action plan (daily activity tentang implementasi nilai kejujuran dan tanggung jawab)

30
MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR ACTION PLAN (DAILY ACTIVITY TENTANG IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN DAN TANGGUNG JAWAB) Disusun Oleh: 1. Yutika Tessarani (12312241005) 2. Siti Nur Hasanah (12312241011) 3. Shinta Ratnasari (12312241019) 4. Prema Kurniawati Santosa (12312241025) 5. Dwi Handayani (12312241027) 6. Ardya Fatma Winarni (12312241030) 7. Hanifah (12312241032) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: sitinurhasanah

Post on 21-Nov-2015

178 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Pentingnya nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari

TRANSCRIPT

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASARACTION PLAN (DAILY ACTIVITY TENTANG IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN DAN TANGGUNG JAWAB)

Disusun Oleh:1. Yutika Tessarani(12312241005)2. Siti Nur Hasanah(12312241011)3. Shinta Ratnasari(12312241019)4. Prema Kurniawati Santosa(12312241025)5. Dwi Handayani(12312241027)6. Ardya Fatma Winarni(12312241030)7. Hanifah(12312241032)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2014

KATA PENGANTARPuji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Action Plan (Daily Activity tentang Implementasi Nilai Kejujuran dan Tanggung Jawab dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan arahan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Purwanti Hadi Pratiwi, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar dan semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.Makalah ini ditulis berdasarkan hasil penyusunan data-data sekunder dan informasi yang penulis peroleh dari media massa (cetak maupun elektronik )yang berhubungan dengan implementasi nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Makalah yang ditulis dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan ini, tentu tidak luput dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena ituselalu terbuka bagi adanya kritik dan saran serta penyempurnaan. Namun demikian penulis akan terus mencoba dan berusaha agar pada waktu yang akan datang dapat lebih menyempurnakan pengetahuan penulis di bidang sosial dan budaya.Semoga dengan makalah yang sederhana ini dapat memberikan tambahan ilmu bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kitik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah selanjutnya. Terima kasih.

Yogyakarta, 07 November 2014

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Fenomena yang menarik pada jaman modern di indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai nilai moral dalam kehidupan masyarakat yang semakin memudar. Banyak sekali permasalahan yang menyangkut tentang hilangnya nilai moral dalam segala aspek kehidupan bangsa. Tidak hanya dalam dunia politik tetapi hilangnya nilai moral telah merambah kedalam dunia pendidikan dan kehidupan sosial bangsa Indonesia. Dalam aspek pendidikan dan kehidupan sosial dapat dilihat dari tingginya angka tawuran antar pelajar, narkoba, seks bebas, merupakan contoh dari rendahnya rasa tanggung jawab seorang individu baik pada dirinya sendiri maupun orang lain. Tanggung jawab pribadi merupakan tanggung jawab yang menyangkut pemenuhan kewajiban dalam menumbuhkembangkan kepribadian menjadi manusia yang berakhlak dan bermoral baik dalam berkata, berpikir, maupun bertindak. Sejatinya seorang pelajar memiliki kewajiban untuk belajar secar tekun, disiplin, dan bercita citra luhur. Apabila seorang pelajar sibuk untuk melakukan berbagai aspek tawuran maka pelajar tersebut telah melanggar tanggung jawabnya sebagai seorang peserta didik.Dari segi kejujuran, fenomena mencontek massal, pembelian kunci jawaban Ujian nasional sudah merupakan hal yang biasa dijumpai dikalangan peserta didik hal ini adalah salah satu gambaran dari sekian banyak kasus rendahnya nilai kejujuran yang ada diindonesia. Diluar aspek pendidikan tingginya angka korupsi juga merupakan contoh nyata bahwa nilai nilai kejujuran belum diimplementasikan oleh seluruh masyarakat diindonesia.Banyak cara yang telah dilakukan pemerintah untuk membangun kembali nilai moral bangsa Indonesia salah satunya dengan penanaman pendidikan karakter bagi peserta didik sejak dini. Dengan diterapkannya pendidikan karakter diharapkan karakter dasar dari moral bangsa yaitu nilai kejujuran dan rasa tanngung jawab dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari. Setiap individu diharapkan dapat mengetahui apa hakikat dari nilai kejujuran dan rasa tanggung jawab tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH1. Apakah tanggung jawab itu, dan bagaimana implementasi nilai tanggungjawab dalam kehidupan sehari hari ? 2. Apakah kejujuran itu, dan bagaimana implementasi nilai kejujuran dalam kehidupan sehati hari ?

