analisa implementasi peraturan menteri …/analisa... · program diploma iii hiperkes dan...

Download ANALISA IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI …/Analisa... · PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA ... Rumah sakit merupakan salah ... pelaksanaan higiene sanitasi jasaboga

If you can't read please download the document

Upload: hoangnhan

Post on 05-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    LAPORAN TUGAS AKHIR

    ANALISA IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI

    KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1096

    TAHUN 2011 TENTANG HIGIENE SANITASI

    JASABOGA DI INSTALASI GIZI RSUD Dr.

    MOEWARDI SURAKARTA

    Eva Nur Hasanah

    R.0009041

    PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    Surakarta

    2013

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

    PENGESAHAN PERUSAHAAN

    Laporan Tugas Akhir dengan judul :

    Analisa Implementasi Peraturan Menteri

    Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 2011 Tentang Higiene

    Sanitasi Jasaboga Di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

    Disusun oleh :

    Eva Nur Hasanah

    NIM. R0009041

    telah diajukan dan disahkan pada tanggal :

    Hari : Kamis Tanggal : 30 Januari .Tahun : 2013

    Pembimbing Lapangan

    Heru Yulistianto, ST, M.Si

    NIP. 19700712 199803 1 012

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

    ABSTRAK

    ANALISA IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI KESEHATAN

    REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1096 TAHUN 2011 TENTANG

    HIGIENE SANITASI JASABOGA DI INSTALASI GIZI

    RSUD DR. MOEWARDI.

    Eva Nur Hasanah1, Harninto

    2, Endang G.Sahir

    3

    Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan higiene sanitasi

    di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi dan kesesuaiannya dengan PERMENKES

    No. 1096 Tahun 2011.

    Metode : Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif,

    yaitu dengan memberikan gambaran mengenai pelaksanaan hygiene jasaboga

    terhadap penjamah makanan di instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi kemudian

    dibandingkan dengan peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 1096

    tahun 2011 tentang higiene sanitasi jasaboga. Kerangka pemikiran penelitian ini

    adalah Sanitasi makanan sangat penting terutama di tempat-tempat umum yang

    erat kaitannya dengan pelayanan orang banyak. Rumah sakit merupakan salah

    satu tempat umum yang memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan inti

    kegiatan berupa pelayanan medis yang diselenggarakan melalui pendekatan

    preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Untuk menunjang pelayanan medis

    bagi pasien yang di selenggarakan rumah sakit, perlu adanya pengolahan makanan

    yang baik dan memenuhi syarat higiene sanitasi makanan.

    Hasil : Dalam melaksanakan kegiatan higiene sanitasi jasaboga, Instalasi gizi

    RSUD Dr. Moewardi telah memiliki instruksi kerja

    Simpulan : Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi berusaha menerapkan aturan

    Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 2011

    melalui Instruksi Kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Higiene

    Jasaboga, namun dalam pelaksanaannya belum secara optimal. Saran yang

    diberikan adalah supaya pengawas di Instalasi Gizi di RSUD Dr. Moewardi lebih

    tegas dalam menegur pekerja yang tidak melaksanakan instruksi kerja dan

    berperilaku tidak hiegene.

    Kata Kunci : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1096 Tahun 2011, Higiene Sanitasi, Instalasi Gizi RSUD Dr.

    Moewardi

    __________________________________________________________________

    *) Prodi Diploma III Hiperkes dan KK UNS

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

    ABSTRACT

    THE ANALYSIS OF IMPLEMENTATION ON RULE OF HEALTH

    MINISTRY REPUBLIC INDONESIA NUMBER 1096 YEAR 2011 ON

    HYGIENE CATERING SANITATION IN PLANT NUTRITION OF

    HOSPITAL OF DR. MOEWARDI.

    Eva Nur Hasanah1, Harninto

    2, Endang G.Sahir

    3

    Objective: This study aims to investigate the implementation of sanitation

    hygiene in hospitals Installation Nutrition Dr. Moewardi and compliance with

    Permenkes No. 1096 Year of 2011.

    Methods: This study was conducted by using descriptive method, i.e. by giving

    an overview of the implementation of hygiene for catering services in plant

    nutrition Hospital Dr. Moewardi then compared with the regulation of health

    minister of the republic of Indonesia number 1096 in 2011 catering sanitation and

    hygiene. The framework of this research is the importance of food sanitation in

    public places particularly that are closely related in serving people. The hospital is

    one of the common places that provide society health services in which the

    activities are in the form of medical services held through a preventive approach,

    curative, rehabilitative and promotive approach. Therefore, to support patients

    recovery, good food processing and food sanitation hygiene qualify are needed.

    Results: In conducting catering sanitation hygiene, the Installation nutrition of

    Hospital Dr. Moewardi have had work instructions.

    Conclusion: The Instalation Nutrition of Hospital Dr. Moewardi have been trying

    to apply the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia

    Number 1096 Year 2011 through Work Instructions as a guide in the

    implementation of hygiene catering, but the implementation is not optimal. The

    advice given was that the supervisor of Installation Nutrition at the Hospital Dr.

    Moewardi be more emphatic in admonishing workers who do not work and

    behave hygine based on instructions properly.

    Keywords : The regulation of Health Ministry of the Republic of

    Indonesia number 1096 year 2011, hygine sanitation, the Installation

    Nutrition of Hospital Dr. Moewardi

    __________________________________________________________________

    *) Hiperkes and Work Safety Diploma III Study Program, Medical Faculty

    Sebelas Maret Faculty

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrohmanirrohim

    Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan

    rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan magang

    dan penyusunan laporan khusus yang berjudul Analisa Implementasi

    Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096Tahun 2011

    Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga Di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

    Surakarta.

    Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan studi

    di Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran,

    Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di samping itu magang ini dilaksanakan

    untuk menambah wawasan guna mengenal, mengetahui dan memahami

    pelaksanaan higiene sanitasi jasaboga di rumah sakit.

    Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak akan berhasil tanpa

    bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik bersifat material maupun

    spiritual. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima

    kasih kepada :

    1. Bapak Prof., Dr., Zainal Arifin Adnan, dr., S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan

    Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    2. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes, selaku ketua Program Diploma III

    Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

    Maret Surakarta.

    3. Bapak Harninto, dr., MS., Sp.Ok, selaku pembimbing I yang telah

    memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan ini.

    4. Ibu Endang G. Sahir, Dra, MSc, AAnd, selaku pembimbing II yang telah

    memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan ini.

    5. Ibu Cr. Siti Utari, Dra, M.Kes, selaku penguji yang telah memberikan

    bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan ini.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    6. Bapak Heru Yulistianto, ST, M.Si, selaku pembimbing lapangan yang telah

    memberikan bimbingan dan arahan dalam pelaksanaan magang di RSUD dr.

    Moewardi Surakarta.

    7. Semua staff yang ada di IPSRS, Instalasi Sanitasi dan Instalasi Gizi yang telah

    memberikan bantuan.

    8. Seluruh keluarga besar Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

    yang telah mendukung saya.

    9. Bapak, ibu dan seluruh keluarga di rumah yang selalu memberi dukungan dan

    berdoa untuk keberhasilan dalammenyusun laporan ini.

    10. Teman-teman Angkatan 2009 Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja,

    yang selalu memberikan semangat untuk menyusun laporan ini.

    11. Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam penyusunan laporan

    penelitian ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna.

    Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

    kesempurnaan laporan ini, sehingga dapat berguna dan bermanfaat.

    Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita

    semua, khususnya mahasiswa Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan

    Kerja untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan higiene

    sanitasi jasaboga di rumah sakit.

    Aamiin ya robbal alamin.

    Surakarta, 30 Januari 2013

    Penulis,

    Eva Nur Hasanah

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ........................................... iii

    ABSTRAK .................................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

    DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

    BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................. 4

    BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 6

    A. Tinjauan Pustaka..................................................................... 6 B. Kerangka Pemikiran ............................................................... 39

    BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 40

    A. Metode Penelitian ................................................................... 40 B. Lokasi Penelitian .................................................................... 40 C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ..................................... 40 D. Sumber Data ........................................................................... 40 E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 41 F. Pelaksanaan ............................................................................ 41 G. Analisa Data ........................................................................... 41

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 43

    A. Hasil Penelitian ....................................................................... 43 B. Pembahasan ............................................................................ 59

    BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 82

    A. Simpulan ................................................................................. 82 B. Saran ....................................................................................... 84

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 85

    LAMPIRAN

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Bahaya potensial berdasarkan lokasi ............................................ 6

    Tabel 2. Pengukuran kualitas pencahayaan bulan Februari 2012............... 46

    Tabel 3. Pengukuran suhu dan kelembaban bulan Februari 2012 .............. 47

    Tabel 4. Pemeriksaan mikrobiologi air bersih bulan Februari 2012 .......... 49

    Tabel 5. Pemeriksaan angka kuman E. Coli makanan bulan Februari 2012.. 54

    Tabel 6. Pemeriksaan angka kuman alat makan bulan Februari 2012 ....... 55

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Proses pewadahan makanan sebelum didistribusikan ke pasien.........43

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Susunan organisasi di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

    Lampiran 2 Hasil pemantauan sanitasi lingkungan bulan Februari 2012

    Lampiran 3 Foto-foto di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Jasaboga adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan

    pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan.

    Pengolahan adalah kegiatan yang meliputi penerimaan bahan mentah atau

    makanan terolah, pembuatan, pengubahan bentuk, pengemasan dan

    pewadahan. Persyaratan Hygiene Sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis

    kesehatan yang ditetapkan terhadap produk jasaboga dan perlengkapannya

    yang meliputi persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika. Penjamah makanan

    adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan

    peralatan melalui dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan,

    pengangkutan sampai dengan penyajian.(PERMENKES, 2011)

    Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melanjutkan

    kehidupan. Makanan yang dibutuhkan harus memiliki nilai gizi yang optimal

    seperti : vitamin, mineral, hidrat arang, lemak dan lainnya. Selain itu

    makanan yang dikonsumsi harus higienis, sehat, dan aman yaitu bebas dari

    cemaran fisik, kimia dan bakteri. Cemaran fisik seperti pecahan kaca, kerikil,

    potongan lidi, rambut, isi staples,dan sebagainya. Cemaran kimia seperti

    Timah Hitam, Arsenicum, Cadmium, Seng, Tembaga, Pestisida dan

    sebagainya. Cemaran bakteri seperti Eschericia coli (E.coli) dan sebagainya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    Bila salah satu faktor tersebut terganggu makanan yang dihasilkan

    akan menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit bahkan keracunan

    makanan. Perilaku hidup bersih dan sehat dalam mengelola makanan

    merupakan upaya untuk mengendalikan faktor yang memungkinkan

    terjadinya kontaminasi yang mempengaruhi pertumbuhan kuman dan bahan

    additive pada makanan dan minuman yang disajikan di rumah sakit, agar

    tidak menjadi mata rantai penularan penyakit dan gangguan kesehatan.

    Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta adalah

    rumah sakit milik pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah yang terletak di

    daerah Tingkat II Kota Madya Surakarta dan merupakan rumah sakit tipe B.

    Di samping itu RSUD Dr. Moewardi sebagai rumah sakit rujukan wilayah-

    wilayah Eks. Karisidenan Surakarta dan sekitarnya. RSUD Dr. Moewardi

    memiliki unit Instalasi Gizi yang bertangung jawab untuk menyediakan

    kebutuhan makanan bagi pasien demi mempercepat proses kesembuhan

    mereka. Pasien membutuhkan nutrisi yang semestinya dan seimbang untuk

    dikonsumsi. Untuk itu ahli gizi dan staff instalasi gizi rumah sakit memiliki

    tanggung jawab yang besar untuk mewujudkan kebutuhan pasien dalam

    persoalan konsumsi nutrisi harian mereka untuk menunjang perawatan

    mereka di rumah sakit. Di Indonesia terdapat Peraturan Menteri Kesehatan

    Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 2011 Tentang Hiegine Sanitasi

    Makanan sebagai pedoman dalam pengolahan makanan yang higienis, sehat

    dan aman yang bebas dari cemaran fisik, kimia dan bakteri. Di dalam

    PERMENKES No.1096 Tahun 2011 terdapat penggolongan jasaboga

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    berdasarkan luas jangkauan yang dilayaninya. Rumah Sakit adalah sarana

    kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meIiputi

    pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang menyediakan

    pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Oleh karena itu Rumah

    sakit termasuk Jasaboga golongan B yaitu Jasaboga yang bergerak dalam

    bidang pelayanan kesehatan sehingga rumah sakit dapat menggunakan

    PERMENKES No.1096 Tahun 2011 sebagai pedoman dalam pengolahan

    makanan. agar makanan yang di sajikan kepada pasien adalah makanan yang

    higienis, sehat dan aman yang bebas dari cemaran fisik, kimia dan bakteri.

    Berdasarkan hal tersebut, penulis memilih judul Analisa Implementasi

    Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 2011

    Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga Di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi.

    Higiene sanitasi di instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi diharapkan sesuai

    dengan peraturan menteri kesehatan republik Indonesia sehingga makanan

    yang di sajikan untuk pasien di RSUD Dr. Moewardi adalah makanan yang

    higienis, sehat dan aman yang bebas dari cemaran fisik, kimia dan bakteri.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat ditarik rumusan masalah

    sebagai berikut:

    1. Bagaimana pelaksanaan higiene sanitasi di Instalasi Gizi RSUD Dr.

    Moewardi?

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    2. Apakah pelaksanaan higiene sanitasi yang telah dilaksanakan di Instalasi

    Gizi RSUD Dr.Moewardi sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

    Republik Indonesia Nomor 1096Ttahun 2011 tentang Higiene Sanitasi

    Jasaboga?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Mengetahui pelaksanaan higiene sanitasi di Instalasi Gizi RSUD Dr.

    Moewardi.

    2. Mengetahui kesesuaian pelaksanaan higiene sanitasi yang telah

    dilaksanakan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi dengan Peraturan

    Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 2011 tentang

    Higiene Sanitasi Jasaboga

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Rumah Sakit

    a. Sebagai masukan dan pertimbangan terhadap pelaksanaan higiene

    sanitasi yang selama ini diadakan di Instalasi Gizi RSUD Dr.

    Moewardi.

    b. Sebagai bahan koreksi terhadap pelaksanaan higiene sanitasi yang

    selama ini diadakan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    c. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan pelaksanaan

    higiene sanitasi yang selama ini diadakan di Instalasi Gizi RSUD Dr.

    Moewardi.

    2. Bagi Penulis

    a. Menambah pengetahuan, wawasan dan kemampuan dalam kegiatan

    pelaksanaan higiene sanitasi Jasaboga di rumah sakit.

    b. Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari bangku perkuliahan

    tentang pelaksanaan higiene sanitasi jasaboga di rumah sakit .

    3. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan KK

    a. Sebagai tambahan referensi kepustakaan di Program Diploma III

    Hiperkes dan KK.

    b. Sebagai bahan literatur mahasiswa dalam melakukan penelitian

    tentang higiene sanitasi jasaboga di rumah sakit.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka

    1. Rumah Sakit

    Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan

    pelayanan kesehatan perorangan meIiputi pelayanan promotif, preventif,

    kuratif dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

    jalan, dan gawat darurat (MENKES, 2008).

    Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks, tidak

    saja menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga

    merupakan tempat pendidikan dan penelitian kedokteran. Semakin luas

    pelayanan kesehatan dan fungsi suatu rumah sakit maka semakin

    kompleks peralatan dan fasilitasnya. Kerumitan yang meliputi segala hal

    tersebut menyebabkan rumah sakit mempunyai potensi bahaya yang

    sangat besar, tidak hanya bagi pasien dan tenaga medis, risiko ini juga

    membahayakan pengunjung rumah sakit tersebut (Selbyute dkk, 2012).

    Hazard (bahaya) adalah sesuatu yang dapat menyebabkan cedera

    pada manusia atau kerusakan pada alat atau lingkungan. Sedang risk

    (resiko) didefinisikan sebagai peluang terpaparnya seseorang atau alat

    pada suatu hazard (bahaya). Segala macam potensi hazard ini harus

    diidentifikasi. Langkah selanjutnya adalah menilai sejauh mana

    pengaruhnya terhadap keselamatan karyawan dan keseluruhan operasi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan di RS meliputi:

    Tabel 1. Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan di Rumah Sakit

    No Bahaya Potensi Lokasi Pekerja yang

    paling berisiko

    1 FISIK:

    Bising

    IPSRS, laundry, dapur,

    CSSD, gedung genset,

    boiler, IPAL

    Karyawan yang

    bekerja di lokasi

    tersebut

    Getaran Ruang mesin-mesin

    dan peralatan yang

    menghasilkan getaran

    (ruang gigi, dll)

    Perawat

    Debu Genset, bengkel kerja,

    laboratorium gigi,

    gudang rekam medis,

    incenerator

    Petugas sanitasi,

    teknisi gigi,

    petugas IPS dan

    rekam medis

    Panas CSSD, dapur,

    laundry,incenerator,

    boiler

    Pekerja dapur,

    pekerja laundry,

    petugas sanitasi

    dan IPRS

    Radiasi X-Ray, OK yang

    menggunakan carm,

    ruang fisioterapi

    Ahli radiologi,

    radioterapis, dan

    radiographer, ahli

    fisioterapi dan

    petugas rontgent

    gigi

    2 KIMIA:

    Disinfektan

    Semua area Petugas

    kebersihan

    perawat

    Cytotoxicz Farmasi, tempat

    pembuangan sampah,

    bangsal

    Pekerja farmasi,

    perawat, petugas

    pengumpul

    sampah

    Ethylene oxide Kamar operasi Dokter perawat

    Formasicehyde

    Laboratorium, kamar

    mayat, gudang farmasi

    Petugas kamar

    mayat, petugas

    laboratorium,

    farmasi

    Bersambung

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    Sambungan

    Bahaya Potensi Lokasi Pekerja yang

    paling berisiko

    Methyle Methacrylate

    Hglamalgami

    Ruang pemeriksaan

    gigi

    Petugas dokter

    gigi, dokter bedah

    perawat

    Solvent Laboratorium, bengkel

    kerja semua area RS

    Teknisi petugas

    laboratorium,

    petugas

    kebersihan

    Gas-gas anestesi Ruang operasi gigi,

    Ok, ruang pemulihan

    Dokter gigi,

    perawat, dokter

    bedah, dokter

    perawat anestesi

    AIDS Hepatitis B dan Non

    A Non B

    IGD, kamar operasi,

    ruang pemeriksaan

    gigi, laboratorium,

    laundry

    Dokter, dokter

    gigi, perawat,

    petugas

    laboratorium,

    petugas sanitasi

    dan laundry

    4 ERGONOMIK:

    Pekerja yang bekerja secara

    manual

    Area pasien dan

    tempat penyimpanan

    barang gudang

    Petugas yang

    menanggani

    pasien dan barang

    Postur yang salah dalam

    melakukan pekerjaan

    Semua area Semua karyawan

    Pekerja yang berulang Semua area Dokter gigi,

    petugas pembersih

    fisioterapik sopir,

    operator komputer

    yang berhubungan

    dengan juru tulis

    5 PSIKOSOSIAL:

    Sering kontak dengan

    pasien, kerja bergilir, kerja

    berlebih, ancaman bahaya

    Semua area Semua karyawan

    Sumber: Kemenkes No 432/Menkes/SK/IV/2007

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    2. Instalasi Gizi Rumah Sakit

    Instalasi Gizi Rumah Sakit bertangung jawab untuk menyediakan

    kebutuhan makanan bagi pasien demi mempercepat proses kesembuhan

    mereka. Pasien membutuhkan nutrisi yang semestinya dan seimbang untuk

    dikonsumsi. Untuk itu ahli gizi dan staff instalasi gizi rumah sakit

    memiliki tanggung jawab yang besar untuk mewujudkan kebutuhan pasien

    dalam persoalan konsumsi nutrisi harian mereka untuk menunjang

    perawatan mereka di rumah sakit Salah satu tugas mereka adalah

    menjamin bahawa makanan yang mereka berikan aman untuk dimakan.

    Hal ini menuntut langkah-langkah yang ada dalam SOP dijalankan dengan

    benar dari proses pemilihan bahan makanan, penerimaan, persiapan,

    pengolahan hingga distribusinya ke semua pasien tanpa adanya resiko

    terjadinya kontaminasi yang justru akan memperlama proses

    penyembuhan pasien (Djarisnmawati dkk, 2004).

