refrat dysphagia

Post on 13-Dec-2015

266 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

DYSPHAGIA

Marcellina Grace 2013-061-075Maria Vickyliana 2014-061-056

Leonardus William Kuswara 2014-061-057Steffany Maria Lainama 2014-061-058

Erika Sasha 2014-061-059

EMBRIOLOGI

• Rongga mulut, faring, esofagus berasal dari foregut embrionik

• Mulut : dari stomodeum primitif, gabungan ektodermal dan endodermal yang membelah

• Palatum – premaksila yang berisi gigi seri– palatum durum dan molle dari gabungan prosesus

palatumLempeng palatum awalnya di lateral lidah. Lidah tidak

turun lempeng palatum tidak dapat menyatu.

• Lidah : dari tonjolan epitel di dasar mulut– Lidah bagian depan : daerah brankial pertama• Dipersarafi oleh saraf lingualis

– Sepertiga lidah bagian belakang : dipersarafi oleh saraf glosofaringeus

– Otot lidah : dari miotom posbrankial yang bermigrasi ke depan bersama saraf hipoglosus

EMBRIOLOGI (2)

ANATOMI

KAVITAS ORAL•Terbentuk dari bibir, pipi, palatum durum dan molle, lidah. Didepan palatum molle, arkus faringeus anterior, dasar lidah.•BIBIR (labia) : otot orbicularis oris•PIPI : kulit, otot buccinator, jaringan penyambung, membran mukosaM. Orbicularis oris, M. buccinator proses mengunyah, menelan (jaga makanan tetap di tengah kavum oral)BIBIR DAN PIPI dipersarafi N.Fasialis

ANATOMI (2)

• PALATUM : memisahkan kavum oral dan kavum nasi

Saat menelan palatum molle + uvula tertarik ke superior menutup nasofaring makanan tidak masuk ke kavum nasi

Yang menegangkan palatum otot tensor veli palatini dipersarafi N.mandibularis.

DISFAGIA : jika palatum molle tidak bisa menutupKavum oral fauces orofaring

LIDAH•Inferior menempel pada: tulang hyoid, prosessus styloid tulang temporal, mandibula•Terdiri dari otot skeletal :

– otot ekstrinsik : otot hyoglossus, genioglossus, styloglossus– otot intrinsik : otot longitudinalis superior & inferior, transversus linguae,

verticalis linguae Mengarahkan makanan di kavum oral, membentuk makanan jadi bulat,

mendorong makanan ke belakang untuk ditelan

MOTORIK LIDAH dipersarafi N.hipoglosusSENSORIK LIDAH : 2/3 depan N.lingualis, 1/3 belakang N.glosofaringeus

ANATOMI (3)

FARING•Tabung ireguler•Bagian anterior : kavum nasi (koana posterior) & kavum oral. Bagian inferior : laring (anterior) dan esofagus (posterior)•Arkus farng anterior otot palatoglosus. Posterior otot palatofaringeus.

– membantu menutup orofaring bagian posterior

•3 bagian: nasofaring, orofaring, hipofaringNasofaring tidak berperan dalam proses menelan

•3 otot konstriktor pada dinding posterior dan lateral faring (menempel pada vert.servikal)

– Superior : medial pterygoid plate, garis mylohyoid mandibula, lidah lateral– Anterior : tulang hyoid, ligamen stylohyoid– Inferior : kartilago tiroid dan krikoid KONSTRIKSI FARING

ANATOMI (4)

UPPER ESOPHAGEAL SPHINCTER•Otot konstriktor inferior : otot oblique thyropharingeal dan transverse cricopharyngeus •Otot cricopharyngeus dari kartilago krikoid bagian posterolateral, paling tebal dan kuat membentuk UES•UES relaksasi saat menelan makanan didorong ke esofagusESOFAGUS•Struktur : tabung, terbuat dari otot•Berhubungan dengan lambung melalui esophageal hiatus (di diafragma)•3 penyempitan : daerah crycopharyngeus, daerah tempat aorta dan bronkus kiri bersilangan, daerah LES.