C. TUJUAN1. Mengetahui nilai tangungjawab dan implementasinya dalam kehidupan sehari hari.2. Mengetahui nilai kejujuran beserta implementasinya dalam kehidupan sehari hari.

BAB IIPEMBAHASAN

A. NILAI KEJUJURANMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jujur adalah lurus hati, tidak berbohong, tidak curang , tukus ikhlas. Sedangkan kejujuran diartikan sebagai sifat jujur, kutulusan hati, dan kelurusan hati. Secara sederhana, jujur berarti tidak berdusta ketika berbicara. Menurut Linda K Popov dalam buku The Family Virtues Guide (1997), menjadi jujur adalah tampil tulus, terbuka, dapat dipercaya, dan menyampaikan kebenaran. Orang yang jujur dapat diandalkan untuk tidak berdusta, menipu atau mencuri. Jika seseorang mengatakan suka pada kita, kita paham bahwa orang tersebut benar-benar menyukai kita, bukan hanya karena untuk mendapatkan sesuatu atau hanya karena pura-pura. Jika seseorang tampak ramah, kejujuran bukan berarti seseorang benar-benar ramah, memang karena orang tersebut ingin menjadi teman, bukan untuk alasan tersembunyi lainnya (Agustine Dwi Putri, 2011).Kejujuran menyampaikan suatu kebenaran bahkan ketika dengan mengakui kebenaran tertentu bisa membuat seseorang kecewa. Kejujuran berarti tidak melebih-lebihkan sesuatu hanya untuk membuat orang lain terkesan. Kita juga jujur jika tidak membuat janji-janji palsu. Kita menepati apa yang kita katakan akan kita lakukan. Tindakan kita sesuai dengan kata-kata kita. Hal ini sering disebut juga dengan istilah integritas. Kejujuran adalah landasan dari kepercayaan yang akan menentukan hubungan seseorang dengan orang lain. Jadi, ketika seseorang berdusta, menipu, atau mencuri, orang di sekelilingnya tidak bisa percaya padanya. Pepatah yang berbunyi Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya, banyak terbukti dalam kehidupan kita.Linda Popov (1997) dalam Agustine Dwi Putri (2011) mengatakan, jika seseorang mengarang cerita untuk menutupi kesalahannya, sulit baginya untuk memperbaiki kesalahan itu, lalu ia akan merasa buruk dan makin buruk tentang dirinya. Kadangkala orang tidak jujur terhadap diri mereka sendiri. Mereka mencoba berpura-pura bahwa tidak terjadi apa-apa bahkan ketika suatu hal benar-benar terjadi, seperti menyakiti perasaan seseorang. Ketika seseorang tidak jujur terhadap dirinya sendiri tentang sesuatu, dia biasanya juga tidak jujur dengan orang lain.Orang yang memiliki sifat jujur perkataannya selalu dapat dibuktikan dengan perbuatan, dan apa yang dikatankannya sesuai dengan apa yang dipraktikannya. Dr. Marzuki, M. Ag (TT) menyatakan bahwa sifat jujur dapat terlihat dalam berbagai bentuk, yakni:1. Benar dalam perkataan, maksudnya seseorang harus selalu berkata benar dalam keadaan apapun, kapanpun, dan dimanapun.2. Benar dalam pergaulan, maksudnya dalam bergaul dengan orang lain, seseorang dilarang menipu, bohong, khianat, dan yang sejenisnya. Dengan bekal kejujuran, seseorang tersebut akan dapat bergaul dengan baik di masyarakat dan akan dipercaya oleh masyarakat. 