laporan pelaksanaan aktualisasi
Post on 02-Oct-2021
32 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNG
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
JUDUL AKTUALISASI
PENYUSUNAN BOOKLET PERSYARATAN SARANA
EVAKUASI BANGUNAN GEDUNG KEMENTERIAN
PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Disusun Oleh:
MUTIA OKTAVIATI
199510062019032006
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNG
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TAHUN 2019
i
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNG
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
PENYUSUNAN BOOKLET PERSYARATAN SARANA EVAKUASI
BANGUNAN GEDUNG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
Disusun oleh:
MUTIA OKTAVIATI
199510062019032006
DISEMINARKAN PADA:
HARI : JUMAT
TANGGAL : 1 NOVEMBER 2019
MENTOR
Budi Prastowo, S.T., M.T.
NIP. 197203252001121002
COACH
Ir. Harris H. Batubara, M.Eng.Sc
NIP. 195704211985011001
KEPALA BALAI DIKLAT
PUPR WILAYAH IV
BANDUNG
Hasto A. Sapoetro, S.ST., M.T.
NIP. 196307211992031003
KEPALA PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN
JABATAN FUNGSIONAL, BADAN PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA, KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
Ir. Moeh Adam, MM
NIP. 196503031992031002
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 3
1.3 Manfaat ....................................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................ 4
BAB II Gambaran Umum Unit Kerja .......................................................... 5
2.1 Deskripsi Organisasi .................................................................... 5
2.2 Direktorat Bina Penataan Bangunan ............................................ 7
2.3 Sub Direktorat Bangunan Gedung ............................................... 7
BAB III RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI .................................... 8
3.1 Identifikasi Masalah..................................................................... 8
3.2 Gagasan Pemecahan Isu .............................................................. 9
3.3 Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi ........................................ 10
3.4 Jadwal Kegiatan Aktualisasi ........................................................ 17
3.5 Hasil Seminar Rancangan Kegiatan Aktualisasi ......................... 20
BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI ................................................ 21
4.1 Deskripsi Kegiatan Aktualisasi ................................................... 21
4.2 Hasil Capaian Pelaksanaan Aktualisasi ....................................... 26
4.3 Hambatan Dalam Pelaksanaan .................................................... 26
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 27
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 27
5.2 Rekomendasi................................................................................ 27
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Analisa Isu Berdasarkan Metode USG. ................................................ 9
Tabel 3.2 Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi. ............................................... 10
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Aktualisasi................................................................. 17
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Rapat Persiapan Pelaksanaan Aktualisasi. ........................................ 22
Gambar 4.2 Kegiatan Penyusunan Draft awal Booklet ........................................ 23
Gambar 4.3 Kegiatan Penyusunan Booklet. ......................................................... 24
Gambar 4.4 Pencetakan Booklet. .......................................................................... 25
Gambar 4.5 Publikasi Booklet. ............................................................................. 26
v
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 1 Asistensi ke-1 dengan Mentor. ............................................................ 29
Gambar 2 Asistensi ke-2 dengan Mentor ............................................................. 29
Gambar 3 Asistensi ke-3 dengan Mentor. ............................................................ 30
Gambar 4 Asistensi ke-4 dengan Mentor. ............................................................ 30
Gambar 5 Asistensi Wakil Mentor saat Seminar Rancangan Aktualisasi. ........... 31
Gambar 6 Asistensi ke-1 dengan coach. .............................................................. 31
Gambar 7 Asistensi ke-2 dengan coach. .............................................................. 32
Gambar 8 Pemaparan Persiapan Pelaksanaan Aktualisasi. .................................. 32
Gambar 9 Saran dan rekomendasi dari peserta. ................................................... 33
Gambar 10 Kegiatan penyusunan draft awal booklet ........................................... 35
Gambar 11 Draft awal booklet ............................................................................. 35
Gambar 12 Penyusunan booklet ........................................................................... 36
Gambar 13 Softfile booklet ................................................................................... 36
Gambar 14 Pencetkan booklet .............................................................................. 37
Gambar 15 Publikasi booklet ................................................................................ 37
Gambar 16 Softfile booklet ................................................................................... 38
Gambar 17 Hardfile booklet ................................................................................. 38
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memiliki visi untuk
mewujudkan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang handal dalam
mendukung indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, seluruh Unit Organisasi di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat harus dapat menjalankan tugas
dan fungsinya dengan baik. Begitu pula dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Untuk
mewujudkan visi dan misi Kementerian PUPR, Ditjen Cipta Karya bertugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan
kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan
air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 3/PRT/M/2019 Tahun
2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, penyelenggaraan terkait pembinaan penataan bangunan diselenggarakan oleh
Direktorat Bina Penataan Bangunan. Dalam hal pembinaan penataan bangunan,
Direktorat Bina Penataan Bangunan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan perencanaan teknis, penyelenggaraan penataan
bangunan dan lingkungan, gedung, pengelolaan rumah negara, penataan bangunan
dan lingkungan khusus, serta penyusunan standardisasi dan penguatan kelembagaan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
03/PRT/M/2019, Subdirektorat Bangunan Gedung mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyiapan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan dan bantuan teknis, supervisi, pengelolaan sistem informasi, serta
pengembangan jejaring kemitraan di bidang bangunan gedung umum, bangunan gedung
negara, dan gedung istana kepresidenan.
