analisis trading volume activity sebelum dan sesudah

98
1 ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN BUY BACK SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI DES TAHUN 2012-2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Jurusan Ekonomi Syariah OLEH : A Y U N I NIM. SES141241 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

1

ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN

SESUDAH PENGUMUMAN BUY BACK SAHAM PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI DES TAHUN 2012-2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam Jurusan Ekonomi Syariah

OLEH :

A Y U N I

NIM. SES141241

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

Page 2: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

2

Page 3: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

3

Page 4: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

4

Page 5: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

5

\ PERSEMBAHAN

Terima kasih atas nikmat yang engkau berikan sampai detik ini pada hidupku,

sedih, bahagia dan duka selama hidup dirantau ini yang telah memberi warna-

warni kehidupanku

Kubersujud dihadapan Mu,

Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai

Di penghujung perjuanganku

Segala puji bagi Mu ya Allah,

Lantunan Al-fatihah beriring shalawat menadahkan do’a dalam syukur yang tiada

terkira, terima kasihku untukmu. kupersembahkan skripsi ini kepada suamiku Idil

Nofrizal, S. Pd, kedua orang tuaku ayahanda Azwan dan ibunda Fita Aryani dan

Kedua mertuaku ayahanda Jusparizal, S. Pd dan ibunda Rosmiati yang sangat aku

hormati, sangat kucintai dan sangat kusayangi yang telah membimbingku,

menuntunku, melahirkan, membesarkan serta mendidik aku dengan penuh kasih

sayang. yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, dorongan,

nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku

selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku. Karena berkat do’a

dan petuahmu aku dapat menghadapi kenyataan hidup, dan tetesan keringatmu

membangkitkan semangatku untuk terus memperjuangkan cita-citaku.

Buat keluarga besar yang telah banyak membantu, memberikan motivasi

sehingga dapat menyelesiakan skripsi ini. Semoga Kebaikan dan keikhlasan

kalian semua mendapat pahala dari Allah SWT Amin Ya Rabbal ’Alamin...

Terimakasih untuk kedua adikku tersayang ( Eko Saputra dan Susi Lestari ) yang

telah memberi semangat, pendorongku untuk menjadi lebih dewasa lagi, pembawa

keceriaan dalam hidupku dan selalu mendo’akanku, dan terimakasih untuk

sahabatku yang telah Membantu, Memotivasi dan setia menemani dalam

menyelesaikan skripsi ini.

v

Page 6: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

6

MOTTO

Artinya: “….Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka

sendiri…”.1 (Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 1981), hlm. 370

1Anonim, Al-Quran dan Terjemahanya, (Jakarta: Karya Insan Indonesia, 2004), hlm. 370

١١

vi

Page 7: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

7

ABSTRAK

Ayuni NIM. SES141241.Analisis Trading Volume Activity Sebelum dan

Sesudah Pengumuman Buy Back Saham pada perusahaan yang terdaftar di DES

tahun 2012-2016)”. Pembimbing I: Dr. Nazori, S.Ag.M.Si, Pembimbing II Eja

Armaz Hardi, Lc.,M.A

Skripsi ini berjudul:“Analisis Trading Volume Activity Sebelum dan

Sesudah Pengumuman Buy Back Saham pada perusahaan yang terdaftar di DES

tahun 2012-2016)”, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kuatitatif dengan istrumen pengumpulan data melalui

dokumentasi. Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa: Buy back yang

dilakukan oleh perusahaan memberikan sinyal kepada para

investor bahwa harga saham perusahaan sudah undervalued dan

layak dibeli untuk dijadikan investasi yang memberikan

imbal hasil yang optimal sesuai dengan harapan investor.

Trading Volume Activity antara sebelum dan sesudah pengumuman

buy back saham berbeda secara signifikan Buy Back yang

dipublikasikan perusahaan mengandung suatu informasi

positif, sehingga dapat mempengaruhi investor untuk

merespon secara cepat atas pengumuman tersebut. Variabel

penelitian diperoleh hasil uji koefisien determinasi menunjukkan angka adjusted R

square (Adj) sebesar 0,700 atau 70%. Hal ini menujukkan bahwa variabel

independent yang terdiri dari TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun

2012 sampai tahun 2016 berpengaruh sebesar 70%. Sedangkan sisanya sebesar

30% dijelaskan oleh variabel lain diluar 5 variabel bebas yang dilakukan dalam

penelitian. Hal ini mengidentifikasi bahwa masih banyak faktor lain yang dapat

digunakan untuk menjelaskan TVA saham.

Kata Kunci: Trading Volume Activity, Buy Back dan Saham

Page 8: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik serta teriring salam pada junjungan besar Nabi

Muhammad SAW karena dengan perjuanganya seluruh umat manusia dibawa

kedalam dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Skripsi ini diberi judul

“Analisis Trading Volume Activity Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Buy

Back Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Des Tahun 2012-2016”

Kemudian dalam penulisan skripsi ini, penulis sadari banyak hambatan dan

rintangan yang penulis hadapi, dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu hal yang pantas penulis ucapkan rasa terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan penulisan

skripsi ini, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen

pembimbing yaitu: Bapak Dr. Nazori, S.Ag.M.Si dan Bapak Eja Armaz Hardi,

Lc.,M.A selaku pembimbing I dan pembimbing II skripsi ini. Maka skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan

adalah kata terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan

skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam di UIN STS Jambi.

3. Ibu Dr. Rafidah, SE, M. EI, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN STS Jambi.

vii

Page 9: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

9

4. Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE. ME., Selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam UIN STS Jambi.

5. Ibu Dr. Halimah Djafar, M.Fil.I, Selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Kerja Sama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.

6. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag, M.A, dan Ibu G.W.I Awal Habibah, SE, M.E.Sy,

selaku Ketua dan sekretaris jurusan Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam di UIN STS Jambi.

7. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen dan Seluruh karyawan/Karyawati

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.

8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini tidak luput dari kekhilafan

dan kekeliruan oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat

memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT

kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.

Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.

Page 10: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... iii

NOTA DINAS ....................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ................................................................................................. v

MOTTO ................................................................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

D. Batasan Masalah ................................................................................. 8

E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

F. Kerangka Teori ................................................................................... 9

G. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 23

H. Defenisi Operasional .......................................................................... 26

I. Kerangka Berfikir ................................................................................ 27

J. Model Penelitian .................................................................................. 28

K. Hipotesis ............................................................................................. 29

BAB II METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 30

B. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 31

C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 32

D. Periode Pengamatan ......................................................................... 34

x

Page 11: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

11

E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 35

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 38

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Bursa Efek Indonesia ......................................................................... 39

B. Pasar Modal Syariah .......................................................................... 42

C. Emiten ................................................................................................ 48

D. Saham ................................................................................................ 51

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Analisis Penelitian ............................................................................ 64

B. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................. 68

C. Uji Hipotesis ...................................................................................... 72

D. Pembahasan ....................................................................................... 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 84

B. Rekomendasi ...................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xi

Page 12: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

12

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pengumuman No.: Peng-00930/BEI.OPP/11-2017 ...................................... 4

Tabel 1.2 Keadaan Saham Daftar Efek Syariah ............................................................. 6

Tabel 1.3 Hubungan Antara Harga Saham dan Volume Perdagangan .......................... 18

Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif ................................................................................ 65

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ..................................................................................... .68

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients ........................................................ 69

Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations .................................................... 70

Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas .................................................................................. 71

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................... 72

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary ........................................ 72

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Regresi Linier Sederhana Coefficients ................................ 74

Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F ........................................................................................ 76

Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik T ....................................................................................... 78

xii

Page 13: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Daftar Efek Syariah Tahun 2012-2016 ............................................ 5

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 28

Gambar 1.3 Model Penelitian .............................................................................. 28

xiii

Page 14: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan bisnis sebuah perusahaan yang begitu cepat dan dinamis tentu harus

diimbangi dengan aturan-aturan atau norma-norma yang dapat mengatur bisnis perusahaan

itu sendiri. Sehingga pihak-pihak yang berhubungan untuk melakukan bisnis dapat berjalan

baik, lancar dan berkesinambungan.2

Perusahaan besar yang melakukan investasi saham biasanya tidak lepas dari kegiatan

Trading Volume Activity (TVA) yaitu volume perdagangan sebagai jumlah lembar saham

yang diperdagangkan pada periode tertentu.3 Seperti volume perdagangan saham dilakukan

dalam jangka 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali, sehingga saham yang diperdagangkan dalam

kurun waktu tertentu. Perkembangan harga dan volume perdagangan saham merupakan suatu

indikator yang sangat penting untuk mempelajari tingkah laku pasar. Ketika bursa saham

mengalami crash, sebagian besar saham berguguran. Apabila perusahaan melihat bahwa

harga sahamnya sudah terlalu murah, maka mereka akan melakukan stock buy back. Volume

perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara harian.4 Buy

Back saham dapat mengurangi jumlah saham yang beredar dan menguatkan struktur modal.

Buy back bertujuan untuk menjaga kestabilan harga saham dan sebagai sinyal positif atas

kinerja perusahaan agar tidak terus menerus mengalami kemerosotan di pasar. Buy back

pernah dilakukan pada tahun 2013 terdapat 16 emiten, pada tahun 2014 terdapat 6 emiten,

pada tahun 2015 terdapat 12 emiten dan pada tahun 2016 terdapat 2 emiten. saat kondisi

2Agus Arijanto, Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 1

3Darwis, Saputra, Pengaruh Volume Perdagangan Terhadap Return saham LQ-45 selama Bulan Ramdhan di

BEI.( Jurnal jurusan management STIE MDP, 2013) hlm 3 4Ahmad Taslim, Pengaruh frekuensi Perdagangan Saham, Volume perdagangan saham, kapitalisasi Pasar

Skripsi fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, hlm 19

Page 15: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

15

perekonomian lesu dan pasar saham crash. Fleksibilitas emiten dalam melakukan aksi Buy

Back juga didukung oleh Otoritas jasa Keuangan (OJK), dengan surat edaran Otoritas Jasa

Keuangan No. 22 tahun 2015 yang mengizinkan emiten atau perusahaan publik membeli

sahamnya kembali tampa persetujuan RUPS pada kondisi pasar yang berfluktuasi.

Dengan adanya pengumuman Buy Back, Informasi juga dapat berpengaruh terhadap

trading volume activity karena perubahan volume perdagangan saham menunjukkan aktivitas

perdagangan di pasar modal dan mencerminkan keputusan investasi investor. Trading

volume activity dapat digunakan untuk menilai apakah peristiwa yang mengandung informasi

mengakibatkan tingkat permintaan saham akan lebih tinggi dari pada tingkat penawaran

saham sehingga volume perdagangan saham mengalami peningkatan.5

Saham yang jumlah permintaan dan penawaran mengalami peningkatan menunjukkan

trading volume activity saham mengalami kenaikan, hal ini berarti saham tersebut aktif

diperdagangkan dan dapat meningkatkan harga saham di pasar.

Penelitian yang dilakukan Rizka Hayyu Oktaviani dkk, menunjukkan hasil bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan trading volume activity sebelum dan sesudah

pengumuman buy back saham. Peningkatan rata-rata trading volume activity sesudah

pengumuman, menunjukkan bahwa pengumuman buy back memberikan sinyal positif bagi

investor, sehingga dapat meningkatkan jumlah permintaan dan penawaran saham di pasar

modal. Sedangkan di dalam penelitian Neola Delphinea dkk, mengatakan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara trading volume activity sebelum dan sesudah

pengumuman buy back saham.

5Syarifatul A’immah Suhadak dan Raden Rustam Hidayat, Reaksi Abnormal Return dan Trading Volume

Activity Terhadap Ramadhan Effect (studi pada perusahaan Food and Beverages yang terdafrar di Bursa Efek

Indonesia), (Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)Vol.27 No.1 Oktober 2015) hlm 2

Page 16: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

16

Volume perdagangan saham dapat dilihat pada saham syariah yang terdaftar di Daftar

Efek Syariah (DES). Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan Efek yang tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal, yang ditetapkan oleh Bapepam-

LK atau pihak yang disetujui Bapepam-LK. DES tersebut merupakan panduan investasi bagi

reksa dana syariah dalam menempatkan dana kelolaannya serta juga dapat dipergunakan oleh

investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada portopolio Efek Syariah.

Adapun perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah dan yang Masuk dalam

Perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) periode November 2017 dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel. 1.1: Pengumuman No.: Peng-00930/BEI.OPP/11-2017

No Kode Nama Saham Ket

1 ADRO Adaro Energy Tbk. Tetap

2 AKRA AKR Corporindo Tbk. Tetap

3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. Tetap

4 ASII Astra Internasional Tbk. Tetap

5 BRPT Barito Pacific Tbk. Baru

6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. Tetap

7 CTRA Ciputra Development Tbk. Tetap

8 EXCL XL Axiata Tbk. Tetap

9 ICBP Indofood CBP Sukser Makmur Tbk. Tetap

10 INCO Vale Indonesia Tbk. Tetap

11 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. Tetap

12 KLBF Kalbe Farma Tbk. Tetap

13 LPKR Lippo Karawaci Tbk. Tetap

14 LPPF Matahari Department Tbk. Tetap

15 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk. Tetap

16 MYRX Hanson Internasional Tbk. Tetap

17 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tetap

18 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Tetap

19 PTPP Pp (Persero) Tbk. Tetap

20 PWON Pakuwon Jati Tbk. Tetap

21 SCMA Surya Citra Media Tbk. Baru

Page 17: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

17

22 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tetap

23 SMRA Summarecon Agung Tbk. Tetap

24 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Tetap

25 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk. Tetap

26 UNTR United Tractors Tbk. Tetap

27 UNVR Unilever Indonesia Tbk. Tetap

28 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tetap

29 WSBP Waskita Beton Precast Tbk. Baru

30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. Tetap

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam perhitungan saham di perusahaan yang

terdaftar dalam Daftar Efek Syariah ada sebanyak 30 perusahaan terdaftar. Namun diantara 30

perusahaan tersebut ada beberapa perusahaan yang baru dan ada sebagian lagi perusahaan tetap.

Dari 30 perusahaan yang terdaftar tentu selalu melakukan trading volume activity guna untuk

mengetahui dan volume perdagangan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada

waktu tertentu.

