askep osteomalasia
Post on 19-Jan-2016
159 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN KLIENDENGAN OSTEOMALASIA
DISUSUN OLEH :
Ginnar Mayang Superdana 20131660034
Putri Diyah Agustin Wulandari 20131660111
Siska Miranti 20131660032
S1 KEPERAWATAN PROGRAM B
FIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2014
OSTEOMALASIA
I. DEFINISI
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh
kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak
yang disebut rickets).
Pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal,
terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa
pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit).
OSTEOMALASIA
II. ETIOLOGI
Ada berbagai kasus osteomalasia yang terjadi akibat gangguan umum metabolisme
mineral.
Faktor risiko terjadinya osteomalasia meliputi kekurangan dalam diet, malabsorbsi,
gastrektomi, gagal ginjal kronik, terapi antikonvulsan berkepanjangan (fenitoin,
fenobarbital), dan kekurangan vitamin D (diet, sinar matahari).
OSTEOMALASIA
II. ETIOLOGI
Tipe malnutrisi (kekurangan vitamin D sering berhubungan dengan asupan kalsium
yang jelek) terutama akibat kemiskinan, tapi matangnya makanan dan kurangnya
pengetahuan mengetahui nutrisi juga merupakan salah satu faktor.
Paling sering terjadi di bagian dunia yang mana vitamin D tidak tidak ditambahkan
dalam makanan sehingga terjadi kekurangan dalam diet, serta daerah yang jauh dari
matahari.
OSTEOMALASIA
III. PATOFISIOLOGI
Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kegagalan dari absorbsi calsium
atau kekurangan calsium dari tubuh.
Gangguan gastrointestinal dimana kurangnya absorbsi lemak menyebabkan osteomalasi
melaui kehilangan vitamin D (bersama dengan vitamin yang larut lemak lainnya) dan
kalsium, kalsium diekskresikan melalui feses dalam kombinasi dengan asam lemak.
Kelainan ini meliputi penyakit seliak, obstruksi traktus biliaris kronik, pancreatitis kronik,
dan reseksi usus halus.
OSTEOMALASIA
III. PATOFISIOLOGI
Gagal ginjal berat mengakibatkan asidosis. Kalsium yang tersedia dipergunakan untuk
menetralkan asidosis, dan hormone paratiroid terus menyebabkan pelepasan kalsium
dari kalsium skelet sebagai usaha untuk mengembalikan pH fisiologis.
Selama pelepasan kalsium skelet terus-menerus ini, terjadi fibrosis tulang dan kista
tulang. Glomerulonefritis kronik, uropati obstruksi, dan keracunan logam berat
mengakibatkan berkurangnya kadar fosfat serum dan demineralisasi tulang.
OSTEOMALASIA
III. PATOFISIOLOGI
Selain itu, penyakit hati dan ginjal dapat mengakibatkan kekurangan vitamin D,
karena keduanya merupakan organ yang melakukan konversi vitamin D ke bentuk
aktif.
Akhirnya, Hiperparatiroidisme dekalsifikasi skelet, dan osteomalasia dengan
peningkatan ekskresi fosfat dalam urine.
OSTEOMALASIA
III. PATOFISIOLOGI
Sacrum terdorong ke bawah dan ke depan, dan pelvis tertekan ke lateral.
Kedua deformitas tersebut menerangkan bentuk khas pelvis yang sering
mengakibatkan perlunya dilakukan seksio sesaria pada wanita hamil yang terkena
penyakit ini.
Kelemahan dan ketidakseimbangan meningkatkan risiko jatuh dan fraktur.
OSTEOMALASIA
IV. EVALUASI PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pada sinar-x jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan vertebra
memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas.
Pemeriksaan laboratorium memperlihatkan kadar kalsium dan fosfor yang rendah dan
peningkatan moderat kadar alkali fosfatase.
Kalsium urin dan ekskresi kreatinin rendah. Biopsy tulang menunjukkan peningkatan
jumlah osteoid.