2
Ruang kantor Direktorat Bina Marga terletak di bangunan gedung Direktorat
Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Jenderal Bina Marga yang berlokasi di Jalan
Pattimura, Nomor 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Gedung kantor ini secara umum
belum memenuhi syarat atau standar bangunan rawan bencana seperti UU RI No. 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung yang mengamanatkan adanya sarana evakuasi
dalam keadaan darurat untuk bangunan gedung negara. Menurut Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, menyebutkan bahwa bangunan gedung kecuali
rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana harus menyediakan sarana evakuasi
yang dibutuhkan terutama pada saat bencana atau situasi darurat lainnya untuk evakuasi
pengguna bangunan gedung dan pengunjung bangunan gedung ke luar bangunan gedung
dan/atau akses petugas evakuasi.
Kajian seismogenetik menunjukkan pulau Jawa dengan sistem tektonik
tunjamannya merupakan bagian dari Satuan Seismotektonik Busur Sangat Aktif (Jawa
Barat bagian barat dan Sumatera) dan Satuan Seismotektonik Busur Aktif (Jawa Barat
bagian barat – Jawa Tengah – Jawa Timur) (Soehaimi, 2008). Latar belakang letak
geologis menunjukkan bahwa Kota Jakarta rawan terhadap bencana alam (gempa,
tsunami, dan banjir) dan faktor non alam (kebakaran). Bangunan gedung pada kawasan
rawan bencana harus direncanakan sesuai dengan standar-standar dan peraturan yang
berlaku sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna bangunan
gedung. Keadaan darurat pada bangunan adalah: setiap peristiwa atau kejadian pada
bangunan dan lingkungan sekelilingnya yang memaksa dilakukannya suatu tindakan
segera. Dengan perkataan lain, keadaan darurat adalah suatu situasi yang terjadi
mendadak dan tidak dikehendaki yang mengandung ancaman terhadap kehidupan, aset
dan operasi perusahaan, serta lingkungan, dan oleh karena itu memerlukan tindakan
segera untuk mengatasinya (Balitbang PU, 2005).
Berdasarkan kajian yang telah saya lakukan selama melakukan On the Job
Training (OJT) di Direktorat Bina Penataan Bangunan (BPB), saat ini bangunan gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Jenderal Bina Marga sebagai salah satu
bangunan gedung kantor pemerintahan belum memenuhi persyaratan dan kriteria sarana
evakuasi kebencanaan yang sesuai dengan landasan hukum yang mengatur syarat dan
kriteria komponen bangunan gedung. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyusunan buku
3
yang memuat persyaratan dan kriteria sarana evakuasi yang bisa dipakai sebagai acuan
pada saat perencanaan dan operasional sarana evakuasi. Sehingga diharapkan buku ini
dapat menjadi salah satu fasilitas mitigasi risiko kurang optimalnya sarana evakuasi
berdasarkan regulasi dan kesalahan operasional sarana evakuasi bangunan gedung.
Berdasarkan isu di atas, output aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi sarana
bagi para pegawai termasuk penulis untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian
terhadap kelengkapan sarana evakuasi di bangunan gedung kantor pemerintahan . Dalam
hal ini, media yang akan ditambahkan adalah booklet yang memuat persyaratan sarana
evakuasi bangunan gedung berdasarkan landasan hukum yang ada.
Template ini nantinya akan memuat informasi seputar data umum sarana evakuasi
kebencanaan pada bangunan gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat
Jenderal Bina Marga. Konten-konten yang disajikan berasal dari hasil dokumentasi
sarana evakuasi kebencanaan yang ada di bangunan gedung Direktorat Jenderal Cipta
Karya dan Direktorat Jenderal Bina Marga. Informasi tersebut kemudian dikemas dalam
konsep infografis yang menarik sehingga dapat mudah dipahami.
1.2 Tujuan
Tujuan dari rancangan aktualisasi ini adalah:
1. Sebagai salah satu solusi pemecahan masalah yang dihadapi di unit penempatan kerja
sementara.
2. Menerapkan nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam pelaksanaan
kegiatan yang mencakup nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi serta mempertimbangkan aspek Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole of Government.
3. Memenuhi syarat kelulusan pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
1.3 Manfaat
Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi organisasi, dapat meningkatkan komitmen mutu bangunan gedung terkait
kelengkapan sarana evakuasi kebencanaan yang fasilitasnya akan digunakan oleh
pegawai yang bekerja di gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat
Jenderal Bina Marga.
4
2. Bagi peserta latsar, dapat meningkatkan pemahaman mengenai sarana evakuasi
kebencanaan yang sesuai dengan persyaratan dan kriteria berdasarkan regulasi
sebagai salah satu persyaratan teknis pada bangunan gedung.
