metode isolasi

Post on 01-Jul-2015

875 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Metode Isolasi

Kelompok Praktikum Fitokimia Selasa Pagi Pukul 07.00

Isolasi

Isolasi adalah proses pemisahan komponen kimia yang terdapat dalam suatu ekstrak yang didasarkan atas sifat adsorbsi dan partisi dari setiap senyawa yang dipisahkan terhadap adsorben dan cairan penyari yang digunakan.

isolasi adalah proses pengambilan suatu komponen tertentu dalam keadaan murni dari suatu ekstrak

Dari proses isolasi akan didapatkan isolat-isolat suatu senyawa atau kumpulan senyawa sehingga dapat mempermudah untuk melakukan identifikasi senyawa-senyawa yang terdapat dalam simplisia..

Tahapan isolasi

Skrining fitokimiaProses identifikasi yang diperlukan untuk mengetahui jenis senyawa (metabolit sekunder) yang berada dalam simplisia, melalui reaksi warna atau pengendapan.

ContohGolongan Alkaloid

Pereaksi Mayer : terbentuk endapan putih

Pereaksi Dragendorff : terbentuk endapan orange

Pereaksi Wagner : endapan coklat

Golongan FenolPereaksi FeCl3 1% : terbentuk warna biru-hitam

EkstraksiEkstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya denganmenggunakan pelaruta. Pengeringan

Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurang kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia.

b. Pemilihan pelarutEkstraksi polar : air, etanol, metanol

Ekstraksi semi polar : etil asetat, diklorometan

Ektraksi non polar : n-heksan, per-eter, klorofom.

c. Metode Isolasi : Maserasi Perkolasi Reflux Soxhletasi Metode Infus

Maserasi

Metode maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana, yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin

Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain : gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya gesekan (friksi)

Refluks

Metode refluks merupakan metode berkesinambungan dimana cairan penyari secara kontinu akan menyari zat aktif di dalam simplisia. Cairan penyari dipanaskan sehingga menguap dan uap tersebut dikondensasikan oleh pendingin balik, sehingga mengalami kondensasi menjadi molekul- molekul cairan dan jatuh kembali ke dalam labu alas bulat sambil menyari simplisia, proses ini berlangsung secara berkesinambungan dan dilakukan 3 kali dalam waktu 4 jam

Soxhletasi

Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan hingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul cairan oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia di dalam klonsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa siphon, proses ini berlangsung hingga proses penyarian zat aktif sempurna yang ditandai dengan beningnya cairan penyari yang melalui pipa siphon tersebut atau jika diidentifikasi dengan KLT tidak memberikan noda lagi.

Metode Infus

Merupakan metode ekstraksi panas yang dilakukan dengan merendam sampel tanaman dalam pelarut dengan suhu 90ºC selama 15 menit. Hal ini sesuai dengan teori bahwa peningkatan suhu berlangsung paling sedikit 15 menit hingga 30 menit. Jika dilakukan selama 30 menit maka metode ekstraksinya disebut dekok. Biasanya alat yang digunakan disebut panci infus. Jika tidak dinyatakan lain prosedur kerja infus dengan merendam sampel dalam pelarut yang bersuhu 90ºC selama 15 menit setelah itu didinginkan dan disaring

Pemurnian

Untuk memurnikan senyawa metabolit yang akan dianalisis

Contoh metode pemurnian:1. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)2. Kromatografi Kertas (KKt)3. Kromatografi Gas Cair (KGC)4. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

(KCKT)

Karakterisasi senyawa

Fisika Kimia : menggunakan spektrometri

UV,infra merah,NMR,dan spektrometri massa

Contoh isolasi

Temulawak Bangle Jahe merah lengkuas

Temulawak (Curcuma xanthorriza. Roxb)

Rimpang temulawak terdiri atas suatu rimpang induk berbentuk bulat telur dengan anak-anakan rimpang yang langsing panjang, berjumlah 3-4. Sebelah dalam berwarna kuning, pucat di pinggir, pusat kuning tua.

