang, bapak melaukan kegiatan/aktifitas seperti: Merapikan tempat tidur, menyapu ruangan,mencuci gelas dll.

b. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian, yaitu dengan mengatakan pada klien: bapak cara ini bapak bisa masukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

SP IV. Pa. Memberikan penkes tentang penggunaan/minum obat secara teratur.

Bapak selain cara ketiga ada juga cara ke empat yaitu dengan minum obat secara teratur, karna dengan bapak minum obat secara teratur maka dapat mengontrol halusinasi tersebut.

b. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.Bapak.. cara ini bapak bisa masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.

2. Fase terminasia. Evaluasi subjetif

Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?Klin menjawab: saya merasa senang

b. Evaluasi objetif Bapak masih ingat tidak dengan cara menghilangkan halusinasi? Saya harap Bapak bisa mempraktekannya

Asuhan Keperawatan Jiwa 26

Page 28: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Klien : Tn E.D Ruangan: Asoka

Umur : 34 thn No.RM : 008786

NO Diagnosa Keparawatan

Implementasi Evaluasi

1 Gangguan persepsi sensori;Halusinasi pendengaran

Tanggal : 29-11-2010

Pukul : 10.00 wit

SP I. P

1. Membina hubungan saling percaya,berkenalan,validasi,dan melakukan kontrak Selamat pagi Bapak….. Perenalkan….nama saya Sarly

matatula biasa dipanggil sally saya mahasiswa Akper Kesdam XVI/Pattimura.Saya akan merawat bapak,saya bertugas disini selama 4 hari,dari hari senin sampai hari kamis dari pukul 08.00 sampai pukul 14.00wit

bapak namanya siapa dan senang di panggil siapa?

Bagaimana perasaannya pagi ini ?

bapak sudah mandi atau belum? Bagaimana kalau kita

berbincang-bincang mengenai masalah yang Bapak alami sekarang?

Dimana tempat yang Bapak suka untuk kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di sini saja?

Bapak maunya kita berbincang-

Tanggal : 29-11-2010

Pukul : 10.10 wit

S, Klien mengatakan:

Namanya Tn.E.D biasa dipanggil Tn.E

Sering mendengarkan suara-suarayang menyuruhnya untuk pulang

Suara itu adalah suara adiknya yang sudah meninggal

Suara itu muncul pada pagi hari dan sore hari

Lama suara itu tidak menentu

Suara itu muncul pada saat klien sedang menyendiri

Jika suara itu datang klien mengikuti suara tersebut

O: Dalam percakapan

klien menjawab

Asuhan Keperawatan Jiwa 27

Page 29: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

bincang berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?

Mengidentifikasi jenis halusinasi; yaitu dengan menanyakan kepada klien yaitu apakah Bapak sering mendengarkan bisikan-bisikan dari luar?

Mengidentifikasi isi halusinasi, yaitu dengan menanyakan kepada klien:

Apakah suara itu suara manusia atau suara binatang?Apakah yang di katakana suara itu?

Mengidentifikasi waktu halusinasi, yaitu dengan menanyakan kepada klien

Berapa kali dalam sehari Bapak mendengar suara itu?

Mengidentifikasi frekuensi halusinasi, yaitu dengan menanyakan pada klien, kira-kira berapa lama suara itu muncul?

Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi, yaitu dengan menanyakan pada klien

Pada saat atau situasi seperti apa bisikan itu muncul?

Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi, yaitu dengan menanyakan kepada klien:

Apa yang Bapak rasakan pada saat ada suara itu?Apa yang Bapak lakukan jika suara itu datang?Apakah bapak mengikuti suara itu?

semua pertanyaan perawat dengan baik

Kontak mata kurang Suara pelan Klien mau

memperagakan cara menghardik halusinasi

A: Klien mampu

mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

SP I. P tercapai

P:Lanjutkan SP II. P

Asuhan Keperawatan Jiwa 28

Page 30: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

Mengajarkan cara menghardik halusinasi, yaitu dengan menanyakan pada klien:

Bagaimana kalau ita belajar cara –cara mencegah suara-suara yang muncul? bapak ada cara untuk mencegah suara itu, yaitu:

a. Dengan menghardik suara itub. Bercakap-cakap dengan

orang lainc. Melakukan kegiatan /

aktifitasd. Minum obat secara teratur

Sekarang saya ajarkan cara yang pertama dulu, yaitu cara menghardik: jika terdengar suara itu “Bapak pergi, saya tidak mau mendengar kamu ”. katakan hal tersebut berulang-ulang sampai suara itu hilang, lakukan sambil menutup kedua telinga, coba Bapak peragakan.

Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?Klien menjawab: Saya senang

Bapak masih ingat tidak dengan nama saya?

Bapak masih ingat cara menghardik suara yang muncul?

