acara iii- pengamatan tanah dengan indera
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR ILMU TANAH
ACARA III
PENGAMATAN TANAH DENGAN INDERA
Disusun Oleh:
Nama : Sella Wulandari
NIM : A1L012151
LABORATURIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangTanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi,
yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa
tumbuhan dan hewan, danmempunyai tiga dimensi ruang, yaitu panjang, lebar
dan kedalaman.Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian
besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai
tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya.
Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim dan jasad
hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu
tertentu. Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh
tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan
nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat
fisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah
dan lain-lain.
Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting,
tanah sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban
manusia yang sejalan dengan perkembangan pertanian dan disertai
perkembangan penduduk yang begitu pesat, memaksa manusia mulai
menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk pertanian sebagai
mata pencaharian pokok pada waktu itu.
B. Tujuan 1. Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan
menggunakan buku Munsell Soil Color Chart.
2. Menentukan tekstur beberapa jenis tanah dengan cara merasakan
tanah menggunakan ibu jaru dan jari telunjuk.
3. Menentukan struktur beberapa jenis tanah berdasarkan bentuk
tanah.
4. Menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam keadaan
basah, lembab dan kering.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
1. Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah
ditentukan dilapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah.
Kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah akan menimbulkan
warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek atau sering jenuh
air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa besi
akan berwarna merah.
Warna tanah akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan
kelembaban tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, aktivitas organisme dan struktur tanah. Warna
tanah digunakan juga dalam penaksiran :
5. Tingkat pelapukan atau proses pembentukna tanah, semakin
merah berarti semakin lanjut pelapukannya.
6. Kandungan bahan organik tanah.
7. Drainase tanah, warna merah atau kecoklatan, berdrainase baik ;
sedang warna kelabu menunjukan drainase yang buruk.
8. Horizon pencucian/ pengendapan, warna putih mennunjukan
horizon pencucian ; warna gelap menunjukan horizon
pengendapan.
9. Jenis mineral, warna gelap dimungkinkan mengandung kuarsa,
kapur ; merah mengandung besi ; warna gelap mengandung
boron atau mangan.
Warna tanah dibedakan atas (A) warna dasar tanah (matriks) dan
warna karatan sebagai proses oksidasi dan reduksi alam tanah.
Penetapan arna tanah yang digunakan MUNSELL SOIL COLOR
CHART, dimana dalam penetapan warna harus dicatat HUE, VALUE,
dan CHROMA.
a. Hue : Warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
Dimulai warna merah (5R) dan warna paling kuning (5Y),
untuk tanah yang tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5BG
dan N (netral).
b. Value : Merupakan kartu warna arah vertikal yang
Menunjukan warna tua-muda atau hitam-putih,
ditulis dibelakang nilai HUE.
c. Chroma : Kartu warna yang disusun horizotal yang
menunjukan intensitas cahaya.
2. Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah.
Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat
terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-
oksida besi, dan lain-lain. Struktur tanah merupakan susunan ikatan
partikel tanah satu sama lain.
Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat t
anah terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari
luar disebut ped, sedangkan
ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah terbentuk akibat
penggarapan tanah disebut clod. Pengamatan struktur tanah dilapang
terdiri dari:
a. Pengamatan bentuk struktur /tipe struktur
Bentuk Struktur Tanah :
Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan
porous, struktur ini terdapat pada horison A.
Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal
membuat dan gumpal bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengan
sudut-sudut membulat untuk gumpal membulat dan bersudut tajam
untuk gumpal bersudut, dengan sumbu horisontal setara dengan
sumbu vertikal, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim
basah.
Prisma (prismatic), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih
besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya rata, struktur
ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering
Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih
besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya membulat,
struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih
kecil daripada sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2
atau pada lapisan padat liat.
Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan
sangat porous, struktur ini terdapat pada horizon A.
b. Besarnya agregat tanah yang dinyatakan sebagai kelas struktur
Kelas Struktur Tanah :
Sangat halus atau sangat tipis (very fine or very thin)
Halus atau tipis (fine or thin)
Sedang (medium)
Kasar atau tebal (coarse or thick)
Sangat kasar atau sangat tebal (very coarse or very thick)
c. Pengamatan kuat lemahnya agregat tanah yang terbentuk yang
dinyatakan sebagai derajat struktur tanah
Derajat Struktur Tanah :
Tidak berstruktur (structureless)
Lemah (weak)
Sedang (moderate)
Kuat (strong)
3. Konsistensi
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang
menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan
dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar
partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai
kelembaban tanah.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi,
yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang
(field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi
tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi
kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah
kering udara.
