acara iii- pengamatan tanah dengan indera

30
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH ACARA III PENGAMATAN TANAH DENGAN INDERA Disusun Oleh: Nama : Sella Wulandari NIM : A1L012151 LABORATURIUM ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

Upload: sella-wulandari

Post on 13-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH

ACARA III

PENGAMATAN TANAH DENGAN INDERA

Disusun Oleh:

Nama : Sella Wulandari

NIM : A1L012151

LABORATURIUM ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2013

Page 2: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangTanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi,

yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa

tumbuhan dan hewan, danmempunyai tiga dimensi ruang, yaitu panjang, lebar

dan kedalaman.Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian

besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai

tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya.

Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim dan jasad

hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu

tertentu.  Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh

tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan

nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik. Untuk

memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat

fisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah

dan lain-lain.

Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting,

tanah  sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban

manusia yang sejalan dengan perkembangan pertanian dan disertai

perkembangan penduduk yang begitu pesat, memaksa manusia mulai

menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk pertanian sebagai

mata pencaharian pokok pada waktu itu.

B. Tujuan 1. Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan

menggunakan buku Munsell Soil Color Chart.

2. Menentukan tekstur beberapa jenis tanah dengan cara merasakan

tanah menggunakan ibu jaru dan jari telunjuk.

Page 3: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

3. Menentukan struktur beberapa jenis tanah berdasarkan bentuk

tanah.

4. Menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam keadaan

basah, lembab dan kering.

Page 4: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. Warna Tanah

Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah

ditentukan dilapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah.

Kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah akan menimbulkan

warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek atau sering jenuh

air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa besi

akan berwarna merah.

            Warna tanah akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan

kelembaban tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi

pertumbuhan tanaman, aktivitas organisme dan struktur tanah. Warna

tanah digunakan juga dalam penaksiran :

5. Tingkat pelapukan atau proses pembentukna tanah, semakin

merah berarti semakin lanjut pelapukannya.

6. Kandungan bahan organik tanah.

7. Drainase tanah, warna merah atau kecoklatan, berdrainase baik ;

sedang warna kelabu menunjukan drainase yang buruk.      

8. Horizon pencucian/ pengendapan, warna putih mennunjukan

horizon pencucian ; warna gelap menunjukan horizon

pengendapan.

9. Jenis mineral, warna gelap dimungkinkan mengandung kuarsa,

kapur ; merah mengandung besi ; warna gelap mengandung

boron atau mangan.

Warna tanah dibedakan atas (A) warna dasar tanah (matriks) dan

warna karatan sebagai proses oksidasi dan reduksi alam tanah.

Penetapan arna tanah yang digunakan MUNSELL SOIL COLOR

CHART, dimana dalam penetapan warna harus dicatat HUE, VALUE,

dan CHROMA.

a. Hue : Warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.

Dimulai warna merah (5R) dan warna paling kuning (5Y),

untuk tanah yang tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5BG

Page 5: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

dan N (netral).

b. Value : Merupakan kartu warna arah vertikal yang

Menunjukan warna tua-muda atau hitam-putih,

ditulis dibelakang nilai HUE.

c. Chroma : Kartu warna yang disusun horizotal yang

menunjukan intensitas cahaya.

2. Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah.

Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat

terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-

oksida besi, dan lain-lain. Struktur tanah merupakan susunan  ikatan

partikel  tanah  satu  sama  lain.            

Ikatan  tanah  berbentuk  sebagai  agregat  tanah.  Apabila syarat  agregat  t

anah terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari

luar  disebut  ped, sedangkan

ikatan  yang  merupakan  gumpalan  tanah  yang  sudah   terbentuk  akibat

penggarapan  tanah disebut  clod.  Pengamatan struktur tanah dilapang

terdiri dari:

a. Pengamatan bentuk struktur /tipe struktur

 Bentuk Struktur Tanah :

Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan

porous, struktur ini terdapat pada horison A.

Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal

membuat dan gumpal bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengan

sudut-sudut membulat untuk gumpal membulat dan bersudut tajam

untuk gumpal bersudut, dengan sumbu horisontal setara dengan

sumbu vertikal, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim

basah.

Prisma (prismatic), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih

besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya rata, struktur

ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering

Page 6: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih

besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya membulat,

struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.

 Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih

kecil daripada sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2

atau pada lapisan padat liat.

Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan

sangat porous, struktur ini terdapat pada horizon A.

b.  Besarnya agregat tanah yang dinyatakan sebagai kelas struktur

Kelas Struktur Tanah :

Sangat halus atau sangat tipis (very fine or very thin)

Halus atau tipis (fine or thin)

Sedang (medium)

Kasar atau tebal (coarse or thick)

Sangat kasar atau sangat tebal (very coarse or very thick)

c.    Pengamatan kuat lemahnya agregat tanah yang terbentuk yang

dinyatakan sebagai derajat struktur tanah

Derajat Struktur Tanah :

Tidak berstruktur (structureless)

 Lemah (weak)

 Sedang (moderate)

Kuat (strong)

3.  Konsistensi

            Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang

menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan

dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar

partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai

kelembaban tanah.

            Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi,

yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan

konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang

Page 7: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

(field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi

tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi

kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah

kering udara.

Macam - macam Konsistensi Tanah :

a. Konsistensi Basah

Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi

antara butir-butir tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:

Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari

tangan atau benda lain.

Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari

tangan atau benda lain.

Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau

benda lain.

Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari

tangan atau benda lain.

Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah

membentuk gulungan, ini dibagi 4 kategori berikut:

Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat

membentuk gulungan tanah.

Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk

gulungan tanah kurang dari 1 cm.

 Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan

tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk

merusak gulungan tersebut.

Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk

gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar

untuk merusak gulungan tersebut.

b.  Konsistensi Lembab

Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi

dibagi 6 kategori sebagai berikut:

Page 8: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

1. Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama

lain atau antar butir tanah mudah terpisah (contoh: tanah

bertekstur pasir).

2. Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah

sekali hancur bila diremas.

3. Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan

saat meremas dapat menghancurkan gumpalan tanah.

4. Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan

tekanan agak kuat saat meremas tanah tersebut agar dapat

menghancurkan gumpalan tanah.

5. Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan

diperlukannya tekanan berkali-kali saat meremas tanah agar

dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.

6. Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu

dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan tanah meskipun

sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan

diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah

tersebut.

c. Konsistensi Kering

Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering

udara, ini dibagi 6 kategori sebagai berikut:

i. Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah

dipisah-pisah atau tanah tidak melekat satu sama lain

(misalnya tanah bertekstur pasir).

ii. Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur

bila diremas atau tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga

jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur.

iii. Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru

akan hancur jika diberi tekanan pada remasan atau jika hanya

mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu

menghancurkan gumpalan tanah.

Page 9: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

iv. Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk

menekan gumpalan tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk

hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat

untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah.

v.  Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan

tekanan yang lebih kuat lagi untuk dapat menghancurkan

gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit

ditekan dan sangat sulit untuk hancur.

vi. Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu

dicirikan dengan diperlukannya tekanan yang sangat besar

sekali agar dapat menghancurkan gumpalan tanah atau

gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunakan alat

bantu (pemukul) (Munir, 1996).

4. Tekstur Tanah

Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir,

debu, dan liat dalam suatu massa tanah. Tekstur penting dalam

penentuan sifat fisika, kimia, dan fisika-kimia tanah. Ada 3 macam

tekstur utama tanah, yaitu : tekstur pasir (sand) yaitu tanah

mengandung pasir, presentasinya > 70%, lempung (loam) yaitu bila

tidak ada kandungan pasir dan liat, dan liat (clay) yaitu kandungan liat

> 35%. Definisi ini dapat diartikan dengan Kuantitatif dan Kualitatif.

Secara Kualitatif, tekstur menggambarkan tekstur tanah yang halus

atau kasar. Semakin halus teksturnya, kemampuan tanah menahan air

rlatif tinggi, plastis, lengket, drainase buruk dan sulit diolah. Tanah

yang ringan mempunyai daya menahan air relatif rendah, aerasi baik,

air mudah lolos, dan mudah diolah. Secara kuantitatif, tekstur tanah

menunjukan presentase fraksi – fraksi dalam massa tanah.

            Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual

yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari

telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa

keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai

berikut:

Page 10: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

Kelas Tekstur Rasa dan Sifat Tanah

PasirApabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan.

Pasir BerlempungApabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur.

Lempung BerpasirApabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.

LempungApabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.

Lempung BerdebuApabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat.

DebuApabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat.

Lempung BerliatApabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.

Lempung Liat BerpasirApabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.

Lempung Liat BerdebuApabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.

Liat BerpasirApabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.

Liat BerdebuApabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.

LiatApabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan.

BAB III

Page 11: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan BahanAlat yang dipergunakan dalam praktikum pengamatan tanah

dengan indera adalah buku Munsell Soil Color Chart dan botol semprot. Bahan yang dipakai antara lain contoh tanah gumpal dan air.