3. Benar dalam kemauan, maksudnya dengan bekal kejujuran, seseorang akan dapat menuruti kemaunannya yang benar. Kemauan atau niat yang benar harus dipraktikkan dengan cara-cara yang benar.4. Benar dalam berjanji, maksudnya seseorang harus menepati janji ketika berjanj kepada siapapun, sekalipun seseorang tersebut berjanji kepada anak kecil.5. Benar dalam kenyataan, maksudnya seseorang harus menampilkan apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya dan tidak membohongi masyarakat disekitarnya. Kenyataan yang dialami harusnya ditampakkkan kepada orang lain.Kejujuran merupakan investasi yang sangat berharga, karena kejujuran akan memberikan manfaat bagi kita sekarang maupun di waktu yang akan datang. Jujur merupakan sikap yang ada pada diri manusia. Akan tetapi kebanyakan manusia sulit menerapkan sikap jujur pada dirinya, serta saat ini jarang sekali orang yang benar-benar jujur. Sikap jujur harus ditanamkan pada diri sendiri, dan harus mulai diterapkan pada usia dini. Menerapkan sikap jujur pada anak di usia dini sangatlah penting, karena dengan menerapkan kejujuran pada anak, akan membiasakan anak untuk berkata dan bersikap jujur. Memiliki sikap jujur sangatlah penting, karena dengan kejujuran akan banyak hikmah yang bisa didapat. Ada beberapa contoh hikmah dari kejujuran salah satunya, apabila dalam pekerjaan kita selalu mengutamakan kejujuran, maka orang akan mempercayai dan menghargai kita. Jika kita ingin dipercaya ataupun dihormati, baik dalam bidang pendidikan, pekerjaan, berdagang, serta dalam berpolitik, kita harus mengutamakan yang namanya kejujuran. Karena kejujur merupakan salah satu kunci dari keberhasilan. Kejujuran tiap orang biasanya tidak bisa dinilai. Kejujuran memiliki arti yang penting dalam kehidupan, baik dalam membina hubungan dengan orang lain, membina sebuah usaha, bahkan dalam keluarga. Sekarang ini, banyak terjadi skandal yang terungkap karena tidak memegang nilai kejujuran seperti mencontek, korupsi, dan perselingkuhan. Ketidakjujuran akan membuat seseorang kehilangan kepercayaan dan kehilangan reputasi atau citra diri yang selama ini telah dibagun. Berikut ini beberapa manfaat yang diperoleh seseorang yang menerapkan nilai-nilai kejujuran dalam kehidupannya (Anonim, 2013):1. Kejujuran merupakan kunci kepercayaanKejujuran adalah kunci untuk percaya. Ketika seseorang melakukan sesuatu dengan kejujuran, berarti seseorang tersebut telah memberikan hati dan jiwa untuk hal tersebut. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas perkerjaan yang sedang dilakukan, tetapi juga meningkatkan ikatan yang baik dengan orang-orang sekitar. 2. Kejujuran menciptakan image/citra diri yang baikSaat seseorang mulai mendapatkan kepercayaan dari orang lain, seseorang tersebut mulai mendapatkan kesempatan untuk menciptakan image/citra diri yang baik tentang dirinya. Memilih untuk berpegang pada kejujuran ini dapat membantu seseorang di lingkungannya (keluarga, masyarakat, atau lingkungan kerja). Orang yang jujur pasti dapat menerima keberhasilan ataupun kegagalan dengan cara yang benar. Hal ini akan memberikan kesan yang baik pada orang-orang disekitarnya.3. Kejujuran dapat membangun karakter diriReputasi bisa dibuat dalam sekejap tetapi karakter dibangun seumur hidup. Setiap kejadian pada hidup seseorang dan setiap proses dalam hidup, seseorang membangun karakternya. Jika seseorang menambahkan lapisan kejujuran untuk itu, maka orang lain akan menganggap seseorang tersebut sebagai orang yang memiliki nilai-nilai yang tinggi, karena kejujuran adalah yang terbaik dari semua kebaikan.4. Kejujuran membuat seseorang lebih dihargaiSeperti telah disebutkan sebelumnya, kejujuran membawa kepercayaan dan meningkatka karakter moral seseorang. Sebagai akibatnya, orang lain akan menghargai sikap jujur ini. Dengan kata lain, kejujuran memungkinkan seseorang untuk mendapatkan rasa hormat yang banyak dari orang lain di luar sana yang juga menghargai karakter dan sikapnya.

