8 golongan penerima zakat _ mengenal ajaran islam lebih

7
Jumat, 06 Agustus 2010 00:00 Muhammad Abduh Tuasikal Hukum Islam 8 Golongan Penerima Zakat Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Dalam dua artikel sebelumnya kami telah membahas syarat-syarat zakat dan panduan zakat emas, perak dan mata uang. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tema menarik lainnya tentang zakat yaitu golongan yang berhak menerima zakat. Semoga bermanfaat. Golongan yang berhak menerima zakat adalah 8 golongan yang telah ditegaskan dalam Al Qur’an Al Karim pada ayat berikut, ِ ﯾلِ اﻟﺳﱠﺑِ نْ اﺑَ وِ ِ ﯾلِ َ ﻲ ﺳَِ وَ ﯾنِ ِ ﺎرَ ْ اﻟَ وِ ﺎبَ ﻲ اﻟرﱢﻗَِ وْ مُُ وﺑُ ُ ِ َ َ ؤُ ْ اﻟَ ﺎ وَ ْ َ َ َ ﯾنِِ ﺎﻣَ ْ اﻟَ وِ ﯾنِ ﺎﻛَ َ ْ اﻟَ وِ اءَ رَ ُ ْ ُِ ﺎتَ َ ﺎ اﻟﺻﱠدَ ِ إSesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk [1] orang-orang fakir, [2] orang-orang miskin, [3] amil zakat, [4] para mu'allaf yang dibujuk hatinya, [5] untuk (memerdekakan) budak, [6] orang-orang yang terlilit utang, [7] untuk jalan Allah dan [8] untuk mereka yang sedang dalam perjalanan.” (QS. At Taubah: 60) Ayat ini dengan jelas menggunakan kata “innama”, ini menunjukkan bahwa zakat hanya diberikan untuk delapan golongan tersebut, tidak untuk yang lainnya.[1] Golongan pertama dan kedua: fakir dan miskin. Fakir dan miskin adalah golongan yang tidak mendapati sesuatu yang mencukupi kebutuhan mereka. Para ulama berselisih pendapat manakah yang kondisinya lebih susah antara fakir dan miskin. Ulama Syafi’iyah dan Hambali berpendapat bahwa fakir itu lebih susah dari miskin. Alasan mereka karena dalam ayat ini, Allah menyebut fakir lebih dulu baru miskin. Ulama lainnya berpendapat miskin lebih parah dari fakir.[2] Adapun batasan dikatakan fakir menurut ulama Syafi’iyah dan Malikiyah adalah orang yang tidak punya harta dan usaha yang dapat memenuhi kebutuhannya. Seperti kebutuhannya, misal sepuluh ribu rupiah tiap harinya, namun ia sama sekali tidak bisa memenuhi kebutuhan tersebut atau ia hanya dapat memenuhi kebutuhannya kurang dari separuh. Sedangkan miskin adalah orang yang hanya dapat mencukupi separuh atau lebih dari separuh kebutuhannya, namun tidak bisa memenuhi seluruhnya.[3] Orang yang berkecukupan tidak boleh diberi zakat Orang yang berkecukupan sama sekali tidak boleh diberi zakat, inilah yang disepakati oleh para ulama. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, َِ َ ﺎ ﻟَ ﯾﮭِ ظَ َ Tidak ada satu pun bagian zakat untuk orang yang berkecukupan.[4] Apa standarnya orang kaya yang tidak boleh mengambil zakat? Standarnya, ia memiliki kecukupan ataukah tidak. Jika ia memiliki harta yang mencukupi diri dan orang-orang yang ia tanggung, maka tidak halal zakat untuk dirinya. Namun jika tidak memiliki kecukupan walaupun hartanya mencapai nishob, maka ia halal untuk mendapati zakat. Oleh karena itu, boleh jadi orang yang wajib zakat karena hartanya telah mencapai nishob, ia sekaligus berhak menerima zakat. Demikian pendapat mayoritas ulama yaitu ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan salah satu pendapat dari Imam Ahmad.[5] Apa standar kecukupan? Kecukupan yang dimaksud adalah kecukupan pada makan, minum, tempat tinggal, juga segala yang mesti ia penuhi tanpa bersifat boros atau tanpa keterbatasan. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah baik kebutuhan dirinya sendiri atau orang- orang yang ia tanggung nafkahnya. Inilah pendapat mayoritas ulama.[6] Bolehkah memberi zakat kepada fakir miskin yang mampu mencari nafkah? Jika fakir dan miskin mampu bekerja dan mampu memenuhi kebutuhannya serta orang-orang yang ia tanggung atau memenuhi kebutuhannya secara sempurna, maka ia sama sekali tidak boleh mengambil zakat. Alasannya karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Seputar Merayakan Maulid Nabi Bukti Cinta Nabi yang Benar dan Keliru Sejarah Kelam Maulid Nabi Ulama Ahlus Sunnah Menyikapi Maulid Nabi Alasan Sebagian Orang dalam Membela Maulid Benarkah Ibnu Taimiyah, Ibnu Hajar, Shalahuddin Al Ayubi Pro Maulid Nabi? Login Registrasi BERANDA BELAJAR ISLAM HUKUM ISLAM FAEDAH ILMU KONSULTASI BUKU TAMU ARSIP ARTIKEL cari... 02/03/2011 8 Golongan Penerima Zakat | Mengena… rumaysho.com/…/3148-8-golongan-pe… 1/7