    Kegagalan untuk menjaga instalsi gizi tetap bersih dalam segala

    aspek (sumber daya manusia, fasilitas, bahan makanan proses pengolahan,

    dan distribusinya) dapat menjadi penyebab berkembangnya bakteri dan

    terjadinya kontaminasi pada makanan yang akan disajikan kepada pasien.

    Seperti halnya kewajiban staf paramedis di rumah sakit, karyawan di

    instalsi gizi juga wajib mencuci tangan mereka secara teratur sesuai

    kebutuhan sanitasi yang diharuskan dalam menjaga kebersihan makanan

    dari proses hingga penyajian. Tangan harus dijaga kebersihannya untuk

    keamanan persiapan dan penyajian makanan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    Demikian juga perangkat penyajian makanan seperti piring dan

    lainnya harus dicuci dengan standar yang benar untuk menghindari

    timbulnya bakteri. Walaupun higienitas sudah dijalankan dengan benar,

    makanan masih dapat terjadi tidak aman dikarenakan persiapan/produksi

    yang tidak sesuai kaidah yang telah ditetapkan standardnya. Daging yang

    dimasak dalam waktu yang kurang atau melebihi waktunya dan atau di

    simpan dalam suhu yang terlalu tinggi dapat menimbulkan tumbuhnya

    bakter E. Coli atau salmonella. Hal ini tidak hanya akan menimbulkan

    penyakit yang lebih parah bagi pasien yang sudah dirawat, tetapi lebih dari

    itu justru dapat menimbulkan kematian pasien. Sering terjadi kecerobohan

    ketika makanan disajikan kepada pasien.

    Perlu ditegaskan kembali bahwa higienitas itu sangat penting.

    Pramusaji yang menyajikan makanan mungkin secara tidak sengaja

    terjadi kontak langsung dengan makanan, menjadikan makanan

    terkontaminasi. Hal berikut ini adalah tanggung jawab pramusaji juga

    untuk meyakinkan bahwa makanan yang diberikan adalah benar untuk

    pasien yang benar. Hal ini mungkin tidak menjadi masalah besar bagi

    seseorang yang mungkin tidak begitu suka dengan makanan mereka, tetapi

    untuk pasien lain barangkali dapat menyebakan hal yang fatal. Jika pasien

    memiliki alergi makanan, seperti susu, kacang-kacangan, sea food, daging,

    gandum, atau telur yang mana mengkonsumsi makanan tersebut justru

    akan memperparah penyakitnya. Korban dari kecerobohan persiapan

    bahan makanan yang tidak sesuai standar di rumah sakit dapat mengajukan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    tuntutan kompensasi. Kejadian ini dapat digolongkan dalam kategori mal

    praktek di rumah sakit.

    3. Makanan

    Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melanjutkan

    kehidupan. Makanan yang dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki

    nilai gizi yang optimal seperti : vitamin, mineral, hidrat arang, lemak dan

    lainnya. Makanan harus murni dan utuh dalam arti tidak mengandung

    bahan pencemar serta harus higiene. Bila salah satu faktor tersebut

    terganggu makanan yang dihasilkan akan menimbulkan gangguan

    kesehatan dan penyakit bahkan keracunan makanan (Djarisnmawati dkk,

    2004).

    Masalah sanitasi makanan sangat penting, terutama ditempat-

    tempat umum yang erat kaitannya dengan pelayanan untuk orang banyak.

    Rumah sakit merupakan salah satu tempat umum yang memberikan

    pelayanan kesehatan masyarakat dengan inti pelayanan medis. Agar dapat

    menunjang kegiatan pelayanan medis diperlukan tempat pengolahan

    makanan yang kegiatannya berada di instalasi gizi rumah sakit.

    Untuk mendapatkan makanan yang bermanfaat dan tidak

    membahayakan bagi yang memakannya perlu adanya suatu usaha

    penyehatan makanan dan minuman, yaitu upaya pengendalian faktor yang

    memungkinkan terjadinya kontaminasi yang akan mempengaruhi

    pertumbuhan kuman dan bertambahnya bahan aditif pada makanan dan

    minuman yang berasal dari proses pengolahan makanan dan minuman

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    yang disajikan di rumah sakit agar tidak menjadi mata rantai penularan

    penyakit dan gangguan kesehatan (MENKES, 2011).

    4. Penggolongan Jasaboga

    Berdasarkan luas jangkauan pelayanan dan kemungkinan besarnya

    resiko yang dilayani, jasaboga dikelompokkan dalam golongan A,

    golongan B, dan golongan C (MENKES 2011)

    a) Jasaboga golongan A, yaitu jasaboga yang melayani kebutuhan

    masyarakat umum, :

    1) Golongan A1 dengan kriteria Jasaboga yang melayani kebutuhan

    masyarakat umum, dengan pengolahan yang menggunakan dapur

    rumah tangga dan dikelola olehkeluarga.

    2) Golongan A2 dengan kriteria Jasaboga yang melayani kebutuhan

    masyarakat umum, dengan pengolahan yang menggunakan dapur

    rumah tangga dan memperkerjakan tenaga kerja.

    3) Golongan A3 dengan kriteria Jasaboga yang melayani kebutuhan

    masyarakat umum, denganpengolahan yang menggunakan dapur

    khusus dan memperkerjakan tenaga kerja.

    b) Jasaboga golongan B, yaitu jasaboga yang melayani kebutuhan khusus

    unutuk

    1) Asrama penampungan jamaah haji

    2) Asrama transito atau asrama lainnya

    3) Perusahaan

    4) Pengeboran lepas pantai

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    5) Angkutan umum dalam negeri

    6) Sarana pelayanan kesehatan

    c) Jasaboga golongan C, yaitu jasaboga yang melayani kebutuhan untuk

    alat angkatan umum internasional dan pesawat udara.

    Berdasarkan penggolongan jasaboga di atas, rumah sakit harus memenuhi

    persyaratan jasaboga golongan B.

    5. Penyelenggaraan Jasaboga

    Setiap jasaboga harus memiliki izin usaha dari pemerintah daerah

    kabupaten atau kota sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,

    sedang untuk memiliki izin usaha jasaboga harus memiliki sertifikat

    higiene sanitasi yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau

    kota (PERMENKES pasal 3). Tenaga pekerja yang bekerja pada usaha

    jasa boga harus berbadan sehat dan tidak menderita penyakit menular,

    harus melakukan pemeriksaan secara berkala minimal 2 kali dalam satu

    tahun. Penjamah makanan wajib memiliki sertifikat kursus higiene sanitasi

    makanan yang diperoleh dari institusi penyelenggara kursus sesuai dengan

    perundang-undangan yang berlaku. Pengusaha atau penganggung jawab

    jasaboga wajib menyelenggarakan jasaboga yang memenuhi syarat higiene

    sanitasi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 1096

    Tahun 2011. Apabila penanggung jawab jasaboga menerima laporan atau

    mengetahui adanya terjadi keracunan atau kematian yang diduga berasal

    dari makanan yang diproduksinya wajib melaporkan kepada dinas

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    kesehatan kabupaten atau kota setempat guna dilakukan lanngkah-langkah

    penanggulangan.

    6. Persyaratan bangunan

    1) Lokasi

    Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti

    tempat sampag umum, WC umum, Pabrik cat dan sumber

    pencemaran lainnya.

    2) Bangunan dan fasilitas

    a) Halaman

    1) Mempunyai papan nama perusahaan dan nomor Izin Usaha

    serta Sertifikat Laik Higiene Sanitasi.

    2) Halaman bersih, tidak banyak lalat dan tersedia tempat

    sampah yang memenuhi syarat higiene sanitasi, tidak terdapat

    tumpukan barang-barang yang dapat menjadi sarang tikus.

    3) Pembuangan air kotor (limbah dapur dan kamar mandi) tidak

    menimbulkan sarang serangga, jalan masuknya tikus dan

    dipelihara kebersihannya.

    4) Pembuangan air hujan lancar, tidak menimbulkan genangan-

    genangan air.

    b) Kontruksi

    Bangunan untuk kegiatan jasaboga harus memenuhi persyaratan

    teknis konstruksi bangunan yang berlaku. Konstruksi selain kuat juga

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    selalu dalam keadaan bersih secara fisik dan bebas dari barang-barang

    sisa atau bekas yang ditempatkan sembarangan.

    c) Lantai

    Permukaan lantai rapat air, halus, kelandaian cukup, tidak licin,

    dan mudah dibersihkan.

    d) Dinding

    1) Permukaan dinding sebelah dalam halus, kering /tidak

    menyerap air dan mudah dibersihkan.

    2) Bila permukaan dinding kena percikan air, maka setinggi 2

    (dua)meter dari lantai dilapisi bahan kedap air yang

    permukaannya halus, tidak menahan debu dan berwarna terang.

    e) Langit-langit

    1) Bidang langit-langit harus menutup atap bangunan.

    2) Permukaan langit-langit tempat makanan dibuat, disimpan,

    diwadahi dan tempat pencucian alat makanan maupun tempat

    cuci tangan dibuat dari bahan yang permukaannya rata mudah

    dibersihkan, tidak menyerap air dan berwarna terang.

    3) Tinggi langit-langit tidak kurang 2,4 meter di atas lantai.

    f) Pintu dan jendela

    1) Pintu-pintu pada bangunan yang dipergunakan untuk memasak

    harus membuka ke arah luar.

    2) Jendela, pintu dan lubang ventilasi di mana makanan diolah

    dilengkapi kassa yang dapat dibuka dan dipasang.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    3) Semua pintu dari ruang tempat pengolahan makanan dibuat

    menutup sendiri atau dilengkapi peralatan anti lalat, seperti

    kassa, tirai, pintu rangkap dan lain-lain.

    g) Pencahayaan

    1) Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan

    pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan

    pekerjaanpekerjaan secara efektif.

    2) Di setiap ruangan tempat pengolahan makanan dan tempat

    mencuci tangan intensitas pencahayaan sedikitnya 10 fc (100

    lux) pada titik 90 cm dari lantai.

    3) Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan

    distribusinya sedemikian sehingga sejauh mungkin

    menghindarkan bayangan.