Bapak saya harap jika besok saya bertemu, Bapak masih ingat saya,dan Bapak masih ingat apa yang tadi saya ajarkan sehingga Bapak dapat memperagakannya

Bapak sekarang kita sudah selesai berbincang-bincang, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi, dan saya akan mengajaran cara mengatasi halusinasi dengan cara

Asuhan Keperawatan Jiwa 29

Page 31: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

yang ke dua,tiga, dan empat yaitu: Bercakap-cakap dengan orang lain melakukan kegiatan/Aktifitas,Minum obat secara teratur?

Bapak maunya berapa lama besok kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?

Kalau besok maunya di tempat mana?Bagaimana kalau di taman saja?

“Rencana Tindakan Keperawatan”

Klien Dengan Halusinai Pendengaran

Nama Klien : Tn E.D Ruangan : Asoka Pria

Umur : 34 thn No.RM : 008786

NO Diagnosa Keparawatan Implementasi Evaluasi

1 Gangguan persepsi sensori;Halusinasi pendengaran

Tanggal : 01-12-2010

Pukul : 10.00 wit

1. Fase kerja;Melakuan kontrak yang telah dibuat:

Selamat pagi Bpak sesuai dengan kontrak kita kemarin, saya akan mengajarkan bapak cara mengatasi halusinasi dengan:

SP II P:Bercakap-cakap dengan orang

lain yaitu dengan:Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian klien, yaitu dengan menanyakan klien:

Tadi pagi bangun jam berapa?

Setelah bangun tidur bapak melakukan kegiatan apa? Dan

Tanggal : 01-12-2010

Pukul : 10.10 wit

S, Klien mengatakan:

Bangun pagi jam 07.00 WIT

Setelah bangun tidur saya merapikan tempat tidur pada pukul 07.15 WIT

Saya mandi pagi pukul 09.00 WIT

Jika bisikan itu datang saya menutup telinga dan katakana “pergi, saya tidak mau dengar kamu ”. Atau dengan bebincang dengan perawat

Berbincang dengan teman pada pukul 10.00

Asuhan Keperawatan Jiwa 30

Page 32: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

jam berapa? Bapak mandi pagi pada

pukul berapa? Bapak sarapan pagi pada

jam berapa? Setelah sarapan pagi apa

yang Bapak lakukan? Kalau bisikan-bisikan itu

datang apa yang bapak lakukan? Dan pada pukul berapa itu?

Setelah itu apakah bapak berbincang dengan teman? Dan pada pukul berapakah itu?

Pukul berapakah bapak makan siang? Dan apakah setelah makan siang bapak minum obat?

Pada pukul 13.00 WIT,Apakah bapak mengatasi halusinasi dengan cara menghardik?

Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain, yaitu dengan mengajarkan klien: jika halusinasi itu datang, bapak bisa menghilangannya dengan bercakap-cakap dengan tema/ perawat.

Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian, yaitu dengan mengatakan pada klien;bapak cara ini bapak masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

SP III. P bapak selain cara yang ke

dua,ada juga cara yang ke tiga yaitu Melakukan kegiatan/atifitas seperti: merapikan tempat tidur dll

Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal

WIT Makan siang pada pukul

12.30 WIT dan minum obat pada pukul 12.00WIT

Mengatasi halusinasi dengan cara menghardik

Mengatasi halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain

Dan di masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Mengatasi halusinasi denganMelakukan kegiatan/Aktifitas

Dan di masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Minum obat secara teratur

Dan di masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Merasa senang berbincang-bincang dengan suster Sally

O:

Dalam percakapan klien menjawab pertanyaan dengan baik

Kontak mata kurang Suara pelan

A:

Asuhan Keperawatan Jiwa 31

Page 33: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

egiatan harian, yaitu dengan mengatakan pada klien;bapak cara ini bapak masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

SP IV. P Memberikan penkes tentang

penggunaan/Minum obat secara teratur, yaitu:Bapak selain cara yang ke tiga ada juga cara ke empat yaitu dengan minum obat secara teratur karena dapat mengontrol halusinasi tersebut

Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal egiatan harian, yaitu dengan mengatakan pada klien;Bapak cara ini bapak masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?Klien menjawab: Saya merasa senang.

Bapak masih ingat tidak dengan cara mengontrol halusinasi?

Saya harap Bapak bisa mempraktekkannya.

Klien mamapu mengontrol halusinasi dengan cara:

Becakap-cakap dengan orang lain

Melakukan kegiatan/Aktifitas

Minum obat secara teratur

SP II. P, SP III. P, SP IV. P Tercapai

P:

Pertahankan SP II. P, SP III. P, SP IV. P

Asuhan Keperawatan Jiwa 32

Page 34: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

Asuhan Keperawatan Jiwa 33

Page 35: ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

Asuhan Keperawatan Jiwa 34