– Paling sempit : cricopharyngeus impaksi makanan dan benda asing

ANATOMI (5)

LOWER ESOPHAGEAL SPHINCTER•Berperan dalam mencegah refluks isi lambung •Pada saat menelan LES relaksasi makanan masuk ke lambung

Tidak dapat relaksasi DISFAGIA

ANATOMI (6)

HISTOLOGI

• Bibir, mulut, lidah, orofaring, laringofaring non-keratinized stratified squamous epitheliumproteksi terhadap abrasi akibat partikel makanan

• Lidah papila, lamina propria, epitel skuamosa bertingkat

• Esofagus :–Epitel skuamosa bertingkat–Distal esofagus epitel kolumnar–Submukosa esofagus lamina propria, PD, kelenjar mukus–Lapisan otot : 1/3 superior ot.skeletal, 1/3 inferior ot.polos

Diantaranya : gabungan ot.skelet dan ot.polos

FISILOGI MENELAN1. Pembentukan bolus makanan dengan kuran dan

konsistensi yan baik2. Upaya sfingter mencegah terhamburnya bolus ini

dalam fase-fase menelan3. Mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam

faring pada saat respirasi4. Mencegah masuknya maknan dan minuman ke dalam

nasofarign dan laring5. Kerjasama yang baik dari otot-otot di rongga mulut

untuk mendorong bolusmakanan ke arah lambung6. Usaha untuk membersihkan kembali esofagus

• 3 Fase Menelan1. Fase Oral2. Fare Faringeal3. Fase Esofageal

DEFINISI• Kesulitan atau gangguan dalam menelan• Gangguan dapat berupa masalah dalam

transfer makanan/cairan dari rongga mulut hipofaring atau melalui esofagus

• Bentuk dysphagia lainnya:– Odynophagia: kesulitan menelan karena nyeri– Globus faringeus: sensasi benda asing pada leher

yang tidak mengganggu proses menelan dan bahkan gejala membaik setelah menelan

– Phagophobia psikogenik (antisipatory anxiety)

Klasifikasi

• Berdasarkan lokasi dan kondisi• Lokasi:– Oral– Faringeal– Esofageal

• Kondisi:– Struktural disfagia– Motor/Propulsif disfagia

Disfagia berdasarkan kondisi

Disfagia struktural• Bolus terlalu besar,

atau• Lumen terlalu sempit

Disfagia motor/propulsif• Abnormalitas dari

gerakan peristaltis atau relaksasi sfingter yang terganggu setelah proses menelan

Disfagia Orofaringeal

Disfagia fase oral• Pembentukkan dan

kontrol bolus yang buruk retensi makanan dalam rongga mulut aspirasi ke trakea/ regurgitasi rongga hidung

• Drooling dan kesulitan menginisiasi menelan

Disfagia fase faringeal• Propulsi lidah/faring

buruk atau obstruksi UES Retensi makanan dalam faring

• Concominant hoarseness/ disfungsi saraf canial

Disfagia OrofaringealPenyebab:• Neurologis,• Muskular,• Struktural,• Iatrogenik, • Infeksius,• Metabolik

Paling sering:• IATROGENIK– Radiasi dan pembedahan (kanker kepala

dan leher)

• NEUROLOGIS– Kecelakaan cerebrovaskuler, Parkinson’s

disease, Amyotrophic lateral sclerosis

• STRUKTURAL– Zenker’s diverticulum, cricopharyngeal

bar, neoplasia

Disfagia Esofageal

Disfagia struktural• Schatzki’s rings• Eosinophilic

esophagitis• Peptic strictures

Disfagia gangguan propulsif• Skleroderma• DES• Akhalasia

PENDEKATAN DIAGNOSA

• AnamnesaOnsetDurasiSensasiSeverityDisertai batukKeluhan lain

• Simptom dan diagnosis disfagia

• Pemeriksaan FisikPemeriksaan rongga mulutPemeriksaan neurologisPemeriksaan lama waktu menelanPemeriksaan thyroid

• Pemeriksaan PenunjangNasopharingoscopyEsophagramEndoscopyManometri

TATALAKSANA

1. Disfagia Orofaringeal• Preventif:• Konservatif: – Perubahan pola diet– Manuver menelan– Pemasangan pipa NGT– Operasi:• Cricopharyngeal myotomy

• Medikamentosa : sesuai etiologi• Rehabilitasi:– swallowing re-education– Neuromuscular Eletrical Stimulation

2. Disfagia Esofageal

• Peptic Esophageal Strictur– Preventif: menghindari faktor pencetus GERD– Konservatif: operasi dilatasi dengan bougie atau

fundoplication– Medikamentosa: diberikan antireflux terapi PPI

• Schatzki’s Ring– Dilakukan dilatasi dengan bougie fraktur pada ring

• Eosinophilic Esophagitis– Preventif: mengenali dan menghindari alergen– Konservatif: dietary therapy dan pemasangan pipa

NGT– Medikamentosa: Glukokortikoid dan PPI

Terapi lainnya, yaitu terapi kompensasi menghindari terjadinya aspirasi, berdasarkan:–Postur–Memperkuat Stimulasi–Modifikasi volume bolus–Modifikasi tekstur makanan–Intraoral Prosthetic

Manuver Menelan

Komplikasi

• Malnutrisi dan Dehidrasi• Pneumonia Aspirasi

TERIMA KASIH

top related