    4) Cahaya terang dapat diketahui dengan alat ukur lux meter (foot

    candle meter)

    a) Cahaya silau bila mata terasa sakit bila dipakai melihat

    obyek yang mendapat penyinaran. Perbaikan dilakukan

    dengan cara menempatkan beberapa lampu dalam satu

    ruangan.

    b) Mengukur 10 fc dengan lux meter pada posisi 1 x yaitu

    pada angka 100, atau pada posisi 10x pada angka 10.

    Catatan : 1 skala lux = 10., berarti 1 foot candle = 10 lux.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    c) Untuk perkiraan kasar dapat digunakan angka hitungan

    sebagai berikut : 1 watt menghasilkan 1 candle cahaya

    sebagai sumber atau 1 watt menghasilkan 1 foot candel

    pada jarak 1 kaki (30 cm) atau 1 watt menghasilkan foot

    candle pada jarak 1 meter atau 1 watt menghasilkan x

    = 1/6 foot candle pada jarak 2 meter atau 1 watt

    menghasilkan x = 1/9 foot candle pada jarak 3 meter.

    Maka lampu 40 watt menghasilkan 40/6 = 6,8 foot candle

    pada jarak 2 meter atau 40/9 = 4,5 foot candle pada jarak 3

    meter.

    h) Ventilasi dan penghawaan

    1) Bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus

    dilengkapi dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan

    nyaman.

    2) Sejauh mungkin ventilasi harus cukup ( 20% dari luas lantai)

    untuk:

    a) Mencegah udara dalam ruangan terlalu panas

    b) Mencegah terjadinya kondensasi uap air atau lemak pada

    lantai, dinding atau langit-langit.

    c) Membuang bau, asap dan pencemaran lain dari ruangan.

    i) Ruangan pengolahan makanan

    1) Luas untuk tempat pengolahan makanan harus cukup untuk

    bekerja pada pekerjaannya dengan mudah dan efisien agar

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    menghindari kemungkinan kontaminasi makanan dan

    memudahkan pembersihan.

    2) Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan sedikitnya 2 (dua)

    meter persegi untuk setiap orang bekerja.

    Contoh : Luas ruangan 4 x 5 m2 = 20 m2. Jumlah pekerja di

    dapur 6 orang Jadi 20/6 = 3,3 m2/orang berarti memenuhi

    syarat. Luas ruangan 3 x 4 m2 = 12 m2. Jumlah pekerja di

    dapur 6 orang Jadi 12/6 = 2 m2/orang. Keadaan ini belum

    memenuhi syarat, karena kalau dihitung dengan peralatan kerja

    di dapur belum mencukupi.

    3) Ruang pengolahan makanan tidak boleh berhubungan langsung

    dengan jamban, peturasan dan kamar mandi.

    4) Untuk kegiatan pengolahan dilengkapi sedikitnya meja kerja,

    lemari/ tempat penyimpanan bahan dan makanan jadi yang

    terlindung dari gangguan tikus dan hewan lainnya.

    j) Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan

    1) Pencucian peralatan harus menggunakan bahan pembersih atau

    deterjen.

    2) Pencucian bahan makanan yang tidak dimasak harus

    menggunakan larutan Kalium Permanganat 0,02% atau dalam

    rendaman air mendidih dalam beberapa detik.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    3) Peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan

    dalam tempat yang terlindung dari kemungkinan pencemaran

    oleh tikus dan hewan lainnya.

    k) Tempat cuci tangan

    1) Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat cuci

    peralatan maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan air

    kran, saluran pembuangan tertutup, bak penampungan, sabun

    dan pengering.

    2) Jumlah tempat cuci tangan disesuaikan dengan banyaknya

    karyawan sebagai berikut :

    1 10 orang = 1 buah dengan tambahan 1 (satu) buah untuk

    setiap penambahan 10 orang atau kurang.

    3) Tempat cuci tangan diletakkan sedekat mungkin dengan tempat

    bekerja.

    l) Air bersih

    1) Air bersih harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan

    penyelenggaraan jasaboga.

    2) Kualitas air bersih harus memenuhi syarat sesuai dengan

    keputusan menteri kesehatan.

    m) Jamban dan peturasan

    1) Jasaboga : harus mempunyai jamban dan peturasan yang

    memenuhi syarat hygiene sanitasi serta memenuhi pedoman

    plumbing Indonesia.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    2) Jumlah jamban harus mencukupi sebagai berikut :

    Jumlah karyawan : 1 - 10 orang : 1 buah

    11 - 25 orang : 2 buah

    26 - 50 orang : 3 buah

    dengan penambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 25 orang.

    3) Jumlah peturasan harus mencukupi sebagai berikut :

    Jumlah karyawan : 1 - 30 orang : 1 buah

    31 - 60 orang : 2 buah

    Dengan penambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 30

    orang.

    n) Kamar mandi

    1) Jasaboga harus dilengkapi kamar mandi dengan air kran

    mengalir dan saluran pembuangan air limbah yang memenuhi

    pedoman plumbing Indonesia.

    2) Jumlah harus mencukupi kebutuhan paling sedikit 1 (satu) buah

    untuk 1 10 orang dengan penambahan 1 (satu) buah setiap 20

    orang.

    o) Tempat sampah

    Tempat-tempat sampah seperti kantong plastik/kertas, bak

    sampah tertutup harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan

    diletakkan sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah, namun

    dapat menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah.

    Penanggung jawab jasaboga harus memelihara semua bangunan dan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    fasilitas/alat-alat dengan baik untuk menghindari kemungkinan

    terjadinya pencemaran terhadap makanan, akumulasi debu atau jasad

    renik, meningkatnya suhu, akumulasi sampah, berbiaknya serangga,

    tikus dan genangan-genangan air.

    7. Persyaratan Khusus Golongan

    1. Jasa boga golongan A1

    a) Kriteria

    Jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, dengan

    pengolahan yang menggunakan dapur rumah tangga dan dikelola

    oleh keluarga.

    b) Persyaratan

    1) Memenuhi persyaratan umum

    2) Memenuhu persyratan khusus sebagai berikut:

    a) Pengaturan ruang:

    Ruang pengolahan makanan tidak boleh dipake sebagai

    ruang tidur.

    b) Ventilasi atau penghawaan

    1) Bila bangunan tidak mempunyai ventilasi alam yang

    cukup harus menyediakan ventilasi yang dapat

    memasukkan udara segar.

    2) Pembuangan udara kotor atau asap harus tidak

    menimbulkan gangguan terhadap lingkungan.

    c) Tempat cuci tangan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    Tersedia tempat cuci tangan yang permukaannya halus dan

    mudah dibersihkan.

    d) Penyimpanan makanan

    Untuk penyimpanan makanan yang cepat busuk harus

    tersedia sedikitnya 1 (satu) buah lemari es (kulkas).

    2. Jasaboga golongan A2

    a) Jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, dengan

    pengolahan yang menggunakan dapur rumah tangga dan

    memperkerjakan tenaga kerja.

    b) Persyaratan

    1) Memenuhi persyaratan jasaboga golongan A1

    2) Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut:

    a) Pengaturan ruang

    Ruang pengolahan makanan harus dipisahkan dengan

    dinding pemisah yang memisahkan tempat pengolahan

    makanan dengan ruang lain.

    b) Ventilasi atau penghawaan

    Pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan

    alat pembuangan asap yang membantu pengeluaran

    asap dapur sehingga tidak mengotori ruangan.

    c) Penyimpanan makanan

    Untuk penyimpanan makanan yang cepat busuk harus

    tersedia sedikitnya 1 (satu) buah lemari penyimpanan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    dingin yang khusus dipergunakan untuk keperluan

    tersebut.

    d) Fasilitas ganti pakaian

    1) Bangunan harus dilengkapi dengan tempat

    penyimpanan dan ganti pakaian yang cukup.

    2) Fasilitas ganti pakaian tersebut ditempatkan

    sedemikian rupa sehingga mencegah kontaminasi

    terhadap makanan.

    3. Jasaboga golongan 3

    a) Kriteria

    Jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, dengan

    pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan

    memperkerjakan tenaga kerja.

    b) Persyaratan

    1) Memenuhi persyaratan jasabiga golongan A2

    2) Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut:

    a) Pengaturan ruang

    Ruang pengolahan makanan harus terpisah dari

    bangunan untuk tempat tinggal.

    b) Ventilasi atau penghawaan

    Pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan

    alat pembuangan asap dan cerobong asap.

    c) Ruang pengolahan makanan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    1) Tempat memasak makanan harus terpisah secara

    jelas dengan tempat penyiapan makanan matang.

    2) Harus tersedia lemari penyimpanan dingin yang

    dapat mencapai suhu 5oC dengan kapasitas yang

    cukup untuk melayani kegiatan sesuai dengan jenis

    makanan/bahan makanan yang digunakan.

    d) Alat angkut dan wadah makanan

    1) Tersedia kendaraan pengangkut makanan yang

    khusus dengan konstruksi tertutup dan hanya

    dipergunakan untuk mengangkut makanan jadi.

    2) Alat/tempat angkut makanan harus tertutup

    sempurna, dibuat dari bahan kedap air, permukaan

    halus dan mudah dibersihkan.

    3) Pada setiap kotak yang dipergunakan sekali pakai

    untuk mewadahi makanan harus mencantumkan

    nama perusahaan dan nomor Izin Usaha serta Laik

    Hygiene Sanitasi.

    4) Jasaboga yang menyajikan makanan tidak dengan

    kotak, harus mencantumkan nama perusahaan dan

    nomor izin usaha serta Laik hygiene sanitasi di

    tempat penyajian yang mudah diketahui umum.

    4. Jasaboga golongan B

    a) Kriteria

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    Jasaboga yang melayani kebutuhan khusus untuk asrama

    penampungan jemaah haji, asrama transito, pengeboran lepas

    pantai, perusahaan serta angkutan umum dalam negeri dengan

    pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan

    memperkerjakan tenaga kerja.

    b) Persyaratan

    1) Memenuhi persyaratan jasaboga golongan A3

    2) Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut:

    a) Halaman

    Pembuangan air kotor harus dilengkapi dengan grease

    trap (penangkap lemak) sebelum dialirkan ke septic

    tank atau tempat pembuangan lainnya.

    b) Lantai

    Pertemuan antara lantai dan dinding tidak terdapat

    sudut mati agar mudah dibersihkan dan tidak menjadi

    tempat berkumpulnya kotoran.

    c) Pengaturan ruang

    Memiliki ruang kantor dan ruang untuk belajar/khusus

    yang terpisah dari ruang pengolahan makanan.

    d) Ventilasi atau penghawaan

    Pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan

    penangkap asap (hood), alat pembuang asap dan

    cerobong asap.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    e) Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan

    1) Fasilitas pencucian dari bahan yang kuat,

    permukaan halus dan mudah dibersihkan.