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan
Aktualisasi ini akan dilaksanakan di ruang kantor Direktorat Bina Penataan
Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Kegiatan Aktualisasi ini akan menerapkan prinsip nilai-nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) sebagai
bagian dari Agenda II, serta penerapan manajemen ASN, pelayanan publik, dan Whole of
Government sebagai bagian dari Agenda III dalam setiap tahapan kegiatan Aktualisasi
yang merupakan bagian dari Agenda IV. Pembatasan Pembahasan pada proposal usulan
rancangan aktualisasi ini hanya dibatasi pada ruang lingkup sebagai berikut:
a. Isu Kontemporer yang dipilih merupakan isu yang terjadi di lingkungan kerja On the
Job Training (OJT) CPNS.
b. Usulan kegiatan aktualisasi terdiri dari 4 kegiatan.
c. Dalam melakukan kegiatan aktualisasi penulis akan mendorong keterlibatan ASN di
Unit Kerja On the Job Training (OJT) CPNS.
d. Kegiatan Aktualisasi merupakan kegiatan nyata yang dapat diimplementasikan
dalam kurun waktu 30 hari kerja, yaitu pada tanggal 18 September 2019 hingga 25
Oktober 2019.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT KERJA
2.1 Deskripsi Organisasi
Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan unsur pelaksana pada Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Cipta
Karya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia. Tugas dari Direktorat Jenderal Cipta Karya
adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan
sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase
lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Cipta
Karya menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan
sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan
sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai
dengan perundang-undangan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan
permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air
minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan
permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air
6
minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman,
pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum,
pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan;
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Adapun sasaran program perumahan mengacu pada RPJMN dan Renstra
Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2015-2019, yaitu:
1) Layanan Perkatoran dengan indikator terselenggaranya pelayanan pendukung
kegiatan pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan pengembangan
kawasan permukiman selama 60 bulan;
2) Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman dengan indikator tersusunnya 10
NSPK bidang pengembangan kawasan permukiman;
3) Pembinaan dan pengawasan pengembangan kawasan permukiman dengan indikator
terselenggaranya pembinaan dan pengawasan pengembangan permukiman di 507
kab/kota;
4) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan dengan indikator
meningkatnya kualitas permukiman di 38.431 Ha daerah perkotaan;
5) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perdesaan dengan indikator
meningkatnya kualitas permukiman di 78.384 Ha daerah perdesaan;
6) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Khusus dengan indikator meningkatnya
kualitas permukiman di 3.099 Ha kawasan khusus;
7) Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat dengan indikator terselenggaranya
pendampingan masyarakat di 11.607 kelurahan;
8) Fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan pengembangan
Kota Layak Huni dengan indikator terselenggaranya fasilitasi di 18 kota, 12 kawasan
perkotaan metropolitan dan 744 kota/kawasan perkotaan; dan
9) Perintisan inkubasi kota baru dengan indikator terselenggaranya perintisan inkubasi
di 10 kota baru.
7
2.2 Direktorat Bina Penataan Bangunan
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Ditjen Cipta Karya memiliki beberapa
direktorat, di antaranya Direktorat Bina Penataan Bangunan. Sebagaimana visi yang
ditetapkan dalam Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR 2015-
2019, yaitu “Layanan Perkantoran dengan indikator terselenggaranya pelayanan
pendukung kegiatan pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan” untuk
menerapkan terselenggaranya bangunan gedung yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Dalam pelaksanaan kegiatannya Direktorat Bina Penataan Bangunan terbagi
menjadi beberapa sub direktorat yang salah satu diantaranya adalah Sub Direktorat
Bangunan Gedung.
2.3 Sub Direktorat Bangunan Gedung
Secara garis besar, lingkup pembinaan Subdirektorat Bangunan Gedung adalah
untuk memfasilitasi pelaksanaan kegiatan terkait kelengkapan spesifikasi komponen
bangunan gedung negara dan bangunan umum sehingga dapat bermanfaat secara optimal.
Selanjutnya, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudkan di atas, Subdirektorat
Bangunan Gedung menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang bangunan gedung umum, dan bangunan
gedung negara;
2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang bangunan gedung umum, dan bangunan
gedung negara;
3. Penyiapan pemberian bimbingan dan bantuan teknis serta supervisi di bidang penataan
bangunan gedung umum, dan bangunan gedung negara;
4. Pelaksanaan bimbingan dan bantuan teknis serta supervisi untuk meningkatkan
pemenuhan persyaratan dalam tertib penyelenggaraan bangunan gedung;
5. Pengembangan jejaring kemitraan di bidang bangunan gedung umum, bangunan
gedung negara;
6. Pengelolaan sistem informasi bangunan gedung; dan
7. Fasilitasi pembangunan gedung istana kepresidenan.
8
BAB III
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan environmental scanning yang dilakukan pada unit organisasi tempat
dilaksanakannya On The Job Training yaitu pada Direktorat Bina Penataan Bangunan,
ditemukan beberapa isu permasalahan. Isu permasalahan tersebut diantaranya adalah:
1. Kurang optimalnya sarana evakuasi bangunan gedung kantor Direktorat Jenderal
Cipta Karya dan Direktorat Jenderal Bina Marga
Sarana evakuasi kebencanaan yang ada di gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya
dan Direktorat Jenderal Bina Marga belum sesuai dengan kelengkapan yang berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018
Tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Berdasarkan peraturan
tersebut, seharusnya bangunan gedung kantor tersebut menyediakan sarana evakuasi yang
sesuai dengan syarat dan kriteria demi kebutuhan pada saat bencana atau situasi darurat
lainnya untuk evakuasi pengguna bangunan gedung dan pengunjung bangunan gedung
ke luar bangunan gedung dan/atau akses petugas evakuasi.
2. Layout ruangan kantor Direktorat Bina Penataan Bangunan mengurangi sirkulasi
Kurang optimalnya sirkulasi yang diakibatkan oleh posisi meja dan kursi yang
menghalangi akses sirkulasi di dalam ruangan sehingga mengganggu kenyaman pegawai
saat bekerja di kantor.