Macam - macam Konsistensi Tanah :
a. Konsistensi Basah
Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi
antara butir-butir tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:
Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari
tangan atau benda lain.
Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari
tangan atau benda lain.
Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau
benda lain.
Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari
tangan atau benda lain.
Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah
membentuk gulungan, ini dibagi 4 kategori berikut:
Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat
membentuk gulungan tanah.
Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk
gulungan tanah kurang dari 1 cm.
Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan
tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk
merusak gulungan tersebut.
Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk
gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar
untuk merusak gulungan tersebut.
b. Konsistensi Lembab
Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi
dibagi 6 kategori sebagai berikut:
1. Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama
lain atau antar butir tanah mudah terpisah (contoh: tanah
bertekstur pasir).
2. Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah
sekali hancur bila diremas.
3. Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan
saat meremas dapat menghancurkan gumpalan tanah.
4. Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan
tekanan agak kuat saat meremas tanah tersebut agar dapat
menghancurkan gumpalan tanah.
5. Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan
diperlukannya tekanan berkali-kali saat meremas tanah agar
dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.
6. Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu
dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan tanah meskipun
sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan
diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah
tersebut.
c. Konsistensi Kering
Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering
udara, ini dibagi 6 kategori sebagai berikut:
i. Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah
dipisah-pisah atau tanah tidak melekat satu sama lain
(misalnya tanah bertekstur pasir).
ii. Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur
bila diremas atau tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga
jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur.
iii. Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru
akan hancur jika diberi tekanan pada remasan atau jika hanya
mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu
menghancurkan gumpalan tanah.
iv. Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk
menekan gumpalan tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk
hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat
untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah.
v. Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan
tekanan yang lebih kuat lagi untuk dapat menghancurkan
gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit
ditekan dan sangat sulit untuk hancur.
vi. Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu
dicirikan dengan diperlukannya tekanan yang sangat besar
sekali agar dapat menghancurkan gumpalan tanah atau
gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunakan alat
bantu (pemukul) (Munir, 1996).
4. Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir,
debu, dan liat dalam suatu massa tanah. Tekstur penting dalam
penentuan sifat fisika, kimia, dan fisika-kimia tanah. Ada 3 macam
tekstur utama tanah, yaitu : tekstur pasir (sand) yaitu tanah
mengandung pasir, presentasinya > 70%, lempung (loam) yaitu bila
tidak ada kandungan pasir dan liat, dan liat (clay) yaitu kandungan liat
> 35%. Definisi ini dapat diartikan dengan Kuantitatif dan Kualitatif.
Secara Kualitatif, tekstur menggambarkan tekstur tanah yang halus
atau kasar. Semakin halus teksturnya, kemampuan tanah menahan air
rlatif tinggi, plastis, lengket, drainase buruk dan sulit diolah. Tanah
yang ringan mempunyai daya menahan air relatif rendah, aerasi baik,
air mudah lolos, dan mudah diolah. Secara kuantitatif, tekstur tanah
menunjukan presentase fraksi – fraksi dalam massa tanah.
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual
yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari
telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa
keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai
berikut:
Kelas Tekstur Rasa dan Sifat Tanah
PasirApabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan.
Pasir BerlempungApabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur.
Lempung BerpasirApabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.
LempungApabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
Lempung BerdebuApabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat.
DebuApabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat.
Lempung BerliatApabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
Lempung Liat BerpasirApabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
Lempung Liat BerdebuApabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.
Liat BerpasirApabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
Liat BerdebuApabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
LiatApabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan BahanAlat yang dipergunakan dalam praktikum pengamatan tanah
dengan indera adalah buku Munsell Soil Color Chart dan botol semprot. Bahan yang dipakai antara lain contoh tanah gumpal dan air.
B. Prosedur Kerja1. Pengujian warna tanah
a. Tanah gumpal yang lembab (permukaan tidak mengkilap)
diambil secukupnya, diletakkan dibawah lubang kertas buku
Munsell Soil Color Chart. Notasi warna (Hue, Value, Chroma)
dan nama warna dicatat. Pengamatan warna tanah tidak boleh
terkena cahaya matahari langsung.