B. Prosedur Kerja1. Pengujian warna tanah

a. Tanah gumpal yang lembab (permukaan tidak mengkilap)

diambil secukupnya, diletakkan dibawah lubang kertas buku

Munsell Soil Color Chart. Notasi warna (Hue, Value, Chroma)

dan nama warna dicatat. Pengamatan warna tanah tidak boleh

terkena cahaya matahari langsung.

2. Pengujian tekstur warna

Penetapan tekstur tanah di lapang dilakukan dengan cara

merasakan atau meremas tanah antara ibu jari dan jari telunjuk.

Diambil sebongkah tanah kira-kira sebesar kelereng, basahi dengan

air hingga tanah dapat ditekan.

Contoh tanah dipijit kemudian dibuat benang dan sambil dirasakan

kasar halusnya tanah. Jika :

a) Bentukan benang mudah dan membentuk pita panjang, maka

besar kemungkinan teksturnya liat.

b) Mudah patah, kemungkinan tekstur tanahnya lempung berliat

dan,

c) Tidak berbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika

terasa lembut dan licin, berarti lempung berdebu; terasa kasar:

lempung berpasir.

BAB IV

Page 12: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pembahasan

1. Warna dan tekstur

No

. Jenis tanahWarna tanah

Notasi warna Nama warnaTekstur tanah

1. Andisol 2,5 YR 2/4 dark reddish brown Lempung berdebu (SiL)

2. Untisol 5 YR 4/6 yellowish red Lempung liat berpasir (ScL)

3. Entisol 10 YR 3/4 dark yellowish brown Lempung berpasir

4. Insentol 7,5 YR 2/4 dark brown Lempung berpasir

5. vertisol 5 YR 3/1 very dark brown Lempung liat berpasir

2. Struktur

No. Jenis TanahStruktur Tanah

DerajatTipe Klas

1 Ultisol Gumpal Sangat Halus 2 = Cukupan

2 Inseptisol Remah Remah Kasar 3 = Kuat

3 Andisol Gumpal Halus 1 = Lemah

4 Entisol Gumpal Halus 2 = Cukupan

5 Vertisol Gumpal Sangat Halus 3 = Kuat

3. Konsistensi

Page 13: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

No

.

Jenis Tanah Konsistensi Basah Konsistensi

Lembab

Konsistensi

KeringKelekatan Keliatan

1 Andisol SS = Agak

Lekat

P = Plastis F = gembur Sh = agak

Keras

2 Ultisol S = Lekat Po = Tidak

Plastis

F = gembur Sh = Agak

Keras

3 VertisolSS = Agak

Lekat

Po = Tidak

Plastis

Vt = Sangat

Teguh

Eh = Sangat

Keras Sekali

4 Entisol SS = agak

Lekat

Ps = Agak

Plastis

F = gemburl = Lepas

5 Inseptisol Sangat lekat P = Plastis Vf = Sangat

Gemburh = Keras

4. Pembahasan

Page 14: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah berfungsi

sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan

warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan

bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin

gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik

umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan

banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk,

yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu

karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah

yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe

terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3

(hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang

berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang

basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu- abu (daerah

yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning,

yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi

oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral dapat

menyebabkan warna lebih terang.

Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut:

1. jenis mineral dan jumlahnya,

2. kandungan bahan organik tanah,

3. kadar air tanah dan tingkat hidratasi.

Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat

menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar

menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat

menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi

kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan

sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna

tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi

Page 15: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih

gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan

terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi

(gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau.(Wirjodihardjo

dan Sutedjo dan Kartasapoetra,2002).

1. Tipe dan Kelas struktur (bentuk, ukuran dan susunan agregat).

Macam-macam tipe dan kelas struktur tanah:

- Platy atau lempeng

- Tiang prismatik

- Gumpalan bersudut

- Sferoid atau polyeder kersal

- Tipe tidak berstruktur

Derajat struktur (kemantapan atau kekuatan agregat).

- Yang tidak beragregat, yaitu pejal (jika berkoherensi dan butir

tunggal), lepas-lepas (jika tidak berkoherensi).

- Yang derajat strukturnya lemah (jika tersentuh akan mudah hancur)

- Yang derajat strukturnya cukup (agregat sudah jelas terbentuk)

- Yang derajat strukturnya kokoh (agregatnya mantap dan jika

dipecah-pecah agak liat).