5. Kejujuran membuat seseorang lebih bertanggung jawabKetika seseorang mengadopsi kejujuran sebagai kebijakannya, seseorang tersebut cenderung menimbang kata-kata dan tindakannya sebelum mengatakan atau melakukan perbuatan. Sebagai hasilnya, seseorang tersebut akan menjadi orang yang bertanggung jawab yang peduli akan reputasi dan nilai-nilai dalam hidup.6. Kejujuran membuat tidur lebih nyenyakKejujuran akan memberikan seseorang tidur yag lebih nyaman dan nyenyak. Ketidakjujuran akan menimbulkan rasa bersalah yang menghantui sepanjang hidup dan ada banyak orang yang terlibat dalam kebohongan putih tetapi memiliki kesadaran dan rasa bersalah yang memungkinkan pikiran mereka terus-menerus memikirkan hal tersebut. Dalam hal ini, kejujuran tampaknya menjadi pilihan terbaik karena tidak hanya mmemberikan seseorang hati nurani yang bersih tetapi juga memberikan hidup yang bebas dari stress tanpa ada kekhawatiran.

B. IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURANKejujuran adalah sifat yang melekat dalam diri seseorang dan merupakan hal penting untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kejujuran sendiri berasal dari kata jujur, jujur adalah ketulusan hati, tidak bohong, lurus hati, dapat dipercaya kata-katanya dan tidak curang (Handayani & Suryani, 2003). Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapatdipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.Sikap jujur seharusnya dimulai sejak kanak-kanak karena dengan semenjak kanak-kanak sikap jujur tersebut akan selalu melekat pada diri seseorang tersebut, karena pada dasarnya sekap jujur itu tumbuh dengan membiasakan diri yang dibekali rasa percaya diri dan tanpa ada keraguan sedikit pun dari dalam diri.Sikap kejujuran harus dikembangkan sejak dini. Anak-anak kita sejak kecil harus kita didik untuk jujur dan bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya.Kejujuran adalah dasar dari komunikasi yang efektif dan hubungan yang sehat (Kelly, 2003/2005). Ini membuktikan bahwa kejujuran sangat penting, supaya hubungan anak dan keluarga dapat terjalin dengan harmonis. Kejujuran juga akan menciptakan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dan akan terciptanya rasa kepercayaan. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap ransangan-ransangan yang berasal dari lingkungan luar. Dengan demikian, pada masa anak sangat ideal untuk orang tua menanamkan nilai kejujuran pada anak-anaknyaAda tiga tingkatan kejujuran, diantaranya:1. Kejujuran dalam ucapan, yaitu kesesuaian ucapan dengan realiti.2. Kejujuran dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.3. Kejujuran dalam niat, yaitu kejujuran tertinggi di mana ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Allah.Dalam melakukan kejujuran, adanya beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi seseorang berrtindak jujur, yaitu :a. Penerapan kejujuran sejak kecil. Salah satu hal yang paling berpengaruh adalah adanya kebiasaan dan penerepan yang dilakukan sejak kecil. Menurut John Locke (dikutip dalam Ayuningsih, 2010) anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungannya. Penerapan perilaku yang dilakukan sejak kecil akan lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan penerapan yang dilakukan waktu remaja atau dewasa.b. Motivasi.Motivasi diberikan oleh lingkungan sekitar untuk berbuat jujur. Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu (Indrawati, 2006, h. 48). Motivasi dapat diterapkan dengan pemberian penghargaan. Misalnya, seorang anak yang bersikap jujur, diberikan pujian atau hadiah, sehingga adanya penguatan untuk melakukan tindakan jujur.Dalam mengembangkan nilai kejujuran, orang yang paling dekat berperan penting dan paling mempengaruhi pertumbuhan anak.a. Peran orang tua.Peran orang tua dalam keluarga sangat penting dalam mengembangkan atau meningkatkan nilai kejujuran. Seluruh etika kejujuran dan integritas dimulai sejak dini (Kelly, 2003/2005). Oleh karena itu, peran orang tua dalam mengembangkan nilai kejujuran pada anak sejak usia dini sangat penting dan itu akan mempengaruhi sikapnya pada usia remaja bahkan hingga dewasa. Selain dapat meningkatkan nilai kejujuran, anak juga akan memiliki integritas yang tinggi dalam hidupnya. Orang tua harus menerapkan kejujuran dalam lingkungan keluarga dan harus memberi contoh atau panutan terhadap anak-anak mereka. Dengan demikian anak akan bertumbuh dengan nilai kejujuran yang tinggi dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Menurut Kelly (2003/2005), orang tua harus mendorong dan mendukung anak untuk berkata jujur, dan tidak meminta anak untuk berkata tidak jujur demi kepentingan orang tua. Selain itu, orang tua juga tidak boleh memanggil anaknya dengan sebutan pembohong karena akan membuat anak bertumbuh menjadi pembohong.b. Peran guru.Peran guru di sekolah juga penting dalam mengembangkan nilai kejujuran pada anak sejak usia dini. Misalnya memberi sanksi terhadap murid yang bertindak tidak jujur saat ujian berlangsung. Dengan demikian dapat melatih anak untuk disiplin dan bertindak jujur. Anak tahu kalau berlaku tidak jujur akan merugikan dirinya sendiri. Guru juga dapat memberikan ajaran-ajaran mengenai arti dan manfaat kejujuran kepada anak murid.