Upload: ibn-mohamad

Post on 03-Jul-2015

271 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 8 Golongan Penerima Zakat _ Mengenal Ajaran Islam Lebih

Jumat, 06 Agustus 2010 00:00 Muhammad Abduh Tuasikal Hukum Islam

8 Golongan Penerima Zakat

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nab i kita

Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Dalam dua artikel sebelumnya kami telah membahas syarat-syarat zakat dan

panduan zakat emas, perak dan mata uang. Pada kesempatan kali ini kami akan

membahas tema menarik lainnya tentang zakat yaitu golongan yang berhak menerima

zakat. Semoga bermanfaat.

Golongan yang berhak menerima zakat adalah 8 golongan yang telah ditegaskan

dalam Al Qur’an Al Karim pada ayat berikut,

بیل وابن الس قاب والغارمین وفي سبیل هللا دقات للفقراء والمساكین والعاملین علیھا والمؤلفة قلوبھم وفي الر إنما الص

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk [1] orang-orang fakir, [2] orang-orang miskin, [3] amil zakat, [4] para mu'allaf

yang dibujuk hatinya, [5] untuk (memerdekakan) budak, [6] orang-orang yang terlilit utang, [7] untuk jalan Allah dan [8] untuk

mereka yang sedang dalam perjalanan.” (QS. At Taubah: 60) Ayat ini dengan jelas menggunakan kata “innama”, ini

menunjukkan bahwa zakat hanya diberikan untuk delapan golongan tersebut, tidak untuk yang lainnya.[1]

Golongan pertama dan kedua: fakir dan miskin.

Fakir dan miskin adalah golongan yang tidak mendapati sesuatu yang mencukupi kebutuhan mereka.

Para ulama berselisih pendapat manakah yang kondisinya lebih susah antara fakir dan miskin. Ulama Syafi’iyah dan Hambali

berpendapat bahwa fakir itu lebih susah dari miskin. Alasan mereka karena dalam ayat ini, Allah menyebut fakir lebih dulu baru

miskin. Ulama lainnya berpendapat miskin lebih parah dari fakir.[2]

Adapun batasan dikatakan fakir menurut ulama Syafi’iyah dan Malikiyah adalah orang yang tidak punya harta dan usaha yang

dapat memenuhi kebutuhannya. Seperti kebutuhannya, misal sepuluh ribu rupiah tiap harinya, namun ia sama sekali tidak bisa

memenuhi kebutuhan tersebut atau ia hanya dapat memenuhi kebutuhannya kurang dari separuh. Sedangkan miskin adalah

orang yang hanya dapat mencukupi separuh atau lebih dari separuh kebutuhannya, namun tidak bisa memenuhi seluruhnya.[3]

Orang yang berkecukupan tidak boleh diberi zakat

Orang yang berkecukupan sama sekali tidak boleh diberi zakat, inilah yang disepakati oleh para ulama. Hal ini berdasarkan

sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ,

ال حظ فیھا لغنى

“Tidak ada satu pun bagian zakat untuk orang yang berkecukupan.”[4]

Apa standarnya orang kaya yang tidak boleh mengambil zakat?

Standarnya, ia memiliki kecukupan ataukah tidak. Jika ia memiliki harta yang mencukupi diri dan orang-orang yang ia tanggung,

maka tidak halal zakat untuk dirinya. Namun jika tidak memiliki kecukupan walaupun hartanya mencapai nishob, maka ia halal

untuk mendapati zakat. Oleh karena itu, boleh jadi orang yang wajib zakat karena hartanya telah mencapai nishob, ia sekaligus

berhak menerima zakat. Demikian pendapat mayoritas ulama yaitu ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan salah satu pendapat dari

Imam Ahmad.[5]

Apa standar kecukupan?