3. Kurangnya efektivitas ruang rapat kantor Direktorat Bina Penataan Bangunan
Kurangnya efektivitas ruang rapat Direktorat Bina Penataan Bangunan sehingga
terkadang rapat harus dilakukan di luar kantor.
Dari beberapa isu tersebut, dilakukan penapisan isu menggunakan metode
Urgency, Seriousness, and Growth (USG) sehingga diperoleh isu inti untuk diselesaikan
permasalahannya sesuai Tabel 3.1 berikut:
9
Tabel 3.1 Analisa Isu Berdasarkan Metode USG
No. Isu Permasalahan Urgency Seriousness Growth ∑
1.
Kurang optimalnya sarana evakuasi
bangunan gedung kantor Direktorat
Jenderal Cipta Karya dan Direktorat
Jenderal Bina Marga
4 4 3 11
2.
Layout ruangan kantor Direktorat Bina
Penataan Bangunan mengurangi
sirkulasi
3 4 3 10
3.
Kurangnya efektivitas ruang rapat
kantor Direktorat Bina Penataan
Bangunan
3 3 3 9
Keterangan: Skala Nilai 1-5 (5 = Sangat Tinggi; 1 = Sangat Rendah)
Berdasarkan hasil penilaian dengan metode USG telah terpilih nilai tertinggi
untuk isu yang harus segera diselesaikan, memiliki tingkat keseriusan permasalahan yang
tinggi dan berpotensi untuk semakin berkembang menjadi masalah yang lebih besar, yaitu
isu terkait “Kurang optimalnya sarana evakuasi bangunan gedung kantor Direktorat
Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Jenderal Bina Marga”. Penilaian isu dilakukan
secara subjektif dari sudut pandang penulis.
Isu tersebut penting karena optimalnya sarana evakuasi kebencanaan diperlukan
saat bencana yang tidak dapat diprediksi terjadi. Sarana evakuasi dibutuhkan untuk
evakuasi pengguna bangunan gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat
Jenderal Bina Marga ke luar bangunan gedung dan/atau akses petugas saat melakukan
evakuasi. Pada bangunan gedung kantor tersebut, sarana evakuasi yang ada dinyatakan
belum optimal karena belum sesuai dengan syarat dan kriteria yang berlaku.
3.2 GAGASAN PEMECAHAN ISU
Pemecahan isu yang diusulkan adalah menyusun Booklet edukasi evakuasi yang
memuat persyaratan sarana evakuasi bangunan gedung Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat yang sesuai dengan landasan hukum.
10
3.3 Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi
Adapun tahap kegiatan yang diusulkan untuk memecahkan isu tersebut adalah sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:
Unit kerja : Direktorat Bina Penataan Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR.
Identifikasi Isu : 1. Kurang optimalnya sarana evakuasi bangunan gedung kantor Direktorat Jenderal Cipta Karya
Dan Direktorat Jenderal Bina Marga;
2. Layout ruangan kantor Direktorat Bina Penataan Bangunan mengurangi sirkulasi; dan
3. Kurangnya efektivitas ruang rapat kantor Direktorat Bina Penataan Bangunan.
Isu yang diangkat : Kurang optimalnya sarana evakuasi bangunan gedung kantor Direktorat Jenderal Cipta Karya dan
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Gagasan pemecahan isu : Penyusunan Booklet Persyaratan Sarana Evakuasi Bangunan Gedung.
Tabel 3.2 Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan Nilai
Organisasi
1. Persiapan
Pelaksanaan
Aktualisasi.
Mengundang peserta
paparan persiapan
pelaksanaan aktualisasi.
Saran dan
Rekomendasi. • Nasionalisme,
Adanya diskusi/
musyawarah
sebagai bentuk
implementasi nilai-
nilai pancasila
dalam upaya
mengajak pegawai
kantor untuk
Visi Kementerian
PUPR:
Terwujudnya
Infrastruktur
Pekerjaan Umum
dan Perumahan
Rakyat yang
Handal dalam
Mendukung
• Integritas, konsisten
dalam melaksanakan
kegiatan berdasarkan
masukan dari atasan dan
rekan dimulai dari
persiapan pelaksanaan
demi mencapai hasil
aktualisasi yang
diharapkan.
11
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan Nilai
Organisasi
menghadiri paparan
rencana aktualisasi.
Indonesia Yang
Berdaulat,
Mandiri, dan
Berkepribadian
Berlandaskan
Gotong Royong.
Unit Organisasi
Cipta Karya
mewujudkan visi
dan misi
Kementerian
PUPR, dengan
menyelenggarakan
perumusan dan
pelaksanaan
kebijakan di
bidang pembinaan
penataan
bangunan sesuai
dengan peraturan
perundang-
undangan.
Unit Kerja
Direktorat Bina
Penataan
Bangunan
• Profesional,
mendorong
profesionalitas pegawai
karena telah
berkomitmen terhadap
pencapaian hasil
melalui kegiatan diskusi
dan meminta
rekomendasi.
• Orientasi Misi, rapat
persiapan yang
dilaksanakan bertujuan
untuk mendukung tugas
dan fungsi organisasi
untuk melengkapi
spesifikasi bangunan
gedung negara sehingga
dapat dimanfaatkkan
secara optimal.
• Visioner, saran dan
rekomendasi yang
diperoleh dari rapat
persiapan dapat
memberikan manfaat
untuk produk yang akan
digunakan kedepannya.