C. NILAI TANGGUNG JAWABTanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Menurut Kemendiknas, tanggung jawab ialah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya rasa tanggung jawab itu karena manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri tanpa memikirkan manusia lain dan alam lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan, antara sesama manusia dan antara manusia dengan lingkungan. Akan tetapi, hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab tidak selalu dipahami dengan jelas. Tanpa adanya keseimbangan, kebebasan tanpa batas sama bahayanya dengan membebankan tanggung jawab kepada masyarakat. Tanggung jawab sebagai kualitas moral, berlaku sebagai penghalang alami untuk kebebasan. Oleh karena itu, semakin banyak kebebasan yang kita nikmati, maka tanggung jawab yang kita pikul juga semakin besar baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Begitu juga sebaliknya ketika kita mengembangkan rasa tanggung jawab, kita meningkatkan kebebasan dalam diri dengan membentengi karakter moral kita. Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Jika ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab tersebut. Dengan demikian tanggung jawab dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat dari perbuatannya, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individu maupun dengan cara kemasyarakatan. Jika dikaji lebih dalam, tanggung jawab merupakan kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorabanan pada pihak lain. Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk atas perbuatan yang ia lakukan, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh dengan usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan ketakwaan padaTuhan Yang Maha Esa.Menyadari bahwa manusia hidup bermasyarakat, berkelompok, dan bergantung pada alam dan percaya pada kekuatan tuhan tanggung jawab dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Jenis tanggung jawab ini diantaranya:a. Tanggung Jawab terhadap Diri SendiriTanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurut sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi.Karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri.Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan, dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.Sebagai contoh, Dicky bermain handphone sambil menyetir sepeda motor, sebentar-sebentar ia melihat ke arah jalan dan handphone, tetapi ia lengah juga, dan terperosok ke dalam galian gorong-gorong. Kakinya terkilir dan sepeda motornya rusak.Ia menyesali dirinya sendiri atas kejadian tersebut, ia harus beristirahat di rumah selama beberapa hari dan harus memperbaiki sepeda motornya. Konsekuensi beristirahat di rumah dan memperbaiki sepeda motor merupakan bentuk tanggung jawab atas kelengahan Dicky.

b. Tanggung Jawab terhadap KeluargaKeluarga adalah tempat dimana manusia saling memberikan tanggung jawabnya.Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga, saling membantu, memberi, menasehati, orang tua bertanggung jawab kepada anaknya, dan anaknya bertanggung jawab atas orang tuanya.

c. Tanggung Jawab terhadap MasyarakatPada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.Dimana di dalam masyarakat telah ada aturan-aturan. Kehidupan bersama antar manusia membentuk norma yang kemudian berkembang menjadi aturan-aturan, hukum-hukum yang dibutuhkan suatu masyarakat tertentu. Dalam negara-negara modern aturan-aturan atau hukum-hukum tersebut termaktub dalam sebuah sistem hukum dan sama bagi semua warga. Apabila aturan-aturan ini dilanggar yang bersangkutan harus memperoleh hukuman atau sanksi. Jika ia misalnya merugikan hak milik orang lain maka Pengadilan dapat menghukum sikap yang bersalah (pelanggaran) berdasarkan KUHP.