Kecukupan yang dimaksud adalah kecukupan pada makan, minum, tempat tinggal, juga segala yang mesti ia penuhi tanpa

bersifat boros atau tanpa keterbatasan. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah baik kebutuhan dirinya sendiri atau orang-

orang yang ia tanggung nafkahnya. Inilah pendapat mayoritas ulama.[6]

Bolehkah memberi zakat kepada fakir miskin yang mampu mencari nafkah?

Jika fakir dan miskin mampu bekerja dan mampu memenuhi kebutuhannya serta orang-orang yang ia tanggung atau

memenuhi kebutuhannya secara sempurna, maka ia sama sekali tidak boleh mengambil zakat. Alasannya karena Nabi

shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Seputar Merayakan Maulid Nabi

Bukti Cinta Nabi yang Benar dan

Keliru

Sejarah Kelam Maulid Nabi

Ulama Ahlus Sunnah Menyikapi

Maulid Nabi

Alasan Sebagian Orang dalam

Membela Maulid

Benarkah Ibnu Taimiyah, Ibnu Hajar,

Shalahuddin Al Ayubi Pro Maulid

Nabi?

Login Registrasi

BERANDA BELAJAR ISLAM HUKUM ISLAM FAEDAH ILMU KONSULTASI BUKU TAMU ARSIP ARTIKEL cari...

02/03/2011 8 Golongan Penerima Zakat | Mengena…

rumaysho.com/…/3148-8-golongan-pe… 1/7

Page 2: 8 Golongan Penerima Zakat _ Mengenal Ajaran Islam Lebih

ة مكتسب ال حظ فیھا لغنى وال لذى مر

““Tidak ada satu pun bagian zakat untuk orang yang berkecukupan dan tidak pula bagi orang yang kuat untuk bekerja.”[7]

Dalam hadits yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ة سوى دقة لغنى وال لذى مر ال تحل الص

“Tidak halal zakat bagi orang yang berkecukupan, tidak pula bagi orang yang kuat lagi fisiknya sempurna (artinya: mampu

untuk bekerja, pen)”[8]

Berapa kadar zakat yang diberikan kepada fakir dan miskin?

Besar zakat yang diberikan kepada fakir dan miskin adalah sebesar kebutuhan yang mencukupi kebutuhan mereka dan orang

yang mereka tanggung dalam setahun dan tidak boleh ditambah lebih daripada itu. Yang jadi patokan di sini adalah satu tahun

karena umumnya zakat dikeluarkan setiap tahun. Alasan lainnya adalah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa

menyimpan kebutuhan makanan keluarga beliau untuk setahun. Barangkali pula jumlah yang diberikan bisa mencapai ukuran

nishob zakat.

Jika fakir dan miskin memiliki harta yang mencukupi sebagian kebutuhannya namun belum seluruhnya terpenuhi, maka ia bisa

mendapat jatah zakat untuk memenuhi kebutuhannya yang kurang dalam setahun.[9]

Golongan ketiga: amil zakat.

Untuk amil zakat, tidak disyaratkan termasuk miskin. Karena amil zakat mendapat bagian zakat disebabkan pekerjaannya.

Dalam sebuah hadits disebutkan,

یھا أو لغارم أو لرجل اشتراھا بمالھ أو لرجل كان لھ جار أو لعامل عل دقة لغنى إال لخمسة لغاز فى سبیل هللا ال تحل الص

ق على المسكین فأھداھا المسكین للغنى مسكین فتصد

“Tidak halal zakat bagi orang kaya kecuali bagi lima orang, yaitu orang yang berperang di jalan Allah, atau amil zakat, atau

orang yang terlilit hutang, atau seseorang yang membelinya dengan hartanya, atau orang yang memiliki tetangga miskin

kemudian orang miskin tersebut diberi zakat, lalu ia memberikannya kepada orang yang kaya.”[10]

Ulama Syafi’iyah dan Hanafiyah mengatakan bahwa imam (penguasa) akan memberikan pada amil zakat upah yang jelas,

boleh jadi dilihat dari lamanya ia bekerja atau dilihat dari pekerjaan yang ia lakukan.[11]

Siapakah Amil Zakat?