    2) Setiap peralatan dibebashamakan sedikitnya dengan

    larutan kaporit 50 ppm atau air panas 80oC selama 2

    menit.

    f) Tempat cuci tangan

    Setiap ruangan pengolahan makanan dilengkapi 1 (satu)

    buah tempat cuci tangan yang diletakkan dekat pintu.

    g) Ruang pengolahan makanan

    1) Tersedia ruangan tempat pengolahan makanan yang

    terpisah dari ruangan tempat penyimpanan bahan

    makanan mentah.

    2) Tersedia lemari penyimpanan dingin yang dapat

    mencapai suhu 10oC sampai 5

    oC dengan

    kapasitas yang cukup memadai sesuai dengan jenis

    makanan yang digunakan.

    5. Jasaboga golongan C

    a) Kriteria

    Jasaboga yang melayani kebutuhan alat angkutan umum

    internasional dan pesawat udara dengan pengolahan yang

    menggunakan dapur khusus dan memperkerjakan tenaga kerja.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    b) Persyaratan

    1) Memenuhi persyaratan jasaboga golongan B

    2) Memenuhi persyaratan sebagai berikut:

    a) Ventilasi atau penghawaan

    1) Pembuangan asap dilengkapi dengan penangkap

    asap (hood), alat pembuang asap, cerobong asap,

    saringan lemak yang dapat dibuka dan dipasang

    untuk dibersihkan secara berkala.

    2) Ventilasi ruangan dilengkapi dengan alat pengatur

    suhu ruangan yang dapat menjaga kenyamanan

    ruangan.

    b) Fasilitas pencucian alat dan bahan

    1) Terbuat dari bahan logam tahan karat dan tidak larut

    dalam makanan seperti stainless steel.

    2) Air untuk keperluan pencucian peralatan dan cuci

    tangan harus mempunyai kekuatan tekanan

    sedikitnya 15 psi (1,2 kg/cm2)

    c) Fasilitas pengolahan makanan

    1) Tersedia lemari penyimpanan dingin untuk

    makanan secara terpisah sesuai dengan jenis

    makanan/bahan makanan yang digunakan seperti

    daging, telur, unggas, ikan, sayuran dan buah

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    dengan suhu yang dapat mencapai kebutuhan yang

    disyaratkan.

    2) Tersedia gudang tempat penyimpanan makanan

    untuk bahan makanan kering, makanan terolah dan

    bahan yang tidak mudah membusuk.

    3) Rak-rak penyimpanan makanan harus mudah

    dipindahpindah dengan menggunakan roda-roda

    penggerak sehingga ruangan mudah dibersihkan.

    8. Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan

    1) Bahan makanan

    a) Bahan yang akan diolah terutama daging, susu, telor, ikan/udang

    dan sayuran harus baik, segar dan tidak rusak atau berubah bentuk,

    warna dan rasa, sebaiknya berasal dari tempat resmi yang diawasi.

    b) Bahan terolah yang dikemas, bahan tambahan dan bahan penolong

    memenuhi persyaratan keputusan Menteri Kesehatan yang berlaku.

    2) Makanan terolah

    a) Makanan yang dikemas:

    1) Mempunyai label dan merk

    2) Terdaftar dan mempunyai nomor daftar

    3) Kemasan tidak rusak/pecah atau kembung

    4) Belum kadaluwarsa

    5) Kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan

    b) Makanan yang tidak dikemas

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    1) Baru dan segar

    2) Tidak basi, busuk, rusak atau berjamur

    3) Tidak mengandung bahan yang dilarang

    3) Makanan jadi

    a) Makanan Makanan tidak rusak, busuk atau basi yang ditandai dari

    rasa, bau, berlendir, berubah warna, berjamur, berubah aroma atau

    adanya pengotoran lain.

    b) Memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang

    berlaku.

    c) Angka kuman E. Coli pada makanan harus 0/gr contoh makanan.

    d) Angka kuman E. Coli pada minuman harus 0/gr contoh minuman.

    e) Jumlah kandungan logam berat residu pestisida, tidak boleh

    melebihi ambang batas yang diperkenankan menurut ketentuan

    yang berlaku.

    9. Persyaratan Higiene Sanitasi Pengolahan Makanan

    1) Tenaga atau karyawan pengaloh makan

    a) Memiliki sertifikat higiene sanitasi makanan.

    b) Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.

    c) Tidak mengidap penyakit menular seperti typhus, kolera, TBC

    dan lain-lain atau pembawa kuman (carrier).

    d) Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan

    yang berlaku.

    2) Peralatan yang kontak dengan makanan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    a) Permukaan utuh (tidak cacat) dan mudah dibersihkan.

    b) Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam/basa atau garam-

    garam yang lazim dijumpai dalam makanan.

    c) Bila kontak dengan makanan, tidak mengeluarkan logam berat

    beracun yang membahayakan yaitu :

    1) Timah hitam (Pb)

    2) Arsenikum (As)

    3) Tembaga (Cu)

    4) Seng (Zn)

    5) Cadmium (Cd)

    6) Antimon (Stibium)

    d) Wadah yang digunakan harus mempunyai tutup yang menutup

    sempurna.

    e) Kebersihannya ditentukan dengan angka kuman sebanyak-

    banyaknya 100/cm3 permukaan dan tidak ada kuman E. Coli.

    3) Cara pengolahan

    a) Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara

    terlindung dari kontak langsung dengan tubuh.

    b) Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan:

    1) Sarung tangan

    2) penjepit makanan

    3) sendok garpu

    c) untuk melindungi pencemaran terhadap makanan digunakan:

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    1) celemek atau apron

    2) tutup rambut

    3) sepatu dapur

    d) perilaku tenaga atau karyawan selama bekerja

    1) tidak merokok

    2) tidak makan atau mengunyah

    3) tidak memakai perhiasan kecuali cincin kawin yang tidak

    berhias (polos).

    4) Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk

    keperluannya.

    5) Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari

    kamar kecil

    6) Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan

    benar

    7) Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai

    di luar tempat jasaboga.

    10. Persyaratan Hygiene Sanitasi Penyimpanan Makanan

    a) Penyimpanan bahan mentah

    1) Penyimpanan bahan mentah dilakukan dalam suhu sebagai berikut

    Jenis bahan makanan

    Digunakan untuk

    3 hari atau

    kurang

    1 minggu

    atau kurang

    1 minggu atau

    lebih

    a.Daging,ikan,udang,dan

    olahannya

    5os/d 0

    oC 10

    o s/d

    5oC

    > -10oC

    Bersambung

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    b.Telur, susu dan

    olahannya

    5o s/d 7

    oC -5

    o s/d 0

    oC > -5

    oC

    c.Sayur, buah dan

    minuman

    10oC 10

    oC 10

    oC

    d.tepung dan biji 25oC atau

    suhu ruang

    25oC atau

    suhu ruang

    25oC atau suhu

    ruang

    2) Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10 cm

    3) Kelembaban penyimpanan dalam ruangan: 80-90%

    a) Penyimpanan makanan terolah

    Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu +10oC

    b) Penyimpanan makanan jadi

    1) Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan

    hewan.

    2) Makanan cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65,5oC atau

    lebih atau disimpan dalam suhu dingin 4oC atau kurang.

    3) Makanan cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama (lebih

    dari 6 jam) disimpan dalam suhu 5oC sampai 1

    oC.

    c) Cara penyimpanan makanan

    1) Tidak menempel pada lantai, dinding atau langit-langit dengan

    ketentuan sebagai berikut :

    Jarak makanan dengan lantai : 15 cm

    Jarak makanan dengan dinding : 5 cm

    Jarak makanan dengan langit-langit : 60 cm

    2) Tidak tercampur antara makanan yang siap untuk dimakan dengan

    bahan makanan mentah.

    Sambungan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    11. Uraian Detail Tiap Obyek Pengawasan

    a) Sumber makanan merupakan tempat yang telah diawasi atau terdaftar.

    Keutuhannya baik, layak, tidak rusak, busuk atau jelas merupakan

    makanan manusia.

    b) Wadah orisinil, kemasan ahli, mempunyai label dan telah terdaftar.

    c) Suhu penyimpanan sesuai dengan persyaratan untuk setiap tahap dan

    jenis makanan daging 5oC, ikan 0

    oC, sayuran 10

    oC buah dan

    minumam 10oC - 15

    oC.

    d) Tersedia AC yang berfungsi, kipas angin, jendela yang terbuka atau

    exhauster.

    e) Tersedia termometer yang dapat memantau suhu ruangan

    penyimpanan atau alat penyimpanan.

    f) Suhu pencairan makanan secara perlahan pada suhu 10oC sampai

    kekenyalan makanan jadi menjadi normal kembali (thawing).

    g) Makanan terhindar atau ditutup dari cemaran debu, kotoran serangga

    atau hewan lain. Makanan yang sudah sisa tidak disimpan untuk

    disajikan ulang, tetapi dipisah dan tidak untuk disajikan.

    h) Makanan diperlakukan secara hati-hati dalam mengolah, membawa,

    menyimpan dan mengangkut makanan, seperti memindah makanan,

    membagi, mewadahi dalam dos, hidangan dan lain-lain.

    i) Menangani makanan matang dan es dengan alat pengaman seperti

    sarung tangan khusus/plastik yang bersih atau alat lainnya. Makanan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    mentah yang masih akan dimasak/ dipanaskan secara terbatas dapat

    dipegang dengan tangan.

    j) Sekop es cream, senduk, pisau pemotong disimpan dengan baik dan

    terlindung kebersihannya.

    k) Karyawan tidak berpenyakit seperti kulit, infeksi nafas, bisul, koreng,

    batuk-batuk atau kalau luka terbuka harus segera ditutup dengan

    plester tahan air.

    l) Tangan dicuci bersih, perilaku yang sehat seperti tidak memegang

    rambut, hidung, kuping, gigi/mulut atau bagian tubuh lainnya. Kuku

    pendek, bersih, terhindar dari bersin dan sebagainya.

    m) Pakaian sebaiknya seragam, bersih, rambut dipotong pendek atau

    tertutup topi.

    n) Kebersihan peralatan, konstruksi, pemeliharaan dan perletakannya

    bebas dari noda, karat, sisa makanan, kerusakan/penyok dan aman

    digunakan, serta tidak menyebabkan bahaya atau kecelakaan selama

    pemakaian.

    o) Kebersihan, konstruksi, pemeliharaan dan perletakannya. Terbatas dari

    kerusakan/penyok dan aman digunakan tidak menimbulkan

    bahaya/kecelakaan.

    p) Dibuat dengan konstruksi yang baik, kuat, aman dan bersih serta

    dipelihara dan digunakan secara baik.

    q) Untuk desinfeksi dengan air panas : alat pengukur suhu sampai 100oC.