Aromanya tajam khas temulawak, rasanya amat pahit, kulit luar rimpang berwarna coklat kemerahan atau kuning tua, dan daging buahnya berwarna kekuningan.

Temulawak (Curcuma xanthorriza. Roxb)

Temulawak segar Simplisia Temulawak

Klasifikasi Tanaman Temulawak Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Bangsa : Zingiberales Suku : Zingiberaceae Genus : Curcuma Jenis: Curcuma xanthorrhiza Roxb.

Kandungan Kimia Temulawak

Minyak atsiri mengandung siklo, isoren, mirsen, d-kamfer, p-tolil , metikarbinol, zat warna kurkumin

Monoterpen: 1,8 sineol, borneol, -felendren, dan kamfora

Seskuiterpen: -kurkumen, sikloisoprenmirsen, xanthorrhizol, bisakuronepoksida, turmeron, -atlanton, ar-kurkumen, zingiberen, -bisabolen, bisakuron A, B, C, ar-turmeron, germakren.

Khasiat Temulawak

Temulawak mempunyai efek farmakologi yaitu hepatoprotektor, menurunkan kadar kolesterol, antiinflamasi, laksatif, diuretik, menambah asi, tonikum, dan menghilangkan nyeri sendi.

Metode Ekstraksi Temulawak

Metode Ekstraksi

Metode ekstraksi yang dapat dilakukan untuk tanaman temulawak adalah metode Maserasi dan Perkolasi.

Maserasi

Ekstraksi dengan metode maserasi dilakukan dengan cara

1. Penghancuran sampel dengan menggunakan pelarut

2. Perendaman selama beberapa hari3. Pengadukan sampel4. Penyaringan hingga diperoleh ekstrak

Keefektifan dari metode ekstraksi dipengaruhi oleh pemilihan pelarut yang sesuai dan waktu perendaman.

Maserasi

Prinsip- Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.

Keuntungan : peralatannya sederhana. Kerugian :waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, pelarut yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.

Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi)

Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator, cairan yang digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan zat aktif yang keluar dari perkolator disebut sari /perkolat, sedang sisa setelah dilakukannnya penyarian disebut ampas atau sisa perkolasi.

Metode Fraksinasi Temulawak

Metode Fraksinasi

FRAKSINASI adalah pemisahan komposisi yang dapat terjadi pada campuran yang disebabkan oleh perbedaan kimia diantara zat yang terdapat di dalam ekstrak.

Prinsip Fraksinasi

• Pemisahan senyawa campuran : migrasi diferensial.

• Dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya ekstraksi cair-cair, kromatografi, dan dialisis.

• Adanya sampel, dan dua pelarut yang saling tidak bercampur.

• Sampel akan terpartisi dan terdistribusi ke dalam dua pelarut dan pemisahan akan berakhir setelah terjadi kesetimbangan.

Prinsip Fraksinasi

Fraksinasi dilakukan dengan metode kromatorgrafi.

Adanya eluen : (1) dikhlorometan : khloroform : etil asetat =

1:1:1 (2) toluen : etil asetat : etanol + asam format 3

tetes = 0,5 : 4 : 1 (3) dikhlorometan : etil asetat : khloroform +

asam format 3 tetes = 1 : 4 : 1 (4) khloroform : etanol : asam asetat = 4 : 0,5 :

1,5 (5) heksan : etil asetat = 8,5 : 1,5

Alat dan Bahan Fraksinasi Temulawak

Alat Bahan

a. Kolom kromatografi

b. Kapas

c. Pipet tetes

d. Beker glass

e. Erlenmeyer

a.Eluen b.Bubur silica gelc.Ekstrak rimpang

temulawak

Prosedur Fraksinasi

Untuk pengisian kolom, sebagai bahan pengisi bagian bawah kolom dimasukkan sedikit kapas, kemudian dimasukkan bubur silica gel 70-230 mesh sambil diaduk agar tidak terdapat rongga udara di tengahtengah kolom. Timbunan bubur silica gel dalam kolom mencapai tiga perempat tinggi kolom