d. Tanggung Jawab terhadap Bangsa / NegaraSuatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara.Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah lakumanusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka iaharus bertanggung jawab kepada negara.Pendidikan merupakan salah satu dari contoh bentuk tanggungjawab masyarakat atau lebih khususnya pelajar terhadap bangsa dan negara. Karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang terbaik bagi bangsa dan Negara.e. Tanggung Jawab terhadap TuhanPenciptaan manusia dilandasi oleh sebuah tujuan luhur. Maka, tentu saja keberadaannya disertai dengan berbagai tanggungjawab. Konsekuensi langsung kepada tuhan.kepasrahan manusia kepada Allah Swt, dibuktikan dengan menerima seluruh tanggungjawab (akuntabilitas) yang datang dari-Nya serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya.Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.Berbagai tanggungjawab ini, membentuk suatu relasi tanggungjawab yang terjadi antara Tuhan, manusia dan alam. Hal tersebut meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap Tuhan, tanggungjawab manusia terhadap sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam semesta serta tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri. Tanggung jawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama, mengenal Tuhan.Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya.Tanggung jawab kepada Tuhan dapat kita lihat dari kehidupan seorang biarawati yang dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawab terhadap Tuhan sesuai dengan hokum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada umumnya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk Tuhan.Wujud lain dari tanggung jawab berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti berupa pengabdian. Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuh hati kepada Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.Sementara itu pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berartipersembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakankebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itumengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesam kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingakatannya. Tetapi untuk pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, dan kapan saja diperlukan. Sedangkan pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan dan pengoranan lebih menunjuk kepada pemberian sesuatu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.Kesediaan seorang guru sekolah dasar ditempatkan di daerah terpencil adalah sebuah pengabdian yang juga menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar di situ tanpa gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh pihak berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan kecerdasan setempat. Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga, pikiran, waktu untuk kepentingan anak didiknya.

D. IMPLEMENTASI NILAI TANGGUNG JAWABTanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.sehingga bertanggung jawab merupakan berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya sebagai kesadaran dan kewajibannya akan tingkahlaku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja karena adanya kesadaran atas segala perbuatan dan akibatnya atas kepentingan pihak lain. Tanggung jawab timbul karena manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam yang mengharuskan untuk tidak berbuat semaunya agar terciptanya suatu keselarasan,keseimbangan, keserasian antara manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam.Sebagai contoh, seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab atas kewajibannya. Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B, atau C itulah kadar pertanggung-jawabannya.Tanggung jawab bersifat kodrati, sifat yang telah menjadi bagian atau telah mendasar dalam diri atau kehidupan manusia.Setiap individu memiliki sifat ini.Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.Berikut diberikan penggambaran bagaimana suatu tanggung jawab diberikan oleh dua orang yang kualitas tanggung jawabnya berbeda:1) Andi adalah seorang pegawai yang tekun dalam melaksanakan tugasnya. Ia datang sebelum waktu kerja dimulai. Tanpa banyak bicara dikerjakan tugasnya, setelah selesai tugas yang dikerjakan ia memberikan hasil pekerjaannya kepada atasannya sebagai pertanggungjawabannya. Ia pun ridak banyak hilir mudik di kantornya untuk persoalan kepentingannya sendiri, seperti buang air kecil, mencari makanan atau minuman. Ia pulang pada jam kantornya usai. Bila asa pertanyaan sari atasannya tentang pekerjaan yang dilakukan, ia pun memberikan jawaban secara baik dan pasti. ia dapat memberikan pertanggungjawaban atas tugas-tugasnya sehingga kondisinya baik, naik pangkat pada waktunya, dan memperoleh penghargaan khusus waktu tertentu.2) Doni juga seorang pegawai, namun Doni sering datang terlambat dan pulangnya sering lebih cepat. Sementara waktu kerja ada saja kepentingan pribadinya yang lebih dulu dikerjakan daripada kepentingan kantor sehingga pekerjaan yang lebih dulu diserahkan kepadanya sering tdak selesai pada waktunya, itupun masih banyak kekurangan atau kesalahan yang terdapat di dalamnya. Bila ditanya oleh atasannya, selalu ada saja yang dijawabnya, yang rumahnya jauh, istri atau anaknya sakit, ada urusan keluarga, dan lain-lain. Oleh karena itu kenaikan pangkat dab gajinya sering ditunda, dan ada gejala ia dipindahkan ke tempat lain sebagai hukuman atas apa yang telah dilakukannya. Doni bukan orang yang dapat bertnggungjawab, melainkan ia hanya bisa tanggung menjawab saja.