Gambar grafk 1.1 Daftar Efek Syariah

Tahun 2012-2016

Sumber : www.ojk.co.id (Diolah)

280

290

300

310

320

330

340

DAFTAR EFEK SYARIAH

DAFTAR EFEK SYARIAH

Page 18: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

18

Dari gambar grafik 1.1 di atas dapat di lihat bahwa saham syariah dalam Daftar Efek

Syariah cenderung menurun setelah tahun 2013 kemudian mengalami penurunan pada tahun

2014. Setelah tahun 2014 saham syariah di Daftar Efek Syariah mengalami peningkatan

secara fluktuatif.

Pergerakan volume perdagangan menunjukan tingkat minat investor dalam

bertransaksi saham tersebut. Semakin tinggi minat investor, maka semakin tinggi pula citra

perusahaan. Jika citra perusahaan tersebut semakin tinggi maka berpengaruh pula terhadap

minat investor pada saham perusahaan

syariah yang melakukan buy back. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap harga saham

yang merangkak naik jika minat investor tinggi.6 Berikut peneli menampilkan keadaan salah

satu emiten saham perusahaan yang melakukan trading volume activity yaitu sebagai berikut:

Tabel. 1.2: Keadaan Saham Daftar Efek Syariah

No Date Open High Low Close Volume

1 12/30/2017 16,000 16,100 15,825 15,850 37,592

2 12/30/2016 16,150 16,175 15,850 15,875 13,025

3 12/28/2015 15,800 16,150 15,700 16,025 42,547

4 12/29/2014 15,800 15,850 15,375 15,500 9,586

5 12/28/2013 16,000 16,050 15,550 15,725 8,068

6 12/29/2012 16,000 16,000 15,800 15,875 10,620

7 12/30/2011 16,450 16,450 16,025 16,025 8,969

8 12/29/2010 16,950 16,950 16,250 16,450 12,211

9 12/30/2009 16,200 16,550 16,150 16,200 8,341

Perkembangan saham di perusahaan emitin pada waktu trading volume activity

menaglami peningkatan pada setiap tahunnya, hal ini terlihat dari perubahan jumlah saham

yang di Buy Back oleh para investor, berdasarkan keadaan harga saham tersebut terlihat

bahwa perkembangan harga dan volume perdagangan saham menjadi suatu indikator yang

6Neola Delphinea Dkk, Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali Saham (Buy Back) Terhadap Reaksi

Pasar, (Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 38 No. 1 September 2016) hlm 107

Page 19: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

19

sangat penting bagi para investor untuk mempelajari tingkah laku pasar. Ketika bursa saham

mengalami crash, sebagian besar saham berguguran. Apabila perusahaan melihat bahwa

harga sahamnya sudah terlalu murah, maka mereka akan melakukan stock buy back.

Peneliti ini bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan Trading

volume Activity dengan melihat perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman Buy Back

saham.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dan dengan mengacu pada penelitian

terdahulu dalam Jurnal Rizka hayyu Oktaviani dkk, yang membahas tentang Analisis

Perbedaan Trading Volume Activity dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Buy Back Saham (studi pada perusahaan yang terdaftar di BEI yang

melakukan Buy Back tahun 2012-2014), maka Peneliti tertarik mengkaji lebih dalam

mengenai “Analisis Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pengumuman Buy

Back Saham pada perusahaan yang terdaftar di DES tahun 2012-2016).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan yang ingin dibahas dalam

penelitian ini adalah: “apakah terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan

sesudah Aksi Korporasi buy back saham yang terdaftar di DES” ?.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka dirumuskan

tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis perbedaan trading volume activity sebelum dan

sesudah Aksi Korporasi buy back saham yang terdaftar di DES.

Page 20: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

20

D. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam memahami masalah dan berfokus kepada

permasalahan yang akan diteliti, maka penulis membatasi masalah penelitian ini hanya pada :

1. Perusahaan yang masuk dalam kategori Daftar Efek Syariah tahun 2012-2016

2. penelitian ini menggunakan data sekunder berupa time series (jangka waktu) dalam

periode yang digunakan yaitu 2012-2016.

3. Perusahaan yang tidak pernah keluar dari index saham syariah indonesia (ISSI) tahun

2012-2016.

4. Hanya menggunakan perusahaan yang menggunakan buy back.

E. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi kalangan pengamat ekonomi, dapat menjadi masukan dalam menambah wawasan

mengenai trading volume activity, yang terdapat di pasar modal Indonesia.

2. Bagi investor, dapat menjadi bahan informasi, masukan dan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

3. Bagi peneliti, diharapkan mampu menambah pengetahuan peneliti mengenai buy back

saham di Indonesia yang terjadi terhadap pergerakan harga saham dan sebagai suatu

bentuk pengaplikasian secara nyata untuk pengetahuan yang telah diperoleh peneliti

selama mengikuti perkuliahan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi bahan acuan atau perbandingan untuk penelitian

lebih lanjut mengenai analisis perbedaan trading volume activity terhadap Aksi korporasi

buy back yang bersifat teknis maupun politis yang terjadi di pasar modal Indonesia.

Page 21: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

21

F. Kerangka Teori

1. Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham

Secara teoritis Trading Volume Activity (TVA) adalah salah satu indikator yang

dipergunakan dalam analisis teknikal pada penilaian harga saham yang dugunakan untuk

melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas

volume perdagangan saham di pasar.7

Trading Volume Activity (TVA) merupakan jumlah total saham yang

diperdagangkan di pasar sekunder pada periode tertentu.8 Trading Volume Activity

sebelum dan sesudah dilakukan Buy Back merupakan tindakan yang dilakukan oleh

perusahaan publik untuk membeli kembali saham yang telah ditawarkan kepada

masyarakat baik melalui bursa dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan likuiditas

saham, memperoleh keuntungan dengan menjual kembali setelah harga mengalami

kenaikan atau sebagai langkah untuk mengurangi modal disetor.

Melalui kegiatan Buy Back sebuah perusahaan biasanya melakukan investasi

saham. Investasi dalam suatu perekonomian mempunyai peranan meningkatkan

pengeluaran agregat, bila terjadi kenaikan investasi akan meningkatkan

permintaan/pengeluaran agregat dan sekaligus akan diikuti oleh pertambahan

kesepakatan kerja yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan.9 Buy back juga

merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk mendistribusikan cashflow

yang dimiliki perusahaan kepada para pemegang sahamnya selain dalam bentuk deviden.

7Neola Delphinea Dkk, Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali Saham (Buy Back) Terhadap Reaksi

Pasar (Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 38 No. 1 September 2016) hlm 108 8Dyah Retno Wulan dan Sri Sulasmiyati, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan sesudah Pengumuman

Stock Buy Back (jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 51 No. 2 oktober 2017) hlm 70 9Asfia Murni, Ekonomika Mikro, (Bandung: Rifika Aditama, 2016), hlm. 51

Page 22: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

22

Pada saat membeli kembali sahamnya, biasanya perusahaan akan membeli dengan harga

di atas harga pasar. Kelebihan atas harga pasar inilah yang menjadi keuntungan bagi para

pemegang saham yang dikenal dengan istilah capital gain. Pada dasarnya laju

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan merupakan pola disetiap sector ekonomi,

sasaran pertumbuhan investasi dan sumber pembiayaan.10

2. Pasar Modal

Pasar modal adalah perdagangan instrumen keuangan jangka panjang baik dalam

bentuk modal sendiri maupun utang, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun oleh

perusahaan swasta.11 Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam

perekonomian dunia saat ini. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen

keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun

modal sendiri dan Juga dikatakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivative

(produk turunan) seperti option, futures, dan lain-lain. Pasar modal Syariah adalah yang

seluruh mekanismenya mengenai emiten, efek yang diperdagangkan sesuai dengan

prinsip Syariah.12

Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkanya

serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.13 Pasar modal sebagai tempat

bertemunya investor dengan perusahaan yang secara umum melakukan transaksi jual beli

10

Subandi, Sistem Ekonomi Indonesia, Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 102 11

Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), hlm. 124 12

Abdul Ghofur, Pengantar Ekonomi Syariah, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2017),hlm. 131 13

Hasbi Umar, Filsafat Fiqh Muamalat Kontemporer Filosofi Dasar untuk Aksi, (Jakarta: Raja Grafindo

persada, 2014), hlm. 308

1

Page 23: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

23

saham. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan

wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk

disalurkan ke sektor-sektor yang produktif. Alasan utama orang memilih meminjam dana

jangka panjang ialah untuk mengurangi resiko naiknya tingkat bunga sebelum ia

melunasi utang tersebut. Namun, pengurangan risiko itu justru menimbulkan beban biaya

karena tingkat bunga jangka panjang kebanyakan lebih tinggi dari tingkat bunga jangka

pendek.

Modal yang pertamakali dikeluarkan digunakan untuk membiayai pendirian

perusahaan mulai dari persiapan yang diperlukan sampai perusahaan tersebut memiliki

badan usaha.14 Di Negara maju pasar modal merupakan salah satu lembaga yang

diperhitungkan bagi perkembangan ekonomi negara tersebut. Oleh karena sebab itu,

negara atau pemerintah mempunyai alasan untuk ikut mengatur jalannya dinamika pasar

modal.

Pasar modal adalah suatu tempat yang terorganisasi di mana efek-efek

diperdagangkan yang disebut bursa efek.15 Di Indonesia pasar modal sebagai salah satu

lembaga yang memobilisasi dana masyarakat dengan menyediakan sarana atau tempat

untuk mempertemukan penjual dan pembeli dana jangka panjang yang disebut efek.

Dalam pengertian klasik pasar modal diartikan sebagai suatu bidang usaha perdagangan

surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi atau efek-efek pada

umumnya. Pengertian pasar modal sebagaimana pasar modal pada umumnya, merupakan

tempat bertemunya penjual dan pembeli.

14

Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: RajaWali Pres, 2014), hlm. 90 15

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan, (Jakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), hlm. 487

Page 24: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

24

Keberadaan pasar modal ditujukan untuk dapat menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan dan

stabilitas ekonomi nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat. Para pemilik modal

dalam mendorong masyarakat agar meningkat kehidupan ekonominya perlu diwujudkan

melalui penerapan instrumen keuangan yang memiliki nilai-nilai keadilan.16

Modal pada dasarnya adalah dana yang diserahkan oleh para pemilik, pada akhir

periode tahun buku setelah dihitung keuntungan yang didapat pada tahun tersebut,

pemilik modal akan memperoleh bagian dari hasil usaha.17 Dalam sektor keuangan pasar

modal memiliki peran penting, karena pasar modal menawarkan alternatif baru bagi

dunia usaha untuk memperoleh sumber pemberdayaan usahanya, disamping menambah

alternatif baru bagi investor untuk melakukan investasi diluar investasi bidang perbankan

dan bentuk investasi yang lain.

3.Saham

Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atau suatu perusahaan yang memenuhi

kriteria tertentu dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa.18 Saham

merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan,

kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan

hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya dan persediaan yang siap

untuk dijual.

16

Neneng Nurhasanah, Mudharabah dalam Teori dan Praktik, (Bandung Refika Aditama, 2015), hlm. 226 17

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori dan Praktek, (Jakarta: Tazkia Cendikia, 2016), hlm.

146-147 18

Hasbi Umar, Filsafat Fiqh Muamalat Kontemporer Filosofi Dasar untuk Aksi, (Jakarta: Raja Grafindo

persada, 2014), hlm. 310

Page 25: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

25

Saham (stock) adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu

perseroan terbatas, dalam transaksi jual beli bursa efek saham merupakan instrumen yang

paling dominan diperjualbelikan.19 Saham dapat didefinisikan sebagai penyertaan atau

pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham

merupakan salah satu instrumen surat berharga yang berwujud selembar kertas untuk

menerangkan siapa pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.

Manfaat dari memiliki saham untuk memperoleh dividen, yaitu bagian dari

keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham, untuk memperoleh

capital gain, yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga beli, manfaat

non finansial, yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam

menentukan jalannya perusahaan.

Kriteria pemilihan saham syariah berdasarkan kepada peraturan Bapepam & LK

(sekarang menjadi OJK) No. II.K.1 tentang kriteria dan penerbitan Daftar Efek Syariah,

pasar 1.b.7., dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa Efek berupa saham, termasuk

HMETD syariah dan waran syariah, yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik

yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan

berdasarkan prinsip syariah, sepanjang emiten atau perusahaan publik tersebut:

a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b

peraturan Nomor IX.A.13, yaitu: kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

antara lain:

1) Perjudian dan permainan yang tergolong judi

2) Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:

19

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan, (Jakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), hlm. 507

Page 26: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

26

a) Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/ jasa

b) Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu

3) Jasa keuangan ribawi, antara lain:

a) Bank berbasis bunga

b) Perusahaan pembiayaan berbasis bunga

4) Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidak pastian (gharar) dan atau judi

(maisir),antara lain asuransi konvesional.

5) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan menyediakan antara lain:

a) Barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi)

b) Barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang

ditetapkan oleh DSN-MUI

6) Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap.

b. Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:

1) Total uang berbasis bunga dibandingkan aset tidak lebih dari 45% (empat puluh

lima per seratus).

2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan

dibandingkan dengan total pendapatan usaha ( revenue) dan pendapatan lain-lain

tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus.20

a. Harga Saham

Harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu

yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham

bersangkutan di pasar bursa. Harga perlembar saham yang diperdagangkan di pasar

modal selalu mengalami perubahan harga (naik/turun) harga saham tersebut. Yang

20

https://www.sahamok.com/saham-syariah/ di kutip tanggal 12 desember 2017 pukul 14.41 wib

Page 27: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

27

dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Baik di dalam perusahaan maupun di

luar perusahaan. Peristiwa yang terjadi di dalam perusahaan dapat berupa kebijakan

marger atau divestasi, pengumuman laba dan dividen, insider training, dan lain

sebagainya. Peristiwa lainnya yang merupakan peristiwa yang terjadi di luar perusahaan

dapat berupa perubahan suku bunga, kurs valuta asing, perubahan ataupun penerapan

undang-undang, keamanan negara, peristiwa politik, peristiwa ekonomi dan lain

sebagainya.21

Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan.

Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor

yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu

berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan

bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.