• Etika Akhlakul
Karimah, selalu
bersikap baik dengan
atasan dan rekan dalam
Memaparkan rencana
pelaksanaan Aktualisasi di
Direktorat Bina Penataan
Bangunan.
• Nasionalisme,
Adanya diskusi/
musyawarah
sebagai bentuk
implementasi nilai-
nilai pancasila
dalam upaya
mendapatkan
kesimpulan cara
pengaplikasian
aktualisasi dengan
baik dan benar.
Meminta saran dan
rekomendasi. • Akuntabilitas,
sebagai bawahan
menerima arahan
dan bimbingan yang
memadai dari
atasan yang
berwenang dan
bertanggung jawab
dalam pelaksanaan
aktualisasi
bawahannya.
• Etika publik,
sebagai bawahan
dan pegawai baru
sudah sepatutnya
untuk meminta
12
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan Nilai
Organisasi
saran kepada atasan
dan rekan kerja
sebagai dasar
pelaksanaan
kegiatan.
• Komitmen Mutu,
saran dan
rekomendasi yang
diberikan sebagai
dasar perbaikan
rencana sebelum
dimulainya
aktualisasi.
sebagai salah satu
unit kerja pada
Direktorat
Jenderal Cipta
Karya
melaksanakan
penataan
bangunan dan
lingkungan
khusus.
Subdirektorat
Bangunan
Gedung sebagai
salah satu
subdirektorat pada
Direktorat Bina
Penataan
Bangunan
melaksanakan
kegiatan terkait
kelengkapan
spesifikasi
komponen
bangunan gedung
negara dan
bangunan umum
sehingga dapat
bermanfaat secara
mendikusikan persiapan
pelaksanaan aktualisasi.
2. Penyusunan
draft awal
booklet
persyaratan
sarana
evakuasi
bangunan
gedung.
Mencari referensi. Draft awal
booklet
persyaratan
sarana evakuasi
bangunan
gedung.
• Komitmen Mutu,
booklet ditulis
berdasarkan
referensi yang
sesuai dengan
maksud dan tujuan
pembuatan booklet.
• Integritas, konsisten
dalam melaksanakan
kegiatan berdasarkan
masukan dari atasan dan
rekan pada saat
penyusunan draft awal
booklet.
• Profesional,
mendorong
profesionalitas pegawai
karena telah
berkomitmen terhadap
pencapaian hasil
melalui kegiatan
penyusunan draft awal
booklet.
Menentukan konten isi
booklet. • Komitmen Mutu,
isi konten booklet
adalah berdasarkan
referensi yang
terkait dengan
sarana evakuasi
bangunan gedung.
13
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan Nilai
Organisasi
optimal dapat
terlaksana.
Aktualisasi ini
dapat
memberikan
kontribusi
terhadap misi
organisasi karena
telah
melaksanakan
tugas dan fungsi
Subdirektorat
Bangunan Gedung
terkait
pelaksanaan
kelengkapan
spesifikasi
komponen
bangunan gedung
negara melalui
optimalisasi
sarana evakuasi
sehingga ruang
kantor dapat
bermanfaat secara
optimal.
• Orientasi Misi,
penyusunan draft awal
booklet dilakukan untuk
mendukung tugas dan
fungsi organisasi untuk
melengkapi spesifikasi
bangunan gedung
negara melalui
penyiapan konten
booklet.
• Visioner, isi draft yang
disusun dapat
memberikan manfaat
untuk produk yang akan
digunakan kedepannya.
• Etika Akhlakul
Karimah, selalu
bersikap baik dengan
atasan dan rekan dalam
melakukan penyusunan
draft awal.
3. Penyusunan
booklet
persyaratan
sarana
evakuasi
bangunan
gedung.
Menentukan tema desain. Softfile booklet
persyaratan
sarana evakuasi
bangunan
gedung.
• Komitmen Mutu,
tema desain booklet
ditentukan dengan
harapan di desain
dengan komunikatif
dan bermanfaat bagi
pembacanya.
• Integritas,
Pelaksanaan kegiatan
Penyusunan booklet
persyaratan sarana
evakuasi bangunan
gedung dapat
dipertanggungjawabkan.
• Profesional, Menyusun tata letak isi
dalam booklet. • Komitmen Mutu,
14
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan Nilai
Organisasi
tema desain booklet
ditentukan dengan
harapan di desain
dengan komunikatif
dan bermanfaat bagi
pembacanya.
Kegiatan penyusunan
ini dapat
mendorong nilai
profesionalitas pegawai
dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan
kewajiban dan instruksi
yang diberikan.
• Visioner,
Output yang dihasilkan
merupakan produk yang
kedepannya dapat
digunakan dan
dikembangkan kembali
untuk menciptakan
sarana informasi
edukasi sarana evakuasi
kebencanaan bagi
pegawai maupun publik.
• Orientasi Misi,
penyusunan ini
bertujuan untuk
memenuhi tugas dan
fungsi organisasi dalam
rangka melengkapi
komponen bangunan
gedung negara sehingga
dapat dimanfaatkkan
secara optimal.
Konsultasi hasil kepada
pimpinan. • Komitmen Mutu,
dilakukannya
konsultasi kepada
pimpinan untuk
mendapatkan hasil
terbaik.
• Etika publik,
sebagai bawahan
dan pegawai baru
patutnya dan
penting untuk
meminta saran dari
atasan.
15
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan Nilai
Organisasi
• Etika Akhlakul
Karimah,
selalu bersikap baik dan
sopan dengan atasan
dalam
mengonsultasikan hasil
penyusunan booklet.