2. Konsistensi tanah

Konsistensi tanah dapat diartikan sebagai daya kohesi dan adhesi tanah

pada berbagai kelembapan. Konsistensi tanah tergantung dari tekstur,

kadar bahan organik, kadar dan khuluk bahan koloid dan terutama kadar

lengas tanah. Sehubungan dengan kadar lengas tanah, maka keanekaan

konsistensi tanah dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Pada kadar lengas tinggi, tanah seakan-akan melakukan kegiatan yang

mengalir (visceus) sehingga mengental.

b. Apabila kadar lengas berangsur-angsur berkurang, visceus tidak terjadi

lagi sehingga tanah menjadi lekat, liat, dan lunak.

c. Apabila kadar lengas semakin berkurang lagi (lebih kecil dari poin b),

maka tanah akan kehilangan sifat lekat dan liatnya, selanjutnya

berubah menjadi gembur atau agak retak-retak.

Page 16: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

d. Apabila kadar lengas semakin berkurang lagi (lebih kecil dari poin c),

keadaan tanah akan menjadi kering, keras, sukar dipecahkan, dan kasar

saat diraba.

3. Warna Tanah

Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas warna tanah.

a. Kadar lengas atau tingkat hidratasi.

Kadar lengas dan hidratasi sangat berpengaruh terhap warna tanah, dalam

hal ini apabila dalam keadaan lembab hingga basah maka tanah akan

tampak berwarna hitam/kelam. Tingkat hidratasi sangat erat kaitannya

dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang mengarah ke

warna reduksi (gleisasi), yaitu kelabu biru hingga kelabu hijau.

b. Kadar bahan organik

Makin tinggi kandungan bahan organiknya, maka warna tanah akan

makin kelam. Sebaliknya, semakin rendah kandungan bahan organiknya

warna tanah akan tampak lebih terang.

4. Tekstur tanah

Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Berdasarkan

perbandingan butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan ke

dalam beberapa macam kelas tekstur yaitu :

A. Kasar terdiri dari pasir dan pasir berlempung

B. Agak kasar terdiri dari lempung berpasir dan lempung berpasir halus.

C. Sedang : lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung bedebu dan

debu

D. Agak halus : lempung liat, lempung liat berpasir, dan lempung liat

berdebu.

E. Halus : liat berpasir, liat berdebu dan liat.

Berdasarkan hasil pengamatan warna tanah menggunakan buku Munsell

Soil Color Chart dan tekstur tanahnya diketahui warna tanah Entisol berada pada

notasi warna 10 YR ¾ yang berarti mempunyai nama warna Dark Yellowish

Brown, sementara teksturnya adalah lempung berdebu. Verstisol berada pada

notasi warta 5 YR 3/1 yang berarti mempunyai nama warna Very Dark Grey,

sementara teksturnya adalah liat berdebu. Ultisol berada pada notasi warna 5 YR

Page 17: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

4/6 yang berarti mempunyai nama warna Yellowish Red, sementara teksturnya

adalah lempung liat berpasir. Inceptisol berada pada notasi 7,5 YR 2/4 yang

berarti mempunyai nama warna Dark Brown, sementara teksturnya adalah

lempung berpasir. Andisol berada pada notasi 2,5 YR 2/4 berarti mempunyai

nama warna Dark Reddish Brown, sementara teksturnya adalah lempung berdebu.

Tanah Vertisol memilki tekstur liat karena cirinya rasa agak

licin,  membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah

digulung serta melekat. Karena tanah  ini dikembangkan  dari bahan induk liat

dimanailkim musim basah dan kering jelas (Foth,1988).

Tanah Ultisol bertekstur liat berpasir dan memiliki ciri-ciri licin agak

kasar, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta

melekat sekali. Tanah ini dikembangkan dari bahan bahan induk liat di hutan

dalam iklim humid untuk waktu yang sangat lama (Foth, 1988).

Tanah Inseptisol memiliki tekstur lempung berpasir dengan cirri-ciri agak

kasar, bola agak keras tetapi mudah hancur, melekat. Tanah ini mengandung

pisah-pisah lempung lebih besar atau sama dengan 35% dan pasir lebih besar atau

sama dengan 45 %. Inseptisol termasuk dalam tanah Andosol karena teksturnya

lempung berpasir sebenarnya sudah sangat menyulitkan pertumbuhan padi sebab

suhunya rendah sehingga mengakibatkan proses pelapukan terhambat (Hakim,

1986).