4. Trading Volume Activity (TVA)

Budiman dalam Junizar menyatakan bahwa TVA sebagai ukuran yang

mencerminkan kegiatan perdagangan saham. Besar kecilnya TVA menunjukkan seberapa

besar tinggkat ketertarikan investor dalam berinvestasi terhadap saham perusahaan.22

Rumus perhitungan TVA, yaitu:

(Pasaribu dalam Zumaila)

21

Zaqi, Mochamad, Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa-Peristiwa Ekonomi dan Peristiwa-

peristiwa Sosial Politik Dalam Negeri, Tesis Magister Manajemen Universitas diponegoro, semarang, 2006. hlm 15-

17 22

Junizar, Muhammad Luky, Aditya Septiani. Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali Saham (buy back)

Terhadap Respon Pasar, Jurnal Akuntansi Diponegoro, Vol 2, 2013. hlm 3

Saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t

TVA=

Saham perusahaan i yang beredar (listing) pada waktu t

Page 28: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

28

Menurut Huang dalam Mulyanto Volume perdagangan (trading volume)

merupakan suatu penjumlahan dari setiap transaksi yang terjadi di bursa saham pada

suatu waktu tertentu atas saham tertentu. Volume perdagangan juga merupakan salah satu

faktor yang memberikan pengaruh terhadap pergerakan harga saham.23 Menurut

Suryawijaya dan Setiawan dalam Setyawan, aktivitas volume perdagangan (Trading

Volume Activity/TVA) merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat

reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume

perdagangan di pasar.24 Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.3

Hubungan Antara Harga Saham dan Volume Perdagangan dengan Keadaan Pasar Modal

Harga Volume Perdagangan Keadaan Pasar Modal

Menurun Meningkat Bearish

Meningkat Meningkat Bulish

Menurun Menurun Bulish

Meningkat Menurun Bearish

Trading Volume Activity saham dapat digunakan untuk melihat apakah investor

secara individu menilai suatu peristiwa sebagai suatu yang informatif, dalam arti, apakah

informasi tersebut akan membuat keputusan investasi yang berbeda dari keputusan

investasi normal. Suatu informasi mengandung nilai informatif jika jumlah lembar saham

yang diperdagangkan menjadi lebih besar atau lebih kecil pada saat peristiwa terjadi,

dibandingkan dengan waktu lainnya.25

23

Mulyanto, Widodo Hari. Analisis Kinerja Saham di Seputar Pengumuman Pemecahan Saham, Tesis

Magister Manajemen Universitas diponegoro, Semarang, 2006, hlm 31 24

St Setyawan Tri Adi. Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Kenaikan Harga BBM (studi kasus:di bursa

efek jakarta untuk saham-saham LQ 45), Tesis Magister Manajemen Universitas di Ponegoro, Semarang: 2006, hlm

22 25

Suad Usman, Dasar-Dasar Teori Portopolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta: YPKN, 2009), hlm. 12

Page 29: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

29

Banyak faktor yang mempengaruhi Trading Volume Activity, hal ini karena

berkaitan dengan berbagai laba pemodal dalam mensikapi suatu informasi. Beberapa

informasi yang dapat mempengaruhi volume perdagangan saham, antara lain

pengumuman yang berhubungan dengan laba, peramalan oleh pejabat perusahaan,

pengumuman deviden, pendanan, berhubungan dengan pemerintah, investasi, tenaga

kerja, hukum, pemasaran, produksi, penjualan, manajemen direksi, merger-

pengambilalihan-diversivikasi, pengumuman industri sekuritas, dan pengumuman

lainya.26

Trading Volume Activity saham merupakan perbandingan saham yang

diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham yang beredar di pasar.

Volume aktivitas perdagangan adalah suatu metode untuk menguji reaksi pasar terhadap

suatu informasi.

5. Buy Back Saham

Buy Back adalah bagian dari aksi korporasi, aksi korporasi (Coorporate Action)

adalah langkah atau tindakan yang diambil oleh perusahaan yang berdampak langsung

terhadap kepemilikan saham para pemegang saham (investor). Pada saat perusahaan-

perusahaan khususnya BUMN akan membeli kembali saham yang beredar dengan tujuan

untuk menstabilkan harga sahamnya. Buy Back adalah salah satu aksi korporasi yang

disukai investor. Hal ini dikarenakan Buy Back adalah salah satu bentuk kepedulian

perusahaan dalam menjaga harga sahamnya. Jika harga saham sudah turun terlalu dalam,

kemudian perusahaan membeli kembali sahamnya, maka akan timbul kepercayaan bagi

26

Iin Utari, Analisis TVA Sebelum dan Setelah diiberlakukannya Jakarta Islamic Index pada Perusahaan-

Perusahaan yang Tergabung dalam Jakarta Islamic Index, Skripsi UNISULA, 2008

Page 30: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

30

investor. Jadi, dengan Buy Back maka sesungguhnya perusahaan juga bertujuan untuk

meningkatkan kembali likuiditas sahamnya.27

Pengumuman buy back dianggap memberikan pengaruh terhadap harga saham

yang mengalami penurunan dikarenakan perusahaan memberikan sinyal (signaling

theory) yang baik tentang prospek perusahaan di masa mendatang. Sehingga akan

berdampak pada perubahan harga saham.28

6. Daftar Efek Syariah (DES)

Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan Efek yang tidak bertentangan

dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal, yang ditetapkan oleh Bapepam-LK atau

pihak yang disetujui Bapepam-LK. DES tersebut merupakan panduan investasi bagi

reksa dana syariah dalam menempatkan dana kelolaannya serta juga dapat dipergunakan

oleh investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada portopolio Efek

Syariah. DES yang diterbitkan Bapepam-LK dapat dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu:

a. DES Periodik

DES Periodik merupakan DES yang diterbitkan secara berkala yaitu pada

akhir Mei dan November setiap tahunnya. DES periodik pertama kali diterbitkan

Bapepam-LK pada tahun 2007.

b. DES Insidentil

Daftar Efek Syariah (DES) makan bagian dari Jakarta Islamic Index, dimana

merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEJ yang bekerjasama dengan

Danareksa Invesment Management untuk merespon kebutuhan informasi yang

27

www.sahamgain.com di akses 4 pebruuari 2018 28

Aditya Septiani, Muhammad Luky Junizar. Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali Saham (BUY

BACK) Terhadap Respon Pasar: Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), (Jurnal Of

Accounting, Vol 2, No 3, 2013. Hlm 3

Page 31: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

31

berkaitan dengan investasi Syariah.29 DES Insidentil merupakan DES yang

diterbitkan tidak secara berkala. DES insidentil diterbitkan antara lain yaitu:

1) Penetapan saham yang memenuhi kriteria Efek Syariah bersamaan dengan

efektifnya pernyataan pendaftaran emiten yang melakukan penawaran umum

perdana atau pernyataan pendaftaran perusahaan publik.

2) Penetapan saham emiten dan atau perusahaan publik yang memenuhi kriteria efek

syariah berdasarkan laporan keuangan berkala yang disampaikan kepada

Bapepam-LK setelah surat keputusan DES secara periodik ditetapkan.30

7. Emiten

Emiten merupakan perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar modal, baik

dengan menerbitkan efek (saham atau obligasi) dan menjualnya secara umum kepada

masyarakat. Perusahaan publik mencatatkan saham-sahamnya dan diperdagangkan di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten dapat berupa perusahaan terbuka (publik) maupun

perusahaan tertutup. Perusahaan terbuka menjual efek saham kepada publik, perusahaan

tertutup tidak menjual efek saham kepada publik akan tetapi perusahaan tertutup yang

menjual efek obligasi kepada publik juga dapat dikatan sebagai emiten.

Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan

emisi di bursa (disebut emiten). dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai

tujuan yang sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS antara lain: 1)

perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk

meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi; 2) memperbaiki

struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing; dan 3)

29

Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), hlm.142 30

www.ojk.go.id Daftar Efek Syariah. Di akses 14 pebruari 2018

Page 32: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

32

mengadakan pengalihan pemegang saham, pengalihan dari pemegang saham lama kepada

pemegang saham baru.31 Dalam konsep obligasi syariah mudharabah, emiten

menerbitakan surat berharga jangka panjang untuk ditawarkan kepada para investor dan

berkewajiban membayar pendapatan berupa bagi hasil, serta pokok utang obligasi pada

waktu jatuh tempo kepada para pemegang obligasi tersebut. Dalam hal ini pihak emiten

berfungsi sebagai mudharib, sedangkan investor pemegang obligasi sebagai shahibul

mal.

31

www.edukasisaham.co.id di akses 14 pebruari 2018

Page 33: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

33

G. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan penulis ini memiliki tema yang hampir sama dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh:

No Peneliti Judul Kesimpulan

1 Aris

Budiyanti,

dkk.

Analisis Trading Volume

Activity (TVA) dan

Abnormal Return

pada Saham Perusahaan-

Perusahaanyang Tercatat

dalam Jakarta Islamic Index

(JII) Sebelum dan Setelah

Bergabung dengan JII

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan

rata-rata Trading Volume

Activity (TVA) antara

sebelum dan setelah

bergabung dengan Jakarta

Islamic Index dengan nilai t-

hitung sebesar -1,0852%

lebih kecil dari t-tabel sebesar

2,021%). Tidak

terdapat perbedaan yang

signifikan rata-rata Abnormal

Return antara sebelum

dan setelah bergabung dengan

Jakarta Islamic Index.

2 Rizka Hayyu

Oktaviani dkk

(2016)

Analisis Perbedaan Trading

Volume Aktivity dan Abnormal

Return Sebelum dan Sesudah

Bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan Trading

Volume Activity dan

Page 34: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

34

Pengumuman Buy Back Saham

(studi pada perusahaan yang

terdaftar di BEI yang

melakukan Buy Back tahun

2012 – 2014)

Abnormal Return Sebelum

dan Sesudah Pengumuman

Buy Back

3 Neola

Delphinea,

Suhadak dan

Sri

Sulasmiyati

(2016)

Pengaruh Pengumuman

Pembelian Kembali Saham

(Buy Back) Terhadap Reaksi

Pasar (studi pada perusahaan

terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2013 –

2015)

Tidak terdapat Reaksi yang

signifikan terhadap pasar

sebagai akibat dari

pengumuman pelaksana Buy

Back suatu emiten. tidak

terdapat reaksi pasar yang

signifikan yang ditujukan

dengan adanya average

trading volume activity pada

semua hari di sekitar

pengumuman Buy Back dan

juga tidak terdapat perbedaan

signifikan antara average

abnormal return dan average

trading volume activity

sebelum dan sesudah

pengumuman Buy Back.

4 Dyah Retno Aktivitas Perdagangan Saham Average Abnormal Return

Page 35: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

35

Wulan, Sri

Sulasmiyati

(2017)

Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Stock Buy Back

(studi pada perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) yang

melakukan Stock Buy Back

Periode 2015 – 2016)

(AAR), Average Trading

Volume Activity (ATVA) dan

Average Trading Frequency

Activity tidak mengalami

perubahan yang signifikan

sebelum dan sesudah

pengumuman stock buy back.

5 Dewi, N.P

Sentia dan

Putra, I.N.W

Asmara

(2013)

Pengaruh Pengumuman Right

Issue pada Abnormal Return

dan Volume Perdagangan

Saham

Tidak terdapat perbedaan

yang signifikan pada

abnormal return sebelum dan

sesudah pengumuman tetapi

terdapat perbedaan yang

signifikan pada volume

perdagangan saham sebelum

dan sesudah pengumuman

right issue.

6 Indra Saputra

(2016)

Analisis Perbedaan Rata-Rata

Trading Volume Activity

Saham Sebelum Dan Sesudah

Pemilu Presiden Dan wakil

Presiden tahun 2014 (event

study pada saham di Bursa

Efek Indonesia periode 29 juni

Tidak terdapat perbedaan

rata-rata trading volume

activity saham pada saham

LQ-45 sebelum dan sesudah

pemilihan umum presiden

dan wakil presiden tahun

2014.

Page 36: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

36

– 19 juli 2014)

7 Alfian Dody

Firmansyah

Analisis Perbandingan Trading

Volume Activity Dan Abnormal

Return Sebelum Sesudah Stock

Split

Tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara trading

volume activity sebelum dan

sesudah pemecahan saham.

Tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara

abnormal return sebelum dan

sesudah pemecahan saham.

H. Definisi Operasional

1. Trading Volume Activity

Trading Volume Activity merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang yang

diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu

tertentu. Jika harga saham mengalami kenaikan, berarti saham tersebut aktif

diperdagangkan. Besar kecilnya TVA menunjukkan seberapa besar minat investor

dalam berinvestasi terhadap saham perusahaan.

2. Buy Back

Buy Back merupakan kebijakan perusahaan membeli kembali saham yang telah

beredar. Menurut Mayo dalam jurnal Dyah Retno Wulan dan Srisulasmiyati, saham yang

dibeli kembali biasanya digunakan sebagai harta karun perusahaan yang digunakan di masa

depan.

3. Saham

Page 37: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

37

Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau

badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas, saham di dalam penelitian ini

menggunakan saham syariah.

4. DES

DES merupakan kumpulan Efek yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip

syariah di pasar modal, yang ditetapkan oleh Bapepam-LK dan daftar saham syariah

yang menggunakan kriteria syariah.

I. Kerangka Pemikiran

Buy Back merupakan aksi korporasi dimana emiten melakukan pembelian kembali

atas saham-saham emiten yang telah beredar di masyarakat. Buy back pernah dilakukan pada

tahun 2013 terdapat 16 emiten, pada tahun 2014 terdapat 6 emiten, pada tahun 2015 terdapat

12 emiten dan pada tahun 2016 terdapat 2 emiten. saat kondisi perekonomian lesu dan pasar

saham crash. Berdasarkan keadaan saham tersebut terlihat bahwa saham-saham emiten yang

beredar pada setiap tahunya mengalami fluktuasi, baik sebelum dan sesudah melakukan

terdapat perbedaan yang cukup signifikan, sehingga tidak selalu 36 perusahaan yang

melakukan Buy Back. Adanya perusahaan saham syariah yang melakukan Buy Back inilah

menjadi nilai tambahan yang membuat peneliti tertarik untuk melihat perbedaan trading

volume activity sebelum dan sesudah pengumuman buy back.

Peristiwa tersebut memiliki perbedaan atau tidak adanya perbedaan terhadap sejumlah

emiten yaitu saham-saham yang terdaftar di Daftar Efek Syariah, kemudian difokuskan

dengan melihat volume perdagangan saham yang melakukan Buy Back dalam

lingkungannya di pasar modal. Berikut ini merupakan gambaran kerangka pemikiran

peneliti ini:

Page 38: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

38

Gambar 1.2

Kerangka Pemikiran

J. Model Penelitian

Model penelitian dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel independen dan satu

variabel devenden. Pola hubungan yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat digambarkan

seperti gambar 2.2. berikut:

Gambar 1.3

Model Penelitian

( X ) ( Y )

K. Hipotesis

Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan trading volume activity

(TVA) sebelum dan susudah pengumuman buy back saham.