4. Mencetak dan
publikasi
booklet
persyaratan
sarana
evakuasi
bangunan
gedung.
Proses pencetakan.
Hardfile dan
softfile booklet. • Anti Korupsi,
melakukan
pengawasan dalam
proses pencetakan
terutama terkait
biaya sebagai upaya
menghindari praktik
korupsi terhadap
diri sendiri maupun
rekan kerja.
• Komitmen Mutu,
teliti dalam proses
pencetakan agar
kualitas produk bisa
terjaga.
• Integritas,
Pelaksanaan kegiatan
pencetakan booklet
dilakukan dengan jujur,
konsisten, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
• Profesional,
Kegiatan ini dapat
mendorong nilai
profesionalitas pegawai
dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan
kewajiban dan instruksi
yang diberikan.
• Visioner,
Output yang dihasilkan
merupakan produk yang
kedepannya dapat
digunakan dan
dikembangkan kembali
untuk menciptakan
sarana informasi
evakuasi kebencanaan
Mengundang peserta
sosialisasi booklet. • Nasionalisme,
Adanya diskusi/
musyawarah
sebagai bentuk
implementasi nilai-
nilai pancasila
dalam upaya
mengajak pegawai
16
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan Nilai
Organisasi
kantor untuk
menghadiri paparan
rencana aktualisasi.
bagi pegawai maupun
publik.
• Orientasi Misi,
booklet yang
dipublikasikan
bertujuan untuk
memenuhi tugas dan
fungsi organisasi dalam
rangka melakukan
pembinaan dan
melaksanakan
kelengkapan komponen
bangunan gedung
negara sehingga dapat
dimanfaatkkan secara
optimal.
• Etika Akhlakul
Karimah,
dalam melaksanakan
kegiatan selalu
berpedoman terhadap
kode etik dan kode
perilaku yang ada.
Sosialisasi booklet kepada
pegawai Direktorat Bina
Penataan Bangunan.
• Nasionalisme,
Adanya diskusi/
musyawarah antar
pegawai kantor
sebagai peserta
sosialisasi terkait
masukan terhadap
booklet.
• Komitmen Mutu,
dilakukannya
sosialisasi dan
konsultasi kepada
pegawai kantor
untuk mendapatkan
hasil terbaik.
Pembagian booklet. • Nasionalisme,
dengan adanya
penyebarluasan
informasi ini
diharapkan mampu
meningkatkan
pemahaman
pegawai mengenai
persyaratan sarana
evakuasi.
17
3.4 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Keterangan:
Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan
Kegiatan
September 2019 Oktober 2019
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
1. Persiapan Pelaksanaan
Aktualisasi
Mengundang peserta
paparan
persiapan pelaksanaan
aktualisasi.
Memaparkan rencana
pelaksanaan
aktualisasi di Direktorat
Bina
Penataan Bangunan
Meminta
saran dan rekomendasi
18
No Kegiatan Tahapan
Kegiatan
September 2019 Oktober 2019
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
2. Penyusunan
Draft awal booklet
persyaratan
sarana evakuasi
bangunan
gedung.
Mencari
referensi.
Menentukan
konten isi
booklet
3. Penyusunan
booklet
persyaratan sarana
evakuasi
bangunan gedung.
Menentukan
tema desain
Menyusun tata letak isi
dalam
booklet.
Konsultasi
hasil kepada
pimpinan.
19
No Kegiatan Tahapan
Kegiatan
September 2019 Oktober 2019
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
4. Mencetak dan
publikasi
booklet persyaratan
sarana
evakuasi bangunan
gedung.
Proses pencetakan
Mengundang
peserta sosialisasi
booklet.
Sosialisasi
booklet
kepada pegawai
Direktorat
Bina Penataan
Bangunan.
Pembagian booklet.
20
3.5 Hasil Seminar Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Seminar rancangan aktualisasi yang telah dilaksanakan pada hari Senin tanggal
16 September 2019 di Balai Diklat PUPR Wilayah IV Bandung telah dilaksanakan. Hasil
dari seminar tersebut adalah berupa kritik dan saran dari mentor, coach, penguji (lembar
kritik dan saran terlampir). Adapun kritik dan sarannya sebagai berikut:
1. Budi Prastowo, S.T., M.T. yang diwakilkan oleh Wahyu Imam Santoso, S.T., M.T.
sebagai mentor.
• Lingkup lokasi dan sarana evakuasi dapat diperluas; dan
• Dibahas tingkat compliance terhadap peraturan bangunan gedung.
2. Ir. Harris Hasudungan Batubara, M.Eng., Sc sebagai coach.
• Perlu perluasan judul dan substansi teknis diperluas fokusnya di kantor
Kementerian PUPR.
3. Ir. Moeh. Adam M.M sebagai penguji.
• Gagasan isu harus diperluas, misalnya dengan menjadikan kantor
pemerintahan/umum sebagai objek;
• Internalisasi nilai ANEKA diperdalam dan dipahami; dan
• Lain-lain yang dianggap perlu.
21
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI
4.1 Deskripsi Kegiatan Aktualisasi
Subbab ini akan menjelaskan pelaksanaan kegiatan aktualisasi dengan tahap-
tahap kegiatan aktualisasi yang telah dituliskan pada deskripsi rancangan pelaksanaan
aktualisasi.