    Untuk desinfeksi dengan chlor : alat pengukur sisa chlor s/d 0,02 ppm.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    35

    Untuk desinfeksi dengan tekanan : alat pengukur tekanan s/d 15 psi.

    r) Penyediaan, penyimpangan yang terlindung dari cemaran/debu dan

    berada dalam keadaan terkemas serta cara pembagiannya langsung

    untuk pemakai.

    s) Tidak pernah menggunakan alat yang sekali pakai untuk dipergunakan

    ulang walaupun telah dicuci kembali.

    t) Tersedia bak pencuci awal tersendiri, dilaksanakan proses pemisahan

    sampah sebelum pencucian, dilakukan perendaman/pengguyuran serta

    penggosokan detergent/bahan pembersih lain.

    u) Keadaan air bersih secara fisik, dialirkan melalui saluran dan suhu

    normal.

    v) Tersedia bak/tempat desinfeksi tersendiri dan dijaga kebersihannya.

    Desinfeksi air panas dengan suhu minimal 80-100oC, atau chlor aktif

    dengan kadar 50-100 ppm.

    w) Tempat penirisan, lap pengering dan dijaga kebersihannya, bahan lap

    tidak menimbulkan noda/sisa benang, tempat penirisan bebas kumulasi

    debu/endapan.

    x) Konstruksi, keutuhan bentuk dan kebersihannya yang bebas dari

    sisasisa makanan/lemak dan bahan pencuci.

    y) Kebersihannya secara umum dan bebas dari sisa-sisa bahan pencucian.

    z) Cara penyimpanan terlindung dari pencemaran, ruangan penyimpanan

    yang tidak mudah berdebu, rak-rak atau tempat penyimpanan yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    36

    bersih dan ditata teratur sehingga terlihat apik. Ruangan bebas dari

    lalat, kecoa, tikus dan hewan lainnya.

    aa) Sumber air panas dialirkan melalui saluran/kran, demikian pula

    sumber air dingin.

    bb) Saluran tertutup, pengalirannya lancar, tidak menimbulkan rembesan

    di permukaan tanah/genangan atau lembab. Air kotor dibuang ke

    sarana sendiri atau ke riol/got kota.

    cc) Sambungan yang baik tidak bocor, bebas hubungan dengan pipa air

    kotor atau sumber pengotoran lainnya.

    dd) Pipa air bersih terlindung dari kebocoran, hubungan langsung dengan

    pipa air kotor, air bak yang membalik atau terkontaminasi air kotor

    lainnya.

    ee) Tempat cuci tangan bersih, berfungsi, dilengkapi sabun dan pengering

    tangan dan disediakan tempat sampah yang tertutup dan dipelihara

    kebersihannya.

    ff) Kamar toilet dilengkapi dengan pintu yang dapat menutup sempurna,

    dinding rapat air, diperlihara secara fisik dan kebersihannya, serta

    tidak pernah ada kotoran di lubang WC. Dilengkapi tempat cuci tangan

    dan bak sampah tertutup.

    gg) Bak sampah tersedia cukup memadai dan diberi tutup, dipelihara

    kebersihannya, tidak dapat dijamah lalat, tikus atau hewan lainnya.

    Dibersihkan sesering mungkin dan setiap hari dikosongkan dari

    sampah.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    37

    hh) Halaman bersih, tidak ada tumpukan sampah, puing atau barang-

    barang tidak terpakai lainnya. Permukaannya kering dan bebas

    genangan atau comberan.

    ii) Semua konstruksi bangunan dirancang anti lalat, kecoa dan tikus

    maupun hewan lain seperti burung atau hewan pengerat, seperti bahan

    yang tidak berlubang, celah sempit atau dinding rangkap atau ventilasi

    yang terbuka tanpa sreen ataupun lubang-lubang pembuang air limbah.

    jj) Lantai dibuat dengan konsruksi yang kuat, aman dengan bahan tegel,

    porselen atau keramik/bahan kedap air. Pemeliharaan fisik

    diselenggarakan secara teratur dan terus menerus, seperti perbaikan

    yang rusak, pecah dan sebagainya. Kebersihannya dijaga setiap saat

    dan selalu kering dan tidak licin.

    kk) Dinding dan langit-langit dibuat dengan konstruksi dan design yang

    aman, kuat dan tidak lembab dan tidak menyerap debu. Bagian dinding

    yang kena percikan air dilapisi tegel, porselen atau keramik/bahan

    kedap air lain setinggi percikan (lk. 2 meter). Pemeliharaan fisik di

    selenggarakan dengan baik dan terus menerus, seperti perbaikan

    kerusakan, pecah, lepas dan sebagainya. Kebersihan dijaga setiap saat

    dan selalu dalam keadaan kering. Penghawaan alam melalui jendela

    terbuka atau lubang angin dan cukup memberikan sirkulasi udara

    dengan baik.

    ll) Cahaya alam melalui jendela/genteng kaca yang meneruskan sinar

    cukup menerangi ruangan kerja. Cahaya buatan cukup terang tetapi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    38

    tidak menimbulkan panas yang mengganggu. Kuat penerangan cahaya

    buatan dengan lampu yang dipasang parallel (bukan tunggal)

    sedikitnya 40-60 watt, dan jumlah berdasarkan luas ruangan.

    mm) Ruangan ganti pakaian tersedia dengan kotak penyimpanan

    pakaian (locker). Kebersihan dan kerapihannya dipelihara rutin,

    demikian pula pencahayaan, penghawaan dan suhu ruangan.

    nn) Racun, pestisida dan bahan kimia lainnya yang berbahaya disimpan

    tersendiri terlindung dengan aman dan penyimpanannya memakai

    tanda. Bahan yang disimpan khusus untuk keperluan pemberantasan

    hama yang diperlukan di tempat usaha, dan tidak menyimpan bahan

    lain yang tidak ada hubungannya dengan keperluan di tempat usaha

    atau diperdagangkan.

    oo) Bangunan secara keseluruhan terpelihara, bebas dari puing-puing atau

    bahan yang tidak dipakai. Semua bahan yang tidak dipakai disimpan di

    gudang.

    pp) tersedia petugas yang khusus bagian tehnik pemeliharaan/perbaikan

    dan pembersihan yang bukan penjamah makanan. Dapur tidak

    dijadikan tempat untuk tidur, tempat cuci pakaian, jemur pakaian,

    gantungan pakaian.

    qq) Barang-barang yang tidak digunakan baik makanan atau bahan lain

    disimpan di tempat penyimpanannya masing-masing Khusus bahan

    makanan disimpan dalam wadah-wadah yang bersih, teratur dan tidak

    langsung menyentuh lantai atau meja kerja.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    39

    B. Kerangka pemikiran

    Rumah sakit

    Pasien

    Konsumsi makanan

    Instalasi Gizi

    PERMENKES NO. 1096 Tahun

    2011

    sesuai Tidak sesuai

    Makanan bebas dari

    cemaran fisik, kimia

    dan bakteri

    Makanan tercemar

    secara fisik, kimia dan

    bakteri

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    40

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

    adalah metode deskriptif, yaitu dengan menganalisa dan menyajikan fakta

    secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan

    disimpulkan untuk mendapatkan gambaran yang benar mengenai subjek yang

    diteliti (Dharminto, 2007).

    B. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi, Jl. Kolonel Sutarto

    No. 132 Surakarta.

    C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

    Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan higiene sanitasi jasaboga

    di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

    D. Sumber Data

    Sumber data yang diperoleh berasal dari:

    1. Sumber data primer

    a. Observasi

    Observasi dilakukan secara langsung terhadap objek yang akan

    dijadikan bahan penulisan.

    b. Wawancara

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    41

    Wawancara dilakukan terhadap pihak yang berkaitan dengan

    cara dialog atau tanya jawab yaitu kepada pihak pekerja di Instalasi

    Gizi RSUD Dr. Moewardi.

    2. Sumber data sekunder

    Sumber data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, data-data

    yang dimiliki RSUD Dr. Moewardi Surakarta serta literatur-literatur

    yang berkaitan tentang higiene sanitasi jasaboga.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Data penelitian diperoleh dengan cara, antara lain:

    1. Observasi

    Observasi dilakukan dengan pengumpulan data-data serta

    dokumen di dalam arsip Instalasi Gizi di RSUD Dr. Moewardi.

    2. Wawancara

    Yaitu metode ini dilakukan dengan melakukan wawancara

    langsung kepada pekerja di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi selaku

    objek penelitian.

    F. Pelaksanaan

    Pelaksanaan magang ini dimulai tanggal 14 Februari 2012 sampai 31 Maret

    2012.

    G. Analisa Data

    Data dianalisa dengan cara membandingkan hasil pengamatan

    lapangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kemudian

    disimpulkan. Adapun peraturan perundangan tersebut adalah:

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    42

    1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun

    2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga.