Pengumuman Buy Back

Perbedaan Tidak adanya Perbedaan

TVA Sebelum Buy Back VA Sesudah Buy Back

Pengumuman Buy Back

Trading Volume Activity

Page 39: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

39

Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan trading volume activity (TVA) sebelum

dan sesudah pengumuman buy back saham.

Page 40: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

40

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini tergolong pada penelitian kuatitatif. Penelitian kuantitatif adalah

penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan analisis yang menggunakan

uji statistika dan dipandu dengan hipotesis tertentu.32 Metode kuantitatif merupakan metode

untuk menguji teori-teori tertentu dengan dengan cara meneliti hubungan antar variabel.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena data

ynng digunakan berupa angka yang kemudian diolah menggunakan metode statistik. Bentuk

penelitian ini adalah event study, yaitu studi untuk mempelajari reaksi pasar atas peristiwa

yang informasinya dipublikasikan dalam suatu bentuk pengumuman.

Penelitian ini dengan menggunakan metode komparasi yaitu penelitian yang

membandingkan kondisi variabel pada suatu tempat dengan kondisi variabel ditempat lain.33

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan

analisis yang menggunakan uji statistika dan dipandu dengan hipotesis tertentu. Penelitian ini

dengan menggunakan metode komparasi yaitu penelitian yang membandingkan kondisi

variabel pada suatu tempat dengan kondisi variabel ditempat lain.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, penulis

tidak menggunakan data primer. Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung

32

Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 128 33

Wasty Soemanto, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 15

Page 41: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

41

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen

lain.34

Data Sekunder adalah sumber-sumber yang dapat berupa buku tentang subjek

matter yang ditulis orang lain, dokumen-dokumen yang merupakan hasil penelitian dan

hasil laporan. Data skunder merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari

responden, melainkan melalui bahan dokumentasi yang tersedia pada penelitian ini

berupa gambaran umum tentang lokasi penelitian dan juga data-data dokumentasi tentang

Trading Volume Activity baik keadaan sebelum dan sesudah pengumuman Buy Back

Saham pada perusahaan yang terdaftar di DES tahun 2012-2016.

2. Sumber Data

Sumber data adalah bahan pokok yang dapat diolah dan dianalisa untuk menjawab

permasalahan yang ada dalam penelitian. sumber data bersifat umum yang memiliki

informasi tentang objek penelitian.35 Sumber data adalah sumber dimana data bersifat

umum yang memiliki informasi tentang objek penelitian. Yang dimaksud sumber data

dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti

menggunakan dokumentasi, maka dokumentasinya adalah catatan yang menjadi sumber

data, sedangkan isi catatan subyek penelitian atau variabel penelitian.36

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari, daftar nama

perusahaan yang mempublikasikan pengumuman buy back saham, trading volume

activity saham, jumah saham yang beredar, harga saham, Indeks Harga Saham Gabungan,

dan saham syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah. Data tersebut diperoleh dari

berbagai sumber,

34

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 225 35

Trianto, Pengantar Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2010), hlm. 253 36

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm.

172

Page 42: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

42

yakniwww.idx.co.id,www.finance.yahoo.com,www.ojk.go.id,www.syariahsaham.com

dan Galeri Investasi BEI Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yaitu objek yang akan diteliti.37

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang

yang memiliki kerakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti,

Karena itu dipandang sebagi sebuah semesta penelitian. Jadi populasi bukan hanya orang,

tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah

yang ada pada obyek/subjek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat

yang dimiliki oleh subyek/obyek itu.

Populasi dalam penelitian ini merupakan subjek keseluruhan dari penelitian, subjek

yang dikenakan generalisasi dari hasil penelitian tersebut. Populasi dapat berbentuk

daerah, perkembangan, karakteristik pribadi.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.38

Adapun yang dijadikan populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) dan

mengeluarkan pengumuman berupa kebijakan buy back saham tahun 2012-2016, dalam

penelitian ini jumlah keseluruhan populasi yaitu 36 emiten.

2. Sampel

37

Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial

dan Ilmu Sosial Lai nnya, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 57 38

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2007) hlm 72

Page 43: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

43

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut dan sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang

representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian

dengan tujuan untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara

mengamati hanya sebagian populasi.39

Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Karakteristik dari sampel adalah sama atau setara dengan populasi

tersebut. Pengambilan sampel yang tepat bisa mengarahkan pada generalisasi yang kuat

terhadap hasil penelitian sehingga peneliti dengan tegas menyatakan kriteria dari subjek

tersebut.

Dengan teknik ini, peneliti dapat menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu,

tetapi tetap mematuhi syarat-syarat yang berlaku, kriteria yang digunakan dalam

pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang mengeluarkan kebijakan buy back saham tahun 2012-2016.

a. Data yang dibutuhkan tersedia lengkap untuk dianalisis. Berdasarkan kriteria

tersebut, dikarenakan jumlah popualasi penelitian merupakan sampel kecil yang

berjumlah 36 emiten maka peneliti mengambil seluruh populasi dan menjadikan

populasi sampel.

D. Periode Pengamatan

39

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 55-56

Page 44: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

44

Periode pengamatan di pilih selama 60 hari bursa yaitu 30 hari sebelum tanggal

pengumuman dan 30 hari sesudah tangal pengumuman. Alasan mengambil periode ini adalah

untuk meminimalisasi confounding effect dari adanya peristiwa aksi korporasi lain dan

kebijakan pemerintah dalam negeri maupun luar negeri yang dapat memengaruhi perubahan

tranding volume activity dan harga saham perusahaan.

Page 45: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

45

E. Teknik Analisis Data

1. Statistika Deskriptif

Statistika deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan rata-rata

trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman buy back saham.

2. Uji Regresi Linear Sederhana

Uji regresi sederhana yaitu regresi yang hanya melibatkan dua variabel yaitu satu

variabel X dan satu variabel terikat Y. Model persamaan regresi linear sederhana pada

penelian ini adalah sebagai berikut: Y = a + bX

Diminta:

Y = Trading Volume Activity

X = Pengumuman Buy Back

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi X ( pengumuman Buy Back ).40

3. Uji Asumsi Klasik

Sehubungan dengan pemakaian metode regresi berganda, maka untuk menghindari

pelanggaran asumsi-asumsi model klasik, perlu diadakan pengujian asumsi klasik.

Adapun uji asumsi klasik tersebt adalah:

a. Uji Multikolinearitas

Uji multkolinearitas bertjuan untuk menguji apakah regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjasi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya

multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

40

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Cetakan Pertama (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2004), hal. 45.

Page 46: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

46

1) Jika R2 sangat tinggi tapi variabel independen banyak yan tidak signifikan maka

dalam model regresi terdapat multikolinearitas.

2) Melihat nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 berarti tidak

ada multikolinearitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.Jika tidak ada pola garis yang jelas, serta titik-titik menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Jika asumsi normalitas tidak

terpenuhi, maka uji f dan t menjadi tidak valid. Diantara uji statistik yang dapat

digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji stastistik nonparametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S ini dilakukan dengan membuat hipotesis:

Ho : Data residual berdistribusi normal.

Ha : Data residual berdistribusi tidak normal.

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

a. Uji t-statistik. Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

Page 47: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

47

b. Uji f-statistk. Uji f digunakan untuk menguji pengaruh dari seluruh variabel bebas

secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

c. Koefisiensi Determinasi. Koefisiensi determinasi digunakan baik secara parsial (r)

maupun secara bersama-sama (R2) yang menyatakan besarnya keterandalan model

yang digunakan, yaitu digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel bebas (Xi)

memberikan kontribusi pengaruh pada variabel terikat (Yi) dari persamaan regresi

yang diperoleh.Besarnya nilai koefisien determinasi berkisar 0 ≤ R2 ≤ 1.Apabila nilai

koefisien dterminasi mendekati 1 merupakan indikator yang menunjukkan semakin

kuatnya pengaruh perubahan variabel-variabel x terhadap perubahan variabel Y.

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi tidak keluar dari jalur pembahasan, dan tidak terjadinya

pelebaran dalam pembahasan dan memberikan gambaran secara umum mengenai isi dari

penelitian ini. Sehingga dapat dilihat kesinambungan antar bab satu dengan bab yang lainnya,

penulis membagi pembahasan dalam penelitian ini antar lain:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah sebagai landasan pemikiran secara garis besar,

pertanyan tentang penomena yang memerlukan pemecahan melalui penelitian yang

dirumuskan dalam perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

masalah dan kerangka teori.

BAB II METODE PENELITIAN

Page 48: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

48

Berisi tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, mencakup definisi

operasional dari variabel penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, periode

pengamatan dan metode analisis.

BAB III GAMBARAN UMUM

Berisi tentang sejarah singkat DES, dan sejarah singkat perusahaan yang ada di DES.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Menguraikan deskripsi objek penelitian, analisis kuantitatif, interpretasi hasil dan

argumentasi terhadap hasil penelitian.

Page 49: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

49

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah lembaga pemerintah yang berperan sebagai

penyelenggara bursa. Artinya, Bursa Efek Indonesia bertugas untuk memfasilitasi

perdagangan efek di Indonesia. Bursa Efek Indonesia berpusat di Gedung Bursa Efek

Indonesia, Kawasan Niaga Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman Senayan, Kebayoran

Baru, Jakarta Selatan. Berdasar UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 BEI adalah pihak yang

menyelenggarakan dan menyediakan dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual

dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka. Tugas

bursa efek sebagai fasilitator yaitu menyediakan sarana perdagangan efek, mengupayakan

likuiditas instrumen yaitu mengalirnya dana secara cepat pada efek-efek yang dijual.

Menyebarluaskan informasi bursa ke seluruh lapisan masyarakat, menarik investor dan

perusahaan yang go publik dan menciptakan instrumen dan jasa baru.41

Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian

dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa itu. Bursa efek tersebut,

bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi

perusahaan dan pemerintah. Sebuah bursa saham sering kali menjadi komponen terpenting

dari sebuah pasar saham. Tidak ada keharusan untuk menerbitkan saham melalui bursa

saham itu sendiri dan saham juga tidak mesti diperdagangkan di bursa tersebut: hal semacam

ini dinamakan off exchange. Untuk saham yang sudah terdaftar perdagangannya harus

dilapor ke bursa.

41

Sumber data: https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia

39

Page 50: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

50

Adapun peranan dan kewajiban Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Peran Bursa Efek Indonesia diantaranya:

a Menyediakan semua sarana perdagangan efek (fasilitator).

b. Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa

c. Mengupayakan likuiditas instrument

d. Mencegah praktek-praktek yang dilarang bursa (kolusi, pembentukan harga yang

tidak wajar, insider trading.

e. Menyebarluaskan informasi bursa (transparansi)

f. Menciptakan instrumen dan jasa baru

2. Kewajiban Bursa Efek Indonesia yaitu:

a. Menyerahkan laporan kegiatan kepada BAPEPAM

b. Menetapkan peraturan mengenai keanggotaan, pencatatan, perdagangan, kesepadanan

efek, kliring dan penyelesaian transaksi bursa, dan hal-hal lain yang berkaitan

dengankegiatan bursa.

c. Memiliki satuan pemeriksanaan.42

Bursa Efek Indonesia (BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa

hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi

efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa

Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan

derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. BEI

menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak

22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009

42

Sumber data: www.idx.co.id

Page 51: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

51

sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang

disediakan OMX.43

Bursa Efek Indonesia merupakan bursa resmi di Indonesia, sehingga bagi para

perusahaan yang ingin go public di Indonesia harus melalui BEI. Bursa Efek Indonesia pun

harus mengontrol agar proses transaksi efek yang terjadi berjalan dengan adil dan efisien.

Ada pun peran dari BEI antara lain:

1. Sebagai Fasilitator Perdagangan Efek, Hal ini termasuk

a. Menyediakan semua sarana perdagangan efek (fasilitator).

b. Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa.

c. Melakukan pencatatan terhadap semua instrumen efek.

d. Mengupayakan likuiditas instrumen investasi efek.

e. Menyebarluaskan informasi bursa (transparansi).

2. Sebagai Otoritas yang Mengontrol jalannya transaksi, Hal ini termasuk:

a. Melakukan pemantauan kegiatan transaksi efek.

b. Mencegah praktik manipulasi harga yang tidak wajar, yang dilarang oleh Undang-

undang. (Termasuk Insider Trading).

c. Melakukan pembekuan perdagangan/suspend untuk emiten saham yang melanggar

ketentuan bursa efek.

d. Melakukan pencabutan atas efe /delisting, sesuai aturan yang berlaku.44

Bursa Efek Indonesia (BEI), menyediakan semua publikasi dan bahan cetakan

mengenai pasar modal yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia termasuk peraturan dan

Undang-Undang Pasar Modal. Informasi dan data yang ada di Galeri Investasi BEI dapat

43

Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah 44

Sumber data: http://www.sahamok.com/bei/indeks-bursa/indeks-kompas-100/

Page 52: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

52

digunakan oleh civitas akademika untuk tujuan akademik, bukan untuk tujuan komersial

dalam hal transaksi jual dan beli saham. Dengan adanya Galeri Investasi BEI diharapkan

dapat saling memberikan manfaat bagi semua pihak sehingga penyebaran informasi pasar

modal tepat sasaran serta dapat memberikan manfaat yang optimal bagi praktisi ekonomi,

investor, pengamat pasar modal maupun masyarakat umum di daerah dan sekitarnya baik

untuk kepentingan sosialisasi dan pendidikan/edukasi pasar modal maupun untuk

kepentingan ekonomis atau alternatif investasi.

B. Pasar Modal Syariah

Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana

Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa

Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment

Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan

untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara Syariah. Dengan

hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat

dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip Syariah.

Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis

Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar

modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi

untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi Syariah di pasar modal terus

bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002.

Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad

mudharabah.

Page 53: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

53

Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari perkembangan institusional

yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan tersebut

dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret 2003. MoU

menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan

pasar modal berbasis Syariah di Indonesia. Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK,

perkembangan Pasar Modal Syariah ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar

Modal Syariah pada tahun 2003. Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal

Syariah masuk dalam struktur organisasi Bapepam dan LK, dan dilaksanakan oleh unit

setingkat eselon IV yang secara khusus mempunyai tugas dan fungsi mengembangkan pasar

modal Syariah. Sejalan dengan perkembangan industri yang ada, pada tahun 2006 unit eselon

IV yang ada sebelumnya ditingkatkan menjadi unit setingkat eselon III.

Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan Bapepam

dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan

LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad

yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31

Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang

Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek

Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007.45

Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan

disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada

tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk

penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk negara. Pada tanggal 30 Juni 2009,

Bapepam-LK telah melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Bapepam-LK Nomor

45

Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah

Page 54: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

54

IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar

Efek Syariah. Penerapan prinsip Syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al

Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, dari

kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu

fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah, yaitu

hubungan diantara sesama manusia terkait perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar

modal Syariah dikembangkan dengan basis fiqih muamalah.46

Sebagai bagian dari sistem pasar modal Indonesia, kegiatan di Pasar modal yang

menerapkan prinsip-prinsip Syariah juga mengacu kepada Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan pelaksananaannya (Peraturan Bapepam-LK,

Peraturan Pemerintah, Peraturan Bursa dan lain-lain). Bapepam-LK selaku regulator pasar

modal di Indonesia, memiliki beberapa peraturan khusus terkait pasar modal syariah, sebagai

berikut: Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efeek Syariah,

Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Peraturan Nomor IX.A.14

tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah.

Pasar modal Syariah secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal yang

menerapkan prinsip-prinsip Syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-

hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain. Momentum

berkembangnya pasar modal berbasis Syariah di Indonesia dimulai pada tahun 1997, yakni

dengan diluncurkannya Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment

Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT. Danareksa

Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli 2000

yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanmkan dananya secara syariah dan

46

Sumber data: http://www.sahamok.com/bei/indeks-bursa/indeks-kompas-100/

Page 55: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

55

Indeks Saham Syariah Indonesia pada tanggal 12 Mei 2011. Pasar modal syariah adalah

pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek

yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip

Syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud

dalam peraturan peundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan

perusahaan maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip Syariah. Adapun yang

dimaksud sebagai efek-efek Syariah menurut Fatwa DSN MUI No.40/DSN-MUI/X/2003

tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal

mencakup Saham Syariah, Reksadana Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragunan

Aset Syariah, dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah.47

Adapun dasar diperbolehkannya transaksi jual-beli efek adalah Fatwa Dewan Syariah

Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 80/DSN-MUI/VI 2011 tentang

Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangkan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar

Reguler Bursa Efek. Adapun isi utama fatwa mekanisme Syariah perdagangan saham adalah:

1. Perdagangan Efek di Pasar Reguler Bursa Efek menggunakan akad jual beli (bai’)

2. Efek yang ditransaksikan adlah efek yang bersifat ekuitas yang sesuai dengan prinsip

Syariah (terdapat dalam Daftar Efek Syariah)

3. Pembeli boleh menjual Efek setelah transaksi terjadi, meskipun settlemennya di

kemudian hari

4. Mekanisme tawar menawar yang berkesinambungan menggunakan akad bai’ al-

Musawamah. Harga yang wajar dan disepakati akan menjadi harga yang sah.

5. SRO dapat mengenakan biaya (ujrah) untuk setiap jasa yang diberikan dalam

menyelenggarakan perdagangan Efek bersifat Ekuitas.

47

Sumber data: http://www.sahamok.com/bei/indeks-bursa/indeks-kompas-100/

Page 56: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

56

6. Tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dalam bertransaksi.48

Secara umum, penerapan prinsip Syariah dalam industri pasar modal khususnya pada

instrumen saham dilakukan berdasarkan penilaian atas saham yang diterbitkan oleh masing-

masing perusahaan. Sebagai salah satu instrumen perekonomian maka pasar modal Syariah

tidak terlepas dari pengaruh yang berkembang di lingkungannya, baik yang terjadi di

lingkungan ekonomi mikro, yaitu peristiwa atau keadaan para emiten, seperti laporan kinerja,

pembagian deviden, perubahan strategi atau perubahan strategis dalam rapat umum

pemegang saham, akan menjadi informasi yang menarik bagi para investor di pasar modal.

Selain lingkungan ekonomi mikro, perubahan lingkungan yang dimotori oleh kebijakan-

kebijakan makro, kebijakan moneter, kebijakan fiskal maupun regulasi pemerintah dalam

sektor riil dan keuangan, akan pula mempengaruhi gejolak di pasar modal. Perkembangan

produk Syariah di pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memang cukup

menggembirakan. Namun, pengembangan produk Syariah tersebut juga mengalami beberapa

hambatan. Berdasarkan hasil studi tentang investasi syariah di Indonesia oleh Tim Studi

tentang investasi syariah di Indonesia (BAPEPAM-LK), menunjukkan terdapat beberapa

hambatan dalam pengembangan pasar modal berbasis syariah di Indonesia, di antaranya

adalah sebagai berikut: tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang pasar modal Syariah,

ketersediaan informasi tentang pasar modal Syariah, minat pemodal atas efek Syariah,

kerangka peraturan tentang penerbitan efek Syariah, pola pengawasan (dari sisi syariah) oleh

lembaga terkait, Pra-proses (persiapan) penerbitan efek Syariah dan elembagaan atau

Institusi yang mengatur dan mengawasi pasar modal Syariah di Indonesia.

C. Emiten

48

Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah

Page 57: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

57

Emiten adalah perusahaan baik swasta maupun BUMN yang mencari modal dari bursa

efek dengan cara menerbitkan efek (bisa saham, obligasi, right issue, warrant, atau jenis efek

lainnya). Dari inilah awal mulanya muncul surat berharga, yang kemudian diperdagangkan di

pasar modal. Emiten berarti badan usaha yang mengeluarkan kertas berharga untuk

diperjualbelikan. Tidak semua perusahaan dapat disebut emiten. Hanya perusahaan yang

saham atau obligasinya diperdagangkan di bursa efeklah. Di Bursa Efek Indonesia sendiri

saat ini terdapat 547 emiten saham dan sekitar 82 emiten obligasi. Masyarakat mempunyai

pilihan untuk membeli salah satu (atau beberapa) efek yang dijual tersebut.49

Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum, yaitu penawaran efek yang

dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang

diatur dalam peraturan Undang-undang yang berlaku. Emiten dapat berbentuk orang

perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi.Emiten

dapat menawarkan efek yang berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial,

saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak

berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.

Jenis Efek yang lain adalah Sukuk, yang merupakan Efek Syariah, yakni akad dan cara

penerbitannya sesuai dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal. Pada umumnya, Emiten

melakukan penawaran Efek melalui Pasar Modal untuk saham, obligasi, dan sukuk. Emiten

juga merupakan perusahaan yang menjual efek baik berupa saham maupun obligasi kepada

masyarakat. Bentuknya Emiten bisa berupa perusahaan terbuka (publik) maupun perusahaan

tertutup.50

49

Sumber data: http://www.sahamok.com/bei/indeks-bursa/indeks-kompas-100/ 50

Sumber data: http://www.sahamok.com/bei/indeks-bursa/indeks-kompas-100/

Page 58: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

58

Perusahaan terbuka menjual efek saham kepada publik dan juga bisa menjual efek

obligasi. Perusahaan tertutup bisa disebut emiten ketika perusahaan menjual efek obligasi

kepada publik, jika perusahaan tertutup tidak menjual efek obligasi ke publik maka tidak

dikatakan emiten. Perusahaan publik yang sudah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek

Indonesia (BEI) biasanya mendapatkan dana melalui pasar modal dengan menerbitkan efek

baik saham maupun obligasi yang dijual ke publik. Dana yang digunakan biasanya untuk

tujuan-tujuan tertentu seperti ekspansi usaha. Modal yang didapatkan digunakan untuk

memperluas pasar, meningkatkan kapasitas produksi, atau untuk diversifikasi usaha.

Kemudian bisa juga digunakan untuk memperbaiki struktur permodalan dengan membayar

hutang dan juga untuk pengalihan pemegang saham. Perusahaan terbuka yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia mencapai 556 perusahaan. Biasanya perusahaan yang sudah listing di

BEI memiliki kode perdagangan tersendiri seperti PT Astra Internasional Tbk kodenya yaitu

ASII, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Bank

Rakyat Indonesia (BBRI).51

Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran untuk menjual efek kepada masyarakat

berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan

pelaksananya.Yang termasuk emiten adalah:

1. Perusahaan publik, adalah perseroan yang menjual sahamnya melalui pasar modal yang

telah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.

2. Reksa dana, adalah sebuah wadah yang hanya dapat dikelola oleh manajer investasi

berdasarkan kontrak untuk menghimpun dana dari pemodal untuk kemudian

diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek.52

51

Sumber data: www.idx.co.id 52

Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah

Page 59: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

59

Emiten sebagai perusahaan yang melakukan emisi atau menerbitkan dan menjual

saham atau obligasi (dan produk investasi turunannya) kepada masyarakat umum, tidak

semua perusahaan dapat disebut emiten. Hanya perusahaan yang saham atau obligasinya

diperdagangkan di bursa efeklah yang disebut emiten. Di di Bursa Efek Indonesia (BEI)

terdapat kurang lebih 400 emiten saham dan sekitar 82 emiten obligasi. Masyarakat

mempunyai pilihan untuk membeli salah satu (atau beberapa) efek yang dijual emiten-emiten

tersebut. Jumlah emiten tersebut tidak bersifat tetap. Dengan kian bertambahnya perusahaan

yang memutuskan untuk menjual efek kepada masyarakat, semakin banyak dan beragam pula

pilihan investasi surat berharga yang dapat diambil oleh investor.

D. Saham

Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang

mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham,

memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk

'menjual' kepentingan dalam bisnis-saham (efek ekuitas)-dengan imbalan uang tunai, hal ini

adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham

dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar sekunder.

Saham merupakan tanda penyertaan modal dalam suatu perusahaan. Artinya orang atau

badan usaha yang memiliki saham juga memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim

atas aset perusahaan. Pemegang saham pun berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS). Bagi pemilik saham, ada dua keuntungan yang diperoleh yakni

1. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari

keuntungan yang dihasilkan perusahaan dan,

Page 60: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

60

2. Capital Gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual yang terbentuk karena

aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.53

Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada

publik, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik.

Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI

mempunyai beberapa jenis indeks, ditambah dengan sepuluh jenis indeks sektoral Indeks-

indeks tersebut adalah :

1. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi Indeks.

2. Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing saham didasarkan harga

dasar.

3. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.

4. Indeks IDX30, menggunakan 30 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.

5. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian Kompas.

6. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam sektor yang sama.

7. Jakarta Islamic Index, menggunakan 30 saham terpilih yang termasuk dalam Daftar Efek

Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK (Kini OJK).

8. Indeks Bursa Syariah Indonesia (Indonesia Sharia Stock Index (ISSI)), yang

menggunakan semua saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan

oleh Bapepam-LK (kini OJK).

9. Indeks Bisnis-27, menggunakan 27 saham terpilih bekerja sama dengan Harian Bisnis

Indonesia.

10. Indeks Pefindo25, menggunakan 25 saham terpilih bekerja sama dengan Pefindo.

53

Sumber data: https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia

Page 61: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

61

11. Indeks Sri-Kehati, menggunakan 25 saham terpilih yang menerapkan prinsip tata kelola

yang baik dan kepedulian terhadap lingkungan, bekerjasama dengan Yayasan Kehati.

12. Indeks Minfra18, menggunakan 18 saham terpilih yang bergerak dalam bidang

infrastruktur dan penunjangnya, bekerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur

(Persero).

13. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, indeks yang didasarkan pada kelompok

saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.54

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu

perusahaan.Saham dibagi menjadi 2 kategori utama:

1. Saham Biasa (common stock). Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang

memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek

penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima

sebagaian pendapatan tetap/deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko

kerugian yang diderita perusahaan. Saham biasa Mewakili klaim kepemilikan pada

penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan. Orang yang memiliki saham suatu

perusahaan memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan

hak suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin

banyak prosentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki

untuk mengontrol operasional perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki kewajiban

yang terbatas.

2. Saham Preferen (Preferred Stock). Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan

memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa. Saham yang mempunyai

karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan

54

Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah

Page 62: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

62

pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil,

seperti yang dikehendaki investor. Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim

atas laba dan aktiva sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan

memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.55

Saham bila ditinjau dari kinerja perdagangan, saham dapat dikelompokkan menjadi 5

jenis yaitu sebagai berikut:

1. BlueChip Stocks. Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,

sebagai pemimpin (leader) dalam industri sejenismya, memiliki pendapatan yang stabil

dan konsisten dalam membayar dividen.

2. Income Stocks. Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen

lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Saham seperti

ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur

membagikan dividen tunai dan tidak suka menekan laba serta tidak mementingkan

potensi.

3. Growth Stocks, terdiri dari well-known dan lesser-known (Well-Known) adalah Saham

dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di

industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. (Lesser-Known) adalah Saham dari

emiten yang tidak sebagai pemimpin dalam industri, namun memiliki ciri growth stock.

4. Speculative Stock. Saham dari suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten

memperoleh penghasilan setiap tahunnya, namun memiliki kemungkinan penghasilan

yang tinggi di masa mendatang, walaupun belum pasti.

5. Counter Cyclical Stockss. Saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ekonomi

makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini

55

Sumber data: https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia

Page 63: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

63

tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat

dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.56

BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik.

Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI

mempunyai beberapa jenis indeks,

1. Indeks Harga Saham Gabungan biasanya disingkat dengan nama IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan biasanya disingkat dengan nama IHSG, dalam

Bahasa Inggris dia biasa disebut juga dengan Indonesia Composite Index, ICI, atau IDX

Composite. Pengertian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau arti IHSG

adalah merupakan satu dari beberapa indeks pasar saham (stock market) yang dipakai

oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)). IHSG ini

diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, fungsi indeks harga saham

berperan sebagai sebuah indikator yang mencitrakan pergerakan harga saham di BEJ

secara umum. Indeks IHSG ini melingkupi pergerakan harga semua saham biasa dan

saham preferen yang sudah tercatat resmi di BEI. Hari initial atau pertama untuk

perhitungan nilai IHSG merupakan tanggal 10 Agustus 1982. Pada waktu itu, Indeks

dibuka dengan Nilai Dasar 100 dan saham atau emiten yang tercatat pada saat itu

hanyalah berjumlah 13 saham.

Posisi harian yang tertinggi yang sudah dicapai IHSG dalam sejarah adalah

5.251,296 poin yang waktu itu tercatat pada tanggal 21 Mei 2013. Di sisi lain, posisi nilai

pada penutupan pasar tertinggi yang pernah dicapai adalah 5.214,976, yaitu pada tanggal

20 Mei 2013. Prinsip yang dipakai dalam cara menghitung indeks harga saham

merupakan jumlah Nilai Pasar dari total seluruh saham yang telah tercatat pada pada BEI

56

Sumberdatawww.idx.co.id

Page 64: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

64

sejak tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar ini merupakan total keseluruhan

perkalian setiap saham yang tercatat (kecuali khusu perusahaan yang sedang berada

dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut.