OSTEOMALASIA
V. PENATALAKSANAAN
Bila osteomalasia akibat kesalahan diet, maka perlu diberikan dit kaya protein,
kalsium, dan vitamin D tinggi.
Suplemen vitamin D harus diresepkan.
Vitamin D akan meningkatkan konsentrasi kalsium dan fosfor dalam cairan ekstrasel
dan maka akan tersedia ion kalsium dan fosfor untuk mineralisasi tulang.
OSTEOMALASIA
V. PENATALAKSANAAN
Bila osteomalasia diakibatkan oleh malabsorpsi, penambahan dosis vitamin D selain
suplemen kalsium diresepkan.
Pemajanan sianar matahari sebagai radiasi UV untuk mentransformasi bahan
kolesterol
(7-dehidrokolesterol) yang tersedia di kulit menjadi vitamin D perlu dianjurkan.
OSTEOMALASIA
V. PENATALAKSANAAN
Sering, masalah skelet yang berhubungan dengan osteomalasia sembuh sendiri bila
kekurangan nutrisi atau proses patologis yang mendasarinya telah ditangani secara
adekuat.
pemantauan jangka panjang psien perlu dilakukan untuk meyakinkan stabilisasi atau
kekambuhan osteomalasia.
Berbagai deformitas ortopedik persisten mungkin perlu ditangani oleh pembedahan
(dapat dilakukan osteotomi atau mengoreksi deformitas tulang panjang).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
I. PENGKAJIAN
A. BIOGRAFI KLIEN
1. NAMA LENGKAP :
2. UMUR :
3. JENIS KELAMIN :
4. ALAMAT :
5. PEKERJAAN :
6. AGAMA :
7. STATUS :
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
I. PENGKAJIAN
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. RKS
I. Pasien mengeluh nyeri tulang
II. Ekstremitas disertai nyeri tekan
III. Kelemahan otot
IV. Cara jalan bebek atau pincang
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
I. PENGKAJIAN
B. RIWAYAT KESEHATAN
2. RKD
I. Kemungkinan klien pernah Malabsorbsi
II. Kekurangan calsium dalam diet
III. Klien pernah mengalami gagal ginjal kronik
IV. Klien pernah mengalami gangguan hati
3. RKK
I. Orangtua klien pernah mengalami osteomalasia
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
I. PENGKAJIAN
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. EKSTERMITAS
I. Deformitas skelet
II. Deformitas vertebra
III. Deformitas lengkungan tulang panjang
IV. Otot Lemah
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
I. PENGKAJIAN
D. DATA DASAR PENGKAJIAN
1. AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Tanda : keterbatasan fungsi pada bagian yang terkena, nyeri
2. SIRKULASI
Tanda : takikardia ( Respon stress )
3. NEUROSENSORI
Gejala : hilang gerakan
4. NYERI / KENYAMANAN
Gejala : nyeri tekan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
I. PENGKAJIANE. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pada foto x – ray umumnya nampak kekurangan mineral dari tulang sangat
nyata. Berdasar dari vertebra mungkin menunjukkan fraktur kompressi dengan
nyeri pada ujung vertebra.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan lambatnya rata-rata serum kalsium dan
jumlah fosfor serta kurangnya kenaikan alkaline phosfat. Ekskresi urine calsium
dan creatinin lambat.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Nyeri b.d fraktur patologis, kelemahan d.d wajah meringis
B. Suplay nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia d.d kelemahan
C. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan d.d cemas
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
III. RENCANA KEPERAWATANDIAGNOSA TUJUAN & NOC NIC RASIONAL
1. Nyeri b.d fraktur patologis, kelemahan d.d wajah meringis Ds:Px mengatakan merasa keletihan dan takut kembali terluka
Tujuan: Setelah diberi tindakan selama 2 x 60 menit nyeri px berkurang
NOC:Tingkat kenyamanan :Perasaan senang secara fisik dan psikologi
Tingkat nyeri : jumlah nyeri yang ditunjuk kan atau dilaporkan
NIC:1. Pemberian Analgesik:Penggunaan agen agen farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
2. Penatalaksanaan Nyeri:Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien
Nyeri berkurang atau terkontrol
Terlihat rileks, dapat istirahat, tidur dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
III. RENCANA KEPERAWATANDIAGNOSA TUJUAN & NOC NIC RASIONAL
Do:Atrofi kelompok obat yang terlibatPerubahan kemampuan untuk meneruskan aktivitas seterusnyaAnoreksiaPerubahan pola tidurPerubahan berat badan
Tingkat nyeri dibuktikan dengan indikator berikut (sebutkan nilainya (1 - 5: extrem, berat, ringan, tidak ada).P : degenerasi (penuaan), inflamasiQ : qualitas nyeriR : sendi(lutut,tulang belakang)S : skaka nyeri0=tidak nyeri1-3=nyeri ringan4-6=nyeri sedang7-10=nyeri meringisT : tergantung pada etiologi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
III. RENCANA KEPERAWATANDIAGNOSA TUJUAN & NOC NIC RASIONAL
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, hilangnya integritas struktur tulang d.d . kelemahan.Ds :Px mengatakan mengalami kesulitan bergerak dan mengalami keterbatasan kemampuan melakukan aktifitas sehari-hari.