Cadangan zatpelarut

Pelarut

Isian

Kapas

Penampang

Prosedur Fraksinasi

Untuk pemisahan komponen dengan menggunakan kromatografi kolom, mula-mula ke dalam kromatografi kolom dialirkan ekstrak rimpang temu kunci, kemudian kran kromatografi kolom dibuka. Ekstrak akan meresap ke silica gel dalam kolom sampai batas atas silica gel. Setelah itu dimasukkan pereaksi terus-menerus sambil kran kolom dibuka. Fraksi yang terpisah ditampung dalam tabung reaksi sebanyak 3 ml sampai seluruh ekstrak terpisahkan.

Metode Isolasi Temulawak

Isolasi Senyawa Zat Aktif

Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui kandungan

senyawa aktif Curcuma xanthorrhizae Rhizoma

Untuk mengetahui manfaat dari kandungan senyawa aktif Curcuma xanthorrhizae Rhizoma

Untuk mengetahui metode pengujian yang sesuai dalam mendapatkan senyawa aktif Curcuma xanthorrhizae Rhizoma.

Metode Isolasi

1. Ekstraksi simplisia dengan menggunakan metode maserasi dan soxhletasi dengan pelarut etanol teknis 96%.

2. Evaporasi filtrat hasil ekstraksi.3. Isolasi : menggunakan kromatografi

kolom dengan menggunakan eluen chloroform-metanol.

4. Identifikasi curcumin menggunakan KLT / TLC (Thin Layer Chromatography),

Ekstraksi Temulawak

Tujuan : Untuk menarik semua

komponen kimia yang terdapat dalam simplisia.

Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.

Ekstraksi

Maserasi

Perkolasi

Prosedur Maserasi

Sebanyak 100 g sampel bubuk temulawak dilarutkan dalam 500 ml pelarut, kemudian diinkubasikan pada suhu kamar sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 24 jam.

Setelah 24 jam kemudian dilakukan proses penyaringan dengan pompa vakum untuk memisahkan filtrat dengan ampasnya.

Untuk ekstrak yang menggunakan pelarut etil asetat dan etanol, maka dilakukan proses pemekatan ekstrak dengan menggunakan alat vakum evaporator pada suhu 45°C selama 4 jam.

Ekstrak yang didapatkan dimasukkan ke dalam botol gelap dan disimpan pada suhu refrigerator.

Prosedur Perkolasi

Serbuk yang berukuran -18/+40 

100 gr sampel dimasukan ke dalam alat perkolator(diameter 4 cm dan tinggi kolom 88 cm)

Pelarut dialirkan (komposisi pelarut, suhu, kec.alir diatur)

Ekstraksi selama 3 jam dengan dua kali pengulangan

Ekstrak

Pekatkan dengan rotavapour pada suhu 40o, tekanan 175 mmBar

Alat dan Bahan Perkolasi

BAHAN :1. Rimpang temulawak2. etanol teknis3. etanol p.a (Merck)4. kurkumin standar

(Sigma)5. methanol p.a (Merck)6. tetrahydrofuran

(Merck)7. Bahan analisis

lainnya

ALAT :1. kolom perkolasi

dengan dilengkapi kontrol suhu dan pemanas

2. rotavapour Heidolph Laborota 4003

3. Spektrofotometer UV-Visibel Hexios

4. peralatam analisis lainnya

Evaporasi

Untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi , pelarutnya adalah air.

Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.

Menggunakan alat yang disebut : Evaporator

Pemisahan Senyawa

Proses pemisahan senyawa dilakukan dengan metode kromatografi .

Jenis Kromatografi yang digunakan : Kromatografi kolom , KLT.

Proses Pemisahan

Alat dan Bahan

Kromatografi KolomKromatografi Lapis Tipis

A. Alat G lasswool atau kapas Kolom Pipet tetes B atang pengaduk Pipet volum G elas ukur

B. B ahan N atrium sulfat anhidrat F ase gerak: klorofom-benzena-

etanol 9 8 % (45: 45:10 %v/v) Atau Kloroform-etanol 96%-asam

asetat glasial (94:5:1 %v/v)

F ase diam : Silika gel G F ase gerak : Klorofom-

benzena-etanol 9 8% (45: 45:10) atau Kloroform-etanol 96%-asam asetat glasial (94:5:1 %v/v).