Dari kedua contoh tadi dapat dilihat bahwa kadar pertanggungjawaban setiap orang berbeda. Tanggung jawab adalah ciri manusi yang berbudaya. Manusi merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk dari perbuatannya dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh kesadaran bertanggung jawab penuh perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

E. ACTION PLAN NILAI KEJUJURAN DAN TANGGUNG JAWABPersoalan pendidikan moral atau budi pekerti sampai saat ini masih menjadi fokus pembicaraan yang menarik untuk selalu dikaji dan dicarikan solusinya. Hal ini karena sampai saat ini bangsa Indonesia masih sering dihadapkan pada berbagai permasalahan sosial dan moral yang muncul sepertimeningkatnya dan rendahnya tanggung jawab hal ini tampak dari banyaknya kasus pencurian dan korupsi, kolusi dan nepotisme.Oleh karena itu perlu dillakukan langkah langkah untuk mengimplementasikan nilai nilai kejujuran dan tanggung jawab dengan melibatkan 3 ranah yaitu :a. Ranah KognitifBerhubungan dengan otak, mengajarinya dari tidak tahu menjadi tahu, dan pada tahap-tahap berikutnya dapat membudayakan akal pikiran, sehingga dia dapat memfungsikan akalnya menjadi kecerdasan intelegensiab. Ranah AfektifBerhunungan dengan perasaan, emosional, pembentukan sikap di dalam diri pribadi seseorang dengan terbentuknya sikap, simpati, antipati, mencintai, membenci, dan lain sebagainya. Sikap ini semua dapat digolongkan sebagai kecerdasan emosional.c. Ranah PsikomotorikBerhubungan dengan tindakan, perbuatan, dan perilaku sehari-hari

Apabila disinkronkan ketiga ranah tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai nilai kejujuran dan tanggungjawab dapat dicapai mulai dari memiliki pengetahuan tentang sesuatu, kemudian memiliki sikap tentang nilai-nilai tersebut, dan selanjutnya berperilaku sesuai dengan apa yang diketahuinya dan apa yang disikapinya tersebut.

Strategi Implementasi nilai kejujuran dan Tanggung Jawab di Sekolah1. Mengintegrasikan konten nilai kejujuran dan tanggung jawabyang telah dirumuskan ke dalam seluruh mata pelajaran yang relevan, terutama mata pelajaran agama, kwarganegaraan, dan bahasa (baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah).2. Membangun komunikasi dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik.3. Mengintegrasikan nilai nilai jujur dan tanggung jawab ke dalam kegiatan yang diprogramkan sekolah4. Ekstra-kurikuler: ekstra-kurikuler me-nyediakan ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk menampilkan diri secara orisinal. Orisinalitas dan kebiasaan penegasan dan konsistensi tata-tertib: penegasan dan konsistensi dalam menegakkan tata tertib dan disiplin akan menjadi daya dorong untuk merealisasikan Pendidikan Anti-korupsi.

Berkaitan dengan implementasi nilai kejujuran dan tanggungjawab dalam kegiatan sehari-hari di sekolah , secara teknis dapat dilakukan melalui:a. KeteladananDalam kegiatan sehari-hari guru, kepala sekolah, staf administrasi, bahkan juga pengawas harus dapat menjadi teladan atau model yang baik bagi murid-murid di sekolah. Sebagai contoh, guru memberi teladan dengan selalu bersikap antikorupsi terhadap jam pelajaran, jika jam pelajaran telah usai guru segera mengakhiri pelajaran, sehingga tidak menyita waktu istirahat siswa begitu juga, b. Kegiatan SpontanKegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilaksanakan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui sikap/tingkah laku peserta didik yang kurang baik, misalnya ketika guru melihat siswa yang menyontek saat ujian maka guru segera memberi peringatan kepada siswa yang bersangkutan tersebut, namun jika setelah diperingatkan siswa tersebut masih tetap menyontek, maka guru dapat mengambil lembar jawab siswa tersebut atau mengurangi nilai siswa. Hal ini dilakukan untuk memberikan efek jera pada siswa sehingga siswa termotivasi untuk lebih jujur dalam mengerjakan ujian dan vertanggungjawab terhadap hasil pekerjaannya .