Perhitungan Indeks mewakili pergerakan harga seluruh saham di pasar/bursa efek

Indonesia yang terjadi melalui sistem jual beli lelang. Nilai Dasar ini akan diatur secara

cepat dan tepat jika terjadi perubahan kapital suatu emiten atau terdapat faktor-faktor lain

yang tidak memiliki hubungan dengan harga saham. Penyesuaian ini akan dilaksanakan

jika ada pendaftaran masuk emiten baru, HMETD (right issue), partial/company listing,

waran dan obligasi konversi demikian juga delisting. Ketika terdapat kasus stock split,

dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan, ini adalah karena Nilai

Pasar itu tidak terpengaruh. Harga saham yang dipakai untuk menghitung IHSG

merupakan harga saham yang terdapat di pasar reguler yang diatur dengan mengacu pada

harga yang terjadi berdasarkan sistem perdagangan lelang.

2. Indek LQ45

Indeks LQ45 adalah indeks yang berisi 45 saham terpilih yang memiliki likuiditas

tinggi sehingga mudah untuk diperdagangkan. Nama LQ sendiri memiliki arti LiQuid dan

angka 45 memiliki arti 45 saham yang berada di dalamnya, adapula nomor 45 dipilih

karena merupakan simbol tahun kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945. Indeks

LQ45 terbitkan pada bulan Februari 1997. Namun untuk mendapatkan data historikal

yang cukup panjang, hari dasar yang digunakan adalah tanggal 13 Juli 1994, dengan nilai

indeks sebesar 100. Kriteria dari pemilihan 45 saham yang ada di LQ45 adalah sebagai

berikut:

Page 65: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

65

a. Masuk dalam 60 besar perusahaan yang memiliki nilai kapitalisasi terbesar dalam 12

bulan terakhir

b. Masuk dalam 60 besar perusahaan yang memiliki nilai transaksi perdagangan saham

terbesar dalam 12 bulan terakhir.

c. Sudah listing di Bursa Efek Indonesia setidaknya minimal 3 bulan

d. Memiliki keuangan yang baik, prospek yang bagus dan nilai transaksi yang besar

serta frekuensi perdagangan yang tinggi.57

Karena kriteria tersebut tidak sembarang saham bisa masuk ke LQ45, saham yang

ada harus berkapitalisasi besar dan sangat likuid sehingga mudah untuk trading. Sehingga

banyak yang menyarankan untuk memperdagangkan saham yang ada di LQ45 ketimbang

saham yang lain.

Saham LQ45 selalu berganti seiring waktu dan terus di update oleh Bursa Efek

Indonesia. Itu artinya pasti ada saham yang masuk dan keluar dari LQ45. Saham

dikeluarkan dari LQ45 karena tidak memenuhi keempat syarat yang telah ditentukan di

atas dan terdapat saham pengganti yang lebih memnuhi syarat untuk masuk ke dalam

saham LQ45. Misalnya saja ada saham yang telah masuk ke dalam LQ45 namun terjadi

penurunan yang besar dari saham tersebut secara jangka panjang yang mengakibatkan

nilai kapitalisasinya menjadi kecil. Karena tidak memenuhi syarat kapitalisasi maka

saham tersebut dikeluarkan dari LQ45. Hal lain terjadi karena penurunan nilai transaksi

yang menurunkan likuiditasnya juga yang merupakan faktor penting dari LQ45 dan

mungkin prospeknya yang menjadi suram sehingga bisa membahayakan para investor.

57

Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah

Page 66: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

66

Kendati saham LQ45 merupakan saham blue chip dan memiliki nilai transaksi yang

besar sehingga mudah untuk diperdagangkan serta dinilai memiliki prospek yang bagus,

saham LQ45 tidak selamanya memiliki prospek yang bagus seperti yang biasa orang

katakan. Ada saham yang dulunya LQ45 namun sekarang nilainya turun terus karena

kinerjanya yang buruk. Hal itu dialami oleh Bumi Resources (BUMI) yang dulunya

merupakan saham yang ada di LQ45 karena nilai kapitalisasinya yang besar serta likuid.

Kendati saham BUMI telah dikeluarkan dari LQ45 namun banyak investor yang

mengalami kerugian karena berinvestasi di saham ini. Saham yang berada di LQ45 sudah

pasti sangat likuid namun belum tentu memiliki prospek yang cerah.

3. Indeks Kompas 100

Indeks Kompas 100 adalah indeks dari 100 saham perusahaan publik yang

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki tingkat likuiditas tinggi,

nilai kapitalisasi pasar besar, serta fundamental dan kinerja yang baik. Indeks ini

merupakan hasil kerjasama antara BEI dengan harian Kompas. Pada perayaan HUT PT

Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli 2007 dan bertepatan dengan ulang tahun pasar

modal ke 30, BEJ meluncurkan indeks Kompas 100. Indeks ini diharapkan dapat

memberi manfaat bagi pada investor, pengelola portofolio serta fund manager sehingga

dapat digunakan sebagai acuan dalam menciptakan inovasi pengelolaan dana yang

berbasis saham. Proses pemilihan 100 saham yang masuk dalam penghitungan indeks

Kompas100 ini mempertimbangkan faktor likuiditas, kapitalisasi pasar dan kinerja

fundamental dari saham-saham tersebut.

Kriteria pemilihan saham indeks Kompas 100 adalah dengan mempertimbangkan

faktor-faktor sebagai berikut:

Page 67: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

67

a. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan

b. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi.

c. Jumlah hari perdagangan di pasar regular

d. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.

e. Sebagai saringan terakhir, BEI juga mengevaluasi dan mempertimbangkan faktor-

faktor fundamental dan pola perdagangan.

f. BEI memiliki tanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pemilihan saham-saham

yang masuk dalam daftar indeks ini, dimana semua keputusan akan diambil dengan

mempertimbangkan kepentingan investor maupun stakeholders lainnya.58

Indeks Kompas 100 adalah indeks saham yang tersusun atas 100 saham dari emiten

yang tercatat di BEI. Dengan mewakili sekitar 70-80 persen dari total nilai kapitalisasi

seluruh saham di bursa, indeks saham kompas 100 bisa memberikan gambaran serta

kecenderungan arah pergerakan indeks. Selain itu, indeks ini bisa memberikan manfaat

pada investor untuk terus membuat inovasi dalam hal pengelolaan dana yang berbasis

saham.

Serupa dengan jenis indeks saham lainnya, BEI mempunyai tanggung jawab penuh

di dalam melakukan seleksi saham-saham dan semua pengambilan keputusan akan

dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan investor atau stakeholders

lainnya.Untuk mendapatkan data historikal yang lebih lengkap, BEI menggunakan hari

dasar penghitungan indeks pada tanggal 2 Januari 2002 dengan nilai indeks pada saat itu

sebesar 100. Sedangkan pergantian saham dan evaluasi akan dilakukan setiap 6 bulan

sekali yaitu bulan Februari dan Agustus.

58

Sumber data: http://www.sahamok.com/bei/indeks-bursa/indeks-kompas-100/

Page 68: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

68

4. Daftar Efek Syariah (DES)

Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan efek (saham) yang tidak bertentangan

dengan prinsip-prinsip Syariah di pasar modal, yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa

Keuangan, atau pihak yang mendapat persetujuan dari OJK sebagai Pihak Penerbit.

Saham-saham Syariah yang masuk ke DES adalah saham yang diterbitkan oleh

perusahaan yang secara ekslisit mendeklarasikan sebagai perusahaan syariah, atau saham

yang diterbitkan oleh perusahaan yang tidak menyatakan kegiatan usaha perusahaan

sesuai syariah, namun perusahaan tersebut memenuhi kriteria syariah, sehingga

sahamnya dapat ditetapkan sebagai efek syariah oleh OJK.59

DES merupakan panduan investasi bagi phak pengguna DES, seperti manajer

investasi, pengelola reksa dana syariah, asuransi syariah dan investor syariah lainnya.

Selain itu, DES juga menjadi acuan bagi Bursa Efek Indonesia dan pihak lain yang ingin

menerbitkan Indeks Saham Syariah.Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan Efek

yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, yang ditetapkan

oleh Bapepam-LK atau Pihak yang disetujui Bapepam-LK. DES tersebut merupakan

panduan investasi bagi Reksa Dana Syariah dalam menempatkan dana kelolaannya serta

juga dapat dipergunakan oleh investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi

pada portofolio Efek Syariah.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan keputusan Nomor: Kep-

56/D.04/2016 tentang Daftar Efek Syariah (DES) yang bakal mulai berlaku pada 1

Desember 2016. Penerbitan keputusan itu merupakan panduan investasi bagi pihak

pengguna Daftar Efek Syariah, seperti manajer investasi pengelola reksa dana syariah,

59

Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah

Page 69: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

69

asuransi syariah dan investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada

portofolio Efek Syariah.

Selain itu, surat penerbitan ini dapat menjadi referensi bagi penyedia indeks syariah,

seperti PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan Jakarta Islamic Index (JII) dan

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat efek

syariah yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah (DES) periode II 2016 merupakan yang

tertinggi sejak 2007. Efek syariah tersebut meliputi 345 efek jenis saham emiten dan

perusahaan publik, serta efek syariah lainnya sedangkan pada periode I 2016 tercatat

sebanyak 321 efek. Jumlah efek syariah pada periode II-2016 ini merupakan yang

tertinggi sejak tahun 2007.60

60

Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah

Page 70: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

70

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data Penelitian

Data penelitian dalam penelitian ini dianalisis menggunakan pendekatan statistik

deskriptif. Analisis statistik digunakan untuk mengetahui gambaran atau deskripsi tentang

masing-masing variabel yang terkait dengan penelitian. Dalam penelitian ini pemilihan

sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling atau teknik penarikan sampel

dengan pertimbangan tertentu yaitu teknik pengumpulan data dengan kriteria tertentu.

Dengan tujuan agar diperoleh sampel yang representative dengan penelitian yang dilakukan.

Pertimbangan dalam pemilihan sampel adalah perusahaan-perusahaan yang aktif di Daftar

Efek Syariah yang melakukan buy back khususnya pada periode tahun 2012-2016 dan saham

harus tercatat secara terus-menerus selama periode penelitian, karena bila datanya tidak ada

maka hasilnya akan bias.

Variabel independen pada penelitian ini adalah bahwa tingkat Trading Volume Activity

Sesudah Pengumuman Buy Back Saham pada perusahaan yang terdaftar di DES yang

melakukan buy back mengalami peningkatan dibandingkan sebelum Pengumuman Buy Back

Saham pada perusahaan yang terdaftar di DES yang melakukan buy back tahun 2012-2016.

Berikut ini adalah gambaran statistik deskriptif dari variabel-variabel yang diteliti.

Tabel 4.1

Hasil Statistik Deskriptif

Variabel Minimum Maxsimum Mean Std.

Deviation

TVA Sebelum/Sesudah Buy .01 212.201 413.292 6.256.113

64

Page 71: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

71

Back Tahun 2012 (X1)

TVA Sebelum/Sesudah Buy

Back Tahun 2013 (X2)

.05 246.802 425.781 6.576.312

TVA Sebelum/Sesudah Buy

Back Tahun 2014 (X3)

.08 304.434 532.768 8.326.694

TVA Sebelum/Sesudah Buy

Back Tahun 2015 (X4)

.010 365.069 423.732 7.144.236

TVA Sebelum/Sesudah Buy

Back Tahun 2016 (X5)

.015 265.860 542.064 7.569.481

Saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi.

Adapun saham yang digunakan dalam penelitian ini dihitung berdasarkan harga saham

perusahaan sebelum dan sesudah dilakukan pengumuman Buy Back Saham pada perusahaan

yang terdaftar di DES yang melakukan buy back tahun 2012-2016.

Perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman Buy Back

saham pada perusahaan yang terdaftar di DES yang melakukan buy back mulai tahun 2012

sampai tahun 2016 diantaranya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tahun 2012 Trading

Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman Buy Back saham cukup tinggi karena

mencapai nilai maksimum 212.201 dengan nilai mean sebesar 413.292 meningkatnya harga

saham diperusahan yang tergabung di Jakarta Islamic Index dikarenakan aktifitas Trading

Volume Activity sebelum dan sesudah mencerminkan perilaku investor yang sangat sensitif,

perilaku tersebut didasari oleh informasi yang diterima oleh investor yang dapat memberikan

sinyal negative maupun sinyal positif yang berguna ketika melakukan analisis untuk

pengambilan keputusan

investasi. Salah satu bentuk informasi yang secara umum diterima oleh investor yaitu

berkaitan dengan aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Page 72: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

72

Tahun 2013 kegiatan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah menunjukan harga

saham yang akan di Buy Back lebih meningkat dibandingkan dengan tahun 2012, karena

saham yang beredar mencapai nilai maksimum sebesar 246.802 dengan nilai mean 425.781,

meningkatnya harga saham yang beredar di pengaruhi oleh informasi yang diumumkan

perusahaan pada saat itu digunakan sebagai sinyal perusahaan di masa yang akan datang,

perusahaan hanya akan melakukan Buy Back jika saham tidak drastis mengalami retrun

saham. Informasi tersebut mempengaruhi harga saham perusahaan yang mempublikasikan

pengumuman berkaitan dengan aksi korporasi perusahaan.

Tahun 2014 kegiatan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah menunjukan harga

saham yang akan di Buy Back kembali meningkat dibandingkan dari tahun 2013 karena pada

tahun 2014 mencapai nilai maksimum 304.434 dengan nilai mean sebesar 532.768, data

menunjukan bahwa saham yang di Buy Back dipengaruhi oleh kegiatan investor yang

melalukan Buy back saham, meyakini bahwa dengan melakukan Buy Back dapat memberikan

sinyal kepada para investor bahwa harga saham perusahaan sudah undervalued dan layak

dibeli untuk dijadikan investasi yang memberikan imbal hasil yang optimal sesuai dengan

harapan investor.

Tahun 2015 kegiatan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah menunjukan harga

saham yang akan di Buy Back kembali kembali meningkat meskipun tidak terlalu signifikan

dari tahun 2014,. Karena pada tahun 2015 harga saham mencapai nilai maksimal 365.069

dengan nilai mean 423.732, hal ini dipengaruhi oleh pengumuman buy back yang

dipublikasikan perusahaan mengandung suatu informasi positif, sehingga mempengaruhi

investor untuk merespon secara cepat atas pengumuman tersebut.