1. Persiapan pelaksanaan aktualisasi
Pelaksanaan tahap kegiatan:
a. Mengundang peserta paparan persiapan pelaksanaan aktualisasi;
b. Memaparkan rencana pelaksanaan aktualisasi di Direktorat Bina Penataan
Bangunan; dan
c. Meminta saran dan rekomendasi.
Waktu pelaksanaan : 6 hari kerja.
Output/hasil : Saran dan rekomendasi.
Keterkaitan substansi mata pelatihan :
• Nasionalisme, adanya diskusi/ musyawarah sebagai bentuk implementasi nilai-
nilai pancasila dalam upaya mengajak pegawai kantor untuk menghadiri paparan
rencana aktualisasi;
• Nasionalisme, adanya diskusi/ musyawarah sebagai bentuk implementasi nilai-nilai
pancasila dalam upaya mendapatkan kesimpulan cara pengaplikasian aktualisasi dengan
baik dan benar;
• Akuntabilitas, sebagai bawahan menerima arahan dan bimbingan yang memadai dari
atasan yang berwenang dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan aktualisasi
bawahannya;
• Etika publik, sebagai bawahan dan pegawai baru sudah sepatutnya untuk
meminta saran kepada atasan dan rekan kerja sebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
• Komitmen mutu, saran dan rekomendasi yang diberikan sebagai dasar perbaikan
rencana sebelum dimulainya aktualisasi.
22
Gambar 4.1 Rapat persiapan pelaksanaan aktualisasi
2. Penyusunan draft awal booklet persyaratan sarana evakuasi bangunan gedung.
Pelaksanaan tahap kegiatan:
a. Mencari referensi; dan
b. Menentukan konten isi booklet.
Waktu pelaksanaan : 11 hari kerja.
Output/hasil : Draft awal booklet persyaratan
Sarana evakuasi bangunan gedung.
Keterkaitan substansi mata pelatihan :
• Komitmen mutu, booklet ditulis berdasarkan referensi yang sesuai dengan maksud dan
tujuan pembuatan booklet.
• Komitmen mutu, isi konten booklet adalah berdasarkan referensi yang terkait
dengan sarana evakuasi bangunan gedung.
23
Gambar 4.2 Kegiatan penyusunan draft awal booklet
3. Penyusunan booklet persyaratan sarana evakuasi bangunan gedung.
Pelaksanaan tahap kegiatan:
a. Menentukan tema desain;
b. Menyusun tata letak isi dalam booklet;
c. Konsultasi hasil kepada pimpinan;
Waktu pelaksanaan : 9 hari kerja.
Output/hasil : Softfile booklet persyaratan
Sarana evakuasi bangunan gedung.
Keterkaitan substansi mata pelatihan :
• Komitmen mutu, tema desain booklet ditentukan dengan harapan di desain dengan
komunikatif dan bermanfaat bagi pembacanya.
• Komitmen mutu, tema desain booklet ditentukan dengan harapan di desain
dengan komunikatif dan bermanfaat bagi pembacanya.
• Etika publik, sebagai bawahan dan pegawai baru patutnya dan penting untuk
meminta saran dari atasan.
24
Gambar 4.3 Kegiatan penyusunan booklet
4. Mencetak dan publikasi booklet persyaratan sarana evakuasi bangunan gedung.
Pelaksanaan tahap kegiatan:
a. Proses pencetakan;
b. Mengundang peserta sosialisasi booklet;
c. Sosialisasi booklet kepada pegawai Direktorat Bina Penataan Bangunan; dan
d. Pembagian booklet.
Waktu pelaksanaan : 12 hari kerja.
Output/hasil : Hardfile dan Softfile booklet.
Keterkaitan substansi mata pelatihan :
• Anti korupsi, melakukan pengawasan dalam proses pencetakan terutama terkait
biaya sebagai upaya menghindari praktik korupsi terhadap diri sendiri maupun
rekan kerja;
• Komitmen mutu, teliti dalam proses pencetakan agar kualitas produk bisa
terjaga;
• Komitmen mutu, dilakukannya sosialisasi dan konsultasi kepada pegawai kantor
untuk mendapatkan hasil terbaik;
• Nasionalisme, adanya diskusi/ musyawarah sebagai bentuk implementasi nilai-
nilai pancasila dalam upaya mengajak pegawai kantor untuk menghadiri paparan
rencana aktualisasi;
25
• Nasionalisme, adanya diskusi/ musyawarah antar pegawai kantor sebagai
peserta sosialisasi terkait masukan terhadap booklet persyaratan sarana evakuasi
bangunan gedung; dan
• Nasionalisme, dengan adanya penyebarluasan informasi ini diharapkan mampu
meningkatkan pemahaman pegawai Direktorat Bina Penataan Bangunan dalam
hal kelengkapan rencana evakuasi kebencanaan di Direktorat Bina Penataan
Bangunan.
Gambar 4.4 Pencetakan booklet.
26
Gambar 4.5 Publikasi booklet.
4.2 Hasil Capaian Pelaksanaan Aktualisasi
Booklet persyaratan dan kriteria sarana evakuasi yang dibuat dapat digunakan
sebagai referensi untuk meningkatkan kualitas sarana evakuasi di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat pada khususnya, serta dapat juga dikembangkan untuk
seluruh kantor pemerintahan yang ada di Indonesia. Target dibuatnya booklet ini minimal
dapat digunakan sebagai pedoman untuk meningkatkan kualitas sarana evakuasi
bangunan gedung kantor pemerintahan.