Sayid Sabiq mengatakan, “Amil zakat adalah orang-orang yang diangkat oleh penguasa atau wakil penguasa untuk bekerja

mengumpulkan zakat dari orang-orang kaya. Termasuk amil zakat adalah orang yang bertugas menjaga harta zakat,

penggembala hewan ternak zakat dan juru tulis yang bekerja di kantor amil zakat.”[12]

‘Adil bin Yusuf al ‘Azazi berkata, “Yang dimaksud dengan amil zakat adalah para petugas yang dikirim oleh penguasa untuk

mengunpulkan zakat dari orang-orang yang berkewajiban membayar zakat. Demikian pula termasuk amil adalah orang-orang

yang menjaga harta zakat serta orang-orang yang membagi dan mendistribusikan zakat kepada orang-orang yang berhak

menerimanya. Mereka itulah yang berhak diberi zakat meski sebenarnya mereka adalah orang-orang yang kaya.”[13]

Syeikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin mengatakan, “Golongan ketiga yang berhak mendapatkan zakat adalah amil zakat.

Amil zakat adalah orang-orang yang diangkat oleh penguasa untuk mengambil zakat dari orang-orang yang berkewajiban untuk

menunaikannya lalu menjaga dan mendistribusikannya. Mereka diberi zakat sesuai dengan kadar kerja mereka meski mereka

sebenarnya adalah orang-orang yang kaya. Sedangkan orang biasa yang menjadi wakil orang yang berzakat untuk

mendistribusikan zakatnya bukanlah termasuk amil zakat. Sehingga mereka tidak berhak mendapatkan harta zakat sedikitpun

disebabkan status mereka sebagai wakil. Akan tetapi jika mereka dengan penuh kerelaan hati mendistribusikan zakat kepada

orang-orang yang berhak menerimanya dengan penuh amanah dan kesungguhan maka mereka turut mendapatkan pahala.

Namun jika mereka meminta upah karena telah mendistribusikan zakat maka orang yang berzakat berkewajiban memberinya

upah dari hartanya yang lain bukan dari zakat.”[14]

Berdasarkan paparan di atas jelas lah bahwa syarat agar bisa disebut sebagai amil zakat adalah diangkat dan diberi otoritas

oleh penguasa muslim untuk mengambil zakat dan mendistribusikannya sehingga panitia-panitia zakat yang ada di berbagai

masjid serta orang-orang yang mengangkat dirinya sebagai amil bukanlah amil secara syar’i. Hal ini sesuai dengan istilah amil

karena yang disebut amil adalah pekerja yang dipekerjakan oleh pihak tertentu.

Memiliki otoritas untuk mengambil dan mengumpulkan zakat adalah sebuah keniscayaan bagi amil karena amil memiliki

kewajiban untuk mengambil zakat secara paksa dari orang-orang yang menolak untuk membayar zakat.

Golongan keempat: orang yang ingin dilembutkan hatinya.

Orang yang ingin dilembutkan hatinya. Bisa jadi golongan ini adalah muslim dan kafir.

Situs Para Ustadz

Jadi Rujukan

Visit Other Articles

Sebab Meraih Kebahagiaan

Sebuah nasehat dari seorang ‘alim

robbani: Ketahuilah, mentaati Allah

dan Rasul-Nya serta...

Bolehkah Menggunakan Hadits

Maudhu’ dan Hadits Dho’if ?

Yang dimaksudkan dengan hadits

maudhu’ adalah hadits yang

dikarang-karang oleh orang yang...

Membayar Utang (Qodho') Puasa

Ramadhan

Berbagai permasalahan qodho'

puasa (membayar utang atau nyaur

puasa) masih belum dipahami oleh...

Rumaysho.com Favourite

Kebiasaan Tidur Pagi

Ternyata Berbahaya

Wanita yang Berpakaian

Tapi Telanjang, Sadarlah!

Serial Mudik (1), Tips

Pers iapan Safar

Kisah Istri Kecanduan

Chating

Tanda Malam Lailatul Qadar

New Rumaysho.com

Hukum Mencukur Alis Mata

36 Keutamaan Dzikir (1)

02/03/2011 8 Golongan Penerima Zakat | Mengena…

rumaysho.com/…/3148-8-golongan-pe… 2/7

Page 3: 8 Golongan Penerima Zakat _ Mengenal Ajaran Islam Lebih

Contoh dari kalangan muslim:

1. Orang yang lemah imannya namun ditaati kaumnya. Ia diberi zakat untuk menguatkan imannya.

2. Pemimpin di kaumnya, lantas masuk Islam. Ia diberi zakat untuk mendorong orang kafir semisalnya agar tertarik pula

untuk masuk Islam.