Tujuan: setelah di lakukan tindakan selama 3 x 24 jam mobilitas fisik pasien mulai membaik.NOCMenunjukkan tingkat mobilitas di tandai dengan indikator berikut (sebutkan nilainya 1-5 {ketergantungan tidak berpartisipasi}
NIC
Kaji kebutuhan akan
bantuan pelayanan
kesehatan dirumah dan
kebutuhan akan peralatan
pengobatan yang tahan
lama
Membantu meenentukan intervensi yang akan dilakukan.
Membantu perawatan diri dan memandirikan pasien tehnik pemindahan yang tepat mencegah abrasikulit dan jatuh.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
III. RENCANA KEPERAWATANDIAGNOSA TUJUAN & NOC NIC RASIONAL
Do:
Kesulitan bergerak.
Pergerakan melambat.
Ketidakstabilan posisi tubuh
saat melakukan rutinitas
membutuhkan bantuan orang lain dan alat, mandiri dengan alat bantu, atau mandiri penuh)Menunjukkan penggunaan alat bantu secara benar dengan pengawasan.Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Ajarkan pasien tentang dan pantau penggunaan alat bantu mobilitas ( misalnya : tongkat, walker, kruk,atau kursi roda)
Kaji kebutuhan pasien akan pendidikan kesehatan.
Untuk menentukan tindakan
yang dibutuhkan oleh
pasien.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
III. RENCANA KEPERAWATANDIAGNOSA NIC NOC RASIONAL
Intoleransi aktifitas
b.d kelemahan d.d cemas
Ds:
Px Mengatakan keletihan
atau kelemahan secara
verbal.
Do:
Tujuan : setelah di lakukan tindakan pada pasien selama 2 x 24 jam maka nyeri berkurang.NICMentoleransi aktivitas yang biasa di lakukan dan di tunjukkan dengan daya tahan, penghematan energi, dan perawatan diri: aktifitas kehidupan sehari- hari.
NOCKaji respon emosi , sosial dan spiritual terhadap aktivitasEvaluasi ke inginan pasien untuk meningkatkan aktivitas.Berikan pengobatan nyeri sebelum aktivitas.
Tirah baring lama dapat
menurunkan .ini dapat
terjadi karena keterbatasan
aktivitas yang mengganggu
periode istirahat
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
III. RENCANA KEPERAWATANDIAGNOSA NIC NOC RASIONAL
Mengidentifikasi aktifitas dan atau yang menimbulkan kecemasan yang berkontribusi pada intoleransi aktifitas.
Menampilkan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan beberapa bantuan (misalnya: eliminasi dengan bantuan ambulasi untuk ke kamar mandi).
Kolaborasi dengan ahli terapi okupasi, fisik atau rekreasi untuk merencanakan atau memantau program aktivitas , sesuai dengan kebutuhan.
Hindarkan dari menjadwalkan aktifitas perawatan selama periode istirahat.
top related