4.3 Hambatan Dalam Pelaksanaan
Pelaksanaan aktualisasi “Penyusunan Booklet Persyaratan Sarana Evakuasi
Bangunan Gedung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat” menemui
hambatan dan kendala seperti kesulitan dalam melaksanakan habituasi sesuai dengan
jadwal yang telah direncakan pada saat rancangan aktualisasi. Kesulitan tersebut terjadi
karena pada saat habituasi, penyusun tidak hanya memiliki tugas aktualisasi, tetapi juga
tugas-tugas lain dari subdirektorat yang menjadi penempatan penyusun.
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dengan selesainya penyusunan booklet persyaratan sarana evakuasi bangunan
gedung sebagai output akhir dari kegiatan aktualisasi, penyusun dapat memberikan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berhasil menerapkan aktualisasi ini sebagai usaha untuk menyelesaikan isu yang
terjadi di lingkungan kerja, yaitu kurang optimalnya sarana evakuasi bangunan
gedung kantor Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Bina Marga.
2. Berhasil menyelesaikan penyusunan booklet persyaratan sarana evakuasi
bangunan gedung sebagai output dari aktualisasi guna memenuhi salah satu
persyaratan rangkaian kegiatan Latsar CPNS 2018 Batch IV.
5.2 Rekomendasi
Maka dengan disusunnya Laporan Pelaksanaan Aktualisasi serta Booklet
Persyaratan Sarana Evakuasi Bangunan Gedung ini sebagai produk akhir, penyusun
berharap dapat memberikan dampak positif. Penggunaan booklet bangunan gedung ini
dapat menjadi referensi untuk meningkatkan kualitas sarana evakuasi bangunan gedung
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada khususnya dan dapat
dikembangkan untuk dipakai sebagai referensi persyaratan sarana evakuasi bangunan
gedung kantor pemerintahan pada umumnya.
28
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan
Pelaksanaan Aktualisasi
29
A. Dokumentasi Asistensi dengan Mentor dan Coach
• Asistensi dengan Mentor
Gambar 1 Asistensi ke-1 dengan Mentor
Gambar 2 Asistensi ke-2 dengan Mentor
30
Gambar 3 Asistensi ke-3 dengan Mentor
Gambar 4 Asistensi ke-4 dengan Mentor
31
• Asistensi dengan Wakil Mentor
Gambar 5 Asistensi wakil mentor saat seminar rancangan aktualisasi
• Asistensi dengan Coach
Gambar 6 Asistensi ke-1 dengan Coach
32
Gambar 7 Asistensi ke-2 dengan Coach
B. Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan Aktualisasi
1. Persiapan pelaksanaan aktualisasi
Bukti pelaksanaan kegiatan:
Gambar 8 Pemaparan persiapan pelaksanaan aktualisasi
33
Output pelaksanaan kegiatan:
34
Gambar 9 Saran dan rekomendasi dari peserta
35
2. Penyusunan draft awal booklet persyaratan sarana evakuasi bangunan gedung
Bukti pelaksanaan kegiatan:
Gambar 10 Kegiatan penyusunan draft awal booklet
Output pelaksanaan kegiatan:
Gambar 11 Draft awal booklet
36
3. Penyusunan booklet persyaratan sarana evakuasi bangunan gedung
Bukti pelaksanaan kegiatan:
Gambar 12 Penyusunan booklet
Output pelaksanaan kegiatan:
Gambar 13 Softfile booklet
4. Mencetak dan publikasi booklet persyaratan sarana evakuasi bangunan gedung
Bukti pelaksanaan kegiatan:
37
Gambar 14 Pencetakan booklet
Gambar 15 Publikasi booklet
38
Output pelaksanaan kegiatan:
Gambar 16 Softfile booklet
Gambar 17 Hardfile booklet
39
LAMPIRAN
Lembar Asistensi
40
LAMPIRAN
Lembar Penilaian
Sikap Perilaku
41
PENILAIAN SIKAP PERILAKU
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BATCH II
Nama Peserta : Mutia Oktaviati
Unit Organisasi : Cipta Karya
Penyelenggara : Balai Diklat PUPR Wilayah IV Bandung
INDIKATOR Jumlah
(5%)
Kedisiplinan (1%)
Kepemimpinan (2%)
Kerjasama (1%)
Prakarsa (1%)
*Tulis nilai pada kolom yang disediakan (0 - 100)
Jakarta, 1 November 2019
Penilai (Mentor)
…................................................
42
LAMPIRAN
BOOKLET
43
SURAT PERNYATAAN PENGGANTIAN JUDUL PELAKSANAAN
AKTUALISASI
Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan mengganti judul
pelaksanaan aktualisasi yang semula:
OPTIMALISASI SARANA EVAKUASI RUANG KANTOR DIREKTORAT
BINA PENATAAN BANGUNAN
menjadi:
PENYUSUNAN BOOKLET PERSYARATAN SARANA EVAKUASI
BANGUNAN GEDUNG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
Dikarenakan terjadi penyesuaian terhadap output terakhir dari pelaksanaan aktualisasi.
Menyetujui
Jakarta, 1 November 2019
Mutia Oktaviati, S.T.
NIP. 199510062019032006
Mentor
Budi Prastowo, S.T., M.T.
NIP. 197203252001121002
Coach
Ir. Harris H. Batubara, M.Eng.Sc
NIP. 195704211985011001
top related