    2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 Tahun

    2004 tentang Persyaratan Kesehatan LingkunganRrumah Sakit.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    43

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

    Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi bertangung jawab untuk

    menyediakan kebutuhan makanan bagi pasien demi mempercepat proses

    kesembuhan mereka. Pasien membutuhkan nutrisi yang semestinya dan

    seimbang untuk dikonsumsi. Untuk itu ahli gizi dan staff instalasi gizi

    rumah sakit memiliki tanggung jawab yang besar untuk mewujudkan

    kebutuhan pasien dalam persoalan konsumsi nutrisi harian mereka untuk

    menunjang perawatan mereka di rumah sakit. Rumah sakit merupakan

    sarana pelayanan kesehatan maka dari itu rumah sakit termasuk Jasaboga

    golongan B (PERMENKES No. 1096/MENKES/SK/VI/2011)

    Gambar 1. proses pewadahan makanan sebelum didistribusikan ke pasien

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    44

    2. Organisasi di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

    Instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi dipimpin oleh seorang kepala

    instalasi gizi yang berada di bawah komando direktur dan wakil direktur

    RSUD Dr. Moewardi dan berkoordinasi dengan unit lain yang terkait

    dengan sanitasi instalasi gizi. Kepala instalasi membawahi 5 sub instalasi

    gizi yaitu :

    a. Sub instalasi administrasi dan logistik yang terdiri dari 6 orang

    pekerja.

    b. Sub instalasi pengolahan dan distribusi makanan yang terdiri dari:

    1) Pengawas: 2 orang pekerja

    2) Pramu boga: 36 orang pekerja

    3) Pramu saji: 36 orang pekerja

    4) Pramu saji minum kantor: 1 orang pekerja

    c. Sub instalasi penyuluhan atau konsultasi dan rujukan gizi rawat jalan

    terdiri dari 2 orang pekerja.

    d. Sub instalasi ruang rawat inap terdiri dari 10 orang pekerja.

    e. Sub instalasi penelitian dan pengembangan gizi terapan terdiri dari 1

    orang pekerja.

    3. Penyelenggaraan

    Berdasarkan wawancara dengan pihak kepala bagian instalasi gizi

    RSUD Dr. Moewardi tidak memiliki sertifikat laik higiene sanitasi

    jasaboga. Para penjamah makanan atau pramusaji tidak memiliki sertifikat

    higiene sanitasi makanan. Selama ini mereka hanya mendapat pelatihan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    45

    dari pihak diklat RSUD Dr. Moewardi. Secara fisik pekerja di instalasi

    gizi RSUD Dr. Moewardi terlihat sehat. Namun untuk pemeriksaan

    berkala pekerja terkesan enggan dan dari data yang penulis dapatkan pada

    proposal permintaan pemeriksaan berkala tahun 2006 dari 68 orang

    pekerja hanya 12 saja yang datang ke medical check up RSUD Dr.

    Moewardi (terlampir) dan baru akan diselenggarakan pemeriksaan lagi

    pada bulan April 2012. Dengan kata lain selama 2006-2012 hanya di

    lakukan 1 kali pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja instalasi gizi.

    4. Persyaratan Bangunan

    a) Lokasi

    Lokasi instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi tidak berdekatan dengan

    sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, WC umum.

    b) Bangunan dan fasilitas

    1) Halaman

    Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi tidak memiliki sertifikat laik

    hygiene sanitasi. Halaman bersih dan tersedia tempat sampah yang

    tertutup dan tidak terdapat tumpukan barang-barang yang menjadi

    sarang tikus. Pembuangan air kotor (limbah dapur dan kamar

    mandi) tidak menimbulkan sarang serangga, jalan masuknya tikus

    dan dipelihara kebersihannya. pembuangan air hujan lancar, tidak

    menimbulkan genangan-genangan air.

    2) Konstruksi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    46

    Konstruksi bangunan bertembok, bersih dan bebas dari barang-

    barang sisa atau bekas yang ditempatkan sembarangan.

    3) lantai

    Permukaan lantai rapat air, halus, kelandaian cukup, tidak licin,

    dan mudah dibersihkan.

    4) Dinding

    Permukaan dinding sebelah dalam halus, kering /tidak menyerap

    air dan mudah dibersihkan. Bagian permukaan dinding yang kena

    percikan air dilapisi bahan kedap air (keramik berwarna putih)

    5) Langit-langit

    Langit-langit di instalasi gizi berupa internit yang menutup atap

    bangunan yang berwarna putih dan jarak dari lantai 3,5 m

    6) Pintu dan jendela

    Pintu instalasi gizi RDUS Dr. Moewardi membuka ke arah luar

    dan manual ( dibuka dan ditutup oleh manusia) serta jendela tidak

    dilapisi kassa.

    7) Pencahayaan

    Berdasarkan laporan pemeriksaan instalasi sanitasi bulan maret

    dengan menggunakan sound light level meter

    Tabel 2. Pemeriksaan kualitas pencahayaan bulan Februari

    Tanggal pencahayaan keterangan

    8-2-2012

    (11:45)

    Hasil (lux)

    201

    Std (lux)

    min 200

    1 petugas, lampu

    nyala, proses masak

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    47

    8) Ventilasi dan penghawaan

    Untuk mencegah udara dalam ruangan agar tidak terlalu panas

    dan mencegah terjadinya kondensasi uap air atau lemak pada

    lantai, dinding atau langit-langit serta membuang bau, asap dan

    pencemaran lain dari ruangan. Maka, Selain jendela penghawaan

    di instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi dibantu dengan kipas angin

    dan exhauxer. Pembuangan asap dari dapur dilengkapi dengan alat

    pembuangan asap dan cerobong asap. berikut adalah hasil

    pengukuran suhu dan kelembaban di instalasi gizi:

    Tabel 3. pengukuran suhu dan kelembaban bulan Februari

    Tanggal Suhu Kelembaban

    8-2-2012 Hasil (0C) Std (

    0C) Hasil (

    0C) (

    0C)

    28,8 22-30 70,7 35-60

    9) Ruangan pengolahan makanan

    Luas untuk tempat pengolahan makanan di instalasi gizi

    RSUD Dr. Moewardi cukup untuk bekerja pada pekerjaannya

    dengan mudah dan efisien, sehingga dapat menghindari

    kemungkinan kontaminasi makanan dan memudahkan

    pembersihan. Ruang pengolahan makanan tidak berhubungan

    langsung dengan toilet dan kamar mandi karena terletak di ruang

    yang terpisah dari ruangan pengolahan makanan. terdapat meja

    kerja yang dapat digunakan untuk menyimpan makanan jadi

    sebelum di distribusikan ke pasien.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    48

    10) Fasilitas pencucian peralatan dan bahan Makanan

    Perabot pencucian peralatan dan makanan terbuat dari

    bahan logam alumunium yang tahan karat. Bahan makanan dicuci

    dengan menggunakan air kran yang mengalir. pencucian alat

    makan dan alat memasak di instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi

    hanya dengan menggunakan sabun cuci cair dengan merk yang

    biasa dijumpai di pasaran, pencucian dilakukan dengan

    menggosok-gosok memakai spons yang bersih dan dibilas dengan

    air kran yang mengalir kemudian ditiriskan sampai kering di rak

    penirisan dan tidak boleh dilap dengan tissue atau kain lap.

    Sedangkan untuk pencucian alat makan infeksius, alat makan

    direndam dengan larutan chlorine terlebih dahulu selama 15 menit

    setelah itu di cuci dengan sabun dan ditiriskan di rak

    penirisan.Dan pencucian peralatan makan di lakukan di pantry

    masing-masing bangsal oleh pekerja yang memdistribusikan

    makanan.

    11) Tempat cuci tangan

    Terdapat 2 washtafel di instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi

    di dekat pintu keluar namun para pekerja tetap mencuci tangan

    mereka di tempat cuci peralatan masak dan bahan makanan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    49

    12) Air Bersih

    Air bersih yang digunakan di instalasi gizi berasal dari

    Ground I, untuk memastikan kualitas air tersebut maka di adakan

    pemeriksaan sebulan sekali oleh instalasi sanitasi.

    Tabel 4. Pemeriksaan Mikrobiologi air bersih bulan Februari

    Tanggal/jam

    pengambilan

    PH Suhu Hasil

    (Jk/100ml)

    Batas syarat

    (Jk/100ml)

    Tanggal/jam

    pemeriksaan

    20-2-12/09.00

    20-2-12/09.51

    7,32 26,6 0 10/100 ml

    13) kamar mandi,jamban dan peturasan (urinior)

    Kamar mandi, jamban dan peturasan berada dalam satu

    ruang serta terletak di luar ruang proses pengolahan makanan dan

    jumlahnya sebanyak 2 buah sedangkan pekerja tiap shift kurang

    lebih 20 orang pekerja.

    14) Tempat sampah

    Tempat sampah yang digunakan sebenarnya sudah tertutup

    akan tetapi dalam kegiatan tutup akan tetapi tidak dipisah antara

    tempat sampah untuk sampah basah (organik) dengan sampah

    kering (an organik).

    5. Persyaratan Khusus Golongan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    50

    Dalam penggolongannya, Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

    tergolong dalam jasaboga golongan B yaitu sarana pelayanan kesehatan.

    a. Pengaturan ruang

    Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi tidak dipakai untuk

    bermalam, mempunyai dinding pemisah yang memisahkan tempat

    pengolahan makanan dengan tempat lainnya seperti kamar mandi,

    loker pekerja. selain itu juga memiliki ruang kantor yang terpisah dari

    tempat pengolahan makanan.

    b. Ventilasi dan penghawaan

    Untuk membantu mengeluarkan asap dari dapur Instalasi Gizi

    memasang penangkap asap (hood) yang diletakkan di atas kompor.

    selain itu juga terdapat cerobong asap yang terletak di belakang

    bangunan dapur.

    c. Fasilitas ganti pakaian

    Tersedia Loker yang terpisah dari ruang pengolahan makanan

    sebagai tempat meyimpan sendal, pakaian dan tas pekerja dan untuk

    tempat ganti pakaian.

    d. Alat angkut dan wadah makanan

    Dalam pendistribusian makananan ke pasien digunakan kereta

    dorong yang sudah tertutup konstruksinya tetapi juga masih ada

    beberapa yang terbuka. Makanan berupa sayur, lauk, snack dan buah

    di letakkan di sebuah piring dan di cling yaitu melapisi makanan

    dengan plastik.untuk makanan cair (sonde) masing-masing telah di

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    51

    bungkus plastik dengan takaran yang sudah ditentukan sesuai dengan

    kebutuhan diet pasien.sedangkan untuk pasien yang menderita

    penyakit sangat menular seperti TBC, Flu burung alat makan yang

    digunakan adalah sekali pakai yaitu dengan kardus dan air minum

    yang berlabel RSUD Dr. Moewardi.