Contoh dari kalangan kafir:

1. Orang kafir yang sedang tertarik pada Islam. Ia diberi zakat supaya condong untuk masuk Islam.

2. Orang kafir yang ditakutkan akan bahayanya. Ia diberikan zakat agar menahan diri dari mengganggu kaum muslimin.[15]

Golongan kelima: pembebasan budak.

Pembebasan budak yang termasuk di sini adalah: (1) pembebasan budak mukatab, yaitu yang berjanji pada tuannya ingin

merdeka dengan melunasi pembayaran tertentu, (2) pembebasan budak muslim, (3) pembebasan tawanan muslim yang ada

di tangan orang kafir.[16]

Golongan keenam: orang yang terlilit utang.

Yang termasuk dalam golongan ini adalah:

Pertama: Orang yang terlilit utang demi kemaslahatan dirinya.

Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi:

1. Yang berutang adalah seorang muslim.

2. Bukan termasuk ahlu bait (keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ).

3. Bukan orang yang bersengaja berutang untuk mendapatkan zakat.

4. Utang tersebut membuat ia dipenjara.

5. Utang tersebut mesti dilunasi saat itu juga, bukan utang yang masih tertunda untuk dilunasi beberapa tahun lagi kecuali

jika utang tersebut mesti dilunasi di tahun itu, maka ia diberikan zakat.

6. Bukan orang yang masih memiliki harta simpanan (seperti rumah) untuk melunasi utangnya.

Kedua: Orang yang terlilit utang karena untuk memperbaiki hubungan orang lain. Artinya, ia berutang bukan untuk kepentingan

dirinya, namun untuk kepentingan orang lain. Dalil dari hal ini sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

یھا ثم یمسك ل بحمالة بین قوم فسأل فیھا حتى یؤد ثالثة رجل تحم إن المسألة ال تحل إال ل

“Sesungguhnya permintaan itu tidak halal kecuali bagi tiga orang; yaitu orang laki-laki yang mempunyai tanggungan bagi

kaumnya, lalu ia meminta-minta hingga ia dapat menyelesaikan tanggungannya, setelah itu ia berhenti (untuk meminta-

minta).”[17]

Ketiga: Orang yang berutang karena sebab dhoman (menanggung sebagai jaminan utang orang lain). Namun di sini

disyaratkan orang yang menjamin utang dan yang dijamin utang sama-sama orang yang sulit dalam melunasi utang.[18]

Golongan ketujuh: di jalan Allah.

Yang termasuk di sini adalah:

Pertama: Berperang di jalan Allah.

Menurut mayoritas ulama, tidak disyaratkan miskin. Orang kaya pun bisa diberi zakat dalam hal ini. Karena orang yang

berperang di jalan Allah tidak berjuang untuk kemaslahatan dirinya saja, namun juga untuk kemaslahatan seluruh kaum

muslimin. Sehingga tidak perlu disyaratkan fakir atau miskin.

Kedua: Untuk kemaslahatan perang.

Seperti untuk pembangunan benteng pertahanan, penyediaan kendaraan perang, penyediaan persenjataan, pemberian upah

pada mata-mata baik muslim atau kafir yang bertugas untuk memata-matai musuh.[19]

Golongan kedelapan: ibnu sabil, yaitu orang yang kehabisan bekal di perjalanan.

Yang dimaksud di sini adalah orang as ing yang tidak dapat kembali ke negerinya. Ia diberi zakat agar ia dapat melanjutkan

perjalanan ke negerinya. Namun ibnu sabil tidaklah diberi zakat kecuali bila memenuhi syarat: (1) muslim dan bukan termasuk

ahlul bait (keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), (2) tidak memiliki harta pada saat itu sebagai biaya untuk kembali ke

negerinya walaupun di negerinya dia adalah orang yang berkecukupan, (3) safar yang dilakukan bukanlah safar maksiat.[20]

Memberi Zakat untuk Kepentingan Sosial dan kepada Pak Kyai atau Guru Ngaji

Para fuqoha berpendapat tidak bolehnya menyerahkan zakat untuk kepentingan sosial seperti pembangunan jalan, masjid dan

jalan. Alasannya karena sarana-sarana tadi bukan jadi milik individual dan dalam surat At Taubah ayat 60 hanya dibatas i

diberikan kepada delapan golongan tidak pada yang lainnya.