Deteksi :

a. Anhidrat asetat-asam sulfat, diperiksa dibawah sinar UV 365.

b. Asam borat-metanol.

Bila terdapat kandungan kurkumin dari Curcuma xanthorrhizae maka pada saat diperiksa dibawah sinar UV 365 nm, akan terlihat fluoresensi yang berwarna kuning kelabu pucat.

Metode Pemurnian

Kristalisasi

Kromatografi Lapis

Tipis (KLT)

Pemurnian Senyawa

Temulawak

Kristalisasi

Pertama kristal dilarutkan dalam pelarutnya (etanol) pada gelas piala, kemudian dipanaskan sambil diaduk-aduk. Lalu dalam keadaan panas disaring. Filtrat hasil saringan didinginkan sampai terbentuk kristal.

Kromatografi Lapis Tipis

Untuk pemurnian secara KLT ini fraksi yang memiliki spot/noda yang sama dengan nilai Rf dan warna yang sama pada pustaka maka spot/noda tersebut dikerok kemudian dilarutkan dalam pelarut etanol. Pelarut tersebut kemudian diuapkan sampai didapatkan bentuk kristalnya.

Target Isolat

Target Isolat

Target isolat dari rimpang temulawak : xantorizol

Xantorizol

Xanthorrhizol dalam temulawak mampu membasmi bakteri patogen penyebab karang gigi.

Kandungan xanthorrhizol dalam temulawak sebanyak 21 persen. Kelebihan senyawa xanthorrhizol antara lain tidak berwarna, tidak berbau, tidak volatil (menguap), tahan panas dan keasaman. Sayangnya senyawa ini rasanya sangat pahit.

Xanthorrhizol memiliki aktivitas antibakeri tertinggi dalam melawan bakteri jenis Streptococcus. Khususnya Streptococcus mutans, penyebab karies gigi.

Tahapan Isolasi

Isolasi xantorizol dari temulawak terpilih dilakukan dengan :menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut etanol 96%, asetilasi ekstrak kasar, dan separasi dengan teknik kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif.

Isolasi menggunakan metode Hwang (2000) sebagai metode pembanding untuk memperoleh informasi mengenai ciri xantorizol. (Hwang menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut metanol 75%, separasi kromatografi kolom dua tahap, dan asetilasi fraksi hasil kolom.

Hasil

Hasil spot dugaan xantorizol terasetilasi (fraksi 1, Rf = 0.88) dan xantorizol tak-terasetilasi (fraksi 2, Rf=0.57).

Bangle

Bangle (Zingiber cassumunar, syn. Z. purpureum Roxb.) adalah salah satu tanaman dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan bahan pengobatan.

Bangle termasuk dalam familia Zingiberaceae. Secara umum famili Zingiberaceae mengandung senyawa-senyawa yang termasuk dalam golongan terpenoid dan fenolik, curcuminoid, dan flavonoid

Bagian dari tanaman bangle yang sering digunakan dalam pengobatan adalah rimpangnya. Rimpang bangle digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, di antaranya adalah diare, perut mulas, rematik, asma, dan sakit kuning.

Efek farmakologi :Penurunan panas, anti radang ekspetoran, pembersih darah, pencahar, peluruh lemak, peluruh, kentut.

Metode Isolasi Rimpang Bangle

Ada bermacam-macam cara untuk mengisolasi rimpang bangle sesuia dengan senyawa yang akan di manfaatkan. Beberapa cara isolasi bangle Metode maserasi paling sering

digunakan untuk mengisolasi rimpang bangle, namun dapat digunakan pelarut yang bervariasi yang sesuai dengan kebutuhan.