Page 73: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

73

Sementara itu, pada tahun 2016 kegiatan Trading Volume Activity sebelum dan

sesudah menunjukan harga saham kembali meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2015,

karepa pada tahun 2016 harga saham mencapai nilai maksimum 265.860 dengan nilai mean

542.064, meningkatnya harga saham yang akan di Buy Back oleh para investor dipengaruhi

oleh respon cepat investor sehingga mengakibatkan tingginya minat para investor untuk

membeli dan memiliki saham perusahaan buy back yang secara otomatis akan meningkatkan

jumlah permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Jumlah permintaan yang meningkat

dengan kondisi jumlah saham beredar yang semakin berkurang mengakibatkan harga saham

perusahaan menjadi meningkat

B. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan dalam model

regresi, variabel independent dan variabel dependen atau keduanya telah terdistribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

mendeteksi normal. Untuk mendeteksi normalitas data, dapat dilakukan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov >0,05,

maka asumsi normalitas terpenuhi. Berikut adalah hasil analisis dari hasil uji

Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas -One Sample Kolmogorof –Smirnov

Unstandardizet

Page 74: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

74

Residual

N 36

Normal Parametersa

Mean .0000000

Std. Deviation 1.213

Most Extreme Differences

Absolute .331

Positive .263

Negative -.131

Kolmogorov-Smirnov Z 1.914

Asymp.Sig. (2 Tailed) .322

Hasil pengujian statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov di atas menunjukkan

nilai. Sig. Sebesar 0,322. Artinya nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa nilai residual terdistribusi normal atau memenuhi syarat uji

normalitas.

2. Uji Multikolinieri

Tes Multikolinieritas adalah suatu hubungan linier yang sempurna antara beberapa

atau semua variabel bebas. Dengan kata lain uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi koloniearitas diantara variabel

independent. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi

dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Sebagai dasar

acuannya dapat disimpulkan:

a. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak

ada multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi.

b. Jika nilai tolerance< 0,10 dan nilai VIF >10, maka dapat disimpulkan bahwa ada

multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

Page 75: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

75

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Variabel VIF

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2012 (X1)

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2013 (X2)

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2014 (X3)

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2015 (X4)

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2016 (X5)

1.214

1.329

1.351

1.429

1.463

Tabel di atas menunjukkan nilai tolerance untuk semua variabel independen

memiliki nilai VIP disekitar angka 1 dan tidak lebih dari 10. Hal ini sesuai dengan syarat

multikolinieritas, sehingga semua variabel independen yang terdiri dari TVA sebelum

dan sesudah Buy Back saham tahun 2012 sampai 2016 adalah berdistribusi normal.

3. Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain.

Jika variansdari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homokedastisitas. Sementara itu, untuk varians yang berbeda disebut heterokedastisitas.

Tabel 4.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations

Unstandardized

Residual

Spearman’s

rho

TVA Sebelum dan Sesudah

Buy Back Saham Tahun

2012 (X1)

Correlation Coefficient .051

Sig. (2-Tailed) .431

TVA Sebelum dan Sesudah

Buy Back Saham Tahun

2013 (X2)

Correlation Coefficient .122

Sig. (2-Tailed) .356

TVA Sebelum dan Sesudah

Buy Back Saham Tahun

2014 (X3)

Correlation Coefficient .232

Sig. (2-Tailed) .543

Page 76: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

76

TVA Sebelum dan Sesudah

Buy Back Saham Tahun

2015 (X4)

Correlation Coefficient .335

Sig. (2-Tailed) .712

TVA Sebelum dan Sesudah

Buy Back Saham Tahun

2016 (X5)

Correlation Coefficient .324

Sig. (2-Tailed) .542

Berdasarkan hasil output pada tabel diatas maka diperoleh interpretasi yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4.5

Uji Heteroskedastisitas

Variabel Bebas Sig. Keterangan Keputusan

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2012 (X1)

0. 431 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2013 (X2)

0. 356 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2014 (X3)

0. 543 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2015 (X4)

0. 712 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2016 (X5)

0. 542 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel yang diuji tidak mengandung

heteroskedastisitas. Artinya tidak ada korelasi antara besarnya data dengan residual

sehingga bila data dalam penelitian ini diperbesar tidak akan menyebabkan residual

(kesalahan) semakin besar pula.

4. Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat

korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada

periode t-1. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada gangguan autokorelasi. Untuk

Page 77: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

77

mendeteksi gejala autokorelasi dapat digunakan uji Durbin-Watson (D Wtest). Uji ini

menghasilkan nilai DW (Durbin-Watson), jika nilai Durbin-Watson mendekati angka 2

maka tidak terjadi autokorelasi. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi-Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square Change

1 .526a

.332 .700 1.253 1.923

Berdasarkan keputusan uji d Durbin-Watson, maka dapat diketahui bahwa nilai DW

(d) sebesar 1.923 kemudian nilai DW tersebut bandingkan dengan nilai 2, karena nilai ini

sangat dekat dengan 2, maka asumsi tidak terjadinya autokorelasi terpenuhi.

C. Uji Hipotesis

1. Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen dalam suatu persamaan regresi, maka digunakan ukuran

koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi (R

2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien

determinasi adalah diantara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independent dalam menjelaskan variasi variable dependen amat terbatas. Berikut

adalah tabel hasil uji koefisien determinasi.

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Page 78: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

78

1 .526a

.332 .700 1.253

Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan angka adjusted R square (Adj) sebesar

0,700 atau 70%. Hal ini menujukkan bahwa variabel independent yang terdiri dari TVA

Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2012 sampai tahun 2016 berpengaruh

sebesar 70%. Sedangkan sisanya sebesar 30% dijelaskan oleh variabel lain diluar 5 variabel

bebas yang dilakukan dalam penelitian. Hal ini mengidentifikasi bahwa masih banyak

faktor lain yang dapat digunakan untuk menjelaskan TVA saham.

2. Uji Regresi Sederhana

Dalam pengelolaan data dengan menggunakan regresi sederhana, dilakukan beberapa

tahap untuk mencari pengaruh antara variabel independent, melalui pengaruh antara

X1(TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back saham tahun 2012), X2 (TVA sebelum dan

sesudah Buy Back Saham Tahun 2013), X3 (TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham

Tahun 2014), X4 (TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2015), X5 (TVA

Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2016) terhadap Y (Trading Volume

Activity). Hasil persamaan regresi memperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Pengujian Regresi Linier Sederhana Coefficients

a

Page 79: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

79

Variabel

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error

1 (Constant) 5.71 1.653 .034 .973

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2012 (X1)

.265 .129 .231 2.215 .030

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2013 (X2)

.389 .131 .462 5.254 .000

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2014 (X3)

.376 .129 .442 5.023 .010

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2015 (X4)

.261 .122 . 315 4.135 .030

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2016 (X5)

.366 .132 .421 5.113 .020

Dengan melihat tabel diatas, dapat disusun persamaan regresi linier sederhana sebagai

berikut: TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham = 0. 571 + 0.265 X1 + 0.389 X2 +

0.376 X3 + 0.261 X4+ 0.366 X5.

Persamaan regresi di atas mempunyai makna sebagai berikut:

a. Kegiatan TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun 2012 sebesar 0.265 Nilai

koefisien yang positif menunjukkan bahwa arus kas operasi berpengaruh positif

terhadap saham perusahaan yang tergabung dalam TVA sebelum dan sesudah Buy Back

saham. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% dari TVA sebelum dan sesudah

Buy Back saham Tahun 2012 menyebabkan kenaikan harga saham yang diterima

sebesar nilai koefisiennya.

b. TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun 2013 sebesar 0.389 Nilai koefisien

yang positif menunjukkan bahwa TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun

2013 berpengaruh terhadap Bay Back saham perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 80: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

80

setiap kenaikan 1% dari TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun 2013 akan

menyebabkan harga saham yang diterima sebesar nilai koefisiennya.

c. TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun 2014 sebesar 0.376 Nilai koefisien

yang negatif menunjukkan bahwa TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun

2013 berpengaruh positif terhadap Buy Back saham perusahaan sebelum dan sesudah

Buy Back saham Tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% akan

menyebabkan kenaikan harga saham yang diterima sebesar nilai koefisiennya.

d. TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun 2015 sebesar 0.261 Nilai koefisien

yang negatif menunjukkan bahwa berpengaruh positif terhadap Buy Back saham saham

perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% dari laba bersih akan

menyebabkan saham yang di Buy Back meningkat sebesar nilai koefisiennya.

e. TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun 2016 sebesar 0.366 Nilai koefisien

yang positif menunjukkan TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun 2016

berpengaruh positif terhadap saham perusahaan yang tergabung dalam Daftar Efek

Syariah. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% akan menyebabkan kenaikan

harga saham yang diterima sebesar nilai koefisiennya.

3. Uji Statistik F (F-test)

Uji F pada dasarnya bertujuan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel

bebas untuk dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel

terhadap variabel terikat.Dengan ketentuan pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Ho diterima jika Fhitung < Ftabel artinya semua variabel independent secara bersama-

sama (simultan) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Page 81: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

81

b. Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel artinya semua variabel independen secara bersama-sama

(simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji statistik F

untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Variabel Sum Of Squqres

Df Mean Square F Sig.

1 Regression

Residual

Total

2.124

4.131

6.255

6

30

36

3.217

1.180

3.125 .001a

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai F hitung sebesar 3,125 dan signifikansi

sebesar 0.001. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung> nilai Ftabel (3.125 >1.690)

dan nilai signifikansi < 0,05 (0,001<0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa komponen

Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman Buy Back terhadap saham pada

perusahaan.

4. Uji Statistik T (T-test)

Hasil uji t ini di maksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel secara individual

(persial) variabel-variabel independen terhadap variabel dependen atau menguji

signifikan konstanta dan variabel-variabel dependen. Uji statistik t bertujuan untuk

menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas (independent) secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependent. Dengan ketentuan

pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Ho diterima jika thitung < ttabel artinya variabel independen secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Page 82: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

82

b. Ha ditolak jika thitung > ttabel artinya variabel independen secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen

c. Ho diterima jika nilai signifikan (p value) > 0,05 (5%), artinya variabel independen

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

d. Haditolak jika nilai signifikansi (p value) < 0,05 (5%), artinya variabel independen

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Hasil uji statistik t untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel: 4.10

Hasil Uji Statistik t

Variabel

Nilai T

Signifikan A THitung TTabel

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2012 (X1)

2.215 1.690 .030 Sig. ≥ 0,05

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2013 (X2)

5.254 1.690 .000 Sig. ≥ 0,05

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2014 (X3)

5.023 1.690 .010 Sig. ≥ 0,05

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2015 (X4)

4.135 1.690 .030 Sig. ≥ 0,05

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2016 (X5)

5.113 1.690 .020 Sig. ≥ 0,05

Berdasarkan data pada tabel dapat disimpulkan bahwa dari kelima variabel

independent Trading Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman Buy Back

saham pada perusahaan yang terdaftar di DES yang melakukan buy back tahun 2012-

Page 83: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

83

2016, dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut menunjukkan hasil yang tidak

signifikan.

a. Uji t terhadap variabel TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2012 (X1)

didapatkan thitung sebesar 2.215 dengan nilai signifikansi t sebesar 0,003. Karena thitung

lebih besar dari ttabel (2.215 > 1.690) atau signifikansi t lebih kecil dari 5%

(0,004<0,05), maka secara parsial variabel TVA sebelum dan sesudah Buy Back

Saham Tahun 2012 berpengaruh signifikan terhadap Buy Back Saham. Dengan

demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima.

b. Uji t terhadap variabel TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham tahun 2013 (X2)

didapatkan t hitung sebesar 5.254. Karena thitung lebih tinggi dari ttabel (5.254 < 1.690),

maka secara parsial variabel TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham tahun 2013

berpengaruh positif terhadap Buy Back saham perusahaan Dengan demikian hipotesis

dalam penelitian ini diterima.

c. Uji t terhadapvariabel TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham tahun 2014 (X3)

didapatkan thitung sebesar 5.023 dengan nilai signifikansi t sebesar 0.10 Karena thitung

lebih besar dari ttabel ( 5.023 < 1.690, maka secara parsial variabel TVA sebelum dan

sesudah Buy Back saham tahun 2014 berpengaruh positif terhadap return saham

perusahaan TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham. Dengan demikian hipotesis

dalam penelitian ini diterima.

d. Uji t terhadap variabel TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham tahun 2015 (X4)

didapatkan thitung sebesar 4.135. Karena thitung lebih besar dari ttable (4.135 < 1.690),

maka secara parsial variabel TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham tahun 2015

Page 84: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

84

berpengaruh positif terhadap Buy Back saham tahun 2015 saham perusahaan. Dengan

demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima.

e. Uji t terhadap variabel TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham tahun 2016 (X5)

didapatkan thitung sebesar 5.113 dengan nilai signifikansi t sebesar 0,020. Karena thitung

lebih besar dari ttable (5.113 > 1.690) maka secara parsial variabel TVA sebelum dan

sesudah Buy Back saham tahun 2016 berpengaruh positif terhadap Buy Back saham.

Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima.

D. Pembahasan

Saham merupakan surat tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan terhadap

perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Saham atau stocks adalah surat bukti atau

tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di

Bursa Efek, saham atau shares merupakan instrumen yang paling dominant

diperdagangkan.

Hasil uji analisis dalam penelitian ini diperoleh nilai adjusted R square (Adj) sebesar

0,700 atau 70%, dimana menujukkan bahwa variabel independent yang terdiri dari TVA

Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2012 sampai tahun 2016 berpengaruh

sebesar 70%. Sedangkan sisanya sebesar 30% dijelaskan oleh variabel lain diluar 5 variabel

bebas yang dilakukan dalam penelitian. Hal ini mengidentifikasi bahwa masih banyak

faktor lain yang dapat digunakan untuk menjelaskan TVA saham.oleh

Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan Rizka Hayyu

Oktaviani yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan Trading Volume

Activity dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Buy Back. Sedangkan

hasil penelitian Aris Budiyanti, dkk. Memiliki perbedaan pada hasil penelitian dimana lebih

Page 85: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

85

menjelaskan tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata Trading Volume Activity

(TVA) antara sebelum dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index dengan nilai t-

hitung sebesar -1,0852% lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,021%). Tidak

terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata Abnormal Return antara sebelum dan setelah

bergabung dengan Jakarta Islamic Index.