Hukum Mengusap Wajah

Setelah Berdo’a

Hukum Memasukkan

Kemeja dalam Celana

Bolehkah Menjamak Dua

Shalat Sebelum Safar?

Kapan Wanita Boleh Mulai

Melaksanakan Shalat

Fardhu di Rumah?

Hanya Boleh Hasad pada

Dua Orang

Di Manakah Allah (8),

Syubhat Allah Ada Tanpa

Tempat

Hukum Wanita

Memendekkan Rambut

Hukum Daging Impor

Fasilitas Rumaysho.com

Download e-book

Download Kajian

Pusat Informasi

02/03/2011 8 Golongan Penerima Zakat | Mengena…

rumaysho.com/…/3148-8-golongan-pe… 3/7

Page 4: 8 Golongan Penerima Zakat _ Mengenal Ajaran Islam Lebih

Begitu pula tidak boleh menyerahkan zakat kepada pak Kyai atau guru ngaji kecuali jika mereka termasuk dalam delapan

golongan penerima zakat yang disebutkan dalam surat At Taubah ayat 60.

Menyerahkan Zakat kepada Orang Muslim yang Bermaksiat dan Ahlu Bid’ah

Orang yang menyandarkan diri pada Islam, ada beberapa golongan:

1. Muslim yang taat dan menjalankan syariat Islam. Maka tidak meragukan lagi bahwa golongan ini yang pantas diberikan

zakat. Jadi seharusnya zakat diserahkan pada orang yang benar-benar memperhatikan shalat dan ibadah wajib lainnya.

2. Termasuk ahlu bid’ah dan bid’ahnya adalah bid’ah yang sifatnya kafir. Orang seperti ini tidak boleh diberikan zakat pada

dirinya. Misalnya adalah bid’ah mengakui ada nabi ke-26.

3. Ahli bid’ah (yang sifatnya tidak kafir) dan ahli maksiat. Jika diketahui dengan sangkaan kuat bahwa ia akan menggunakan

zakat tersebut untuk maksiat, maka tidak boleh memberikan zakat pada orang semacam itu.[21]

Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Sudah seharusnya setiap orang memperhatikan orang-orang yang berhak

mendapakan zakat dari kalangan fakir, miskin, orang yang terlilit utang dan golongan lainnya. Seharusnya yang dipilih untuk

mendapatkan zakat adalah orang yang berpegang teguh dengan syari’at. Jika nampak pada seseorang kebid’ahan atau

kefas ikan, ia pantas untuk diboikot dan mendapatkan hukuman lainnya. Ia sudah pantas dimintai taubat. Bagaimana mungkin

ia ditolong dalam berbuat maksiat.”[22]

Bersambung insya Allah pada pembahasan “Memberi Zakat kepada Kerabat”.

Diselesaikan di Panggang-GK, 24 Sya’ban 1431 H (05/08/2010)

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.rumaysho.com

[1] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/8252, Asy Syamilah, index “zakat”, point 156.

[2] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/8252, index “zakat”, point 157.

[3] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/8252, index “zakat”, point 158.

[4] HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro, 6/351. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Al Irwa’ no. 876.

[5] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/8254, index “zakat”, point 159.

[6] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/8256, index “zakat”, point 163.

[7] HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro, 6/351. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Al Irwa’ no. 876.

[8] HR. Abu Daud no. 1634, An Nasai no. 2597, At Tirmidzi no. 652, Ibnu Majah no. 1839 dan Ahmad 2/164 . Syaikh Al Albani

mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Al Irwa’ no. 877. Lihat Syarh Sunan Ibni Majah, As Suyuthi dkk, Asy Syamilah 1/132.

[9] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/8257, index “zakat”, point 164.

[10] HR. Abu Daud no. 1635. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih

[11] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/8258, index “zakat”, point 168.

[12] Fiqh Sunnah, terbitan Dar al Fikr Beirut, 1/327.

[13] Tamamul Minnah fi Fiqh al Kitab wa Shahih al Sunnah, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, terbitan Muassasah

Qurthubah Mesir, 2/290

[14] Majalis Syahri Ramadhan, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, cet Darul Hadits Kairo, hal 163-164.

[15] Lihat Al Mughni, Ibnu Qudamah, Darul Fikr, Beirut, 1405 H, 7/319

[16] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/8260-8261, index “zakat”, point 169.

[17] HR. An Nasai no. 2579 dan Ahmad 5/60. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.

[18] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/8261-8262, index “zakat”, point 170 dan 171.

[19] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/8263, index “zakat”, point 172 dan 173.