c. TeguranGuru perlu menegur peserta didik yang melakukan perilaku buruk dan mengingatkannya agar mengamalkan kejujuran dan tanggungjawab.

d. Kegiatan Rutinstrategi pengintegrasian nilai kejujuran dan tanggung jawab ke dalam kegiatan yang diprogramkan, dapat direncanakan oleh guru melalui berbagai kegiatan seperti: bakti sosial dan pentas seni. Dalam kegiatan tersebut siswa diminta sebagai penitia yang menyelenggarakan sehingga masing masing harus tanggung jawab dengan tugasnya masing-masing dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Dalam realitasnya antara apa yang diajarkan guru kepada peserta didik di sekolah dengan apa yang diajarkan oleh orang tua di rumah, sering kali kontra produktif atau terjadi benturan nilai. Untuk itu agar proses pengembangan nilai jujur dan tanggung jawab di sekolah dapat berjalan secara optimal dan efektif, pihak sekolah perlu membangun komunikasi dan kerjasama dengan orang tua murid berkenaan dengan berbagai kegiatan dan pengembangan nilai nilai jujur dan tanggung jawab yang telah direncanakan oleh sekolah. Tujuannya ialah agar terjadi singkronisasi nilai-nilai yang di ajarkan di sekolah denganapa yang ajarkan orang tua di rumah. Penerapan nilai jujur dan tanggung jawab di rumah (keluarga) dapat dilakukan dengan cara :1. Memberi tugas masing masing anggota keluarga dalam bekerjasama membersihkan rumah2. Tidak berbohong kepada orang tua3. Bersedia mengakui kesalahan jika melakukan salah dan meminta maaf

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN 1. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja yang diimplementasikan dalam wujud pengabdian dan pengorbanan. 2. Kejujuran adalah luruh hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus ikhlas yang merupakan landasan kepercayaan yang akan menentukan hubungan seseorang dengan orang lain. Diimplementasikan melalui ucapan, perbuatan, dan niat.

B. SARAN1. Menerapkan nilai-nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari, yakni jujur terhadap diri sendiri, jujur di lingkungan keluarga, jujur di lingkungan sekolah, dan jujur di lingkungan masyarakat.2. Menerapkan nilai-nilai tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari, yakni bertanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

DAFTAR PUSTAKAAgustine, Dwi Putri. 2011. Artikel: Kejujuran dalam Keluarga. Diakses dari http://edukasi.kompas.com/read/2011/08/07/02064924/Kejujuran.dalam.Keluarga pada Sabtu, 8 November 2014Anonim. TT. Manusia dan Tanggung Jawab. Diakses dari http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab9manusia_dan_tanggung_jawab.pdf. Pada tanggal 6 November 2014.Anonim. TT. Sebuah Dekalarasi Umum tentang Tanggung Jawab Manusia (20-22 April 1997 di Wina, Austria). Diakses dari http://interactioncouncil.org/sites/default/files/in_udhr.pdf pada 6 November 2014.Anonim. 2013. Artikel: Pentingnya Arti Kejujuran. Diakses dari http://www.indotopinfo.com/pentingnya-arti-kejujuran.html pada Sabtu, 8 November 2014.Handayani, P. T., & Suryani, P. A. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Giri Utama.Kelly, K. 2005.Menghentikan Perilaku Buruk Anak. (M. Kusumawati, penerj.). Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Karya asli dipublikasikan tahun 2003.Indrawati, Y. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Matematika Dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Sekolah Menengah Atas Kota Palembang. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 4 (7), 48. Diunduh dari http://digilib.unsri.ac.id.Marzuki. TT. Seri Pendidikan Karakter Islami: Mahalnya Kejujuran. Yogyakarta: FISE UNY.Nugroho,widyo & Muchji,achmad. 1994. Seri Diktat Kuliah MKDU Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Gunadarma.