Misalnya:“Pengaruh Perlindungan Ekstrak Rimpang Bangle Terhadap Kerusakan Hati Tikus yang Diinduksi CCl4” menggunakan pelarut aseton (1:2) b/v dan saat fraksinasi bertingkat menggunakan heksana-air destilata (1:1)

Sedangkan “Pengaruh Perlindungan Ekstrak Rimpang Bangle Terhadap Kerusakan Hati Tikus yang Diinduksi CCl4” menggunakan pelarut aseton (1:2) b/v dan saat fraksinasi bertingkat menggunakan heksana-air destilata (1:1)

Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Rimpang bengle dicuci bersih, diiris tipis-tipis, lalu dikeringkan. Penelitian pendahuluan dengan berbagai kadar ethanol dilakukan untuk memperoleh kadar terbaik sebagai perendam. Irisan rimpang direndam dengan ethanol 70% selama 1x24 jam dan disaring, proses ini diulang hingga 3x. Filtrat dicuci menggunakan N-heksan, diulang 3x. Filtrat yang telah dicuci kemudian diuapkan menggunakan water bath dengan suhu 70o C hingga didapatkan ekstrak yang kental

metode maserasi dan perkolasiContoh:Pada “Uji Efektivitas Fagositosis Senyawa Fenilbutonoid yang Diisolasi dari Rimpang Bangle”. Maserasi dilakukan terlebih dahulu dengan metanol 80% selama 24 jam, kemudian perkolasi.

Serbuk kering rimpang Z. cassumunar (1 kg) dimaserasi dalam metanol 80% selama 24 jam, filtrat dipisahkan dan ditempatkan di dalam erlenmeyer dan dikomposkan. Filtrat yang telah dikomposkan kemudian dievaporasikan dengan evaporator putar dengan suhu 60o C. Evaporasi dilanjutkan dengan menggunakan water bath ( cawan petri telah ditimbang sebelumnya). Maserasi dan perkolasi selesai hingga filtrat jernih. Crude ekstrak ini kemudian ilarutkan dengan metanol 50%, dan ditempatkan pada corong pemisah.

Fraksinasi dilakukan berdasarkan polaritas pelarut n-heksana, etil asetat dan residu (MeOH / air) berturut-turut. Setiap fraksi dikocok beberapa kali hingga fraksi tersebut jernih. Tiap-tiap fraksi dipekatkan dengan menggunakan evaporator putar dengan suhu 35o C. Evaporasi dilakukan hingga fraksi tersebut mengental. Tiga fraksi diperoleh, yaitu N-hexan, etil asetat, dan MeOH/air

ISOLASI KANDUNGAN ZAT KIMIA PADA TANAMAN LENGKUAS

Prosedur :

Simplisia Alpinia galanga (L.) Sw yang telah disiapkan ditimbang sebanyak 50 gram pada timbangan digital. Simplisia dimasukkan ke dalam labu dasar bulat. tambahkan etanol 70% ±500ml. Pada labu dasar bundar dimasukkan batu didih. Pasang kondensor pada alat refluks dan nyalakan heating mantle sampai suhu titik didih pelarut. Proses refluks berlangsung selama 2-3 jam hingga tetesan pelarut hampir tidak berwarna. Kemudian ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan rotavapor sehingga menjadi ektrak kental.

2.METODE PEMISAHAN EKSTRAK

Metode yang digunakan Kromatografi kolom dipercepat ( Fast Chromatography ) dan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi Cair Vakum (KCV)

Prosedur :1. Kolom untuk kromatografi cair vakum

disiapkan. Bagian alasnya dilapisi kertas saring, kemudian ke dalamnya dimasukkan penjerap hingga batas tertentu. Keserbasamaan penjerap ke semua tempat dalam kolom harus diperhatikan, karena adanya rongga-rongga udara dalam kolom atau ketidakserbasamaan penjerap dalam kolom akan berpengaruh buruk pada proses pemisahan.

2. Setelah kolom didiamkan sambil direndam dengan eluen (pengkondisian kolom), ekstrak yang akan dipisahkan ditempatkan diatas lapisan penjerap dalam bentuk lapisan tipis yang rata diatas seluruh lapisan penjerap. Setelah itu dilakukan proses elusi dengan campuran pelarut berbagai perbandingan. Elusi dipercepat dengan cara penghisapan melalui pompa vakum.