    6. Higiene Sanitasi Makanan

    a. Bahan makanan

    Bahan makanan yang diolah berasal dari pihak ke tiga yang telah

    bekerja sama dengan instalasi gizi dan diawasi. bahan makanan yang

    tahan lama diantar ke gudang instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi tiap

    waktu yang telah ditentukan seperti telur, bawang, kecap dan

    sebagainya sedang untuk sayur mayur di antar setiap hari.

    b. Makanan olahan pabrik

    Makanan olahan pabrik di Instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi antara

    lain susu sebagai bahan pembuatan makanan cair (sonde) yang

    terkemas dalam kemasan yang berlabel dan bermerk, terdaftar dan

    memiliki nomor daftar.

    7. Pengolahan Makanan

    a. Tenaga Kerja Pengolah Makanan

    Pekerja di instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi secara fisik terlihat

    sehat dan tidak memiliki penyakit yang menular. Pekerja tidak

    memiliki sertifikat higiene sanitasi makanan.

    b. Peralatan yang kontak dengan makanan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    52

    Peralatan yang digunakan permukaanya untuk memasak terbuat dari

    kayu, alumunium, kaca, plastik yang aman dan tidak berbahaya serta

    tidak mengeluarkan logam berat beracun yang membahayakan seperti:

    Timah, Arsenikum, Tembaga, Seng, Cadmium,Antimon. Sebagian

    piring pasien terbuat dari logam dan memilki tutup, sedangkan piring

    atau gelas yang tidak memiliki tutup dalam penyajian makanan

    ditutup dengan plastik khusus (cling) sehingga tidak tercemar bakteri

    udara.

    c. Cara pengolahan

    1) Perlindungan kontak langsung dengan makanan

    Para penjamah makanan di RSUD Dr. Moewardi masih

    banyak yang tidak memakai sarung tangan plastik sekali pakai

    dengan alasan repot dan mengganggu kelancaran kerja misal

    dalam proses pewadahan sayur dan nasi. Namun penjamah

    makanan menggunakan penjepit makanan untuk mengambil dan

    membagikan makanan berupa lauk pauk ke piring-piring pasien.

    2) Perlindungan pencemaran terhadap makanan

    Agar makanan tidak tercemar dalam proses persiapan dan

    pengolahan Instalasi gizi RSUD Dr Moewardi memiliki Instruksi

    kerja yang berisi petugas pengolah makanan memakai celemek

    dan tutup kepala (kerpose) selama persiapan dan pengolahan dan

    memakai masker untuk pekerja yang mendistribusikan makanan.

    Namun, dalam pelaksanaanya kebanyakan pekerja tidak memakai

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    53

    tutup rambut, dan masker. penggunaan sepatu dapur juga belum

    optimal, pekerja merasa tidak nyaman memakai sepatu dapur yang

    telah disediakan sehingga sebagian mereka membawa dari rumah

    dan ada sebagian yang tetap memakai sandal yang sama untuk

    kegiatan diluar ruang pengolahan.

    3) Perilaku Pekerja selama bekerja

    Pekerja tidak merokok di dalam ruangan pengolahan

    makanan,namun tetap masih ada pekerja yang merokok. pekerja

    tidak memakai cincin dalam mengolah makanan. perlu

    pendisiplinan pemakaian baju kerja khusus di Instalasi gizi, karena

    terdapat sebagian pekerja yang tetap memakai baju yang dipakai

    dari rumah dengan alasan sudah memakai celemek.

    8. Higiene Sanitasi Penyimpanan Makanan

    a. Penyimpanan bahan mentah

    Untuk menyimpan bahan makanan mentah seperti daging, telur dan

    buah-buahan disimpan dalam coldroom sedangkan sayuran setiap hari

    dikirim oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh rumah sakit.

    b. Penyimpanan makanan terolah

    Makanan terolah disimpan dimeja saji kemudian langsung ditata di

    piring-piring pasien untuk segera didistribusikan. penyimpanan makanan

    sementara tersebut tidak menempel di lantai dan tidak tercampur dengan

    bahan mentah.

    9. Penyajian Makanan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    54

    a. Pemeriksaan makanan sebelum didistribusikan kepada pasien

    Sebelum makanan didistribusikan kepada pasien, makanan

    terlebih dahulu diuji atau dicicipi oleh pengawas pekerja di Intalasi

    Gizi RSUD Dr. Moewardi. Setiap satu bulan satu kali makanan juga

    diuji laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kuman E. coli

    makanan oleh petugas Instalasi Sanitasi RSUD Dr. Moewardi. berikut

    adalah hasil pemeriksaan angka kuman E. Coli makanan pada bulan

    Februari 2012

    Tabel 5. hasil pemeriksaan angka kuman E.Coli makanan pada bulan

    Februari 2012

    No Tanggal,

    Jam

    pengamb

    ilan

    Jenis

    makanan

    Hasil Standart keterangan

    1 27-2-

    2012

    10.26

    Nasi 0 0/gram Memenuhi syarat

    Sayur 0 0/gram Memenuhi syarat

    Tempe 0 0/gram Memenuhi syarat

    Buah

    Melon

    0 0/gram Memenuhi syarat

    b. Cara penyajian

    Makanan didistribusikan ke pasien dengan menggunakan piring dan

    gelas terbuat dari bahan kaca ,Sebagian piring pasien terbuat dari

    logam dan memiliki tutup, sedangkan piring kaca atau gelas yang

    tidak memiliki tutup dalam penyajian makanan ditutup dengan plastik

    khusus (cling) sehingga makanan tidak tercemar bakteri udara. Untuk

    menjamin alat makan bebas dari kuman, setiap satu bulan satu kali

    diadakan pemeriksaan angka kuman alat makan dan minum oleh

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    55

    petugas dari Instalasi Sanitasi RSUD Dr. Moewardi. Berikut adalah

    hasil pemeriksaan angka kuman alat makan dan minum pada bulan

    Februari 2012.

    Tabel 6. Pemeriksaan Angka Kuman alat makan bulan Februari 2012

    No Tanggal, Jam

    pengambilan

    Lokasi Jenis

    usap alat

    makan

    Jumlah

    koloni/Cm2

    Batas

    syarat

    koloni/Cm2

    keterangan

    1 28-2-2012

    10.28

    Cendana

    3(VIP)

    Piring

    makan

    18 100 Memenuhi

    syarat

    Piring

    lauk

    19 100 Memenuhi

    syarat

    Piring

    snack

    0 100 Memenuhi

    syarat

    Piring

    bubur

    14 100 Memenuhi

    syarat

    Mangkok

    sayur

    28 100 Memenuhi

    syarat

    Sendok 20 100 Memenuhi

    syarat

    Gelas 0 100 Memenuhi

    syarat

    2 28-2-2012

    10.32

    Mawar

    3

    Piring

    snack

    2 100 Memenuhi

    syarat

    gelas 32 100 Memenuhi

    syarat

    plato 3 100 Memenuhi

    syarat

    3 28-2-2012

    10.32

    Melati 3 Plato 6 100 Memenuhi

    syarat

    Piring

    snack

    0 100 Memenuhi

    syarat

    Gelas 22 100 Memenuhi

    syarat

    Sedangkan untuk pasien yang menderita penyakit sangat menular

    seperti flu burung, makanan tidak dikemas di piring dan gelas akan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    56

    tetapi menggunakan kotak atau kardus makan dan gelas plastik

    bermerk RSUD Dr. Moewardi sekali pakai.

    10. Intruksi kerja

    Sebagai dasar dalam melaksanakan pekerjaan instalasi gizi RSUD

    Dr. Moewardi memiliki instruksi kerja sebagai berikut:

    a) Pemesanan bahan makanan basah

    b) Pemesanan bahan makanan kering

    c) Penyimpanan bahan makanan di coldroom A

    d) Penyimpanan bahan makanan di coldroom B

    e) Penyimpanan bahan makanan di coldroom C

    f) Pembersihan coldroom A/B/C

    g) Pencatatan suhu di almari pendingin

    h) Pencatatan suhu di coldroom A/B/C

    i) Penataan bahan makanan kering di gudang gizi

    j) Penataan bahan makanan di coldroom

    k) Penerimaan bahan makanan di instalasi gizi

    l) Pembersihan gudang makanan kering

    m) Monitoring bahan makanan di gudang

    n) Permintaan dan penerimaan bahan makanan basah

    o) Permintaan dan penerimaan bahan makanan kering

    p) Mencuci tangan

    q) Persiapan buah

    r) Persiapan bumbu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    57

    s) Persiapan lauk

    t) Persiapan sayur

    u) Pengolahan makanan pokok (nasi)

    v) Pengolahan makanan tim

    w) Pengolahan bubur

    x) Pengolahan bubur saring

    y) Pembuatan makanan lewat pipa

    z) Pembuatan formula WHO

    aa) Pengolahan makanan ekstra kacang hijau

    bb) Pengolahan makanan snack dan persiapan buah

    cc) Pengolahan lauk hewani dan nabati

    dd) Pengolahan sayur

    ee) Pembuatan jus buah

    ff) Pembatan minuman teh

    gg) Menggoreng lauk

    hh) Pencucian peralatan masak

    ii) Pembersihan tempat pemasakan air minum

    jj) Penggunaan celemek dan tutup kepala

    kk) Distribusi makanan di dapur instalasi gizi

    ll) Distribusi makanan biasa

    mm) Distribusi nakanan diit

    nn) Distribusi makanan pasien infeksius

    oo) Distribusi makanan biasa VIP

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    58

    pp) Pembersihan lantai

    qq) Pembersihan dinding

    rr) Pembersihan kaca jendela

    ss) Pembersihan langit-langit

    tt) Penanganan keluhan pelanggan

    uu) Pemusnahan bahan makanan kadaluwarsa

    vv) Pembersihan trolly ruang rawat inap

    ww) Distribusi makanan pasien di ruang rawat inap

    xx) Pengambilan alat makan pasien di ruang rawat inap

    yy) Pencucian alat makan infeksius

    zz) Pencucian alat makan non- infeksius

    aaa) Perhitungan zat gizi pasien dewasa

    bbb) Perhitungan zat gizi pasien anak

    ccc) Pemasakan dengan alat oven

    ddd) Penyediaan air siap minum

    eee) Pemasakan alat denagn alat presto

    fff) Penyimpanan masakan matang (showcase)

    ggg) Evaluasi dan perubahan menu makanan di instalasi gizi

    hhh) Pembuangan sampah di instalasi gizi

    iii) Pengawasan dan perhitungan ketepatan diit pasien di sub pengolahan

    dan distribusi

    jjj) Pengawasan dan perhitungan ketepatan diit pasien di sub rawat inap