2. Pengujian tekstur warna
Penetapan tekstur tanah di lapang dilakukan dengan cara
merasakan atau meremas tanah antara ibu jari dan jari telunjuk.
Diambil sebongkah tanah kira-kira sebesar kelereng, basahi dengan
air hingga tanah dapat ditekan.
Contoh tanah dipijit kemudian dibuat benang dan sambil dirasakan
kasar halusnya tanah. Jika :
a) Bentukan benang mudah dan membentuk pita panjang, maka
besar kemungkinan teksturnya liat.
b) Mudah patah, kemungkinan tekstur tanahnya lempung berliat
dan,
c) Tidak berbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika
terasa lembut dan licin, berarti lempung berdebu; terasa kasar:
lempung berpasir.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pembahasan
1. Warna dan tekstur
No
. Jenis tanahWarna tanah
Notasi warna Nama warnaTekstur tanah
1. Andisol 2,5 YR 2/4 dark reddish brown Lempung berdebu (SiL)
2. Untisol 5 YR 4/6 yellowish red Lempung liat berpasir (ScL)
3. Entisol 10 YR 3/4 dark yellowish brown Lempung berpasir
4. Insentol 7,5 YR 2/4 dark brown Lempung berpasir
5. vertisol 5 YR 3/1 very dark brown Lempung liat berpasir
2. Struktur
No. Jenis TanahStruktur Tanah
DerajatTipe Klas
1 Ultisol Gumpal Sangat Halus 2 = Cukupan
2 Inseptisol Remah Remah Kasar 3 = Kuat
3 Andisol Gumpal Halus 1 = Lemah
4 Entisol Gumpal Halus 2 = Cukupan
5 Vertisol Gumpal Sangat Halus 3 = Kuat
3. Konsistensi
No
.
Jenis Tanah Konsistensi Basah Konsistensi
Lembab
Konsistensi
KeringKelekatan Keliatan
1 Andisol SS = Agak
Lekat
P = Plastis F = gembur Sh = agak
Keras
2 Ultisol S = Lekat Po = Tidak
Plastis
F = gembur Sh = Agak
Keras
3 VertisolSS = Agak
Lekat
Po = Tidak
Plastis
Vt = Sangat
Teguh
Eh = Sangat
Keras Sekali
4 Entisol SS = agak
Lekat
Ps = Agak
Plastis
F = gemburl = Lepas
5 Inseptisol Sangat lekat P = Plastis Vf = Sangat
Gemburh = Keras
4. Pembahasan
Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah berfungsi
sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan
warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan
bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin
gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik
umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan
banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk,
yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu
karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah
yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe
terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3
(hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang
berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang
basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu- abu (daerah
yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning,
yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi
oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral dapat
menyebabkan warna lebih terang.
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut:
1. jenis mineral dan jumlahnya,
2. kandungan bahan organik tanah,
3. kadar air tanah dan tingkat hidratasi.
Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat
menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar
menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat
menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi
kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan
sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna
tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi
atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih
gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan
terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi
(gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau.(Wirjodihardjo
dan Sutedjo dan Kartasapoetra,2002).
1. Tipe dan Kelas struktur (bentuk, ukuran dan susunan agregat).
Macam-macam tipe dan kelas struktur tanah:
- Platy atau lempeng
- Tiang prismatik
- Gumpalan bersudut
- Sferoid atau polyeder kersal
- Tipe tidak berstruktur
Derajat struktur (kemantapan atau kekuatan agregat).
- Yang tidak beragregat, yaitu pejal (jika berkoherensi dan butir
tunggal), lepas-lepas (jika tidak berkoherensi).
- Yang derajat strukturnya lemah (jika tersentuh akan mudah hancur)
- Yang derajat strukturnya cukup (agregat sudah jelas terbentuk)
- Yang derajat strukturnya kokoh (agregatnya mantap dan jika
dipecah-pecah agak liat).