Saham tersebut dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas

unjuk. Saham dapat dibedakan kepada 2 (dua) jenis, yaitu: saham

biasa (common stocks)3 dan saham preferen (preferred stocks). Perbedaan

kedua jenis saham tersebut dapat dilihat dari hak dan kewenangan

pemegangnya. Perbedaan ini pulalah yang kemudian menjadi daya

tarik tersendiri bagi investor untuk menentukan pilihan saham yang

ingin diambil.

Hak dan kewenangan pada saham biasa (common stocks) adalah:

Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba;

memiliki hak suara (one share one vote), hak memperoleh pembagian

kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua

kewajiban perusahaan dilunasi. Sedangkan hak dan kewenangan pada

saham preferen (Preferred stocks) adalah: memiliki hak paling dahulu

memperoleh deviden, tidak memiliki hak suara, dapat mempengaruhi

Page 86: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

86

manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus;

memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham

lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan dilikuidasi;

kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba

perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara tetap.

Pasar modal merupakan salah satu bentuk kegiatan dari lembaga keuangan non bank

sebagai sarana untuk memperluas sumber-sumber pembiayaan perusahaan. Aktivitas ini

terutama ditujukan bagi perusahaan yang membutuhkan dana dalam jumlah besar dan

penggunaannya diperlukan untuk jangka panjang (long term). Pasar modal merupakan

lembaga keuangan yang sangat strategis karena mempunyai fungsi ekonomi dan keuangan

sekaligus. Fungsi ekonomi pasar modal tercermin dalam penyediaan fasilitas untuk

memindahkan dana dari unit surplus (investor) ke unit defisit (emiten). Pihak yang

berlebihan dana mengharapkan imbalan investasi atas dana yang diinvestasikannya.

Sedangkan pihak yang memerlukan dana memperoleh manfaat atas dana yang diperoleh dari

para investor untuk suatu investasi atau perluasan usahanya tanpa harus menunggu

tersedianya dana dari operasi perusahaan. Sedangkan fungsi keuangan dapat dilihat dari

peran pasar modal dalam penyediaan dana yang dilakukan oleh unit surplus (investor) untuk

digunakan oleh para unit defisit (emiten). Para investor memberikan dana kepada emiten

tanpa harus harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan oleh

emiten. Agar dapat memanfaatkan dana tersebut pihak emiten menawarkan surat-surat

berharga dalam bentuk saham dan obligasi melalui pasar modal. Saham dan obligasi

merupakan surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal namun mempunyai

Page 87: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

87

bentuk yang berbeda. Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan yang

mengeluarkan, para pemegang saham dapat turut menentukan arah kebijaksanaan perusahaan

melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan berhak atas pembagian keuntungan

perusahaan berupa dividen. Sebaliknya, pemegang saham juga turut menanggung resiko jika

perusahaan mengalami kerugian. Sedangkan obligasi adalah surat bukti hutang jangka

panjang dengan bunga tetap yang harus di tanggung oleh perusahaan yang mengeluarkan

obligasi tersebut selama jangka waktu dana obligasi itu dipergunakan. Apabila seseorang

membeli satu atau lebih surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal berarti orang

tersebut telah menyertakan secara langsung dana yang dimilikinya ke dalam komposisi

modal perusahaan. Pemodal yang menanamkan dananya dalam bentuk surat-surat berharga

dapat menerima keuntungan sesuai dengan resiko yang mereka tanggung atas investasi pada

surat berharga tersebut.

Page 88: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa Trading Volume

Activity antara sebelum dan sesudah pengumuman buy back saham berbeda secara signifikan, hal ini dapat

dilihat dari perolehan uji koefisien determinasi menunjukkan angka adjusted R square (Adj)

sebesar 0,700 atau 70%. Hal ini menujukkan bahwa variabel independent yang terdiri dari

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2012 sampai tahun 2016 berpengaruh

sebesar 70%. Sedangkan sisanya sebesar 30% dijelaskan oleh variabel lain diluar 5 variabel

bebas yang dilakukan dalam penelitian. Hal ini mengidentifikasi bahwa masih banyak faktor

lain yang dapat digunakan untuk menjelaskan TVA saham.

B Rekomendasi

1. Kepada para investor harus memperhatikan kebijakankebijakan yang dilakukan oleh

perusahaan, seperti kebijakan untuk melakukan buy back saham yang dipublikasikan

dalam bentuk pengumuman karena pengumuman

tersebut mengandung suatu informasi positif yang dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan oleh investor ketika akan melakukan pengambilan keputusan investasi

secara tepat.

2. Perusahaan disarankan senantiasa dapat menjaga kestabilan kinerja keuangannya agar

penggunaan alternatif kebijakan buy back saham dengan tujuan untuk meningkatkan

harga saham beredar yang telah jatuh di pasar dapat berhasil.

84

Page 89: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

89

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur Buku

Abdul Ghofur, Pengantar Ekonomi Syariah, Depok: Raja Grafindo Persada, 2017

Agus Arijanto, Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011

Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim, 2008

Asfia Murni, Ekonomika Mikro, Bandung: Rifika Aditama, 2016

Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, Bandung: Pustaka Setia, 2008

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan,

Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005

Hasbi Umar, Filsafat Fiqh Muamalat Kontemporer Filosofi Dasar untuk Aksi, (Jakarta: Raja

Grafindo persada, 2014

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Cetakan Pertama, Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2004

Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: Remaja Rosda Karya,

2011

Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: RajaWali Pres, 2014

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 2014

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori dan Praktek, Jakarta: Tazkia Cendikia,

2016

Neneng Nurhasanah, Mudharabah dalam Teori dan Praktik, Bandung Refika Aditama, 2015

Subandi, Sistem Ekonomi Indonesia, Bandung: Alfabeta, 2011

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2010

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2007

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,

2010

Trianto, Pengantar Penelitian, Jakarta: Prenada Media Grup, 2010

Page 90: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

90

Wasty Soemanto, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi, Karya Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara,

2009

Suad Usman, Dasar-Dasar Teori Portopolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: YPKN, 2009

Iin Utari, Analisis TVA Sebelum dan Setelah diiberlakukannya Jakarta Islamic Index pada

Perusahaan-Perusahaan yang Tergabung dalam Jakarta Islamic Index, Skripsi

UNISULA, 2008

B. Literatur Internet

Alfian Dody Firmansyah. 2016. Analisis Perbandingan Trading Volume Activity dan

Abnorma Retunr sebelum sesudah stock split. (Jurnal: Ilmu dan riset manajemen

Vol 5, No 5, Juni 2016) hlm 4

Aditya Septiani, Muhammad Luky Junizar. 2013. Pengaruh Pengumuman Pembelian

Kembali Saham (BUY BACK) Terhadap Respon Pasar: Studi Pada Perusahaan

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), (Jurnal Of Accounting, Vol 2, No

3, 2013. Hlm 3

Ahmad Taslim, Pengaruh frekuensi Perdagangan Saham, Volume perdagangan saham,

kapitalisasi Pasar dan Jumlah Hari Perdagangan Terhadap Return Saham,

Skripsi fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

Darwis, Saputra, 2013. Pengaruh Volume Perdagangan Terhadap Return saham LQ-45

selama Bulan Ramdhan di BEI.( Jurnal jurusan management STIE MDP)

Dyah Retno Wulan dan Srisulasmiyati. 2017 Aktivitas Perdagangan saham Sebelum Dan

Sesudah Pengumuman Stock Buy Back. (Jurnal: Administrasi Bisnis (JAB) Vol.

51 No.2 Oktober 2017

Junizar, Muhammad Luky, Aditya Septiani. 2013. Pengaruh Pengumuman Pembelian

Kembali Saham (buy back) Terhadap Respon Pasar, Jurnal Akuntansi

Diponegoro, Vol 2, No.3, 2013

Neola Delphinea Dkk, 2016. Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali Saham (Buy Back)

Terhadap Reaksi Pasar, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 38 No. 1

September 2016

Rizki Hayyu Oktaviani dkk, 2016. Analisis Perbedaan Trading Volume Activity Dan

Abnormal Return Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Buy Back Saham. Jurnal

Administrasi Bisnis (JAB) Vol.33 No.1 April 2016.

Page 91: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

91

Syarifatul A’immah suhadak dan Raden Rustam Hidayat. 2015. Reaksi Abnormal Return dan

Trading Volume Activity Terhadap Ramadhan Effect, jurnal administrasi

bisnis(JAB)Vol.27 No.1 Oktober 2015

https://www.sahamok.com/saham-syariah/ di kutip tanggal 12 desember 2017 pukul 14.41

wib.

Wicaksana, Brilian, 2013 Reaksi Pasar Modal Pada Kelompok Usaha Erick Thohir, Sebelum

dan Sesudah Akuisisi Philadelphia (JAFFA Vol. 01 No. 2, Oktober 2013) hlm 129

– 138.

www.edukasisaham.co.id di akses 14 pebruari 2018

www.ojk.go.id Daftar Efek Syariah. Di akses 14 pebruari 2018

www.sahamgain.com di akses 4 pebruuari 2018

www.syariahsaham.com di unduh pada tanggal 3 pebruari 2018

Page 92: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

92

LAMPIRAN:Indeks Harga Saham/Data Closing Frice Saham

Tahun Bulan Jumlah Saham

2016 Mei 163.64

Juni 166.11

2015 Juli 163.41

Agustus 166.76

2014 September 168.98

Oktober 167.34

2013 November 159.75

Desember 161.08

2012 Januari 158.83

Februari 157.35

Sumber Data: www. marketwatch.com (data diolah), 2018

Page 93: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

93

REGRESSION

/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N

/MISSING LISTWISE

/STATISTIC COEFF OUTS CI(95) ANOVA COLLIN TOLL CHANGE ZPP

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDEN VAR00002

/METHOD=ENTERVAR00001

/SCATTERPLOT=(*ZPRED.*SDRESID)

/RESIDUALS DURBIN

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Trading Volume Activity sebelum dan

sesudah tahun 2012-2016

7,209 59763 36

One Sample Kolmogorof –Smirnov

Unstandardizet

Residual

N 36

Normal Parametersa

Mean .0000000

Std. Deviation 1.213

Most Extreme Differences

Absolute .331

Positive .263

Negative -.131

Kolmogorov-Smirnov Z 1.914

Asymp.Sig. (2 Tailed) .322

Page 94: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

94

Coefficient Correlationa

Model

TVA sebelum dan sesudah Buy Back

Correlations Trading Volume Activity sebelum dan sesudah tahun 2012-2016

1 Covariaces Trading Volume Activity sebelum dan

sesudah tahun 2012-2016

1.000

.015

a. Dependen Variabel: TVA sebelum dan sesudah Buy Back

Collinearity Diagnostics

a

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) Buy Back

1 1 2

1.690

.007

2.000

16.983

.00

1.00

.000

1.00

a. Dependen Variabel: Trading Volume Activity sebelum dan sesudah tahun 2012-2016

Multikolinearitas Coefficientsa

Variabel VIF

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2012 (X1)

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2013 (X2)

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2014 (X3)

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2015 (X4)

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2016 (X5)

1.214

1.329

1.351

1.429

1.463

Page 95: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

95

Heteroskedastisitas Correlations

Unstandardized

Residual

Spearman’s

rho

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2012 (X1)

Correlation Coefficient .051

Sig. (2-Tailed) .431

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2013 (X2)

Correlation Coefficient .122

Sig. (2-Tailed) .356

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2014 (X3)

Correlation Coefficient .232

Sig. (2-Tailed) .543

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2015 (X4)

Correlation Coefficient .335

Sig. (2-Tailed) .712

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2016 (X5)

Correlation Coefficient .324

Sig. (2-Tailed) .542

Uji Heteroskedastisitas

Variabel Bebas Sig. Keterangan Keputusan

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2012 (X1)

0. 431 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2013 (X2)

0. 356 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2014 (X3)

0. 543 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2015 (X4)

0. 712 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas

TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2016 (X5)

0. 542 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas

a. Dependen Variables: Trading Volume Activity

b. All requested variables entered.

Page 96: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

96

Uji F

ANOVAb

Variabel Sum Of Squqres

Df Mean Square F Sig.

1 Regression

Residual

Total

2.124

4.131

6.255

6

30

36

3.217

1.180

3.125 .001a

Predictors: (Constant)

Uji Statistik t

Variabel

Nilai T

Signifikan A THitung TTabel

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2012 (X1)

2.215 1.690 .030 Sig. ≥ 0,05

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2013 (X2)

5.254 1.690 .000 Sig. ≥ 0,05

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2014 (X3)

5.023 1.690 .010 Sig. ≥ 0,05

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2015 (X4)

4.135 1.690 .030 Sig. ≥ 0,05

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2016 (X5)

5.113 1.690 .020 Sig. ≥ 0,05

Page 97: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

97

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTIC COEFF OUTS R ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDEN Y

/METHOD=ENTER

Variabel Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables Removed

Method

1 Trading Volume Activity sebelum dan sesudah tahun 2012-2016 b

.

Enter

a. Dependen Variables: Trading Volume Activity sebelum dan sesudah tahun 2012- 2016

b. All requested variables entered.

Uji Autokorelasi-Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .526a

.332 .700 1.253

a. Predictors: (Constant), Trading Volume Activity sebelum dan sesudah tahun 2012-2016 b. Dependen Variabel: Buy Back

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square Change

1 .526a

.332 .700 1.253 1.923

a.Predictors: (Constant), Trading Volume Activity sebelum dan sesudah tahun 2012-2016

Page 98: ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH

98

Uji F

ANOVAb

Variabel Sum Of Squqres

Df Mean Square F Sig.

1 Regression

Residual

Total

2.124

4.131

6.255

6

30

36

3.217

1.180

3.125 .001a

a. Dependen Variabel: Trading Volume Activity sebelum dan sesudah tahun 2012-2016

b. Predictors: (Constant), TVA tahun 2012, 2013, 2014, 2015, 2016

Coefficients

a

Variabel

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error

1 (Constant) 5.71 1.653 .034 .973

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2012 (X1)

.265 .129 .231 2.215 .030

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2013 (X2)

.389 .131 .462 5.254 .000

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2014 (X3)

.376 .129 .442 5.023 .010

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2015 (X4)

.261 .122 . 315 4.135 .030

TVA Sebelum dan Sesudah Buy

Back Saham Tahun 2016 (X5)

.366 .132 .421 5.113 .020