[20] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/8264-8265, index “zakat”, point 174 dan 175.

[21] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2/76-77.

02/03/2011 8 Golongan Penerima Zakat | Mengena…

rumaysho.com/…/3148-8-golongan-pe… 4/7

Page 5: 8 Golongan Penerima Zakat _ Mengenal Ajaran Islam Lebih

5 people liked this.

[22] Majmu’ Al Fatawa, Ibnu Taimiyah, Darul Wafa’, 25/87.

Tambahkan Komentar Baru

Showing 10 of 14 comments

Urutan tampil Subscribe by email Subscribe by RSS

Assalamu'alaikum

Ustadz, bagaimana jika saya sulit menemukan orang untuk diberikan zakat harta di lingkungan rumah lalu saya titipkan zakat

itu pada masjid di lingkungan saya, boleh atau tidak? syukron ustadz

Wa'alaikumus salam

Bisa tahu, alasan kenapa dikatakan sulit?

Insya Allah banyak sekali orang miskin dan tidak mampu di sekitar kita.

Semoga Allah mudahkan.

Assalamu'alaikum

Ustadz, seseorang marbot masjid tertimpa musibah, anaknya perlu operasi yang membutuhkan dana 4 juta. honor tetap dia

sebulan 1 juta, yang menjadi tanggungannya is tri dan satu anak. Apakah orang semacam ini termasuk miskin yang

mendapatkan zakat mal?

Wa'alaikumus salam.

Iya, dia boleh mendapatkan zakat.

Assalamu'alaykum. Kalo harta zakat digunakan utk modal usaha atau pembanguna gedung/fas ilitas umum spt sekolah,

MCK, dsb seperti yg banyak dilakukan oleh lembaga2 zakat pada masa ini boleh ndak?

Spt itu tdk dibolehkan.

Ustadz, bagaimana apabila ada janda tua yang tidak punya pekerjaan namun kehidupannya ditanggung sama keluarga atau

anaknya, apakah termasuk fakir miskin atau tidak ? dan apakah berhak menerima zakat

Hermin Nurhayati 01/15/2011 08:37 AM

Muhammad Abduh Tuasikal 01/15/2011 12:21 PM

Abidin 10/04/2010 12:59 PM

Muhammad Abduh Tuasikal 10/05/2010 11:19 AM

Naruto 09/16/2010 06:34 AM

Muhammad Abduh Tuasikal 09/17/2010 07:41 PM

Abu Daud 09/08/2010 01:50 PM

Muhammad Abduh Tuasikal 09/09/2010 01:46 PM

02/03/2011 8 Golongan Penerima Zakat | Mengena…

rumaysho.com/…/3148-8-golongan-pe… 5/7

Page 6: 8 Golongan Penerima Zakat _ Mengenal Ajaran Islam Lebih

back to top

Kalau ia ditanggung keluarga yg mampu, mk kalau sudah mencukupi kebutuhannya, ia tdk bisa dikategorikan miskin.

Ustat,apakah boleh memberikan zakat mal kepada anak yatim yang fakir/miskin? Mohon penjelasannya,trima kasih

Kalau anak yatim termasuk fakir miskin, mk dibolehkan.

Reactions

adaamprabowo 08/06/2010 05:35 AM

From Twitter via BackType

RT @blogustadz: Ustadz Abduh: 8 Golongan Penerima Zakat http://bit.ly/ahyBmp

banghen 08/06/2010 01:06 AM

From Twitter via BackType One more retweet from mazheelfaruqy

RT @raksakaindra: Ust. Abduh: 8 Golongan Penerima Zakat http://bit.ly/ahyBmp

raksakaindra 08/06/2010 12:28 AM

From Twitter via BackType

Ust. Abduh: 8 Golongan Penerima Zakat http://bit.ly/ahyBmp

blogustadz 08/06/2010 12:28 AM

From Twitter via BackType

Ustadz Abduh: 8 Golongan Penerima Zakat http://bit.ly/ahyBmp

mudha 08/06/2010 12:28 AM

From Twitter via BackType

8 Golongan Penerima Zakat http://bit.ly/ahyBmp #rumaysho.com

blog comments powered by DISQUS

Artikel Terkait:

Adakah Zakat pada Mobil?

Menjual Barang Yang Masih Utangan

Adakah Zakat pada Tanah & Bangunan?

Bolehkah Mendahulukan Puasa Sunnah dari Qodho’ Puasa?