Tanah Entisol mempunyai ciri solumnya berkisar dari dangkal sampai

dalam, berwarna kelabu hingga kuning, mempunyai horison (A)-C tetapi

batasannya sangat tegas, bertekstur pasir hingga debu ( > 60% ), berstruktur butir

tunggal, dan konsistensi gembur serta lepas (Munir, 1996)

Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang mempunyai sifat

andik dengan kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi tanah kurang dari

0.9 g/cc sampai kedalaman lebih dari 35 cm dan didominasi bahan amorf dan atau

mengandung abu vulkano, abu apung, lapili dan sebangsanya lebih dari 60%

sampai kedalaman 35cm atau lebih atau mempunyai pH NaF 1N lebih dari 9.4

(Munir, 1996)

Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang mempunyai sifat

andik dengan kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi tanah kurang dari

Page 18: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

0.9 g/cc sampai kedalaman lebih dari 35 cm dan didominasi bahan amorf dan atau

mengandung abu vulkano, abu apung, lapili dan sebangsanya lebih dari 60%

sampai kedalaman 35cm atau lebih atau mempunyai pH NaF 1N lebih dari 9.4

(Munir, 1996)

Pada percobaan pengamatan  tekstur tanah sesuai dengan namun ada

beberapa tanah yang tidak sesuai seperti ultisol dan vertisol. Mungkin di

karenakan setiap orang memiliki anggapan yang berbeda dalam merasakan tekstur

suatu tanah . Tanah yang dianggap kita liat belum tentu dianggap orang lain

seperti itu , mungkin saja lempung.

Berdaasarkan percobaan pengamatan struktur tanah , ultisol memiliki tipe

gumpal dan klas F (Halus), Tanah Inseptisol memiliki tipe remah kasar, tanah

Andisol memiliki tipe gumpal dan klas F (Halus), tanah Entisol memiliki tipe

gumpal dan klas sangat halus, serta tanah Vertisol yang memiliki tipe gumpal dan

klas sangat halus .

BAB V

KESIMPULAN

Page 19: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

1. Jenis tanah Inceptisol notasi warna 7.5 YR 2/4 dengan nama warnanya 

adalah Dark Brown dan bertekstur lempung berpasir.Struktur tanahnya

bertipe remah, dan dengan kelassedang, Konsistensi basah kelekatan VS

(Sangat Lekat) keliatan sangat plastis, konsistensi lembab f (gembur),

konsistensi kering s (keras).

2. Jenis tanah Ultisol notasi warna 5 YR 4/6 dengan nama warnanya

adalah Yellowish Red dan bertekstur lempung berdebu.Struktur tanahnya

bertipe gumpal, dengan kelas sangat halus, Konsistensi basah kelekatan VS

(Sangat Lekat) keliatan P ( plastic), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi

kering sh (agak keras).

3. Jenis tanah vertisol notasi warna 5 YR 3/1 dengan nama warnanya 

adalah Very Dark Grey dan bertekstur liat berdebu.Struktur tanahnya

bertipe gumpal, dengan kelas Sangat halus, . Konsistensi basah

kelekatan SS ( Agak Lekat) keliatan Po (non plastic), konsistensi lembab Vt

(sangat teguh), konsistensi kering Eh (Sangat keras sekali).

4. Jenis tanah Entisol notasi warna 10 YR 3/4 dengan nama warnanya 

adalah Dark Yellowish Brown dan bertekstur lempung liat berpasir .Struktur

tanahnya bertipe  gumpal , dengan kelas halus, . Konsistensi basah kelekatan

SS (Agak Lekat) keliatan Ps (slightly plastic), konsistensi lembab f (gembur)

konsistensi kering l (lepas).

5. Jenis tanah Andisol notasi warna 2,5 YR 2,5/4 dengan nama warnanya adalah

Dark Reddish Brown dan bertekstur lempung berdebu. Struktur tanahnya

bertipe gumpal, dengan kelas halus, Konsistensi basah kelekatan SS (Agak

Lekat) keliatan P (Plastic), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi

kering S (lunak).

DAFTAR PUSTAKA

Buckman, Harry O. 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.

Foth, H.D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.

Page 20: Acara III- Pengamatan Tanah Dengan Indera

Foth, Henry D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta.

Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA, Lampung

Hanafiah, Ali Kemas.  2004.  Dasar-dasar Ilmu Tanah.  Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Kohnke, H. 1968. Soil Physic. Tata Mc Graw- Hill Publishing. Company Ltd, Bombay.

Madjid, A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online Fakultas Pertanian

Unsri.http://dasar2ilmutanah.blogspot.com  diakses pada tanggal 5 November

2009

Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah Dan Lingkungan. Direktorat Pendidikan

Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi. Fahutan. Institut

PertanianBogor.

Sarief, Saifuddin.1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.

Soegiman. 1982 . Ilmu Tanah . Bhratara Karya Aksara, Jakarta

Subagyo. 1970. Dasar-Dasar Ilmu Tanah II. PT Soeroengan, Jakarta.