2. Konsistensi tanah
Konsistensi tanah dapat diartikan sebagai daya kohesi dan adhesi tanah
pada berbagai kelembapan. Konsistensi tanah tergantung dari tekstur,
kadar bahan organik, kadar dan khuluk bahan koloid dan terutama kadar
lengas tanah. Sehubungan dengan kadar lengas tanah, maka keanekaan
konsistensi tanah dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Pada kadar lengas tinggi, tanah seakan-akan melakukan kegiatan yang
mengalir (visceus) sehingga mengental.
b. Apabila kadar lengas berangsur-angsur berkurang, visceus tidak terjadi
lagi sehingga tanah menjadi lekat, liat, dan lunak.
c. Apabila kadar lengas semakin berkurang lagi (lebih kecil dari poin b),
maka tanah akan kehilangan sifat lekat dan liatnya, selanjutnya
berubah menjadi gembur atau agak retak-retak.
d. Apabila kadar lengas semakin berkurang lagi (lebih kecil dari poin c),
keadaan tanah akan menjadi kering, keras, sukar dipecahkan, dan kasar
saat diraba.
3. Warna Tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas warna tanah.
a. Kadar lengas atau tingkat hidratasi.
Kadar lengas dan hidratasi sangat berpengaruh terhap warna tanah, dalam
hal ini apabila dalam keadaan lembab hingga basah maka tanah akan
tampak berwarna hitam/kelam. Tingkat hidratasi sangat erat kaitannya
dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang mengarah ke
warna reduksi (gleisasi), yaitu kelabu biru hingga kelabu hijau.
b. Kadar bahan organik
Makin tinggi kandungan bahan organiknya, maka warna tanah akan
makin kelam. Sebaliknya, semakin rendah kandungan bahan organiknya
warna tanah akan tampak lebih terang.
4. Tekstur tanah
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Berdasarkan
perbandingan butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan ke
dalam beberapa macam kelas tekstur yaitu :
A. Kasar terdiri dari pasir dan pasir berlempung
B. Agak kasar terdiri dari lempung berpasir dan lempung berpasir halus.
C. Sedang : lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung bedebu dan
debu
D. Agak halus : lempung liat, lempung liat berpasir, dan lempung liat
berdebu.
E. Halus : liat berpasir, liat berdebu dan liat.
Berdasarkan hasil pengamatan warna tanah menggunakan buku Munsell
Soil Color Chart dan tekstur tanahnya diketahui warna tanah Entisol berada pada
notasi warna 10 YR ¾ yang berarti mempunyai nama warna Dark Yellowish
Brown, sementara teksturnya adalah lempung berdebu. Verstisol berada pada
notasi warta 5 YR 3/1 yang berarti mempunyai nama warna Very Dark Grey,
sementara teksturnya adalah liat berdebu. Ultisol berada pada notasi warna 5 YR
4/6 yang berarti mempunyai nama warna Yellowish Red, sementara teksturnya
adalah lempung liat berpasir. Inceptisol berada pada notasi 7,5 YR 2/4 yang
berarti mempunyai nama warna Dark Brown, sementara teksturnya adalah
lempung berpasir. Andisol berada pada notasi 2,5 YR 2/4 berarti mempunyai
nama warna Dark Reddish Brown, sementara teksturnya adalah lempung berdebu.
Tanah Vertisol memilki tekstur liat karena cirinya rasa agak
licin, membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah
digulung serta melekat. Karena tanah ini dikembangkan dari bahan induk liat
dimanailkim musim basah dan kering jelas (Foth,1988).
Tanah Ultisol bertekstur liat berpasir dan memiliki ciri-ciri licin agak
kasar, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta
melekat sekali. Tanah ini dikembangkan dari bahan bahan induk liat di hutan
dalam iklim humid untuk waktu yang sangat lama (Foth, 1988).
Tanah Inseptisol memiliki tekstur lempung berpasir dengan cirri-ciri agak
kasar, bola agak keras tetapi mudah hancur, melekat. Tanah ini mengandung
pisah-pisah lempung lebih besar atau sama dengan 35% dan pasir lebih besar atau
sama dengan 45 %. Inseptisol termasuk dalam tanah Andosol karena teksturnya
lempung berpasir sebenarnya sudah sangat menyulitkan pertumbuhan padi sebab
suhunya rendah sehingga mengakibatkan proses pelapukan terhambat (Hakim,
1986).