Salah Paham dengan Istilah Amil Zakat

Artikel Lainnya:

Eniybachtiar 09/01/2010 08:45 AM

Muhammad Abduh Tuasikal 09/03/2010 08:24 AM

02/03/2011 8 Golongan Penerima Zakat | Mengena…

rumaysho.com/…/3148-8-golongan-pe… 6/7

Page 7: 8 Golongan Penerima Zakat _ Mengenal Ajaran Islam Lebih

Fatwa, Memakai Celana Panjang dalam Shalat

Perhitungan Zakat Barang Dagangan

Hukum Zakat Fithri dengan Uang

Panduan Zakat Fithri

Memberi Zakat kepada Kerabat

Artikel Sebelumnya:

Panduan Zakat Emas, Perak dan Mata Uang

Syarat-Syarat Zakat

Berikutnya >>

Faedah Ilmu

Kaedah Fiqhiyah (1), Niat Syarat

Seluruh Amal

Niat Syarat Seluruh Amal Karena Niat,

Baik atau...

Beda Hasanah dan Darojah

Seringkali ketika membaca ayat Al

Qur’an atau hadi...

Keutamaan Hajar Aswad dan Rukun

Yamani

Apa saja keistimewaan Hajar Aswad

dan Rukun Yamani...

Pusat Informasi

Download e-book, Makanan yang

Diharamkan

Sebagian kita mungkin belum

memahami apa saja maka...

(Rumaysho) Ayah, Janganlah

Nangis!

Ayah, janganlah nangis! karena

engkau selalu ada ...

Laporan Donasi Buka Puasa

Bersama di Gunung Kidul

Segala puji bagi Allah, Rabb

semesta alam. Shalawa...

Jalan Kebenaran

Hukum Menghadiri Perayaan Maulid

Nabi

Pertanyaan: Bolehkah seseorang

menghadiri perayaa...

Merayakan Maulid Nabi dalam Rangka

Mengagungkan Nabi

Pertanyaan: Apa hukum merayakan

maulid Nabi shall...

Menjadi Umat Terbaik dengan Amar

Ma’ruf Nahi Mungkar

Pembahasan berikut adalah risalah

ringkas dari Abu...

Recent

Popular

Recent Comments

Muhammad Abduh Tuasikal Wallahu a'lam,ayatitu sifatnya umum.

Faedah Tafsir Surat Al Kafirun | Mengenal Ajaran Islam

Lebih Dekat | Rumaysho.Com · 17 hours ago

Linda Althaf alhamdulillah Allah mengingatkanku...

Bagaimana Shalat Jama'ah Bagi Wanita? | Mengenal

Ajaran Islam Lebih Dekat | Rumaysho.Com · 18 hours ago

Muhammad Abduh Tuasikal Syaikh Ibnu Baz danSyaikh Sholeh Al Fauzan katakan bahwa tidk bolehmenjamak shalat jumat dan shalat ashar krn nabishallallahu 'alaihi wa sallam tidk pernah contohkanpadahal dulu pernah terjadi...

Bolehkah Menjamak Dua Shalat Sebelum Safar? | Mengenal

Ajaran Islam Lebih Dekat | Rumaysho.Com · 23 hours ago

Artikel Terbanyak Dibaca

Kebiasaan Tidur Pagi Ternyata Berbahaya

14.08.09

Wanita yang Berpakaian Tapi Telanjang, Sadarlah!

29.07.09

Serial Mudik (1), Tips Persiapan Safar

14.08.10

Kisah Istri Kecanduan Chating

01.08.09

Tanda Malam Lailatul Qadar

29.08.10

Prediksi Kiamat 21-12-2012, Benarkah?

13.10.09

Kiat-kiat Mengisi Waktu Pagi

14.10.09

Amalan Puasa 'Asyura

19.12.09

Konsultasi Terbaru

menyebut Allah dengan istilah yang di at... (1)

by rumaysho

(0)

by arham

manhaj salaf (0)

by haris

hukum bersedekah dg uang riba (1)

by rumaysho

pernikahan terganjal weton (1)

by rumaysho

Najis (1)

by rumaysho

Minum segelas atau sebotol dengan orang ... (1)

by rumaysho

ZAKAT atas tanah (1)

by rumaysho

About Me Hubungi Kami

Hakcipta © 2011 Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat | Rumaysho.Com. Semua Hak Dilindungi.

You are here: Home Hukum Islam Zakat 8 Golongan Penerima Zakat

02/03/2011 8 Golongan Penerima Zakat | Mengena…

rumaysho.com/…/3148-8-golongan-pe… 7/7