toksikologi analisa

22

Upload: igniss-firstananda

Post on 18-Jan-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

toksik

TRANSCRIPT

KORBAN HIDUP1. DARAH diambil 2 sampel wadah masing-

masing minimal 5 ml ( 1 dg penambahan pengawet )

2. Urine ambil semua3. Bilasan lambung ambil semua (untuk

keracunan oral)

KORBAN MATI / MAYAT1. Lambung dan isinya

- diikat pada tempat berbatasan dg kerongkongan dan dg usus duabelas jari

2. Usus dan isinya- usus diikat di perbatasan lambung atau diikat setiap 60 cm- setelah beberapa jam keracunan- untuk keracunan tablet enteric coated

3. Darah- tidak dari vena porta (selalu akan nampak konst tinggi)- 2 wadah dg masing-masing 25 ml (1 wadah dg pengawet)- ambil darah dari jantung (pisahkan jantung kanan dan kiri) lakukan bila tidak ada sampel urine

4. Hati- semua diambil karena konsentrasi racun relatif kecil

5. Ginjal- semua diambil- terutama untuk keracunan logam, kalsium oksalat atau sulfonamida

6. Otak- jar lipoid otak mampu menahan racun, misal : kloroform- tdk semua obat untuk SSP akan terkonsentrasi di otak- bagian otak tengah penting untuk keracunan sianida (lambung +sianida belum tentu keracunan sianida)

7. Urine- tempat ekskresi utama- untuk spot test- terutama gol narkotika dan stimulansia

8. Empedu- ambil dg kantungnya

( sampel 1 – 8 untuk keracunan oral )

Untuk rute lain Prinsipnya (menurut CURRY) ambil di 3 tempat yaitu :

1. Tempat masuknya racun (lambung, tempat suntikan)

2. Darah (bila sistemik)3. Tempat keluarnya (urine atau empedu)

Untuk keracunan senyawa khusus dapat ditambah dengan mengambil sampel :

a. Jaringan lemak (anestetik dan pestisida)b. Rambut (arsen dan thalium)

TEMPAT UNTUK SAMPEL9 botol atau wadah yaitu :

- 2 wadah @ 2 liter hati dan usus- 3 wadah @ 1 liter lambung dan isinya, otak

dan ginjal- 4 wadah @ 25 ml darah urine dan empedu

BAHAN PENGAWETIdealnya sampel tidak ditambah bahan

pengawet (awet dinginkan)Pengawet yang digunakan :1. Alkohol absolut2. Larutan garam jenuh3. NaF 1%4. NaF dan Na sitrat (75 mg NaF + 50 mg

Na Sitrat untuk 10 ml sampel5. Na benzoat dan phenyl mercuric nitrat

(untuk urine)

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian pengawet :1. Alkohol tidak untuk keracunan alkohol2. Alkohol tidak untuk racun yang mudah

menguap3. Jumlah pengawet untuk sampel padat

minimal 2 X volume sampel

PENGIRIMAN KE LABORATORIUM1. Wadah harus bersih.

cuci dg asam kromat dan bilas dg aquades , tunggu kering

2. Tiap wadah hanya untuk 1 sampel3. Bila + pengawet identitas harus jelas4. Sertakan anamnesa dan gejala klinis5. Surat permintaan dari pihak pengusut6. Sertakan sisa racun bila ada7. Ambil sampel sebelum pengawetan

mayat (formalin mengacaukan pemeriksaan)

ISOLASI URINE Pada 10 ml urine ditambah asam fosfat atau

asam tatrat secukupnya hingga pH 3, disari 2 kali dengan eter (masing-masing 30 ml). Sari eter dikumpulkan, dicuci dengan 5 ml air dan air cucian ditambahkan pada lapisan air, sari air disimpan untuk penyarian lebih lanjut. Sari eter disari dengan 5 ml larutan jenuh Natrium bikarbonat dan sari airnya disimpan untuk pengujian dengan kemungkinan terdapat salisilat, (assam kuat). Sari eter disari lagi dengan 5 ml NaOH 0,45 ml, kemudian sari dikumpulkan untuk pengujian barbiturat asam lemah lainnya.

Sari eter dicuci dengan air, cucian dibuang dan larutannya dikeringkan denga sodium sulfat Anhidrat. Residu mungkin mengandung obat-obat netral. Pada larutan air yang didapat setelah penyarian pertama, ditambah larutan amonia secukupnya untuk mengatur agar pH 8, kemudian disari 2 kali masing-masing dengan 10 ml kloroform. Kumpulan sari dicuci dengan air, disaring, ditambah sedikit asam tatrat untuk mencegah hilangnya zat yang mudah menguap, kemudian diuapkan hingga kering. Residu yang didapat kemungkinan mengandung obat-obat basa.

ISOLASI DARAH- Sampel ditambah buffer sampai pH 7,4 dan

diekstraksi dengan kloroform- Fase kloroform bila mengandung asam salisilat

disari dengan Natrium Bikarbonat- Selanjutnya Fase kloroform disari dengan NaOH

untuk mendapatkan Fraksi asam lemah- Pada fase Kloroform didapatkan Fraksi Netral- Bila diinginkan fraksi basa dari fraksi kloroform

tersebut ditambahkan Asam Sulfat atau dapat digunakan sampel lain yang dibasakan dengan amonia

FRAKSI A (asam kuat)1. Asam salisilat2. Phenitoin

FRAKSI B (asam lemah)1. p- aminophenol2. Barbiturat3. Klordiazepokzide4. Lactam5. Clorpropamide6. Glutetimide7. Paracetamol8. Phenylbutazon9. Phenytoin10.salysilamide

FRAKSI C (netral)1. Amytriptilin 9. Meprobamat2. Coffein 10. methaqualon3. Carbromal 11. Methyprylon4. Klordiazepokside 12. Nitrazepam5. Diazepam 13. Paracetamol6. Glutetimide7. Phenazetine8. phenazone

FRAKSI D (basa)1. Amytriptilin 10. Ergot alkaloid2. Amphetamine 11. Fenfluramine3. Coffein 12. Imipramine4. CPZ 13. Metaqualon5. Codein 14. Methyl amphetamin6. Desipramine 15. Morfin7. Diazepam8. Nitrazepam9. Kinin

CONTOH SOAL :Diambil sampel 10 ml sampel urine ditambah dengan

asam fosfat sampai pH 3, kemudian disari dengan eter sampai sempurna dan ditambah dengan larutan Na2CO3 sebanyak 10 ml . Fase air yang didapat dimasukkan dalam labu ukur 250 ml dan ditambah air sampai tanda, dipipet 5 ml dan diencerkan sampai 10,0 ml. kemudian ambil 10 ml dan dilakukan pengujian pada spektrofometer dengan baku 50 mg dalam 100 ml air. Bila diketahui

Absorbansi sampel : 0,52 Absorbansi baku : 0,60Tentukan berapa kadar zat X dalam sampel tersebut.

CONTOH SOAL :• Spt Contoh diatas ditentukan kadarnya dengan

menggunakan spektrofotodensitometer. ……. Dst 10 mikrometer sampel ditotolkan pada lempeng KLT dengan 10 mikroliter baku (50 ml baku dalam 50 ml) didapatkan data sebagai berikut :

• Luas area sampel : 2560• Luas area baku : 2550Tentukan kadar zat Xdalam sampel tersebut.