Tanah Entisol mempunyai ciri solumnya berkisar dari dangkal sampai
dalam, berwarna kelabu hingga kuning, mempunyai horison (A)-C tetapi
batasannya sangat tegas, bertekstur pasir hingga debu ( > 60% ), berstruktur butir
tunggal, dan konsistensi gembur serta lepas (Munir, 1996)
Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang mempunyai sifat
andik dengan kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi tanah kurang dari
0.9 g/cc sampai kedalaman lebih dari 35 cm dan didominasi bahan amorf dan atau
mengandung abu vulkano, abu apung, lapili dan sebangsanya lebih dari 60%
sampai kedalaman 35cm atau lebih atau mempunyai pH NaF 1N lebih dari 9.4
(Munir, 1996)
Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang mempunyai sifat
andik dengan kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi tanah kurang dari
0.9 g/cc sampai kedalaman lebih dari 35 cm dan didominasi bahan amorf dan atau
mengandung abu vulkano, abu apung, lapili dan sebangsanya lebih dari 60%
sampai kedalaman 35cm atau lebih atau mempunyai pH NaF 1N lebih dari 9.4
(Munir, 1996)
Pada percobaan pengamatan tekstur tanah sesuai dengan namun ada
beberapa tanah yang tidak sesuai seperti ultisol dan vertisol. Mungkin di
karenakan setiap orang memiliki anggapan yang berbeda dalam merasakan tekstur
suatu tanah . Tanah yang dianggap kita liat belum tentu dianggap orang lain
seperti itu , mungkin saja lempung.
Berdaasarkan percobaan pengamatan struktur tanah , ultisol memiliki tipe
gumpal dan klas F (Halus), Tanah Inseptisol memiliki tipe remah kasar, tanah
Andisol memiliki tipe gumpal dan klas F (Halus), tanah Entisol memiliki tipe
gumpal dan klas sangat halus, serta tanah Vertisol yang memiliki tipe gumpal dan
klas sangat halus .
BAB V
KESIMPULAN
1. Jenis tanah Inceptisol notasi warna 7.5 YR 2/4 dengan nama warnanya
adalah Dark Brown dan bertekstur lempung berpasir.Struktur tanahnya
bertipe remah, dan dengan kelassedang, Konsistensi basah kelekatan VS
(Sangat Lekat) keliatan sangat plastis, konsistensi lembab f (gembur),
konsistensi kering s (keras).
2. Jenis tanah Ultisol notasi warna 5 YR 4/6 dengan nama warnanya
adalah Yellowish Red dan bertekstur lempung berdebu.Struktur tanahnya
bertipe gumpal, dengan kelas sangat halus, Konsistensi basah kelekatan VS
(Sangat Lekat) keliatan P ( plastic), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi
kering sh (agak keras).
3. Jenis tanah vertisol notasi warna 5 YR 3/1 dengan nama warnanya
adalah Very Dark Grey dan bertekstur liat berdebu.Struktur tanahnya
bertipe gumpal, dengan kelas Sangat halus, . Konsistensi basah
kelekatan SS ( Agak Lekat) keliatan Po (non plastic), konsistensi lembab Vt
(sangat teguh), konsistensi kering Eh (Sangat keras sekali).
4. Jenis tanah Entisol notasi warna 10 YR 3/4 dengan nama warnanya
adalah Dark Yellowish Brown dan bertekstur lempung liat berpasir .Struktur
tanahnya bertipe gumpal , dengan kelas halus, . Konsistensi basah kelekatan
SS (Agak Lekat) keliatan Ps (slightly plastic), konsistensi lembab f (gembur)
konsistensi kering l (lepas).
5. Jenis tanah Andisol notasi warna 2,5 YR 2,5/4 dengan nama warnanya adalah
Dark Reddish Brown dan bertekstur lempung berdebu. Struktur tanahnya
bertipe gumpal, dengan kelas halus, Konsistensi basah kelekatan SS (Agak
Lekat) keliatan P (Plastic), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi
kering S (lunak).
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, Harry O. 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
Foth, H.D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.
Foth, Henry D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA, Lampung
Hanafiah, Ali Kemas. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Kohnke, H. 1968. Soil Physic. Tata Mc Graw- Hill Publishing. Company Ltd, Bombay.
Madjid, A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online Fakultas Pertanian
Unsri.http://dasar2ilmutanah.blogspot.com diakses pada tanggal 5 November
2009
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah Dan Lingkungan. Direktorat Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi. Fahutan. Institut
PertanianBogor.
Sarief, Saifuddin.1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.
Soegiman. 1982 . Ilmu Tanah . Bhratara Karya Aksara, Jakarta
Subagyo. 1970. Dasar-Dasar Ilmu Tanah II. PT Soeroengan, Jakarta.