3. Eluen diganti dengan campuran yang mempunyai perbandingan berbeda dengan volume eluen yang sama dengan volume eluen pada proses pertama. Pengerjaan dilakukan berulang seperti proses pertama. Fraksi yang keluar kolom ditampung dan digunakan untuk analisis lanjutan.

Analisis KLT fraksi-fraksi

Prosedur : Fraksi-fraksi yang didapat dari proses KCV yaitu ke-11fraksi

dianalisis dengan metode KLT. Penjerap yang digunakan adalah silika gel G atau silika gel GF 254. Pengembang pelarut yang digunakan adalah toluen dan etil asetat dengan perbandingan 7:3. Pelat silika gel ditandai dengan memberi dua buah garis yang masing-masing berjarak 1 cm dari ujung bawah dan ujung atas. Setelah itu masing-masing fraksi yang diperoleh dan ekstrak ditotolkan pada pelat silika gel yang telah disiapkan dengan menggunakan pipa kapiler. Silika gel ditempatkan di wadah berisi pengembang yang telah dijenuhkan dan perambatan spot diamati. Setelah jarak rambat pengembang mencapai batas ujung pelat, pelat diangkat dari wadah. Lalu spot diamati secara berturut-turut di bawah sinar biasa, sinar UV 254 nm dan 366 nm serta dengan penampak bercak vanilin-sulfat. Kemudian dihitung nilai Rf dari tiap-tiap spot.

 3.PEMURNIAN FRAKSI

Metode yang digunakan KLT preparatif dan KLT 2 arah Prosedur KLT preparative Disiapkan sebuah pelat silika gel pada penyangga kaca,

yang dapat dibuat dengan cara: Pelat kaca dibersihkan dengan aseton dan disusun di atas

alat Desaga. Bubur silika gel dibuat dengan cara mencampurkan 25 g silika gel dengan 50 ml aquades dalam erlenmeyer, kocok kuat-kuat sampai tercampur homogen. Bubur silika kemudian dituangkan ke dalam alat tabung Desaga dan segera dibalik sehingga bubur silika berada di atas kaca kemudian ratakan. Biarkan lapisan silika gel mengering pada suhu kamar selama 10-20 menit lalu dipanaskan dalam oven dengan suhu 110o-120o C selama 1-2 jam. Setelah kering, pelat kaca dapat digunakan.

 KLT 2 arah:

Siapkan larutan pengembang yang akan digunakan, yaitu: N-heksan : etil asetat = 7:3 Toluen : etil asetat = 5: 5 Fraksi ditotolkan pada pada titik yang telah ditentukan

kemudian pelat dimasukkan pada chamber yang berisi larutan pengembang 1. Setelah pengembang telah sampai pada garis akhir, pelat diangkat dan kemudian dilakukan pengembangan pada chamber yang berisi larutan pengembang dua (letak pelat diputar 90o, sehingga hasil pengembangan pada pengembangan pertama menjadi garis awal pada pengembangan kedua). Bercak yang terjadi kemudian diamati dengan sinar tampak dan sinar UV.

Jika bercak yang timbul berbentuk bercak tunggal, maka senyawa tersebut sudah murni.

   

Metode Isolasi Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc)

Metode isolasi yang umunya digunakan :

1. Maserasi2. Perkolasi3. Soxhletasi Metode isolasi dipilih berdasarkan sifat

fisika maupun sifat kimia senyawa yang ingin diisolasi.

Metode Isolasi Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc)

Contohnya ketika ingin mengisolasi oleoresin pada

Jahe Merah, dapat menggunakan metode perkolasi,

ekstraksi kontinyu dan ekstraksi cara soxhlet

(batch)

Untuk mendapatkan ekstrak jahe merah dapat

diperoleh dengan menyari serbuk jahe dengan

menggunakan metode perkolasi dan ekstrak cair

yang didapat dengan diuapkan sampai menjadi

ekstrak kental

top related